SlideShare a Scribd company logo
1 of 37
PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BUMI
MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI
Oleh:
Nurrohmah Ary Indartik
Distributed by :
Pakgurufisika
www.pakgurufisika.blogspot.com
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS SEBELAS MARET
SURAKARTA
2015
www.pakgurufisika.blogspot.com
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang Masalah
Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai
jenis mahluk hidup. Bumi adalah planet dengan urutan ketiga dari delapan planet
yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta
km. Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid),
sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan
buncitan pada bagian khatulistiwa (Lakitan, 1993).
Bumi yang ditempati manusia, antara satu tempat dengan tempat yang lain
tidaklah sama bentuk kenampakan alamnya. Wilayah daratan dengan lautan
masing-masing memiliki keanekaragam bentuk yang berbeda-beda. Di daratan
banyak kenampakan alam yang tampak seperti gurun, padang pasir, pegunungan,
lembah, sungai, dll. Kenampakan bentuk muka bumi baik di daratan maupun di
lautan dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan bentuk, hal ini
dikarenakan adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun
tenaga yang berasal dari luar bumi (eksogen). Tenaga alam endogen bersifat
membangun permukaan bumi, sedangkan tenaga alam eksogen berasal dari luar
bumi dan bersifat merusak. Adanya bentukan-bentukan akibat aktivitas tenaga
endogen dan eksogen menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata.
Bentukan-bentukan ini dikenal sebagai relief bumi (Heddy, 1986).
Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan bahwa batuan-
batuan pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi mempunyai
komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda. Daratan tersusun oleh
beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Batuan merupakan agregasi
(kumpulan) dari berbagai macam mineral alam ataupun mineral sejenis yang
saling terikat erat dan kuat sehingga sukar untuk diepaskan. Batuan terbentuk dari
kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi
berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai
www.pakgurufisika.blogspot.com
2
komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun
secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan
kerak bumi (Soemarwoto: 1992).
Pada umumnya jenis mineral maupun batuan struktur bawah permukaan
bumi ini tidak dapat diamati dengan mata secara langsung karena berbagai macam
keterbatasan. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam di bawah
permukaan bumi adalah salah satu kendala untuk melangkah lebih lanjut dalam
upaya mengolah sumber daya alam tersebut secara maksimal. Sehingga perlu
untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang
terdapal dalam struktur bawah permukaan bumi. Salah satu cara atau metode
untuk memperoleh informasi tersebut dengan menggunakan metode survei
geofisika. Metode tersebut merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang
mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika.
Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi
(gaya berat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik
(Petunjuk Workshop Geofisika, 1992).
Dengan melihat potensi kekayaan sumber daya alam Indonesia yang
terkandung dalam bumi sangat melimpah, alangkah ruginya jika kekayaan
tersebut hanya tersimpan berjuta-juta tahun dalam permukaan bumi. Oleh karena
itu sebagai generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan
sumber daya yang ada tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Sehingga dengan
menggunakan analisis metode geofisika yang berfokus pada metode seismik
refraksi maka penulis mengajukan makalah seminar fisika yang membahas
tentang “ Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi Menggunakan Metode
Seismik Refraksi”.
B. Identifikasi Masalah
Dari latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan masalah
sebagai berikut:
1. Lapisan bawah permukaan bumi terdiri dari beberapa lapisan.
www.pakgurufisika.blogspot.com
3
2. Struktur lapisan bawah permukaan bumi menyimpan SDA (Sumber Daya
Alam) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia.
3. Banyak mineral yang tersimpan di struktur lapisan bawah permukaan bumi.
4. Banyak mineral di dalam struktur lapisan bawah permukaan bumi yang belum
diketahui jenisnya.
5. Mineral di dalam struktur lapisan bawah permukaan bumi tidak dapat
diketahui secara langsung tanpa menggunakan suatu alat atau metode tertentu.
6. Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi
selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu tempat.
7. Ada beberapa cara eksplorasi struktur bawah permukaan bumi.
8. Metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi terdiri dari beberapa jenis
9. Setiap metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi memiliki
kelemahan dan kelebihan.
10. Metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi tidak semunya cocok
diterapkan pada setiap lapisan bumi.
11. Penjalaran gelombang seismik dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi mineral di
bawah permukaan bumi.
C. Pembatasan Masalah
Dari masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, maka akan dikaji
metode seismik refraksi yang mencakup :
1. Lapisan bumi yang dibahas adalah lapisan bumi dangkal.
2. Ekplorasi seismik yang dibahas adalah eksplorasi daratan.
3. Metode eksplorasi yang dibahas adalah metode eksplorasi seismik refraksi.
D. Perumusan Masalah
Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka
perumusan masalah dalam Makalah Seminar Fisika ini adalah sebagai berikut:
1. Apa yang dimaksud dengan metode seismik refraksi?
www.pakgurufisika.blogspot.com
4
2. Bagaimana prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi
menggunakan metode seismik refraksi?
3. Bagaimana prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi
menggunakan metode seismik refraksi?
E. Tujuan Penulisan Makalah
Tujuan yang diinginkan dari penulisan Makalah Seminar Fisika ini
adalah:
1. Menjelaskan pengertian metode seismik refraksi.
2. Menjelaskan prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi
menggunakan metode seismik refraksi.
3. Menjelaskan prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi
menggunakan metode seismik refraksi.
F. Manfaat Penulisan Makalah
Penulisan Makalah Seminar Fisika ini diharapkan dapat bermanfaat
untuk:
1. Memberi informasi tentang pengertian metode seismik refraksi.
2. Memberi informasi tentang prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan
bumi menggunakan metode seismik refraksi.
3. Memberi informasi tentang prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan
bumi menggunakan metode seismik refraksi.
www.pakgurufisika.blogspot.com
5
BAB II
PEMBAHASAN
Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh mahluk hidup.
Strukur Bumi terdiri atas beberapa lapisan yang didalamnya mengandung banyak
Sumber Daya Alam. Sebagai suatu Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya
alam, Indonesia memiliki kekayaan alam yang tergolong melimpah namun masih
banyak yang belum diketahui keberadaannya. Banyak sumber daya alam yang
tersimpan di bawah permukaan bumi yang belum tereksplorasi dan belum
termanfaatkan dengan baik.
Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan
banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik
mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur
geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode
seismik yang dibahas adalah seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) .
A. Metode Seismik Refraksi
1. Pengertian Gelombang Seismik
Seismik berasal dari kata Seismologi. Seismologi berasal dari dua kata
dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan
logos yang berarti ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi
dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti bumi bergoncang atau bergetar.
Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang
mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu
mengenai gempa bumi (Ismail, 2013)
Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena
adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan ataupun
ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam
www.pakgurufisika.blogspot.com
6
oleh seismometer. Hasil dari rekaman seismometer tersebut dinamakan
seismogram. Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui
bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan.
Gelombang seismik dapat ditimbulkan dengan dua metode yaitu metode aktif dan
metode pasif. Metode aktif adalah metode penimbulan gelombang seismik secara
aktif atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia, biasanya
digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul terjadi
secara alamiah, contohnya gempa.
Gelombang seismik termasuk dalam gelombang elastik karena medium
yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik. Hal ini menyebabkan sifat penjalaran
gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang dilewatinya. Teori
lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana pergerakan dari lempeng bumi.
Pergerakan lempeng bumi menyebabkan batuan terdeformasi atau berubah bentuk
dan ukuran karena adanya pergerakan antar lempeng. Deformasi akibat
bergerakan lempeng ini berupa tegangan (stress) dan regangan (strain).
Tegangan (Stress) didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Tegangan
merupakan perbandingan dari besar gaya terhadap luas dimana gaya tersebut
dikenakan. Gaya yang dikenakan tegak lurus terhadap benda maka tegangan
tersebut normal, jika gaya berarah tangensial terhadap luas maka tegangan
tersebut tegangan geser, dan jika tidak tegak lurus maupun paralel maka gaya
tersebut dapat diuraikan kekomponen yang paralel dan tegak lurus terhadap
elemen luas. Persamaan matematis dari tegangan )(
(2.1)
Benda elastis yang mengalami stress maka akan terdeformasi atau
mengalami perubahan bentuk maupun dimensi. Perubahan tersebut disebut
dengan regangan atau strain. Strain adalah jumlah deformasi material persatuan
A
F

www.pakgurufisika.blogspot.com
7
luas. Hukum hooke menyatakan bahwa stress akan sebanding dengan strain pada
batuan (antara gaya yang diterapkan dan besarnya deformasi).
eC (2.2)
Strain (e) dan Stress ( ) merupakan besaran tensor, sedangkan C adalah
konstanta yang berupa matriks (tensor) yang menentukan sifat dasar elastisitas
dari batuan, parameter merupakan parameter elastik bebas yang dapat mencirikan
sifat elastisitas batuan (Elnashai dan Sarno, 2008).
2. Jenis Gelombang Seismik
Jenis Gelombang Seismik dapat dibedakan menjadi dua yakni Gelombang
seismik yang merambat melalui interior bumi disebut sebagai body wave, dan
juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave. Sumber
gelombang seismik ada dua yaitu alami dan buatan. Sumber alami terjadi karena
adanya gempa tektonik, gempa vulkanik dan runtuhan/ longsoran, sedangkan
buatan menggunakan gangguan yang disengaja.
a. Gelombang Badan/ Body Wave
Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar dalam media
elastis dan arah perambatannya keseluruh bagian di dalam bumi.
Berdasarkan gerak partikel pada media dan arah penjalarannya gelombang
dapat dibedakan menjadi gelombang P dan gelombang S. Gelombang P
disebut dengan gelombang kompresi/gelombang longitudinal. Gelombang ini
memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan dengan gelombang
seismik yang lain, dapat merambat melalui medium padat, cair dan gas.
Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :

 2
PV
(2.3)
Keterangan :
 = konstanta lame
www.pakgurufisika.blogspot.com
8
 = rigiditas
 = densitas
Gambar 2.1 Gelombang-P
(Sumber: Elnashai dan Sarno, 2008)
Gelombang S disebut juga gelombang shear/ gelombang transversal.
Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan
dengan gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja.
Gelombang S tegak lurus terhadap arah rambatnya. Persamaan dari
kecepatan Gelombang S (Vs) adalah sebagai berikut:


SV
(2.4)
Gambar 2.2 Gelombang-S
(Sumber: Elnashai and Sarno, 2008)
www.pakgurufisika.blogspot.com
9
b. Gelombang Permukaan
Gelombang permukaan merupakan salah satu gelombang seismik
selain gelombang badan. Gelombang ini ada pada batas permukaan medium.
Berdasarkan pada sifat gerakan partikel media elastik, gelombang permukaan
merupakan gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang rendah dan
amplitudo yang besar, yang menjalar akibat adanya efek free surface dimana
terdapat perbedaan sifat elastik (Susilawati, 2008).
Jenis dari gelombang permukaan ada dua yaitu gelombang Reyleigh
dan gelombang Love. Gelombang Reyleigh merupakan gelombang
permukaan yang orbit gerakannya elips tegak lurus dengan permukaan dan
arah penjalarannya. Gelombang jenis ini adalah gelombang permukaan yang
terjadi akibat adanya interferensi antara gelombang tekan dengan gelombang
geser secara konstruktif. Persamaan dari kecepatan gelombang Reyleigh (VR
) adalah sebagai berikut:
SR VV 92,0
(2.5)
Gambar 2.3 Gelombang Reyleigh
(Sumber: Elnashai dan Sarno, 2008)
Gelombang Love merupakan gelombang permukaan yang menjalar
dalam bentuk gelombang transversal yang merupakan gelombang S
horizontal yang penjalarannya paralel dengan permukaannya (Gadallah and
Fisher, 2009).
www.pakgurufisika.blogspot.com
10
Gambar 2.4 Gelombang Love
(Sumber: Elnashai and Sarno, 2008)
3. Mekanisme penjalaran gelombang
Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada hukum
Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat. Penjelasan dari hukum Snellius,
Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat dijelaskan sebagai berikut :
a. Hukum Snellius
Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas
bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka
gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil
atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut
datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang
bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar.
Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi
akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka
gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali
ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat di bawah permukaan.
Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang
dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan
sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang.
Gelombang P yang datang akan mengenai permukaan bidang batas antara dua
www.pakgurufisika.blogspot.com
11
medium berbeda akan menimbulkan gelombang refraksi dan refleksi.
(Hutabarat, 2009).
Gambar 2.5 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang
(Sumber: Hutabarat, 2009)
Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P
dan gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan
gelombang S (Hutabarat, 2009). Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam
persamaan sebagai berikut:
S
S
S
S
P
P
P
P
r
vv
r
vv
i
v
sinsinsinsinsin
2121


b. Prinsip Huygens
Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang
merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam
dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan
untuk semua wavelet . Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme
www.pakgurufisika.blogspot.com
12
dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan
bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011).
Gambar 2.6 Prinsip Huygen
(Sumber: Asparini, 2011)
c. Prinsip Fermat
Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat
waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah
medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka
gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan
menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady, 2011).
4. Metode Seismik Refraksi
Metode seismik adalah metode geofisika yang mempelajari bumi
berdasarkan kecepatan penjalaran gelombang getar/gempa. Metode ini dapat
digunakan untuk eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang
seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau
direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Hal ini
karena Kecepatan gelombang sangat berhubungan dengan densitas dan modulus
elastisitas batuan bawah permukaan.
www.pakgurufisika.blogspot.com
13
Refraksi disebut juga dengan pembiasan. Pembiasan adalah
pembelokan berkas yang ditransmisikan. Metode seismik refraksi adalah metode
seismik yang menggunakan prinsip pembiasan dalam perambatan gelombang.
Metoda refraksi digunakan dalam mengkaji lapisan di bawah permukaan bumi
pada kedalaman dangkal yang berkisar beberapa puluh meter.
B. Prinsip Dasar Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi
menggunakan Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan salah satu bagian dari seismologi
eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran
dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan
diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang
memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan
ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu
jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan
data rekaman ini dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada
metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan,
sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak
(offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium.
Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam
material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan.
Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam
perhitungan metode seismik refraksi. Parameter jarak dan waktu penjalaran
gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya
kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang
ada dalam material yang dikenal sebagai parameter elastisitas. Gelombang seismik
www.pakgurufisika.blogspot.com
14
refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada permukaan bumi hanyalah
gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini
hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias
tegak lurus dengan garis normal (r = 90° sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan
asumsi awal bahwa kecepatan lapisan di bawah interface lebih besar dibandingkan
dengan kecepatan di atas interface.Gelombang seismik berasal dari sumber seismik
merambat dengan kecepatan V1 menuju bidang batas (A), kemudian gelombang
dibiaskan dengan sudut datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2
(Gambar 7). Dengan menggunakan prinsip Huygens pada interface, gelombang ini
kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di
permukaan.
Gambar 2.7. Pembiasan dengan sudut kritis
(Sumber: Nusantara, 2005)
www.pakgurufisika.blogspot.com
15
Gambar 2.8 Penjalaran gelombang seismik
Gambar 2.9. Penjalaran gelombang seismik
(Sumber: Ulla, 2008)
www.pakgurufisika.blogspot.com
16
Gambar 2. 10. Metode seismik refraksi
(Sumber: P. N. W Verhoef, 1994)
Pada metode refraksi, gelombang yang direfleksikan akan ditangkap oleh
sederet geofon (atau oleh satu geofon). Seismograf akan mengukur waktu yang
diperlukan oleh sebuah gelombang seismik untuk bergerak dari sumber energi
mencapai geofon. Kedatangan pertama menentukan kecepatan gelombang seismik
yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat
penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila
dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan
suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan
www.pakgurufisika.blogspot.com
17
gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba
gelombang pada masing-masing geophone. Mekanisme perambatan dari pengambilan
data berdasarkan gelombang seismic refraksi dapat digambarkan seperti gambar 9 .
(P. N. W Verhoef, 1994)
Tabel kecepatan perambatan gelombang primer suatu batuan
Nama Material Vp (m/s)
Tanah
Alluvial 500-2100
Lempung 1100-2500
Loss 300-600
Pasir 200-2000
napal bongkah 400-1700
Batu
Granit 4600-6000
Gaabro,dolerite,basalt 5000-6700
Batu pasir, serpih 1400-4500
Batu kapur, lembek 1700-4200
Batu kapur, kokoh 2800-6400
Marmer 5700-6400
Sabak 3600-4400
skis,gneiss 3500-7500
Tabel 2.1 Kecepatan seismik yang khas (gelombang P)
(Sumber: P. N. W Verhoef, 1994)
Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa metode seismik refraksi
dapat digunakan untuk menentukan jenis batuan di bawah permukaan bumi. Jenis
batuan dapat ditentukan dari kecepatan penjalaran gelombang yang ada di bawah
permukaan bumi.
Apabila kecepatan penjalaran gelombang berkisar 500-2100 m/s struktur yang
ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis alluvial. Tanah jenis alluvial
Tanah Aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentukdari endapan lumpur
yang terbawa air hujan ke dataran rendah. Tanah ini bersifat subur karena
www.pakgurufisika.blogspot.com
18
terbentuk dari kikisan tanah humus. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar
1100-2500 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis
lempung. Tanah lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga
bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi mudah dibentuk sehingga
dimanfaatkan untuk membuat gerabah. Apabila kecepatan penjalaran gelombang
berkisar 300-600 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah
jenis loss. Tanah loss berasal dari endapan debu yang dibawa angin dari gurun
danmengendap disekitarnya. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 200-
2000 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis pasir.
Tanah Pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah ini terbentuk dari
pelapukan batuan. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 400-1700 m/s
struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis napal bongkah.
Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 4600-6000 m/s struktur yang ada di
bawah permukaan bumi adalah berupa batuan granit. Jika kecepatan penjalaran
gelombang berkisar 5000-6700 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi
adalah berupa batu yakni gabro, dolerit, dan basalt. Jika kecepatan penjalaran
gelombang berkisar 1400-4500 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi
adalah berupa batu jenis pasir serpihan. Jika kecepatan penjalaran gelombang
berkisar 1700-4200 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis
batu kapur lembek. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 2800-6400 m/s
material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu kapur kokoh. Jika
kecepatan penjalaran gelombang berkisar 5700-6400 m/s material yang ada di
bawah permukaan bumi adalah jenis batu marmar (marmer). Jika kecepatan
penjalaran gelombang berkisar 3500- 4400 m/s material yang ada di bawah
permukaan bumi adalah jenis batu sabak. Jika kecepatan penjalaran gelombang
berkisar 3500-7500 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis
batu skis dan gneiss.
www.pakgurufisika.blogspot.com
19
C. Prinsip Kerja Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi
menggunakan Metode Seismik Refraksi
Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi dibumi
baik yang bisa disebabkan secara alam maupun oleh buatan manusia. Metode
seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui
penampang struktur bawah permukaan. Metode ini mencoba menentukan
kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan bumi. Metode
seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami
refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang
tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang
di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar.
Prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan
metode seismik refraksi melibatkan perlengkapan umum yang dapat digunakan
dalam eksplorasi dengan menggunakan metode seismik adalah:
a. Perlengkapan Pribadi, antara lain:
1) Baju lapangan
2) Sepatu lapangan, disesuaikan dengan medan yang disurvei
3) Topi
4) Makanan dan minuman
5) Obat pribadi (P3K)
6) Payung
7) Perlengkapan mandi (apabila survei yang dilakukan lebih dari satu hari dan
diharuskan menginap).
b. Alat Komunikasi, seperti handy talky (HT), handphone (HP)atau semaphore,
peluit.Kompas
c. Alat tulis
d. Kertas berkotak disertai tabel untuk memudahkan mencatat hasil survei.
e. Meteran
f. Papan sebagai alas untuk menulis
www.pakgurufisika.blogspot.com
20
g. Kamera untuk alat dokumentasi
Alat yang digunakan untuk survei darat adalah alat yang digunakan
untuk membuat sumber seismik dapat berupa palu seismik (hammer), ledakan
(eksplosien), weigh drop, watergun dan truk seismik. Sedangkan alat penerima
gelombang seismiknya adalah geophone.
Alat lain yang digunakan dalam metode seismik adalah seismometer.
Seismometer adalah alat yang digunakan untuk merespon getaran tanah akibat
gempa bumi. Seismograf adalah gabungan antara seismometer dan alat perekam
yaitu alat untuk mendeteksi dan merekam getaran tanah. Alat perekam merupakan
serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus
dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat
seismogram. Seismogram adalah rekaman dari getaran kerak bumi dalam kurun
waktu tertentu, dari rekaman tersebut dapat diketahui seberapa besar getaran yang
ditimbulkan oleh kerak bumi.
(a)
(a) Seismometer (b) Seismogram,
(c) Seismograf
Gambar 2.11 (a) Seismometer, (b) Seismogram, (c) Seismograf
(Sumber: Ulla, 2008)
www.pakgurufisika.blogspot.com
21
Seismograf, alat pengukur gempa ada 2 jenis, yaitu:
a. Seismograf Horizontal
b. Seismograf Vertikal
Seismograf Horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi
pada arah mendatar. Pada Seismograf Horizontal, massa stasioner
digantung dengan sebuah tali. Di bagian bawah terdapat jarum yang
ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam.
Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi
gempa, roll pita bergetar, sedangkan massa stasioner dan jarum jam tetap.
Maka terbentuklah goresan pada roll pita tersebut yang disebut
Seismogram.
Gambar 2. 12. Seismograf Horisontal dan Seismograf Vertikal
(Sumber: Ulla, 2008)
Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa
vertikal. Massa Stasioner pada Seismograf vertikal ditahan oleh
sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung massa stasioner
yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah
jarum jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak
sehingga akan terbentuk seismogram pada roll pita tersebut. Dengan
menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan
seismograf horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun
gempa horizontal akan tercatat dan terdeteksi. Untuk mengetahui
www.pakgurufisika.blogspot.com
22
keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik jika pada
sebuah stasion BMG dipasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf
yaitu 2 pasang Seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan
dan arah timur–barat, serta satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan
untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa terjadi. Peralatan
yang digunakan oleh seismik drilling diantaranya adalah:
a. Mesin Power Rig
Mesin Power Rig adalah mesin pemutar bor yang digunakan pada
pemboran. Mesin ini sesuai untuk melakukan pengeboran dengan
kedalaman 22 sampai 30 m danmembutuhkan tenaga kerja yang lebih
banyak, serta dapat menembus batuan lebih cepat dibandingkan dengan
menggunakan rotari.
b. Mesin Dephi Pump
Alat ini berfungsi untuk menyedot air dan mengalirkannya ke lokasi
pengeboran.
c. Mesin Mud Pump
Mud Pump berfungsi untuk menyedot air yang bercampur dengan cutting
pemboran dan mengalirkannya menuju pipa bor. Lumpur ini berfungsi
untuk menekan tanah agar gembur, mengangkat cutting hasil pengeboran
dan melindungi mata bor agar tidak bergesekan langsung dengan batuan.
Jika lubang bor sangat dalam, maka mesin mud pump dapat dirangkai
secara seri untuk memperbesar tekanan.
d. King Swivel
Alat ini digunakan untuk menyambung selang dari mud pump ke pipa bor.
King swivel tidak dilakukan pada pengeboran dengan menggunakan power
rig dan Jackro. King swivel digunakan pada pengeboran dengan metode
flushing.
e. Pipa Bor
www.pakgurufisika.blogspot.com
23
Pipa bor berguna untuk mengalirkan air atau lumpur ke dalam lubang bor
selama pengeboran. Pipa bor memiliki panjang 1,5 m dengan
persambungan pada kedua ujungnya.
f. Mata Bor
Mata bor berguna untuk mengikis tanah atau batuan pada lubang bor. Pada
mata bor terdapat lubang untuk mengalirkan air atau lumpur.
g. Tripus
Tripus adalah mata bor khusus yang terbuat dari intan kasar. Mata bor ini
digunakan untuk menghancurkan batuan keras, tetapi tidak bisa bekerja
pada batuan halus atau tanah lembut.
h. Kunci Inggris
Alat ini digunakan untuk menyambung dan melepaskan pipa bor. Selain
itu juga difungsikan untuk mengangkat dan melepaskan pipa bor.
i. Fire Hose
Fire Hose adalah selang air yang digunakan untuk mengalirkan air ke
tempat pengeboran.
j. Polimer
Polimer digunakan untuk menghindari terjadinya keruntuhan pada dinding
lubang bor. Cairan ini digunakan dengan cara mencampurkannya dengan
air atau lumpur yang akan dimasukkan ke dalam pipa bor. Cairan ini
sangat dibutuhkan terutama pada tanah yang berpasir.
k. Ginagol
Alat ini digunakan untuk menyaring air atau lumpur yang akan
dimasukkan ke dalam pipa bor.
l. Lastok
Alat ini berupa pipa yang digunakan untuk memasukkan bahan peledak ke
dalam lubang pengeboran. Lastok terbuat dari bahan alumunium untuk
menghindari timbulnya api, yang dapat menyulut bahan peledak, akibat
gesekan.
www.pakgurufisika.blogspot.com
24
m.Dummie Load
Dummie load berfungsi untuk memeriksa kebersihan dan kedalaman
lubang bor. Dummie load memiliki bentuk silinder panjang yang memiliki
diameter hanya sedikit lebih kecil dari pada diameter lubang bor.
n. Daya Gel
Daya Gel adalah salah satu jenis bahan peledak yang berbentuk gel. Daya
Gel berbentuk batang dengan panjang 0,25 m, diameter 3 inci, dan berat
0,5 kg. Daya Gel dikemas dalam plastik dan diberikan lapisan lilin agar
terlindungi dari air. Daya Gel merupakan bahan peledak pasif karena
membutuhkan stimulan dari detotator agar dapat meledak.
o. Detonator
Detonator adalah bahan peledak aktif yang berfungsi sebagai sumbu
ledak. Detonator dapat meledak apabila diberikan tegangan di atas 6 volt.
Proses peledakannya adalah sebagai berikut:
 Detonator dimasukkan ke dalam Daya Gel
 Kabel detonator diberikan arus listrik
 Detonator meladak akibat arus listrik tersebut
 Daya Gel meledak karena dipicu oleh ledakan detonator
p. Speedy Loader
Speedy loader berupa plastik berbentuk kerucut yang dipasang bersama
Daya Gel dan detonator. Speedy loader berbentuk kerucut di pasang di
bagian depan Daya Gel yang berfungsi untuk mempermudah bahan
peledak untuk dimasukkan ke dalam lubang bor.
q. O Ring
O Ring adalah cincin besar yang terbuat dari plastik untuk mengikat kabel
detonator. Fungsinya adalah untuk mempermudah dalam mengambil kabel
detonator yang ditanam di dalam lubang bor.
www.pakgurufisika.blogspot.com
25
r. Anchor
Anchor adalah besi yang dipasang di bagian luar bahan peledak yang
berfungsi untuk menahan bahan peledak agar tidak terdorong kelaur
lubang bor.
Gambar 2.13 Speedy Loader dan Anchor
(Sumber: Ulla, 2008)
Prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan
metode seismik refraksi
1. Survei lapangan
Tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah
memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta
topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk
mencapai tujuan survei secara efisien, yaitu menggunakan informasi yang ada
pada peta topografi dan peta geologi. Rekaman titik penerima kedatangan
pertama (first arrival) merupakan gelombang langsung dan kedatangan
pertama (first break) dari gelombang refraksi tidak muncul (Parasnis, D.S,
1973).
2. Pengambilan data/ akuisisi data seismik
a. Topografi
Dalam survei seismik posisi koordintat SP (shot point) dan TR
(trace) sangat penting sekali diperhatikan, karena hal ini menyangkut
dengan kualitas data yang akan dihasilkan. Dalam membuat desain survei
seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus diperhatikan :
1) Trace interval : Jarak antara tiap trace
www.pakgurufisika.blogspot.com
26
2) Shot point interval: jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya
3) Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh
4) Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terdekat
5) Jumlah shot point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan
6) Jumlah Trace: Banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP
7) Record length lamanya merekam gelombang seismik
8) Fold coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam
oleh geophone di permukaan
b. Pengukuran Titik Kontrol
Langkah pertama dalam pembuatan titik kontrol adalah
mendistribusikan pilar-pilar GPS pada seluruh area. Kemudian BM GPS
ini dipasang pada area survei sesuai dengan distribusi di mana pilar
tersebut dipasang.
Titik BM yang telah diketahui digunakan untuk menentukan
koordinat-koordinat lain yang belum diketahui, misalnya koordinat shoot
point atau koordinat receiver. Pada dasarnya pengukuran GPS selalu
diikatkan dengan titik dari Bakosurtanal yang bertujuan untuk
mengikatkan titik koordinat secara global sehingga titik koordinat tersebut
dapat dikorelasikan dengan titik koordinat peta yang lain.
Gambar 2.14 Pengukuran Titik Kontrol
(Sumber: Ulla, 2008)
www.pakgurufisika.blogspot.com
27
c. Pengukuran Lintasan Seismik
1) Pengukuran Lintasan Seismik & Pemasangan patok SP dan TR
Pengukuran lintasan seismik yang meliputi pengukuran titik tembak
(SP) dan titik rekam (TR) dilakukan dengan menggunakan peralatan
total station.
2) Pembuatan Titian dan Rintisan
Titian dibuat untuk mempermudah dan memperlancar kerja ketika
survei menemukan lokasi yang tidak bisa dilewati sepeti: irigasi,
parit, sungai atau rawa Sehingga mengefektifkan waktu dan kerja
crew baik drilling maupun recording.
Gambar 2.15 Pengukuran Lintasan Seismik
(Sumber: Ulla, 2008)
d. Pemboran dangkal/Drilling
Drilling adalah pemboran dangkal pada survei Seismik yang bertujuan
untuk membuat tempat penanaman dinamit sebagai sumber energi (source)
pada perekaman. Kedalaman lubang bor biasanya 30 m dengan diameternya
sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan tes
percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di bawah
lapisan lapuk (weathering zone).
www.pakgurufisika.blogspot.com
28
Gambar 2.16 Drilling
(Sumber: Ulla, 2008)
e. Pemasangan dinamit/Preloading
Pada survei seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di darat.
Dinamit yang digunakan dalam tabung plastik dan dapat disambung-
sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam
tabung ini dinamit diisi dengan detenator atau ‘cap’ sebagai sumber
ledakan pertama, serta dipasang pula anchor agar dinamit tertancap kuat di
dalam tanah.
Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah
pemboran selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek pendangkalan
dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit dilakukan oleh regu
loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai
pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah
memiliki lisensi tertulis dari MIGAS.
www.pakgurufisika.blogspot.com
29
Gambar 2. 17. Preloading
(Sumber: Ulla, 2008)
www.pakgurufisika.blogspot.com
30
f. Perekaman /Recording
Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik, yaitu
merekam data seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya akan
diproses oleh pusat pengolahan data (processing centre). Sebelum
melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai dengan posisi dan
lintasannya berdasarkan desain survei 2D. Pada saat perekaman, yang
memegang kendali adalah observer dengan memakai perlengkapan alat
recording yang disebut LABO.
Gambar 2. 18 Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain:
1. Kabel Trace: Kabel penghubung antar trace. 2. Geophone: Penerima
getaran dari gelombang sumber yang berupa sinyal analog. 3. SU (Stasiun
Unit): Pengubah sinyal analog dari trace ke dalam digital yang akan
ditransfer ke LABO. 4. PSU (Power Stasiun Unit): Berfungsi memberikan
energi pada SU 70 A / 16 Volt.
(Sumber: Ulla, 2008)
g. Penembakan (Shooting)
Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna,
kadang-kadang dinamit tidak meledak, Up Hole tidak terekam dengan baik,
banyak noise, dsb. Kejadian ini disebut misfire, beberapa istilah misfire
yang sering digunakan di lapangan:
1) Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak
2) Dead Cap : hubungan pendek, dinamit tidak meledak
www.pakgurufisika.blogspot.com
31
3) Loss wire : kabel deto tidak ditemukan
4) Weak Shot : tembakan lemah, frekuensi rendah
5) Line Cut : kabel terputus saat shooting
6) Parity Error : instrumen problem
7) No CTB : no confirmation time break
8) Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan
9) Reverse Polaritty : polaritas terbalik
10) Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor record
atau blaster)
11) Dead Trace : trace mati
12) Noise Trace : terdapat noise pada trace
(Ulla,2008. Survei Seismik)
3. Pengolahan Data
Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur
geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal
ini dapat dicapai apabila rasio antara sinyal seismik dengan sinyal
gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses pengolahan data akan
mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi, maka
diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan
sedikit dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter
menginterpretasikan yang salah juga. Urutan Pengolahan data seismik
dapat berbeda-beda tergantung dari perangkat lunak yang digunakan.
Namun secara garis besar urutan pengerjaan pengolahan data adalah sama.
Secara umum tahap pengolahan data seismik adalah sebagai berikut:
a. Field Tape
Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar
format tertantu. Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of
Exploration Geophysics)
b. Demultiplex
www.pakgurufisika.blogspot.com
32
Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita
magnetik lapangan sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah
susunannya.
c. Gain Recovery
Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang
elastis dan efek divergensi sferis maka data amplitudo (energi
gelombang) yang direkam mengalami penurunan sesuai dengan
jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu
dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa
sehingga pada setiap titik seolah-olah datang dengan jumlah energi
yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah Automatic Gain
Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data
seismik yang lebih mudah diinterpretasi.
d. Editing dan Muting
Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang
buruk, sedangkan mute adalah proses untuk menghilangkan
sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan
seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu
data.
e. Koreksi statik
Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi
(elevasi shot dan receiver) sehingga shot point dan receiver seolah-
oleh ditempatkan pada datum yang sama.
f. Dekonvolusi
Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi
pengaruh ground roll, multiple, reverberation, ghost serta
memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh
noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena
konvolusi vmerupakan suatu filter. Bumi merupakan low pass
www.pakgurufisika.blogspot.com
33
filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet
yang panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang
mengakibatkan turunnya resolusi seismik karena kemampuan
untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi
berkurang.
g. Analisis Kecepatan
Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan
yang sesuai untuk memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup
trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi yang dihasilkan akan
mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan
pada proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang
tepat sehingga memberikan stack yang maksimum.
h. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO
Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset
antara shot point dan receiver pada suatu trace yang berasal dari
satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini menghilangkan
pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang
dalam arah vertikal (normal incident).
i. Stacking
Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather
data yang bertujuan untuk mempertinggi sinyal to noise ratio
(S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP yaitu trace-
trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO
kemudian dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan
bebas noise inkoheren.
j. Migrasi
Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan
reflektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya
berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena
www.pakgurufisika.blogspot.com
34
penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan
kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman normal incident
belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama
untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat
menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat
adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan).
4. Interpretasi Data
Interpretasi seismik itu terdiri dari dua bagian, yaitu interpretasi
kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Tahapan interpretasi biasanya diawali
dengan kualitatif lalu kemudian ke kuantitatif. Interpretasi merupakan suatu
cara analisis menafsirkan keadaan bawah permukaan dari data geofisika.
Interpretasi geofisika merupakan cara menafsirkan dan menyimpulkan sebaran
data geofisika yang dikaitkan dengan cara analisis serta batasan fisis yang
digunakan, sedangkan interpretasi geologi adalah cara menafsirkan data hasil
interpretasi geofisika menjadi model geologi bawah permukaan. Interpretasi
seismik refraksi memiliki keterbatasan yang berarti banyak alternatif model
yang dibuat untuk satu set data tertentu yang tergantung asumsi, parameter,
serta cara pendekatan yang dipakai. Analisis kuantitatif diturunkan dari kurva
travel time untuk mendapatkan parameter bawah permukaan. Metode ini
menggunakan analisis gelombang pandu yang umumnya disebut first break
dan akan berhasil dengan baik jika kecepatan gelombangnya semakin ke
bawah semakin besar (Taib, M. I. T, 2000).
www.pakgurufisika.blogspot.com
35
BAB III
KESIMPULAN DAN SARAN
A. Kesimpulan
Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di depan, maka dapat
diambil kesimpulan bahwa :
1. Metode seimik refraksi
Metode seismik refraksi adalah metode geofisika yang mempelajari bumi
berdasarkan kecepatan penjalaran gelombang getar/gempa dalam permukaan
bawah permukaan bumi yang menggunakan prinsip pembiasan.
2. Prinsip Dasar Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan
Metode Seismik Refraksi
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada
tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu.
Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium
(tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan
mengalami pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian,
pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi
waktu. Berdasarkan data rekaman ini dapat diperkirakan bentuk
lapisan/struktur di dalam tanah.
3. Prinsip Kerja Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan
Metode Seismik Refraksi
a. Survei lapangan
Merupakan tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi
adalah memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan
peta topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set
untuk mencapai tujuan survei secara efisien,
b. Pengambilan data/ akuisisi data seismik
1) Topografi
2) Pengukuran titik control
3) Pengukuran lintasan seismik
www.pakgurufisika.blogspot.com
36
4) Pemboran dangkal/Drilling
5) Pemasangan dinamit/Preloading
6) Perekaman/Recording
7) Penembakan/Shooting
c. Pengolahan data
Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur
geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya.
d. Interpretasi data.
Interpretasi merupakan suatu cara analisis menafsirkan keadaan bawah
permukaan dari data geofisika
B. Saran
Selain pembahasan mengenai eksplorasi permukaan struktur bawah
permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi, penulis menyarankan:
1. Dapat dilakukan kajian lebih lanjut tentang metode geofisika yang lain yang
berguna untuk mengetahui sumber daya alam yang tersimpan di dalam lapisan
bawah permukaan bumi.
2. Untuk menambah wawasan, pembaca disarankan untuk membaca aplikasi lain
dari metode seismik refraksi sebagai upaya untuk eksplorasi lapisan bawah
permukaan bumi.
3. Untuk membandingkan hasil litologi batuan bawah permukaan perlu
adanya pengujian batuan lebih lanjut.
www.pakgurufisika.blogspot.com

More Related Content

What's hot

Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012Fajar Perdana
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamFajar Perdana
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahHasan Nur Aminudin
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Bayu Laoli
 
Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI fikrul islamy
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen Wahidin Zuhri
 
Metode gaya berat
Metode gaya beratMetode gaya berat
Metode gaya beratM Rifa'i
 
177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umumfazar muslim
 
Analisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WINAnalisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WINDery Marsan
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosettetaufiqrafie
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengAyu Kuleh Putri
 
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGPREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGFajar Nawawi
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuadbel Edwar
 

What's hot (20)

Bab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetikBab 2 geomagnetik
Bab 2 geomagnetik
 
Metode gravity
Metode gravityMetode gravity
Metode gravity
 
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
Pengolahan Data Refraksi KARSAM 2012
 
Piroksen
PiroksenPiroksen
Piroksen
 
Observasi geologi Karsam
Observasi geologi KarsamObservasi geologi Karsam
Observasi geologi Karsam
 
Geomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengahGeomorfologi jawa timur zona tengah
Geomorfologi jawa timur zona tengah
 
7 geologi-struktur
7 geologi-struktur7 geologi-struktur
7 geologi-struktur
 
Komposisi magma
Komposisi magmaKomposisi magma
Komposisi magma
 
Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1 Mekanika batuan 1
Mekanika batuan 1
 
Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI Kemas & eclogite #GEOLOGI
Kemas & eclogite #GEOLOGI
 
deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen deskripsi batuan sedimen
deskripsi batuan sedimen
 
Makalah eksplorasi panas bumi dalam geofisika
Makalah eksplorasi panas bumi dalam geofisikaMakalah eksplorasi panas bumi dalam geofisika
Makalah eksplorasi panas bumi dalam geofisika
 
Metode gaya berat
Metode gaya beratMetode gaya berat
Metode gaya berat
 
177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum177548695 bab-1-geofisika-umum
177548695 bab-1-geofisika-umum
 
Analisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WINAnalisis VES Resistivity dengan IP2WIN
Analisis VES Resistivity dengan IP2WIN
 
Geologi struktur rosette
Geologi struktur rosetteGeologi struktur rosette
Geologi struktur rosette
 
Deret bowen oke
Deret bowen okeDeret bowen oke
Deret bowen oke
 
GeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan LerengGeoTek Kestabilan Lereng
GeoTek Kestabilan Lereng
 
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSINGPREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
PREDICTIVE DECONVOLUTION IN SEISMIC DATA PROCESSING
 
Identifikasi batuan beku
Identifikasi batuan bekuIdentifikasi batuan beku
Identifikasi batuan beku
 

Viewers also liked

Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion Sulistiyo Wibowo
 
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaPrinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaSulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017Sulistiyo Wibowo
 
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirMakalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirSulistiyo Wibowo
 
0271 sk-kisi2-usbn-tahun-2017
0271 sk-kisi2-usbn-tahun-20170271 sk-kisi2-usbn-tahun-2017
0271 sk-kisi2-usbn-tahun-2017Sulistiyo Wibowo
 
Pembuatan alat peraga hubungan roda roda
Pembuatan alat peraga hubungan roda rodaPembuatan alat peraga hubungan roda roda
Pembuatan alat peraga hubungan roda rodaSulistiyo Wibowo
 
Makalah pembuatan Alat praktikum Brachistocrone
Makalah pembuatan Alat praktikum BrachistocroneMakalah pembuatan Alat praktikum Brachistocrone
Makalah pembuatan Alat praktikum BrachistocroneSulistiyo Wibowo
 
Power point sumber daya alam
Power point sumber daya alamPower point sumber daya alam
Power point sumber daya alamMiftah Faturahman
 
Presentasi mikroskop
Presentasi mikroskopPresentasi mikroskop
Presentasi mikroskopNur Fitryah
 
Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)
Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)
Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)Sulistiyo Wibowo
 
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Sulistiyo Wibowo
 
SISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIASISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIAFhyka Clalu
 
Ppt ict ttg sumber daya alam
Ppt ict ttg sumber daya alamPpt ict ttg sumber daya alam
Ppt ict ttg sumber daya alamWiwin01
 
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XIPower point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XILatifa Syifa
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7Sulistiyo Wibowo
 

Viewers also liked (20)

Metode Seismik
Metode Seismik Metode Seismik
Metode Seismik
 
Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion Seminar fisika baterai Lithium Ion
Seminar fisika baterai Lithium Ion
 
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusiaPrinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
Prinsip dasar elektroneurograf sebagai pembaca sinyal listrik pada saraf manusia
 
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
Pembahasan Prediksi Soal IPA UN 2017
 
Difraksi franhoufer
Difraksi franhouferDifraksi franhoufer
Difraksi franhoufer
 
Ayunan balistik
Ayunan balistikAyunan balistik
Ayunan balistik
 
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntirMakalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
Makalah pembuatan alat praktikum modulus puntir
 
0271 sk-kisi2-usbn-tahun-2017
0271 sk-kisi2-usbn-tahun-20170271 sk-kisi2-usbn-tahun-2017
0271 sk-kisi2-usbn-tahun-2017
 
Siklus rankine
Siklus rankineSiklus rankine
Siklus rankine
 
Pembuatan alat peraga hubungan roda roda
Pembuatan alat peraga hubungan roda rodaPembuatan alat peraga hubungan roda roda
Pembuatan alat peraga hubungan roda roda
 
Makalah pembuatan Alat praktikum Brachistocrone
Makalah pembuatan Alat praktikum BrachistocroneMakalah pembuatan Alat praktikum Brachistocrone
Makalah pembuatan Alat praktikum Brachistocrone
 
Power point sumber daya alam
Power point sumber daya alamPower point sumber daya alam
Power point sumber daya alam
 
Presentasi mikroskop
Presentasi mikroskopPresentasi mikroskop
Presentasi mikroskop
 
Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)
Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)
Kisi-kisi UN 2017 (SMP, SMA, SMK, LB, Paket B dan C)
 
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
Pembuatan alat praktikum momen gaya (torsi)
 
Bagian Tumbuhan
Bagian TumbuhanBagian Tumbuhan
Bagian Tumbuhan
 
SISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIASISTEM RANGKA MANUSIA
SISTEM RANGKA MANUSIA
 
Ppt ict ttg sumber daya alam
Ppt ict ttg sumber daya alamPpt ict ttg sumber daya alam
Ppt ict ttg sumber daya alam
 
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XIPower point biologi organ dan sistem organ kelas XI
Power point biologi organ dan sistem organ kelas XI
 
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
Rangkuman materi Fisika SMP kelas 7
 

Similar to SEISMIK REFRAKSI

Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASARBab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASARKhairi Ramdhani
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisikakeynahkhun
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Nanda Reda
 
Penjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdf
Penjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdfPenjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdf
Penjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdfalhidayat18
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAwang Deswari
 
Dynamic Earth Crust
Dynamic Earth CrustDynamic Earth Crust
Dynamic Earth CrustNita fath
 
X geografi kd 3.5_final dinamika pedosfer
X geografi kd 3.5_final dinamika pedosferX geografi kd 3.5_final dinamika pedosfer
X geografi kd 3.5_final dinamika pedosferjopiwildani
 
X geografi kd 3.5_final
X geografi kd 3.5_finalX geografi kd 3.5_final
X geografi kd 3.5_finaljopiwildani
 
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanX geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanjopiwildani
 
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismikPendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismikOktavia Triana
 
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdf
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdfBab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdf
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdfagus mulanto
 
Gempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fixGempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fixNadyaokta
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturAswan M
 
ilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarUKPM Galang
 
Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014Desta Indriana
 
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara BaratPresentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara BaratR. Ferro Aviyanto
 

Similar to SEISMIK REFRAKSI (20)

Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASARBab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
Bab I PENDAHULUAN GEOLOGI DASAR
 
Metode Geofisika
Metode GeofisikaMetode Geofisika
Metode Geofisika
 
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)Kelompok 2 (lempeng tektonik)
Kelompok 2 (lempeng tektonik)
 
Penjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdf
Penjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdfPenjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdf
Penjelasan tentang BUMI mata kuliah 01.pdf
 
stesen 3 Plat Dunia.pdf
stesen 3 Plat Dunia.pdfstesen 3 Plat Dunia.pdf
stesen 3 Plat Dunia.pdf
 
Bentuk muka bumi
Bentuk muka bumiBentuk muka bumi
Bentuk muka bumi
 
Analisa patahan lembang
Analisa patahan lembangAnalisa patahan lembang
Analisa patahan lembang
 
Dynamic Earth Crust
Dynamic Earth CrustDynamic Earth Crust
Dynamic Earth Crust
 
X geografi kd 3.5_final dinamika pedosfer
X geografi kd 3.5_final dinamika pedosferX geografi kd 3.5_final dinamika pedosfer
X geografi kd 3.5_final dinamika pedosfer
 
X geografi kd 3.5_final
X geografi kd 3.5_finalX geografi kd 3.5_final
X geografi kd 3.5_final
 
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupanX geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
X geografi kd 3.5_dinamika litosfer terhadap kehidupan
 
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismikPendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
Pendugaan air tanah atau batuan dengan metode seismik
 
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdf
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdfBab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdf
Bab 6 Struktur Bumi dan Perkembangannya.pdf
 
Gempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fixGempabumi tektonik fix
Gempabumi tektonik fix
 
Gerakan bumi
Gerakan bumiGerakan bumi
Gerakan bumi
 
Laporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi strukturLaporan fieldtrip geologi struktur
Laporan fieldtrip geologi struktur
 
ilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasarilmu alamiah dasar
ilmu alamiah dasar
 
Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014Silabus kajian ipba 2014
Silabus kajian ipba 2014
 
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara BaratPresentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
Presentasi Geoarkeologi: Kuliah di Museum Negeri Nusa Tenggara Barat
 
Geologi
GeologiGeologi
Geologi
 

More from Sulistiyo Wibowo

Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Soal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaanSoal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaanSulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Sulistiyo Wibowo
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 

More from Sulistiyo Wibowo (20)

Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
 
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
 
Soal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaanSoal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaan
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
 
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
 

Recently uploaded

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapsefrida3
 

Recently uploaded (20)

Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
 
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genapDinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
Dinamika Hidrosfer geografi kelas X genap
 

SEISMIK REFRAKSI

  • 1. PENENTUAN STRUKTUR BAWAH PERMUKAAN BUMI MENGGUNAKAN METODE SEISMIK REFRAKSI Oleh: Nurrohmah Ary Indartik Distributed by : Pakgurufisika www.pakgurufisika.blogspot.com FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN UNIVERSITAS SEBELAS MARET SURAKARTA 2015 www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 2. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh berbagai jenis mahluk hidup. Bumi adalah planet dengan urutan ketiga dari delapan planet yang dekat dengan matahari. Jarak bumi dengan matahari sekitar 150 juta km. Bentuk planet Bumi sangat mirip dengan bulat pepat (oblate spheroid), sebuah bulatan yang tertekan ceper pada orientasi kutub-kutub yang menyebabkan buncitan pada bagian khatulistiwa (Lakitan, 1993). Bumi yang ditempati manusia, antara satu tempat dengan tempat yang lain tidaklah sama bentuk kenampakan alamnya. Wilayah daratan dengan lautan masing-masing memiliki keanekaragam bentuk yang berbeda-beda. Di daratan banyak kenampakan alam yang tampak seperti gurun, padang pasir, pegunungan, lembah, sungai, dll. Kenampakan bentuk muka bumi baik di daratan maupun di lautan dari waktu ke waktu akan mengalami perubahan bentuk, hal ini dikarenakan adanya tenaga yang berasal dari dalam bumi (endogen) maupun tenaga yang berasal dari luar bumi (eksogen). Tenaga alam endogen bersifat membangun permukaan bumi, sedangkan tenaga alam eksogen berasal dari luar bumi dan bersifat merusak. Adanya bentukan-bentukan akibat aktivitas tenaga endogen dan eksogen menyebabkan permukaan bumi menjadi tidak rata. Bentukan-bentukan ini dikenal sebagai relief bumi (Heddy, 1986). Hasil-hasil penelitian terhadap fisik bumi menunjukkan bahwa batuan- batuan pembentuk bumi mulai dari kerak bumi sampai inti bumi mempunyai komposisi mineral dan unsur kimia yang berbeda-beda. Daratan tersusun oleh beberapa jenis batuan yang berbeda satu sama lain. Batuan merupakan agregasi (kumpulan) dari berbagai macam mineral alam ataupun mineral sejenis yang saling terikat erat dan kuat sehingga sukar untuk diepaskan. Batuan terbentuk dari kumpulan magma yang membeku di permukaan bumi dan berakhir menjadi berbagai jenis batuan. Sedangkan mineral terbentuk secara anorganik, mempunyai www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 3. 2 komposisi kimia pada batas-batas tertentu dan memiliki atom-atom yang tersusun secara teratur, mineral merupakan komponen batuan yang membentuk lapisan kerak bumi (Soemarwoto: 1992). Pada umumnya jenis mineral maupun batuan struktur bawah permukaan bumi ini tidak dapat diamati dengan mata secara langsung karena berbagai macam keterbatasan. Keterbatasan ilmu untuk mengolah sumberdaya alam di bawah permukaan bumi adalah salah satu kendala untuk melangkah lebih lanjut dalam upaya mengolah sumber daya alam tersebut secara maksimal. Sehingga perlu untuk mempelajari cara atau metode untuk mengungkap suatu informasi yang terdapal dalam struktur bawah permukaan bumi. Salah satu cara atau metode untuk memperoleh informasi tersebut dengan menggunakan metode survei geofisika. Metode tersebut merupakan salah satu cabang ilmu fisika yang mempelajari bidang bumi khususnya perut bumi berdasarkan konsep fisika. Survei geofisika yang sering dilakukan selama ini antara lain Metode gravitasi (gaya berat), magnetik, seismik, geolistrik (resistivitas) dan elektromagnetik (Petunjuk Workshop Geofisika, 1992). Dengan melihat potensi kekayaan sumber daya alam Indonesia yang terkandung dalam bumi sangat melimpah, alangkah ruginya jika kekayaan tersebut hanya tersimpan berjuta-juta tahun dalam permukaan bumi. Oleh karena itu sebagai generasi penerus bangsa harus berupaya untuk dapat memanfaatkan sumber daya yang ada tersebut untuk kesejahteraan bangsa. Sehingga dengan menggunakan analisis metode geofisika yang berfokus pada metode seismik refraksi maka penulis mengajukan makalah seminar fisika yang membahas tentang “ Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi Menggunakan Metode Seismik Refraksi”. B. Identifikasi Masalah Dari latar belakang masalah tersebut, dapat diidentifikasikan masalah sebagai berikut: 1. Lapisan bawah permukaan bumi terdiri dari beberapa lapisan. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 4. 3 2. Struktur lapisan bawah permukaan bumi menyimpan SDA (Sumber Daya Alam) yang bermanfaat bagi kehidupan manusia. 3. Banyak mineral yang tersimpan di struktur lapisan bawah permukaan bumi. 4. Banyak mineral di dalam struktur lapisan bawah permukaan bumi yang belum diketahui jenisnya. 5. Mineral di dalam struktur lapisan bawah permukaan bumi tidak dapat diketahui secara langsung tanpa menggunakan suatu alat atau metode tertentu. 6. Eksplorasi adalah penyelidikan lapangan untuk mengumpulkan data/informasi selengkap mungkin tentang keberadaan sumber daya alam di suatu tempat. 7. Ada beberapa cara eksplorasi struktur bawah permukaan bumi. 8. Metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi terdiri dari beberapa jenis 9. Setiap metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi memiliki kelemahan dan kelebihan. 10. Metode eksplorasi struktur bawah permukaan bumi tidak semunya cocok diterapkan pada setiap lapisan bumi. 11. Penjalaran gelombang seismik dapat dimanfaatkan untuk eksplorasi mineral di bawah permukaan bumi. C. Pembatasan Masalah Dari masalah-masalah yang diidentifikasi di atas, maka akan dikaji metode seismik refraksi yang mencakup : 1. Lapisan bumi yang dibahas adalah lapisan bumi dangkal. 2. Ekplorasi seismik yang dibahas adalah eksplorasi daratan. 3. Metode eksplorasi yang dibahas adalah metode eksplorasi seismik refraksi. D. Perumusan Masalah Berdasarkan identifikasi masalah dan pembatasan masalah, maka perumusan masalah dalam Makalah Seminar Fisika ini adalah sebagai berikut: 1. Apa yang dimaksud dengan metode seismik refraksi? www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 5. 4 2. Bagaimana prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi? 3. Bagaimana prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi? E. Tujuan Penulisan Makalah Tujuan yang diinginkan dari penulisan Makalah Seminar Fisika ini adalah: 1. Menjelaskan pengertian metode seismik refraksi. 2. Menjelaskan prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. 3. Menjelaskan prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. F. Manfaat Penulisan Makalah Penulisan Makalah Seminar Fisika ini diharapkan dapat bermanfaat untuk: 1. Memberi informasi tentang pengertian metode seismik refraksi. 2. Memberi informasi tentang prinsip dasar penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. 3. Memberi informasi tentang prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 6. 5 BAB II PEMBAHASAN Bumi merupakan satu-satunya planet yang dapat dihuni oleh mahluk hidup. Strukur Bumi terdiri atas beberapa lapisan yang didalamnya mengandung banyak Sumber Daya Alam. Sebagai suatu Negara kepulauan yang kaya akan sumber daya alam, Indonesia memiliki kekayaan alam yang tergolong melimpah namun masih banyak yang belum diketahui keberadaannya. Banyak sumber daya alam yang tersimpan di bawah permukaan bumi yang belum tereksplorasi dan belum termanfaatkan dengan baik. Metode seismik merupakan salah satu metode yang sangat penting dan banyak dipakai di dalam teknik geofisika. Hal ini disebabkan metode seismik mempunyai ketepatan serta resolusi yang tinggi di dalam memodelkan struktur geologi di bawah permukaan bumi. Dalam menentukan struktur geologi, metode seismik yang dibahas adalah seismik bias dangkal (head wave or refrected seismic) . A. Metode Seismik Refraksi 1. Pengertian Gelombang Seismik Seismik berasal dari kata Seismologi. Seismologi berasal dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu seismos yang berarti getaran atau goncangan dan logos yang berarti ilmu pengetahuan. Orang Yunani menyebut gempa bumi dengan kata-kata seismos tes ges yang berarti bumi bergoncang atau bergetar. Dengan demikian, secara sederhana seismologi dapat diartikan sebagai ilmu yang mempelajari fenomena getaran pada bumi, atau dengan kata sederhana, ilmu mengenai gempa bumi (Ismail, 2013) Gelombang seismik adalah rambatan energi yang disebabkan karena adanya gangguan di dalam kerak bumi, misalnya adanya patahan ataupun ledakan. Energi ini akan merambat ke seluruh bagian bumi dan dapat terekam www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 7. 6 oleh seismometer. Hasil dari rekaman seismometer tersebut dinamakan seismogram. Gelombang seismik merupakan gelombang yang merambat melalui bumi. Perambatan gelombang ini bergantung pada sifat elastisitas batuan. Gelombang seismik dapat ditimbulkan dengan dua metode yaitu metode aktif dan metode pasif. Metode aktif adalah metode penimbulan gelombang seismik secara aktif atau disengaja menggunakan gangguan yang dibuat oleh manusia, biasanya digunakan untuk eksplorasi. Metode pasif adalah gangguan yang muncul terjadi secara alamiah, contohnya gempa. Gelombang seismik termasuk dalam gelombang elastik karena medium yang dilalui yaitu bumi bersifat elastik. Hal ini menyebabkan sifat penjalaran gelombang seismik bergantung pada elastisitas batuan yang dilewatinya. Teori lempeng tektonik telah menjelaskan bagaimana pergerakan dari lempeng bumi. Pergerakan lempeng bumi menyebabkan batuan terdeformasi atau berubah bentuk dan ukuran karena adanya pergerakan antar lempeng. Deformasi akibat bergerakan lempeng ini berupa tegangan (stress) dan regangan (strain). Tegangan (Stress) didefinisikan sebagai gaya persatuan luas. Tegangan merupakan perbandingan dari besar gaya terhadap luas dimana gaya tersebut dikenakan. Gaya yang dikenakan tegak lurus terhadap benda maka tegangan tersebut normal, jika gaya berarah tangensial terhadap luas maka tegangan tersebut tegangan geser, dan jika tidak tegak lurus maupun paralel maka gaya tersebut dapat diuraikan kekomponen yang paralel dan tegak lurus terhadap elemen luas. Persamaan matematis dari tegangan )( (2.1) Benda elastis yang mengalami stress maka akan terdeformasi atau mengalami perubahan bentuk maupun dimensi. Perubahan tersebut disebut dengan regangan atau strain. Strain adalah jumlah deformasi material persatuan A F  www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 8. 7 luas. Hukum hooke menyatakan bahwa stress akan sebanding dengan strain pada batuan (antara gaya yang diterapkan dan besarnya deformasi). eC (2.2) Strain (e) dan Stress ( ) merupakan besaran tensor, sedangkan C adalah konstanta yang berupa matriks (tensor) yang menentukan sifat dasar elastisitas dari batuan, parameter merupakan parameter elastik bebas yang dapat mencirikan sifat elastisitas batuan (Elnashai dan Sarno, 2008). 2. Jenis Gelombang Seismik Jenis Gelombang Seismik dapat dibedakan menjadi dua yakni Gelombang seismik yang merambat melalui interior bumi disebut sebagai body wave, dan juga yang merambat melalui permukaan bumi yang disebut surface wave. Sumber gelombang seismik ada dua yaitu alami dan buatan. Sumber alami terjadi karena adanya gempa tektonik, gempa vulkanik dan runtuhan/ longsoran, sedangkan buatan menggunakan gangguan yang disengaja. a. Gelombang Badan/ Body Wave Gelombang badan adalah gelombang yang menjalar dalam media elastis dan arah perambatannya keseluruh bagian di dalam bumi. Berdasarkan gerak partikel pada media dan arah penjalarannya gelombang dapat dibedakan menjadi gelombang P dan gelombang S. Gelombang P disebut dengan gelombang kompresi/gelombang longitudinal. Gelombang ini memiliki kecepatan rambat paling besar dibandingkan dengan gelombang seismik yang lain, dapat merambat melalui medium padat, cair dan gas. Persamaan dari kecepatan gelombang P adalah sebagai berikut :   2 PV (2.3) Keterangan :  = konstanta lame www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 9. 8  = rigiditas  = densitas Gambar 2.1 Gelombang-P (Sumber: Elnashai dan Sarno, 2008) Gelombang S disebut juga gelombang shear/ gelombang transversal. Gelombang ini memiliki cepat rambat yang lebih lambat bila dibandingkan dengan gelombang P dan hanya dapat merambat pada medium padat saja. Gelombang S tegak lurus terhadap arah rambatnya. Persamaan dari kecepatan Gelombang S (Vs) adalah sebagai berikut:   SV (2.4) Gambar 2.2 Gelombang-S (Sumber: Elnashai and Sarno, 2008) www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 10. 9 b. Gelombang Permukaan Gelombang permukaan merupakan salah satu gelombang seismik selain gelombang badan. Gelombang ini ada pada batas permukaan medium. Berdasarkan pada sifat gerakan partikel media elastik, gelombang permukaan merupakan gelombang yang kompleks dengan frekuensi yang rendah dan amplitudo yang besar, yang menjalar akibat adanya efek free surface dimana terdapat perbedaan sifat elastik (Susilawati, 2008). Jenis dari gelombang permukaan ada dua yaitu gelombang Reyleigh dan gelombang Love. Gelombang Reyleigh merupakan gelombang permukaan yang orbit gerakannya elips tegak lurus dengan permukaan dan arah penjalarannya. Gelombang jenis ini adalah gelombang permukaan yang terjadi akibat adanya interferensi antara gelombang tekan dengan gelombang geser secara konstruktif. Persamaan dari kecepatan gelombang Reyleigh (VR ) adalah sebagai berikut: SR VV 92,0 (2.5) Gambar 2.3 Gelombang Reyleigh (Sumber: Elnashai dan Sarno, 2008) Gelombang Love merupakan gelombang permukaan yang menjalar dalam bentuk gelombang transversal yang merupakan gelombang S horizontal yang penjalarannya paralel dengan permukaannya (Gadallah and Fisher, 2009). www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 11. 10 Gambar 2.4 Gelombang Love (Sumber: Elnashai and Sarno, 2008) 3. Mekanisme penjalaran gelombang Mekanisme penjalaran gelombang seismik didasarkan pada hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat. Penjelasan dari hukum Snellius, Prinsip Huygens dan Prinsip Fermat dijelaskan sebagai berikut : a. Hukum Snellius Hukum snellius menyatakan bahwa bila suatu gelombang jatuh diatas bidang batas dua medium yang mempunyai perbedaan densitas, maka gelombang tersebut akan dibiaskan jika sudut datang gelombang lebih kecil atau sama dengan sudut kritisnya. Gelombang akan dipantulkan jika sudut datangnya lebih besar dari sudut kritisnya. Gelombang datang, gelombang bias, gelombang pantul terletak pada suatu bidang datar. Ketika gelombang seismik melalui lapisan batuan dengan impedansi akustik yang berbeda dari lapisan batuan yang dilalui sebelumnya, maka gelombang akan terbagi. Gelombang tersebut sebagian terefleksikan kembali ke permukaan dan sebagian diteruskan merambat di bawah permukaan. Penjalaran gelombang seismik mengikuti Hukum Snellius yang dikembangkan dari Prinsip Huygens, menyatakan bahwa sudut pantul dan sudut bias merupakan fungsi dari sudut datang dan kecepatan gelombang. Gelombang P yang datang akan mengenai permukaan bidang batas antara dua www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 12. 11 medium berbeda akan menimbulkan gelombang refraksi dan refleksi. (Hutabarat, 2009). Gambar 2.5 Pemantulan dan Pembiasan Gelombang (Sumber: Hutabarat, 2009) Sebagian energi gelombang akan dipantulkan sebagai gelombang P dan gelombang S, dan sebagian lagi akan diteruskan sebagai gelombang P dan gelombang S (Hutabarat, 2009). Hukum Snellius dapat dinyatakan dalam persamaan sebagai berikut: S S S S P P P P r vv r vv i v sinsinsinsinsin 2121   b. Prinsip Huygens Prinsip Huygens menyatakan bahwa setiap titik pada muka gelombang merupakan sumber bagi gelombang baru. Posisi dari muka gelombang dalam dapat seketika ditemukan dengan membentuk garis singgung permukaan untuk semua wavelet . Prinsip Huygens mengungkapkan sebuah mekanisme www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 13. 12 dimana sebuah pulsa seismik akan kehilangan energi seiring dengan bertambahnya kedalaman (Asparini, 2011). Gambar 2.6 Prinsip Huygen (Sumber: Asparini, 2011) c. Prinsip Fermat Gelombang menjalar dari satu titik ke titik lain melalui jalan tersingkat waktu penjalarannya. Dengan demikian jika gelombang melewati sebuah medium yang memiliki variasi kecepatan gelombang seismik, maka gelombang tersebut akan cenderung melalui zona-zona kecepatan tinggi dan menghindari zona-zona kecepatan rendah (Jamady, 2011). 4. Metode Seismik Refraksi Metode seismik adalah metode geofisika yang mempelajari bumi berdasarkan kecepatan penjalaran gelombang getar/gempa. Metode ini dapat digunakan untuk eksplorasi yang didasarkan pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan tanah atau batas-batas batuan. Hal ini karena Kecepatan gelombang sangat berhubungan dengan densitas dan modulus elastisitas batuan bawah permukaan. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 14. 13 Refraksi disebut juga dengan pembiasan. Pembiasan adalah pembelokan berkas yang ditransmisikan. Metode seismik refraksi adalah metode seismik yang menggunakan prinsip pembiasan dalam perambatan gelombang. Metoda refraksi digunakan dalam mengkaji lapisan di bawah permukaan bumi pada kedalaman dangkal yang berkisar beberapa puluh meter. B. Prinsip Dasar Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi Metode seismik refraksi merupakan salah satu bagian dari seismologi eksplorasi yang dikelompokkan dalam metode geofisika aktif, dimana pengukuran dilakukan dengan menggunakan sumber seismik (palu, ledakan, dll). Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pemantulan ataupun pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut direkam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman ini dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini, gelombang yang terjadi setelah gangguan pertama (first break) diabaikan, sehingga sebenarnya hanya data first break saja yang dibutuhkan. Parameter jarak (offset) dan waktu jalar dihubungkan oleh cepat rambat gelombang dalam medium. Kecepatan tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada di dalam material dan dikenal sebagai parameter elastisitas batuan. Kecepatan gelombang P lebih besar dibandingkan dengan kecepatan gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam perhitungan metode seismik refraksi. Parameter jarak dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang dikenal sebagai parameter elastisitas. Gelombang seismik www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 15. 14 refraksi yang dapat terekam oleh penerima pada permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r = 90° sehingga sin r = 1). Hal ini sesuai dengan asumsi awal bahwa kecepatan lapisan di bawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di atas interface.Gelombang seismik berasal dari sumber seismik merambat dengan kecepatan V1 menuju bidang batas (A), kemudian gelombang dibiaskan dengan sudut datang kritis sepanjang interface dengan kecepatan V2 (Gambar 7). Dengan menggunakan prinsip Huygens pada interface, gelombang ini kembali ke permukaan sehingga dapat diterima oleh penerima yang ada di permukaan. Gambar 2.7. Pembiasan dengan sudut kritis (Sumber: Nusantara, 2005) www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 16. 15 Gambar 2.8 Penjalaran gelombang seismik Gambar 2.9. Penjalaran gelombang seismik (Sumber: Ulla, 2008) www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 17. 16 Gambar 2. 10. Metode seismik refraksi (Sumber: P. N. W Verhoef, 1994) Pada metode refraksi, gelombang yang direfleksikan akan ditangkap oleh sederet geofon (atau oleh satu geofon). Seismograf akan mengukur waktu yang diperlukan oleh sebuah gelombang seismik untuk bergerak dari sumber energi mencapai geofon. Kedatangan pertama menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 18. 17 gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone. Mekanisme perambatan dari pengambilan data berdasarkan gelombang seismic refraksi dapat digambarkan seperti gambar 9 . (P. N. W Verhoef, 1994) Tabel kecepatan perambatan gelombang primer suatu batuan Nama Material Vp (m/s) Tanah Alluvial 500-2100 Lempung 1100-2500 Loss 300-600 Pasir 200-2000 napal bongkah 400-1700 Batu Granit 4600-6000 Gaabro,dolerite,basalt 5000-6700 Batu pasir, serpih 1400-4500 Batu kapur, lembek 1700-4200 Batu kapur, kokoh 2800-6400 Marmer 5700-6400 Sabak 3600-4400 skis,gneiss 3500-7500 Tabel 2.1 Kecepatan seismik yang khas (gelombang P) (Sumber: P. N. W Verhoef, 1994) Berdasarkan gambar di atas, dapat dilihat bahwa metode seismik refraksi dapat digunakan untuk menentukan jenis batuan di bawah permukaan bumi. Jenis batuan dapat ditentukan dari kecepatan penjalaran gelombang yang ada di bawah permukaan bumi. Apabila kecepatan penjalaran gelombang berkisar 500-2100 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis alluvial. Tanah jenis alluvial Tanah Aluvial disebut juga tanah endapan karena terbentukdari endapan lumpur yang terbawa air hujan ke dataran rendah. Tanah ini bersifat subur karena www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 19. 18 terbentuk dari kikisan tanah humus. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 1100-2500 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis lempung. Tanah lempung terdiri atas butiran-butiran liat yang halus sehingga bersifat liat. Tanah ini sukar dilalui air, tetapi mudah dibentuk sehingga dimanfaatkan untuk membuat gerabah. Apabila kecepatan penjalaran gelombang berkisar 300-600 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis loss. Tanah loss berasal dari endapan debu yang dibawa angin dari gurun danmengendap disekitarnya. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 200- 2000 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis pasir. Tanah Pasir sangat mudah dilalui air atau bersifat porous. Tanah ini terbentuk dari pelapukan batuan. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 400-1700 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah tanah jenis napal bongkah. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 4600-6000 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah berupa batuan granit. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 5000-6700 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah berupa batu yakni gabro, dolerit, dan basalt. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 1400-4500 m/s struktur yang ada di bawah permukaan bumi adalah berupa batu jenis pasir serpihan. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 1700-4200 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu kapur lembek. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 2800-6400 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu kapur kokoh. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 5700-6400 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu marmar (marmer). Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 3500- 4400 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu sabak. Jika kecepatan penjalaran gelombang berkisar 3500-7500 m/s material yang ada di bawah permukaan bumi adalah jenis batu skis dan gneiss. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 20. 19 C. Prinsip Kerja Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi Gelombang seismik merupakan gelombang mekanis yang terjadi dibumi baik yang bisa disebabkan secara alam maupun oleh buatan manusia. Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk mengetahui penampang struktur bawah permukaan. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang seismik yang menjalar di bawah permukaan bumi. Metode seismik refraksi didasarkan pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi melibatkan perlengkapan umum yang dapat digunakan dalam eksplorasi dengan menggunakan metode seismik adalah: a. Perlengkapan Pribadi, antara lain: 1) Baju lapangan 2) Sepatu lapangan, disesuaikan dengan medan yang disurvei 3) Topi 4) Makanan dan minuman 5) Obat pribadi (P3K) 6) Payung 7) Perlengkapan mandi (apabila survei yang dilakukan lebih dari satu hari dan diharuskan menginap). b. Alat Komunikasi, seperti handy talky (HT), handphone (HP)atau semaphore, peluit.Kompas c. Alat tulis d. Kertas berkotak disertai tabel untuk memudahkan mencatat hasil survei. e. Meteran f. Papan sebagai alas untuk menulis www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 21. 20 g. Kamera untuk alat dokumentasi Alat yang digunakan untuk survei darat adalah alat yang digunakan untuk membuat sumber seismik dapat berupa palu seismik (hammer), ledakan (eksplosien), weigh drop, watergun dan truk seismik. Sedangkan alat penerima gelombang seismiknya adalah geophone. Alat lain yang digunakan dalam metode seismik adalah seismometer. Seismometer adalah alat yang digunakan untuk merespon getaran tanah akibat gempa bumi. Seismograf adalah gabungan antara seismometer dan alat perekam yaitu alat untuk mendeteksi dan merekam getaran tanah. Alat perekam merupakan serangkaian detektor (geophone) yang umumnya disusun membentuk garis lurus dengan sumber ledakan (profil line), kemudian dicatat/direkam oleh suatu alat seismogram. Seismogram adalah rekaman dari getaran kerak bumi dalam kurun waktu tertentu, dari rekaman tersebut dapat diketahui seberapa besar getaran yang ditimbulkan oleh kerak bumi. (a) (a) Seismometer (b) Seismogram, (c) Seismograf Gambar 2.11 (a) Seismometer, (b) Seismogram, (c) Seismograf (Sumber: Ulla, 2008) www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 22. 21 Seismograf, alat pengukur gempa ada 2 jenis, yaitu: a. Seismograf Horizontal b. Seismograf Vertikal Seismograf Horizontal berfungsi untuk mencatat getaran bumi pada arah mendatar. Pada Seismograf Horizontal, massa stasioner digantung dengan sebuah tali. Di bagian bawah terdapat jarum yang ujungnya menyentuh roll pita, yang selalu berputar searah jarum jam. Tiang penompang roll pita terpancang pada tanah. Pada waktu terjadi gempa, roll pita bergetar, sedangkan massa stasioner dan jarum jam tetap. Maka terbentuklah goresan pada roll pita tersebut yang disebut Seismogram. Gambar 2. 12. Seismograf Horisontal dan Seismograf Vertikal (Sumber: Ulla, 2008) Seismograf Vertikal berfungsi untuk mencatat getaran gempa vertikal. Massa Stasioner pada Seismograf vertikal ditahan oleh sebuah pegas (P) dan sebuah tangkai berengsel. Ujung massa stasioner yang berjarum disentuhkan pada roll pita yang selalu bergerak searah jarum jam. Jika terjadi getaran gempa, maka roll pita akan bergerak sehingga akan terbentuk seismogram pada roll pita tersebut. Dengan menggunakan alat pengukur gempa, seismograf vertikal dan seismograf horizontal gempa yang terjadi baik gempa vertikal maupun gempa horizontal akan tercatat dan terdeteksi. Untuk mengetahui www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 23. 22 keakuratan data gempa yang diperoleh, maka lebih baik jika pada sebuah stasion BMG dipasang 3 alat pengukur gempa atau Seismograf yaitu 2 pasang Seismograf Horizontal yang dipasang arah utara-selatan dan arah timur–barat, serta satu seismograf Vertikal. Hal ini dilakukan untuk mengetahui dari arah mana getaran gempa terjadi. Peralatan yang digunakan oleh seismik drilling diantaranya adalah: a. Mesin Power Rig Mesin Power Rig adalah mesin pemutar bor yang digunakan pada pemboran. Mesin ini sesuai untuk melakukan pengeboran dengan kedalaman 22 sampai 30 m danmembutuhkan tenaga kerja yang lebih banyak, serta dapat menembus batuan lebih cepat dibandingkan dengan menggunakan rotari. b. Mesin Dephi Pump Alat ini berfungsi untuk menyedot air dan mengalirkannya ke lokasi pengeboran. c. Mesin Mud Pump Mud Pump berfungsi untuk menyedot air yang bercampur dengan cutting pemboran dan mengalirkannya menuju pipa bor. Lumpur ini berfungsi untuk menekan tanah agar gembur, mengangkat cutting hasil pengeboran dan melindungi mata bor agar tidak bergesekan langsung dengan batuan. Jika lubang bor sangat dalam, maka mesin mud pump dapat dirangkai secara seri untuk memperbesar tekanan. d. King Swivel Alat ini digunakan untuk menyambung selang dari mud pump ke pipa bor. King swivel tidak dilakukan pada pengeboran dengan menggunakan power rig dan Jackro. King swivel digunakan pada pengeboran dengan metode flushing. e. Pipa Bor www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 24. 23 Pipa bor berguna untuk mengalirkan air atau lumpur ke dalam lubang bor selama pengeboran. Pipa bor memiliki panjang 1,5 m dengan persambungan pada kedua ujungnya. f. Mata Bor Mata bor berguna untuk mengikis tanah atau batuan pada lubang bor. Pada mata bor terdapat lubang untuk mengalirkan air atau lumpur. g. Tripus Tripus adalah mata bor khusus yang terbuat dari intan kasar. Mata bor ini digunakan untuk menghancurkan batuan keras, tetapi tidak bisa bekerja pada batuan halus atau tanah lembut. h. Kunci Inggris Alat ini digunakan untuk menyambung dan melepaskan pipa bor. Selain itu juga difungsikan untuk mengangkat dan melepaskan pipa bor. i. Fire Hose Fire Hose adalah selang air yang digunakan untuk mengalirkan air ke tempat pengeboran. j. Polimer Polimer digunakan untuk menghindari terjadinya keruntuhan pada dinding lubang bor. Cairan ini digunakan dengan cara mencampurkannya dengan air atau lumpur yang akan dimasukkan ke dalam pipa bor. Cairan ini sangat dibutuhkan terutama pada tanah yang berpasir. k. Ginagol Alat ini digunakan untuk menyaring air atau lumpur yang akan dimasukkan ke dalam pipa bor. l. Lastok Alat ini berupa pipa yang digunakan untuk memasukkan bahan peledak ke dalam lubang pengeboran. Lastok terbuat dari bahan alumunium untuk menghindari timbulnya api, yang dapat menyulut bahan peledak, akibat gesekan. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 25. 24 m.Dummie Load Dummie load berfungsi untuk memeriksa kebersihan dan kedalaman lubang bor. Dummie load memiliki bentuk silinder panjang yang memiliki diameter hanya sedikit lebih kecil dari pada diameter lubang bor. n. Daya Gel Daya Gel adalah salah satu jenis bahan peledak yang berbentuk gel. Daya Gel berbentuk batang dengan panjang 0,25 m, diameter 3 inci, dan berat 0,5 kg. Daya Gel dikemas dalam plastik dan diberikan lapisan lilin agar terlindungi dari air. Daya Gel merupakan bahan peledak pasif karena membutuhkan stimulan dari detotator agar dapat meledak. o. Detonator Detonator adalah bahan peledak aktif yang berfungsi sebagai sumbu ledak. Detonator dapat meledak apabila diberikan tegangan di atas 6 volt. Proses peledakannya adalah sebagai berikut:  Detonator dimasukkan ke dalam Daya Gel  Kabel detonator diberikan arus listrik  Detonator meladak akibat arus listrik tersebut  Daya Gel meledak karena dipicu oleh ledakan detonator p. Speedy Loader Speedy loader berupa plastik berbentuk kerucut yang dipasang bersama Daya Gel dan detonator. Speedy loader berbentuk kerucut di pasang di bagian depan Daya Gel yang berfungsi untuk mempermudah bahan peledak untuk dimasukkan ke dalam lubang bor. q. O Ring O Ring adalah cincin besar yang terbuat dari plastik untuk mengikat kabel detonator. Fungsinya adalah untuk mempermudah dalam mengambil kabel detonator yang ditanam di dalam lubang bor. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 26. 25 r. Anchor Anchor adalah besi yang dipasang di bagian luar bahan peledak yang berfungsi untuk menahan bahan peledak agar tidak terdorong kelaur lubang bor. Gambar 2.13 Speedy Loader dan Anchor (Sumber: Ulla, 2008) Prinsip kerja penentuan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi 1. Survei lapangan Tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk mencapai tujuan survei secara efisien, yaitu menggunakan informasi yang ada pada peta topografi dan peta geologi. Rekaman titik penerima kedatangan pertama (first arrival) merupakan gelombang langsung dan kedatangan pertama (first break) dari gelombang refraksi tidak muncul (Parasnis, D.S, 1973). 2. Pengambilan data/ akuisisi data seismik a. Topografi Dalam survei seismik posisi koordintat SP (shot point) dan TR (trace) sangat penting sekali diperhatikan, karena hal ini menyangkut dengan kualitas data yang akan dihasilkan. Dalam membuat desain survei seismik terdapat beberapa parameter lapangan yang harus diperhatikan : 1) Trace interval : Jarak antara tiap trace www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 27. 26 2) Shot point interval: jarak antara satu SP dengan SP yang lainnya 3) Far Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terjauh terjauh 4) Near Offset: Jarak antara sumber seismik dengan trace terdekat 5) Jumlah shot point: Banyaknya SP yang digunakan dalam satu lintasan 6) Jumlah Trace: Banyaknya trace yang digunakan dalam satu SP 7) Record length lamanya merekam gelombang seismik 8) Fold coverage: Jumlah atau seringnya suatu titik di subsurfece terekam oleh geophone di permukaan b. Pengukuran Titik Kontrol Langkah pertama dalam pembuatan titik kontrol adalah mendistribusikan pilar-pilar GPS pada seluruh area. Kemudian BM GPS ini dipasang pada area survei sesuai dengan distribusi di mana pilar tersebut dipasang. Titik BM yang telah diketahui digunakan untuk menentukan koordinat-koordinat lain yang belum diketahui, misalnya koordinat shoot point atau koordinat receiver. Pada dasarnya pengukuran GPS selalu diikatkan dengan titik dari Bakosurtanal yang bertujuan untuk mengikatkan titik koordinat secara global sehingga titik koordinat tersebut dapat dikorelasikan dengan titik koordinat peta yang lain. Gambar 2.14 Pengukuran Titik Kontrol (Sumber: Ulla, 2008) www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 28. 27 c. Pengukuran Lintasan Seismik 1) Pengukuran Lintasan Seismik & Pemasangan patok SP dan TR Pengukuran lintasan seismik yang meliputi pengukuran titik tembak (SP) dan titik rekam (TR) dilakukan dengan menggunakan peralatan total station. 2) Pembuatan Titian dan Rintisan Titian dibuat untuk mempermudah dan memperlancar kerja ketika survei menemukan lokasi yang tidak bisa dilewati sepeti: irigasi, parit, sungai atau rawa Sehingga mengefektifkan waktu dan kerja crew baik drilling maupun recording. Gambar 2.15 Pengukuran Lintasan Seismik (Sumber: Ulla, 2008) d. Pemboran dangkal/Drilling Drilling adalah pemboran dangkal pada survei Seismik yang bertujuan untuk membuat tempat penanaman dinamit sebagai sumber energi (source) pada perekaman. Kedalaman lubang bor biasanya 30 m dengan diameternya sekitar 11 cm. Penentuan kedalaman lubang bor ini berdasarkan tes percobaan yang dilakukan sebelumnya. Kedalaman ini terletak di bawah lapisan lapuk (weathering zone). www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 29. 28 Gambar 2.16 Drilling (Sumber: Ulla, 2008) e. Pemasangan dinamit/Preloading Pada survei seismik digunakan sumber energi dinamit untuk di darat. Dinamit yang digunakan dalam tabung plastik dan dapat disambung- sambung sesuai dengan berat yang diinginkan untuk ditanam. Di dalam tabung ini dinamit diisi dengan detenator atau ‘cap’ sebagai sumber ledakan pertama, serta dipasang pula anchor agar dinamit tertancap kuat di dalam tanah. Pemasangan dinamit (preloading) dilakukan langsung setelah pemboran selesai, dengan tujuan untuk menghindari efek pendangkalan dan runtuhan di dalam lubang. Pengisian dinamit dilakukan oleh regu loader yang dipimpin oleh seorang shooter yang telah mempunyai pengetahuan keamanan yang berhubungan dengan bahan peledak dan telah memiliki lisensi tertulis dari MIGAS. www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 30. 29 Gambar 2. 17. Preloading (Sumber: Ulla, 2008) www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 31. 30 f. Perekaman /Recording Perekaman merupakan pekerjaan akhir dari akuisisi data seismik, yaitu merekam data seismik ke dalam pita magnetik (tape) yang nantinya akan diproses oleh pusat pengolahan data (processing centre). Sebelum melakukan perekaman kabel dibentangkan sesuai dengan posisi dan lintasannya berdasarkan desain survei 2D. Pada saat perekaman, yang memegang kendali adalah observer dengan memakai perlengkapan alat recording yang disebut LABO. Gambar 2. 18 Peralatan yang digunakan dalam proses recording antara lain: 1. Kabel Trace: Kabel penghubung antar trace. 2. Geophone: Penerima getaran dari gelombang sumber yang berupa sinyal analog. 3. SU (Stasiun Unit): Pengubah sinyal analog dari trace ke dalam digital yang akan ditransfer ke LABO. 4. PSU (Power Stasiun Unit): Berfungsi memberikan energi pada SU 70 A / 16 Volt. (Sumber: Ulla, 2008) g. Penembakan (Shooting) Saat peledakan dan perekaman tidak semua data terekam sempurna, kadang-kadang dinamit tidak meledak, Up Hole tidak terekam dengan baik, banyak noise, dsb. Kejadian ini disebut misfire, beberapa istilah misfire yang sering digunakan di lapangan: 1) Cap Only : dinamit tidak meledak, detenator meledak 2) Dead Cap : hubungan pendek, dinamit tidak meledak www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 32. 31 3) Loss wire : kabel deto tidak ditemukan 4) Weak Shot : tembakan lemah, frekuensi rendah 5) Line Cut : kabel terputus saat shooting 6) Parity Error : instrumen problem 7) No CTB : no confirmation time break 8) Loss Hole : lubang dinamit tidak ditemukan 9) Reverse Polaritty : polaritas terbalik 10) Bad/No Up Hole : UpHole jelek atau tidak ada (pada monitor record atau blaster) 11) Dead Trace : trace mati 12) Noise Trace : terdapat noise pada trace (Ulla,2008. Survei Seismik) 3. Pengolahan Data Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. Hal ini dapat dicapai apabila rasio antara sinyal seismik dengan sinyal gangguan (S/N ratio) cukup tinggi. Karena proses pengolahan data akan mempengaruhi seseorang interpreter dalam melakukan interpretasi, maka diperlukan proses pengolahan data yang baik, tepat dan akurat. Kesalahan sedikit dalam processing akan menyebabkan seorang interpreter menginterpretasikan yang salah juga. Urutan Pengolahan data seismik dapat berbeda-beda tergantung dari perangkat lunak yang digunakan. Namun secara garis besar urutan pengerjaan pengolahan data adalah sama. Secara umum tahap pengolahan data seismik adalah sebagai berikut: a. Field Tape Data seismik direkam ke dalam pita magnetik dengan standar format tertantu. Standarisasi ini dilakukan oleh SEG (Society of Exploration Geophysics) b. Demultiplex www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 33. 32 Data seismik yang tersimpan dalam format multiplex dalam pita magnetik lapangan sebelum diperoses terlebih dahulu harus diubah susunannya. c. Gain Recovery Akibat adanya penyerapan energi pada lapisan batuan yang kurang elastis dan efek divergensi sferis maka data amplitudo (energi gelombang) yang direkam mengalami penurunan sesuai dengan jarak yang ditempuh. Untuk menghilangkan efek ini maka perlu dilakukan pemulihan kembali energi yang hilang sedemikian rupa sehingga pada setiap titik seolah-olah datang dengan jumlah energi yang sama. Proses ini dikenal dengan istilah Automatic Gain Control (AGC) sehingga nantinya menghasilkan kenampakan data seismik yang lebih mudah diinterpretasi. d. Editing dan Muting Editing adalah proses untuk menghilangkan semua rekaman yang buruk, sedangkan mute adalah proses untuk menghilangkan sebagian rekaman yang diperkirakan sebagai sinyal gangguan seperti ground roll, first break dan lainnya yang dapat mengganggu data. e. Koreksi statik Koreksi ini dilakukan untuk menghilangkan pengaruh topografi (elevasi shot dan receiver) sehingga shot point dan receiver seolah- oleh ditempatkan pada datum yang sama. f. Dekonvolusi Dekonvolusi dilakukan untuk menghilangkan atau mengurangi pengaruh ground roll, multiple, reverberation, ghost serta memperbaiki bentuk wavelet yang kompleks akibat pengaruh noise. Dekonvolusi merupakan proses invers filter karena konvolusi vmerupakan suatu filter. Bumi merupakan low pass www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 34. 33 filter yang baik sehingga sinyal impulsif diubah menjadi wavelet yang panjangnya sampai 100 ms. Wavelet yang terlalu panjang mengakibatkan turunnya resolusi seismik karena kemampuan untuk membedakan dua event refleksi yang berdekatan menjadi berkurang. g. Analisis Kecepatan Tujuan dari analisis kecepatan adalah untuk menentukan kecepatan yang sesuai untuk memperoleh stacking yang terbaik. Pada grup trace dari suatu titik pantul, sinyal refleksi yang dihasilkan akan mengikuti bentuk pola hiperbola. Prinsip dasar analisa kecepatan pada proses stacking adalah mencari persamaan hiperbola yang tepat sehingga memberikan stack yang maksimum. h. Koreksi Dinamik/Koreksi NMO Koreksi ini diterapkan untuk mengoreksi efek adanya jarak offset antara shot point dan receiver pada suatu trace yang berasal dari satu CDP (Common Depth Point). Koreksi ini menghilangkan pengaruh offset sehingga seolah-olah gelombang pantul datang dalam arah vertikal (normal incident). i. Stacking Stacking adalah proses penjumlahan trace-trace dalam satu gather data yang bertujuan untuk mempertinggi sinyal to noise ratio (S/N). Proses ini biasanya dilakukan berdasarkan CDP yaitu trace- trace yang tergabung pada satu CDP dan telah dikoreksi NMO kemudian dijumlahkan untuk mendapat satu trace yang tajam dan bebas noise inkoheren. j. Migrasi Migrasi adalah suatu proses untuk memindahkan kedudukan reflektor pada posisi dan waktu pantul yang sebenarnya berdasarkan lintasan gelombang. Hal ini disebabkan karena www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 35. 34 penampang seismik hasil stack belumlah mencerminkan kedudukan yang sebenarnya, karena rekaman normal incident belum tentu tegak lurus terhadap bidang permukaan, terutama untuk bidang reflektor yang miring. Selain itu, migrasi juga dapat menghilangkan pengaruh difraksi gelombang yang muncul akibat adanya struktur-struktur tertentu (patahan, lipatan). 4. Interpretasi Data Interpretasi seismik itu terdiri dari dua bagian, yaitu interpretasi kualitatif dan interpretasi kuantitatif. Tahapan interpretasi biasanya diawali dengan kualitatif lalu kemudian ke kuantitatif. Interpretasi merupakan suatu cara analisis menafsirkan keadaan bawah permukaan dari data geofisika. Interpretasi geofisika merupakan cara menafsirkan dan menyimpulkan sebaran data geofisika yang dikaitkan dengan cara analisis serta batasan fisis yang digunakan, sedangkan interpretasi geologi adalah cara menafsirkan data hasil interpretasi geofisika menjadi model geologi bawah permukaan. Interpretasi seismik refraksi memiliki keterbatasan yang berarti banyak alternatif model yang dibuat untuk satu set data tertentu yang tergantung asumsi, parameter, serta cara pendekatan yang dipakai. Analisis kuantitatif diturunkan dari kurva travel time untuk mendapatkan parameter bawah permukaan. Metode ini menggunakan analisis gelombang pandu yang umumnya disebut first break dan akan berhasil dengan baik jika kecepatan gelombangnya semakin ke bawah semakin besar (Taib, M. I. T, 2000). www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 36. 35 BAB III KESIMPULAN DAN SARAN A. Kesimpulan Berdasarkan pembahasan yang telah dikemukakan di depan, maka dapat diambil kesimpulan bahwa : 1. Metode seimik refraksi Metode seismik refraksi adalah metode geofisika yang mempelajari bumi berdasarkan kecepatan penjalaran gelombang getar/gempa dalam permukaan bawah permukaan bumi yang menggunakan prinsip pembiasan. 2. Prinsip Dasar Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu jalar gelombang pada tanah/batuan dari posisi sumber ke penerima pada berbagai jarak tertentu. Setelah usikan diberikan, terjadi gerakan gelombang di dalam medium (tanah/batuan) yang memenuhi hukum-hukum elastisitas ke segala arah dan mengalami pembiasan akibat munculnya perbedaan kecepatan. Kemudian, pada suatu jarak tertentu, gerakan partikel tersebut di rekam sebagai fungsi waktu. Berdasarkan data rekaman ini dapat diperkirakan bentuk lapisan/struktur di dalam tanah. 3. Prinsip Kerja Penentuan Struktur Bawah Permukaan Bumi menggunakan Metode Seismik Refraksi a. Survei lapangan Merupakan tahap pertama dari suatu perencanaan survei seismik refraksi adalah memilih lokasi dan panjang lintasan survei dengan menggunakan peta topografi daerah penyelidikan. Lokasi lintasan survei harus di set untuk mencapai tujuan survei secara efisien, b. Pengambilan data/ akuisisi data seismik 1) Topografi 2) Pengukuran titik control 3) Pengukuran lintasan seismik www.pakgurufisika.blogspot.com
  • 37. 36 4) Pemboran dangkal/Drilling 5) Pemasangan dinamit/Preloading 6) Perekaman/Recording 7) Penembakan/Shooting c. Pengolahan data Pengolahan data seismik bertujuan untuk mendapatkan gambaran struktur geologi bawah permukaan yang mendekati struktur yang sebenarnya. d. Interpretasi data. Interpretasi merupakan suatu cara analisis menafsirkan keadaan bawah permukaan dari data geofisika B. Saran Selain pembahasan mengenai eksplorasi permukaan struktur bawah permukaan bumi menggunakan metode seismik refraksi, penulis menyarankan: 1. Dapat dilakukan kajian lebih lanjut tentang metode geofisika yang lain yang berguna untuk mengetahui sumber daya alam yang tersimpan di dalam lapisan bawah permukaan bumi. 2. Untuk menambah wawasan, pembaca disarankan untuk membaca aplikasi lain dari metode seismik refraksi sebagai upaya untuk eksplorasi lapisan bawah permukaan bumi. 3. Untuk membandingkan hasil litologi batuan bawah permukaan perlu adanya pengujian batuan lebih lanjut. www.pakgurufisika.blogspot.com