SlideShare a Scribd company logo
85
BAB I
PENDAHULUAN
1.1. Latar Belakang
Pada tahun 1733, Abraham de Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva
normal yang menjadi dasar dalam banyak teori statistik induktif. Abraham inilah yang
pertama kali memperkenalkan distribusi normal. Distribusi normal sering disebut juga dengan
distribusi Gauss, karena dipopulerkan oleh Carl Fredreich Gauss. Inilah distribusi peluang
kontinu yang terpenting dan paling banyak digunakan. Kurva dari disribusi normal berbentuk
setangkup seperti lonceng, dengan kurvanya sering disebut kurva normal atau kurva topi
orang Meksiko (Mexican hat), karena mirip dengan sombrero yang merupakan topi orang
Meksiko.
Dikenalnya distribusi normal diawali oleh kemajuan yang pesat dalam pengukuran
pada abad ke 18. Pada waktu itu, para ahli matematika dihadapkan pada suatu tantangan
mengenai fenomena variabilitas pengamat atau interna, yang artinya bila seorang mengadakan
pengukuran berulang-ulang maka hasilnya akan berbeda-beda. Yang menjadi pertanyaan
adalah nilai manakah yang dianggap paling tepat dari semua hasil pengukuran tersebut. Maka
kemudian berdasarkan kesepakatan maka nilai rata-rata dianggap paling tepat dan semua
penyimpangan dari rata-rata dianggap suatu kesalahan atau error. Gauss mengamati hasil dari
percobaan yang dilakukan berulang-ulang, dan dia menemukan hasil yang paling sering
adalah nilai rata-rata. Penyimpangan baik ke kanan atau ke kiri yang jauh dari rata-rata,
terjadinya semakin sedikit. Sehingga bila disusun maka akan terbentuk distribusi yang
simetris.
1.2. Tujuan Praktikum
Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan :
1. Memahami karakteristik dari distribusi Normal.
2. Mampu membuat grafik normal dari setiap percobaan yang dilakukan sebelumnya
(Modul I s/d VI).
86
BAB II
LANDASAN TEORI
Sebaran peluang kontinu yang paling penting dalam bidang statistika adalah sebaran
normal. Kurva yang dibentuk oleh sebaran ini disebut kurva normal. Kurva ini berbentuk
genta yang dapat digunakan dalam banyak sekali gugusan data yang terjadi di alam, industri,
dan penelitian.
-3,0 -2,5 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5
Category (upper limits)
0
1
2
3
4
5
6
7
8
No.ofobservations
Gambar 6.1. Kurva Normal
Semakin beragam suatu gugus pengamatan, maka kurvanya menjadi lebih rendah dan
lebih melebar.
Persamaan matematik bagi sebaran peluang acak normal ini bergantung pada dan ,
yaitu nilai tengah dan simpangan bakunya. Persamaan matematika ini dihitung untuk
mengetahui besarnya nilai peluang dari sebaran yang diteliti. Persamaan ini diperoleh dengan
mentransformasikan nilai setiap pengamatan X menjadi nilai peubah acak normal Z dengan
nilai nol dan ragam 1, dengan bentuk sebagai berikut :
Z =
dimana : Z : variabel acak normal baku
: mean dari populasi
X : mean sampel
: simpangan baku populasi
Definisi Sebaran Normal Baku :
Adalah sebaran peubah acak normal dengan nilai tengah nol dan simpangan baku 1.
87
Sifat-sifat kurva normal adalah sebagai berikut :
1. Modus terjadi pada X = .
2. Kurvanya setangkup terhadap suatu garis tegak yang melalui nilai tengah .
3. Kurva ini mendekati sumbu mendatar secara asimtot dalam kedua sisi.
88
BAB III
METODE PENELITIAN
3.1. Waktu dan Tempat
Praktikum ini (Modul VI – Distribusi Normal) dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT pada
hari Sabtu, 25 April 2015. Praktikum dilakukan di Lab Komputasi (Computation And
Operaton Research Laboratory), Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Ambon.
3.2. Alat dan Bahan yang Digunakan
Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikan kali ini adalah :
1. Data hasil pengamatan Modul III
2. Software Minitab 14, MS. Excel 2007, dan SPSS 16
3. Alat-alat tulis yang digunakan
4. Lembar kerja pengamatan.
3.3. Metode Pengolahan dan Analisa Data
Dalam praktikum ini, peraktikum yang lakukan adalah menghitung pengambilan
kelereng, dimana data-data yang dipakai adalah data-data primer yang diambil dari modul 3
yang kemudian diolah dengan pengolahan statistik menggunakan software Microsoft Excel
2007, Minitab 14 dan SPSS 16 untuk menghasilkan data kuantitatif yang berupa angka-angka.
Setelah data-data yang diperlukan lengkap, maka data tersebut harus lebih diperjelas
lagi dengan kata-kata (data kualitatif). Data kuantitatif yang dikualitatifkan tersebut
dimaksudkan agar lebih mempermudah dalam pembacaan data-data yang ditampilkan, setelah
data-data tersebut diolah dan dianalisa.
89
BAB IV
MATERI
4.1. Laporan Detail Kegiatan
Praktikum ini dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT pada hari Sabtu, 25 April 2015.
Praktikum dilakukan di Lab Komputasi (Computation And Operaton Research Laboratory),
Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Ambon. Praktikum ini dilakukan setelah modul V
(modul V dan modul VI dilakukan pada hari itu). Sebelum memulai praktikum, praktikan
harus mengumpulkan laporan sementara dan menjawab beberapa pertanyaan yang adalah kuis
awal yang wajib diikuti oleh setiap praktikan yang akan melakukan praktikum. Kemudian
asisten lab mempersilahkan masing-masing kelompok untuk memulai melakukan praktikum.
Dimana praktikum yang dilakukan adalah pengambilan 2-10 kelereng sekaligus dengan
pengembalian. Dimana data percobaan yang digunakan adalah data dari modul III, yang
kemudian diolah dan dianalisa lebih lanjut dengan pola Distribusi Normal.
4.2. Hasil Percobaan
Berikut adalah data hasil pengambilan kelereng yang dilakukan saat melakukan
praktikum modul III, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini :
Tabel 3.1. Data Pengambilan Kelereng
PENGAMBILAN KE 2 3 4 5 6 7 8 9 10
1 2 2 4 3 4 5 6 0 9
2 1 1 2 4 6 5 4 4 8
3 2 1 3 3 5 7 7 5 5
4 2 3 3 3 0 3 5 7 8
5 1 2 4 3 3 0 5 0 0
6 1 2 4 3 5 5 5 7 8
7 2 1 4 1 3 2 4 1 7
8 1 2 3 0 5 4 4 8 4
9 2 3 3 3 3 7 3 4 8
10 2 3 4 3 3 6 5 0 6
11 2 3 3 2 4 3 7 0 5
12 1 3 4 2 5 7 8 9 4
13 0 2 3 4 4 6 7 4 7
14 1 3 1 3 6 7 6 5 5
15 1 2 3 2 5 4 5 6 6
16 2 1 3 3 5 5 5 0 9
17 1 3 3 3 4 0 4 6 8
18 2 2 0 2 4 6 3 5 6
19 2 3 2 1 0 4 8 5 5
20 1 2 4 5 4 1 8 0 7
JUMLAH CACAT 1 0 1 1 2 2 0 6 1
90
Setelah dilakukan praktikum, kemudian data yang telah ada diolah dengan
menggunakan software Microsoft Excel 2007, MiniTab 14 dan SPSS 16, yang kemudian hasil
pengolahan tersebut dapat dianalisa lebih lanjut.
4.3. Analisa Data
Untuk menganalisa data hasil pengambilan kelereng, dapat dilakukan sambil dibantu
dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti yang terdapat di bawah ini :
1. Tampilkan hasil nilai tengah (median), nilai variansi, nilai koefisien momen
kemencengan (skewness), nilai koefisien momen kurtosis, nilai peluang (probability)
munculnya yang cacat, dan gambar histogram dari masing-masing pengambilan
kelereng dengan menggunakan salah satu software Microsoft Excel 2007, Minitab 14
atau SPSS 16!
2. Apa yang terjadi dengan kurva normal jika data diperbesar?
3. Mengapa ada kurva normal yang menceng ke kiri dan ke kanan?
4. Mengapa perlu adanya normal baku atau normal standar?
5. Berapa jumlah mean dan standar deviasi pada distribusi normal baku?
6. Bolehkah nilai Z negatif? Kalau boleh, mengapa!
PembahasanSoal dan Analisa Data
1. Berikut adalah hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan software
Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan SPSS 16 :
Tabel 3.2. Data Statistik Pengambilan Kelereng
Menggunakan Microsoft Excel 2007
2
SEKALIGUS
3
SEKALIGUS
4
SEKALIGUS
5
SEKALIGUS
6
SEKALIGUS
7
SEKALIGUS
8
SEALIGUS
9
SEKALIGUS
10
SEKALIGUS
MEDIAN 1.5 2 3 3 4 5 5 4.5 6.5
VARIANSI 0.365789 0.589474 1.157895 1.292105 2.621053 5.081579 2.576316 9.221053 4.618421
SKEWNESS -0.58286 -0.37213 -1.40806 -0.41269 -1.30978 -0.66997 0.270038 -0.08922 -1.2086
KURTOSIS -0.4593 -1.13095 2.172176 0.880497 1.855084 -0.46342 -0.98879 -1.31349 2.384742
PELUANG 0.05 0 0.05 0.05 0.1 0.1 0 0.3 0.05
STDV 0.604805 0.767772 1.076055 1.136708 1.618967 2.254236 1.605091 3.036619 2.149051
MEAN 1.45 2.2 3 2.65 3.9 4.35 5.45 3.8 6.25
NORMAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1
MODUS 2 2 3 3 4 5 5 0 8
91
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
1
More
0
0.5
1.5
Frequency
Bin
Histogram 2
Frequency
Cumulative %
Tabel 3.3. Data Statistik Pengambilan Kelereng
Menggunakan MiniTab 14
Total
Variable Count Percent Mean StDev Median Range Skewness Kurtosis
p2 20 100 1.450 0.605 1.500 2.000 -0.58 -0.46
p3 20 100 2.200 0.768 2.000 2.000 -0.37 -1.13
p4 20 100 3.000 1.076 3.000 4.000 -1.41 2.17
p5 20 100 2.650 1.137 3.000 5.000 -0.41 0.88
p6 20 100 3.900 1.619 4.000 6.000 -1.31 1.86
p7 20 100 4.350 2.254 5.000 7.000 -0.67 -0.46
p8 20 100 5.450 1.605 5.000 5.000 0.27 -0.99
p9 20 100 3.800 3.037 4.500 9.000 -0.09 -1.31
p10 20 100 6.250 2.149 6.500 9.000 -1.21 2.38
Tabel 3.4. Data Statistik Pengambilan Kelereng
Menggunakan SPSS 16
Untuk gambaran histogram dari masing-masing pengambilan, dapat dilihat seperti yang di
bawah ini :
a. Menggunakan Microsoft Excel 2007
Gambar 6.2. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 2 sekaligus
kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel
2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean
1.45
Statistics
DATA P2 DATA P3 DATA P4 DATA P5 DATA P6 DATA P7 DATA P8 DATA P9 DATA P10
Mean 1.45 2.20 3.00 2.65 3.90 4.35 5.45 3.80 6.25
Median 1.50 2.00 3.00 3.00 4.00 5.00 5.00 4.50 6.50
Mode 2 2
a
3 3 4
a
5
a
5 0 8
Std. Deviation .605 .768 1.076 1.137 1.619 2.254 1.605 3.037 2.149
Variance .366 .589 1.158 1.292 2.621 5.082 2.576 9.221 4.618
Skewness -.583 -.372 -1.408 -.413 -1.310 -.670 .270 -.089 -1.209
Kurtosis -.459 -1.131 2.172 .880 1.855 -.463 -.989 -1.313 2.385
a. Multiple modes exist. The smallest value is shown
Gambar 6.2.
Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - Excel
92
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
5
10
3.75
2.5
More
1.25
0
Frequency
Bin
Histogram 5
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
More
2
1
1.5
2.5
Frequency
Bin
Histogram 3
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
10
3
More
2
0
1
Frequency
Bin
Histogram 4
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
5
10
More
4.5
3
0
1.5
Frequency
Bin
Histogram 6
Frequency
Cumulative %
Gambar 6.3. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 3 sekaligus
kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel
2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean
2.20
Gambar 6.4. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 4 sekaligus
kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel
2007, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean
3.00
Gambar 6.5. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 5
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 3
dan nilai mean 2.65
Gambar 6.6. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 6
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 4
dan nilai mean 3.90
Gambar 6.3.
Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - Excel
Gambar 6.4.
Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - Excel
Gambar 6.5.
Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - Excel
Gambar 6.6.
Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - Excel
93
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
More
5.25
3.5
0
1.75
Frequency
Bin
Histogram 7
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
Frequency
Bin
Histogram 8
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
2
4
6
8
6.75
0
More
4.5
2.25
Frequency
Bin
Histogram 9
Frequency
Cumulative %
0.00%
50.00%
100.00%
150.00%
0
5
10
More
6.75
4.5
0
2.25
Frequency
Bin
Histogram 10
Frequency
Cumulative %
Gambar 6.7. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 7
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5
dan nilai mean 4.35
Gambar 6.8. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 8
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5
dan nilai mean 5.45
Gambar 6.9. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 9
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 0
dan nilai mean 3.80
Gambar 6.10. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 10
sekaligus kelereng dengan menggunakan
Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 8
dan nilai mean 6.25
Gambar 6.7.
Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - Excel
Gambar 6.8.
Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - Excel
Gambar 6.9.
Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - Excel
Gambar 6.10.
Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - Excel
94
b. Menggunakan MiniTab 14
Gambar 6.11. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 2
sekaligus kelereng dengan menggunakan
MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai
mean 1.45. Bila dilihat dari kurtosisnya,
memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing),
dan apabila dilihat dari skewnessnya, data
simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 6.12. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 3
sekaligus kelereng dengan menggunakan
MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai
mean 2.20. Bila dilihat dari kurtosisnya,
memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing),
dan apabila dilihat dari skewnessnya, data
simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 6.13. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 4 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 3.00. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data condong ke kanan (positif)
dan terdistribusi normal.
Gambar 6.11.
Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - MiniTab
Gambar 6.12.
Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - MiniTab
Gambar 6.13.
Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - MiniTab
p4
Frequency
543210
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
Mean 3
StDev 1.076
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p4
p2
Frequency
210
14
12
10
8
6
4
2
0
Mean 1.45
StDev 0.6048
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p2
p3
Frequency
4321
10
8
6
4
2
0
Mean 2.2
StDev 0.7678
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p3
95
Gambar 6.14. di samping ini menunjukkan
bentuk histogram untuk pengambilan 5 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 2.65. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data simetris dan terdistribusi
normal.
Gambar 6.15. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 6 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 4 dan nilai mean 3.90. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan
terdistribusi normal.
Gambar 6.16. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 7 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 4.35. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data simetris dan terdistribusi
normal.
Gambar 6.14.
Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - MiniTab
Gambar 6.15.
Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - MiniTab
Gambar 6.16.
Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - MiniTab
p5
Frequency
543210
10
8
6
4
2
0
Mean 2.65
StDev 1.137
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p5
p6
Frequency
76543210
6
5
4
3
2
1
0
Mean 3.9
StDev 1.619
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p6
p7
Frequency
86420
4
3
2
1
0
Mean 4.35
StDev 2.254
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p7
96
Gambar 6.17. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 8 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 5.45. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data simetris dan terdistribusi
normal.
Gambar 6.18. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 9 sekaligus kelereng
dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai
modus 0 dan nilai mean 3.80. Bila dilihat dari
kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik
(runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya,
data simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 6.19. di samping ini menunjukkan bentuk
histogram untuk pengambilan 10 sekaligus
kelereng dengan menggunakan MiniTab 14,
memiliki nilai modus 8 dan nilai mean 6.25. Bila
dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva
platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari
skewnessnya, data lebih condong ke kanan
(positif) dan terdistribusi normal.
Gambar 6.17.
Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - MiniTab
Gambar 6.18.
Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - MiniTab
Gambar 6.19.
Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - MiniTab
p8
Frequency
98765432
6
5
4
3
2
1
0
Mean 5.45
StDev 1.605
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p8
p9
Frequency
1086420-2
6
5
4
3
2
1
0
Mean 3.8
StDev 3.037
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p9
p10
Frequency
1086420
5
4
3
2
1
0
Mean 6.25
StDev 2.149
N 20
Histogram(with Normal Curve) of p10
97
c. Menggunakan SPSS 16
Gambar 6.20. Histogram Pengambilan 2 dan 3 Sekaligus – SPSS
Histogram untuk pengambilan 2 dan 3 kelereng sekaligus dapat dilihat pada gambar 6.20. di
atas. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa bentuk kurva untuk pengambilan 2 kelereng jika dilihat
pada kurtosisnya adalah runcing (mesokurtik), dimana data terdistribusi normal dan simetris jika
dilihat pada skewnessnya. Nilai modus adalah 2, dan ini sesuai dengan tabel pengamatan. Sedangkan
untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng, terlihat bahwa nilai modus adalah 2. Jika data dilihat
menurut kurtosisnya, maka kurva berbentuk runcing (mesokurtik), dan skewnessnya menunjukkan
bahwa data simetris dan terdistribusi normal.
Gambar 6.21. Histogram Pengambilan 4 dan 5 Sekaligus – SPSS
98
Gambar 6.21. di atas menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 dan 5 kelereng
sekaligus. Untuk pengambilan 4 kelereng, nilai modus adalah 3 dan bila dilihat dari kurtosisnya, maka
terlihat kurva berbentuk lebih datar (platikurtik). Dari kurtosisnya, terlihat bahwa data terdistribusi
normal dan simetris. Sedangkan untuk pengambilan 5 kelereng, bentuk kurva bila dilihat dari
kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dengan data simetris juga terdistribusi normal bila dilihat
dari skewnessnya. Nilai modus untuk pengambikan 5 sekaligus adalah 3.
Gambar 6.22. Histogram Pengambilan 6 dan 7 Sekaligus – SPSS
Untuk melihat bentuk histogram pengambilan sekaligus 6 dan 7 kelereng, dapat dilihat
pada gambar 6.22. di atas. Dengan nilai modus adalah 4, bentuk kurva dari pengambilan 6
kelereng adalah mesokurtik (runcing) jika dilihat dari kurtosisnya. Data simetris dan
terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Sedangkan pada pengambilan 7 kelereng,
bentuk kurva jika dilihat dari kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan jika dilihat dari
skewnessnya data simetris dan terdistribusi normal. Nilai modus untuk pengambilan 7
kelereng adalah 5.
Gambar 6.23. Histogram Pengambilan 8 dan 9 Sekaligus – SPSS
99
Gambar 6.23. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus
8 dan 9 kelereng. Nilai modus untuk pengambilan 8 kelereng adalah 5, dan nilai modus untuk
pengambilan 9 kelereng adalah 0. Pada pengambilan 8 kelereng, bentuk dari kurva yang
dihasilkan bila dilihat pada kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan data yang dihasilkan
bila dilihat pada skewnessnya adalah simetris dan terdistribusi normal. Sedangkan untuk
pengambilan 9 kelereng sendiri, jika dilihat dari kurtosisnya, maka bentuk kurva yang
dihasilkan adalah mesokurtik (runcing). Data yang dihasilkan simetris dan terdistribusi normal
bila dilihat dari skewnessnya.
Gambar 6.24. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus – SPSS
Gambar 6.24. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus
10 kelereng. Nilai modus dari data adalah 8. Bentuk kurva bila dilihat dari kurtosisnya adalah
platikurtik (lebih datar). Dan bila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif)
dan terdistribusi normal
2. Yang akan terjadi dengan kurva normal jika data diperbesar adalah kurvanya
menjadi lebih rendah dan lebih melebar. Dan pengaruhnya terhadap kurva normal yaitu kurva
normal akan menceng ke kanan atau positif skewness. Hal ini dilihat dari hasil pengolahan
data bahwa ekor kurvanya lebih panjang ke kanan atau dengan kata lain kurva mempunyai
kemiringan positif. Sedangkan pengaruhnya terhadap kurtosis dari kurva normal adalah,
bentuk kurva menjadi lebih datar.
3. Kurva ada yang menceng ke kiri dikarenakan adanya pengaruh dari data yang
diperkecil atau diperbesar. Data yang diperkecil menyebabkan skewness dari kurva akan
100
menceng ke kiri, yang bernilai lebih negatif. Sedangkan data yang diperbesar menyebabkan
skewness dari kurva akan menceng kea rah kanan, yang bernilai lebih positif.
4. Alasan perlu adanya normal baku atau normal standar adalah sebagai berikut :
a. Tabel distribusi standar disusun untuk menghitung probabilitas nilai-nilai variabel
normal standar,yaitu distribusi normal dengan mean nol ( dan standar
deviasi satu ( . Variabel distribusi normal standar menggunakan lambang Z.
b. Nilai-nilai probabilitas yang terdapat dalam table tersebut adalah nilai probabilitas
antara dan satu nilai Z tertentu,bukan antara dua buah nilai Z sembarang.
c. Nilai Z begitu penting karena semua distribusi normal ukuran nilai (variabel acak
X) dapat ditranformasikan ke dalam satu distribusi nilai,yaitu distribusi nilai Z
yang disebut dengan distribusi normal standar.
Nilai Z pada kurtosis akan mempengaruhi keruncingan bentuk kurva pada histogram,
apakah kurva data lebih runcing (leptokurtik), runcing normal (mesokurtik), atau lebih datar
(platikurtik). Sedangkan nilai Z pada skewness akan mempengaruhi kemencengan bentuk
kurva pada histogram, apakah kurva data condong ke arah kiri (negatif), simetris, atau
condong ke arah kanan (positif).
5. Jumlah atau nilai mean pada distribusi normal baku adalah 0 (nol). Sedangkan
nilai standar deviasinya adalah 1 (satu).
6. Nilai Z boleh negatif. Mengapa? Hal ini dikarena pada grafik yang letak kurvanya
condong ke arah kiri, maka nilai Z akan bernilai negatif. Begitu pula sebaliknya jika nilai Z
kurva pada grafik letaknya condong ke arah kanan, maka nilai Z akan bernilai positif. Jika
nilai positif maka X (dari sampel) lebih kecil dari (dari populasi), sedangkan jika Z negatif
maka lebih besar dari X.
Selain analisa di atas, terdapat beberapa analisa tambahan. Dimana nilai parameter
mean (parameter lokasi) yang semakin besar akan menggeser kurva ke kanan, dan nilai
parameter standar deviasi (parameter bentuk) yang semakin membesar akan menyebabkan
kurva normal semakin landai (memperbesar jarak dari pemusatan ke posisi titik-titik belok
kurva). Semakin banyak pengambilan kelereng yang dilakukan sekaligus, maka nilai mean,
standar deviasi dan variansinya akan semakin besar.
101
Dan apabila diminta untuk memilih manakah software yang memberikan output yang
lebih baik dari ketiga software yang digunakan untuk mengolah data, dapat praktikan
simpulkan bahwa data yang disajikan oleh Microsoft Excel lebih terperinci. Namun software
ini memiliki kelemahan dimana gambar histogram yang dihasilkan, datanya tidak dapat
dibaca dengan mudah. Sedangkan tampilan histogram yang dihasilkan MiniTab sangat
memudahkan proses pembacaan hasil pengolahan data, walaupun memiliki kekurangan sebab
pada MiniTab 14, tidak terdapat fitur untuk menampilkan nilai modus.
102
BAB V
KESIMPULAN
Setelah melakukan praktium, dapat praktikan simpulkan bahwa :
1. Sebaran peluang (distribusi) kontinu paling penting dalam bidang statistika
adalah distribusi normal. Kurva yang dibentuk oleh sebaran ini disebut kurva
normal. Kurva dari disribusi normal berbentuk setangkup seperti lonceng,
dengan kurvanya sering disebut kurva normal atau kurva topi orang Meksiko
(Mexican hat), karena mirip dengan sombrero yang merupakan topi orang
Meksiko. Dimana sifat-sifat dari kurva normal adalah sebagai berikut :
a. Modus, adalah suatu titik yang terletak pada sumbu x di mana kurva
mempunyai nilai maksimum, yaitu pada x = μ.
b. Kurva berbentuk simetri terhadap sumbu tegak pada x = μ.
c. Kurva mempunyai titik belok pada x = μ ± σ, cekung dari bawah bila
μ–σ<x<μ+σ dan cekung dari atas untuk nilai x lainnya.
d. Kedua ujung kurva normal mendekati sumbu datar secara asimptotik bila x
bergerak menjauhi μ baik dari kiri maupun dari kanan.
e. Luas daerah di bawah kurva adalah 1.
2. Nilai Z pada kurtosis akan mempengaruhi keruncingan bentuk kurva pada
histogram, apakah kurva data lebih runcing (leptokurtik), runcing normal
(mesokurtik), atau lebih datar (platikurtik). Sedangkan nilai Z pada skewness
akan mempengaruhi kemencengan bentuk kurva pada histogram, apakah kurva
data condong ke arah kiri (negatif), simetris, atau condong ke arah kanan
(positif).
103
DAFTAR PUSTAKA
Tupan, Johan.M. Modul Praktikum Teori Peluang, MiniTab 14, SPSS 16 & MS.Excel
2007.2015.Ambon: Fakultas Teknik, Universitas Pattimura
Makalah Distribusi Probabilitas Normal Sampling.2011.Medan: Magister Biomedik,
Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara
Munir, Rinaldi. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik.Bandung: Sekolah Teknik
Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung
Dasari, Dadan. Statistik Dasar 4 PDF
http://jam-statistic.blogspot.com/2014/03/uji-normalitas-data-skewness-kurtosis.html

More Related Content

What's hot

APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
reno sutriono
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Vina R Ipina
 
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
Muhammad Nur Chalim
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated MeasuresAPG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
Rani Nooraeni
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
Rani Nooraeni
 
DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIKDISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
Rarasenggar
 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
silvia kuswanti
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Fitria Eviana
 
uji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisheruji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisher
kacangtom
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
Rani Nooraeni
 
Uji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependenUji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependen
Angga Mahendra
 
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DSolusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Heni Widayani
 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TSity Rofi'ah
 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
Titis Setya Wulandari
 
Statistik Dasar
Statistik Dasar Statistik Dasar
Statistik Dasar
linda_rosalina
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arahDia Cahyawati
 

What's hot (20)

APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Vektor Rata-rata
 
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
Pertemuan 6 (ukuran penyebaran data)
 
Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9Distribusi normal kelompok 9
Distribusi normal kelompok 9
 
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLEANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
ANALISIS RIIL 1 2.1 ROBERT G BARTLE
 
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rataAPG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
APG Pertemuan 5 : Inferensia Satu Vektor Rata-rata
 
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated MeasuresAPG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
APG Pertemuan 7 : Manova and Repeated Measures
 
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two PopulationsAPG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
APG Pertemuan 6 : Mean Vectors From Two Populations
 
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rataAPG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
APG Pertemuan 6 : Inferensia Dua Faktor Rata-rata
 
DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIKDISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
DISTRIBUSI HIPERGEOMETRIK
 
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rataUji Hipotesis Dua Rata-rata
Uji Hipotesis Dua Rata-rata
 
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan KontinuModul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
Modul 3 Distribusi Probabilitas Diskrit dan Kontinu
 
uji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisheruji mann whitney dan uji fisher
uji mann whitney dan uji fisher
 
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal DistributionAPG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
APG Pertemuan 4 : Multivariate Normal Distribution
 
Uji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependenUji untuk 2 sampel dependen
Uji untuk 2 sampel dependen
 
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1DSolusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
Solusi D'Alembert Pers. Gelombang 1D
 
UJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI TUJI Z dan UJI T
UJI Z dan UJI T
 
Rumus Analisis Regresi
Rumus Analisis RegresiRumus Analisis Regresi
Rumus Analisis Regresi
 
Bab 2
Bab 2Bab 2
Bab 2
 
Statistik Dasar
Statistik Dasar Statistik Dasar
Statistik Dasar
 
Anova satu arah
Anova satu arahAnova satu arah
Anova satu arah
 

Viewers also liked

Top 8 software specialist resume samples copy
Top 8 software specialist resume samples   copyTop 8 software specialist resume samples   copy
Top 8 software specialist resume samples copy
hallerharry710
 
Trabajo
TrabajoTrabajo
Big data vendor panel - MarkLogic
Big data vendor panel - MarkLogicBig data vendor panel - MarkLogic
Big data vendor panel - MarkLogic
Mikan Associates
 
How A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In It
How A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In ItHow A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In It
How A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In It
MyCFO Services
 
Juvenile corrections officer performance appraisal
Juvenile corrections officer performance appraisalJuvenile corrections officer performance appraisal
Juvenile corrections officer performance appraisal
hernandezjoshua395
 
Neven Ragaie C.V.
Neven Ragaie C.V.Neven Ragaie C.V.
Neven Ragaie C.V.Neven Khalil
 
Graphic history of architecture
Graphic history of architectureGraphic history of architecture
Graphic history of architecture
archinn
 
Filr 2015
Filr 2015 Filr 2015
Filr 2015
Finceptum Oy
 
Penulisan ilmiah kumpulan 5
Penulisan ilmiah kumpulan 5Penulisan ilmiah kumpulan 5
Penulisan ilmiah kumpulan 5NurAlias91
 
Europe InfoGroup (IT)
Europe InfoGroup (IT)Europe InfoGroup (IT)
Europe InfoGroup (IT)
Europe InfoGroup
 
Pelajaran 2
Pelajaran 2Pelajaran 2
Pelajaran 2Firda_123
 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrik
Alqharomi
 
Superyacht Article
Superyacht ArticleSuperyacht Article
Superyacht ArticleJoe F. Foggia
 

Viewers also liked (14)

Top 8 software specialist resume samples copy
Top 8 software specialist resume samples   copyTop 8 software specialist resume samples   copy
Top 8 software specialist resume samples copy
 
Trabajo
TrabajoTrabajo
Trabajo
 
ADVENTURES IN MISSION
ADVENTURES IN MISSIONADVENTURES IN MISSION
ADVENTURES IN MISSION
 
Big data vendor panel - MarkLogic
Big data vendor panel - MarkLogicBig data vendor panel - MarkLogic
Big data vendor panel - MarkLogic
 
How A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In It
How A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In ItHow A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In It
How A Company's CFO Can Make Or Break Your Investment In It
 
Juvenile corrections officer performance appraisal
Juvenile corrections officer performance appraisalJuvenile corrections officer performance appraisal
Juvenile corrections officer performance appraisal
 
Neven Ragaie C.V.
Neven Ragaie C.V.Neven Ragaie C.V.
Neven Ragaie C.V.
 
Graphic history of architecture
Graphic history of architectureGraphic history of architecture
Graphic history of architecture
 
Filr 2015
Filr 2015 Filr 2015
Filr 2015
 
Penulisan ilmiah kumpulan 5
Penulisan ilmiah kumpulan 5Penulisan ilmiah kumpulan 5
Penulisan ilmiah kumpulan 5
 
Europe InfoGroup (IT)
Europe InfoGroup (IT)Europe InfoGroup (IT)
Europe InfoGroup (IT)
 
Pelajaran 2
Pelajaran 2Pelajaran 2
Pelajaran 2
 
2 resonansi listrik
2 resonansi listrik2 resonansi listrik
2 resonansi listrik
 
Superyacht Article
Superyacht ArticleSuperyacht Article
Superyacht Article
 

Similar to Laporan praktikum teori peluang 6

Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5
zenardjov
 
Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4 Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4
zenardjov
 
Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3 Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3
zenardjov
 
4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx
4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx
4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx
Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...
Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...
Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...
Aminullah Assagaf
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
prihase
 
Media statistika coba2(^ ^)),,,
Media statistika coba2(^ ^)),,,Media statistika coba2(^ ^)),,,
Media statistika coba2(^ ^)),,,Mita Artaningsih
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
Universitas Negeri Makassar
 
Ukuran pemusatan (2)
Ukuran pemusatan (2)Ukuran pemusatan (2)
Ukuran pemusatan (2)
urfiah_umar
 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraRosti Hidayah
 
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasiAminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah Assagaf
 
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasiAminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah Assagaf
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...
Arif Rahman
 
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian DataDefinisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Putri Aulia
 
Modul 1 statistik_bisnis(ok)
Modul 1 statistik_bisnis(ok)Modul 1 statistik_bisnis(ok)
Modul 1 statistik_bisnis(ok)Sony Sunaryo
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
Universitas Negeri Makassar
 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
reno sutriono
 
Belajar sendiri-spss-16
Belajar sendiri-spss-16Belajar sendiri-spss-16
Belajar sendiri-spss-16
Kehidupanku Ini
 
Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020
Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020
Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020
Aminullah Assagaf
 

Similar to Laporan praktikum teori peluang 6 (20)

Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5 Laporan praktikum teori peluang 5
Laporan praktikum teori peluang 5
 
Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4 Laporan praktikum teori peluang 4
Laporan praktikum teori peluang 4
 
Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3 Laporan praktikum teori peluang 3
Laporan praktikum teori peluang 3
 
4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx
4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx
4_Aminullah Assagaf_IMPLEMENTASI SOFTWARE STATISTIK & ANALISIS_27 Juni 2020.pptx
 
Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...
Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...
Aminullah assagaf revisi implementasi software statistik &amp; analisis 27 ju...
 
Probabilitas
ProbabilitasProbabilitas
Probabilitas
 
Media statistika coba2(^ ^)),,,
Media statistika coba2(^ ^)),,,Media statistika coba2(^ ^)),,,
Media statistika coba2(^ ^)),,,
 
Power point statistik anava
Power point statistik anavaPower point statistik anava
Power point statistik anava
 
Ukuran pemusatan (2)
Ukuran pemusatan (2)Ukuran pemusatan (2)
Ukuran pemusatan (2)
 
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar NazhiraAnalisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
Analisis deskriptif dengan spss - Mawar Nazhira
 
Seven Tools
Seven ToolsSeven Tools
Seven Tools
 
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasiAminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
 
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasiAminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
Aminullah assagaf umt 28 des 2020-sampel, data, olah data, interpretasi
 
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...
Modul Ajar Statistika Inferensia ke-11: Analisis Regresi Linier Berganda (Mul...
 
Definisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian DataDefinisi Statistika dan Penyajian Data
Definisi Statistika dan Penyajian Data
 
Modul 1 statistik_bisnis(ok)
Modul 1 statistik_bisnis(ok)Modul 1 statistik_bisnis(ok)
Modul 1 statistik_bisnis(ok)
 
Dasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuanDasar dasar pengetahuan
Dasar dasar pengetahuan
 
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
Pertemuan 11 (uji normalitas dan homogenitas)
 
Belajar sendiri-spss-16
Belajar sendiri-spss-16Belajar sendiri-spss-16
Belajar sendiri-spss-16
 
Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020
Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020
Aminullah assagaf implementasi software statistik &amp; analisis 27 juni 2020
 

Recently uploaded

Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Eldi Mardiansyah
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
SholahuddinAslam
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
asyi1
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
SurosoSuroso19
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
zakkimushoffi41
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
ahyani72
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
mohfedri24
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
WinaldiSatria
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
safitriana935
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
kusnen59
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
GusniartiGusniarti5
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
jodikurniawan341
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
ABDULRASIDSANGADJI1
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
rusinaharva1
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Rima98947
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
AskariB1
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
Indah106914
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
PutuRatihSiswinarti1
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
setiatinambunan
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
OcitaDianAntari
 

Recently uploaded (20)

Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa BaratPendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
Pendampingan Individu 2 Modul 1 PGP 10 Kab. Sukabumi Jawa Barat
 
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptxRefleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
Refleksi pembelajaran guru bahasa inggris.pptx
 
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdfRHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
RHK Jabatan Kep Sekolah dan Bukti Dukung.pdf
 
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptxRANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
RANCANGAN TINDAKAN AKSI NYATA MODUL 1.4.pptx
 
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
1.4.a.4.5. Restitusi - Lima Posisi Kontrol.pdf
 
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptxMateri 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
Materi 2_Benahi Perencanaan dan Benahi Implementasi.pptx
 
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
ppt materi aliran aliran pendidikan pai 9
 
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMKModul ajar logaritma matematika kelas X SMK
Modul ajar logaritma matematika kelas X SMK
 
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdfPPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
PPT Observasi Praktik Kinerja PMM SD pdf
 
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala SekolahVisi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
Visi Misi SDN 2 Krenceng dalam Observasi Kepala Sekolah
 
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOKPENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
PENDAMPINGAN INDIVIDU 2 CGP ANGKATAN 10 KOTA DEPOK
 
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakatPPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
PPT LANDASAN PENDIDIKAN.pptx tentang hubungan sekolah dengan masyarakat
 
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptxRESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
RESUME DAN REFLEKSI MODUL 1 GURU INFORMATIKA 2024.pptx
 
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptxALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA  Kelas VII (1).pptx
ALur Tujuan Pembelajaran Materi IPA Kelas VII (1).pptx
 
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya PositifKoneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
Koneksi Antar Materi modul 1.4 Budaya Positif
 
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
7 - Kombinatorial dan Peluang Diskrit.pptx
 
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
0. PPT Juknis PPDB TK-SD -SMP 2024-2025 Cilacap.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahanAKSI NYATA MODUL 1.3 visi  dan prakarsa perubahan
AKSI NYATA MODUL 1.3 visi dan prakarsa perubahan
 
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdfppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
ppt landasan pendidikan pai 9 revisi.pdf
 
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdfLaporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
Laporan Pembina OSIS UNTUK PMMOK.pdf.pdf
 

Laporan praktikum teori peluang 6

  • 1. 85 BAB I PENDAHULUAN 1.1. Latar Belakang Pada tahun 1733, Abraham de Moivre menemukan persamaan matematika untuk kurva normal yang menjadi dasar dalam banyak teori statistik induktif. Abraham inilah yang pertama kali memperkenalkan distribusi normal. Distribusi normal sering disebut juga dengan distribusi Gauss, karena dipopulerkan oleh Carl Fredreich Gauss. Inilah distribusi peluang kontinu yang terpenting dan paling banyak digunakan. Kurva dari disribusi normal berbentuk setangkup seperti lonceng, dengan kurvanya sering disebut kurva normal atau kurva topi orang Meksiko (Mexican hat), karena mirip dengan sombrero yang merupakan topi orang Meksiko. Dikenalnya distribusi normal diawali oleh kemajuan yang pesat dalam pengukuran pada abad ke 18. Pada waktu itu, para ahli matematika dihadapkan pada suatu tantangan mengenai fenomena variabilitas pengamat atau interna, yang artinya bila seorang mengadakan pengukuran berulang-ulang maka hasilnya akan berbeda-beda. Yang menjadi pertanyaan adalah nilai manakah yang dianggap paling tepat dari semua hasil pengukuran tersebut. Maka kemudian berdasarkan kesepakatan maka nilai rata-rata dianggap paling tepat dan semua penyimpangan dari rata-rata dianggap suatu kesalahan atau error. Gauss mengamati hasil dari percobaan yang dilakukan berulang-ulang, dan dia menemukan hasil yang paling sering adalah nilai rata-rata. Penyimpangan baik ke kanan atau ke kiri yang jauh dari rata-rata, terjadinya semakin sedikit. Sehingga bila disusun maka akan terbentuk distribusi yang simetris. 1.2. Tujuan Praktikum Dari kegiatan praktikum yang dilakukan, praktikan diharapkan : 1. Memahami karakteristik dari distribusi Normal. 2. Mampu membuat grafik normal dari setiap percobaan yang dilakukan sebelumnya (Modul I s/d VI).
  • 2. 86 BAB II LANDASAN TEORI Sebaran peluang kontinu yang paling penting dalam bidang statistika adalah sebaran normal. Kurva yang dibentuk oleh sebaran ini disebut kurva normal. Kurva ini berbentuk genta yang dapat digunakan dalam banyak sekali gugusan data yang terjadi di alam, industri, dan penelitian. -3,0 -2,5 -2,0 -1,5 -1,0 -0,5 0,0 0,5 1,0 1,5 2,0 2,5 Category (upper limits) 0 1 2 3 4 5 6 7 8 No.ofobservations Gambar 6.1. Kurva Normal Semakin beragam suatu gugus pengamatan, maka kurvanya menjadi lebih rendah dan lebih melebar. Persamaan matematik bagi sebaran peluang acak normal ini bergantung pada dan , yaitu nilai tengah dan simpangan bakunya. Persamaan matematika ini dihitung untuk mengetahui besarnya nilai peluang dari sebaran yang diteliti. Persamaan ini diperoleh dengan mentransformasikan nilai setiap pengamatan X menjadi nilai peubah acak normal Z dengan nilai nol dan ragam 1, dengan bentuk sebagai berikut : Z = dimana : Z : variabel acak normal baku : mean dari populasi X : mean sampel : simpangan baku populasi Definisi Sebaran Normal Baku : Adalah sebaran peubah acak normal dengan nilai tengah nol dan simpangan baku 1.
  • 3. 87 Sifat-sifat kurva normal adalah sebagai berikut : 1. Modus terjadi pada X = . 2. Kurvanya setangkup terhadap suatu garis tegak yang melalui nilai tengah . 3. Kurva ini mendekati sumbu mendatar secara asimtot dalam kedua sisi.
  • 4. 88 BAB III METODE PENELITIAN 3.1. Waktu dan Tempat Praktikum ini (Modul VI – Distribusi Normal) dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT pada hari Sabtu, 25 April 2015. Praktikum dilakukan di Lab Komputasi (Computation And Operaton Research Laboratory), Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Ambon. 3.2. Alat dan Bahan yang Digunakan Adapun peralatan yang digunakan dalam praktikan kali ini adalah : 1. Data hasil pengamatan Modul III 2. Software Minitab 14, MS. Excel 2007, dan SPSS 16 3. Alat-alat tulis yang digunakan 4. Lembar kerja pengamatan. 3.3. Metode Pengolahan dan Analisa Data Dalam praktikum ini, peraktikum yang lakukan adalah menghitung pengambilan kelereng, dimana data-data yang dipakai adalah data-data primer yang diambil dari modul 3 yang kemudian diolah dengan pengolahan statistik menggunakan software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan SPSS 16 untuk menghasilkan data kuantitatif yang berupa angka-angka. Setelah data-data yang diperlukan lengkap, maka data tersebut harus lebih diperjelas lagi dengan kata-kata (data kualitatif). Data kuantitatif yang dikualitatifkan tersebut dimaksudkan agar lebih mempermudah dalam pembacaan data-data yang ditampilkan, setelah data-data tersebut diolah dan dianalisa.
  • 5. 89 BAB IV MATERI 4.1. Laporan Detail Kegiatan Praktikum ini dilakukan pukul 13.00 – 15.00 WIT pada hari Sabtu, 25 April 2015. Praktikum dilakukan di Lab Komputasi (Computation And Operaton Research Laboratory), Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Ambon. Praktikum ini dilakukan setelah modul V (modul V dan modul VI dilakukan pada hari itu). Sebelum memulai praktikum, praktikan harus mengumpulkan laporan sementara dan menjawab beberapa pertanyaan yang adalah kuis awal yang wajib diikuti oleh setiap praktikan yang akan melakukan praktikum. Kemudian asisten lab mempersilahkan masing-masing kelompok untuk memulai melakukan praktikum. Dimana praktikum yang dilakukan adalah pengambilan 2-10 kelereng sekaligus dengan pengembalian. Dimana data percobaan yang digunakan adalah data dari modul III, yang kemudian diolah dan dianalisa lebih lanjut dengan pola Distribusi Normal. 4.2. Hasil Percobaan Berikut adalah data hasil pengambilan kelereng yang dilakukan saat melakukan praktikum modul III, seperti yang ditampilkan dalam tabel di bawah ini : Tabel 3.1. Data Pengambilan Kelereng PENGAMBILAN KE 2 3 4 5 6 7 8 9 10 1 2 2 4 3 4 5 6 0 9 2 1 1 2 4 6 5 4 4 8 3 2 1 3 3 5 7 7 5 5 4 2 3 3 3 0 3 5 7 8 5 1 2 4 3 3 0 5 0 0 6 1 2 4 3 5 5 5 7 8 7 2 1 4 1 3 2 4 1 7 8 1 2 3 0 5 4 4 8 4 9 2 3 3 3 3 7 3 4 8 10 2 3 4 3 3 6 5 0 6 11 2 3 3 2 4 3 7 0 5 12 1 3 4 2 5 7 8 9 4 13 0 2 3 4 4 6 7 4 7 14 1 3 1 3 6 7 6 5 5 15 1 2 3 2 5 4 5 6 6 16 2 1 3 3 5 5 5 0 9 17 1 3 3 3 4 0 4 6 8 18 2 2 0 2 4 6 3 5 6 19 2 3 2 1 0 4 8 5 5 20 1 2 4 5 4 1 8 0 7 JUMLAH CACAT 1 0 1 1 2 2 0 6 1
  • 6. 90 Setelah dilakukan praktikum, kemudian data yang telah ada diolah dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007, MiniTab 14 dan SPSS 16, yang kemudian hasil pengolahan tersebut dapat dianalisa lebih lanjut. 4.3. Analisa Data Untuk menganalisa data hasil pengambilan kelereng, dapat dilakukan sambil dibantu dengan menjawab beberapa pertanyaan seperti yang terdapat di bawah ini : 1. Tampilkan hasil nilai tengah (median), nilai variansi, nilai koefisien momen kemencengan (skewness), nilai koefisien momen kurtosis, nilai peluang (probability) munculnya yang cacat, dan gambar histogram dari masing-masing pengambilan kelereng dengan menggunakan salah satu software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 atau SPSS 16! 2. Apa yang terjadi dengan kurva normal jika data diperbesar? 3. Mengapa ada kurva normal yang menceng ke kiri dan ke kanan? 4. Mengapa perlu adanya normal baku atau normal standar? 5. Berapa jumlah mean dan standar deviasi pada distribusi normal baku? 6. Bolehkah nilai Z negatif? Kalau boleh, mengapa! PembahasanSoal dan Analisa Data 1. Berikut adalah hasil pengolahan data statistik dengan menggunakan software Microsoft Excel 2007, Minitab 14 dan SPSS 16 : Tabel 3.2. Data Statistik Pengambilan Kelereng Menggunakan Microsoft Excel 2007 2 SEKALIGUS 3 SEKALIGUS 4 SEKALIGUS 5 SEKALIGUS 6 SEKALIGUS 7 SEKALIGUS 8 SEALIGUS 9 SEKALIGUS 10 SEKALIGUS MEDIAN 1.5 2 3 3 4 5 5 4.5 6.5 VARIANSI 0.365789 0.589474 1.157895 1.292105 2.621053 5.081579 2.576316 9.221053 4.618421 SKEWNESS -0.58286 -0.37213 -1.40806 -0.41269 -1.30978 -0.66997 0.270038 -0.08922 -1.2086 KURTOSIS -0.4593 -1.13095 2.172176 0.880497 1.855084 -0.46342 -0.98879 -1.31349 2.384742 PELUANG 0.05 0 0.05 0.05 0.1 0.1 0 0.3 0.05 STDV 0.604805 0.767772 1.076055 1.136708 1.618967 2.254236 1.605091 3.036619 2.149051 MEAN 1.45 2.2 3 2.65 3.9 4.35 5.45 3.8 6.25 NORMAL 1 1 1 1 1 1 1 1 1 MODUS 2 2 3 3 4 5 5 0 8
  • 7. 91 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 1 More 0 0.5 1.5 Frequency Bin Histogram 2 Frequency Cumulative % Tabel 3.3. Data Statistik Pengambilan Kelereng Menggunakan MiniTab 14 Total Variable Count Percent Mean StDev Median Range Skewness Kurtosis p2 20 100 1.450 0.605 1.500 2.000 -0.58 -0.46 p3 20 100 2.200 0.768 2.000 2.000 -0.37 -1.13 p4 20 100 3.000 1.076 3.000 4.000 -1.41 2.17 p5 20 100 2.650 1.137 3.000 5.000 -0.41 0.88 p6 20 100 3.900 1.619 4.000 6.000 -1.31 1.86 p7 20 100 4.350 2.254 5.000 7.000 -0.67 -0.46 p8 20 100 5.450 1.605 5.000 5.000 0.27 -0.99 p9 20 100 3.800 3.037 4.500 9.000 -0.09 -1.31 p10 20 100 6.250 2.149 6.500 9.000 -1.21 2.38 Tabel 3.4. Data Statistik Pengambilan Kelereng Menggunakan SPSS 16 Untuk gambaran histogram dari masing-masing pengambilan, dapat dilihat seperti yang di bawah ini : a. Menggunakan Microsoft Excel 2007 Gambar 6.2. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 2 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 1.45 Statistics DATA P2 DATA P3 DATA P4 DATA P5 DATA P6 DATA P7 DATA P8 DATA P9 DATA P10 Mean 1.45 2.20 3.00 2.65 3.90 4.35 5.45 3.80 6.25 Median 1.50 2.00 3.00 3.00 4.00 5.00 5.00 4.50 6.50 Mode 2 2 a 3 3 4 a 5 a 5 0 8 Std. Deviation .605 .768 1.076 1.137 1.619 2.254 1.605 3.037 2.149 Variance .366 .589 1.158 1.292 2.621 5.082 2.576 9.221 4.618 Skewness -.583 -.372 -1.408 -.413 -1.310 -.670 .270 -.089 -1.209 Kurtosis -.459 -1.131 2.172 .880 1.855 -.463 -.989 -1.313 2.385 a. Multiple modes exist. The smallest value is shown Gambar 6.2. Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - Excel
  • 8. 92 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 5 10 3.75 2.5 More 1.25 0 Frequency Bin Histogram 5 Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 More 2 1 1.5 2.5 Frequency Bin Histogram 3 Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 10 3 More 2 0 1 Frequency Bin Histogram 4 Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 5 10 More 4.5 3 0 1.5 Frequency Bin Histogram 6 Frequency Cumulative % Gambar 6.3. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 2.20 Gambar 6.4. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 3.00 Gambar 6.5. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 5 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 2.65 Gambar 6.6. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 6 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 4 dan nilai mean 3.90 Gambar 6.3. Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - Excel Gambar 6.4. Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - Excel Gambar 6.5. Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - Excel Gambar 6.6. Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - Excel
  • 9. 93 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 More 5.25 3.5 0 1.75 Frequency Bin Histogram 7 Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 Frequency Bin Histogram 8 Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 2 4 6 8 6.75 0 More 4.5 2.25 Frequency Bin Histogram 9 Frequency Cumulative % 0.00% 50.00% 100.00% 150.00% 0 5 10 More 6.75 4.5 0 2.25 Frequency Bin Histogram 10 Frequency Cumulative % Gambar 6.7. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 7 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 4.35 Gambar 6.8. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 8 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 5.45 Gambar 6.9. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 9 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 0 dan nilai mean 3.80 Gambar 6.10. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 10 sekaligus kelereng dengan menggunakan Microsotf Excel 2007, memiliki nilai modus 8 dan nilai mean 6.25 Gambar 6.7. Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - Excel Gambar 6.8. Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - Excel Gambar 6.9. Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - Excel Gambar 6.10. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - Excel
  • 10. 94 b. Menggunakan MiniTab 14 Gambar 6.11. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 2 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 1.45. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.12. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 2 dan nilai mean 2.20. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.13. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 3.00. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal. Gambar 6.11. Histogram Pengambilan 2 Sekaligus - MiniTab Gambar 6.12. Histogram Pengambilan 3 Sekaligus - MiniTab Gambar 6.13. Histogram Pengambilan 4 Sekaligus - MiniTab p4 Frequency 543210 9 8 7 6 5 4 3 2 1 0 Mean 3 StDev 1.076 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p4 p2 Frequency 210 14 12 10 8 6 4 2 0 Mean 1.45 StDev 0.6048 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p2 p3 Frequency 4321 10 8 6 4 2 0 Mean 2.2 StDev 0.7678 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p3
  • 11. 95 Gambar 6.14. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 5 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 3 dan nilai mean 2.65. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.15. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 6 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 4 dan nilai mean 3.90. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal. Gambar 6.16. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 7 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 4.35. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.14. Histogram Pengambilan 5 Sekaligus - MiniTab Gambar 6.15. Histogram Pengambilan 6 Sekaligus - MiniTab Gambar 6.16. Histogram Pengambilan 7 Sekaligus - MiniTab p5 Frequency 543210 10 8 6 4 2 0 Mean 2.65 StDev 1.137 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p5 p6 Frequency 76543210 6 5 4 3 2 1 0 Mean 3.9 StDev 1.619 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p6 p7 Frequency 86420 4 3 2 1 0 Mean 4.35 StDev 2.254 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p7
  • 12. 96 Gambar 6.17. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 8 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 5 dan nilai mean 5.45. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.18. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 9 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 0 dan nilai mean 3.80. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva mesokurtik (runcing), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.19. di samping ini menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 10 sekaligus kelereng dengan menggunakan MiniTab 14, memiliki nilai modus 8 dan nilai mean 6.25. Bila dilihat dari kurtosisnya, memiliki bentuk kurva platikurtik (lebih datar), dan apabila dilihat dari skewnessnya, data lebih condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal. Gambar 6.17. Histogram Pengambilan 8 Sekaligus - MiniTab Gambar 6.18. Histogram Pengambilan 9 Sekaligus - MiniTab Gambar 6.19. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus - MiniTab p8 Frequency 98765432 6 5 4 3 2 1 0 Mean 5.45 StDev 1.605 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p8 p9 Frequency 1086420-2 6 5 4 3 2 1 0 Mean 3.8 StDev 3.037 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p9 p10 Frequency 1086420 5 4 3 2 1 0 Mean 6.25 StDev 2.149 N 20 Histogram(with Normal Curve) of p10
  • 13. 97 c. Menggunakan SPSS 16 Gambar 6.20. Histogram Pengambilan 2 dan 3 Sekaligus – SPSS Histogram untuk pengambilan 2 dan 3 kelereng sekaligus dapat dilihat pada gambar 6.20. di atas. Dari gambar tersebut, terlihat bahwa bentuk kurva untuk pengambilan 2 kelereng jika dilihat pada kurtosisnya adalah runcing (mesokurtik), dimana data terdistribusi normal dan simetris jika dilihat pada skewnessnya. Nilai modus adalah 2, dan ini sesuai dengan tabel pengamatan. Sedangkan untuk pengambilan 3 sekaligus kelereng, terlihat bahwa nilai modus adalah 2. Jika data dilihat menurut kurtosisnya, maka kurva berbentuk runcing (mesokurtik), dan skewnessnya menunjukkan bahwa data simetris dan terdistribusi normal. Gambar 6.21. Histogram Pengambilan 4 dan 5 Sekaligus – SPSS
  • 14. 98 Gambar 6.21. di atas menunjukkan bentuk histogram untuk pengambilan 4 dan 5 kelereng sekaligus. Untuk pengambilan 4 kelereng, nilai modus adalah 3 dan bila dilihat dari kurtosisnya, maka terlihat kurva berbentuk lebih datar (platikurtik). Dari kurtosisnya, terlihat bahwa data terdistribusi normal dan simetris. Sedangkan untuk pengambilan 5 kelereng, bentuk kurva bila dilihat dari kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dengan data simetris juga terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Nilai modus untuk pengambikan 5 sekaligus adalah 3. Gambar 6.22. Histogram Pengambilan 6 dan 7 Sekaligus – SPSS Untuk melihat bentuk histogram pengambilan sekaligus 6 dan 7 kelereng, dapat dilihat pada gambar 6.22. di atas. Dengan nilai modus adalah 4, bentuk kurva dari pengambilan 6 kelereng adalah mesokurtik (runcing) jika dilihat dari kurtosisnya. Data simetris dan terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Sedangkan pada pengambilan 7 kelereng, bentuk kurva jika dilihat dari kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan jika dilihat dari skewnessnya data simetris dan terdistribusi normal. Nilai modus untuk pengambilan 7 kelereng adalah 5. Gambar 6.23. Histogram Pengambilan 8 dan 9 Sekaligus – SPSS
  • 15. 99 Gambar 6.23. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus 8 dan 9 kelereng. Nilai modus untuk pengambilan 8 kelereng adalah 5, dan nilai modus untuk pengambilan 9 kelereng adalah 0. Pada pengambilan 8 kelereng, bentuk dari kurva yang dihasilkan bila dilihat pada kurtosisnya adalah mesokurtik (runcing), dan data yang dihasilkan bila dilihat pada skewnessnya adalah simetris dan terdistribusi normal. Sedangkan untuk pengambilan 9 kelereng sendiri, jika dilihat dari kurtosisnya, maka bentuk kurva yang dihasilkan adalah mesokurtik (runcing). Data yang dihasilkan simetris dan terdistribusi normal bila dilihat dari skewnessnya. Gambar 6.24. Histogram Pengambilan 10 Sekaligus – SPSS Gambar 6.24. di atas menampilkan bentuk dari histogram untuk pengambilan sekaligus 10 kelereng. Nilai modus dari data adalah 8. Bentuk kurva bila dilihat dari kurtosisnya adalah platikurtik (lebih datar). Dan bila dilihat dari skewnessnya, data condong ke kanan (positif) dan terdistribusi normal 2. Yang akan terjadi dengan kurva normal jika data diperbesar adalah kurvanya menjadi lebih rendah dan lebih melebar. Dan pengaruhnya terhadap kurva normal yaitu kurva normal akan menceng ke kanan atau positif skewness. Hal ini dilihat dari hasil pengolahan data bahwa ekor kurvanya lebih panjang ke kanan atau dengan kata lain kurva mempunyai kemiringan positif. Sedangkan pengaruhnya terhadap kurtosis dari kurva normal adalah, bentuk kurva menjadi lebih datar. 3. Kurva ada yang menceng ke kiri dikarenakan adanya pengaruh dari data yang diperkecil atau diperbesar. Data yang diperkecil menyebabkan skewness dari kurva akan
  • 16. 100 menceng ke kiri, yang bernilai lebih negatif. Sedangkan data yang diperbesar menyebabkan skewness dari kurva akan menceng kea rah kanan, yang bernilai lebih positif. 4. Alasan perlu adanya normal baku atau normal standar adalah sebagai berikut : a. Tabel distribusi standar disusun untuk menghitung probabilitas nilai-nilai variabel normal standar,yaitu distribusi normal dengan mean nol ( dan standar deviasi satu ( . Variabel distribusi normal standar menggunakan lambang Z. b. Nilai-nilai probabilitas yang terdapat dalam table tersebut adalah nilai probabilitas antara dan satu nilai Z tertentu,bukan antara dua buah nilai Z sembarang. c. Nilai Z begitu penting karena semua distribusi normal ukuran nilai (variabel acak X) dapat ditranformasikan ke dalam satu distribusi nilai,yaitu distribusi nilai Z yang disebut dengan distribusi normal standar. Nilai Z pada kurtosis akan mempengaruhi keruncingan bentuk kurva pada histogram, apakah kurva data lebih runcing (leptokurtik), runcing normal (mesokurtik), atau lebih datar (platikurtik). Sedangkan nilai Z pada skewness akan mempengaruhi kemencengan bentuk kurva pada histogram, apakah kurva data condong ke arah kiri (negatif), simetris, atau condong ke arah kanan (positif). 5. Jumlah atau nilai mean pada distribusi normal baku adalah 0 (nol). Sedangkan nilai standar deviasinya adalah 1 (satu). 6. Nilai Z boleh negatif. Mengapa? Hal ini dikarena pada grafik yang letak kurvanya condong ke arah kiri, maka nilai Z akan bernilai negatif. Begitu pula sebaliknya jika nilai Z kurva pada grafik letaknya condong ke arah kanan, maka nilai Z akan bernilai positif. Jika nilai positif maka X (dari sampel) lebih kecil dari (dari populasi), sedangkan jika Z negatif maka lebih besar dari X. Selain analisa di atas, terdapat beberapa analisa tambahan. Dimana nilai parameter mean (parameter lokasi) yang semakin besar akan menggeser kurva ke kanan, dan nilai parameter standar deviasi (parameter bentuk) yang semakin membesar akan menyebabkan kurva normal semakin landai (memperbesar jarak dari pemusatan ke posisi titik-titik belok kurva). Semakin banyak pengambilan kelereng yang dilakukan sekaligus, maka nilai mean, standar deviasi dan variansinya akan semakin besar.
  • 17. 101 Dan apabila diminta untuk memilih manakah software yang memberikan output yang lebih baik dari ketiga software yang digunakan untuk mengolah data, dapat praktikan simpulkan bahwa data yang disajikan oleh Microsoft Excel lebih terperinci. Namun software ini memiliki kelemahan dimana gambar histogram yang dihasilkan, datanya tidak dapat dibaca dengan mudah. Sedangkan tampilan histogram yang dihasilkan MiniTab sangat memudahkan proses pembacaan hasil pengolahan data, walaupun memiliki kekurangan sebab pada MiniTab 14, tidak terdapat fitur untuk menampilkan nilai modus.
  • 18. 102 BAB V KESIMPULAN Setelah melakukan praktium, dapat praktikan simpulkan bahwa : 1. Sebaran peluang (distribusi) kontinu paling penting dalam bidang statistika adalah distribusi normal. Kurva yang dibentuk oleh sebaran ini disebut kurva normal. Kurva dari disribusi normal berbentuk setangkup seperti lonceng, dengan kurvanya sering disebut kurva normal atau kurva topi orang Meksiko (Mexican hat), karena mirip dengan sombrero yang merupakan topi orang Meksiko. Dimana sifat-sifat dari kurva normal adalah sebagai berikut : a. Modus, adalah suatu titik yang terletak pada sumbu x di mana kurva mempunyai nilai maksimum, yaitu pada x = μ. b. Kurva berbentuk simetri terhadap sumbu tegak pada x = μ. c. Kurva mempunyai titik belok pada x = μ ± σ, cekung dari bawah bila μ–σ<x<μ+σ dan cekung dari atas untuk nilai x lainnya. d. Kedua ujung kurva normal mendekati sumbu datar secara asimptotik bila x bergerak menjauhi μ baik dari kiri maupun dari kanan. e. Luas daerah di bawah kurva adalah 1. 2. Nilai Z pada kurtosis akan mempengaruhi keruncingan bentuk kurva pada histogram, apakah kurva data lebih runcing (leptokurtik), runcing normal (mesokurtik), atau lebih datar (platikurtik). Sedangkan nilai Z pada skewness akan mempengaruhi kemencengan bentuk kurva pada histogram, apakah kurva data condong ke arah kiri (negatif), simetris, atau condong ke arah kanan (positif).
  • 19. 103 DAFTAR PUSTAKA Tupan, Johan.M. Modul Praktikum Teori Peluang, MiniTab 14, SPSS 16 & MS.Excel 2007.2015.Ambon: Fakultas Teknik, Universitas Pattimura Makalah Distribusi Probabilitas Normal Sampling.2011.Medan: Magister Biomedik, Fakultas Kedokteran, Universitas Sumatera Utara Munir, Rinaldi. Bahan Kuliah II2092 Probabilitas dan Statistik.Bandung: Sekolah Teknik Elektro dan Informatika (STEI), Institut Teknologi Bandung Dasari, Dadan. Statistik Dasar 4 PDF http://jam-statistic.blogspot.com/2014/03/uji-normalitas-data-skewness-kurtosis.html