SlideShare a Scribd company logo
Soal :

1. Pengertian seismik gravity & seismik magnetik beserta metode dan teknik pengukurannya !

2. Pengertian logging untuk air tanah,sumur minyak & keadaan geologinya !

3. Metode eksplorasi di perminyakan !



   Jawaban :

   1. Seismik gravity adalah :

   Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian

   airtanah(ground    water),kedalaman     serta   karakterisasi   permukaan    batuan    dasar

   (characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah

   permukaan dan aplikasi geoteknik.

   salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada gaya tarik-menarik yang ada antara dua

   massa, dua benda, setiap dua partikel. pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang

   dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang

   perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan.

   Perkembangan di bidang eksplorasi gravitasi telah signifikan dari Galileo ke adaptasi terbaru

   dari sistem navigasi inersia. kesemimbangan torsi ke gravitimeter adalah salah satu saat yang

   paling menarik dalam eksplorasi geofisika,. Gravity meter telah dibuat untuk beroperasi jauh

   di bawah air, di permukaan laut, di udara, dan di lubang bor. keakuratan akhir umumnya

   dibatasi oleh kesalahan dalam data posisi bukan presisi instrumen gravitasi. Pencapaian

   presisi microgal (beberapa bagian per miliar) merupakan salah satu perkembangan teknik

   paling luar biasa. Interpretasi hampir terus kecepatan dengan pengembangan instrumen,

   namun laporan pada metode dan keberhasilan serius ( setidaknya 10 tahun) dalam literatur.
 Seismik magnetik adalah :

                 Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa

   dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh

   lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan.

   Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik

   yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada

   anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral

   maupun vertikal.

             Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap :

   akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan

   atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran

   dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing.

   Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi

   (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan

   menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik.

             Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang

   diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat

   kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas

   magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian

   benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam.

   Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin

   banyak.

             Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval

   antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral

   tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai
anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh

  material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel.

          Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode gravitasi,

  kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya sering

  disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yang

  terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus

  mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi

  hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih

  menunjukkan sifat residual kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi

  terhadap waktu lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui

  darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan

  minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek

  benda-benda arkeologi.



2. Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan

  menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data-

  data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir

  secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran

  tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.

       Loging sumur (well logging) juga dikenal dengan borehole logging adalah cara untuk

         mendapatkan rekaman log yang detail mengenai formasi geologi yang terpenetrasi

         dalam lubang bor. Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari

         lubang bor (geological log), atau dalam pengukuran fisika yang dieroleh dari respon

         piranti instrumen yang di pasang didalam sumur (geohysical log). Well loging dapat
digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, groundwater, mineral,

       environmental and geotechnical.

Industri minyak dan gas merekam properti batuan dan fluida untuk mencari zona hidrokarbon

dalam formasi geologi yang menarik dengan borehole. Prosedur logging terdiri dari

menurunkan “logging tool”pada wireline kedalam sumur minyak atau lubang, untuk

mengukur properti batuan dan fluida pada formasi. Interpretasi dari pengukuran ini

digunakan untuk menentukan letak kedalaman potensial dari zona yang mengandung minyak

dan gas (hydrocarbon). Alat loging dikembangkan selama puluhan tahun untuk mengukur

kelistikan, akustik, radioaktif, elektromagnetik, dan properti lain pada batuan. Logging

biasanya dilakukan dengan menggunakan alat logging yang ditarik keluar dari lubang sumur.

Data direkam dalam bentuk print kertas yang biasa disebut sebagai „Well log‟ dan dikirim ke

kantor dalam bentuk digital. Log sumur merekam pada interval tertentu saat pengeboran pada

lubang sumur dan kedalaman pengeboran berkisar antara 300m sampai 8000m (1000 ft

sampai25000ft)ataulebih.

Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang

ditematkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Wireline terdiri atas outer wire rope

dan inner wire group of wires. Kabel luar memberikan kekuatan untuk menurunkan dan

mengangkat instrumen dan kabel dalam berupa transmisi untuk mengatur peralatan logging

dan untukmentelemetrikan data       uphole    ke   perangkat   perekaman di     permukaan.

Pada tahun 1980an, teknik baru ditemukan, Logging While Drilling (LWD), diperkenalkan

degan menghasilkan informasi tentang sumur. Pada sensor yang terletak diujung kabel

wireline, sensor terintegrasi dengan drill string dan pengukuran dilakuka saat pengeboran.

Ketika melakukan loging sumur setelah drill string dikeluarkan dari sumur. LWD mengukur

parameter geologi didalam sumur yang telah dibor. Karena terdapat dua kabel yang

terkoneksi dengan permukaan, data direkam kebawah dan diangkat kembali ketika drill string
dikeluarkan dalam lubang. Subset kecil dari data pengukuran dapat ditransmisikan ke

permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam wells mud fluid colomn. data

telemetri dari dalam tanah mempunyai bandwidth yang kecil kurang dari 100bit per detik,

sehingga   informasi    dapat   didapat   real   time   dengan    bandwidth    yang    kecil.

Dalam industri perminyakan, log geologi umumnya disebut mud logs, mud loging digunakan

untuk membawa cutting dari batuan yang hancur akibat terkena mata bor (bits), ke

permukaan melalui rotari driling.



Wellsite Geologist atau mudloger, mendiskripsikan cutting, memonitor jejak gas alam

didalam lumpur (mud), didalam operasi rig baik dalam fase peneboran ataupun tidak.

geologist menganalisa cutting yang merambat ke atas dalam lubang bor yang bercampur

dengan lumpur (mud) atau drilling fluid yang terpompa kedalam lubang bor melalui drilling

string/ pipa dan kembali ke permukaan melalui „flow line‟. Cutting kemudian terpisah dari

drilling fluid yang bergerak melewati shale shakers dan tersempel pada interval kedalaman

pengeboran (dideterminasi dengan menggunakan operator, tetapi interval 10′, 20′, 30′ dan 50′

adalah interval yang bisananya digunakan pada penampang yang berbeda dari lubang bor), di

analisis dan didiskripsikan oleh logging geologist pada saat tugas. Tipikal mud log

memperlihatkan formasi gas (unit gas atau ppm), rata rata penetrasi (ROP, dalam unit dari

inverse kecepatan, atau T/L); sempel lithologi didiskripsikan, geologi interpretatif berbasis

ROP, formasi gas/oil cut-stain-flourescense, dan kurva gas termasuk kurva total gas (unit gas

= ppm/1000) dan berat methane, dan informasi tambahan dari wellbore (deviasi survey),

casing shoe depth dan formation top.
 Logging untuk air tanah di bawah pemukaan juga terdiri dari beberapa metode, yaitu :

1. Pengeboran : yaitu dengan melakukan pemboran tanah untuk mengetahui kondisi batuan

   yang berkaitan dengan air tanah. Pengeboran ini terdiri dari :

    (a) Log geologi, yaitu mengumpulkan sampel tanah secara berurutan pada tiap waktu dan

          kedalaman tertentu, sehingga dapat diketahui stratigrafi batuannya.

    (b) Log waktu pengeboran, yaitu mengukur kecepatan pengeboran pada interval waktu

          tertentu dan merupakan data pelengkap dalam kegiatan pengeboran.

2. Pengukuran muka air tanah untuk mengetahui arah aliran air tanah dan pengaruh pemompaan

   di suatu sumur.

3. Logging Geofisika, yaitu dengan memasukkan elektroda arus dalam sumur dan mengukur

   tahanan jenis batuannya. Logging geofisika terdiri dari Logging resistivity dan Logging

   spontaneous potential.

4. Logging radiasi yang disebut pula logging nuklir atau logging radioaktif yaitu penggunaan

   isotop radioaktif untuk menyelidiki kondisi air tanah. Ada 3 tipe logging radiasi, yaitu

   logging gamma-alami, logging gamma-gamma dan logging neutron.

5. Pengukuran suhu air, yaitu dengan mengukur suhu air tanah pada tiap kedalaman sumur.

   Dengan metode ini dapat diketahui kondisi geologi sumur.

6. Logging kapiler, yaitu dengan mengukur diameter sumur pada tiap kedalaman.

7. Logging konduktivitas cairan, yaitu dengan mengukur konduktivitas cairan di dalam sumur

   bor.
3 . Metode eksplorasi minyak :

    Proses pembentukan:

Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut

(terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang

terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di

lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang

membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi

awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan.

Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok.

Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga

batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang

menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini,

paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya

berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan

alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan

cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika

tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.



    Proses Eksplorasi:

Pemetaan            Lineaments,           Lithologic           dan            Geo-botanic

Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi

yang menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan

pemetaan umum (reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral, dimulailah

pemetaan detil. Kedua pemetaan ini membutuhkan kerja validasi lapangan, akan tetapi kerja

pemetaan ini sering lebih mudah jika dibantu foto udara atau citra satelit. Setelah proses
pemetaan, kerja eksplorasi lebih intensif pada metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik,

yang dapat memetakan konstruksi bawah permukaan bumi secara 3-dimensi untuk

menemukan     lokasi   deposit     secara   tepat.   Kemudian   dilakukan   uji     pengeboran.

Sumbangan teknik remote sensing terutama diberikan pada proses pemetaan, yaitu pemetaan

lineaments,   jenis    bebatuan      di     permukaan    bumi    dan    jenis       tetumbuhan.

Eksplorasi minyak dan gas bumi selalu bergantung pada peta permukaan bumi dan peta jenis-

jenis bebatuan serta struktur-struktur yang memberi petunjuk akan kondisi di bawah

permukaan bumi dengan yang cocok untuk terjadinya akumulasi minyak dan gas. Remote

sensing berpotensi dalam penentuan lokasi deposit mineral ini melalui pemetaan lineaments.

Lineaments adalah penampakan garis dalam skala regional sebagai akibat sifat geo-

morfologis seperti alur air, lereng, garis pegunungan, dan sifat menonjol lain yang menampak

dalam bentuk zona-zona patahan. Dengan menggunakan citra satelit gambaran keruangan

alur air misalnya dapat dilihat dalam skala luas, sehingga kemungkinan mencari relasi

keruangan        untuk           lokasi       deposit       mineral         lebih        besar.

Pemetaan lineament walaupun dapat dilakukan secara monoskopik (menggunakan satu citra),

tetapi akan lebih produktif jika digabungkan dengan pemetaan lithologic atau pemetaan unit-

unit bebatuan yang dilakukan secara stereoskopik (yang dapat mendeteksi ketinggian, karena

dilakukan pada dua buah citra stereo). Kalangan ahli geologi meyakini bahwa refleksi

gelombang elektromagnetik pada kisaran 1,6 sampai 2,2 mikrometer (=10-6 meter) atau pada

spektrum pertengahan infra-merah (1,3 •3,0 mikrometer) sangat cocok untuk eksplorasi

mineral dan pemetaan lithologic. Keberhasilan pemetaan ini bergantung pada bentuk

topografi dan karakteristik spektral sebagaimana diamati citra satelit. Untuk kawasan yang

dipenuhi tumbuhan, mesti dilakukan pendekatan geo-botanic, yaitu pengetahuan tentang

hubungan antara jenis tetumbuhan dengan kebutuhan nutrisi serta air pada tanah tempat

tumbuhan ini tumbuh. Dengan demikian distribusi tetumbuhan pun dapat menjadi indikator
dalam   mendeteksi    komposisi    tanah    dan   material   bebatuan    di   bawahnya.

Interpretasi citra dalam menemukan garis-garis patahan geologis memang membutuhkan

keahlian tersendiri. Jika hanya mengandalkan lineaments, maka beberapa riset menunjukkan

cukup banyak perbedaan interpretasi. Karenannya data garis ini dikorelasikan dengan

karakteristik lain yang tertangkap sensor remote sensing, yaitu jenis bebatuan, yang

merupakan cerminan mineralisasi permukaan bumi. Studi tentang jenis bebatuan dan respon

spektral sangat membantu pencarian permukaan di mana deposit mineral tersimpan.
TUGAS EKSPLORASI LANJUT




            OLEH:

   LYDIA VICTORIA NENOBAHAN
          NIM:0906102642




JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN
  FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK
  UNIVERSITAS NUSA CENDANA
           KUPANG
             2012

More Related Content

What's hot

Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode GravitasiEksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Bandung Teknologi Institute
 
Study Kasus Eksplorasi Bijih Besi
Study Kasus Eksplorasi Bijih BesiStudy Kasus Eksplorasi Bijih Besi
Study Kasus Eksplorasi Bijih Besi
fridolin bin stefanus
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisikakeynahkhun
 
177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum
fazar muslim
 
15008054 widya-yunita
15008054 widya-yunita15008054 widya-yunita
15008054 widya-yunita
BMKG
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Sylvester Saragih
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
nyongker29
 
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianMateri eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianmahapatih_51
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
feronika purba
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Eddy Ibrahim
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Wisnu Priyanto
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianIpung Noor
 
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota PadangFasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota PadangPrahara Iqbal
 
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapanMetode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapankusyanto Anto
 
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Kumalagaluh
 

What's hot (20)

Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode GravitasiEksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
Eksplorasi Migas dengan metode Gravitasi
 
7. teti tok_
7. teti tok_7. teti tok_
7. teti tok_
 
Study Kasus Eksplorasi Bijih Besi
Study Kasus Eksplorasi Bijih BesiStudy Kasus Eksplorasi Bijih Besi
Study Kasus Eksplorasi Bijih Besi
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
 
Tahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasiTahapan eksplorasi
Tahapan eksplorasi
 
163 308-1-sm
163 308-1-sm163 308-1-sm
163 308-1-sm
 
177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum
 
15008054 widya-yunita
15008054 widya-yunita15008054 widya-yunita
15008054 widya-yunita
 
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
Tugas makalah teknik eksplorasi tambang peralatan yang digunakan alam eksplor...
 
Teknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi TambangTeknik Eksplorasi Tambang
Teknik Eksplorasi Tambang
 
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galianMateri eksplorasi sumber daya bahan galian
Materi eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
Sni 13 4726-1998 klasifikasi sumberdaya mineral dan cadangan-
 
FISBUM CICI
FISBUM CICIFISBUM CICI
FISBUM CICI
 
Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3Jurnal rekayasa 2_ft_3
Jurnal rekayasa 2_ft_3
 
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_denganPenentuan struktur bawah_permukaan_dengan
Penentuan struktur bawah_permukaan_dengan
 
Hitung cadangan
Hitung cadanganHitung cadangan
Hitung cadangan
 
Eksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galianEksplorasi sumber daya bahan galian
Eksplorasi sumber daya bahan galian
 
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota PadangFasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
Fasies sedimen Kuarter berpotensi likuifaksi Pesisir Kota Padang
 
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapanMetode sampling pada jenis – jenis endapan
Metode sampling pada jenis – jenis endapan
 
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdfLaporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
Laporan 1 Prak Penfor_Kumala Galuh Haiva_024.pdf
 

Similar to Tugas eksplorasi lanjut

Bab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetikBab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetik
Fatahillah Agung
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
febriaanita1
 
Draft laporan
Draft laporanDraft laporan
Draft laporan
Astri Yunita
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
Nurul Amalia
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
YOHANIS SAHABAT
 
Quiz geolistrik
Quiz geolistrikQuiz geolistrik
Quiz geolistrik
Muhammad Faisal Latif
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013UDIN MUHRUDIN
 
Tugas geofisika
Tugas geofisikaTugas geofisika
Tugas geofisika
bumbleblade
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
Sylvester Saragih
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
RanaWiratama3
 
Pendahuluan geokel
Pendahuluan geokelPendahuluan geokel
Pendahuluan geokel
EkaFaisal
 
Data Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah Pesisir
Data Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah PesisirData Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah Pesisir
Data Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah Pesisir
Luhur Moekti Prayogo
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Anisa Aulia Sabilah
 
geofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptxgeofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptx
RendyMuhammad6
 
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdfGEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
ssuser359f45
 
Well Log.pptx
Well Log.pptxWell Log.pptx
Well Log.pptx
antoneta11
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12martoms
 

Similar to Tugas eksplorasi lanjut (20)

Bab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetikBab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetik
 
metode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdfmetode reflaksi.pdf
metode reflaksi.pdf
 
Draft laporan
Draft laporanDraft laporan
Draft laporan
 
Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI  AIR  TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
MATERI 4 HIDROGEOLOGI ; EKSPLORASI AIR TANAH (Manajemen Pertambangan & Ener...
 
Quiz geolistrik
Quiz geolistrikQuiz geolistrik
Quiz geolistrik
 
Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013Bahan mengajar geolistrik 2013
Bahan mengajar geolistrik 2013
 
Tugas geofisika
Tugas geofisikaTugas geofisika
Tugas geofisika
 
Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2Pengantar teknologi mineral 2
Pengantar teknologi mineral 2
 
Gambar 20
Gambar 20Gambar 20
Gambar 20
 
1 pendahuluan
1 pendahuluan1 pendahuluan
1 pendahuluan
 
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisikaMETODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
METODE SEISMIK REFRAKSI dalam kuliah metode geofisika
 
Pendahuluan geokel
Pendahuluan geokelPendahuluan geokel
Pendahuluan geokel
 
Data Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah Pesisir
Data Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah PesisirData Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah Pesisir
Data Terkait Survei Hidrografi untuk Wilayah Pesisir
 
Abstrak seismik
Abstrak seismikAbstrak seismik
Abstrak seismik
 
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
Remote Sensing Technologies & Data Processing Algorithms (Krapivin et al. 2015)
 
geofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptxgeofisikakontemporer.pptx
geofisikakontemporer.pptx
 
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdfGEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
GEOFISIKA EKSPLORASI.pdf
 
Well Log.pptx
Well Log.pptxWell Log.pptx
Well Log.pptx
 
Kelompok 12
Kelompok 12Kelompok 12
Kelompok 12
 

Tugas eksplorasi lanjut

  • 1. Soal : 1. Pengertian seismik gravity & seismik magnetik beserta metode dan teknik pengukurannya ! 2. Pengertian logging untuk air tanah,sumur minyak & keadaan geologinya ! 3. Metode eksplorasi di perminyakan ! Jawaban : 1. Seismik gravity adalah : Metode seismik sering digunakan dalam eksplorasi hidrokarbon, batubara, pencarian airtanah(ground water),kedalaman serta karakterisasi permukaan batuan dasar (characterization bedrock surface), pemetaan patahan dan stratigrafi lainnya dbawah permukaan dan aplikasi geoteknik. salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan pada gaya tarik-menarik yang ada antara dua massa, dua benda, setiap dua partikel. pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Perkembangan di bidang eksplorasi gravitasi telah signifikan dari Galileo ke adaptasi terbaru dari sistem navigasi inersia. kesemimbangan torsi ke gravitimeter adalah salah satu saat yang paling menarik dalam eksplorasi geofisika,. Gravity meter telah dibuat untuk beroperasi jauh di bawah air, di permukaan laut, di udara, dan di lubang bor. keakuratan akhir umumnya dibatasi oleh kesalahan dalam data posisi bukan presisi instrumen gravitasi. Pencapaian presisi microgal (beberapa bagian per miliar) merupakan salah satu perkembangan teknik paling luar biasa. Interpretasi hampir terus kecepatan dengan pengembangan instrumen, namun laporan pada metode dan keberhasilan serius ( setidaknya 10 tahun) dalam literatur.
  • 2.  Seismik magnetik adalah : Dalam metode geomagnetik ini, bumi diyakini sebagai batang magnet raksasa dimana medan magnet utama bumi dihasilkan. Kerak bumi menghasilkan medan magnet jauh lebih kecil daripada medan utama magnet yang dihasilkan bumi secara keseluruhan. Teramatinya medan magnet pada bagian bumi tertentu, biasanya disebut anomali magnetik yang dipengaruhi suseptibilitas batuan tersebut dan remanen magnetiknya. Berdasarkan pada anomali magnetik batuan ini, pendugaan sebaran batuan yang dipetakan baik secara lateral maupun vertikal. Eksplorasi menggunakan metode magnetik, pada dasarnya terdiri atas tiga tahap : akuisisi data lapangan, processing, interpretasi. Setiap tahap terdiri dari beberapa perlakuan atau kegiatan. Pada tahap akuisisi, dilakukan penentuan titik pengamatan dan pengukuran dengan satu atau dua alat. Untuk koreksi data pengukuran dilakukan pada tahap processing. Koreksi pada metode magnetik terdiri atas koreksi harian (diurnal), koreksi topografi (terrain) dan koreksi lainnya. Sedangkan untuk interpretasi dari hasil pengolahan data dengan menggunakan software diperoleh peta anomali magnetik. Metode ini didasarkan pada perbedaan tingkat magnetisasi suatu batuan yang diinduksi oleh medan magnet bumi. Hal ini terjadi sebagai akibat adanya perbedaan sifat kemagnetan suatu material. Kemampuan untuk termagnetisasi tergantung dari suseptibilitas magnetik masing-masing batuan. Harga suseptibilitas ini sangat penting di dalam pencarian benda anomali karena sifat yang khas untuk setiap jenis mineral atau mineral logam. Harganya akan semakin besar bila jumlah kandungan mineral magnetik pada batuan semakin banyak. Pengukuran magnetik dilakukan pada lintasan ukur yang tersedia dengan interval antar titik ukur 10 m dan jarak lintasan 40 m. Batuan dengan kandungan mineral-mineral tertentu dapat dikenali dengan baik dalam eksplorasi geomagnet yang dimunculkan sebagai
  • 3. anomali yang diperoleh merupakan hasil distorsi pada medan magnetik yang diakibatkan oleh material magnetik kerak bumi atau mungkin juga bagian atas mantel. Metode magnetik memiliki kesamaan latar belakang fisika denga metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada teori potensial, sehingga keduanya sering disebut sebagai metode potensial. Namun demikian, ditinjau ari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besaran vektor magnetisasi, sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukkan sifat residual kompleks. Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu lebih besar. Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan batuan mineral serta bisa diterapkan pada pencarian prospek benda-benda arkeologi. 2. Logging adalah teknik untuk mengambil data-data dari formasi dan lubang sumur dengan menggunakan instrumen khusus. Pekerjaan yang dapat dilakukan meliputi pengukuran data- data properti elektrikal (resistivitas dan konduktivitas pada berbagai frekuensi), data nuklir secara aktif dan pasif, ukuran lubang sumur, pengambilan sampel fluida formasi, pengukuran tekanan formasi, pengambilan material formasi (coring) dari dinding sumur, dsb.  Loging sumur (well logging) juga dikenal dengan borehole logging adalah cara untuk mendapatkan rekaman log yang detail mengenai formasi geologi yang terpenetrasi dalam lubang bor. Log dapat berupa pengamatan visual sampel yang diambil dari lubang bor (geological log), atau dalam pengukuran fisika yang dieroleh dari respon piranti instrumen yang di pasang didalam sumur (geohysical log). Well loging dapat
  • 4. digunakan dalam bidang eksplorasi minyak dan gas, groundwater, mineral, environmental and geotechnical. Industri minyak dan gas merekam properti batuan dan fluida untuk mencari zona hidrokarbon dalam formasi geologi yang menarik dengan borehole. Prosedur logging terdiri dari menurunkan “logging tool”pada wireline kedalam sumur minyak atau lubang, untuk mengukur properti batuan dan fluida pada formasi. Interpretasi dari pengukuran ini digunakan untuk menentukan letak kedalaman potensial dari zona yang mengandung minyak dan gas (hydrocarbon). Alat loging dikembangkan selama puluhan tahun untuk mengukur kelistikan, akustik, radioaktif, elektromagnetik, dan properti lain pada batuan. Logging biasanya dilakukan dengan menggunakan alat logging yang ditarik keluar dari lubang sumur. Data direkam dalam bentuk print kertas yang biasa disebut sebagai „Well log‟ dan dikirim ke kantor dalam bentuk digital. Log sumur merekam pada interval tertentu saat pengeboran pada lubang sumur dan kedalaman pengeboran berkisar antara 300m sampai 8000m (1000 ft sampai25000ft)ataulebih. Logging sumur adalah pengukuran dalam lubang sumur menggunakan instrumen yang ditematkan pada ujung kabel wireline dalam lubang bor. Wireline terdiri atas outer wire rope dan inner wire group of wires. Kabel luar memberikan kekuatan untuk menurunkan dan mengangkat instrumen dan kabel dalam berupa transmisi untuk mengatur peralatan logging dan untukmentelemetrikan data uphole ke perangkat perekaman di permukaan. Pada tahun 1980an, teknik baru ditemukan, Logging While Drilling (LWD), diperkenalkan degan menghasilkan informasi tentang sumur. Pada sensor yang terletak diujung kabel wireline, sensor terintegrasi dengan drill string dan pengukuran dilakuka saat pengeboran. Ketika melakukan loging sumur setelah drill string dikeluarkan dari sumur. LWD mengukur parameter geologi didalam sumur yang telah dibor. Karena terdapat dua kabel yang terkoneksi dengan permukaan, data direkam kebawah dan diangkat kembali ketika drill string
  • 5. dikeluarkan dalam lubang. Subset kecil dari data pengukuran dapat ditransmisikan ke permukaan real time menggunakan pressure pulses dalam wells mud fluid colomn. data telemetri dari dalam tanah mempunyai bandwidth yang kecil kurang dari 100bit per detik, sehingga informasi dapat didapat real time dengan bandwidth yang kecil. Dalam industri perminyakan, log geologi umumnya disebut mud logs, mud loging digunakan untuk membawa cutting dari batuan yang hancur akibat terkena mata bor (bits), ke permukaan melalui rotari driling. Wellsite Geologist atau mudloger, mendiskripsikan cutting, memonitor jejak gas alam didalam lumpur (mud), didalam operasi rig baik dalam fase peneboran ataupun tidak. geologist menganalisa cutting yang merambat ke atas dalam lubang bor yang bercampur dengan lumpur (mud) atau drilling fluid yang terpompa kedalam lubang bor melalui drilling string/ pipa dan kembali ke permukaan melalui „flow line‟. Cutting kemudian terpisah dari drilling fluid yang bergerak melewati shale shakers dan tersempel pada interval kedalaman pengeboran (dideterminasi dengan menggunakan operator, tetapi interval 10′, 20′, 30′ dan 50′ adalah interval yang bisananya digunakan pada penampang yang berbeda dari lubang bor), di analisis dan didiskripsikan oleh logging geologist pada saat tugas. Tipikal mud log memperlihatkan formasi gas (unit gas atau ppm), rata rata penetrasi (ROP, dalam unit dari inverse kecepatan, atau T/L); sempel lithologi didiskripsikan, geologi interpretatif berbasis ROP, formasi gas/oil cut-stain-flourescense, dan kurva gas termasuk kurva total gas (unit gas = ppm/1000) dan berat methane, dan informasi tambahan dari wellbore (deviasi survey), casing shoe depth dan formation top.
  • 6.  Logging untuk air tanah di bawah pemukaan juga terdiri dari beberapa metode, yaitu : 1. Pengeboran : yaitu dengan melakukan pemboran tanah untuk mengetahui kondisi batuan yang berkaitan dengan air tanah. Pengeboran ini terdiri dari : (a) Log geologi, yaitu mengumpulkan sampel tanah secara berurutan pada tiap waktu dan kedalaman tertentu, sehingga dapat diketahui stratigrafi batuannya. (b) Log waktu pengeboran, yaitu mengukur kecepatan pengeboran pada interval waktu tertentu dan merupakan data pelengkap dalam kegiatan pengeboran. 2. Pengukuran muka air tanah untuk mengetahui arah aliran air tanah dan pengaruh pemompaan di suatu sumur. 3. Logging Geofisika, yaitu dengan memasukkan elektroda arus dalam sumur dan mengukur tahanan jenis batuannya. Logging geofisika terdiri dari Logging resistivity dan Logging spontaneous potential. 4. Logging radiasi yang disebut pula logging nuklir atau logging radioaktif yaitu penggunaan isotop radioaktif untuk menyelidiki kondisi air tanah. Ada 3 tipe logging radiasi, yaitu logging gamma-alami, logging gamma-gamma dan logging neutron. 5. Pengukuran suhu air, yaitu dengan mengukur suhu air tanah pada tiap kedalaman sumur. Dengan metode ini dapat diketahui kondisi geologi sumur. 6. Logging kapiler, yaitu dengan mengukur diameter sumur pada tiap kedalaman. 7. Logging konduktivitas cairan, yaitu dengan mengukur konduktivitas cairan di dalam sumur bor.
  • 7. 3 . Metode eksplorasi minyak :  Proses pembentukan: Minyak dan gas dihasilkan dari pembusukan organisma, kebanyakannya tumbuhan laut (terutama ganggang dan tumbuhan sejenis) dan juga binatang kecil seperti ikan, yang terkubur dalam lumpur yang berubah menjadi bebatuan. Proses pemanasan dan tekanan di lapisan-lapisan bumi membantu proses terjadinya minyak dan gas bumi. Cairan dan gas yang membusuk berpindah dari lokasi awal dan terperangkap pada struktur tertentu. Lokasi awalnya sendiri telah mengeras, setelah lumpur itu berubah menjadi bebatuan. Minyak dan gas berpindah dari lokasi yang lebih dalam menuju bebatuan yang cocok. Tempat ini biasanya berupa bebatuan-pasir yang berporos (berlubang-lubang kecil) atau juga batu kapur dan patahan yang terbentuk dari aktifitas gunung berapi bisa berpeluang menyimpan minyak. Yang paling penting adalah bebatuan tempat tersimpannya minyak ini, paling tidak bagian atasnya, tertutup lapisan bebatuan kedap. Minyak dan gas ini biasanya berada dalam tekanan dan akan keluar ke permukaan bumi, apakah dikarenakan pergerakan alami sebagian lapisan permukaan bumi atau dengan penetrasi pengeboran. Bila tekanan cukup tinggi, maka minyak dan gas akan keluar ke permukaan dengan sendirinya, tetapi jika tekanan tak cukup maka diperlukan pompa untuk mengeluarkannya.  Proses Eksplorasi: Pemetaan Lineaments, Lithologic dan Geo-botanic Eksplorasi sumber minyak dimulai dengan pencarian karakteristik pada permukaan bumi yang menggambarkan lokasi deposit. Pemetaan kondisi permukaan bumi diawali dengan pemetaan umum (reconnaissance), dan apabila ada indikasi tersimpannya mineral, dimulailah pemetaan detil. Kedua pemetaan ini membutuhkan kerja validasi lapangan, akan tetapi kerja pemetaan ini sering lebih mudah jika dibantu foto udara atau citra satelit. Setelah proses
  • 8. pemetaan, kerja eksplorasi lebih intensif pada metoda-metoda geo-fisika, terutama seismik, yang dapat memetakan konstruksi bawah permukaan bumi secara 3-dimensi untuk menemukan lokasi deposit secara tepat. Kemudian dilakukan uji pengeboran. Sumbangan teknik remote sensing terutama diberikan pada proses pemetaan, yaitu pemetaan lineaments, jenis bebatuan di permukaan bumi dan jenis tetumbuhan. Eksplorasi minyak dan gas bumi selalu bergantung pada peta permukaan bumi dan peta jenis- jenis bebatuan serta struktur-struktur yang memberi petunjuk akan kondisi di bawah permukaan bumi dengan yang cocok untuk terjadinya akumulasi minyak dan gas. Remote sensing berpotensi dalam penentuan lokasi deposit mineral ini melalui pemetaan lineaments. Lineaments adalah penampakan garis dalam skala regional sebagai akibat sifat geo- morfologis seperti alur air, lereng, garis pegunungan, dan sifat menonjol lain yang menampak dalam bentuk zona-zona patahan. Dengan menggunakan citra satelit gambaran keruangan alur air misalnya dapat dilihat dalam skala luas, sehingga kemungkinan mencari relasi keruangan untuk lokasi deposit mineral lebih besar. Pemetaan lineament walaupun dapat dilakukan secara monoskopik (menggunakan satu citra), tetapi akan lebih produktif jika digabungkan dengan pemetaan lithologic atau pemetaan unit- unit bebatuan yang dilakukan secara stereoskopik (yang dapat mendeteksi ketinggian, karena dilakukan pada dua buah citra stereo). Kalangan ahli geologi meyakini bahwa refleksi gelombang elektromagnetik pada kisaran 1,6 sampai 2,2 mikrometer (=10-6 meter) atau pada spektrum pertengahan infra-merah (1,3 •3,0 mikrometer) sangat cocok untuk eksplorasi mineral dan pemetaan lithologic. Keberhasilan pemetaan ini bergantung pada bentuk topografi dan karakteristik spektral sebagaimana diamati citra satelit. Untuk kawasan yang dipenuhi tumbuhan, mesti dilakukan pendekatan geo-botanic, yaitu pengetahuan tentang hubungan antara jenis tetumbuhan dengan kebutuhan nutrisi serta air pada tanah tempat tumbuhan ini tumbuh. Dengan demikian distribusi tetumbuhan pun dapat menjadi indikator
  • 9. dalam mendeteksi komposisi tanah dan material bebatuan di bawahnya. Interpretasi citra dalam menemukan garis-garis patahan geologis memang membutuhkan keahlian tersendiri. Jika hanya mengandalkan lineaments, maka beberapa riset menunjukkan cukup banyak perbedaan interpretasi. Karenannya data garis ini dikorelasikan dengan karakteristik lain yang tertangkap sensor remote sensing, yaitu jenis bebatuan, yang merupakan cerminan mineralisasi permukaan bumi. Studi tentang jenis bebatuan dan respon spektral sangat membantu pencarian permukaan di mana deposit mineral tersimpan.
  • 10. TUGAS EKSPLORASI LANJUT OLEH: LYDIA VICTORIA NENOBAHAN NIM:0906102642 JURUSAN TEKNIK PERTAMBANGAN FAKULTAS SAINS DAN TEKNIK UNIVERSITAS NUSA CENDANA KUPANG 2012