2. Kelompok : 4
Anggota :
1. Elan jaelani siddiq
2. Ida rohyatul aini
3. Ismawati
4. Jihan aura Rahmat
5. Julhadi
3. Pembahasan :
01
04
02
05
03
06
Pendahuluan Pengertian Masuknya Filsafat Ke
Dunia Islam
Pendekatan
Filosofis Dalam
Studi Islam
Karakteristik dan
urgensi dalam
kajian islam
Manifestasi Pendekatan
Filosofis Dalam
Pengkajian Islam
5. A. Pendahuluan
Mengkaji Islam secara filosofis akan menjadikan
segala sesuatu disandarkan kepada konteks, baik berupa
kebaikan sosial, local wisdom, social impact,
rasionalitas dan lain-lain, serta bersandar pada analisis
rasio manusia yang akan bersifat relatif. Kegiatan
berfilsafat adalah kegiatan berpikir secara mendalam,
dilakukan sedemikian rupa hingga dicari sampai ke batas
akal tidak sanggup lagi. Berpikir secara radikal, sampai
ke akar-akarnya sehingga tidak ada lagi yang tersisa.
Secara sistematik, dilakukan secara teratur dengan
menggunakan metode berpikir tertentu, bersifat universal,
tidak dibatasi hanya satu kepentingan kelompok tertentu,
tetapi lebih menyeluruh.
Filsafat sebagai salah satu pendekatan keilmuan sebagaimana
halnya cabang keilmuan yang lain, sering kali dikaburkan dan
dirancukan dengan paham-paham atau aliran- aliran tertentu
misalnya aliran pragmatisme, eksistensialisme, rasionalisme,
empirisme, materialisme dan lain-lain. Namun ada perbedaan
antara kedua wilayah tersebut, untuk wilayah pertama lebih
bersifat keilmuan, terbuka, dinamis, inklusif seperti lebih
bersifat pure sciences, tidak terkotak-kotak dan tidak tersekat-
sekat. Sedangkan pada wilayah kedua lebih bersifat ideologis,
tertutup, statis, eksklusif seperti halnya applied sciences,
seolah- olah tersekat dan terkotak-kotak oleh perbedaan kultur,
tradisi, latar belakang pergumulan sosial dan bahasa.
6. Lanjutan
Filsafat dengan segala bentuk usaha yang dilakukan untuk mencari dan
mengetahui hakikat kebenaran dari segala sesuatu, ketika digunakan dalam
mengkaji Islam tentu tidak selalu mencapai hasil yang diharapkan dan bisa
maksimal akan tetapi yang terpenting adalah adanya upaya memanfaatkan
hasil usaha tersebut untuk membuat perubahan ke arah yang lebih baik.
Manfaat yang bisa diperoleh ketika seseorang menggunakan pendekatan
secara filosofis dalam mengkaji Islam adalah agar hikmah, hakikat dan inti
dari ajaran agama dapat dipahami dan dimengerti dengan baik. Dapat
memberi makna dan bisa mengambil hikmah terhadap segala sesuatu
dilakukan yang merupakan bagian dari ajaran agama maupun yang
dijumpainya seperti mengerjakan ibadah maupun perintah yang lain tidak
mengalami kemunduran spiritualitas yang dapat menimbulkan kebosanan,
akan tetapi dapat membentuk pribadi yang selalu berpikir kritis (critical
thought), adanya kebebasan intelektual (intellectual freedom) dan
membentuk pribadi yang toleran.
8. Pengertian Pendekatan Filsafat Dalam Pengkajian Islam
Kata filsafat diambil dari bahasa Arab falsafah atau filsafat. Orang Arab sendiri mengambilnya dari bahasa
Yunani terdiri dari kata philos dan Shopia. Philos artinya cinta dalam arti seluas-luasnya. Sedangkan kata Sophia
artinya kebijaksanaan. Bijaksana berarti pandai, yakni mengerti dengan mendalam. Dari segi bahasa dapat
diambil pengertian filsafat berarti ingin mengerti dengan mendalam atau cinta kepada kebijaksanaan. Filsafat
juga dapat diartikan mencari hakikat sesuatu, berusaha mencari sebab dan akibat serta berusaha menafsirkan
pengalaman-pengalaman manusia.
Dalam bahasa Arab dikenal kata hikmah dan hakim, kata ini bisa diterjemahkan dengan filsafat atau filosof. Kata
hukkam al-Islam bisa berarti filsafat Islam. Hikmah adalah perkara tertinggi yang bisa dicapai oleh manusia
dengan melalui alat- alat tertentu yaitu akal dan metode-metode berpikirnya. Filsafat bukanlah hikmah akan
tetapi cinta terhadap hikmah dan berusaha mendapatkan, memusatkan perhatian dan menciptakan sikap positif
terhadapnya. Definisi ini juga digunakan dalam falsafah Islam. Filosof muslim berusaha mendapatkan sumber
dari Al-Qur’an, seperti firman Allah dalam Surat Al-Baqarah: 269: “Dan barangsiapa yang dianugerahi
hikmah, ia benar-benar telah dianugerahi karunia yang banyak. dan hanya orang-orang yang berakallah yang
dapat mengambil pelajaran.”
9. Lanjutan
Secara terminologi pengertian filsafat mempunyai pengertian bermacam-macam akan tetapi memiliki inti
sari yang relatif sama. Menurut Endang Saifudin Anshari bahwa filsafat adalah hasil usaha manusia dengan
kekuatan akal budinya untuk memahami (menyelami dan mendalami) secara radikal, integral dan universal
hakikat sarwa yang ada (hakikat Tuhan, hakikat alam dan hakikat manusia) serta sikap manusia termasuk
sebagai konsekuensi dari pemahamannya tersebut.
Menurut Harun Nasution bahwa definisi filsafat bermacam-macam antara lain;
1) pengetahuan hikmah; 2) pengetahuan tentang prinsip atau dasar-dasar; 3) mencari
kebenaran; 4) membahas dasar-dasar dari apa yang dibahas dan lain-lain. Intinya
filsafat adalah berpikir menurut tata tertib (logika) dengan bebas (tidak terikat
pada tradisi, dogma dan sebagainya) dengan sedalam-dalamnya sehingga sampai
ke dasar-dasar persoalan.
10. Dari berbagai pendapat tersebut dapat dipahami bahwa istilah filsafat
mengandung pengertian: 1) sebagai aktifitas berpikir murni atau kegiatan akal
manusia dalam usaha untuk mengerti secara mendalam segala sesuatu
(kesemestaan), pengertian filsafat di sini ialah berfilsafat. 2) sebagai produk
kegiatan berpikir murni. Merupakan suatu wujud ilmu sebagai hasil pemikiran
dan penyelidikan berfilsafat. Ini menunjukkan filsafat bukan hanya sekadar
suatu aktifitas berpikir atau suatu proses dan suatu usaha tetapi mengandung
kedua-duanya baik sebagai aktifitas akal manusia sebagai perbendaharaan
sebagai wujud hasil pemikiran akal. Sebagai suatu ilmu filsafat merupakan ilmu
istimewa yang mencoba menjawab persoalan- persoalan yang belum atau
tidak dapat dijawab oleh ilmu pengetahuan biasa, karena persoalan-persoalan
tersebut ada di luar jangkauan ilmu pengetahuan biasa.
11. Cabang – Cabang Dari Filsafat
yaitu filsafat tentang hakikat yang ada
dibalik fisika, tentang hakikat yang ada
yag bersifat transenden, di luar atau di
atas pengalaman manusia. bagian ini
disebutjugadengan ontologi.
yaitu filsafat tentang
pikiran yang benar dan
salah
yaitu filsafat tentang
tingkah laku yang baik dan
buruk
Metafisika Logika Etika
13. Masuknya filsafat Yunani ke dunia Islam melalui berbagai hal antara lain:
1.Perkembangan
Pemikiran Yunani
2.Masuknya Filsafat
Yunani melalui
Kegiatan Penerjemah
3.Perkembangan
Pemikiran Yunani
14. 1. Pada sekitar abad VI SM, di
Yunani kuno lahir beberapa tokoh
pemikir yang terkenal seperti
filosof pertama Thales pada tahun
640 SM, Anaximader,
Anaximenes, dan Heraclitos yang
hidup sekitar tahun 500 SM.
2. Umat Islam tidak sengaja mencari filsafat
Yunani untuk dipelajari. Masuknya filsafat
Yunani dalam dunia Islam terjadi terjadi
secara alamiah hasil dari interaksi antara
masyarakat Islam dengan bangsa Syiria,
Persia dengan wilayah lain yang secara
tidak langsung telah membahas ilmu
kedokteran dan kimia ke dalam Islam.
3. Pada masa pemerintahan Bani Abbas,
setelah pusat pemerintahan dipindah dari
Damaskus Syiria ke Baghdad Irak, kegiatan
penerjemah dilakukan secara besar-besaran
dan ditangani secara serius.
30%
25%
30%
16. Secara umum studi Islam bertujuan untuk menggali kembali dasar-dasar dan pokok-
pokok ajaran Islam sebagaimana yang ada dalam sumber dasarnya yang bersifat
hakiki, universal dan dinamis serta abadi (eternal), untuk dihadapkan atau
dipertemukan dengan budaya dan dunia modern, agar mampu memberikan alternatif
pemecahan permasalahan yang dihadapi umat manusia pada umumnya dan umat
Islam khususnya. Oleh karena itu, pendekatan filosofis tentu menjadi hal terpenting
untuk dipahami.
Pendekatan Filosofis dalam studi Islam berarti mengkaji dan memahami Islam
dan ajaran-ajarannya dengan menggunakan disiplin Ilmu Filsafat. Dimana
pendekatan filosofis menggunakan pikiran. Dalam mempelajari ilmu-ilmu Islam
itu diperlukan pikiran menyelesaikan permasalahan-permasalahan dan persoalan
Islam.
17. yang berpikir tentang
segala sesuatu secara
tuntas hingga benar-
benar hasil pikirannya itu
sulit dibantah begitu saja.
artinya berpikir hingga
sampai kepada akar-akarnya
yang paling dalam dan tidak
terhalang oleh sesuatu
apapun, kecuali kebenaran
yang mutlak dari Tuhan.
Untuk mencari secara hakikat, inti, kebenaran, keutamaan dan kebijakan
tentang segala sesuatu maka diperlukan beberapa cara berpikir, seperti:
yaitu suatu ilmu yang
memandu jalan pikiran
seseorang agar tidak sempat
terjerumus kedalam pikiran
yang keliru, tersesat, dan
menyesatkan orang lain.
Sistematis Mendalam Radikal
18. lanjutan
artinya berpikir yang
menerawang jauh ke depan,
menggunakan akal pikiran
dengan seluas-luasnya,
merenung, bertafakur,
kontemplasi, menyendiri dalam
keheningan jiwa, akal waktu dan
tempat.
artinya berpikir yang menyeluruh
yang tidak dibatasi oleh hal-hal
yang bersifat particular. Hasil pikiran
tersebut meliputi dan menjangkau
semua sifat dan jenis yang dipikirkan.
Spekulatif Universal
19. Dengan demikian, penggunaan pendekatan
filosofis dalam Studi Islam memberikan
gambaran bahwa sesorang dapat memberi
makna terhadap sesuatu yang dijumpainya.
Selain itu, terdapat hikmah yang terkandung
dalam pendekatan fisiologis, seperti ketika
seseorang mengerjakan suatu amal ibadah
maka ia tidak akan merasakan kekeringan
spiritual yang dapat menimbulkan kebosanan.
21. pembahasan
Setelah menggambarkan sedikit tentang pemikiran para filsuf muslim di atas, di
sini akan dikemukakan sedikit tentang cirri-ciri pendekatan filsafat dalam
pengkajian Islam perspektif Joseph Schacht dalam buku yang dirilis H.L.
Beck dan N.J.G. Kaptein, dengan memandang filsafat Islam sebagai
keseluruhan, untuk memberikan penegasan pada arah peranannya.
22. Lanjutan
Pertama, adanya kesatuan yang tak terbantahkan yang melewati batasbatas
keanekaragaman baik yang bersifat lokus atau temporal, suatu pijakan yang
selalu digunakan baik oleh filsuf Barat Islam maupun filsuf Timur Islam.
Kedua, falsafah ini merupakan bagian dari gejala pemikiran Yunani, yang terus
menghimbau kepada orang-orang yang bijak yang besar dari jaman purbakala,
percaya teguh pada keesaan kebijaksanaan, semacam inspirasi bagi kalangan
filosof kuno, dimana wahyu merupakan kelanjutan daripadanya.
23. Lanjutan
Ketiga, filsafat Islam bermaksud menjadi kebijaksanaan. Al Farabi (w.950),
ibnu sina (w. 1037), ibnu rusyd (w. 1198) yakin akan ketunggalan pengetahuan
yang dimahkotai dengan metafisika atau ilahiyyat. Contoh pemikiran Ibnu
Rusyd tentang makna lahiriyah dan batiniyah dalam al Quran seperti contoh
surga di atas merupakan wujud dari cirri yang ke tiga ini.
Keempat, kualitas kebijaksanaan yang diusahakan untuk diikuti oleh filsafat
Islam itu, setidak-tidaknya dalam niatnya, tak lain adalah kualitas keagamaan.
25. Beberapa manifestasi dari pendekatan
filosofis dalam pengkajian Islam.
1. Pendekatan Hermeneutik
Hermeneutik berasal dari akar kata
hermeneuin yang berarti menafsirkan
atau dari noun hermeneia yang berarti
interpretasi.
26. 2. Pendekatan Teologis – Filosofis
Terma kajian ‘teologi’ ini lebih sempit
bila dibandingkan dengan kajian agama
itu sendiri. Terma teologi pada kajian
Islam mengacu pada ilmu kalam dan
ilmu tauhid.
27. 3. Pendekatan Tafsir Falsafi
Tafsir falsafi adalah penafsiran ayat-ayat al-
Quran berdasarkan pendekatanpendekatan
filosofis, baik yang berusaha untuk
mengadakan sintesis dan sinkretisasi antara
teori-teori filsafat dengan ayat-ayat al Quran
maupun yang berusaha menolak teori-teori
filsafat yang dianggap bertentangan dengan
ayatayat al Quran.
29. Menggunakan pendekatan filsafat dalam kajian Islam dapat dideskripsikan dalam
2 pola, diantaranya; Pertama, upaya ilmiah yang dilakukan secara sistematis
untuk mengetahui dan memahami serta membahas secara mendalam seluk beluk
atau hal-hal yang berhubungan dengan agama Islam, baik ajaran, sejarah maupun
praktek-praktek pelaksanaannya secara nyata dalam kehidupan sehari-hari,
sepanjang sejarahnya dengan menggunakan paradigma dan metodologi disiplin
filsafat. Kedua, upaya ilmiah yang dilakukan secara sistematis untuk mengetahui
dan memahami serta membahas nilai-nilai filosofis (hikmah) yang terkandung
dalam doktrin-doktrin ajaran Islam yang bersumber pada al-Qur`an dan Hadits
yang selanjutnya terejawantah dalam praktek-praktek keagamaan. Untuk
menjelaskan pola yang pertama, ada baiknya jika dijelaskan terlebih dahulu
metode yang dapat ditempuh dalam kajian Islam melalui pendekatan filsafat.
30. Sebagai suatu metode, pengembangan suatu ilmu, dalam hal ini kajian Islam, memerlukan 4 hal sebagai berikut: Pertama,
bahan-bahan yang akan digunakan untuk pengembangan didiplin ilmu. Dalam hal ini dapat berupa bahan tertulis yaitu al Qur`an
dan hadits serta pendapat para ulama atau filosof. Dan bahan yang diambil dari pengalaman empirik dalam praktek
keberagamaan. Kedua, metode pencarian bahan. Untuk mencari bahan-bahan yang bersifat tertulis dapat dilakukan melalui studi
kepustakaan dan studi lapangan yang masing-masing prosedurnya telah diatur sedemikian rupa. Ketiga, metode pembahasan.
Untuk ini Muzayyin Arifin mengajukan alternatif metode analitis-sintetis, yaitu metode yang berdasarkan pendekatan rasional
dan logis terhadap sasaran pemikiran secara induktif, deduktif, dan analisa ilmiah. Keempat, pendekatan. Dalam hubungannya
dengan pembahasan tersebut di atas harus pula dijelaskan pendekatan yang akan digunakan untuk membahas tersebut.
Pendekatan ini biasanya diperlukan dalam analisa, dan berhubungan dengan teori-teori keilmuan tertentu yang akan dipilih untuk
menjelaskan fenomena tertentu pula. Dalam hubungan ini pendekatan lebih merupakan pisau yang akan digunakan dalam
analisa. Ia semacam paradigma (cara pandang) yang digunakan untuk menjelaskan suatu fenomena. Hal ini selanjutnya erat
hubungannya dengan disiplin keilmuan. Sedangkan dalam pola kedua, pendekatan filsafat dilakukan untuk mengurai nilai-nilai
filosofis atau hikmah yang terkandung dalam doktrin-doktrin ajaran Islam yang terdapat dalam al- Quran dan Hadits seperti
hikmah dalam penerapan syariat Islam atau hikmah dalam perintah tentang shalat, puasa, haji, dan sebagainya.
32. Dalam memahami dan mengungkap kebenaran dari suatu realitas agama, diperlukan suatu cara pandang
atau paradigm untuk menggali dasar-dasar serta pokok-pokok ajaran agamanya, termasuk Islam sendiri
sebagai suatu objek kajian studi. Pendekatan biasanya selalu melekat atau terdapat dalam suatu bidang ilmu,
dalam pendekatan filosofis, berarti dibutuhkan suatu cara pandang tertentu dengan cara memikirkannya
secara mendalam, sistematis, radikal, dan universal dalam memahami suatu kebenaran dari inti, hakikat,
atau hikmah mengenal sesuatu yang berada di balik objek formalnya, yakni agama Islam itu sendiri. Melalui
pendekatan filosofis ini, seseorang tidak akan terjebak pada pengamalan agama yang bersifat formalistik
yakni mengamalkan agama dengan susah payah tapi tidak memiliki makna apa-apa, kosong tanpa arti. Yang
mereka dapatkan dari pengalaman agama tersebut hanyalah pengakuan formalistic, mereka tidak bisa
merasakan nilai-nilai spiritual yang terkandung di dalamnya. Namun demikian, pendekatan filosofis ini
tidak berarti menafikan atau menyepelekan bentuk pengalaman agama secara formal. Filsafat mempelajari
segi batin yang bersifat esoterik. Sedangkan bentuk (formal) memfokuskan segi lahiriah yang bersifat
eksoterik.
33. CREDITS: This presentation template was created by Slidesgo, and
includes icons by Flaticon, and infographics & images by Freepik
Thanks!
Do you have any questions?