SlideShare a Scribd company logo
LIMIT FUNGSI DI RUANG METRIK
Disusun untuk memenuhi
tugas mata kuliah Analisis Real
oleh
Nida Shafiyanti (3125111218)
Jurusan Matematika
Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam
Universitas Negeri Jakarta
2013
Daftar Isi
1 PENDAHULUAN 1
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.2 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
1.3 Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1
2 PEMBAHASAN 3
2.1 Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.1 Pemetaan (Fungsi) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3
2.1.2 Limit Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4
2.2 Ruang Metrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5
2.3 Himpunan Buka, Himpunan Tutup . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
2.4 Limit Fungsi di Ruang Metrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6
3 KESIMPULAN 9
i
ABSTRACT
Suatu fungsi memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi terse-
but memiliki limit L pada titik masukan p bila f(x) ”dekat” pada L ketika x dekat
pada p. Bila masukan yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran yang
sangat berbeda, fungsi f dikatakan tidak memiliki limit. Dan memiliki limit jika
sebaliknya. Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa konsep limit fungsi di ruang
metrik adalah serupa dengan apa yang diketahui di bilangan real. Akan tetapi,
tidak bisa langsung memperoleh sifat-sifat kelinieran serta yang lainnya karena
situasinya jelas berbeda.
Kata kunci: limit fungsi, ruang metrik.
ii
1 PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang dan Permasalahan
Analisis matematis, dalam matematika disebut dengan analisis (saja). Merupakan
kajian secara taat azas (rigorous) dari kalkulus. Dalam hal ini dilakukan analisis
rinci dari besaran peubah maupun fungsi di dalamnya berdasarkan pendefinisian
pengertian besaran kecil dan ∆. Dengan pendefinisian tersebut dikaji limit (lim-
it barisan, limit fungsi), teori diferensiasi, integrasi, deret takhingga, dan fungsi
analitik. Teori-teori yang dipelajari di dalamnya dalam kerangka bilangan real,
bilangan kompleks, dan fungsi real, fungsi kompleks. Disamping itu secara lanjut
dikaji pula dalam kerangka ruang obyek matematis (ruang topologi) yang mem-
pertimbangkan jaraknya (ruang metrik).
Sistem bilangan real serta berbagai hal terkait telah dipelajari pada kuli-
ah Analisis Real. Hampir keseluruhan topik yang dipelajari tidak terlepas dari
gagasan nilai mutlak. Diketahui konsep nilai mutlak memegang peranan penting
dalam merumuskan konsep-konsep lainnya seperti limit dan kekontinuan.
Fungsi yang lebih umum dari pada nilai mutlak yaitu apa yang disebut metrik,
selalu bisa dirumuskan pada sebarang himpunan. Dengan cara serupa, metrik ini
dapat digunakan untuk merumuskan konsep-konsep lain sebagaimana yang telah
diketahui di sistem bilangan real.
1.2 Tujuan Penulisan
Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempelajari lmit fungsi di ruang metrik.
Diantaranya mengetahui mengenai penndefinisian dari fungsi serta limitnya. Ke-
mudian mengkaji contoh-contoh fungsi pada ruang metrik. Kajian lebih lanjut
menunjukkan bahwa konsep limit fungsi di ruang metrik adalah serupa dengan
apa yang diketahui di bilangan real.
1.3 Sistematika Penulisan
Di dalam penyusunan tugas akhir ini secara keseluruhan terdiri dari 3 bagian
yang dilengkapi oleh abstrak, daftar isi, dan lampiran-lampiran yang mendukung.
Secara garis besar, sistematika pembahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai
berikut : Bagian 1 Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar be-
lakang masalah pembuatan tugas akhir, perumusan masalah yang dihadapi di
dalam menyusun tugas akhir, tujuan tugas akhir dan sistematika pembahasan la-
poran tugas akhir yang menerangkan sekilas dari isi tiap bab yang terdapat pada
1
laporan tugas akhir ini. Bagian 2 Pembahasan, pada bab ini dibahas mengenai
limit, limit fungsi dan ruang metrik serta bagaimana generalisasi fungsi real dalam
ruang metrik. Bagian 3 Kesimpulan, bab ini merupakan bab akhir laporan yang
memuat kesimpulan dari seluruh proses penyelesaian tugas akhir ini. Terakhir,
daftar pustaka pada bagian akhir makalah.
2
2 PEMBAHASAN
2.1 Fungsi
2.1.1 Pemetaan (Fungsi)
Diketahui X dan Y adalah himpunan–himpunan dan A merupakan himpunan
bagian X (A⊂X)
Definisi 2.1.1. Suatu pemetaan (fungsi) f dari A ke Y adalah suatu aturan
yang pada setiap anggota dari A menentukan dengan tunggal satu anggota dari
Y. Himpunan A dinamakan daerah sumber (domain) disajikan dengan D(f) dan
Y disebut daerah kawan (kodomain).
f : A → Y
D(f) → Y
Apabila x ⊂ D(f), maka kawannya (tunggal) y ⊂ Y disajikan dengan fx (ditulis
y=fx) dikataan bahwa x dibawa ke fx
f : D(f) → Y
x → fx
Dan himpunan anggota-anggota dari Y yang mempunyai kawan dalam D(f) dise-
but daerah hasil (range) diajikan dengan R(f).
R(f) = {y ∈ Y |y = fx ∀x ∈ D(f)}
Gambar / figure 1
Definisi 2.1.2. Jika setiap y ∈ Y mempunyai kawan di dalam D(f) atau dengan
kata lain jika setiap y ∈ Y berasal dari suati x ∈ D(f) maka fungsi ini disebut
fungsi A onto Y (A = D(f)).
Sehingga berlaku Y = R(f) (Daerah hasil (range) berhimpit dengan daerah kawan
(kodomain)).
3
2.1.2 Limit Fungsi
Ingat definisi limit dan kontinuitas fungsi nilai riil pada variabel real.
Definisi 2.1.3. Misalkan f adalah fungsi bernilai real, p ∈ R dan ada interval I
yang memuat p , kecuali kemungkinan untuk p adalah dalam domain f.
Kemudian limit f, x mendekati p adalah L jika dan hanya jika
(∀x)( > 0 ⇒ (∃δ = δ( ))(δ > 0 ∧ (∀x)(0 < |x − p| < δ ⇒ |f(x) − L| < )))
Dalam kasus ini, dapat dituliskan
lim
x→p
f(x) = L
Definisi 2.1.4. Misalkan f adalah fungsi bernilai real dan p ∈ dom(f). Kemudian
f kontinu pada p jika dan hanya jika
lim
x→p
f(x) = f(p)
Definisi 2.1.5. Misalkan f adalah fungsi bernilai real, dom(f) = A dan p ∈ A
(i.e p adalah titik limit dari domain f). Maka limit dari f
(∀ )( > 0 ⇒ (∃δ = δ( ) > 0)[(∀x)(x ∈ A ∧ 0 < |x − p| < δ ⇒ |f(x) − L| < ])
Contoh 1. Dengan menggunakan definisi, buktikan limx→3(2x2
+ 4x + 1) = 31
Sebelum dibuktikan, akan di ilustrasikan beberapa ”perluasan” pekerjaan awal
atau analisis pendahuluan untuk mengarahakan pada bukti tersebut. Akan ditun-
jukkan bahwa, untuk setiap > 0 akan mendapat δ > 0, sehingga 0 < |x − 3| <
δ ⇒ |(2x2
+ 4x + 1) − 31| < . Cara termudah adalah dengan menghasilkan δ
sebagai fungsi dari . Perhatikan bahwa,
|(2x2
+ 4x + 1) − 31| = |2x2
+ 4x − 30| = 2|x − 3||x + 5|
Misalkan tempatkan batasan pertama pada δ yang mengharuskan bahwa δ ≤ 1,
kemudian 0 < |x − 3| < δ ≤ 1 ⇒ |x + 5| = |(x − 3) + 8| ≤ |x − 3| + 8 < 9 sekarang
|(2x2
+ 4x + 1) − 31| = 2|x − 3||x + 5| < 2 · δ · 9 ≤
dimana δ ≤ 18
. Untuk mendapatkan kedua batas akan diberlakukan δ =maks{1, 18
}.
Maka terbukti.
Sekarang untuk > 0 diberikan δ =maks{1, 18
}. Maka
0 < |x − 3| < δ ≤ 1 ⇒ |x + 5| = |(x − 3) + 8| ≤ |x − 3| + 8 < 9
dan
|(2x2
+ 4x + 1) − 31| = 2|x − 3||x + 5| < 2 · δ · 9 ≤ 18 ·
18
=
Karena > 0 sebarang, dapat disimpulkan untuk setiap > 0, terdapat δ =min{1, 18
} >
0, sehingga 0 < |x−3| < δ ⇒ |(2x2
+4x+1)−31| < ; i.e., limx→3(2x2
+4x+1) =
31.
4
2.2 Ruang Metrik
Pada bab ini akan diperlihatkan fungsi yang lebih umum dari pada nilai mutlak
yaitu apa yang disebut metrik. Metrik ini selalu bisa dirumuskan pada sebarang
himpunan. Dengan cara serupa, metrik ini dapat digunakan untuk merumuskan
konsep-konsep lain sebagaimana yang telah diketahui di sistem bilangan real.
Definisi 2.2.1. Misal X adalah himpunan tidak kosong. Suatu fungsi bernilai
real d yang didefinisikan pada X ×X yaitu pasangan berurutan dalam X, disebut
metrik atau fungsi jarak pada X jika dan hanya jika fungsi tersebut memenuhi
aksioma-aksioma berikut, yaitu untuk setiap a, b, c ∈ X:
(i) d(a, b) ≥ 0
(ii) d(a, b) = 0. Jika dan hanya jika a = b Definit Positif
(iii) d(a, b) = d(b, a) Simetris
(iv) d(a, b) ≤ d(a, c) + d(c, b) Ketaksamaan Segitiga
Bilangan Real d(a, b) disebut jarak dari a ke b.
Himpunan X yang dilengkapi dengan suatu metrik d, dituliskan dengan (X, d)
disebut Ruang Metrik (Metric Space). Anggota ruang metrik (X, d) disebut
titik atau point dan untuk setiap a, b ∈ X ada bilangan non-negatif d(a, b) yaitu
jarak titik a dengan b.
Contoh 2. Perhatikan himpunan bilangan real R yang dilengkapi dengan fungsi
d(a, b) = |a − b|
Dengan menggunakan sifat-sifat fungsi nilai mutlak dapat dibuktikan bahwa d
suatu metrik di R.
Bukti:
1. d(a, b) = |a − b| ≥ 0 dan d(a, b) = 0 jika dan hanya jika a = b.
2. d(a, b) = |a − b| = |b − a| = d(b, a)
3. |a − b| + |b − c| ≥ |a − b + b − c| = |a − c|
atau d(a, c) ≤ d(a, b) + d(b, c) , a < b < c
4. d(a, b) = |a − b| > 0 jika a = b
Contoh 3. (R, d) dengan R adalah sistem bilangan riil dan metrik d dinamakan
metrik biasa yang didefinisikan sebagai:
d(x, y) = |x − y| ∀x, y ∈ R
5
Contoh 4. (R2
, d) dengan R2
dinamakan bidang Euclidean dapat kita ambil
pasangan-pasangan berurutan dari bilangan riil, ditulis x = (x1, x2) dan y =
(y1, y2),.......
dan metrik Euclidean didefinisikan sebagai
d(x, y) = (x1 − x2)2 + (y1 − y2)2
2.3 Himpunan Buka, Himpunan Tutup
Pada garis bilangan real, telah diperkenalkan mengenai konsep interval buka
maupun interval tutup. Dan selanjutnya, konsep ini akan diperumum di ruang
metrik dengan sebutan bola buka dan bola tutup.
Definisi 2.3.1. Misalkan a ∈ X dan r > 0. Bola buka dengan pusat a dan
jari-jari r adalah himpunan
Br(a) = {x ∈ X : ρ(x, a) < r}
Serupa dengan ini, bola tutup dengan pusat a dan jari-jari r adalah himpunan
Br(a) = {x ∈ X : ρ(x, a) r}
Selanjutnya, sifat buka dan tutup ini akan diterapkan pula untuk sebarang
himpunan pada ruang metrik.
1. Suatu himpunan V ⊂ X disebut buka jika untuk setiap x ∈ V terdapat
r > 0. sehingga bola buka Br(x) termuat di V .
2. Suatu himpunan E ⊂ X dikatakan tutup jika Ec
= X adalah buka.
Suatu bola buka B(a, r) sering disebut lingkungan-r dari a. Adapun lingkun-
gan dari a adalah sebarang subhimpunan yang memuat B(a, r). Berdasarkan
definisi, a merupakan suatu elemen di sebarang lingkungannya.
Titik x0 ∈ M ⊂ X disebut titik dalam dari M jika M merupakan suatu
lingkungan dari x0. Himpunan semua titik dalam dari M disebut interior dari M.
Lebih lanjut, dapat diperiksa bahwa interior M suatu himpunan buka terbesar
yang dimuat oleh M.
2.4 Limit Fungsi di Ruang Metrik
Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep limit fungsi di ruang metrik.
6
Definisi 2.4.1. Misalkan (X, ρ) dan (Y, τ) masing-masing adalah ruang metrik,
dan a suatu titik limit dari (X, ρ). Perhatikan fungsi f : X → Y . f(x) dikatakan
konvergen ke L untuk x menuju a, jika untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sehingga
0 < ρ(x, a) < δ ⇒ τ(f(x), L) <
Dalam hal ini kita menuliskan
lim
x→a
f(x) = L
dan L disebut limit dari f(x) untuk x menuju a.
Akibat 2.4.1. Diberikan S ruang metrik dan A ∈ S, dan misalkan f : A → R .
Jika
f → L karena p → p0 pada A dan f → M karena p → p0 pada A
buktikan bahwa L = M.
Bukti: Akan dibuktikan, f → L karena x → a dan f → M karena x → a,
maka L = M. Untuk L = M, ambil = 1
2
· |L − M|. Dengan menggunakan
definisi limit, terdapat nilai positif δ1 dan δ2 maka 0 < |x − a| < δ1 shingga
|f(x) − L| < dan 0 < |x − a| < δ2 sehingga |f(x) − M| < . Ambil x0 ∈ R maka
0 < |x0 − a| <min{δ1, δ2}. Kemudian, |L − M| ≤ |L − f(x0)| + |M − f(x0)| < 2 .
Kontradiksi dengan hukum trikotomi.
Akibat 2.4.2. Diberikan f dan g fungsi bernilai real, dengan domain A dan ruang
metrik (S, d), a ∈ (S, d). Jika limp→p0 f(p) = L dan limp→p0 g(p) = M, dengan
p ∈ A. Maka limp→p0 (f + g)(p) = L + M.
Bukti: Akan ditunjukan, jika limx→a f(x) = L dan limx→a g(x) = M, lalu
limx→a(f + g)(p) = L + M. Ambil > 0, maka ada bilangan positif δ1 dan
δ2 sehingga 0 < |x − a| < δ1 berimplikasi |f(x) − L| < 2
dan 0 < |x − a| < δ2
berimplikasi |g(x) − M| < 2
. Untuk δ =min{δ1, δ2}, 0 < |x − a| < δ berimplikasi
pada |(f + g)(x) − (L + M)| ≤ |f(x) − L| + |g(x) − M| < .
Penjelasan diatas telah memperlihatkan bahwa konsep limit fungsi di ruang
metrik adalah serupa dengan apa yang diketahui di bilangan real. Sehinnga,
tidak bisa langsung memperoleh sifat-sifat kelinieran serta yang lainnya karena
situasinya jelas berbeda. Namun demikian, jika diasumsikan Y = R tentu dapat
memperoleh beberapa sifat limit yang serupa.
Sekarang,akan dibahas mengenai kekontinuan fungsi di ruang metrik.
Definisi 2.4.2. Misalkan (X, ρ) dan (Y, τ) masing-masing adalah ruang metrik,
dan a suatu elemen di (X, ρ). Perhatikan fungsi f : X → Y . f(x) dikatakan
kontinu di a, jika untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sehingga
ρ(x, a) < δ ⇒ τ(f(x), f(a)) <
7
Dalam hal ini jika f kontinu di setiap a ∈ X maka f dikatakan kontinu.
Bagian ini akan ditutup dengan dua teorema berkaitan dengan kekontinuan fungsi
di ruang metrik.
Teorema 2.4.1. Perhatikan fungsi f : X → Y dengan a ∈ X. Fungsi f kontinu
di a jika dan hanya jika berlaku bahwa untuk setiap barisan xn di X yang konver-
gen ke a berimplikasi f(xn) konvergen ke f(a).
Teorema 2.4.2. Pemetaan f : X → Y kontinu jika dan hanya jika untuk setiap
subhimpunan buka M ⊂ Y , f−1
(M) buka di X.
Contoh 5. Ruang fungsi C[a, b] = x = himpunan semua fungsi riil kontinu pada
interval tertutup j = [a, b] metrik d didefinisikan sebagai
d(x, y) = max
t∈j
|x(t) − y(t)|
Contoh 6. Diberikan f : C → R dan f(z) = Re(z), z ∈ C. Buktikan bahwa
lim
z→3+i
f(z) = 3
Analisis Pendahuluan;
Ambil bilangan compleks ζ, |Re(ζ)| ≤ |ζ|.
Bukti:
Untuk > 0, diberikan δ = . Kemudian 0 < |z − (3 + i)| < δ = berimplikasi
pada
|f(z) − 3| = |Re(z) − 3| = |Re(z − (3 + i))| ≤ |z − (3 + i)| <
Karena > 0 sebarang z ∈ C, maka dapat disimpulkan
lim
z→3+i
f(z) = 3
Contoh 7. Buktikan bahwa fungsi dari f : R × R diberikan,
f((x, y)) =
xy
x3+y3 , untuk (x, y) = (0, 0);
0 untuk x = y = 0.
tidak kontinu pada (0, 0).
Ambil pn = (1
n
, 1
n
). Kemudian {pn}∞
n=1 konvergen ke (0, 0) tetapi,
lim
n→∞
f(pn) = lim
n→∞
(1
n
)(1
n
)
(1
n
)3 + (1
n
)3
= lim
n→∞
n
2
= +∞ = 0
Oleh karena itu, dengan karakteristik barisan untuk limit fungsi, dapat disim-
pulkan bahwa f tidak kontinu pada (0, 0).
8
3 KESIMPULAN
Saat mempelajari fungsi nilai riil dengan variabel riil dalam kalkulus, teknik dan
teori dibangun di atas sifat kontinuitas, diferensiabilitas, dan integrability. Semua
konsep-konsep didefinisikan menggunakan ide yang tepat dari limit. Sedangkan
limit fungsi di ruang metrik itu sendiri menurut definisi adalah, Misalkan (X, ρ)
dan (Y, τ) masing-masing adalah ruang metrik, dan a suatu titik limit dari (X, ρ).
Perhatikan fungsi f : X → Y . f(x) dikatakan konvergen ke L untuk x menuju a,
jika untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sehingga
0 < ρ(x, a) < δ ⇒ τ(f(x), L) <
Dalam hal ini kita menuliskan
lim
x→a
f(x) = L
dan L disebut limit dari f(x) untuk x menuju a.
Dalam penulisan ini, sudah diperlihatkan dan dijelaskan mengenai limit fungsi
pada ruang metrik serta beberapa contoh yang berhubungan dengan materi ini.
Sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang terkait
dengan hal tersebut.
9
Pustaka
[1] Muhamad Najibufahmi. Fungsi Lipshiyzian Seragam di Ruang Metrik
dengan Struktur Normal Seragam.
[2] Retno Endah. Pemetaan dan Ruang Metrik.
[3] Sumanang Muchtar Gozali. Pengantar Analisis Fungsional.
10

More Related Content

What's hot

Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
Muhammad Alfiansyah Alfi
 
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstanRelasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Lutfi Nursyifa
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Pawit Ngafani
 
Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5
Ayu Nitasari
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiArdika MathEdu
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Arvina Frida Karela
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
Heni Widayani
 
Kelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiranKelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiran
eka gustina
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
Eman Mendrofa
 
Ring(gelanggang)
Ring(gelanggang)Ring(gelanggang)
Ring(gelanggang)
Andesva dansi
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Nia Matus
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
State University of Medan
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
Rahmawati Lestari
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Arif Windiargo
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Nia Matus
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEDyas Arientiyya
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
Nia Matus
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
Yadi Pura
 
Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiIndah Wijayanti
 

What's hot (20)

Jawaban Soal Latihan
Jawaban Soal LatihanJawaban Soal Latihan
Jawaban Soal Latihan
 
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstanRelasi rekursif linier homogen koefisien konstan
Relasi rekursif linier homogen koefisien konstan
 
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdfBahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
Bahan ajar alin 2 rev 2014 pdf
 
Ring
RingRing
Ring
 
Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5Analisis Rill Tugas 3.5
Analisis Rill Tugas 3.5
 
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpatiTeorema multinomial dan prinsip sarang merpati
Teorema multinomial dan prinsip sarang merpati
 
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
Analisis Real (Barisan Bilangan Real) Latihan bagian 2.2
 
Fungsi Pembangkit
Fungsi PembangkitFungsi Pembangkit
Fungsi Pembangkit
 
Kelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiranKelompok 4 orde penghampiran
Kelompok 4 orde penghampiran
 
Operasi himpunan
Operasi himpunanOperasi himpunan
Operasi himpunan
 
Ring(gelanggang)
Ring(gelanggang)Ring(gelanggang)
Ring(gelanggang)
 
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi KesebangunanRangkuman materi Transformasi Kesebangunan
Rangkuman materi Transformasi Kesebangunan
 
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
Transformasi Peubah Acak dan Distribusinya
 
Grup siklik
Grup siklikGrup siklik
Grup siklik
 
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluangBab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
Bab2 peubah-acak-dan-distribusi-peluang
 
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali TransformasiRangkuman materi Hasilkali Transformasi
Rangkuman materi Hasilkali Transformasi
 
INTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLEINTEGRAL menggunakan MAPLE
INTEGRAL menggunakan MAPLE
 
Makalah setengah putaran
Makalah setengah putaranMakalah setengah putaran
Makalah setengah putaran
 
Homomorfisma grup
Homomorfisma grupHomomorfisma grup
Homomorfisma grup
 
Rangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri TransformasiRangkuman Geometri Transformasi
Rangkuman Geometri Transformasi
 

Similar to Limit Fungsi di Ruang Metrik

Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1
Fajar Istiqomah
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasarFaisal Amir
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
rukmono budi utomo
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanSafran Nasoha
 
Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinu
bobbyrey
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanKia Hti
 
L i m i t
L i m i tL i m i t
L i m i t
triyanamulia
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
Ir Fandi
 
Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Irviana Rozi
 
Makalah matematika integral
Makalah matematika integralMakalah matematika integral
Makalah matematika integral
soki leonardi
 
Kalkulus Lanjutan Silabus
Kalkulus Lanjutan SilabusKalkulus Lanjutan Silabus
Kalkulus Lanjutan Silabus
Mono Manullang
 
Matematika Peminatan XII K.13
Matematika Peminatan XII K.13 Matematika Peminatan XII K.13
Matematika Peminatan XII K.13
Medi Harja
 
Limit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungo
Limit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungoLimit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungo
Limit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungo
Maryanto Sumringah SMA 9 Tebo
 
13184085.ppt
13184085.ppt13184085.ppt
13184085.ppt
AamShodiqulMunir1
 
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdfSlide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
ArisWidyoNugroho
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarPrandita Sega
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Muhammad Ali Subkhan Candra
 

Similar to Limit Fungsi di Ruang Metrik (20)

Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1
 
Matematika dasar
Matematika dasarMatematika dasar
Matematika dasar
 
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatikametode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
metode numerik stepest descent dengan rerata aritmatika
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
Fungsipersamaanpertidaksamaan
 
Diferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinuDiferensiabel kontinu
Diferensiabel kontinu
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
Fungsipersamaanpertidaksamaan
 
L i m i t
L i m i tL i m i t
L i m i t
 
Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
 
Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)Fungsi kuadrat (2)
Fungsi kuadrat (2)
 
Makalah matematika integral
Makalah matematika integralMakalah matematika integral
Makalah matematika integral
 
Kalkulus Lanjutan Silabus
Kalkulus Lanjutan SilabusKalkulus Lanjutan Silabus
Kalkulus Lanjutan Silabus
 
Matematika Peminatan XII K.13
Matematika Peminatan XII K.13 Matematika Peminatan XII K.13
Matematika Peminatan XII K.13
 
Limit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungo
Limit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungoLimit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungo
Limit fungsi aljabar hotma purba SMAN 3 bungo
 
Analisis real 2
Analisis real 2Analisis real 2
Analisis real 2
 
Kalkulus1
Kalkulus1 Kalkulus1
Kalkulus1
 
13184085.ppt
13184085.ppt13184085.ppt
13184085.ppt
 
84681491 analisis-real-2
84681491 analisis-real-284681491 analisis-real-2
84681491 analisis-real-2
 
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdfSlide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
Slide-TSP102-Kalkulus-TSP-102-P12dasaspdf
 
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses BelajarSoftware Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
Software Matematika Sebagai Penunjang Proses Belajar
 
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
Dasar dasar matematika teknik optimasi (matrix hessian)
 

More from Nida Shafiyanti

Sifat sifat determinan
Sifat sifat determinanSifat sifat determinan
Sifat sifat determinan
Nida Shafiyanti
 
Sifat sifat determinan
Sifat sifat determinanSifat sifat determinan
Sifat sifat determinan
Nida Shafiyanti
 
Continuity and Gauges
Continuity and GaugesContinuity and Gauges
Continuity and Gauges
Nida Shafiyanti
 
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema Dasar KalkulusTeorema Dasar Kalkulus
Teorema Dasar Kalkulus
Nida Shafiyanti
 
Contoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normalContoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normal
Nida Shafiyanti
 
Tugas pembuktian
Tugas pembuktianTugas pembuktian
Tugas pembuktian
Nida Shafiyanti
 
Soal dan pembahasan silinder
Soal dan pembahasan silinderSoal dan pembahasan silinder
Soal dan pembahasan silinder
Nida Shafiyanti
 
Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbola
Nida Shafiyanti
 
Soal dan pembahasan garis di bidang r3
Soal dan pembahasan garis di bidang r3Soal dan pembahasan garis di bidang r3
Soal dan pembahasan garis di bidang r3
Nida Shafiyanti
 
Soal dan pembahasan ellips
Soal dan pembahasan ellipsSoal dan pembahasan ellips
Soal dan pembahasan ellips
Nida Shafiyanti
 
GESTRATEGI INDONESIA
GESTRATEGI INDONESIAGESTRATEGI INDONESIA
GESTRATEGI INDONESIA
Nida Shafiyanti
 
How to make a simple calculator
How to make a simple calculatorHow to make a simple calculator
How to make a simple calculator
Nida Shafiyanti
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
Nida Shafiyanti
 
Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
Nida Shafiyanti
 
Let, Make, Have and Get
Let, Make, Have and GetLet, Make, Have and Get
Let, Make, Have and Get
Nida Shafiyanti
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju ReaksiFaktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Nida Shafiyanti
 
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisLaporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Nida Shafiyanti
 

More from Nida Shafiyanti (20)

Sifat sifat determinan
Sifat sifat determinanSifat sifat determinan
Sifat sifat determinan
 
Sifat sifat determinan
Sifat sifat determinanSifat sifat determinan
Sifat sifat determinan
 
Continuity and Gauges
Continuity and GaugesContinuity and Gauges
Continuity and Gauges
 
Teorema Dasar Kalkulus
Teorema Dasar KalkulusTeorema Dasar Kalkulus
Teorema Dasar Kalkulus
 
Contoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normalContoh bukan subgrup normal
Contoh bukan subgrup normal
 
Tugas pembuktian
Tugas pembuktianTugas pembuktian
Tugas pembuktian
 
Soal dan pembahasan silinder
Soal dan pembahasan silinderSoal dan pembahasan silinder
Soal dan pembahasan silinder
 
Soal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbolaSoal dan pembahasan hiperbola
Soal dan pembahasan hiperbola
 
Soal dan pembahasan garis di bidang r3
Soal dan pembahasan garis di bidang r3Soal dan pembahasan garis di bidang r3
Soal dan pembahasan garis di bidang r3
 
Soal dan pembahasan ellips
Soal dan pembahasan ellipsSoal dan pembahasan ellips
Soal dan pembahasan ellips
 
GESTRATEGI INDONESIA
GESTRATEGI INDONESIAGESTRATEGI INDONESIA
GESTRATEGI INDONESIA
 
I iii
I iiiI iii
I iii
 
Cover
CoverCover
Cover
 
Bab i iv (autosaved)
Bab i iv (autosaved)Bab i iv (autosaved)
Bab i iv (autosaved)
 
How to make a simple calculator
How to make a simple calculatorHow to make a simple calculator
How to make a simple calculator
 
Uji makanan
Uji makananUji makanan
Uji makanan
 
Osmosis dan difusi
Osmosis dan difusiOsmosis dan difusi
Osmosis dan difusi
 
Let, Make, Have and Get
Let, Make, Have and GetLet, Make, Have and Get
Let, Make, Have and Get
 
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju ReaksiFaktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
Faktor-faktor yang Mempengaruhi Laju Reaksi
 
Laporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisisLaporan praktikum kimia hidrolisis
Laporan praktikum kimia hidrolisis
 

Recently uploaded

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
AdrianAgoes9
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
gloriosaesy
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
ferrydmn1999
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
UditGheozi2
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
AdePutraTunggali
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
EkoPutuKromo
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
astridamalia20
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
DataSupriatna
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
ssuser289c2f1
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
Dedi Dwitagama
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
smp4prg
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Galang Adi Kuncoro
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
agusmulyadi08
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
TEDYHARTO1
 

Recently uploaded (20)

Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum MerdekaModul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
Modul Ajar PAI dan Budi Pekerti Kelas 2 Fase A Kurikulum Merdeka
 
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik DosenUNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
UNTUK DOSEN Materi Sosialisasi Pengelolaan Kinerja Akademik Dosen
 
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBIVISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
VISI MISI KOMUNITAS BELAJAR SDN 93 KOTA JAMBI
 
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-OndelSebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
Sebuah buku foto yang berjudul Lensa Kampung Ondel-Ondel
 
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdfLK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
LK 1 - 5T Keputusan Berdampak PERMATA BUNDA.pdf
 
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi KomunikasiKarakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
Karakteristik Manusia Komunikan dalam Bingkai Psikologi Komunikasi
 
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docxForm B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
Form B1 Rubrik Observasi Presentasi Visi Misi -1.docx
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptxSOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
SOSIALISASI PPDB TAHUN AJARAN 2024-2025.pptx
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdfNUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
NUMERASI KOMPETENSI PENDIDIK TAHAP CAKAP DAN MAHIR.pdf
 
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdfMATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
MATERI SOSIALISASI PPDB JABAR- 4PAN052024.pdf
 
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.pptKOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
KOMITMEN MENULIS DI BLOG KBMN PB PGRI.ppt
 
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdfPENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
PENGUMUMAN PPDB SMPN 4 PONOROGO TAHUN 2024.pdf
 
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 BandungBahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
Bahan Sosialisasi PPDB_1 2024/2025 Bandung
 
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagjaPi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
Pi-2 AGUS MULYADI. S.Pd (3).pptx visi giru penggerak dan prakrsa perubahan bagja
 
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawasuntuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
untuk observasi kepala sekolah dengan pengawas
 

Limit Fungsi di Ruang Metrik

  • 1. LIMIT FUNGSI DI RUANG METRIK Disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Analisis Real oleh Nida Shafiyanti (3125111218) Jurusan Matematika Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam Universitas Negeri Jakarta 2013
  • 2. Daftar Isi 1 PENDAHULUAN 1 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.2 Tujuan Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 1.3 Sistematika Penulisan . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 1 2 PEMBAHASAN 3 2.1 Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 2.1.1 Pemetaan (Fungsi) . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 3 2.1.2 Limit Fungsi . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 4 2.2 Ruang Metrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 5 2.3 Himpunan Buka, Himpunan Tutup . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 2.4 Limit Fungsi di Ruang Metrik . . . . . . . . . . . . . . . . . . . . 6 3 KESIMPULAN 9 i
  • 3. ABSTRACT Suatu fungsi memetakan keluaran f(x) untuk setiap masukan x. Fungsi terse- but memiliki limit L pada titik masukan p bila f(x) ”dekat” pada L ketika x dekat pada p. Bila masukan yang dekat pada p ternyata dipetakan pada keluaran yang sangat berbeda, fungsi f dikatakan tidak memiliki limit. Dan memiliki limit jika sebaliknya. Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa konsep limit fungsi di ruang metrik adalah serupa dengan apa yang diketahui di bilangan real. Akan tetapi, tidak bisa langsung memperoleh sifat-sifat kelinieran serta yang lainnya karena situasinya jelas berbeda. Kata kunci: limit fungsi, ruang metrik. ii
  • 4. 1 PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang dan Permasalahan Analisis matematis, dalam matematika disebut dengan analisis (saja). Merupakan kajian secara taat azas (rigorous) dari kalkulus. Dalam hal ini dilakukan analisis rinci dari besaran peubah maupun fungsi di dalamnya berdasarkan pendefinisian pengertian besaran kecil dan ∆. Dengan pendefinisian tersebut dikaji limit (lim- it barisan, limit fungsi), teori diferensiasi, integrasi, deret takhingga, dan fungsi analitik. Teori-teori yang dipelajari di dalamnya dalam kerangka bilangan real, bilangan kompleks, dan fungsi real, fungsi kompleks. Disamping itu secara lanjut dikaji pula dalam kerangka ruang obyek matematis (ruang topologi) yang mem- pertimbangkan jaraknya (ruang metrik). Sistem bilangan real serta berbagai hal terkait telah dipelajari pada kuli- ah Analisis Real. Hampir keseluruhan topik yang dipelajari tidak terlepas dari gagasan nilai mutlak. Diketahui konsep nilai mutlak memegang peranan penting dalam merumuskan konsep-konsep lainnya seperti limit dan kekontinuan. Fungsi yang lebih umum dari pada nilai mutlak yaitu apa yang disebut metrik, selalu bisa dirumuskan pada sebarang himpunan. Dengan cara serupa, metrik ini dapat digunakan untuk merumuskan konsep-konsep lain sebagaimana yang telah diketahui di sistem bilangan real. 1.2 Tujuan Penulisan Tujuan dari penulisan ini adalah untuk mempelajari lmit fungsi di ruang metrik. Diantaranya mengetahui mengenai penndefinisian dari fungsi serta limitnya. Ke- mudian mengkaji contoh-contoh fungsi pada ruang metrik. Kajian lebih lanjut menunjukkan bahwa konsep limit fungsi di ruang metrik adalah serupa dengan apa yang diketahui di bilangan real. 1.3 Sistematika Penulisan Di dalam penyusunan tugas akhir ini secara keseluruhan terdiri dari 3 bagian yang dilengkapi oleh abstrak, daftar isi, dan lampiran-lampiran yang mendukung. Secara garis besar, sistematika pembahasan pada tugas akhir ini adalah sebagai berikut : Bagian 1 Pendahuluan, pada bab ini dikemukakan tentang latar be- lakang masalah pembuatan tugas akhir, perumusan masalah yang dihadapi di dalam menyusun tugas akhir, tujuan tugas akhir dan sistematika pembahasan la- poran tugas akhir yang menerangkan sekilas dari isi tiap bab yang terdapat pada 1
  • 5. laporan tugas akhir ini. Bagian 2 Pembahasan, pada bab ini dibahas mengenai limit, limit fungsi dan ruang metrik serta bagaimana generalisasi fungsi real dalam ruang metrik. Bagian 3 Kesimpulan, bab ini merupakan bab akhir laporan yang memuat kesimpulan dari seluruh proses penyelesaian tugas akhir ini. Terakhir, daftar pustaka pada bagian akhir makalah. 2
  • 6. 2 PEMBAHASAN 2.1 Fungsi 2.1.1 Pemetaan (Fungsi) Diketahui X dan Y adalah himpunan–himpunan dan A merupakan himpunan bagian X (A⊂X) Definisi 2.1.1. Suatu pemetaan (fungsi) f dari A ke Y adalah suatu aturan yang pada setiap anggota dari A menentukan dengan tunggal satu anggota dari Y. Himpunan A dinamakan daerah sumber (domain) disajikan dengan D(f) dan Y disebut daerah kawan (kodomain). f : A → Y D(f) → Y Apabila x ⊂ D(f), maka kawannya (tunggal) y ⊂ Y disajikan dengan fx (ditulis y=fx) dikataan bahwa x dibawa ke fx f : D(f) → Y x → fx Dan himpunan anggota-anggota dari Y yang mempunyai kawan dalam D(f) dise- but daerah hasil (range) diajikan dengan R(f). R(f) = {y ∈ Y |y = fx ∀x ∈ D(f)} Gambar / figure 1 Definisi 2.1.2. Jika setiap y ∈ Y mempunyai kawan di dalam D(f) atau dengan kata lain jika setiap y ∈ Y berasal dari suati x ∈ D(f) maka fungsi ini disebut fungsi A onto Y (A = D(f)). Sehingga berlaku Y = R(f) (Daerah hasil (range) berhimpit dengan daerah kawan (kodomain)). 3
  • 7. 2.1.2 Limit Fungsi Ingat definisi limit dan kontinuitas fungsi nilai riil pada variabel real. Definisi 2.1.3. Misalkan f adalah fungsi bernilai real, p ∈ R dan ada interval I yang memuat p , kecuali kemungkinan untuk p adalah dalam domain f. Kemudian limit f, x mendekati p adalah L jika dan hanya jika (∀x)( > 0 ⇒ (∃δ = δ( ))(δ > 0 ∧ (∀x)(0 < |x − p| < δ ⇒ |f(x) − L| < ))) Dalam kasus ini, dapat dituliskan lim x→p f(x) = L Definisi 2.1.4. Misalkan f adalah fungsi bernilai real dan p ∈ dom(f). Kemudian f kontinu pada p jika dan hanya jika lim x→p f(x) = f(p) Definisi 2.1.5. Misalkan f adalah fungsi bernilai real, dom(f) = A dan p ∈ A (i.e p adalah titik limit dari domain f). Maka limit dari f (∀ )( > 0 ⇒ (∃δ = δ( ) > 0)[(∀x)(x ∈ A ∧ 0 < |x − p| < δ ⇒ |f(x) − L| < ]) Contoh 1. Dengan menggunakan definisi, buktikan limx→3(2x2 + 4x + 1) = 31 Sebelum dibuktikan, akan di ilustrasikan beberapa ”perluasan” pekerjaan awal atau analisis pendahuluan untuk mengarahakan pada bukti tersebut. Akan ditun- jukkan bahwa, untuk setiap > 0 akan mendapat δ > 0, sehingga 0 < |x − 3| < δ ⇒ |(2x2 + 4x + 1) − 31| < . Cara termudah adalah dengan menghasilkan δ sebagai fungsi dari . Perhatikan bahwa, |(2x2 + 4x + 1) − 31| = |2x2 + 4x − 30| = 2|x − 3||x + 5| Misalkan tempatkan batasan pertama pada δ yang mengharuskan bahwa δ ≤ 1, kemudian 0 < |x − 3| < δ ≤ 1 ⇒ |x + 5| = |(x − 3) + 8| ≤ |x − 3| + 8 < 9 sekarang |(2x2 + 4x + 1) − 31| = 2|x − 3||x + 5| < 2 · δ · 9 ≤ dimana δ ≤ 18 . Untuk mendapatkan kedua batas akan diberlakukan δ =maks{1, 18 }. Maka terbukti. Sekarang untuk > 0 diberikan δ =maks{1, 18 }. Maka 0 < |x − 3| < δ ≤ 1 ⇒ |x + 5| = |(x − 3) + 8| ≤ |x − 3| + 8 < 9 dan |(2x2 + 4x + 1) − 31| = 2|x − 3||x + 5| < 2 · δ · 9 ≤ 18 · 18 = Karena > 0 sebarang, dapat disimpulkan untuk setiap > 0, terdapat δ =min{1, 18 } > 0, sehingga 0 < |x−3| < δ ⇒ |(2x2 +4x+1)−31| < ; i.e., limx→3(2x2 +4x+1) = 31. 4
  • 8. 2.2 Ruang Metrik Pada bab ini akan diperlihatkan fungsi yang lebih umum dari pada nilai mutlak yaitu apa yang disebut metrik. Metrik ini selalu bisa dirumuskan pada sebarang himpunan. Dengan cara serupa, metrik ini dapat digunakan untuk merumuskan konsep-konsep lain sebagaimana yang telah diketahui di sistem bilangan real. Definisi 2.2.1. Misal X adalah himpunan tidak kosong. Suatu fungsi bernilai real d yang didefinisikan pada X ×X yaitu pasangan berurutan dalam X, disebut metrik atau fungsi jarak pada X jika dan hanya jika fungsi tersebut memenuhi aksioma-aksioma berikut, yaitu untuk setiap a, b, c ∈ X: (i) d(a, b) ≥ 0 (ii) d(a, b) = 0. Jika dan hanya jika a = b Definit Positif (iii) d(a, b) = d(b, a) Simetris (iv) d(a, b) ≤ d(a, c) + d(c, b) Ketaksamaan Segitiga Bilangan Real d(a, b) disebut jarak dari a ke b. Himpunan X yang dilengkapi dengan suatu metrik d, dituliskan dengan (X, d) disebut Ruang Metrik (Metric Space). Anggota ruang metrik (X, d) disebut titik atau point dan untuk setiap a, b ∈ X ada bilangan non-negatif d(a, b) yaitu jarak titik a dengan b. Contoh 2. Perhatikan himpunan bilangan real R yang dilengkapi dengan fungsi d(a, b) = |a − b| Dengan menggunakan sifat-sifat fungsi nilai mutlak dapat dibuktikan bahwa d suatu metrik di R. Bukti: 1. d(a, b) = |a − b| ≥ 0 dan d(a, b) = 0 jika dan hanya jika a = b. 2. d(a, b) = |a − b| = |b − a| = d(b, a) 3. |a − b| + |b − c| ≥ |a − b + b − c| = |a − c| atau d(a, c) ≤ d(a, b) + d(b, c) , a < b < c 4. d(a, b) = |a − b| > 0 jika a = b Contoh 3. (R, d) dengan R adalah sistem bilangan riil dan metrik d dinamakan metrik biasa yang didefinisikan sebagai: d(x, y) = |x − y| ∀x, y ∈ R 5
  • 9. Contoh 4. (R2 , d) dengan R2 dinamakan bidang Euclidean dapat kita ambil pasangan-pasangan berurutan dari bilangan riil, ditulis x = (x1, x2) dan y = (y1, y2),....... dan metrik Euclidean didefinisikan sebagai d(x, y) = (x1 − x2)2 + (y1 − y2)2 2.3 Himpunan Buka, Himpunan Tutup Pada garis bilangan real, telah diperkenalkan mengenai konsep interval buka maupun interval tutup. Dan selanjutnya, konsep ini akan diperumum di ruang metrik dengan sebutan bola buka dan bola tutup. Definisi 2.3.1. Misalkan a ∈ X dan r > 0. Bola buka dengan pusat a dan jari-jari r adalah himpunan Br(a) = {x ∈ X : ρ(x, a) < r} Serupa dengan ini, bola tutup dengan pusat a dan jari-jari r adalah himpunan Br(a) = {x ∈ X : ρ(x, a) r} Selanjutnya, sifat buka dan tutup ini akan diterapkan pula untuk sebarang himpunan pada ruang metrik. 1. Suatu himpunan V ⊂ X disebut buka jika untuk setiap x ∈ V terdapat r > 0. sehingga bola buka Br(x) termuat di V . 2. Suatu himpunan E ⊂ X dikatakan tutup jika Ec = X adalah buka. Suatu bola buka B(a, r) sering disebut lingkungan-r dari a. Adapun lingkun- gan dari a adalah sebarang subhimpunan yang memuat B(a, r). Berdasarkan definisi, a merupakan suatu elemen di sebarang lingkungannya. Titik x0 ∈ M ⊂ X disebut titik dalam dari M jika M merupakan suatu lingkungan dari x0. Himpunan semua titik dalam dari M disebut interior dari M. Lebih lanjut, dapat diperiksa bahwa interior M suatu himpunan buka terbesar yang dimuat oleh M. 2.4 Limit Fungsi di Ruang Metrik Pada bagian ini akan dibahas mengenai konsep limit fungsi di ruang metrik. 6
  • 10. Definisi 2.4.1. Misalkan (X, ρ) dan (Y, τ) masing-masing adalah ruang metrik, dan a suatu titik limit dari (X, ρ). Perhatikan fungsi f : X → Y . f(x) dikatakan konvergen ke L untuk x menuju a, jika untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sehingga 0 < ρ(x, a) < δ ⇒ τ(f(x), L) < Dalam hal ini kita menuliskan lim x→a f(x) = L dan L disebut limit dari f(x) untuk x menuju a. Akibat 2.4.1. Diberikan S ruang metrik dan A ∈ S, dan misalkan f : A → R . Jika f → L karena p → p0 pada A dan f → M karena p → p0 pada A buktikan bahwa L = M. Bukti: Akan dibuktikan, f → L karena x → a dan f → M karena x → a, maka L = M. Untuk L = M, ambil = 1 2 · |L − M|. Dengan menggunakan definisi limit, terdapat nilai positif δ1 dan δ2 maka 0 < |x − a| < δ1 shingga |f(x) − L| < dan 0 < |x − a| < δ2 sehingga |f(x) − M| < . Ambil x0 ∈ R maka 0 < |x0 − a| <min{δ1, δ2}. Kemudian, |L − M| ≤ |L − f(x0)| + |M − f(x0)| < 2 . Kontradiksi dengan hukum trikotomi. Akibat 2.4.2. Diberikan f dan g fungsi bernilai real, dengan domain A dan ruang metrik (S, d), a ∈ (S, d). Jika limp→p0 f(p) = L dan limp→p0 g(p) = M, dengan p ∈ A. Maka limp→p0 (f + g)(p) = L + M. Bukti: Akan ditunjukan, jika limx→a f(x) = L dan limx→a g(x) = M, lalu limx→a(f + g)(p) = L + M. Ambil > 0, maka ada bilangan positif δ1 dan δ2 sehingga 0 < |x − a| < δ1 berimplikasi |f(x) − L| < 2 dan 0 < |x − a| < δ2 berimplikasi |g(x) − M| < 2 . Untuk δ =min{δ1, δ2}, 0 < |x − a| < δ berimplikasi pada |(f + g)(x) − (L + M)| ≤ |f(x) − L| + |g(x) − M| < . Penjelasan diatas telah memperlihatkan bahwa konsep limit fungsi di ruang metrik adalah serupa dengan apa yang diketahui di bilangan real. Sehinnga, tidak bisa langsung memperoleh sifat-sifat kelinieran serta yang lainnya karena situasinya jelas berbeda. Namun demikian, jika diasumsikan Y = R tentu dapat memperoleh beberapa sifat limit yang serupa. Sekarang,akan dibahas mengenai kekontinuan fungsi di ruang metrik. Definisi 2.4.2. Misalkan (X, ρ) dan (Y, τ) masing-masing adalah ruang metrik, dan a suatu elemen di (X, ρ). Perhatikan fungsi f : X → Y . f(x) dikatakan kontinu di a, jika untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sehingga ρ(x, a) < δ ⇒ τ(f(x), f(a)) < 7
  • 11. Dalam hal ini jika f kontinu di setiap a ∈ X maka f dikatakan kontinu. Bagian ini akan ditutup dengan dua teorema berkaitan dengan kekontinuan fungsi di ruang metrik. Teorema 2.4.1. Perhatikan fungsi f : X → Y dengan a ∈ X. Fungsi f kontinu di a jika dan hanya jika berlaku bahwa untuk setiap barisan xn di X yang konver- gen ke a berimplikasi f(xn) konvergen ke f(a). Teorema 2.4.2. Pemetaan f : X → Y kontinu jika dan hanya jika untuk setiap subhimpunan buka M ⊂ Y , f−1 (M) buka di X. Contoh 5. Ruang fungsi C[a, b] = x = himpunan semua fungsi riil kontinu pada interval tertutup j = [a, b] metrik d didefinisikan sebagai d(x, y) = max t∈j |x(t) − y(t)| Contoh 6. Diberikan f : C → R dan f(z) = Re(z), z ∈ C. Buktikan bahwa lim z→3+i f(z) = 3 Analisis Pendahuluan; Ambil bilangan compleks ζ, |Re(ζ)| ≤ |ζ|. Bukti: Untuk > 0, diberikan δ = . Kemudian 0 < |z − (3 + i)| < δ = berimplikasi pada |f(z) − 3| = |Re(z) − 3| = |Re(z − (3 + i))| ≤ |z − (3 + i)| < Karena > 0 sebarang z ∈ C, maka dapat disimpulkan lim z→3+i f(z) = 3 Contoh 7. Buktikan bahwa fungsi dari f : R × R diberikan, f((x, y)) = xy x3+y3 , untuk (x, y) = (0, 0); 0 untuk x = y = 0. tidak kontinu pada (0, 0). Ambil pn = (1 n , 1 n ). Kemudian {pn}∞ n=1 konvergen ke (0, 0) tetapi, lim n→∞ f(pn) = lim n→∞ (1 n )(1 n ) (1 n )3 + (1 n )3 = lim n→∞ n 2 = +∞ = 0 Oleh karena itu, dengan karakteristik barisan untuk limit fungsi, dapat disim- pulkan bahwa f tidak kontinu pada (0, 0). 8
  • 12. 3 KESIMPULAN Saat mempelajari fungsi nilai riil dengan variabel riil dalam kalkulus, teknik dan teori dibangun di atas sifat kontinuitas, diferensiabilitas, dan integrability. Semua konsep-konsep didefinisikan menggunakan ide yang tepat dari limit. Sedangkan limit fungsi di ruang metrik itu sendiri menurut definisi adalah, Misalkan (X, ρ) dan (Y, τ) masing-masing adalah ruang metrik, dan a suatu titik limit dari (X, ρ). Perhatikan fungsi f : X → Y . f(x) dikatakan konvergen ke L untuk x menuju a, jika untuk setiap > 0 terdapat δ > 0 sehingga 0 < ρ(x, a) < δ ⇒ τ(f(x), L) < Dalam hal ini kita menuliskan lim x→a f(x) = L dan L disebut limit dari f(x) untuk x menuju a. Dalam penulisan ini, sudah diperlihatkan dan dijelaskan mengenai limit fungsi pada ruang metrik serta beberapa contoh yang berhubungan dengan materi ini. Sehingga diharapkan dapat bermanfaat untuk menyelesaikan masalah yang terkait dengan hal tersebut. 9
  • 13. Pustaka [1] Muhamad Najibufahmi. Fungsi Lipshiyzian Seragam di Ruang Metrik dengan Struktur Normal Seragam. [2] Retno Endah. Pemetaan dan Ruang Metrik. [3] Sumanang Muchtar Gozali. Pengantar Analisis Fungsional. 10