SlideShare a Scribd company logo
1 of 15
Download to read offline
MAKALAH
EPISTEMOLGY BERPIKIR BURHANI
Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas UAS Semester 1
mata kuliah Manajemen Pengantar Studi Islam
Dosen Pengampu:
Dr. H. Didik Heriadi, S.Ag, M.Pd.
Disusun Oleh:
Daniel M. Rafli Agustias (0752)
PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM
UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG
KRAKSAAN PROBOLINGGO
2023
i
KATA PENGANTAR
Assalamu’alaikum Wr. Wb.
Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang.
Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya.
Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita,
Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran
bagi kita semua.
Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni
bapak Dr. H. Didik Heriadi, S. Ag, M. Pd. yang telah membimbing serta
mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang
berjudul “Epistemolgy Berpikir Burhani” dan juga terima kasih yang sebesar-
besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga
terselesaikan makalah ini.
Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur
dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi
selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik
secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman
sekalian.
Kraksaan, 3 Januari 2023
Penyusun
ii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR............................................................................................ i
DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1
A. Latar Belakang.........................................................................................1
B. Rumusan Masalah....................................................................................1
C. Tujuan ......................................................................................................2
BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3
A. Pengertian Epistemology .........................................................................3
B. Pengertian Burhani...................................................................................3
C. Perkembangan Burhani............................................................................4
D. Sumber Pengetahuan Burhani..................................................................6
E. Cara Burhani mendapatkan ilmu..............................................................8
F. Silogisme Burhani....................................................................................9
G. Peran burhani dalam epistemologi.........................................................10
BAB III PENUTUP..............................................................................................11
A. Kesimpulan ............................................................................................11
B. Saran.......................................................................................................11
1
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Banyak orang beranggapan bahwa filosofi adalah tentang desain dan
desain hasil berpikir. Namun, cakupannya tidak berakhir di situ. Filsafat juga
menjelaskan pengetahuan dan penyelidikan nalar tentang hakikat segala sesuatu
yang ada, sebab-sebabnya, asal-usulnya, dan keteraturannya. Filsafat sangat
erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Di sisi lain, konsep sains adalah
pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut
metode tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena tertentu
dalam bidang pengetahuan itu. Informasi tentu saja informasi, tetapi informasi
belum tentu informasi. Proses memperoleh pengetapeng sering disebut sebagai
epistemologi.
Epistemologi adalah epistemologi yang membahas berbagai aspek
Informasi seperti probabilitas, asal alami, batasan, asumsi dan dasar, validitas
dan reliabilitas untuk masalah kebenaran. Epistemologi berurusan dengan
organisasi pengetahuan yang benar, dan dasar epistemologis sains disebut
metode ilmiah. Ada tiga metode dalam epistemologi yaitu Bayani, Irfani dan
Burhani. Masing-masing dari ketiganya memiliki penjelasan yang berbeda.
Pada artikel kali ini kami akan membahas topik Epistemologi Burhani dan
membuat judul “Epistemologi Islam dalam Pemikiran Burhani”.
B. Rumusan Masalah
1. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi ?
2. Apa yang dimaksud dengan Burhani?
3. Bagaimana Burhani terbentuk?
4. Apa sumber informasi Burhani?
5. Bagaimana Burhani mendapatkan informasi?
6. Bagaimana peran Burhani terhadap Epistemologi
2
C. Tujuan
1. Agar mahasiswa paham apa itu arti Epistemologi.
2. Agar mahasiswa paham apa itu arti Burhani.
3. Menjelaskan bagaimana burhani tebentuk.
4. Menjelaskan sumber informasi Burhani
5. Agar mahasiswa paham bagaimana cara burhani mendapatkan informasi
6. Untuk mengetahui peran burhani terhadap epistemology
3
BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Epistemology
Epistemologi merupakan bentukan dari dua kata dalam bahasa Yunani,
yaitu Episteme yang berarti pengetahuan dan Logos yang juga berarti
pengetahuan atau informasi Pada prinsipnya, Islam telah memiliki epistemologi
yang komprehensif sebagai kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Hanya
saja dari tiga kecenderungan epistemologis yang ada (bayani, irfani dan
burhani), dalam perkembangannya lebih didominasi oleh corak berpikir bayani
yang sangat tekstual dan corak berpikir irfani (kasyf) yang sangat sufistik.
Kedua kecenderungan ini kurang begitu memperhatikan pada penggunaan rasio
(burhani) secara optimal.
B. Pengertian Burhani
Burhani adalah model pemikiran metodologis yang tidak didasarkan
pada teks atau pengalaman, tetapi pada urutan logis. Tegasnya, burhani adalah
tindakan berpikir yang menentukan kebenaran suatu pernyataan dengan metode
argumentasi, yaitu dengan melekatkan kaitan yang kuat dan pasti pada suatu
pernyataan aksiomatis. Dalam pengertian yang paling luas, burhani adalah
segala aktivitas berpikir yang digunakan untuk menentukan kebenaran suatu
pernyataan
Epistemologi Islam mengakui bahwa metode tajribi sebenarnya relatif
berhasil dalam mengendalikan fenomena material alam, namun metode ini tidak
dapat memberikan penjelasan yang definitif tentang semua realitas. Islam
menegaskan bahwa dunia terdiri dari dunia spiritual. Visi Islam menegaskan
bahwa dunia terdiri dari dunia spiritual dan dunia material. Dalam hal ini,
metode Tajribi hanya mampu (walaupun memiliki banyak kelemahan karena
kelemahan panca indera dan keluasan materi) untuk memberikan gambaran
tentang dunia materi, dan tidak pernah dapat menjelaskan sifatnya. dimensi
spiritual dari realitas, seperti Tuhan, malaikat, jiwa dan alam. Oleh karena itu,
para cendekiawan Islam memerlukan metode lain yang dianggap cocok untuk
4
mengungkap baik yang bersifat material maupun spiritual, dan para
cendekiawan peradaban Islam mengadopsi dan mengembangkan metode
Burbani (metode rasional).
Rasionalis Muslim (filsuf dan teolog) menggunakan metode Burbani
sebagai metode ilmiah untuk menemukan teori-teori rasional secara ilmiah.
Dalam sejarah peradaban Islam tercatat beberapa ulama yang menggunakan
metode burhani, antara lain filosof mazhab Peripatetik (al-Kindi, Al Farabi,
Avicenna dan Ibnu Rusyd), teolog (khususnya Mu'tazilah dan Syiah), ahli
hukum.
C. Perkembangan Burhani
Perkembangan Burhani Prinsip Burhani pertama kali didirikan oleh
Aristoteles yang terkenal istilah metode analitis (tahlili), yaitu cara berpikir
yang berbasis rencana pada masa Alexander Aprodisi, Alexander Aprodisi
adalah seorang murid dan komentator Aristoteles. Metode analisisnya kini
menggunakan istilah logika dan berganti nama menjadi burhani jika dikaitkan
dengan pemikiran Islam. Metode Burhani pertamakali datang ke peradaban
Arab-Islam
Al-Khindi membawa antara tahun 185-252 H melalui sebuah naskah
yang disebut Al-Falsafah Al-Ula. Esai filosofis berdasarkan filsafat Aristoteles.
Al-Khindi memberikan prasasti ini kepada Khalifah Al-Makmun, yang
menjabat sebagai Khalifah dari 218-227 H. Melalui artikel ini, Al-Khindi
menghilangkan keraguan mereka yang sampai saat ini menolak keberadaan
filsafat, menyatakan bahwa filsafat adalah cara untuk mengetahui kebenaran.
Pemikiran analitis Aristoteles merambah pemikiran Islam pertama melalui
program penerjemahan kitab-kitab filsafat yang dilakukan secara intensif pada
masa pemerintahan al-Makmun (811-833 M); sebuah program yang oleh al-
Jabiri dianggap sebagai tonggak dalam perjumpaan antara pemikiran rasional
Yunani dan pemikiran keagamaan Arab, antara epistemologi Burhani Yunani
dan epistemologi Arab.5 Program penerjemahan dan kebutuhan untuk
menerapkan metode Burhani itu sendiri didasarkan pada tuntutan zaman yang
ada. satu. Perlu diketahui bahwa pada saat itu banyak – kurang lebih – ajaran
5
ortodoksi Hitler berasal dari Iran, India, Persia atau cabang Islam lainnya seperti
Mazdiah, Manichean, materialisme atau bahkan hobi yang bebas.
seperti penolakan untuk menyelesaikan dan lain-lain diklasifikasikan
dalam istilah "zaindiq". 4 Muhammad Abed al-Jabiri, Bunyah al-'Aql al-'Arabi,
Bairut, Markaz ad-Dirasat Wahdah al'Arabiyah, 2007, hlm. 416-417. 5 Al-
Jabiri, Takwin al-'Aql al-'Arabi, (Bairut, al-Markaz al-Tsaqafi al-Arabi, 1991),
hlm. 195; Untuk melawan serangan terhadap ajaran ini,ulama
Islam(ulama)merasa perlu untuk mencari sistem pemikiran rasional dan
argumen mereka masuk akal karena metode bayani sebelumnya tidak lagi
memadai untuk menanggapi masalah baru yang sangat berbeda dan sedikit
diketahui sebelum Peneliti pertama yang memperkenalkan dan menerapkan
metode Burhani adalah al-Khindi (806-875 M). Dalam kata pengantar buku
Filsafat Pertama (ke-Filsafat al-Ula), didedikasikan untuk khalifah al-
Mu'tashim (833-842M), al-Khindi menulis pembahasan tentang subjek dan
posisi filsafat, serta No-Kegembiraannya pada orang yang anti filsafat, yaitu
orang Bayan. Sebenarnya, karena referensi filosofisnya sangat sedikit
diterjemahkan dalam bahasa Arab, metode analisis (burhani) diperkenalkan
oleh al-Khindi.tidak begitu bergema. Namun, al-Khindi memperkenalkan
dirinya masalah baru dalam pemikiran Islam;Kesamaana antara pengetahuan
manusia dan Tuhan, serta mewarisi pertanyaan-pertanyaan filosofis yang masih
ada sampai sekarang;
1. Penciptaan alam semesta, bagaimana ia menjadi ada,
2. jiwa yang tidak berkematian apa apa artinya dan bagaimana
pembuktiannya,
3. bagian dari pengetahuan tentang Tuhan, apaitu ada hubungannya dengan
astrologi dan bagaimana hal itu terjadi.
Metode rasional atau burhani ini semakin terintegrasi ke dalam sistem
Pemikiran Islam Arab setelah mas al-Razi (865-925 M). Ini lebih ekstrim
teologi dan dikenal sebagai rasionalis murni yang hanya percaya
Masuk akal. Menurut Al-Razi, pada prinsipnya semua ilmu bisa dipelajari
laki-laki selama dia laki-laki. Metode Burhan akhirnya menemukan
tempatyangnnyatad dalam sistem Pemikiran Islam setelah masa al-Farabi (870-
6
950M). ffilsu parapatik dikenal sebagai “guru kedua” (al-muallimal-ttsani
setelah Aristoteles sebagai “guru pertama” (al-muallim al-awwal) karena
pengaruhnyayang besar tidak hanya dalam meletakkan dasar-dasar filsafat
Islam menurut Aristoteles
Burhani menggunakan epistemologi dalam filsafatnya bahkan
memposisikannya sebagai metode yang terbaik dan paling unggul, oleh karena
itu ilmu filsafat Penerapan metode Burhani lebih diutamakan daripada pelajaran
agama; ilm al-kalam (teologi) dan fikih (yurisprudensi) tidak menggunakan
metode Burhani 7 Ibnu Rusdy (1126-1198M) melakukan hal yang sama.
D. Sumber Pengetahuan Burhani
Burhani adalah model mental non-tekstual serta pengalaman. Sumber
pengetahuan adalah sosial, budaya, alam, dll. Pendekatan Burhani melalui
eksperimentasi, observasi dan penemuan. implikasi berpikirnya sistematis,
logis, dinamis dan kreatif. Untuk mendapatkan ilmu,gunakan burhani
silogisme. Menurut Aristoteles, penarikan kesimpulan dengan silogisme ini
harus memenuhi beberapa syarat, yaitu satu. Ketahui latar belakang pembuat
premis. b. Ada konsistensi logis antara alasan dan kesimpulan. dibandingkan
dengan Kesimpulan yang ditarik harus pasti dan benar. Sains mengandalkan
bukti empiris untuk menguji kebenarannya,sementara filsafat tidak puas dengan
bukti ini. Filsafat ingin mencapai kebenaran yang lebih tinggi dengan akal.
Apalagi setelah menyadari bahwa kebenaran yang bisa diperoleh melalui bukti
empiris berbasis indrawi adalah kebenaran yang bobotnya sangat kecil. Indera
seringkali "membodohi" dan bahkan bertentangan dengan akal dalam beberapa
kasus. Namun, sebagai penguat indera, sains sebenarnya menggunakan akal
juga. Alasan memberikan penjelasan ini. Bisa juga sebaliknya, indera
memberikan bukti, sementara akal mencoba menafsirkan aliran pemikiran
untuk menghasilkanbukti. 8 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam
dari Metode Rasional ke Kritis, (Ed. Airlangga) h. 272 Derajat silogisme
burhani adalah silogisme dialektis di mana banyak digunakan dalam
penyusunan konsep-konsep teologis. Silogis media lektika adalah bentuk
silogisme yang terdiri dari basa-basis yang hanya bersifat perkiraan persuasif,
tidak sampai pada persuasi seperti yang ditunjukkan dalam silogisme. Materi
7
premis silogisme dialektis muncul dalam bentuk pendapat umum
diterima (masyhurat) tanpa uji tuntas. Karena itulah nilai ilmu
dari silogisme dialektis tidak dapat sesuai dengan pengetahuan yang berasal dari
metode pembuktian silogisme. Itu di bawah pengetahuan yang terbukti.
Epistemologi burhani digunakan untuk mengukur benar atau tidaknya
sesuatu yang didasarkan pada komponen kemampuan alamiah manusia dalam
bentuk pengalaman dan nalar tanpa dasar dari teks pewahyuan suci yang
melahirkannya seluler. Oleh karena itu, sumber ilmu dengan penalaran burhani
bersifat faktual dan Berbicara dari pengalaman; alam, masyarakat dan manusia.
Artinya, ilmu yang didapat adalah hasilnya penelitian, hasil percobaan, hasil
percobaan, baik di laboratorium maupun di alam nyata, baik sosial maupun
alam. Pola pikir ini digunakan adalah induktif, yaitu generalisasi dari hasil
penelitian empiris.
Menilik epistemologi burhani, keduanya tidak dapat dipisahkan
metode sebelumnya yaitu epistemologi bayani dan ifani. dari kombinasi ini
munculnya penalaran induktif, yaitu upaya memadukan model berpikir deduktif
dan induksi antara hasil dan hasil membaca kontekstual tekstual hasil penelitian
empiris, ternyata kemudian melahirkan ilmu keislaman yang komprehensif
(selesai), luar biasa dan kemudian mungkin sebenarnya dua epistemologi ini
tidak jauh berbeda dengan epistemologi burhani. Perbedaan ini hanyalah salah
satu faktor perbedaan episteme, dimana episteme masih dibangun di atas Al-
Quran dan Al-Hadits. Namun berbeda dengan inferensi bayani, inferensi
burhani tolak asas infisal (putuskan, putuskan), tajwiz (fleksibilitas,
fleksibilitas) dan qiyas (analog berdasarkan serupa). 9 9 Demikian pula, hal.
121-122. 'Mi Hosobollah, Usul at-Tasyri' al-hlami (bahasa Mesir:Daral-Ma'arif,
1971), hal.293 Untuk mendorong orang agar menggunakan pikiran mereka
untuk berfungsi,Tajuk rencana yang digunakan dalam Al-Qu'an
beragam:terkadang menggunakan pertanyaan untuk memikirkan perbedaan
antara orang yang berpengetahuan luas dan orang yang tidak berpengetahuan
(Az-Zumar [39]: 9), terkadang menggambarkan ciptaan Allah SWT. kemudian
diakhiri dengan kesadaran, seperti dalam surat Ar-Ruum [30]:21, 24 dan 28; Di
tempat lain, Al-Quran menggunakan kata afala (mengapa tidak) yang
8
diasosiasikan dengan kata kerja waktu berjalan (fi'il mudhari') sering kali di
akhir kalimat, seperti mengapa kamu tidak berpikir (Al-an 'am [6] :50),
mengapa kamu tidak menggunakan akal (As-Saffat [37]:138).
E. Cara Burhani mendapatkan ilmu
Burhani lebih mengandalkan kekuatan nalar, nalar, yang berkembang
melalui argumen logis dan bahkan argumen agama hanya dapat diterima selama
argumen konsisten dengan logika rasional. Al-Jabiri telah menunjukkan bahwa
Burhani memperoleh pengetahuan melalui prinsip-prinsip logika atas
pengetahuan sebelumnya yang kebenarannya diketahui. Selain itu, argumen
logis ini membuat penilaian dan keputusan tentang informasi yang masuk
melalui indera, yang dikenal sebagai tasawwur dan tasdiq. Tasawwur adalah
pembentukan konsep berdasarkan data dari indera sedangkan tasdiq adalah
proses pembuktian fakta atau konsep.2.4.1 Bahasa dan logika Menurut ahli
bahasa al-Shirafi, kata itu muncul lebih awal makna, dan setiap bahasa
mencerminkan lebih dari budaya masyarakat 10 Mujamil Qomar, Epistemologi
Pendidikan Islam dari Rasionalke Metodis Review, (Pusat Penerbit:
Airlangga) h. 274 11 A khudori Soleh, Wacana Baru Filsafat Islam, (editor:
perpustakaan mahasiswa 2004), 219 Konsep matta diperkuat oleh al farabi,
bahwa konsepsi intelektual tentang esensi yang diambil dari objek eksternal
yang ditangkap oleh indera. Prinsip kerjanya adalah:
1. Kehadiranobjekeksternal: materi atau immateri
2. Munculnya gambaran atau persepsi dalam pikiran
3. Ekspresi gambaran dalam pikiran melalui bahasa atau kata-kata.
Dengan kata lain, sebuah kata atau bahasa tidak lebih dari salinan
susunan makna yang ada dalam pikiran, dan susunan makna yang ada dalam
pikiran tidak lebih dari salinan benda-benda di alam semesta. Oleh karena itu,
makna atau logika adalah yang pertama dan utama. untuk bahasa, dan lingkup
aktivitas logika berada pada level pemikiran dan bukan pada level kata atau
bahasa.13 Jika dalam pikirannya ia membentuk konsep kebenaran, maka
kebenaran yang sebelumnya tidak diketahui akan muncul pada saat yang
bersamaan.
9
F. Silogisme Burhani
Ciri utama burhani adalah silogisme, tetapi silogisme tidak menunjukkan
burhani. Dalam bahasa Arab, silogisme diterjemahkan sebagai 'qiyas', atau
'alqiyas al-jam'i, artinya mengumpulkan. Dalam istilah silogisme, itu adalah
bentuk argumen di mana dua proposisi, yang disebut premis, dirujuk bersama
sedemikian rupa sehingga suatu keputusan (kesimpulan) pasti.12 Al jabiri,
bunyah, 421 dalam Filsafat Islam, (yogyakarta:perpustakaan mahasiswa
2004),223 13 Ibid 435Dalam Filsafat Islam, (yogyakarta:perpustakaan siswa
2004),223 pendamping.Karena burhani didasarkan pada ilmu di luar, sebelum
berbuat Silogisme harus dibuat menurut langkah-langkah berikut:
1. Lapisan ilmu (ma'qulat)
2. Nyatakan langkah (suka)
3. Tahapi inferensi (tahlilat)
Tahap pemahaman adalah proses abstraksi dari objek eksternal
menembus pikiran. Tahap tutur adalah proses pembentukan kalimat atau
proporsi (qadliah) dari konsepsi yang ada. Tahap argumentasi adalah proses
penarikan kesimpulan berdasarkan hubungan antar premis premis yang ada, dan
disinilah silogisme berlangsung. Simpulkan dengan Silogisme ini harus
memenuhi beberapa syarat 1) mengetahui konteks menyiapkan premis, 2) ada
koherensi logis antara alasan dan kesimpulan, 3) kesimpulan yang ditarik harus
pasti dan benar, sehingga tidak mungkin menimbulkan fakta atau kepastian
lainnya Suatu premis dapat dianggap meyakinkan jika memenuhi tiga syarat,
(1) keyakinan bahwa sesuatu (premis) ada atau tidak dalam keadaan
khususnya, (2) keyakinan bahwa sesuatu tidak bisa menjadi sesuatu
selain diri sendiri, (3) semacam pengetahuan tentang keyakinan bahwa
kepercayaan kedua tidak bisa sebaliknya. silogisme burhani menggunakan
pengetahuan dasar sebagai premis. Selain itu, Anda bisa
menggunakan jenis pengetahuan indrawi, asalkan objek itu
pengetahuan indrawi harus selalu sama (konstan) seperti yang diamati,
di mana saja, kapan saja, dan tidak ada yang menyimpulkan sebaliknya.
10
G. Peran burhani dalam epistemologi
Selanjutnya Menurut Suhrawardi (1154-1192) ada kekurangan burhani
rasionalisme antara yang lain, (1) bahwa ada kebenaran yang tidak dapat dicapai
oleh akal atau 14Ibid, 433-436 Dalam filsafat Islam, (yogyakarta:perpustakaan
siswa 2004),225 didekati dengan burhani, (2) memiliki eksistensi di luar akal
yang dapat dijangkau akal tetapi tidak dapat dijelaskan dengan burhani, seperti
masalah warna warna, rasa, bau atau gambar, (3) proses burhani yang
menyatakan bahwa sifat-sifat sesuatu harus ditentukan oleh sifat-sifat lain akan
menimbulkan proses tanpa akhir, yang artinya tidak akan ada omong kosong
apa pun yang dapat diketahui. menggabungkan metode Burhnai berdasarkan
kekuatan nalar dengan kekuatan Irfani berdasarkan kekuatan hati melalui fungsi
hash atau intuisi. Namun metode Isyraqi dikatakan masih memiliki kelemahan,
sehingga metode filsafat transendental (hikma al muta'aliyah) dimunculkan oleh
Mulla Sadra (1571-1640), yang menggabungkan bayani, burhani dan irfani.
11
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Dengan bantuan hubungan, burhani mendorong perkembangan
pemikiran filsafat Islam. Ini juga berkontribusi pada pengembangan
epistemologi lainnya. Burhani tetap menjadi andalan bagi epistemologi
berikutnya, isyraqiyahal dan al-hikmah al-muta'aliyah. tapi itu tidak berarti
burhani saya benar-benar sempurna. untuk eksis Beberapa komentar tentang
epistemologi ini.
1. Ada kebenaran yang tidak dapat dicapai oleh pikiran. Jadi ada kebenaran
lain yang tidak bisa didekatidengansilogisme.
2. Sebuah silogisme tidak dapat dijelaskan secara empiris di luar pikiran.
Artinya, tidak semua keadaan atau objek diungkapkan oleh silogisme.
3. Prinsip logika Burhani, yang menyatakan bahwa sifat-sifat suatu benda
yang harus ditentukan oleh sifat-sifat lainnya mengakibatkan proses yang
tidak ada habisnya. Artinya tidak akan ada absurditas yang diketahui.
4. Kesimpulan sebenarnya tertuang dalam pernyataan umum yang disebut
premis utama; jika belum ada, percuma menggunakan silogisme ini, karena
sesuatu yang tidak ada tidak menghasilkan sesuatu yang badapa
5. Silogisme cenderung menipu para pendukungnya ke dalam pemikiran hitam
putih karena mereka tidak mengetahui kebenaran pihak lain. Kebenaran
hanyaadad di pihaknya.
B. Saran
Mencari solusi dari setiap masalah itu harus cerdas, itu juga perlu cara
yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Maka diperlukan kemauan yang kuat
untuk memahami cara berpikir dalam Islam, agar keputusan selanjutnya tidak
menyinggung perasaan kita sebagai umat Islam.
12
DAFTAR PUSTAKA
Al-Jabiri, Bunyab al-Aql al-Araby, Edi Susanto Dimensions of Contemporary
Islamic Studies (Ĝakarto:Kencana, 2016), s. 121.
Al-Jabiri, Muhammad Abed.1991. Bunyah Al-Aql Al- Arabi.Beirut: Al-Markaz
Al-Tsaqafi Al- Arabi.
Amin Abdullah, Filsafat Islam bukan sekedar sejarah pemikiran dalam Abd Haris
dkk., Islamic Epistemology (Medan: Penerbitan Utama, 2016), hal. 68. 95
Arif, Mahmud. Al-Jami’Ah. Pertautan Epistemologi Bayani Dan Pendidikan Islam
(Vol.40.No.1).
Chamami, M. Rikza.2014.Epistemologi Keilmuan Islam.Semarang: Universitas
Islam Negeri Walisongo.
Earle,Wiliam James.1992.Introduction To Philosophy.New York-Toronto : Mc.
Grawhill,Inc. Makiah, Zulpa. Epistemologi Bayani, Burhani Dan Irfani
Dalam Memperoleh Pengetahuan Tentang Mashlahah.Banjarmasin: IAIN
Antasari. Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM.2002.Filsafat
Ilmu Sebagai Dasar
Mochamad Hasyim , Epistemologi Islam (Bayani, Burhani, Irfani) : Jurnal Al-
Murabbi 3 (2), 217-228, 2018
Wira Hadikusuma , Epistemologi Bayani, Irfani dan Burhani Al-Jabiri dan
Relevansinya Bagi Studi Agama Untuk Resolusi Konflik dan Peacebuilding
: Jurnal Ilmiah Syi'ar 18 (1), 2018

More Related Content

Similar to Epistemolgy Berpikir Burhani.pdf

Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Faseha 3
 
Arab pujiati
Arab pujiatiArab pujiati
Arab pujiatihandika99
 
Makalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi IslamMakalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi IslamMuhammad Idris
 
metodologi studi islam
metodologi studi islam metodologi studi islam
metodologi studi islam Muhammad Idris
 
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxArtikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxMetaFitriani1
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdfResume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdfDhindaVadyaizmi
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfhspanggalih
 
Konsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamKonsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamASIMAH SAAT
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Ndya2
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilHidayat Amin
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxWandaWanda37
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxWandaWanda37
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruAli Murfi
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i Erta Erta
 

Similar to Epistemolgy Berpikir Burhani.pdf (20)

makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6makalah PSI kelompok 6
makalah PSI kelompok 6
 
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
Jurnal. usuluddin.30.2009.09.basri.ilmu.
 
Arab pujiati
Arab pujiatiArab pujiati
Arab pujiati
 
Makalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi IslamMakalah Metodologi Sutudi Islam
Makalah Metodologi Sutudi Islam
 
metodologi studi islam
metodologi studi islam metodologi studi islam
metodologi studi islam
 
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docxArtikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
Artikel FKI SUSI LUSIYANI MANJ B.docx
 
Epistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan IslamEpistemoogi Keilmuan Islam
Epistemoogi Keilmuan Islam
 
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdfResume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
Resume Filsafat Pendidikan Kel1.pdf
 
makalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdfmakalah metodologi k1.pdf
makalah metodologi k1.pdf
 
Konsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islamKonsep pendidikan islam
Konsep pendidikan islam
 
Bab i1 psi
Bab i1 psiBab i1 psi
Bab i1 psi
 
Filsafat Pendidikan
Filsafat PendidikanFilsafat Pendidikan
Filsafat Pendidikan
 
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
Pengertian, Tujuan dan Ruang Lingkup Filsafat Pendidikan dan Filsafat Pendidi...
 
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina AmrilMakalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
Makalah filsafat pendidikan a/n Fitri Ramadhani & Gina Amril
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
 
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docxartikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
artikel ilmiah falsafah kesatuan ilmu Wanda Hamidah (5).docx
 
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran BaruHakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
Hakekat Ilmu : Mencari Alternatif Kebenaran Baru
 
Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12Revisi pid klmpk 12
Revisi pid klmpk 12
 
Filsafat final
Filsafat finalFilsafat final
Filsafat final
 
E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i E p i s t e m o l o g i
E p i s t e m o l o g i
 

More from Zukét Printing

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfZukét Printing
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfZukét Printing
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfZukét Printing
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfZukét Printing
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfZukét Printing
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxZukét Printing
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfZukét Printing
 

More from Zukét Printing (20)

ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptxASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
ASURANSI SYARIAH. ppt.pptx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdfPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.pdf
 
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docxPengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
Pengertian Huruf Muqathaah, Macam-Macam Huruf Muqathaah.docx
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdfMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.pdf
 
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docxMenyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
Menyusun Penilaian Media Pembelajaran.docx
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdfManajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
Manajemen Perpustakaan Sekolah.pdf
 
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docxManajemen Perpustakaan Sekolah.docx
Manajemen Perpustakaan Sekolah.docx
 
Fiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdfFiqih Muamalah.pdf
Fiqih Muamalah.pdf
 
Fiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docxFiqih Muamalah.docx
Fiqih Muamalah.docx
 
Fiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdfFiqih Janaiz.pdf
Fiqih Janaiz.pdf
 
Fiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.docFiqih Janaiz.doc
Fiqih Janaiz.doc
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdfHukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
Hukum Korporasi Dana Pensiun.pdf
 
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docxHukum Korporasi Dana Pensiun.docx
Hukum Korporasi Dana Pensiun.docx
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdfGejala-Gejala Campuran.pdf
Gejala-Gejala Campuran.pdf
 
Gejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docxGejala-Gejala Campuran.docx
Gejala-Gejala Campuran.docx
 
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdfKaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
Kaidah - Kaidah Bahasa dalam Ushul Fiqih.pdf
 

Recently uploaded

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfkaramitha
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfssuser4743df
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfIAARD/Bogor, Indonesia
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxSyabilAfandi
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaBtsDaily
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxmagfira271100
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyaANTARASATU
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...laila16682
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaNikmah Suryandari
 

Recently uploaded (9)

materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdfmateri+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
materi+kuliah-ko2-senyawa+aldehid+dan+keton.pdf
 
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdfDampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
Dampak Bioteknologi di Bidang Pertanian.pdf
 
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdfe-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
e-Book Persepsi dan Adopsi-Rachmat Hendayana.pdf
 
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptxTEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
TEMA 9 SUBTEMA 1 PEMBELAJARAN 1 KELAS 6.pptx
 
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipaLKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
LKPD SUHU dan KALOR KEL4.pdf strategi pembelajaran ipa
 
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptxR6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
R6C-Kelompok 2-Sistem Rangka Pada Amphibi dan Aves.pptx
 
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannyasistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
sistem ekskresi ginjal pada manusia dan kelainannya
 
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...Konsep	Agribisnis	adalah	suatu	kesatuan	kegiatan  meliputi		salah	satu	atau		...
Konsep Agribisnis adalah suatu kesatuan kegiatan meliputi salah satu atau ...
 
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas TerbukaMateri Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
Materi Inisiasi 4 Metode Penelitian Komunikasi Universitas Terbuka
 

Epistemolgy Berpikir Burhani.pdf

  • 1. MAKALAH EPISTEMOLGY BERPIKIR BURHANI Diajukan untuk memenuhi salah satu tugas UAS Semester 1 mata kuliah Manajemen Pengantar Studi Islam Dosen Pengampu: Dr. H. Didik Heriadi, S.Ag, M.Pd. Disusun Oleh: Daniel M. Rafli Agustias (0752) PROGRAM STUDI EKONOMI SYARI'AH FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS ISLAM UNIVERSITAS ISLAM ZAINUL HASAN GENGGONG KRAKSAAN PROBOLINGGO 2023
  • 2. i KATA PENGANTAR Assalamu’alaikum Wr. Wb. Dengan menyebut asma Allah Yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayang. Segala Puji bagi Allah yang telah memberikan taufik dan hidayahnya. Sholawat serta salam semoga tetap tercurahkan kepada suri teladan kita, Nabi Muhammad SAW, keluarga dan para sahabatnya yang membawa kebenaran bagi kita semua. Tidak lupa juga kami ucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing yakni bapak Dr. H. Didik Heriadi, S. Ag, M. Pd. yang telah membimbing serta mengajarkan kami, dan mendukung kami sehingga terselesaikan makalah yang berjudul “Epistemolgy Berpikir Burhani” dan juga terima kasih yang sebesar- besarnya kami ucapkan kepada semua pihak yang telah membantu kami sehingga terselesaikan makalah ini. Ucapan terima kasih tak lupa kami ucapkan, sebagai wujud rasa syukur dengan tersusunnya makalah ini kepada semua pihak yang telah berpartisipasi selama penyusunan makalah ini, yang telah dengan tulus ikhlas membantu baik secara moril maupun materiil, terutama kepada Dosen Pembina dan teman-teman sekalian. Kraksaan, 3 Januari 2023 Penyusun
  • 3. ii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR............................................................................................ i DAFTAR ISI.......................................................................................................... ii BAB I PENDAHULUAN.......................................................................................1 A. Latar Belakang.........................................................................................1 B. Rumusan Masalah....................................................................................1 C. Tujuan ......................................................................................................2 BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................3 A. Pengertian Epistemology .........................................................................3 B. Pengertian Burhani...................................................................................3 C. Perkembangan Burhani............................................................................4 D. Sumber Pengetahuan Burhani..................................................................6 E. Cara Burhani mendapatkan ilmu..............................................................8 F. Silogisme Burhani....................................................................................9 G. Peran burhani dalam epistemologi.........................................................10 BAB III PENUTUP..............................................................................................11 A. Kesimpulan ............................................................................................11 B. Saran.......................................................................................................11
  • 4. 1 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Banyak orang beranggapan bahwa filosofi adalah tentang desain dan desain hasil berpikir. Namun, cakupannya tidak berakhir di situ. Filsafat juga menjelaskan pengetahuan dan penyelidikan nalar tentang hakikat segala sesuatu yang ada, sebab-sebabnya, asal-usulnya, dan keteraturannya. Filsafat sangat erat kaitannya dengan ilmu pengetahuan. Di sisi lain, konsep sains adalah pengetahuan tentang suatu bidang yang disusun secara sistematis menurut metode tertentu yang dapat digunakan untuk menjelaskan fenomena tertentu dalam bidang pengetahuan itu. Informasi tentu saja informasi, tetapi informasi belum tentu informasi. Proses memperoleh pengetapeng sering disebut sebagai epistemologi. Epistemologi adalah epistemologi yang membahas berbagai aspek Informasi seperti probabilitas, asal alami, batasan, asumsi dan dasar, validitas dan reliabilitas untuk masalah kebenaran. Epistemologi berurusan dengan organisasi pengetahuan yang benar, dan dasar epistemologis sains disebut metode ilmiah. Ada tiga metode dalam epistemologi yaitu Bayani, Irfani dan Burhani. Masing-masing dari ketiganya memiliki penjelasan yang berbeda. Pada artikel kali ini kami akan membahas topik Epistemologi Burhani dan membuat judul “Epistemologi Islam dalam Pemikiran Burhani”. B. Rumusan Masalah 1. Apa yang dimaksud dengan Epistemologi ? 2. Apa yang dimaksud dengan Burhani? 3. Bagaimana Burhani terbentuk? 4. Apa sumber informasi Burhani? 5. Bagaimana Burhani mendapatkan informasi? 6. Bagaimana peran Burhani terhadap Epistemologi
  • 5. 2 C. Tujuan 1. Agar mahasiswa paham apa itu arti Epistemologi. 2. Agar mahasiswa paham apa itu arti Burhani. 3. Menjelaskan bagaimana burhani tebentuk. 4. Menjelaskan sumber informasi Burhani 5. Agar mahasiswa paham bagaimana cara burhani mendapatkan informasi 6. Untuk mengetahui peran burhani terhadap epistemology
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN A. Pengertian Epistemology Epistemologi merupakan bentukan dari dua kata dalam bahasa Yunani, yaitu Episteme yang berarti pengetahuan dan Logos yang juga berarti pengetahuan atau informasi Pada prinsipnya, Islam telah memiliki epistemologi yang komprehensif sebagai kunci untuk mendapatkan ilmu pengetahuan. Hanya saja dari tiga kecenderungan epistemologis yang ada (bayani, irfani dan burhani), dalam perkembangannya lebih didominasi oleh corak berpikir bayani yang sangat tekstual dan corak berpikir irfani (kasyf) yang sangat sufistik. Kedua kecenderungan ini kurang begitu memperhatikan pada penggunaan rasio (burhani) secara optimal. B. Pengertian Burhani Burhani adalah model pemikiran metodologis yang tidak didasarkan pada teks atau pengalaman, tetapi pada urutan logis. Tegasnya, burhani adalah tindakan berpikir yang menentukan kebenaran suatu pernyataan dengan metode argumentasi, yaitu dengan melekatkan kaitan yang kuat dan pasti pada suatu pernyataan aksiomatis. Dalam pengertian yang paling luas, burhani adalah segala aktivitas berpikir yang digunakan untuk menentukan kebenaran suatu pernyataan Epistemologi Islam mengakui bahwa metode tajribi sebenarnya relatif berhasil dalam mengendalikan fenomena material alam, namun metode ini tidak dapat memberikan penjelasan yang definitif tentang semua realitas. Islam menegaskan bahwa dunia terdiri dari dunia spiritual. Visi Islam menegaskan bahwa dunia terdiri dari dunia spiritual dan dunia material. Dalam hal ini, metode Tajribi hanya mampu (walaupun memiliki banyak kelemahan karena kelemahan panca indera dan keluasan materi) untuk memberikan gambaran tentang dunia materi, dan tidak pernah dapat menjelaskan sifatnya. dimensi spiritual dari realitas, seperti Tuhan, malaikat, jiwa dan alam. Oleh karena itu, para cendekiawan Islam memerlukan metode lain yang dianggap cocok untuk
  • 7. 4 mengungkap baik yang bersifat material maupun spiritual, dan para cendekiawan peradaban Islam mengadopsi dan mengembangkan metode Burbani (metode rasional). Rasionalis Muslim (filsuf dan teolog) menggunakan metode Burbani sebagai metode ilmiah untuk menemukan teori-teori rasional secara ilmiah. Dalam sejarah peradaban Islam tercatat beberapa ulama yang menggunakan metode burhani, antara lain filosof mazhab Peripatetik (al-Kindi, Al Farabi, Avicenna dan Ibnu Rusyd), teolog (khususnya Mu'tazilah dan Syiah), ahli hukum. C. Perkembangan Burhani Perkembangan Burhani Prinsip Burhani pertama kali didirikan oleh Aristoteles yang terkenal istilah metode analitis (tahlili), yaitu cara berpikir yang berbasis rencana pada masa Alexander Aprodisi, Alexander Aprodisi adalah seorang murid dan komentator Aristoteles. Metode analisisnya kini menggunakan istilah logika dan berganti nama menjadi burhani jika dikaitkan dengan pemikiran Islam. Metode Burhani pertamakali datang ke peradaban Arab-Islam Al-Khindi membawa antara tahun 185-252 H melalui sebuah naskah yang disebut Al-Falsafah Al-Ula. Esai filosofis berdasarkan filsafat Aristoteles. Al-Khindi memberikan prasasti ini kepada Khalifah Al-Makmun, yang menjabat sebagai Khalifah dari 218-227 H. Melalui artikel ini, Al-Khindi menghilangkan keraguan mereka yang sampai saat ini menolak keberadaan filsafat, menyatakan bahwa filsafat adalah cara untuk mengetahui kebenaran. Pemikiran analitis Aristoteles merambah pemikiran Islam pertama melalui program penerjemahan kitab-kitab filsafat yang dilakukan secara intensif pada masa pemerintahan al-Makmun (811-833 M); sebuah program yang oleh al- Jabiri dianggap sebagai tonggak dalam perjumpaan antara pemikiran rasional Yunani dan pemikiran keagamaan Arab, antara epistemologi Burhani Yunani dan epistemologi Arab.5 Program penerjemahan dan kebutuhan untuk menerapkan metode Burhani itu sendiri didasarkan pada tuntutan zaman yang ada. satu. Perlu diketahui bahwa pada saat itu banyak – kurang lebih – ajaran
  • 8. 5 ortodoksi Hitler berasal dari Iran, India, Persia atau cabang Islam lainnya seperti Mazdiah, Manichean, materialisme atau bahkan hobi yang bebas. seperti penolakan untuk menyelesaikan dan lain-lain diklasifikasikan dalam istilah "zaindiq". 4 Muhammad Abed al-Jabiri, Bunyah al-'Aql al-'Arabi, Bairut, Markaz ad-Dirasat Wahdah al'Arabiyah, 2007, hlm. 416-417. 5 Al- Jabiri, Takwin al-'Aql al-'Arabi, (Bairut, al-Markaz al-Tsaqafi al-Arabi, 1991), hlm. 195; Untuk melawan serangan terhadap ajaran ini,ulama Islam(ulama)merasa perlu untuk mencari sistem pemikiran rasional dan argumen mereka masuk akal karena metode bayani sebelumnya tidak lagi memadai untuk menanggapi masalah baru yang sangat berbeda dan sedikit diketahui sebelum Peneliti pertama yang memperkenalkan dan menerapkan metode Burhani adalah al-Khindi (806-875 M). Dalam kata pengantar buku Filsafat Pertama (ke-Filsafat al-Ula), didedikasikan untuk khalifah al- Mu'tashim (833-842M), al-Khindi menulis pembahasan tentang subjek dan posisi filsafat, serta No-Kegembiraannya pada orang yang anti filsafat, yaitu orang Bayan. Sebenarnya, karena referensi filosofisnya sangat sedikit diterjemahkan dalam bahasa Arab, metode analisis (burhani) diperkenalkan oleh al-Khindi.tidak begitu bergema. Namun, al-Khindi memperkenalkan dirinya masalah baru dalam pemikiran Islam;Kesamaana antara pengetahuan manusia dan Tuhan, serta mewarisi pertanyaan-pertanyaan filosofis yang masih ada sampai sekarang; 1. Penciptaan alam semesta, bagaimana ia menjadi ada, 2. jiwa yang tidak berkematian apa apa artinya dan bagaimana pembuktiannya, 3. bagian dari pengetahuan tentang Tuhan, apaitu ada hubungannya dengan astrologi dan bagaimana hal itu terjadi. Metode rasional atau burhani ini semakin terintegrasi ke dalam sistem Pemikiran Islam Arab setelah mas al-Razi (865-925 M). Ini lebih ekstrim teologi dan dikenal sebagai rasionalis murni yang hanya percaya Masuk akal. Menurut Al-Razi, pada prinsipnya semua ilmu bisa dipelajari laki-laki selama dia laki-laki. Metode Burhan akhirnya menemukan tempatyangnnyatad dalam sistem Pemikiran Islam setelah masa al-Farabi (870-
  • 9. 6 950M). ffilsu parapatik dikenal sebagai “guru kedua” (al-muallimal-ttsani setelah Aristoteles sebagai “guru pertama” (al-muallim al-awwal) karena pengaruhnyayang besar tidak hanya dalam meletakkan dasar-dasar filsafat Islam menurut Aristoteles Burhani menggunakan epistemologi dalam filsafatnya bahkan memposisikannya sebagai metode yang terbaik dan paling unggul, oleh karena itu ilmu filsafat Penerapan metode Burhani lebih diutamakan daripada pelajaran agama; ilm al-kalam (teologi) dan fikih (yurisprudensi) tidak menggunakan metode Burhani 7 Ibnu Rusdy (1126-1198M) melakukan hal yang sama. D. Sumber Pengetahuan Burhani Burhani adalah model mental non-tekstual serta pengalaman. Sumber pengetahuan adalah sosial, budaya, alam, dll. Pendekatan Burhani melalui eksperimentasi, observasi dan penemuan. implikasi berpikirnya sistematis, logis, dinamis dan kreatif. Untuk mendapatkan ilmu,gunakan burhani silogisme. Menurut Aristoteles, penarikan kesimpulan dengan silogisme ini harus memenuhi beberapa syarat, yaitu satu. Ketahui latar belakang pembuat premis. b. Ada konsistensi logis antara alasan dan kesimpulan. dibandingkan dengan Kesimpulan yang ditarik harus pasti dan benar. Sains mengandalkan bukti empiris untuk menguji kebenarannya,sementara filsafat tidak puas dengan bukti ini. Filsafat ingin mencapai kebenaran yang lebih tinggi dengan akal. Apalagi setelah menyadari bahwa kebenaran yang bisa diperoleh melalui bukti empiris berbasis indrawi adalah kebenaran yang bobotnya sangat kecil. Indera seringkali "membodohi" dan bahkan bertentangan dengan akal dalam beberapa kasus. Namun, sebagai penguat indera, sains sebenarnya menggunakan akal juga. Alasan memberikan penjelasan ini. Bisa juga sebaliknya, indera memberikan bukti, sementara akal mencoba menafsirkan aliran pemikiran untuk menghasilkanbukti. 8 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam dari Metode Rasional ke Kritis, (Ed. Airlangga) h. 272 Derajat silogisme burhani adalah silogisme dialektis di mana banyak digunakan dalam penyusunan konsep-konsep teologis. Silogis media lektika adalah bentuk silogisme yang terdiri dari basa-basis yang hanya bersifat perkiraan persuasif, tidak sampai pada persuasi seperti yang ditunjukkan dalam silogisme. Materi
  • 10. 7 premis silogisme dialektis muncul dalam bentuk pendapat umum diterima (masyhurat) tanpa uji tuntas. Karena itulah nilai ilmu dari silogisme dialektis tidak dapat sesuai dengan pengetahuan yang berasal dari metode pembuktian silogisme. Itu di bawah pengetahuan yang terbukti. Epistemologi burhani digunakan untuk mengukur benar atau tidaknya sesuatu yang didasarkan pada komponen kemampuan alamiah manusia dalam bentuk pengalaman dan nalar tanpa dasar dari teks pewahyuan suci yang melahirkannya seluler. Oleh karena itu, sumber ilmu dengan penalaran burhani bersifat faktual dan Berbicara dari pengalaman; alam, masyarakat dan manusia. Artinya, ilmu yang didapat adalah hasilnya penelitian, hasil percobaan, hasil percobaan, baik di laboratorium maupun di alam nyata, baik sosial maupun alam. Pola pikir ini digunakan adalah induktif, yaitu generalisasi dari hasil penelitian empiris. Menilik epistemologi burhani, keduanya tidak dapat dipisahkan metode sebelumnya yaitu epistemologi bayani dan ifani. dari kombinasi ini munculnya penalaran induktif, yaitu upaya memadukan model berpikir deduktif dan induksi antara hasil dan hasil membaca kontekstual tekstual hasil penelitian empiris, ternyata kemudian melahirkan ilmu keislaman yang komprehensif (selesai), luar biasa dan kemudian mungkin sebenarnya dua epistemologi ini tidak jauh berbeda dengan epistemologi burhani. Perbedaan ini hanyalah salah satu faktor perbedaan episteme, dimana episteme masih dibangun di atas Al- Quran dan Al-Hadits. Namun berbeda dengan inferensi bayani, inferensi burhani tolak asas infisal (putuskan, putuskan), tajwiz (fleksibilitas, fleksibilitas) dan qiyas (analog berdasarkan serupa). 9 9 Demikian pula, hal. 121-122. 'Mi Hosobollah, Usul at-Tasyri' al-hlami (bahasa Mesir:Daral-Ma'arif, 1971), hal.293 Untuk mendorong orang agar menggunakan pikiran mereka untuk berfungsi,Tajuk rencana yang digunakan dalam Al-Qu'an beragam:terkadang menggunakan pertanyaan untuk memikirkan perbedaan antara orang yang berpengetahuan luas dan orang yang tidak berpengetahuan (Az-Zumar [39]: 9), terkadang menggambarkan ciptaan Allah SWT. kemudian diakhiri dengan kesadaran, seperti dalam surat Ar-Ruum [30]:21, 24 dan 28; Di tempat lain, Al-Quran menggunakan kata afala (mengapa tidak) yang
  • 11. 8 diasosiasikan dengan kata kerja waktu berjalan (fi'il mudhari') sering kali di akhir kalimat, seperti mengapa kamu tidak berpikir (Al-an 'am [6] :50), mengapa kamu tidak menggunakan akal (As-Saffat [37]:138). E. Cara Burhani mendapatkan ilmu Burhani lebih mengandalkan kekuatan nalar, nalar, yang berkembang melalui argumen logis dan bahkan argumen agama hanya dapat diterima selama argumen konsisten dengan logika rasional. Al-Jabiri telah menunjukkan bahwa Burhani memperoleh pengetahuan melalui prinsip-prinsip logika atas pengetahuan sebelumnya yang kebenarannya diketahui. Selain itu, argumen logis ini membuat penilaian dan keputusan tentang informasi yang masuk melalui indera, yang dikenal sebagai tasawwur dan tasdiq. Tasawwur adalah pembentukan konsep berdasarkan data dari indera sedangkan tasdiq adalah proses pembuktian fakta atau konsep.2.4.1 Bahasa dan logika Menurut ahli bahasa al-Shirafi, kata itu muncul lebih awal makna, dan setiap bahasa mencerminkan lebih dari budaya masyarakat 10 Mujamil Qomar, Epistemologi Pendidikan Islam dari Rasionalke Metodis Review, (Pusat Penerbit: Airlangga) h. 274 11 A khudori Soleh, Wacana Baru Filsafat Islam, (editor: perpustakaan mahasiswa 2004), 219 Konsep matta diperkuat oleh al farabi, bahwa konsepsi intelektual tentang esensi yang diambil dari objek eksternal yang ditangkap oleh indera. Prinsip kerjanya adalah: 1. Kehadiranobjekeksternal: materi atau immateri 2. Munculnya gambaran atau persepsi dalam pikiran 3. Ekspresi gambaran dalam pikiran melalui bahasa atau kata-kata. Dengan kata lain, sebuah kata atau bahasa tidak lebih dari salinan susunan makna yang ada dalam pikiran, dan susunan makna yang ada dalam pikiran tidak lebih dari salinan benda-benda di alam semesta. Oleh karena itu, makna atau logika adalah yang pertama dan utama. untuk bahasa, dan lingkup aktivitas logika berada pada level pemikiran dan bukan pada level kata atau bahasa.13 Jika dalam pikirannya ia membentuk konsep kebenaran, maka kebenaran yang sebelumnya tidak diketahui akan muncul pada saat yang bersamaan.
  • 12. 9 F. Silogisme Burhani Ciri utama burhani adalah silogisme, tetapi silogisme tidak menunjukkan burhani. Dalam bahasa Arab, silogisme diterjemahkan sebagai 'qiyas', atau 'alqiyas al-jam'i, artinya mengumpulkan. Dalam istilah silogisme, itu adalah bentuk argumen di mana dua proposisi, yang disebut premis, dirujuk bersama sedemikian rupa sehingga suatu keputusan (kesimpulan) pasti.12 Al jabiri, bunyah, 421 dalam Filsafat Islam, (yogyakarta:perpustakaan mahasiswa 2004),223 13 Ibid 435Dalam Filsafat Islam, (yogyakarta:perpustakaan siswa 2004),223 pendamping.Karena burhani didasarkan pada ilmu di luar, sebelum berbuat Silogisme harus dibuat menurut langkah-langkah berikut: 1. Lapisan ilmu (ma'qulat) 2. Nyatakan langkah (suka) 3. Tahapi inferensi (tahlilat) Tahap pemahaman adalah proses abstraksi dari objek eksternal menembus pikiran. Tahap tutur adalah proses pembentukan kalimat atau proporsi (qadliah) dari konsepsi yang ada. Tahap argumentasi adalah proses penarikan kesimpulan berdasarkan hubungan antar premis premis yang ada, dan disinilah silogisme berlangsung. Simpulkan dengan Silogisme ini harus memenuhi beberapa syarat 1) mengetahui konteks menyiapkan premis, 2) ada koherensi logis antara alasan dan kesimpulan, 3) kesimpulan yang ditarik harus pasti dan benar, sehingga tidak mungkin menimbulkan fakta atau kepastian lainnya Suatu premis dapat dianggap meyakinkan jika memenuhi tiga syarat, (1) keyakinan bahwa sesuatu (premis) ada atau tidak dalam keadaan khususnya, (2) keyakinan bahwa sesuatu tidak bisa menjadi sesuatu selain diri sendiri, (3) semacam pengetahuan tentang keyakinan bahwa kepercayaan kedua tidak bisa sebaliknya. silogisme burhani menggunakan pengetahuan dasar sebagai premis. Selain itu, Anda bisa menggunakan jenis pengetahuan indrawi, asalkan objek itu pengetahuan indrawi harus selalu sama (konstan) seperti yang diamati, di mana saja, kapan saja, dan tidak ada yang menyimpulkan sebaliknya.
  • 13. 10 G. Peran burhani dalam epistemologi Selanjutnya Menurut Suhrawardi (1154-1192) ada kekurangan burhani rasionalisme antara yang lain, (1) bahwa ada kebenaran yang tidak dapat dicapai oleh akal atau 14Ibid, 433-436 Dalam filsafat Islam, (yogyakarta:perpustakaan siswa 2004),225 didekati dengan burhani, (2) memiliki eksistensi di luar akal yang dapat dijangkau akal tetapi tidak dapat dijelaskan dengan burhani, seperti masalah warna warna, rasa, bau atau gambar, (3) proses burhani yang menyatakan bahwa sifat-sifat sesuatu harus ditentukan oleh sifat-sifat lain akan menimbulkan proses tanpa akhir, yang artinya tidak akan ada omong kosong apa pun yang dapat diketahui. menggabungkan metode Burhnai berdasarkan kekuatan nalar dengan kekuatan Irfani berdasarkan kekuatan hati melalui fungsi hash atau intuisi. Namun metode Isyraqi dikatakan masih memiliki kelemahan, sehingga metode filsafat transendental (hikma al muta'aliyah) dimunculkan oleh Mulla Sadra (1571-1640), yang menggabungkan bayani, burhani dan irfani.
  • 14. 11 BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Dengan bantuan hubungan, burhani mendorong perkembangan pemikiran filsafat Islam. Ini juga berkontribusi pada pengembangan epistemologi lainnya. Burhani tetap menjadi andalan bagi epistemologi berikutnya, isyraqiyahal dan al-hikmah al-muta'aliyah. tapi itu tidak berarti burhani saya benar-benar sempurna. untuk eksis Beberapa komentar tentang epistemologi ini. 1. Ada kebenaran yang tidak dapat dicapai oleh pikiran. Jadi ada kebenaran lain yang tidak bisa didekatidengansilogisme. 2. Sebuah silogisme tidak dapat dijelaskan secara empiris di luar pikiran. Artinya, tidak semua keadaan atau objek diungkapkan oleh silogisme. 3. Prinsip logika Burhani, yang menyatakan bahwa sifat-sifat suatu benda yang harus ditentukan oleh sifat-sifat lainnya mengakibatkan proses yang tidak ada habisnya. Artinya tidak akan ada absurditas yang diketahui. 4. Kesimpulan sebenarnya tertuang dalam pernyataan umum yang disebut premis utama; jika belum ada, percuma menggunakan silogisme ini, karena sesuatu yang tidak ada tidak menghasilkan sesuatu yang badapa 5. Silogisme cenderung menipu para pendukungnya ke dalam pemikiran hitam putih karena mereka tidak mengetahui kebenaran pihak lain. Kebenaran hanyaadad di pihaknya. B. Saran Mencari solusi dari setiap masalah itu harus cerdas, itu juga perlu cara yang tepat untuk menyelesaikan masalah. Maka diperlukan kemauan yang kuat untuk memahami cara berpikir dalam Islam, agar keputusan selanjutnya tidak menyinggung perasaan kita sebagai umat Islam.
  • 15. 12 DAFTAR PUSTAKA Al-Jabiri, Bunyab al-Aql al-Araby, Edi Susanto Dimensions of Contemporary Islamic Studies (Ĝakarto:Kencana, 2016), s. 121. Al-Jabiri, Muhammad Abed.1991. Bunyah Al-Aql Al- Arabi.Beirut: Al-Markaz Al-Tsaqafi Al- Arabi. Amin Abdullah, Filsafat Islam bukan sekedar sejarah pemikiran dalam Abd Haris dkk., Islamic Epistemology (Medan: Penerbitan Utama, 2016), hal. 68. 95 Arif, Mahmud. Al-Jami’Ah. Pertautan Epistemologi Bayani Dan Pendidikan Islam (Vol.40.No.1). Chamami, M. Rikza.2014.Epistemologi Keilmuan Islam.Semarang: Universitas Islam Negeri Walisongo. Earle,Wiliam James.1992.Introduction To Philosophy.New York-Toronto : Mc. Grawhill,Inc. Makiah, Zulpa. Epistemologi Bayani, Burhani Dan Irfani Dalam Memperoleh Pengetahuan Tentang Mashlahah.Banjarmasin: IAIN Antasari. Tim Dosen Filsafat Ilmu Fakultas Filsafat UGM.2002.Filsafat Ilmu Sebagai Dasar Mochamad Hasyim , Epistemologi Islam (Bayani, Burhani, Irfani) : Jurnal Al- Murabbi 3 (2), 217-228, 2018 Wira Hadikusuma , Epistemologi Bayani, Irfani dan Burhani Al-Jabiri dan Relevansinya Bagi Studi Agama Untuk Resolusi Konflik dan Peacebuilding : Jurnal Ilmiah Syi'ar 18 (1), 2018