Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis diwarnai untuk mengamati bentuk dan strukturnya. E. coli berbentuk bulat dengan flagel disekeliling tubuhnya dan hidup sendiri-sendiri, sedangkan B. subtilis berbentuk basil dan hidup berkelompok menempel.
1. Praktikum ini melibatkan penanaman dua jenis bakteri, yaitu Escherichia coli dan Bacillus subtilis, pada medium agar-agar miring. 2. Hasilnya menunjukkan bakteri tumbuh mengikuti goresan zigzag dan tersebar merata, meskipun E. coli dapat tumbuh di atas atau di bawah permukaan sedangkan B. subtilis hanya di bawah permukaan. 3. Praktikum ini bertujuan memahami teknik penanaman bakteri se
Dokumen tersebut membahas tentang pewarnaan bakteri. Pewarnaan bakteri digunakan untuk memperjelas morfologi dan struktur sel bakteri serta membantu identifikasi bakteri. Terdapat beberapa teknik pewarnaan seperti pewarnaan Gram, tahan asam, spora, dan kapsul yang melibatkan penggunaan zat warna kimia tertentu. Faktor seperti fiksasi, peluntur warna, dan intensifikasi pewarnaan mempengaru
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Bakteri Escherichia coli dan Bacillus subtilis diwarnai untuk mengamati bentuk dan strukturnya. E. coli berbentuk bulat dengan flagel disekeliling tubuhnya dan hidup sendiri-sendiri, sedangkan B. subtilis berbentuk basil dan hidup berkelompok menempel.
1. Praktikum ini melibatkan penanaman dua jenis bakteri, yaitu Escherichia coli dan Bacillus subtilis, pada medium agar-agar miring. 2. Hasilnya menunjukkan bakteri tumbuh mengikuti goresan zigzag dan tersebar merata, meskipun E. coli dapat tumbuh di atas atau di bawah permukaan sedangkan B. subtilis hanya di bawah permukaan. 3. Praktikum ini bertujuan memahami teknik penanaman bakteri se
Dokumen tersebut membahas tentang pewarnaan bakteri. Pewarnaan bakteri digunakan untuk memperjelas morfologi dan struktur sel bakteri serta membantu identifikasi bakteri. Terdapat beberapa teknik pewarnaan seperti pewarnaan Gram, tahan asam, spora, dan kapsul yang melibatkan penggunaan zat warna kimia tertentu. Faktor seperti fiksasi, peluntur warna, dan intensifikasi pewarnaan mempengaru
Uji Biuret digunakan untuk mendeteksi keberadaan ikatan peptida pada protein. Reaksi antara protein dengan larutan CuSO4 dan NaOH akan menghasilkan warna ungu bila terdapat ikatan peptida. Hasil pengamatan menunjukkan sampel taoge dan kecap seharusnya memberikan warna positif karena mengandung protein, namun hasil yang didapat berbeda dengan laboratorium sebelumnya.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan prosedur pembuatan tiga jenis medium tumbuh, yaitu PDA (untuk kapang dan jamur), NA (untuk bakteri), dan TEA (untuk jamur). Dilakukan dengan merebus bahan nutrisi seperti kentang, daging, dan tauge kemudian dicampur dengan agar dan gula untuk membentuk medium padat setelah disterilkan.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
Praktikum menguji protein dengan reagen biuret menunjukkan hasil positif, yaitu perubahan warna larutan menjadi ungu, pada semua konsentrasi larutan kuning telur, putih telur, dan ikan giling. Hal ini mengindikasikan adanya ikatan peptida pada protein-protein tersebut.
Laporan praktikum isolasi jamur Colletotrichum dan Cercospora mendeskripsikan proses isolasi kedua jamur penyebab penyakit pada tanaman cabai dan kacang tanah. Isolasi dilakukan dengan mengambil bagian yang terinfeksi, menanamkannya pada media PDA, dan mengamati pertumbuhannya selama seminggu. Hasilnya menunjukkan Colletotrichum tumbuh lebih cepat dari Cercospora."
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrien, suhu, kelembaban, keasaman (pH), dan oksigen. Mikroba akan berkembangbiak dengan cepat pada kondisi yang optimal, namun pertumbuhannya akan melambat atau berhenti jika kondisinya kurang mendukung.
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
Teknik isolasi mikroba dari sampel kotoran gigi, kulit, dan rambut dilakukan dengan metode cawan tuang di atas medium TEA. Hasilnya menunjukkan adanya 1 koloni dari kotoran gigi, 11 koloni dari kulit, dan 6 koloni dari rambut, yang kemungkinan terkontaminasi oleh jamur Aspergillus dan Rhizopus.
Laporan praktikum mikrobiologi ini membahas tentang teknik sterilisasi untuk membersihkan alat dan bahan dari mikroorganisme. Metode sterilisasi yang digunakan adalah secara mekanik, fisik, dan kimiawi seperti pemanasan, sinar UV, dan alkohol. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pewarnaan MikroorganismeRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi mengenai teknik pewarnaan mikroorganisme. Mahasiswa melakukan pewarnaan gram pada Escherichia coli dan mengamati bentuknya di bawah mikroskop. Hasilnya adalah E. coli berbentuk basil dan berwarna merah setelah pewarnaan gram, menunjukkan bahwa bakteri tersebut termasuk gram negatif.
Dokumen tersebut merangkum proses sintesis etil asetat melalui reaksi esterifikasi antara asam asetat dan etanol dengan bantuan katalis asam sulfat. Prosesnya meliputi refluks campuran bahan selama satu jam, dievaporasi, dipisahkan menjadi dua lapisan, dan diperoleh etil asetat murni setelah dikeringkan dan disaring.
Laporan Mikrobiologi - Teknik Pembuatan MediumRukmana Suharta
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan prosedur pembuatan tiga jenis medium tumbuh, yaitu PDA (untuk kapang dan jamur), NA (untuk bakteri), dan TEA (untuk jamur). Dilakukan dengan merebus bahan nutrisi seperti kentang, daging, dan tauge kemudian dicampur dengan agar dan gula untuk membentuk medium padat setelah disterilkan.
Laporan sterilisasi, pembuatan media, dan teknik inokulasiDian Khairunnisa
Laporan praktikum mikrobiologi menjelaskan tentang uji angka paling mungkin (MPN) bakteri coliform. Dokumen ini membahas tentang sterilisasi alat dan bahan, pembuatan media, serta teknik inokulasi mikroorganisme dengan tujuan mempelajari metode-metode tersebut.
Laporan praktikum uji protein (dg uji biuret) Pujiati Puu
Praktikum menguji protein dengan reagen biuret menunjukkan hasil positif, yaitu perubahan warna larutan menjadi ungu, pada semua konsentrasi larutan kuning telur, putih telur, dan ikan giling. Hal ini mengindikasikan adanya ikatan peptida pada protein-protein tersebut.
Laporan praktikum isolasi jamur Colletotrichum dan Cercospora mendeskripsikan proses isolasi kedua jamur penyebab penyakit pada tanaman cabai dan kacang tanah. Isolasi dilakukan dengan mengambil bagian yang terinfeksi, menanamkannya pada media PDA, dan mengamati pertumbuhannya selama seminggu. Hasilnya menunjukkan Colletotrichum tumbuh lebih cepat dari Cercospora."
1. Uji Unsur-Unsur Protein
Setelah dilakukan pengujian unsur-unsur protein, dapat disimpulkan bahwa albumin mengandung unsur protein, yaitu nitrogen dan oksigen. Susu mengandung nitrogen, hidrogen, dan oksigen. Tempe mengandung nitrogen, hidrogen, oksigen, dan karbon. Seadngkan kuning telur mengandung nitrogen, oksigen, dan karbon.
2. Uji Kelarutan Albumin
Protein albumin dapat larut pada air (H2O), asam (HCl), basa (NaOH), dan garam encer (NaCO3). Karena semua campuran tidak menghasilkan endapan. Namun kelarutan protein akan berkurang jika ditambahkan garam anorganik, karena terjadi kompetisi antara garam anorganik dengan molekul protein untuk mengikat air.
3. Uji Biuret
Pada uji biuret yang menghasilkan warna soft ungu adalah albumin. Albumin mengandung dua atau lebih ikatan peptida, sehingga ikatan peptidanya panjang. Namun pada kuning telur, susu, dan tempe menghasilkan warna biru dikarenakan kadar protein setiap bahan berbeda, sehingga jumlah ikatan peptidanya berbeda. Hal ini mengakibatkan warna yang dihasilkan akan berbeda juga.
4. Uji Nnhidrin
Albumin, susu, tempe, dan kuning telur menunjukkan adanya warna ungu yang menunjukkan kadar protein tinggi karena ikatan peptidanya panjang. Warna ungu juga berarti protein tersebut mempunyai gugus asam amino bebas. Sedangkan pada arginin, warna yang dihasilkan bening artinya tidak menunjukkan adanya asam amino bebas.
Titrasi pengendapan dengan metode Mohr digunakan untuk menentukan kadar NaCl dalam garam dapur. Titrasi dilakukan dengan mereaksikan larutan NaCl dengan larutan AgNO3 standar serta menggunakan indikator K2CrO4. Kadar NaCl yang diperoleh adalah 58,5%.
Ringkasan dokumen tersebut adalah:
Sampel taoge, susu, dan aquadest diuji menggunakan uji ninhydrin untuk mendeteksi kehadiran asam amino bebas. Hasilnya menunjukkan ketiga sampel tidak mengandung asam amino bebas.
Pertumbuhan mikroba dipengaruhi oleh berbagai faktor lingkungan seperti ketersediaan nutrien, suhu, kelembaban, keasaman (pH), dan oksigen. Mikroba akan berkembangbiak dengan cepat pada kondisi yang optimal, namun pertumbuhannya akan melambat atau berhenti jika kondisinya kurang mendukung.
Dialam populasi mikroba tidak terpisah sendiri menurut jenisnya, tetapi terdiri dari campuran berbagai macam sel. Di dalam laboratorium populasi bakteri ini dapat diisolasi menjadi kultur murni yang terdiri dari satu jenis yang dapat dipelajari morfologinya, sifat dan kemampuan biokimiawinya.
Dalam mempelajari mikroba tidak bias dilakukan secara kasat mata. Sedangkan dalam suatu lokasi yang menurut manusia sudah cukup kecil, disanan masih terdapat bakteri dalam jumlah besar dan juga bermacam–macam jenisnya. Selain itu, di alam mikrobia pada umumnya tidak hidup tersendiri sebagai individu tunggal dan terlepas dari spesies yang lain, Mikroba lebih sering ditemukan dalam bentuk koloni dan bersama-sama dengan mikroba yang lain
Laporan Mikrobiologi - Teknik Isolasi MikrobaRukmana Suharta
Teknik isolasi mikroba dari sampel kotoran gigi, kulit, dan rambut dilakukan dengan metode cawan tuang di atas medium TEA. Hasilnya menunjukkan adanya 1 koloni dari kotoran gigi, 11 koloni dari kulit, dan 6 koloni dari rambut, yang kemungkinan terkontaminasi oleh jamur Aspergillus dan Rhizopus.
Laporan praktikum mikrobiologi ini membahas tentang teknik sterilisasi untuk membersihkan alat dan bahan dari mikroorganisme. Metode sterilisasi yang digunakan adalah secara mekanik, fisik, dan kimiawi seperti pemanasan, sinar UV, dan alkohol. Praktikum ini bertujuan agar mahasiswa dapat melakukan sterilisasi alat dan bahan pengujian mikrobiologi.
Makalah ini membahas tentang peranan sterilisasi dalam bidang kebidanan. Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan benda dari semua mikroorganisme untuk mencegah infeksi. Tujuan sterilisasi adalah mencegah infeksi, merusak makanan, dan mencegah kontaminasi. Ada beberapa metode sterilisasi seperti mekanik, pemanasan, sinar, dan kimia. Sterilisasi digunakan di rumah sakit dan ruang operasi untuk mencegah
Makalah ini membahas tentang peranan sterilisasi dalam bidang kebidanan. Sterilisasi adalah proses untuk membebaskan benda dari semua mikroorganisme untuk mencegah infeksi. Tujuan sterilisasi adalah mencegah infeksi, merusak makanan, dan mencegah kontaminasi. Ada beberapa metode sterilisasi seperti mekanik, pemanasan, sinar, dan kimia. Sterilisasi digunakan di rumah sakit dan ruang operasi untuk mencegah
Praktikum ini bertujuan untuk mempelajari alat-alat di laboratorium mikrobiologi dan cara sterilisasi. Mahasiswa mempelajari 15 alat laboratorium dan fungsinya, serta melakukan sterilisasi cawan petri dan tabung reaksi dengan alkohol dan pemanasan.
Dokumen tersebut membahas tentang pengenalan alat-alat laboratorium dan proses sterilisasi. Secara garis besar dibahas mengenai tujuan percobaan untuk mengenal fungsi alat-alat laboratorium dan cara sterilisasi, serta metode-metode sterilisasi yang umum digunakan seperti sterilisasi panas, kimiawi, dan radiasi.
Dokumen tersebut membahas tentang sterilisasi dalam mikrobiologi, termasuk definisi sterilisasi, tujuan, dan berbagai metode sterilisasi seperti pemanasan, radiasi, dan bahan kimia. Dokumen ini juga menjelaskan prinsip-prinsip dasar dan tahapan sterilisasi.
Dokumen tersebut merupakan laporan praktikum yang menjelaskan pengenalan alat-alat laboratorium mikrobiologi. Terdapat berbagai alat laboratorium seperti mikroskop, erlenmeyer, tabung reaksi, pipet, inkubator, autoklaf dan lainnya beserta fungsi masing-masing alat. Pengenalan alat-alat laboratorium diperlukan untuk menghindari kecelakaan dan memudahkan pelaksanaan praktikum.
Makalah ini membahas tentang sterilisasi dan desinfeksi, meliputi pengertian, tujuan, dan teknik sterilisasi secara fisik dan kimia serta desinfeksi untuk mencegah terjadinya infeksi."
Fraksi n-heksan, etil asetat, dan air dari ekstrak etanol biji kelengkeng menunjukkan aktivitas antibakteri dan antibiofilm terhadap Staphylococcus aureus. Fraksi etil asetat pada konsentrasi 100000 ppm memiliki aktivitas antibiofilm tertinggi dengan penghambatan biofilm sebesar 99,08%. Fraksi etil asetat mengandung golongan senyawa flavonoid, tanin, dan saponin yang berperan sebagai antibakteri dan antibiofilm.
1. An 85-year-old man presented with back pain, leg swelling, and decreased urine output. His serum creatinine was 7 mg/dl. His calculated creatinine clearance was 38.07 ml/min, indicating mild kidney impairment.
2. A patient had a urine output of 1.5 L/day and serum creatinine of 3.0 mg/dl. Their calculated creatinine clearance was 0.5 ml/min, indicating end-stage renal failure.
3. A 70-year-old woman presented with similar symptoms and her serum creatinine was 15 mg/dl. Her calculated creatinine clearance was 3.2 ml/min, also indicating
Pemerintah Indonesia berencana memperluas program vaksinasi COVID-19 ke seluruh provinsi. Target vaksinasi akan dicapai dengan melibatkan tenaga kesehatan di puskesmas dan rumah sakit untuk membantu proses vaksinasi. Vaksinasi diharapkan dapat mempercepat pemulihan ekonomi dan aktivitas masyarakat.
Laporan praktikum mikrobiologi ini membahas pembuatan dua jenis media tumbuh, yaitu media padat Nutrien Agar (NA) dan media cair Nutrien Broth (NB). Langkah-langkah pembuatan media meliputi penimbangan bahan, pencampuran dengan air, sterilisasi, dan pengisian ke wadah tumbuh. Media digunakan untuk menumbuhkan berbagai mikroorganisme sesuai syarat yang baik seperti kandungan nutrisi dan kondisi fisik yang
Makalah Kromatografi Serapan dan Kromatografi PartisiSalsabila Azzahra
Makalah ini membahas tentang Kromatografi Serapan dan Kromatografi Partisi. Kromatografi Serapan menggunakan zat padat sebagai fasa stasioner dan gas atau cairan sebagai fasa mobil, sedangkan Kromatografi Partisi menggunakan dua fasa cair yang salah satunya bergerak dan yang lain diam. Makalah ini juga menjelaskan contoh-contoh dan kelebihan dan kekurangan dari masing-masing jenis kromat
Laporan praktikum ini membahas tentang pembuatan dua jenis media tumbuh, yaitu media padat Nutrien Agar (NA) dan media cair Nutrien Broth (NB). Tujuannya adalah mahasiswa mampu membuat media tersebut untuk menumbuhkan bakteri. Langkah-langkah pembuatan media meliputi penimbangan bahan, pencampuran, sterilisasi, dan pengisian ke wadah tumbuh. Kedua media dibuat sesuai perhitungan dan kebutuhan nutrisi bak
Sampah merupakan masalah serius di Samarinda, Kalimantan Timur. Sampah ditemukan di mana-mana seperti di sungai, pasar, dan jalanan karena minimnya tempat pembuangan akhir dan kebiasaan masyarakat yang membuang sampah sembarangan. Untuk mengatasi masalah ini, perlu adanya sosialisasi kebersihan lingkungan kepada masyarakat.
Makalah ini membahas tentang ekstraksi cara panas yang meliputi beberapa metode seperti infudasi, refluks, destilasi uap air, dan soxhletasi. Metode-metode tersebut digunakan untuk mengekstraksi komponen kimia dari bahan alam yang tahan terhadap panas."
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 Fase D Kurikulum Merdeka - [abdiera.com]Fathan Emran
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 7 SMP/MTs Fase D Kurikulum Merdeka.
Paper ini bertujuan untuk menganalisis pencemaran udara akibat pabrik aspal. Analisis ini akan fokus pada emisi udara yang dihasilkan oleh pabrik aspal, dampak kesehatan dan lingkungan dari emisi tersebut, dan upaya yang dapat dilakukan untuk mengurangi pencemaran udara
Modul Ajar Matematika Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaFathan Emran
Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka - abdiera.com. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka. Modul Ajar Matematika Kelas 11 SMA/MA Fase F Kurikulum Merdeka.
Teori Fungsionalisme Kulturalisasi Talcott Parsons (Dosen Pengampu : Khoirin ...nasrudienaulia
Dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Talcott Parsons, konsep struktur sosial sangat erat hubungannya dengan kulturalisasi. Struktur sosial merujuk pada pola-pola hubungan sosial yang terorganisir dalam masyarakat, termasuk hierarki, peran, dan institusi yang mengatur interaksi antara individu. Hubungan antara konsep struktur sosial dan kulturalisasi dapat dijelaskan sebagai berikut:
1. Pola Interaksi Sosial: Struktur sosial menentukan pola interaksi sosial antara individu dalam masyarakat. Pola-pola ini dipengaruhi oleh norma-norma budaya yang diinternalisasi oleh anggota masyarakat melalui proses sosialisasi. Dengan demikian, struktur sosial dan kulturalisasi saling memengaruhi dalam membentuk cara individu berinteraksi dan berperilaku.
2. Distribusi Kekuasaan dan Otoritas: Struktur sosial menentukan distribusi kekuasaan dan otoritas dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya yang dianut oleh masyarakat juga memengaruhi bagaimana kekuasaan dan otoritas didistribusikan dalam struktur sosial. Kulturalisasi memainkan peran dalam melegitimasi sistem kekuasaan yang ada melalui nilai-nilai yang dianut oleh masyarakat.
3. Fungsi Sosial: Struktur sosial dan kulturalisasi saling terkait dalam menjalankan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat. Nilai-nilai budaya dan norma-norma yang terinternalisasi membentuk dasar bagi pelaksanaan fungsi-fungsi sosial yang diperlukan untuk menjaga keseimbangan dan stabilitas dalam masyarakat.
Dengan demikian, konsep struktur sosial dalam teori fungsionalisme kulturalisasi Parsons tidak dapat dipisahkan dari kulturalisasi karena keduanya saling berinteraksi dan saling memengaruhi dalam membentuk pola-pola hubungan sosial, distribusi kekuasaan, dan pelaksanaan fungsi-fungsi sosial dalam masyarakat.
1. LAPORAN PRAKTIKUM MIKROBIOLOGI
“ TEKNIK STERILISASI “
Disusun Oleh :
Nama : Salsabila Azzahra
NIM : 1911102415112
Kelas : K
Kelompok : B
Dosen Pengampu : Dr. Hasyrul Hamzah, S. Farm., M. Sc
PROGRAM STUDI FARMASI
FAKULTAS ILMU KESEHATAN DAN FARMASI
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH KALIMANTAN
TIMUR
2020
2. I. JUDUL
Teknik Sterilisasi
II. TUJUAN
Mahasiswa mampu melakukan sterilisasi alat dan bahan pengujian
mikrobiologi
III. DASAR TEORI
Praktikum Berasal dari kata praktik yang artinya pelaksanaan secara nyata apa
yang disebut dalam teori. Sedangkan praktikum adalah bagian dari pengajaran
yang bertujuan agar siswa mendapat kesempatan untuk menguji dan
melaksanakan di keadaan nyataapa yang diperoleh dari teori dan pelajaran
praktik ( KBBI, 2001)
Metode praktikum adalah cara penyajian pelajaran kepada siswa untuk
melakukan percobaan dengan mengalami dan membuktikan sesuatu yang
dipelajari, bahwa metode praktikum adalah suatu cara penyajian yang disusun
secara aktif untuk mengalami dan membuktikan sendiri tentang apa yang
dipelajarinya (Winatapura, 1993)
Mikrobiologi adalah ilmu yang mempelajari organisme yang berukuran sangat
kecil sehingga tidak dapat dilihat dengan mata telanjang melinkan harus
menggunakan bantuan mikroskop. Organisme yang sangat kecil ini disebut
sebagai mikroorganisme atau sering disebut mikroba ataupun jasad renik. Saat
ini, mikrobiologi sangat berkembang luas pada berbagai bidang ilmu
pengetahuan, misalnya pertanian, industri, kesehatan, linkungan hidup, bidang
pangan, bahkan bidang antariksa (Waluyo, 2009)
Praktikum mikrobiologi merupakan praktikum yang berhubungan dengan
mikroba sehingga memerlukan beberapa alat yang mendukung
pelaksanaannya seperti autoclave,mikroskop dll.
Perlakuan mikroba di laboratorium memerlukan suatu persiapan yaitu
sterilisasi alat dan media tmbuh. Sterilisasi yaitu proses/kegiatan
membebaskan alat atau benda dari semua mikroba. Sterilisasi dibedakan
menjadi 3 cara yaitu : secara mekanik, fisik dan kimiawi. Sterilisasi secara
3. mekanik menggunakan suatu saringan yang berpori sangat kecil sehingga
mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan untuk sterilisasi
bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotik. Sterilisasi
secara fisik dapat dilakukan dengan pemanasan dan penyinaran
A. Pemanasan
1) Pemijaran (dengan api langsung) membakar alat pada api
secara langsung, contoh : jarum inokulum, pinset, batang, L
2) Panas kering : Sterilisasi menggunakan oven (170-180 C)
selama 1,5 - 2 jam. proses sterilisasi panas kering terjadi
melalui mekanisme konduksi panas.Panas akan di absrobsi
oleh permukaan luar alat yang di sterilkan, lalu merambat ke
bagian dalam permukaan sampai akhirnya suhu untuk
sterilisasi tercapai. Cara ini kurang efektif untuk membunuh
mikroba sehingga perlu suhu yang lebih tinggi dan waktu yang
lama. Umumnya digunakan alat yang terbuatdari kaca misal
erlenmeyer, tabung reaksi, cawan petri.
3) Uap air panas bertekana : Sterilisasi menggunakan autoklaf
(121 C tekanan 1,5-2 atm 15-20 menit) pada saat melakukan
sterilisasi uap bertekanan, sebenarnya dari uap yang
mengakibatkan denaturasi/koagulasi protein sel mikroba
sehingga melemahkan aktivitas mikroba. Merupakan cara yang
paling baik, menjadi optimal sehingga langsung mematikan
mikroba. Digunakan untuk alat yang terbuat dari kaca &
bahan/ media misal erlenmeyer, tabung reaksic cawan petri
B. Penyinaran dengan Sinar UV
Sinar ultraviolet juga dapat digunakan untuk proses sterilisasi
misalnya untuk membunuh mikroba yang menempel pada permukaan
LAF. Disterilkan dengan cara disinari lampu UV
C. Sterilisasi secara Kimiawi
Biasanya menggunakan disinfektan antara lain alkohol
4. (Sutono, 1980)
Ada beberapa metode analisis mikrobiologi secara difusi dan dilusi
A. Metode Difusi adalah pengukuran dan pengamatan diameter zona
bening yang terbentuk disekitar cakram, dilakukan pengukuran setelah
didiamkan selama 18-24 jam dan diukur menggunakan jangka sorong.
1) Metode disc diffusion/ metode kirby balire, metode ini
menggunakan kertas cakram yang berisi zat antimikroba dan
diletakkan pada media agar cair yang telah ditanami bakteri uji
2) Metode e-test digunakan untuk menentukan KHM (Kadar
Hambat Minimum) yaitu konsentrasi zat antimikroba dalam
menghambat pertumbuhan bakteri uji. Metode ini
menggunakan strip plastik yang telah berisi zat antibakteri dan
di letakkan pada media agar.
3) Ditch Plste Technique yaitu zat antimikroba diletakkan pada
parit yang dibuat dengan cara memotong media agar dalam
cawan petri pada bagian tengah secara membujur dan bakteri
uji digoreskan ke parit
4) Cup-Plate Technique yaitu metode yang hampir sama dengan
metode disc diffusion namun bedanya tidak menggunakan
kertas. Pada medi agar dibuat sumur dan pada sumur tersebut
diberi zat antimikroba
5) Gradient-Plate Technique yaitu media agar dicairkan dan
ditambah larutan uji kemudian campura tersebut dituangkan ke
dalam cawan petri dan diletakka dalam posisi miring
B. Metode Dilusi
1) Metode Dilusi/Broth Dilution Test digunakan untuk mengukur
KHM & KBM. Zat antimikroba diencerkan pada medium cair
telah ditambahkan bakteri uji. Larutan antimikroba dengan
kadar terkecil & terlihat jernih ditetapkan sebagai KHM. KHM
5. di kultur ulang pada media cair tanpa penambahan bakteri dan
zat zat antimikroba kemudian di inkubasi selama 18-24 jam.
Media yang tetap cair ditetapkan sebagai KBM
2) Metode Dilusi Padat/Solid Dilution Test yang mempunyai
metode hampir sama dengan metode dilusi cair, namun
menggunakan media padat/sard. Metode dilusi padat dapat
menguji beberapa macam bakteri dalam satu konsentrasi zat
antimikroba (Kusuma, 2009: Sari dkk, 2013)
IV. PERHITUNGAN
Tidak Ada
V. ALAT DAN BAHAN
A. Alat
1. Autoklaf
2. Hot Plate
3. Oven
4. Bunsen
5. Sprayer
6. Sinar UV
7. Oven
8. Erlenmeyer
9. Gelas Ukur
10. Pinset
11. Media Agar
12. Kain Lap Bersih
B. Bahan
1. Aluminium
2. Kertas Bekas
3. Alkohol
6. 4. Aquades
5. Kapas
6. Plastik Tahan Panas
7. Spiritus
VI. METODE KERJA
A. Sterilisasi Ruangan
1. Nyalakan lampu sinar UV selama 1 jam (sebelum praktikum dimulai)
matikan kemudian biarkan selama 1 jam tanpa ada kegiatan di ruang
praktikum
B. Desinfeksi Permukaan Meja Kerja
1. Siapkan Srayer berisikan alkohol 70% dan kain streril
2. Semprot permukaan meja kerja dengan sprayer kemudian usap meja
secara merata satu arah (kanan ke kiri atau sebaliknya)
C. Sterilisasi Alat dan Bahan
1. Siapkan Alat dan bahan yang akan di sterilisasi
2. Membungkus masing-masing alat dengan menggunakan kertas,kapas,
alumunium foil yang bersih secara rapat
3. Masukkan ke dalam oven / autoklaf disesuaikan suhu dan lama
pemanasan
D. Sterilisasi Ose dan Pinset
1. Siapkan ose dan pinset
2. Nayalakan api bunsen
3. Pijarkan ujung ose dan pinset hingga memerah
4. Dinginkan sejenak sebelum digunakan
E. Sterilisasi pinggiran peralatan gelas (cawan petri, erlenmeyer, tabung
reaksi)
1. Siapkan peralatan gelas yang sudah steril
2. Nyalakan api bunsen
7. 3. Gerakan ujung peralatan hingga mengenai api, putar hingga seluruh
pinggiran gelas terkena api
8. DAFTAR PUSTAKA
Alwi, Hasan dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. DEPDIKNAS :
Balai Pustaka
Sudirman, N dkk. 1992. Ilmu Pengetahuan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Winatapura, U. 1993. Strategi belajar Mengajar IPA. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Sari, K.I.P., Periadnadi, N. 2013. Uji Antimikroba Ekstrak Segar Jahe-
Jahean (zingiberaceae) terhadap stahylococcus aureus escherichia coli dan candida
albicans. Jurnal Biologi. Universitas Andalas Kusuma
Kusuma,S.A.F. 2009. staphylococcus aureus. Fakultas Farmasi. Universitas
Padjajaran
Jutono, J dkk. 1980. Pedoman Mikrobiologi Umum. Universitas Gadjah Mada
9. VI. HASIL
STERILISASI ALAT DAN BAHAN
YANG DIGUNAKAN
TEKNIS / CARA
KERJA
MEKANISME
KERJA
(Membunuh
mikroba dengan
mekanisme
………)
Sterilisasi ruangan Sinar UV Dinyalakan lampu
sinar UV selama
beberapa waktu
sebelum memakai
ruangan,selama 1
jam,setelah itu
dibiarkan selama 1 jam
laga tanka ada kegiatan
di ruant praktikum
Membunuh
microba dengan
mekanisme
sterilisasi yang
memancarkan
radiasi karena
terjadinya
tambahan energy
yang cukup kuat
menyebabkan
terganggunya
bahkan merusak
ikatan
intramolekuler,mis
alya ikatan atom
hydrogen dalam
DNA sel mikro
organisme
Sterilisasi permukaan
meja kerja
Alat :
Sprayer,pinset,wadah
Stainless steel
Bahan : Tissue Towel
Disinfeksi tangan
terlebih dahulu,Siapkan
sprayer berisi alkohol
70% dan tissue,setelah
itu semprot permukaan
meja kerja dengan
sprayer kemudian usap
meja secara merara
(satu arah)
Ada 3 cara:
1. Desinfeksi tangan
terlebih dahulu.
Membunuh
mikroba dengan
mekanisme
sterilisasi kimia
dengan cara di
aplikasikan pada
permukaan benda-
benda mati agar
berkurang jumlah
kontaminan
virus/mikroorganis
me yang
menempel untuk
10. 2.Semprot dan lap
yaitu semprot
permukaan dengan
disinfektan dibiarkan
selama waktu kontak
satu menit,Lap
Permukaanyang sudah
disemprot dengan
tissue towel steril satu
arah (Usahakan agar
tissue towel yang
sudah kontak dengan
permukaan tidak
digunakan untuk
permukaan lain
3.Disisnfeksi dengan
tissue towel yang
sudah direndam
disinfektan
yaitu,rendam tisuue
towel dengan
disinfektan di wadah
Ss,diambil tissue towel
tersebut lipat lalu lap
permukaan
mengendalikan
antimikroba dan
virus di benda
yang beresiko
tinggi
Sterilisasi bahan
dengan menggunakan
oven
Alat : Cawan
Petri,hotplate,batang
pengaduk,kaca
arloji,cawan
petri,autoklaf,cawan
porselen,pipet ukur,
tali,kapas,koran
Bahan : Potato
Dextrose Agar,Nutrient
Agar,Aqua Destilata
siapkan semua
media,dimasukkan
PDA ke dalam
erlenmeyer kemudian
ditambah
aquadest,setelah itu
dipanaskan hingga
semua larut dalam air
kemudian di
dinginkan,dimasukkan
erlenmeyer yang berisi
Membunuh
mikroba dengan
mekanisme
sterilisasi uap
bertekanan dengan
autoclav dengan
suhu 121 derajat
celcius dengan
tekanan 1 atm
11. PDA ke dalam
autoclav yang sudah
ditutup dengan kapas
dan diikat
menggunakan tali yang
sebelumnya sudah
ditutup kembali dengan
kertas/koran
Sterilisasi alat dengan
menggunakan oven dan
autoklaf
Alat : Kaca
arloji,cawan
petri,cawan
porselen,pipet
ukur,pipet
volume,autoklaf,oven,t
ali,koran,alumunium
foil
Sebelum dimasukkan
ke oven, alat dibungkus
terlebih dahulu
menggunakan koran,
yaitu pipet volum dan
pipet ukur,sedangkan
kaca arloji,cawan
porselen menggunakan
alumunium foil,di oven
selama 1 jam dengan
suhu 170-180 derajat
,setelah itu di diamkan
hingga alat-alat yang di
sterilkan sedikit dingin
kemudian diambil.
Bahan selain cawan
petri dimasukkan
autoclav dengan suhu
121 derajat celcius
dengan tekanan 1 atm,
sama seperti bahan
yang berada di oven
yaitu dibungkus
menggunakan koran
dan diikat
menggunakan
tali,pastikan penutup
autoklaf kencang dan
sesuai petunjuk
Membunuh
mikroba dengan
mekanisme
sterilisasi uap
bertekanan
memakai
autoclav.
Sedangkan oven
dengan
mekanisme
sterilisasi panas
kering.
Penyusupan panas
ke dalam bahan
pada metode ini
berlangsugng
sangat lambat,oleh
karena itu pada
saat sterilisasi
harus dalam
lapisan tipis dan
jumlah yang
sedikit, harus
dilindungi dalam
wadah tertutup
dengan cara
membungkus atau
menyumbat untuk
mencegah
12. pemakaian. kontaminasi
setelah
dikeluarkan dari
oven
Sterilisasi Ose dan
pinggiran alat gelas
(TEKNIK ASEPTIK)
Alat :Sarung
tangan,masker,ose,
cawan petri,tabung
reaksi,erlenmeyer,lap,b
unsen
Bahan :alkohol 70%,
dilakukan sanitasi area
kerja dengan alkohol
70%,mengatur area
kerja,Siapkan
ose,dinyalakan api
bunsen,dipijarkan
ujung ose hingga
memerah sekitar 45
derajat,dinginkan
sejenak sebelum
digunakan,mulut
tabung reaksi
dilewatkan juga diatas
bunsen,setelah itu
celupkan ose ke
tabung,di ketukkan ose
di tabung agar tidak
terambil,lalu bakar
mulut tabung ditutup
dan disimpan dalam
tabung.
sedangkan cawan
petri,keadaan terbalik
tutup berada dibawah,
diambil dengan 3 jari,
jari telunjuk ke
depan,sedangkan
jempol ke belakang,di
buka cawan petri dan
muutnya di lewatkan
ke api, ditutup kembali
dan simpan kembali
sedangkan erlenmeyer
Membunuh
mikroba dengan
mekanisme
sterilisasi panas
kering dengan
pemanasan.
13. pegang tangan kiri
buka sumbat dengan
sela jari tangan
kanan,pegang
erlenmeyer bagian
bawah dan mulut
tabung lewatkan
bunsen,setelah itu
disumbat.
14. VII. PEMBAHASAN
Sterilisasi adalah suatu proses untuk mmebunuh semua jasad renik yang ada,
sehimgga jika ditumbuhkan di dalam suatu medium tidak ada lagi jasad renik yang
dapat berkembangbiak. Sterilisasi harus dapat membunuh jasad renik yang paling
tahan panas yaitu spora bakteri (Fardiaz, 1992)
Sterilisasi yaitu proses atau kegiatan membebaskan suatu bahan atau benda dari
semua bentuk kehidupan. Pada prinsipnya sterilisasi dapat dilakukan dengan 3 cara
yaitu secara mekanik, fisik dan kimiawi.Sterilisasi secara mekanik (filtrasi)
menggunakan suatu saringan yang ebrpori sangat kecil (0,22 mikron atau
0,45mikrob) sehingga mikroba tertahan pada saringan tersebut. Proses ini ditujukan
untuk sterilisasi bahan yang peka panas, misalnya larutan enzim dan antibiotic.
Sterilisasi secara fisik dilakukan dengan cara pemanasan atau penyinaran. Pemanasan
dapat dilakukan dengan cara pemijaran, pemanasan kering, menggunakan uap air
panas dan menggunakan uap air panas bertekanan (Agalloco, 2008)
Menurut (Lucas, 2006) Sterilisasi uap merupakan metode yang paling efektif dan
ideal karena :
a) Uap merupakan pembawa (carrier) energy termal paling efektif dan semua
lapisan pelindung luar mikroorganisme dapat dilunakkan, sehingga
memungkinkan terjadi koagulasi
b) Bersifat nontoksik, mudah diperoleh dan relative mudah dikontrol
Disinfeksi berarti mematikan atau menyingkirkan organisme yang dapat
menyebabkan infeksi. Disinfeksi biasanya dilaknsanakan dengan menggunakan zat-
zat kimia seperti fenol, formaldehid, klor, iodium dan sublimat. Pada umumnya
disinfeksi dimaksudkan untuk mematikan sel-sel yang lebih sensitive tetapi bukan
spora-spora yang tahan panas. Disinfeksi adalah bahan yang digunakan untuk
melaksanakan disinfeksi (Irianto, 2007)
Berdasarkan hasil jurnal sudah sesuai yaitu menggunakan sinar ultra violet
merupakan salah satu sinar yang memiliki daya radiasi yang bersifat letal bagi
organisme. Karena bersifat letal, maka radiasi UV sering digunakan pada tempat yang
memiliki kondisi aseptic. Menurut (Ariyadi & Sinto Dewi, 2009) Sinar UV hanya
efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada permukaan yang terpapar
langsung atau berada pada permukaan medium yang transparan terhadap sinar UV.
Berdasarkan hasil jurnal desinfeksi meja menggunakan alcohol merupakan upaya
yang dilakukan untuk membebaskan media pembawa dari mikroorganisme pnyebab
penyakit secara fisik atau kimia antar lain dengan pemberian larutan desinfektan.
15. (Luwito dkk, 2018) dan menurut (Yunanto dkk, 2005) Alkohol merupakan bahan
dasar produk sterilisasi utama.
Berdasarkan hasil jurnal pembuatan media Nutrien agar sudah sesuai yaitu digunakan
untuk media pertumbuhan bakteri. Tujuan pemanasan dan pengadukan adalah untuk
menghomogenkan NA dengan Aquadest, setelah dipanaskan air berubah menjadi
keruh menjadi kuning kecoklatan hal ini menandakan larutan telah homogen. Tujuan
penutupan Erlenmeyer yang disumbat dengan kapas dan dilapisi kertas diluarnya
adalah agar meminimalisir kontaminasi.
Berdasarkan hasil jurnal telah sesuai dengan literature suhu yang digunakan pada
oven pada saat sterilisasi menyatakan “ Pemanasan kering sering dilakukan dalam
sterilisasi alat-alat gelas di laboratorium, dimana menggunakan oven dengan suhu
160°-180° selama 1,5 jam-2 jam dengan system udara statis (Fardiaz, 1992) Cara ini
kurang efektif apabila temperature kurang tinggi. Efektifitas pada temperature antara
160°-180°C. Pada system ini ada udara, dimana udara merupakan penghantar panas
yag buruk sehingga sterilisasi cara ini memerlukan waktu 1 jam dengan temperature
160°C bila temperature 180°C memerlukan waktu 180°C. Sterilisasi menggunakan
oven, prinsipnya adalah protein mikroba pertama-tama akan mengalami dehidrasi
sampai kering dan selanjutnya teroksidasi oleh oksigen dari udara sehingga
menyebabkan mikrobanya mati. Digunakan pada benda/bahan yang tidak mudah
menjadi rusak, tidak menyala, tidak hangus atau tidak menguap pada suhu tinggi.
Umumnya digunakan untuk senyawa-senyawa yang tidak efektif untuk di sterilkan
dengan uap air, seperti minyak lemak, minyak mineral, gliserin (berbagai jenis
minyak), petrolatum jelly, lilin, wax dan serbuk yang tidak stabil dengan uap air.
Metode ini efektif untuk mensterilkan alat-alat gelas. Selain itu bahan/alat harus
dibungkus, disumbat atau ditaruh dalam wadah tertutup untuk mencegah kontaminasi
setelah dikeluarkan dari oven.
Berdasarkan hasil jurnal suhu yang digunakan pada autoklaf 121°C hal ini sesuai
dengan literature yang menyatakan “Pemanasan basah adalah sterilisasi panas yang
digunakan bersama-sama dengan uap air. Pemanasan basah biasanya dilakukan di
dalam autoklaf atau aterilisator uap ynag mudah diangkat dengan menggunakan uap
air jenuh bertekanan 2 atm pada suhu 121°C selama 15 menit. (Hadioetomo, 1985)
Menurut (Nurrohbifahmi dkk, 2017) Autoklaf memiliki kekurangan yaitu
menimbulkan kerusakan sifat kimia bahan pembawa dan menghassilkan unsur
beracun. Sesuai dengan literature dari (Pelezar, 2005) Cawan Petri, erlenmeyer,
tabung reaksi, penjepit, spatula, sprider, kertas saring, Nutrient Broth (NB), Nutrient
Agar (NA), dan seluruh alat dan bahan (Kecuali setil alcohol) yang akan digunakan di
16. sterilisasi di dalam autoklaf setelah sebelumnya dicuci bersih, dikeringkan dan
dibungkus dengan kertas.
Sedangkan, berdasar hasil jurnal pada metode sterilisasi pembakaran langsung sudah
sesuai, yaitu yang terlihat di video alat-alat platina, dapat dilakukan melalui
pembakaran secara langsung pada nyala lampu Bunsen hingga berpijar. Cara ini
mempunyai kekurangan yaitu akan membuat alat menjadi rusak, sedangkan efektif
dalam menghancurkan mikroorganisme semuanya
17. VIII. KESIMPULAN
1. Sterilisasi ruangan sudah sesuai dengan teori dan steril karena sinar UV
hanya efektif untuk mengendalikan mikroorganisme pada permukaan
yang terpapar langsung atau berada pada permukaan medium yang
transparan terhadap sinar UV.
2. Sterilisasi desinfeksi meja sudah sesuai dengan teori dan steril karena
menggunakan alcohol yaitu merupakan upaya yang dilakukan untuk
membebaskan media pembawa dari mikroorganisme pnyebab penyakit
secara fisik atau kimia antar lain dengan pemberian larutan desinfektan.
3. Sterilisasi alat dan bahan sudah sesuai dengan teori dan steril yaitu
menggunakan metode pemanasan panas kering menggunakan oven dan
pemanasan basah menggunakan autoklaf.
4. Sterilisasi pembakaran langsung sudah sesuai teori dan steril karena
menggunakan bunsen dan efektif menghancurkan seluruh
mikroorganisme.
IX. SARAN
Pada kegiatan praktikum ini, sebaiknya alat dan bahan yang akan digunakan di
persiapkan terlebih dahulu, agar praktikan dapat berjalan dengan baik. Dan untuk
para praktikan agar mempersiapkan diri materi-materi yang akan dipraktekkan, agar
dalam kegiatan praktikum tidak terhambat.
18. DAFTAR PUSTAKA
Agalloco, J. 2008. Validation of Pharmaceutical Processes (Electronic
Version). USA : Informa Healthcare Inc
Alwi, Hasan dkk. 2001. Kamus Besar Bahasa Indonesia. DEPDIKNAS :
Balai Pustaka
Fardiaz, Srikandi. 1992. Mikrobiologi Pangan. Departemen Pendidikan dan
Kebudayaan. PAU Pangan dan Gizi. Institut Pertanian Bogor
Hadioetomo RS. 1985. Mikrobiologi Dasar Dalam Praktek. Jakarta :
Djambatan Press
Irianto, Koes. 2007. Mikrobiologi Dasar dalam Praktek, Teknik dan Prosedur
Dasar Laboratorium. Jakarta : Gramedia Pustaka Utama
Jutono, J dkk. 1980. Pedoman Mikrobiologi Umum. Yogyakarta : Gadjah
Mada University Press
Kusuma,S.A.F. 2009. staphylococcus aureus. Fakultas Farmasi. Universitas
Padjajaran
Lucas, Stefanus. 2006. Formulasi Steril. Yogyakarta : Andi Press
Luwito, Bagus dkk. 2018. Efektivitas Larutan Desinfektan dalam
Mengaktivasi Virus Avian Influenza pada Bulu Unggas. Jurnal Sain Veteriner. 36 (2)
Nurrobifahmi dkk. 2017. Pengaruh Metode Sterilisasi Radiasi Sinar Gamma
Co-60 dan Autoklaf terhadap Bahan Pembawa Viabilitas Spora Gigaspora margarita
dan Ketersediaan Fe, Mn dan Zn. Jurnal Tanah dan Iklim. 41 (1)
Pelezar, M. J dan Chan E.C.S. 1988. Dasar-dasar Mikrobiologi 2, Alih
bahasa : Hadioetomo, R. S., Ims, T., Tjitrosomo, S. S dan ANgka, S. L., Jakarta : UI
Press
Sudirman, N dkk. 1992. Ilmu Pengetahuan. Bandung : Remaja Rosda Karya
Winatapura, U. 1993. Strategi belajar Mengajar IPA. Jakarta : Departemen
Pendidikan dan Kebudayaan
Sari, K.I.P., Periadnadi, N. 2013. Uji Antimikroba Ekstrak Segar Jahe-
Jahean (zingiberaceae) terhadap stahylococcus aureus escherichia coli dan candida
albicans. Jurnal Biologi. Universitas Andalas Kusuma
Yunanto, A., Hartoyo, E., & Budiarti, L.Y. (2005). Peran Alkohol 70%,
Povidon-Iodine 10% dan Kasa Kering Steril dalam Pencegahan Infeksi pada
Perawatan Tali Pusat. Sari Pediatri, 7(2), 58–62.