SlideShare a Scribd company logo
* Andika Febrillo
* Christiana Wulansari
* Herys Trianasari
Kelompok 9
 Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang
sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian
yang akan datang.
 Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak
pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada
untuk menuju derajat kepastian atau derajat
keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.
 Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari
munculnya hasil percobaan statistik disebut
Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P.
 Probabilitas (peluang) adalah pernyataan numerik
tentang kemungkinan dari suatu kejadian yang dapat
terjadi. Dalam hal ini peluang dapat dijadikan sebagai
suatu ukuran terhadap kepastian dan ketidakpastian.
 Nilai peluang lebih besar atau sama dengan nol dan
lebih kecil atau sama dengan satu. Artinya bahwa
apabila nilai peluang dari suatu kejadian sama dengan
0, maka kejadian tersebut mustahil dapat terjadi dan
apabila nilai peluangnya sama dengan satu maka
kejadian tersebut pasti terjadi.
 Bilangan faktorial , Permutasi,dan
Kombinasi
 Ruang Sampel dan Kejadian
 Sifat-sifat Probabilitas Kejadian A
 Dua Kejadian Saling Lepas
 Dua Kejadian Komplementer
 Dua Kejadian Saling Bebas
 Probabilitas Bersyarat
BILANGAN FAKTORIAL
Notasi : n!
RUMUS:
Contoh :
♦ 3! = 3.2.1 = 6
♦ 5! = 5.4.3.2.1 = 120
n! = n (n-1)(n-2) … 3.2.1
0! = 1, 1! = 1
 Permutasi adalah penyusunan kembali suatu
kumpulan objek dalam urutan yang berbeda
dari urutan yang semula. Sebagai
contoh, kata-kata dalam kalimat sebelumnya
dapat disusun kembali sebagai
 "adalah Permutasi suatu urutan yang berbeda
urutan yang kumpulan semula objek
penyusunan kembali dalam dari."
Misalkan :
Suatu himpunan = {a, b, c} maka n = 3 , akan disusun menjadi 1
anggota (r=1) , 2 anggota (r=2) , dan 3 anggota (r=3) . Maka akan
diperoleh susunan sebagai berikut :
• r=1, ada 3 susunan : a b c
• r=2, : ab ac bc
ba ca cb
• r=3, : abc bac cab
acb bca cba
• Perhatikan bahwa abc ≠ acb …. Dst
• Sehingga diperoleh rumus :
nPr = n! / (n – r!)
Contoh :
Hitung Permutasi
1). n = 4 dan r = 3
jawab : nPr = n! / (n – r!)
nPr = 4.3.2.1 / (4-3!)
=4.3.2.1 / 1 ! = 24
JENIS-JENIS PERMUTASI
A. Permutasi melingkar
>> Permutasi yang dibuat dengan menyusun
anggota2 himpunan secara melingkar.
>> Banyaknya permutasi = (n-1)!
B. Permutasi sebagian anggota yang sama jenisnya
Contoh :
•Terdapat tiga orang (X, Y dan Z) yang akan duduk bersama di sebuah
bangku. Ada berapa urutan yang dapat terjadi ?
Jawab :
• nPx = n! ; 3P3 = 3! = 1 x 2 x 3 = 6 cara (XYZ, XZY, YXZ, YZX, ZXY, ZYX) .
Suatu kelompok belajar yang beranggotakan empat orang (A, B, C dan D)
akan memilih ketua dan wakil ketua kelompok. Ada berapa alternatif
susunan ketua dan wakil ketua dapat dipilih ?
Jawab : nPx = (n!)/(n-x)! ; 4P2 = (4!)/(4-2)! = (4x3x2x1)/(2x1) =
• 12 cara (AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC) .
KOMBINASI
Jika dalam PERMUTASI ab≠ba, maka dalam KOMBINASI ab=ba
Apabila r=2 , maka susunannya adalah :
ab=ba ac=ca bc=cb
:
RUMUS : nCr = n =(n!) / r! (n-r) !
r
Contoh:
Bila dari {a, b, c, d} diambil 3 obyek, maka banyaknya permutasi
dan kombinasi adalah:
Kombinasi Permutasi
abc abc acb bac bca cab cba
abd abd adb bad bda dab dba
acd acd adc cad cda dac dca
bcd bcd bdc cbd cdb dbc dcb
Jumlah: 4 Jumlah: 4x6 = 24
Permutasi :
4 P 3 = 4! / (4-3)! = 4.3.2.1 / 1! = 24
Kombinasi :
4 C 3 = 4! / 3!(4-3)! = 4.3.2.1 / 3!1! = 4
 Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian yang sulit
diketahui dengan pasti, misal:
◦ Apakah nanti malam akan turun hujan?
◦ Apakah pesawat Garuda datang tepat waktu?
◦ Apakah besok ada domonstrasi massa di Jakarta?
◦ Apakah tahun depan harga minyak mentah di pasaran dunia
akan naik?
 Begitu juga dalam percobaan statistika, tidak bisa diketahui
dengan pasti hasil yang akan muncul, misalnya:
◦ Pada pelemparan sebuah uang logam, tidak dapat diketahui
sisi mana yang akan muncul, muka atau belakang?
◦ Pada pelemparan dua buah dadu, juga tidak bisa diketahui
muka mana yang keluar,: 1, 2, 3, 4, 5 atau 6?
◦ Pada penarikan sebuah kartu bridge, tidak dapat dipastikan
mana yang muncul, kartu As, King, atau yang lain?
 Ada 2 yaitu :
 a. Perumusan Klasik
◦ Bila kejadian E (EVENT) terjadi dalam m cara dari seluruh n cara
yang mungkin terjadi, maka probabilitas dari E = P(E): m/n
Contoh:
◦ jika sebuah uang logam dilemparkan, berapa peluang (probabilitas)
munculnya sisi muka?
 Muka= m, belakang= b, n=2  P(m) = P(b) = ½
◦ Jika sebuah dadu dilempar, berapa peluang munculnya salah satu muka?
 P(E) = P(1) = P(2) = P(3) = P(4) = P(5) = P(6) = 1/6
◦ Hitung peluang memperoleh kartu hati bila sebuah kartu diambil secara
acak dari semua kartu?
 Jwb: Jumlah seluruh kartu: n = 52
Jumlah kartu hati: m = 13
Maka P(E) = 13/52
 0 P(A) 1 , artinya nilai probabilitas kejadian A
selalu terletak antara 0 dan 1
 P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak terjadi
(himpunan kosong), maka probabilitas kejadian A
adalah 0. Dapat dikatakan bahwa kejadian A
mustahil untuk terjadi.
 P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka
probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat dikatakan
bahwa kejadian A pasti terjadi.
 Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah
probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu
Muka?
Jawab :
 Misal M = Muka , B = Belakang
 Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S =
{MM, MB, BM, BB}
 Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka
adalah A = {MM, MB, BM}
Jadi,
 Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu
Muka adalah
4
3
)(
)(
)(
Sn
An
AP
 Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4
coffee, dan 3 coklat. Bila seseorang membuat
suatu pemilihan acak dari salah satu kembang
gula ini, carilah probabilitas untuk
mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau
coklat.
Jawab :
 Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat
(a). Probabilitas mendapatkan mint =
(b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat
=
13
7
13
034
)(
)()()(
)(
)(
)(
Sn
TCnTnCn
Sn
TCn
TCP
13
6
)(
)(
)(
Sn
Mn
MP
 Bila A dan B dua kejadian saling lepas, maka
berlaku :
 Bila A, B, dan C tiga kejadian saling lepas, maka
berlaku :
)()()( BPAPBAP
)()()()( CPBPAPCBAP
 Berapakah probabilitas mendapatkan total 7
atau 11 bila sepasang dadu dilemparkan?
Jawab :
 Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka
A = {(1,6), (6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)}
 Bila B adalah kejadian diperoleh total
11, maka B = {(5,6), (6,5)}
 Sehingga probabilitas mendapatkan total 7
atau 11 adalah :
P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B)
= 6/36 + 2/36 – 0
= 8/36
 Bila A dan A’ dua kejadian dalam S yang saling
komplementer, maka berlaku :
)(1)'( APAP
 Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian
munculnya muka dadu sama, hitunglah probabilitas
munculnya muka dua dadu yang tidak sama.
Jawab :
 Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu
yang sama
= {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)}
maka P(A) = 6/36
 Sehingga,
Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak
sama = P(A’) adalah:
P(A’) = 1 – P(A)
= 1 – 6/36
= 30/36
 Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu
tidak saling mempengaruhi.
 Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S
dikatakan saling bebas, jika kejadian A
tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya
kejadian B dan sebaliknya kejadian B tidak
mempengaruhi probabilitas terjadinya
kejadian A.
 Bila A dan B dua kejadian saling bebas,
berlaku :
)(.)()( BPAPBAP
 Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian
munculnya muka dari uang logam pertama dan uang logam kedua
saling bebas?
Jawab :
 Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}
 Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1 
P(A) = 2/4 = ½
= {(m,m), (m,b)}
B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) =
2/4 = ½
= {(m,m), (b,m)}
A B = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2
= {(m,m)}  P(A B) = ¼
 Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A B) = P(A). P(B)
¼ = ½ . ½
¼ = ¼
Jadi, A dan B saling bebas.
 Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi
dengan syarat kejadian A lebih dulu terjadi
atau akan terjadi atau diketahui terjadi.
 Ditunjukkan dengan P(B A) yang dibaca
“probabilitas dimana B terjadi karena A
terjadi”
0)(,
)(
)(
)( APjika
AP
BAP
ABP
 Misalkan dipunyai kotak berisi 20 sekering, 5
diantaranya rusak. Bila 2 sekering diambil dari
kotak satu demi satu secara acak tanpa
mengembalikan yang pertama ke dalam kotak.
Berapakah peluang kedua sekering itu rusak?
 Jawab :
Misalkan A = kejadian sekering pertama
rusak
B = kejadian sekering kedua rusak
Maka peluang kedua sekering itu rusak = P(A B)
P(A B) = P(A). P(B A)
= 5/20 . 4/19
= 1/19
 Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk
mengetahui respon konsumen terhadap pasta gigi rasa
jeruk (J) dan pasta gigi rasa strawbery (S), diperoleh
informasi sebagai berikut : 20 pria menyukai rasa
jeruk, 30 wanita menyukai rasa jeruk, 40 pria menyukai
rasa strawbery, dan 10 wanita menyukai rasa strawbery.
 Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa
probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery?
 Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa
probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk?
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai
pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria?
 Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai
pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah
wanita?
Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa
Strawbery, dan J = pasta gigi rasa jeruk.
 Jadi,
 Apabila kita bertemu dengan seorang pria,
berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa
strawbery adalah
67.0
60
40
100
60
100
40
)(
)(
)(
RP
RSP
RSP
 Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa
probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk adalah
75.0
40
30
100
40
100
30
)(
)(
)(
WP
WJP
WJP
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta
gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria adalah
40.0
50
20
100
50
100
20
)(
)(
)(
JP
JRP
JRP
Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa
strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita adalah
20.0
50
10
100
50
100
10
)(
)(
)(
SP
SWP
SWP
Konsep dasar probabilitas

More Related Content

What's hot

Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barangYusron Blacklist
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2Ratih Ramadhani
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITCabii
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANFeronica Romauli
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasiyy rahmat
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumenvadilla mutia
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Raden Maulana
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenAditya Panim
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisRhandy Prasetyo
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roFransiska Puteri
 
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1alfatfatoha
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Yunus Thariq
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiYousuf Kurniawan
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaanLambok_siregar
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiSiti Zuariyah
 

What's hot (20)

Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12   keseimbangan pasar uang dan barangBab 12   keseimbangan pasar uang dan barang
Bab 12 keseimbangan pasar uang dan barang
 
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
uji hipotesis satu rata – rata bagian 2
 
Statistika Probabilitas
Statistika ProbabilitasStatistika Probabilitas
Statistika Probabilitas
 
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRITBAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
BAB 4. PROBABILITAS DASAR dan DISTRIBUSI PROBABILITAS DISKRIT
 
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIANPENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
PENYELESAIAN MASALAH PENUGASAN DENGAN METODE HUNGARIAN
 
Probabilitas 2
Probabilitas 2Probabilitas 2
Probabilitas 2
 
Riset operasi
Riset operasiRiset operasi
Riset operasi
 
Teori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku KonsumenTeori Perilaku Konsumen
Teori Perilaku Konsumen
 
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis KorelasiMinggu 9_Teknik Analisis Korelasi
Minggu 9_Teknik Analisis Korelasi
 
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
Beberapa distribusi peluang diskrit (1)
 
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku KonsumenBab IV Teori Perilaku Konsumen
Bab IV Teori Perilaku Konsumen
 
Statistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji HipotesisStatistika-Uji Hipotesis
Statistika-Uji Hipotesis
 
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan roITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
ITP UNS SEMESTER 2 Teori permainan ro
 
Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2Modul statistika-ii-part-2
Modul statistika-ii-part-2
 
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
Materi kuliah-matematika-ekonomi-tingkat-1-semester-1
 
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
Latihan Soal Matematika Ekonomi + Pembahasan (MBTI - Institut Manajemen Telkom)
 
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasiSTATISTIKA-Regresi dan korelasi
STATISTIKA-Regresi dan korelasi
 
8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan8. manajemen-persediaan
8. manajemen-persediaan
 
Metode Simplek Minimasi
Metode Simplek MinimasiMetode Simplek Minimasi
Metode Simplek Minimasi
 
contoh soal program linear
contoh soal program linearcontoh soal program linear
contoh soal program linear
 

Similar to Konsep dasar probabilitas

Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitaspadlah1984
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASHusna Sholihah
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian Dindi2
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaMarlyd Talakua
 
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptxstatistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptxCuYaShaaIrmaAlsiZy
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangAna Sugiyarti
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstatLukman
 
Probabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaProbabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaMarlyd Talakua
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangprofkhafifa
 
Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02Wayan Sudiarta
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_StatistikaAhmadTeguh
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluangbagus222
 
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGMatematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGnissayyo
 

Similar to Konsep dasar probabilitas (20)

Konsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitasKonsep dasar probabilitas
Konsep dasar probabilitas
 
KONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITASKONSEP DASAR PROBABILITAS
KONSEP DASAR PROBABILITAS
 
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
DINDI , desain media pelajaran , materi peluang suatu kejadian
 
peluang matematika
 peluang matematika peluang matematika
peluang matematika
 
Probabilitas by alydya
Probabilitas by alydyaProbabilitas by alydya
Probabilitas by alydya
 
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptxstatistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
statistika pertemuan 5 (materi 2).pptx
 
12. peluang
12. peluang12. peluang
12. peluang
 
Teori peluang
Teori peluangTeori peluang
Teori peluang
 
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika PeluangMateri SMA Kelas X Matematika Peluang
Materi SMA Kelas X Matematika Peluang
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Lukman matstat
Lukman matstatLukman matstat
Lukman matstat
 
Probabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydydaProbabilitas ppt version by alydyda
Probabilitas ppt version by alydyda
 
Teori Fissika.ppt
Teori Fissika.pptTeori Fissika.ppt
Teori Fissika.ppt
 
Kombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluangKombinasi, permutasi dan peluang
Kombinasi, permutasi dan peluang
 
Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02Bab1peluang 130318191228-phpapp02
Bab1peluang 130318191228-phpapp02
 
Peluang_Statistika
Peluang_StatistikaPeluang_Statistika
Peluang_Statistika
 
peluang
peluangpeluang
peluang
 
Peluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi PeluangPeluang dan Distribusi Peluang
Peluang dan Distribusi Peluang
 
peluang by
peluang by peluang by
peluang by
 
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANGMatematika Kelas 9 - BAB PELUANG
Matematika Kelas 9 - BAB PELUANG
 

Konsep dasar probabilitas

  • 1. * Andika Febrillo * Christiana Wulansari * Herys Trianasari Kelompok 9
  • 2.  Banyak kejadian dalam kehidupan sehari-hari yang sulit diketahui dengan pasti, terutama kejadian yang akan datang.  Meskipun kejadian-kejadian tersebut tidak pasti, tetapi kita bisa melihat fakta-fakta yang ada untuk menuju derajat kepastian atau derajat keyakinan bahwa sesuatu akan terjadi.  Derajat / tingkat kepastian atau keyakinan dari munculnya hasil percobaan statistik disebut Probabilitas (Peluang), yang dinyatakan dengan P.
  • 3.  Probabilitas (peluang) adalah pernyataan numerik tentang kemungkinan dari suatu kejadian yang dapat terjadi. Dalam hal ini peluang dapat dijadikan sebagai suatu ukuran terhadap kepastian dan ketidakpastian.  Nilai peluang lebih besar atau sama dengan nol dan lebih kecil atau sama dengan satu. Artinya bahwa apabila nilai peluang dari suatu kejadian sama dengan 0, maka kejadian tersebut mustahil dapat terjadi dan apabila nilai peluangnya sama dengan satu maka kejadian tersebut pasti terjadi.
  • 4.  Bilangan faktorial , Permutasi,dan Kombinasi  Ruang Sampel dan Kejadian  Sifat-sifat Probabilitas Kejadian A  Dua Kejadian Saling Lepas  Dua Kejadian Komplementer  Dua Kejadian Saling Bebas  Probabilitas Bersyarat
  • 5. BILANGAN FAKTORIAL Notasi : n! RUMUS: Contoh : ♦ 3! = 3.2.1 = 6 ♦ 5! = 5.4.3.2.1 = 120 n! = n (n-1)(n-2) … 3.2.1 0! = 1, 1! = 1
  • 6.  Permutasi adalah penyusunan kembali suatu kumpulan objek dalam urutan yang berbeda dari urutan yang semula. Sebagai contoh, kata-kata dalam kalimat sebelumnya dapat disusun kembali sebagai  "adalah Permutasi suatu urutan yang berbeda urutan yang kumpulan semula objek penyusunan kembali dalam dari."
  • 7. Misalkan : Suatu himpunan = {a, b, c} maka n = 3 , akan disusun menjadi 1 anggota (r=1) , 2 anggota (r=2) , dan 3 anggota (r=3) . Maka akan diperoleh susunan sebagai berikut : • r=1, ada 3 susunan : a b c • r=2, : ab ac bc ba ca cb • r=3, : abc bac cab acb bca cba • Perhatikan bahwa abc ≠ acb …. Dst • Sehingga diperoleh rumus : nPr = n! / (n – r!)
  • 8. Contoh : Hitung Permutasi 1). n = 4 dan r = 3 jawab : nPr = n! / (n – r!) nPr = 4.3.2.1 / (4-3!) =4.3.2.1 / 1 ! = 24
  • 9. JENIS-JENIS PERMUTASI A. Permutasi melingkar >> Permutasi yang dibuat dengan menyusun anggota2 himpunan secara melingkar. >> Banyaknya permutasi = (n-1)! B. Permutasi sebagian anggota yang sama jenisnya Contoh : •Terdapat tiga orang (X, Y dan Z) yang akan duduk bersama di sebuah bangku. Ada berapa urutan yang dapat terjadi ? Jawab : • nPx = n! ; 3P3 = 3! = 1 x 2 x 3 = 6 cara (XYZ, XZY, YXZ, YZX, ZXY, ZYX) . Suatu kelompok belajar yang beranggotakan empat orang (A, B, C dan D) akan memilih ketua dan wakil ketua kelompok. Ada berapa alternatif susunan ketua dan wakil ketua dapat dipilih ? Jawab : nPx = (n!)/(n-x)! ; 4P2 = (4!)/(4-2)! = (4x3x2x1)/(2x1) = • 12 cara (AB, AC, AD, BA, BC, BD, CA, CB, CD, DA, DB, DC) .
  • 10. KOMBINASI Jika dalam PERMUTASI ab≠ba, maka dalam KOMBINASI ab=ba Apabila r=2 , maka susunannya adalah : ab=ba ac=ca bc=cb : RUMUS : nCr = n =(n!) / r! (n-r) ! r
  • 11. Contoh: Bila dari {a, b, c, d} diambil 3 obyek, maka banyaknya permutasi dan kombinasi adalah: Kombinasi Permutasi abc abc acb bac bca cab cba abd abd adb bad bda dab dba acd acd adc cad cda dac dca bcd bcd bdc cbd cdb dbc dcb Jumlah: 4 Jumlah: 4x6 = 24 Permutasi : 4 P 3 = 4! / (4-3)! = 4.3.2.1 / 1! = 24 Kombinasi : 4 C 3 = 4! / 3!(4-3)! = 4.3.2.1 / 3!1! = 4
  • 12.  Dalam kehidupan sehari-hari, banyak kejadian yang sulit diketahui dengan pasti, misal: ◦ Apakah nanti malam akan turun hujan? ◦ Apakah pesawat Garuda datang tepat waktu? ◦ Apakah besok ada domonstrasi massa di Jakarta? ◦ Apakah tahun depan harga minyak mentah di pasaran dunia akan naik?  Begitu juga dalam percobaan statistika, tidak bisa diketahui dengan pasti hasil yang akan muncul, misalnya: ◦ Pada pelemparan sebuah uang logam, tidak dapat diketahui sisi mana yang akan muncul, muka atau belakang? ◦ Pada pelemparan dua buah dadu, juga tidak bisa diketahui muka mana yang keluar,: 1, 2, 3, 4, 5 atau 6? ◦ Pada penarikan sebuah kartu bridge, tidak dapat dipastikan mana yang muncul, kartu As, King, atau yang lain?
  • 13.  Ada 2 yaitu :  a. Perumusan Klasik ◦ Bila kejadian E (EVENT) terjadi dalam m cara dari seluruh n cara yang mungkin terjadi, maka probabilitas dari E = P(E): m/n Contoh: ◦ jika sebuah uang logam dilemparkan, berapa peluang (probabilitas) munculnya sisi muka?  Muka= m, belakang= b, n=2  P(m) = P(b) = ½ ◦ Jika sebuah dadu dilempar, berapa peluang munculnya salah satu muka?  P(E) = P(1) = P(2) = P(3) = P(4) = P(5) = P(6) = 1/6 ◦ Hitung peluang memperoleh kartu hati bila sebuah kartu diambil secara acak dari semua kartu?  Jwb: Jumlah seluruh kartu: n = 52 Jumlah kartu hati: m = 13 Maka P(E) = 13/52
  • 14.  0 P(A) 1 , artinya nilai probabilitas kejadian A selalu terletak antara 0 dan 1  P(A) = 0, artinya dalam hal kejadian A tidak terjadi (himpunan kosong), maka probabilitas kejadian A adalah 0. Dapat dikatakan bahwa kejadian A mustahil untuk terjadi.  P(A) = 1, artinya dalam hal kejadian A, maka probabilitas kejadian A adalah 1. Dapat dikatakan bahwa kejadian A pasti terjadi.
  • 15.  Sebuah koin dilemparkan dua kali. Berapakah probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka? Jawab :  Misal M = Muka , B = Belakang  Ruang sampel untuk percobaan ini adalah S = {MM, MB, BM, BB}  Kejadian A = muncul paling sedikit satu Muka adalah A = {MM, MB, BM} Jadi,  Probabilitas bahwa paling sedikit muncul satu Muka adalah 4 3 )( )( )( Sn An AP
  • 16.  Suatu campuran kembang gula berisi 6 mint, 4 coffee, dan 3 coklat. Bila seseorang membuat suatu pemilihan acak dari salah satu kembang gula ini, carilah probabilitas untuk mendapatkan : (a) mint, dan (b) coffee atau coklat. Jawab :  Misal, M = mint , C = coffee , T = coklat (a). Probabilitas mendapatkan mint = (b). Probabilitas mendapatkan coffee atau coklat = 13 7 13 034 )( )()()( )( )( )( Sn TCnTnCn Sn TCn TCP 13 6 )( )( )( Sn Mn MP
  • 17.  Bila A dan B dua kejadian saling lepas, maka berlaku :  Bila A, B, dan C tiga kejadian saling lepas, maka berlaku : )()()( BPAPBAP )()()()( CPBPAPCBAP
  • 18.  Berapakah probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 bila sepasang dadu dilemparkan? Jawab :  Bila A adalah kejadian diperoleh total 7, maka A = {(1,6), (6,1), (2,5), (5,2), (3,4), (4,3)}  Bila B adalah kejadian diperoleh total 11, maka B = {(5,6), (6,5)}  Sehingga probabilitas mendapatkan total 7 atau 11 adalah : P(A B) = P(A) + P(B) – P(A B) = 6/36 + 2/36 – 0 = 8/36
  • 19.  Bila A dan A’ dua kejadian dalam S yang saling komplementer, maka berlaku : )(1)'( APAP
  • 20.  Pada pelemparan dua dadu, jika A adalah kejadian munculnya muka dadu sama, hitunglah probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama. Jawab :  Misal A = kejadian munculnya muka dua dadu yang sama = {(1,1), (2,2) , (3,3), (4,4), (5,5), (6,6)} maka P(A) = 6/36  Sehingga, Probabilitas munculnya muka dua dadu yang tidak sama = P(A’) adalah: P(A’) = 1 – P(A) = 1 – 6/36 = 30/36
  • 21.  Dikatakan saling bebas artinya kejadian itu tidak saling mempengaruhi.  Dua kejadian A dan B dalam ruang sampel S dikatakan saling bebas, jika kejadian A tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian B dan sebaliknya kejadian B tidak mempengaruhi probabilitas terjadinya kejadian A.  Bila A dan B dua kejadian saling bebas, berlaku : )(.)()( BPAPBAP
  • 22.  Pada pelemparan dua uang logam secara sekaligus, apakah kejadian munculnya muka dari uang logam pertama dan uang logam kedua saling bebas? Jawab :  Ruang sampel S = {(m,m), (m,b), (b,m), (b,b)}  Misalkan, A = kejadian muncul muka dari uang logam 1  P(A) = 2/4 = ½ = {(m,m), (m,b)} B = kejadian muncul muka dari uang logam 2  P(B) = 2/4 = ½ = {(m,m), (b,m)} A B = kejadian muncul dua muka dari uang logam 1 dan 2 = {(m,m)}  P(A B) = ¼  Bila A dan B saling bebas berlaku : P(A B) = P(A). P(B) ¼ = ½ . ½ ¼ = ¼ Jadi, A dan B saling bebas.
  • 23.  Adalah probabilitas suatu kejadian B terjadi dengan syarat kejadian A lebih dulu terjadi atau akan terjadi atau diketahui terjadi.  Ditunjukkan dengan P(B A) yang dibaca “probabilitas dimana B terjadi karena A terjadi” 0)(, )( )( )( APjika AP BAP ABP
  • 24.  Misalkan dipunyai kotak berisi 20 sekering, 5 diantaranya rusak. Bila 2 sekering diambil dari kotak satu demi satu secara acak tanpa mengembalikan yang pertama ke dalam kotak. Berapakah peluang kedua sekering itu rusak?  Jawab : Misalkan A = kejadian sekering pertama rusak B = kejadian sekering kedua rusak Maka peluang kedua sekering itu rusak = P(A B) P(A B) = P(A). P(B A) = 5/20 . 4/19 = 1/19
  • 25.  Berdasarkan hasil 100 angket yang dilakukan untuk mengetahui respon konsumen terhadap pasta gigi rasa jeruk (J) dan pasta gigi rasa strawbery (S), diperoleh informasi sebagai berikut : 20 pria menyukai rasa jeruk, 30 wanita menyukai rasa jeruk, 40 pria menyukai rasa strawbery, dan 10 wanita menyukai rasa strawbery.  Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery?  Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk?  Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria?  Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita?
  • 26. Misal W = Wanita, R = Pria, S = pasta gigi rasa Strawbery, dan J = pasta gigi rasa jeruk.  Jadi,  Apabila kita bertemu dengan seorang pria, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa strawbery adalah 67.0 60 40 100 60 100 40 )( )( )( RP RSP RSP
  • 27.  Apabila kita bertemu dengan seorang wanita, berapa probabilitas ia menyukai pasta gigi rasa jeruk adalah 75.0 40 30 100 40 100 30 )( )( )( WP WJP WJP Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa jeruk, berapa probabilitas ia adalah pria adalah 40.0 50 20 100 50 100 20 )( )( )( JP JRP JRP Apabila kita bertemu dengan seorang yang menyukai pasta gigi rasa strawbery, berapa probabilitas ia adalah wanita adalah 20.0 50 10 100 50 100 10 )( )( )( SP SWP SWP