Dokumen tersebut membahas tentang hubungan antara pembangunan sektor pertanian dengan ketahanan pangan nasional di Indonesia. Beberapa faktor yang mempengaruhi pembangunan sektor pertanian antara lain kondisi geografi, demografi, sumber daya alam, ideologi, politik, ekonomi, sosial budaya, dan pertahanan keamanan. Ketahanan pangan nasional tergantung pada ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan yang memadai.
1. APAKAH PERTANIAN BERTENTANGAN DENGAN PEMBANGUNAN
a. Kondisi Geografis Indonesia yang terdiri dari ribuan pulau baik besar dan kecil dengan
wilayah daratan dan lautan yang sangat luas serta posisi silang Indonesia yang sangat strategis
membawa implikasi adanya kandungan sumber kekayaan alam yang berlimpah dan beraneka
ragam yang tersebar di seluruh wilayah nusantara. Dengan melihat kondisi lingkungan geografis
Indonesia serta sebagian besar mata pencaharian utama masyarakat Indonesia yang sebagai
petani, sudah barang tentu hal tersebut menjadikan sektor pertanian sebagai sektor penting dalam
struktur perekonomian Indonesia. Seiring dengan berkembangnya perekonomian bangsa yang
mencanangkan masa depan Indonesia menuju era industrialisasi tentunya tetap dipertimbangkan
pula untuk memperkuat sektor pertanian.
Pernyataan PBB yang baru-baru ini menyatakan bahwa setengah dari penduduk Indonesia adalah
masyarakat miskin dengan penghasilan kurang dari US$ 2 per hari, Kwik Kian Gie mengatakan
bahwa hal tersebut disebabkan karena adanya kekeliruan dalam arah pembangunan negara
Indonesia.[1] Beliau berpendapat bahwa pengelolaan seluruh sektor yang ada pada saat ini belum
dapat memberikan kemakmuran bagi rakyat Indonesia, salah satu contoh pengelolaan sumber
daya pertanian yang belum dimafaatkan secara optimal untuk kesejahteraan rakyat Indonesia dan
sumber daya hutan serta kelautan yang masih banyak diserap dan dimanfaatkan oleh masyarakat
luar negeri.
Selain itu pertumbuhan penduduk yang semakin besar dan terus meningkat yang diperkirakan
mencapai 240 juta orang, tentunya hal tersebut sangat mempengaruhi ketersediaan pangan serta
merupakan permasalahan didalam memenuhi kebutuhan masyarakat Indonesia. Kepemilikan aset
para petani yang semakin minim juga keberadaan sawah sebagai sumber penghasilan Petani yang
makin berkurang karena tersaingi oleh kepentingan pembangunan yang terus meningkat apabila
tidak segera ditangani dengan kebijakan yang tepat maka akan menjadi masalah pembangunan
sektor pertanian.
Sektor pertanian merupakan pilar utama pembangunan perekonomian Indonesia dikarenakan
hampir seluruh kegiatan perekonomian Indonesia berpusat pada sektor tersebut. Untuk mencapai
keberhasilan peningkatan pembangunan sektor pertanian diperlukan adanya kerjasama antara
berbagai kalangan yang berkecimpung langsung dibidang pertanian baik itu dari pelaku
pertanian dalam hal ini petani, pemerintah, lembaga peneliti, ilmuwan, innovator, kalangan
akademik maupun pihak swasta sebagai kalangan industry, dengan demikian diharapkan dengan
hal tersebut dapat memecahkan masalah kebuntuan terhadap masalah pertanian yang dihadapi
sehingga pada akhirnya dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Berdasarkan latar belakang masalah tersebut, maka penulis akan membuktikan keterkaitan antara
pembangunan sektor pertanian dengan Ketahanan Pangan Nasional. Mengingat permasalahan
tersebut diatas, maka penulis tertarik untuk mengkajinya dalam essay yang berjudul :”
Pembangunan Sektor Pertanian Dapat Meningkatkan Ketahahan Pangan Nasional ”
2. b. Dalam rencana kerja pemerintah (RKP) tahun 2012, ketahanan pangan merupakan salah
satu prioritas bagi Pemerintah[2], oleh karena itu sektor pangan sangat berkontribusi besar
terhadap sektor pertanian. Namun dengan melihat masalah yang ada pada saat ini ternyata sektor
pertanian sudah tidak lagi menjanjikan. Dalam penyediaan lapangan kerja di Indonesia,
sebenarnya sektor pertanian mempunyai kontribusi sangat besar dan terbesar di antara sektor-
sektor yang ada, namun dari data BPS dalam waktu 10 tahun terakhir dimana telah terjadi alih
fungsi lahan sawah seluas 80.000 ha per tahun menjadi lahan industri dan perumahan, sehingga
hal tersebut menyebabkan berkurangnya sumber daya manusia petani.
Lemahnya akses modal petani untuk pertanian serta kurangnya peran lembaga pendukung sektor
pertanian juga menjadi ancaman yang nyata pada produktifitas pertanian. Apabila hal tersebut
dibiarkan begitu saja niscaya Indonesia lambat laun akan mengalami krisis pangan yang
merupakan bentuk terburuk krisis agraria. Krisis ini tentunya tidak hanya berimbas pada
kehidupan kaum tani sebagai kalangan yang paling menggantungkan hidupnya pada sokongan
sumber-sumber pertanian tetapi juga akan menimpa seluruh rakyat Indonesia. Selain itu
perusakan lingkungan dan pembangunan yang tidak berwawasan lingkungan juga merupakan
ancaman kasat mata yang tidak bisa dipungkiri akan mempengaruhi ketahanan pangan nasional.
c. Dari latar belakang masalah serta pengidentifikasian masalah terkait dengan
pembangunan sektor pertanian terdapat beberapa pokok permasalahan yang dapat menghambat
peningkatan ketahanan pangan nasional, antara lain sebagai berikut :
1) Menurunnya jumlah SDM Petani serta rendahnya kualitas SDM petani dalam hal
informasi dan teknologi pertanian.
2) Lemahnya akses modal yang didapat petani untuk mengembangkan usaha pertanian
3) Berkurangnya lahan pertanian akibat adanya alih lahan untuk pengembangan Industri
dan pertanian
4) Dan masih kurangnya peran lembaga penunjang atau pendukung sektor pertanian.
2. Pembahasan
a. Sektor Pertanian Indonesia
Pertanian adalah kegiatan pemanfaatan sumber daya hayati yang dilakukan manusia untuk
menghasilkan bahan pangan, bahan baku industri, atau sumber energi, serta untuk mengelola
lingkungan hidupnya [3]. Pertanian dalam pengertian yang luas mencakup semua kegiatan yang
melibatkan pemanfaatan makhluk hidup ( termasuk tanaman, hewan, dan mikrobia ) untuk
kepentingan manusia, sedangkan dalam arti sempit, pertanian juga diartikan sebagai kegiatan
pemanfaatan sebidang lahan untuk membudidayakan jenis tanaman tertentu.
Sektor pertanian di Indonesia merupakan tulang punggung dari perekonomian dan
pembangunan nasional, hal tersebut dapat dilihat dalam pembentukan PDB, penerimaan devisa,
penyerapan tenaga kerja, penyediaan pangan, dan penyediaan bahan baku industri. Sektor
pertanian juga berperan dalam memeratakan pembangunan melalui upaya pengentasan
3. kemiskinan dan perbaikan pendapatan masyarakat. Selain itu, sektor pertanian juga telah menjadi
salah satu pembentuk budaya bangsa dan penyeimbang ekosistem.
Dengan memperhatikan aspek kehidupan bangsa (astagatra), maka terdapat banyak sekali
peluang dan kendala didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian antara lain ;
1) Geografi.
Ditinjau dari segi geografi Indonesia, pertanian merupakan sistem keruangan yang terdiri dari
aspek fisik dan aspek manusia. Aspek fisik antara lain meliputi lahan, iklim, air, dan udara.
Adapun aspek manusia meliputi tenaga kerja, tradisi kehidupan, teknologi, dan ekonomi
masyarakat. Analisis hubungan antara aspek fisik dan manusia tersebut dalam studi geografi
sangat bermanfaat untuk menyusun diversifikasi tanaman pada lahan pertanian. Namun disisi
lain perbedaan kondisi geografi tiap daerah merupakan kendala untuk memeratakan
pembangunan sektor pertanian.
2) Demografi
Kurang lebih 240 juta jiwa penduduk Indonesia saat ini, yang disertai dengan pertumbuhan
penduduk yang begitu pesat tentunya hal tersebut akan memperberat tekanan pada lahan,
pengangguran, dan ketersediaan pangan serta akan memicu kemiskinan. Jika pertumbuhan
penduduk tidak terkontrol, Indonesia akan menghadapi masalah penyediaan pangan dan
pemeliharaan gizi masyarakat. Karena semakin tahun pertumbuhan penduduk meningkat maka
akan berdampak pula pada permintaan pangan yang juga akan semakin meningkat. Selama ini
sektor pertanian memang telah banyak menyerap tenaga kerja yang begitu besar, namun disisi
lain apabila pertumbuhan penduduk yang terus meningkat tersebut tidak di kontrol dan diawasi
hal tersebut juga akan menyebabkan masalah yang serius bagi pemenuhan kebutuhan pangan.
3) Sumber Kekayaan Alam
Sumber kekayaan alam yang berlimpah khususnya yang terkait dengan sektor pertanian seperti;
lahan, pengairan, iklim dan aneka ragam tanaman pertanian apabila dimanfaatkan secara baik
dan maksimal maka merupakan potensi yang sangat besar didalam pembangunan sektor
pertanian. Namun disisi lain eksplorasi yang berlebihan tanpa memperhatikan kearifan lokal dan
lingkungan hal tersebut akan menyebabkan berkurang dan rusaknya sumber kekayaan alam yang
dimiliki sehingga akan menghambat pembangunan sektor pertanian.
4) Ideologi
Sistem ekonomi yang mengacu pada Pancasila yaitu Sistem Ekonomi Pancasila yang merupakan
sistem ekonomi pasar yang memihak pada upaya-upaya pewujudan keadilan sosial bagi seluruh
rakyat Indonesia. Asas Pancasila yang utuh serta memadukan ke-5 sila Pancasila lebih tegas
mengarahkan kebijakan yang memihak pada pengembangan pertanian rakyat. Pertanian yang
mengacu atau berperspektif Pancasila pasti memihak pada kebijakan yang mengarah secara
kongkrit pada program pembangunan pertanian dan peningkatan kesejahteraan petani.
4. 5) Politik
Dalam bidang politik tampak sekali kebijakan politik pemerintah terhadap sektor pertanian
belum sepenuhnya memihak kepada petani dan masyarakat, sehingga masih banyak petani yang
hidup dalam kemiskinan. Sebagai contoh belum adanya undang-undang Perlindungan Petani
serta impor produk pertanian dan pangan yang terus melaju hal tersebut tentunya akan menjadi
permasalahan didalam mewujudkan ketahanan pangan.
6) Ekonomi
Tantangan perekonomian di era globalisasi ini adalah mensejahterakan penduduk Indonesia.
Dengan jumlah penduduk yang sangat besar yang saat ini mencapai kurang lebih 240 juta jiwa
yang tersebar dari Sabang sampai Merauke, tentunya hal ini menjadi pertimbangan utama
pemerintah baik pusat maupun daerah, sehingga arah perekonomian Indonesia masa saat ini
dibangun untuk memenuhi kebutuhan pangan rakyatnya. Berdasarkan pertimbangan tersebut,
maka sektor pertanian menjadi sektor penting dalam struktur perekonomian Indonesia. Namun
seiring dengan dicanangkannya masa depan Indonesia menuju era industrialisasi maka tentunya
hal tersebut harus tetap mempertimbangkan sektor pertanian agar tidak berdampak pada
kerawanan pangan.
7) Sosial Budaya
Dalam bidang sosial budaya, peralihan teknologi pertanian tradisional ke teknologi pertanian
modern tentunya akan berkaitan erat dengan perubahan antara hubungan manusia (petani)
dengan alam, khususnya dalam peningkatan eksploitasi lahan. Apabila sistem pertanian yang
diterapkan tidak/ kurang memperhatikan prinsip-prinsip kelestarian lingkungan maka hal
tersebut akan menimbulkan dampak negatif terhadap sumber daya alam dan lingkungan serta
hasil pertanian. Oleh karena itu norma-norma sosial dan budaya harus diperhatikan, apalagi
dalam sistem pertanian berkelanjutan di Indonesia biasanya jarak antara perumahan penduduk
dengan areal pertanian sangat berdekatan yang didukung dengan tingginya nilai sosial
pertimbangan utama sebelum merencanakan suatu usaha pertanian.
8) Pertahanan Keamanan
Dewasa ini sistem pertahanan keamanan terhadap sektor pertanian di Indonesia sudah semakin
menurun, hal ini dikarenakan berbagai pengaruh teknologi yang modern serta banyaknya
pengaruh-pengaruh asing dari luar. Pertanian yang mulanya menjadi faktor utama mata
pencarian rakyat Indonesia pada masa dahulu, kini seakan telah digantikan dengan iming-iming
gaji yang besar dari sektor lainnya. Belum lagi impor pangan yang dilakukan setiap tahunnya
oleh pemerintah untuk memenuhi ketercukupan pangan menjadikan ketergantungan pemerintah
terhadap pihak asing. Dengan demikian system pertahanan dan keamanan perlu ditingkatkan
untuk mengawasi usaha pemenuhan kebutuhan pangan nasional termasuk dari sektor pertanian.
5. Faktor lain yang berpengaruh pada pembangunan sektor pertanian Indonesia adalah
permasalahan sosial-ekonomi dan pengembangan investasi yang diikuti penggunaan teknologi
dalam proses produksi pertanian. Dengan kondisi demikian pada masa pemulihan perekonomian
yang masih berjalan maka kembali harus dilihat potensi sumber daya alam yang dimiliki serta
keahlian masyarakat lokal terhadap bidang pertanian. Atau dengan kata lain, perlu disusun suatu
konsep pembangunan yang menempatkan pembangunan pertanian dan pemanfaatan sumber daya
alam sebagai mesin penggerak utama perekonomian nasional sehingga kebutuhan pangan
terpenuhi sehingga ketahanan pangan nasional dapat terwujud.
b. Ketahanan Pangan Nasional.
Ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi terpenuhinya pangan bagi rumah tangga yang
tercermin dari tersedianya pangan yang cukup, baik jumlah maupun mutunya, aman, merata dan
terjangkau[4]. Hingga saat ini ketahanan pangan nasional masih merupakan isu strategis bagi
Indonesia mengingat kecukupan produksi, distribusi dan konsumsi pangan mempunyai dimensi
yang sangat luas dan terkait dengan dimensi sosial, ekonomi dan politik.
Ketahanan pangan merupakan suatu sistem yang terintegrasi yang terdiri atas berbagai subsistem
diantaranya ketersediaan pangan, distribusi pangan dan konsumsi pangan. Terwujudnya
ketahanan pangan merupakan sinergi dari interaksi ketiga sub sistem tersebut. Mengenai
ketersediaan pangan hal tersebut mencakup aspek produksi, cadangan serta keseimbangan antara
impor dan ekspor pangan. Ketersediaan pangan harus dikelola sedemikian rupa sehingga
walaupun produksi pangan bersifat musiman, terbatas dan tersebar antar wilayah, tetapi volume
pangan yang tersedia bagi masyarakat harus cukup jumlah dan jenisnya serta stabil
penyediaannya dari waktu ke waktu. Mengenai distribusi pangan hal tersebut mencakup aspek
aksesibilitas secara fisik dan ekonomi atas pangan secara merata. Sistem distribusi ini tentunya
perlu dikelola secara optimal dan tidak bertentangan dengan mekanisme pasar terbuka agar
tercapai efisiensi dalam proses pemerataan akses pangan bagi seluruh penduduk. Sedangkan
masalah konsumsi pangan hal tersebut menyangkut upaya peningkatan pengetahuan dan
kemampuan masyarakat agar mempunyai pemahaman atas pangan, gizi dan kesehatan yang baik.
Impor pangan yang dilakukan pemerintah setiap tahunnya merupakan upaya didalam menjamin
ketersediaan pangan nasional, tetapi sampai kapan negara akan bergantung kepada negara luar
didalam memenuhi kebutuhan pangan nasional. Untuk itu perlu upaya peningkatan produksi
pangan dalam negeri yang salah satunya dapat dilakukan dengan peningkatan pembangunan
sektor pertanian.
Selain itu pemantapan ketahanan pangan juga tidak terlepas dari penanganan kerawanan pangan
karena kerawanan pangan merupakan penyebab penting instabilitas ketahanann pangan.
Kerawanan pangan dapat disebabkan karena adanya kendala yang bersifat kronis seperti
terbatasnya sumber daya dan kemampuan pangan. Untuk mengatasi hal tersebut pemerintah dan
masyarakat perlu membangun suatu sistem kewaspadaan, yang mampu mendeteksi secara dini
6. adanya gejala kerawanan pangan di daerah masing-masing serta dapat meresponnya dengan
cepat dan efektif. Penanganan yang cepat dan tepat sangat diperlukan untuk menghindarklan
masyarakat tersebut dari kerawanan yang lebih parah, dengan segala dampak yang
mengikutinya.
Berikut dapat dilihat peta ketahanan dan kerentanan pangan yang disajikan oleh badan ketahanan
pangan agar diketahui kekuatan ketahanan pangan Indonesia pada saat ini.
Peta Ketahanan dan Kerentanan Pangan Indonesia Th.2009[5]
Dengan melihat gambaran kondisi ketahanan pangan pada peta di atas, maka permasalahan
ketahanan pangan harus menjadi prioritas nasional dengan penggeraknya adalah pemerintah
daerah. Karena sebenarnya Pemda lah yang lebih mengetahui kondisi sebenarnya tentang potensi
dan keunggulan komoditi pangan yang dimiliki daerah masing-masing, tentunya hal tersebut
dilakukan juga dengan dukungan dari pihak terkait seperti universitas setempat, Litbang
Pertanian Daerah dan seluruh elemen masyarakat daerah.
c. Pembangunan sektor pertanian dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional.
Sebagai salah satu prioritas kebijakan untuk mewujudkan misi Indonesia yang sejahtera,
sebagaimana tertuang dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN)
2010-2014, pembangunan sektor pertanian diharapkan dapat meningkatkan ketahanan pangan
nasional.
Di sektor pertanian banyak sekali permasalahan yang dapat menghambat dalam meningkatkan
jumlah produksi pangan, hal ini disebabkan oleh beberapa masalah diantaranya menurunnya
jumlah sumber daya manusia petani serta masih rendahnya kualitas petani dalam hal informasi
dan teknologi pertanian, lemahnya akses modal yang didapat petani untuk mengembangkan
usaha pertanian, berkurangnya lahan pertanian akibat adanya alih fungsi lahan untuk
pengembangan Industri dan pertanian dan masih kurangnya peran lembaga penunjang atau
pendukung sektor pertanian.
Dengan memperhatikan permasalahan dan kondisi sektor pertanian seperti diuraikan diatas maka
diperlukan kebijakan, strategi dan upaya didalam meningkatkan pembangunan sektor pertanian
sehingga dapat meningkatkan ketahanan pangan nasional melalui beberapa hal berikut ;
1) Meningkatkan kapasitas sumber daya manusia petani melalui penyuluhan serta upaya
meningkatkan kualitas SDM petani melalui kegiatan pendidikan dan pelatihan pertanian
sehingga pengetahuan informasi dan teknologi pertanian dapat dikuasai oleh petani.
2) Penguatan peran lembaga ekonomi petani melalui peningkatan modal usaha tani seperti
Koperasi pertanian.
7. 3) Penerapan inovasi teknologi budi daya pertanian dengan memanfaatkan lahan-lahan non
produktif sehingga dapat dijadikan lahan produktif pertanian.
4) Pembangunan dan pengembangan infrastruktur pertanian seperti lahan, air, jalan desa,
perluasan areal panen serta infrastruktur perbenihan.
5) Peningkatan kerjasama pemanfaatan dan perluasan kredit pertanian melalui lembaga
keuangan mikro di pedesaan.
6) Penyediaan bantuan benih atau bibit kepada petani dan pemberdayaan kelembagaan
perbenihan/ Perbibitan.
7) Pengembangan sistem cadangan pangan dan pemberdayaan pangan lokal serta mutu dan
keamanan pangan.
8) Pengembangan Pertanian Terpadu dengan tetap memperhatikan Lingkungan Hidup.
Pembangunan sektor pertanian yang merupakan salah satu unsur peningkatan produksi pangan
guna menjamin ketersediaan pangan melalui beberapa upaya diatas tentunya akan dapat
meningkatkan ketersediaan pangan sehingga pada akhirnya akan meningkatkan pula ketahanan
pangan nasional.