Metode seismik merupakan salah satu metode geofisika pada ekplorasi bumi yang digunakan untuk mencari akuifer didalam permukaan bumi. Metode seismik juga merupakan metode yang sangat sedikit digunakan bukan karena kekurangannya tetapi mahalnya alat-alatnya.
1. MAKALAH GEOFISIKA
“METODE SEISMIK”
DISUSUN OLEH
NURUL AMALIA HUMERA
60400114023
FISIKA A
JURUSAN FISIKA
FAKULTAS SAINS DAN TEKNOLOGI
UNIVERSITAS ISLAM NEGERI ALAUDDIN MAKASSAR
SAMATA –GOWA
PERIODE 2016
2. A. Metode Seismik
Geofisika merupakan ilmu yang mempelajari sifat fisik dari bawah
permukaan bumi berdasarkan penerapan ilmu fisika. Aplikasi dari Geofisika
banyak digunakan untuk investigasi keadaan bawah tanah seperti hidrokarbon
dan air, serta untuk proses pembangunan insfrastruktur seperti terowongan, jalan
raya,rumah dan bendungan. Salah satu metode geofisika yang sering digunakan
terutama dalam perminyakan yaitu metode seismik. Metode ini memanfaatkan
penjalaran gelombang seismik ke dalam permukaan bumi untuk mengetahui
kondisi bawah permukaan bumi. Metode seismik dapat mengidentifikasi kondisi
bawah permukaan bumi secara luas sehingga metode ini sangat efesien dan efektif
dibandingan dengan metode yang lainya seperti metode pengeboran.
Metoda seismik adalah salah satu metoda eksplorasi yang didasarkan
pada pengukuran respon gelombang seismik (suara) yang dimasukkan ke dalam
tanah dan kemudian direleksikan atau direfraksikan sepanjang perbedaan lapisan
tanah atau batas-batas batuan. Sumber seismik umumnya adalah palu godam
(sledgehammer) yang dihantamkan pada pelat besi di atas tanah, benda bermassa
besar yang dijatuhkan atau ledakan dinamit. Respons yang tertangkap dari tanah
diukur dengan sensor yang disebut geofon, yang mengukur pergerakan bumi.
Eksperimen seismik aktif pertama kali dilakukan pada tahun 1845 oleh
Robert Mallet, yang oleh kebanyakan orang dikenal sebagai bapak seismologi
instrumentasi. Mallet mengukur waktu transmisi gelombang seismik, yang dikenal
sebagai gelombang permukaan, yang dibangkitkan oleh sebuah ledakan. Mallet
meletakkan sebuah wadah kecil berisi merkuri pada beberapa jarak dari sumber
ledakan dan mencatat waktu yang diperlukan oleh merkuri untuk be-riak. Pada
tahun 1909, Andrija Mohorovicic menggunakan waktu jalar dari sumber gempa
bumi untuk eksperimennya dan menemukan keberadaan bidang batas antara
mantel dan kerak bumi yang sekarang disebut sebagai Moho. Pemakaian awal
observasi seismik untuk eksplorasi minyak dan mineral dimulai pada tahun
1920an. Teknik seismik refraksi digunakan secara intensif di Iran untuk
membatasi struktur yang mengandung minyak. Tetapi, sekarang seismik refleksi
3. merupakan metode terbaik yang digunakan di dalam eksplorasi minyak bumi.
Metode ini pertama kali didemonstrasikan di Oklahoma pada tahun 1921.
B. Macam Metode Seismik
Metode seismik terbagi menjadi dua macam yaitu seismik refleksi (pantul)
dan seismik refraksi (bias) namun untuk eksplorasi minyak dan gas metose
seismik yang sering digunakan seismik refleksi karena dapat mengetahui kondisi
permukaan hingga dalam. Metode ini memiliki tiga tahapan yaitu : akuisisi,
pengolahan data dan interpretasi, ketiga tahapan tersebut sangat penting dalam
menerapkan metode seismik dan saling berhubungan. Akuisisi merupakan tahap
awal pengambilan data di lapangan, data yang diperoleh dari lapangan berupa
field tape akan melalui beberapa proses seperti filtering, dekonvolusi, koreksi
statik analisa kecepatan sehingga menghasilkan penampang seismik yang baik.
Metode Seismik Refraksi
Metode seismik refraksi merupakan salah satu metode geofisika untuk
mengetahui penampang struktur bawah permukaan, merupakan salah satu metode
untuk memberikan tambahan informasi yang diharapkan dapat menunjang
penelitian lainnya. Metode ini mencoba menentukan kecepatan gelombang
seismik yang menjalar di bawah permukaan. Metode seismik refraksi didasarkan
pada sifat penjalaran gelombang yang mengalami refraksi dengan sudut kritis
tertentu yaitu bila dalam perambatannya, gelombang tersebut melalui bidang batas
yang memisahkan suatu lapisan dengan lapisan yang di bawahnya yang
mempunyai kecepatan gelombang lebih besar. Parameter yang diamati adalah
karakteristik waktu tiba gelombang pada masing-masing geophone.
4. Gambar 1:. prinsip seismik refraksi.
Seismik refraksi dihitung berdasarkan waktu yang dibutuhkan oleh
gelombang untuk menjalar pada batuan dari posisi sumber seismik (seismic
source) menuju penerima (receiver) pada berbagai jarak tertentu. Pada metode ini,
gelombang yang terjadi setelah usikan pertama (first break) diabaikan, sehingga
data yang dibutuhkan hanya data first break saja. Gelombang yang datang
setelah first break diabaikan karena gelombang seismik refraksi merambat paling
cepat dibandingkan dengan gelombang lainnya kecuali pada jarak offset yang
relatif dekat sehingga yang dibutuhkan adalah waktu pertama kali gelombang
diterima oleh setiap geophone.
Parameter jarak (offset) dan waktu penjalaran gelombang dihubungkan dengan
cepat rambat gelombang dalam medium. Besarnya kecepatan rambat gelombang
tersebut dikontrol oleh sekelompok konstanta fisis yang ada dalam material yang
dikenal sebagai parameter elastisitas.
Kaitannya dengan prinsip-prinsip dalam metode seismik, Metode seismik
refraksi menerapkan waktu tiba pertama gelombangdalam perhitungannya.
Gelombang P memiliki kecepatan lebih besar dibandingkan dengan kecepatan
gelombang S sehingga waktu datang gelombang P yang digunakan dalam
perhitungan. Gelombang seismik refraksi yang dapat terekam oleh receiver pada
permukaan bumi hanyalah gelombang seismik refraksi yang merambat pada batas
antar lapisan batuan. Hal ini hanya dapat terjadi jika sudut datang merupakan
5. sudut kritis atau ketika sudut bias tegak lurus dengan garis normal (r =
900 sehingga sin r = 1). Dan hal ini sesuai dengan asumsi diawal bahwa kecepatan
lapisan dibawah interface lebih besar dibandingkan dengan kecepatan di
atas interface.
Metode Seismik Refleksi
Metode seismik refleksi merupakan salah satu metode geofisika yang
menggunakan gelombang akustik untuk mengetahui keadaan bawah permukaan
bumi. Gelombang seismik yang digunakan berasal dari sumber getaran ( berupa
dinamit,vibrator,palu hammer) yang melewati bawah permukaan kemudian di
pantulkan oleh bidang batas batuan sehingga dapat diterima
oleh receiver(geophone dan hydrophone). Setiap bidang batas batuan memiliki
impedensi akustik yang berbeda beda. Impedensi akustik yaitu kemampuan suatu
bahan untuk memantulkan atau meneruskan gelombang yang mengenai medium
tersebut, Nilai impedansi akustik dinyatakan dengan persamaan :
dengan :
Z = Accoustic Impedance ( Impedansi Akustik)
ρ = densitas medium
Vp = kecepatan gelombang P
Perbedaan impedansi akustik antar medium akan mempengaruhi koefisien
refleksi, yaitu nilai perbandingan antara amplitudo gelombang datang dan
amplitudo gelombang pantul atau disebut juga reflektifitas. Nilai koefisien refleksi
dinyatakan sebagai berikut :
dengan :
RC = koefisien refleksi
6. r1 dan r2 = densitas medium 1 dan 2
Vp1 dan Vp2 = kecepatan gelombang P pada medium 1 dan 2
rnVpn = impedansi akustik medium
Posisi koefisien refleksi mencerminkan posisi perlapisan geologi.
Koefisien refleksi dapat bernilai positif maupun negatif tergantung pada besarnya
impedansi akustik kedua medium yang bersangkutan dan nilai mutlaknya tidak
lebih dari 1.
Penjalaran gelombang seismik yang melewati bawah permukaan akan
menggukanan beberapa prinsip fisika yaitu
Hukum snellius yaitu gelomban yang melewati suatu medium akan
dipantulkan dan dibiaskan seperti pada gambar 2. P merupakan
gelombang datang yang melewati suatu medium yang dipantul dan di
biaskan, dari peristiwa tersebut dapat dibuat persamaan
Gambar 2 : Gelombang P yang melewati suatu medium
(Jan van der Kruk,2005)
Prinsip Fermat yaitu penjalaran suatu gelombang dari suatu titik ke titik
lain akan mencari waktu minimumnya
7. Prinsip Huygens setiap titik yang dilalui gelombang maka akan menjadi
sumber gelombang baru.
Biasanya metode seismik refleksi ini dipadukan dengan metode geofisika
lainnya, misalnya metode grafitasi, magnetik, dan lain-lain. Namun metode
seismik refleksi adalah yang paling mudah memberikan informasi paling akurat
terhadap gambaran atau model geologi bawah permukaan dikarenakan data-data
yang diperoleh lebih akurat.
Pada umumnya metode seismik refleksi terbagi atas tiga tahapan utama,
yaitu:
1. Pengumpulan data seismik (akuisisi data seismik): semua kegiatan yang
berkaitan dengan pengumpulan data sejak survey pendahuluan dengan
survey detail.
2. Pengolahan data seismik (processing data seismik): kegiatan untuk
mengolah data rekaman di lapangan (raw data) dan diubah ke bentuk
penampang seismik migrasi.
3. Interpretasi data seismik: kegiatan yang dimulai dengan penelusuran
horison, pembacaan waktu, dan plotting pada penampang seismik yang
hasilnya disajikan atau dipetakan pada peta dasar yang berguna untuk
mengetahui struktur atau model geologi bawah permukaan.
Metode seismik refleksi mengukur waktu yang diperlukan suatu impuls
suara untuk melaju dari sumber suara, terpantul oleh batas-batas formasi geologi,
dan kembali ke permukaan tanah pada suatu geophone. Refleksi dari suatu
horison geologi mirip dengan gema pada suatu muka tebing atau jurang.Metode
seismik refleksi banyak dimanfaatkan untuk keperluan Explorasi perminyakan,
penentuan sumber gempa ataupun mendeteksi struktur lapisan tanah.
8. Gambar 3: ilustrasi metode seismik reflaksi
Seismik refleksi hanya mengamati gelombang pantul yang datang dari
batas-batas formasi geologi. Gelombang pantul ini dapat dibagi atas beberapa
jenis gelombang yakni: Gelombang-P, Gelombang-S, Gelombang Stoneley, dan
Gelombang Love.
Kegiatan teknis utama dalam eksplorasi seismik meliputi :
1. Topografi / navigasi
2. Seismic drilling
3. Recording