2. PENDAHULUAN
• “Sehat dan selamat bukanlah segala nya,
tetapi tanpa itu segalanya tidak ada
artinya.”
• Setiap tempat kerja, atau dimana proses
produksi berlangsung bahaya-bahaya
lingkungan kerja baik fisik, kimia, sikap
kerja yang salah akan selalu ada .
• Oleh karena itu tempat kerja termasuk
lingkungan kerja perlu dikelola sehingga
tercipta suatu tempat kerja serta
lingkungan yang sehat, aman dan nyaman.
3. LINGKUNGAN KERJA
• Lingkungan kerja diartikan sebagai segala sesuatu
yang berada disekitar tenaga kerja yang dapat
mempengaruhi dirinya dalam melaksanakan tugas-
tugas yang dibebankan
• Lingkungan kerja yang lestari dan manusiawi
adalah faktor pendorong bagi kegairahan dan
efisiensi kerja
• Kondisi lingkungan kerja yang kurang baik dan
melebihi toleransi manusia untuk menghadapinya
tidak saja akan menurunkan produktivitas kerja ,
tetapi juga akan menjadi sebab terjadinya penyakit
akibat kerja, pencemaran lingkungan , cacat dan
bahkan kematian
4. KESERASIAN DAN
KESEIMBANGAN ANTARA TENAGA
KERJA DAN LINGKUNGAN KERJA
Agar seorang tenaga kerja dalam melakukan
pekerjaan berada dalam keserasian yang sebaik-
baiknya , maka perlu ada keseimbangan dari :
Beban kerja : fisik, mental dan sosial
Beban tambahan akibat lingkungan kerja
Kapasitas kerja yang meliputi kemampuan kerja,
kesegaran jasmani, keadaan gizi kerja, jenis kelamin
dan usia serta ukuran tubuh
Alat kerja berupa perkakas kerja yang dapat
menimbulkan kecelakaan, rasa tidak aman dan
nyaman harus dihindarkan
5. Sistem Kerja
Sistem kerja merupakan suatu perangkat yang ada
ditempat kerja dan saling terkait seperti:
• Manusia (termasuk manajemen)
• Lingkungan kerja
• Peralatan
• Prosedur kerja
• Material / Bahan-bahan
Beberapa faktor ditempat kerja saling berkaitan.
Kecelakaan kerja dan penyakit akibat kerja timbul
oleh ketidak seimbangan semua faktor tersebut
diatas dengan manusia. Manusia memegang
peranan yanag menentukan (khususnya
Manajemen) .
Peranan Manajemen sangat menentukan keberhasilan
upaya peningkatan program Keselamatan dan
Kesehatan kerja salah satunya melalui “
Pengelolaan Lingkungan Kerkja
6. PENGELOLAAN LINGKUNGAN
KERJA
Pengelolaan lingkungan kerja merupakan bagian dari
sistim manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja.
Ada 5 komponen dalam siklus pengelolaan lingkungan
kerja :
1. Pengukuran dan pemantauan lingkungan kerja
2. Penilaian mengenai apa arti dari ukuran-ukuran/standar
dari lingkungan kerja dan dampaknya terhadap
kesehatan tenaga kerja
3. Menetapkan sasaran dalam proses pengelolaan, dengan
sasaran-sasaran ini maka pengelolaan lingkungan kerja
menjadi efektif, efisien dan terintegrasi
4. Menyusun rencana pengelolaan lingkungan kerja secara
berkesinambungan guna mencapai sasaran yang telah
ditetapkan
5. Melaksanakan kegiatan pengendalian lingkungan kerja
dan kegiatan lainnya ( dengan inspeksi sanitasi )sebagai
tindak lanjut dari pengukuran dan pemantauan.
7. 1.
Pengukuran dan peman-
tauan lingkungan kerja
5.
Melaksanakan pengen-
dalian lingkungan kerja
dan kegiatan lainnya
Sebagai tindak lanjut hasil
pengukuran dan pemantauan
4.
Penyusunan rencana
Pengelolaan secara ber
kesinambungan
3.
Penetapan sasaran pro-
ses pengelolaan
2.
Penilaian mengenai
apa arti dari ukuran /standar
Pengukuran dan dampak-
nya terhadap kesehatan
tenaga kerja
8. 5 FAKTOR LINGKUNGAN KERJA
YANG MERUPAKAN BEBAN
TAMBAHAN BAGI TENAGA KERJA
♥ Faktor fisik : kebisingan, pencahayaan , iklim
kerja ,getaran mekanis , radiasi gelombang
elektromagnetik baik yang mengion maupun yang
tidak
♥ Faktor Kimia : gas, uap, debu, fume, kabut , asap,
cairan dan lain-lain .
♥ Faktor Biologis yang berasal dari tumbuh-
tumbuhan maupun binatang misalnya virus, bakteri,
jamur, cacing, serangga .
♥ Faktor fisiologis , misalnya sikap dan cara kerja ,
jam kerja dan istirahat
♥ Faktor Mental Psikologis : hubungan kerja,
suasana/ pekerjaan yang monoton
9. PENGUKURAN DAN
PEMANTAUAN / MONITORING
LINGKUNGAN KERJA
TIGA LANGKAH MONITORING
1. Mengenal Masalah
Memahami proses produksi ( jenis industri ,
product dan by product,lay-out mesin, limbah )
Mencari dan memahami sumber informasi
melalui keluhan-keluhan karyawan, pengawas
K3 ,Serikat pekerja, majalah ,jurnal dsbnya.
Melakukan Survey pendahuluan untuk
mengetahui : sumber-sumber yang diperkirakan
terdapat bahaya lingkungan kerja, sanitasi dan
fasilitasnya, IPAL, Alat Pengendali ,poster dan
tanda-tanda peringatan dan ketata rumah
tanggaan perusahaan
10. ALAT-ALAT MONITORING
LINGKUNGAN KERJA
Faktor Lingkungan
Kerja
Alat Ukur
Kebisingan Sound Level Meter
Pencahayaan Lux meter
Getaran Vibrasi meter
Iklim Kerja Heat Stress Apparatus
Debu
- Pada Lingkungan Kerja Low Volume Dust Sampler
- Pada Tenaga Kerja Personal Dust Sampler
Gas Tube detector, impinger
11. Mengenal masalah
Lingkungan Kerja
Dilakukan dengan survey pendahuluan untuk
mengetahui :
•Proses produksi,
•Bahan yang dipakai,
•Hasil produksi dan hasil hasil samping,
•Faktor-faktor bahaya,
•Jumlah karyawan yang terpapar,
•Lamanya waktu pemaparan,
•Ketatarumahtanggaan perusahaan,
•Alat pengendali yang telah ada,
•dan lain-lain
12. Disamping pengamatan lingkungan
kerja diperlukan juga informasi yang
dapat dipakai untuk mengetahui
keadaan-keadaan yang berbahaya di
suatu perusahaan yaitu :
• Dari karyawan berupa keluhan-
keluhan yang dirasakan
• Hasil pemeriksaan kesehatan
• Dari pengawas kesehatan dan
keselamatan kerja
• Dari serikat pekerja
• Majalah, jurnal dan surat kabar
• Laporan penelitian
15. Manfaat Pengenalan
Lingkungan Kerja
Secara kualitatif dapat segera
diketahui adanya bahaya faktor
lingkungan kerja dalam
rangkaian kegiatan proses.
Dapat dilakukan pengukuran
dengan mudah, cepat dan tepat
pada lokasi yang ditentukan.
Membantu mendiagnosa suatu
gejala / kasus yang ditemui
dalam hubungan dengan
pekerjaan.
16. 2. Evaluasi / Penilaian
Melakukan pengukuran untuk mengetahui secara
kualitatif dan kuantitatif tingkat bahaya yang terdapat
dilingkungan kerja secara direct reading ataupun
mengambil contoh / sampel untuk dianalisa di
laboratorium
Membandingkan hasil ukur atau hasil analisa dengan
standar yang ada
3. Usaha-usaha Pengendalian
Pengendalian secara mekanis yaitu pengen dalian
pada sumber bahaya dan jalan transmisi atau
penjalaran kepada tenaga kerja
Pengendalian secara adiministratif, yaitu pengendalian
untuk membatasi pemaparan dengan rencana kerja
misalnya mengurangi waktu kerja, pemeriksaan
kesehatan dan monitoring lingkungan kerja.
Pengendalian dengan Alat Pelindung Diri
17. NILAI AMBANG BATAS
( NAB )
NAB merupakan kadar yang dapat dihadapi oleh
pekerja tanpa menunjukkan gangguan kesehatan atau
timbulnya penyekit /kelainan dalam pekerjaan sehari-
hari untuk waktu 8jam sehari atau 40 jam
seminggunya
Dalam penerapannya , NAB bukan merupakan
pemisah antara batas aman dan bahaya, melainkan
digu nakan untuk kadar standar perbandingan ,
pedoman perencanaan alat pengendali , substitusi
bahan beracun dengan bahan yang relatif tidak
beracun, serta mem bantu menentukan terjadinya
gangguan kesehatan atau penyakit akibat kerja.
18. KEBISINGAN
Adalah suara yang tidak dikehendaki , suara yang
tidak mengandung kualitas musik, suara yang
mengganggu, atau suara yang timbul secara
berkala dari getaran-getaran yang tidak teratur.
Kualitas suara / kebisingan ditentukan oleh inten
sitas yang dinyatakan dalam desibel A ( dB A ) ,
dan frekuensi dinyatakan dalam Heartz ( Hz )
Sumber kebisingan di industri biasanya berasal dari
mesin-mesin untuk proses produksi, alat yang
dipakai dalam pelaksanaan pekerjaan seperti
generator, mesin potong, mesin plong, gergaji,
ketel uap
19. Jenis kebisingan
Kontinyu ( steady state noise ) : kebisingan dimana fluktuasi
intensitas suara tidak lebih dari 6 dB. Misalnya suara yang
ditimbulkan oleh sebuah kompresor , kipas angin, mesin gergaji
dll.
Impulsive ( Impulsive / impact noise ): kebisingan dimana
waktu yang diperlukan untuk mencapai puncak intensitas tidak
lebih dari 35 milidetik dan waktu yang diperlukan untuk
penurunan intensitas sampai dengan 20 dB dibawah puncaknya
tidak lebih dari 500 milidetik. Misal suara pukulan palu, mesin
plong, suara ledakan dan lain-lain . Bilamana impuls terjadi
secara berulang dengan interval waktu kurang dari 0.5 detik
atau jumlah impuls / detik lebih dari 10 , maka dapat dianggap
sebagai kebisingan kontinyu.
Intermitten ( interrupted noise ) adalah kebisingan dimana
suara timbul dan menghilang secara perlahan-lahan . Contoh
suara lalu lintas, pesawat yang tinggal landas.
20. NILAI AMBANG BATAS
KEBISINGAN
Nilai Ambang Batas kebisingan berdasarkan Keputusan
Menteri Tenaga Kerja NO.51 /MEN/ 1999 adalah 85 db A
untuk 8 jam/hari dan 40 jam / minggu
Intensitas kebisingan kontinyu diusahakan tidak
melampaui 140 dB(A) karena pada tingkat kebisingan
tersebut telinga akan terasa sakit
Bilamana seseorang pekerja terpapar bising pada tingkat
intensitas dan waktu pemaparan berbeda , maka perlu
diperhatikan efek gabungan dari kedua pemaparan
tersebut. Untuk mengetahui apakah pemaparan ini telah
atau belum melampaui NAB, maka dapat digunakan
Noise Dosimeter untuk menentukan rata-rata pemaparan
bising selama kerja
21. NAB KEBISINGAN
Ditetapkan menurut Keputusan Menteri Tenaga
Kerja No. Kep. 51/MEN/1999
Waktu
pemajanan /
Hari
Intensitas
kebisingan
(dB.A )
Waktu
pemajanan /
hari
Intensitas
Kebisingan
(dB.A )
8 jam 85 28,12 detik 115
4 jam 88 14,06 detik 118
2 jam 91 7,03 detik 121
1 jam 94 3,52 detik 124
30 menit 97 1,76 detik 127
15 menit 100 0,88 detik 130
7,5 menit 103 0,44 detik 133
3,75 menit 106 0,22 detik 136
1,88 menit 109 0,11 detik 139
0,94 menit 112
Catatan : Tidak boleh terpajan lebih dari 140 dB.A, walaupun sesaat
22. PENERANGAN /
PENCAHAYAAN
Adalah banyaknya cahaya yang jatuh pada suatu
permukaan (illumination/illuminasi ) .
Faktor yang menentukan baik tidaknya penerangan
ditempat kerja adalah ukuran obyek, derajad
kontras antara obyek dan sekitarnya , luminensi
lapangan penglihatan , daya pantul serta lamanya
melihat.
23. Penerangan yang buruk , seperti intensitas yang
rendah ,distribusi cahaya yang tidak merata , kontras
yang kurang adanya kesilauan dapat menyebabkan :
♠ Kelelahan mata yang berakibat berkurangnya daya dan
efisiensi kerja
♠ Kelelahan mental
♠ Keluhan pegal didaerah sekitar mata
♠ Kerusakan indra penglihatan
♠ Meningkatnya kecelakaan kerja
Sumber penerangan yang biasanya dipergunakan
ditem pat kerja adalah Penerangan alami yang
bersumber dari cahaya matahari dan Penerangan
buatan yang bersumber dari lampu-lampu.
24. Jenis Penerangan
♣ Penerangan Umum , harus menghasilkan illu
minasi yang merata (uniform) pada bidang kerja
Sebagai sumber penerangan umum dapat berupa
lampu TL, untuk tinggi ruangan kurang dari 7 meter
dan lampu merkuri bila tinggi ruangan lebih 7 meter
♣ Penerangan Lokal , khususnya untuk pekerjaan
yang membutuhkan ketelitian seperti membeda-
bedakan yang halus atau untuk memeriksa keadaan
suatu mesin. Kerugian dari sistim ini adalah
menimbulkan kesilauan, dan untuk menanggu
langinya perlu dikombinasikan dengan penerangan
umum
25. PERATURAN MENTERI
PERBURUHAN
NO 7 TAHUN 1964 ( PASAL 14 )
Tentang : Syarat-syarat Kesehatan, Kebersihan
serta Penerangan ditempat kerja : ( beberapa
contoh )
♦ Penerangan untuk halaman dan jalan-jalan dalam
lingkungan perusahaan ,paling sedikit 20 lux
♦ Penerangan untuk pekerjaann yang hanya mem
beda-bedakan barang kasar paling sedikit 50 lux
♦ Penerangan untuk pekerjaann yang hanya mem
beda-bedakan barang kecil secara sepintas lalu
paling sedikit 100 lux
26. IKLIM KERJA
Adalah perpaduan dari suhu kering, suhu basah ,
kelembaban udara dan kecepatan aliran udara
(angin ) dan suhu radiasi
Bilamana perpaduan parameter tersebut
dihubungkan dengan panas metabolisme tubuh
manusia maka disebut tekanan panas (heat
stress) .Heat stress adalah beban yang diterima
oleh manusia ,sedangkan heat strain adalah efek
dari beban tersebut pada manusia .
27. Sumber iklim kerja yang panas :
o Proses produksi yang menggunakan panas seperti
peleburan, pengeringan dan pemanasan
o Tempat kerja yang terkena langsung sinar matahari
seperti pekerjaan jalan, bongkar muat barang
dipelabuhan, nelayan dan petani
o Tempat kerja dengan ventilasi yang kurang
memadai
28. NAB IKLIM KERJA
NAB Iklim Kerjadipakai Indeks Suhu Basah dan Bola
( ISBB ) berdasarkan KEPMEN NO.51/MEN/1999 adalah :
Pengaturan waktu kerja setiap
jam
Waktu kerja Waktu istirahat Ringan Sedang Berat
Bekerja terus
menerus
(8 jam / hari)
30.0 26.7 25.0
75% kerja 25% 30.6 28.0 25.9
50% kerja 50% 31.4 29.4 27.9
25% kerja 75% 32.2 31.1 30.0
ISBB ( o C )
Beban Kerja
29. AKLIMATISASI
Adalah suatu proses adaptasi fisiologis yang
ditandai dengan pengeluaran keringat meningkat ,
penurunan denyut jantung, dan suhu tubuh ( bila
dibandingkan dengan denyut jantung dan suhu
tubuh pada hari pertama ). Proses adaptasi ini
biasanya memerlukan waktu 7 – 10 hari dan
aklimatisasi yang telah didapat ini dapat pula
menghilang dengan cepat yaitu apabila pekerja
tidak masuk kerja selama satu minggu
30. Untuk menimbulkan aklimatisasi ,faktor
pembebanan fisik dan lama kerja perlu diperhatikan
dengan cara :
♪ Pada hari I masuk kerja pembebanan fisik dan lama
kerja diusahakan tidak melebihi 50 % dari beban
dan lama kerja sebenarnya
♪ Pada hari ke II beban dan lama kerja + 10 %
♪ Demikian seterusnya , hingga pada hari keenam
pembebanan fisik dan lama kerja mencapai 100 %
31. VIBRASI / GETARAN
MEKANIS
Adalah suatu gerakan osilasi atau mondar-mandir
sebuah benda /bidang terhadap posisi pembanding .
Gerakan tersebut dapat terdiri dari satu komponen
tunggal atau beberapa komponen yang sangat
kompleks.
Getaran mekanis biasanya terjadi karena mesin-
mesin atau alat mekanik lainnya yang dijalankan
dengan suatu motor . Sebahagian getaran mekanik
tersebut akan disalurkan ketubuh manusia yang
menjalankan / melayani mesin atau alat tersebut.
32. JENIS GETARAN
☻ Getaran seluruh tubuh ( Whole body vibration ) ,
terjadi karena adanya kontak antara tubuh (seluruh
tubuh ) dengan permukaan yang bergetar . Misal
pengemudi traktor, awak kapal dan operator
peralatan berat
☻ Getaran setempat ( segmental vibration ) terjadi
pada bagian-bagian tubuh tertentu seperti tangan ,
lengan ( Hand Arm Vibration ) atau kaki yang
kontak dengan permukaan yang sedang bergetar .
Misal Operator mesin gerinda, potong, bor, serut
dsb
33. Pengaruh getaran pada tubuh manusia ditentukan
oleh karakteristik getaran itu sendiri , yaitu
frekuensi ,intensitas, lamanya pemaparan arah
getaran, posisi tubuh, kerentanan individu serta
keadaan lingkungan kerja
Getaran seluruh tubuh dapat menyebabkan :
Kerusakan fisik yang permanen, seperti ischemic
lumbago
Gangguan sistim syaraf sentral , seperti insomnia,
sakit kepala
34. Getaran setempat misalnya getaran pada tangan
dan lengan dapat menyebabkan :
☺ Indera perasa pada jari-jari menurun fungsinya
bahkan hilang sama sekali
☺ Jari-jari dan telapak tangan menebal dan gemetar
☺ Terbentuk noda putih pada punggung jari / telapak
tangan
☺ Sakit pada persendian dan otot
35. NILAI AMBANG BATAS
GETARAN
NAB Getaran berdasarkan KEPMEN
NO.51/MEN/1999 adalah :
Catatan : 1 gram = 9.81 m / det2
Jumlah waktu pemajanan
perhari kerja
Nilai percepatan pada frekwensi
dominan
M/detik 2 Gram
4 jam dan kurang dari 8 jam
2 jam dan kurang dari 4 jam
1 jam dan kurang dari 2 jam
Kurang dari 1 jam
4
6
8
12
0.40
0.61
0.81
1.22
36. FAKTOR KIMIA
Faktor kimia dilingkungan kerja yang berpengaruh
terhadap kesehatan , keselamatan ,efisiensi dan
produk tivitas pekerja dapat berupa :
☼ Gas / Uap : yaitu zat yang tidak mempunyai bentuk
tertentu dan akan mengisi suatu ruang tertutup
dengan sempurna pada suhu 25 oC dan tekanan
760 mmHg. Bentuk gas menjadi cair atau padat
yaitu dengan menaikkan tekanan atau menurunkan
suhu
☼ Partikel dapat berupa mist , aerosol, fume, dan
debu yang mempunyai ukuran mulai mikron sampai
ratusan mikron
37. PENGGUNAAN BAHAN
KIMIA
♫ Industri kimia yaitu yang mengolah dan
menghasilkan bahan – bahan kimia , misalnya
industri pupuk, asam sulfat dan ammoniak
♫ Industri pengguna bahan : sebagai bahan pembantu
proses misalnya, industri tekstil, kulit , pengolahan
logam dsb
♫ Laboratorium : untuk uji mutu, penelitian &
pengembangan dan pendidikan .
38. Bahan Kimia Berbahaya adalah setiap zat kimia
yang dapat menyebabkan penyakit, luka atau suatu
keadaan darurat ( kebakaran atau peledakan )
Klasifikasi Bahaya
» Bahaya fisik : bahan kimia yang menyebabkan
peledakan, kebakaran atau reaksi kimia yang hebat
» Bahaya Kesehatan : Bahan kimia yang dapat
menyebabkan penyakit atau luka bilamana dihirup,
ditelan atau kontak langsung ( disentuh )
dengan berakibat seperti : iritan ( peradangan ),
korosif (kerusakan pada jaringan), sensitizer (reaksi
alergi jika terpapar berulang), Target Organ
Chemical (kerusakan pada sisitim tubuh yang
spesifik), bahaya reproduksi
( kemandulan,kematian janin,keguguran dan cacat
bawaan ) dan Karsinogen (menyebabkan / memiliki
potensi menimbulkan kanker)
39. Faktor yang mempengaruhi tingkat bahaya
suatu zat kimia adalah toksisitas , dosis, dan
respon individu
Dosis adalah tergantung dari konsentrasi zat kimia
yang terpapar dan lamanya pemaparan.
Respon individu terhadap suatu bahan kimia adalah
tergantung usia, status kesehatan, kebiasaan
merokok, minum-minuman keras, kelainan genetik,
status gizi, aktifitas fisik dan lain-lain.
40. NILAI AMBANG BATAS
BAHAN KIMIA
NAB bahan kimia ditempat kerja ditetapkan Menteri Tenaga
Kerja melalui Surat Edaran dengan NO.01 / SE/MEN/1997.
Ada 3 katagori NAB yang spesifik untuk bahan kimia :
1. NAB rata-rata selama 8 jam, yaitu kadar bahan kimia rata-rata
dilingkungan kerja selama 8 jam sehari atau 4o jam
perminggu dimana hampir semua tenaga kerja dapat terpajan
berulang-ulang, sehari-hari dalam melakukan pekerjaan tanpa
mengakibatkan gangguan kesehatan maupun PAK
2. NAB batas pemaparan singakat yaitu kadar tertentu bahan
kimia diudara lingkungan kerja dimana hampir semua tenaga
kerja yang terpajan terus menerus dalam waktu singkat yaitu
tidak lebih dari 5 menit atau tidak lebih dari 4 kali pemajanan
perhari kerja tanpa menderita gangguan iritasi,kerusakan
atau perubahan jaringan yang kronis serta efek narcosis ( PSD
: Pemajanan Singkat yang Diperkenankan )
3. NAB tertinggi, yaitu kadar tertinggi bahan kimia diudara
lingkungan kerja setiap saat yang tidak boleh dilewati selama
melakukan pekerjaan ( KTD : Kadar Tertinggi Diperkenankan )
41. Nilai Ambang Batas Faktor Kimia di Udara
Lingkungan Kerja menurut Surat Edaran
Menaker No. 01/MEN/1997
Nama NAB PSD/KTD
Bahan Kimia BDS Mg/m3
BDS Mg/m3
Ammonia 25 17 35 24
Asam Sulfida 10 14 15 21
Karbon Monoksida 25 29 --- ---
Nitrogen Dioksida 3 5.6 5 ; A4 9,4 ; A4
Nitrogen Oksida 25 31 --- ---
Ozon (--) (--) (T.0,1) (T.0,20)
Partikulat tidak
terklasifikasi
- Partikulat inhalabel --- 10(e) --- ---
- Partikel respirabel --- 3(e) --- ---
Sulfur Dioksida 2 ; A4 5,2 ; A4 5 ; A4 13 ; A4
Timah Hitam, logam dan
persenyawaan anorganik
sebagai Pb
0,05 ;
A3
--- ---
42. SANITASI INDUSTRI
Definisi WHO : Sanitasi Industri adalah salah satu
usaha untuk mengawasi beberapa faktor
khusus nya faktor Biologi yang berpengaruh
terhadap tenaga kerja , terutama terhadap hal-hal
yang mempunyai efek merusak perkembangan fisik,
kesehatan atau kelang sungan hidup.
Peranan Sanitasi Industri dalam K3 adalah sangat
penting. Penyelenggaraan sanitasi ditempat kerja
yang memadai merupakan salah satu upaya untuk
meningkatkan kesehatan , keselamatan dan produk
tivitas tenaga kerja yang pada akhirnya dapat
mening katkan produksi perusahaan .
43. Sanitasi Industri meliputi :
♥ Pemakaian air dalam industri
♥ Pengolahan limbah
♥ Pengendalian serangga dan hewan pembawa
penyakit
♥ Sanitasi makanan
♥ Perlengkapan fasilitas kebersihan
♥ Ketata rumah tanggan perusahaan yang baik
(Good Housekeeping )
Pemakaian air dalam industri dapat diklasifi
kasikan sebagai air untuk pendingin , sebagai
katalis , pelarut , pengangkut, pembersih atau
pencuci , untuk penghasil panas/ tenaga , sebagai
instalasi pengolah limbah dan umtuk pemadam
kebakaran.
Selain untuk hal tersebut diatas , air juga diper
lukan untuk keperluan makan dan minum . Untuk
keper luan ini maka air harus bebas dari tiga aspek
yaitu aspek organik,biologis serta aspek kimia dan
fisika .
44. Pengolahan Limbah Industri : Ada 3 jenis limbah dalam
industri yang merupakan sisa / buangan dari proses produksi
yaitu limbah cair , limbah gas / udara dan limbah padat
Pengolahan limbah cair ( Air Limbah ) :
Dalam pengolahan air limbah industri dikenal 3 cara :
♠ Cara Fisika : dilakukan dengan sedimentasi, filtrasi, floatasi,
vakum filtrasi, dan lain-lain. Dapat juga dilakukan dengan
pemecahan-pemecahan mekanis dan pengendapan atas
dasar perbedaan berat jenis .
♠ Cara Kimia : dilakukan dengan netralisasi, koagulasi, dan ion
exchange
♠ Cara Biologi : ada 2 metoda pengolahan limbah secara
biologis yaitu dengan proses anaerobik dan proses aerobik .
Pengolahan limbah padat ( sampah )
Jenis-jenis limbah padat ( sampah ) ditinjau dari cara
pengolahannya digolongkan sebagai berikut :
♣ Garbage ( sampah basah )
♣ Rubbish
♣ Ashes
♣ Street sweeping
♣ Industrial waste
♣ Special waste
45. Pengolahan limbah padat ( sampah ) dilakukan dengan cara :
♦ Reduksi volume secara mekanik ( pemadatan ) . Dengan
pemadatan sampah memungkinkan tempat pembuangan
sampah akhir dapat berumur pan jang,mudah
penyelenggaraan dan pengangkutan , juga memungkinkan
memanfaatkan sampah ter sebut dalam berbagai keperluan.
♦ Reduksi volume secara kimiawi, salah satu caranya dengan
pembakaran disamping ada pirolisis, hidro lisis . Hal yang
menguntungkan dari proses pem bakaran adalah
tereduksinya volume sampah sam pai 80 - 90 % , namun efek
sampingnya adalah pencemaran udara
♦ Reduksi ukuran sampah secara mekanik yaitu memperkecil
ukuran sampah dengan jalan shreading (pemotongan)
,grinding dan milling .
♦ Pemisahan komponen, dilakukan untuk memper oleh bahan-
bahan yang bisa dimanfaatkan , baik yang nantinya akan
menghasilkan energi, maupun hasil lainnya
♦ Pengeringan dan pengambilan kandungan air (dewatering )
dilakukan dengan pembuangan sam pah dipermukaan tanah /
diatas tanah dalam bentuk sanitary landfill yaitu suatu
kegiatan membuang sampah dengan memadatkan dan
menutup . Cara ini dipandang ekonomis dan banyak ditemui
sebagai cara pembuangan akhir.
46. PERLENGKAPAN
FASILITAS
KEBERSIHAN
Didalam industri dimana baju kerja tenaga kerja
yang terpapar bahan-bahan kimia beracun,
pembawa penyakit, atau bahan–bahan yang
menyebabkan iritasi , maka perlu disediakan
tempat penyimpanan pakaian kerja ( loker ) yang
terpisah dengan pakaian yang dipakai waktu
berangkat kerja. Disamping itu diperlukan higiene
perorangan dan kebersihan yang optimum, tempat
cuci tangan, kamar mandi / WC harus cukup
jumlahnya , cukup penerangan dan ventilasinya
serta mudah dibersihkannya.
47. Beberapa fasilitas kebersihan yang diperlukan :
♪ Kakus / Wc , tidak boleh berhubungan dengan tempat
kerja , terpisah untuk laki-laki dan perempuan dengan
jumlah minimum sbb. :
- Untuk 1-15 tenaga kerja = 1 kakus
- Untuk 16-30 tenaga kerja = 2 kakus
- Untuk 31-45 tenaga kerja = 3 kakus
- Untuk 46-60 tenaga kerja = 4 kakus
- Untuk 61-80 tenaga kerja = 5 kakus
- Untuk 81-100 tenaga kerja = 6 kakus
dan selanjutnya untuk tiap 100 orang 6 kakus
♪ Tempat cuci tangan minimum :
- Untuk 1-15 tenaga kerja = 1 tempat cuci
- Untuk 16-30 tenaga kerja = 2 tempat cuci
- Untuk 31-45 tenaga kerja = 3 tempat cuci
dan selanjutnya untuk tiap 15 orang 1 tempat cuci
48. KETATA RUMAH TANGGAAN
PERUSAHAAN
YANG BAIK ( GOOD
HOUSEKEEPING )Ketata rumah tanggaan perusahaan yang baik tidak
dapat dicapai hanya satu kali pembersihan secara
menyeluruh tetapi harus dilakukan secara teratur dan
berkala. Untuk ini dapat dilihat sebagai berikut :
☻ Perusahaan umumnya kelihatan bersih, teratur, dicat/
dikapur secara berkala serta cukup penerang an dan
ventilasi
☻ Tata letak mesin-mesin dan alat-alat diatur sedemi kian
rupa sehingga cukup aman dan efisien untuk
melaksanakan pekerjaan dan mudah dibersihkan
☻ Bahan-bahan, alat perlengkapan / perkakas diletak kan
secara aman atau disimpan ditempat yang layak
☻ Tempat penyimpanan dan pembuangan sampah harus
disediakan ditempat-tempat tertentu dan harus sering
dikosongkan.
☻ Lantai harus bersih dan bebas dari semua
hambatan,bebas dari bahan-bahan kimia atau bahan-
bahan yang dapat menyebabkan tergelincir
49. ☻ Ruang kerja, jalan lalu orang, dan jalan keluar harus
bebas dari bahan-bahan buangan / sampah
☻ Semua sudut harus bersih ,cukup penerangannya, dan
bebas dari bahan-bahan buangan / sampah
☻ Bahan-bahan yang mudah terbakar baik berupa gas,
cair atau padatan dibuang ditempat-tempat yang telah
disediakan atau disimpan ditempat / kontainer yang
tertutup .Kontainer ini disimpan diruangan yang tahan
api.
☻ Bahan-bahan berbahaya harus disimpan diluar
bangunan
☻ Semua kotak, penampung, papan, atau tempat
penyimpanan yang digunakan untuk menyimpan bahan-
bahan harus diberi label atau tanda
☻ Lantai ,dinding , atap, pipa-pipa,lampu pintu, jende la-
jendela harus sering dibersihkan secara berkala
☻ Alat-alat yang sudah tidak terpakai lagi harus
dipindahkan dari tempat kerja atau dibuang
☻ Tenaga kerja yang bekerja ditempat kerja tersebut
wajib mengikuti prosedur yang ada untuk
membersihkan tempat-tempat kerja secara teratur
☻ Inspeksi secara berkala dan sistematik harus dilakukan
untuk memelihara agar keadaan tetap bersih dan
teratur.
56. DAFTAR YANG MEMBANTU MANAGER
DALAM MENGAMANKAN SELURUH PROSES
UNTUK PROGRAM SANITASI
1. BUATLAH SUATU CONTOH YANG BAIK DALAM
DAERAH SENDIRI
2. TUNJUKKAN BAGAIMANA SETIAP TENAGA KERJA
DAPAT MEMPEROLEH MANFAAT DAN PEMELIHARAN
RUANG KERJA YANG BERSIH
3. PASTIKAN INSTRUKSI ANDA JELAS DAN DIMENGERTI
4. PERIKSA DENGAN BAIK KONDISI KERJA SECARA
TERATUR. AMBIL TINDAKAN DENGAN SEGERA JIKA
PERLU UNTUK MENJAGA SANITASI TETAP
MEMUASKAN
5. PELIHARA LORONG-2 / GANG-GANG BERSIH DAN
TIDAK HALANGAN
6. BAK-BAK SAMPAH DAN PENAMPUNG SAMPAH
DITEMPATKAN PADA KONDISI YANG LAYAK DAN
SERING DIBERSIHKAN
7. TEMPAT KERJA DAN BANGKU-BANGKU KERJA / RUAN
TUNGGU HARUS TERANG DAN BEBAS DARI KOTORAN
DAN GANGGUAN LAINNYA
57. Pengendalian Lingkungan
Kerja :
Pengendalian Lingkungan kerja dimaksudkan
sebagai penerapan metoda teknik tertentu untuk
menurunkan tingkat faktor bahaya lingkungan
sampai batas yang masih dapat ditolerir oleh
manusia dan lingkungannya.
Batas yang masih dapat ditolerir tersebut ada pada
Nilai Ambang Batasnya ( NAB ) .Waktu yang
terbaik untuk merencanakan teknik pengendalian
lingkungan kerja adalah pada saat pabrik masih
dalam perencanaan.
58. 3 (tiga ) prinsip dasar pengendalian lingkungan
kerja :
☺ Pengendalian secara mekanik yaitu pengendalian
pada sumber bahayanya antara lain : Substitusi
baik proses maupun bahan ,otomatisasi
peralatan,isolasi sumber kontaminan, Segresi
(pemencilan ) baik bahan atau tempat dan ventilasi
(umum / lokal )
☺ Pengendalian secara administratif, antara lain : job
rotation, pengurangan jam pemaparan,
pemeriksaan kesehatan sebelum kerja , berkala
dan khusus, pendidikan dan latihan ,housekeeping
dan monitoring lingkungan kerja
☺ Pemakaian Alat Pelindung Diri ( APD ) anta ra lain
:sarung tangan, earplug,masker dll.