SlideShare a Scribd company logo
1 of 14
Adhyel The Change Maker 
Apa gunanya Kamu ikut-ikutan kebiasaan orang kebanyakan kalau pada akhirnya hanya Kamu 
sendiri yang akan menanggung akibatnya. 
Jumat, 13 April 2012 
Islam dalam Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah 
KATA PENGANTAR 
Bismillahi Rahmanirrahim, 
Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, 
Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat – Nya sehingga makalah ini 
bisa selesai. Tidak lupa kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan kita nabiullah 
Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya. Membahas masalah nikah memang penting 
untuk diketahui khususnya umat islam, karena sebagian dari kita pasti menginginkan yang 
namanya pernikahan dan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Perkawinan 
merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai penghubung antara seorang 
pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Dalam 
membentuk suatu keluarga tentunya memerlukan suatu komitmen yang kuat diantara 
pasangan tersebut. Sehingga dalam hal ini Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974 
pada pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa suatu perkawinan dapat dinyatakan sah, apabila 
dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan pasangan yang 
melakukan pernikahan. 
Penulis, 
Adhyel
BAB I. PENDAHULUAN 
A. Latar Belakang Masalah 
Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai 
penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu keluarga 
atau rumah tangga. Dalam membentuk suatu keluarga tentunya memerlukan suatu 
komitmen yang kuat diantara pasangan tersebut. Sehingga dalam hal ini Undang-Undang 
Perkawinan No.1 tahun 1974 pada pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa suatu perkawinan 
dapat dinyatakan sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan 
kepercayaan pasangan yang melakukan pernikahan. 
Landasan hukum agama dalam melaksanakan sebuah perkawinan merupakan hal 
yang sangat penting dalam UU No. 1 Tahun 1974, sehingga penentuan boleh tidaknya 
perkawinan tergantung pada ketentuan agama. Hal ini berarti juga bahwa hukum agama 
menyatakan perkawinan tidak boleh, maka tidak boleh pula menurut hukum negara. Jadi 
dalam perkawinan berbeda agama yang menjadi boleh tidaknya tergantung pada 
ketentuan agama. Perkawinan beda agama bagi masing-masing pihak menyangkut akidah 
dan hukum yang sangat penting bagi seseorang. Hal ini berarti menyebabkan 
tersangkutnya dua peraturan yang berlainan mengenai syarat- syarat dan tata cara 
pelaksanaan perkawinan sesuai dengan hukum agamanya masing-masing. 
Kenyataan dalam kehidupan masyarakat bahwa perkawinan berbeda agama itu 
terjadi sebagai realitas yang tidak dipungkiri. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan 
yang berlaku secara positif di Indonesia, telah jelas dan tegas menyatakan bahwa 
sebenarnya perkawinan antar agama tidak diinginkan, karena bertentangan dengan hukum 
yang berlaku di Indonesia. Tetapi ternyata perkawinan antar agama masih saja terjadi dan 
akan terus terjadi sebagai akibat interaksi sosial diantara seluruh warga negara Indonesia 
yang pluralis agamanya. Banyak kasus-kasus yang terjadi didalam masyarakat, seperti 
perkawinan antara artis Jamal Mirdad dengan Lydia Kandau, Katon Bagaskara dengan Ira 
Wibowo, Yuni Shara dengan Henri Siahaan, Adi Subono dengan Chrisye, Ari Sihasale 
dengan Nia Zulkarnaen, Dedi Kobusher dengan Kalina, Frans dengan Amara, Sonny 
Lauwany dengan Cornelia Agatha, dan masih banyak lagi. 
Perkawinan antar agama yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, seharusnya tidak 
terjadi jika dalam hal ini negara atau pemerintah secara tegas melarangnya dan 
menghilangkan sikap mendua dalam mengatur dan melaksanakan suatu perkawinan bagi 
rakyatnya. Sikap ambivalensi pemerintah dalam perkawinan beda agama ini terlihat dalam 
praktek bila tidak dapat diterima oleh Kantor Urusan Agama, dapat dilakukan di Kantor 
Catatan Sipil dan menganggap sah perkawinan berbeda agama yang dilakukan diluar 
negeri. 
Dari kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat terhadap perkawinan berbeda 
agama, menurut aturan perundang-undangan itu sebenarnya tidak dikehendaki. Berangkat 
dari permasalahan tersebut, maka penulis mencoba memberikan pendapat tentang 
Perkawinan Berbeda Agama Menurut Hukum Positif Indonesia, Dengan diberlakukannya 
UU No. 1 Tahun 1974 berarti undang-undang ini merupakan Undang-undang Perkawinan 
Nasional karena menampung prinsip-prinsip perkawinan yang sudah ada sebelumnya dan 
diberlakukan bagi seluruh warga negara Indonesia.
Dalam pasal 66 UU No 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa segala sesuatu yang 
berhubungan dengan perkawinan yang diatur dalam KUH Perdata, Ordonansi Perkawinan 
Indonesia Kristen dan peraturan perkawinan campuran, dinyatakan tidak berlaku 
sepanjang telah diatur dalam Undang-Undang Perkawinan Nasional ini. 
Dengan demikian dasar hukum perkawinan di Indonesia yang berlaku sekarang ini 
antara lain adalah : 
a. Buku I KUH Perdata 
b. UU No. 1/1974 tentang Perkawinan 
c. UU No. 7/1989 tentang Peradilan Agama 
d. PP No. 9/1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 1/1974 
e. Instruksi Presiden Np. 1/1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.
BAB II. PEMBAHASAN 
A. HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN 
1. Arti Pernikahan 
Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki persamaan dengan 
kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu. 
Menurut istilah syarak, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk 
mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk 
menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi 
terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allh SWT. 
Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk 
Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani dan rohaninya pasti 
membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat 
memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi 
dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian, 
dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga. Nikah termasuk perbuatan yang telah 
dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. atau sunnah Rasul. Dalam hal ini Rasulullah SAW. 
bersabda: 
Dari Anas bin Malik ra.,bahwasanya Nabi SAW. memuji Allah SWT dan menyanjung- 
Nya, beliau bersabda: “Akan tetapi aku shalat, tidur, berpuasa, makan, dan menikahi 
wanita, barang siapa yang tidak suka perbuatanku, maka bukanlah dia dari golonganku”. 
(HR. Al-Bukhari dan muslim). 
2. Tujuan Pernikahan 
1. Menperoleh kebahagiaan dan ketentraman hidup. 
2. Menperoleh keturunan yang sah. 
3. Menjaga kehormatan dan harkat manusia. 
4. Mengikuti sunnah rasul. 
5. Jelasnya, hikmah pernikahan itu adalah sebagai berikut: 
6. Menciptakan struktur sosial yang jelas dan adil. 
7. Dengan nikah, akan terangkat status dan derajat kaum wanita. 
8. Dengan nikah akan tercipta regenerasi secara sah dan terhormat. 
9. Dengan nikah agama akan terpelihara. 
10. Dengan pernikahan terjadilah keturunan yang mampu memakmuram bumi. 
3. Hukum Pernikahan 
a. Hukum Asal Nikah adalah Mubah 
Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya boleh 
dikerjakan boleh ditinggalkan. Dikerjakan tidak ada pahalanya dan ditingkalkan tidak 
berdosa. Meskipun demikian, ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan 
pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh atau haram. 
b. Nikah yang Hukumnya Sunnah 
Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya nikah itu sunnah. Alasan 
yang mereka kemukakan bahwa perintah nikah dalam berbagai Al-Qur’an dan hadits hanya 
merupakan anjuran walaupun banyak kata-kata amar dalam ayat dan hadits tersebut. Akan
tetapi, bukanlah amar yang berarti wajib sebab tidak semua amar harus wajib, kadangkala 
menunjukkan sunnah bahkan suatu ketika hanya mubah. Adapun nikah hukumnya sunnah 
bagi orang yang sudah mampu memberi nafkah dan berkehendak untuk nikah. 
c. Nikah yang Hukumnya Wajib 
Nikah menjadi wajib menurut pendapat sebagian ulama dengan alasan bahwa 
diberbagai ayat dan hadits sebagaimana tersebut diatas disebutkan wajib. Terutama 
berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majah seperti dalam sabda Rasulullah SAW., “Barang 
siapa yang tidak mau melakukan sunnahku, maka tidaklah termasuk golonganku”. 
Selanjutnya nikah itu wajib sesuai dengan faktor dan situasi. Jika ada sebab dan faktor 
tertentu yang menyertai nikah menjadi wajib. Contoh: jika kondisi seseorang sudah mampu 
memberi nafkah dan takut jatuh pada perbuatan zina, dalam situasi dan kondisi seperti itu 
wajib nikah. Sebab zina adalah perbuatan keji dan buruk yang dilarang Allah SWT. 
Rasulullah SAW. bersabda sebagai berikut. 
Dari Aisyah ra., Nabi SAW. besabda: “Nikahilah olehmu wanita-wanita itu, sebab 
sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta bagimu”. (HR. Al-Hakim dan Abu Daud). 
d. Nikah yang Hukumnya Makruh 
Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan perkawinan 
telah mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk 
memberi nafkah tanggungannya. 
e. Nikah yang Hukumnya Haram 
Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk menyakiti 
perempuan yang dinikahinya. 
Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. pernah bersabda: “Barangsiapa yang tidak 
mampu menikah hendaklah dia puasa karena dengan puasa hawa nafsunya terhadap 
prempuan akan berkurang”. (HR. Jamaah Ahli Hadits) 
Firman Allah di dalam Q.S An-Nisaa /4,3 : 
3: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim 
(bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau 
empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], 
atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. 
[265] berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang 
bersifat lahiriyah. 
[266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan 
pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi poligami sampai 
empat orang saja. 
Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga 
orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan 
perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka 
dengan kemampuan-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), MahaMengetahui. QS.An- 
Nur/24,32 : 
32: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak 
(berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika 
mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian- 
Nya) lagi Maha Mengetahui. 
[1035] Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar 
mereka dapat kawin. 
Berpijak dari firman Allah dan hadits sebagaimana tersebut di atas, maka bahwa 
dapat dijelaskan bahwa hukum menikah itu akan berubah sesuai dengan faktor dan sebab
yang menyertainya. Dalam hal ini setiap mukalaf penting untuk mengetahuinya. Misalnya, 
orang-orang yang belum baligh, seorang pemabuk, atau sakit gila, maka dalam situasi dan 
kondisi semacam itu seseorang haram uinutuk menikah. Sebab, jikja mereja menikah 
dikhawatirkan hanya akan menimbulkan mudharat yang lebih besar pada orang lain. 
4. Syarat dan Rukun Nikah 
Rukun nikah adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk melangsungkan suatu 
pernikahan. Rukun nikah terdiri atas: 
a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar pria, tidak karena 
terpaksa, bukan mahram (perempuan calon istri), tidak sedang ihram haji atau umrah, dan 
usia sekurang-kurangnya 19 tahun. 
b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar perempuan, tidak karena 
terpaksa, halal bagi calon suami, tidak bersuami, tidak sedang ihram haji atau umrah, dan 
usia sekurang-kurangnya 16 tahun. 
c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini dilakukan olehy wali 
mempelai perempuan dan mempelai laki-laki. Ijab diucapkan wali mempelai perempuan 
dan kabul diucapkan wali mempelai laki-laki. 
d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh (dewasa), berakal 
sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Wali 
inilah yang menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan pernikahannya. 
Sabda Nabi Muhammad SAW ; Dari Aisyah ra., Rasulullah SAW. bersbda: “perempuan mana 
saja yang menikah tanpa izin walinya, maka pernikahan itu batal (tidak sah)”. (HR. Al- 
Arba’ah kecuali An-Nasa’i). 
Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebagai berikut: 
1) Bapak kandung, bapak tiri tidak sah menjadi wali. 
2) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan. 
3) Saudara laki-laki kandung. 
4) Saudara laklaki sebapak. 
5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung. 
6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak. 
7) Paman (saudara laki-laki bapak). 
8) Anak laki-laki paman. 
9) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas semuanya tidak ada, sedang 
berhalangan, atau menyerahkan kewaliannya kepada hakim. 
e. Dua orang saksi, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka 
(tidak sedang ditahan), adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Pernikahan yang 
dilakukan tanpa saksi adalah tidak sah. 
Sabda Nabi Muhammad SAW; Dari Aisyah ra., Rasulullah SAW. bersabda: “Tidak 
sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (HR. Ibnu Hiban) 
5. Pernikahan yang Terlarang 
Pernikahan yang terlarang aalah pernikahan yang di haramkan oleh agama Islam. 
Adapun penikahan yang terlarang adalah sebagai berikut:
a. Nikah Mut’ah 
Nikah mut’ah adalah pernikahan yang diniatkan dan diakadkan untuk sementara 
waktu saja (hanya untuk bersenang-senang), misalnya seminggu, satu bulan, atau dua 
bulan. Masa berlakunya pernikahan dinyatakan terbatas. Nikah mut’ah telah dilarang oleh 
rasulullah SAW. sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadits: 
Dari Rabi’ bin Sabrah al-Juhani bahwasannya bapaknya meriwayatkan, ketika dia 
bersama rasulullah SAW., beliau bersabda: “wahai sekalian manusia, dulu pernah aku 
izinkan kepada kamu sekalian perkawinan mut’ah, tetapi ketahuilah sesungguhnya Allah 
telah mengharamkannya sampai hari kiamat”. (HR. Muslim) 
b. Nikah Syigar 
Nikah syigar adalah apabila seorang laki-laki mengawinkan anak perempuannya 
dengan tujuan agar seorang laki-laki lain menikahkan anak perempuannya kepada laki-laki 
(pertama) tanpa mas kawin (pertukaran anak perempuan). Perkawinan ini dilarang 
dengan sabda Rasulullah SAW. Dari Ibnu Umar ra., sesungguhnya Rasulullah SAW. 
melarang perkawinan syigar. (HR. Muslim). 
c. Nikah Muhallil 
Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap 
seorang perempuan yang tidak ditalak ba’in, dengan bermaksud pernikahan tersebut 
membuka jalan bagi mantan suami (pertama) untuk nikah kembali dengan bekas istrinya 
tersebut setelah cerai dan habis masa idah. 
Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal bekas suami yang menalak 
ba’in untuk mengawini bekas istrinya. Pernikahan ini dilarang oleh rasulullah SAW. dengan 
hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud: 
Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah SAW. melaknat muhallil (yang mengawini setelah 
ba’in) dan muhallil lalu (bekas suami pertama yang akan mengawini kembali). (HR. Al- 
Kamsah kecuali Nasai) 
d. Kawin dengan pezina 
Seorang laki-laki yang baik-baik tidak diperbolehkan (haram) mengawini 
perempuan pezina. Wanita pezina hanya diperbolehkan kawin dengan laki-laki pezina, 
kecuali kalau perempuan itu benar-benar bertobat. 
Firman Allah SWT dalam QS. An-Nur/24:3 : 
3: Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang 
musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki -laki yang berzina atau laki-laki 
musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028]. 
[1028] maksud ayat Ini ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina, 
demikian pula sebaliknya. 
Akan tetapi, kalau perempuan pezina tersebut sudah bertobat, halallah 
perkawinan yang dilakukannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.: 
Dari Abu Ubaidah bin abdullah dari ayahnya berkata: “Bersabda rasulullah SAW.: Orang 
yang bertobat dari dosa tidak ada lagi dosa baginya.” (HR. Ibnu Majah) 
Dengan demikian, secara lahiriah perempuan pezina kalau benar-benar bertobat, maka 
dapat kawin dengan laki-laki yang bukan pezina (baiuk-baik) 
B. HIKMAH PERNIKAHAN
Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri. 
Ia merupukan pintu gerbang kehidupan berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap 
keturunan dan kehidupan masyrakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi syarat 
penting bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan umat manusia pada umumnya. 
Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik, dan mulia. 
Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara manusia dari kemungkinan jatuh ke 
lembah dosa yang disebabkan oleh nafsu birahi yang tak terkendalikan. Banyak sekali 
hikmah yang terkandung dalam pernikahan, antara lain sebagai kesempurnaan ibadah, 
membina ketentraman hidup, menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, 
terpelihara dari noda dan dosa, dan lain-lain. Di bawah ini dikemukakan beberapa hikmah 
pernikahan. 
1.Pernikahan Dapat Menciptakan Kasih Sayang dan ketentraman 
Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan jasmaniah dan rohaniah 
sudah pasti memerlukan ketenangan jasmaniah dan rohaniah. Kenutuhan jasmaniah perlu 
dipenuhi dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Ada kebutuhan pria yang 
pemenuhnya bergantung kepada wanita. Demikian juga sebaliknya. Pernikahan 
merupakan lembaga yang dapat menghindarkan kegelisahan. Pernikahan merupakan 
lembaga yang ampuh untuk membina ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang 
keluarga. Allah berfirman Q.S Ar-Rum/30,21 : 
. 21: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri -isteri dari 
jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa 
kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang 
berfikir. 
2. Pernikahan Dapat Melahirkan keturunan yang Baik 
Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan shaleh. Anak yang shaleh 
adalah idaman semua orang tua. Selain sebagai penerus keturunan, anak yang shaleh akan 
selalu mendoakan orang tuanya. 
Rasulullah SAW. bersabda: 
Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW., bersabda: “Apabila telah mati manusia 
cucu Adam, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang 
bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya”. (HR. Muslim). 
3. Dengan Pernikahan, Agama Dapat Terpelihara 
Menikahi perempuan yang shaleh, bahtera kehidupan rumah tangga akan baik. 
Pelaksanaan ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan 
teratur. Rasulullah SAW. memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang shaleh. 
Mempunyai istri yang shaleh, berarti Allah menolong suaminya melaksanakan setengah 
dari urusan agamnya. Beliau bersabda: Dari Anas bin malik ra., Rasulullah SAW., bersabda: 
“Barang siapa dianugerahkan Allah Istri yang shalehah, maka sungguh Allah telah 
menolong separuh agamanya, maka hendaklah ia memelihara separuh yang tersisa”.(HR. 
At-Thabrani). 
4. Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian martabat Seorang Wanita 
Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu tidak boleh dijadikan 
mainan. Wanita harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Pernikahan merupakan cara
untuk memperlakukan wanita secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya 
harus memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan terhormat pula. 
Firman Allah dalam Q.S An-Nisa/4,19 dan 25 : 
19: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan 
paksa[278] dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa 
yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[279]. dan 
bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah ) 
Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. 
[278] ayat Ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa dibolehkan. 
menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka anaknya yang tertua atau 
anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan 
dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi. 
[279] Maksudnya: berzina atau membangkang perintah. 
25: Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk 
mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang 
kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain[285], Karena 
itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang 
merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki 
lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka Telah menjaga diri dengan kawin, Kemudian mereka 
melakukan perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita -wanita 
merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada 
kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan 
Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. 
[285] Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama keturunan 
Adam dan hawa dan sama-sama beriman. 
5. Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan 
Setiap orang, baik pria maupun wanita, secara naluriah memiliki nafsu seksual. 
Nafsu ini memerlukan penyaluran dengan baik. Saluran yang baik, sehat, dan sah adalah 
melalui pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan tetap mencari 
penyaluran yang tidak sehat, dan melanggar aturan agama, maka akan terjerumus ke 
lembah perzinahan atau pelacuran yang dilarang keras oleh agama. 
Firman Allah dalam Q.S Al-isra/ 17,32: 
32. Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan 
suatu jalan yang buruk. 
C. KETENTUN PERKAWINAN DALAM KAPASITAS HUKUM ISLAM DI INDONESIA 
1. Pengertian Perkawinan 
Perkawinan menurut UU No. 01 Tahun 1974 mempunyai beberapa asas, yaitu sebagai 
berikut: 
1. Asas sukarela (suka sama suka) Perkawinan dilangsungkan atas dasar suka sama suka, 
yaitu dengan adanya persetujuan dari kedua belah pihak calon mempelai. Dalam hal ini 
tidak ada unsur paksaan. Kalau ada perkawinan dengan paksaan, suami atau istri dapat 
melakukan pembatalan perkawinan (Pasal 71 huruf FKHI). 
2. Asas partisipasi keluarga untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum 
berumur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tuanya .... (Pasal 6). Apabila ada
seseorang yang belum berumur 21 tahun tidak mendapat izin orang tua, PPN (Pegawai 
Pencatat Nikah) memberikan surat penolakkan untik melangsungkan pernikahan. 
3. Asas perceraian dipersulit sekalipun talak adalah hak laki-laki, tetapi ia tidak boleh 
melakukan haknya itu semena-mena. 
Pasal 37 UU No. 01 TAHUN 1974 menyebutkan sebagai berikut: 
1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang 
bersangkutan telah berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak 
2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri tidak akan dapat 
rukun sebagai suami istri. 
3) Tata cara perceraian di depan pengadilan diatur dalam Peraturan Perundang-undangan 
(PP No. 09 Tahun 1975 jo. UU No. 1 Tahun 1974). Alasan-alasan perceraian (diatur dalam 
UU No. 01 tahun 1974 jo. Pasal 19 PP No. 09 Tahun 1975) sebagai berikut: 
1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, penjudi, dan sebagainya yang sulit 
disembuhkan. 
2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin dan 
tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemauannya. 
3. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara lima tahun atau lebih. 
Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahyakan 
pihak lain. 
4. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan menjalankan 
kewajibannya sebagai suami atau istri. 
5. Terdapat perselisihan yang trus-menerus antara keduanya. 
4. Asas poligami diperketat (Pasal 4 No. 01 Tahun 1974) 1) Dalam hal seorang suami akan 
beristri lebih dari satu, ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah 
tempat tinggalnya. 
2) Pengadilan yang dimaksud (1) pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang suami 
yang akan beristri lebih dari seorang, apabila: Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya 
sebagai seorang istri. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat 
disembuhkan. Istri tidak dapat melahirkan keturunan. (Untuk lebih jelasnya baca Pasal 41 
PP Tahun 9 1975). 
5. Asas kematangan berkeluarga/ berumah tangga (Diatur dalam Pasal 7 uu no. 01 tahun 
1974) sebagai berikut: 1) Perkawinan hanya diizinkan jika pria mencapa umur 19 tahun 
dan wanita mencapai umur 16 tahun. 2) Apabila calon mempelai belum mencapai umur 
tersebut diatas, dapat diminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat yang ditunjuk 
kedua orang tua pihak pria maupun wanita. 
6. Asas mengangkat derajat kaum wanitaBerkat perjuangan seorang pahlawan putri dari 
rembang R.A. Kartini, yang mempunyai keteladanan untuk selalu menjunjung derajat 
wanita, terbuktilah sekarang bahwa derajat wanita sama dengan pria. 
2. Kewajiban Pencatatan Perkawinan 
Seseorang yang akan melakukan pernikahan terhadap seorang wanita, terlebih 
dahulu melaporkan kepada pemerintah yang ditunjuk untuk menanganinya dan membawa 
prosedur perkawinan, yaitu:
a) Melapor kepada PPN dan yang bertuga mencatat laporan tersebut dari calon mempelai. 
b) Melengkapi surat-surat untuk nikah yang sudah dipersiapkan. 
c) PPN mengumumkan minimal 10 hari sebelum perkawinan. 
d) Dilangsungkan guna memberi kesempatan bagi yang akan melakukan pencegahan. 
e) Apabila tidak ada yang melakukan pencegahan, barulah perkawinan dapat dilangsungkan 
dan kedua mempelai dapat dibuatkan kutipan akta nikah. 
3. Sahnya Perkawinan 
Perkawinan seorang muslim dapat dikatakan sah apabila dilakukan menurut hukum 
Islam, sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) UU No. 01 Tahun 1974 berbunyi: “Perkawinan adalah 
sah apabila dilakukan menurut agama (kepercayaan) masing-masing”. 
4. Tujuan Pernikahan 
Menurut Kompilasi Hukum islam Pasal 3: “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan 
kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahwah”. Dalam wujud perkawinan, 
kedua mempelai yang dapat membuat hati menjadi tenteram. Baik suami yang 
menganggap istri yang paling cantik diantara wanita-wanita lain, begitu juga seorang istri 
yang menganggap suaminyalah laki-laki yang menarik hatinya. Masing-masing merasa 
tentram hatinya dalam membina rumah tangga. Kemudian denganm adanya rumah tangga 
yang berbahagia dan jiwa yang tentram, hati dan tubuh menjadi bersatu, maka kehidupan 
dan penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan Allah menetapkan 
ketentuan-ketentuan hidup suami istri. Untuk mencapai kebahagiaan hidup adalah dengan 
menjalankan perintah-perintah agama. Peran Pengadilan Agama dalam Hukum 
Perkawinan Menurut UU No. 01 Tahun 1974 dan UU No. 7 Tahun 1989. Sesuai dengan 
kedudukan sebagai pengadilan negeri, Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1989 mengatakan: 
“Peradilan agama merupakan salah satu kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari 
keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam 
undang-undang ini”. 
Dalam pasal 3 disebutkan sebagai berikut: 
(1) Kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh: 
(a) Pengadilan Agama 
(b) Pengadilan Tinggi Agama. 
(2) Kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan agama berpuncak pada Mahkamah 
agung, sebagai pengadilan negara tertinggi. Kekuasaan pengadilan agama lebih lanjut 
diperinci dalam Pasal 49 ayat (1) yang menegaskan bahwa peradilan agama bertugas dan 
berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama 
antar orang-orang yang beragama Islam dibidang: 
(a) Perkawinan 
(b) Kewarisan, waisat, dan hibah yang dilakukan 
(c) Berdasarkan hukum Islam 
(d) Wakaf dan sedekah. 
Sifat kewenangan masing-masing lingkungan peradilan adalah absolut atau memaksa. 
Hal-hal yang telah ditentukan menjadi kekuasaan atau kewenangan peradilan, yang 
menjadi kewenangan mutlak bagi lingkungan peradilan, yaitu memeriksa, memutuskan,
dan menyelesaikannya. Sebaliknya setiap perkara yang tidak termasuk kedalam bidang 
kewenangannya, secara absolut pula dia tidak berwenang untuk mengadilinya.
BAB III. PENUTUP 
A. Kesimpulan 
Dari dalam makalah ini “ Islam dalam Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah 
Warahmah” kami mengambil kesimpulan bahwa; Perkawinan merupakan suatu ikatan 
yang sangat dalam dan kuat sebagai penghubung antara seorang pria dengan seorang 
wanita dalam membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Dalam membentuk suatu 
keluarga tentunya memerlukan suatu komitmen yang kuat diantara pasangan tersebut. 
B. Saran 
Sebagai manusia yang tak pernah lepas dari kekurangan dan kehilafan, dengan 
sepucuk kata kami meminta maaf jika dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. 
Semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran kita semua baik di 
kampus maupun diluar kampus.
DAFTAR PUSTAKA 
Aminuddin, 2008, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. 
http://AdhyelTheChangeMaker.blogspot.com 
http://AdhyelGwanteng.blogspot.com 
Umar Anshori, 1986, Fiqih Wanita. Semarang ; CV. Asy-Syifa’. 
.

More Related Content

What's hot

Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumsyophi
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDACHMAD AVANDI,SE,MM Alfaqzamta
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Kacung Abdullah
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumrabu12
 
Proposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniProposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniistiiqnq
 
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...taqiudinzarkasi
 
Proposal permohonan hewan qurban
Proposal permohonan hewan qurbanProposal permohonan hewan qurban
Proposal permohonan hewan qurbanmiftakhu syifa
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawabanNakano
 
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahPowerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahnur hasyrah
 
Surat undangan tasyakuran 7 bulan
Surat undangan tasyakuran 7 bulanSurat undangan tasyakuran 7 bulan
Surat undangan tasyakuran 7 bulanAnjaOye
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahNopi Tri Utami
 
Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11irfan11333
 
1. pengertian keluarga
1. pengertian keluarga1. pengertian keluarga
1. pengertian keluargaevinurleni
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiElsa Lopez
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASEeddy sanusi silitonga
 
4. pemilihan jodoh dan perkawinan copy
4. pemilihan jodoh dan perkawinan   copy4. pemilihan jodoh dan perkawinan   copy
4. pemilihan jodoh dan perkawinan copyevinurleni
 

What's hot (20)

Kumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukumKumpulan soal hukum
Kumpulan soal hukum
 
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-EDMAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
MAKALAH Tugas kelompok 1 PASCASARJANA SABURAI ANGKATAN 15-ED
 
Kontrak jual beli
Kontrak jual beliKontrak jual beli
Kontrak jual beli
 
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
Hukum perjanjian (Hukum Kontrak)
 
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukumBenda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
Benda berwujud dan tidak berwujud sebagai objek hukum
 
Proposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seniProposal kegiatan olahraga dan seni
Proposal kegiatan olahraga dan seni
 
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
pendidikan tinggi yang berkualitas melalui implementasi tri darma perguruan t...
 
Proposal permohonan hewan qurban
Proposal permohonan hewan qurbanProposal permohonan hewan qurban
Proposal permohonan hewan qurban
 
Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)Deasy 2 (surat dakwaan)
Deasy 2 (surat dakwaan)
 
eksepsi jawaban
eksepsi jawabaneksepsi jawaban
eksepsi jawaban
 
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrahPowerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
Powerpoint bekerja keras & tanggung jawab oleh nur hasyrah
 
Surat undangan tasyakuran 7 bulan
Surat undangan tasyakuran 7 bulanSurat undangan tasyakuran 7 bulan
Surat undangan tasyakuran 7 bulan
 
ppt Ibadah
ppt Ibadah ppt Ibadah
ppt Ibadah
 
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merahPengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
Pengaruh cahaya terhadap pertumbuhan kacang merah
 
Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11Skenario pengadilan semu11
Skenario pengadilan semu11
 
1. pengertian keluarga
1. pengertian keluarga1. pengertian keluarga
1. pengertian keluarga
 
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejatiKerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
Kerjasama antar umat beragama, membangun persaudaraan sejati
 
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASETUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
TUGAS NEGOSIASI NEGOSIASI, MEDIASI & ARBITRASE
 
Contoh proposal kegiatan
Contoh proposal kegiatanContoh proposal kegiatan
Contoh proposal kegiatan
 
4. pemilihan jodoh dan perkawinan copy
4. pemilihan jodoh dan perkawinan   copy4. pemilihan jodoh dan perkawinan   copy
4. pemilihan jodoh dan perkawinan copy
 

Viewers also liked

Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaRahmanzie Share
 
Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019kipanji
 
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriMakalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriIr. Zakaria, M.M
 
Makalah Edukasi Pernikahan Dini
Makalah Edukasi Pernikahan DiniMakalah Edukasi Pernikahan Dini
Makalah Edukasi Pernikahan Dininovitayuang27
 
Makalah perilaku sosial [pos]
Makalah perilaku sosial [pos]Makalah perilaku sosial [pos]
Makalah perilaku sosial [pos]Trisna Nurdiaman
 
Ulasalle
UlasalleUlasalle
UlasalleDruiko
 
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergyIntoAction
 
Sourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing Craftsmanship
Sourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing CraftsmanshipSourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing Craftsmanship
Sourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing CraftsmanshipAlexander Crépin
 
Taipan Club Presentation
Taipan Club PresentationTaipan Club Presentation
Taipan Club PresentationHappy Tjahyono
 
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Sakran
 
14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)
14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)
14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)InstitutoBBVAdePensiones
 
วารสาร พ.ย. ธ.ค.59
วารสาร พ.ย. ธ.ค.59วารสาร พ.ย. ธ.ค.59
วารสาร พ.ย. ธ.ค.59Yui Yuyee
 

Viewers also liked (20)

Adat pernikahan suku muna
Adat pernikahan suku munaAdat pernikahan suku muna
Adat pernikahan suku muna
 
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesiaMakalah Hukum perkawinan di indonesia
Makalah Hukum perkawinan di indonesia
 
Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019Skripsi arif karunia 072211019
Skripsi arif karunia 072211019
 
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
Makalah tradisi  sariga  kabupaten munaMakalah tradisi  sariga  kabupaten muna
Makalah tradisi sariga kabupaten muna
 
Budaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNA
Budaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNABudaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNA
Budaya mulok SEJARAH KABUPATEN MUNA
 
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-SiriMakalah Agama tentang Nikah-Siri
Makalah Agama tentang Nikah-Siri
 
Makalah Edukasi Pernikahan Dini
Makalah Edukasi Pernikahan DiniMakalah Edukasi Pernikahan Dini
Makalah Edukasi Pernikahan Dini
 
Makalah perilaku sosial [pos]
Makalah perilaku sosial [pos]Makalah perilaku sosial [pos]
Makalah perilaku sosial [pos]
 
Ulasalle
UlasalleUlasalle
Ulasalle
 
Sistem gerak jadi
Sistem gerak jadiSistem gerak jadi
Sistem gerak jadi
 
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom RandEnergy Into Action Keynote: Tom Rand
Energy Into Action Keynote: Tom Rand
 
Sourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing Craftsmanship
Sourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing CraftsmanshipSourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing Craftsmanship
Sourcing talent a key recruiting differentiator Part 2 B Sourcing Craftsmanship
 
Live proud
Live proudLive proud
Live proud
 
Tm31
Tm31Tm31
Tm31
 
COCA COLA
COCA COLACOCA COLA
COCA COLA
 
Taipan Club Presentation
Taipan Club PresentationTaipan Club Presentation
Taipan Club Presentation
 
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
Amr Training Certificates - 2002-2005-2010
 
14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)
14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)
14 - Revisión de las proyecciones de población, parte 3 (2015) (ESP)
 
วารสาร พ.ย. ธ.ค.59
วารสาร พ.ย. ธ.ค.59วารสาร พ.ย. ธ.ค.59
วารสาร พ.ย. ธ.ค.59
 
Tugas 2
Tugas 2Tugas 2
Tugas 2
 

Similar to ISLAMKELUARGA

Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2Arya D Ningrat
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NARZEN MUTAKIN
 
Keluarga sakinah dan nikah beda agama
Keluarga sakinah dan nikah beda agamaKeluarga sakinah dan nikah beda agama
Keluarga sakinah dan nikah beda agamaFarichah Riha
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2tyasputri9
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2tyasputri9
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agamapjj_kemenkes
 
Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Anton Saja
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamapjj_kemenkes
 
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxPPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxZidanKirii
 
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungNikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungAZA Zulfi
 
Pernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxPernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxEgi Fahroji
 
Hukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixHukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixokaatmadja
 
makalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docxmakalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docxrusmanwarsit0
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamArra Asri
 

Similar to ISLAMKELUARGA (20)

Tujuan dan hikmah pernikahan 2
Tujuan dan hikmah pernikahan  2Tujuan dan hikmah pernikahan  2
Tujuan dan hikmah pernikahan 2
 
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3NPROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
PROBLEMATIKA PERKAWINAN DI INDONESIA, BY ARZ3N
 
Keluarga sakinah dan nikah beda agama
Keluarga sakinah dan nikah beda agamaKeluarga sakinah dan nikah beda agama
Keluarga sakinah dan nikah beda agama
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2Makalah pendidikan agama islam 2
Makalah pendidikan agama islam 2
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan AgamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan Agama
 
Makalah munakahat
Makalah munakahatMakalah munakahat
Makalah munakahat
 
Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2Keperawatan agama modul 3 kb2
Keperawatan agama modul 3 kb2
 
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agamaPedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
Pedoman menciptakan keluarga berdasarkan agama
 
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptxPPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
PPT PERNIKAHAN LINTAS AGAMA.pptx
 
Ketentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptxKetentuan Perkawinan.pptx
Ketentuan Perkawinan.pptx
 
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin GantungNikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
Nikah Massal, Nikah Dibawah Umur, Kawin Gantung
 
Pernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptxPernikahan Beda Agama.pptx
Pernikahan Beda Agama.pptx
 
Bab ii pembahasan
Bab ii pembahasanBab ii pembahasan
Bab ii pembahasan
 
Bab ii pembahasan
Bab ii pembahasanBab ii pembahasan
Bab ii pembahasan
 
Hukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fixHukum adat tugas fix
Hukum adat tugas fix
 
makalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docxmakalah pernikahan.docx
makalah pernikahan.docx
 
Perkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islamPerkahwinan didalam islam
Perkahwinan didalam islam
 
Modul 7 kb 2
Modul 7 kb 2Modul 7 kb 2
Modul 7 kb 2
 
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdfKLP 1 MUNAKAHAT.pdf
KLP 1 MUNAKAHAT.pdf
 

More from Septian Muna Barakati (20)

Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
Kti eni safitri AKBID YKN RAHA
 
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA Kti hikmat AKBID YKN RAHA
Kti hikmat AKBID YKN RAHA
 
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA Kti niski astria AKBID YKN RAHA
Kti niski astria AKBID YKN RAHA
 
Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA Kti ikra AKBID YKN RAHA
Kti ikra AKBID YKN RAHA
 
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
Kti sartiawati AKBID YKN RAHA
 
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
Kti jayanti sakti AKBID YKN RAHA
 
Dokomen polisi
Dokomen polisiDokomen polisi
Dokomen polisi
 
Dokumen perusahaan
Dokumen perusahaanDokumen perusahaan
Dokumen perusahaan
 
Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3Dokumen polisi 3
Dokumen polisi 3
 
Dosa besar
Dosa besarDosa besar
Dosa besar
 
Ekosistem padang lamun
Ekosistem padang lamunEkosistem padang lamun
Ekosistem padang lamun
 
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi pendudukFaktor faktor yang mempengaruhi penduduk
Faktor faktor yang mempengaruhi penduduk
 
E
EE
E
 
Faktor
FaktorFaktor
Faktor
 
Fho...................
Fho...................Fho...................
Fho...................
 
555555555555555 (2)
555555555555555 (2)555555555555555 (2)
555555555555555 (2)
 
99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya99 nama allah swt beserta artinya
99 nama allah swt beserta artinya
 
10 impact of global warming
10 impact of global warming10 impact of global warming
10 impact of global warming
 
10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global10 dampak pemanasan global
10 dampak pemanasan global
 
5 w 1h penyakit hiv
5 w 1h  penyakit hiv5 w 1h  penyakit hiv
5 w 1h penyakit hiv
 

Recently uploaded

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdftsaniasalftn18
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptxMiftahunnajahTVIBS
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxadimulianta1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...Kanaidi ken
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 

Recently uploaded (20)

DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdfKelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
Kelompok 2 Karakteristik Negara Nigeria.pdf
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
11 PPT Pancasila sebagai Paradigma Kehidupan dalam Masyarakat.pptx
 
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptxPerumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
Perumusan Visi dan Prakarsa Perubahan.pptx
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
PELAKSANAAN + Link2 Materi Pelatihan "Teknik Perhitungan & Verifikasi TKDN & ...
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 

ISLAMKELUARGA

  • 1. Adhyel The Change Maker Apa gunanya Kamu ikut-ikutan kebiasaan orang kebanyakan kalau pada akhirnya hanya Kamu sendiri yang akan menanggung akibatnya. Jumat, 13 April 2012 Islam dalam Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah KATA PENGANTAR Bismillahi Rahmanirrahim, Assalamu Alaikum Warahmatullahi Wabarakatuh, Puji syukur kehadirat Allah SWT atas berkat dan rahmat – Nya sehingga makalah ini bisa selesai. Tidak lupa kita kirimkan shalawat dan taslim kepada junjungan kita nabiullah Muhammad SAW beserta sahabat-sahabatnya. Membahas masalah nikah memang penting untuk diketahui khususnya umat islam, karena sebagian dari kita pasti menginginkan yang namanya pernikahan dan keluarga yang sakinah mawaddah warahmah. Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Dalam membentuk suatu keluarga tentunya memerlukan suatu komitmen yang kuat diantara pasangan tersebut. Sehingga dalam hal ini Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974 pada pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa suatu perkawinan dapat dinyatakan sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan pasangan yang melakukan pernikahan. Penulis, Adhyel
  • 2. BAB I. PENDAHULUAN A. Latar Belakang Masalah Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Dalam membentuk suatu keluarga tentunya memerlukan suatu komitmen yang kuat diantara pasangan tersebut. Sehingga dalam hal ini Undang-Undang Perkawinan No.1 tahun 1974 pada pasal 2 ayat 1 menyatakan bahwa suatu perkawinan dapat dinyatakan sah, apabila dilakukan menurut hukum masing-masing agama dan kepercayaan pasangan yang melakukan pernikahan. Landasan hukum agama dalam melaksanakan sebuah perkawinan merupakan hal yang sangat penting dalam UU No. 1 Tahun 1974, sehingga penentuan boleh tidaknya perkawinan tergantung pada ketentuan agama. Hal ini berarti juga bahwa hukum agama menyatakan perkawinan tidak boleh, maka tidak boleh pula menurut hukum negara. Jadi dalam perkawinan berbeda agama yang menjadi boleh tidaknya tergantung pada ketentuan agama. Perkawinan beda agama bagi masing-masing pihak menyangkut akidah dan hukum yang sangat penting bagi seseorang. Hal ini berarti menyebabkan tersangkutnya dua peraturan yang berlainan mengenai syarat- syarat dan tata cara pelaksanaan perkawinan sesuai dengan hukum agamanya masing-masing. Kenyataan dalam kehidupan masyarakat bahwa perkawinan berbeda agama itu terjadi sebagai realitas yang tidak dipungkiri. Berdasarkan ketentuan perundang-undangan yang berlaku secara positif di Indonesia, telah jelas dan tegas menyatakan bahwa sebenarnya perkawinan antar agama tidak diinginkan, karena bertentangan dengan hukum yang berlaku di Indonesia. Tetapi ternyata perkawinan antar agama masih saja terjadi dan akan terus terjadi sebagai akibat interaksi sosial diantara seluruh warga negara Indonesia yang pluralis agamanya. Banyak kasus-kasus yang terjadi didalam masyarakat, seperti perkawinan antara artis Jamal Mirdad dengan Lydia Kandau, Katon Bagaskara dengan Ira Wibowo, Yuni Shara dengan Henri Siahaan, Adi Subono dengan Chrisye, Ari Sihasale dengan Nia Zulkarnaen, Dedi Kobusher dengan Kalina, Frans dengan Amara, Sonny Lauwany dengan Cornelia Agatha, dan masih banyak lagi. Perkawinan antar agama yang terjadi dalam kehidupan masyarakat, seharusnya tidak terjadi jika dalam hal ini negara atau pemerintah secara tegas melarangnya dan menghilangkan sikap mendua dalam mengatur dan melaksanakan suatu perkawinan bagi rakyatnya. Sikap ambivalensi pemerintah dalam perkawinan beda agama ini terlihat dalam praktek bila tidak dapat diterima oleh Kantor Urusan Agama, dapat dilakukan di Kantor Catatan Sipil dan menganggap sah perkawinan berbeda agama yang dilakukan diluar negeri. Dari kenyataan yang terjadi di dalam masyarakat terhadap perkawinan berbeda agama, menurut aturan perundang-undangan itu sebenarnya tidak dikehendaki. Berangkat dari permasalahan tersebut, maka penulis mencoba memberikan pendapat tentang Perkawinan Berbeda Agama Menurut Hukum Positif Indonesia, Dengan diberlakukannya UU No. 1 Tahun 1974 berarti undang-undang ini merupakan Undang-undang Perkawinan Nasional karena menampung prinsip-prinsip perkawinan yang sudah ada sebelumnya dan diberlakukan bagi seluruh warga negara Indonesia.
  • 3. Dalam pasal 66 UU No 1 Tahun 1974 dinyatakan bahwa segala sesuatu yang berhubungan dengan perkawinan yang diatur dalam KUH Perdata, Ordonansi Perkawinan Indonesia Kristen dan peraturan perkawinan campuran, dinyatakan tidak berlaku sepanjang telah diatur dalam Undang-Undang Perkawinan Nasional ini. Dengan demikian dasar hukum perkawinan di Indonesia yang berlaku sekarang ini antara lain adalah : a. Buku I KUH Perdata b. UU No. 1/1974 tentang Perkawinan c. UU No. 7/1989 tentang Peradilan Agama d. PP No. 9/1975 tentang Peraturan Pelaksanaan UU No. 1/1974 e. Instruksi Presiden Np. 1/1991 tentang Kompilasi Hukum Islam di Indonesia.
  • 4. BAB II. PEMBAHASAN A. HUKUM ISLAM TENTANG PERNIKAHAN 1. Arti Pernikahan Pernikahan berasal dari kata dasar nikah. Kata nikah memiliki persamaan dengan kata kawin. Menurut bahasa Indonesia, kata nikah berarti berkumpul atau bersatu. Menurut istilah syarak, nikah itu berarti melakukan suatu akad atau perjanjian untuk mengikatkan diri antara seorang laki-laki dan seorang perempuan yang bertujuan untuk menghalalkan hubungan kelamin antara keduanya dengan dasar suka rela demi terwujudnya keluarga bahagia yang diridhoi oleh Allh SWT. Nikah adalah fitrah yang berarti sifat asal dan pembawaan manusia sebagai makhluk Allah SWT. Setiap manusia yang sudah dewasa dan sehat jasmani dan rohaninya pasti membutuhkan teman hidup yang berlawanan jenis kelaminnya. Teman hidup yang dapat memenuhi kebutuhan biologis, yang dapat mencintai dan dicintai, yang dapat mengasihi dan dikasihi, serta yang dapat bekerja sama untuk mewujudkan ketentraman, kedamaian, dan kesejahteraan dalam hidup berumah tangga. Nikah termasuk perbuatan yang telah dicontohkan oleh Nabi Muhammad SAW. atau sunnah Rasul. Dalam hal ini Rasulullah SAW. bersabda: Dari Anas bin Malik ra.,bahwasanya Nabi SAW. memuji Allah SWT dan menyanjung- Nya, beliau bersabda: “Akan tetapi aku shalat, tidur, berpuasa, makan, dan menikahi wanita, barang siapa yang tidak suka perbuatanku, maka bukanlah dia dari golonganku”. (HR. Al-Bukhari dan muslim). 2. Tujuan Pernikahan 1. Menperoleh kebahagiaan dan ketentraman hidup. 2. Menperoleh keturunan yang sah. 3. Menjaga kehormatan dan harkat manusia. 4. Mengikuti sunnah rasul. 5. Jelasnya, hikmah pernikahan itu adalah sebagai berikut: 6. Menciptakan struktur sosial yang jelas dan adil. 7. Dengan nikah, akan terangkat status dan derajat kaum wanita. 8. Dengan nikah akan tercipta regenerasi secara sah dan terhormat. 9. Dengan nikah agama akan terpelihara. 10. Dengan pernikahan terjadilah keturunan yang mampu memakmuram bumi. 3. Hukum Pernikahan a. Hukum Asal Nikah adalah Mubah Menurut sebagian besar ulama, hukum asal nikah adalah mubah, artinya boleh dikerjakan boleh ditinggalkan. Dikerjakan tidak ada pahalanya dan ditingkalkan tidak berdosa. Meskipun demikian, ditinjau dari segi kondisi orang yang akan melakukan pernikahan, hukum nikah dapat berubah menjadi sunnah, wajib, makruh atau haram. b. Nikah yang Hukumnya Sunnah Sebagian besar ulama berpendapat bahwa pada prinsipnya nikah itu sunnah. Alasan yang mereka kemukakan bahwa perintah nikah dalam berbagai Al-Qur’an dan hadits hanya merupakan anjuran walaupun banyak kata-kata amar dalam ayat dan hadits tersebut. Akan
  • 5. tetapi, bukanlah amar yang berarti wajib sebab tidak semua amar harus wajib, kadangkala menunjukkan sunnah bahkan suatu ketika hanya mubah. Adapun nikah hukumnya sunnah bagi orang yang sudah mampu memberi nafkah dan berkehendak untuk nikah. c. Nikah yang Hukumnya Wajib Nikah menjadi wajib menurut pendapat sebagian ulama dengan alasan bahwa diberbagai ayat dan hadits sebagaimana tersebut diatas disebutkan wajib. Terutama berdasarkan hadits riwayat Ibnu Majah seperti dalam sabda Rasulullah SAW., “Barang siapa yang tidak mau melakukan sunnahku, maka tidaklah termasuk golonganku”. Selanjutnya nikah itu wajib sesuai dengan faktor dan situasi. Jika ada sebab dan faktor tertentu yang menyertai nikah menjadi wajib. Contoh: jika kondisi seseorang sudah mampu memberi nafkah dan takut jatuh pada perbuatan zina, dalam situasi dan kondisi seperti itu wajib nikah. Sebab zina adalah perbuatan keji dan buruk yang dilarang Allah SWT. Rasulullah SAW. bersabda sebagai berikut. Dari Aisyah ra., Nabi SAW. besabda: “Nikahilah olehmu wanita-wanita itu, sebab sesungguhnya mereka akan mendatangkan harta bagimu”. (HR. Al-Hakim dan Abu Daud). d. Nikah yang Hukumnya Makruh Hukum nikah menjadi makruh apabila orang yang akan melakukan perkawinan telah mempunyai keinginan atau hasrat yang kuat, tetapi ia belum mempunyai bekal untuk memberi nafkah tanggungannya. e. Nikah yang Hukumnya Haram Nikah menjadi haram bagi seseorang yang mempunyai niat untuk menyakiti perempuan yang dinikahinya. Dalam sebuah hadits Rasulullah SAW. pernah bersabda: “Barangsiapa yang tidak mampu menikah hendaklah dia puasa karena dengan puasa hawa nafsunya terhadap prempuan akan berkurang”. (HR. Jamaah Ahli Hadits) Firman Allah di dalam Q.S An-Nisaa /4,3 : 3: Dan jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil terhadap (hak-hak) perempuan yang yatim (bilamana kamu mengawininya), Maka kawinilah wanita-wanita (lain) yang kamu senangi : dua, tiga atau empat. Kemudian jika kamu takut tidak akan dapat berlaku adil[265], Maka (kawinilah) seorang saja[266], atau budak-budak yang kamu miliki. yang demikian itu adalah lebih dekat kepada tidak berbuat aniaya. [265] berlaku adil ialah perlakuan yang adil dalam meladeni isteri seperti pakaian, tempat, giliran dan lain-lain yang bersifat lahiriyah. [266] Islam memperbolehkan poligami dengan syarat-syarat tertentu. sebelum turun ayat Ini poligami sudah ada, dan pernah pula dijalankan oleh para nabi sebelum nabi Muhammad s.a.w. ayat Ini membatasi poligami sampai empat orang saja. Dan nikahkanlah orang-orang yang masih membujang di antara kamu, dan juga orang-orang yang layak (menikah) dari hamba-hamba sahayamu yang laki-laki dan perempuan. Jika mereka miskin, Allah akan memberikan kemampuan kepada mereka dengan kemampuan-Nya. Dan Allah Mahaluas (pemberian-Nya), MahaMengetahui. QS.An- Nur/24,32 : 32: Dan kawinkanlah orang-orang yang sedirian[1035] diantara kamu, dan orang-orang yang layak (berkawin) dari hamba-hamba sahayamu yang lelaki dan hamba-hamba sahayamu yang perempuan. jika mereka miskin Allah akan memampukan mereka dengan kurnia-Nya. dan Allah Maha luas (pemberian- Nya) lagi Maha Mengetahui. [1035] Maksudnya: hendaklah laki-laki yang belum kawin atau wanita- wanita yang tidak bersuami, dibantu agar mereka dapat kawin. Berpijak dari firman Allah dan hadits sebagaimana tersebut di atas, maka bahwa dapat dijelaskan bahwa hukum menikah itu akan berubah sesuai dengan faktor dan sebab
  • 6. yang menyertainya. Dalam hal ini setiap mukalaf penting untuk mengetahuinya. Misalnya, orang-orang yang belum baligh, seorang pemabuk, atau sakit gila, maka dalam situasi dan kondisi semacam itu seseorang haram uinutuk menikah. Sebab, jikja mereja menikah dikhawatirkan hanya akan menimbulkan mudharat yang lebih besar pada orang lain. 4. Syarat dan Rukun Nikah Rukun nikah adalah unsur-unsur yang harus dipenuhi untuk melangsungkan suatu pernikahan. Rukun nikah terdiri atas: a. Calon suami, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar pria, tidak karena terpaksa, bukan mahram (perempuan calon istri), tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-kurangnya 19 tahun. b. Calon istri, syaratnya antara lain beragama Islam, benar-benar perempuan, tidak karena terpaksa, halal bagi calon suami, tidak bersuami, tidak sedang ihram haji atau umrah, dan usia sekurang-kurangnya 16 tahun. c. Sigat akad, yang terdiri atas ijab dan kabul. Ijab dan kabul ini dilakukan olehy wali mempelai perempuan dan mempelai laki-laki. Ijab diucapkan wali mempelai perempuan dan kabul diucapkan wali mempelai laki-laki. d. Wali mempelai perempuan, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Wali inilah yang menikahkan mempelai perempuan atau mengizinkan pernikahannya. Sabda Nabi Muhammad SAW ; Dari Aisyah ra., Rasulullah SAW. bersbda: “perempuan mana saja yang menikah tanpa izin walinya, maka pernikahan itu batal (tidak sah)”. (HR. Al- Arba’ah kecuali An-Nasa’i). Mengenai susunan dan urutan yang menjadi wali adalah sebagai berikut: 1) Bapak kandung, bapak tiri tidak sah menjadi wali. 2) Kakek, yaitu bapak dari bapak mempelai perempuan. 3) Saudara laki-laki kandung. 4) Saudara laklaki sebapak. 5) Anak laki-laki dari saudara laki-laki kandung. 6) Anak laki-laki dari saudara laki-laki sebapak. 7) Paman (saudara laki-laki bapak). 8) Anak laki-laki paman. 9) Hakim. Wali hakim berlaku apabila wali yang tersebut di atas semuanya tidak ada, sedang berhalangan, atau menyerahkan kewaliannya kepada hakim. e. Dua orang saksi, syaratnya laki-laki, beragama islam, baligh (dewasa), berakal sehat, merdeka (tidak sedang ditahan), adil, dan tidak sedang ihram haji atau umrah. Pernikahan yang dilakukan tanpa saksi adalah tidak sah. Sabda Nabi Muhammad SAW; Dari Aisyah ra., Rasulullah SAW. bersabda: “Tidak sah nikah melainkan dengan wali dan dua orang saksi yang adil.” (HR. Ibnu Hiban) 5. Pernikahan yang Terlarang Pernikahan yang terlarang aalah pernikahan yang di haramkan oleh agama Islam. Adapun penikahan yang terlarang adalah sebagai berikut:
  • 7. a. Nikah Mut’ah Nikah mut’ah adalah pernikahan yang diniatkan dan diakadkan untuk sementara waktu saja (hanya untuk bersenang-senang), misalnya seminggu, satu bulan, atau dua bulan. Masa berlakunya pernikahan dinyatakan terbatas. Nikah mut’ah telah dilarang oleh rasulullah SAW. sebagaimana dijelaskan dalam suatu hadits: Dari Rabi’ bin Sabrah al-Juhani bahwasannya bapaknya meriwayatkan, ketika dia bersama rasulullah SAW., beliau bersabda: “wahai sekalian manusia, dulu pernah aku izinkan kepada kamu sekalian perkawinan mut’ah, tetapi ketahuilah sesungguhnya Allah telah mengharamkannya sampai hari kiamat”. (HR. Muslim) b. Nikah Syigar Nikah syigar adalah apabila seorang laki-laki mengawinkan anak perempuannya dengan tujuan agar seorang laki-laki lain menikahkan anak perempuannya kepada laki-laki (pertama) tanpa mas kawin (pertukaran anak perempuan). Perkawinan ini dilarang dengan sabda Rasulullah SAW. Dari Ibnu Umar ra., sesungguhnya Rasulullah SAW. melarang perkawinan syigar. (HR. Muslim). c. Nikah Muhallil Nikah muhallil adalah pernikahan yang dilakukan seorang laki-laki terhadap seorang perempuan yang tidak ditalak ba’in, dengan bermaksud pernikahan tersebut membuka jalan bagi mantan suami (pertama) untuk nikah kembali dengan bekas istrinya tersebut setelah cerai dan habis masa idah. Dikatakan muhallil karena dianggap membuat halal bekas suami yang menalak ba’in untuk mengawini bekas istrinya. Pernikahan ini dilarang oleh rasulullah SAW. dengan hadits yang diriwayatkan dari Ibnu Mas’ud: Dari Ibnu Abbas ra., Rasulullah SAW. melaknat muhallil (yang mengawini setelah ba’in) dan muhallil lalu (bekas suami pertama yang akan mengawini kembali). (HR. Al- Kamsah kecuali Nasai) d. Kawin dengan pezina Seorang laki-laki yang baik-baik tidak diperbolehkan (haram) mengawini perempuan pezina. Wanita pezina hanya diperbolehkan kawin dengan laki-laki pezina, kecuali kalau perempuan itu benar-benar bertobat. Firman Allah SWT dalam QS. An-Nur/24:3 : 3: Laki-laki yang berzina tidak mengawini melainkan perempuan yang berzina, atau perempuan yang musyrik; dan perempuan yang berzina tidak dikawini melainkan oleh laki -laki yang berzina atau laki-laki musyrik, dan yang demikian itu diharamkan atas oran-orang yang mukmin[1028]. [1028] maksud ayat Ini ialah: tidak pantas orang yang beriman kawin dengan yang berzina, demikian pula sebaliknya. Akan tetapi, kalau perempuan pezina tersebut sudah bertobat, halallah perkawinan yang dilakukannya. Sesuai dengan sabda Rasulullah SAW.: Dari Abu Ubaidah bin abdullah dari ayahnya berkata: “Bersabda rasulullah SAW.: Orang yang bertobat dari dosa tidak ada lagi dosa baginya.” (HR. Ibnu Majah) Dengan demikian, secara lahiriah perempuan pezina kalau benar-benar bertobat, maka dapat kawin dengan laki-laki yang bukan pezina (baiuk-baik) B. HIKMAH PERNIKAHAN
  • 8. Pernikahan adalah ikatan batin antara seorang pria dan wanita sebagai suami istri. Ia merupukan pintu gerbang kehidupan berkeluarga yang mempunyai pengaruh terhadap keturunan dan kehidupan masyrakat. Keluarga yang kokoh dan baik menjadi syarat penting bagi kesejahteraan masyarakat dan kebahagiaan umat manusia pada umumnya. Agama mengajarkan bahwa pernikahan adalah sesuatu yang suci, baik, dan mulia. Pernikahan menjadi dinding kuat yang memelihara manusia dari kemungkinan jatuh ke lembah dosa yang disebabkan oleh nafsu birahi yang tak terkendalikan. Banyak sekali hikmah yang terkandung dalam pernikahan, antara lain sebagai kesempurnaan ibadah, membina ketentraman hidup, menciptakan ketenangan batin, kelangsungan keturunan, terpelihara dari noda dan dosa, dan lain-lain. Di bawah ini dikemukakan beberapa hikmah pernikahan. 1.Pernikahan Dapat Menciptakan Kasih Sayang dan ketentraman Manusia sebagai makhluk yang mempunyai kelengkapan jasmaniah dan rohaniah sudah pasti memerlukan ketenangan jasmaniah dan rohaniah. Kenutuhan jasmaniah perlu dipenuhi dan kepentingan rohaniah perlu mendapat perhatian. Ada kebutuhan pria yang pemenuhnya bergantung kepada wanita. Demikian juga sebaliknya. Pernikahan merupakan lembaga yang dapat menghindarkan kegelisahan. Pernikahan merupakan lembaga yang ampuh untuk membina ketenangan, ketentraman, dan kasih sayang keluarga. Allah berfirman Q.S Ar-Rum/30,21 : . 21: Dan di antara tanda-tanda kekuasaan-Nya ialah dia menciptakan untukmu isteri -isteri dari jenismu sendiri, supaya kamu cenderung dan merasa tenteram kepadanya, dan dijadikan-Nya diantaramu rasa kasih dan sayang. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda bagi kaum yang berfikir. 2. Pernikahan Dapat Melahirkan keturunan yang Baik Setiap orang menginginkan keturunan yang baik dan shaleh. Anak yang shaleh adalah idaman semua orang tua. Selain sebagai penerus keturunan, anak yang shaleh akan selalu mendoakan orang tuanya. Rasulullah SAW. bersabda: Dari Abu Hurairah ra., Rasulullah SAW., bersabda: “Apabila telah mati manusia cucu Adam, terputuslah amalnya kecuali tiga perkara, yaitu sedekah jariah, ilmu yang bermanfaat, dan anak shaleh yang mendoakannya”. (HR. Muslim). 3. Dengan Pernikahan, Agama Dapat Terpelihara Menikahi perempuan yang shaleh, bahtera kehidupan rumah tangga akan baik. Pelaksanaan ajaran agama terutama dalam kehidupan berkeluarga, berjalan dengan teratur. Rasulullah SAW. memberikan penghargaan yang tinggi kepada istri yang shaleh. Mempunyai istri yang shaleh, berarti Allah menolong suaminya melaksanakan setengah dari urusan agamnya. Beliau bersabda: Dari Anas bin malik ra., Rasulullah SAW., bersabda: “Barang siapa dianugerahkan Allah Istri yang shalehah, maka sungguh Allah telah menolong separuh agamanya, maka hendaklah ia memelihara separuh yang tersisa”.(HR. At-Thabrani). 4. Pernikahan dapat Memelihara Ketinggian martabat Seorang Wanita Wanita adalah teman hidup yang paling baik, karena itu tidak boleh dijadikan mainan. Wanita harus diperlakukan dengan sebaik-baiknya. Pernikahan merupakan cara
  • 9. untuk memperlakukan wanita secara baik dan terhormat. Sesudah menikah, keduanya harus memperlakukan dan menggauli pasangannya secara baik dan terhormat pula. Firman Allah dalam Q.S An-Nisa/4,19 dan 25 : 19: Hai orang-orang yang beriman, tidak halal bagi kamu mempusakai wanita dengan jalan paksa[278] dan janganlah kamu menyusahkan mereka Karena hendak mengambil kembali sebagian dari apa yang Telah kamu berikan kepadanya, terkecuali bila mereka melakukan pekerjaan keji yang nyata[279]. dan bergaullah dengan mereka secara patut. Kemudian bila kamu tidak menyukai mereka, (maka bersabarlah ) Karena mungkin kamu tidak menyukai sesuatu, padahal Allah menjadikan padanya kebaikan yang banyak. [278] ayat Ini tidak menunjukkan bahwa mewariskan wanita tidak dengan jalan paksa dibolehkan. menurut adat sebahagian Arab Jahiliyah apabila seorang meninggal dunia, Maka anaknya yang tertua atau anggota keluarganya yang lain mewarisi janda itu. janda tersebut boleh dikawini sendiri atau dikawinkan dengan orang lain yang maharnya diambil oleh pewaris atau tidak dibolehkan kawin lagi. [279] Maksudnya: berzina atau membangkang perintah. 25: Dan barangsiapa diantara kamu (orang merdeka) yang tidak cukup perbelanjaannya untuk mengawini wanita merdeka lagi beriman, ia boleh mengawini wanita yang beriman, dari budak-budak yang kamu miliki. Allah mengetahui keimananmu; sebahagian kamu adalah dari sebahagian yang lain[285], Karena itu kawinilah mereka dengan seizin tuan mereka, dan berilah maskawin mereka menurut yang patut, sedang merekapun wanita-wanita yang memelihara diri, bukan pezina dan bukan (pula) wanita yang mengambil laki-laki lain sebagai piaraannya; dan apabila mereka Telah menjaga diri dengan kawin, Kemudian mereka melakukan perbuatan yang keji (zina), Maka atas mereka separo hukuman dari hukuman wanita -wanita merdeka yang bersuami. (Kebolehan mengawini budak) itu, adalah bagi orang-orang yang takut kepada kemasyakatan menjaga diri (dari perbuatan zina) di antara kamu, dan kesabaran itu lebih baik bagimu. dan Allah Maha Pengampun lagi Maha Penyayang. [285] Maksudnya: orang merdeka dan budak yang dikawininya itu adalah sama-sama keturunan Adam dan hawa dan sama-sama beriman. 5. Pernikahan Dapat Menjauhkan Perzinahan Setiap orang, baik pria maupun wanita, secara naluriah memiliki nafsu seksual. Nafsu ini memerlukan penyaluran dengan baik. Saluran yang baik, sehat, dan sah adalah melalui pernikahan. Jika nafsu birahi besar, tetapi tidak mau nikah dan tetap mencari penyaluran yang tidak sehat, dan melanggar aturan agama, maka akan terjerumus ke lembah perzinahan atau pelacuran yang dilarang keras oleh agama. Firman Allah dalam Q.S Al-isra/ 17,32: 32. Dan janganlah kamu mendekati zina; Sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji. dan suatu jalan yang buruk. C. KETENTUN PERKAWINAN DALAM KAPASITAS HUKUM ISLAM DI INDONESIA 1. Pengertian Perkawinan Perkawinan menurut UU No. 01 Tahun 1974 mempunyai beberapa asas, yaitu sebagai berikut: 1. Asas sukarela (suka sama suka) Perkawinan dilangsungkan atas dasar suka sama suka, yaitu dengan adanya persetujuan dari kedua belah pihak calon mempelai. Dalam hal ini tidak ada unsur paksaan. Kalau ada perkawinan dengan paksaan, suami atau istri dapat melakukan pembatalan perkawinan (Pasal 71 huruf FKHI). 2. Asas partisipasi keluarga untuk melangsungkan perkawinan seseorang yang belum berumur 21 tahun harus mendapat izin kedua orang tuanya .... (Pasal 6). Apabila ada
  • 10. seseorang yang belum berumur 21 tahun tidak mendapat izin orang tua, PPN (Pegawai Pencatat Nikah) memberikan surat penolakkan untik melangsungkan pernikahan. 3. Asas perceraian dipersulit sekalipun talak adalah hak laki-laki, tetapi ia tidak boleh melakukan haknya itu semena-mena. Pasal 37 UU No. 01 TAHUN 1974 menyebutkan sebagai berikut: 1) Perceraian hanya dapat dilakukan di depan sidang pengadilan setelah pengadilan yang bersangkutan telah berusaha dan tidak berhasil mendamaikan kedua belah pihak 2) Untuk melakukan perceraian harus ada cukup alasan bahwa suami istri tidak akan dapat rukun sebagai suami istri. 3) Tata cara perceraian di depan pengadilan diatur dalam Peraturan Perundang-undangan (PP No. 09 Tahun 1975 jo. UU No. 1 Tahun 1974). Alasan-alasan perceraian (diatur dalam UU No. 01 tahun 1974 jo. Pasal 19 PP No. 09 Tahun 1975) sebagai berikut: 1. Salah satu pihak berbuat zina atau menjadi pemabuk, penjudi, dan sebagainya yang sulit disembuhkan. 2. Salah satu pihak meninggalkan yang lain selama dua tahun berturut-turut tanpa izin dan tanpa alasan yang sah atau karena hal lain di luar kemauannya. 3. Salah satu pihak mendapatkan hukuman penjara lima tahun atau lebih. Salah satu pihak melakukan kekejaman atau penganiayaan berat yang membahyakan pihak lain. 4. Salah satu pihak mendapat cacat badan atau penyakit yang mengakibatkan menjalankan kewajibannya sebagai suami atau istri. 5. Terdapat perselisihan yang trus-menerus antara keduanya. 4. Asas poligami diperketat (Pasal 4 No. 01 Tahun 1974) 1) Dalam hal seorang suami akan beristri lebih dari satu, ia wajib mengajukan permohonan kepada pengadilan di daerah tempat tinggalnya. 2) Pengadilan yang dimaksud (1) pasal ini hanya memberikan izin kepada seorang suami yang akan beristri lebih dari seorang, apabila: Istri tidak dapat menjalankan kewajibannya sebagai seorang istri. Istri mendapat cacat badan atau penyakit yang tidak dapat disembuhkan. Istri tidak dapat melahirkan keturunan. (Untuk lebih jelasnya baca Pasal 41 PP Tahun 9 1975). 5. Asas kematangan berkeluarga/ berumah tangga (Diatur dalam Pasal 7 uu no. 01 tahun 1974) sebagai berikut: 1) Perkawinan hanya diizinkan jika pria mencapa umur 19 tahun dan wanita mencapai umur 16 tahun. 2) Apabila calon mempelai belum mencapai umur tersebut diatas, dapat diminta dispensasi kepada pengadilan atau pejabat yang ditunjuk kedua orang tua pihak pria maupun wanita. 6. Asas mengangkat derajat kaum wanitaBerkat perjuangan seorang pahlawan putri dari rembang R.A. Kartini, yang mempunyai keteladanan untuk selalu menjunjung derajat wanita, terbuktilah sekarang bahwa derajat wanita sama dengan pria. 2. Kewajiban Pencatatan Perkawinan Seseorang yang akan melakukan pernikahan terhadap seorang wanita, terlebih dahulu melaporkan kepada pemerintah yang ditunjuk untuk menanganinya dan membawa prosedur perkawinan, yaitu:
  • 11. a) Melapor kepada PPN dan yang bertuga mencatat laporan tersebut dari calon mempelai. b) Melengkapi surat-surat untuk nikah yang sudah dipersiapkan. c) PPN mengumumkan minimal 10 hari sebelum perkawinan. d) Dilangsungkan guna memberi kesempatan bagi yang akan melakukan pencegahan. e) Apabila tidak ada yang melakukan pencegahan, barulah perkawinan dapat dilangsungkan dan kedua mempelai dapat dibuatkan kutipan akta nikah. 3. Sahnya Perkawinan Perkawinan seorang muslim dapat dikatakan sah apabila dilakukan menurut hukum Islam, sesuai dengan Pasal 2 ayat (1) UU No. 01 Tahun 1974 berbunyi: “Perkawinan adalah sah apabila dilakukan menurut agama (kepercayaan) masing-masing”. 4. Tujuan Pernikahan Menurut Kompilasi Hukum islam Pasal 3: “Perkawinan bertujuan untuk mewujudkan kehidupan rumah tangga yang sakinah, mawadah, dan rahwah”. Dalam wujud perkawinan, kedua mempelai yang dapat membuat hati menjadi tenteram. Baik suami yang menganggap istri yang paling cantik diantara wanita-wanita lain, begitu juga seorang istri yang menganggap suaminyalah laki-laki yang menarik hatinya. Masing-masing merasa tentram hatinya dalam membina rumah tangga. Kemudian denganm adanya rumah tangga yang berbahagia dan jiwa yang tentram, hati dan tubuh menjadi bersatu, maka kehidupan dan penghidupan menjadi mantap, kegairahan hidup akan timbul, dan Allah menetapkan ketentuan-ketentuan hidup suami istri. Untuk mencapai kebahagiaan hidup adalah dengan menjalankan perintah-perintah agama. Peran Pengadilan Agama dalam Hukum Perkawinan Menurut UU No. 01 Tahun 1974 dan UU No. 7 Tahun 1989. Sesuai dengan kedudukan sebagai pengadilan negeri, Pasal 2 UU No. 7 Tahun 1989 mengatakan: “Peradilan agama merupakan salah satu kekuasaan kehakiman bagi rakyat pencari keadilan yang beragama Islam mengenai perkara perdata tertentu yang diatur dalam undang-undang ini”. Dalam pasal 3 disebutkan sebagai berikut: (1) Kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan agama dilaksanakan oleh: (a) Pengadilan Agama (b) Pengadilan Tinggi Agama. (2) Kekuasaan kehakiman dilingkungan peradilan agama berpuncak pada Mahkamah agung, sebagai pengadilan negara tertinggi. Kekuasaan pengadilan agama lebih lanjut diperinci dalam Pasal 49 ayat (1) yang menegaskan bahwa peradilan agama bertugas dan berwenang memeriksa, memutus, dan menyelesaikan perkara-perkara ditingkat pertama antar orang-orang yang beragama Islam dibidang: (a) Perkawinan (b) Kewarisan, waisat, dan hibah yang dilakukan (c) Berdasarkan hukum Islam (d) Wakaf dan sedekah. Sifat kewenangan masing-masing lingkungan peradilan adalah absolut atau memaksa. Hal-hal yang telah ditentukan menjadi kekuasaan atau kewenangan peradilan, yang menjadi kewenangan mutlak bagi lingkungan peradilan, yaitu memeriksa, memutuskan,
  • 12. dan menyelesaikannya. Sebaliknya setiap perkara yang tidak termasuk kedalam bidang kewenangannya, secara absolut pula dia tidak berwenang untuk mengadilinya.
  • 13. BAB III. PENUTUP A. Kesimpulan Dari dalam makalah ini “ Islam dalam Membangun Keluarga Sakinah Mawaddah Warahmah” kami mengambil kesimpulan bahwa; Perkawinan merupakan suatu ikatan yang sangat dalam dan kuat sebagai penghubung antara seorang pria dengan seorang wanita dalam membentuk suatu keluarga atau rumah tangga. Dalam membentuk suatu keluarga tentunya memerlukan suatu komitmen yang kuat diantara pasangan tersebut. B. Saran Sebagai manusia yang tak pernah lepas dari kekurangan dan kehilafan, dengan sepucuk kata kami meminta maaf jika dari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Semoga dengan adanya makalah ini bisa menjadi bahan pembelajaran kita semua baik di kampus maupun diluar kampus.
  • 14. DAFTAR PUSTAKA Aminuddin, 2008, Pendidikan Agama Islam. Jakarta: Bumi Aksara. http://AdhyelTheChangeMaker.blogspot.com http://AdhyelGwanteng.blogspot.com Umar Anshori, 1986, Fiqih Wanita. Semarang ; CV. Asy-Syifa’. .