SlideShare a Scribd company logo
1 of 58
TUBERKULOSTATIKA
OLEH
DRA.HJ.NURLINA IBRAHIM,M.Si.,Apt.
TBC sbg global emergency (WHO, 1993)
1/3 penduduk dunia terinfeksi TB
95% ada di negara negara berkembang
8 juta terinfeksi, 3 juta meninggal (1996)
 98% kematian di negara berkembang
75% penderita usia produktif (20-45
tahun)
Munculnya pandemi HIV/AIDS
2003: highest estimated TB rates per
capita were in Africa
25 - 49
50 - 99
100 - 299
< 10
10 - 24
No estimate
per 100 000 pop
300 or more
The designations employed and the presentation of material on this map do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the World Health
Organization concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries.
White lines on maps represent approximate border lines for which there may not yet be full agreement.
© WHO 2004
Global Tuberculosis Control. WHO Report 2003. WHO/HTM/TB/2004.331
Indonesia 10%Indonesia 10%
Bangladesh 4% China
15%
India
30%
Other
28%
Philippines 3%
Pakistan 4%
Nigeria 3%
South Africa 2%
Russia 1%
Penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung dan saluran
napas (SKRT 1995)
583.000 kasus baru/tahun, 140.000 kematian/tahun
Perkiraan Insidens TB Rangking ke-3 setelah India dan Cina
256/100.000 pddk (semua kasus), 115/100.000 pddk (kasus BTA)
CDR  38,2 % (2003) ; 51,8 % (2004)
2004 Estimates
Working
estimates
(incidence)*
Ranges**
National 110 69-150
Sumatra 160 20-294
Java Bali 64 35-92
KTI 210 100-310
*Estimasi Incidence didapatkan dari analisis hasil prevalens dengan
menggunakan duration of illness yang diukur pada studi yang sama.
**Ranges menunjukkan kemungkinan adanya perbedaan pada tiap propinsi
TUJUANTUJUAN
TUJUAN JANGKA PANJANGTUJUAN JANGKA PANJANG
Menurunkan mortalitas & morbiditas,
dengan memutuskan rantai penularan.
TUJUAN JANGKA PENDEK 2002-2006TUJUAN JANGKA PENDEK 2002-2006
Cure Rate 85%
Cakupan penemuan pend.70% dari
perkiraan kasus pada thn. 2005
Kebijakan Operasional
Penanggulangan TB Nasional (1)
Kebijakan Operasional
Penanggulangan TB Nasional (1)
1. Dilaksanakan dgn Desentralisasi sesuai
kebijaksanaan Depkes
2. Dilaksanakan diseluruh UPK pemerintah/
swasta, DPS & melibatkan masyarakat
3. Dilaksanakan dgn strategi DOTS
4. Target Program  konversi 80% dengan
kesembuhan 85% dan error rate < 5 %
Kebijakan Operasional
Penanggulangan TB Nasional (2)
Kebijakan Operasional
Penanggulangan TB Nasional (2)
5. OAT diberikan secara cuma-cuma
6. Cross check dilakukan oleh BLK & lab
rujukan lain yang ditunjuk
7. Pemantauan, Supervisi dan evaluasi.
8. Kerjasama dan kemitraan dengan
sektor terkait.
STRATEGISTRATEGI
1.Paradigma sehat1.Paradigma sehat
Meningkatkan penyuluhan utk
menemukan kontak sedini mungkin,
serta meningkatkan cakupan program.
Promosi kes dlm rangka meningkatkan
perilaku hidup sehat
Perbaikan perumahan serta
peningkatan status gizi, pd kondisi
tertentu
STRATEGISTRATEGI
2.Peningkatan mutu pelayanan2.Peningkatan mutu pelayanan
Pelatihan seluruh tenaga pelaksana
Ketepatan diagnosis dg pemeriksaan
dahak scr mikroskopik
Kualitas lab diawasi melalui cross check
Utk menjaga kualitas pem lab dibentuk
KPP ( PRM, PS, PPM)
Ketersediaan OAT bagi semua penderita
TB yg ditemukan
EPIDEMIOLOGI
Tuberkulosis (TB) merupakan masalah
kesehatan masyarakat yang penting di dunia
ini.
Pada tahun 1992 World Health Organization
(WHO) telah mencanangkan tuberkulosis
sebagai « Global Emergency ».
Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa
terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada
tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil
Tahan Asam) positif.
Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi
kuman tuberkulosis dan menurut regional
WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di
Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh
kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari
jumlah penduduk terdapat 182 kasus per
100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali
lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350
per 100.000 pendduduk,
Diperkirakan angka kematian akibat TB
adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta
setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004
menyebutkan bahwa jumlah terbesar
kematian akibat TB terdapat di Asia
tenggara yaitu 625.000 orang atau angka
mortaliti sebesar 39 orang per 100.000
penduduk. Angka mortaliti tertinggi terdapat
di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk,
prevalens HIV yang cukup tinggi
mengakibatkan peningkatan cepat kasus
TB yang muncul.
DEFINISI
• Penyakit Tuberkulosis ( TBC ) merupakan
penyakit menular yang disebabkan oleh
bakteri Microbakterium Tuberkulosis,
bakteri ini menyerang siapa saja pria
maupun wanita tanpa memandang usia.
Pada umumnya dimulai dengan
membentuk benjolan-benjolan kecil
diparu-paru dan ditularkan lewat organ
pernafasan. Kuman TBC pertama kali
ditemukan oleh dr.Rober Koch ( 1882 ).
TUBERKULOSIS (TB)TUBERKULOSIS (TB)
Sebagian besar menyerang paruSebagian besar menyerang paru
Dpt juga menyerang organ tubuh lainDpt juga menyerang organ tubuh lain
Kuman berbentuk batangKuman berbentuk batang
Sifat : tahan thd asam pd pewarnaanSifat : tahan thd asam pd pewarnaan
Sehingga disebut : BTASehingga disebut : BTA
Mati oleh sinar matahari langsungMati oleh sinar matahari langsung
Dpt bertahan hidup ditempat lembabDpt bertahan hidup ditempat lembab
Dlm tubuh : dpt dormant (bbrp th)Dlm tubuh : dpt dormant (bbrp th)
CARA PENULARANCARA PENULARAN
Sumber penularan : penderita TBSumber penularan : penderita TB
BTA positifBTA positif
Saat batuk atau bersin menyebarkanSaat batuk atau bersin menyebarkan
kuman ke udara ( droplet)kuman ke udara ( droplet)
Dapat terinfeksi bila kuman terhirupDapat terinfeksi bila kuman terhirup
dalam saluran pernafasandalam saluran pernafasan
FAKTOR YG MEMPENG.FAKTOR YG MEMPENG.
SESEORANG MENJADISESEORANG MENJADI
PENDERITA TBPENDERITA TB
Daya tahan tubuh yg rendahDaya tahan tubuh yg rendah
Diantaranya karena gizi burukDiantaranya karena gizi buruk
Adanya HIV/AIDSAdanya HIV/AIDS
PERJALANAN ALAMIAHPERJALANAN ALAMIAH
YG TDK DIOBATIYG TDK DIOBATI
Tanpa diobati setelah 5 th 50% akanTanpa diobati setelah 5 th 50% akan
meninggalmeninggal
25% akan sembuh sendiri dg daya25% akan sembuh sendiri dg daya
tahan tubuhnya sendiritahan tubuhnya sendiri
25% akan menjadi kasus kronik yg25% akan menjadi kasus kronik yg
tetap menulartetap menular
PENGARUH INFEKSI HIVPENGARUH INFEKSI HIV
Infeksi HIV --> kerusakan luas sistemInfeksi HIV --> kerusakan luas sistem
daya tahan tubuh seluler sehingga jikadaya tahan tubuh seluler sehingga jika
terjadi infeksi oportunistik seperti TBterjadi infeksi oportunistik seperti TB
maka akan menjadi sakit parah ygmaka akan menjadi sakit parah yg
dapat mengakobatkan kematiandapat mengakobatkan kematian
Bila jml terinfeksi HIV meningkat makaBila jml terinfeksi HIV meningkat maka
jml penderita TB akan meningkat pulajml penderita TB akan meningkat pula
Diagnosis & pengobatan TB
gampang-gampang susah …
GEJALA UMUM :
Batuk terus menerus & berdahak 3 mg/>
GEJALA LAIN :
-Dahak bercampur darah
-Batuk darah
-Sesak nafas & rasa nyeri dada
-Badan lemah nafsu makan turun, BB
turun, rasa kurang enak badan, berkeringat
malam, demam lebih 1 bl
PENEMUAN PENDERITA TBPENEMUAN PENDERITA TB
1.Pada orang dewasa1.Pada orang dewasa
Penemuan dilakukan secara pasif :
artinya penjaringan tersangka
dilaksanakan pd yg berkunjung ke UPK
Penemuan scr pasif tsb didukung dg
penyuluhan scr aktif cara ini dikenal
dg : passive promotive case finding
Kontak penderita TB BTA pos dg
gejala TB hrs diperiksa
Semua tersangka hrs diperiksa SPS
PENEMUAN PENDERITA TBPENEMUAN PENDERITA TB
2.Pada Anak2.Pada Anak
Penemuan penderita TB pd anak
merupakan hal yg sulit
Sebagian besar diagnosis pd anak atas
gambaran klinis, gambaran radiologis
dan uji tuberkulin
Diagnosis TB
Diagnosis pasti (Gold standard) adalah
ditemukan kuman M. tuberculosis dalam
biakan & test identifikasi
Dalam strategi DOTS: identifikasi kuman
M. tuberculosis DIUTAMAKAN melalui
pemeriksaan sputum mikroskopis
(mengapa ……?)
Identifikasi M. tuberculosis
M. Tuberculosis
hasil biakan
Basil Tahan Asam (BTA)
hapusan sputum
Why …?
Potensi penularan
tinggi
Dapat dipakai sebagai
ukuran respons
pengobatan (akurat)
Minimal 4 macam
OAT harus diberikan
pada fase intensif
Seleksi strain M. tb
mutan dgn resistensi
OAT yang tinggi
Capek Zus !!!
Periksa dahak
saja kok harus
3 kali …. !!!
JUMLAH
SAMPEL
PORSENTASE BTA
POSITIFPOSITIF DENGAN
ZIEHL-NEEELSEN
PORSENTASE
KULTUR POSITIFPOSITIF
1 66 % 93 %
2 76 % 97 %
3 84 % 99 %
4 85 % 100 %
PERBANDINGAN HASIL MIKROSKOPIS DAN
KULTUR BERKAITAN DENGAN JUMLAH SAMPEL
(DAHAK) YANG DIPERIKSA
Tubercle,1959, 40 : 155-162
PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN
MIKROSKOPIS DAN KULTUR SPUTUM
Jumlah
sampel
per
pasien
Tipe dan kombinasi
sampel
BTA
positif
(%)
Kultur
positif
(%)
Hasil
positif
pada pem.
mikrosk.
dan/atau
kultur
1  sesaat
 pagi
66
76
90
93 93
2  2 x sesaat
 1 x sesaat dan 1 x pagi
 2 x pagi
76
81
83
94
96
97 97
3  2 x sesaat dan 1 x pagi
 1 x sesaat dan 2 x pagi
84
84
98
99 99
4  2 x sesaat dan 2 x pagi 85 99 100
Tubercle,1959, 40 : 155-162
Inter observer agreement
70% 98%
Hati-hati mendiagnosis TB hanya
berdasarkan foto dada
• Tuberkulosis Paru (P)
• Tuberkulosis Ekstra Paru (EP)
Tuberkulosis Paru (P) :
1. TB Paru BTA pos
2. TB Paru BTA neg
TB Paru BTA neg
TB Paru BTA neg rontgen pos dibagi
berdasarkan tk keparahan penyakitnya
yaitu : berat dan ringan
Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada
memperlihatkan gambaran kerusakan paru
yg luas misalnya proses far advanced atau
millier dan atau keadaan umum penderita
buruk
TB ekstra Paru (EP) :
TB yg menyerang organ tubuh selain
paru, misal : pleura, selaput otak, selaput
jantung (pericardium), kelenjar lymfe,
tulang, persendian, kulit, usus, ginjal,
saluran kencing, alat kelamin dll.
TB Ekstra Paru dibagi
berdasarkan tk keparahannya :
1. TB Ekstra Paru Ringan misal: TB kelenjar
limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang
(kecuali tulang belakang), sendi & kel getah
bening
2.TB Ekstra Paru Berat misal : meningitis,
millier, perkarditis, peritonitis, pleuritis
eksudativa duplex, TB tulang belakang, TB
usus, TB saluran kencing dan alat kelamin
Tipe penderita
1.Baru.
2.Kambuh
3.Pindah
4.Default/DO.
5.Lain-lain :
a. Gagal.
b. Kronis
PENGOBATAN TBPENGOBATAN TB
Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3
Kategori2 :Kategori2 :
2HRZES/HRZE/5H3R3E32HRZES/HRZE/5H3R3E3
Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3
OAT Anak: 2HRZ/4HROAT Anak: 2HRZ/4HR
Kombipak
Fixed Dose Combination (FDC)
Keuntungan
Mudah pemberiannya
Mudah untuk penderita
Mudah menyesuaikan dosis obat
Mudah pengelolaan obat
Murah (dibanding dg kombipak)
Pemakaian FDC tidak untuk menggantikan
tatalaksana pengobatan standar dan pengawasan
minum obat
Jenis FDC di Indonesia
TABLET 4 FDC
Mengandung 4 macam obat
 75 mg INH
 150 mg Rifampisin
 400 mg Pirazinamid
 275 mg Ethambutol
Untuk TAHAP INTENSIF & SISIPAN
TABLET 2 FDC
Mengandung 2 macam obat:
 150 mg INH
 150 mg Rifampisin
Untuk TAHAP LANJUTAN
Jenis FDC di Indonesia (2)
Pelengkap Paduan Kategori-2
 Tablet Ethambutol @ 400 mg
 Streptomisin injeksi, vial @ 750 mg
 Aquabidest
Untuk sementara, di Indonesia belum tersedia
• Tablet 3 FDC
• Tablet FDC anak
Dosis Pengobatan
Kategori 1 (2HRZE/4H3R3)
BERAT
BADAN
TAHAP
INTENSIF
Tiap hari selama 2
bulan (8 minggu)
TAHAP LANJUTAN
3 kali seminggu
selama 4 bulan
(16 minggu)
30 – 37 kg 2 tablet 4 FDC 2 tablet 2 FDC
38 – 54 kg 3 tablet 4 FDC 3 tablet 2 FDC
55 – 70 kg 4 tablet 4 FDC 4 tablet 2 FDC
> 70 kg 5 tablet 4 FDC 5 tablet 2 FDC
Dosis Pengobatan
Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3)
BERAT
BA
DAN
TAHAP INTENSIF
Selama 3 bulan
TAHAP
LANJUTAN
3 kali seminggu
selama 5bln
(20minggu)
Setiap hari
selama 2bln
(8minggu)
Setiap hari
selama 1bln
(4minggu)
30 – 37
kg
2 tab 4FDC +
500mg strept inj
2 tab 4FDC 2 tab 2FDC + 2
tab Ethambutol
38 – 54
kg
3 tab 4FDC +
750mg strept inj
3 tab 4FDC 3 tab 2FDC + 3
tab Ethambutol
55 – 70
kg
4 tab 4FDC + 1g
strept inj *
4 tab 4FDC 4 tab 2FDC + 4
tab Ethambutol
* 750 utk penderita umur > 60 tahun
Pemakaian Streptomisin Dalam FDC
1 vial Streptomisin (3 ml) mengandung
750 mg
 dianggap 3 dosis @ 250 mg
pada kelompok BB 38 – 54 kg
(~3tab 4FDC)
Kelompok dgn BB lainnya dosis
disesuaikan
Dosis maksimal : 1000 mg
Penderita >60 thn : 750 mg
Key Note
JANGAN MEMULAI PENGOBATAN
JIKA PAKET OBATNYA TIDAK
LENGKAP
PENGAWASAN LANGSUNG
MENELAN OBAT HARUS TETAP
DILAKUKAN
Masa Peralihan
 Penderita yang telah mendapatkan pengobatan
dengan OAT kombipaktetap diteruskan
sampai selesai
 Penderita baru setelah FDC
adamenggunakan FDC
 Penderita anakmenggunakan OAT kombipak
kategori anak
 Semua penderita baru (BTA+ maupun
BTA-/Ro+) Kat-1 FDC
 Semua penderita pengobatan ulang
(retreatment BTA+) Kat-2 FDC
PENGAWAN PENELANPENGAWAN PENELAN
OBAT (PMO)OBAT (PMO)
TIAP PENDERITA HARUSTIAP PENDERITA HARUS
DIAWASI OLEH SEORANGDIAWASI OLEH SEORANG
PMOPMO
SYARAT PENGAWANSYARAT PENGAWAN
PENELAN OBAT (PMO)PENELAN OBAT (PMO)
DIPERCAYA, DIKENAL &DIPERCAYA, DIKENAL &
DISETUJUI PENDERITADISETUJUI PENDERITA
DEKAT RUMAH PENDERITADEKAT RUMAH PENDERITA
BERSEDIA MELAKSANAKANBERSEDIA MELAKSANAKAN
TUGAS DENGAN SUKARELATUGAS DENGAN SUKARELA
BERSEDIA DILATIHBERSEDIA DILATIH
Monitoring / evaluasi penderita
selama pengobatan
 Bakteriologik
 Radiologis
 Klinis
 Efek samping
 Keteraturan minum
obat
Kasus dan jumlah kematian akibat TBC
makin meningkat
Resistensi thd obat TB (MDR TB)
meningkat
TB menjadi epidemik yang sulit diobati
Kekurangan data / informasi TB yg dapat
dipercaya (reliable)
DAMPAK
KEGAGALAN STRATEGI
DOTS
APA YANG HARUS
DILAKUKAN ?
* Galang komitmen dengan semua yang
terkait.
* Pelatihan untuk pelaksana DOTS.
* Tetapkan peran masing-masing UPK.
* Bentuk jejaring pelayanan penderita TB
agar pengobatan dapat tuntas.
Mengukur Kualitas Program
1. CDR
2. Conversion Rate
3. Cure Rate & Success Rate
4. Error Rate
5. Suspect Evaluation Rate
6. Positivity Rate (diantara suspek)
7. Proporsi BTA pos diantara TB paru
8. DOTS coverage*
Mengukur Kualitas Program
(2)
1. CDR
Diukur dengan
menggunakan
“Working Estimate
Incidence” sebagai
denominator
Dalam analisa tren
penemuan kasus,
gunakan CNR (Case
Notification Rate) 
Kasus baru BTA pos yg
ditemukan / 100.000
2005
Working
estimates
incidence*
Nasional 107
Sumatra 160
DI Yogya Bali 64
Prop lain Jawa 107
KTI 210
Note : * Per 100.000 penduduk
2. Conversion Rate
Perlu mendapat perhatian, sebagai
ukuran awal kualitas penanganan
penderita (kualitas program)
Immediate Action hrs segera dilakukan
apabila conversion rate rendah (<80%)
3. Cure Rate & Treatment Success Rate 
cukup jelas sebagai ukuran akhir
keberhasilan pengobatan penderita
(sebagai SPM, Standar Pelayanan Minimal
Mengukur Kualitas Program
(3)
4. Error Rate
Digunakan untuk mengukur kualitas
Diagnosis di tiap Unit Pelayanan
Kesehatan (UPK)
5. Suspect Evaluation Rate (SER)
Digunakan untuk mengukur kualitas
upaya awal penemuan penderita
6. Positivity Rate
Bersama SER, digunakan untuk
mengukur kualitas upaya awal
penemuan penderita
Mengukur Kualitas Program
(4)
7. Proporsi BTA pos diantara TB paru
Digunakan utk analisis epidemiologis
8. “Quality DOTS Coverage”
Digunakan untuk mengukur ekspansi yang
dilakukan, dalam hal Geografi, Populasi
maupun UPK, Provider & “Partner” lain yang
terlibat
- Buat Pemetaan UPK yg melaksanakan “Quality DOTS”
(Puskesmas, RS, Klinik, DPS etc)
- Buat pemetaan “Partner” yang bekerja sama dgn NTP di msg2
area
Mengukur Kualitas Program
(5)
TB EpidemicTB Epidemic
DOTSDOTS
HIV EpidemicHIV Epidemic

More Related Content

What's hot

FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...Tata Naipospos
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)NajMah Usman
 
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010Tata Naipospos
 
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...Tata Naipospos
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiZarah Dzulhijjah
 
Penyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosisPenyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosisjebatjm
 
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...DetriPutri
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanAnisyaMaharani4
 
Metodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgender
Metodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgenderMetodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgender
Metodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgenderGlori Elisabeth
 
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Tata Naipospos
 
Juknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPPJuknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPPIrene Susilo
 

What's hot (17)

Bab iii sifilis
Bab iii sifilisBab iii sifilis
Bab iii sifilis
 
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
FGD CIVAS Mengenai Kesehatan Hewan, Manusia dan Lingkungan - The Sahira Hotel...
 
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab munaPerencanaan program tbc akper pemkab muna
Perencanaan program tbc akper pemkab muna
 
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
BAB 6 EPIDEMIOLOGI PENYAKIT MENULAR Tuberkulosis (tb)
 
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
Dampak Perubahan Iklim Terhadap Penyakit Hewan - CIVAS, Bogor, 16 Januari 2010
 
Bab 1
Bab 1Bab 1
Bab 1
 
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
Pengurangan Risiko Salmonella Enteritidis Pada Ayam Petelur - Ditkesmavet - P...
 
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasiReferat HIV/AIDS tanpa komplikasi
Referat HIV/AIDS tanpa komplikasi
 
Makalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakkMakalah tbc pada anakk
Makalah tbc pada anakk
 
Materi Flu Babi Agus Sw
Materi Flu Babi Agus SwMateri Flu Babi Agus Sw
Materi Flu Babi Agus Sw
 
Penyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosisPenyakit tuberkulosis
Penyakit tuberkulosis
 
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
Hiv merupakan singkatan dari human immunodeficiency virus adalah virus penyeb...
 
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi KesehatanPenyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
Penyajian Data Sistem Informasi Kesehatan
 
Metodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgender
Metodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgenderMetodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgender
Metodologi Riset - Pengaruh penggunaan hormon kontrasepsi pada transgender
 
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
Memahami Virus Penyakit Mulut dan Kuku - Zoom, PPSKI-Yayasan CBC - Jakarta, 1...
 
Hiv bumil
Hiv bumilHiv bumil
Hiv bumil
 
Juknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPPJuknis HIV: Pedoman iIPP
Juknis HIV: Pedoman iIPP
 

Similar to 6 tuberkulostatika

programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf
programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdfprogramtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf
programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdfharrysondriowibowo
 
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfMakalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfDiera Iya
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasJoni Iswanto
 
MATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptx
MATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptxMATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptx
MATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptxAchmadNurAfifudin
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxzakinaoctaviano
 
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxInformasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxBankSoal8
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.parujuarta
 
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdfMateri 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdfWahyudi Sardi
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxDALISAPARI2021
 
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptxdr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptxTheopilus Lay
 
penyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxpenyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxssuser3737be
 
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxwisnukuncoro11
 
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruarbianisa
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paruarbianisa
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatMettaFerdy FerdianFamily
 
perpoin tb paru.pptx
perpoin tb paru.pptxperpoin tb paru.pptx
perpoin tb paru.pptxsyarifah100
 

Similar to 6 tuberkulostatika (20)

programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf
programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdfprogramtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf
programtbdipuskesmas-111108230850-phpapp02.pdf
 
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdfMakalah ikm revisi baruuuuuu pdf
Makalah ikm revisi baruuuuuu pdf
 
Program TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmasProgram TB Paru di puskesmas
Program TB Paru di puskesmas
 
MATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptx
MATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptxMATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptx
MATERI TB -HIV KECAMATAN 2023.pptx
 
PENYULUHAN TBC.ppt
PENYULUHAN TBC.pptPENYULUHAN TBC.ppt
PENYULUHAN TBC.ppt
 
ILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptxILTB DAN TPT TBC.pptx
ILTB DAN TPT TBC.pptx
 
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptxMI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
MI 1 - INFORMASI DASAR TBC (2) (2).pptx
 
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptxInformasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
Informasi Dasar TB dan TB RO bagi kader Final.pptx
 
12. tb.paru
12. tb.paru12. tb.paru
12. tb.paru
 
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdfMateri 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
Materi 2 - Prof Andang - TBC, Bahaya dan Pencegahannya.pdf
 
Farmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptxFarmakoterapi_TBC.pptx
Farmakoterapi_TBC.pptx
 
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptxdr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
dr Theo- TB Paru FK Uncen.pptx
 
penyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptxpenyuluhan TB.pptx
penyuluhan TB.pptx
 
PPT GERMAS TB 2023 1.pptx
PPT GERMAS TB 2023  1.pptxPPT GERMAS TB 2023  1.pptx
PPT GERMAS TB 2023 1.pptx
 
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptxpenatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
penatalaksanaan-tb-paru-pada-pasien-hiv.pptx
 
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paruPpt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
Ppt faktor faktor risiko yang berhubungan dengan tb paru
 
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB ParuFaktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
Faktor-Faktor Risiko Yang Berhubungan dengan TB Paru
 
TBC
TBCTBC
TBC
 
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif ObatDiagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
Diagnosis dan Tatalaksana TB Sensitif Obat
 
perpoin tb paru.pptx
perpoin tb paru.pptxperpoin tb paru.pptx
perpoin tb paru.pptx
 

Recently uploaded

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfChrodtianTian
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMmulyadia43
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfSitiJulaeha820399
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxSyaimarChandra1
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...MarwanAnugrah
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxalalfardilah
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfkustiyantidew94
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxherisriwahyuni
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxmawan5982
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023DodiSetiawan46
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 

Recently uploaded (20)

MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdfLAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
LAPORAN PKP KESELURUHAN BAB 1-5 NURUL HUSNA.pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMMLaporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
Laporan Guru Piket untuk Pengisian RHK Guru Pengelolaan KInerja Guru di PMM
 
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdfModul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
Modul 1.2.a.8 Koneksi antar materi 1.2.pdf
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptxPrakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
Prakarsa Perubahan dengan Kanvas ATAP & BAGJA.pptx
 
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...Wawasan Nusantara  sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
Wawasan Nusantara sebagai satu kesatuan, politik, ekonomi, sosial, budaya, d...
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptxPPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
PPT_AKUNTANSI_PAJAK_ATAS_ASET_TETAP.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdfHARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
HARMONI DALAM EKOSISTEM KELAS V SEKOLAH DASAR.pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docxModul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
Modul Ajar Bahasa Indonesia - Menulis Puisi Spontanitas - Fase D.docx
 
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docxTugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
 
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023implementasu Permendikbudristek no 53 2023
implementasu Permendikbudristek no 53 2023
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 

6 tuberkulostatika

  • 2. TBC sbg global emergency (WHO, 1993) 1/3 penduduk dunia terinfeksi TB 95% ada di negara negara berkembang 8 juta terinfeksi, 3 juta meninggal (1996)  98% kematian di negara berkembang 75% penderita usia produktif (20-45 tahun) Munculnya pandemi HIV/AIDS
  • 3. 2003: highest estimated TB rates per capita were in Africa 25 - 49 50 - 99 100 - 299 < 10 10 - 24 No estimate per 100 000 pop 300 or more The designations employed and the presentation of material on this map do not imply the expression of any opinion whatsoever on the part of the World Health Organization concerning the legal status of any country, territory, city or area or of its authorities, or concerning the delimitation of its frontiers or boundaries. White lines on maps represent approximate border lines for which there may not yet be full agreement. © WHO 2004 Global Tuberculosis Control. WHO Report 2003. WHO/HTM/TB/2004.331
  • 4. Indonesia 10%Indonesia 10% Bangladesh 4% China 15% India 30% Other 28% Philippines 3% Pakistan 4% Nigeria 3% South Africa 2% Russia 1% Penyebab kematian terbanyak setelah penyakit jantung dan saluran napas (SKRT 1995) 583.000 kasus baru/tahun, 140.000 kematian/tahun Perkiraan Insidens TB Rangking ke-3 setelah India dan Cina 256/100.000 pddk (semua kasus), 115/100.000 pddk (kasus BTA) CDR  38,2 % (2003) ; 51,8 % (2004)
  • 5. 2004 Estimates Working estimates (incidence)* Ranges** National 110 69-150 Sumatra 160 20-294 Java Bali 64 35-92 KTI 210 100-310 *Estimasi Incidence didapatkan dari analisis hasil prevalens dengan menggunakan duration of illness yang diukur pada studi yang sama. **Ranges menunjukkan kemungkinan adanya perbedaan pada tiap propinsi
  • 6. TUJUANTUJUAN TUJUAN JANGKA PANJANGTUJUAN JANGKA PANJANG Menurunkan mortalitas & morbiditas, dengan memutuskan rantai penularan. TUJUAN JANGKA PENDEK 2002-2006TUJUAN JANGKA PENDEK 2002-2006 Cure Rate 85% Cakupan penemuan pend.70% dari perkiraan kasus pada thn. 2005
  • 7. Kebijakan Operasional Penanggulangan TB Nasional (1) Kebijakan Operasional Penanggulangan TB Nasional (1) 1. Dilaksanakan dgn Desentralisasi sesuai kebijaksanaan Depkes 2. Dilaksanakan diseluruh UPK pemerintah/ swasta, DPS & melibatkan masyarakat 3. Dilaksanakan dgn strategi DOTS 4. Target Program  konversi 80% dengan kesembuhan 85% dan error rate < 5 %
  • 8. Kebijakan Operasional Penanggulangan TB Nasional (2) Kebijakan Operasional Penanggulangan TB Nasional (2) 5. OAT diberikan secara cuma-cuma 6. Cross check dilakukan oleh BLK & lab rujukan lain yang ditunjuk 7. Pemantauan, Supervisi dan evaluasi. 8. Kerjasama dan kemitraan dengan sektor terkait.
  • 9. STRATEGISTRATEGI 1.Paradigma sehat1.Paradigma sehat Meningkatkan penyuluhan utk menemukan kontak sedini mungkin, serta meningkatkan cakupan program. Promosi kes dlm rangka meningkatkan perilaku hidup sehat Perbaikan perumahan serta peningkatan status gizi, pd kondisi tertentu
  • 10.
  • 11. STRATEGISTRATEGI 2.Peningkatan mutu pelayanan2.Peningkatan mutu pelayanan Pelatihan seluruh tenaga pelaksana Ketepatan diagnosis dg pemeriksaan dahak scr mikroskopik Kualitas lab diawasi melalui cross check Utk menjaga kualitas pem lab dibentuk KPP ( PRM, PS, PPM) Ketersediaan OAT bagi semua penderita TB yg ditemukan
  • 12. EPIDEMIOLOGI Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan masyarakat yang penting di dunia ini. Pada tahun 1992 World Health Organization (WHO) telah mencanangkan tuberkulosis sebagai « Global Emergency ». Laporan WHO tahun 2004 menyatakan bahwa terdapat 8,8 juta kasus baru tuberkulosis pada tahun 2002, 3,9 juta adalah kasus BTA (Basil Tahan Asam) positif.
  • 13. Sepertiga penduduk dunia telah terinfeksi kuman tuberkulosis dan menurut regional WHO jumlah terbesar kasus TB terjadi di Asia tenggara yaitu 33 % dari seluruh kasus TB di dunia, namun bila dilihat dari jumlah penduduk terdapat 182 kasus per 100.000 penduduk. Di Afrika hampir 2 kali lebih besar dari Asia tenggara yaitu 350 per 100.000 pendduduk,
  • 14. Diperkirakan angka kematian akibat TB adalah 8000 setiap hari dan 2 - 3 juta setiap tahun. Laporan WHO tahun 2004 menyebutkan bahwa jumlah terbesar kematian akibat TB terdapat di Asia tenggara yaitu 625.000 orang atau angka mortaliti sebesar 39 orang per 100.000 penduduk. Angka mortaliti tertinggi terdapat di Afrika yaitu 83 per 100.000 penduduk, prevalens HIV yang cukup tinggi mengakibatkan peningkatan cepat kasus TB yang muncul.
  • 15. DEFINISI • Penyakit Tuberkulosis ( TBC ) merupakan penyakit menular yang disebabkan oleh bakteri Microbakterium Tuberkulosis, bakteri ini menyerang siapa saja pria maupun wanita tanpa memandang usia. Pada umumnya dimulai dengan membentuk benjolan-benjolan kecil diparu-paru dan ditularkan lewat organ pernafasan. Kuman TBC pertama kali ditemukan oleh dr.Rober Koch ( 1882 ).
  • 16. TUBERKULOSIS (TB)TUBERKULOSIS (TB) Sebagian besar menyerang paruSebagian besar menyerang paru Dpt juga menyerang organ tubuh lainDpt juga menyerang organ tubuh lain Kuman berbentuk batangKuman berbentuk batang Sifat : tahan thd asam pd pewarnaanSifat : tahan thd asam pd pewarnaan Sehingga disebut : BTASehingga disebut : BTA Mati oleh sinar matahari langsungMati oleh sinar matahari langsung Dpt bertahan hidup ditempat lembabDpt bertahan hidup ditempat lembab Dlm tubuh : dpt dormant (bbrp th)Dlm tubuh : dpt dormant (bbrp th)
  • 17. CARA PENULARANCARA PENULARAN Sumber penularan : penderita TBSumber penularan : penderita TB BTA positifBTA positif Saat batuk atau bersin menyebarkanSaat batuk atau bersin menyebarkan kuman ke udara ( droplet)kuman ke udara ( droplet) Dapat terinfeksi bila kuman terhirupDapat terinfeksi bila kuman terhirup dalam saluran pernafasandalam saluran pernafasan
  • 18. FAKTOR YG MEMPENG.FAKTOR YG MEMPENG. SESEORANG MENJADISESEORANG MENJADI PENDERITA TBPENDERITA TB Daya tahan tubuh yg rendahDaya tahan tubuh yg rendah Diantaranya karena gizi burukDiantaranya karena gizi buruk Adanya HIV/AIDSAdanya HIV/AIDS
  • 19. PERJALANAN ALAMIAHPERJALANAN ALAMIAH YG TDK DIOBATIYG TDK DIOBATI Tanpa diobati setelah 5 th 50% akanTanpa diobati setelah 5 th 50% akan meninggalmeninggal 25% akan sembuh sendiri dg daya25% akan sembuh sendiri dg daya tahan tubuhnya sendiritahan tubuhnya sendiri 25% akan menjadi kasus kronik yg25% akan menjadi kasus kronik yg tetap menulartetap menular
  • 20. PENGARUH INFEKSI HIVPENGARUH INFEKSI HIV Infeksi HIV --> kerusakan luas sistemInfeksi HIV --> kerusakan luas sistem daya tahan tubuh seluler sehingga jikadaya tahan tubuh seluler sehingga jika terjadi infeksi oportunistik seperti TBterjadi infeksi oportunistik seperti TB maka akan menjadi sakit parah ygmaka akan menjadi sakit parah yg dapat mengakobatkan kematiandapat mengakobatkan kematian Bila jml terinfeksi HIV meningkat makaBila jml terinfeksi HIV meningkat maka jml penderita TB akan meningkat pulajml penderita TB akan meningkat pula
  • 21. Diagnosis & pengobatan TB gampang-gampang susah …
  • 22. GEJALA UMUM : Batuk terus menerus & berdahak 3 mg/> GEJALA LAIN : -Dahak bercampur darah -Batuk darah -Sesak nafas & rasa nyeri dada -Badan lemah nafsu makan turun, BB turun, rasa kurang enak badan, berkeringat malam, demam lebih 1 bl
  • 23. PENEMUAN PENDERITA TBPENEMUAN PENDERITA TB 1.Pada orang dewasa1.Pada orang dewasa Penemuan dilakukan secara pasif : artinya penjaringan tersangka dilaksanakan pd yg berkunjung ke UPK Penemuan scr pasif tsb didukung dg penyuluhan scr aktif cara ini dikenal dg : passive promotive case finding Kontak penderita TB BTA pos dg gejala TB hrs diperiksa Semua tersangka hrs diperiksa SPS
  • 24. PENEMUAN PENDERITA TBPENEMUAN PENDERITA TB 2.Pada Anak2.Pada Anak Penemuan penderita TB pd anak merupakan hal yg sulit Sebagian besar diagnosis pd anak atas gambaran klinis, gambaran radiologis dan uji tuberkulin
  • 25. Diagnosis TB Diagnosis pasti (Gold standard) adalah ditemukan kuman M. tuberculosis dalam biakan & test identifikasi Dalam strategi DOTS: identifikasi kuman M. tuberculosis DIUTAMAKAN melalui pemeriksaan sputum mikroskopis (mengapa ……?)
  • 26. Identifikasi M. tuberculosis M. Tuberculosis hasil biakan Basil Tahan Asam (BTA) hapusan sputum
  • 27. Why …? Potensi penularan tinggi Dapat dipakai sebagai ukuran respons pengobatan (akurat) Minimal 4 macam OAT harus diberikan pada fase intensif Seleksi strain M. tb mutan dgn resistensi OAT yang tinggi
  • 28. Capek Zus !!! Periksa dahak saja kok harus 3 kali …. !!!
  • 29. JUMLAH SAMPEL PORSENTASE BTA POSITIFPOSITIF DENGAN ZIEHL-NEEELSEN PORSENTASE KULTUR POSITIFPOSITIF 1 66 % 93 % 2 76 % 97 % 3 84 % 99 % 4 85 % 100 % PERBANDINGAN HASIL MIKROSKOPIS DAN KULTUR BERKAITAN DENGAN JUMLAH SAMPEL (DAHAK) YANG DIPERIKSA Tubercle,1959, 40 : 155-162
  • 30. PERBANDINGAN HASIL PEMERIKSAAN MIKROSKOPIS DAN KULTUR SPUTUM Jumlah sampel per pasien Tipe dan kombinasi sampel BTA positif (%) Kultur positif (%) Hasil positif pada pem. mikrosk. dan/atau kultur 1  sesaat  pagi 66 76 90 93 93 2  2 x sesaat  1 x sesaat dan 1 x pagi  2 x pagi 76 81 83 94 96 97 97 3  2 x sesaat dan 1 x pagi  1 x sesaat dan 2 x pagi 84 84 98 99 99 4  2 x sesaat dan 2 x pagi 85 99 100 Tubercle,1959, 40 : 155-162
  • 32. Hati-hati mendiagnosis TB hanya berdasarkan foto dada
  • 33. • Tuberkulosis Paru (P) • Tuberkulosis Ekstra Paru (EP)
  • 34. Tuberkulosis Paru (P) : 1. TB Paru BTA pos 2. TB Paru BTA neg
  • 35. TB Paru BTA neg TB Paru BTA neg rontgen pos dibagi berdasarkan tk keparahan penyakitnya yaitu : berat dan ringan Bentuk berat bila gambaran foto rontgen dada memperlihatkan gambaran kerusakan paru yg luas misalnya proses far advanced atau millier dan atau keadaan umum penderita buruk
  • 36. TB ekstra Paru (EP) : TB yg menyerang organ tubuh selain paru, misal : pleura, selaput otak, selaput jantung (pericardium), kelenjar lymfe, tulang, persendian, kulit, usus, ginjal, saluran kencing, alat kelamin dll.
  • 37. TB Ekstra Paru dibagi berdasarkan tk keparahannya : 1. TB Ekstra Paru Ringan misal: TB kelenjar limphe, pleuritis eksudativa unilateral, tulang (kecuali tulang belakang), sendi & kel getah bening 2.TB Ekstra Paru Berat misal : meningitis, millier, perkarditis, peritonitis, pleuritis eksudativa duplex, TB tulang belakang, TB usus, TB saluran kencing dan alat kelamin
  • 39. PENGOBATAN TBPENGOBATAN TB Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3Kategori 1 : 2HRZE/4H3R3 Kategori2 :Kategori2 : 2HRZES/HRZE/5H3R3E32HRZES/HRZE/5H3R3E3 Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3Kategori 3 : 2HRZ/4H3R3 OAT Anak: 2HRZ/4HROAT Anak: 2HRZ/4HR Kombipak
  • 40. Fixed Dose Combination (FDC) Keuntungan Mudah pemberiannya Mudah untuk penderita Mudah menyesuaikan dosis obat Mudah pengelolaan obat Murah (dibanding dg kombipak) Pemakaian FDC tidak untuk menggantikan tatalaksana pengobatan standar dan pengawasan minum obat
  • 41. Jenis FDC di Indonesia TABLET 4 FDC Mengandung 4 macam obat  75 mg INH  150 mg Rifampisin  400 mg Pirazinamid  275 mg Ethambutol Untuk TAHAP INTENSIF & SISIPAN TABLET 2 FDC Mengandung 2 macam obat:  150 mg INH  150 mg Rifampisin Untuk TAHAP LANJUTAN
  • 42. Jenis FDC di Indonesia (2) Pelengkap Paduan Kategori-2  Tablet Ethambutol @ 400 mg  Streptomisin injeksi, vial @ 750 mg  Aquabidest Untuk sementara, di Indonesia belum tersedia • Tablet 3 FDC • Tablet FDC anak
  • 43. Dosis Pengobatan Kategori 1 (2HRZE/4H3R3) BERAT BADAN TAHAP INTENSIF Tiap hari selama 2 bulan (8 minggu) TAHAP LANJUTAN 3 kali seminggu selama 4 bulan (16 minggu) 30 – 37 kg 2 tablet 4 FDC 2 tablet 2 FDC 38 – 54 kg 3 tablet 4 FDC 3 tablet 2 FDC 55 – 70 kg 4 tablet 4 FDC 4 tablet 2 FDC > 70 kg 5 tablet 4 FDC 5 tablet 2 FDC
  • 44. Dosis Pengobatan Kategori 2 (2HRZES/HRZE/5H3R3E3) BERAT BA DAN TAHAP INTENSIF Selama 3 bulan TAHAP LANJUTAN 3 kali seminggu selama 5bln (20minggu) Setiap hari selama 2bln (8minggu) Setiap hari selama 1bln (4minggu) 30 – 37 kg 2 tab 4FDC + 500mg strept inj 2 tab 4FDC 2 tab 2FDC + 2 tab Ethambutol 38 – 54 kg 3 tab 4FDC + 750mg strept inj 3 tab 4FDC 3 tab 2FDC + 3 tab Ethambutol 55 – 70 kg 4 tab 4FDC + 1g strept inj * 4 tab 4FDC 4 tab 2FDC + 4 tab Ethambutol * 750 utk penderita umur > 60 tahun
  • 45. Pemakaian Streptomisin Dalam FDC 1 vial Streptomisin (3 ml) mengandung 750 mg  dianggap 3 dosis @ 250 mg pada kelompok BB 38 – 54 kg (~3tab 4FDC) Kelompok dgn BB lainnya dosis disesuaikan Dosis maksimal : 1000 mg Penderita >60 thn : 750 mg
  • 46. Key Note JANGAN MEMULAI PENGOBATAN JIKA PAKET OBATNYA TIDAK LENGKAP PENGAWASAN LANGSUNG MENELAN OBAT HARUS TETAP DILAKUKAN
  • 47. Masa Peralihan  Penderita yang telah mendapatkan pengobatan dengan OAT kombipaktetap diteruskan sampai selesai  Penderita baru setelah FDC adamenggunakan FDC  Penderita anakmenggunakan OAT kombipak kategori anak  Semua penderita baru (BTA+ maupun BTA-/Ro+) Kat-1 FDC  Semua penderita pengobatan ulang (retreatment BTA+) Kat-2 FDC
  • 48. PENGAWAN PENELANPENGAWAN PENELAN OBAT (PMO)OBAT (PMO) TIAP PENDERITA HARUSTIAP PENDERITA HARUS DIAWASI OLEH SEORANGDIAWASI OLEH SEORANG PMOPMO
  • 49. SYARAT PENGAWANSYARAT PENGAWAN PENELAN OBAT (PMO)PENELAN OBAT (PMO) DIPERCAYA, DIKENAL &DIPERCAYA, DIKENAL & DISETUJUI PENDERITADISETUJUI PENDERITA DEKAT RUMAH PENDERITADEKAT RUMAH PENDERITA BERSEDIA MELAKSANAKANBERSEDIA MELAKSANAKAN TUGAS DENGAN SUKARELATUGAS DENGAN SUKARELA BERSEDIA DILATIHBERSEDIA DILATIH
  • 50. Monitoring / evaluasi penderita selama pengobatan  Bakteriologik  Radiologis  Klinis  Efek samping  Keteraturan minum obat
  • 51. Kasus dan jumlah kematian akibat TBC makin meningkat Resistensi thd obat TB (MDR TB) meningkat TB menjadi epidemik yang sulit diobati Kekurangan data / informasi TB yg dapat dipercaya (reliable) DAMPAK KEGAGALAN STRATEGI DOTS
  • 52. APA YANG HARUS DILAKUKAN ? * Galang komitmen dengan semua yang terkait. * Pelatihan untuk pelaksana DOTS. * Tetapkan peran masing-masing UPK. * Bentuk jejaring pelayanan penderita TB agar pengobatan dapat tuntas.
  • 53. Mengukur Kualitas Program 1. CDR 2. Conversion Rate 3. Cure Rate & Success Rate 4. Error Rate 5. Suspect Evaluation Rate 6. Positivity Rate (diantara suspek) 7. Proporsi BTA pos diantara TB paru 8. DOTS coverage*
  • 54. Mengukur Kualitas Program (2) 1. CDR Diukur dengan menggunakan “Working Estimate Incidence” sebagai denominator Dalam analisa tren penemuan kasus, gunakan CNR (Case Notification Rate)  Kasus baru BTA pos yg ditemukan / 100.000 2005 Working estimates incidence* Nasional 107 Sumatra 160 DI Yogya Bali 64 Prop lain Jawa 107 KTI 210 Note : * Per 100.000 penduduk
  • 55. 2. Conversion Rate Perlu mendapat perhatian, sebagai ukuran awal kualitas penanganan penderita (kualitas program) Immediate Action hrs segera dilakukan apabila conversion rate rendah (<80%) 3. Cure Rate & Treatment Success Rate  cukup jelas sebagai ukuran akhir keberhasilan pengobatan penderita (sebagai SPM, Standar Pelayanan Minimal Mengukur Kualitas Program (3)
  • 56. 4. Error Rate Digunakan untuk mengukur kualitas Diagnosis di tiap Unit Pelayanan Kesehatan (UPK) 5. Suspect Evaluation Rate (SER) Digunakan untuk mengukur kualitas upaya awal penemuan penderita 6. Positivity Rate Bersama SER, digunakan untuk mengukur kualitas upaya awal penemuan penderita Mengukur Kualitas Program (4)
  • 57. 7. Proporsi BTA pos diantara TB paru Digunakan utk analisis epidemiologis 8. “Quality DOTS Coverage” Digunakan untuk mengukur ekspansi yang dilakukan, dalam hal Geografi, Populasi maupun UPK, Provider & “Partner” lain yang terlibat - Buat Pemetaan UPK yg melaksanakan “Quality DOTS” (Puskesmas, RS, Klinik, DPS etc) - Buat pemetaan “Partner” yang bekerja sama dgn NTP di msg2 area Mengukur Kualitas Program (5)
  • 58. TB EpidemicTB Epidemic DOTSDOTS HIV EpidemicHIV Epidemic

Editor's Notes

  1. TB epidemic has been well controlled by great efforts of TB DOTS Program. But HIV is now fuelling TB epidemic.