2. Indonesia adalah negara kepulauan yang memiliki
daratan yang sangat luas sehingga mata
pencaharian penduduk sebagian besar adalah pada
sektor pertanian.
3. Empat bentuk kontribusinya terhadap pertumbuhan
dan pembangunan ekonomi nasional
• ekspansi dari sektor-sektor ekonomi lainnya sangat
tergantung pada pertumbuhan output di bidang pertanian,
baik dari sisi permintaan maupun penawaran sebagai
sumber bahan bakubagi keperluan produksi di sektor-
sektor lain seperti industri manufaktur dan perdagangan.
• - Pertanian berperan sebagai sumber penting bagi
pertumbuhan permintaan domestik bagi produk-produk
dari sektor-sektor lainnya.
• - Sebagai suatu sumber modal untuk investasi di sektor-
sektor ekonomi lainnya.
• - Sebagai sumber penting bagi surplus perdagangan
(sumber devisa)
4. Kontibusi terhadap kesempatan
kerja
• Di suatu Negara besar seperti Indonesia, di mana ekonomi
dalam negerinya masih di dominasi oleh ekonomi
pedesaan sebagian besar dari jumlah penduduknya atau
jumlah tenaga kerjanya bekerja di pertanian. Di Indonesia
daya serap sektor tersebut pada tahun 2000 mencapai 40,7
juta lebih. Jauh lebih besar dari sector manufaktur. Ini
berarti sektor pertanian merupakan sektor dengan
penyerapan tenaga kerja yang tinggi.
5. Kontribusi devisa
• Pertanian juga mempunyai kontribusi yang besar terhadap
peningkatan devisa, yaitu lewat peningkatan ekspor dan
atau pengurangan tingkat ketergantungan Negara tersebut
terhadap impor atas komoditi pertanian. Komoditas ekspor
pertanian Indonesia cukup bervariasi mulai dari getah
karet, kopi, udang, rempah-rempah, mutiara, hingga
berbagai macam sayur dan buah.
6. Kontribusi terhadap produktivitas
• Banyak orang memperkirakan bahwa dengan laju
pertumbuhan penduduk di dunia yang tetap tinggi setiap
tahun, sementara lahan-lahan yang tersedia untuk
kegiatan-kegiatan pertanian semakin sempit, maka pada
suatu saat dunia akan mengalami krisis pangan
(kekurangan stok), seperti juga diprediksi oleh teori
Malthus. Namun keterbatasan stok pangan bisa
diakibatkan oleh dua hal: karena volume produksi yang
rendah ( yang disebabkan oleh faktor cuaca atau lainnya),
sementara permintaan besar karena jumlah penduduk
dunia bertambah terus atau akibat distribusi yang tidak
merata ke sluruh dunia.
7. Mungkin sudah merupakan evolusi alamiah seiring
dnegan proses industrialisasi dimana pangsa output
agregat (PDB) dari pertanian relatif menurun,
sedangkan dari industri manufaktur dan sektor-sektor
skunder lainnya, dan sektor tersier meningkat.
Perubahan struktur ekonomi seperti ini juga terjadi
di indonesia. Penurunan kontribusi output dari
pertanian terhadap pembentukan PDB bukan berarti
bahwa volume produksi berkurang (pertumbuhan
negatif). Tetapi laju pertumbuhan outputnya lebih
lambat dibandingkan laju pertumbuhan output di
sektor-sektor lain.
8. Bukan hanya dialami oleh indinesia tetapi secara
umum ketergantungan negara agraris terhadap impor
pangan semakin besar, jika dibandingkan dengan 10
atau 20 tahun yang lalu, misalnya dalam hal beras.
Setiap tahun indonesia harus mengimpor beras lebih
dari 2 juta ton. Argumen yang sering digunakan
pemerintah untuk membenarkan kebijakan m-nya
adalah bahwa M beras merupakan suatu kewajiban
pemerintah yang tak bisa dihindari, karena ini bukan
semata-mata hanya menyangkut pemberian makanan
bagi penduduk, tapi juga menyangkut stabilitas
nasional (ekonomi, politik, dan sosial).
9. Kemampuan indonesia meningkatkan produksi pertanian untuk
swasembada dalam penyediaan pangan sangat ditentukan oleh banyak
faktor eksternal maupun internal. Satu-satunya faktor eksternal yang tidak
bisa dipengaruhi oleh manusia adalah iklim, walaupun dengan kemajuan
teknologi saat ini pengaruh negatif dari cuaca buruk terhadap produksi
pertanian bisa diminimalisir. Dalam penelitian empiris, factor iklim
biasanya dilihat dalam bentuk banyaknya curah hujan (millimeter). Curah
hujan mempengaruhi pola produksi, pola panen, dan proses pertumbuhan
tanaman. Sedangkan factor-faktor internal, dalam arti bisa dipengaruhi
oleh manusia, di antaranya yang penting adalah lusa lahan, bibit, berbagai
macam pupuk (seperti urea, TSP, dan KCL), pestisida, ketersediaan dan
kualitas infrastruktur, termasuk irigasi, jumlah dan kualitas tenaga kerja
(SDM), K, dan T. Kombinasi dari faktor-faktor tersebut dalam tingkat
keterkaitan yang optimal akan menentukan tingkat produktivitas lahan
(jumlah produksi per hektar) maupun manusia (jumlah produk per
L/petani). Saat iniindonesia, terutama pada sektor pertanian (beras) belum
mencukupi kebutuhan dalam negeri. Ini berarti indonesia harus
meningkatkan daya saing dan kapasitas produksi untuk menigkatkan
produktivitas pertanian.