SlideShare a Scribd company logo
CHILONK
MATERI 4:
EKSTRAKSI
KONVENSIONAL
1. INFUS/INFUSA
 Definisi: Sediaan cair yang dibuat dengan
menyari simplisia (lunak: daun dan bunga)
dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit.
 Alat : 2 panci bertingkat
 Cara pembuatan: Simplisia dengan derajat
halus yang sesuai dlm panci tambahkan air
 panaskan di atas tangas air selama 15
menit sejak suhu 90 C sambil diaduk 
Serkai selagi panas melalui kain flannel 
tambahkan air panas secukupnya melalui
ampas hingga diperoleh volume infus yang
dikehendaki
Contoh Pembuatan
 Infus daun sena dan infus simplisia yang mengandung
minyak atsiri, diserkai setelah dingin.
 Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang
mengandung lendir tidak boleh diperas.
 Asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas
dengan air hingga diperoleh massa seperti bubur
 Buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu.
 Pada pembuatan infus Kulit Kina ditambahkan larutan asam
sitrat P 10% bobot bahan berkhasiat.
 Pada pembuatan infus simplisia yang mengandung
glikosida antrakinon, ditambahkan larutan natrium karbonat
P 10% bobot simplisia.
 Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang
tertera di bawah, infus yang mengandung bukan bahan
berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10%
simplisia
2. DECOCTA/DEKOK
 Definisi: sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi
simplisia lebih keras dengan air pada suhu 90 oC pada waktu
30 menit.
 Alat : 2 panci bertingkat
 Cara pembuatan: Simplisia dengan derajat halus yang cukup
dlm panci  tambahkan air  panaskan di atas tangas air
selama 30 menit sejak suhu 90 C Sambil diaduk  Serkai
selagi panas melalui kain flannel  tambahkan air panas
secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok
yang dikehendaki
DECOCTA/DEKOK (lanjutan…)
 Dekok dari simplisia Condurango cortex yang harus
diserkai setelah didinginkan terlebih dahulu.
 Jika tidak ditentukan perbandingan yang lain dan
tidak mengandung bahan berkhasiat keras, maka
untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10
bagian dari bahan dasar atau simplisia.
Penyimpanan
• Infus dan dekok
disimpan dalam
lemari
pendingin/tempat
yang teduh
Penggunaan
• Infus dan dekok
dikonsumsi segar
(baik kondisi
panas/dingin)
• Infus harus
digunakan dalam
waktu 24 jam,
dekok 48 jam
Kelebihan Infusa dan Dekokta:
 Peralatan sederhana, mudah dipakai
 Biaya murah
 Dapat menyari simplisia dengan pelarut air dengan waktu yang
singkat
Kekurangan:
 Sari yang dihasilkan tidak stabil dan mudah tercemar oleh
bakteri dan kapang
Kelebihan:
Pembuatan ekstrak dengan cara
merendam simplisia dalam pelarut
dan waktu tertentu dengan sesekali
pengadukan, pada suhu kamar
Perbandingan
biasanya 1:10
Volume/ekstrak
terakhir diukur
3. MASERASI
MODIFIKASI
MASERASI
Modifikasi
Remaserasi
(maserasi berulang)
Pengadukan
(Kinetik, terus menerus,
waktu lebih cepat)
Digesti
(suhu : 30-40 C,
kelarutan senyawa
>>, waktu lebih
cepat
Maserasi
(maserasi sinambung,
ekstrak I masuk kedalam
maserator kembali, begitu
seterusnya)
Digesti
METODE
MASERASI
Keuntungan :
 Cara pengerjaan yang mudah
 Peralatan yang digunakan relatif sederhana
dan mudah
 Cocok untuk zat aktif yang tidak tahan
pemanasan
Kerugian :
 Waktu penyarian yang relatif lama
 Penyariannya kurang sempurna
 Dan memerlukan jumlah pelarut yang besar
Pembuatan
ekstrak/perkolat dengan
cara mengalirkan pelarut
melalui simplisia dengan
kecepatan tertentu
4. PERKOLASI
Alat yang digunakan
disebut Perkolator.
Perkolasi berakhir
apabila ekstraksi
sudah maksimum
Identifikasi cairan
yang keluar
 Bentuk Perkolator :
1. Perkolator bentuk corong (i)
2. Perkolator bentuk tabung (II)
3. Perkolator bentuk paruh (III)
 Pemilihan perkolator tergantung pada
jenis serbuk simplisia yang akan
disari.
III
PERKOLASI
Sebelum dilakukan perkolasi, serbuk simplisia
(SS) perlu dimaserasi/dibasahi dulu, terutama
untuk bahan yang :
 mudah mengembangkan dalam air
 bahan yang keras
 bahan dengan Zat Aktif (ZA) yang sulit larut
 jumlah cairan penyari (CP) terbatas.
 Leher perkolator diberi kapas atau gabus bertoreh
 Dijaga tak terbasahi oleh air kecuali jika cairan penyari mengandung air,
sebab :
Jika Serbuk Simplisia mengandung damar maka perkolat yang
mengandung damar akan mengendap dengan adanya air dalam
kapas/gabus yang akan menghalangi perkolasi berikutnya
 Serbuk simplisia (SS) yang telah dibasahi dimasukkan dalam percolator
 Penentuan akhir perkolasi  pemeriksaan kualitatif perkolat terakhir
 Misal : pule pandak terhadap alkaloid
Jika ZA Belum diketahui berdasarkan  ciri organoleptis (bau, rasa, atau
warna)
Prinsip perkolasi yaitu :
1. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder,
kemudian bagian bawahnya diberi sekat berpori
2. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk
tersebut, sehingga akan melarutkan zat aktif.
3. Gerak ke bawah disebabkan oleh gaya beratnya sendiri dan
cairan diatasnya, dikurangi gaya kapiler yang akan cenderung
untuk menahannya.
1. Waktu lama
2. Perlu banyak pelarut
3. Perhatikan daya kembang simplisia
4. Ditiadakan adanya udara yang terjerap
5. Massa simplisia jangan terlalu padat/rapat
Kekurangan Perkolasi
5. Sokhlet Ekstraksi berkesinambungan
menggunakan satu jenis pelarut
Prinsip :
Maserasi dan destilasi
Ekstraksi berakhir jika
waktu maserasi
pelarut sudah tidak
berwarna
Keuntungan Sokhletasi
1. Pelarut lebih sedikit
2. Ekstrak yang diperoleh lebih pekat
3. Penyarian senyawa lebih maksimum
karena pelarut selalu baru
4. Ekstrak tidak perlu disaring
Kerugian Sokhletasi
Ekstrak selalu dipanaskan, ada
kemungkinan senyawa rusak
6. Refluks
 Simplisia berada dalam satu tempat
dengan pelarut
 Untuk bahan yang tahan panas
 Menggunakan cooler utk
mengurangi pelarut hilang
 Prinsip: maserasi dan destilasi
 Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4
jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.
 Keuntungan : dapat mengekstraksi sampel-sampel yang
mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.
 Kerugian : membutuhkan volume total pelarut yang besar
REFLUKS
7. DESTILASI
Definisi: Proses yang bertujuan untuk
pemisahan dan pemurnian substansi
cairan yang mudah menguap dari
senyawa yang tidak mudah menguap
atau pemisahan satu atau lebih
cairan yang berbeda titik didihnya.
Tahapan destilasi:
1. Perubahan substansi (menjadi
fase uap)
2. Pemindahan fase uap
3. Kondensasi fase uap
Destilasi bisa dilakukan pada pemisahan
minyak atsiri dari bahan baku misal minyak
nilam, minyak kenanga, Minyak cengkeh,
dsb
Destilasi:
1.Dest. air
2. Dest. uap dan air
3. Dest. uap
Destilasi Air
Serbuk kasar /potongan simplisia
(tahan panas,berkayu/keras)
+ Air, didihkan
Dilengkapi dengan
pipa pendingin
MA ditampung
(bercampur dengan air)
Keuntungan :
Kualitas MA baik (suhu tidak
terlalu tinggi),alat sederhana,
mudah diperoleh, pengerjaan
mudah .
Kerugian :
Tidak untuk semua simplisia
(tidak tahan panas,
mengandung sabun)
Air menyebabkan terjadi
hidrolisis
Waktu destilasi lama
RANGKAIAN DESTILASI AIR
R:ConciseReviews in journal of FoodScience
Destilasi Uap dan Air
Simplisia (Tidak tahan panas):
Segar langsung
Kering dimaserasi dulu
Simplisia di atas
Air di bagian bawah
(seperti dandang)
MA ditampung
Keuntungan:
▪ Uap berpenetrasi secara rata ke
dalam bahan dan suhu dapat
dipertahankan sampai 100°C.
▪ Penyulingan relatif singkat
▪ Rendemen MA >> (cukup bagus)
▪ Mutu lebih baik ( dari pada hasil
dest. dengan air
▪ Bahan yang disuling tidak
gosong.
▪ Bahan hanya berhubungan
dengan uap (tidak air panas)
▪ Banyak dilakukan di rumah
tangga
▪ Alat sederhana
RANGKAIAN
DESTIALASI
UAP-AIR
Destilasi Uap
SIMPLISIA (biji, akar, kayu)
mengandung komponen
MA dengan didih tinggi.
Sumber uap air
(tekanan 1 atm)
MA (jumlah lebih banyak)
Contoh: cengkeh,sereh,
kayuputih, kayumanis, akar wangi
Keuntungan:
♦ Mutu MA cukup baik,
♦ Tekanan & suhu dapat
diatur
♦ Waktu penyulingan
pendek hidrolisis tidak
terjadi.
Kerugian:
♦ Peralatan mahal
♦ Perlu tenaga ahlii.
RANGKAIAN
ALAT
DESTILASI
UAP
8. Enfleurage untuk Minyak Atsiri
 Definisi: Cara pembuatan minyak atsiri dengan menggunakan
penjerap lemak atau minyak lemak tidak berbau yag padat
pada suhu ruang.
Minyak
lemak/lemak
dioleskan tipis
pada plat kaca
Helaian bunga
ditebarkan
diatasnya selama
beberapa jam
Helaian bunga
yang lama diganti
yang baru begitu
seterusnya.
MA yang
terabsorpsi
lemak diekstraksi
dengan alkohol
Pembuatan dengan lemak
Cara enfleurasi:
▪ Bunga 2,5 --3 kg perlu 1 kg
lemak
▪ Perlu waktu 8--10 minggu.
▪ Dikerok,dilelehkan,
ekstraksi dengan alkohol,
▪ Dinginkan hingga terpisah
dari lemak,
▪ Disaring, dipekatkan dengan
cara penyulingan.
Tanpa
pemanasan
Dengan
pemanasan
Lemak panas:
√ Bunga segar dimaserasi dlm
lemak panas ± 80oC --1,5 jam.
√ Dilakukan pergantian simplisia
√ Disaring dgn saringan logam.
√ Bunga disiram air panas jika
ada lemak yang menempel
√ Peras dengan saringan kain.
√ Air dipisahkan dari lemak
Proses Enfleurasi
TERIMAKASIH

More Related Content

What's hot

PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Trie Marcory
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
marwahhh
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
zakirafi
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
Dadang Muhammad Hasyim
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
yulis adriana
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
ArwinAr
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
VindaNesya
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
wd_amaliah
 
Pill
PillPill
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
Dokter Tekno
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Filania Kanja
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
ViKi Viquendah
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Vina Widya Putri
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Guide_Consulting
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
Ovi Ardiana
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ari
UNIMUS
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
Pharmacist
 

What's hot (20)

PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi Metode pembuatan emulsi
Metode pembuatan emulsi
 
Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2Farmasetika: Salep2
Farmasetika: Salep2
 
Evaporasi
EvaporasiEvaporasi
Evaporasi
 
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilatidentifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
identifikasi senyawa golongan alkohol ,fenol dan asam karboksilat
 
Golongan alkaloid
Golongan alkaloidGolongan alkaloid
Golongan alkaloid
 
Evaluasi tablet
Evaluasi tabletEvaluasi tablet
Evaluasi tablet
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
 
Farmasi : Soxhletasi
Farmasi : SoxhletasiFarmasi : Soxhletasi
Farmasi : Soxhletasi
 
EKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.pptEKSTRAKSI.ppt
EKSTRAKSI.ppt
 
laporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapanlaporan praktikum titrasi pengendapan
laporan praktikum titrasi pengendapan
 
Pill
PillPill
Pill
 
Ppt bu anggun
Ppt bu anggunPpt bu anggun
Ppt bu anggun
 
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
Parameter Nonspesifik Ekstrak (Fitokimia)
 
Sediaan galenika
Sediaan galenikaSediaan galenika
Sediaan galenika
 
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi ObatLaporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
Laporan Praktikum Absorbsi & Ekskresi Obat
 
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologiUji potensi antibiotik secara mikrobiologi
Uji potensi antibiotik secara mikrobiologi
 
Analisis protein
Analisis proteinAnalisis protein
Analisis protein
 
Ppt distilasi ari
Ppt distilasi ariPpt distilasi ari
Ppt distilasi ari
 
Sediaan krim
Sediaan krimSediaan krim
Sediaan krim
 

Similar to PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx

PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
AmeliaMoniq1
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
Kustian Permana
 
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdfP12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
ssuser90246b
 
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxII.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
Arinta3
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
Dokter Tekno
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
Ernalia Rosita
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasi
yulis adriana
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
christianelsadeny
 
sediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptxsediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptx
EkaSaputra894652
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
Wulung Gono
 
GALENIKA.pptx
GALENIKA.pptxGALENIKA.pptx
GALENIKA.pptx
rifafauziah13
 
Jurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Jurnal Kimia Analisis KuantitatifJurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Jurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Rhyzerf Franly
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
CarlosEnvious
 
Penetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptx
Penetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptxPenetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptx
Penetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptx
MuhammadSubhanSibadu
 
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Ida Bagus Ngurah Yudhi Dharmawan
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksimtrko
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan
rahmanobita
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
wendy wijaya
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SunaSeptianiAndini
 

Similar to PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx (20)

PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptxPPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
PPT PENGENALAN METODE- METODE ANALISIS.pptx
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
 
Gravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatikaGravimetri. bu swatika
Gravimetri. bu swatika
 
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdfP12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
P12. Tingtur, Ekstrak & Infus.pdf
 
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptxII.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
II.7. Minyak atsiri 2022 (1).pptx
 
Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1Sediaan liquid 1
Sediaan liquid 1
 
Laporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum DestilasiLaporan Praktikum Destilasi
Laporan Praktikum Destilasi
 
Presentasi perkolasi
Presentasi perkolasiPresentasi perkolasi
Presentasi perkolasi
 
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
Ekstraksi dingin (Perkolasi dan Maserasi)
 
sediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptxsediaan galenika.pptx
sediaan galenika.pptx
 
Membuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan GalenikaMembuat Sediaan Galenika
Membuat Sediaan Galenika
 
GALENIKA.pptx
GALENIKA.pptxGALENIKA.pptx
GALENIKA.pptx
 
Jurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Jurnal Kimia Analisis KuantitatifJurnal Kimia Analisis Kuantitatif
Jurnal Kimia Analisis Kuantitatif
 
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan DestilasiPemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
Pemisahan Alkohol dan Air dengan Destilasi
 
Penetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptx
Penetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptxPenetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptx
Penetapan Kadar air dan Kadar Abu.pptx
 
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
Bahan alam_isolasi limonena dari kulit jeruk bali (citrus maxima merr.) denga...
 
Ekstraksi
EkstraksiEkstraksi
Ekstraksi
 
3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan3304694 bentuk sediaan
3304694 bentuk sediaan
 
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolidJurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
Jurnal praktikum teknologi sediaan liquida semisolid
 
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptxSOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
SOKLETASI_Farmakognosi 2_.pptx
 

Recently uploaded

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
RheginaSalsabila
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
nurulkarunia4
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
MFCorp
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
sulastri822782
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
ortopedifk
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DamianLoveChannel
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
adhiwargamandiriseja
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
arikiskandar
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
Datalablokakalianda
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
MuhammadAuliaKurniaw1
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
MuhammadAuliaKurniaw1
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
ssusera85899
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
hadijaul
 

Recently uploaded (20)

Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
graves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiologygraves’ disease etiology, pathofisiology
graves’ disease etiology, pathofisiology
 
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
Hiv DAN AIDS dalam kehamilan-------------
 
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic DasarANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
ANTIBIOTIK TOPIKAL Farmakologi Basic Dasar
 
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMERPPT  RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
PPT RAKOR POKJANAL POSYANDU DALAM PENGUATAN INTEGRASI LAYANAN PRIMER
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdfSupracondyler humerus fracture modul.pdf
Supracondyler humerus fracture modul.pdf
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptxDEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
DEFENISI OPERASIONAL (SINDROM) PENYAKIT SKDR.pptx
 
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTPPetunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
Petunjuk teknis Aplikasi Indikator Nasional Mutu FKTP
 
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdfDesain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
Desain Deskriptif Desain studi pada epidemiology bencana .pdf
 
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
441766795-PERSONAL-HYGIENE-ppt kebersihan diri sendiri.ppt
 
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskularfarmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
farmakologi antikoagulan pada kasus kardiovaskular
 
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptxfarmakologi antikoagulan presentasi.pptx
farmakologi antikoagulan presentasi.pptx
 
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.pptGambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
Gambaran Umum asuhan persalinan normal.ppt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteranpemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
pemaparan PPT pneumonia untuk fakultas kedokteran
 

PERTEMUAN 4 EKSTRAKSI KONVENSIONAL 2022.pptx

  • 2. 1. INFUS/INFUSA  Definisi: Sediaan cair yang dibuat dengan menyari simplisia (lunak: daun dan bunga) dengan air pada suhu 90 C selama 15 menit.  Alat : 2 panci bertingkat  Cara pembuatan: Simplisia dengan derajat halus yang sesuai dlm panci tambahkan air  panaskan di atas tangas air selama 15 menit sejak suhu 90 C sambil diaduk  Serkai selagi panas melalui kain flannel  tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume infus yang dikehendaki
  • 3. Contoh Pembuatan  Infus daun sena dan infus simplisia yang mengandung minyak atsiri, diserkai setelah dingin.  Infus daun sena, infus asam jawa dan infus simplisia lain yang mengandung lendir tidak boleh diperas.  Asam jawa sebelum dibuat infus dibuang bijinya dan diremas dengan air hingga diperoleh massa seperti bubur  Buah adas manis dan buah adas harus dipecah dahulu.
  • 4.  Pada pembuatan infus Kulit Kina ditambahkan larutan asam sitrat P 10% bobot bahan berkhasiat.  Pada pembuatan infus simplisia yang mengandung glikosida antrakinon, ditambahkan larutan natrium karbonat P 10% bobot simplisia.  Kecuali dinyatakan lain, dan kecuali untuk simplisia yang tertera di bawah, infus yang mengandung bukan bahan berkhasiat keras, dibuat dengan menggunakan 10% simplisia
  • 5. 2. DECOCTA/DEKOK  Definisi: sediaan cair yang dibuat dengan mengekstraksi simplisia lebih keras dengan air pada suhu 90 oC pada waktu 30 menit.  Alat : 2 panci bertingkat  Cara pembuatan: Simplisia dengan derajat halus yang cukup dlm panci  tambahkan air  panaskan di atas tangas air selama 30 menit sejak suhu 90 C Sambil diaduk  Serkai selagi panas melalui kain flannel  tambahkan air panas secukupnya melalui ampas hingga diperoleh volume dekok yang dikehendaki
  • 6. DECOCTA/DEKOK (lanjutan…)  Dekok dari simplisia Condurango cortex yang harus diserkai setelah didinginkan terlebih dahulu.  Jika tidak ditentukan perbandingan yang lain dan tidak mengandung bahan berkhasiat keras, maka untuk 100 bagian dekok harus dipergunakan 10 bagian dari bahan dasar atau simplisia.
  • 7. Penyimpanan • Infus dan dekok disimpan dalam lemari pendingin/tempat yang teduh Penggunaan • Infus dan dekok dikonsumsi segar (baik kondisi panas/dingin) • Infus harus digunakan dalam waktu 24 jam, dekok 48 jam
  • 8. Kelebihan Infusa dan Dekokta:  Peralatan sederhana, mudah dipakai  Biaya murah  Dapat menyari simplisia dengan pelarut air dengan waktu yang singkat Kekurangan:  Sari yang dihasilkan tidak stabil dan mudah tercemar oleh bakteri dan kapang Kelebihan:
  • 9. Pembuatan ekstrak dengan cara merendam simplisia dalam pelarut dan waktu tertentu dengan sesekali pengadukan, pada suhu kamar Perbandingan biasanya 1:10 Volume/ekstrak terakhir diukur 3. MASERASI
  • 10. MODIFIKASI MASERASI Modifikasi Remaserasi (maserasi berulang) Pengadukan (Kinetik, terus menerus, waktu lebih cepat) Digesti (suhu : 30-40 C, kelarutan senyawa >>, waktu lebih cepat Maserasi (maserasi sinambung, ekstrak I masuk kedalam maserator kembali, begitu seterusnya) Digesti
  • 11. METODE MASERASI Keuntungan :  Cara pengerjaan yang mudah  Peralatan yang digunakan relatif sederhana dan mudah  Cocok untuk zat aktif yang tidak tahan pemanasan Kerugian :  Waktu penyarian yang relatif lama  Penyariannya kurang sempurna  Dan memerlukan jumlah pelarut yang besar
  • 12. Pembuatan ekstrak/perkolat dengan cara mengalirkan pelarut melalui simplisia dengan kecepatan tertentu 4. PERKOLASI Alat yang digunakan disebut Perkolator. Perkolasi berakhir apabila ekstraksi sudah maksimum Identifikasi cairan yang keluar
  • 13.  Bentuk Perkolator : 1. Perkolator bentuk corong (i) 2. Perkolator bentuk tabung (II) 3. Perkolator bentuk paruh (III)  Pemilihan perkolator tergantung pada jenis serbuk simplisia yang akan disari. III
  • 14. PERKOLASI Sebelum dilakukan perkolasi, serbuk simplisia (SS) perlu dimaserasi/dibasahi dulu, terutama untuk bahan yang :  mudah mengembangkan dalam air  bahan yang keras  bahan dengan Zat Aktif (ZA) yang sulit larut  jumlah cairan penyari (CP) terbatas.
  • 15.  Leher perkolator diberi kapas atau gabus bertoreh  Dijaga tak terbasahi oleh air kecuali jika cairan penyari mengandung air, sebab : Jika Serbuk Simplisia mengandung damar maka perkolat yang mengandung damar akan mengendap dengan adanya air dalam kapas/gabus yang akan menghalangi perkolasi berikutnya  Serbuk simplisia (SS) yang telah dibasahi dimasukkan dalam percolator  Penentuan akhir perkolasi  pemeriksaan kualitatif perkolat terakhir  Misal : pule pandak terhadap alkaloid Jika ZA Belum diketahui berdasarkan  ciri organoleptis (bau, rasa, atau warna)
  • 16. Prinsip perkolasi yaitu : 1. Serbuk simplisia ditempatkan dalam suatu bejana silinder, kemudian bagian bawahnya diberi sekat berpori 2. Cairan penyari dialirkan dari atas ke bawah melalui serbuk tersebut, sehingga akan melarutkan zat aktif. 3. Gerak ke bawah disebabkan oleh gaya beratnya sendiri dan cairan diatasnya, dikurangi gaya kapiler yang akan cenderung untuk menahannya.
  • 17. 1. Waktu lama 2. Perlu banyak pelarut 3. Perhatikan daya kembang simplisia 4. Ditiadakan adanya udara yang terjerap 5. Massa simplisia jangan terlalu padat/rapat Kekurangan Perkolasi
  • 18. 5. Sokhlet Ekstraksi berkesinambungan menggunakan satu jenis pelarut Prinsip : Maserasi dan destilasi Ekstraksi berakhir jika waktu maserasi pelarut sudah tidak berwarna
  • 19. Keuntungan Sokhletasi 1. Pelarut lebih sedikit 2. Ekstrak yang diperoleh lebih pekat 3. Penyarian senyawa lebih maksimum karena pelarut selalu baru 4. Ekstrak tidak perlu disaring Kerugian Sokhletasi Ekstrak selalu dipanaskan, ada kemungkinan senyawa rusak
  • 20. 6. Refluks  Simplisia berada dalam satu tempat dengan pelarut  Untuk bahan yang tahan panas  Menggunakan cooler utk mengurangi pelarut hilang  Prinsip: maserasi dan destilasi
  • 21.  Penggantian pelarut dilakukan sebanyak 3 kali setiap 3-4 jam. Filtrat yang diperoleh dikumpulkan dan dipekatkan.  Keuntungan : dapat mengekstraksi sampel-sampel yang mempunyai tekstur kasar dan tahan pemanasan langsung.  Kerugian : membutuhkan volume total pelarut yang besar REFLUKS
  • 22. 7. DESTILASI Definisi: Proses yang bertujuan untuk pemisahan dan pemurnian substansi cairan yang mudah menguap dari senyawa yang tidak mudah menguap atau pemisahan satu atau lebih cairan yang berbeda titik didihnya. Tahapan destilasi: 1. Perubahan substansi (menjadi fase uap) 2. Pemindahan fase uap 3. Kondensasi fase uap Destilasi bisa dilakukan pada pemisahan minyak atsiri dari bahan baku misal minyak nilam, minyak kenanga, Minyak cengkeh, dsb Destilasi: 1.Dest. air 2. Dest. uap dan air 3. Dest. uap
  • 23. Destilasi Air Serbuk kasar /potongan simplisia (tahan panas,berkayu/keras) + Air, didihkan Dilengkapi dengan pipa pendingin MA ditampung (bercampur dengan air) Keuntungan : Kualitas MA baik (suhu tidak terlalu tinggi),alat sederhana, mudah diperoleh, pengerjaan mudah . Kerugian : Tidak untuk semua simplisia (tidak tahan panas, mengandung sabun) Air menyebabkan terjadi hidrolisis Waktu destilasi lama
  • 24. RANGKAIAN DESTILASI AIR R:ConciseReviews in journal of FoodScience
  • 25. Destilasi Uap dan Air Simplisia (Tidak tahan panas): Segar langsung Kering dimaserasi dulu Simplisia di atas Air di bagian bawah (seperti dandang) MA ditampung Keuntungan: ▪ Uap berpenetrasi secara rata ke dalam bahan dan suhu dapat dipertahankan sampai 100°C. ▪ Penyulingan relatif singkat ▪ Rendemen MA >> (cukup bagus) ▪ Mutu lebih baik ( dari pada hasil dest. dengan air ▪ Bahan yang disuling tidak gosong. ▪ Bahan hanya berhubungan dengan uap (tidak air panas) ▪ Banyak dilakukan di rumah tangga ▪ Alat sederhana
  • 27. Destilasi Uap SIMPLISIA (biji, akar, kayu) mengandung komponen MA dengan didih tinggi. Sumber uap air (tekanan 1 atm) MA (jumlah lebih banyak) Contoh: cengkeh,sereh, kayuputih, kayumanis, akar wangi Keuntungan: ♦ Mutu MA cukup baik, ♦ Tekanan & suhu dapat diatur ♦ Waktu penyulingan pendek hidrolisis tidak terjadi. Kerugian: ♦ Peralatan mahal ♦ Perlu tenaga ahlii.
  • 29. 8. Enfleurage untuk Minyak Atsiri  Definisi: Cara pembuatan minyak atsiri dengan menggunakan penjerap lemak atau minyak lemak tidak berbau yag padat pada suhu ruang. Minyak lemak/lemak dioleskan tipis pada plat kaca Helaian bunga ditebarkan diatasnya selama beberapa jam Helaian bunga yang lama diganti yang baru begitu seterusnya. MA yang terabsorpsi lemak diekstraksi dengan alkohol
  • 30. Pembuatan dengan lemak Cara enfleurasi: ▪ Bunga 2,5 --3 kg perlu 1 kg lemak ▪ Perlu waktu 8--10 minggu. ▪ Dikerok,dilelehkan, ekstraksi dengan alkohol, ▪ Dinginkan hingga terpisah dari lemak, ▪ Disaring, dipekatkan dengan cara penyulingan. Tanpa pemanasan Dengan pemanasan Lemak panas: √ Bunga segar dimaserasi dlm lemak panas ± 80oC --1,5 jam. √ Dilakukan pergantian simplisia √ Disaring dgn saringan logam. √ Bunga disiram air panas jika ada lemak yang menempel √ Peras dengan saringan kain. √ Air dipisahkan dari lemak