SlideShare a Scribd company logo
1 of 46
INFORMASI DASAR
TB SENSITIF OBAT,
TB RESISTEN OBAT
Lokakarya Pendampingan Pasien TBC RO
Hotel Aryaduta, Medan, 16-18 Juni 2021
dr. Eva O. K. Simatupang
Kuman Mycobacterium
Tuberculosis  menular
lewat udara
Tidak hanya menyerang
paru  bagian tubuh
lainnya (kulit, kelenjar,
tulang,otak)
Bisa disembuhkan 
Kepatuhan minum obat
dan dukungan
masyarakat
mempengaruhi
Obat disediakan oleh
Pemerintah (Program TB
Nasional) secara gratis
(kerjasama dengan
dinkes)
Kuman TBC bertahan di
tempat yang gelap dan
lembab. Lingkungan kumuh
dan padat memperbesar
resiko penularan.
APA ITU TUBERKULOSIS?
Jumlah kuman :
Berbicara 0-200
Batuk 0-3,500
Bersin 4,500- 1,000,000
PERJALANAN PENYAKIT TUBERKULOSIS
INFEKSI
TERPAJAN TB MATI
KRONIS/
TB RESISTEN
OBAT
Risiko menjadi TB bila
dengan HIV:
• 5-10% setiap tahun
• >30% lifetime
Jumlah kasus TB BTA+
Faktor lingkungan :
§Ventilasi
§Kepadatan
§Dalam ruangan
Faktor Perilaku
HIV(+)
§ Malnutrisi
§ Penyakit DM,
immunosupresan
10%
§ Keterlambatan diagnosis
dan pengobatan
§ Tatalaksana tak memadai
§ Kondisi kesehatan
Konsentrasi Kuman
Lama kontak
transmisi
SEMBUH
DIAGNOSIS ?
Batuk > 2 minggu
Gejala Konstitusional
• Demam
• Nafsu makan menurun
• Penurunan berat badan
• Lemah
• Lelah
• Keringat malam
Riwayat Medis
• HIV
• DM
• Kegananasan
• immunocompromais
Faktor risiko infeksi
• Kontak dengan penderita TB Aktif
• Lingkungan padat penduduk
• Tunawisma
• malnutrisi
1. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2
2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi
3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar
4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1
5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi
6. Pasien TB kambuh/relaps
7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default
8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB MDR
9. Pasien ko-infeksi TB HIV yang tidak respon terhadap OAT
NB:
Kriteria 10 bukan terduga TB RO tetapi penegakan diagnosanya dengan TCM : pasien ODHA,
ibu hamil dan menyusui, anak, DM, malnutrisi, BTA negatif, lesi luas, TB ekstraparu.
KRITERIA TERDUGA TB RO Segera rujuk pemeriksaan TCM
(utamakan rujukan specimen)
PEMERIKSAAN LABORATORIUM TB
• Pemeriksaan Mikroskopis TB
• Pemeriksaan Molekuler TB
 Tes cepat molekuler (TCM)
 Line Probe Assay (LPA) lini 2
• Biakan Dan Uji Kepekaan Obat TB
JENIS PEMERIKSAAN MIKROBIOLOGI UNTUK TB RO
PERKEMBANGAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK TB
Metode LJ
Konvensional
10-14 minggu
TCM – 2 jam
Metode MGIT
6–8 minggu
LPA
5–7 hari
Perbandingan Sensitivitas Pemeriksaan Lab TB
Jenis Pemeriksaan
Kebutuhan
Koloni
Pooled
Sensitifity
Pooled
Specificity
Mikroskopis BTA
5.000 - 10.000
cfu / ml
70.8 % 94.9 %
Tes Cepat
Molekuler
(GeneXpert)
TCM TB untuk
diagnosis TB
Paru dewasa*
131 cfu / ml
88%
(84.92)
99%
(98.99)
TCM TB untuk
mendeteksi Rif
Resistan **
95%
(90.97)
98%
(97.99)
WHO Xpert MTB/RIF- Policy Update 2013, Oct 2013
* Berdasarkan 27 studies, 9558 partisipan
** Berdasarkan 24 studies, 2414 spesimen, 555 rif res spesimen
 Jumlah dahak untuk diagnosis (TCM) adalah 2 dahak berkualitas baik:
1. Satu dahak untuk diperiksa TCM
2. Satu dahak sebagai cadangan jika diperlukan pemeriksaan ulangan:
ct. jika hasil TCM indeterminate, invalid, error, no result atau hasil Rif
Resistan pada pasien dengan resiko rendah TB RO
 Pasien TB RO yang telah terkonfirmasi RR harus diambil 2 dahak
(SS/SP) untuk pemeriksaan LPA dan uji kepekaan TB.
JUMLAH DAHAK UNTUK
PEMERIKSAAN DIAGNOSIS TB RO
 Pengemasan dahak wajib menggunakan cold chain
 Pada pengiriman dahak untuk pemeriksaan biakan dan
uji kepekaan
 Pengemasan dahak tidak wajib menggunakan cold chain
 Pada pengiriman dahak untuk pemeriksaan TCM.
 Dahak diterima oleh laboratorium maksimal 2 x 24 jam dari saat pengambilan dahak.
PENGIRIMAN SPESIMEN TB
Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (-
) atau tidak diketahui status HIV nya
TERDUGA TB
Pasien dengan riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat kontak erat dengan pasien TB
RO, pasien dengan HIV (+)
Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan bakteriologis dengan Mikroskop atau Tes Cepat Molekuler (TCM)
Memiliki akses untuk TCM TB
Tidak memiliki akses untuk TCM TB
Pemeriksaan Mikroskopis BTA Pemeriksaan TCM TB
Tidak bisa dirujuk
Mendukung
TB
(- -)
(+ +) (+ -)
Tidak Mendukung
TB
Foto Toraks Antibiotika
Non OAT
Ada Perbaikan Klinis Tidak Ada Perbaikan Klinis, ada
faktor risiko TB, dan atas
pertimbangan dokter
Bukan TB;
TB Terkonfirmasi Klinis
Pengobatan TB Lini 1
TB Pre XDR TB XDR
TB RR; TB MDR
MTB Pos, Rif Sensitive MTB Pos, Rif Resistance
MTB Neg
MTB Pos, Rif Indeterminate
Lanjutkan Pengobatan TB RO Pengobatan TB RO dengan Paduan Baru
Foto Toraks Mengikuti alur yang sama
dengan alur pada hasil pemeriksaan
mikrokopis BTA negatif (- -)
TB RR
Ulangi pemeriksaan TCM
Mulai Pengobatan TB RO; Lakukan pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan OAT Lini
1 dan Lini 2
TB Terkonfirmasi
Bakteriologis
Alur Diagnosis TBC Paru pada orang Dewasa
PENGOBATAN
TB SENSITIF OBAT
 Prinsip pengobatan yang adekuat:
 Minimal 4 macam obat
 Dosis yang tepat
 Ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan Obat) sampai
selesai pengobatan.
 Pengobatan diberikan dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal dan
tahap lanjutan
PRINSIP PENGOBATAN TBC SENSITIF OBAT
• Diberikan setiap hari
• Tujuan: menjamin konversi
PRINSIP PENGOBATAN TBC DI FASYANKES
• Tahap Awal • Tahap Lanjutan
• Obat program saat ini tersedia
intermitten/1 minggu 3x
• Guidelines WHO tahun 2017: diberikan
setiap hari
• Tujuan: membunuh sisa-sisa kuman yang
masih ada dalam tubuh dan mencegah
terjadinya kekambuhan
Lama pengobatan pasien TB tergantung kriteria pasien TB
2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR)
Diberikan pada pasien:
TB paru baru terkonfirmasi bakteriologis
TB paru baru terkonfirmasi klinis
PENGOBATAN TBC SENSITIF OBAT
MENGGUNAKAN OAT LINI PERTAMA
• Kategori 1 • Kategori 2
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau
2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E
Diberikan pada pasien dengan riwayat
pengobatan OAT dan tidak resisten :
• Kambuh
• Gagal pada pengobatan Kategori 1
sebelumnya
• Pengobatan setelah putus berobat (loss to
follow-up)
DOSIS PADUAN OAT KDT
Kategori 1: 2(HRZE) / 4(HR)3
Berat
Badan
Tahap Awal
tiap hari selama
56 hari
RHZE
(150/75/400/275)
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu
selama 16
minggu
RH (150/150)
30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT
38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT
55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT
≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT
Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 :
2(HRZE)S/ (HRZE)/5(HR)3E3
Berat
Badan
Tahap Awal
tiap hari
RHZE (150/75/400/275) + S
Tahap Lanjutan
3 kali seminggu
RH (150/150) +
E(400)
Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu
30-37 kg 2 tab 4KDT
+ 500 mg Streptomisin inj.
2 tab 4KDT 2 tab 2KDT
+ 2 tab Etambutol
38-54 kg 3 tab 4KDT
+ 750 mg Streptomisin inj.
3 tab 4KDT 3 tab 2KDT
+ 3 tab Etambutol
55-70 kg 4 tab 4KDT
+ 1000 mg Streptomisin inj.
4 tab 4KDT 4 tab 2KDT
+ 4 tab Etambutol
≥71 kg 5 tab 4KDT
+ 1000mg Streptomisin inj.
5 tab 4KDT 5 tab 2KDT
+ 5 tab Etambutol
PEMANTAUAN KEMAJUAN PENGOBATAN
KATEGORI
PENGOBATAN
BULAN PENGOBATAN
1 2 3 4 5 6 7 8
Pasien baru
2(HRZE)/4(HR)ӡ
(====) (====)
X
apabila
hasilnya
BTA positif,
dinyatakan
tidak
konversi*.
(-------)
( X )
(-------) (-------)
X
apabila
hasilnya BTA
positif,
dinyatakan
gagal *
(-------)
X
apabila
hasilnya
BTA positif,
dinyatakan
gagal*.
Pasien
pengobatan
ulang
2(HRZE)S
/(HRZE)/
5(HR)ӡEӡ
(====) (====) (====)
X
apabila
hasilnya BTA
positif,
dinyatakan
tidak konversi*.
(-------)
( X )
(-------)
X
apabila
hasilnya BTA
positif,
dinyatakan
gagal*
(-------) (-------) (-------)
X
apabila
hasilnya BTA
positif,
dinyatakan
gagal*
HASIL PENGOBATAN PASIEN TB SO
• Efek samping ringan sampai sedang ditangani di FKTP
• Efek samping berat dan tidak menunjukkan perbaikan setelah penanganan efek samping ringan atau
sedang segera rujuk ke FKRTL
• Alur rujukan tatalaksana efek samping mengikuti alur jejaring yang telah disepakati antara pengelola
program TB, penyedia layanan dan mekanisme pembayaran yankes yang dimiliki pasien TB
TATALAKSANA PASIEN TB
DENGAN EFEK SAMPING OAT
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
Tidak ada nafsu makan, mual,
sakit perut
H, R, Z OAT ditelan malam sebelum tidur. Apabila keluhan tetap ada,
OAT ditelan dengan sedikit makanan. Apabila keluhan semakin
hebat disertai muntah, waspada efek samping berat dan segera
rujuk ke dokter.
Nyeri sendi Z Beri Aspirin, Parasetamol atau OAINS.
Kesemutan/Rasa terbakar di
telapak kaki atau tangan
H Beri vtamin B6 (piridoxin) 50-75 mg per hari.
Warna kemerahan pada air seni
(urine)
R Tidak membahayakan dan tidak perlu diberi obat penawar tapi
perlu penjelasan kepada pasien.
Flu sindrom (demam, menggigil,
lemas, sakit kepala, nyeri
tulang)
R dosis
intermiten
Pemberian R dirubah dari intermiten menjadi setiap hari.
EFEK SAMPING RINGAN OAT
Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan
Bercak kemerahan kulit (rash) dengan atau
tanpa rasa gatal
H, R, Z, S Ikuti petunjuk penatalaksanaan TB dengan
reaksi alergi.
Gangguan pendengaran
(tanpadiketemukan serumen)
S S dihentikan.
Gangguan keseimbangan S S dihentikan.
Ikterus tanpa penyebab lain H, R, Z Semua OAT dihentikan sampai ikterus
menghilang.
Bingung, mual muntah (dicurigai terjadi
gangguan fungsi hati apabila disertai
ikterus)
Semua jenis OAT Semua OAT dihentikan, segera lakukan
pemeriksaan fungsi hati.
Gangguan penglihatan E E dihentikan.
Purpura, renjatan (syok), gagal ginjal akut R R dihentikan.
Penurunan produksi urine S S dihentikan.
KENALI EFEK SAMPING BERAT OAT
PENGOBATAN
TB RESISTEN OBAT
 Mono Resisten:
1 macam OAT H/ R/ S/ E
 Poli resisten:
INH & Rifampisin tidak bersamaan  H+S+E/ S+E/ H+E/R+E+S
 Resistensi Ganda (Multi Drug Resistance/MDR):
INH dan Rifampisin secara bersama  H+R/ H+R+Z/ H+R+E/ H+R+Z+E+S
 Pre-Extensive Drug Resistance (Pre-XDR):  Perubahan definisi
MDR + Gol.fluoroquinolon atau OAT lini 2 suntikan (kanamisin/ amikasin/ kapreomisin)
 Extensive Drug Resistance (XDR):  Perubahan definisi
MDR + Gol.fluoroquinolon dan OAT lini 2 suntikan (kanamisin/ amikasin/ kapreomisin)
DEFINISI RESISTENSI OAT
KELOMPOK
OBAT TBC
RESISTAN
OBAT
Diagnosis
Tegak
Persiapan
Awal
Pengobatan
KIE, Konseling
Komunikasi
Motivasi &
Informed
Consent
Menetapkan
Paduan
Pengobatan
PENGOBATAN TB RO
Setelah hasil TCM keluar
:
PENGOBATAN TB RO DI INDONESIA
• Sejak Agustus 2020, paduan pengobatan TB RO di Indonesia
tidak lagi menggunakan obat injeksi (all-oral regimen), kecuali
untuk kasus tertentu dapat diberikan Amikasin atau Streptomisin.
• Berdasarkan durasinya, paduan pengobatan TB RO dibagi
menjadi:
Paduan jangka pendek (9-11 bulan)
Paduan jangka panjang (18-24 bulan)
• Untuk anak dengan TB RO (<18 tahun), mengikuti panduan yang
susah disusun oleh Pokja TB RO Anak pada Bab IX Juknis TB RO).
Paduan Jangka Pendek Tanpa
Injeksi
Kriteria pasien TB RO yang bisa mendapatkan paduan ini ialah sebagai
berikut:
 Tidak resistan terhadap fluorokuinolon
 Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR
 Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan
 Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif terhadap OAT pada
paduan jangka pendek (kecuali resistan INH dengan mutasi inhA atau
katG). Pasien resistan INH dengan mutasi pada inhA dan katG
berdasarkan hasil pemeriksaan LPA lini kedua tidak bisa mendapatkan
paduan jangka pendek.
 Tidak sedang hamil atau menyusui
 Bukan kasus TB paru berat: TB dengan kavitas, kerusakan parenkim paru
yang luas
 Bukan kasus TB ekstraparu berat: TB meningitis, osteoarticular, efusi
pericardial atau TB abdomen
 Pasien TB RO dengan HIV (paru dan ekstraparu)
 Anak usia lebih dari 6 tahun
Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi
• Pada paduan jangka pendek, BDQ tetap
diberikan selama 6 bulan tanpa
memperhatikan durasi tahap awal.
• Tidak dianjurkan untuk mengubah
komposisi obat, kecuali untuk Etionamid
diganti dengan Protionamid dan
Levofloksasin diganti dengan
Moksifloksasin.
• Paduan pengobatan jangka pendek
tanpa injeksi tidak bisa diberikan bila
hasil LPA lini kedua menunjukkan
adanya mutasi pada inhA dan katG yang
menunjukkan adanya resistansi
terhadap INH dosis tinggi dan Eto/Pto.
Your Footer Here 34
Date
Pengobatan
jangka pendek
Konversi BTA ≤4 bulan Durasi tahap lanjutan
= 5 bulan
Belum konversi
pada bulan ke-4
Teruskan tahap
awal s/d 6 bulan
Terjadi konversi BTA pada
bulan ke-5 atau ke-6
Durasi tahap
awal = 4 bulan
Tidak terjadi konversi
s/d bulan ke-6
Pasien dinyatakan gagal
pengobatan jangka pendek
Pasien dirujuk untuk
mendapatkan paduan invidual
Lanjutkan pengobatan ke
tahap lanjutan selama 5
bulan
Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi
Pemantauan
Pengobatan TB RO
dengan Paduan
Jangka Pendek
Paduan Jangka Panjang
Tanpa Injeksi
• Pengobatan dimulai dengan
lima obat TB yang diperkirakan
efektif dan terdapat setidaknya
tiga obat setelah penggunaan
Bedaquiline dihentikan.
• Langkah penyusunan paduan
jangka panjang dapat dilihat
pada tabel berikut:
Paduan Jangka Panjang
Tanpa Injeksi
Kriteria pasien TB RO yang diberikan paduan jangka panjang tanpa
injeksi ialah:
 Pasien TB RR/MDR dengan resistansi terhadap florokuinolon (TB
pre-XDR)
 Pasien TB XDR
 Pasien TB RO yang pernah mendapatkan OAT lini kedua selama 
1 bulan
 Pasien TB RR/MDR yang terbukti atau diduga resistan terhadap
Bedaquiline, Clofazimine atau Linezolid
 Pasien TB MDR dengan hasil LPA terdapat mutasi pada inhA dan
katG
 Pasien TB RR/MDR paru dengan lesi luas, kavitas bilateral
 Pasien TB RR/MDR ekstra paru berat atau dengan komplikasi
(yang harus diobati jangka panjang), seperti meningitis,
osteoarticular, efusi pericardial, TB abdomen
 Pasien TB RO dengan kondisi klinis tertentu yang berdasarkan
pertimbangan TAK tidak memenuhi kriteria untuk mendapatkan
paduan pengobatan jangka pendek
Paduan Jangka Panjang
Tanpa Injeksi
• Contoh paduan pengobatan jangka panjang tanpa injeksi:
• Durasi total pemberian paduan pengobatan TB RO jangka
panjang ialah selama 18–20 bulan dan setelah 15–17
bulan sejak terjadinya konversi kultur dahak.
• Bedaquiline dan Delamanid hanya diberikan selama 6
bulan.
Durasi Pengobatan
• Bila pasien tidak konversi (biakan) pada bulan ke-8  “Gagal pengobatan”. Pasien
harus didaftarkan ulang dan memulai pengobatan jangka panjang dari awal dengan
komposisi obat sesuai dengan hasil uji kepekaan terbaru.
Waktu konversi biakan
(Bulan ke-)
Perhitungan durasi
pengobatan
Durasi total pengobatan TB
RO jangka panjang
1 N/A 18 bulan
2 2 + 16 bulan 18 bulan
3 – 7 n + 16 bulan 19 – 23 bulan
8 8 + 16 bulan 24 bulan
Pemantauan
Pengobatan TB
RO dengan
Paduan Jangka
Panjang
Evaluasi
Pengobatan n
Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul
EFEK SAMPING OAT LINI 2
No Efek samping Kemungkinan OAT
Penyebab
1. Reaksi kulit alergi
ringan
Z, E, Eto, PAS, Km, Cm,
Reaksi kulit alergi
sedang dengan/ tanpa
demam
Z, E, Eto, PAS, Km, Cm
2. Neuropati perifer H, Cs, Km, Eto, Lfx
3. Mual muntah ringan Eto, PAS, Cfz, H, Z, E, Lfx, R
Mual muntah berat Eto, PAS, Cfz, H, Z, E, Lfx.
No Efek samping
Kemungkinan OAT
Penyebab
4 Anoreksia Z, Eto, Lfx
5 Diare PAS
6. Nyeri kepala Eto, Cs
7. Vertigo Km, Cm, Eto
8. Artralgia Z, Lfx
9. Gangguan Tidur Lfx, Moxi
10. Gangguan elektrolit
ringan: Hipokalemi
Km, Cm
No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab
11 Depresi Cs, Lfx, Eto, H
12 Perubahan perilaku Cs, H
13 Gastritis PAS, Eto,Z
14 Nyeri di tempat suntikan Km, Cm
15 Metalic taste Eto
16 Gatal Cfz
17 Penuaan warna kulit Cfz
Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul
EFEK SAMPING OAT LINI 2 (LANJUTAN)
EFEK SAMPING BERAT YANG SERING MUNCUL
No Efek samping
Kemungkinan OAT
Penyebab
1 Kelainan fungsi hati Z, H, Eto, PAS, E, Lfx,
Mfx
2 Kelainan fungsi ginjal Km, Cm
3 Perdarahan lambung PAS, Eto, H,Z
4 Gangguan Elektrolit berat
(Bartter like syndrome)
Cm, Km
5 Gangguan pendengaran Km, Cm
6 Gangguan penglihatan E
Efek Samping OAT Lini 2 (Lanjutan)
No Efek samping
Kemungkinan OAT
Penyebab
7 Gangguan psikotik
(Suicidal tendency)
Cs
8 Kejang Cs, Lfx
9 Tendinitis Lfx, Mfx
10 Syok Anafilaktik Km, Cm
11 Reaksi alergi toksik
menyeluruh dan SJS
Semua OAT yang
digunakan
12 Hipotiroid PAS, Eto
DO YOU HAVE A QUESTION?
46
47

More Related Content

Similar to TB MDR

Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxIts4people
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.pptlinggagumelar2
 
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...linda399806
 
update TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxupdate TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxssuser4b714e
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptBankSoal8
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1ImronSaprol
 
penyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxpenyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxssuser3737be
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxzakinaoctaviano
 
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfpptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfRizkyHidayat91
 
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptsoleha8
 
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.pptEPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.pptAnnaMariana8
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxhasbi63
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb royosef sugi
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.pptAndrewHukom1
 
poster_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdf
poster_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdfposter_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdf
poster_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdfputi24
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxEvanYoung38
 

Similar to TB MDR (20)

PPT TPT dinkes.pptx
PPT TPT dinkes.pptxPPT TPT dinkes.pptx
PPT TPT dinkes.pptx
 
Tuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptxTuberculosis.pptx
Tuberculosis.pptx
 
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
TB paru  dr.lingga RSPH.pptTB paru  dr.lingga RSPH.ppt
TB paru dr.lingga RSPH.ppt
 
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
PIK-TB-Solo-17-maret-2018-Ko-Infeksi-Tuberkulosis-Resisten-Obat-dan-Human-Imm...
 
update TB Paru.pptx
update TB Paru.pptxupdate TB Paru.pptx
update TB Paru.pptx
 
Penyakit TB.ppt
Penyakit TB.pptPenyakit TB.ppt
Penyakit TB.ppt
 
Tb anak dr.anam-1
Tb anak  dr.anam-1Tb anak  dr.anam-1
Tb anak dr.anam-1
 
penyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxpenyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptx
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
PPT THYPOID KEL 3.pptx
PPT THYPOID KEL 3.pptxPPT THYPOID KEL 3.pptx
PPT THYPOID KEL 3.pptx
 
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdfpptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
pptthypoidkel3-221104094441-029e2f3d.pdf
 
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.pptMateri-Penyuluhan-TB.ppt
Materi-Penyuluhan-TB.ppt
 
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.pptEPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
EPIDEMIOLOGI_TUBERCULOSIS.ppt
 
kolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.pptkolaborasi TB HIV.ppt
kolaborasi TB HIV.ppt
 
6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika6 tuberkulostatika
6 tuberkulostatika
 
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptxTeraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
Teraapi pengobatan tuberculosis dan .pptx
 
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb roAlur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
Alur diagnosis tb tb ro dan pemeriksaan lab tb ro
 
174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt174989355-power-point-TB-paru.ppt
174989355-power-point-TB-paru.ppt
 
poster_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdf
poster_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdfposter_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdf
poster_alur_diagnosis_tb___rev_subdit_tb.pdf
 
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptxTuberkulosis Pkm Sempu.pptx
Tuberkulosis Pkm Sempu.pptx
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 

Recently uploaded (18)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 

TB MDR

  • 1. INFORMASI DASAR TB SENSITIF OBAT, TB RESISTEN OBAT Lokakarya Pendampingan Pasien TBC RO Hotel Aryaduta, Medan, 16-18 Juni 2021 dr. Eva O. K. Simatupang
  • 2. Kuman Mycobacterium Tuberculosis  menular lewat udara Tidak hanya menyerang paru  bagian tubuh lainnya (kulit, kelenjar, tulang,otak) Bisa disembuhkan  Kepatuhan minum obat dan dukungan masyarakat mempengaruhi Obat disediakan oleh Pemerintah (Program TB Nasional) secara gratis (kerjasama dengan dinkes) Kuman TBC bertahan di tempat yang gelap dan lembab. Lingkungan kumuh dan padat memperbesar resiko penularan. APA ITU TUBERKULOSIS? Jumlah kuman : Berbicara 0-200 Batuk 0-3,500 Bersin 4,500- 1,000,000
  • 3. PERJALANAN PENYAKIT TUBERKULOSIS INFEKSI TERPAJAN TB MATI KRONIS/ TB RESISTEN OBAT Risiko menjadi TB bila dengan HIV: • 5-10% setiap tahun • >30% lifetime Jumlah kasus TB BTA+ Faktor lingkungan : §Ventilasi §Kepadatan §Dalam ruangan Faktor Perilaku HIV(+) § Malnutrisi § Penyakit DM, immunosupresan 10% § Keterlambatan diagnosis dan pengobatan § Tatalaksana tak memadai § Kondisi kesehatan Konsentrasi Kuman Lama kontak transmisi SEMBUH
  • 4. DIAGNOSIS ? Batuk > 2 minggu Gejala Konstitusional • Demam • Nafsu makan menurun • Penurunan berat badan • Lemah • Lelah • Keringat malam Riwayat Medis • HIV • DM • Kegananasan • immunocompromais Faktor risiko infeksi • Kontak dengan penderita TB Aktif • Lingkungan padat penduduk • Tunawisma • malnutrisi
  • 5. 1. Pasien TB gagal pengobatan kategori 2 2. Pasien TB pengobatan kategori 2 yang tidak konversi 3. Pasien TB yang mempunyai riwayat pengobatan TB yang tidak standar 4. Pasien TB gagal pengobatan kategori 1 5. Pasien TB pengobatan kategori 1 yang tidak konversi 6. Pasien TB kambuh/relaps 7. Pasien TB yang kembali setelah lalai/default 8. Suspek TB yang kontak erat dengan pasien TB MDR 9. Pasien ko-infeksi TB HIV yang tidak respon terhadap OAT NB: Kriteria 10 bukan terduga TB RO tetapi penegakan diagnosanya dengan TCM : pasien ODHA, ibu hamil dan menyusui, anak, DM, malnutrisi, BTA negatif, lesi luas, TB ekstraparu. KRITERIA TERDUGA TB RO Segera rujuk pemeriksaan TCM (utamakan rujukan specimen)
  • 6. PEMERIKSAAN LABORATORIUM TB • Pemeriksaan Mikroskopis TB • Pemeriksaan Molekuler TB  Tes cepat molekuler (TCM)  Line Probe Assay (LPA) lini 2 • Biakan Dan Uji Kepekaan Obat TB
  • 8. PERKEMBANGAN PEMERIKSAAN DIAGNOSTIK TB Metode LJ Konvensional 10-14 minggu TCM – 2 jam Metode MGIT 6–8 minggu LPA 5–7 hari
  • 9. Perbandingan Sensitivitas Pemeriksaan Lab TB Jenis Pemeriksaan Kebutuhan Koloni Pooled Sensitifity Pooled Specificity Mikroskopis BTA 5.000 - 10.000 cfu / ml 70.8 % 94.9 % Tes Cepat Molekuler (GeneXpert) TCM TB untuk diagnosis TB Paru dewasa* 131 cfu / ml 88% (84.92) 99% (98.99) TCM TB untuk mendeteksi Rif Resistan ** 95% (90.97) 98% (97.99) WHO Xpert MTB/RIF- Policy Update 2013, Oct 2013 * Berdasarkan 27 studies, 9558 partisipan ** Berdasarkan 24 studies, 2414 spesimen, 555 rif res spesimen
  • 10.
  • 11.  Jumlah dahak untuk diagnosis (TCM) adalah 2 dahak berkualitas baik: 1. Satu dahak untuk diperiksa TCM 2. Satu dahak sebagai cadangan jika diperlukan pemeriksaan ulangan: ct. jika hasil TCM indeterminate, invalid, error, no result atau hasil Rif Resistan pada pasien dengan resiko rendah TB RO  Pasien TB RO yang telah terkonfirmasi RR harus diambil 2 dahak (SS/SP) untuk pemeriksaan LPA dan uji kepekaan TB. JUMLAH DAHAK UNTUK PEMERIKSAAN DIAGNOSIS TB RO
  • 12.  Pengemasan dahak wajib menggunakan cold chain  Pada pengiriman dahak untuk pemeriksaan biakan dan uji kepekaan  Pengemasan dahak tidak wajib menggunakan cold chain  Pada pengiriman dahak untuk pemeriksaan TCM.  Dahak diterima oleh laboratorium maksimal 2 x 24 jam dari saat pengambilan dahak. PENGIRIMAN SPESIMEN TB
  • 13. Pasien baru, tidak ada riwayat pengobatan TB, tidak ada riwayat kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (- ) atau tidak diketahui status HIV nya TERDUGA TB Pasien dengan riwayat pengobatan TB, pasien dengan riwayat kontak erat dengan pasien TB RO, pasien dengan HIV (+) Pemeriksaan Klinis dan Pemeriksaan bakteriologis dengan Mikroskop atau Tes Cepat Molekuler (TCM) Memiliki akses untuk TCM TB Tidak memiliki akses untuk TCM TB Pemeriksaan Mikroskopis BTA Pemeriksaan TCM TB Tidak bisa dirujuk Mendukung TB (- -) (+ +) (+ -) Tidak Mendukung TB Foto Toraks Antibiotika Non OAT Ada Perbaikan Klinis Tidak Ada Perbaikan Klinis, ada faktor risiko TB, dan atas pertimbangan dokter Bukan TB; TB Terkonfirmasi Klinis Pengobatan TB Lini 1 TB Pre XDR TB XDR TB RR; TB MDR MTB Pos, Rif Sensitive MTB Pos, Rif Resistance MTB Neg MTB Pos, Rif Indeterminate Lanjutkan Pengobatan TB RO Pengobatan TB RO dengan Paduan Baru Foto Toraks Mengikuti alur yang sama dengan alur pada hasil pemeriksaan mikrokopis BTA negatif (- -) TB RR Ulangi pemeriksaan TCM Mulai Pengobatan TB RO; Lakukan pemeriksaan Biakan dan Uji Kepekaan OAT Lini 1 dan Lini 2 TB Terkonfirmasi Bakteriologis Alur Diagnosis TBC Paru pada orang Dewasa
  • 15.  Prinsip pengobatan yang adekuat:  Minimal 4 macam obat  Dosis yang tepat  Ditelan teratur dan diawasi PMO (Pengawas Menelan Obat) sampai selesai pengobatan.  Pengobatan diberikan dalam dua (2) tahap yaitu tahap awal dan tahap lanjutan PRINSIP PENGOBATAN TBC SENSITIF OBAT
  • 16. • Diberikan setiap hari • Tujuan: menjamin konversi PRINSIP PENGOBATAN TBC DI FASYANKES • Tahap Awal • Tahap Lanjutan • Obat program saat ini tersedia intermitten/1 minggu 3x • Guidelines WHO tahun 2017: diberikan setiap hari • Tujuan: membunuh sisa-sisa kuman yang masih ada dalam tubuh dan mencegah terjadinya kekambuhan Lama pengobatan pasien TB tergantung kriteria pasien TB
  • 17. 2(HRZE)/4(HR)3 atau 2(HRZE)/4(HR) Diberikan pada pasien: TB paru baru terkonfirmasi bakteriologis TB paru baru terkonfirmasi klinis PENGOBATAN TBC SENSITIF OBAT MENGGUNAKAN OAT LINI PERTAMA • Kategori 1 • Kategori 2 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)3E3 atau 2(HRZE)S/(HRZE)/5(HR)E Diberikan pada pasien dengan riwayat pengobatan OAT dan tidak resisten : • Kambuh • Gagal pada pengobatan Kategori 1 sebelumnya • Pengobatan setelah putus berobat (loss to follow-up)
  • 18. DOSIS PADUAN OAT KDT Kategori 1: 2(HRZE) / 4(HR)3 Berat Badan Tahap Awal tiap hari selama 56 hari RHZE (150/75/400/275) Tahap Lanjutan 3 kali seminggu selama 16 minggu RH (150/150) 30 – 37 kg 2 tablet 4KDT 2 tablet 2KDT 38 – 54 kg 3 tablet 4KDT 3 tablet 2KDT 55 – 70 kg 4 tablet 4KDT 4 tablet 2KDT ≥ 71 kg 5 tablet 4KDT 5 tablet 2KDT Dosis paduan OAT KDT Kategori 2 : 2(HRZE)S/ (HRZE)/5(HR)3E3 Berat Badan Tahap Awal tiap hari RHZE (150/75/400/275) + S Tahap Lanjutan 3 kali seminggu RH (150/150) + E(400) Selama 56 hari Selama 28 hari selama 20 minggu 30-37 kg 2 tab 4KDT + 500 mg Streptomisin inj. 2 tab 4KDT 2 tab 2KDT + 2 tab Etambutol 38-54 kg 3 tab 4KDT + 750 mg Streptomisin inj. 3 tab 4KDT 3 tab 2KDT + 3 tab Etambutol 55-70 kg 4 tab 4KDT + 1000 mg Streptomisin inj. 4 tab 4KDT 4 tab 2KDT + 4 tab Etambutol ≥71 kg 5 tab 4KDT + 1000mg Streptomisin inj. 5 tab 4KDT 5 tab 2KDT + 5 tab Etambutol
  • 19. PEMANTAUAN KEMAJUAN PENGOBATAN KATEGORI PENGOBATAN BULAN PENGOBATAN 1 2 3 4 5 6 7 8 Pasien baru 2(HRZE)/4(HR)ӡ (====) (====) X apabila hasilnya BTA positif, dinyatakan tidak konversi*. (-------) ( X ) (-------) (-------) X apabila hasilnya BTA positif, dinyatakan gagal * (-------) X apabila hasilnya BTA positif, dinyatakan gagal*. Pasien pengobatan ulang 2(HRZE)S /(HRZE)/ 5(HR)ӡEӡ (====) (====) (====) X apabila hasilnya BTA positif, dinyatakan tidak konversi*. (-------) ( X ) (-------) X apabila hasilnya BTA positif, dinyatakan gagal* (-------) (-------) (-------) X apabila hasilnya BTA positif, dinyatakan gagal*
  • 21. • Efek samping ringan sampai sedang ditangani di FKTP • Efek samping berat dan tidak menunjukkan perbaikan setelah penanganan efek samping ringan atau sedang segera rujuk ke FKRTL • Alur rujukan tatalaksana efek samping mengikuti alur jejaring yang telah disepakati antara pengelola program TB, penyedia layanan dan mekanisme pembayaran yankes yang dimiliki pasien TB TATALAKSANA PASIEN TB DENGAN EFEK SAMPING OAT
  • 22. Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan Tidak ada nafsu makan, mual, sakit perut H, R, Z OAT ditelan malam sebelum tidur. Apabila keluhan tetap ada, OAT ditelan dengan sedikit makanan. Apabila keluhan semakin hebat disertai muntah, waspada efek samping berat dan segera rujuk ke dokter. Nyeri sendi Z Beri Aspirin, Parasetamol atau OAINS. Kesemutan/Rasa terbakar di telapak kaki atau tangan H Beri vtamin B6 (piridoxin) 50-75 mg per hari. Warna kemerahan pada air seni (urine) R Tidak membahayakan dan tidak perlu diberi obat penawar tapi perlu penjelasan kepada pasien. Flu sindrom (demam, menggigil, lemas, sakit kepala, nyeri tulang) R dosis intermiten Pemberian R dirubah dari intermiten menjadi setiap hari. EFEK SAMPING RINGAN OAT
  • 23. Efek Samping Penyebab Penatalaksanaan Bercak kemerahan kulit (rash) dengan atau tanpa rasa gatal H, R, Z, S Ikuti petunjuk penatalaksanaan TB dengan reaksi alergi. Gangguan pendengaran (tanpadiketemukan serumen) S S dihentikan. Gangguan keseimbangan S S dihentikan. Ikterus tanpa penyebab lain H, R, Z Semua OAT dihentikan sampai ikterus menghilang. Bingung, mual muntah (dicurigai terjadi gangguan fungsi hati apabila disertai ikterus) Semua jenis OAT Semua OAT dihentikan, segera lakukan pemeriksaan fungsi hati. Gangguan penglihatan E E dihentikan. Purpura, renjatan (syok), gagal ginjal akut R R dihentikan. Penurunan produksi urine S S dihentikan. KENALI EFEK SAMPING BERAT OAT
  • 25.  Mono Resisten: 1 macam OAT H/ R/ S/ E  Poli resisten: INH & Rifampisin tidak bersamaan  H+S+E/ S+E/ H+E/R+E+S  Resistensi Ganda (Multi Drug Resistance/MDR): INH dan Rifampisin secara bersama  H+R/ H+R+Z/ H+R+E/ H+R+Z+E+S  Pre-Extensive Drug Resistance (Pre-XDR):  Perubahan definisi MDR + Gol.fluoroquinolon atau OAT lini 2 suntikan (kanamisin/ amikasin/ kapreomisin)  Extensive Drug Resistance (XDR):  Perubahan definisi MDR + Gol.fluoroquinolon dan OAT lini 2 suntikan (kanamisin/ amikasin/ kapreomisin) DEFINISI RESISTENSI OAT
  • 26.
  • 29.
  • 30. PENGOBATAN TB RO DI INDONESIA • Sejak Agustus 2020, paduan pengobatan TB RO di Indonesia tidak lagi menggunakan obat injeksi (all-oral regimen), kecuali untuk kasus tertentu dapat diberikan Amikasin atau Streptomisin. • Berdasarkan durasinya, paduan pengobatan TB RO dibagi menjadi: Paduan jangka pendek (9-11 bulan) Paduan jangka panjang (18-24 bulan) • Untuk anak dengan TB RO (<18 tahun), mengikuti panduan yang susah disusun oleh Pokja TB RO Anak pada Bab IX Juknis TB RO).
  • 31. Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi Kriteria pasien TB RO yang bisa mendapatkan paduan ini ialah sebagai berikut:  Tidak resistan terhadap fluorokuinolon  Tidak ada kontak dengan pasien TB pre/XDR  Tidak pernah mendapat OAT lini kedua selama ≥ 1 bulan  Tidak ada resistansi atau dugaan tidak efektif terhadap OAT pada paduan jangka pendek (kecuali resistan INH dengan mutasi inhA atau katG). Pasien resistan INH dengan mutasi pada inhA dan katG berdasarkan hasil pemeriksaan LPA lini kedua tidak bisa mendapatkan paduan jangka pendek.  Tidak sedang hamil atau menyusui  Bukan kasus TB paru berat: TB dengan kavitas, kerusakan parenkim paru yang luas  Bukan kasus TB ekstraparu berat: TB meningitis, osteoarticular, efusi pericardial atau TB abdomen  Pasien TB RO dengan HIV (paru dan ekstraparu)  Anak usia lebih dari 6 tahun
  • 32. Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi • Pada paduan jangka pendek, BDQ tetap diberikan selama 6 bulan tanpa memperhatikan durasi tahap awal. • Tidak dianjurkan untuk mengubah komposisi obat, kecuali untuk Etionamid diganti dengan Protionamid dan Levofloksasin diganti dengan Moksifloksasin. • Paduan pengobatan jangka pendek tanpa injeksi tidak bisa diberikan bila hasil LPA lini kedua menunjukkan adanya mutasi pada inhA dan katG yang menunjukkan adanya resistansi terhadap INH dosis tinggi dan Eto/Pto.
  • 33. Your Footer Here 34 Date Pengobatan jangka pendek Konversi BTA ≤4 bulan Durasi tahap lanjutan = 5 bulan Belum konversi pada bulan ke-4 Teruskan tahap awal s/d 6 bulan Terjadi konversi BTA pada bulan ke-5 atau ke-6 Durasi tahap awal = 4 bulan Tidak terjadi konversi s/d bulan ke-6 Pasien dinyatakan gagal pengobatan jangka pendek Pasien dirujuk untuk mendapatkan paduan invidual Lanjutkan pengobatan ke tahap lanjutan selama 5 bulan Paduan Jangka Pendek Tanpa Injeksi
  • 34. Pemantauan Pengobatan TB RO dengan Paduan Jangka Pendek
  • 35. Paduan Jangka Panjang Tanpa Injeksi • Pengobatan dimulai dengan lima obat TB yang diperkirakan efektif dan terdapat setidaknya tiga obat setelah penggunaan Bedaquiline dihentikan. • Langkah penyusunan paduan jangka panjang dapat dilihat pada tabel berikut:
  • 36. Paduan Jangka Panjang Tanpa Injeksi Kriteria pasien TB RO yang diberikan paduan jangka panjang tanpa injeksi ialah:  Pasien TB RR/MDR dengan resistansi terhadap florokuinolon (TB pre-XDR)  Pasien TB XDR  Pasien TB RO yang pernah mendapatkan OAT lini kedua selama  1 bulan  Pasien TB RR/MDR yang terbukti atau diduga resistan terhadap Bedaquiline, Clofazimine atau Linezolid  Pasien TB MDR dengan hasil LPA terdapat mutasi pada inhA dan katG  Pasien TB RR/MDR paru dengan lesi luas, kavitas bilateral  Pasien TB RR/MDR ekstra paru berat atau dengan komplikasi (yang harus diobati jangka panjang), seperti meningitis, osteoarticular, efusi pericardial, TB abdomen  Pasien TB RO dengan kondisi klinis tertentu yang berdasarkan pertimbangan TAK tidak memenuhi kriteria untuk mendapatkan paduan pengobatan jangka pendek
  • 37. Paduan Jangka Panjang Tanpa Injeksi • Contoh paduan pengobatan jangka panjang tanpa injeksi: • Durasi total pemberian paduan pengobatan TB RO jangka panjang ialah selama 18–20 bulan dan setelah 15–17 bulan sejak terjadinya konversi kultur dahak. • Bedaquiline dan Delamanid hanya diberikan selama 6 bulan.
  • 38. Durasi Pengobatan • Bila pasien tidak konversi (biakan) pada bulan ke-8  “Gagal pengobatan”. Pasien harus didaftarkan ulang dan memulai pengobatan jangka panjang dari awal dengan komposisi obat sesuai dengan hasil uji kepekaan terbaru. Waktu konversi biakan (Bulan ke-) Perhitungan durasi pengobatan Durasi total pengobatan TB RO jangka panjang 1 N/A 18 bulan 2 2 + 16 bulan 18 bulan 3 – 7 n + 16 bulan 19 – 23 bulan 8 8 + 16 bulan 24 bulan
  • 41. Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul EFEK SAMPING OAT LINI 2 No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab 1. Reaksi kulit alergi ringan Z, E, Eto, PAS, Km, Cm, Reaksi kulit alergi sedang dengan/ tanpa demam Z, E, Eto, PAS, Km, Cm 2. Neuropati perifer H, Cs, Km, Eto, Lfx 3. Mual muntah ringan Eto, PAS, Cfz, H, Z, E, Lfx, R Mual muntah berat Eto, PAS, Cfz, H, Z, E, Lfx. No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab 4 Anoreksia Z, Eto, Lfx 5 Diare PAS 6. Nyeri kepala Eto, Cs 7. Vertigo Km, Cm, Eto 8. Artralgia Z, Lfx 9. Gangguan Tidur Lfx, Moxi 10. Gangguan elektrolit ringan: Hipokalemi Km, Cm
  • 42. No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab 11 Depresi Cs, Lfx, Eto, H 12 Perubahan perilaku Cs, H 13 Gastritis PAS, Eto,Z 14 Nyeri di tempat suntikan Km, Cm 15 Metalic taste Eto 16 Gatal Cfz 17 Penuaan warna kulit Cfz Efek Samping Ringan dan Sedang Yang Sering Muncul EFEK SAMPING OAT LINI 2 (LANJUTAN)
  • 43. EFEK SAMPING BERAT YANG SERING MUNCUL No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab 1 Kelainan fungsi hati Z, H, Eto, PAS, E, Lfx, Mfx 2 Kelainan fungsi ginjal Km, Cm 3 Perdarahan lambung PAS, Eto, H,Z 4 Gangguan Elektrolit berat (Bartter like syndrome) Cm, Km 5 Gangguan pendengaran Km, Cm 6 Gangguan penglihatan E Efek Samping OAT Lini 2 (Lanjutan) No Efek samping Kemungkinan OAT Penyebab 7 Gangguan psikotik (Suicidal tendency) Cs 8 Kejang Cs, Lfx 9 Tendinitis Lfx, Mfx 10 Syok Anafilaktik Km, Cm 11 Reaksi alergi toksik menyeluruh dan SJS Semua OAT yang digunakan 12 Hipotiroid PAS, Eto
  • 44.
  • 45. DO YOU HAVE A QUESTION? 46
  • 46. 47

Editor's Notes

  1. Keterangan: Semua terduga TB di periksa dengan menggunakan TCM pada Faskes yang mempunyai Alat Tes Cepat Molukuler (TCM) TB: Faskes yang tidak mempunyai alat TCM boleh merujuk ke faskes yang mempunyai alat TCM, yaitu suspek TB pada ODHA, suspek TB Resistan obat, suspek TB pada DM, suspek TB pada Anak, suspek TB dengan klinis mendukung dengan mengirimkan contoh uji atau pasien.
  2. Keterangan : (====) : Pengobatan tahap awal (-------) : Pengobatan tahap lanjutan X : Pemeriksaan dahak ulang pada minggu terakhir bulan pengobatan untuk memantau hasil pengobatan ( X ) : Pemeriksaan dahak ulang pada bulan ini dilakukan hanya apabila hasil pemeriksaan pada akhir tahap awal hasilnya BTA(+)
  3. MI 2 HAL 36