2. Definisi Higiene Industri
Higiene industri adalah Ilmu dan seni yang
mencurahkan perhatian pada pengenalan, evaluasi dan kontrol faktor
lingkungan dan stress yang muncul di tempat kerja yang mungkin
menyebabkan kesakitan, gangguan kesehatan dan kesejahteraan atau
menimbulkan ketidaknyamanan pada tenaga kerja maupun
lingkungan. Faktor lingkungan kerja yang dapat menimbulkan
bahaya di tempat kerja(occupational health hazards) adalah bahaya
faktor fisika, bahaya faktor kimia, bahaya faktor biologi,faktor
ergonomi dan psikologi.
3. Dasar Hukum
◦ UU No. 11 tahun 1962 tentang Higiene untuk usaha-usaha bagi umum
Permen buruh No. 7 tahun 1964 tentang Syarat Kesehatan, Kebersihan serta penerangan dalam tempat kerja
◦ UU No. 2 tahun 1996 tentang hygiene
◦ UU No. 14 tahun 1967 tentang ketentuan-ketentuan pokok mengenai tenaga kerja
◦ UU No. 1 tahun 1970 tentang Keselamatan kerja
Permenakertrans No. 03 tahun 1982 tentang Pelayanan Kesehatan Kerja
Permenaker No. 5 tahun 1996 tentang Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
Kepmenkes 1405 tahun 2002 tentang persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Perkantoran dan Industri
◦ UU No. 13 tahun 2003 tahun 2003 tentang Ketenagakerjaan
Kepmenaker No. 715 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene sanitasi jasaboga
Kepmenaker No. 1098 tahun 2003 tentang Persyaratan Hygiene Sanitasi Rumah Makan dan Restoran
◦ UU No. 36 tahun 2009 tentang Kesehatan
Kepmenaker No. 209 tahun 2009 tentang Penerapan SKKNI Sektor Ketenagakerjaan Bidang Higiene Industri
Pemenaker No. 13 tahun 2011 tentang NA, factor Fisik dan Kimia di tempat kerja
PP No. 50 tahun 2012 tentang Penerapa Sistem Manajemen Keselamatan dan Kesehatan Kerja
PP No. 58 tahun 2015 tentang Keselamatan Radiasi dan Keamanan dalam pengangkutan zat radioaktif
Permenkes No. 70 tahun 2016 tentang Standar dan Persyaratan Kesehatan Lingkungan Kerja Industri
Permenkes No. 57 tahun 2016 tentang rencana aksi nasional pengadilan dampak kesehatan akibat pajanan merkuri tahun 2016 s/d 2020
4. Tujuan Higiene Industri
A. Sebagai alat untuk mencapai derajat kesehatan tenaga kerja yang setinggi-
tingginya, baik buruh, petani, nelayan, pegawai negeri, atau pekerja-pekerja
bebas, dengan demikian dimaksudkan untuk kesejahteraan tenaga kerja.
B. Sebagai alat untuk meningkatkan produksi, yang berlandaskan
kepadameningginya efisiensi dan daya produktivitas faktor manusia
dalamproduksi. Oleh karena hakikat tersebut selalu sesuai dengan maksud
dantujuan pembangunan didalam suatu negara, maka higiene industri
dankesehatan kerja selalu harus diikut sertakan dalam pembangunan.
5. Manfaat Higiene Industri
Beberapa manfaat dari penerapan higiene industri, yaitu :
• Mencegahan dan memberantaskan penyakit dan kecelakaan akibat kerja.
• Dapat memelihara dan meningkatan kesehatan tenaga kerja.
• Dapat meningkatan efisiensi dan daya produktifitas manusia.
• Memeliharaan dan meningkatan higiene dan sanitasi perusahaan
padaumumnya seperti kebersihan ruangan-ruangan, cara pembuangan
sampah,atau sisa-sisa pengolahan dan sebagainya.
• Memberikan perlindungan masyarakat luas (konsumen) dari bahaya-bahaya
yang mungkin di timbulkan oleh hasil-hasil produksi perusahaan.
6. Tugas Seorang Industrial Hygienist
◦ Mengidentifikasi bahaya-bahaya yang mungkin dapat terjadi, permasalahan-permasalahan
kerja serta resikonya. Menganalisa kondisi-kondisi yang dapat diukur untuk mencari
permasalan yang timbul.
◦ Mengembangkan strategi sampling dan menggunakan peralatanperalatan sampling yang
dimiliki untuk mengukur seberapa besar sumber bahaya di tempat kerja.
◦ Melakukan pengamatan terhadap bagaimana dampak sumber sumber bahaya kimia dan fisika
dapat mempengaruhi kesehatan pekerja dengan melakukan pengukuran.
◦ Membandingkan hasil sampling dengan standart atau petunjuk yang relevan untuk
menentukkan apakah pengontrolan khusus diperlukan.
7. Program Higiene Industri
◦ Rekognisi Sumber Bahaya
Faktor bahaya seperti faktor fisik, kimiawi, biologi, ergonomi, dan psikologi
◦ Antisipasi Sumber Bahaya
Antisipasi dengan memprediksi potensi bahaya dan risiko ditempat kerja.
◦ Evaluasi Sumber Bahaya
Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur bahaya denganmetode yang lebih
spesifik
◦ Kontrol Sumber Bahaya
Hasil pengukuran yang melebihi ambang batas dapat dikendalikan, denganmenggunakan
metode hirarki pengendalian atau piramida terbalik meliputiEliminasi, Subtitusi. Engineering
control, Administrasi control dan APD.
8. Rekognisi Sumber Bahaya
1. Faktor fisik
Faktor fisik yang meliputi keadaan fisik seperti bangunan gedung atauvolume udara, atau luas lantai kerja maupun
hal-hal yang bersiat fisikseperti penerangan, suhu udara, kelembabab udara, tekanan udara,kecepatan aliran udara,
kebisingan, vibrasi mekanis, radiasi gelombangelektromagnetis.
2. Faktor kimiawi
Factor kimiawi yaitu semua zat kimia anorganis dan organis yangmungkin wujud fisiknya merupakan salah satu atau
lebih dalam bentukgas, uap, debu, kabut, fume (uap logam), asap, cairan, dan atau zat padat.
3. Faktor biologi
Bahaya biologi disebabkan oleh organisme hidup atau sifat organisme yangdapat memberikan efek/dampak
kesehatan yang terhadap manusia (agenyang menginfeksi).
4. Faktor ergonomic
Bahaya yang termasuk bahaya ergonomi termasuk adalah design peralatankerja, area kerja, prosedur kerja yang tidak
memadai/sesuai. Selainitu, bahaya ergonomi yang berpotensi menyebabkan kecelakaan ataupekerja sakit diantaranya
pengangkatan dan proses ketika menjangkau/meraih yang tidak memadai, kondisi visual yang buruk, gerakan
monotondalam postur janggal. Posisi kerja yang salah dapat menyebabkangangguan kesehatan pada pekerja.
5. Faktor Psikologis
Faktor mental danpsikologis, yaitu reaksi mental dan kejiwaan terhadap suasana kerja,hubungan antara pengusaha
dan tenaga kerja, struktur dan prosedurorganisasi pelaksanaan kerja dan lain-lain.
9. Antisipasi Sumber Bahaya
Antisipasi adalah memprediksi potensi bahaya dan risiko yang ada
ditempat kerja. Contoh : Antisipasi bahaya pada perusahaan yang bergerak di
bidang oil dangas, sebelum memasuki area tersebut pekerja dapat harus
memprediksi bahaya yang ada diperusahaan tersebut, pekerja dapat melihat
daftar bahaya yang ada diperusahaan seperti bahaya :
a. Berdasarkan lokasi atau unit
b. Berdasarkan kelompok pekerja
c. Berdasarkan jenis potensi bahaya
d. Berdasarkan tahapan proses produksi
10. Evaluasi Sumber Bahaya
Evaluasi adalah suatu kegiatan sampling dan mengukur
bahaya denganmetode yang lebih spesifik. contohnya : mengukur
kebisingan dengan sound levelmeter, pengukuran kadar debu/partikel
dengan menggunakan digital dustindikator, melakukan pengukuran
pencahayaan dengan menggunakan Lux Meterdan sebagainya, hasil
dari pengukuran ini dibandingan dengan peraturanpemerintah yang
berlaku, apakah melibihi nilai ambang batas atau tidak
11. Kontrol Sumber Bahaya
1. Eliminasi
Eliminasi adalah menghilangkan bahaya misalnya, bahaya jatuh, bahaya ergonomi, bahaya ruang terbatas, bahaya bising, bahaya kimia.
2. Subtitusi
Mengganti bahan, proses, operasi ataupun peralatan dari yang berbahayamenjadi lebih tidak berbahaya, contohnya mengganti suatu bahan yang
berbahaya dengan yang tidak berhaya tetapi dengan fungsi yang sama.
3. Engineering control
Suatu langkah memodifikasi bahaya, baik memodifikasi lingkungan kerja,ataupun memodifikasi alat-alat kerja. Meliputi cara pengendalian
bahaya baik berdasarkan spesifikasi saat menentukan desain awal.
4. Administrasi control
Mengatur interaksi antara pekerja dengan alat-alat atau lingkungan kerja,mengatur shift kerja, mengurangi waktu para pekerja di area yang
mengandung bahaya tinggi dan memberikan kemampuan pekerja untuk mengenali bahaya supaya dapat bekerja dengan aman.
5. APD ( Alat Pelindung Diri )
Langkah terakhir yang digunakan bila memang cara-cara diatas tidak bisa dilakukan adalah dengan memakai APD (alat pelindung diri) seperti
Topikeselamatan (Helmet), kacamata keselamatan, Masker, Sarung tangan, earplug, Pakaian (Uniform) dan Sepatu Keselamatan. Pengendalian
ini merupakan pegendalian terakhir pada hirarki pengendalian bahaya. APD digunakan oleh pekerja untuk melindungi pekerja dari bahaya
(hazard) yang terdapat di lingkungan kerja
13. Dokter Perusahaan
Menurut Suma’mur (1996) adanya dokter di perusahaan sangat
bermanfaat untuk kesehatan tenaga kerja perusahaan. Dokter dalam perusahaan
membantu pengusaha dalam seleksi para tenaga kerja untuk pekerjaan tertentu,
meninggikan keadaan kesehatan para tenaga kerja, penempatan yang tepat dari
seorang tenaga kerja sesuai dengan kesehatan jasmani dan rohaninya,
Pertolongan Pertama pada Keselakaan (P3K), pengobatan dan perawatan
terhadap penyakit-penyakit mendadak, meninggikan kesehatan lingkungan di
tempat kerja dan masyarakat pada umumnya.
14. Aplikasi dokter perusahaan
◦Pemeriksaan kesehatan
◦Perawatan dan pengobatan penyakit dan kecelakaan
◦Pengawasan lingkungan kerja dan pencegahan kecelakaan
◦Pendidikan kesehatan pada tenaga kerja
◦Administrasi Kesehatan
◦Mewakili dan pembantu utama dokter perusahaan, bila
dokter tidak ada
Lingkup Paramedis
15. Pemeriksaan kesehatan
◦ Perencanaan
◦ Pencatatan
◦ Membimbing calon tenaga kerja
◦ Pemeriksaan pertama:TB, TT, Tensi dsb
◦ Menyajikan hasil pemeriksaan pertama pada dokter
16. Perawatan dan Pengobatan
◦ Pencatatan/ administrasi
◦ Mengerjakan pemeriksaan pertama yang telah disepakati dengan
dokter
◦ Memberikan pengobatan pertama
◦ Konsultasi laporkan hasil pengobatan pertama pada dokter
◦ Menghubungi dokter bila terjadi kecelakaan atau penyakit yang
telah ditetapkan oleh dokter
◦ Mengirim Tenaga Kerja yang sakit sesuai dengan petunjuk dokter
17. Pengawasan Lingkungan dan Pencegahan Kecelakaan
◦ Kebersihan lingkungan perusahaan
◦ Pengawasan terhadap faktor bahaya di tempat kerja, suhu,
penerangan, ventilasi dlsb
◦ Pengawasan terhadap bahan produksi
◦ Pengawasan terhadap kantin, melatih karyawan P3K
◦ Menyediakan kotak P3K
18. Penyuluhan
◦ Memberikan pelatihan dalam bidang kesehatan lingkungan, P3K,
Higiene perorangan, gizi dan KB
◦ Penyuluhan perorangan waktu berobat
◦ Penyuluhan tentang aplikasi ergonomi
19. Administrasi Kesehatan
◦ Merencanakan dan menyusun jumlah peralatan dan obat-obatan
◦ Merencanakan dan menyusun anggaran
◦ Mengumpulkan dan mengolah data kesehatan.
◦ Membuat laporan dan mengevaluasi kegiatan kesehatan