3. Deret ini terbagi menjadi 2 proses yaitu
:
1. Deret diskontinyu
2. Deret kontinyu
4. . Dalam deret diskontinyu, mineral terbentuk dari satu
mineral yang berubah ke mineral yang lain dengan
melakukan reaksi terhadap sisa larutan magma pada
rentang suhu tertentu. Deret ini dibangun dari mineral ferro
– magnesian sillicates. Diawali dengan pembentukan
diskontinyu akan berakhir jika biotite telah mengkristal yaitu
pada suhu 600oC. Hal ini terjadi karena mineralolivine
yang merupakan satu – satunya mineral yang stabil pada
atau di bawah 1800oC. Apabila olivine dilanjutkan bereaksi
dengan larutan sisa magma maka akan membentuk
pyroxene pada
5. suhu sekitar 1100oC. Jika suhu menurun lagi sekitar
900oC maka kemudian akan terbentuk amphibole. Deret
semua ferrum dan magnesium dalam larutan magma telah
habis dipergunakan untuk membentuk mineral. Bila
pendinginan yang terjadi terlalu cepat maka mineral yang
telah ada tidak akan bereaksi seluruhnya dengan sisa
magma sehingga akan terbentuk rim (selubung) yang
tersusun dari mineral yang terbentuk setelahnya, misal
olivin dengan rimpyroxene. Mineral yang terbetuk pada
deret diskontinyu yaitu olivine, pyroxene, amphibole, dan
biotite.
6. Dalam deret kontinyu, mineral yang terbentuk pertama kali
akan berperan dalam pembentukan mineral selanjutnya.
Deret ini disusun dari mineral feldspar plagioclase.
Misalnya plagioclase kaya calcium akan terbentuk terlebih
dahulu, baru kemudian plagioclase itu akan bereaksi
dengan sisa larutan magma bersamaan dengan turunnya
suhu berlanjut reaksi dengan peningkatan bertahap dalam
pembentukan natrium yang mengandung feldspar sampai
titik kesetimbangan tercapai pada suhu sekitar 900oC.
Saat magma mendingin dan calcium kehabisan ion,
feldspar didominasi oleh pembentukansodium feldspar
hingga suhu sekitar 6000C feldspar dengan hampir 100%
sodium terbentuk sehingga terbentuk plagioclaseyang kaya
sodium.
7. • Demikian seterusnya reaksi ini berlangsung sampai
semua calcium dan sodium habis bereaksi. Karena
mineral awal bereaksi secara terus – menerus maka
plagioclase terus ikut bereaksi hingga akhirnya pun
habis. Oleh karena ituplagioclase yang kaya calcium
sangat sulit di temukan di alam bebas. Akan tetapi jika
pendinginan terlalu cepat, makaplagioclase yang
terbentuk akan banyak mengandung calcium yang
dikelilingi plagioclase kaya sodium. Mineral yang
terbentuk pada deret ini yaitu anortite, bytownite,
labradorite, andesine, oligoklas dan albite.
8. • Jika kedua deret tersebut telah berakhir dan seluruh
ferrum, magnesium, sodium dan calcium telah
habis, maka yang tersisa tinggal potassium, alumina dan
silica. Semua unsur yang tersisa tersebut akan
bergabung membentuk Othoclase Potassium Feldspar .
Dan akan terbentuk muscovite apabila tekanan air cukup
tinggi. Sisanya, larutan magma yang sebagian besar
mengandung silica dan oksigen akan membentuk quartz.
9. • Berdasarkan penjelasan yang telah dipaparkan di atas
maka kita dpat menyimpulkan bahwa baik proses
maupun ciri pembentukan mineral pada deret reaksi
Bowen, kita dapat mengetahui bagaimana suatu mineral
terbentuk dan bersifat apakah mineral itu. Sehingga
setelah mempelajari dan memahami deret tersebut kita
dapat mengaplkasikanya dalam penentuan sifat dan
material penyusun suatu batuan. Misalnya secara jelas
kita dapat mengetahui dari sifat fisik batuan yaitu dari
warna batuan.