SlideShare a Scribd company logo
1 of 40
KUSTA
(LEPRA / LEPROSY = MORBUS HANSEN)
Dr. Huntari Harahap
FKIK UNJA
2015
DEFINISI LEPRA
 Suatu penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh
Mycobacterium leprae dan mempengaruhi terutama
syaraf, kulit dan mukosa saluran pernafasan atas.
PENYEBARAN GEOGRAFIS
 Prevalensi didunia diperkirakan 10 – 12 juta
 Prevalensi rate > 5/1000 pada daerah rural
tropis dan subtropis
 Area endemis :
Asia Selatan, Asia Tenggara yaitu : Philipina,
Indonesia, Kep. Pasifik, India, Bangledesh,
Myanmar. Tropikal Afrika, Amerika latin (bbrp).
DI INDONESIA
 Ditemukan diseluruh Propinsi
 Tidak merata prevalensi lebih tinggi di wilayah bagian
Timur
 Laporan tahun 1985 :
- Irian Jaya (5,38 ‰)
- Maluku (4,28 ‰)
- Sul-sel (3,76 ‰)
- Terkecil : - Lampung (0,06 ‰)
- Yogyakarta (0,09 ‰)
AGEN INFEKSIUS
 Mycobacterium Leprae
 Ditemukan oleh Dr. Armaver Hansen (1873)
 Dalam pengecatan menurut Ziehl – Neelsen
(ZN) : Kuman M. Leprae tampak sebagai
bentukan : Batang (Basil) berwarna merah
diatas latar belakang yang kebiruan. 
Basil tahan asam
 Kuman ini mudah ditemukan pada kusta
type lepromatosa dibandingkan tuberkuloid
Ada 2 indikator yang penting dalam
penentuan derajat infeksi dan viabilitas
organisma, serta kemajuan pengobatan
(menurut Ridley)
1. Indeks Morfologis
Adalah : - Indeks yang menunjukkan
persentase basil yang hidup (viable)
Basil yang dianggap hidup adalah basil yang
bentuknya masih utuh atau solid
2. Indeks Bakteriologis
Hal ini menunjukkan beratnya infeksi dengan
menghitung kepadatan kuman pada rata-rata
lapang pandang mikroskop
Kriteria, (100x oil immersi)
1+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap 100 lp.
2+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap 10 lp
3+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap lp
4+ = paling sedikit ditemukan 10 basil dlm setiap lp
5+ = paling sedikit ditemukan 100 basil dlm setiap lp
6+ = paling sedikit ditemukan 1000 dlm setiap lp
RESERVOIR / SUMBER PENULARAN
 Manusia (type lepromatos, type tuberkuloid dengan
reaksi )
 Akhir-akhir ini ditemukan juga pada Armadillo liar di
USA bagian Tengah dan selatan dan kera
(Mengabay dan Chimpanzee) yang diimpor oleh
USA dari Afrika Barat.
CARA PENULARAN
 Kontak yang erat dan lama (kontak serumah)
 Saluran pernafasan bagian atas dari Px
lepramoteus
 Organisme masuk melalui saluran pernafasan
atas dan kuat yang terbuka
Masa Inkubasi :
 9 bulan –20 tahun
 Rata-rata 4 tahun kusta type tuberkuloid
 Rata-rata 4 tahun kusta type lepramateus
WAKTU PENULARAN
 Penderita lepra yang tidak diobati tujuan type L.
 Sifat infeksius akan hilang, bila px diobati secara
teratur dengan DDS atau clofazimine dalam 3 – 4
bulan atau dengan rifampicin dalam 3-7 hari.
ETIOLOGI DAN PATOGENESIS
• Mycobacterium leprae
• Basil tahan asam
• Positif gram
• Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um
• Biakan medium artifisial (-)
BTA  masuk ke dalam tubuh : rentan -/+
TIDAK SAKIT
SAKIT  gejala klinis  tipe ?  CMI
CMI  : tuberkuloid
CMI  : lepromatosa
KLASIFIKASI
 Ridley & Jopling : TT, BT, BB, BL dan LL
 Madrid : Tuberkuloid, Borderline,
Lepromatosa
 WHO : Pausibasiler ~ sedikit basil : TT,
BT, I
Multibasiler ~ banyak basil :
BB, BL, LL
GAMBARAN KLINIS
Kelainan Kulit
 Bentuk : makula, infiltrat, papul, nodus
 Jumlah : satu, beberapa, banyak
 Distribusi : simetris, asimetris
 Permukaan : halus, berkilat, kering bersisik
 Batas : jelas, tidak jelas
 Anastesia : jelas, tidak jelas, tidak ada
BENTUK LESI PADA LEPRA
GAMBARAN KLINIS
Saraf Perifer
• N. fasialis
• N. aurikularius magnus
• N. ulnaris
• N. medianus
• N. radialis
• N. poplitea lateralis
• N. tibialis posterior
Perlu dinilai

- Pembesaran
- Konsistensi
-Nyeri +/-
TES MOTORIK (PARESIS / PARALISIS)
MORBUS HANSEN
KERUSAKAN SARAF
Sensoris Motoris Otonom
Anastesi paresis/paralisis kulit kering
PEMERIKSAAN PENUNJANG
1. Pemeriksaan Bakterioskopik
 Membantu menegakkan diagnosis
 Pengamatan pengobatan
 M. leprae terlihat merah
 solid : batang utuh  hidup
 fragmented : batang terputus  mati
 granular : butiran  mati
PEMERIKSAAN PENUNJANG
 Indeks Bakteri:
 Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan
 Nilai 0 – 6+
 Indeks Morfologi:
 Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid
dan non solid
PEMERIKSAAN PENUNJANG
2. Pemeriksaan Histopatologik
– Untuk memastikan gambaran klinis
– Penentuan klasifikasi kusta
3. Pemeriksaan Serologis
– Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay)
– Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination)
– Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
DIAGNOSIS
Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu
1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa
makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa
2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan
fungsi saraf +/-
3. Ditemukan basil tahan asam
– cuping telinga
– lesi kulit aktif
– biopsi
DIAGNOSIS
D/ kusta paling sedikit 1 tanda Kardinal
 Tanda Kardinal (-):
 Tersangka kusta
 Observasi dan periksa ulang setelah 3 – 6 bln  kusta
+/-
DIAGNOSIS BANDING
Penyakit kusta ~ The Greatest Immitator
– Dermatofitosis
– Tinea versikolor
– Pitiriasis rosea
– Pitiriasis alba
– Psoriasis
– Neurofibromatosis
– dll
PENGOBATAN
Multi Drugs Treatment (MDT):
• DDS (Diamino Difenil Sulfon)
• Klofazimin (Lamprene)
• Rifampisin
Pemberian MDT:
• Mencegah dan mengobati resistensi
• Memperpendek masa pengobatan
• Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
PENGOBATAN
Obat Alternatif:
 Ofloksasin
 Minosiklin
 Klaritromisin
PENGOBATAN
MDT Multibasiler (MB)
– BB,BLdan LL
– atau semua tipe BTA (+)
• Rifampisin 600 mg/bulan
• DDS 100 mg/hari
• Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari
• Diberikan 2 – 3 tahun bakterioskopik (-)
• Pemeriksaan klinis setiap bulan
• Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
PENGOBATAN
MDT Pausibasiler (PB)
– I, TT, dan BT
• Rifampisin 600 mg/bulan
• DDS 100 mg/hari
• Diberikan 6 – 9 bulan
• Pemeriksaan klinis setiap bulan
• Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan
PENGOBATAN
MDT Pausibasiler (Lesi tunggal)
 Rifampisin 600 mg
 Ofloksasin 400 mg
 Minosiklin 100 mg
 ROM  diberikan dosis tunggal
PENGOBATAN
Release From Treatment (RFT) :
 Penghentian pemberian obat
 Kontrol klinis dan bakterioskopis
Release From Control (RFC) :
 Bebas dari pengamatan
 Lesi baru (-), BTA (-)
PENGOBATAN
WHO (1998)
 RFT & RFC tidak dianjurkan lagi
 Pasien dinyatakan sembuh jika :
 Kasus MB  12 dosis dalam 12 – 18 bulan
 Kasus PB  6 dosis dalam 6 – 9 bulan
PEMBERANTASAN :
Tujuan pemberantasan :
 Memutuskan mata rantai penularan menurunkan
insidens penyakit kusta sehingga tidak menjadi
masalah kesehatan masyarakat lagi.
 Mengobati penderita sampai sembuh dan bila
mungkin rehabilitasi secara lengkap.
 Mencegah timbulnya deformitas.
2. Kegiatan dalam program pemberantasan
penyakit kusta:
a. Pasif Penemuan penderita (case finding)
b. Aktif  - kontak survey
 school survey
 mass survey
 case survey
3. Pengobatan penderita  - berobat secata
teratur MDT
4. Penyuluhan kesehatan menghilangkan lepro-
phobia !!!
TERIMA KASIH

More Related Content

Similar to Laporan kasus kusta (morbus hansen).ppt

Tuberkulostatik dan leprostatik vina r
Tuberkulostatik dan leprostatik vina rTuberkulostatik dan leprostatik vina r
Tuberkulostatik dan leprostatik vina r
Vina Ramdhiani
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt
AndrewHukom1
 
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
Nur Harini Purba
 

Similar to Laporan kasus kusta (morbus hansen).ppt (20)

Manajemen askep tb
Manajemen askep tbManajemen askep tb
Manajemen askep tb
 
FRAMBUSIA.pptx
FRAMBUSIA.pptxFRAMBUSIA.pptx
FRAMBUSIA.pptx
 
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptxAsuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
Asuhan_Keperawatan_Pada_Pasien_dengan_TB.pptx
 
Tuberculosis
Tuberculosis Tuberculosis
Tuberculosis
 
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan  tb paruAsuhan keperawatan klien dengan  tb paru
Asuhan keperawatan klien dengan tb paru
 
Tuberkulosis ppt
Tuberkulosis pptTuberkulosis ppt
Tuberkulosis ppt
 
Tuberkulostatik dan leprostatik vina r
Tuberkulostatik dan leprostatik vina rTuberkulostatik dan leprostatik vina r
Tuberkulostatik dan leprostatik vina r
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt
 
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptxF4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
F4_DEMAM TYFOID_Literatur 5.pptx
 
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
3 Penemuan dan Pengobatan Tuberkulosis.pptx
 
TB FINAL.pptx
TB FINAL.pptxTB FINAL.pptx
TB FINAL.pptx
 
Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795Epm ni luh budi febriani 1506801795
Epm ni luh budi febriani 1506801795
 
Kanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdfKanker-Tiroid.pdf
Kanker-Tiroid.pdf
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
 
160161810 case-report-snnt
160161810 case-report-snnt160161810 case-report-snnt
160161810 case-report-snnt
 
Askep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbcAskep ggn pernafasan_tbc
Askep ggn pernafasan_tbc
 
Tuberculosis
TuberculosisTuberculosis
Tuberculosis
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika
 
Materi 4
Materi 4Materi 4
Materi 4
 

Recently uploaded

Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
AthoinNashir
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
cheatingw995
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
DavyPratikto1
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
sandiharyanto
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
DwiDamayantiJonathan1
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
PutriKemala3
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
NadhifahRahmawati
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Recently uploaded (20)

HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOSTHEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
HEMOSTASIs darah HEMOSTASIs darah HEMOST
 
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
KEBUTUHAN ISTIRAHAT TIDUR KEPERAWATAN D3
 
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
Manasik Kesehatan Haji Rosi BIMTEK TKH 2023
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptxTren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
Tren dan Issue dalam keperawatan gawat darurat. EBP.pptx
 
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
Nama : obat penggugur kandungan wa " 087776558899
 
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
2024 - Pencatatan dan Pelaporan PMT Lokal.pptx
 
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptxAsuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
Asuhan Keperawatan Gagal ginjal akut & kronik.pptx
 
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptxpemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
pemeriksaan fisik Telinga hidung tenggorok bedah kepala leher.pptx
 
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptxPENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
PENGELOLAAN OBAT PADA ANAK DAN LANSIA (1).pptx
 
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptxPPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
PPT PATIENT SAFETY FAKTOR KEPERAWATAN MANUSIA.pptx
 
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
sosialisasi lomba inovasi daerah tahun 2024 kementrian kesehatan republik ind...
 
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptxProsedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
Prosedur FFR & Instalasi FFR di Ruang Cathlab.pptx
 
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakitdistribusi obat farmasi manfar rumah sakit
distribusi obat farmasi manfar rumah sakit
 
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptxPengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
Pengaturan suhu tubuh materi 2023/24.pptx
 
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggiHigh Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
High Risk Infant modul perkembangan bayi risiko tinggi
 
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptxPenyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
Penyuluhan kesehatan Diabetes melitus .pptx
 
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptxTata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
Tata laksana batuk disesuaikan dengan penyakit dasar.pptx
 
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptxPPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
PPS (perencanaan perbaikan strategis) PUSKESMAS.pptx
 
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur KandunganJual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
Jual Obat Cytotec Asli 085225524732 Obat Penggugur Kandungan
 

Laporan kasus kusta (morbus hansen).ppt

  • 1. KUSTA (LEPRA / LEPROSY = MORBUS HANSEN) Dr. Huntari Harahap FKIK UNJA 2015
  • 2. DEFINISI LEPRA  Suatu penyakit infeksi kronis yang disebabkan oleh Mycobacterium leprae dan mempengaruhi terutama syaraf, kulit dan mukosa saluran pernafasan atas.
  • 3. PENYEBARAN GEOGRAFIS  Prevalensi didunia diperkirakan 10 – 12 juta  Prevalensi rate > 5/1000 pada daerah rural tropis dan subtropis  Area endemis : Asia Selatan, Asia Tenggara yaitu : Philipina, Indonesia, Kep. Pasifik, India, Bangledesh, Myanmar. Tropikal Afrika, Amerika latin (bbrp).
  • 4. DI INDONESIA  Ditemukan diseluruh Propinsi  Tidak merata prevalensi lebih tinggi di wilayah bagian Timur  Laporan tahun 1985 : - Irian Jaya (5,38 ‰) - Maluku (4,28 ‰) - Sul-sel (3,76 ‰) - Terkecil : - Lampung (0,06 ‰) - Yogyakarta (0,09 ‰)
  • 5. AGEN INFEKSIUS  Mycobacterium Leprae  Ditemukan oleh Dr. Armaver Hansen (1873)  Dalam pengecatan menurut Ziehl – Neelsen (ZN) : Kuman M. Leprae tampak sebagai bentukan : Batang (Basil) berwarna merah diatas latar belakang yang kebiruan.  Basil tahan asam  Kuman ini mudah ditemukan pada kusta type lepromatosa dibandingkan tuberkuloid
  • 6. Ada 2 indikator yang penting dalam penentuan derajat infeksi dan viabilitas organisma, serta kemajuan pengobatan (menurut Ridley) 1. Indeks Morfologis Adalah : - Indeks yang menunjukkan persentase basil yang hidup (viable) Basil yang dianggap hidup adalah basil yang bentuknya masih utuh atau solid
  • 7. 2. Indeks Bakteriologis Hal ini menunjukkan beratnya infeksi dengan menghitung kepadatan kuman pada rata-rata lapang pandang mikroskop Kriteria, (100x oil immersi) 1+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap 100 lp. 2+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap 10 lp 3+ = paling sedikit ditemukan 1 basil dlm setiap lp 4+ = paling sedikit ditemukan 10 basil dlm setiap lp 5+ = paling sedikit ditemukan 100 basil dlm setiap lp 6+ = paling sedikit ditemukan 1000 dlm setiap lp
  • 8. RESERVOIR / SUMBER PENULARAN  Manusia (type lepromatos, type tuberkuloid dengan reaksi )  Akhir-akhir ini ditemukan juga pada Armadillo liar di USA bagian Tengah dan selatan dan kera (Mengabay dan Chimpanzee) yang diimpor oleh USA dari Afrika Barat.
  • 9. CARA PENULARAN  Kontak yang erat dan lama (kontak serumah)  Saluran pernafasan bagian atas dari Px lepramoteus  Organisme masuk melalui saluran pernafasan atas dan kuat yang terbuka Masa Inkubasi :  9 bulan –20 tahun  Rata-rata 4 tahun kusta type tuberkuloid  Rata-rata 4 tahun kusta type lepramateus
  • 10. WAKTU PENULARAN  Penderita lepra yang tidak diobati tujuan type L.  Sifat infeksius akan hilang, bila px diobati secara teratur dengan DDS atau clofazimine dalam 3 – 4 bulan atau dengan rifampicin dalam 3-7 hari.
  • 11. ETIOLOGI DAN PATOGENESIS • Mycobacterium leprae • Basil tahan asam • Positif gram • Ukuran 3 – 8 Um x 0,5 Um • Biakan medium artifisial (-) BTA  masuk ke dalam tubuh : rentan -/+ TIDAK SAKIT SAKIT  gejala klinis  tipe ?  CMI CMI  : tuberkuloid CMI  : lepromatosa
  • 12.
  • 13. KLASIFIKASI  Ridley & Jopling : TT, BT, BB, BL dan LL  Madrid : Tuberkuloid, Borderline, Lepromatosa  WHO : Pausibasiler ~ sedikit basil : TT, BT, I Multibasiler ~ banyak basil : BB, BL, LL
  • 14. GAMBARAN KLINIS Kelainan Kulit  Bentuk : makula, infiltrat, papul, nodus  Jumlah : satu, beberapa, banyak  Distribusi : simetris, asimetris  Permukaan : halus, berkilat, kering bersisik  Batas : jelas, tidak jelas  Anastesia : jelas, tidak jelas, tidak ada
  • 15.
  • 17.
  • 18. GAMBARAN KLINIS Saraf Perifer • N. fasialis • N. aurikularius magnus • N. ulnaris • N. medianus • N. radialis • N. poplitea lateralis • N. tibialis posterior Perlu dinilai  - Pembesaran - Konsistensi -Nyeri +/-
  • 19.
  • 20.
  • 21.
  • 22. TES MOTORIK (PARESIS / PARALISIS)
  • 23. MORBUS HANSEN KERUSAKAN SARAF Sensoris Motoris Otonom Anastesi paresis/paralisis kulit kering
  • 24.
  • 25. PEMERIKSAAN PENUNJANG 1. Pemeriksaan Bakterioskopik  Membantu menegakkan diagnosis  Pengamatan pengobatan  M. leprae terlihat merah  solid : batang utuh  hidup  fragmented : batang terputus  mati  granular : butiran  mati
  • 26. PEMERIKSAAN PENUNJANG  Indeks Bakteri:  Kepadatan BTA ( solid + non solid ) pada satu sediaan  Nilai 0 – 6+  Indeks Morfologi:  Persentase bentuk solid dibandingkan dgn jumlah solid dan non solid
  • 27. PEMERIKSAAN PENUNJANG 2. Pemeriksaan Histopatologik – Untuk memastikan gambaran klinis – Penentuan klasifikasi kusta 3. Pemeriksaan Serologis – Tes ELISA (Enzyme Linked Immuno-sorbent Assay) – Tes MLPA (Mycobacterium Leprae Particle Aglutination) – Tes ML dipstick (Mycobacterim Leprae dipstick)
  • 28. DIAGNOSIS Berdasarkan penemuan tanda Kardinal yaitu 1. Bercak kulit yang mati rasa (total/sebagian) berupa makula atau plak hipopigmentasi/eritematosa 2. Penebalan saraf tepi, rasa nyeri +/- dan gangguan fungsi saraf +/- 3. Ditemukan basil tahan asam – cuping telinga – lesi kulit aktif – biopsi
  • 29. DIAGNOSIS D/ kusta paling sedikit 1 tanda Kardinal  Tanda Kardinal (-):  Tersangka kusta  Observasi dan periksa ulang setelah 3 – 6 bln  kusta +/-
  • 30. DIAGNOSIS BANDING Penyakit kusta ~ The Greatest Immitator – Dermatofitosis – Tinea versikolor – Pitiriasis rosea – Pitiriasis alba – Psoriasis – Neurofibromatosis – dll
  • 31. PENGOBATAN Multi Drugs Treatment (MDT): • DDS (Diamino Difenil Sulfon) • Klofazimin (Lamprene) • Rifampisin Pemberian MDT: • Mencegah dan mengobati resistensi • Memperpendek masa pengobatan • Mempercepat pemutusan mata rantai penularan
  • 32. PENGOBATAN Obat Alternatif:  Ofloksasin  Minosiklin  Klaritromisin
  • 33. PENGOBATAN MDT Multibasiler (MB) – BB,BLdan LL – atau semua tipe BTA (+) • Rifampisin 600 mg/bulan • DDS 100 mg/hari • Klofazimin 300 mg/bln diteruskan 50 mg/hari • Diberikan 2 – 3 tahun bakterioskopik (-) • Pemeriksaan klinis setiap bulan • Pemeriksaan bakterioskopik setiap 3 bulan
  • 34. PENGOBATAN MDT Pausibasiler (PB) – I, TT, dan BT • Rifampisin 600 mg/bulan • DDS 100 mg/hari • Diberikan 6 – 9 bulan • Pemeriksaan klinis setiap bulan • Pemeriksaan bakterioskopik setelah 6 bulan
  • 35. PENGOBATAN MDT Pausibasiler (Lesi tunggal)  Rifampisin 600 mg  Ofloksasin 400 mg  Minosiklin 100 mg  ROM  diberikan dosis tunggal
  • 36. PENGOBATAN Release From Treatment (RFT) :  Penghentian pemberian obat  Kontrol klinis dan bakterioskopis Release From Control (RFC) :  Bebas dari pengamatan  Lesi baru (-), BTA (-)
  • 37. PENGOBATAN WHO (1998)  RFT & RFC tidak dianjurkan lagi  Pasien dinyatakan sembuh jika :  Kasus MB  12 dosis dalam 12 – 18 bulan  Kasus PB  6 dosis dalam 6 – 9 bulan
  • 38. PEMBERANTASAN : Tujuan pemberantasan :  Memutuskan mata rantai penularan menurunkan insidens penyakit kusta sehingga tidak menjadi masalah kesehatan masyarakat lagi.  Mengobati penderita sampai sembuh dan bila mungkin rehabilitasi secara lengkap.  Mencegah timbulnya deformitas.
  • 39. 2. Kegiatan dalam program pemberantasan penyakit kusta: a. Pasif Penemuan penderita (case finding) b. Aktif  - kontak survey  school survey  mass survey  case survey 3. Pengobatan penderita  - berobat secata teratur MDT 4. Penyuluhan kesehatan menghilangkan lepro- phobia !!!