SlideShare a Scribd company logo
35
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan bilamana
suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli. Distribusi ini
dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Swiss yang bernama
J. Bernoulli (1654-1705).
Dimana proses Bernoulli memiliki ciri-ciri dimana eksperimen berlangsung n kali dan
tiap eksperimen berlangsung dalam cara dan kondisi yang sama. Untuk setiap eksperimen
hanya ada 2 kejadian yang mungkin terjadi, dimana 2 kejadian tersebut adalah saling
asing dan juga independen satu sama lain. Biasanya 2 kejadian tersebut
dinotasikan sebagai kejadian sukses dan kejadian gagal. Sedangkan jika sampling dilakukan
tanpa pengembalian dari kejadian sampling yang diambil dari populasi dengan kejadian –k
ejadian terbatas, proses Bernouli tidak dapat digunakan, karena ada perubahan secara
sistematis dalam probabilitas sukses seperti kejadian-kejadian yang diambil dari populasi.
1.2. Tujuan Praktikum
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan :
1. Lebih memahami dan menguasai konsep distribusi binomial.
2. Penguasaan terhadap konsep binomial dapat mempermudah dalam melakukan riset
ilmiah hususnya dalam aplikasi untuk penelitian kerja praktek maupun tugas akhir.
36
BAB II
LANDASAN TEORI
Jika p merupakan probabilitas dari suatu kejadian yang akan terjadi pada sembarang
kejadian tunggal (disebut probabilitas sukses) dan q = 1 – p adalah probabilitas yang gagal
terjadi dalam sembarang percobaant unggal (disebut probabilitas kegagalan) maka
probabilitas yang akan terjadi adalah tepat X kali dalam N percobaan (yaitu X sukses dan N –
X kegagalan akan berlangsung) maka peluangnya dapat dihitung dengan rumus :
b(X,N,p) ; P(X) = ( ) , dimana X = 0, 1, 2, …, N.
dengan :
( ) = ( )
, dimana N! = N(N – 1)(N – 2)… 1 . 0! = 1
Percobaan Binomial memiliki ciri – ciri sebagai berikut :
a. Percobaannya terdiri atas n ulangan.
b. Dalam setiap ulangan, hasilnya dapat digolongkan sebagai berhasil atau gagal.
c. Peluang berhasil, yang dilambangkan dengan p, untuk setiap ulangan adalah sama,
tidak berubah – ubah.
d. Ulangan – ulangan tersebut bersifat bebas satu sama lain
Berikut ini merupakan beberapa sifat dari distribusi binomial :
Tabel 3.1. Sifat-Sifat Distribusi Binomial
Nilai Tengah
Varians = Npq
Simpangan Baku √
Koefisien Momen Kemencengan
√
Koefisien Momen Kurtosis = 3 +
37
BAB III
METODE PRAKTIKUM
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini (Modul III – Distribsui Binomial) dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT
pada hari Sabtu, 11 April 2015. Praktikum dilakukan di Lab Komputasi (Computation And
Operaton Research Laboratory), Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Ambon.
3.2. Alat dan Bahan
Dalam praktikum ini, alat-alat yang digunakan adalah :
1. Sejumlah kelereng
2. Software Minitab 14, SPSS 16, dan MS Excel 2007
3. Alat tulis dan lembar kerja
3.3. Metode dan Pengolahan Data
Pada praktikum ini dilakukan pengambilan kelereng, yang terdiri atas 35 kelereng
bening dan 15 kelereng putih, dengan mengasumsikan bahwa kelereng putih adalah cacat.
Setelah dilakukan pengambilan sebanyak 20 kali dengan sekali pengambilan jumlahnya
bervariasi, yaitu dari 2 pengambilan sekaligus hingga10 pengambilan sekaligus.
Setelah dilakukan praktikum, data tersebuh kemudian diolah dengan metode pengolahan
kuantitatif, dimana data-data yang dipakai adalah data-data primer yang kemudian dianalisa
dengan pengolahan statistik menggunakan software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan
SPSS 16. Selain itu, metode kualitatif juga diperlukan untuk memberikan penjelasan dengan
kata-kata terhadap hasil pengolahan data tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa metode
kuantitatif dikualitatifkan, guna lebih memperjelas analisa data.
38
BAB IV
MATERI
4.1. Laporan Data Kegiatan
Praktikum ini (Modul III – Distribsui Binomial) dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT
pada hari Sabtu, 11 April 2015, dan dilakukan di Lab Komputasi (Computation And
Operaton Research Laboratory). Sebelum memulai praktikum, praktikan harus
mengumpulkan laporan sementara, dan menjawab tiga soal pertanyaan yang adalah kuis awal
yang wajib diikuti oleh setiap praktikan yang akan melakukan praktikum. Kemudian asisten
lab mengelompokkan setiap praktikan ke dalam 6 kelompok (kelompok pertama dimulai
dengan angka 6 dan seterusnya hingga yang terakhir angka 11). Proses praktikum pun dimulai
dengan melakukan pengambilan kelereng, yang terdiri atas 35 kelereng bening dan 15
kelereng putih, dengan mengasumsikan bahwa kelereng putih adalah cacat. Langkah-langkah
melakukan percobaan adalah sebagai berikut :
1. Hitunglah jumlah kelereng yang digunakan catat berapa jumlah kelereng cacat dan
tidak cacat.
2. Lakukan pengambilan sebanyak 2-10 kelereng sekaligus kemudian catat berapa
jumlah kelereng yang cacat pada saat pengambilan dan masukkan kedalam lembar
kerja.
3. Lakukan langkah kedua dan amati setiap pengambilan sampai ke pengamatan terakhir
pada setiap pengambilan kelereng.
4.2. Hasil Percobaan
Berikut adalah data hasil pengambilan kelereng sebanyak 2 hingga 10 pengambilan
sekaligus yang dilakukan saat melakukan praktikum, seperti yang ditampilkan dalam tabel di
bawah ini :
39
Tabel 3.2. Data Pengambilan Kelereng
Setelah dilakukan praktikum, kemudian data yang telah ada diolah dengan
menggunakan software Microsoft Excel 2007, MiniTab 14 dan SPSS 16, yang kemudian hasil
pengolahan tersebut dapat dianalisa lebih lanjut.
4.3. Analisa Data
Untuk menganalisa data hasil pengambilan kelereng, dapat dilakukan sambil dibantu
dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti yang terdapat di bawah ini :
1. Tampilkan hasil nilai tengah (median), nilai variansi, nilai koefisien momen
kemencengan (skewness), nilai koefisien momen kurtosis, nilai peluang (probability)
munculnya yang cacat, dan gambar histogram dari masing-masing pengambilan
kelereng dengan menggunakan salah satu software Microsoft Excel 2007, Minitab 14
atau SPSS 16!
2. Tampilkan nilai koefisien momen kemencengan (skewness) dan nilai koefisien
momen kurtosis jika jumlah data diperbesar (pilih salah satu sampel pengambilan
kelereng) dan jelaskan pendapat anda tentang hasil yang didapatkan!
PENGAMBILAN KE 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 4 3 4 5 6 0 9
2 1 1 2 4 6 5 4 4 8
3 2 1 3 3 5 7 7 5 5
4 2 3 3 3 0 3 5 7 8
5 1 2 4 3 3 0 5 0 0
6 1 2 4 3 5 5 5 7 8
7 2 1 4 1 3 2 4 1 7
8 1 2 3 0 5 4 4 8 4
9 2 3 3 3 3 7 3 4 8
10 2 3 4 3 3 6 5 0 6
11 2 3 3 2 4 3 7 0 5
12 1 3 4 2 5 7 8 9 4
13 0 2 3 4 4 6 7 4 7
14 1 3 1 3 6 7 6 5 5
15 1 2 3 2 5 4 5 6 6
16 2 1 3 3 5 5 5 0 9
17 1 3 3 3 4 0 4 6 8
18 2 2 0 2 4 6 3 5 6
19 2 3 2 1 0 4 8 5 5
20 1 2 4 5 4 1 8 0 7
JUMLAH CACAT 1 0 1 1 2 2 0 6 1
40
3. Buatlah contoh penerapan distribusi binomial dalam dunia industri!
PembahasanSoal dan Analisa Data
1. Berikut adalah hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan software
Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan SPSS 16 :
a. Microsoft Excel 2007
Tabel 3.3. Data Statistik Pengambilan Kelereng
Menggunakan Microsoft Excel 2007
b. MiniTab 14
Tabel 3.4. Data Statistik Pengambilan Kelereng
Menggunakan MiniTab 14
Total
Variable Count Mean StDev Variance Median Range Skewness Kurtosis
P2 20 1.450 0.605 0.366 1.500 2.000 -0.58 -0.46
P3 20 2.200 0.768 0.589 2.000 2.000 -0.37 -1.13
P4 20 3.000 1.076 1.158 3.000 4.000 -1.41 2.17
P5 20 2.650 1.137 1.292 3.000 5.000 -0.41 0.88
P6 20 3.900 1.619 2.621 4.000 6.000 -1.31 1.86
P7 20 4.350 2.254 5.082 5.000 7.000 -0.67 -0.46
P8 20 5.450 1.605 2.576 5.000 5.000 0.27 -0.99
P9 20 3.800 3.037 9.221 4.500 9.000 -0.09 -1.31
P10 20 6.250 2.149 4.618 6.500 9.000 -1.21 2.38
2 3 4 5 6 7 8 9 10
MEAN 1.45 2.20 3.00 2.65 3.90 4.35 5.45 3.80 6.25
MODUS 2 2 3 3 4 5 5 0 8
MEDIAN 1.5 2 3 3 4 5 5 4.5 6.5
VARIANSI 0.365789 0.589474 1.157895 1.292105 2.621053 5.081579 2.576316 9.221053 4.618421
SKEWNESS -0.58286 -0.37213 -1.40806 -0.41269 -1.30978 -0.66997 0.270038 -0.08922 -1.2086
KURTOSIS -0.4593 -1.13095 2.172176 0.880497 1.855084 -0.46342 -0.98879 -1.31349 2.384742
PELUANG 0.05 0 0.05 0.05 0.1 0.1 0 0.3 0.05
DISTRIBUSI
BINOMINAL
0.73584 1 0.73584 0.73584 0.676927 0.676927 1 0.60801 0.73584
41
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
1
More
0
0.5
1.5
Frequency
Bin
Histogram 2 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
More
2
1
1.5
2.5
Frequency
Bin
Histogram 3 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
c. SPSS 16
Tabel 3.5. Data Statistik Pengambilan Kelereng
Menggunakan SPSS 14
Statistics
p_2 p_3 p_4 p_5 p_6 p_7 p_8 p_9 p_10
Mean 1.45 2.20 3.00 2.65 3.90 4.35 5.45 3.80 6.25
Median 1.50 2.00 3.00 3.00 4.00 5.00 5.00 4.50 6.50
Mode 2 2 3 3 4 5 5 0 8
Std. Deviation .605 .768 1.076 1.137 1.619 2.254 1.605 3.037 2.149
Variance .366 .589 1.158 1.292 2.621 5.082 2.576 9.221 4.618
Skewness -.583 -.372 -1.408 -.413 -1.310 -.670 .270 -.089 -1.209
Kurtosis -.459 -1.131 2.172 .880 1.855 -.463 -.989 -1.313 2.385
Untuk gambaran histogram dari masing-masing pengambilan, dapat dilihat seperti yang
di bawah ini :
a. Menggunakan Microsoft Excel 2007
Gambar 3.1. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 2 sekaligus
kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel
2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean
1.45
Gambar 3.2. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 3 sekaligus
kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel
2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 2.20
Gambar 3.1.
Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - Excel
Gambar 3.2.
Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - Excel
42
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
3.75
2.5
More
1.25
0
Frequency
Bin
Histogram 5 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
3
More
2
0
1
Frequency
Bin
Histogram 4 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
More
4.5
3
0
1.5
Frequency
Bin
Histogram 6 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
More
5.25
3.5
0
1.75
Frequency
Bin
Histogram 7 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
Gambar 3.3. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 4 sekaligus
kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel
2007, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 3.00
Gambar 3.4. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 5
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 3
dan nilai mean 2.65
Gambar 3.5. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 6
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 4
dan nilai mean 3.90
Gambar 3.6. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 7
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5
dan nilai mean 4.35
Gambar 3.3.
Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - Excel
Gambar 3.4.
Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - Excel
Gambar 3.5.
Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - Excel
Gambar 3.6.
Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - Excel
43
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
Frequency
Bin
Histogram 8 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
6.75
0
More
4.5
2.25
Frequency
Bin
Histogram 9 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
5
10
More
6.75
4.5
0
2.25
Frequency
Bin
Histogram 10 Sekaligus
Frequency
Cumulative %
Gambar 3.7. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 8
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5
dan nilai mean 5.45
Gambar 3.8. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 9
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 0
dan nilai mean 3.80
Gambar 3.9. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 10
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 8
dan nilai mean 6.25
Gambar 3.7.
Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - Excel
Gambar 3.8.
Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - Excel
Gambar 3.9.
Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - Excel
44
b. Menggunakan MiniTab 14
Gambar 3.10. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 2
sekaligus kelereng dengan menggunakan
MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai
mean 1.45. Bila dilihat dari kurtosisnya,
memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing),
dan apabila dilihat dari skewnessnya, data
simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 3.11. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 3 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 2.20. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data simetris dan terdistribusi
normal.
Gambar 3.12. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 4
sekaligus kelereng dengan menggunakan
MiniTab 14, memiliki nilai modus 3 dan nilai
mean 3.00. Bila dilihat dari kurtosisnya,
memiliki bentuk kurva platikurtik (lebih datar),
dan apabila dilihat dari skewnessnya, data
condong ke kanan (positif) dan terdistribusi
normal.
Gambar 3.10.
Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - MiniTab
Gambar 3.11.
Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - MiniTab
Gambar 3.12.
Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - MiniTab
p4
Frequency
543210
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Mean 3
StDev 1.076
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p4
p2
Frequency
210
14
12
10
8
6
4
2
0
Mean 1.45
StDev 0.6048
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p2
p3
Frequency
4321
10
8
6
4
2
0
Mean 2.2
StDev 0.7678
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p3
45
Gambar 3.13. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 5 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 2.65. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data simetris dan terdistribusi
normal.
Gambar 3.14. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 6 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 4 dan nilai mean 3.90. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan
terdistribusi normal.
Gambar 3.15. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 7 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 4.35. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data simetris dan terdistribusi
normal.
Gambar 3.13.
Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - MiniTab
Gambar 3.14.
Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - MiniTab
Gambar 3.15.
Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - MiniTab
p5
Frequency
543210
10
8
6
4
2
0
Mean 2.65
StDev 1.137
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p5
p6
Frequency
76543210
6
5
4
3
2
1
0
Mean 3.9
StDev 1.619
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p6
p7
Frequency
86420
4
3
2
1
0
Mean 4.35
StDev 2.254
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p7
46
Gambar 3.16. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 8
sekaligus kelereng dengan menggunakan
MiniTab 14, memiliki nilai modus 5 dan nilai
mean 5.45. Bila dilihat dari kurtosisnya,
memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing),
dan apabila dilihat dari skewnessnya, data
simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 3.17. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 9 sekaligus kelereng
dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai
modus 0 dan nilai mean 3.80. Bila dilihat dari
kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik
(runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya,
data simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 3.18. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 10 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 8 dan nilai mean 6.25. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data lebih condong ke kanan (positif)
dan terdistribusi normal.
Gambar 3.16.
Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - MiniTab
Gambar 3.17.
Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - MiniTab
Gambar 3.18.
Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - MiniTab
p8
Frequency
98765432
6
5
4
3
2
1
0
Mean 5.45
StDev 1.605
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p8
p9
Frequency
1086420-2
6
5
4
3
2
1
0
Mean 3.8
StDev 3.037
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p9
p10
Frequency
1086420
5
4
3
2
1
0
Mean 6.25
StDev 2.149
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p10
47
c. Menggunakan SPSS 16
Gambar 3.19.
Histogram Pengambilan 2 dan 3 Sekaligus – SPSS
Histogram untuk pengambilan 2 dan 3 kelereng sekaligus dapat dilihat pada gambar 3.19. di
atas. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa bentuk kurva untuk pengambilan 2 kelereng jika dilihat
pada kurtosisnya adalah runcing (mesokurtik), dimana data terdistribusi normal dan simetris jika
dilihat pada skewnessnya. Nilai modus adalah 2, dan ini sesuai dengan tabel pengamatan. Sedangkan
untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng, terlihat bahwa nilai modus adalah 2. Jika data dilihat
menurut kurtosisnya, maka kurva berbentuk runcing (mesokurtik), dan skewnessnya menunjukkan
bahwa data simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 3.20.
Histogram Pengambilan 4 dan 5 Sekaligus – SPSS
48
Gambar 3.20. di atas menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 dan 5 kelereng
sekaligus. Untuk pengambilan 4 kelereng, nilai modus adalah 3 dan bila dilihat dari kurtosisnya, maka
terlihat kurva berbentuk lebih datar (platikurtik). Dari kurtosisnya, terlihat bahwa data terdistribusi
normal dan simetris. Sedangkan untuk pengambilan 5 kelereng, bentuk kurva bila dilihat dari
kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dengan data simetris juga terdistribusi normal bila dilihat
dari skewnessnya. Nilai modus untuk pengambikan 5 sekaligus adalah 3.
Gambar 3.21.
Histogram Pengambilan 6 dan 7 Sekaligus – SPSS
Untuk melihat bentuk histogram pengambilan sekaligus 6 dan 7 kelereng, dapat dilihat
pada gambar 3.21. di atas. Dengan nilai modus adalah 4, bentuk kurva dari pengambilan 6
kelereng adalah mesokurtik (runcing) jika dilihat dari kurtosisnya. Data simetris dan
terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Sedangkan pada pengambilan 7 kelereng,
bentuk kurva jika dilihat dari kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan jika dilihat dari
skewnessnya data simetris dan terdistribusi normal. Nilai modus untuk pengambilan 7
kelereng adalah 5.
Gambar 3.22. Histogram Pengambilan 8 dan 9 Sekaligus – SPSS
49
Gambar 3.22. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus
8 dan 9 kelereng. Nilai modus untuk pengambilan 8 kelereng adalah 5, dan nilai modus untuk
pengambilan 9 kelereng adalah 0. Pada pengambilan 8 kelereng, bentuk dari kurva yang
dihasilkan bila dilihat pada kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan data yang dihasilkan
bila dilihat pada skewnessnya adalah simetris dan terdistribusi normal. Sedangkan untuk
pengambilan 9 kelereng sendiri, jika dilihat dari kurtosisnya, maka bentuk kurva yang
dihasilkan adalah mesokurtik (runcing). Data yang dihasilkan simetris dan terdistribusi normal
bila dilihat dari skewnessnya.
Gambar 3.23. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus
10 kelereng. Nilai modus dari data adalah 8. Bentuk kurva bila dilihat dari kurtosisnya adalah
platikurtik (lebih datar). Dan bila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif)
dan terdistribusi normal
Gambar 3.23.
Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - SPSS
50
2. Nilai koefisien momen kemencengan (skewness) dan nilai koefisien momen
keruncingan (kurtosis) jika jumlah data diperbesar adalah sebagai berikut :
Tabel 3.6. Data Skewness dan Kurtosis Setelah Data Diperbesar
PENGAMBILAN
KE
2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 4 3 4 5 6 0 9
2 1 1 2 4 6 5 4 4 8
3 2 1 3 3 5 7 7 5 5
4 2 3 3 3 0 3 5 7 8
5 1 2 4 3 3 0 5 0 0
6 1 2 4 3 5 5 5 7 8
7 2 1 4 1 3 2 4 1 7
8 1 2 3 0 5 4 4 8 4
9 2 3 3 3 3 7 3 4 8
10 2 3 4 3 3 6 5 0 6
11 2 3 3 2 4 3 7 0 5
12 1 3 4 2 5 7 8 9 4
13 0 2 3 4 4 6 7 4 7
14 1 3 1 3 6 7 6 5 5
15 1 2 3 2 5 4 5 6 6
16 2 1 3 3 5 5 5 0 9
17 1 3 3 3 4 0 4 6 8
18 2 2 0 2 4 6 3 5 6
19 2 3 2 1 0 4 8 5 5
20 1 2 4 5 4 1 8 0 7
DATA
TAMBAHAN
2 1 3 3 5 5 5 0 9
1 3 3 3 4 0 4 6 8
2 2 0 2 4 6 3 5 6
2 3 2 1 0 4 8 5 5
1 2 4 5 4 1 8 0 7
SKEWNESS -0.59217 -0.36596 -1.2909 -0.13984 -1.32284 -0.57429 0.254089 -0.10772 -1.20131
KURTOSIS -0.53974 -1.13737 1.344634 0.4639 1.458335 -0.79669 -1.19265 -1.33503 2.566994
Setelah data ditambahkan, maka praktikan dapat berpendapat bahwa pada pengambilan data
10 sekaligus, nilai skewness dan nilai kurtosis setelah data ditambahkan, nilainya akan
bertambah, Ini disebakan oleh karena peluang mendapatkan kelereng cacat semakin kecil dan
peluang kelereng yang tidak cacat semakin besar atau tidak ada. Sedangkan pada pengambilan
yang lain (yang lebih kecil pengambilan data sekaligus), data nilai skewness dan nilai kurtosis
mengalami penurunan karena peluang terambilnya kelereng yang cacat semakin besar dan
mempengaruhi nilai skewness dan nilai kurtosis. Pada keadaan normal, bentuk kurva akan
runcing dan simetris. Namun bila nilai kurtosis dan skewness semakin besar (> Z-kurtosis dan
skewness), maka bentuk kurva akan lebih datar (platikurtik) dan condong ke kanan (positif).
51
Bila nila kurtosis semakin kecil (< Z-kurtosis dan skewness), maka bentuk kurva akan lebih
runcing dan condong kea rah kiri (negatif).
3. Contoh penerapan distribusi binomial dalam dunia industri antara lain dipakai
dalam melakukan uji pengendalian kualitas sebuah produk. Misalkan pada industri minuman.
Distribusi binomial dapat diterapkan untuk mengetahui peluang kecacatan pada kemasan
minuman dengan 4 rasa berbeda. Harapannya agar mengetahui peluang sukses atau gagalnya
dalam suatu kejadian.
Selain analisa di atas, terdapat beberapa analisa tambahan. Dimana terlihat bahwa
semakin besar pengambilan kelereng sekaligus, maka semakin sedikit peluang munculnya
kelereng cacat. Jika kita bayangkan contoh ini ke dalam dunia industri, maka dari banyaknya
jumlah sampel yang sesuai ukuran sebuah produk yang dibuat oleh sebuah perusahan, dapat
dilihat probabilitas berhasilnya perusahaan tersebut dalam memproduksi produk sesuai
dengan standar yang telah ditentukan tanpa harus membuang-buang waktu untuk memeriksa
sekian banyak produk satu-persatu.
Dan dari ketiga software yang digunakan untuk mengolah data, dapat praktikan
simpulkan bahwa data yang disajikan oleh Microsoft Excel lebih terperinci. Namun software
ini memiliki kelemahan dimana gambar histogram yang dihasilkan, datanya tidak dapat
dibaca dengan mudah. Sedangkan tampilan histogram yang dihasilkan MiniTab sangat
memudahkan proses pembacaan hasil pengolahan data, walaupun memiliki kekurangan sebab
pada MiniTab 14, tidak terdapat fitur untuk menampilkan nilai modus.
52
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktium, dapat praktikan simpulkan bahwa :
1. Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan
bilamana suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli.
Dimana Percobaan terdiri dari beberapa usaha, dengan tiap-tiap ulangan percobaan
bebas satu sama lainnya.
2. Jika distribusi binomial diterapkan ke dalam dunia industri, maka dari banyaknya
jumlah sampel yang sesuai ukuran sebuah produk yang dibuat oleh sebuah perusahan,
dapat dilihat probabilitas berhasilnya perusahaan tersebut dalam memproduksi produk
sesuai dengan standar yang telah ditentukan tanpa harus membuang-buang waktu
untuk memeriksa sekian banyak produk satu-persatu.
53
DAFTAR PUSTAKA
Tupan, Johan.M. Modul Praktikum Teori Peluang, MiniTab 14, SPSS 16 & MS.Excel
2007.2015.Ambon: Fakultas Teknik, Universitas Pattimura
Adriani, Debrina Puspita. Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial &
Multinomial PDF.2014.Malang: Universitas Brawijaya
Dasari, Dadan. Statistik Dasar 4 PDF
http://jam-statistic.blogspot.com/2014/03/uji-normalitas-data-skewness-kurtosis.html

More Related Content

What's hot

Distribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonDistribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Suci Agustina
Β 
Basic statistics 6 - poisson distribution
Basic statistics   6 - poisson distributionBasic statistics   6 - poisson distribution
Basic statistics 6 - poisson distribution
angita wahyu suprapti
Β 
Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2Nurdin Al-Azies
Β 
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
Deni Wahyu
Β 
Matriks dan operasinya
Matriks dan operasinyaMatriks dan operasinya
Matriks dan operasinya
Egidius Putrando
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Silvia_Al
Β 
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poissonDistribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Narwan Ginanjar
Β 
Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)
Muhammad Eko
Β 
9 dts-transformasi data-univ-gunadarma
9 dts-transformasi data-univ-gunadarma9 dts-transformasi data-univ-gunadarma
9 dts-transformasi data-univ-gunadarma
ArdianDwiPraba
Β 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
zaenal mustofa
Β 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Arning Susilawati
Β 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parameter
siti Julaeha
Β 
Materi p13 nonpar_satu sampel
Materi p13 nonpar_satu sampelMateri p13 nonpar_satu sampel
Materi p13 nonpar_satu sampel
M. Jainuri, S.Pd., M.Pd
Β 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
ahmad haidaroh
Β 
Rancangan percobaan
Rancangan percobaanRancangan percobaan
Rancangan percobaan
aril anwar
Β 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Aisyah Turidho
Β 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
Muhammad Luthfan
Β 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
Christiana Tian
Β 
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan GeometrikDistribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Ge Grace
Β 

What's hot (20)

Distribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poissonDistribusi binomial dan distribusi poisson
Distribusi binomial dan distribusi poisson
Β 
Basic statistics 6 - poisson distribution
Basic statistics   6 - poisson distributionBasic statistics   6 - poisson distribution
Basic statistics 6 - poisson distribution
Β 
Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2Teori bahasa dan automata2
Teori bahasa dan automata2
Β 
Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2Probabilitas - Statistik 2
Probabilitas - Statistik 2
Β 
Matriks dan operasinya
Matriks dan operasinyaMatriks dan operasinya
Matriks dan operasinya
Β 
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan BinomialDistribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Distribusi Seragam, Bernoulli, dan Binomial
Β 
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poissonDistribusi probabilitas-diskrit-poisson
Distribusi probabilitas-diskrit-poisson
Β 
Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)Rancangan acak lengkap (RAL)
Rancangan acak lengkap (RAL)
Β 
9 dts-transformasi data-univ-gunadarma
9 dts-transformasi data-univ-gunadarma9 dts-transformasi data-univ-gunadarma
9 dts-transformasi data-univ-gunadarma
Β 
Makalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskalMakalah Algoritma kruskal
Makalah Algoritma kruskal
Β 
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL) Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Rancangan Bujur Sangkar Latin (RBSL)
Β 
Pendugaan parameter
Pendugaan parameterPendugaan parameter
Pendugaan parameter
Β 
Materi p13 nonpar_satu sampel
Materi p13 nonpar_satu sampelMateri p13 nonpar_satu sampel
Materi p13 nonpar_satu sampel
Β 
Materi 3 Finite State Automata
Materi 3   Finite State AutomataMateri 3   Finite State Automata
Materi 3 Finite State Automata
Β 
Rancangan percobaan
Rancangan percobaanRancangan percobaan
Rancangan percobaan
Β 
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal pptDistribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Distribusi Binomial, Poisson dan Normal ppt
Β 
Transformasi box-cox
Transformasi box-coxTransformasi box-cox
Transformasi box-cox
Β 
Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)Rancangan acak lengkap (ral)
Rancangan acak lengkap (ral)
Β 
Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
Β 
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan GeometrikDistribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Distribusi Binomial Negatif dan Geometrik
Β 

Similar to Laporan praktikum teori peluang 3

Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4 Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4
zenardjov
Β 
Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5
zenardjov
Β 
Laporan praktikum teori peluang 6
Laporan praktikum teori peluang 6Laporan praktikum teori peluang 6
Laporan praktikum teori peluang 6
zenardjov
Β 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
prihase
Β 
Ppt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andini
Ppt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andiniPpt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andini
Ppt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andini
Nita NTD
Β 
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Adhitya Akbar
Β 
Teknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi StatistikaTeknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi Statistika
Rezzy Caraka
Β 
Buku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistikBuku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistikAyun Restu
Β 
Seven Tools
Seven ToolsSeven Tools
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
reno sutriono
Β 
Ppt anova k elompok 6
Ppt anova k elompok 6Ppt anova k elompok 6
Ppt anova k elompok 6
Torang Aritonang
Β 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020
iankurniawan019
Β 
Penyebaran ketidakpastian
Penyebaran ketidakpastianPenyebaran ketidakpastian
Penyebaran ketidakpastian
Halimah Halimah
Β 
12611132 muthia khaerunnisa
12611132 muthia khaerunnisa12611132 muthia khaerunnisa
12611132 muthia khaerunnisa
Muthya Khaerunnisa
Β 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
Universitas Negeri Makassar
Β 
Elektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjutElektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjut
Eko Supriyadi
Β 
Webinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdf
Webinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdfWebinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdf
Webinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdf
labudaraBinalab
Β 
Makalah statistik probabilitas
Makalah statistik probabilitasMakalah statistik probabilitas
Makalah statistik probabilitas
Hargo Kendar Suhud
Β 
Cluster
ClusterCluster
Cluster09febri
Β 

Similar to Laporan praktikum teori peluang 3 (20)

Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4 Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4
Β 
Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5
Β 
Laporan praktikum teori peluang 6
Laporan praktikum teori peluang 6Laporan praktikum teori peluang 6
Laporan praktikum teori peluang 6
Β 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
Β 
Ppt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andini
Ppt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andiniPpt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andini
Ppt sidang 4 september 2017 sesi 2 nita tri andini
Β 
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2Pengendalian Kualitas Statistik #2
Pengendalian Kualitas Statistik #2
Β 
Teknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi StatistikaTeknik Simulasi Statistika
Teknik Simulasi Statistika
Β 
Buku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistikBuku pengantar simulasi statistik
Buku pengantar simulasi statistik
Β 
Seven Tools
Seven ToolsSeven Tools
Seven Tools
Β 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Β 
Ppt anova k elompok 6
Ppt anova k elompok 6Ppt anova k elompok 6
Ppt anova k elompok 6
Β 
Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020 Modul statistik 2019 2020
Modul statistik 2019 2020
Β 
Penyebaran ketidakpastian
Penyebaran ketidakpastianPenyebaran ketidakpastian
Penyebaran ketidakpastian
Β 
Statistika
StatistikaStatistika
Statistika
Β 
12611132 muthia khaerunnisa
12611132 muthia khaerunnisa12611132 muthia khaerunnisa
12611132 muthia khaerunnisa
Β 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
Β 
Elektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjutElektronika digital lanjut
Elektronika digital lanjut
Β 
Webinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdf
Webinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdfWebinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdf
Webinar Peran Statistika dalam Analisis Lingkungan EcoEdu.id.pdf
Β 
Makalah statistik probabilitas
Makalah statistik probabilitasMakalah statistik probabilitas
Makalah statistik probabilitas
Β 
Cluster
ClusterCluster
Cluster
Β 

Recently uploaded

Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Kanaidi ken
Β 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
HERIHERI52
Β 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
TriSutrisno48
Β 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
mad ros
Β 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
indraayurestuw
Β 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
MsElisazmar
Β 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
PutraDwitara
Β 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
junaedikuluri1
Β 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Yayasan Pusat Kajian dan Perlindungan Anak
Β 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Sathya Risma
Β 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
NURULNAHARIAHBINTIAH
Β 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
ssuser4dafea
Β 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
ananda238570
Β 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
opkcibungbulang
Β 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
tsuroyya38
Β 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
MildayantiMildayanti
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
SABDA
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Fathan Emran
Β 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
sriwulandari723
Β 

Recently uploaded (20)

Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28  Juni 2024
Workshop "CSR & Community Development (ISO 26000)"_di BALI, 26-28 Juni 2024
Β 
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdfJURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
JURNAL REFLEKSI DWI MINGGUAN MODUL 1.4 BUDAYA POSITIF.pdf
Β 
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMPPerencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Perencanaan Berbasis Data Satuan Pendidikan Jenjang SMP
Β 
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdfRangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Rangkuman Kehadiran Guru di Kelas- www.kherysuryawan.id.pdf
Β 
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdfKisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Kisi-kisi PAT IPS Kelas 8 semester 2.pdf
Β 
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase eAlur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Alur tujuan pembelajaran bahasa inggris kelas x fase e
Β 
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan   i...
Modul Ajar Projek Kreatif dan Kewirausahaan - Peluang Usaha di Lingkungan i...
Β 
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARUAKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
AKSI NYATA TRANSISI PAUD-SD : PENGUATAN DI TAHUN AJARAN BARU
Β 
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada AnakDefenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Defenisi Anak serta Usia Anak dan Kekerasan yang mungki terjadi pada Anak
Β 
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Laporan bulanan Dosen Pembimbing lapangan dalam pelaksanaan kampus mengajar a...
Β 
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKANSAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
SAINS TINGKATAN 4 BAB 11 DAYA DAN GERAKAN
Β 
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptxPemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Pemutakhiran Data dosen pada sister.pptx
Β 
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F  kelasModul Ajar Statistika Data Fase F  kelas
Modul Ajar Statistika Data Fase F kelas
Β 
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdfAKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
AKSI NYATA PENDIDIKAN INKLUSIF_Baedlawi.pdf
Β 
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
92836246-Soap-Pada-Pasien-Dengan-as-Primer.pdf
Β 
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdfPanduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Panduan Penggunaan Rekomendasi Buku Sastra.pdf
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 11 Fase F Kurikulum Merdeka
Β 
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Pelatihan AI GKA abdi Sabda - Apa itu AI?
Β 
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum MerdekaModul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 10 Fase E Kurikulum Merdeka
Β 
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdfIKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
IKLAN PENERIMAAN GURU SEKUM YPS 2024.pdf
Β 

Laporan praktikum teori peluang 3

  • 1. 35 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan bilamana suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli. Distribusi ini dikemukakan pertama kali oleh seorang ahli matematika berkebangsaan Swiss yang bernama J. Bernoulli (1654-1705). Dimana proses Bernoulli memiliki ciri-ciri dimana eksperimen berlangsung n kali dan tiap eksperimen berlangsung dalam cara dan kondisi yang sama. Untuk setiap eksperimen hanya ada 2 kejadian yang mungkin terjadi, dimana 2 kejadian tersebut adalah saling asing dan juga independen satu sama lain. Biasanya 2 kejadian tersebut dinotasikan sebagai kejadian sukses dan kejadian gagal. Sedangkan jika sampling dilakukan tanpa pengembalian dari kejadian sampling yang diambil dari populasi dengan kejadian –k ejadian terbatas, proses Bernouli tidak dapat digunakan, karena ada perubahan secara sistematis dalam probabilitas sukses seperti kejadian-kejadian yang diambil dari populasi. 1.2. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan : 1. Lebih memahami dan menguasai konsep distribusi binomial. 2. Penguasaan terhadap konsep binomial dapat mempermudah dalam melakukan riset ilmiah hususnya dalam aplikasi untuk penelitian kerja praktek maupun tugas akhir.
  • 2. 36 BAB II LANDASAN TEORI Jika p merupakan probabilitas dari suatu kejadian yang akan terjadi pada sembarang kejadian tunggal (disebut probabilitas sukses) dan q = 1 – p adalah probabilitas yang gagal terjadi dalam sembarang percobaant unggal (disebut probabilitas kegagalan) maka probabilitas yang akan terjadi adalah tepat X kali dalam N percobaan (yaitu X sukses dan N – X kegagalan akan berlangsung) maka peluangnya dapat dihitung dengan rumus : b(X,N,p) ; P(X) = ( ) , dimana X = 0, 1, 2, …, N. dengan : ( ) = ( ) , dimana N! = N(N – 1)(N – 2)… 1 . 0! = 1 Percobaan Binomial memiliki ciri – ciri sebagai berikut : a. Percobaannya terdiri atas n ulangan. b. Dalam setiap ulangan, hasilnya dapat digolongkan sebagai berhasil atau gagal. c. Peluang berhasil, yang dilambangkan dengan p, untuk setiap ulangan adalah sama, tidak berubah – ubah. d. Ulangan – ulangan tersebut bersifat bebas satu sama lain Berikut ini merupakan beberapa sifat dari distribusi binomial : Tabel 3.1. Sifat-Sifat Distribusi Binomial Nilai Tengah Varians = Npq Simpangan Baku √ Koefisien Momen Kemencengan √ Koefisien Momen Kurtosis = 3 +
  • 3. 37 BAB III METODE PRAKTIKUM 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini (Modul III – Distribsui Binomial) dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT pada hari Sabtu, 11 April 2015. Praktikum dilakukan di Lab Komputasi (Computation And Operaton Research Laboratory), Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Ambon. 3.2. Alat dan Bahan Dalam praktikum ini, alat-alat yang digunakan adalah : 1. Sejumlah kelereng 2. Software Minitab 14, SPSS 16, dan MS Excel 2007 3. Alat tulis dan lembar kerja 3.3. Metode dan Pengolahan Data Pada praktikum ini dilakukan pengambilan kelereng, yang terdiri atas 35 kelereng bening dan 15 kelereng putih, dengan mengasumsikan bahwa kelereng putih adalah cacat. Setelah dilakukan pengambilan sebanyak 20 kali dengan sekali pengambilan jumlahnya bervariasi, yaitu dari 2 pengambilan sekaligus hingga10 pengambilan sekaligus. Setelah dilakukan praktikum, data tersebuh kemudian diolah dengan metode pengolahan kuantitatif, dimana data-data yang dipakai adalah data-data primer yang kemudian dianalisa dengan pengolahan statistik menggunakan software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan SPSS 16. Selain itu, metode kualitatif juga diperlukan untuk memberikan penjelasan dengan kata-kata terhadap hasil pengolahan data tersebut. Atau dapat dikatakan bahwa metode kuantitatif dikualitatifkan, guna lebih memperjelas analisa data.
  • 4. 38 BAB IV MATERI 4.1. Laporan Data Kegiatan Praktikum ini (Modul III – Distribsui Binomial) dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT pada hari Sabtu, 11 April 2015, dan dilakukan di Lab Komputasi (Computation And Operaton Research Laboratory). Sebelum memulai praktikum, praktikan harus mengumpulkan laporan sementara, dan menjawab tiga soal pertanyaan yang adalah kuis awal yang wajib diikuti oleh setiap praktikan yang akan melakukan praktikum. Kemudian asisten lab mengelompokkan setiap praktikan ke dalam 6 kelompok (kelompok pertama dimulai dengan angka 6 dan seterusnya hingga yang terakhir angka 11). Proses praktikum pun dimulai dengan melakukan pengambilan kelereng, yang terdiri atas 35 kelereng bening dan 15 kelereng putih, dengan mengasumsikan bahwa kelereng putih adalah cacat. Langkah-langkah melakukan percobaan adalah sebagai berikut : 1. Hitunglah jumlah kelereng yang digunakan catat berapa jumlah kelereng cacat dan tidak cacat. 2. Lakukan pengambilan sebanyak 2-10 kelereng sekaligus kemudian catat berapa jumlah kelereng yang cacat pada saat pengambilan dan masukkan kedalam lembar kerja. 3. Lakukan langkah kedua dan amati setiap pengambilan sampai ke pengamatan terakhir pada setiap pengambilan kelereng. 4.2. Hasil Percobaan Berikut adalah data hasil pengambilan kelereng sebanyak 2 hingga 10 pengambilan sekaligus yang dilakukan saat melakukan praktikum, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini :
  • 5. 39 Tabel 3.2. Data Pengambilan Kelereng Setelah dilakukan praktikum, kemudian data yang telah ada diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007, MiniTab 14 dan SPSS 16, yang kemudian hasil pengolahan tersebut dapat dianalisa lebih lanjut. 4.3. Analisa Data Untuk menganalisa data hasil pengambilan kelereng, dapat dilakukan sambil dibantu dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti yang terdapat di bawah ini : 1. Tampilkan hasil nilai tengah (median), nilai variansi, nilai koefisien momen kemencengan (skewness), nilai koefisien momen kurtosis, nilai peluang (probability) munculnya yang cacat, dan gambar histogram dari masing-masing pengambilan kelereng dengan menggunakan salah satu software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 atau SPSS 16! 2. Tampilkan nilai koefisien momen kemencengan (skewness) dan nilai koefisien momen kurtosis jika jumlah data diperbesar (pilih salah satu sampel pengambilan kelereng) dan jelaskan pendapat anda tentang hasil yang didapatkan! PENGAMBILAN KE 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 2 4 3 4 5 6 0 9 2 1 1 2 4 6 5 4 4 8 3 2 1 3 3 5 7 7 5 5 4 2 3 3 3 0 3 5 7 8 5 1 2 4 3 3 0 5 0 0 6 1 2 4 3 5 5 5 7 8 7 2 1 4 1 3 2 4 1 7 8 1 2 3 0 5 4 4 8 4 9 2 3 3 3 3 7 3 4 8 10 2 3 4 3 3 6 5 0 6 11 2 3 3 2 4 3 7 0 5 12 1 3 4 2 5 7 8 9 4 13 0 2 3 4 4 6 7 4 7 14 1 3 1 3 6 7 6 5 5 15 1 2 3 2 5 4 5 6 6 16 2 1 3 3 5 5 5 0 9 17 1 3 3 3 4 0 4 6 8 18 2 2 0 2 4 6 3 5 6 19 2 3 2 1 0 4 8 5 5 20 1 2 4 5 4 1 8 0 7 JUMLAH CACAT 1 0 1 1 2 2 0 6 1
  • 6. 40 3. Buatlah contoh penerapan distribusi binomial dalam dunia industri! PembahasanSoal dan Analisa Data 1. Berikut adalah hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan SPSS 16 : a. Microsoft Excel 2007 Tabel 3.3. Data Statistik Pengambilan Kelereng Menggunakan Microsoft Excel 2007 b. MiniTab 14 Tabel 3.4. Data Statistik Pengambilan Kelereng Menggunakan MiniTab 14 Total Variable Count Mean StDev Variance Median Range Skewness Kurtosis P2 20 1.450 0.605 0.366 1.500 2.000 -0.58 -0.46 P3 20 2.200 0.768 0.589 2.000 2.000 -0.37 -1.13 P4 20 3.000 1.076 1.158 3.000 4.000 -1.41 2.17 P5 20 2.650 1.137 1.292 3.000 5.000 -0.41 0.88 P6 20 3.900 1.619 2.621 4.000 6.000 -1.31 1.86 P7 20 4.350 2.254 5.082 5.000 7.000 -0.67 -0.46 P8 20 5.450 1.605 2.576 5.000 5.000 0.27 -0.99 P9 20 3.800 3.037 9.221 4.500 9.000 -0.09 -1.31 P10 20 6.250 2.149 4.618 6.500 9.000 -1.21 2.38 2 3 4 5 6 7 8 9 10 MEAN 1.45 2.20 3.00 2.65 3.90 4.35 5.45 3.80 6.25 MODUS 2 2 3 3 4 5 5 0 8 MEDIAN 1.5 2 3 3 4 5 5 4.5 6.5 VARIANSI 0.365789 0.589474 1.157895 1.292105 2.621053 5.081579 2.576316 9.221053 4.618421 SKEWNESS -0.58286 -0.37213 -1.40806 -0.41269 -1.30978 -0.66997 0.270038 -0.08922 -1.2086 KURTOSIS -0.4593 -1.13095 2.172176 0.880497 1.855084 -0.46342 -0.98879 -1.31349 2.384742 PELUANG 0.05 0 0.05 0.05 0.1 0.1 0 0.3 0.05 DISTRIBUSI BINOMINAL 0.73584 1 0.73584 0.73584 0.676927 0.676927 1 0.60801 0.73584
  • 7. 41 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 1 More 0 0.5 1.5 Frequency Bin Histogram 2 Sekaligus Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 More 2 1 1.5 2.5 Frequency Bin Histogram 3 Sekaligus Frequency Cumulative % c. SPSS 16 Tabel 3.5. Data Statistik Pengambilan Kelereng Menggunakan SPSS 14 Statistics p_2 p_3 p_4 p_5 p_6 p_7 p_8 p_9 p_10 Mean 1.45 2.20 3.00 2.65 3.90 4.35 5.45 3.80 6.25 Median 1.50 2.00 3.00 3.00 4.00 5.00 5.00 4.50 6.50 Mode 2 2 3 3 4 5 5 0 8 Std. Deviation .605 .768 1.076 1.137 1.619 2.254 1.605 3.037 2.149 Variance .366 .589 1.158 1.292 2.621 5.082 2.576 9.221 4.618 Skewness -.583 -.372 -1.408 -.413 -1.310 -.670 .270 -.089 -1.209 Kurtosis -.459 -1.131 2.172 .880 1.855 -.463 -.989 -1.313 2.385 Untuk gambaran histogram dari masing-masing pengambilan, dapat dilihat seperti yang di bawah ini : a. Menggunakan Microsoft Excel 2007 Gambar 3.1. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 2 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 1.45 Gambar 3.2. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 2.20 Gambar 3.1. Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - Excel Gambar 3.2. Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - Excel
  • 8. 42 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 3.75 2.5 More 1.25 0 Frequency Bin Histogram 5 Sekaligus Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 3 More 2 0 1 Frequency Bin Histogram 4 Sekaligus Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 More 4.5 3 0 1.5 Frequency Bin Histogram 6 Sekaligus Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 More 5.25 3.5 0 1.75 Frequency Bin Histogram 7 Sekaligus Frequency Cumulative % Gambar 3.3. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 3.00 Gambar 3.4. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 5 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 2.65 Gambar 3.5. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 6 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 4 dan nilai mean 3.90 Gambar 3.6. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 7 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 4.35 Gambar 3.3. Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - Excel Gambar 3.4. Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - Excel Gambar 3.5. Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - Excel Gambar 3.6. Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - Excel
  • 9. 43 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 Frequency Bin Histogram 8 Sekaligus Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 6.75 0 More 4.5 2.25 Frequency Bin Histogram 9 Sekaligus Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 5 10 More 6.75 4.5 0 2.25 Frequency Bin Histogram 10 Sekaligus Frequency Cumulative % Gambar 3.7. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 8 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 5.45 Gambar 3.8. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 9 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 0 dan nilai mean 3.80 Gambar 3.9. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 10 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 8 dan nilai mean 6.25 Gambar 3.7. Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - Excel Gambar 3.8. Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - Excel Gambar 3.9. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - Excel
  • 10. 44 b. Menggunakan MiniTab 14 Gambar 3.10. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 2 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 1.45. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.11. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 2.20. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.12. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 3.00. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal. Gambar 3.10. Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - MiniTab Gambar 3.11. Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - MiniTab Gambar 3.12. Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - MiniTab p4 Frequency 543210 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Mean 3 StDev 1.076 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p4 p2 Frequency 210 14 12 10 8 6 4 2 0 Mean 1.45 StDev 0.6048 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p2 p3 Frequency 4321 10 8 6 4 2 0 Mean 2.2 StDev 0.7678 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p3
  • 11. 45 Gambar 3.13. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 5 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 2.65. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.14. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 6 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 4 dan nilai mean 3.90. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal. Gambar 3.15. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 7 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 4.35. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.13. Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - MiniTab Gambar 3.14. Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - MiniTab Gambar 3.15. Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - MiniTab p5 Frequency 543210 10 8 6 4 2 0 Mean 2.65 StDev 1.137 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p5 p6 Frequency 76543210 6 5 4 3 2 1 0 Mean 3.9 StDev 1.619 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p6 p7 Frequency 86420 4 3 2 1 0 Mean 4.35 StDev 2.254 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p7
  • 12. 46 Gambar 3.16. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 8 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 5.45. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.17. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 9 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 0 dan nilai mean 3.80. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.18. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 10 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 8 dan nilai mean 6.25. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data lebih condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal. Gambar 3.16. Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - MiniTab Gambar 3.17. Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - MiniTab Gambar 3.18. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - MiniTab p8 Frequency 98765432 6 5 4 3 2 1 0 Mean 5.45 StDev 1.605 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p8 p9 Frequency 1086420-2 6 5 4 3 2 1 0 Mean 3.8 StDev 3.037 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p9 p10 Frequency 1086420 5 4 3 2 1 0 Mean 6.25 StDev 2.149 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p10
  • 13. 47 c. Menggunakan SPSS 16 Gambar 3.19. Histogram Pengambilan 2 dan 3 Sekaligus – SPSS Histogram untuk pengambilan 2 dan 3 kelereng sekaligus dapat dilihat pada gambar 3.19. di atas. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa bentuk kurva untuk pengambilan 2 kelereng jika dilihat pada kurtosisnya adalah runcing (mesokurtik), dimana data terdistribusi normal dan simetris jika dilihat pada skewnessnya. Nilai modus adalah 2, dan ini sesuai dengan tabel pengamatan. Sedangkan untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng, terlihat bahwa nilai modus adalah 2. Jika data dilihat menurut kurtosisnya, maka kurva berbentuk runcing (mesokurtik), dan skewnessnya menunjukkan bahwa data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 3.20. Histogram Pengambilan 4 dan 5 Sekaligus – SPSS
  • 14. 48 Gambar 3.20. di atas menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 dan 5 kelereng sekaligus. Untuk pengambilan 4 kelereng, nilai modus adalah 3 dan bila dilihat dari kurtosisnya, maka terlihat kurva berbentuk lebih datar (platikurtik). Dari kurtosisnya, terlihat bahwa data terdistribusi normal dan simetris. Sedangkan untuk pengambilan 5 kelereng, bentuk kurva bila dilihat dari kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dengan data simetris juga terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Nilai modus untuk pengambikan 5 sekaligus adalah 3. Gambar 3.21. Histogram Pengambilan 6 dan 7 Sekaligus – SPSS Untuk melihat bentuk histogram pengambilan sekaligus 6 dan 7 kelereng, dapat dilihat pada gambar 3.21. di atas. Dengan nilai modus adalah 4, bentuk kurva dari pengambilan 6 kelereng adalah mesokurtik (runcing) jika dilihat dari kurtosisnya. Data simetris dan terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Sedangkan pada pengambilan 7 kelereng, bentuk kurva jika dilihat dari kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan jika dilihat dari skewnessnya data simetris dan terdistribusi normal. Nilai modus untuk pengambilan 7 kelereng adalah 5. Gambar 3.22. Histogram Pengambilan 8 dan 9 Sekaligus – SPSS
  • 15. 49 Gambar 3.22. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus 8 dan 9 kelereng. Nilai modus untuk pengambilan 8 kelereng adalah 5, dan nilai modus untuk pengambilan 9 kelereng adalah 0. Pada pengambilan 8 kelereng, bentuk dari kurva yang dihasilkan bila dilihat pada kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan data yang dihasilkan bila dilihat pada skewnessnya adalah simetris dan terdistribusi normal. Sedangkan untuk pengambilan 9 kelereng sendiri, jika dilihat dari kurtosisnya, maka bentuk kurva yang dihasilkan adalah mesokurtik (runcing). Data yang dihasilkan simetris dan terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Gambar 3.23. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus 10 kelereng. Nilai modus dari data adalah 8. Bentuk kurva bila dilihat dari kurtosisnya adalah platikurtik (lebih datar). Dan bila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal Gambar 3.23. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - SPSS
  • 16. 50 2. Nilai koefisien momen kemencengan (skewness) dan nilai koefisien momen keruncingan (kurtosis) jika jumlah data diperbesar adalah sebagai berikut : Tabel 3.6. Data Skewness dan Kurtosis Setelah Data Diperbesar PENGAMBILAN KE 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 2 4 3 4 5 6 0 9 2 1 1 2 4 6 5 4 4 8 3 2 1 3 3 5 7 7 5 5 4 2 3 3 3 0 3 5 7 8 5 1 2 4 3 3 0 5 0 0 6 1 2 4 3 5 5 5 7 8 7 2 1 4 1 3 2 4 1 7 8 1 2 3 0 5 4 4 8 4 9 2 3 3 3 3 7 3 4 8 10 2 3 4 3 3 6 5 0 6 11 2 3 3 2 4 3 7 0 5 12 1 3 4 2 5 7 8 9 4 13 0 2 3 4 4 6 7 4 7 14 1 3 1 3 6 7 6 5 5 15 1 2 3 2 5 4 5 6 6 16 2 1 3 3 5 5 5 0 9 17 1 3 3 3 4 0 4 6 8 18 2 2 0 2 4 6 3 5 6 19 2 3 2 1 0 4 8 5 5 20 1 2 4 5 4 1 8 0 7 DATA TAMBAHAN 2 1 3 3 5 5 5 0 9 1 3 3 3 4 0 4 6 8 2 2 0 2 4 6 3 5 6 2 3 2 1 0 4 8 5 5 1 2 4 5 4 1 8 0 7 SKEWNESS -0.59217 -0.36596 -1.2909 -0.13984 -1.32284 -0.57429 0.254089 -0.10772 -1.20131 KURTOSIS -0.53974 -1.13737 1.344634 0.4639 1.458335 -0.79669 -1.19265 -1.33503 2.566994 Setelah data ditambahkan, maka praktikan dapat berpendapat bahwa pada pengambilan data 10 sekaligus, nilai skewness dan nilai kurtosis setelah data ditambahkan, nilainya akan bertambah, Ini disebakan oleh karena peluang mendapatkan kelereng cacat semakin kecil dan peluang kelereng yang tidak cacat semakin besar atau tidak ada. Sedangkan pada pengambilan yang lain (yang lebih kecil pengambilan data sekaligus), data nilai skewness dan nilai kurtosis mengalami penurunan karena peluang terambilnya kelereng yang cacat semakin besar dan mempengaruhi nilai skewness dan nilai kurtosis. Pada keadaan normal, bentuk kurva akan runcing dan simetris. Namun bila nilai kurtosis dan skewness semakin besar (> Z-kurtosis dan skewness), maka bentuk kurva akan lebih datar (platikurtik) dan condong ke kanan (positif).
  • 17. 51 Bila nila kurtosis semakin kecil (< Z-kurtosis dan skewness), maka bentuk kurva akan lebih runcing dan condong kea rah kiri (negatif). 3. Contoh penerapan distribusi binomial dalam dunia industri antara lain dipakai dalam melakukan uji pengendalian kualitas sebuah produk. Misalkan pada industri minuman. Distribusi binomial dapat diterapkan untuk mengetahui peluang kecacatan pada kemasan minuman dengan 4 rasa berbeda. Harapannya agar mengetahui peluang sukses atau gagalnya dalam suatu kejadian. Selain analisa di atas, terdapat beberapa analisa tambahan. Dimana terlihat bahwa semakin besar pengambilan kelereng sekaligus, maka semakin sedikit peluang munculnya kelereng cacat. Jika kita bayangkan contoh ini ke dalam dunia industri, maka dari banyaknya jumlah sampel yang sesuai ukuran sebuah produk yang dibuat oleh sebuah perusahan, dapat dilihat probabilitas berhasilnya perusahaan tersebut dalam memproduksi produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan tanpa harus membuang-buang waktu untuk memeriksa sekian banyak produk satu-persatu. Dan dari ketiga software yang digunakan untuk mengolah data, dapat praktikan simpulkan bahwa data yang disajikan oleh Microsoft Excel lebih terperinci. Namun software ini memiliki kelemahan dimana gambar histogram yang dihasilkan, datanya tidak dapat dibaca dengan mudah. Sedangkan tampilan histogram yang dihasilkan MiniTab sangat memudahkan proses pembacaan hasil pengolahan data, walaupun memiliki kekurangan sebab pada MiniTab 14, tidak terdapat fitur untuk menampilkan nilai modus.
  • 18. 52 BAB V KESIMPULAN Setelah melakukan praktium, dapat praktikan simpulkan bahwa : 1. Distribusi Binomial adalah suatu distribusi probabilitas yang dapat digunakan bilamana suatu proses sampling dapat diasumsikan sesuai dengan proses Bernoulli. Dimana Percobaan terdiri dari beberapa usaha, dengan tiap-tiap ulangan percobaan bebas satu sama lainnya. 2. Jika distribusi binomial diterapkan ke dalam dunia industri, maka dari banyaknya jumlah sampel yang sesuai ukuran sebuah produk yang dibuat oleh sebuah perusahan, dapat dilihat probabilitas berhasilnya perusahaan tersebut dalam memproduksi produk sesuai dengan standar yang telah ditentukan tanpa harus membuang-buang waktu untuk memeriksa sekian banyak produk satu-persatu.
  • 19. 53 DAFTAR PUSTAKA Tupan, Johan.M. Modul Praktikum Teori Peluang, MiniTab 14, SPSS 16 & MS.Excel 2007.2015.Ambon: Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Adriani, Debrina Puspita. Distribusi Probabilitas Diskrit: Binomial & Multinomial PDF.2014.Malang: Universitas Brawijaya Dasari, Dadan. Statistik Dasar 4 PDF http://jam-statistic.blogspot.com/2014/03/uji-normalitas-data-skewness-kurtosis.html