SlideShare a Scribd company logo
MAKALAH FARMAKOGNOSI
” EKSTRAKSI CARA PANAS”
Di susun oleh:
1. Anty Larasati 1911102415015
2. Elsa Putri Mayang Sari 1911102415001
3. Gilang Pangestu Priyai 1911102415121
4. Meliyana Dwi Pangesti 1811102415072
5. M. Tursina bakti Marisi 1811102415064
6. Putri Nanda Lestari 1911102415038
7. Salsabila Azzahra 1911102415112
8. Suhaizatun Nadiya 1911102415143
9. Vina Rabiatul Jannah 1911102415141
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR
2020
ii
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana
berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang
berjudul “EKSTRAKSI CARA PANAS”.
Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum.
Adapuan tujuan kami menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen
pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah FARMAKOGNOSI. Di
sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai
EKSTRAKSI CARA PANAS.
Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh kare itu,
kami mengharap kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah
kami untuk kedepannya.Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua
terutama bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Farmakognosi.
Samainda, 06 Oktober 2020
Penulis
iii
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR .........................................................................................ii
DAFTAR ISI ......................................................................................................iii
BAB I..................................................................................................................1
PENDAHULUAN ...............................................................................................1
1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1
1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2
1.3 Tujuan........................................................................................................2
BAB II.................................................................................................................3
PEMBAHASAN..................................................................................................3
2.1 Pembagian Jenis Ekstraksi..........................................................................3
2.1.1 Metode Infudasi ...................................................................................3
2.1.2 Metode Refluks....................................................................................5
2.1.3 Metode Destilasi Uap Air.....................................................................8
2.1.4 Metode Soxhletasi..............................................................................10
BAB III..............................................................................................................14
PENUTUP.........................................................................................................14
3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14
3.2 Saran........................................................................................................14
DAFTAR PUSTAKA
LAMPIRAN
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena
kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk
memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan
pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan
campuran.Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai
melalui penyaringan pasir dan arang.
Ekstraksi pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah
gugus yang diinginkan.Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut
organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam
pemilihan pelarut organik diusahakan agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini
pelarut organik dan air) tidak saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya
proses pemisahan dilakukan dalamcorong pemisah dengan jalan pengocokan
beberapa kali. Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat
campur (immiscible).
Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut
juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular.
Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam
tingkat makro ataupun mikro.Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus
atau canggih kecuali corong pemisah.Prinsip metode ini didasarkan pada
distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang
tidak saling bercampur seperti benzene, karbon tetraklorida atau
kloroform.Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang
berbeda dalam kedua fase pelarut.Teknik ini dapat digunakan untuk
preparative dan pemurnian.Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia
analisis.
2
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa saja pembagian jenis ekstraksi?
2. Apa yang dimaksud metode infudasi?
3. Apa yang dimaksud metode refluks?
4. Apa yang dimaksud metode destilasi uap air?
5. Apa yang dimaksud metode soxhletasi?
1.3 Tujuan
1. Mengetahui pembagian jenis ekstraksi.
2. Mengetahui apa itu metode infudasi.
3. Mengetahui apa itu metode refluks.
4. Mengetahui apa itu metode destilasi uap air.
5. Mengetahui apa itu metode soxhletasi.
3
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pembagian Jenis Ekstraksi
Ekstraksi secara panas dilakukan untuk mengekstraksi komponen kimia
yang tahan terhadap pemanasan seperti glikosida, saponin dan minyak-
minyak menguap yang mempunyai titik didih yang tinggi, selain itu
pemanasan juga diperuntukkan untuk membuka pori-pori sel simplisia
sehingga pelarut organik mudah masuk ke dalam sel untuk melarutkan
komponen kimia. Metode ekstraksi yang termasuk cara panas yaitu (Tobo,
2001).
2.1.1 Metode Infudasi
Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk
menyari zat aktif yang larut dalam air dari bahan nabati, yang dilakukan
dengan cara membasahi dengan air. Biasanya dua kali bobot bahan,
kemudian ditambah dengan air secukupnya dan dipanaskan dalam
tangas air selama 15 menit dengan suhu 90° – 98° C, sambil sekali-kali
diaduk. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan melalui
ampasnya. Umumnya 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan (
Depkes, 1986).
Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak
stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari
ynag diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam.
Umumnya digunakan untuk simplisia yang mempunyai jaringan lunak,
yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan
pemanasan lama.(Depkes, 1995).
4
Gambar 1. Alat Infudasi
Pada metode infudasi terlebih dahulu harus dibuatkan infus. Cara
pembuatannya yaitu :
1) Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot
bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali
bobot bahan
2) Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit
pada suhu 90°-98° C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan
10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak diambil10 bagian
bahan. Hal ini disebabkan karena :
a) Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit
kina digunakan 6 bagian.
b) Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan,
misalnya daun kumis kucing, sekali minum infuse 100cc
karena itu diambil ½ bagian.
c) Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagian
d) Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan ½ bagian
3) Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah
bahan kimia misalnya asam sitrat untuk infuse kina dan kalium
atau natrium karbonat untuk infuse kelembak.
4) Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali
bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.
5
5) Simplisia yang digunakan untuk ppembuatan infuse harus
mempunyai derajat kehalusan tertentu (Depkes, 1995).
Prosedur pengerjaan selanjutnya, yaitu simplisia yang telah
dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah ditetapkan
dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panic. Kemudian
dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu
dalam panci mencapai 90°, sambil sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai
sewaktu masih panas melalui kain flannel.Untuk mencukupi
kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Infuse
simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin.
Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas.
Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh
dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan
sebelum direbus dibuat massa seperti bubur. Buah adas dan buah adas
manis dipecah terlebih dahulu.(Depkes, 1995)
Keuntungan dari metode infudasi, antara lain :
a) Unit alat yang dipakai sederhana
b) Biaya operasionalnya relative rendah (Depkes, 1995)
Kerugian, antara lain :
a) Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap
kembali, apabila kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh)
b) Hilangnya zat-zat atsiri
c) Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, disamping itu simplisia
yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan
menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut.
(Depkes, 1995).
2.1.2 Metode Refluks
Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik
didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif
konstan dengan adanya pendingin balik.Refluks adalah teknik yang
6
melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat ini ke sistem dari
mana ia berasal. Hal ini digunakan dalam industri dan laboratorium
distilasi.Hal ini juga digunakan dalam kimia untuk memasok energy
untuk reaksi-reaksi selama jangka waktu yang panjang.Campuran reaksi
cair ditempatkan dalam sebuah wadah terbuka hanya di bagian
atas.Kapal initerhubung ke kondensor Liebig, seperti bahwa setiap uap
yang dilepaskan kembali ke didinginkan cair, dan jatuh kembali ke
dalam bejana reaksi.Kapal kemudian dipanaskan keras untuk kursus
reaksi. Alat refluks dapat dilihat pada gambar 1
Gambar 2. Alat Refluks
Prinsip kerja pada metode refluks yaitu penarikan komponen kimia
yangdilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat
bersama-samadengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari
terkondensasi padakondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari
yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali
sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung
(Akhyar, 2010).
Ekstraksi dengan metode refluks digunakan untuk simplisia dengan
kandungan zat aktif yang tahan terhadap pemanasan.Alat refluks ini
7
terbuat dari bahan gelas dimana bagian tengahnya dilengkapi dengan
lingkaran gelas yang berbentuk spiral atau bola.Untuk mengekstraksi
bahan dimasukkan kedalam labu alas bulat bersama cairan penyari
kemudian dipanaskan. Cairan penyari ini akan mendidih, menguap dan
berkondensasi pada pendingin tegak, lalu turun kembali pada labu dan
sekaligus mengekstraksi kembali. Proses ini berlangsung secara
berkesinambungan sampai bahan tersari sempurna. Pengerjaan ini
dilakukan sebanyak 3-4 kali selama 3-4 jam.Filtrat yang diperoleh
dikumpulkan dan dipekatkan (Depkes, 1986).
Simplisia yang biasa diekstraksi adalah simplisia yang mempunyai
komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan mempunyai
tekstur yang keras seperti akar, batang, buah, biji dan herba (Depkes,
1986).
Serbuk simplisia atau bahan yang akan diekstraksi secara refluks
ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan
ditambahkan pelarut organik misalnya methanol sampai serbuk
simplisia terendam kurang lebih 2 cm di atas permukaaan simplisia atau
2/3 dari volume labu, kemudian labu alas bulat dipasang kuat pada statif
pada waterbath atau heating mantel, lalu kondendor dipasang pada labu
alas bulat yang dikuatkan dengan klem dan statif. Aliran air dan
pemanas (water bath) dijalankan sesuai dengan suhu pelarut yang
digunakan. Setelah 4 jam dilakukan penyarian. Filtratnya ditampung
pada wadah penampung dan ampasnya ditambah lagi pelarut dan
dikerjakan seperti semula, ekstraksi dilakukan selama 3-4 jam.Filtrat
yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan rotavapor,
kemudian dilakukan pengujian selanjutnya (Ditjen POM, 1986).
Keuntungan dari metode ini adalah (Depkes, 1986):
 Dapat mencegah kehilangan pelarut oleh penguapan selama proses
pemanasan jika digunakan pelarut yang mudah menguap atau
dilakukan ekstraksi jangka panjang.
8
 Dapat digunakan untuk ekstraksi sampel yang tidak mudah rusak
dengan adanya pemanasan.
Adapun kerugian dari metode ini adalah prosesnya sangat lama dan
diperlukan alat – alat yang tahan terhadap pemanasan (Depkes, 1986).
2.1.3 Metode Destilasi Uap Air
Metode destilasi uap diperuntukkan untuk menyari simplisia yang
mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang
mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal, dan biasanya
pada proses pemanasan kemungkinan akan kerusakan zat aktif dan
mencegah kerusakan tersebut maka dilakukan penyarian secara destilasi
uap air. Misalnya pada penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam
tanaman Sereh (Cymbopogon nardus).Pada metode ini uap air
digunakan untuk menyari simplisia dengan adanya pemanasan kecil uap
air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan
dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul-molekul
air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah diisi
air.Penyulingan dilakukan hingga sempurna. Pada pemanasan biasa
memungkinkan akanterjadi kerusakan zat aktif. Untuk mencegah hal
tersebut maka penyarian dilakukan dengan destilasi uap air air (Depkes,
1986).
Gambar 3. Alat Destilasi
9
Sampel yang akan diekstraksi direndam dalam gelas kimia selama 2
jam setelah itu dimasukkan ke dalam bejana B, bejana A diisi air dan
pipa-pipa penyambung serta kondensor dan penampung corong pisah
dipasang dengan kuat. Api Bunsen bejana A dinyalakan sehingga airnya
mendidih dan diperoleh uap air yang selanjutnya masuk ke dalam
bejana B melalui pipa penghubung untuk menyari sampel dengan
adanya bantuan api kecil pada bejana B, minyak menguap yang telah
tersari selanjutnya menguap menuju kondensor, karena adanya
pendinginan balik uap dari minyak menguap ini, maka uap air yang
terbentuk menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah berisi
air (Depkes, 1986).
Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur
digabungkan, tiap cairan bertindak seolah – olah pelarut itu hanya
sendiri, dan menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari
campuran yang mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial,
yaitu tekanan yang digunakan oleh komponen tunggal, karena
pendidihan yang dimaksud yaitu tekanan uap total sama dengan tekanan
atmosfer, titik didih dicapai pada temperatur yang lebih rendah daripada
jika tiap – tiap cairan berada dalam keadaan murni (Depkes, 1986).
Keuntungan dari destilasi uap ini adalah titik didih dicapai pada
temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap– tiap cairan berada
dalam keadaan murni. Selain itu, kerusakan zat aktif pada destilasi
langsung dapat diatasi pada destilasi uap ini.Kerugiannya adalah
diperlukannya alat yang lebih kompleks dan pengetahuan yang lebih
banyak sebelum melakukan destilasi uap ini (Depkes, 1986).
Berdasarkan proses kerjanya penyulingan dapat digolongkan
menjadi 3 cara yaitu (Sudjadi, 1986) :
a) Penyulingan dengan air
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai volumenya
hamper separuh, lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih sampel
dimasukkan ke dalam ketel penyulingan, sehingga air dan minyak
10
atsiri menguap secara bersamaan ke dalam kondensor pendingin dan
mengalami pengembunan dan mencair kembali yang selanjutya
dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari
air
b) Penyulingan dengan air dan uap
Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai pada batas
saringan. Sampel diletakkan di atas saringan, sehingga sampel tidak
berhubungan langsung dengan air mendidih akan tetapi akan
berhubungan dengan uap air di mana air yang menguap akan
membawa partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke
kondensor sehingga terjadinya pengembungan dan uap air
bercampur minyak atsiri tersebut akan mencair kembali dan
selanjutnya dialirkan ke alat pemisah minyak atsiri dan air
c) Penyulingan dengan uap
Prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan uap ketel dan ketel
penyulingan terpisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu
uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi sampel, sehingga
partikel-partikel minyak atsiri pada sampel akan terbawa bersama
uap menuju kondensor selanjutnya diembunkan kemudian mencair
dan mengalir ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri
dari air.
2.1.4 Metode Soxhletasi
Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang
terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang–ulang
dengan pelarut yangsama, sehingga semua komponen yang diinginkan
dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada
2 jenis, yaitu heksana (C6H14) untuk sampel kering dan metanol
(CH3OH) untuk sampel basah.Jadi, pelarut yang dugunakan tergantung
dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai
pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang–ulang (continous
11
extraction) dari sampel pelarut. Soxhletasi merupakan penyarian
simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga
menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul
air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klonsong
dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah
melewati pipa sifon Soxhlet biasa digunakan dalampengekstrasian
lemak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini
dipilihkarena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi
bahan) dan larutan sariyang dialirkan melalui sifon tetaptinggal
dalam labu, sehingga pelarutyangdigunakan untuk mengekstrak
sampel selalu baru dan meningkatkan lajuekstraksi.Waktu yang
digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarutyang
digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk
ekstraksisenyawa yang tahan panas Soxhlet merupakan Ekstraksi
padat-cairdigunakan untuk memisahkan analit yang terdapat
pada padatan menggunakanpelarut organik. Padatan yang akan
diekstrak dilembutkan terlebih dahulu dengancara ditumbuk atau juga
diiris-iris. Kemudian padatan yang telah halus dibungkusdengan kertas
saring.Padatan yang terbungkkus kertas saring
dimasukkankedalam alat ekstraksi soxhlet.Pelarut organic
dimasukkan kedalam labu alasbulat.Kemudian alat ektraksi
soxhlet dirangkai dengan kondensor.Ekstraksidilakukan dengan
memanaskan pelarut organic sampai semua analit
terekstrak.Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan apabila
senyawa yangdiinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam
pelarut, dan pengotor tidak larutdalam pelarut.Jika senyawa yang
diinginkan memiliki kelarutan yang signifikandalam pelarut maka
filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkansenyawa
dari substansi pelarut.Biasanya bahan padat yang mengandung
beberapasenyawa yang diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung
tangan yang terbuatdari kertas filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang
12
utama dari ekstraktor Soxhlet.Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol
berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebutkemudian dilengkapi dengan
sebuah kondensoBahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah
kantung ekstraksi (kertas, karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat
ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang
mengandung kantung diletakkan antara labu penyulingan dengan labu
pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa.Labu
tersebut berisi bahan pelarut, yang menguap dan mencapai ke dalam
pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di dalamnya,
menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang
diekstraksi.Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah
mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam
labu.Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi melalui
penguapan bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini diperlukan
bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya
suplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung secara terus-
menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara kontinyu).
Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup
lama (sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya tinggi
(listrik, gas).Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat pemanas
langsung berhubungan dengan labu, dimana pelarut
menguap.Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi, khususnya titik
didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh negatif
terhadapbahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida,
alkaloida).Demikian pula bahan terekstraksi yang terakumulasi dalam
labu mengalami beban panas dalam waktu lama. Meskipun cara soxhlet
sering digunakan pada laboratorium penelitian untuk pengekstraksi
tumbuhan(Harper 1979).
13
Gambar 4. Alat Soxhlet
Metode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada proses
ekstraksi.Kelebihan:
a) Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan
tidaktahan terhadap pemanasan secara langsung.
b) Digunakan pelarut yang lebih sedikit
c) pemanasannya dapat diatur
Kekurangan:
a) Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah
disebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat
menyebabkanreaksi peruraian oleh panas.
b) Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan
melampauikelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat
mengendap dalamwadah dan membutuhkan volume pelarut yang
lebih banyak untuk melarutkannya.
c) Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok
untukmenggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi
14
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari
campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi secara
panas merupakan metode yang dilakukan untuk mengekstraksi komponen
senyawa kimia yang tahan terhadap pemanasan seperti senyawa pada
glikosida, saponin dan senyawa - senyawa yang mempunyai titik didih yang
tinggi. Ektraksi dengan pemanasan mempermudah cairan penyari menembus
dinding sel simplisia sehingga pelarut mudah mencapai zat aktif yang
dibutuhkan. Dimana pada metode ektraksi panas terbagi menjadi Infudasi,
Refluks, Sokletasi, Destilasi uap air dan Rotary evaporator.
3.2 Saran
Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang ekstraksi agar
para mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari
berbagai sumber agar lebih memahami lebih dalam.
DAFTAR PUSTAKA
Akhyar.2010. Uji Daya Hambat dan Analisis Klt Bioautografi Ekstrak Akar dan
Buah Bakau (rhizophora stylosa griff.) terhadap vibrio harveyi. Makassar:
Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, 2 &10, Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta.
Harper, V. W Rodwell, P.A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta : Penerbit EGC.
Rene Nursaerah M. L. 2011. Mempelajari Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit
Manggis dengan Berbagai Jenis Pelarut. Bandung: Universitas Pasundan
Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta : UGM Press
Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I. Universitas
Hasanuddin : Makassar.
LAMPIRAN DISKUSI
1. Pada metode infudasi, bagaimana cara mencegah agar zat aktif yang sudah
melalui proses penyarian agar tidak mengendap kembali?
2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses destilasi uap air dan
simplisia yang seperti apa yang digunakan pada metode ini
3. Contoh bahan nabati yang dapat di infudasi itu apa saja?
4. Ekstraksi pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah
gugus yang diinginkan. Dalam pemilihan pelarut organic diusahakan agar
kedua jenis pelarut tidak saling tercampur satu sama lain. Bagaimana jika
kedua larutan ini tercampur? Apa berdampak pada hasilnya? Jika
berdampak apakah hasilnya tidak dapat digunakan lagi?
5. mengapa pada proses ekstraksi zat-zat yang dihasilkan dapat mudah
menguap ?
6. mengapa proses pemisahan ekstrak pelarut dilakukan dengan cara
pengocokkan beberapa kali? Apa yang akan terjadi apabila pengocok kan
di lakukan hanya sekali?
7. pada proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat yang
berupa zat aktif yang larut dalam air yaitu dari bahan nabati, nah contoh
produk/ bahan dari bahan nabati apa yang paling sering digunakan pada
metode infudasi ini?
8. Pada metode infundasi disebutkan kemungkinan sebagian akan
mengendap kembali apabila kelarutan yang sudah mendingin.
Pertanyaanya, Apakah hasil ekstraksi akan maksimal? Bagaimana
mekanisme kerjanya?
9. bagaimanakah prinsip kerja infudasi?
10. Mengapa pada metode infudasi dilakukan pemanasan selama 15 menit
dengan suhu 90 derajat celcius - 98 derajat Celcius sambil sesekali diaduk?
11. Pada jenis-jenis ekstraksi panas, Apa perbedaan dari keempat metode
tersebut? Dan diantara keempat metode tersebut yang manakah yang
paling bagus untuk digunakan ekstraksi?
Jawab
1. Kerugian dari metode ini adalah zat-zat yang tertarik kemungkinan
sebagian akan mengendap kembali apabila kelarutannya sudah mendingin
(lewat jenuh). Cara mencegahnya adalah jangan sampai infusa mendingin
(lewat jenuh).
2. faktor yang mempengaruhi destilasi yaitu suhu atau pemanasan dimana
jika pemanasan terlalu besar bisa saja akan terjadi flooding (banjir),
simplisia yang dapat digunakan pada metode destilasi uap yaitu bagian
tanaman yang mengandung minyak atsiri seperti tanaman Cinnamoni
cortex
3. bahan nabati yang dapat dinfudasi yaitu daun sirih, daun kumis kucing,
rimpang jahe, rimpang temulawak, dll.
4. Jika kedua larutan ini tercampur, pada saat hasil destilasi yang telah di
dapatkan maka untuk memisahkannya menggunakan natrium sulfat,
karena berfungsi untuk mengikat air yang ikut pada minyak. Air dari
hidrolisis tersebut tidak kita pakai, hanya minyak atsiri dari senyawa yang
telah kita destilasi saja,berdampak ke hasil karena ketika ditambahkan
natrium sulfat senyawa tersebut menjadi kental karena air sudah terikat
dengan natrium sulfat dan minyak atsiri tersebut ditampung atau disimpan
di dalam wadah.
5. minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah.
Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut
dalam air dan pelarut polar lainnya. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun
dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa
tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian
besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan
terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). (Alvionita, 2014)
6. karena proses ekstraksi sendiri memerlukan suatu proses kesetimbangan
konsentrasi maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan
setelah kedua jenis pelarut diam. Jadi, tujuan pengocokan berulang
tersebut agar terjadi kesetimbangan dan jika sudah terbentuk lapisan lalu
didiamkan dan dipisahkan dan barulah bisa mendapatkan hasil ekstrasi
(Kophkar,1990) .Jika hanya dilakukan pengocokan sekali sudah jelas
proses ekstraksi tidak dapat berjalan karna tidak terjadi kesetimbangan
7. pada metode infudasi ini dapat digunakan untuk menyari zat aktif dari
bahan nabati, contoh bahan nabati yang dapat diekstraksi dengan metode
ini yaitu daun sirih, daun kumis kucing, rimpang jahe, dan lain-lain
8. Diskusi 1
 metode ini sendiri tidak dapat menghasilkan ekstrak maksimal
karna hasil sari atau ekstrak yang diperoleh biasanya tidak stabil.
Dan sangat mudah memancing datangnya kuman dan kapang,
maka dari itu untuk metode ini jika telah mendapatkan sari maka
tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam untuk menghindari
pengendapan.
Diskusi 2
 Hasilnya tetap maksimal hanya saja pada proses infundasi akan
berubah menjadi larutan lewat jenuh karena menggunakan bahan
nabati. Hasil bahan nabati adalah kristalisasi/pengendapan larutan.
Untuk membentuk kristal, fase cairan (liquid) harus melewati
kondisi lewat dingin (untuk lelehan). Kondisi tersebut dapat
tercapai melalui pendinginan dibawah titik leleh suatu komponen
(misalnya air) atau melalui penambahan sehingga dicapai kondisi
lewat jenuh (misalnya garam dan gula) pada kondisi tidak
seimbang ini, molekul-molekul pada cairan yang mengatur diri dan
membentuk struktur matriks Kristal. Pendinginan terjadi pada
proses infudasi setelah tidak ada proses pemanasan, itu sebabnya
senyawa mengalami pengendapan karena kelarutan mengalami
lewat jenuh.
9. Proses infundasi memiliki prinsip yang sama dengan perebusan, dapat
menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu/singkat (Depkes, 2000)
10. Karena perlu diketahui bahwa pada metode infudasi sediaan tidak tahan
panas dan pemanasannya pun dilakukan lebih singkat, menurut
(Depkes,1995) Umumnya digunakan simplisia yang mempunyai jaringan
lunak, yang mengandung minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan
pemanasan lama. Jadi pada dasarnya metode ini dibuat bahan yang
mengandung atsiri dan bahan yang tidak tahan pemanasan bisa merusak
zat aktif yang terkandung didalamnya
11. Pada keempat metode tersebut memiliki keunggulan masing-masing jika
disuruh memilih manakah yang lebih bagus untuk digunakan ekstraksi
jawabannya semua bagus tergantung bahan simplisia yang akan di
ekstraksi jadi tidak bisa di tentukan mana yang lebih baik . Pemilihan
metode harus tepat menyesuaikan dengan bahan yang akan di ekstrak .
Untuk perbedaan dari keempat metode tersebut
a. Metode Infudasi , tidak cocok digunakan untuk simplisia yang
mengandung zat albumin karna dapat menyebabkan penggumpalan
dan akibatnya sulit melakukan penarikan zat berkhasiatnya .
Biasanya simplisia yang digunakan yang mempunyai jaringan
lunak yang memiliki kandungan minyak atsiri, dan zat yang tak
tahan pemanasan lama (Depkes,1995)
b. Metode Refluks, tidak cocok digunakan untuk simplisia yang
memiliki tekstur lembek dikhawatirkan hancur dan tak bisa di
ambil ekstraknya .biasa simplisia yang digunakan itu yang
mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan
mempunyai tekstur keras seperti akar, batang . Karna ekstraksi
dengan metode refluks ini menggunakan pelarut pada temperatur
titik didih.
c. Metode Destilasi Uap Air , untuk metode ini biasa digunakan pada
simplisia yang mengandung minyak menguap atau yang
mengandung komponen kimia yang tahan terhadap titik didih
tinggi pada tekanan udara normal. Keunggulannya metode ini
dapat meminimalisir kerusakan zat aktif pada proses pemanasan
(Depkes, 1986)
d. Metode Soxhletasi , pada metode ini dapat digunakan pada
simplisia yang memiliki tekstur lunak dan tidak tahan pemanasan
secara langsung karna pemanasannya dapat diatur .
DAFTAR PUSTAKA
Alvionita, Astuti. 2014. Produksi Minyak Kunyit dari Bahan Baku
Rimpang Kunyit Menggunakan Destilasi Vakum (Turmeric Oil Production From
Raw Materials Of Turmeric Using Vacum Distillation. Undergraduate Thesis.
Universitas Diponegoro
Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak
Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, 3-11, 17-19, Dikjen POM, Direktorat
Pengawasan Obat Tradisional.
Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, 2 &10, Departemen Kesehatan RI,
Jakarta.
Khopkar, S. M 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press

More Related Content

What's hot

Triterpenoid
TriterpenoidTriterpenoid
Triterpenoid
Hadianti Nurfitri
 
Salep
SalepSalep
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
Kezia Hani Novita
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Meiseti Awan
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
Muhammad Luthfan
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonKezia Hani Novita
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
AsthrEey' Schwarzenegger
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
Dwi Andriani
 
Gel
GelGel
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
Rolly Scavengers
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Elvarinna Permata
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
VindaNesya
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
Luluh Armaningtyas
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)muhlisun_azim
 
Analisa sediaan kosmetika
Analisa sediaan kosmetikaAnalisa sediaan kosmetika
Analisa sediaan kosmetika
Nitha Cii CanKz Abiezz
 
Analisis Kadar Air
Analisis Kadar AirAnalisis Kadar Air
Analisis Kadar Air
RaniSuprianti
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
She'renz Angelique
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Musrin Salila
 

What's hot (20)

Triterpenoid
TriterpenoidTriterpenoid
Triterpenoid
 
Salep
SalepSalep
Salep
 
Laporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamolLaporan resmi elixir paracetamol
Laporan resmi elixir paracetamol
 
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basaAnalisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
Analisis aspirin menggunakan metode titrasi asam-basa
 
Analisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORACAnalisis Antioksidan + ORAC
Analisis Antioksidan + ORAC
 
Laporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortisonLaporan resmi krim hidrocortison
Laporan resmi krim hidrocortison
 
125474737 49535134-laporan-pk1
125474737 49535134-laporan-pk1125474737 49535134-laporan-pk1
125474737 49535134-laporan-pk1
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Laporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksiLaporan lengkap ekstraksi
Laporan lengkap ekstraksi
 
Kromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipisKromatografi lapis tipis
Kromatografi lapis tipis
 
Gel
GelGel
Gel
 
EKSTRAKSI
EKSTRAKSIEKSTRAKSI
EKSTRAKSI
 
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRIMakalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
Makalah analisa farmasi kuantitatif spektro uv vis dan fluorometri FARMASI UNSRI
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
Krim betametason
Krim betametasonKrim betametason
Krim betametason
 
High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)High performance liquid chromatography (hplc)
High performance liquid chromatography (hplc)
 
Analisa sediaan kosmetika
Analisa sediaan kosmetikaAnalisa sediaan kosmetika
Analisa sediaan kosmetika
 
Analisis Kadar Air
Analisis Kadar AirAnalisis Kadar Air
Analisis Kadar Air
 
Argentometri
ArgentometriArgentometri
Argentometri
 
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps UnnesLaporan praktikum musrin salila pps Unnes
Laporan praktikum musrin salila pps Unnes
 

Similar to Makalah Ekstraksi Cara Panas

PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
AmeliaMoniq1
 
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxPERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
chilonkduppa
 
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptxPPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
MuthmainahTuldJanah1
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
Wulung Gono
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
christianelsadeny
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
Kustian Permana
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KikiAdriani1
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
yulis adriana
 
Analisa zat padat
Analisa zat padatAnalisa zat padat
Analisa zat padat
Yunda Pertiwi
 
FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx
FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptxFITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx
FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx
mainbareng
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
Kezia Hani Novita
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
Ernalia Rosita
 
Bahan ajar merawat pakaian
Bahan ajar merawat pakaianBahan ajar merawat pakaian
Bahan ajar merawat pakaianJay Nudien
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Ajeng Putri
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
evindatoh
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
wulannsftri
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
Politeknik STT Tekstil Bandung
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaCarlosEnvious
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
CarlosEnvious
 

Similar to Makalah Ekstraksi Cara Panas (20)

PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptxPERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx
 
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptxPPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptxKIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
KIMIA_ANALITIK_1_I_PENGANTAR_KIMIA_ANALI.pptx
 
Presentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasiPresentasi fraksinasi
Presentasi fraksinasi
 
Analisa zat padat
Analisa zat padatAnalisa zat padat
Analisa zat padat
 
FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx
FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptxFITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx
FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx
 
Laporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentumLaporan resmi unguentum
Laporan resmi unguentum
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Bahan ajar merawat pakaian
Bahan ajar merawat pakaianBahan ajar merawat pakaian
Bahan ajar merawat pakaian
 
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hariLaporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan  sehari-hari
Laporan kimia sifat koligatif larutan di kegiatan sehari-hari
 
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)Ekstraksi.dingin.a2 (1)
Ekstraksi.dingin.a2 (1)
 
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosaTeknologi formulasi iii infus dekstrosa
Teknologi formulasi iii infus dekstrosa
 
Laporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzimLaporan 1 desizing cara enzim
Laporan 1 desizing cara enzim
 
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
 

More from Salsabila Azzahra

Laporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji DifusiLaporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji Difusi
Salsabila Azzahra
 
PPT Review Jurnal Mikrobiologi
PPT Review Jurnal MikrobiologiPPT Review Jurnal Mikrobiologi
PPT Review Jurnal Mikrobiologi
Salsabila Azzahra
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
Salsabila Azzahra
 
Perhitungan Klirens
Perhitungan KlirensPerhitungan Klirens
Perhitungan Klirens
Salsabila Azzahra
 
Surat Pernyataan Keberatan Nilai
Surat Pernyataan Keberatan NilaiSurat Pernyataan Keberatan Nilai
Surat Pernyataan Keberatan Nilai
Salsabila Azzahra
 
Laporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Laporan Resmi Uji Stabilitas EmulsiLaporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Laporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Salsabila Azzahra
 
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Salsabila Azzahra
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Salsabila Azzahra
 
PPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
PPT Penyakit Parkinson + Script For AudioPPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
PPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
Salsabila Azzahra
 
Laporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ILaporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media I
Salsabila Azzahra
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Salsabila Azzahra
 
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for AudioDiagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Salsabila Azzahra
 
Laporan Sementara Uji Kelarutan
Laporan Sementara Uji KelarutanLaporan Sementara Uji Kelarutan
Laporan Sementara Uji Kelarutan
Salsabila Azzahra
 
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik SterilisasiLaporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
Salsabila Azzahra
 
Laporan Resmi Uji Kelarutan
Laporan Resmi Uji KelarutanLaporan Resmi Uji Kelarutan
Laporan Resmi Uji Kelarutan
Salsabila Azzahra
 
Laporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Laporan Sementara Uji Rheologi dan ViskositasLaporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Laporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Salsabila Azzahra
 
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiLaporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Salsabila Azzahra
 
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ILaporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Salsabila Azzahra
 
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Tugas Pengantar Ilmu LingkunganTugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Salsabila Azzahra
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Salsabila Azzahra
 

More from Salsabila Azzahra (20)

Laporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji DifusiLaporan Resmi Uji Difusi
Laporan Resmi Uji Difusi
 
PPT Review Jurnal Mikrobiologi
PPT Review Jurnal MikrobiologiPPT Review Jurnal Mikrobiologi
PPT Review Jurnal Mikrobiologi
 
Review Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi GasReview Jurnal Kromatografi Gas
Review Jurnal Kromatografi Gas
 
Perhitungan Klirens
Perhitungan KlirensPerhitungan Klirens
Perhitungan Klirens
 
Surat Pernyataan Keberatan Nilai
Surat Pernyataan Keberatan NilaiSurat Pernyataan Keberatan Nilai
Surat Pernyataan Keberatan Nilai
 
Laporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Laporan Resmi Uji Stabilitas EmulsiLaporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
Laporan Resmi Uji Stabilitas Emulsi
 
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
Patofisiologi dan Etiologi SARS dan MERS
 
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
Review Jurnal Sifat Material Pada Obat Asam Mefenamat dan Amoksisilin yang Di...
 
PPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
PPT Penyakit Parkinson + Script For AudioPPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
PPT Penyakit Parkinson + Script For Audio
 
Laporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media ILaporan Resmi Pembuatan Media I
Laporan Resmi Pembuatan Media I
 
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiMakalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi
 
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for AudioDiagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
Diagram Sistem Pertahanan Tubuh + Script for Audio
 
Laporan Sementara Uji Kelarutan
Laporan Sementara Uji KelarutanLaporan Sementara Uji Kelarutan
Laporan Sementara Uji Kelarutan
 
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik SterilisasiLaporan Sementara Teknik Sterilisasi
Laporan Sementara Teknik Sterilisasi
 
Laporan Resmi Uji Kelarutan
Laporan Resmi Uji KelarutanLaporan Resmi Uji Kelarutan
Laporan Resmi Uji Kelarutan
 
Laporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Laporan Sementara Uji Rheologi dan ViskositasLaporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
Laporan Sementara Uji Rheologi dan Viskositas
 
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik SterilisasiLaporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
Laporan Resmi Praktikum Teknik Sterilisasi
 
Laporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media ILaporan Sementara Pembuatan Media I
Laporan Sementara Pembuatan Media I
 
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Tugas Pengantar Ilmu LingkunganTugas Pengantar Ilmu Lingkungan
Tugas Pengantar Ilmu Lingkungan
 
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus IntravenaTugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
Tugas Hitungan Parameter Farmakokinetika dan Infus Intravena
 

Recently uploaded

Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
sitispd78
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
inganahsholihahpangs
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
NiaTazmia2
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
NanieIbrahim
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
margagurifma2023
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
SdyokoSusanto1
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
junarpudin36
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
muhamadsufii48
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
esmaducoklat
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Fathan Emran
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
JALANJALANKENYANG
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
akram124738
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
budimoko2
 

Recently uploaded (20)

Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdfMODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
MODUL AJAR MAT LANJUT KELAS XI FASE F.pdf
 
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdfSeminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
Seminar Pendidikan PPG Filosofi Pendidikan.pdf
 
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdekaSOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
SOAL ASAS SENI MUSIK kelas 2 semester 2 kurikulum merdeka
 
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIANSINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
SINOPSIS, TEMA DAN PERSOALAN NOVEL MENITI IMPIAN
 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
 
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata anginMedia Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
Media Pembelajaran kelas 3 SD Materi konsep 8 arah mata angin
 
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdfPPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
PPT ELABORASI PEMAHAMAN MODUL 1.4. budaya positfpdf
 
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfRANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
RANCANGAN TINDAKAN UNTUK AKSI NYATA MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
 
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudahrefleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
refleksi tindak lanjut d pmm agar lebih mudah
 
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Matematika Kelas 8 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamiiAksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
Aksi Nyata Erliana Mudah bukan memahamii
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]
 
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdfKelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
Kelompok 2 Tugas Modul 2.1 Ruang Kolaborasi.pdf
 
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
 
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptxObservasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
Observasi-Kelas-oleh-Kepala-Sekolah.pptx
 
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDFJUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
JUKNIS SOSIALIASI PPDB JATENG 2024/2025.PDF
 

Makalah Ekstraksi Cara Panas

  • 1. MAKALAH FARMAKOGNOSI ” EKSTRAKSI CARA PANAS” Di susun oleh: 1. Anty Larasati 1911102415015 2. Elsa Putri Mayang Sari 1911102415001 3. Gilang Pangestu Priyai 1911102415121 4. Meliyana Dwi Pangesti 1811102415072 5. M. Tursina bakti Marisi 1811102415064 6. Putri Nanda Lestari 1911102415038 7. Salsabila Azzahra 1911102415112 8. Suhaizatun Nadiya 1911102415143 9. Vina Rabiatul Jannah 1911102415141 PROGRAM STUDI FARMASI FAKULTAS KESEHATAN DAN FARMASI UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN TIMUR 2020
  • 2. ii KATA PENGANTAR Puji dan syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, yang mana berkat rahmat dan karunia-Nya kami dapat menyelesaikan makalah kami yang berjudul “EKSTRAKSI CARA PANAS”. Dalam makalah ini kami menjelaskan mengenai pengertian secara umum. Adapuan tujuan kami menulis makalah ini yaitu untuk memenuhi tugas dari dosen pengampu yang membimbing kami dalam mata kuliah FARMAKOGNOSI. Di sisi lain, kami menulis makalah ini untuk mengetahui lebih rinci mengenai EKSTRAKSI CARA PANAS. Kami menyadari makalah ini masih jauh dari kesempurnaan.Oleh kare itu, kami mengharap kritik dan saran para pembaca demi kesempurnaan makalah kami untuk kedepannya.Mudah-mudahan makalah ini bermanfaat bagi kita semua terutama bagi mahasiswa-mahasiswa yang mengikuti mata kuliah Farmakognosi. Samainda, 06 Oktober 2020 Penulis
  • 3. iii DAFTAR ISI KATA PENGANTAR .........................................................................................ii DAFTAR ISI ......................................................................................................iii BAB I..................................................................................................................1 PENDAHULUAN ...............................................................................................1 1.1 Latar Belakang ...........................................................................................1 1.2 Rumusan Masalah ......................................................................................2 1.3 Tujuan........................................................................................................2 BAB II.................................................................................................................3 PEMBAHASAN..................................................................................................3 2.1 Pembagian Jenis Ekstraksi..........................................................................3 2.1.1 Metode Infudasi ...................................................................................3 2.1.2 Metode Refluks....................................................................................5 2.1.3 Metode Destilasi Uap Air.....................................................................8 2.1.4 Metode Soxhletasi..............................................................................10 BAB III..............................................................................................................14 PENUTUP.........................................................................................................14 3.1 Kesimpulan .............................................................................................. 14 3.2 Saran........................................................................................................14 DAFTAR PUSTAKA LAMPIRAN
  • 4. BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Metode pemisahan merupakan aspek penting dalam bidang kimia karena kebanyakan materi yang terdapat di alam berupa campuran.Untuk memperoleh materi murni dari suatu campuran, kita harus melakukan pemisahan.Berbagai teknik pemisahan dapat diterapkan untuk memisahkan campuran.Perusahaan air minum, memperoleh air jernih dari air sungai melalui penyaringan pasir dan arang. Ekstraksi pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan.Teknik pengerjaan meliputi penambahan pelarut organik pada larutan air yang mengandung gugus yang bersangkutan. Dalam pemilihan pelarut organik diusahakan agar kedua jenis pelarut (dalam hal ini pelarut organik dan air) tidak saling tercampur satu sama lain. Selanjutnya proses pemisahan dilakukan dalamcorong pemisah dengan jalan pengocokan beberapa kali. Partisi zat-zat terlarut antara dua cairan yang tidak dapat campur (immiscible). Diantara berbagai jenis metode pemisahan, ekstraksi pelarut atau disebut juga ekstraksi air merupakan metode pemisahan yang paling baik dan popular. Alasan utamanya adalah bahwa pemisahan ini dapat dilakukan baik dalam tingkat makro ataupun mikro.Seseorang tidak memerlukan alat yang khusus atau canggih kecuali corong pemisah.Prinsip metode ini didasarkan pada distribusi zat terlarut dengan perbandingan tertentu antara dua pelarut yang tidak saling bercampur seperti benzene, karbon tetraklorida atau kloroform.Batasannya adalah zat terlarut dapat ditransfer pada jumlah yang berbeda dalam kedua fase pelarut.Teknik ini dapat digunakan untuk preparative dan pemurnian.Mula-mula metode ini dikenal dalam kimia analisis.
  • 5. 2 1.2 Rumusan Masalah 1. Apa saja pembagian jenis ekstraksi? 2. Apa yang dimaksud metode infudasi? 3. Apa yang dimaksud metode refluks? 4. Apa yang dimaksud metode destilasi uap air? 5. Apa yang dimaksud metode soxhletasi? 1.3 Tujuan 1. Mengetahui pembagian jenis ekstraksi. 2. Mengetahui apa itu metode infudasi. 3. Mengetahui apa itu metode refluks. 4. Mengetahui apa itu metode destilasi uap air. 5. Mengetahui apa itu metode soxhletasi.
  • 6. 3 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pembagian Jenis Ekstraksi Ekstraksi secara panas dilakukan untuk mengekstraksi komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan seperti glikosida, saponin dan minyak- minyak menguap yang mempunyai titik didih yang tinggi, selain itu pemanasan juga diperuntukkan untuk membuka pori-pori sel simplisia sehingga pelarut organik mudah masuk ke dalam sel untuk melarutkan komponen kimia. Metode ekstraksi yang termasuk cara panas yaitu (Tobo, 2001). 2.1.1 Metode Infudasi Infudasi adalah proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat aktif yang larut dalam air dari bahan nabati, yang dilakukan dengan cara membasahi dengan air. Biasanya dua kali bobot bahan, kemudian ditambah dengan air secukupnya dan dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit dengan suhu 90° – 98° C, sambil sekali-kali diaduk. Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan melalui ampasnya. Umumnya 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan ( Depkes, 1986). Penyarian dengan metode ini menghasilkan sari/ekstrak yang tidak stabil dan mudah tercemar oleh kuman dan kapang. Oleh sebab itu, sari ynag diperoleh dengan cara ini tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam. Umumnya digunakan untuk simplisia yang mempunyai jaringan lunak, yang mengandung minyak atsiri, dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama.(Depkes, 1995).
  • 7. 4 Gambar 1. Alat Infudasi Pada metode infudasi terlebih dahulu harus dibuatkan infus. Cara pembuatannya yaitu : 1) Membasahi bahan bakunya, biasanya dengan air 2 kali bobot bahan, untuk bunga 4 kali bobot bahan dan untuk karagen 10 kali bobot bahan 2) Bahan baku ditambah dengan air dan dipanaskan selama 15 menit pada suhu 90°-98° C. Umumnya untuk 100 bagian sari diperlukan 10 bagian bahan. Pada simplisia tertentu tidak diambil10 bagian bahan. Hal ini disebabkan karena : a) Kandungan simplisia kelarutannya terbatas, misalnya kulit kina digunakan 6 bagian. b) Disesuaikan dengan cara penggunaannya dalam pengobatan, misalnya daun kumis kucing, sekali minum infuse 100cc karena itu diambil ½ bagian. c) Berlendir, misalnya karagen digunakan 11/2 bagian d) Daya kerjanya keras, misalnya digitalis digunakan ½ bagian 3) Untuk memindahkan penyarian kadang-kadang perlu ditambah bahan kimia misalnya asam sitrat untuk infuse kina dan kalium atau natrium karbonat untuk infuse kelembak. 4) Penyaringan dilakukan pada saat cairan masih panas, kecuali bahan yang mengandung bahan yang mudah menguap.
  • 8. 5 5) Simplisia yang digunakan untuk ppembuatan infuse harus mempunyai derajat kehalusan tertentu (Depkes, 1995). Prosedur pengerjaan selanjutnya, yaitu simplisia yang telah dihaluskan sesuai dengan derajat kehalusan yang telah ditetapkan dicampur dengan air secukupnya dalam sebuah panic. Kemudian dipanaskan dalam tangas air selama 15 menit, dihitung mulai suhu dalam panci mencapai 90°, sambil sekali-sekali diaduk. Infuse diserkai sewaktu masih panas melalui kain flannel.Untuk mencukupi kekurangan air, ditambahkan air mendidih melalui ampasnya. Infuse simplisia yang mengandung minyak atsiri harus diserkai setelah dingin. Infuse asam jawa dan simplisia yang berlendir tidak boleh diperas. Infuse kulit kina biasanya ditambah dengan asam sitrat sepersepuluh dari bobot simplisia. Asam jawa sebelum dipakai dibuang bijinya dan sebelum direbus dibuat massa seperti bubur. Buah adas dan buah adas manis dipecah terlebih dahulu.(Depkes, 1995) Keuntungan dari metode infudasi, antara lain : a) Unit alat yang dipakai sederhana b) Biaya operasionalnya relative rendah (Depkes, 1995) Kerugian, antara lain : a) Zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali, apabila kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh) b) Hilangnya zat-zat atsiri c) Adanya zat-zat yang tidak tahan panas lama, disamping itu simplisia yang mengandung zat-zat albumin tentunya zat ini akan menggumpal dan menyukarkan penarikan zat-zat berkhasiat tersebut. (Depkes, 1995). 2.1.2 Metode Refluks Refluks adalah ekstraksi dengan pelarut pada temperatur titik didihnya, selama waktu tertentu dan jumlah pelarut terbatas yang relatif konstan dengan adanya pendingin balik.Refluks adalah teknik yang
  • 9. 6 melibatkan kondensasi uap dan kembali kondensat ini ke sistem dari mana ia berasal. Hal ini digunakan dalam industri dan laboratorium distilasi.Hal ini juga digunakan dalam kimia untuk memasok energy untuk reaksi-reaksi selama jangka waktu yang panjang.Campuran reaksi cair ditempatkan dalam sebuah wadah terbuka hanya di bagian atas.Kapal initerhubung ke kondensor Liebig, seperti bahwa setiap uap yang dilepaskan kembali ke didinginkan cair, dan jatuh kembali ke dalam bejana reaksi.Kapal kemudian dipanaskan keras untuk kursus reaksi. Alat refluks dapat dilihat pada gambar 1 Gambar 2. Alat Refluks Prinsip kerja pada metode refluks yaitu penarikan komponen kimia yangdilakukan dengan cara sampel dimasukkan ke dalam labu alas bulat bersama-samadengan cairan penyari lalu dipanaskan, uap-uap cairan penyari terkondensasi padakondensor bola menjadi molekul-molekul cairan penyari yang akan turun kembali menuju labu alas bulat, akan menyari kembali sampel yang berada pada labu alas bulat, demikian seterusnya berlangsung (Akhyar, 2010). Ekstraksi dengan metode refluks digunakan untuk simplisia dengan kandungan zat aktif yang tahan terhadap pemanasan.Alat refluks ini
  • 10. 7 terbuat dari bahan gelas dimana bagian tengahnya dilengkapi dengan lingkaran gelas yang berbentuk spiral atau bola.Untuk mengekstraksi bahan dimasukkan kedalam labu alas bulat bersama cairan penyari kemudian dipanaskan. Cairan penyari ini akan mendidih, menguap dan berkondensasi pada pendingin tegak, lalu turun kembali pada labu dan sekaligus mengekstraksi kembali. Proses ini berlangsung secara berkesinambungan sampai bahan tersari sempurna. Pengerjaan ini dilakukan sebanyak 3-4 kali selama 3-4 jam.Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan (Depkes, 1986). Simplisia yang biasa diekstraksi adalah simplisia yang mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan mempunyai tekstur yang keras seperti akar, batang, buah, biji dan herba (Depkes, 1986). Serbuk simplisia atau bahan yang akan diekstraksi secara refluks ditimbang kemudian dimasukkan ke dalam labu alas bulat dan ditambahkan pelarut organik misalnya methanol sampai serbuk simplisia terendam kurang lebih 2 cm di atas permukaaan simplisia atau 2/3 dari volume labu, kemudian labu alas bulat dipasang kuat pada statif pada waterbath atau heating mantel, lalu kondendor dipasang pada labu alas bulat yang dikuatkan dengan klem dan statif. Aliran air dan pemanas (water bath) dijalankan sesuai dengan suhu pelarut yang digunakan. Setelah 4 jam dilakukan penyarian. Filtratnya ditampung pada wadah penampung dan ampasnya ditambah lagi pelarut dan dikerjakan seperti semula, ekstraksi dilakukan selama 3-4 jam.Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan dengan rotavapor, kemudian dilakukan pengujian selanjutnya (Ditjen POM, 1986). Keuntungan dari metode ini adalah (Depkes, 1986):  Dapat mencegah kehilangan pelarut oleh penguapan selama proses pemanasan jika digunakan pelarut yang mudah menguap atau dilakukan ekstraksi jangka panjang.
  • 11. 8  Dapat digunakan untuk ekstraksi sampel yang tidak mudah rusak dengan adanya pemanasan. Adapun kerugian dari metode ini adalah prosesnya sangat lama dan diperlukan alat – alat yang tahan terhadap pemanasan (Depkes, 1986). 2.1.3 Metode Destilasi Uap Air Metode destilasi uap diperuntukkan untuk menyari simplisia yang mengandung minyak menguap atau mengandung komponen kimia yang mempunyai titik didih tinggi pada tekanan udara normal, dan biasanya pada proses pemanasan kemungkinan akan kerusakan zat aktif dan mencegah kerusakan tersebut maka dilakukan penyarian secara destilasi uap air. Misalnya pada penyarian minyak atsiri yang terkandung dalam tanaman Sereh (Cymbopogon nardus).Pada metode ini uap air digunakan untuk menyari simplisia dengan adanya pemanasan kecil uap air tersebut menguap kembali bersama minyak menguap dan dikondensasikan oleh kondensor sehingga terbentuk molekul-molekul air yang menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah diisi air.Penyulingan dilakukan hingga sempurna. Pada pemanasan biasa memungkinkan akanterjadi kerusakan zat aktif. Untuk mencegah hal tersebut maka penyarian dilakukan dengan destilasi uap air air (Depkes, 1986). Gambar 3. Alat Destilasi
  • 12. 9 Sampel yang akan diekstraksi direndam dalam gelas kimia selama 2 jam setelah itu dimasukkan ke dalam bejana B, bejana A diisi air dan pipa-pipa penyambung serta kondensor dan penampung corong pisah dipasang dengan kuat. Api Bunsen bejana A dinyalakan sehingga airnya mendidih dan diperoleh uap air yang selanjutnya masuk ke dalam bejana B melalui pipa penghubung untuk menyari sampel dengan adanya bantuan api kecil pada bejana B, minyak menguap yang telah tersari selanjutnya menguap menuju kondensor, karena adanya pendinginan balik uap dari minyak menguap ini, maka uap air yang terbentuk menetes ke dalam corong pisah penampung yang telah berisi air (Depkes, 1986). Prinsip fisik destilasi uap yaitu jika dua cairan tidak bercampur digabungkan, tiap cairan bertindak seolah – olah pelarut itu hanya sendiri, dan menggunakan tekanan uap. Tekanan uap total dari campuran yang mendidih sama dengan jumlah tekanan uap parsial, yaitu tekanan yang digunakan oleh komponen tunggal, karena pendidihan yang dimaksud yaitu tekanan uap total sama dengan tekanan atmosfer, titik didih dicapai pada temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap – tiap cairan berada dalam keadaan murni (Depkes, 1986). Keuntungan dari destilasi uap ini adalah titik didih dicapai pada temperatur yang lebih rendah daripada jika tiap– tiap cairan berada dalam keadaan murni. Selain itu, kerusakan zat aktif pada destilasi langsung dapat diatasi pada destilasi uap ini.Kerugiannya adalah diperlukannya alat yang lebih kompleks dan pengetahuan yang lebih banyak sebelum melakukan destilasi uap ini (Depkes, 1986). Berdasarkan proses kerjanya penyulingan dapat digolongkan menjadi 3 cara yaitu (Sudjadi, 1986) : a) Penyulingan dengan air Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai volumenya hamper separuh, lalu dipanaskan. Sebelum air mendidih sampel dimasukkan ke dalam ketel penyulingan, sehingga air dan minyak
  • 13. 10 atsiri menguap secara bersamaan ke dalam kondensor pendingin dan mengalami pengembunan dan mencair kembali yang selanjutya dialirkan ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air b) Penyulingan dengan air dan uap Prinsip kerjanya adalah penyulingan diisi air sampai pada batas saringan. Sampel diletakkan di atas saringan, sehingga sampel tidak berhubungan langsung dengan air mendidih akan tetapi akan berhubungan dengan uap air di mana air yang menguap akan membawa partikel minyak atsiri dan dialirkan melalui pipa ke kondensor sehingga terjadinya pengembungan dan uap air bercampur minyak atsiri tersebut akan mencair kembali dan selanjutnya dialirkan ke alat pemisah minyak atsiri dan air c) Penyulingan dengan uap Prinsip kerjanya pada dasarnya sama dengan uap ketel dan ketel penyulingan terpisah. Ketel uap yang berisi air dipanaskan, lalu uapnya dialirkan ke ketel penyulingan yang berisi sampel, sehingga partikel-partikel minyak atsiri pada sampel akan terbawa bersama uap menuju kondensor selanjutnya diembunkan kemudian mencair dan mengalir ke alat pemisah yang akan memisahkan minyak atsiri dari air. 2.1.4 Metode Soxhletasi Soxhletasi adalah suatu metode pemisahan suatu komponen yang terdapat dalam sampel padat dengan cara penyarian berulang–ulang dengan pelarut yangsama, sehingga semua komponen yang diinginkan dalam sampel terisolasi dengan sempurna. Pelarut yang digunakan ada 2 jenis, yaitu heksana (C6H14) untuk sampel kering dan metanol (CH3OH) untuk sampel basah.Jadi, pelarut yang dugunakan tergantung dari sampel alam yang digunakan. Nama lain yang digunakan sebagai pengganti sokletasi adalah pengekstrakan berulang–ulang (continous
  • 14. 11 extraction) dari sampel pelarut. Soxhletasi merupakan penyarian simplisia secara berkesinambungan, cairan penyari dipanaskan sehingga menguap, uap cairan penyari terkondensasi menjadi molekul-molekul air oleh pendingin balik dan turun menyari simplisia dalam klonsong dan selanjutnya masuk kembali ke dalam labu alas bulat setelah melewati pipa sifon Soxhlet biasa digunakan dalampengekstrasian lemak pada suatu bahan makanan. Metode soxhlet ini dipilihkarena pelarut yang digunakan lebih sedikit (efesiensi bahan) dan larutan sariyang dialirkan melalui sifon tetaptinggal dalam labu, sehingga pelarutyangdigunakan untuk mengekstrak sampel selalu baru dan meningkatkan lajuekstraksi.Waktu yang digunakan lebih cepat. Kerugian metode ini ialah pelarutyang digunakan harus mudah menguap dan hanya digunakan untuk ekstraksisenyawa yang tahan panas Soxhlet merupakan Ekstraksi padat-cairdigunakan untuk memisahkan analit yang terdapat pada padatan menggunakanpelarut organik. Padatan yang akan diekstrak dilembutkan terlebih dahulu dengancara ditumbuk atau juga diiris-iris. Kemudian padatan yang telah halus dibungkusdengan kertas saring.Padatan yang terbungkkus kertas saring dimasukkankedalam alat ekstraksi soxhlet.Pelarut organic dimasukkan kedalam labu alasbulat.Kemudian alat ektraksi soxhlet dirangkai dengan kondensor.Ekstraksidilakukan dengan memanaskan pelarut organic sampai semua analit terekstrak.Biasanya, ekstraksi Soxhlet hanya diperlukan apabila senyawa yangdiinginkan memiliki kelarutan terbatas dalam pelarut, dan pengotor tidak larutdalam pelarut.Jika senyawa yang diinginkan memiliki kelarutan yang signifikandalam pelarut maka filtrasi sederhana dapat digunakan untuk memisahkansenyawa dari substansi pelarut.Biasanya bahan padat yang mengandung beberapasenyawa yang diinginkan ditempatkan dalam sebuah sarung tangan yang terbuatdari kertas filter tebal, yang dimuat ke dalam ruang
  • 15. 12 utama dari ekstraktor Soxhlet.Ekstraktor Soxhlet ditempatkan ke botol berisi ekstraksi pelarut. Soxhlet tersebutkemudian dilengkapi dengan sebuah kondensoBahan yang akan diekstraksi diletakkan dalam sebuah kantung ekstraksi (kertas, karton, dan sebagainya) dibagian dalam alat ekstraksi dari gelas yang bekerja kontinyu. Wadah gelas yang mengandung kantung diletakkan antara labu penyulingan dengan labu pendingin aliran balik dan dihubungkan dengan labu melalui pipa.Labu tersebut berisi bahan pelarut, yang menguap dan mencapai ke dalam pendingin aliran balik melalui pipet, berkondensasi di dalamnya, menetes ke atas bahan yang diekstraksi dan menarik keluar bahan yang diekstraksi.Larutan berkumpul di dalam wadah gelas dan setelah mencapai tinggi maksimalnya, secara otomatis dipindahkan ke dalam labu.Dengan demikian zat yang terekstraksi terakumulasi melalui penguapan bahan pelarut murni berikutnya. Pada cara ini diperlukan bahan pelarut dalam jumlah kecil, juga simplisia selalu baru artinya suplai bahan pelarut bebas bahan aktif berlangsung secara terus- menerus (pembaharuan pendekatan konsentrasi secara kontinyu). Keburukannya adalah waktu yang dibutuhkan untuk ekstraksi cukup lama (sampai beberapa jam) sehingga kebutuhan energinya tinggi (listrik, gas).Selanjutnya, simplisia di bagian tengah alat pemanas langsung berhubungan dengan labu, dimana pelarut menguap.Pemanasan bergantung pada lama ekstraksi, khususnya titik didih bahan pelarut yang digunakan, dapat berpengaruh negatif terhadapbahan tumbuhan yang peka suhu (glikosida, alkaloida).Demikian pula bahan terekstraksi yang terakumulasi dalam labu mengalami beban panas dalam waktu lama. Meskipun cara soxhlet sering digunakan pada laboratorium penelitian untuk pengekstraksi tumbuhan(Harper 1979).
  • 16. 13 Gambar 4. Alat Soxhlet Metode soxhletasi memiliki kelebihan dan kekurangan pada proses ekstraksi.Kelebihan: a) Dapat digunakan untuk sampel dengan tekstur yang lunak dan tidaktahan terhadap pemanasan secara langsung. b) Digunakan pelarut yang lebih sedikit c) pemanasannya dapat diatur Kekurangan: a) Karena pelarut didaur ulang, ekstrak yang terkumpul pada wadah disebelah bawah terus-menerus dipanaskan sehingga dapat menyebabkanreaksi peruraian oleh panas. b) Jumlah total senyawa-senyawa yang diekstraksi akan melampauikelarutannya dalam pelarut tertentu sehingga dapat mengendap dalamwadah dan membutuhkan volume pelarut yang lebih banyak untuk melarutkannya. c) Bila dilakukan dalam skala besar, mungkin tidak cocok untukmenggunakan pelarut dengan titik didih yang terlalu tinggi
  • 17. 14 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Ekstraksi adalah suatu proses pemisahan suatu subtansi atau zat dari campurannya dengan menggunakan pelarut yang sesuai. Ekstraksi secara panas merupakan metode yang dilakukan untuk mengekstraksi komponen senyawa kimia yang tahan terhadap pemanasan seperti senyawa pada glikosida, saponin dan senyawa - senyawa yang mempunyai titik didih yang tinggi. Ektraksi dengan pemanasan mempermudah cairan penyari menembus dinding sel simplisia sehingga pelarut mudah mencapai zat aktif yang dibutuhkan. Dimana pada metode ektraksi panas terbagi menjadi Infudasi, Refluks, Sokletasi, Destilasi uap air dan Rotary evaporator. 3.2 Saran Perlu diadakannya pelatihan atau praktek langsung tentang ekstraksi agar para mahasiswa/mahasiswi dapat mengaplikasikan teori yang didapatkan dari berbagai sumber agar lebih memahami lebih dalam.
  • 18. DAFTAR PUSTAKA Akhyar.2010. Uji Daya Hambat dan Analisis Klt Bioautografi Ekstrak Akar dan Buah Bakau (rhizophora stylosa griff.) terhadap vibrio harveyi. Makassar: Program Studi Farmasi Fakultas Farmasi Universitas Hasanuddin Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, 2 &10, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Harper, V. W Rodwell, P.A Mayes. 1979. Biokimia. Jakarta : Penerbit EGC. Rene Nursaerah M. L. 2011. Mempelajari Ekstraksi Pigmen Antosianin dari Kulit Manggis dengan Berbagai Jenis Pelarut. Bandung: Universitas Pasundan Sudjadi. 1986. Metode Pemisahan. Yogyakarta : UGM Press Tobo, F. 2001. Buku Pengangan Laboratorium Fitokimia I. Universitas Hasanuddin : Makassar.
  • 19. LAMPIRAN DISKUSI 1. Pada metode infudasi, bagaimana cara mencegah agar zat aktif yang sudah melalui proses penyarian agar tidak mengendap kembali? 2. Faktor-faktor apa saja yang mempengaruhi proses destilasi uap air dan simplisia yang seperti apa yang digunakan pada metode ini 3. Contoh bahan nabati yang dapat di infudasi itu apa saja? 4. Ekstraksi pelarut pada umumnya digunakan untuk memisahkan sejumlah gugus yang diinginkan. Dalam pemilihan pelarut organic diusahakan agar kedua jenis pelarut tidak saling tercampur satu sama lain. Bagaimana jika kedua larutan ini tercampur? Apa berdampak pada hasilnya? Jika berdampak apakah hasilnya tidak dapat digunakan lagi? 5. mengapa pada proses ekstraksi zat-zat yang dihasilkan dapat mudah menguap ? 6. mengapa proses pemisahan ekstrak pelarut dilakukan dengan cara pengocokkan beberapa kali? Apa yang akan terjadi apabila pengocok kan di lakukan hanya sekali? 7. pada proses penyarian yang umumnya digunakan untuk menyari zat yang berupa zat aktif yang larut dalam air yaitu dari bahan nabati, nah contoh produk/ bahan dari bahan nabati apa yang paling sering digunakan pada metode infudasi ini? 8. Pada metode infundasi disebutkan kemungkinan sebagian akan mengendap kembali apabila kelarutan yang sudah mendingin. Pertanyaanya, Apakah hasil ekstraksi akan maksimal? Bagaimana mekanisme kerjanya? 9. bagaimanakah prinsip kerja infudasi? 10. Mengapa pada metode infudasi dilakukan pemanasan selama 15 menit dengan suhu 90 derajat celcius - 98 derajat Celcius sambil sesekali diaduk? 11. Pada jenis-jenis ekstraksi panas, Apa perbedaan dari keempat metode tersebut? Dan diantara keempat metode tersebut yang manakah yang paling bagus untuk digunakan ekstraksi?
  • 20. Jawab 1. Kerugian dari metode ini adalah zat-zat yang tertarik kemungkinan sebagian akan mengendap kembali apabila kelarutannya sudah mendingin (lewat jenuh). Cara mencegahnya adalah jangan sampai infusa mendingin (lewat jenuh). 2. faktor yang mempengaruhi destilasi yaitu suhu atau pemanasan dimana jika pemanasan terlalu besar bisa saja akan terjadi flooding (banjir), simplisia yang dapat digunakan pada metode destilasi uap yaitu bagian tanaman yang mengandung minyak atsiri seperti tanaman Cinnamoni cortex 3. bahan nabati yang dapat dinfudasi yaitu daun sirih, daun kumis kucing, rimpang jahe, rimpang temulawak, dll. 4. Jika kedua larutan ini tercampur, pada saat hasil destilasi yang telah di dapatkan maka untuk memisahkannya menggunakan natrium sulfat, karena berfungsi untuk mengikat air yang ikut pada minyak. Air dari hidrolisis tersebut tidak kita pakai, hanya minyak atsiri dari senyawa yang telah kita destilasi saja,berdampak ke hasil karena ketika ditambahkan natrium sulfat senyawa tersebut menjadi kental karena air sudah terikat dengan natrium sulfat dan minyak atsiri tersebut ditampung atau disimpan di dalam wadah. 5. minyak atsiri bersifat mudah menguap karena titik uapnya rendah. Sebagaimana minyak lainnya, sebagian besar minyak atsiri tidak larut dalam air dan pelarut polar lainnya. Secara kimiawi, minyak atsiri tersusun dari campuran yang rumit berbagai senyawa, namun suatu senyawa tertentu biasanya bertanggung jawab atas suatu aroma tertentu. Sebagian besar minyak atsiri termasuk dalam golongan senyawa organik terpena dan terpenoid yang bersifat larut dalam minyak (lipofil). (Alvionita, 2014) 6. karena proses ekstraksi sendiri memerlukan suatu proses kesetimbangan konsentrasi maka pemisahan salah satu lapisan pelarut dapat dilakukan setelah kedua jenis pelarut diam. Jadi, tujuan pengocokan berulang
  • 21. tersebut agar terjadi kesetimbangan dan jika sudah terbentuk lapisan lalu didiamkan dan dipisahkan dan barulah bisa mendapatkan hasil ekstrasi (Kophkar,1990) .Jika hanya dilakukan pengocokan sekali sudah jelas proses ekstraksi tidak dapat berjalan karna tidak terjadi kesetimbangan 7. pada metode infudasi ini dapat digunakan untuk menyari zat aktif dari bahan nabati, contoh bahan nabati yang dapat diekstraksi dengan metode ini yaitu daun sirih, daun kumis kucing, rimpang jahe, dan lain-lain 8. Diskusi 1  metode ini sendiri tidak dapat menghasilkan ekstrak maksimal karna hasil sari atau ekstrak yang diperoleh biasanya tidak stabil. Dan sangat mudah memancing datangnya kuman dan kapang, maka dari itu untuk metode ini jika telah mendapatkan sari maka tidak boleh disimpan lebih dari 24 jam untuk menghindari pengendapan. Diskusi 2  Hasilnya tetap maksimal hanya saja pada proses infundasi akan berubah menjadi larutan lewat jenuh karena menggunakan bahan nabati. Hasil bahan nabati adalah kristalisasi/pengendapan larutan. Untuk membentuk kristal, fase cairan (liquid) harus melewati kondisi lewat dingin (untuk lelehan). Kondisi tersebut dapat tercapai melalui pendinginan dibawah titik leleh suatu komponen (misalnya air) atau melalui penambahan sehingga dicapai kondisi lewat jenuh (misalnya garam dan gula) pada kondisi tidak seimbang ini, molekul-molekul pada cairan yang mengatur diri dan membentuk struktur matriks Kristal. Pendinginan terjadi pada proses infudasi setelah tidak ada proses pemanasan, itu sebabnya senyawa mengalami pengendapan karena kelarutan mengalami lewat jenuh. 9. Proses infundasi memiliki prinsip yang sama dengan perebusan, dapat menyari simplisia dengan pelarut air dalam waktu/singkat (Depkes, 2000)
  • 22. 10. Karena perlu diketahui bahwa pada metode infudasi sediaan tidak tahan panas dan pemanasannya pun dilakukan lebih singkat, menurut (Depkes,1995) Umumnya digunakan simplisia yang mempunyai jaringan lunak, yang mengandung minyak atsiri,dan zat-zat yang tidak tahan pemanasan lama. Jadi pada dasarnya metode ini dibuat bahan yang mengandung atsiri dan bahan yang tidak tahan pemanasan bisa merusak zat aktif yang terkandung didalamnya 11. Pada keempat metode tersebut memiliki keunggulan masing-masing jika disuruh memilih manakah yang lebih bagus untuk digunakan ekstraksi jawabannya semua bagus tergantung bahan simplisia yang akan di ekstraksi jadi tidak bisa di tentukan mana yang lebih baik . Pemilihan metode harus tepat menyesuaikan dengan bahan yang akan di ekstrak . Untuk perbedaan dari keempat metode tersebut a. Metode Infudasi , tidak cocok digunakan untuk simplisia yang mengandung zat albumin karna dapat menyebabkan penggumpalan dan akibatnya sulit melakukan penarikan zat berkhasiatnya . Biasanya simplisia yang digunakan yang mempunyai jaringan lunak yang memiliki kandungan minyak atsiri, dan zat yang tak tahan pemanasan lama (Depkes,1995) b. Metode Refluks, tidak cocok digunakan untuk simplisia yang memiliki tekstur lembek dikhawatirkan hancur dan tak bisa di ambil ekstraknya .biasa simplisia yang digunakan itu yang mempunyai komponen kimia yang tahan terhadap pemanasan dan mempunyai tekstur keras seperti akar, batang . Karna ekstraksi dengan metode refluks ini menggunakan pelarut pada temperatur titik didih. c. Metode Destilasi Uap Air , untuk metode ini biasa digunakan pada simplisia yang mengandung minyak menguap atau yang mengandung komponen kimia yang tahan terhadap titik didih tinggi pada tekanan udara normal. Keunggulannya metode ini
  • 23. dapat meminimalisir kerusakan zat aktif pada proses pemanasan (Depkes, 1986) d. Metode Soxhletasi , pada metode ini dapat digunakan pada simplisia yang memiliki tekstur lunak dan tidak tahan pemanasan secara langsung karna pemanasannya dapat diatur .
  • 24. DAFTAR PUSTAKA Alvionita, Astuti. 2014. Produksi Minyak Kunyit dari Bahan Baku Rimpang Kunyit Menggunakan Destilasi Vakum (Turmeric Oil Production From Raw Materials Of Turmeric Using Vacum Distillation. Undergraduate Thesis. Universitas Diponegoro Departemen Kesehatan RI, 2000, Parameter Standar Umum Ekstrak Tumbuhan Obat, Cetakan Pertama, 3-11, 17-19, Dikjen POM, Direktorat Pengawasan Obat Tradisional. Depkes RI, 1995, Materia Medika Indonesia. Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Depkes RI, 1986, Sediaan Galenik, 2 &10, Departemen Kesehatan RI, Jakarta. Khopkar, S. M 1990. Konsep Dasar Kimia Analitik. Jakarta : UI Press