Metoda magnetik mengukur variasi intensitas medan magnetik bumi akibat adanya variasi distribusi bahan magnetik di bawah permukaan. Pengukuran dilakukan di lapangan dan base menggunakan alat magnetometer dan SCINTREX. Data diolah untuk menafsirkan distribusi bahan magnetik dan geologi di bawah permukaan."
1. Metoda Magnetik| 82
BAB III
SURVEY GEOFISIKA KARANGSAMBUNG
3.1
Metoda Magnetik
3.1.1 Pendahuluan
Metode magnetik didasarkan pada pengukuran variasi intensitas medan magnetik di
permukaan bumi yang disebabkan oleh adanya variasi distribusi benda termagnetisasi di
bawah permukaan bumi. Variasi yang terukur (anomali) berada dalam latar belakang medan
yang relatif besar. Variasi intensitas medan magnetik yang terukur kemudian ditafsirkan
dalam bentuk distribusi bahan magnetik di bawah permukaan, yang kemudian dijadikan
dasar bagi pemodelan keadaan geologi yang mungkin. Metode magnetik memiliki kesamaan
latar belakang fisika dengan metode gravitasi, kedua metode sama-sama berdasarkan kepada
teori potensial, sehngga keduanya sering disebut sebagai metoda potensial. Namun
demikian, ditinjau dari segi besaran fisika yang terlibat, keduanya mempunyai perbedaan
yang mendasar. Dalam magnetik harus mempertimbangkan variasi arah dan besar vektor
magnetisasi. sedangkan dalam gravitasi hanya ditinjau variasi besar vektor percepatan
gravitasi. Data pengamatan magnetik lebih menunjukan sifat residual yang kompleks.
Dengan demikian, metode magnetik memiliki variasi terhadap waktu jauh lebih besar.
Pengukuran intensitas medan magnetik bisa dilakukan melalui darat, laut dan udara. Metode
magnetik sering digunakan dalam eksplorasi pendahuluan minyak bumi, panas bumi, dan
batuan mineral serta serta bisa diterapkan pada pencarian prospeksi benda-benda arkeologi.
3.1.2 Akuisisi Data
3.1.2.1 Alat dan Perlengkapan
Pengambilan data untuk metode magnetik mencakup dua pengukuran. Pertama
pengukuran di lapangan dan kedua pengukuran pada base. Pengukuran di lapangan
membutuhkan alat sebagai berikut:
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
2. Metoda Magnetik| 83
1.
2 set Geotron Proton Memory Magnetometer, G5
2.
2 buah altimeter
3.
2 buah GPS Garmin Csx
4.
2 peta lintasan
5.
Buku catatan lapangan dan alat tulis
Peralatan tersebut dipersiapkan selalu 2 buah karena pengukuran tiap harinya dibagi menjadi
dua kelompok. Pengukuran pada base dilakukan dengan alat Scintrex.
Gambar 3.1.2.1-1 Geotron Proton Memory Magnetometer, G5
pada sebelah kiri dan Scintrex di sebelah kanan
Gambar 3.1.2.1-2 Sebelah kiri GPS Garmin, sebelah kanan
altimeter.
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
3. Metoda Magnetik| 84
Gambar 3.1.2.1-3 Pengambilan data kelompok 10m
Gambar 3.1.2.1-3 Pengambilan data di lapangan hari ketiga
3.1.2.2 Pengambilan Data
Pengambilan data ini dilakukan pada tanggal 31 Mei hingga 4 Juni 2012.
Pengambilan data untuk daerah Karang Sambung dari sekitar Pucangan hingga bendungan
Kali Gending dengan spasi antar titik sejauh 100 meter. Dalam satu hari dua kelompok akan
melakukan pengukuran dengan lintasan yang berbeda. Pengambilan data dilakukan dengan 3
kali pembacaan alat pada pengukuran lapangan dan pengambilan data setiap 10menit untuk
pengukuran di base. Pemilihan posisi untuk pengambilan data tidak hanya mengacu pada
spasi, tetapi juga harus dipilih posisi dengan kondisi yang tidak dekat dengan benda metal
seperti tiang listrik, mobil, antena atau benda-benda lainnya yang dapat mengacaukan
pembacaan alat. Alat yang dibawa juga harus dilindungi dari panas agar pengukuran yang
dilakukan tetap akurat.
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
4. Metoda Magnetik| 85
3.1.2.3 Kondisi Pengukuran Lapangan
Karang Sambung merupakan daerah dengan geologi yang cukup kompleks. Daerah
yang dijadikan lintasan pun cukup rumit dengan adanya batuan dari dua waktu yang berbeda
(tertiary dan pretertiary). Dalam hal ini kondisi lapangan serta pengamatan tambahan yang
Nampak perlu diperhatikan.
Karena kondisi harian berbeda-beda, hal ini dapat mempengaruhi pembacaan alat mau
tenaga pembawa alat. Dalam hal ini, magnetometer harus dilindungi dari terik matahari agar
alat tidak panas dan dapat membaca pengukuran dengan benar. Berikut akan ditampilkan
pembagian daerah, waktu, serta cuaca yang terjadi.
Kelompok
Lokasi
Tanggal
Cuaca
Kelompok 3&4
Kampus – Kaki G. Paras
31 Mei 2012
Cerah
Kelompok 1&2
Kampus – Kali Gending (jalan raya)
1 Juni 2012
Cerah
Kelompok 9&10
Kampus – Kali Gending (seberang
2 Juni 2012
Cerah
sungai lintasan hari kedua)
Kelompok 7&8
Pucangan – Kaki G. Paras
3 Juni 2012
Cerah
Kelompok 5&6
Polsek Karangsambung - Kampus
4 Juni 2012
Mendung
Tabel 3.1.2.3-1 Pembagian Pengukuran Harian
Pengukuran dilakukan dengan bentuk lintasan tertentu dengan kondisi tiap lintasan
yang berbeda-beda. Beberapa lintasan memiliki undulasi yang cukup tinggi dan memiliki
kondisi magnetik yang berbeda-beda. Pada lintasan yang berada dekat area yang padat
penduduk atau dekat arus listrik atau dekat jalan raya, akan sulit dalam pengambilan data
karena banyaknya gangguan yang dapat mempengaruhi medan magnet disekitarnya. Metode
magnetik memiliki persyaratan kondisi lapangan yang cukup komplekse untuk mendapatkan
hasil yang terbaik. Berikut gambar linatasan secara keseluruhan:
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
5. Metoda Magnetik| 86
1. Hari pertama : Lokasi dari Kampus hingga Kaki Gunung Paras
Gambar 3.1.2.3-1 Lintasan hari pertama
2. Hari kedua : Lokasi dari Kampus hingga Kali Gending pada jalan raya
Gambar 3.1.2.3-2 Lintasan hari kedua
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
6. Metoda Magnetik| 87
3. Hari ketiga : Lokasi dari Kampus hingga Kali Gending seberang linatasan hari
kedua
Gambar 3.1.2.3-3 Lintasan hari ketiga
4. Hari keempat : lokasi dari Pucangan hingga kaki Gunung Paras
Gambar 3.1.2.3-4 Lintasan hari keempat
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
7. Metoda Magnetik| 88
5. Hari kelima : lokasi Polsek Karangsambung hingga Kampus
Gambar 3.1.2.3-5 Lintasan hari kelima
Jika sebelumnya kita telah melihat gambaran lintasan dari foto satelit atau foto udara tampak
permukaan maka sekarang penulis aka menyajikan plot titik-titik pengukuran dalam suatu
lintasan. Berikut kenampakannya,
Gambar 3.1.2.3-6 Lintasan
seluruh kelompok. Warna merah
adalah hari pertama, warna
kuning adalah hari kedua,
warna hijau adalah hari ketiga,
warna biru adalah hari
keempat, dan warna ungu
adalah hari kelima.
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
8. Metoda Magnetik| 89
Serta dalam bentuk topografi seperti berikut,
Gambit 3.2.2.3-7 Lintasan dengan topografi seluruh kelompok. Warna merah adalah hari
pertama, warna kuning adalah hari kedua, warna hijau adalah hari ketiga, warna biru
adalah hari keempat, dan warna ungu adalah hari kelima.
3.1.3 Pengolahan Data
Metode magnetic memiliki data awal berupa data lapangan dan data base. Data yang
didapat dilapangan berupa:
1. Stasiun
2. Lokasi dalam UTM X dan UTM Y
3. Z dalam GPS dan altimeter
4. Waktu pengambilan
5. 3 nila pengambilan pembacaan T
Pada kuliah lapangan ini, setiap data diambil dengan jarak antar stasiun 100 meter. Berikut
contoh data lapangan yang diperoleh:
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
9. Metoda Magnetik| 90
No
Stasiun
X
Y
Z GPS
1
2
3
4
5
6
7
8
9
10
11
12
13
14
15
16
17
18
19
20
21
22
23
24
25
26
27
28
29
30
31
32
33
34
35
36
base
stasiun 1
stasiun 2
stasiun 3
stasiun 4
stasiun 5
stasiun 6
stasiun 7
stasiun 8
stasiun 9
stasiun 10
stasiun 11
stasiun 12
stasiun 13
stasiun 14
stasiun 15
stasiun 16
stasiun 17
stasiun 18
stasiun 19
stasiun 20
stasiun 21
stasiun 22
stasiun 23
stasiun 24
stasiun 25
stasiun 26
stasiun 27
stasiun 28
stasiun 29
stasiun 30
stasiun 31
stasiun 32
stasiun 33
stasiun 34
stasiun 35
353786
353093
352987
352894
352791
352694
352643
352635
352347
352475
352477
352412
352372
352369
352389
352367
352389
352496
352591
352657
352734
352830
352889
352946
352884
352928
352967
353252
353155
353213
353275
353270
353360
353399
353383
353433
9165566
9166062
9166062
9166051
9166028
9165991
9165965
9165806
9165755
9165686
9165588
9165496
9165353
9165254
9165125
9165059
9164963
9164953
9164937
9164854
9164797
9164753
9164682
9164609
9164502
9164407
9164311
9164260
9164247
9164164
9164081
9163974
9163908
9163811
9163709
9163619
104
82
81
88
84
77
75
73
73
78
74
74
74
74
79
77
84
85
84
82
78
79
76
80
79
76
80
78
73
74
71
74
75
72
84
76
Z
Altimeter
18
2
1
6
5
-2
-4
-5
-5
-1
-4
-4
-3
-3
1
2
8
8
9
7
4
7
3
9
7
7
11
8
6
6
3
9
8
8
15
11
Time
8
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
9
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
10
11
11
11
11
11
11
11
11
11
12
12
12
time
menit
28
8
15
21
27
30
36
40
46
51
54
56
0
2
5
11
15
20
26
31
40
49
53
58
8
13
19
24
27
32
40
51
55
3
13
16
1
45082.75
45162.2
45033.36
44900.62
45087.94
45030.55
44375.8
45093.39
45028.31
44965.33
45029
45001.96
45121.36
45097.77
45024.59
45128.8
45244.31
45049.34
45033.75
45385.71
45016.47
45633.34
45211.17
45282.32
45160.77
45200.83
45066.83
45243.16
45256.7
45278.04
45247.54
45191.09
45217.24
45309.1
45313.89
45327.38
Tobs
2
45083.82
45161.06
45034.53
44901.84
45086.33
45029.5
44374.78
45092.5
45027.96
44965.09
45029.64
45002.83
45121.09
45096.99
45024.66
45128.39
45243.71
45049.1
45033.27
45386.74
45017.14
45634.55
45203.36
45282.57
45160.16
45200.91
45068.22
45243.59
45255.71
45276.98
45248.14
45192.33
45217.7
45309.61
45306.84
45328.83
3
45083.14
45162.31
45033.54
44901.65
45086.23
45032.91
44374.27
45092.04
45031.73
44962.66
45029.68
45001.86
45121.35
45096.26
45024.55
45127.87
45243.7
45635.43
45201.92
45258.13
45279.15
45196.87
45219.29
45308.45
45329.03
Tabel 3.1.3-1Tabel contoh data-data lapangan yang diperoleh
Data pada base yang diambil dari alat SCINTREX berupa waktu dan pembacaan
magnetic (T). Berikut contoh data tersebut:
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
12. Metoda Magnetik| 93
10
5
0
0
50
100
150
200
250
300
350
400
450
-5
-10
-15
y = 5E-13x6 - 5E-10x5 + 2E-07x4 - 3E-05x3 + 0.0019x2 + 0.0108x + 3.0865
-20
Gambar 3.1.3-1 Kurva dan trend yang digunakan untuk memplot Tvh terhadap waktu
sehingga mendapatkan interpolasi Tvh data lapangan.
Dari plot tersebut diperoleh persamaan y = 5E-13x6 - 5E-10x5 + 2E-07x4 - 3E-05x3 + 0.001x2
+ 0.010x + 3.086 yang digunakan dalam pencarian Tvh pada data lapangan.
b. Pengolahan Data Lapangan
Pengolahan dilakukan dengan langkah sebagai berikut:
1. Merata-ratakan 3 nilai magnetic yang didapat
2. Mengubah data waktu ke dalam menit
3. Waktu yang telah diubah menjadi menit dikurangi dengan nilai menit awal
pengukuran base.Mendapatkan nilai Tvh dengan memasukkan persamaan yang
dihasilkan dari pengolahan data base. Input ‘x’ diganti dengan nilai waktu baru
yang dihasilkan dari poin 3.
4. Nilai ∆T yang merupakan nilai magnetiknya didapat dari nilai T rata-rata
dikurangi Tigrf dikurangi Tvh.
Berikut contoh lengkap pengolahan dalam bentuk tabel. Data seluruh kelompok dilampirkan
dalam CD.
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
18. Metoda Magnetik| 99
Gambar 3.1.3-2 Gambar jendela “Open File” di software surfer.
2. Memasukkan nilai spasi 50 dan metode Minimum Curvature dalam pemrosesannya.
Minimum
Curvature
digunakan
karena
dalam
pengolahannya,
metode
ini
menggunakan Ratio Factor ( faktor pembanding) untuk memberikan kontur pada
daerah yang tidak terdapat data di dalamnya.
Gambar 3.1.3-3 Gambar tampilan jendela untuk membuat data grid baru pada software
Surfer 9.0.
3. Akan didapat hasil plot seperti berikut
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
19. Metoda Magnetik| 100
Gambar 3.1.3-4 Peta anomali magnetik delta T
4. Membuat enam line dalam peta tersebut yang akan diolah lebih lanjut. Enam line
tersebut adalah
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
20. Metoda Magnetik| 101
Gambar 3.1.3-4 Peta anomali magnetik delta T yang dislicing
5. Men-digitize setiap line yang telah dibuat
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
21. Metoda Magnetik| 102
Gambar 3.1.3-5 Jendela Digitize pada surfer untuk magnetik
6. Mendapatkan nilai magnetic pada setiap garis dengan menggunakan slice dan
memberikan output berupa *.dat
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
23. Metoda Magnetik| 104
Gambar 3.1.3-6 Jendela untuk membuka data *.dat
7. Proses di atas akan menghasilkan lokasi UTM X, UTM Y, ∆T, dan spasi
UTM X
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
353357.9
UTM Y
9168209
9168163
9168113
9168063
9168013
9167963
9167913
9167863
9167813
9167763
9167713
9167663
9167613
9167563
9167513
9167463
∆T
-1112.08
-1097.88
-1083.04
-1070.49
-1061.73
-1057.96
-1059.55
-1065.83
-1075.65
-1087.29
-1098.98
-1108.96
-1115.73
-1118.04
-1114.57
-1104.05
Spasi
0
45.76343
95.76343
145.7634
195.7634
245.7634
295.7634
345.7634
395.7634
445.7634
495.7634
545.7634
595.7634
645.7634
695.7634
745.7634
Gambar 3.1.3-7 Gambar tabel ubahan dari data *.dat
8. Spasi yang dihasilkan dari *.dat tidak rata sehingga perlu dibuat ulang dengan spasi
50 dan disimpan dalam format *.xy agar bisa diproses selanjutnya. Data secara
lengkap dalam CD
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
24. Metoda Magnetik| 105
Gambar 3.1.3-8 Gambar beberapa data *xy
9. Hasil berupa *.xy kemudian diproses dengan software NUMERI.exe untuk setiap file
menggunakan langkah berikut:
a. Buka software NUMERI.exe
b. Tekan ‘Enter’
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
25. Metoda Magnetik| 106
c. Tekan 5 : Tansformasi Fourier Diskrit
d. Tekan 1 : Data
e. Tekan 1 : Masukan data
f. Tekan 2 : Data dari Hardisk
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
26. Metoda Magnetik| 107
g. Masukkan nama file *.xy lalu tekan F10
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
27. Metoda Magnetik| 108
h. Tekan ‘esc’ tiga kali
i. Tekan 3 : DFT
j. Tekan 5 : memilih output
k. Tekan 2 : Real-/Imajiner
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
28. Metoda Magnetik| 109
l. Tekan 3 : Simpan
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
29. Metoda Magnetik| 110
Gambar 3.1.3-9 Gambar langkah-langkah melakukan spectral analysis dengan
menggunakan software NUMERI
Output dari software ini berupa file dengan nama seperti yang telah di-input-kan
dalam bentuk *.SPK
10. Data yang dibawa oleh *.SPK berupa Real, Imajiner, dan sebuah frekuensi. Dibuat
kolom tambahan untuk frekuensi yang berisi kelipatan frekuensi yang muncul berawal
dari 0. Dibuat pula kolom Amplitudo (A) dengan persamaan:
√
Serta kolom K dengan persamaan:
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
30. Metoda Magnetik| 111
Dimana f adalah frekuensi. Serta kolom ln A yang berasal dari amplitude. Berikut
adalah contoh pengolahan:
Real
-7.39E+02
-2.00E+04
-2.59E+04
-4.53E+03
1.31E+04
-1.04E+03
-1.19E+04
-8.06E+02
3.26E+03
-2.83E+03
-3.60E+03
9.85E+02
1.61E+03
-3.42E+03
-5.74E+02
1.29E+03
Imajiner
0.00E+00
1.64E+04
1.97E+04
2.29E+04
6.14E+03
-8.90E+03
1.58E+03
8.79E+03
-4.63E+02
-2.43E+03
2.23E+03
3.50E+03
-1.24E+03
-1.50E+01
2.51E+03
8.68E+02
Frekuensi
0
1.53E-04
0.000305
4.58E-04
0.000611
7.63E-04
0.000916
1.07E-03
0.001221
1.37E-03
0.001527
1.68E-03
0.001832
1.98E-03
0.002137
2.29E-03
A
739.3331
25877.25
32555.28
23336.18
14484.21
8960.172
11972.49
8831.835
3296.098
3728.852
4236.28
3631.21
2029.962
3421.718
2576.802
1551.023
K
0
0.000959
0.001919
0.002878
0.003837
0.004796
0.005756
0.006715
0.007674
0.008633
0.009593
0.010552
0.011511
0.01247
0.01343
0.014389
Ln A
6.605749
10.16112
10.39069
10.05776
9.580815
9.100545
9.390366
9.086118
8.100495
8.223856
8.351441
8.197321
7.615772
8.137898
7.854304
7.34667
Tabel 3.1.3-6 Tabel filter spektrum
Contoh tersebut diambil dari line1. Selengkapnya dilampirkan pada CD.
Data pada kolom K dan Ln A di-plot pada scatter-plot untuk setiap line akan
menghasilkan seperti berikut:
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
31. Metoda Magnetik| 112
Line 1
12
10
8
6
4
2
0
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
Line 2
12
10
8
6
4
2
0
0
Line 3
12
10
8
6
4
2
0
0
Line 4
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
32. Metoda Magnetik| 113
12
10
8
6
4
2
0
0
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
0.02
0.04
0.06
0.08
0.1
0.12
0.14
Line 5
12
10
8
6
4
2
0
0
Line 6
12
10
8
6
4
2
0
0
Gambar 3.1.3-10 Kurva yang menunjukan plot grafik K terhadap Ln A untuk beberapa line
slicing; Atas-bawah : Line 1 – Line 6.
11. Setengah dari data hasil plot diambil dan dianalisis dengan cara dicari dua trend linier
yang saling berpotongan dan diambil nilai K perpotongannya yang disebut K cut off
untuk masing-masing lain kemudian dicari window tiap line dengan persamaan
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
33. Metoda Magnetik| 114
dalam kuliah lapangan ini ∆x bernilai 100meter. Berikut hasil plot dan
perhitungannya.
Line 1
12
10
y = -145.82x + 9.6493
8
Series1
y = -21.099x + 6.8276
Series2
6
Linear (Series1)
4
Linear (Series2)
2
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Kcutoff 0.022628
n1
2.776669
Line 2
12
y = -84.683x + 9.7984
10
y = -3.5674x + 8.5339
8
Series1
Series2
6
Linear (Series1)
Linear (Series2)
4
2
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
34. Metoda Magnetik| 115
Kcutoff 0.015596
n2
4.028838
Line 3
12
10
y = -100.68x + 9.7614
y = -3.587x + 8.5195
8
Series1
Series2
6
Linear (Series1)
4
Linear (Series2)
2
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Kcutoff 0.012802
n3
4.907815
Line 4
12
y = -288.47x + 10.604
10
y = -1.9202x + 8.511
8
Series1
Series2
6
Linear (Series1)
4
Linear (Series2)
2
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Kcutoff 0.007292
n4
8.616596
Line 5
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
35. Metoda Magnetik| 116
12
10
y = -133.67x + 9.944
8
Series1
y = -17.433x + 6.8331
Series2
6
Linear (Series1)
4
Linear (Series2)
2
0
0
0.01
Kcutoff
n5
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
0.02678
2.346248
Line 6
12
y = -162.79x + 10.429
10
y = -18.429x + 8.1733
8
Series1
Series2
6
Linear (Series1)
4
Linear (Series2)
2
0
0
0.01
0.02
0.03
0.04
0.05
0.06
0.07
Kcutoff 0.015574
n6
4.034437
Gambar 3.1.3-11 Kurva yang menunjukan trend yang digunakan untuk penentuan K-cutoof
untuk beberapa line slicing; Atas-bawah : Line 1 – Line 6.
12. Nilai window yang didapat dari tiap line dirata-ratakan
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
36. Metoda Magnetik| 117
n1
2.776669
n2
4.028838
n3
4.907815
n4
8.616596
n5
2.346248
n6
4.034437
average 4.451767
Nilai pada average merupakan nilai window yang akan digunakan untuk filter peta
magnetic yang didapat pada awal sehingga bisa didapat peta regionalnya. Nilai
tersebut diganjilkan terlebih dahulu sehingga menjadi 5.
Seluruh proses yang berupa Excel dan notepad dari awal hingga akhir dilampirkan
pada CD yang ada.
13. Nilai window yang baru kemudian dimasukkan pada Surfer sebagai nilai filter dengan
metode Moving Average
Gambar 3.1.3-11 Gambar jendela program software untuk melakukan filter spektrum
dengan memasukan nilai window yang didapat.
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
37. Metoda Magnetik| 118
14. Proses sebelumnya akan menghasilkan peta regional sebagai berikut
Gambar 3.1.3-12 Gambar peta anomali regional
15. Peta residual dapat diperoleh dengan mengurangkan peta magnetic awal dengan peta
regional melalui program Math
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012
38. Metoda Magnetik| 119
Gambar 3.1.3-13 Gambar jendela menu math untuk melakukan pemisahan demi
mendapatkan residual
16. Hasil untuk peta residual sebagai berikut
Gambar 3.1.3-14 Gambar peta anomali residual.
Fajar N.Jodi C.Rafi A.Yuny F – TG2009
Kuliah Lapangan Karangsambung 2012