SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Download to read offline
7
BAB II
PEMBAHASAN
A. Siklus Rankine
1. Pengertian Siklus Rankine
Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas
menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya
menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari
seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk
mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine.
Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum
ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine
adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari.
Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot,
terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini
menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine
biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan
super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada
temperatur 565 o
C (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur
sekitar 30 o
C. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%,
namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar
42%.
Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan
secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air
dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun,
terdapat dalam jumlah besar, dan murah.
Sistem siklus Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu:
1. Pompa
2. Boiler
3. Turbin
4. Kondenser
8
Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan
ekspansi dalam turbin tidak isentropic,dengan kata lain proses ini tidak bolak-
balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang
dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin.
Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air
selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin,
menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara
termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada
temperatur yang sangat tinggi.
Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan
temperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi
siklus Rankine. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang, dalam siklus ini dua
turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler pada
tekanan tinggi, Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan
dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah.
Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama
ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi
turbin.
Siklus Rankine regeneratif
Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang
membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser
akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua.
Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampuran
temperature, hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer.
Siklus Rankine Organik
Siklus Rankine Organik menggunakan fluida organik seperti n-pentana
atau toluena menggantikan air dan uap. Penggunaan kedua jenis fluida tersebut
akan mengurangi suplai panas yang dibutuhkan karena rendahnya titik didih dari
kedua jenis fluida tersebut sehingga energi matahari sudah cukup untuk mengubah
9
fase fluida tersebut. Meski efisiensi Carnot akan berkurang, namun pengumpulan
panas yang dilakukan pada temperatur rendah akan mengurangi banyak biaya
operasional.
Siklus Rankine sesungguhnya tidak membatasi fluida jenis apa yang
digunakan karena pada dasarnya siklus Rankine adalah mesin kalor sehingga
efisiensinya dihitung berdasarkan efisiensi Carnot. Konsepnya tidak boleh
dipisahkan dengan siklus termodinamika
2. Proses Siklus Rankine
Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Seperti
halnya pada siklus Brayton, pada siklus Rankine juga terdapat proses kompresi
isentropik, penambahan panas isobarik, ekspansi isentropik, dan pelepasan panas
isobarik. Perbedaan antar keduanya terletak pada fluida kerja yang digunakan,
Siklus Rankine fluida kerjanya adalah dua fase fluida, yaitu cair (liquid) dan uap
(vapor), sedangkan siklus Brayton merupakan siklus tenaga gas.
Pada siklus tenaga uap Rankine, fluida yang umum digunakan adalah air,
sedangkan fluida kerja lainnya adalah potassium, sodium, rubidium, ammonia dan
senyawa karbon aromatik. Merkuri juga pernah digunakan sebagai fluida kerja
siklus Rankine, hanya saja harganya sangat mahal dan berbahaya
Gambar 2.1. Skema Peralatan pada Siklus Rankine
Sumber : http://montaraventures.com
10
Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanan
tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga hanya
membutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses pemompaan.
Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air
berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung pada
tekanan konstan.
Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja
berupa putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan
temperatur dan tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat akhir
kondensasi titik air mulai terjadi.
Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap
berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2)
Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler,
kerja yang dihasilkan turbin dan panas yang dibuang pada Kondenser dapat
diperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-entropy air-uap air.
Gambar 2.2. Contoh T-s diagram Siklus Rankine
11
SIKLUS RANKIE IDEAL
Jika fluida kerja mengalir melalui berbagai komponen dari sebuah siklus
tenaga uap sederhana tanpa ireversibilitas, penurunan tekanan secara fraksional
tidak akan terjadi pada boiler dan Kondenser, fluida kerja mengalir melalui
komponen komponen ini pada tekanan konstan. Selain itu dengan tidak adanya
ireversibilitas dan perpindahan kalor dengan lingkungan sekitar, proses yang
terjadi melalui turbin dan pompa adalah isentropic (s=konstan), maka siklus ini
disebut siklus Rankine ideal. Mengacu pada gambar dibawah ini , terlihat fluida
kerja melewati urutan proses yang reversible secara internal sebagai berikut:
Gambar 2.3. Diagram temperatur-entropi untuk siklus Rankine ideal
Sumber : Moran,Michael j, 2004
proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui turbin dan
uap jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondenser.
proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada kondisi 3.
proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke kondisi 4
dalam daerah hasil kompresi.
proses 4-5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan
konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus.
12
B. EVALUASI KERJA UTAMA DAN PERPINDAHAN KALOR
Subsistem A di ilustrasikan pada gambar dibawah ini, Setiap komponen
pada subsitem A dianggap berada dalam kondisi tunak. Sedangkan prinsipnya
menggunakan prinsip konservasi massa dan konservasi energi. Pengembangan
pembahasan subsitem dimulai dari kondisi 1 yang akan berlanjut ke komponen
yang lainnya.
Gambar 2.4. Prinsip Kerja dan Perpindahan Kalor Subsistem A
Turbin.
Uap dari boiler pada kondisi 3 berada pada temperatur dan tekanan yang
sudah dinaikkan, berekspansi melalui turbin untuk menghasilkan kerja dan
kemudian dibuang ke Kondenser pada kondisi 4 dengan tekanan yang relatif
rendah. Dengan mengabaikan perpindahan kalor dengan sekelilingnya ,
Kesetimbangan laju energi dan massa untuk volume atur disekitar turbin berada
dalam kondisi tunak.
Kerja turbin dihitung dengan dasar kesetimbangan massa dan energi
untuk aliran steady.
Wturbin
E3 = m3h3
E4 = m4h4
3
4
13
m3  m4  m
m3h3  Wturb  m4h4
Wturb  m(h3  h4 )
Dimana
m : laju aliran massa dari fluida kerja (kg/s)
W
turb : laju kerja yang dihasilkan turbin(J/s)
h :entalpi(J/s)
Kondenser
Dalam kondenser terjadi perpindahan kalor dari uap ke air pendingin
yang mengalir dalam aliran terpisah. Uap terkondensasi dan temperatur air
pendingin meningkat. Jumlah panas yang dilepas kondenser dihitung dengan
dasar kesetimbangan massa dan energi untuk aliran steady
Jumlah panas yang dilepas pada Kondenser (Qout) dapat dihitung sebagai berikut
m4 = m1 = m
m4h4 = Qout + m1h1
Qout
m
= h4−h1
Dimana
m : laju aliran massa dari fluida kerja(kg/s)
Qout : jumlah panas yang dilepas pada Kondenser (J/s)
h : entalpi(J/s)
Qout
E4 = m4h4 E1 = m1h1
4 1
14
Pompa
Kondesat cair yang meninggalkan kondenser di kondisi 1 dipompa dari
kondenser ke boiler yang bertekanan lebih tinggi. Dengan menggunakan volume
atur disekitar pompa dan mengasumsikan tidak ada perpindahan kalor dengan
sekitarnya, kesetimbangan laju massa dan energi adalah
m2 = m1 = m
m2h2 = Wpompa + m1h1
Wpompa
m
= h2−h1
Dimana :
m : Laju aliran massa dari fluida kerja (kg/s)
h :entalpi(J/s)
Wp
m
: tenaga masuk per unit massa yang melalui pompa.
Boiler
Fluida kerja menyelesaikan siklus ketika cairan yang meninggalkan
pompa pada kondisi 2 yang disebut air-pengisian, dipanaskan sampai jenuh dan
diuapkan kedalam boiler dengan menggunakan volume atur yang melingkupi
tabung boiler dan drum yang mengalirkan air pengisian dari kondisi 2 ke kondisi
3
Wpompa
E1 = m1h11
2
𝐸2 = 𝑚2ℎ2
E2 = m2h2
E3 = m3h3
Qin
15
Transfer panas pada boiler (Qin) dapat dihitung
m2 = m3 = m
m2h2 = Qin + m3h3
Qin
m
= h3−h2
Dimana
m : Laju aliran massa dari fluida kerja(kg/s)
Qin : Transfer panas pada boiler (J/s)
h :entalpi(J/s)
C. PENGARUH TEKANAN BOILER DAN KONDENSER TERHADAP
SIKLUS RANKINE
Gambar 2.5. Diagram temperatur entropi untuk siklus Rankine ideal
Siklus Rankine adalah siklus yang seluruhnya terdiri dari proses
reversible secara internal. Oleh sebab itu, persamaan untuk efisiensi thermalnya
dapat diperoleh dalam bentuk temperatur rata – rata.
Luas daerah dapat diinterprestasikan sebagai perpindahan kalor per unit
massa. Sebagai contoh pada gambar 2.5, sehingga perumusannya menjadi
Qin
m
intrev = Tdsn = area 1 − b − c − 4 − a − 1
1
4
Subskrip “Int rev” dipertahankan untuk mengingatkan bahwa persamaan ini
terbatas untuk suatu proses reversible secara internal melalui pompa
Dapat ditulis juga dalam bentuk 𝑇𝑖𝑛 , sehingga persamaannya menjadi
16
Qin
m
intrev = Tin s1 − s4
Demikian juga untuk daerah 2-b-c-3-2. Persamaannya menjadi
Qout
m
intrev = Tout (s2 − s3) = area 2 − b − c − 3 − 2
1
4
= Tout s1 − s4
Maka efisiensi thermal dari siklus Rankine dapat dinyatakan dalam bentuk
perpindahan kalor sebagai
ηideal = 1 −
Qout
m
intrev
Qin
m
intrev
= 1 −
Tout
Tin
Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi thermal siklus
ideal cenderung meningkat jika temperatur rata – rata penambahan energi melalui
proses perpindahan kalor meningkat dan atau temperatur pelepasan energi
menurun.
Persamaan diatas dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam
tekanan boiler dan kondenser terhadap kinerja.
Gambar 2.6. Pengaruh variasi tekanan operasi pada siklus Rankine ideal (a)
pengaruh tekanan boiler (b) pengaruh tekanan kondenser
Pada gambar 2.6a dijelaskan memperlihatkan 2 siklus ideal yang
memiliki tekanan kondenser yang sama tetapi tekanan boiler yang berbeda. Dari
gambar diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan tekanan boiler pada siklus
Rankine ideal cenderung meningkatkan efisiensi thermal.
17
Pada gambar 2.6b memperlihatkan dua siklus dengan tekanan boiler yang
sama tetapi tekanan Kondenser yang berbeda.
Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa penurunan tekanan
kondenser cenderung meningkatkan efisiensi thermal.
D. IREVERSIBILITAS DAN RUGI UTAMA
Jika fluida kerja melewati bermacam-macam komponen dari siklus daya
uap sederhana tanpa irreversibilitas, gesekan, pressure dari boiler dan kondensor
maka fluida kerja akan mengalir melalui komponen-komponen ini pada tekanan
konstan. Selain itu dengan tidak adanya reversibilitas dan heat transfer dengan
lingkungan, proses melalui turbin dan pompa akan isentropis, sehingga suatu
siklus menjadi ideal (siklus Rankine ideal).
Pada kenyataannya terdapat penyimpangan dalam siklus Rankine yang
terjadi karena:
1. Adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan
kondenser sehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga
kerja yang dihasilkan turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini
dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan fluida yang masuk.
2. Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin)
dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang.
Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena
beberapa faktor seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap.
Gesekan fluida mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak peralatan seperti boiler,
Kondenser dan di pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan.
Tekanan jatuh yang besar pada boiler mengkibatkan pompa
membutuhkan tenaga yang lebih untuk memompa air ke boiler. Tekanan jatuh
juga mengakibatkan tekanan uap dari boiler ke turbin menjadi lebih rendah
sehingga kerja turbin tidak maksimal. Kerugian energi panas banyak terjadi pada
peralatan pada turbin karena proses ekspansi uap air pada sudu-sudu dan rumah
turbin banyak kehilangan panas. Kebocoran uap juga mengibatkan kerugian yang
18
tidak bisa diremehkan, biasanya terjadi didalam turbin. Karena sebab-sebab
tersebut mengakibatkan efisiensi menjadi turun.
Penyimpangan ini terjadi karena adanya irreversibilitas yang terjadi pada
pompa dan turbin, sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang lebih besar
dan turbin menghasilkan kerja (Wout) yang lebih rendah.
Gambar 2.8. Diagram temperatur entropi menunjukan pengaruh Ireversibilitas
Turbin dan Pompa
Turbin
Irreversibilitas utama yang dialami ada hubunganya dengan ekspansi
melalui turbin. Perpindahan kalor dari turbin ke sekitarnya merupakan salah satu
bentuk rugi, tapi karena rugi ini biasanya tidak terlalu penting , maka rugi ini
diabaikan.
Seperti diilustrasikan oleh proses 1-2 pada gambar 2.8, Ekspansi
adiabatik yang aktual dalam turbin selalu disertai kenaikan entropi. Kerja yang
dihasilkan per unit massa dalam proses ini lebih kecil dari pada ekspansi
isentropik 1-2s.
Efisiensi isentropik turbin adalah
ηt =
Wt/m
Wt/m s
=
h1 − h2
h1 − h2s
Dimana pembilang merupakan kerja yang aktual yang dihasilkan per unit
massa yang melalui turbin, dan penyebut merupakan kerja untuk ekspansi
19
isentropik dari daerah masuk turbin ke tekanan keluar turbin. Ireversibilitas dalam
turbin menyebabkan penurunan yang cukup signifikan dalam keluaran daya netto
dari pembangkit tenaga.
Pompa
Masukan kerja ke pompa diperlukan untuk mengatasi gesekan juga
mengurangi keluaran daya netto dari pembangkit. Jika tidak ada perpindahan
kalor ke sekelilingnya , akan terjadi peningkatan entropi di dalam aliran yang
melewati pompa. Proses 3-4 pada gambar 2.8 mengilustrasikan proses
pemompaan yang aktual. Masukan kerja untuk proses ini lebih besar daripada
untuk proses isentropik 3-4s.
Efisiensi isentropik dari pompa dengan menggunakan penomoran pada
gambar 2.8 adalah
ηp =
Wp/m
s
Wp/m
=
h4 − h3
h4 − h3
Dalam persamaan ini , kerja pompa untuk proses isentropik muncul
sebagai pembilang. Kerja pompa aktual, yang kuantitasnya lebih besar adalah
penyebutnya. Karena kerja pompa jauh lebih kecil dari kerja turbin, Ireversibilitas
pompa memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap kerja netto siklus
dibandingkan dengan Ireversibilitas dalam turbin
Ketidakidealan lainnya
Ireversibilitas turbin dan pompa yang disebutkan diatas adalah
ireversibilitas internal yang dialami oleh fluida kerja ketika mengalir dalam sirkuit
tertutup siklus Rankine. Akan tetapi sumber terpenting dari ireversibilitas untuk
keseluruhan pembangkit tenaga uap berbahan fosil adalah berkaitan dengan
pembakaran bahan bakar dan perpindahan kalor yang kemudian terjadi dari
produk pembakaran yang panas ke fluida kerja siklus.
Pengaruh lain yang timbul dilingkungan sekitar adalah pelepasan energi
ke air pendingin ketika fluida kerja mengalami kondensasi. Walaupun cukup
banyak energi yang dibawa pergi oleh air pendingin, ternyata pemamfaatannya
terbatas. Untuk kondenser dimana uap berkondensasi dekat dengan temperatur
20
ambien, air pendingin mengalami peningkatan hanya beberapa derajat lebih tinggi
daripada temperatur ambien ketika melalui kondenser sehingga memiliki
kegunaan yang terbatas. Oleh karena itu , signifikansi dari rugi ini jauh lebih kecil
daripada yang diduga dari besarnya energi yang dipindahkan ke air pendingin.
Selain yang sudah disebutkan sejauh ini, terdapat beberapa sumber
ketidakidealan lainnya. Sebagai contoh , perpindahan kalor “liar” dari permukaan-
permukaan luar komponen pembangkit memiliki efek yang merugikan kinerja,
karena rugi rugi tersebut mengurangi keefektifan konversi dari masukan kalor
yang menjadi keluaran kerja. Pengaruh gesekan-gesekan yang mengakibatkan
penurunan tekanan merupakan sumber ireversibilitas internal ketika fluida kerja
mengalir melalui boiler, kondenser dan pipa yang menghubungkan berbagai
komponen.

More Related Content

What's hot

Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gasRock Sandy
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaIskandar Tambunan
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaAli Hasimi Pane
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiAli Hasimi Pane
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanAPRIL
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalAli Hasimi Pane
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikAdy Purnomo
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanInstansi
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaFKIP UHO
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanAdy Purnomo
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial TermodinamikaMutiara Cess
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Marfizal Marfizal
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaAlen Pepa
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot workingFeliks Sitopu
 
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamSistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamFauziah Maswah
 

What's hot (20)

Dasar2 termo
Dasar2 termoDasar2 termo
Dasar2 termo
 
Siklus daya gas
Siklus daya gasSiklus daya gas
Siklus daya gas
 
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem TerbukaThermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
Thermodinamika : Hukum I - Sistem Terbuka
 
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran FluidaModul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
Modul mekanika fluida: Dasar-dasar Perhitungan Aliran Fluida
 
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasiContoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
Contoh penyelesaian soal sistem refrigerasi
 
Termodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutanTermodinamika 1 lanjutan
Termodinamika 1 lanjutan
 
Diktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanikDiktat getaran mekanik
Diktat getaran mekanik
 
Diagram fasa
Diagram fasaDiagram fasa
Diagram fasa
 
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensionalModul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
Modul perpindahan panas konduksi steady state one dimensional
 
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifikDebit air turbin dan kecepatan spesifik
Debit air turbin dan kecepatan spesifik
 
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redamanContoh soal getaran bebas tanpa redaman
Contoh soal getaran bebas tanpa redaman
 
Penerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamikaPenerapan hukum 2 termodinamika
Penerapan hukum 2 termodinamika
 
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplanJenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
Jenis jenis turbin turbin pelton turbin francis dan turbin kaplan
 
Potensial Termodinamika
 Potensial Termodinamika Potensial Termodinamika
Potensial Termodinamika
 
Struktur Kristal
Struktur KristalStruktur Kristal
Struktur Kristal
 
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11Mekanika fluida 1 pertemuan 11
Mekanika fluida 1 pertemuan 11
 
Dasar Termodinamika
Dasar TermodinamikaDasar Termodinamika
Dasar Termodinamika
 
Perpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidiaPerpindahan panas bu lidia
Perpindahan panas bu lidia
 
Cold and hot working
Cold and hot workingCold and hot working
Cold and hot working
 
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalamSistem kerja, kalor dan energi dalam
Sistem kerja, kalor dan energi dalam
 

Similar to SIKLUS RANKINE OPTIMAL

SIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITIS
SIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITISSIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITIS
SIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITISMuhammad Alamsyah
 
_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx
_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx
_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptxRDibalikkamera13
 
Presentasi Siklus Rankine kelompok 3
Presentasi Siklus Rankine kelompok 3Presentasi Siklus Rankine kelompok 3
Presentasi Siklus Rankine kelompok 3RidhoSyukron2
 
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.pptPLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.pptPriyoNurmanto3
 
Steam turbin
Steam turbinSteam turbin
Steam turbinGunadarma
 
Modul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uapModul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uapWahyudi Yudy
 
Termodinamika Heat Pump
Termodinamika Heat PumpTermodinamika Heat Pump
Termodinamika Heat PumpDiana Salichah
 
Pertemuan siklus rankine ideal
Pertemuan siklus rankine idealPertemuan siklus rankine ideal
Pertemuan siklus rankine idealFatlan Yuhendra
 
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.pptPERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.pptYusmanilaHanah
 
Termodinamika ii & iii. kel2
Termodinamika ii & iii. kel2Termodinamika ii & iii. kel2
Termodinamika ii & iii. kel2FISIKAUKI
 
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdfCoal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdfMuhamadFatwa3
 
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinIKomangDiegoAntara
 
Termodinamika dasar 2..
Termodinamika dasar 2..Termodinamika dasar 2..
Termodinamika dasar 2..basyrul arafah
 

Similar to SIKLUS RANKINE OPTIMAL (20)

SIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITIS
SIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITISSIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITIS
SIKLUS RANKINE DAN RANKINE SUPERKRITIS
 
_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx
_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx
_termo-siklus-rankine-Rahmad efendi.pptx
 
Termo siklus rankine
Termo siklus rankineTermo siklus rankine
Termo siklus rankine
 
Presentasi Siklus Rankine kelompok 3
Presentasi Siklus Rankine kelompok 3Presentasi Siklus Rankine kelompok 3
Presentasi Siklus Rankine kelompok 3
 
Pembangkit Daya pada Turbin Uap
Pembangkit Daya pada Turbin UapPembangkit Daya pada Turbin Uap
Pembangkit Daya pada Turbin Uap
 
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.pptPLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
PLTGU_PEMBANGKIT_LISTRIK_TENAGA_GAS_DAN.ppt
 
Thermo mklh 1
Thermo mklh 1Thermo mklh 1
Thermo mklh 1
 
Pemicu 1
Pemicu 1Pemicu 1
Pemicu 1
 
Steam turbin
Steam turbinSteam turbin
Steam turbin
 
Pertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.okPertemuan 3 boiler.ok
Pertemuan 3 boiler.ok
 
Modul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uapModul 9-turbin-uap
Modul 9-turbin-uap
 
Termodinamika Heat Pump
Termodinamika Heat PumpTermodinamika Heat Pump
Termodinamika Heat Pump
 
Pertemuan siklus rankine ideal
Pertemuan siklus rankine idealPertemuan siklus rankine ideal
Pertemuan siklus rankine ideal
 
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.pptPERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
PERT 11 HK 2 TERMODINAMIKA.ppt
 
Termodinamika ii & iii. kel2
Termodinamika ii & iii. kel2Termodinamika ii & iii. kel2
Termodinamika ii & iii. kel2
 
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdfCoal Fire Steam PowerPlant System.pdf
Coal Fire Steam PowerPlant System.pdf
 
Waste Heat Recovery
Waste Heat RecoveryWaste Heat Recovery
Waste Heat Recovery
 
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesinMESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
MESIN KONVERSI ENERGI I SIKLUS OTTO mesin
 
Siklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi KasusSiklus Rankine dan Studi Kasus
Siklus Rankine dan Studi Kasus
 
Termodinamika dasar 2..
Termodinamika dasar 2..Termodinamika dasar 2..
Termodinamika dasar 2..
 

More from Sulistiyo Wibowo

Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Soal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaanSoal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaanSulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Sulistiyo Wibowo
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKASulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Sulistiyo Wibowo
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Sulistiyo Wibowo
 

More from Sulistiyo Wibowo (20)

Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
Seminar Fisika Tinjauan Fisis Sistem Pengangkutan Air dalam Pohon dan Paradok...
 
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
Pembahasan prediksi un ipa smp 2019 paket 1
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 4
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
Prediksi un matematika smp 2019 paket 4
 
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Prediksi un matematika smp 2019 paket 3
 
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
Pembahasan prediksi un matematika smp 2019 paket 3
 
Soal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaanSoal latihan teks rekaman percobaan
Soal latihan teks rekaman percobaan
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 2
 
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP/MTs 2019 Paket 1
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA Paket 2
 
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKAPEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
PEMBAHASAN PREDIKSI SBMPTN 2018 TKD FISIKA
 
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
Prediksi UN MATEMATIKA SMA IPS 2018
 
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
Pembahasan Prediksi UN KIMIA SMA 2018
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMA IPA 2018 Paket 2
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
 
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
Pembahasan Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 3
 
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
Prediksi UN Matematika SMP 2018 Paket 2
 

Recently uploaded

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxHamidNurMukhlis
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industririzwahyung
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx185TsabitSujud
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfVardyFahrizal
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxarifyudianto3
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxdjam11
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxYehezkielAkwila3
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptxAnnisaNurHasanah27
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranSintaMarlina3
 

Recently uploaded (9)

PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptxPPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
PPT Manajemen Konstruksi Unsur Unsur Proyek 1.pptx
 
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia IndustriTransfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
Transfer Massa dan Panas Teknik Kimia Industri
 
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptxSesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
Sesi_02_Rangkaian_Hubungan_Seri_Paralel.pptx
 
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdfKelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
Kelompok 5 PPt Penerapan Teori Fuzzy.pdf
 
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptxAhli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
Ahli Muda Teknik Bangunan GEdung Jenjang 7 - Samet Kurnianto.pptx
 
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptxQCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
QCC MANAJEMEN TOOL MAINTENANCE (MAINTENANCE TEAM).pptx
 
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptxPPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
PPT PENILAIAN PERKERASAN JALAN Metode PCI.pptx
 
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
2021 - 10 - 03 PAPARAN PENDAHULUAN LEGGER JALAN.pptx
 
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur LebaranMateri Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
Materi Safety Talk Persiapan Libur Lebaran
 

SIKLUS RANKINE OPTIMAL

  • 1. 7 BAB II PEMBAHASAN A. Siklus Rankine 1. Pengertian Siklus Rankine Siklus Rankine adalah siklus termodinamika yang mengubah panas menjadi kerja. Panas disuplai secara eksternal pada aliran tertutup, yang biasanya menggunakan air sebagai fluida yang bergerak. Siklus ini menghasilkan 80% dari seluruh energi listrik yang dihasilkan di seluruh dunia. Siklus ini dinamai untuk mengenang ilmuwan Skotlandia, William John Maqcuorn Rankine. Siklus Rankine adalah model operasi mesin uap panas yang secara umum ditemukan di pembangkit listrik. Sumber panas yang utama untuk siklus Rankine adalah batu bara, gas alam, minyak bumi, nuklir, dan panas matahari. Siklus Rankine kadang-kadang diaplikasikan sebagai siklus Carnot, terutama dalam menghitung efisiensi. Perbedaannya hanyalah siklus ini menggunakan fluida yang bertekanan, bukan gas. Efisiensi siklus Rankine biasanya dibatasi oleh fluidanya. Tanpa tekanan yang mengarah pada keadaan super kritis, range temperatur akan cukup kecil. Uap memasuki turbin pada temperatur 565 o C (batas ketahanan stainless steel) dan kondenser bertemperatur sekitar 30 o C. Hal ini memberikan efisiensi Carnot secara teoritis sebesar 63%, namun kenyataannya efisiensi pada pembangkit listrik tenaga batu bara sebesar 42%. Fluida pada Siklus Rankine mengikuti aliran tertutup dan digunakan secara konstan. Berbagai jenis fluida dapat digunakan pada siklus ini, namun air dipilih karena berbagai karakteristik fisika dan kimia, seperti tidak beracun, terdapat dalam jumlah besar, dan murah. Sistem siklus Rankine terdiri atas empat komponen, yaitu: 1. Pompa 2. Boiler 3. Turbin 4. Kondenser
  • 2. 8 Dalam siklus Rankine yang sebenarnya, kompresi oleh pompa dan ekspansi dalam turbin tidak isentropic,dengan kata lain proses ini tidak bolak- balik dan entropi meningkat selama proses. Hal ini meningkatkan tenaga yang dibutuhkan oleh pompa dan mengurangi energi yang dihasilkan oleh turbin. Secara khusus, efisiensi turbin akan dibatasi oleh terbentuknya titik-titik air selama ekspansi ke turbin akibat kondensasi. Titik-titik air ini menyerang turbin, menyebabkan erosi dan korosi, mengurangi usia turbin dan efisiensi turbin. Cara termudah dalam menangani hal ini adalah dengan memanaskannya pada temperatur yang sangat tinggi. Efisiensi termodinamika bisa didapatkan dengan meningkatkan temperatur input dari siklus. Terdapat beberapa cara dalam meningkatkan efisiensi siklus Rankine. Siklus Rankine dengan pemanasan ulang, dalam siklus ini dua turbin bekerja secara bergantian. Yang pertama menerima uap dari boiler pada tekanan tinggi, Setelah uap melalui turbin pertama, uap akan masuk ke boiler dan dipanaskan ulang sebelum memasuki turbin kedua, yang bertekanan lebih rendah. Manfaat yang bisa didapatkan diantaranya mencegah uap berkondensasi selama ekspansi yang bisa mengakibatkan kerusakan turbin, dan meningkatkan efisiensi turbin. Siklus Rankine regeneratif Konsepnya hampir sama seperti konsep pemanasan ulang. Yang membedakannya adalah uap yang telah melewati turbin kedua dan kondenser akan bercampur dengan sebagian uap yang belum melewati turbin kedua. Pencampuran terjadi dalam tekanan yang sama dan mengakibatkan pencampuran temperature, hal ini akan mengefisiensikan pemanasan primer. Siklus Rankine Organik Siklus Rankine Organik menggunakan fluida organik seperti n-pentana atau toluena menggantikan air dan uap. Penggunaan kedua jenis fluida tersebut akan mengurangi suplai panas yang dibutuhkan karena rendahnya titik didih dari kedua jenis fluida tersebut sehingga energi matahari sudah cukup untuk mengubah
  • 3. 9 fase fluida tersebut. Meski efisiensi Carnot akan berkurang, namun pengumpulan panas yang dilakukan pada temperatur rendah akan mengurangi banyak biaya operasional. Siklus Rankine sesungguhnya tidak membatasi fluida jenis apa yang digunakan karena pada dasarnya siklus Rankine adalah mesin kalor sehingga efisiensinya dihitung berdasarkan efisiensi Carnot. Konsepnya tidak boleh dipisahkan dengan siklus termodinamika 2. Proses Siklus Rankine Siklus Rankine merupakan siklus ideal untuk siklus tenaga uap. Seperti halnya pada siklus Brayton, pada siklus Rankine juga terdapat proses kompresi isentropik, penambahan panas isobarik, ekspansi isentropik, dan pelepasan panas isobarik. Perbedaan antar keduanya terletak pada fluida kerja yang digunakan, Siklus Rankine fluida kerjanya adalah dua fase fluida, yaitu cair (liquid) dan uap (vapor), sedangkan siklus Brayton merupakan siklus tenaga gas. Pada siklus tenaga uap Rankine, fluida yang umum digunakan adalah air, sedangkan fluida kerja lainnya adalah potassium, sodium, rubidium, ammonia dan senyawa karbon aromatik. Merkuri juga pernah digunakan sebagai fluida kerja siklus Rankine, hanya saja harganya sangat mahal dan berbahaya Gambar 2.1. Skema Peralatan pada Siklus Rankine Sumber : http://montaraventures.com
  • 4. 10 Proses 1-2 : Fluida kerja (misalnya air) dipompa dari tekanan rendah ke tekanan tinggi. Pada tahap ini fluida kerja berfase cair sehingga hanya membutuhkan energi yang relatif kecil untuk proses pemompaan. Proses 2-3 : Air bertekanan tinggi memasuki boiler untuk dipanaskan. Di sini air berubah fase menjadi uap jenuh. Proses ini berlangsung pada tekanan konstan. Proses 3-4: Uap jenuh berekspansi pada turbin sehingga menghasilkan kerja berupa putaran turbin. Proses ini menyebabkan penurunan temperatur dan tekanan uap, sehingga pada suhu turbin tingkat akhir kondensasi titik air mulai terjadi. Proses 4-1: Uap basah memasuki kondenser dan didinginkan sehingga semua uap berubah menjadi fase cair. Air dipompakan kembali (Proses 1-2) Besarnya kerja yang dibutuhkan pompa, panas yang diberikan boiler, kerja yang dihasilkan turbin dan panas yang dibuang pada Kondenser dapat diperhitungkan dengan bantuan tabel Enthalpy-entropy air-uap air. Gambar 2.2. Contoh T-s diagram Siklus Rankine
  • 5. 11 SIKLUS RANKIE IDEAL Jika fluida kerja mengalir melalui berbagai komponen dari sebuah siklus tenaga uap sederhana tanpa ireversibilitas, penurunan tekanan secara fraksional tidak akan terjadi pada boiler dan Kondenser, fluida kerja mengalir melalui komponen komponen ini pada tekanan konstan. Selain itu dengan tidak adanya ireversibilitas dan perpindahan kalor dengan lingkungan sekitar, proses yang terjadi melalui turbin dan pompa adalah isentropic (s=konstan), maka siklus ini disebut siklus Rankine ideal. Mengacu pada gambar dibawah ini , terlihat fluida kerja melewati urutan proses yang reversible secara internal sebagai berikut: Gambar 2.3. Diagram temperatur-entropi untuk siklus Rankine ideal Sumber : Moran,Michael j, 2004 proses 1-2 : Ekspansi isentropik (s = konstan) dari fluida kerja melalui turbin dan uap jenuh pada kondisi 1 hingga mencapai tekanan kondenser. proses 2-3 : Perpindahan kalor dari fluida kerja ketika mengalir pada tekanan konstan melalui kondenser dengan cairan jenuh pada kondisi 3. proses 3-4 : Kompresi isentropic (s=konstan) dalam pompa menuju ke kondisi 4 dalam daerah hasil kompresi. proses 4-5 : Perpindahan kalor ke fluida kerja ketika mengalir pada tekanan konstan melalui boiler untuk menyelesaikan siklus.
  • 6. 12 B. EVALUASI KERJA UTAMA DAN PERPINDAHAN KALOR Subsistem A di ilustrasikan pada gambar dibawah ini, Setiap komponen pada subsitem A dianggap berada dalam kondisi tunak. Sedangkan prinsipnya menggunakan prinsip konservasi massa dan konservasi energi. Pengembangan pembahasan subsitem dimulai dari kondisi 1 yang akan berlanjut ke komponen yang lainnya. Gambar 2.4. Prinsip Kerja dan Perpindahan Kalor Subsistem A Turbin. Uap dari boiler pada kondisi 3 berada pada temperatur dan tekanan yang sudah dinaikkan, berekspansi melalui turbin untuk menghasilkan kerja dan kemudian dibuang ke Kondenser pada kondisi 4 dengan tekanan yang relatif rendah. Dengan mengabaikan perpindahan kalor dengan sekelilingnya , Kesetimbangan laju energi dan massa untuk volume atur disekitar turbin berada dalam kondisi tunak. Kerja turbin dihitung dengan dasar kesetimbangan massa dan energi untuk aliran steady. Wturbin E3 = m3h3 E4 = m4h4 3 4
  • 7. 13 m3  m4  m m3h3  Wturb  m4h4 Wturb  m(h3  h4 ) Dimana m : laju aliran massa dari fluida kerja (kg/s) W turb : laju kerja yang dihasilkan turbin(J/s) h :entalpi(J/s) Kondenser Dalam kondenser terjadi perpindahan kalor dari uap ke air pendingin yang mengalir dalam aliran terpisah. Uap terkondensasi dan temperatur air pendingin meningkat. Jumlah panas yang dilepas kondenser dihitung dengan dasar kesetimbangan massa dan energi untuk aliran steady Jumlah panas yang dilepas pada Kondenser (Qout) dapat dihitung sebagai berikut m4 = m1 = m m4h4 = Qout + m1h1 Qout m = h4−h1 Dimana m : laju aliran massa dari fluida kerja(kg/s) Qout : jumlah panas yang dilepas pada Kondenser (J/s) h : entalpi(J/s) Qout E4 = m4h4 E1 = m1h1 4 1
  • 8. 14 Pompa Kondesat cair yang meninggalkan kondenser di kondisi 1 dipompa dari kondenser ke boiler yang bertekanan lebih tinggi. Dengan menggunakan volume atur disekitar pompa dan mengasumsikan tidak ada perpindahan kalor dengan sekitarnya, kesetimbangan laju massa dan energi adalah m2 = m1 = m m2h2 = Wpompa + m1h1 Wpompa m = h2−h1 Dimana : m : Laju aliran massa dari fluida kerja (kg/s) h :entalpi(J/s) Wp m : tenaga masuk per unit massa yang melalui pompa. Boiler Fluida kerja menyelesaikan siklus ketika cairan yang meninggalkan pompa pada kondisi 2 yang disebut air-pengisian, dipanaskan sampai jenuh dan diuapkan kedalam boiler dengan menggunakan volume atur yang melingkupi tabung boiler dan drum yang mengalirkan air pengisian dari kondisi 2 ke kondisi 3 Wpompa E1 = m1h11 2 𝐸2 = 𝑚2ℎ2 E2 = m2h2 E3 = m3h3 Qin
  • 9. 15 Transfer panas pada boiler (Qin) dapat dihitung m2 = m3 = m m2h2 = Qin + m3h3 Qin m = h3−h2 Dimana m : Laju aliran massa dari fluida kerja(kg/s) Qin : Transfer panas pada boiler (J/s) h :entalpi(J/s) C. PENGARUH TEKANAN BOILER DAN KONDENSER TERHADAP SIKLUS RANKINE Gambar 2.5. Diagram temperatur entropi untuk siklus Rankine ideal Siklus Rankine adalah siklus yang seluruhnya terdiri dari proses reversible secara internal. Oleh sebab itu, persamaan untuk efisiensi thermalnya dapat diperoleh dalam bentuk temperatur rata – rata. Luas daerah dapat diinterprestasikan sebagai perpindahan kalor per unit massa. Sebagai contoh pada gambar 2.5, sehingga perumusannya menjadi Qin m intrev = Tdsn = area 1 − b − c − 4 − a − 1 1 4 Subskrip “Int rev” dipertahankan untuk mengingatkan bahwa persamaan ini terbatas untuk suatu proses reversible secara internal melalui pompa Dapat ditulis juga dalam bentuk 𝑇𝑖𝑛 , sehingga persamaannya menjadi
  • 10. 16 Qin m intrev = Tin s1 − s4 Demikian juga untuk daerah 2-b-c-3-2. Persamaannya menjadi Qout m intrev = Tout (s2 − s3) = area 2 − b − c − 3 − 2 1 4 = Tout s1 − s4 Maka efisiensi thermal dari siklus Rankine dapat dinyatakan dalam bentuk perpindahan kalor sebagai ηideal = 1 − Qout m intrev Qin m intrev = 1 − Tout Tin Dari persamaan diatas dapat disimpulkan bahwa efisiensi thermal siklus ideal cenderung meningkat jika temperatur rata – rata penambahan energi melalui proses perpindahan kalor meningkat dan atau temperatur pelepasan energi menurun. Persamaan diatas dapat digunakan untuk mempelajari pengaruh perubahan dalam tekanan boiler dan kondenser terhadap kinerja. Gambar 2.6. Pengaruh variasi tekanan operasi pada siklus Rankine ideal (a) pengaruh tekanan boiler (b) pengaruh tekanan kondenser Pada gambar 2.6a dijelaskan memperlihatkan 2 siklus ideal yang memiliki tekanan kondenser yang sama tetapi tekanan boiler yang berbeda. Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa peningkatan tekanan boiler pada siklus Rankine ideal cenderung meningkatkan efisiensi thermal.
  • 11. 17 Pada gambar 2.6b memperlihatkan dua siklus dengan tekanan boiler yang sama tetapi tekanan Kondenser yang berbeda. Dari gambar diatas dapat disimpulkan bahwa penurunan tekanan kondenser cenderung meningkatkan efisiensi thermal. D. IREVERSIBILITAS DAN RUGI UTAMA Jika fluida kerja melewati bermacam-macam komponen dari siklus daya uap sederhana tanpa irreversibilitas, gesekan, pressure dari boiler dan kondensor maka fluida kerja akan mengalir melalui komponen-komponen ini pada tekanan konstan. Selain itu dengan tidak adanya reversibilitas dan heat transfer dengan lingkungan, proses melalui turbin dan pompa akan isentropis, sehingga suatu siklus menjadi ideal (siklus Rankine ideal). Pada kenyataannya terdapat penyimpangan dalam siklus Rankine yang terjadi karena: 1. Adanya friksi fluida yang menyebabkan turunnya tekanan di boiler dan kondenser sehingga tekanan steam saat keluar boiler sangat rendah sehingga kerja yang dihasilkan turbin (Wout) menurun dan efisiensinya menurun. Hal ini dapat diatasi dengan meningkatkan tekanan fluida yang masuk. 2. Adanya kalor yang hilang ke lingkungan sehingga kalor yang diperlukan (Qin) dalam proses bertambah sehingga efisiensi termalnya berkurang. Penyimpangan siklus aktual dari siklus ideal dikarenakan karena beberapa faktor seperti gesekan fluida, kerugian panas, dan kebocoran uap. Gesekan fluida mengakibatkan tekanan jatuh pada banyak peralatan seperti boiler, Kondenser dan di pipa-pipa yang menghubungkan banyak peralatan. Tekanan jatuh yang besar pada boiler mengkibatkan pompa membutuhkan tenaga yang lebih untuk memompa air ke boiler. Tekanan jatuh juga mengakibatkan tekanan uap dari boiler ke turbin menjadi lebih rendah sehingga kerja turbin tidak maksimal. Kerugian energi panas banyak terjadi pada peralatan pada turbin karena proses ekspansi uap air pada sudu-sudu dan rumah turbin banyak kehilangan panas. Kebocoran uap juga mengibatkan kerugian yang
  • 12. 18 tidak bisa diremehkan, biasanya terjadi didalam turbin. Karena sebab-sebab tersebut mengakibatkan efisiensi menjadi turun. Penyimpangan ini terjadi karena adanya irreversibilitas yang terjadi pada pompa dan turbin, sehingga pompa membutuhkan kerja (Win) yang lebih besar dan turbin menghasilkan kerja (Wout) yang lebih rendah. Gambar 2.8. Diagram temperatur entropi menunjukan pengaruh Ireversibilitas Turbin dan Pompa Turbin Irreversibilitas utama yang dialami ada hubunganya dengan ekspansi melalui turbin. Perpindahan kalor dari turbin ke sekitarnya merupakan salah satu bentuk rugi, tapi karena rugi ini biasanya tidak terlalu penting , maka rugi ini diabaikan. Seperti diilustrasikan oleh proses 1-2 pada gambar 2.8, Ekspansi adiabatik yang aktual dalam turbin selalu disertai kenaikan entropi. Kerja yang dihasilkan per unit massa dalam proses ini lebih kecil dari pada ekspansi isentropik 1-2s. Efisiensi isentropik turbin adalah ηt = Wt/m Wt/m s = h1 − h2 h1 − h2s Dimana pembilang merupakan kerja yang aktual yang dihasilkan per unit massa yang melalui turbin, dan penyebut merupakan kerja untuk ekspansi
  • 13. 19 isentropik dari daerah masuk turbin ke tekanan keluar turbin. Ireversibilitas dalam turbin menyebabkan penurunan yang cukup signifikan dalam keluaran daya netto dari pembangkit tenaga. Pompa Masukan kerja ke pompa diperlukan untuk mengatasi gesekan juga mengurangi keluaran daya netto dari pembangkit. Jika tidak ada perpindahan kalor ke sekelilingnya , akan terjadi peningkatan entropi di dalam aliran yang melewati pompa. Proses 3-4 pada gambar 2.8 mengilustrasikan proses pemompaan yang aktual. Masukan kerja untuk proses ini lebih besar daripada untuk proses isentropik 3-4s. Efisiensi isentropik dari pompa dengan menggunakan penomoran pada gambar 2.8 adalah ηp = Wp/m s Wp/m = h4 − h3 h4 − h3 Dalam persamaan ini , kerja pompa untuk proses isentropik muncul sebagai pembilang. Kerja pompa aktual, yang kuantitasnya lebih besar adalah penyebutnya. Karena kerja pompa jauh lebih kecil dari kerja turbin, Ireversibilitas pompa memiliki pengaruh yang lebih kecil terhadap kerja netto siklus dibandingkan dengan Ireversibilitas dalam turbin Ketidakidealan lainnya Ireversibilitas turbin dan pompa yang disebutkan diatas adalah ireversibilitas internal yang dialami oleh fluida kerja ketika mengalir dalam sirkuit tertutup siklus Rankine. Akan tetapi sumber terpenting dari ireversibilitas untuk keseluruhan pembangkit tenaga uap berbahan fosil adalah berkaitan dengan pembakaran bahan bakar dan perpindahan kalor yang kemudian terjadi dari produk pembakaran yang panas ke fluida kerja siklus. Pengaruh lain yang timbul dilingkungan sekitar adalah pelepasan energi ke air pendingin ketika fluida kerja mengalami kondensasi. Walaupun cukup banyak energi yang dibawa pergi oleh air pendingin, ternyata pemamfaatannya terbatas. Untuk kondenser dimana uap berkondensasi dekat dengan temperatur
  • 14. 20 ambien, air pendingin mengalami peningkatan hanya beberapa derajat lebih tinggi daripada temperatur ambien ketika melalui kondenser sehingga memiliki kegunaan yang terbatas. Oleh karena itu , signifikansi dari rugi ini jauh lebih kecil daripada yang diduga dari besarnya energi yang dipindahkan ke air pendingin. Selain yang sudah disebutkan sejauh ini, terdapat beberapa sumber ketidakidealan lainnya. Sebagai contoh , perpindahan kalor “liar” dari permukaan- permukaan luar komponen pembangkit memiliki efek yang merugikan kinerja, karena rugi rugi tersebut mengurangi keefektifan konversi dari masukan kalor yang menjadi keluaran kerja. Pengaruh gesekan-gesekan yang mengakibatkan penurunan tekanan merupakan sumber ireversibilitas internal ketika fluida kerja mengalir melalui boiler, kondenser dan pipa yang menghubungkan berbagai komponen.