SlideShare a Scribd company logo
1 of 10
MAKALAH
“ PENERAPAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA
DALAM ASPEK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI”
Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pembangunan Pertanian
Semester Ganjil Tahun 2010
Oleh
Raden Bondan Eddyana B
150110080162
PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI
FAKULTAS PERTANIAN
UNIVERSITAS PADJADJARAN
JATINANGOR
BAB I
PENDAHULUAN
Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk menggantungkan hidup pada
sector pertanian sehingga secara langsung sector tersebut telah memiliki peran vital dan potensi
dalam menentukan perkembangan kemajuan negara kita. Sektor pertanian berperan dalam
perekonomian nasional melalui pembentukan Produk DomestikBruto (PDB), perolehan devisa,
penyediaan pangan dan bahan baku industri,pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja
dan peningkatanpendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian
jugamemiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multipliereffect), yaitu
keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi.
Salah satu bukti bahwa pertanian merupakan sector potensi antara lain pada masa krisis,
sektor pertanian terbukti bertahan dan pulih lebih cepat dibanding sektor-sektor lain, sehingga
berperansebagai penyangga pembangunan nasional terutama dalampenyediaan kebutuhan
pangan pokok, perolehan devisa, penyedia lapangankerja, dan penanggulangan kemiskinan.
Kemudian pasca krisis, pembangunan pertanian menunjukkan perkembangan yang signifikan.
Karena sektor pertaniantelah mampu melepaskan diri dari ancaman keterpurukan
yangberkepanjangan, terlepas dari ancaman kontraksi berkelanjutan dan melepaskan diri dari
perangkap spiral pertumbuhan rendah dan berada pada fase percepatan pertumbuhan menuju
pertumbuhanberkelanjutan.Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kebijakan dan pelaksanaan
program pembangunan pertanian pada periode tahun 2000-2004 yangmemfokuskan pada upaya
mengatasi dampak krisis, melalui implementasiPembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis
sebagai Grand Strategypembangunan pertanian.
Pertumbuhan berkelanjutan tidak akan bertahan jika tidak ada sebuah konstruksi
pembangunan sebagai pilar pertumbuhan dan pembangunan tidak akan bisa dimulai ketika
sebuah kebijakan yang melandasinya belum disusun. Kebijakan pembangunan pertanian
bertujuan untuk membentuk struktur pola pembangunan tersebut dalam kurun waktu panjang dan
pendek sehingga peningkatan kehidupan sector pertanian semakin berkembang, tidak seperti saat
ini dimana terutama pelaku sector tersebut berada dalam garis kemiskinan.
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
Upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencapai masyarakat yangberkehidupan
modern, di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia telah menumbuhkan keyakinan
bahwa semua dapat dicapai melalui proses industrialisasi. Strategipembangunan melalui
industrialisasi menjadi paradigma pembangunan yang popular dengan menyejajarkan negara
berkembang dengan negara-negara yang maju danmodern di negara-negara barat (Subejo,2005).
Pola pikirindustrialisasimenyebabkan sektor pertanian menjadi sektor yang hanya
mendapat prioritas kedua. Soetrisno (1999:1-2) mengungkapkan indikator keberhasilan suatu
pembangunan adalah mengecilnya sumbangansektor pertanian pada total pendapatan negara.
Sebaliknya, apabila kontribusi danketergantungan suatu negara pada sektor pertanian masih
tinggi dianggap sebagai negara yangterbelakang.
Industrialisasi diprioritaskan sebagai salah satu upaya penyelesaian yang effektif dalam
mempercepat pembangunan pertanian terutama masalah pangan namun persoalan bidang
pertanian tidak hanya berkait dengankonsumsi dan produksi namun tentang faktor dukung sektor
pertanian yang komprehensif. Ada empat aspek yang menjadi prasyarat melaksanakan
pembangunan pertanian antara lain akses terhadapkepemilikan tanah,akses input dan proses
produksi, akses terhadap pasar dan akses terhadap kebebasan.(Bahari, 1994).
Beberapa masalah mendasar yang masih banyak dihadapi oleh petani dan sector
pertanian di Indonesia adalah masih lemahnya interlinkage antara penyedia input, pasar, industri
pengolahan dan lembaga keuangan dengan para petani (Subejo, 2005).
Dalam sebuah pembangunan peran serta semua pihak sangat menentukan keberhasilan
kebijakan yang akan diterapkan, terutama petani. Pembangunan pertanian akan tidak
menghasilkan sesuatu jika pelaku utama sector tersebut tidak mampu berkembang secara
dinamis. Salah satu upaya penunjang pembangunan tersebut yaitu kebijakan untuk meningkatkan
SDM yang ada. Peningkatan SDM tidak hanya dibatasi peningkatan produktivitas petani namun
juga peningkatankemampuan petani agar dapat lebih berperan dalam proses pembangunan.Satu
hal yang perlu mendapatkan perhatian alam peningkatan SDM adalah rendahnya partisipasi
petani dalam pengambilan keputusan pembangunan pertanian (Subejo,2005).Rendahnya
produktivitas disebabkan ketimpangan dalam pemilikan dan penguasaantanah untuk proses
produksi pertanian.
Pembangunanpertanian perlu didukung oleh upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan
khususnya yang terkait dengan pertanian. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya yang
disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalammerencanakan, memutuskan dan
mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collectiveaction dan networking sehingga
pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandiriansecara ekonomi, ekologi, dan
social (Subejo dan Supriyanto, 2004:2-3).
Dengan memperhatikan pola pemberdayaan masyarakat tani, maka pembangunan yang
dilakukan dapat secara langsung mendorong petani untuk memanfaatkan sumber daya yang
dimilikinya sehingga secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi,
ekonomi, sosial dan ekologi-nya untuk mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi.
BAB III
PEMBAHASAN
Studi Kasus :Keberhasilan Pembangunan Pertanian di Yogyakarta
Indonesia Repelita I (1969-74) membangun perekonomiannya berhasil mengatasi
masalah pangan yang dihadapi dan mencapai swasembada beras tahun 1984.
Keberhasilan pembangunan pertanian di propinsi DIY di samping diluncurkannya
program BIMAS (bimbingan massal) intensifikasi padi (bahkan juga palawija), juga terutama
karena petani memberikan tanggapan sangat positif terhadap program pemerintah ini. Program
Bimas mencakup 5 upaya (Panca Usaha) yaitu: (1) penggunaan bibit unggul, (2) pemupukan
dengan pupuk kimia, (3) pemberantasan hama dan penyakit dengan obat-obatan; (4) pengairan,
dan (5) cara bercocok tanam yang baik dan benar.
Anne Booth dalam buku ”Agricultural Development in Indonesia” (1988) melaporkan bahwa
produksi padi per hektar adalah tertinggi di Indonesia (49,7 kw) yang dapat diterangkan dari
pemupukan tertinggi (urea) 263 kg, dan rasio irigasi lahan yang tinggi (61,4) (tabel 1).
Jelaslah bahwa petani Yogyakarta memang menjadi contoh nasional yang mampu dengan
cepat mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan peningkatan produksi padi secara
menyakinkan, sehingga propinsi ini meskipun luas sawahnya yang beririgasi relatif sempit, dapat
mengatasi masalah pangan penduduknya.Disamping DIY juga Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali,
dan Jawa Barat. Bahkan dibandingkan dengan Jepang dan Taiwan petani Yogyakarta dan Jawa
mampu melipatduakan hasil per hektar padi jauh lebih cepat yaitu 13 tahun, padahal petani
Jepang memerlukan waktu 65 tahun, dan petani Taiwan 32 tahun (tabel 2).
Pembangunan SDM
Berbagaipendapat tentang data-data masyarakat Yogyakarta, terutama perubahan drastis
dari salah satu daerah “termiskin” menjadi salah satu daerah ”termakmur” di Indonesia. Indek
Pembangunan Manusia DIY adalah tertinggi di Indonesia di luar DKI Jakarta. IPM yang baik
menjadi kunci yang dapat menerangkan berbagai kontradiksi tentang masyarakat DIY kurang
disadari. Kualitas manusia atau SDM yang diukur antara lain dari indek harapan hidup, indek
pendidikan, dan indek daya beli, jelas dapat menjadi ukuran keberhasilan atau kegagalan
program-program pembangunan, baik yang datang dari pemerintah maupun yang dikembangkan
masyarakat sendiri. Misalnya program penanggulangan kemiskinan IDT (Inpres Desa
Tertinggal) yang diluncurkan pemerintah tahun 1993 berupa hibah bergulir (revolving grant)
sebesar Rp 20 juta per desa per tahun (diberikan 3 tahun berturut-turut), paling tinggi tingkat
keberhasilannya di DIY (90%), dan Bali (87%), dua propinsi kecil yang lembaga-lembaga
adatnya sangat kuat. Artinya faktor-faktor non-ekonomi telah memberikan sumbangan besar bagi
keberhasilan program ekonomi. Inilah ekonomi kelembagaan (institutional economics) ajaran
ekonomi John R Commons yang lebih menekankan kerjasama (cooperation) dan tindakan
bersama (collective action) dalam pemecahan masalah pertarungan kepentingan-kepentingan
ekonomi (conflict of interest) ketimbang persaingan (competition). Suatu masyarakat kecil
seperti masyarakat Yogyakarta yang ”budaya”nya relatif tinggi termasuk budaya gotong-
royongnya, dapat menciptakan suasana mendukung (conducive) bagi program-program
pembangunan masyarakat terutama program-program penanggulangan kemiskinan.
Dalam masyarakat seperti Yogya dan Bali , sudah terbentuk dan berkembang sistem
pengawasan masyarakat antarmanusia maupun oleh perorangan warga masyarakat terhadap
lembaga-lembaga/instansi-instansi pemerintah dan masyarakat, sehingga lembaga-lembaga
masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan pada
masyarakat. Dari hal tersebut penyimpangan perilaku pejabat pemerintah atau pemimpin-
pemimpin masyarakat juga dapat dibatasi.
Demikian (pembangunan) SDM di DIY berhasil sebagai hasil kebijakan/program
pemerintah dan hasil bekerjanya secara normal/alami lembaga-lembaga masyarakat/adat yang
terkait erat dengan budaya setempat.
BAB IV
KESIMPULAN
Pembangunan merupakan suatu bentuk perwujudan kebijakan yang dilakukan oleh pihak
tertentu, bisa pemerintah dalam maupun luar negeri. Pembangunan dapat dilakukan dalam
berbagai aspek, salah satunya yaitu pertanian.
Sector pertanian merupakan salah satu sector yang memegang peranan penting baik
disadari langsung ataupun tidak. Namun pada kenyataan bahwa perhatian pemerintah terhadap
sector pertanian lebih kecil dibandingkan dengan sector lain sehingga diperlukan sebuah
kebijakan dalam penerapan pembangunan tersebut.
Kebijakan pembangunan yang diterapkan tidak langsung dapat diterima, mengingat
bahwa pelaku utama sector merupakan petani maka diperlukan juga sebuah kebijakan yang
meningkatkan nilai SDM pada daerah tersebu. Pembangunan tanpa disertai pelaku pembangunan
yang dinamis tidak akan menghasilkan perkembangan apapun dan tidak akan bertahan lama
mengingat konsep bahwa pelaku pembangunan yaitu petani sebagian besar pendidikan tidak
terlalu tinggi.
Salah satu daerah yang berhasil diterapkan kebijakan pemerintah yaitu Yogyakarta.
masyarakat seperti Yogya sudah terbentuk dan berkembang sistem pengawasan masyarakat
antarmanusia maupun oleh perorangan warga masyarakat terhadap lembaga-lembaga/instansi-
instansi pemerintah dan masyarakat, sehingga lembaga-lembaga masyarakat cenderung lebih
berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan pada masyarakat.
DAFTAR PUSTAKA
Subejo dan Supriyanto. 2004:2-3. dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan
Pertanian Di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui
http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010.
Subejo.2005. dalam dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian Di
Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui
http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010.
Bahari, 1994. dalam dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian Di
Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui
http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010.
Soetrisno. 1999:1-2. dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan
Pertanian Di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui
http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010.
Mubyarto. 2002. Kemiskinan Dan Ekonomi Rakyat Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas
Gajah Mada. Diakses melalui http://www.ekonomirakyat.org/artikel_1.html. Tanggal
akses 04/10/2010.
Yamada dan Hayami. 1979. Kemiskinan Dan Ekonomi Rakyat Yogyakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://www.ekonomirakyat.org/artikel_1.html.
Tanggal akses 04/10/2010.
Anne. 1988. dalam Kemiskinan Dan Ekonomi Rakyat Yogyakarta. Fakultas Ekonomi
Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://www.ekonomirakyat.org/artikel_1.html.
Tanggal akses 04/10/2010.
KESEJAHTERAAN PETANI

More Related Content

What's hot

Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityRizkiAminAlQadry
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanWarnet Raha
 
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianCut Endang Kurniasih
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaIrmaSetia Gsb
 
Makalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunanMakalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunanputrahalawa
 
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianKebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianJin Kazama
 
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)Herry Mulyadie
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomianvia ultuflia
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...Operator Warnet Vast Raha
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniWarnet Raha
 
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA Repository Ipb
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaJoel mabes
 

What's hot (18)

Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer CommunityEfforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
Efforts to Minimize Poverty of the Central Lombok Sasak Farmer Community
 
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
 
konsep dasar ekonomi pertananian
konsep dasar ekonomi pertananian  konsep dasar ekonomi pertananian
konsep dasar ekonomi pertananian
 
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan PertanianKebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
Kebijakan Pemerintah dalam Pembangunan Pertanian
 
Pembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesiaPembangunan pertanian indonesia
Pembangunan pertanian indonesia
 
Pkn menanggapi artikel
Pkn menanggapi artikelPkn menanggapi artikel
Pkn menanggapi artikel
 
143
143143
143
 
Makalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunanMakalah analisis perencanaan pembangunan
Makalah analisis perencanaan pembangunan
 
Vaisal mulawarman 2012
Vaisal mulawarman 2012Vaisal mulawarman 2012
Vaisal mulawarman 2012
 
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanianKebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
Kebijakan pemerintah dalam pengolahan produksi hasil pertanian
 
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
Pertemuan 1 pendahuluan (penyuluhan pertanian)
 
Fae29 2d
Fae29 2dFae29 2d
Fae29 2d
 
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
10.2 peranan sektor pertanian terhadap perekonomian
 
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...Partisipasi  masyarakat  terhadap  pelestarian  hutan  produksi  pana pana  d...
Partisipasi masyarakat terhadap pelestarian hutan produksi pana pana d...
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Eksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat iniEksistensi pertanian saat ini
Eksistensi pertanian saat ini
 
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
KELEMBANGAN PETANI : PERAN DAN STRATEGI PENGEMBANGAN KAPASITASNYA
 
Kemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesiaKemiskinan di indonesia
Kemiskinan di indonesia
 

Similar to KESEJAHTERAAN PETANI

Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanWarnet Raha
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxghaibgp
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaYusinadia Sekar Sari
 
Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriSyntyaJr
 
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.NandaTika
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaOperator Warnet Vast Raha
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiasarianputra
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaLelys x'Trezz
 
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 20181 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018Be Susantyo
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaTeguh Kristyanto
 
Makalah hukpol agraria ketahanan pangan
Makalah hukpol agraria ketahanan panganMakalah hukpol agraria ketahanan pangan
Makalah hukpol agraria ketahanan pangandianaeureka1
 
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)Lia Kristiana
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahanFebrina Tentaka
 

Similar to KESEJAHTERAAN PETANI (20)

Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunanApakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
Apakah pertanian bertentangan dengan pembangunan
 
BAB I.pdf
BAB I.pdfBAB I.pdf
BAB I.pdf
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptxKelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
Kelompok Peng Ekonomi Kelompok 2.pptx
 
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vmaWeek 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
Week 10 peranan sektor pertanian yusinadia sekar sari 11140023 5 vma
 
Pengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industriPengembangan sektor pertanian dan industri
Pengembangan sektor pertanian dan industri
 
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
Pertumbuhan ekonomi naila tika fix.
 
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesiaMakalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
Makalah peranan pemerintahan sby terhadap pertanian indonesia
 
Subsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian TerpaduSubsidi Pertanian Terpadu
Subsidi Pertanian Terpadu
 
Pembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesiaPembangunan pertanian di indonesia
Pembangunan pertanian di indonesia
 
Makalah_53 Fenomena pertanian dan model pembangunan
Makalah_53 Fenomena pertanian dan model pembangunan Makalah_53 Fenomena pertanian dan model pembangunan
Makalah_53 Fenomena pertanian dan model pembangunan
 
Perekonomian indonesia
Perekonomian indonesiaPerekonomian indonesia
Perekonomian indonesia
 
Kemiskinan
KemiskinanKemiskinan
Kemiskinan
 
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 20181 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
1 integrasi penanggulangan kemiskinan jurnal quantum vol xiv no 26 jul-des 2018
 
Rencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desaRencana pengembangan kawasan desa
Rencana pengembangan kawasan desa
 
Makalah hukpol agraria ketahanan pangan
Makalah hukpol agraria ketahanan panganMakalah hukpol agraria ketahanan pangan
Makalah hukpol agraria ketahanan pangan
 
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
TM 3_Kelembagaan Pertanian (PIP_1)
 
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahantantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
tantangan dan peluang bisnis tanaman buah - buahan
 
Makalah_52 Makalah peledakan penduduk malthus
Makalah_52 Makalah peledakan penduduk malthusMakalah_52 Makalah peledakan penduduk malthus
Makalah_52 Makalah peledakan penduduk malthus
 
KOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIANKOMUNIKASI PERTANIAN
KOMUNIKASI PERTANIAN
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil

Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentBondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Bondan the Planter of Palm Oil
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Bondan the Planter of Palm Oil
 

More from Bondan the Planter of Palm Oil (20)

Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptxStruktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
Struktur Divisi Perkebunan Kelapa Sawit.pptx
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
Ringkasan buku 3 arvin r. mosier, j. keith syers, and john r. freney. agricul...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
Ringkasan buku 2 k. raja and harry f. climate change and global crop producti...
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   5
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 5
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   4
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 4
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   3
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 3
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment   2
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment 2
 
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environmentRingkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
Ringkasan buku 1 k.f. isherwood. fertilizer use and the environment
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah  (bagian 47)
Ringkasan perkuliahan semester 7 kualitas tanah (bagian 47)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 46)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 46)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant  (bagian 45)
Ringkasan perkuliahan semester 7 benih rekalsitrant (bagian 45)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan  (bagian 44)
Ringkasan perkuliahan semester 7 industri perbenihan (bagian 44)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii  (bagian 43)
Ringkasan perkuliahan semester 7 sistem pertanian berkelanjutan ii (bagian 43)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 42)
 
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
Ringkasan perkuliahan semester 7 pasca panen (bagian 41)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
Ringkasan perkuliahan semester 6 biofertilisasi (bagian 40)
 
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
Ringkasan perkuliahan semester 6 teknik media tanam (bagian 39)
 

Recently uploaded

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 

Recently uploaded (20)

TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 

KESEJAHTERAAN PETANI

  • 1. MAKALAH “ PENERAPAN KEBIJAKAN PEMBANGUNAN PERTANIAN DI YOGYAKARTA DALAM ASPEK MENINGKATKAN KESEJAHTERAAN PETANI” Disusun untuk memenuhi mata kuliah Pembangunan Pertanian Semester Ganjil Tahun 2010 Oleh Raden Bondan Eddyana B 150110080162 PROGRAM STUDI AGROTEKNOLOGI FAKULTAS PERTANIAN UNIVERSITAS PADJADJARAN JATINANGOR
  • 2. BAB I PENDAHULUAN Indonesia merupakan negara dengan mayoritas penduduk menggantungkan hidup pada sector pertanian sehingga secara langsung sector tersebut telah memiliki peran vital dan potensi dalam menentukan perkembangan kemajuan negara kita. Sektor pertanian berperan dalam perekonomian nasional melalui pembentukan Produk DomestikBruto (PDB), perolehan devisa, penyediaan pangan dan bahan baku industri,pengentasan kemiskinan, penyedia lapangan kerja dan peningkatanpendapatan masyarakat. Selain kontribusi langsung, sektor pertanian jugamemiliki kontribusi yang tidak langsung berupa efek pengganda (multipliereffect), yaitu keterkaitan input-output antar industri, konsumsi dan investasi. Salah satu bukti bahwa pertanian merupakan sector potensi antara lain pada masa krisis, sektor pertanian terbukti bertahan dan pulih lebih cepat dibanding sektor-sektor lain, sehingga berperansebagai penyangga pembangunan nasional terutama dalampenyediaan kebutuhan pangan pokok, perolehan devisa, penyedia lapangankerja, dan penanggulangan kemiskinan. Kemudian pasca krisis, pembangunan pertanian menunjukkan perkembangan yang signifikan. Karena sektor pertaniantelah mampu melepaskan diri dari ancaman keterpurukan yangberkepanjangan, terlepas dari ancaman kontraksi berkelanjutan dan melepaskan diri dari perangkap spiral pertumbuhan rendah dan berada pada fase percepatan pertumbuhan menuju pertumbuhanberkelanjutan.Keberhasilan tersebut tidak lepas dari kebijakan dan pelaksanaan program pembangunan pertanian pada periode tahun 2000-2004 yangmemfokuskan pada upaya mengatasi dampak krisis, melalui implementasiPembangunan Sistem dan Usaha Agribisnis sebagai Grand Strategypembangunan pertanian. Pertumbuhan berkelanjutan tidak akan bertahan jika tidak ada sebuah konstruksi pembangunan sebagai pilar pertumbuhan dan pembangunan tidak akan bisa dimulai ketika sebuah kebijakan yang melandasinya belum disusun. Kebijakan pembangunan pertanian bertujuan untuk membentuk struktur pola pembangunan tersebut dalam kurun waktu panjang dan pendek sehingga peningkatan kehidupan sector pertanian semakin berkembang, tidak seperti saat ini dimana terutama pelaku sector tersebut berada dalam garis kemiskinan.
  • 3. BAB II TINJAUAN PUSTAKA Upaya meningkatkan kesejahteraan rakyat dan mencapai masyarakat yangberkehidupan modern, di berbagai negara berkembang termasuk di Indonesia telah menumbuhkan keyakinan bahwa semua dapat dicapai melalui proses industrialisasi. Strategipembangunan melalui industrialisasi menjadi paradigma pembangunan yang popular dengan menyejajarkan negara berkembang dengan negara-negara yang maju danmodern di negara-negara barat (Subejo,2005). Pola pikirindustrialisasimenyebabkan sektor pertanian menjadi sektor yang hanya mendapat prioritas kedua. Soetrisno (1999:1-2) mengungkapkan indikator keberhasilan suatu pembangunan adalah mengecilnya sumbangansektor pertanian pada total pendapatan negara. Sebaliknya, apabila kontribusi danketergantungan suatu negara pada sektor pertanian masih tinggi dianggap sebagai negara yangterbelakang. Industrialisasi diprioritaskan sebagai salah satu upaya penyelesaian yang effektif dalam mempercepat pembangunan pertanian terutama masalah pangan namun persoalan bidang pertanian tidak hanya berkait dengankonsumsi dan produksi namun tentang faktor dukung sektor pertanian yang komprehensif. Ada empat aspek yang menjadi prasyarat melaksanakan pembangunan pertanian antara lain akses terhadapkepemilikan tanah,akses input dan proses produksi, akses terhadap pasar dan akses terhadap kebebasan.(Bahari, 1994). Beberapa masalah mendasar yang masih banyak dihadapi oleh petani dan sector pertanian di Indonesia adalah masih lemahnya interlinkage antara penyedia input, pasar, industri pengolahan dan lembaga keuangan dengan para petani (Subejo, 2005). Dalam sebuah pembangunan peran serta semua pihak sangat menentukan keberhasilan kebijakan yang akan diterapkan, terutama petani. Pembangunan pertanian akan tidak menghasilkan sesuatu jika pelaku utama sector tersebut tidak mampu berkembang secara dinamis. Salah satu upaya penunjang pembangunan tersebut yaitu kebijakan untuk meningkatkan SDM yang ada. Peningkatan SDM tidak hanya dibatasi peningkatan produktivitas petani namun juga peningkatankemampuan petani agar dapat lebih berperan dalam proses pembangunan.Satu hal yang perlu mendapatkan perhatian alam peningkatan SDM adalah rendahnya partisipasi petani dalam pengambilan keputusan pembangunan pertanian (Subejo,2005).Rendahnya
  • 4. produktivitas disebabkan ketimpangan dalam pemilikan dan penguasaantanah untuk proses produksi pertanian. Pembangunanpertanian perlu didukung oleh upaya pemberdayaan masyarakat pedesaan khususnya yang terkait dengan pertanian. Pemberdayaan masyarakat merupakan upaya yang disengaja untuk memfasilitasi masyarakat lokal dalammerencanakan, memutuskan dan mengelola sumberdaya lokal yang dimiliki melalui collectiveaction dan networking sehingga pada akhirnya mereka memiliki kemampuan dan kemandiriansecara ekonomi, ekologi, dan social (Subejo dan Supriyanto, 2004:2-3). Dengan memperhatikan pola pemberdayaan masyarakat tani, maka pembangunan yang dilakukan dapat secara langsung mendorong petani untuk memanfaatkan sumber daya yang dimilikinya sehingga secara optimal serta terlibat secara penuh dalam mekanisme produksi, ekonomi, sosial dan ekologi-nya untuk mencapai derajat kesejahteraan yang lebih tinggi.
  • 5. BAB III PEMBAHASAN Studi Kasus :Keberhasilan Pembangunan Pertanian di Yogyakarta Indonesia Repelita I (1969-74) membangun perekonomiannya berhasil mengatasi masalah pangan yang dihadapi dan mencapai swasembada beras tahun 1984. Keberhasilan pembangunan pertanian di propinsi DIY di samping diluncurkannya program BIMAS (bimbingan massal) intensifikasi padi (bahkan juga palawija), juga terutama karena petani memberikan tanggapan sangat positif terhadap program pemerintah ini. Program Bimas mencakup 5 upaya (Panca Usaha) yaitu: (1) penggunaan bibit unggul, (2) pemupukan dengan pupuk kimia, (3) pemberantasan hama dan penyakit dengan obat-obatan; (4) pengairan, dan (5) cara bercocok tanam yang baik dan benar. Anne Booth dalam buku ”Agricultural Development in Indonesia” (1988) melaporkan bahwa produksi padi per hektar adalah tertinggi di Indonesia (49,7 kw) yang dapat diterangkan dari pemupukan tertinggi (urea) 263 kg, dan rasio irigasi lahan yang tinggi (61,4) (tabel 1).
  • 6. Jelaslah bahwa petani Yogyakarta memang menjadi contoh nasional yang mampu dengan cepat mengadopsi teknologi baru yang memungkinkan peningkatan produksi padi secara menyakinkan, sehingga propinsi ini meskipun luas sawahnya yang beririgasi relatif sempit, dapat mengatasi masalah pangan penduduknya.Disamping DIY juga Jawa Timur, Jawa Tengah, Bali, dan Jawa Barat. Bahkan dibandingkan dengan Jepang dan Taiwan petani Yogyakarta dan Jawa mampu melipatduakan hasil per hektar padi jauh lebih cepat yaitu 13 tahun, padahal petani Jepang memerlukan waktu 65 tahun, dan petani Taiwan 32 tahun (tabel 2). Pembangunan SDM Berbagaipendapat tentang data-data masyarakat Yogyakarta, terutama perubahan drastis dari salah satu daerah “termiskin” menjadi salah satu daerah ”termakmur” di Indonesia. Indek Pembangunan Manusia DIY adalah tertinggi di Indonesia di luar DKI Jakarta. IPM yang baik menjadi kunci yang dapat menerangkan berbagai kontradiksi tentang masyarakat DIY kurang disadari. Kualitas manusia atau SDM yang diukur antara lain dari indek harapan hidup, indek pendidikan, dan indek daya beli, jelas dapat menjadi ukuran keberhasilan atau kegagalan program-program pembangunan, baik yang datang dari pemerintah maupun yang dikembangkan
  • 7. masyarakat sendiri. Misalnya program penanggulangan kemiskinan IDT (Inpres Desa Tertinggal) yang diluncurkan pemerintah tahun 1993 berupa hibah bergulir (revolving grant) sebesar Rp 20 juta per desa per tahun (diberikan 3 tahun berturut-turut), paling tinggi tingkat keberhasilannya di DIY (90%), dan Bali (87%), dua propinsi kecil yang lembaga-lembaga adatnya sangat kuat. Artinya faktor-faktor non-ekonomi telah memberikan sumbangan besar bagi keberhasilan program ekonomi. Inilah ekonomi kelembagaan (institutional economics) ajaran ekonomi John R Commons yang lebih menekankan kerjasama (cooperation) dan tindakan bersama (collective action) dalam pemecahan masalah pertarungan kepentingan-kepentingan ekonomi (conflict of interest) ketimbang persaingan (competition). Suatu masyarakat kecil seperti masyarakat Yogyakarta yang ”budaya”nya relatif tinggi termasuk budaya gotong- royongnya, dapat menciptakan suasana mendukung (conducive) bagi program-program pembangunan masyarakat terutama program-program penanggulangan kemiskinan. Dalam masyarakat seperti Yogya dan Bali , sudah terbentuk dan berkembang sistem pengawasan masyarakat antarmanusia maupun oleh perorangan warga masyarakat terhadap lembaga-lembaga/instansi-instansi pemerintah dan masyarakat, sehingga lembaga-lembaga masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan pada masyarakat. Dari hal tersebut penyimpangan perilaku pejabat pemerintah atau pemimpin- pemimpin masyarakat juga dapat dibatasi. Demikian (pembangunan) SDM di DIY berhasil sebagai hasil kebijakan/program pemerintah dan hasil bekerjanya secara normal/alami lembaga-lembaga masyarakat/adat yang terkait erat dengan budaya setempat.
  • 8. BAB IV KESIMPULAN Pembangunan merupakan suatu bentuk perwujudan kebijakan yang dilakukan oleh pihak tertentu, bisa pemerintah dalam maupun luar negeri. Pembangunan dapat dilakukan dalam berbagai aspek, salah satunya yaitu pertanian. Sector pertanian merupakan salah satu sector yang memegang peranan penting baik disadari langsung ataupun tidak. Namun pada kenyataan bahwa perhatian pemerintah terhadap sector pertanian lebih kecil dibandingkan dengan sector lain sehingga diperlukan sebuah kebijakan dalam penerapan pembangunan tersebut. Kebijakan pembangunan yang diterapkan tidak langsung dapat diterima, mengingat bahwa pelaku utama sector merupakan petani maka diperlukan juga sebuah kebijakan yang meningkatkan nilai SDM pada daerah tersebu. Pembangunan tanpa disertai pelaku pembangunan yang dinamis tidak akan menghasilkan perkembangan apapun dan tidak akan bertahan lama mengingat konsep bahwa pelaku pembangunan yaitu petani sebagian besar pendidikan tidak terlalu tinggi. Salah satu daerah yang berhasil diterapkan kebijakan pemerintah yaitu Yogyakarta. masyarakat seperti Yogya sudah terbentuk dan berkembang sistem pengawasan masyarakat antarmanusia maupun oleh perorangan warga masyarakat terhadap lembaga-lembaga/instansi- instansi pemerintah dan masyarakat, sehingga lembaga-lembaga masyarakat cenderung lebih berhati-hati dalam melaksanakan pekerjaan pelayanan pada masyarakat.
  • 9. DAFTAR PUSTAKA Subejo dan Supriyanto. 2004:2-3. dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian Di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010. Subejo.2005. dalam dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian Di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010. Bahari, 1994. dalam dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian Di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010. Soetrisno. 1999:1-2. dalam Globalisasi Dan Isu-Isu Strategis Dalam Pembangunan Pertanian Di Indonesia. Fakultas Pertanian Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://subejo.staff.ugm.ac.id/wp-content/sorem-2005.pdf. Tanggal akses 01/10/2010. Mubyarto. 2002. Kemiskinan Dan Ekonomi Rakyat Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://www.ekonomirakyat.org/artikel_1.html. Tanggal akses 04/10/2010. Yamada dan Hayami. 1979. Kemiskinan Dan Ekonomi Rakyat Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://www.ekonomirakyat.org/artikel_1.html. Tanggal akses 04/10/2010. Anne. 1988. dalam Kemiskinan Dan Ekonomi Rakyat Yogyakarta. Fakultas Ekonomi Universitas Gajah Mada. Diakses melalui http://www.ekonomirakyat.org/artikel_1.html. Tanggal akses 04/10/2010.