Dokumen tersebut membahas dua pendekatan dalam studi Islam, yaitu pendekatan teologis-normatif dan pendekatan filosofis. Pendekatan teologis-normatif melihat agama dari sudut keyakinan bahwa ajaran agama itu mutlak benar, sedangkan pendekatan filosofis berupaya memahami hikmah dan makna di balik ajaran agama. Kedua pendekatan tersebut memberikan cara pandang yang berbeda dalam memahami agama Islam.
1. BAB I
PENDAHULUAN
1
A. Latar belakang
Dalam mempelajari metodologi studi islam memang mebawa kita cara atau teknik
bagaimana memahami islam itu secara baik dengan melihat problematika yang telah
ada. Memang dapat diakui mata kuliah ini sebenarnya tidak penting tetapi secara
relitas mata kuliah ini merupakan mata kuliah yang sangat-sangat penting untuk
dipelajari.
Belajar metodologi studi islam ini secarah jauh dengan mengenal studi islam itu
perlu adanya pendekatan-pendekatan yang ada. Pendekatan yang dimaksud dalam
studi agama adalah cara pandang atau paradigma yang terdapat dalam suatu bidang
ilmu yang selanjutnya digunakan dalam penelitian agama. Terdapat banyak
pendekatan tetapi, dalam makalah ini hanya dibahas dengan dua pendekatan yaitu
pendekatan secara teologis-normatif dan pendekatan dilihat dari sisi filosofisnya.
B. Rumusan masalah
1. Apaah yang dimaksud pendekatan teologis normatif?
2. Apakah yang dimaksud pendekatan filosofis?
2. BAB II
PEMBAHASAN
2
A. Pendekatan Teologis Normatif
Pendekatan teologis diterjemahkan sebagai upaya memahami atau meneliti
agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu
keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan diangap sebagai yang paling
besar dibandingakan dengan lainnya.
Pendekatan ini bersifat partikularistik, dogmatis, fanatic, ekslusif, arogan, dan
tidak jarang terjadi klaim kebenaran (truth claim). Pendekatan ini lebih menekankan
pada bentuk forma atau symbol-simbol keagamaan yang masing-masing mengklaim
dirinyalah yang paling benar dan sebaliknya yang lain salah. Menggunakan cara
berfikir deduktif, yaitu cara berfikir yang berawal dari keyakinannya yang diyakini
benar dan mutlak adanya karena ajaran yang berasal dari tuhan sudah pasti benar,
sehingga tidak perlu dipertanyakan terlebih dahulu. Melainkan dimulai dari keyakinan
yang selanjutnya diperkuat dengan dalil-dalil dan argumentasi.
Pendekatan teologis erat kaitannya daengan pendekatan normative, yaitu suatu
pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli dari
tuhan yang belum dinalar manusia. Misalnya, islam secara normative pasti benar,
menjunjung tinggi nilai-nilai luhur; secara sosial, menawarkan nilai-nilai kemanusiaan,
seprti ukhwa, ta`awwun, tasamuh; secara ekonomi islam menawarkan konsep
keadilan, kejujuran, konsistensi, kepercayaan; secara sains dan teknologi islam
memotivasi pemeluknya untuk menuntut ilmu pengetahuan. Pendektan ini
memandang agama sebagai suatu kebenaran mutlak dari tuhan, tidak ada
kekurangan sedikitpun dan nampak bersifat ideal.
Fenomena keagamaan yang menarik untuk diteliti dengan menggunakan
pendekatan teologis-normaitf, misalnya :
1) Melacak teologi yang dianut golongan Ahmadiyah terkait dengan ajaran dan
keyakinannya.
2) Organisasi Jamaa Tablik terkait aktifitas dagangnya.
3) Komunitas muslim Gulamas dan Welado terkait dengan etos dagangnya.
3. 4) Komunitas muslim Bugis, Makasar, Betawi dan Bima tentang keinginan kuat
3
mereka untuk naik haji.
5) Sekte Kristen Davidian pimpinan David Coresh bersama 80 orang pengikutnya
melakukan bunuh diri massa pada april 1993.
6) Sekte Sinto Aum Shinrikyo yang melakukan pembunuhan dengan membebaskan
gas beracun di Jepang.
7) Sekte hari kiamat Kristen yang ingin menjemput kedatangan hari kiamat pada
tanggal 19 bulan 9 tahun 1999 jam 9 menit ke-9 detik ke-9.
8) Sekte pondok nabi di Bogor Jawa Barat.
9) Seorang ibu yang terkenal fanatik bunuh diri setelah membunuh 4 anaknya
dengan cara minum racun yang diracik dalam bentuk pil di Malang Jawa Timur
dan sebelumnya menulis pesan lewat surat dan mengabdikan prosesi
pembunuhan itu melalui handphone.
10) Keyakinan akan teologi yang dianut dapat melahirkan sebagian sifat yang
terkesan negatif tetapi keyakinan teologis ini memberikan corak kepada agama
karena sifat militansinya yang begitu tinggi.
Solusi/masalah ini adalah munculnya wacana teologi yang masa kritis, yaitu usaha
manusia untuk memahami penghayatan iman/agamanya. Suatu penafsiran atas
sumber-sumber asli dan tradisinya dalam konteks permasalah masa kini; atau teologi
yang bergerak diantara dua kutub yaitu teks dan konteks (situasi) masa lampau dan
masa kini.
B. Pendekatan Teologis Filosofis
Filsafat pada intinya beruapaya menjelaskan inti, hakikat atau hikmah mengenai
sesuatu yang berada di balik obyek formalnya. Filsafat mencari sesuatu yang
mendasar, asas, dan inti yang terdapat dibalik yang bersifat lahiriyah.
Muhammad Al-Jurjawi yang berjudul Hikmah al-Tasyri` wa Falsafatuha berupaya
mengungkapkan hikmah yang terdapat di balik ajaran-ajaran agama Islam. Ajaran
agama misalnya mengajarkan agar melaksanakan shalat berjamaah. Tujuannya
antara lain agar seseorang dapat merasakan hikmahnya hidup secara berdampingan
dengan orang lain. Dengan mengerjakan puasa misalanya, agar seseorang dapat
merasakan lapar yang selanjutnya merasakan rasa iba kepada sesamanya yang
hidup serba kekurangan.
4. Demikian pula ibadah haji yang dilaksanakan di kota Mekah, dalam waktu yang
bersamaan, dengan bentuk dan gerak ibadah (manasik) yang sama dengan yang
dikerjakan lainnya dimaksudkan agar orang yang mengerjakan berpandangan luas,
merasa bersaudara dengan sesama muslim dari seluruh dunia, dan sebagainya.
Demikian pula seseorang yang membaca sejarah kehidupan para nabi terdahulu.
Maksudnya bukan hanya sekedar tontonan atau kemampuan menangkap makna
filosofis yang terkandung di belakang peristiwa tersebut. Kisah nabi Yusuf yang digoda
seorang wanita bangsawan, secara lahiriyah menggambarkan kisah yang bertema
pornografi. Dengan kisah tersebut Tuhan mengajarkan kepada manusia agar memiliki
ketampanan lahiriyah dan batiniyah secara prima. Maka yang demikian dapat dijumpai
melalui pendekatn filosofis.
Dengan menggunaan pendekatan ini seseorang akan dapat memberi makna
terhadap sesuatu yang dijumpainya dan dapat pula menangkap hikmah dan ajaran
yang terkandung di dalamnya. Dengan cara demikan ketika seseorang mengerjakan
suatu amal ibadah tidakakan merasa kekeringan spiritual yang dapat menimbulkan
kebosanan. Semakin mampu menggali makna filosofis dari suatu ajaran agama, maka
penghayatan, sikap dan daya spiritualitas akan meningkat pula.
Karena demikian pentingnya pendektan filosofis ini, maka seseorang menjumpai
bahwa filsafat telah diguanakan untuk memahami berbagai bidang lainnya selain
agama. Melalui pendekatan ini sesseorang tidak akan terjebak pada pengamalan
agama yang bersifat formatik, yakni dengan mengamalkan agama dengan susah
payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang mereka dapatkan
dari pengamalan agama tersebut hanyalah pengakuan yang formalistik, misalnya
sudah haji, sudah menunaikan rukun islam yang ke-5 dan berhenti sampai di situ.
Mereka tidak dapat merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya.
4
5. BAB III
PENUTUP
5
A. Kesimpulan
a) Pendekatan teologis diterjemahkan sebagai upaya memahami atau meneliti
agama dengan menggunakan kerangka ilmu ketuhanan yang bertolak dari suatu
keyakinan bahwa wujud empirik dari suatu keagamaan dianggap sebagai yang
paling benar dibandingkan dengan yang lainnya.
b) Pendekatan teologis erat kaitannya dengan pendekatan normative, yaitu suatu
pendekatan yang memandang agama dari segi ajarannya yang pokok dan asli
dari tuhan yang belum dinalar manusia.
c) Dengan pendekatan filosofis maka seseorang menjumpai bahwa filsafat yang
digunakan untuk memahami berbagai bidang lainnya selain agama. Misalnya
adanya filsafat hukum islam, filsafat sejarah, filsafat kebudayaan, filsafat ekonomi,
dan lain sebagainya.
d) Filsafat mempelajari segi batin yang bersirat esoterik, sedangkan bentuk (forma)
menfokuskan segi lahiriah yang bersifat eksoterik.
6. DAFTAR PUSTAKA
http://catatanilmupengetahuanku.blogspot.com
http://nunamuvie.blogspot.com/2011/04/pendekatan-normatif-dalam-studi-islam.
6
html
http://rahmathariry.blogspot.com/2012/02/pendekatan-teologis-normatif-dan.
html