SlideShare a Scribd company logo
1 of 19
MAKALAH MATEMATIKA
FUNGSI TRASENDEN, TEKNIK PENGINTEGRALAN, DAN
INTEGRAL TAK WAJAR
Disusun Oleh:
Nama : Sahrul Romdoni
Kelas : XII IPS 4
SMAN 20 KAB TANGERANG
KATA PENGANTAR
Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan
limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu.
Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Fungsi trasenden,
Teknik Pengintegralan, dan Integral tak Wajar”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat
yang besar bagi kita untuk mempelajari matematika.
Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meninta maaf dan memohon pemakluman
bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau
menyinggung perasaan pembaca.
Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan
semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat.
Pakuhaji, 09 agustus 2017
Penulis
DAFTAR ISI
Kata Pengantar........................................................................................................................2
Daftar Isi.................................................................................................................................3
Bab I Pendahuluan..................................................................................................................4
A. Latar Belakang............................................................................................................4
B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5
C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................6
Bab II Pembahasan..................................................................................................................7
A. Menyelesaikan Integral dengan Teknik Subtitusi, Parsial, DAN Fungsi Rasional.....8
B. Cara Lain menyelesaikan Soal Integral.......................................................................11
C. Bentuk Integral Tak Wajar.........................................................................................12
D. Fungsi Trasenden........................................................................................................20
Bab III Penutup.......................................................................................................................22
A. Kesimpulan..................................................................................................................22
B. Saran...........................................................................................................................22
Daftar Pustaka ........................................................................................................................23
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Fungsi trasenden adalah fungsi yang bukan fungsi aljabar. Beberapa fungsi trasenden antara lain:
a. Fungsi eksponensial, contohnya : f(x) = 𝑎 𝑥
; dimana a ≠ 0,1
b. Fungsi logaritma, contohnya : f (x) = xloga
; dimana a0,1
c. Fungsi trigonometri, contohnya : f (x) = sin x
d. Fungsi siklometri, merupakan invers dari fungsi trigonometri, contohnya : f (x) = arc sin
x.
e. Fungsi hiperbolik, contohnya : f (x) = sin h x
Integral tak wajaR adalah limit dari integral tentu dengan batas pengintegralan mendekati
bilangan riil tertentu, atau ∞ −∞ atau, pada beberapa kasus, keduanya.
Dengan kata lain, integral tak wajar adalah limit dalam bentuk
atau dalam bentuk
dengan limit diambil pada salah satu batas atau keduanya. (Apostol 1967, §10.23). Integral
takwajar juga dapat terjadi pada titik dalam domain pengintegralan, atau pada beberapa titik
seperti itu.
Integral takwajar sering perlu digunakan untuk menghitung nilai integral yang tidak ada dalam
arti konvensional (misalnya sebagai integral Riemann), karena adanya singularitas pada fungsi
yang hendak diintegralkan, atau salah satu batas adalah tak hingga.
Teknik pengintegralan terdiri dari pegintegralan dengan subtitusi, pengintegralan parsial, dan
pengintegralan fungsi rasional.
Untuk dapat menggunakan metode subtitusi dengan hasil yang memuaskan, kita harus
mengetahui integral-integral sebanyak mungkin.
Andaikan Anda menghadapi suatu integral tak tentu. Apabila ini bentuk baku, segera dapatlah
ditulis hasilnya. Apabila tidak, carilah sebuah subtitusi yang akan mengubahnya menjadi sutu
bentuk baku. Apabila pada subtitusi yang pertama, kita tidak berhasil memperoleh bentuk baku,
kita mencoba dengan cara lain. Apabila kita berlatih cukup lama, kita akan dapat menemukan
penggantian yang tepat. Metode subtitusi ini didasarkan pada:
∫ f (x) dx = ∫ h (u) du = H (u) + C = H (g(x)) + C
Apabila pengintegralan dengan metode subtitusi tidak berhasil, dengan menerapkan metode
penggunaan ganda, yang lebih dikenal dengan pengintegralan parsial dapat memberikan hasil.
Metode ini didasarkan pada pengintegralan rumus turunan hasilkali du afungsi. Andaikan u= u
(x) dan v = v (x). Maka
𝐷 𝑥 [u(x)v(x)] = u(x)v’(x) + v (x)u’(x)
Menurut definisi, suatu fungsi rasional adalah hasilbagi dua fungsi suku banyak (polinom).
Misalnya:
f(x) =
2
(𝑥+1)3 g(x) =
2𝑥+2
𝑥2−4𝑥+8
h(x) =
𝑥5+2𝑥3−𝑥+1
𝑥3+5𝑥
Fungsi f dan g dinamakan fungsi rasional sejati oleh karena itu derajat pembilang kurang dari
derajat penyebut. Fungsi rasional tidak sejati selalu dapat ditulis sebagai jumlah fungsi suku
banyak dan fungsi rasional sejati.
B. Rumusan Masalah
Adapun rumusan masalahnya yaitu:
a. Bagaimana cara menyelesaikan soal integral dengan teknik subtitusi, parsial, dan fungsi
rasional?
b. Apakah ada teknik pengintegralan yang lain yang dapat digunakan?
c. Bagaimana bentuk integral tak wajar?
d. Penjelasan mengenai fungsi trasenden.
C. Tujuan Penelitian
Tujuan penelitiannya yaitu:
1. Mengetahui teknik-teknik pengintegralan dalam kalkulus.
2. Mengetahui dan memahami teknik substitusi dalam perhitungan integral tak tentu dan integral
tentu.
3. Mengetahui dan memahami teknik pengintegralan parsial dalam menyelesaikan bentuk-
bentuk integral.
BAB II
PEMBAHASAN
A. MenyelesaikanSoal Integral dengan Teknik Subtitusi, Parsial, dan Fungsi Rasional
a. Subtitusi Dalam Integral Tak Tentu
Teorema :
Misal g fungsi yang terdiferensialkan dan F suatu anti turunan dari f, jika u = g(x) maka
 f(g(x))g’(x) dx =  f(u) du = F(u) + c = F(g(x)) + c
Contoh :
Hitunglah dx
x
x

sin
.
Jawab : Misalkan u = x = x1/2 sehingga du =
2/1
2
1 
x dx maka
dx
x
x

sin
= 2 dxxx 




 

2/1
2
1
sin = 2  udusin = 2cosu + c = 2cos x + c
b. Subtitusi Dalam Integral Tentu.
Teorema :
Misal g mempunyai turunan kontinu pada [a,b] dan f kontinu pada daerah nilai g, maka
duufdxxgxgf
bg
ag
b
a
 
)(
)(
)()('))((
Contoh :
Hitung 

1
0
2
)62(
1
dx
xx
x
Jawab :
Misal u = x2+2x+6 sehingga du = 2x+2 dx = 2(x+1)dx perhatikan u = 6 jika x = 0 dan u =
jika x = 1, jadi


1
0
2
)62(
1
dx
xx
x
= 

1
0
2
)62(
)1(2
2
1
dx
xx
x
=   )6ln9(ln
2
1
ln
2
1
2
1 9
6
9
6
 u
u
du
= 





2
3
ln
2
1
Pengintegralan parsial (sebagian) dapat dilakukan jika pengintegralan dengan teknik
subtitusi tidak memberikan hasil, dan dengan catatan bagian sisa pengintegralan lebih sederhana
dari integral mula-mula.
  vduuvudv
Contoh :
1.  dxxe x
Misalkan u = x, dv = ex dx maka du = dx , v = ex
 dxxe x
= dxexe xx
 = xex –ex + c
Fungsi Rasional merupakan fungsi hasil bagi dua fungsi Polinom yang ditulis :
)(
)(
)(
xQ
xP
xF  , P(x) dan Q(x) fungsi –fungsi Polinom dengan Q(x) ≠ 0
Fungsi Rasional dibedakan atas :
a. Fungsi Rasional Sejati yaitu fungsi rasional dimana derajat fungsi polinom pada pembilang
lebih kecil dari pada derajat fungsi polinom pada penyebut.
b. Fungsi Rasional Tak Sejati yaitu fungsi rasional dimana derajat fungsi polinom pada
pembilang lebih besar dari atau sama dengan derajat fungsi polinom pada penyebut.
Fungsi Rasional Tak Sejati dapat ditulis sebagai penjumlahan fungsi polinom dengan
Fungsi Rasional Sejati dengan jalan membagi fungsi pembilang dengan fungsi penyebut.
Permasalahan mengintegralkan fungsi rasional terletak pada bagaimana mengintegralkan fungsi
rasional sejati. Suatu fakta, bahwa fungsi rasional sejati dapat ditulis sebagai jumlah dari fungsi
rasional sejati yang lebih sederhana
Contoh :
1
3
1
2
1
15
2 





xxx
x
a. Penjabaran Fungsi Rasional atas Faktor Linear yang Berbeda
Contoh :
Tentukan 


dx
xxx
x
32
35
23
Jawab :
31)3)(1(
35
32
35
23 








x
C
x
B
x
A
xxx
x
xxx
x
maka 5x + 3 = A(x+1)(x-3) + Bx(x-3) + Cx(x+1)
dengan menyamakan koefisien pada kedua polinom diruas kiri dan ruas kanan maka diperoleh
: A = -1 , B = 2
1 , dan C = 2
3 sehingga



dx
xxx
x
32
35
23 =    





dx
x
dx
xx
dx
3
2
3
1
2
1
= - ln cxxx  3ln
2
3
1ln
2
1
b. Penjabaran Fungsi Rasional atas Faktor Linear yang Berulang
Contoh :
Tentukan 

dx
x
x
2
)3(
Jawab :
22
)3(3)3( 



 x
B
x
A
x
x
maka x = A(x-3) + B
dengan menyamakan koefisien pada kedua polinom diruas kiri dan ruas kanan
diperoleh : A = 1 dan B = 3 sehingga
c
x
xdx
x
dx
x
dx
x
x








 3
3
3ln
)3(
3
3
1
)3( 22
Yang perlu diperhatikan untuk tiap faktor k
bax )(  dalam penyebut, maka ada sebanyak k
suku penjabarannya, yaitu :
k
k
bax
A
bax
A
bax
A
)(
...
)( 2
21





c. Penjabaran Fungsi Rasional atas Faktor Kuadrat yang Berbeda
Contoh :
Tentukan 


dx
xx
xx
)1)(14(
136
2
2
Jawab :
114)1)(14(
136
22
2







x
CBx
x
A
xx
xx
Selanjutnya tentukan A, B dan C seperti cara diatas dan kemudian hitung integral setiap
sukunya.
B. Cara Lain Menyelesaikan Soal Integral
a. Fungsi Integral yang memuat bentuk n bax 
Penyelesaian dengan menggunakan subtitusi : u = n bax 
Contoh : Hitung   dxxx3 4
Jawab : Misalkan u =   dxxx3 4 maka 3
u = x – 4 dan 3 2
u du = dx
Shg   dxxx3 4 =   cxxduuuu 3
4
7
3
23
)4()4(
7
3
3.)4(
b. Integral yang memuat bentuk 222222
,, axxaxa 
Gunakan berturut-turut subtitusi : x = a sin t, x = a tg t dan x = a sec t.
Contoh :
1. Tentukan 

dx
x
x
2
2
4
Jawab :
Jawab :
Misalkan x = 2 sin t maka dx = 2 cos t dt dan 2
4 x = 2 cos t , shg 

dx
x
x
2
2
4
=
  tdtctgdtt
t
t 2
2
)cos2(
sin4
cos2
= - ctg t – t + c
= c
x
x
x







 
2
sin
4 1
2
C. Bentuk Integral tak Wajar
Bentuk 
b
a
dxxf )( disebut INTEGRAL TIDAK WAJAR jika:
a. Integran f(x) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik yang tidak kontinu (diskontinu) di
[a,b], sehingga mengakibatkan f(x) tidak terdefinisi di titik tersebut.
Pada kasus ini teorema dasar kalkulus 
b
a
dxxf )( = F(b) – F(a) tidak berlaku lagi.
Contoh
1)  
4
0
4 x
dx
, f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4 atau f(x) kontinu di [0,4)
2)  
2
1 1x
dx
, f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 1 atau f(x) kontinu di (1,2]
3) 

4
0 3
2
)2( x
dx
, f(x) tidak kontinu di x = 2 [0,4] atau f(x) kontinu di [0,2)  (2,4]
b. Batas integrasinya paling sedikit memuat satu tanda tak hingga
1) 

0
2
4x
dx
, integran f(x) memuat batas atas di x = 
2) 
0
2
dxe x
, integran f(x) memuat batas bawah di x = - 
3) 


 2
41 x
dx
, integran f(x) memuat batas atas di x =  dan batasa bawah di
x = - 
Pada contoh a (1,2,3) adalah integral tak wajar dengan integran f(x) tidak kontinu dalam
batas-batas pengintegralan, sedangkan pada contoh b (1, 2, 3) adalah integral tak wajar integran
f(x) mempunyai batas di tak hingga ( ).
Integral tak wajar selesaiannya dibedakan menjadi Integral tak wajar dengan integran
tidak kontinu Integral tak wajar dengan batas integrasi di tak hingga.
Integral tak wajar dengan integran diskontinu
a. f(x) kontinu di [a,b) dan tidak kontinu di x = b
Karena f(x) tidak kontinu di x = b, maka sesuai dengan syarat dan definsi integral tertentu
integran harus ditunjukkan kontinu di x = b -  (  
0 ), sehingga
 


b
a
dxxf
0
lim)(
 
b
a
dxxf )(
Karena batas atas x = b -  ( x  b 
), maka
maka  


b
a bt
dxxf lim)( 
t
a
dxxf )(
Perhatikan beberapa contoh di bawah ini.
1. 

 

 


4
0
0
4
0 4
lim
4 x
dx
x
dx
, f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4, sehingga
=



 


 
4
0
0
42lim x
= -2 
0
lim

 )04()4(4  
= -2 ( 4lim
0




)
= -2(0-2)
= 4
Cara lain
 

 

t
t x
dx
x
dx
0
4
4
0 4
lim
4
=  t
t
x 0
4
42lim 

=  04242lim
4


t
t
= -2(0)+2(2)
= 4
2.  
2
2
2
4 x
dx
, f(x) = 2
4
1
x
fungsi genap tidak kontinu di x = 2 dan x = -2, maka



2
2
2
4 x
dx
2  
2
0
2
4 x
dx
= 2  
2
0
2
4 x
dx
= 2



 




2
0
0 2
arcsin
x
Lim
= 2 ( )0
2


= 
3. 


4
0 2
3
)4( x
dx

0
Lim 


4
0
4
2
x
, f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4 sehingga diperoleh



4
0 2
3
)4( x
dx

0
lim
 









 04
2
)4(4
2

= tidak berarti, karena mempunyai bentuk
0
2
b. f(x) kontinu di (a,b] dan tidak kontinu di x = a
Karena f(x) tidak kontinu di x = a, maka sesuai dengan syarat dan definsi integral tertentu
integrannya harus ditunjukkan kontinu di x = a +  (  
0 ), sehingga
 


b
a
dxxf
0
lim)(
 
b
a
dxxf

)(
Karena batas bawah x = a +  ( x  a 
) maka dapat dinyatakan dalam bentuk lain:
 


b
a at
dxxf lim)( 
b
t
dxxf )(
Perhatikan beberapa contoh dibawah ini.
1. 

4
3 3
3
x
dx
 

4
3 3
3
lim
t
t x
dx
=  4
3
3)2(3lim t
t
x 

=  36346lim
3


t
t
= 6(1) – 6(0)
= 6
1.  
 

1
0
1
0
0
lim

 x
dx
x
dx
,f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 0 sehingga diperoleh:
 
1
0
1
0
0
2lim



 
 x
x
dx
=  



0212lim
0
= 2 – 0
= 2
2.  1
0
0
1
0
lnlimln




  xxxxdx , f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 0
=  )0()0ln()0()11ln1(lim
0




= (1.0-1) –(0-0)
= -1
c. f(x) kontinu di [a,c)  (c,b] dan tidak kontinu di x = c
Karena f(x) tidak terdefinisi di x = c, maka sesuai dengan syarat dan definsi integral tertentu
integrannya harus ditunjukkan kontinu di x = c +  dan x = c -  (  
0 ), sehingga
  
b
a
c
a
b
c
dxxfdxxfdxxf )()()(
= 
0
lim


c
a
dxxf )( + 
 
b
c
xfLim


)(
0
Dapat juga dinyatakan dengan
 


b
a bt
dxxf lim)( 
t
a
dxxf )( + 
at
lim 
b
t
dxxf )(
Perhatikan beberapa contoh dibawah ini.
1.  
4
0
3
1x
dx
, f(x) tidak kontinu di x = 1, sehingga diperoleh
  


1
0
4
1
33
11 x
dx
dx
x
dx
, berdasarkan contoh sebelumnya didapat:
 


 

 
4
1
30
1
0
30 1
lim
1
lim



 x
dx
x
dx
=
4
1
3
2
0
1
0
3
2
0
)1(
2
3
lim)1(
2
3
lim




















 
xx
=
2
3
)10()1)1(lim
2
3 3
2
3
2
0


















3
2
3
2
0
)1)1(()14(lim 

= )91(
2
3 3

2. 

8
1
3
1
,dxx f(x) tidak kontinu di x = 0, sehingga diperoleh
dxxdxx 




8
0
3
10
1
3
1
= dxxdxx  





 

8
0
3
1
0
0
1
3
1
0
limlim




=
8
0
3
2
0
0
1
3
2
0 2
3
lim
2
3
lim






















xx
= - 6
2
3

=
2
9
3. 
1
1
4
x
dx
, f(x) diskontinu di x = 0, sehingga diperoleh:

1
1
4
x
dx
= 
0
1
4
x
dx
+ 
1
0
4
x
dx
=  




1
0
4
0
1
4
0
limlim


 x
dx
x
dx
=
8
0
3
0
0
1
3
0 3
1
lim
3
1
lim








 


 



 

xx
= tidak berarti karena memuat bentuk
0
1
D. Fungsi Trasenden
Fungsi transenden adalah fungsi yang bukan merupakan fungsi aljabar. Yang termasuk fungsi
transenden adalah fungsi eksponen, fungsi logaritma, trigonometri, fungsi siklometri (fungsi
invers trigonomerti), dan fungsi hiperbolik.
a. Fungsi eksponen
Fungsi eksponen adalah fungsi yang variabel bebasnya menjadi pangkat dari suatu bilangan.
Fungi eksponen dinyatan dalam bentuk umumy = f(x) = ax dengan a≠ 0dan a R sebagai
ilustrasi fungsi y ≡ f(x)=2x,g(x)=10xdan sebagainya.
b. Fungsi logaritme.
Fungsi logaritme dengan bilangan dasar a0 dan a ≠ 1 adalah invers dari fungsi eksponen dari
bilangan dasar a. fungsi eksponen y = g(x) ax dengan ax, inversnya adalah fungsi
logaritmenya y = f(x) = 2log x. g(x) =log x, dan sebagainya.
c. Fungsi trigonometri.
Fungsi trigonometri antara lain meliputi fungsi-fungsiy = sin x, y = cosx,y = tan x,dan
sebagainya, dengan x menyatakan besar suatu sudut (rdian atau derajat) dan ymenyatakan nilai
fungsi.
d. Fungsi siklometri
Fungsai siklometri adalah invers dari fungsi trigonometri, seperti y = arc sin x, y=arc cos x,
y = arc tan x, dan sebagainya.
Catatan:
dapat ditulis = arc sin
e. Fungsi hiperbolik
Fungsi hiperbolik antara lain meliputi y =sinh Dan sebagainya.
Catatan:
e= 2,71828
Contoh soal:
Tentukan 𝐷 𝑥 ln √ 𝑥 .
Jawab:
Andaikan u = √ 𝑥 = 𝑥1/2
. Maka:
𝐷 𝑥 ln √ 𝑥=
1
𝑥1/2.
1
2
𝑥−1/2
=
1
2𝑥
BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
Fungsi trasenden, teknik pengintegralan, dan integral memiliki keterkaitan antar satu sama lain.
Hal ini karena terdapat suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan
ketergantungan (hubungan fungsional). Dengan menggunakan teknik pengintegralan, kita dapat
menemukan jawaban soal-soal integral tak wajar.
B. Saran
Untuk memahami ketiga materi matematika tersebut, diperlukan dasar-dasar matematika yang
kuat. Karena turunan dan integral yang terdapat dalam materi-materi ini termasuk ke dalam
kalkulus.
DAFTAR PUSTAKA
http://aguskarmana.blogspot.com
Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg.1994.Kalkulus dan Geometri Analitis.Jakarta: Erlangga

More Related Content

What's hot

Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleksUHN
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuAna Sugiyarti
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Kannal Bakti Pakinde
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Ig Fandy Jayanto
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.siKiki Ni
 
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Kelinci Coklat
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Arvina Frida Karela
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierIzhan Nassuha
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialnafis_apis
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Kelinci Coklat
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarmaman wijaya
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Charro NieZz
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerKelinci Coklat
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Kelinci Coklat
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMNila Aulia
 

What's hot (20)

Analisis kompleks
Analisis kompleksAnalisis kompleks
Analisis kompleks
 
Integral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentuIntegral tak tentu dan integral tentu
Integral tak tentu dan integral tentu
 
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
Makalah Metode Numerik : Sistem Persamaan Linear
 
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
Sistem bilangan bulat (makul teori bilangan)
 
Geometri datar dra. kusni- m.si
Geometri datar   dra. kusni- m.siGeometri datar   dra. kusni- m.si
Geometri datar dra. kusni- m.si
 
ANALISIS REAL
ANALISIS REALANALISIS REAL
ANALISIS REAL
 
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
Integral Tak Wajar ( Kalkulus 2 )
 
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
Analisis Real (Barisan dan Bilangan Real) Latihan bagian 2.5
 
Metode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linierMetode numerik persamaan non linier
Metode numerik persamaan non linier
 
01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret01 barisan-dan-deret
01 barisan-dan-deret
 
Makalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensialMakalah persamaan differensial
Makalah persamaan differensial
 
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
Bab 5. Aplikasi Turunan ( Kalkulus 1 )
 
Contoh ruang metrik
Contoh ruang metrikContoh ruang metrik
Contoh ruang metrik
 
Aljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabarAljabar 3-struktur-aljabar
Aljabar 3-struktur-aljabar
 
Grup permutasi
Grup permutasiGrup permutasi
Grup permutasi
 
Prinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi EksklusiPrinsip Inklusi Eksklusi
Prinsip Inklusi Eksklusi
 
Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2Analisis bab1 bab2
Analisis bab1 bab2
 
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear ElementerSistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
Sistem Persamaan Linear (SPL) Aljabar Linear Elementer
 
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
Transformasi Linear ( Aljabar Linear Elementer )
 
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOMMakalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
Makalah STATISTIK MAEMATIKA II VARIABEL RANDOM
 

Similar to Makalah matematika integral

Similar to Makalah matematika integral (20)

Makalah matematika
Makalah matematikaMakalah matematika
Makalah matematika
 
Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1Kelas xii bab 1
Kelas xii bab 1
 
Teknik pengintegralan
Teknik pengintegralanTeknik pengintegralan
Teknik pengintegralan
 
Limit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang MetrikLimit Fungsi di Ruang Metrik
Limit Fungsi di Ruang Metrik
 
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian MasalahPelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
Pelajari Konsep Dasar Integral dalam Penyelesaian Masalah
 
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdfintegral tak tentu dan tertentu1.pdf
integral tak tentu dan tertentu1.pdf
 
13184085.ppt
13184085.ppt13184085.ppt
13184085.ppt
 
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit FungsiBentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
Bentuk-Bentuk Tak Tentu Limit Fungsi
 
Presentasi kalkulus2.pptx
Presentasi kalkulus2.pptxPresentasi kalkulus2.pptx
Presentasi kalkulus2.pptx
 
Indra mds
Indra mdsIndra mds
Indra mds
 
Fungsipersamaanpertidaksamaan
FungsipersamaanpertidaksamaanFungsipersamaanpertidaksamaan
Fungsipersamaanpertidaksamaan
 
Integral tak tentu
Integral tak tentuIntegral tak tentu
Integral tak tentu
 
Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1Bab 2-kalkulus-ok1
Bab 2-kalkulus-ok1
 
1. relasi dan fungsi
1. relasi dan fungsi1. relasi dan fungsi
1. relasi dan fungsi
 
Diferensial
DiferensialDiferensial
Diferensial
 
Fungsi transenden
Fungsi transendenFungsi transenden
Fungsi transenden
 
Integral.docx
Integral.docxIntegral.docx
Integral.docx
 
Integral.pdf
Integral.pdfIntegral.pdf
Integral.pdf
 
Bil.riil
Bil.riilBil.riil
Bil.riil
 
1. PENDAHULUAN.pdf
1. PENDAHULUAN.pdf1. PENDAHULUAN.pdf
1. PENDAHULUAN.pdf
 

More from soki leonardi

PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptxPERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptxsoki leonardi
 
LATIHAN SOAL MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docx
LATIHAN SOAL  MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docxLATIHAN SOAL  MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docx
LATIHAN SOAL MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docxsoki leonardi
 
Penanganan surat dan dukumen siti atikah
Penanganan surat dan dukumen siti atikahPenanganan surat dan dukumen siti atikah
Penanganan surat dan dukumen siti atikahsoki leonardi
 
Sistem riset pemasaran
Sistem riset pemasaranSistem riset pemasaran
Sistem riset pemasaransoki leonardi
 
Contoh laporan prakerin
Contoh laporan prakerinContoh laporan prakerin
Contoh laporan prakerinsoki leonardi
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnisAspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnissoki leonardi
 
Makalah revolusi cina
Makalah revolusi cinaMakalah revolusi cina
Makalah revolusi cinasoki leonardi
 
Makalah indeologi sman 20 kab tangerang
Makalah indeologi sman 20 kab tangerangMakalah indeologi sman 20 kab tangerang
Makalah indeologi sman 20 kab tangerangsoki leonardi
 
Rpp bab 1 sub mat 4 ips 7 ( rosmala)
Rpp bab 1 sub mat 4  ips 7 ( rosmala)Rpp bab 1 sub mat 4  ips 7 ( rosmala)
Rpp bab 1 sub mat 4 ips 7 ( rosmala)soki leonardi
 

More from soki leonardi (11)

PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptxPERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
PERLAWAN BANGSA INDONESIA XI MIPA.pptx
 
LATIHAN SOAL MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docx
LATIHAN SOAL  MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docxLATIHAN SOAL  MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docx
LATIHAN SOAL MATERI TEMA 1 SUBTEMA 1 DAN SUBTEMA 2.docx
 
Penanganan surat dan dukumen siti atikah
Penanganan surat dan dukumen siti atikahPenanganan surat dan dukumen siti atikah
Penanganan surat dan dukumen siti atikah
 
Sistem riset pemasaran
Sistem riset pemasaranSistem riset pemasaran
Sistem riset pemasaran
 
Contoh laporan prakerin
Contoh laporan prakerinContoh laporan prakerin
Contoh laporan prakerin
 
Aspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnisAspek hukum dalam bisnis
Aspek hukum dalam bisnis
 
Makalah renasissans
Makalah renasissansMakalah renasissans
Makalah renasissans
 
Makalah revolusi cina
Makalah revolusi cinaMakalah revolusi cina
Makalah revolusi cina
 
Makalah indeologi sman 20 kab tangerang
Makalah indeologi sman 20 kab tangerangMakalah indeologi sman 20 kab tangerang
Makalah indeologi sman 20 kab tangerang
 
Rpp bab 1 sub mat 4 ips 7 ( rosmala)
Rpp bab 1 sub mat 4  ips 7 ( rosmala)Rpp bab 1 sub mat 4  ips 7 ( rosmala)
Rpp bab 1 sub mat 4 ips 7 ( rosmala)
 
Peran remaja
Peran remajaPeran remaja
Peran remaja
 

Recently uploaded

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxheru687292
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Shary Armonitha
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxImahMagwa
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxrikosyahputra0173
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxmariaboisala21
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxzidanlbs25
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfAuliaAulia63
 

Recently uploaded (7)

PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptxPENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
PENGENDALIAN MUTU prodi Blitar penting untuk dimiliki oleh masyarakat .pptx
 
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
Sistem operasi adalah program yang bertindak sebagai perantara antara user de...
 
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptxMenggunakan Data matematika kelas 7.pptx
Menggunakan Data matematika kelas 7.pptx
 
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptxMATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
MATERI SESI 2 KONSEP ETIKA KOMUNIKASI.pptx
 
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptxMARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
MARIA NOVILIA BOISALA FASILITATOR PMM.pptx
 
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptxUKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
UKURAN PENTYEBARAN DATA PPT KELOMPOK 2.pptx
 
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdfGeologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
Geologi Jawa Timur-Madura Kelompok 6.pdf
 

Makalah matematika integral

  • 1. MAKALAH MATEMATIKA FUNGSI TRASENDEN, TEKNIK PENGINTEGRALAN, DAN INTEGRAL TAK WAJAR Disusun Oleh: Nama : Sahrul Romdoni Kelas : XII IPS 4 SMAN 20 KAB TANGERANG
  • 2. KATA PENGANTAR Segala puji dan syukur kami panjatkan kepada Allah SWT, karena atas berkat dan limpahan rahmatnyalah maka kami bisa menyelesaikan sebuah karya tulis dengan tepat waktu. Berikut ini penulis mempersembahkan sebuah makalah dengan judul “Fungsi trasenden, Teknik Pengintegralan, dan Integral tak Wajar”, yang menurut kami dapat memberikan manfaat yang besar bagi kita untuk mempelajari matematika. Melalui kata pengantar ini penulis lebih dahulu meninta maaf dan memohon pemakluman bila mana isi makalah ini ada kekurangan dan ada tulisan yang kami buat kurang tepat atau menyinggung perasaan pembaca. Dengan ini kami mempersembahkan makalah ini dengan penuh rasa terima kasih dan semoga Allah SWT memberkahi makalah ini sehingga dapat memberikan manfaat. Pakuhaji, 09 agustus 2017 Penulis
  • 3. DAFTAR ISI Kata Pengantar........................................................................................................................2 Daftar Isi.................................................................................................................................3 Bab I Pendahuluan..................................................................................................................4 A. Latar Belakang............................................................................................................4 B. Rumusan Masalah.......................................................................................................5 C. Tujuan Penelitian.........................................................................................................6 Bab II Pembahasan..................................................................................................................7 A. Menyelesaikan Integral dengan Teknik Subtitusi, Parsial, DAN Fungsi Rasional.....8 B. Cara Lain menyelesaikan Soal Integral.......................................................................11 C. Bentuk Integral Tak Wajar.........................................................................................12 D. Fungsi Trasenden........................................................................................................20 Bab III Penutup.......................................................................................................................22 A. Kesimpulan..................................................................................................................22 B. Saran...........................................................................................................................22 Daftar Pustaka ........................................................................................................................23
  • 4. BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Fungsi trasenden adalah fungsi yang bukan fungsi aljabar. Beberapa fungsi trasenden antara lain: a. Fungsi eksponensial, contohnya : f(x) = 𝑎 𝑥 ; dimana a ≠ 0,1 b. Fungsi logaritma, contohnya : f (x) = xloga ; dimana a0,1 c. Fungsi trigonometri, contohnya : f (x) = sin x d. Fungsi siklometri, merupakan invers dari fungsi trigonometri, contohnya : f (x) = arc sin x. e. Fungsi hiperbolik, contohnya : f (x) = sin h x Integral tak wajaR adalah limit dari integral tentu dengan batas pengintegralan mendekati bilangan riil tertentu, atau ∞ −∞ atau, pada beberapa kasus, keduanya. Dengan kata lain, integral tak wajar adalah limit dalam bentuk atau dalam bentuk dengan limit diambil pada salah satu batas atau keduanya. (Apostol 1967, §10.23). Integral takwajar juga dapat terjadi pada titik dalam domain pengintegralan, atau pada beberapa titik seperti itu. Integral takwajar sering perlu digunakan untuk menghitung nilai integral yang tidak ada dalam arti konvensional (misalnya sebagai integral Riemann), karena adanya singularitas pada fungsi yang hendak diintegralkan, atau salah satu batas adalah tak hingga. Teknik pengintegralan terdiri dari pegintegralan dengan subtitusi, pengintegralan parsial, dan pengintegralan fungsi rasional. Untuk dapat menggunakan metode subtitusi dengan hasil yang memuaskan, kita harus mengetahui integral-integral sebanyak mungkin.
  • 5. Andaikan Anda menghadapi suatu integral tak tentu. Apabila ini bentuk baku, segera dapatlah ditulis hasilnya. Apabila tidak, carilah sebuah subtitusi yang akan mengubahnya menjadi sutu bentuk baku. Apabila pada subtitusi yang pertama, kita tidak berhasil memperoleh bentuk baku, kita mencoba dengan cara lain. Apabila kita berlatih cukup lama, kita akan dapat menemukan penggantian yang tepat. Metode subtitusi ini didasarkan pada: ∫ f (x) dx = ∫ h (u) du = H (u) + C = H (g(x)) + C Apabila pengintegralan dengan metode subtitusi tidak berhasil, dengan menerapkan metode penggunaan ganda, yang lebih dikenal dengan pengintegralan parsial dapat memberikan hasil. Metode ini didasarkan pada pengintegralan rumus turunan hasilkali du afungsi. Andaikan u= u (x) dan v = v (x). Maka 𝐷 𝑥 [u(x)v(x)] = u(x)v’(x) + v (x)u’(x) Menurut definisi, suatu fungsi rasional adalah hasilbagi dua fungsi suku banyak (polinom). Misalnya: f(x) = 2 (𝑥+1)3 g(x) = 2𝑥+2 𝑥2−4𝑥+8 h(x) = 𝑥5+2𝑥3−𝑥+1 𝑥3+5𝑥 Fungsi f dan g dinamakan fungsi rasional sejati oleh karena itu derajat pembilang kurang dari derajat penyebut. Fungsi rasional tidak sejati selalu dapat ditulis sebagai jumlah fungsi suku banyak dan fungsi rasional sejati. B. Rumusan Masalah Adapun rumusan masalahnya yaitu: a. Bagaimana cara menyelesaikan soal integral dengan teknik subtitusi, parsial, dan fungsi rasional? b. Apakah ada teknik pengintegralan yang lain yang dapat digunakan? c. Bagaimana bentuk integral tak wajar? d. Penjelasan mengenai fungsi trasenden. C. Tujuan Penelitian Tujuan penelitiannya yaitu: 1. Mengetahui teknik-teknik pengintegralan dalam kalkulus. 2. Mengetahui dan memahami teknik substitusi dalam perhitungan integral tak tentu dan integral tentu. 3. Mengetahui dan memahami teknik pengintegralan parsial dalam menyelesaikan bentuk- bentuk integral.
  • 6. BAB II PEMBAHASAN A. MenyelesaikanSoal Integral dengan Teknik Subtitusi, Parsial, dan Fungsi Rasional a. Subtitusi Dalam Integral Tak Tentu Teorema : Misal g fungsi yang terdiferensialkan dan F suatu anti turunan dari f, jika u = g(x) maka  f(g(x))g’(x) dx =  f(u) du = F(u) + c = F(g(x)) + c Contoh : Hitunglah dx x x  sin . Jawab : Misalkan u = x = x1/2 sehingga du = 2/1 2 1  x dx maka dx x x  sin = 2 dxxx         2/1 2 1 sin = 2  udusin = 2cosu + c = 2cos x + c b. Subtitusi Dalam Integral Tentu. Teorema : Misal g mempunyai turunan kontinu pada [a,b] dan f kontinu pada daerah nilai g, maka duufdxxgxgf bg ag b a   )( )( )()('))(( Contoh : Hitung   1 0 2 )62( 1 dx xx x Jawab :
  • 7. Misal u = x2+2x+6 sehingga du = 2x+2 dx = 2(x+1)dx perhatikan u = 6 jika x = 0 dan u = jika x = 1, jadi   1 0 2 )62( 1 dx xx x =   1 0 2 )62( )1(2 2 1 dx xx x =   )6ln9(ln 2 1 ln 2 1 2 1 9 6 9 6  u u du =       2 3 ln 2 1 Pengintegralan parsial (sebagian) dapat dilakukan jika pengintegralan dengan teknik subtitusi tidak memberikan hasil, dan dengan catatan bagian sisa pengintegralan lebih sederhana dari integral mula-mula.   vduuvudv Contoh : 1.  dxxe x Misalkan u = x, dv = ex dx maka du = dx , v = ex  dxxe x = dxexe xx  = xex –ex + c Fungsi Rasional merupakan fungsi hasil bagi dua fungsi Polinom yang ditulis : )( )( )( xQ xP xF  , P(x) dan Q(x) fungsi –fungsi Polinom dengan Q(x) ≠ 0 Fungsi Rasional dibedakan atas : a. Fungsi Rasional Sejati yaitu fungsi rasional dimana derajat fungsi polinom pada pembilang lebih kecil dari pada derajat fungsi polinom pada penyebut. b. Fungsi Rasional Tak Sejati yaitu fungsi rasional dimana derajat fungsi polinom pada pembilang lebih besar dari atau sama dengan derajat fungsi polinom pada penyebut. Fungsi Rasional Tak Sejati dapat ditulis sebagai penjumlahan fungsi polinom dengan Fungsi Rasional Sejati dengan jalan membagi fungsi pembilang dengan fungsi penyebut. Permasalahan mengintegralkan fungsi rasional terletak pada bagaimana mengintegralkan fungsi rasional sejati. Suatu fakta, bahwa fungsi rasional sejati dapat ditulis sebagai jumlah dari fungsi rasional sejati yang lebih sederhana Contoh : 1 3 1 2 1 15 2       xxx x
  • 8. a. Penjabaran Fungsi Rasional atas Faktor Linear yang Berbeda Contoh : Tentukan    dx xxx x 32 35 23 Jawab : 31)3)(1( 35 32 35 23          x C x B x A xxx x xxx x maka 5x + 3 = A(x+1)(x-3) + Bx(x-3) + Cx(x+1) dengan menyamakan koefisien pada kedua polinom diruas kiri dan ruas kanan maka diperoleh : A = -1 , B = 2 1 , dan C = 2 3 sehingga    dx xxx x 32 35 23 =          dx x dx xx dx 3 2 3 1 2 1 = - ln cxxx  3ln 2 3 1ln 2 1 b. Penjabaran Fungsi Rasional atas Faktor Linear yang Berulang Contoh : Tentukan   dx x x 2 )3( Jawab : 22 )3(3)3(      x B x A x x maka x = A(x-3) + B dengan menyamakan koefisien pada kedua polinom diruas kiri dan ruas kanan diperoleh : A = 1 dan B = 3 sehingga c x xdx x dx x dx x x          3 3 3ln )3( 3 3 1 )3( 22 Yang perlu diperhatikan untuk tiap faktor k bax )(  dalam penyebut, maka ada sebanyak k suku penjabarannya, yaitu :
  • 9. k k bax A bax A bax A )( ... )( 2 21      c. Penjabaran Fungsi Rasional atas Faktor Kuadrat yang Berbeda Contoh : Tentukan    dx xx xx )1)(14( 136 2 2 Jawab : 114)1)(14( 136 22 2        x CBx x A xx xx Selanjutnya tentukan A, B dan C seperti cara diatas dan kemudian hitung integral setiap sukunya. B. Cara Lain Menyelesaikan Soal Integral a. Fungsi Integral yang memuat bentuk n bax  Penyelesaian dengan menggunakan subtitusi : u = n bax  Contoh : Hitung   dxxx3 4 Jawab : Misalkan u =   dxxx3 4 maka 3 u = x – 4 dan 3 2 u du = dx Shg   dxxx3 4 =   cxxduuuu 3 4 7 3 23 )4()4( 7 3 3.)4( b. Integral yang memuat bentuk 222222 ,, axxaxa  Gunakan berturut-turut subtitusi : x = a sin t, x = a tg t dan x = a sec t. Contoh : 1. Tentukan   dx x x 2 2 4 Jawab : Jawab : Misalkan x = 2 sin t maka dx = 2 cos t dt dan 2 4 x = 2 cos t , shg   dx x x 2 2 4 =   tdtctgdtt t t 2 2 )cos2( sin4 cos2 = - ctg t – t + c
  • 10. = c x x x          2 sin 4 1 2 C. Bentuk Integral tak Wajar Bentuk  b a dxxf )( disebut INTEGRAL TIDAK WAJAR jika: a. Integran f(x) mempunyai sekurang-kurangnya satu titik yang tidak kontinu (diskontinu) di [a,b], sehingga mengakibatkan f(x) tidak terdefinisi di titik tersebut. Pada kasus ini teorema dasar kalkulus  b a dxxf )( = F(b) – F(a) tidak berlaku lagi. Contoh 1)   4 0 4 x dx , f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4 atau f(x) kontinu di [0,4) 2)   2 1 1x dx , f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 1 atau f(x) kontinu di (1,2] 3)   4 0 3 2 )2( x dx , f(x) tidak kontinu di x = 2 [0,4] atau f(x) kontinu di [0,2)  (2,4] b. Batas integrasinya paling sedikit memuat satu tanda tak hingga 1)   0 2 4x dx , integran f(x) memuat batas atas di x =  2)  0 2 dxe x , integran f(x) memuat batas bawah di x = - 
  • 11. 3)     2 41 x dx , integran f(x) memuat batas atas di x =  dan batasa bawah di x = -  Pada contoh a (1,2,3) adalah integral tak wajar dengan integran f(x) tidak kontinu dalam batas-batas pengintegralan, sedangkan pada contoh b (1, 2, 3) adalah integral tak wajar integran f(x) mempunyai batas di tak hingga ( ). Integral tak wajar selesaiannya dibedakan menjadi Integral tak wajar dengan integran tidak kontinu Integral tak wajar dengan batas integrasi di tak hingga. Integral tak wajar dengan integran diskontinu a. f(x) kontinu di [a,b) dan tidak kontinu di x = b Karena f(x) tidak kontinu di x = b, maka sesuai dengan syarat dan definsi integral tertentu integran harus ditunjukkan kontinu di x = b -  (   0 ), sehingga     b a dxxf 0 lim)(   b a dxxf )( Karena batas atas x = b -  ( x  b  ), maka maka     b a bt dxxf lim)(  t a dxxf )( Perhatikan beberapa contoh di bawah ini. 1.          4 0 0 4 0 4 lim 4 x dx x dx , f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4, sehingga =          4 0 0 42lim x
  • 12. = -2  0 lim   )04()4(4   = -2 ( 4lim 0     ) = -2(0-2) = 4 Cara lain       t t x dx x dx 0 4 4 0 4 lim 4 =  t t x 0 4 42lim   =  04242lim 4   t t = -2(0)+2(2) = 4 2.   2 2 2 4 x dx , f(x) = 2 4 1 x fungsi genap tidak kontinu di x = 2 dan x = -2, maka    2 2 2 4 x dx 2   2 0 2 4 x dx = 2   2 0 2 4 x dx = 2          2 0 0 2 arcsin x Lim = 2 ( )0 2   = 
  • 13. 3.    4 0 2 3 )4( x dx  0 Lim    4 0 4 2 x , f(x) tidak kontinu di batas atas x = 4 sehingga diperoleh    4 0 2 3 )4( x dx  0 lim             04 2 )4(4 2  = tidak berarti, karena mempunyai bentuk 0 2 b. f(x) kontinu di (a,b] dan tidak kontinu di x = a Karena f(x) tidak kontinu di x = a, maka sesuai dengan syarat dan definsi integral tertentu integrannya harus ditunjukkan kontinu di x = a +  (   0 ), sehingga     b a dxxf 0 lim)(   b a dxxf  )( Karena batas bawah x = a +  ( x  a  ) maka dapat dinyatakan dalam bentuk lain:     b a at dxxf lim)(  b t dxxf )( Perhatikan beberapa contoh dibawah ini. 1.   4 3 3 3 x dx    4 3 3 3 lim t t x dx =  4 3 3)2(3lim t t x   =  36346lim 3   t t = 6(1) – 6(0)
  • 14. = 6 1.      1 0 1 0 0 lim   x dx x dx ,f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 0 sehingga diperoleh:   1 0 1 0 0 2lim       x x dx =      0212lim 0 = 2 – 0 = 2 2.  1 0 0 1 0 lnlimln       xxxxdx , f(x) tidak kontinu di batas bawah x = 0 =  )0()0ln()0()11ln1(lim 0     = (1.0-1) –(0-0) = -1 c. f(x) kontinu di [a,c)  (c,b] dan tidak kontinu di x = c Karena f(x) tidak terdefinisi di x = c, maka sesuai dengan syarat dan definsi integral tertentu integrannya harus ditunjukkan kontinu di x = c +  dan x = c -  (   0 ), sehingga    b a c a b c dxxfdxxfdxxf )()()( =  0 lim   c a dxxf )( +    b c xfLim   )( 0
  • 15. Dapat juga dinyatakan dengan     b a bt dxxf lim)(  t a dxxf )( +  at lim  b t dxxf )( Perhatikan beberapa contoh dibawah ini. 1.   4 0 3 1x dx , f(x) tidak kontinu di x = 1, sehingga diperoleh      1 0 4 1 33 11 x dx dx x dx , berdasarkan contoh sebelumnya didapat:          4 1 30 1 0 30 1 lim 1 lim     x dx x dx = 4 1 3 2 0 1 0 3 2 0 )1( 2 3 lim)1( 2 3 lim                       xx = 2 3 )10()1)1(lim 2 3 3 2 3 2 0                   3 2 3 2 0 )1)1(()14(lim   = )91( 2 3 3  2.   8 1 3 1 ,dxx f(x) tidak kontinu di x = 0, sehingga diperoleh dxxdxx      8 0 3 10 1 3 1 = dxxdxx           8 0 3 1 0 0 1 3 1 0 limlim    
  • 16. = 8 0 3 2 0 0 1 3 2 0 2 3 lim 2 3 lim                       xx = - 6 2 3  = 2 9 3.  1 1 4 x dx , f(x) diskontinu di x = 0, sehingga diperoleh:  1 1 4 x dx =  0 1 4 x dx +  1 0 4 x dx =       1 0 4 0 1 4 0 limlim    x dx x dx = 8 0 3 0 0 1 3 0 3 1 lim 3 1 lim                     xx = tidak berarti karena memuat bentuk 0 1 D. Fungsi Trasenden Fungsi transenden adalah fungsi yang bukan merupakan fungsi aljabar. Yang termasuk fungsi transenden adalah fungsi eksponen, fungsi logaritma, trigonometri, fungsi siklometri (fungsi invers trigonomerti), dan fungsi hiperbolik. a. Fungsi eksponen Fungsi eksponen adalah fungsi yang variabel bebasnya menjadi pangkat dari suatu bilangan. Fungi eksponen dinyatan dalam bentuk umumy = f(x) = ax dengan a≠ 0dan a R sebagai ilustrasi fungsi y ≡ f(x)=2x,g(x)=10xdan sebagainya. b. Fungsi logaritme.
  • 17. Fungsi logaritme dengan bilangan dasar a0 dan a ≠ 1 adalah invers dari fungsi eksponen dari bilangan dasar a. fungsi eksponen y = g(x) ax dengan ax, inversnya adalah fungsi logaritmenya y = f(x) = 2log x. g(x) =log x, dan sebagainya. c. Fungsi trigonometri. Fungsi trigonometri antara lain meliputi fungsi-fungsiy = sin x, y = cosx,y = tan x,dan sebagainya, dengan x menyatakan besar suatu sudut (rdian atau derajat) dan ymenyatakan nilai fungsi. d. Fungsi siklometri Fungsai siklometri adalah invers dari fungsi trigonometri, seperti y = arc sin x, y=arc cos x, y = arc tan x, dan sebagainya. Catatan: dapat ditulis = arc sin e. Fungsi hiperbolik Fungsi hiperbolik antara lain meliputi y =sinh Dan sebagainya. Catatan: e= 2,71828 Contoh soal: Tentukan 𝐷 𝑥 ln √ 𝑥 . Jawab: Andaikan u = √ 𝑥 = 𝑥1/2 . Maka: 𝐷 𝑥 ln √ 𝑥= 1 𝑥1/2. 1 2 𝑥−1/2 = 1 2𝑥
  • 18. BAB III PENUTUP A. Kesimpulan Fungsi trasenden, teknik pengintegralan, dan integral memiliki keterkaitan antar satu sama lain. Hal ini karena terdapat suatu bentuk hubungan matematis yang menyatakan hubungan ketergantungan (hubungan fungsional). Dengan menggunakan teknik pengintegralan, kita dapat menemukan jawaban soal-soal integral tak wajar. B. Saran Untuk memahami ketiga materi matematika tersebut, diperlukan dasar-dasar matematika yang kuat. Karena turunan dan integral yang terdapat dalam materi-materi ini termasuk ke dalam kalkulus.
  • 19. DAFTAR PUSTAKA http://aguskarmana.blogspot.com Purcell, Edwin J. dan Dale Varberg.1994.Kalkulus dan Geometri Analitis.Jakarta: Erlangga