SlideShare a Scribd company logo
EKSTRAKSI
Alik Kandhita Febriani, S.T., M.Si.
AGENDA
Definisi ekstraksi
Tujuan ekstraksi
Jenis-jenis ekstraksi
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 2
DEFINISI
EKSTRAKSI
Ekstraksi dan Ekstrak
DEFINISI
EKSTRAKSI
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 4
Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari
bagian tanaman obat yang bertujuan untuk menarik
komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman
obat.
Ekstrak adalah hasil dari ekstraksi itu sendiri berupa filtrat
baik kental maupun cair ataupun padatan.
MEKANISME EKSTRAKSI
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 5
• Pada dasarnya ekstraksi itu adalah proses perpindahan
massa dari komponen zat padat yang terdapat pada
simplisia ke dalam pelarut organic yang digunakan.
• Pelarut organic akan menembus dinding sel dan akan
masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung
zat aktif.
• Zat aktif akan terlarut dalam pelarut organic pada bagian
luar sel untuk selanjutnya berdifusi masuk ke dalam
pelarut.
• Proses ini terus berulang sampai terjadi keseimbangan
konsentrasi zat aktif antara di dakan sel dengan
konsentrasi zat aktif luar sel.
SAMPEL EKSTRAKSI
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 6
• Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai sifat dan
tujuan ekstraksi itu sendiri
• Sampel yang diekstraksi dapat berupa sampel segar, atau sampel yang
telah dikeringkan (simplisia)
• Sampel yang umum digunakan adalah sampel segar karena penetrasi
pelarut akan lebih cepat. Selain itu juga dapat mengurangi terbentuknya
polimer resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses
pengeringan.
• Penggunaan sampel kering juga dapat mengurangi kadar air yang
terdapat di dalam sampel, sehingga mencegah rusaknya senyawa
karena adanya pertumbuhan mikroba.
Istilah-istilah dalam ekstraksi:
1. Menstrum: pelarut/campuran pelarut
yang digunakan dalam proses ekstraksi
2. Rafinat: sisa dari suatu proses
ekstraksi
3. Artefak: zat lain yang diperoleh selain
zat yang terkandung di dalam sampel
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 7
TUJUAN
EKSTRAKSI
Ekstraksi dan Ekstrak
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 9
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 10
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 11
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 12
HAL-HAL YANG
DIPERHATIKAN DALAM
MELAKUKAN EKSTRAKSI
• Jumlah simplisia yang akan diekstrak
• Derajat kehalusan simplisia
• Jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi
• Waktu ekstraksi
• Metode ekstraksi
• Kondisi proses ekstraksi
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 13
JENIS-JENIS EKSTRAKSI
• Berdasarkan bentuk substansi dalam campuran
1. Ekstraksi padat-cair
- Proses ekstraksi ini paling banyak ditemukan dalam
mengisolasi suatu substansi yang terkandung dalam
bahan alam.
- Melibatkan substan padat dan memerlukan kontak yang
sangat lama antara pelarut dan zat padat.
- Kesempurnaan proses ekstraksi sangat bergantung dari
sifat bahan alam dan sifat dari bahan yang akan
diekstraksi.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 14
JENIS-JENIS EKSTRAKSI
2. Ekstraksi cair-cair
Ekstraksi ini dilakukan apabila substansi yang akan diekstraksi
berbentuk cairan dalam campurannya.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 15
JENIS-JENIS EKSTRAKSI
• Berdasarkan penggunaan panas:
1. Ekstraksi secara dingin
- Bertujuan untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang
terdapat dalam simplisia yang tidak tahan terhadap panas
atau bersifat thermolabile,
- Ekstraksi dingin dapat dilakukan dengan beberapa cara
berikut ini:
1) Maserasi
2) Perkolasi
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 16
MASERASI
Maserasi adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan
hanya dengan cara merendam simplisia dalam satu atau
campuran pelarut selama waktu tertentu pada T ruang dan
terlindung dari cahaya.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 17
PERKOLASI
Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin
dengan cara mengalirkan pelarut secara kontinu pada
simplisia selama waktu tertentu.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 18
JENIS-JENIS EKSTRAKSI
• Berdasarkan penggunaan panas:
2. Ekstraksi secara panas
Metode panas digunakan untuk senyawa-senyawa yang terkandung
dalam simplisia sudah dipastikan tahan panas. Metode ekstraksi
yang membutuhkan panas diantaranya:
1) Seduhan
Metode sederhana hanya dengan merendam simplisia dengan air
panas selama waktu tertentu (5-10 menit).
2) Coque (penggodokan)
Proses penyarian dengan menggodok simplisia menggunakan api
langsung dan hasilnya dapat langsung digunakan sebagai obat baik
keseluruhan termasuk ampasnya atau tanpa ampas.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 19
3) Infusa
Sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia nabati
dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Kecuali dinyatakan
lain, infusa dilakukan dengan cara berikut:
“Simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan ke dalam
panic infusa, kemudian ditambahkan air secukupnya. Panaskan
campuran di atas penangas air selama 15 menit, dihitung muali suhu
90oC sambal sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas menggunakan
kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas
sehingga diperoleh volume infus yng dikehendaki.”
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 20
3) Digestasi
- Cara kerja hampir sama dengan maserasi hanya saja digesti
menggunakan pemanasan rendah pada suhu 30-40oC
- Metode ini biasanya digunakan untuk simplisia yang tersari baik
pada suhu biasa.
4) Dekokta
- Hampir sama dengan infusa
- Perbedaan terletak pada lamanya waktu pemanasan.
- Pemanasan pada dekokta lebih lama disbanding infusa yaitu 30
menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC
- Metode ini sudah jarang digunakan karena selain proses
penyariannya yang kurang sempurna dan juga tidak dapat
digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat
thermolabile.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 21
6) Refluks
- Merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih pelarut
selama waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya
pendingin balik (kondensor)
- Proses ini umumnya dilakukan 3-5 kali pengulangan pada residu
pertama karena itu merupakan proses ekstraksi yang sempurna
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 22
7) Soxhletasi
- Merupakan ekstraksi proses
panas menggunakan alat
khusus berupa ekstraktor
Soxhlet
- Suhu yang digunakan lebih
rendah dibandingkan dengan
suhu pada metode refluks
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 23
• Berdasarkan proses pelaksanaan:
1) Ekstraksi berkesinambungan (Continuous Extraction)
Pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi
selesai.
2) Ekstraksi bertahap (Bath Extraction)
Pada setiap tahap ekstraksi selalu dipakai pelarut yang selalu baru
samapi proses ekstraksi selesai.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 24
• Berdasarkan metode ekstraksi
1) Ekstraksi tunggal
- Mencampurkan bahan yang akan diekstrak sebanyak satu kali
dengan pelarut.
- Pada ekstraksi ini Sebagian zat aktif akan terlarut dalam pelarut
sampai mencapai suatu keseimbangan.
- Kekurangan dari ekstraksi ini adalah kurangnya rendemen yang
dihasilkan.
2) Ekstraksi multi tahap
- Mencampurkan bahan yang akan diekstrak beberapa kali dengan
pelarut baru dalam jumlah yang sama banyak.
- Rendemen lebih tinggi dari ekstraksi tunggal, karena bahan yang
diekstrak mengalami beberapa kali pencampuran dan pemisahan.
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Menurut Farmakope Indonesia:
1) Ekstrak cair, adalah ekstrak hasil penyarian bahan alam dan masih
mengandung pelarut.
2) Ekstrak kental, adalah ekstrak yang telah mengalami proses
penguapan dan sudah tidak mengandung cairan pelarut lagi, tetapi
konsistensinya tetap cair pada suhu kamar.
3) Ekstrak kering, adalah ekstrak yang telah mengalami proses
penguapan dan tidak lagi mengandung pelarut dan berbentuk padat
(kering).
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 25
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Berdasarkan konsistensinya:
1) Ekstrak cair (Extracta Fluida (Liquida)
2) Ekstrak semi solid (Extracta spissa)
3) Ekstrak kering (Extracta sicca)
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 26
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Berdasarkan kandungan ekstrak:
1) Ekstrak alami, adalah ekstrak murni yang mengandung bahan obat
herbal alami kering, berminyak, tidak mengandung solvent dan
eksipien.
2) Ekstrak non alami, sediaan ekstrak herbal yang tidak mengandung
bahan alami. Ekstrak ini dapat berbentuk ekstrak kering (campuran
gliserin, propilenglikol); extracta kering (maltodekstrin, laktosa); esktrak
cair, tincture; sediaan cair non alcohol (gliserin, air); dan maserat
berminyak.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 27
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Berdasarkan komposisi yang ada di dalam ekstrak:
1) Ekstrak murni, merupakan ekstrak yang tidak mengandung pelarut
maupun bahan tambahan lainnya dan biasanya merupakan produk
antara, bersifat higroskopis serta memerlukan proses selanjutnya untuk
menjadi sediaan ekstrak.
2) Sediaan ekstrak, merupakan sediaan ekstrak herbal hasil pengolahan
lenbnih lanjut dari ekstrak murni. Sediaan ekstrak baik berbentuk kental
maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat menjadi sediaan obat
seperti kapsul, tablet, cairan, dll.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 28
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Berdasarkan kandungan senyawa aktif:
1) Standardised extracts
- Merupakan ekstrak yang dibuat dengan menambahkan zat aktif yang
telah diketahui efek terapeutiknya untuk mencapai komposisi yang
dipersyaratkan.
- Ekstrak ini juga dapat dibuat dengan menambahkan bahan pembantu
atau mencampur antara ekstrak yang mengandung zat aktif tinggi
dengan ekstrak yang mengandung senyawa aktif rendah sehingga
kandungan senyawa aktif dapat memenuhi syarat.
- Contoh: ekstrak kering daun Belladona (mengandung alkaloid
hyuscyamin 0,95-1,05%).
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 29
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Berdasarkan kandungan senyawa aktif:
2) Quantified extract
- Ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa yang telah
diketahui aktivitas farmakologisnya agar memiliki khasiat yang sama.
- Ekstrak ini memiliki kandungan zat aktif dengan aktivitas yang sudah
diketahui, tetapi senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas
tersebut tidak diketahui.
- Pengaturan kadar dilakukan dengan mencampur 2 jenis ekstrak yang
memiliki spesifikasi sama dan dalam jumlah konstan.
- Contoh: ekstrak daun Ginko biloba, ekstrak herba Hypericum
perforatum
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 30
PEMBAGIAN EKSTRAK
• Berdasarkan kandungan senyawa aktif:
3) Other extract
- Diperoleh dengan cara mengatur proses produksi serta spesifikasinya
- Dalam hal ini kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap
efek farmakologisnya belum diketahui.
- Contoh: Cratageus Herba dan Passiflora incarnate.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 31
REFERENSI
Marjoni, M.R., 2016, Dasar-dasar
Fitokimia untuk Diploma III, Trans
Info Media: Jakarta.
PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 32
THANK YOU
Alik Kandhita Febriani
Ekstraksi 14/03/2022 33

More Related Content

Similar to FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx

Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaCarlosEnvious
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
CarlosEnvious
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
SMAN 4 MERLUNG
 
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptxPPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
MuthmainahTuldJanah1
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
SriYunita8
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
AnggiHerlindia
 
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Apothecary Indonesia Persada
 
PPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptx
PPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptxPPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptx
PPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptx
MuhammadHidayatullah94
 
Chemistry
ChemistryChemistry
Chemistry
Ikhsan Ikhsan
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
SarniSarni9
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
Ani Suyono
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Atika Fitria Ningrum
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
Salsabila Azzahra
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
Iffa M.Nisa
 
Ekstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitikEkstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitik
poltekkes kemenkes kendari
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Farmakokinetik dan galenika
Farmakokinetik dan galenikaFarmakokinetik dan galenika
Farmakokinetik dan galenika
Truly Anggraini
 
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfkuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
BenySaputra8
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
yulis adriana
 

Similar to FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx (20)

Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kambojaLap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
Lap. praktikum destilasi pada bungan kamboja
 
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kambojaLap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
Lap. praktikum destilasi uap bunga kamboja
 
Destilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksiDestilasi dan ekstraksi
Destilasi dan ekstraksi
 
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptxPPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
PPT EKSTRAKSI PANAS.pptx
 
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fixPercobaan iii ekstraksi bahan alat fix
Percobaan iii ekstraksi bahan alat fix
 
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptxtugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
tugas ppt sokletasi (anggi herlindia).pptx
 
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
Teknologi Ekstraksi Bahan Alam: Fundamental dan Metode-metode Ekstraksi Bahan...
 
PPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptx
PPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptxPPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptx
PPT Fitofarmasetika Kelompok 1.pptx
 
Chemistry
ChemistryChemistry
Chemistry
 
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.pptMateri  kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
Materi kuliah Ekstraksi-Dan-Isolasi.ppt
 
Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1Powerpoint new kel 1
Powerpoint new kel 1
 
Makalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara PanasMakalah Ekstraksi Cara Panas
Makalah Ekstraksi Cara Panas
 
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh Laporan Pembuatan coffeine dari teh
Laporan Pembuatan coffeine dari teh
 
PPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara PanasPPT Ekstraksi Cara Panas
PPT Ekstraksi Cara Panas
 
Leaching
LeachingLeaching
Leaching
 
Ekstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitikEkstraksi kimia analitik
Ekstraksi kimia analitik
 
Evaporator
EvaporatorEvaporator
Evaporator
 
Farmakokinetik dan galenika
Farmakokinetik dan galenikaFarmakokinetik dan galenika
Farmakokinetik dan galenika
 
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdfkuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
kuliah 2-Liquid-Liquid Extraction.pdf
 
Presentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasiPresentasi soxhletasi
Presentasi soxhletasi
 

Recently uploaded

Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
hendityas
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
ratnawulokt
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
ryskilahmudin
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
fritshenukh
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
PramitaHertasning
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
pkmcinagara
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
zalfazulfa174
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
BayuEkaKurniawan1
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
ImanChimonxNurjaman
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
hosnuinayati1
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
andiulfahmagefirahra1
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
Hamzi Hadi
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
syam586213
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
haniekusuma
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
FredyMaringga1
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
lala263132
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
SyailaNandaSofiaWell
 

Recently uploaded (17)

Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
Tatalaksana Infeksi Menular Seksual (IMS)
 
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIFPRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
PRESENTASI LAPORAN TUGAS AKHIR ASUHAN KEBIDANAN KOMPREHENSIF
 
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdfPengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
Pengertian dan jenis obat antiparasit.pdf
 
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdfv2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
v2 Intervensi serentak pencegahan stunting.pdf
 
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdfPencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
Pencegahan Dan Pengendalian Infeksi Dengan Penerapan Bundles Hais.pdf
 
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptxketerampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
keterampilan kader dan teknis penilaian tingkat kecakapan kader posyandu.pptx
 
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docxASKEP pada pasien dengan diagnosa  CAD CICU.docx
ASKEP pada pasien dengan diagnosa CAD CICU.docx
 
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan JiwaSejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
Sejarah, Trend Isu Keperawatan Jiwa Dan Konsep Dasar Keperawatan Jiwa
 
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
428375104-Ppt-Pemberian-Obat-Topikal.pptx
 
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptxAsuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
Asuhan Keperawatan HIPO&HIPERTIROID.pptx
 
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.pptCara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
Cara Pembuatan Obat Tradisional Yang Baik_New.ppt
 
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptxPENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR  Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
PENJAGAAN PESAKIT DENGAN VENTILATOR Kursus Basic Resus Nursing HTJS.pptx
 
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptxMateri 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
Materi 5. Penjaminan Mutu Labkesmas.pptx
 
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdfMonitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
Monitoring dan Evaluasi Program Pertolongan Pertama Pada Luka Psikologis.pdf
 
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIFPENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
PENYULUHAN SKRINING KESEHATAN USIA PRODUKTIF
 
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasijejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
jejaring dan jaringan pkm 2019 presentasi
 
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratoriumPengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
Pengendalian Proses.pptx Mata kuliah manajemen mutu laboratorium
 

FITOKIMIA-MACAM MACAM METODE EKSTRAKSI.pptx

  • 2. AGENDA Definisi ekstraksi Tujuan ekstraksi Jenis-jenis ekstraksi PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 2
  • 4. DEFINISI EKSTRAKSI PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 4 Ekstraksi adalah suatu proses penyarian zat aktif dari bagian tanaman obat yang bertujuan untuk menarik komponen kimia yang terdapat dalam bagian tanaman obat. Ekstrak adalah hasil dari ekstraksi itu sendiri berupa filtrat baik kental maupun cair ataupun padatan.
  • 5. MEKANISME EKSTRAKSI PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 5 • Pada dasarnya ekstraksi itu adalah proses perpindahan massa dari komponen zat padat yang terdapat pada simplisia ke dalam pelarut organic yang digunakan. • Pelarut organic akan menembus dinding sel dan akan masuk ke dalam rongga sel tumbuhan yang mengandung zat aktif. • Zat aktif akan terlarut dalam pelarut organic pada bagian luar sel untuk selanjutnya berdifusi masuk ke dalam pelarut. • Proses ini terus berulang sampai terjadi keseimbangan konsentrasi zat aktif antara di dakan sel dengan konsentrasi zat aktif luar sel.
  • 6. SAMPEL EKSTRAKSI PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 6 • Ekstraksi dapat dilakukan dengan berbagai metode sesuai sifat dan tujuan ekstraksi itu sendiri • Sampel yang diekstraksi dapat berupa sampel segar, atau sampel yang telah dikeringkan (simplisia) • Sampel yang umum digunakan adalah sampel segar karena penetrasi pelarut akan lebih cepat. Selain itu juga dapat mengurangi terbentuknya polimer resin atau artefak lain yang dapat terbentuk selama proses pengeringan. • Penggunaan sampel kering juga dapat mengurangi kadar air yang terdapat di dalam sampel, sehingga mencegah rusaknya senyawa karena adanya pertumbuhan mikroba.
  • 7. Istilah-istilah dalam ekstraksi: 1. Menstrum: pelarut/campuran pelarut yang digunakan dalam proses ekstraksi 2. Rafinat: sisa dari suatu proses ekstraksi 3. Artefak: zat lain yang diperoleh selain zat yang terkandung di dalam sampel PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 7
  • 12. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 12 HAL-HAL YANG DIPERHATIKAN DALAM MELAKUKAN EKSTRAKSI • Jumlah simplisia yang akan diekstrak • Derajat kehalusan simplisia • Jenis pelarut yang digunakan dalam ekstraksi • Waktu ekstraksi • Metode ekstraksi • Kondisi proses ekstraksi
  • 13. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 13 JENIS-JENIS EKSTRAKSI • Berdasarkan bentuk substansi dalam campuran 1. Ekstraksi padat-cair - Proses ekstraksi ini paling banyak ditemukan dalam mengisolasi suatu substansi yang terkandung dalam bahan alam. - Melibatkan substan padat dan memerlukan kontak yang sangat lama antara pelarut dan zat padat. - Kesempurnaan proses ekstraksi sangat bergantung dari sifat bahan alam dan sifat dari bahan yang akan diekstraksi.
  • 14. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 14 JENIS-JENIS EKSTRAKSI 2. Ekstraksi cair-cair Ekstraksi ini dilakukan apabila substansi yang akan diekstraksi berbentuk cairan dalam campurannya.
  • 15. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 15 JENIS-JENIS EKSTRAKSI • Berdasarkan penggunaan panas: 1. Ekstraksi secara dingin - Bertujuan untuk mengekstrak senyawa-senyawa yang terdapat dalam simplisia yang tidak tahan terhadap panas atau bersifat thermolabile, - Ekstraksi dingin dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut ini: 1) Maserasi 2) Perkolasi
  • 16. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 16 MASERASI Maserasi adalah proses ekstraksi sederhana yang dilakukan hanya dengan cara merendam simplisia dalam satu atau campuran pelarut selama waktu tertentu pada T ruang dan terlindung dari cahaya.
  • 17. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 17 PERKOLASI Perkolasi adalah proses penyarian zat aktif secara dingin dengan cara mengalirkan pelarut secara kontinu pada simplisia selama waktu tertentu.
  • 18. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 18 JENIS-JENIS EKSTRAKSI • Berdasarkan penggunaan panas: 2. Ekstraksi secara panas Metode panas digunakan untuk senyawa-senyawa yang terkandung dalam simplisia sudah dipastikan tahan panas. Metode ekstraksi yang membutuhkan panas diantaranya: 1) Seduhan Metode sederhana hanya dengan merendam simplisia dengan air panas selama waktu tertentu (5-10 menit). 2) Coque (penggodokan) Proses penyarian dengan menggodok simplisia menggunakan api langsung dan hasilnya dapat langsung digunakan sebagai obat baik keseluruhan termasuk ampasnya atau tanpa ampas.
  • 19. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 19 3) Infusa Sediaan cair yang dibuat dengan cara menyari simplisia nabati dengan air pada suhu 90oC selama 15 menit. Kecuali dinyatakan lain, infusa dilakukan dengan cara berikut: “Simplisia dengan derajat kehalusan tertentu dimasukkan ke dalam panic infusa, kemudian ditambahkan air secukupnya. Panaskan campuran di atas penangas air selama 15 menit, dihitung muali suhu 90oC sambal sekali-sekali diaduk. Serkai selagi panas menggunakan kain flannel, tambahkan air panas secukupnya melalui ampas sehingga diperoleh volume infus yng dikehendaki.”
  • 20. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 20 3) Digestasi - Cara kerja hampir sama dengan maserasi hanya saja digesti menggunakan pemanasan rendah pada suhu 30-40oC - Metode ini biasanya digunakan untuk simplisia yang tersari baik pada suhu biasa. 4) Dekokta - Hampir sama dengan infusa - Perbedaan terletak pada lamanya waktu pemanasan. - Pemanasan pada dekokta lebih lama disbanding infusa yaitu 30 menit dihitung setelah suhu mencapai 90oC - Metode ini sudah jarang digunakan karena selain proses penyariannya yang kurang sempurna dan juga tidak dapat digunakan untuk mengekstraksi senyawa yang bersifat thermolabile.
  • 21. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 21 6) Refluks - Merupakan proses ekstraksi dengan pelarut pada titik didih pelarut selama waktu dan jumlah pelarut tertentu dengan adanya pendingin balik (kondensor) - Proses ini umumnya dilakukan 3-5 kali pengulangan pada residu pertama karena itu merupakan proses ekstraksi yang sempurna
  • 22. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 22 7) Soxhletasi - Merupakan ekstraksi proses panas menggunakan alat khusus berupa ekstraktor Soxhlet - Suhu yang digunakan lebih rendah dibandingkan dengan suhu pada metode refluks
  • 23. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 23 • Berdasarkan proses pelaksanaan: 1) Ekstraksi berkesinambungan (Continuous Extraction) Pelarut yang sama dipakai berulang-ulang sampai proses ekstraksi selesai. 2) Ekstraksi bertahap (Bath Extraction) Pada setiap tahap ekstraksi selalu dipakai pelarut yang selalu baru samapi proses ekstraksi selesai.
  • 24. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 24 • Berdasarkan metode ekstraksi 1) Ekstraksi tunggal - Mencampurkan bahan yang akan diekstrak sebanyak satu kali dengan pelarut. - Pada ekstraksi ini Sebagian zat aktif akan terlarut dalam pelarut sampai mencapai suatu keseimbangan. - Kekurangan dari ekstraksi ini adalah kurangnya rendemen yang dihasilkan. 2) Ekstraksi multi tahap - Mencampurkan bahan yang akan diekstrak beberapa kali dengan pelarut baru dalam jumlah yang sama banyak. - Rendemen lebih tinggi dari ekstraksi tunggal, karena bahan yang diekstrak mengalami beberapa kali pencampuran dan pemisahan.
  • 25. PEMBAGIAN EKSTRAK • Menurut Farmakope Indonesia: 1) Ekstrak cair, adalah ekstrak hasil penyarian bahan alam dan masih mengandung pelarut. 2) Ekstrak kental, adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dan sudah tidak mengandung cairan pelarut lagi, tetapi konsistensinya tetap cair pada suhu kamar. 3) Ekstrak kering, adalah ekstrak yang telah mengalami proses penguapan dan tidak lagi mengandung pelarut dan berbentuk padat (kering). PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 25
  • 26. PEMBAGIAN EKSTRAK • Berdasarkan konsistensinya: 1) Ekstrak cair (Extracta Fluida (Liquida) 2) Ekstrak semi solid (Extracta spissa) 3) Ekstrak kering (Extracta sicca) PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 26
  • 27. PEMBAGIAN EKSTRAK • Berdasarkan kandungan ekstrak: 1) Ekstrak alami, adalah ekstrak murni yang mengandung bahan obat herbal alami kering, berminyak, tidak mengandung solvent dan eksipien. 2) Ekstrak non alami, sediaan ekstrak herbal yang tidak mengandung bahan alami. Ekstrak ini dapat berbentuk ekstrak kering (campuran gliserin, propilenglikol); extracta kering (maltodekstrin, laktosa); esktrak cair, tincture; sediaan cair non alcohol (gliserin, air); dan maserat berminyak. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 27
  • 28. PEMBAGIAN EKSTRAK • Berdasarkan komposisi yang ada di dalam ekstrak: 1) Ekstrak murni, merupakan ekstrak yang tidak mengandung pelarut maupun bahan tambahan lainnya dan biasanya merupakan produk antara, bersifat higroskopis serta memerlukan proses selanjutnya untuk menjadi sediaan ekstrak. 2) Sediaan ekstrak, merupakan sediaan ekstrak herbal hasil pengolahan lenbnih lanjut dari ekstrak murni. Sediaan ekstrak baik berbentuk kental maupun serbuk kering untuk selanjutnya dibuat menjadi sediaan obat seperti kapsul, tablet, cairan, dll. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 28
  • 29. PEMBAGIAN EKSTRAK • Berdasarkan kandungan senyawa aktif: 1) Standardised extracts - Merupakan ekstrak yang dibuat dengan menambahkan zat aktif yang telah diketahui efek terapeutiknya untuk mencapai komposisi yang dipersyaratkan. - Ekstrak ini juga dapat dibuat dengan menambahkan bahan pembantu atau mencampur antara ekstrak yang mengandung zat aktif tinggi dengan ekstrak yang mengandung senyawa aktif rendah sehingga kandungan senyawa aktif dapat memenuhi syarat. - Contoh: ekstrak kering daun Belladona (mengandung alkaloid hyuscyamin 0,95-1,05%). PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 29
  • 30. PEMBAGIAN EKSTRAK • Berdasarkan kandungan senyawa aktif: 2) Quantified extract - Ekstrak yang diperoleh dengan mengatur kadar senyawa yang telah diketahui aktivitas farmakologisnya agar memiliki khasiat yang sama. - Ekstrak ini memiliki kandungan zat aktif dengan aktivitas yang sudah diketahui, tetapi senyawa yang bertanggung jawab terhadap aktivitas tersebut tidak diketahui. - Pengaturan kadar dilakukan dengan mencampur 2 jenis ekstrak yang memiliki spesifikasi sama dan dalam jumlah konstan. - Contoh: ekstrak daun Ginko biloba, ekstrak herba Hypericum perforatum PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 30
  • 31. PEMBAGIAN EKSTRAK • Berdasarkan kandungan senyawa aktif: 3) Other extract - Diperoleh dengan cara mengatur proses produksi serta spesifikasinya - Dalam hal ini kandungan senyawa yang bertanggung jawab terhadap efek farmakologisnya belum diketahui. - Contoh: Cratageus Herba dan Passiflora incarnate. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 31
  • 32. REFERENSI Marjoni, M.R., 2016, Dasar-dasar Fitokimia untuk Diploma III, Trans Info Media: Jakarta. PRESENTATION TITLE 2/11/20XX 32
  • 33. THANK YOU Alik Kandhita Febriani Ekstraksi 14/03/2022 33