SlideShare a Scribd company logo
By. Triana Septianti P, M.Keb
By. Triana SP 1
Mamalia:
makhluk menyusui, memproduksi susu untuk
makanan anaknya
Susu:
cairan dengan komposisi khas untuk menjamin
pertumbuhan optimal pada tiap spesies
Manusia:
memiliki kelenjar susu: sepasang payudara
Letak: dibawah kulit, tertanam dalam jaringan
penunjang dan lemak di atas otot dada depan.
By. Triana SP 2
By. Triana SP 3
duckbilled platypus nursing three young. (Modified from
a drawingby S. Greco in Raphael, 1976)
By. Triana SP 4
By. Triana SP 5
By. Triana SP 6
Bentuk luar payudara
a : korpus mammae
b : areola
c : papilla mammae
By. Triana SP 7
a
b
c
Bentuk & Ukuran Payudara
By. Triana SP 8
Bentuk luar payudara
a. Korpus mammae:
stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh darah,
syaraf, getah bening
parenchym: kelenjar susu, terdiri dari duktus,
duktulus, lobus, lobulus, alveolus
b. Areola:
daerah yang hiperpigmentasi, di dalam daerah
ini saluran susu melebar (sinus laktiferus)
By. Triana SP 9
Bermacam bentuk puting susu
c. Papilla mammae:
muara pengeluaran
susu, terdiri dari
jaringan erektil,
dan
ujung saraf
sensoris.
By. Triana SP 10
Bentuk-bentuk Puting Susu
Normal Pendek
Panjang Terbenam/Terbalik
Anatomi kelenjar susu
Alveolus:
unit terminal
1. sel asiner: sekresi
susu
2. duktulus: sal.
terkecil
3. myoepitel: otot
polos
By. Triana SP 11
A L V E O L U S
Secretory Cell
Ductule
Myoepithehial Cells
(form contractile unit)
Anatomi kelenjar susu
Sekelompok alveolus
bersatu  lobulus,
beberapa lobulus
bergabung  15-20
lobus
Duktulus berkumpul
 duktus laktiferus
 sinus laktiferus
 muara (papilla).
By. Triana SP 12
Penampang Melintang Payudara
Alveolus
Duktus (saluran)
Sinus Laktiferus (penampungan)
Puting Susu
Areola
Pembentukan Payudara
1. Embryo: 18-19 minggu, calon duktus.
2. Pubertas:
premenses: estrogen dan growth hormon
maturasi dan percabangan duktus
setelah mens: estrogen dan progesteron
lobus, lobulus,duktulus, alveolus
3. Kehamilan: progesteron, prolaktin plasenta
maturasi alveolus, mulai sekresi susu
Akhir kehamilan: progestron menurun
By. Triana SP 13
Pembentukan Payudara
4. Laktasi:
- hormon prolaktin: sekresi ASI
- hormon oksitosin : ekskresi ASI
5. Involusi:
penyapihan, tidak ada rangsangan prolaktin,
produksi susu berhenti
Apoptosis alveoli, diikuti dg pembentukan
kembali seperti sebelum hamil (remodelling )
By. Triana SP 14
Siklus laktasi:
a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan):
penambahan & pembesaran lobulus-alveolus
b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan
sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi ASI
c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis):
mempertahankan sekresi ASI dari 4-9 hari, dst
d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae): mulai
40 hari setelah berhenti menyusui
By. Triana SP 15
Fisiologi Laktasi
- Laktasi: produksi dan pengeluaran ASI
- Calon ibu: siap secara psikologis dan fisik.
- Bayi: cukup sehat untuk menyusu
- Produksi ASI disesuaikan dengan
kebutuhan bayi
- Volume ASI : 500 – 800 ml/hari.( 3000 ml/hr)
By. Triana SP 16
Refleks penting
pada proses laktasi
1. Refleks Prolaktin: merangsang produksi ASI
Impuls saraf dari puting susu  hipotalamus 
hipofisis anterior  prolaktin  alveolus  ASI
2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI
Impuls saraf puting susu  hipofisis posterior 
oksitosin  kontraksi otot polos  ASI keluar
By. Triana SP 17
Refleks penting pada proses laktasi
Refleks prolaktin
Refleks aliran
By. Triana SP 18
(A)
REFLEK
PROLACTIN
(B)
REFLEK
LET-DOWN
Anterior Posterior
PROLACTIN
dalam darah
OXYTOXIN
dalam darah
Nervus
Vagus
Nervus
Vagus
Alveolus Sel Myoepithel
Refleks penting pada proses laktasi
By. Triana SP 19Reflex arc in the breastfeeding mother
Breast receptor
Response
(drops of milk)
Penghambat produksi ASI
1. “Feedback inhibitor “:
Suatu faktor lokal, bila saluran ASI
penuh mengirim impuls untuk
mengurangi produksi. Cara mengatasi:
Saluran dikosongkan secara teratur
(ASI eksklusif dan tanpa jadwal).
2. Stress/rasa sakit: inhibisi release
oksitosin. Sinus laktiferus penuh.
3. Penyapihan
By. Triana SP 20
Mekanisme mengisap pada bayi
1. Refleks menangkap ( rooting )
Sentuhan pada bibir, bayi membuka mulut
dan menangkap puting susu.
2. Refleks mengisap
Puting dalam mulut bayi: langit-langit/
palatum molle tersentuh, bayi mengisap.
Areola masuk, lidah menekan sinus
laktiferus ASI terperas keluar.
3. Refleks menelan
By. Triana SP 21
Mekanisme mengisap pada bayi
Mekanisme mengisap
dot dan areola:
berbeda,  bingung
puting.
Tidak benar bahwa
kurang mengeluarkan
tenaga
By. Triana SP 22
Mekanisme mengisap pada bayi
Menyusu:
lidah bayi “memerah” sinus laktiferus otot pipi,
lidah, langit-langit, rahang bawah semua aktif.
Dot:
- terutama otot bibir dan pipi keluarnya susu
tergantung kemiringan botol dan besarnya
lubang dot
- Tidak memerlukan hispan yang kuat tetapi
perlu menjaga agar tidak tersedak
By. Triana SP 23
Posisi Lidah saat menyusu
By. Triana SP 24
Posisi Benar
Posisi Lidah saat menyusu
By. Triana SP 25
Posisi Salah
• Breastfeeding - YouTube.flv
By. Triana SP 26
Penutup
• 85% ibu berhasil menyusui sendiri dengan
baik.
• 97% berhasil dengan bantuan teknik yang
benar.
• Susui bayi sedini mungkin  prolaktin 
ASI
• Jangan berikan “prelacteal feed”
• ASI eksklusif dan tanpa jadwal.
By. Triana SP 27
By. Triana SP 28
By. Triana SP 29
• Menyakinkan bhw bayi memperoleh
makanan yg mencukupi dr payudara ibu.
• Membantu ibu agar mampu menyusui
bayinya sendiri
By. Triana SP 30
1. Melaksanakan IMD
2. Mengajarkan perawatan payudara yg sehat
pd ibu
3. Membantu ibu pd waktu pertamakali menyusui:
posisi menyusui
By. Triana SP 31
Tanda bayi dlm posisi yg baik
saat menyusui
• Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pd ibu
• Mulut dan dagu bayi berdekatan dg payudara
• Areola tdk akan tampak jelas
By. Triana SP 32
• Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam,
serta menelan ASInya
• Bayi terlihat senang dan tenang
• Ibu tidak akan merasa nyeri pd daerah payudara
By. Triana SP 33
Tanda bayi dlm posisi yg baik
saat menyusui
4. Melaksanakan rooming in
5. Memberikan ASI on demand
6. Memberikan ASI dan kolostrum saja pd bayi
7. Menghindari botol susu dan dot empeng
By. Triana SP 34
By. Triana SP 35
SITUASI DI INDONESIA
PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF:
–SDKI 1986: 36%
–SDKI 1997: 52 %
–Kesepakatan Innocenti 1990:
pada tahun 2000: 80%
–Th 2004: ASIE 4-6 bulan  6 bulan
By. Triana SP 36
M a m a l i a
• Mamalia dibedakan dari Vertebrata lainnya
karena memberikan makanan untuk bayinya
melalui kelenjar mamae.
• Dibagi menjadi 3 kelompok
1.Protheria (bertelur)
2.Metatheria (berkantong)
3.Eutheria (mempunyai
placenta, merupakan
95% dari seluruh
mamalia, termasuk
manusia)
By. Triana SP 37
Perbedaan komposisi air susu
Eutheria
Air susu setiap mamalia berbeda dan
adalah “species specific”
Variasi komposisi disebabkan oleh:
• Variasi ukuran dan bentuk fisik
• Lama masa kehamilan
• Kecepatan pertumbuhan
• Frekuensi pemberian minum
• Perbedaan tempat hidup (air, darat, kutub)
By. Triana SP 38
Perbedaan ASI
dengan berbagai Eutheria lain:
Mamalia Waktu untuk
mencapai 2x berat
lahir (hari)
Komposisi makronutrien
(g%)
protein lemak Laktosa
Manusia 180 0.9 3.8 7.0
Sapi 47 3.4 3.7 4.8
Kambing 19 2.9 4.5 4.1
Tikus 6 12.0 15.0 3.0
By. Triana SP 39
Perbedaan komposisi Protein
ASI dan Susu sapi
ASI Susu Sapi
g/l g/l
*Protein 8.9 33.1
*Casein 2.5 27.3
*Whey protein 6.4 5.8
*Alfa-Lactalbumin 2.6 1.1
*Beta-Lactoglobulin - 3.6
By. Triana SP 40
Perbedaan komposisi mineral
ASI dan Susu sapi
ASI Susu sapi
*Natrium (mg) 15 58
*Kalium 57 145
*Calcium 35 130
*Fosfor 15 120
*Ferrum (mcg) 100 70
By. Triana SP 41
MANFAAT ASI BAGI BAYI
(1)
Komposisi sesuai kebutuhan
• Kolostrum
• ASI peralihan
• ASI matur
• ASI prematur
By. Triana SP 42
Perbedaan komposisi kolostrum,
ASI Prematur, ASI Matur
Komposisi Kolos
trum
ASI
Prematur
8-11 hari
ASI
Matur
8-11 hr
ASI
Prematur
26-29 hr
ASI Matur
26-29 hr
Energi 58 71 59 70 62
Protein 2.3 1.86 1.70 1.41 1.29
Lemak 2.9 4.14 3.06 4.09 3.05
Laktosa 5.3 5.55 5.98 5.97 6.51
By. Triana SP 43
Kolostrum
By. Triana SP 44
Clear Colostrum Light yellow colostrum
Bright yellow colostrum White colostrum
By. Triana SP 45
Pink Colostrum Light Brown Colostrum
Day 4 Milk Mature Milk
Kolostrum
• Mudah dicerna dan diserap
• Mengandung enzim pencernaan (maka sering
merasa lapar)
By. Triana SP 46
MANFAAT ASI BAGI BAYI
(2)
Mengandung zat penangkal penyakit
- makrofag
- limfosit
- imunoglobulin
- laktoferin
- faktor bifidus  Lactobacilus bifidus
By. Triana SP 47
MANFAAT ASI BAGI BAYI
(3)
- selalu berada dalam suhu yang tepat
- tidak menyebabkan alergi
- mencegah maloklusi/ kerusakan gigi
- mengoptimalkan perkembangan
- meningkatkan hubungan ibu dan bayi
- menjadi orang yang percaya diri
By. Triana SP 48
MANFAAT ASI BAGI BAYI
(4)
mengurangi kemungkinan berbagai
penyakit kronik dikemudian hari misal:
• diabetes melitus
• penyakit jantung
• penyakit keganasan
By. Triana SP 49
MANFAAT ASI BAGI BAYI
(4)
1. Mencegah perdarahan pasca persalinan
2. Mempercepat involusi uterus
3. Mengurangi anemia
4. Aspek psikologi
By. Triana SP 50
MANFAAT ASI BAGI IBU
5. Mengurangi risiko kanker ovarium &
payudara
6. Memberikan rasa dibutuhkan
7. Mempercepat kembali ke berat semula
8. Sebagai metoda KB sementara
By. Triana SP 51
MANFAAT ASI BAGI IBU
Sebagai metoda KB sementara (MAL)
Syarat:
- Bayi berusia belum 6 bulan dan
- Ibu belum haid kembali dan
- Bayi diberi ASI eksklusif (disusui) min 2
jam sekali
By. Triana SP 52
MANFAAT ASI BAGI IBU
- Mudah pemberiannya
- Menghemat biaya
- Anak sehat, jarang sakit
- Meningkatkan kasih sayang dlm keluarga
By. Triana SP 53
MANFAAT ASI BAGI
KELUARGA
By. Triana SP 54
KEUNTUNGAN ASI BAGI
NEGARA
- Menghemat devisa
- Mengurangi polusi
- Menghemat subsidi kesehatan
- Mengurangi morbiditas & mortalitas anak
- S D M yang bermutu
By. Triana SP 55
Pembangunan Manusia
Sejak Dini
By. Triana SP 56
EKONOMIKESEHATAN
PENDIDIKAN
By. Triana SP 57
Kedudukan Indonesia dalam urutan
Indeks Pembangunan Manusia
(HDI = Human Development Index)
Indonesia urutan ke 109,
dari 191 negara di dunia
HDI Rank
• Singapore : 88,1 24
• Malaysia : 77,2 61
•Thailand : 74,5 76
• Philipine : 74,4 77
• Srilangka : 73,3 84
• Vietnam : 67,1 108
•Indonesia : 67,0 109
• Myanmar : 58,5 125
IPM
PENDAPATAN
PERKAPITA
PENDIDIKAN
KESEHATAN
By. Triana SP 58
Mutu Manusia Rendah Mengakibatkan Kerugian
pendek
jangka panjang
jangka
Kerugian ekonomi
* Biaya kesehatan RT
* Biaya kesehatan pemerintah naik
* Biaya kesehatan perusahaan naik
* Hilangnya waktu produktif
Kerugian sosial
* Rasa nyaman terganggu
* Kegiatan sosial terganggu
* Buruh anak
* Prostitusi anak
Kerugian ekonomi
* Anggaran pendidikan mubazir
* Mutu tenaga keja rendah
* Hanya sebagai tenaga kasar
* Perumbuhan ekonomi lamban
* Daya saing di pasar global rendah
Kerugian sosial
* Pengangguran
* Kriminalitas
* Konflik sosial
By. Triana SP 59
KETERBATASAN DANA ADALAH
REALITAS DALAM PEMBANGUNAN
OLEH SEBAB ITU INVESTASI HARUS
DIPRIORITASKAN PADA:
1. KEGIATAN BERISIKO RENDAH &
2. MANFAATNYA BERKESINAMBUNGAN
By. Triana SP 60
Manfaat
Investasi
Kesehatan-Gizi
(ASI Eksklusif)
& Pendidikan
Perkembangan & Pertumbuhan
Emosional & Intelektual Anak
Proses dan Hasil Pendidikan membaik
Kemandirian Ekonomi :
- Partisipasi kerja lebih tinggi
- Pendapatan lebih tinggi
- Tidak tergantung bantuan
Kriminalitas Turun
Kesehatan Reproduksi Meningkat
Mutu Tenaga Kerja Meningkat
Ekonomi Daerah membaik
Kesejahteraan Sosial membaik
pembangunan innovatif
By. Triana SP 61
Bila semua bayi tidak minum ASI
dalam 6 bulan pertama
devisa negara untuk susu
formula ?
By. Triana SP 62
1 tahun  4.500.000 bayi lahir
1 kaleng susu formula 400 g  Rp 20.000
6 bulan :
4.500.000 bayi x 44 kaleng x Rp 20.000 =
Rp 3.960 triliun atau US $ 440 juta
By. Triana SP 63
Bila 50 % bayi mendapat ASI exclusive
selama 6 bulan dapat dihemat devisa
sebesar US $ 220 juta
Bila 80 % bayi mendapat ASI exclusive
selama 6 bulan dapat dihemat devisa
sebesar US $ 352 juta
KERUGIAN SUSU
FORMULA• Komposisi tidak sesuai
• Tidak praktis
• Tidak ekonomis
• Menambah polusi
• Mudah terkontaminasi
• Mudah terjadi salah pengenceran
By. Triana SP 64
ANJURAN PEMBERIAN ASI
0-6 bulan :
ASI eksklusif memenuhi 100% kebutuhan
6-12 bulan :
ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan
pendamping ASI yang adekwat
>12 bulan :
ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap
diberikan untuk keuntungan lainnya
By. Triana SP 65
KENDALA
KEBERHASILAN MENYUSUI
• Informasi yang kurang / tidak benar
• Tatalaksana di tempat persalinan yang kurang
mendukung
• Masalah ibu bekerja
• Fasilitas / peraturan yang mendukung belum memadai
By. Triana SP 66
USAHA PENINGKATAN
PENGGUNAAN ASI
Pemberian informasi yang benar:
- Formal
Tingkat balita
Tingkat SD, SMP, SMA
Pendidikan Petugas Kesehatan
- Informal
Pelatihan
Penyuluhan
By. Triana SP 67
Tatalaksana di rumah sakit (1)
Penyuluhan ibu antenatal
- Manfaat menyusui
- Manfaat rawat gabung
- Kerugian susu formula
- Penjelasan tentang mitos
By. Triana SP 68
Tatalaksana di rumah sakit (2)
- Bayi ingin menyusu dalam 1 jam
- Lebih cepat payudara dirangsang lebih cepat ASI terbentuk
- Keuntungan kontak dini
- Keuntungan skin to skin contact
By. Triana SP 69
By. Triana SP 70
Tatalaksana di rumah sakit (3)
- Ibu dan bayi tenang sebab selalu bersama
- Ibu belajar menyusui & merawat bayi
- Dapat menyusui setiap saat / tidak
dijadwal
- Ibu mengenali perubahan normal bayi
- Mencegah infeksi nosokomial
By. Triana SP 71
Tatalaksana di rumah sakit (4)
Jangan memberi minuman lain
sebelum ASI keluar
- Jangan memberi dot
- Ajarkan ibu memerah ASI
- Klinik Laktasi
- Kelompok pendukung ASI
By. Triana SP 72
• Bina hub.baik ibu dan bayi (IMD) dan ASI on
demand
• Menyusui pd kedua payudara
• Biarkan bayi menghisap lebih lama pd
payudara utk merangsang pd kelj.payudara
By. Triana SP 73
• Anjuran ibu lebih byk istirahat dan tidur
• Anjuran ibu minum lebih banyak
• Jgn memberikan PASI kurang dr 6 bln
• Penuhi gizi ibu (tambahan kalori + 700 Kkal)
By. Triana SP 74
• Konsumsi daun katuk (suplemen pelancar ASI),
daun kelor, jantung pisang, daun pepaya, daun
singkong, daun adas, pakis.
• Lakukan breastcare
• Hindari dot/botol
By. Triana SP 75
• Terapi komplementer
1. Pijat oksi
2. Totok payudara
3. SPA pasca salin
By. Triana SP 76
• Juml.BAK plg sedikit 6 kali
• Warna seni tidak berwarna kuning pucat
• BAB kuning berbiji
• Bayi tlihat puas, sewaktu-waktu lapar
bangun dan tidur dg cukup
By. Triana SP 77
• Paling sedikit menyusu 10x dlm 24 jam
• Payudara terasa lembut setiap kali selesai
menyusu
• Ibu dpt merasakan aliran ASI saat menyusu
• Ibu dpt mendengarkan suara bayi menelan
ASI
• BB bayi bertambah
By. Triana SP 78
POSISI MENYUSUI YANG BENAR
- Bayi menghadap perut ibu
- Telinga bayi berada satu garis dengan lengan
- Menyentuh bibir bayi dengan tangan/ puting agar mulut
bayi terbuka
- Mengarahkan mulut bayi ke puting
- Memasukkan payudara ke mulut bayi
By. Triana SP 79
PERLEKATAN MENYUSUI YANG BENAR
- Dagu bayi menempel pada payudara
- Mulut terbuka lebar
- Bibir melengkung keluar
- Areola lebih banyak terlihat di atas mulut daripada di
bawah mulut
By. Triana SP 80
By. Triana SP 81
Meningkatkan fasilitas bagi ibu
bekerja
- Cuti menyusui 4-6 bulan
- Selama cuti hanya memberi ASI
- Ada waktu untuk memerah ASI
- Ada fasilitas untuk memerah &
menyimpan ASI
By. Triana SP 82
Dukungan dari berbagai pihak
- Dukungan keluarga
- Kelompok Pendukung ASI
- Dukungan masyarakat
- Dukungan Pemerintah
Pemberian informasi yg benar
By. Triana SP 83
USAHA PEMERINTAH (1)
• 1974: Lokakarya Nasional Gizi
• 22-7-1977: Pembentukan BK-PP-ASI
• 1983-1990: Pengiriman tim ke Wellstart,
USA
• 22-12-1990: Pencanangan Gerakan PP-ASI
By. Triana SP 84
USAHA PEMERINTAH (2)
• 1991: Menyusun modul Managemen
Laktasi
• 1992-1996: Melatih tim dari RS
• 1992 : 2 orang ke USA untuk penilai
RSSB Internasional  melatih 50 penilai
nasional
• 1992-1997: Mencanangkan &
melaksanakan lomba RSSB
By. Triana SP 85
USAHA PEMERINTAH (3)
• 1988-1995 : Memasukan materi ASI ke
dalam kurikulum: bidan, perawat, dokter
umum, dokter gigi, dokter anak
• 1997: Pencanangan Gerakan Sayang Ibu
By. Triana SP 86
USAHA PEMERINTAH (4)
• 1997- sampai sekarang, setiap bulan Agustus
ikut kegiatan Pekan ASI
• 1998: Pencanangan Masyarakat Peduli ASI
• 1999: Keluarnya SK MenKes tentang
pelarangan iklan SF
• 2002: Penyusunan Modul Konselor ASI
By. Triana SP 87
KESIMPULAN (1)
Usaha peningkatan penggunaan ASI akan
berhasil bila:
• Susui bayi pada jam pertama kelahirannya
• ASI saja, ASI saja !!!
• Memasyarakatkan penggunaan ASI
• Meningkatkan kepedulian pengambil
keputusan
• Menerapkan legislasi yang mendukung
By. Triana SP 88
KESIMPULAN (2)
Usaha peningkatan penggunaan ASI akan
berhasil apabila:
• Memantapkan pendidikan formal, KIE &
riset
• Mengoptimalkan RSSB dan RSSI
• Mengupayakan Mother Friendly Workplace
• Menyediakan fasilitas menyusui di
tempat umum
By. Triana SP 89
By. Triana SP 90
Penyebab:
- Menyusu bergantian dengan minum botol
Tanda:
- Bayi menolak menyusu dari ibu
- Menyusu dengan mulut mencucu
- Waktu menyusu terputus-putus
Pencegahan:
- Berikan ASI perah / SF dengan cangkir
By. Triana SP 91
Penyebab:
- Bayi sakit a.l sariawan
- Bayi bingung puting
- Bayi telah diberi minum lain
- Teknik menyusui yang salah
- ASI kurang lancar atau terlalu deras
By. Triana SP 92
Menangis = cara komunikasi bayi
- Penyebab: lapar, haus, basah, kotor, bosan, kesepian,
rasa ASI berubah, sakit, kolik.
- Sering menangisbayi lelahmenghisap kurang
ibu kesalproses laktasi terganggu
By. Triana SP 93
- Masalah: menyangka ASI tidak cukup
- Menyusu bergantian atau bersama
- Bila bersama berbagai posisi
- Setiap bayi disusukan pada payudara bergantian
By. Triana SP 94
Posisi Menyusui Bayi Kembar
By. Triana SP 95
Posisi Menyusui Bayi Kembar
By. Triana SP 96
Posisi Menyusui Bayi Kembar
By. Triana SP 97
Posisi Menyusui Bayi Kembar
By. Triana SP 98
Posisi Menyusui Bayi Kembar
By. Triana SP 99
Salah seorang Peserta
“Lomba Menyusui”
di Kediri - Jawa Timur
Thn 2004
?
By. Triana SP 100
- Berat lahir >1800 g: boleh langsung menyusu.
- Berat lahir 1500-1800 g:menyusu dengan supplementer
+minum pakai cangkir (Asi perah)
- Berat lahir 1250-1500 g: ASI perah dengan cangkir/ pipa
nasogastrik
- Berat lahir < 1250 g : IVFD 48 jam  ASI perah dengan
pipa nasogastrik
By. Triana SP 101
By. Triana SP 102
By. Triana SP 103
- Bila celah hanya pada bibir atau langit-
langit lunak: dapat menyusu
* posisi setengah duduk
* ibu jari dapat menutup celah
- Bila celah lebar:
* menggunakan protese
By. Triana SP 104
By. Triana SP 105
Bayi Sumbing
By. Triana SP 106
Bayi Sumbing
By. Triana SP 107
- Frenulum pendek dan tebal  Gerakan lidah
terbatas  proses menyusu terganggu
- Kadangkala memerlukan operasi kecil tanpa
narkose, perdarahan minimal, lekas sembuh
By. Triana SP 108
BAYI FRENULUM PENDEK
By. Triana SP 109
Tidak dapat menyusu
BAYI FRENULUM PENDEK
By. Triana SP 110
Tidak dapat menyusu
Operasi Frenulum Pendek (1)
By. Triana SP 111
Operasi Frenulum Pendek (2)
By. Triana SP 112
Operasi Frenulum Pendek (3)
By. Triana SP 113
Operasi Frenulum Pendek (4)
By. Triana SP 114
Setelah Operasi...
By. Triana SP 115
1 2
3 4
10 menit
kemudian
Setelah Operasi...
By. Triana SP 116
1 2
3 4
1 minggu
kemudian
Setelah Operasi...
By. Triana SP 117
1 2
3 4
2 minggu
kemudian
Setelah Operasi...
By. Triana SP 118
1 2
3 4
3 minggu setelah operasi
Ikterus dini:
Timbul hari ke 2-3; karena ASI masih kurang
defekasi kurang sirkulasi enterohepatik
meningkat
Ikterus lanjut:
Timbul akhir minggu pertama; disebabkan
zat di dalam ASI yang menghambat fungsi
enzim glukoronil transferase
By. Triana SP 119
- Belum pernah dilaporkan menyebabkan
kern-ikterus
- Tatalaksana Ikterus:
Dini:- Sering menyusui, terapi sinar
Lanjut: - Terapi sinar,
- Stop ASI 1-2 hari (kontroversi)
By. Triana SP 120
By. Triana SP 121
- Diare bukan alasan untuk menghentikan ASI
- ASI dapat digunakan sebagai cairan rehidrasi
- ASI mengandung zat gizi untuk memenuhi
kebutuhan selama diare
By. Triana SP 122
- ASI mengandung zat kekebalan untuk kuman
penyebab diare
- ASI mengandung zat untuk pertumbuhan sel
mukosa usus yang rusak karena diare
- Diare lebih ringan dan singkat pada bayi ASI
By. Triana SP 123
- Bila mungkin ibu ikut dirawat agar
pemberian ASI tidak terhenti.
- Bila tidak mungkin, ASI diperah dan
dikirim ke Rumah Sakit.
By. Triana SP 124
• MASALAH:
- Kondisi Ibu panik produksi ASI berkurang
- Sumbangan berupa PASI salah sasaran
• REKOMENDASI:
- Pemberian ASI tetap harus dilindungi
- Pemberian PASI hanya pada kondisi tertentu
- Pemberian PASI hanya untuk waktu yang
dibutuhkan
- Pemberian PASI tidak boleh dengan botol
By. Triana SP 125
By. Triana SP 126
MASALAH IBU MENYUSUI DAN
PENANGGULANGANNYA
 Kelainan puting
 Payudara bengkak
 Puting nyeri / luka
 Sumbatan saluran ASI
 Mastitis / Abses
 ASI kurang
 Minggu pertama Nifas
 Saling berkaitan
By. Triana SP 127
• Puting tenggelam
• Puting datar
• Puting yang pendek
• Puting kaku (tidak protraktil)
• Puting besar
By. Triana SP 128
 Seharusnya dikenali waktu ANC
 Sering bersifat semu
 Tentukan dengan pemeriksaan
 Koreksi sesegera mungkin
 Kebanyakan dapat dikoreksi
By. Triana SP 129
By. Triana SP 130
 Cara Hoffman
 Persiapan puting (ditarik-tarik)
 Breast Shield
 BH yang menopang
By. Triana SP 131
Different nipple shape
By. Triana SP 132
Testing a nipple for protractility
By. Triana SP 133
Hoffman Exercise
By. Triana SP 134
By. Triana SP 135
Persiapan
puting
By. Triana SP 136
Breast shield
By. Triana SP 137
Pemasangan
Breast shield
By. Triana SP 138
BH yang baik
By. Triana SP 139
By. Triana SP 140
By. Triana SP 141
By. Triana SP 142
By. Triana SP 143
By. Triana SP 144
 Bendungan air susu
 Pengeluaran ASI kurang baik
 Hambatan “milk ejection reflex”
 Bayi telah diberi minum sebelum dibawa
pada ibu
 Interval menyusui terlalu lama
 Bayi kurang lama menyusu
By. Triana SP 145
By. Triana SP 146
Payu dara bengkak
By. Triana SP 147
Payudara Bengkak
By. Triana SP 148
Payudara Bengkak
By. Triana SP 149
Payudara Bengkak
By. Triana SP 150
Payudara Bengkak
By. Triana SP 151
Pencegahan :
 Menyusui dini
 Menyusui tanpa jadwal
 Rawat gabung
 Tidak memberikan cairan apapun sebelum
menyusui (prelacteal feeding)
By. Triana SP 152
Pengelolaan :
 Sering disusukan
 Kompres hangat sebelum disusukan
 Pemijatan/pengeluaran air susu sebelum
disusukan
 Mandi air hangat
 Kompres dingin setelah menyusui
 Pemijatan leher dan punggung (pijat oksi)
 Kurangi beban mental ibu / relaksasi
By. Triana SP 153
Penyusuan Dini
By. Triana SP 154
Penyebab :
 Posisi & teknik menyusui yang salah
* Posisi dan pelekatan yang salah
* Melepaskan penghisapan bayi salah
* Membersihkan puting dengan sabun/alkohol
 Payudara bengkak
 Iritasi sabun pada puting
By. Triana SP 155
Penyebab :
 Oral thrush / Monilia (setelah bbrp minggu)
 Dermatitis kontak
 Tali lidah pendek
By. Triana SP 156
Pengelolaan :
1. Olesi ASI
2. Keringkan
3. Terus menyusui dg posisi yg benar
Hindarkan pemberian krim/salep !!
By. Triana SP 157
Posisi menyusui
By. Triana SP 158
Langkah
menyusui
By. Triana SP 159
By. Triana SP 160
Langkah
menyusui
By. Triana SP 161
Langkah
menyusui
By. Triana SP 162
Langkah
menyusui
By. Triana SP 163
Langkah
menyusui
By. Triana SP 164
Langkah
menyusui
Posisi menyusui yang baik
By. Triana SP 165
Posisi menyusui yang
baik
By. Triana SP 166
Posisi menyusui yang baik
Pengelolaan (lanjutan):
4. Analgesik ringan bila perlu
5. Hindari iritasi pada puting
6. Obati dermatitis puting
7. BH yang menyangga
8. Bila perlu hentikan menyusui sementara (24 jam)
ASI dipijat/pompa teratur
By. Triana SP 167
Dermatitis
By. Triana SP 168
Sore nipple, puting lecet
By. Triana SP 169
Tali lidah pendek
By. Triana SP 170
 Pemakaian BH terlalu ketat
 Bayi tidak menyusu secara merata (segmental)
 Tidak menyebabkan/berhubungan dengan
demam
 Jari yang menekan saluran ASI
 ASI di dalam saluran tidak dikeluarkan
By. Triana SP 171
By. Triana SP 172
Plugged duct
By. Triana SP 173
Posisi gunting
By. Triana SP 174
Posisi C
By. Triana SP 175
By. Triana SP 176
Penanggulangan :
 Teknik menyusui yang benar
 Berbagai variasi menyusui
 Kompres air hangat dan dingin
 Menyusu mulai dari yang tersumbat
 Lama & sering disusukan
 ASI dikeluarkan
 BH penopang
By. Triana SP 177
Berbagai
Posisi
menyusui
By. Triana SP 178
Berbagai Posisi menyusui
By. Triana SP 179
Berganti Posisi menyusui
By. Triana SP 180
Penyebab:
1. Kelanjutan payudara bengkak
2. Kelanjutan puting lecet/luka
3. Kelanjutan saluran tersumbat
Bila mastitis tidak ditangani baik
menjadi abses
By. Triana SP 181
Bila tidak diobati menjadi abses
Abses dapat terjadi tanpa didahului mastitis
Gejala:
1. Payudara merah
2. Bengkak
3. Nyeri
4. Suhu tubuh meningkat > 380 C
By. Triana SP 182
Mastitis
By. Triana SP 183
Mastitis
By. Triana SP 184
Abses Payudara
By. Triana SP 185
Abses Payudara
Abses Payudara
By. Triana SP 186
Abses Payudara
By. Triana SP 187
Abses Payudara
By. Triana SP 188
Pengelolaan :
1. Teknik yang benar
2. Kompres air hangat & dingin
3. Terus menyusui pada mastitis
Bila abses, menyusui dihentikan, tetapi ASI
tetap dikeluarkan
By. Triana SP 189
By. Triana SP 190
Pengelolaan (lanjutan):
4. Susukan dari yang sehat
5. Senam laktasi
6. Rujuk
7. Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotika
bila abses bertambah
Penyebab / faktor menyusui:
 Terlambat menyusui
 Tidak sering disusukan
 Kurang lama disusukan
 Pengisapan puting tidak efektif
 Pemberian makanan tambahan
 Penggunaan “nipple shields”
By. Triana SP 191
Penyebab/faktor psikis ibu :
 Tidak Percaya Diri
 Cemas, Stress, takut bayi lapar
 Tidak suka/enggan menyusui
 Belum siap mempunyai bayi (rejection)
 Kelelahan
By. Triana SP 192
Faktor kondisi fisik ibu :
 Pil kombinasi
 Hamil
 Malnutrisi berat
 Alkohol/merokok
 Kelainan payudara (sangat jarang)
By. Triana SP 193
PENANGGULANGAN:
 Menyusui dini
 Sering disusukan/ On demand feeding
 Cukup lama disusukan
 Posisi menyusui yang baik
 Jangan diberi makanan tambahan
 Jangan pakai penyambung puting/empeng
 Pakai alkon yg tdk mengganggu produksi
ASI
By. Triana SP 194
PENANGGULANGAN:
 Motivasi ibu
 Pengetahuan proses menyusui
 Pengetahuan keuntungan menyusui
 Pengetahuan bahaya susu formula
 Dukungan suami/ibu/keluarga lain
 Istirahat cukup/bantuan lainnya
 Jangan merokok
By. Triana SP 195
• Ibu bekerja
• Ibu dengan bayi kembar
• Ibu sakit
• Ibu seksio
By. Triana SP 196
• Ibu hepatitis B
• Ibu dengan AIDS
• Ibu dg TBC paru
• Ibu hamil masih menyusui
By. Triana SP 197
Teruskan menyusui penuh dengan :
 Membawa bayi ke tempat bekerja
 Pulang pada saat istirahat
 ASI simpanan diberikan dengan sendok
 Selama bekerja ASI dikosongkan
 Menyusui sesering mungkin saat ibu di rumah
By. Triana SP 198
Masalah : Melatih bayi minum dari botol
Anjuran:
• Selama cuti hanya menyusui
• Sebelum mulai bekerja ubah pola minum bayi
• Sebelum berangkat bekerja susui bayi
• Selama di kantor perah ASI setiap 3-4 jam
• Simpan di lemari es dan dibawa pulang
• Setelah dihangatkan diberikan dengan cangkir
By. Triana SP 199
By. Triana SP 200
By. Triana SP 201
By. Triana SP 202
By. Triana SP 203
By. Triana SP 204
By. Triana SP 205
By. Triana SP 206
By. Triana SP 207
By. Triana SP 208
By. Triana SP 209
1. Menyusui adalah Hak setiap ibu nifas.
2. Latihan (kepercayaan diri) menyusui di
depan kaca.
3. Pilihlah pakaian yang nyaman.
4. Gunakan gendongan atau tutupan ekstra.
5. Pilih bra yang simpel dan nyaman.
By. Triana SP 210
6. Pilih Tempat yang nyaman bagi ibu.
7. Jaga privasi ibu saat menyusui.
8. Gunakan Nursing Cover/apron menyusui.
9.Tersenyumlah!
10.Persiapkan respon terbaik ibu.
By. Triana SP 211
ASI dapat cukup untuk kedua bayi :
Menyusui bergantian,sesering mungkin
Jangan berikan 1 payudara untuk 1 anak
Banyak minum
Gizi cukup
Cukup istirahat
By. Triana SP 212
Dahulu :
pembiusan umum  menyusui setelah ibu sadar
Sekarang :
pembiusan epidural dapat langsung menyusui
tetapi harus dibantu oleh karena ibu belum
boleh bangun selama 24 jam
By. Triana SP 213
• Tidak perlu menghentikan ASI
• Dalam ASI terdapat zat anti penyakit ibu
• Kadar obat dalam ASI bergantung pada masa paruh
dan rasio ASI/plasma obat
• Pilih obat dengan masa paruh pendek dan rasio
ASI/Plasma kecil.
• Minum obat setelah menyusu
By. Triana SP 214
By. Triana SP 215
Teori mengenai ekskresi obat dalam ASI:
Molekul yang kecil lebih mudah masuk ke dalam
ASI dari pada molekul besar.
Obat yang larut dalam lemak lebih mudah mencapai
ASI daripada yang larut dalam air.
Kebanyakan obat diekskresi dalam ASI, tetapi yang
dikonsumsi bayi hanya 0,001 -0,5% dari dosis obat
yang dapat diberikan pada ibu.
By. Triana SP 216
Untuk memperkecil risiko akibat ekskresi obat
dalam ASI, pilih obat dengan toksisitas rendah,
waktu paruh pendek, dan efektif dalam dosis
kecil.
Ibu hamil/menyusui bila memerlukan obat perlu
berkonsultasi kepada dokter (tenaga kesehatan).
By. Triana SP 217
Obat yang tidak boleh diberikan pada ibu
menyusui adalah obat anti kanker, litium, atropin,
preparat ergot, mariyuana, obat radioaktif,
kloramfenikol, heroin, nikotin, tetrasiklin. Bila
obat tersebut sangat diperlukan, pemberian ASI
harus dihentikan
By. Triana SP 218
Obat tidak mempengaruhi kualitas/ komposisi ASI,
melainkan kuantitas ASI.
Obat yang secara tidak langsung memacu
sekresi ASI adalah golongan fenotiazin,
misalnya klorpromazin karena menekan sekresi
faktor penghambat prolaktin
Meski demikian, belum ada obat yang dapat
dipakai dengan aman untuk meningkatkan sekresi
ASI.
By. Triana SP 219
Estrogen menghambat sekresi ASI sehingga obat
kontrasepsi yang mengandung estrogen jangan
diberikan pada ibu dalam masa laktasi.
Oksitosin dapat memacu keluarnya ASI
dari kelenjar susu.
Preparat oksitosin kadang-kadang diberikan pada
ibu dengan sumbatan duktus laktiferus disertai
masase payudara ke arah puting susu sementara
bayi menyusu.
 Basil TBC tidak dapat melalui ASI
 Ibu diajarkan pencegahan penularan
 Ibu diberikan terapi adekuat
 Bayi diberi INH profilaksis
 Setelah 3 bulan bayi diuji Mantoux,
 Bila negatif INH distop, bayi diberi BCG
By. Triana SP 220
- Virus dapat melalui ASI, tetapi
- Virus tidak terdapat dalam kolostrum :
SIgA, Interferron?
- > dari 50 % bayi sudah tertular intra-uterin
- Bayi boleh menyusu setelah pemberian
Imunoglobulin spesifik dan vaksinasi (hari 1)
By. Triana SP 221
Boleh menyusui apabila:
- Tidak diketahui status HIV
- Bila bayi sudah tertular sejak lahir
- Bila AKB bayi tanpa ASI masih tinggi
- Ibu tetap memilih memberikan ASI:
syarat
* harus eksklusif, hanya 3 bulan
* mencegah luka pada puting
By. Triana SP 222
Dilarang menyusui apabila:
- Diketahui status HIV ibu positif
- Bila AKB bayi tanpa ASI sudah
rendah
- Di Negara berkembang :
* perlu disediakan makanan PASI paling
kurang selama 6 bulan
* perlu diajarkan cara membuat PASI
By. Triana SP 223
• Bila bayi berusia <12 bulan dianjurkan
tetap menyusui
• Perlu diinformasikan ibu akan mengalami:
- puting lecet
- keletihan
- rasa ASI berubah
- volume ASI berkurang
- kontraksi uterus
By. Triana SP 224
By. Triana SP 225
1. Kehamilan dinyatakan sehat dan normal oleh
dokter.
2. Usia bayi di bawah 6 bulan. Rekomendasi
AmericanAcademy of Pediatrics adalah, susui bayi
setidaknya satu tahun, sedangkan rekomendasi
WHO, 2 tahun atau lebih.
By. Triana SP 226
3. Faktanya, tetap menyusui lebih mudah
dilakukan dibanding menyapih.
4. Tetap menyusui membiasakan kakak
menyesuaikan diri atau berbagi dengan adik.
Peluang terwujud lebih besar jika Anda terus
menyusui bayi dan kakak bersamaan
(tandem nursing).
By. Triana SP 227
1. Kehamilan risiko tinggi, misalnya memiliki
riwayat keguguran.
2. Ada kontraksi atau tanda-tanda persalian dini
seperti nyeri pinggang bagian bawah, tekanan
di dasar panggul, kram, keluar lendir, darah
atau air ketuban.
• Supresi mekanis : menghentikan laktasi
dan menghindari rangsangan putting susu.
• Ibu tidak menyusu, tidak mengeluarkan
ASI/memompa payudaranya.
• Payudara disangga (bebat) ketat selama
72 jam setelah itu gunakan BH sempit,
jika perlu kompres es.
By. Triana SP 228
• Beri analgesik (asetaminofen/aspiri dan
kodein)
• Pembatasan cairan dan laksantif tdk
membantu supresi laktasi
• Supresi medis: Bromokriptin, estradiol,
kontrasepsi oral dosis besar, levodopa,
antidepresan trazodon dan piridoksin
dosis tinggi
By. Triana SP 229
By. Triana SP 230
By. Triana SP 231
By. Triana SP 232
By. Triana SP 233
By. Triana SP 234
By. Triana SP 235
By. Triana SP 236
B Y . T R I A N A S P 237
khusus
By. Triana SP 238
 Bersih, ditutup
 Suhu kamar : tahan 6-8 jam (19-220 C)
Lemari es : 24 jam (> 40 C)
: 2-3 hr (0-40 C)
freezer kulkas 1 pintu: 2 minggu (suhu variatif -
40 C)
freezer kulkas 2 pintu: 3-4 bulan (suhu variatif -
40 C)
 Freezer (-18oC) : 6 bulan
By. Triana SP 239
 Siapkan wadah penampung ASI yang mudah
disterilkan, biasanya berupa botol bertutup
rapat yang terbuat dari bahan tahan panas,
bisa terbuat dari kaca, stainless steel, dan
plastik yang tidak meleleh jika direndam
dalam air panas.
 Gunakan wadah yang volumenya sesuai
dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum,
misalnya 60ml.
By. Triana SP 240
 Jangan pakai botol susu yang berwarna /
bergambar, karena ada kemungkinan catnya
meleleh jika terkena panas. Wadah untuk
menampung ASI sebaiknya terbuat dari bahan
yang mudah disterilkan, seperti botol
bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau
gelas yang tahan panas.
 Bila ASI tidak diberikan langsung, pastikan
penampungan dan penyimpanannya telah
steril dan tidak terkontaminasi.
By. Triana SP 241
 Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6
jam, maka tidak perlu di simpan di lemari
pendingin. Namun disarankan untuk tidak
menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3
atau 4 jam.
 Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera
masukkan ASI perah ke dalam lemari
pendingin pada suhu 40 C(jangan sampai
beku).
By. Triana SP 242
 Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1
minggu atau lebih, maka ASI perah tersebut
harus segera didinginkan dalam lemari
pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan
pada suhu -18 derajat celcius atau lebih
rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat
disimpan antara 3 – 6 bulan.
 Simpanlah ASI di lemari pendingin bagian
tengah, atau di bagian terdalam freezer, karena
lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur
yang lebih dingin dan konstan.
By. Triana SP 243
 Jangan menyimpan ASI pada rak yang
menempel di pintu lemari pendingin karena
temperatur di tempat ini mudah berubah
ketika pintu dibuka dan ditutup.
 Beri label setiap wadah ASI yang berisi
keterangan kapan ASI tersebut diperah.
 Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI,
karena ASI akan memuai saat membeku.
Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
By. Triana SP 244
 ASI yang telah dihangatkan tidak boleh
didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di
waktu minum berikutnya.
 Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu
akan menyimpan botol ASI,dengan
mencantumkan tanggal dan jam ASI
dipompa/peras.
By. Triana SP 245
 ASI yang telah dihangatkan tidak boleh
didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di
waktu minum berikutnya.
 Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk
keadaan darurat. Jika sedang di rumah, susui
bayi.
By. Triana SP 246
 Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan)
dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti
terjadi penguraian beberapa senyawa lemak
dan hilangnya beberapa senyawa yang
berfungsi melawan organisme berbahaya.
Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba
listrik padam sehingga susu cair dan
dibekukan kembali.
By. Triana SP 247
 Jangan dicairkan dg suhu kamar
semalam suntuk
 Jangan dicairkan diatas kompor
langsung
 Jangan dicairkan di microwave
 Jangan dicairkan diatas air mendidih
By. Triana SP 248
 Cairkan ½ jam sblm diminumkan
 Hangatkan dibawah air mengalir
hangat/
 Hangatkan dg direndam dlm mangkuk
air hangat
 Kocok Asi sblm diberikan pd bayi
 Payudara kecil kurang produksi ASI
 Masa awal kelahiran perlu susu binatang
 Bayi ASI kurang kenyang
 Ibu bekerja perlu melatih bayinya minum
susu formula
By. Triana SP 249
 Semua ibu dapat menyusui bayinya dengan
baik, termasuk yang payudaranya kecil
 Bayi sudah bisa menyusu segera sesudah lahir -
perlu kolostrum
 Semakin tidak disusukan semakin tidak bisa
menyusu
By. Triana SP 250
By. Triana SP 251

More Related Content

What's hot

KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
sri wahyuni
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
bundarererania
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
Indah Widi
 

What's hot (20)

2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
2. soal ukom neonatus 2020 ronalen situmorang fix ok
 
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAHKEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
KEBUTUHAN DASAR NEONATUS, BAYI, BALITA, DAN ANAK PRASEKOLAH
 
Pemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luarPemeriksaan panggul luar
Pemeriksaan panggul luar
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Konsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitasKonsep kebidanan komunitas
Konsep kebidanan komunitas
 
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campakaskeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
askeb Bayi sehat dengan imunisasi campak
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifasKebutuhan dasar ibu masa nifas
Kebutuhan dasar ibu masa nifas
 
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidananMateri issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
Materi issue etik yang terjadi dalam pelayanan kebidanan
 
Asuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,pptAsuhan ibu nifas normal,ppt
Asuhan ibu nifas normal,ppt
 
Overview PPAM
Overview PPAMOverview PPAM
Overview PPAM
 
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTIPPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
 
Contoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iiiContoh soal asuhan kebidanan iii
Contoh soal asuhan kebidanan iii
 
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukanKokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
Kokeb mandiri,kolaborasi,rujukan
 
Kala IV Persalinan
Kala IV PersalinanKala IV Persalinan
Kala IV Persalinan
 
ASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMALASKEB NIFAS NORMAL
ASKEB NIFAS NORMAL
 
Adaptasi post partum
Adaptasi post partumAdaptasi post partum
Adaptasi post partum
 
Bayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normalBayi baru lahir normal
Bayi baru lahir normal
 
Pembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOMPembahasan Soal UKOM
Pembahasan Soal UKOM
 
Asuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitasAsuhan intranatal di komunitas
Asuhan intranatal di komunitas
 

Similar to LAKTASI

Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibu
chuai
 
Pemeliharaan laktasi 2
Pemeliharaan laktasi 2Pemeliharaan laktasi 2
Pemeliharaan laktasi 2
herniherni
 

Similar to LAKTASI (20)

GIZI_MENYUSUI.ppt
GIZI_MENYUSUI.pptGIZI_MENYUSUI.ppt
GIZI_MENYUSUI.ppt
 
asuhan kebidanan masa nifas
asuhan kebidanan masa nifasasuhan kebidanan masa nifas
asuhan kebidanan masa nifas
 
Asi eksklusif
Asi eksklusifAsi eksklusif
Asi eksklusif
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
 
Maaasiihhhhh
MaaasiihhhhhMaaasiihhhhh
Maaasiihhhhh
 
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptxKELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
KELOMPOK 7 BU MIFTA fix.pptx
 
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIAPENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
 
Pengaruh ASI terhadap tumbuh kembang Melinda 3.pptx
Pengaruh ASI terhadap tumbuh kembang Melinda 3.pptxPengaruh ASI terhadap tumbuh kembang Melinda 3.pptx
Pengaruh ASI terhadap tumbuh kembang Melinda 3.pptx
 
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
Susu Ibu
Susu IbuSusu Ibu
Susu Ibu
 
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluargaPemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
Pemenuhan kebutuhan fisik dan psikologi ibu dan keluarga
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Leaflet asi eksklusif new
Leaflet asi eksklusif newLeaflet asi eksklusif new
Leaflet asi eksklusif new
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Konsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifasKonsep dasar masa nifas
Konsep dasar masa nifas
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
 
POAC OKTAVIA.docx
POAC OKTAVIA.docxPOAC OKTAVIA.docx
POAC OKTAVIA.docx
 
Pemeliharaan laktasi 2
Pemeliharaan laktasi 2Pemeliharaan laktasi 2
Pemeliharaan laktasi 2
 
bahan paparan 1000 HPK.pptx
bahan paparan  1000 HPK.pptxbahan paparan  1000 HPK.pptx
bahan paparan 1000 HPK.pptx
 

More from Triana Septianti

More from Triana Septianti (20)

Kesehatan Ibu Anak dalam Krisis Bencana.pdf
Kesehatan Ibu Anak dalam Krisis Bencana.pdfKesehatan Ibu Anak dalam Krisis Bencana.pdf
Kesehatan Ibu Anak dalam Krisis Bencana.pdf
 
Pengenalan Kekerasan Seksual.pdf
Pengenalan Kekerasan Seksual.pdfPengenalan Kekerasan Seksual.pdf
Pengenalan Kekerasan Seksual.pdf
 
Konsep dasar remaja
Konsep dasar remajaKonsep dasar remaja
Konsep dasar remaja
 
Gizi seimbang mendukung sistem imun pada masa pandemi
Gizi seimbang mendukung sistem imun pada masa pandemiGizi seimbang mendukung sistem imun pada masa pandemi
Gizi seimbang mendukung sistem imun pada masa pandemi
 
Gizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stuntingGizi seimbang anak dengan stunting
Gizi seimbang anak dengan stunting
 
Gizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasaGizi seimbang untuk dewasa
Gizi seimbang untuk dewasa
 
Totok payudara new
Totok payudara newTotok payudara new
Totok payudara new
 
Full body massage new
Full body massage newFull body massage new
Full body massage new
 
Pemeriksaan sitologi ginekologi
Pemeriksaan sitologi ginekologi Pemeriksaan sitologi ginekologi
Pemeriksaan sitologi ginekologi
 
Pre post operasi
Pre post operasiPre post operasi
Pre post operasi
 
Pengambilan darah
Pengambilan darahPengambilan darah
Pengambilan darah
 
Konsep hukum yang melandasi fungsi dan tugas bidan
Konsep hukum yang melandasi fungsi dan tugas bidanKonsep hukum yang melandasi fungsi dan tugas bidan
Konsep hukum yang melandasi fungsi dan tugas bidan
 
Aspek legal
Aspek legalAspek legal
Aspek legal
 
Standar praktek bidan
Standar praktek bidanStandar praktek bidan
Standar praktek bidan
 
Otonomi kebidanan
Otonomi kebidananOtonomi kebidanan
Otonomi kebidanan
 
Informed choice & informed consent
Informed choice & informed consentInformed choice & informed consent
Informed choice & informed consent
 
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannyaMasalah kesehatan remaja dan penanganannya
Masalah kesehatan remaja dan penanganannya
 
Masalah kesehatan reproduksi remaja
Masalah kesehatan reproduksi remajaMasalah kesehatan reproduksi remaja
Masalah kesehatan reproduksi remaja
 
Gizi seimbang usia lanjut
Gizi seimbang usia lanjutGizi seimbang usia lanjut
Gizi seimbang usia lanjut
 
Gizi seimbang ibu nifas
Gizi seimbang ibu nifasGizi seimbang ibu nifas
Gizi seimbang ibu nifas
 

Recently uploaded

PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
nirmalaamir3
 
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Namtan19
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
PratiwiZikri
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
Cara Menggugurkan Kandungan 087776558899
 

Recently uploaded (8)

Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdfKonsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
Konsep Dasar Keperawatan Komplementer 2020.pdf
 
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPIPERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
PERAN PERAWAT DALAM PEMBERIAN KEMOTERAPI
 
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdfManajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
Manajemen optik kel7_20240525_174921_0000.pdf
 
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
2. Update Situasi dan Kebijakan Penanggulangan Tuberkulosis_16 Mei 2024.pptx
 
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIAMATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
MATERI PENCATATAN DAN PELAPORAN SKRINING LANSIA
 
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
(Aborsi kandungan) obat penggugur kandungan untuk masa depan yang belum mau {...
 
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptxEpidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
Epidemiologi Anemia Defisiensi Besi.pptx
 
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptxBandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
Bandung Bahan PPT Pemetaan STR Tenaga Kesehatan 30 April 2024.pptx
 

LAKTASI

  • 1. By. Triana Septianti P, M.Keb By. Triana SP 1
  • 2. Mamalia: makhluk menyusui, memproduksi susu untuk makanan anaknya Susu: cairan dengan komposisi khas untuk menjamin pertumbuhan optimal pada tiap spesies Manusia: memiliki kelenjar susu: sepasang payudara Letak: dibawah kulit, tertanam dalam jaringan penunjang dan lemak di atas otot dada depan. By. Triana SP 2
  • 3. By. Triana SP 3 duckbilled platypus nursing three young. (Modified from a drawingby S. Greco in Raphael, 1976)
  • 7. Bentuk luar payudara a : korpus mammae b : areola c : papilla mammae By. Triana SP 7 a b c
  • 8. Bentuk & Ukuran Payudara By. Triana SP 8
  • 9. Bentuk luar payudara a. Korpus mammae: stroma: jaringan ikat, lemak, pembuluh darah, syaraf, getah bening parenchym: kelenjar susu, terdiri dari duktus, duktulus, lobus, lobulus, alveolus b. Areola: daerah yang hiperpigmentasi, di dalam daerah ini saluran susu melebar (sinus laktiferus) By. Triana SP 9
  • 10. Bermacam bentuk puting susu c. Papilla mammae: muara pengeluaran susu, terdiri dari jaringan erektil, dan ujung saraf sensoris. By. Triana SP 10 Bentuk-bentuk Puting Susu Normal Pendek Panjang Terbenam/Terbalik
  • 11. Anatomi kelenjar susu Alveolus: unit terminal 1. sel asiner: sekresi susu 2. duktulus: sal. terkecil 3. myoepitel: otot polos By. Triana SP 11 A L V E O L U S Secretory Cell Ductule Myoepithehial Cells (form contractile unit)
  • 12. Anatomi kelenjar susu Sekelompok alveolus bersatu  lobulus, beberapa lobulus bergabung  15-20 lobus Duktulus berkumpul  duktus laktiferus  sinus laktiferus  muara (papilla). By. Triana SP 12 Penampang Melintang Payudara Alveolus Duktus (saluran) Sinus Laktiferus (penampungan) Puting Susu Areola
  • 13. Pembentukan Payudara 1. Embryo: 18-19 minggu, calon duktus. 2. Pubertas: premenses: estrogen dan growth hormon maturasi dan percabangan duktus setelah mens: estrogen dan progesteron lobus, lobulus,duktulus, alveolus 3. Kehamilan: progesteron, prolaktin plasenta maturasi alveolus, mulai sekresi susu Akhir kehamilan: progestron menurun By. Triana SP 13
  • 14. Pembentukan Payudara 4. Laktasi: - hormon prolaktin: sekresi ASI - hormon oksitosin : ekskresi ASI 5. Involusi: penyapihan, tidak ada rangsangan prolaktin, produksi susu berhenti Apoptosis alveoli, diikuti dg pembentukan kembali seperti sebelum hamil (remodelling ) By. Triana SP 14
  • 15. Siklus laktasi: a. Laktogenesis Stadium 1 (Kehamilan): penambahan & pembesaran lobulus-alveolus b. Laktogenesis Stadium 2 (Akhir Kehamilan sampai Persalinan 2-3 hari): sekresi ASI c. Laktogenesis Stadium 3 (Galaktopoeisis): mempertahankan sekresi ASI dari 4-9 hari, dst d. Involusi (berkurangnya kelenjar mamae): mulai 40 hari setelah berhenti menyusui By. Triana SP 15
  • 16. Fisiologi Laktasi - Laktasi: produksi dan pengeluaran ASI - Calon ibu: siap secara psikologis dan fisik. - Bayi: cukup sehat untuk menyusu - Produksi ASI disesuaikan dengan kebutuhan bayi - Volume ASI : 500 – 800 ml/hari.( 3000 ml/hr) By. Triana SP 16
  • 17. Refleks penting pada proses laktasi 1. Refleks Prolaktin: merangsang produksi ASI Impuls saraf dari puting susu  hipotalamus  hipofisis anterior  prolaktin  alveolus  ASI 2. Refleks aliran (let down reflex): sekresi ASI Impuls saraf puting susu  hipofisis posterior  oksitosin  kontraksi otot polos  ASI keluar By. Triana SP 17
  • 18. Refleks penting pada proses laktasi Refleks prolaktin Refleks aliran By. Triana SP 18 (A) REFLEK PROLACTIN (B) REFLEK LET-DOWN Anterior Posterior PROLACTIN dalam darah OXYTOXIN dalam darah Nervus Vagus Nervus Vagus Alveolus Sel Myoepithel
  • 19. Refleks penting pada proses laktasi By. Triana SP 19Reflex arc in the breastfeeding mother Breast receptor Response (drops of milk)
  • 20. Penghambat produksi ASI 1. “Feedback inhibitor “: Suatu faktor lokal, bila saluran ASI penuh mengirim impuls untuk mengurangi produksi. Cara mengatasi: Saluran dikosongkan secara teratur (ASI eksklusif dan tanpa jadwal). 2. Stress/rasa sakit: inhibisi release oksitosin. Sinus laktiferus penuh. 3. Penyapihan By. Triana SP 20
  • 21. Mekanisme mengisap pada bayi 1. Refleks menangkap ( rooting ) Sentuhan pada bibir, bayi membuka mulut dan menangkap puting susu. 2. Refleks mengisap Puting dalam mulut bayi: langit-langit/ palatum molle tersentuh, bayi mengisap. Areola masuk, lidah menekan sinus laktiferus ASI terperas keluar. 3. Refleks menelan By. Triana SP 21
  • 22. Mekanisme mengisap pada bayi Mekanisme mengisap dot dan areola: berbeda,  bingung puting. Tidak benar bahwa kurang mengeluarkan tenaga By. Triana SP 22
  • 23. Mekanisme mengisap pada bayi Menyusu: lidah bayi “memerah” sinus laktiferus otot pipi, lidah, langit-langit, rahang bawah semua aktif. Dot: - terutama otot bibir dan pipi keluarnya susu tergantung kemiringan botol dan besarnya lubang dot - Tidak memerlukan hispan yang kuat tetapi perlu menjaga agar tidak tersedak By. Triana SP 23
  • 24. Posisi Lidah saat menyusu By. Triana SP 24 Posisi Benar
  • 25. Posisi Lidah saat menyusu By. Triana SP 25 Posisi Salah
  • 26. • Breastfeeding - YouTube.flv By. Triana SP 26
  • 27. Penutup • 85% ibu berhasil menyusui sendiri dengan baik. • 97% berhasil dengan bantuan teknik yang benar. • Susui bayi sedini mungkin  prolaktin  ASI • Jangan berikan “prelacteal feed” • ASI eksklusif dan tanpa jadwal. By. Triana SP 27
  • 30. • Menyakinkan bhw bayi memperoleh makanan yg mencukupi dr payudara ibu. • Membantu ibu agar mampu menyusui bayinya sendiri By. Triana SP 30
  • 31. 1. Melaksanakan IMD 2. Mengajarkan perawatan payudara yg sehat pd ibu 3. Membantu ibu pd waktu pertamakali menyusui: posisi menyusui By. Triana SP 31
  • 32. Tanda bayi dlm posisi yg baik saat menyusui • Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pd ibu • Mulut dan dagu bayi berdekatan dg payudara • Areola tdk akan tampak jelas By. Triana SP 32
  • 33. • Bayi akan melakukan hisapan lamban dan dalam, serta menelan ASInya • Bayi terlihat senang dan tenang • Ibu tidak akan merasa nyeri pd daerah payudara By. Triana SP 33 Tanda bayi dlm posisi yg baik saat menyusui
  • 34. 4. Melaksanakan rooming in 5. Memberikan ASI on demand 6. Memberikan ASI dan kolostrum saja pd bayi 7. Menghindari botol susu dan dot empeng By. Triana SP 34
  • 36. SITUASI DI INDONESIA PEMBERIAN ASI EKSKLUSIF: –SDKI 1986: 36% –SDKI 1997: 52 % –Kesepakatan Innocenti 1990: pada tahun 2000: 80% –Th 2004: ASIE 4-6 bulan  6 bulan By. Triana SP 36
  • 37. M a m a l i a • Mamalia dibedakan dari Vertebrata lainnya karena memberikan makanan untuk bayinya melalui kelenjar mamae. • Dibagi menjadi 3 kelompok 1.Protheria (bertelur) 2.Metatheria (berkantong) 3.Eutheria (mempunyai placenta, merupakan 95% dari seluruh mamalia, termasuk manusia) By. Triana SP 37
  • 38. Perbedaan komposisi air susu Eutheria Air susu setiap mamalia berbeda dan adalah “species specific” Variasi komposisi disebabkan oleh: • Variasi ukuran dan bentuk fisik • Lama masa kehamilan • Kecepatan pertumbuhan • Frekuensi pemberian minum • Perbedaan tempat hidup (air, darat, kutub) By. Triana SP 38
  • 39. Perbedaan ASI dengan berbagai Eutheria lain: Mamalia Waktu untuk mencapai 2x berat lahir (hari) Komposisi makronutrien (g%) protein lemak Laktosa Manusia 180 0.9 3.8 7.0 Sapi 47 3.4 3.7 4.8 Kambing 19 2.9 4.5 4.1 Tikus 6 12.0 15.0 3.0 By. Triana SP 39
  • 40. Perbedaan komposisi Protein ASI dan Susu sapi ASI Susu Sapi g/l g/l *Protein 8.9 33.1 *Casein 2.5 27.3 *Whey protein 6.4 5.8 *Alfa-Lactalbumin 2.6 1.1 *Beta-Lactoglobulin - 3.6 By. Triana SP 40
  • 41. Perbedaan komposisi mineral ASI dan Susu sapi ASI Susu sapi *Natrium (mg) 15 58 *Kalium 57 145 *Calcium 35 130 *Fosfor 15 120 *Ferrum (mcg) 100 70 By. Triana SP 41
  • 42. MANFAAT ASI BAGI BAYI (1) Komposisi sesuai kebutuhan • Kolostrum • ASI peralihan • ASI matur • ASI prematur By. Triana SP 42
  • 43. Perbedaan komposisi kolostrum, ASI Prematur, ASI Matur Komposisi Kolos trum ASI Prematur 8-11 hari ASI Matur 8-11 hr ASI Prematur 26-29 hr ASI Matur 26-29 hr Energi 58 71 59 70 62 Protein 2.3 1.86 1.70 1.41 1.29 Lemak 2.9 4.14 3.06 4.09 3.05 Laktosa 5.3 5.55 5.98 5.97 6.51 By. Triana SP 43
  • 44. Kolostrum By. Triana SP 44 Clear Colostrum Light yellow colostrum Bright yellow colostrum White colostrum
  • 45. By. Triana SP 45 Pink Colostrum Light Brown Colostrum Day 4 Milk Mature Milk Kolostrum
  • 46. • Mudah dicerna dan diserap • Mengandung enzim pencernaan (maka sering merasa lapar) By. Triana SP 46 MANFAAT ASI BAGI BAYI (2)
  • 47. Mengandung zat penangkal penyakit - makrofag - limfosit - imunoglobulin - laktoferin - faktor bifidus  Lactobacilus bifidus By. Triana SP 47 MANFAAT ASI BAGI BAYI (3)
  • 48. - selalu berada dalam suhu yang tepat - tidak menyebabkan alergi - mencegah maloklusi/ kerusakan gigi - mengoptimalkan perkembangan - meningkatkan hubungan ibu dan bayi - menjadi orang yang percaya diri By. Triana SP 48 MANFAAT ASI BAGI BAYI (4)
  • 49. mengurangi kemungkinan berbagai penyakit kronik dikemudian hari misal: • diabetes melitus • penyakit jantung • penyakit keganasan By. Triana SP 49 MANFAAT ASI BAGI BAYI (4)
  • 50. 1. Mencegah perdarahan pasca persalinan 2. Mempercepat involusi uterus 3. Mengurangi anemia 4. Aspek psikologi By. Triana SP 50 MANFAAT ASI BAGI IBU
  • 51. 5. Mengurangi risiko kanker ovarium & payudara 6. Memberikan rasa dibutuhkan 7. Mempercepat kembali ke berat semula 8. Sebagai metoda KB sementara By. Triana SP 51 MANFAAT ASI BAGI IBU
  • 52. Sebagai metoda KB sementara (MAL) Syarat: - Bayi berusia belum 6 bulan dan - Ibu belum haid kembali dan - Bayi diberi ASI eksklusif (disusui) min 2 jam sekali By. Triana SP 52 MANFAAT ASI BAGI IBU
  • 53. - Mudah pemberiannya - Menghemat biaya - Anak sehat, jarang sakit - Meningkatkan kasih sayang dlm keluarga By. Triana SP 53 MANFAAT ASI BAGI KELUARGA
  • 55. KEUNTUNGAN ASI BAGI NEGARA - Menghemat devisa - Mengurangi polusi - Menghemat subsidi kesehatan - Mengurangi morbiditas & mortalitas anak - S D M yang bermutu By. Triana SP 55
  • 56. Pembangunan Manusia Sejak Dini By. Triana SP 56 EKONOMIKESEHATAN PENDIDIKAN
  • 57. By. Triana SP 57 Kedudukan Indonesia dalam urutan Indeks Pembangunan Manusia (HDI = Human Development Index) Indonesia urutan ke 109, dari 191 negara di dunia HDI Rank • Singapore : 88,1 24 • Malaysia : 77,2 61 •Thailand : 74,5 76 • Philipine : 74,4 77 • Srilangka : 73,3 84 • Vietnam : 67,1 108 •Indonesia : 67,0 109 • Myanmar : 58,5 125 IPM PENDAPATAN PERKAPITA PENDIDIKAN KESEHATAN
  • 58. By. Triana SP 58 Mutu Manusia Rendah Mengakibatkan Kerugian pendek jangka panjang jangka Kerugian ekonomi * Biaya kesehatan RT * Biaya kesehatan pemerintah naik * Biaya kesehatan perusahaan naik * Hilangnya waktu produktif Kerugian sosial * Rasa nyaman terganggu * Kegiatan sosial terganggu * Buruh anak * Prostitusi anak Kerugian ekonomi * Anggaran pendidikan mubazir * Mutu tenaga keja rendah * Hanya sebagai tenaga kasar * Perumbuhan ekonomi lamban * Daya saing di pasar global rendah Kerugian sosial * Pengangguran * Kriminalitas * Konflik sosial
  • 59. By. Triana SP 59 KETERBATASAN DANA ADALAH REALITAS DALAM PEMBANGUNAN OLEH SEBAB ITU INVESTASI HARUS DIPRIORITASKAN PADA: 1. KEGIATAN BERISIKO RENDAH & 2. MANFAATNYA BERKESINAMBUNGAN
  • 60. By. Triana SP 60 Manfaat Investasi Kesehatan-Gizi (ASI Eksklusif) & Pendidikan Perkembangan & Pertumbuhan Emosional & Intelektual Anak Proses dan Hasil Pendidikan membaik Kemandirian Ekonomi : - Partisipasi kerja lebih tinggi - Pendapatan lebih tinggi - Tidak tergantung bantuan Kriminalitas Turun Kesehatan Reproduksi Meningkat Mutu Tenaga Kerja Meningkat Ekonomi Daerah membaik Kesejahteraan Sosial membaik pembangunan innovatif
  • 61. By. Triana SP 61 Bila semua bayi tidak minum ASI dalam 6 bulan pertama devisa negara untuk susu formula ?
  • 62. By. Triana SP 62 1 tahun  4.500.000 bayi lahir 1 kaleng susu formula 400 g  Rp 20.000 6 bulan : 4.500.000 bayi x 44 kaleng x Rp 20.000 = Rp 3.960 triliun atau US $ 440 juta
  • 63. By. Triana SP 63 Bila 50 % bayi mendapat ASI exclusive selama 6 bulan dapat dihemat devisa sebesar US $ 220 juta Bila 80 % bayi mendapat ASI exclusive selama 6 bulan dapat dihemat devisa sebesar US $ 352 juta
  • 64. KERUGIAN SUSU FORMULA• Komposisi tidak sesuai • Tidak praktis • Tidak ekonomis • Menambah polusi • Mudah terkontaminasi • Mudah terjadi salah pengenceran By. Triana SP 64
  • 65. ANJURAN PEMBERIAN ASI 0-6 bulan : ASI eksklusif memenuhi 100% kebutuhan 6-12 bulan : ASI memenuhi 60-70% kebutuhan, perlu makanan pendamping ASI yang adekwat >12 bulan : ASI hanya memenuhi 30% kebutuhan, ASI tetap diberikan untuk keuntungan lainnya By. Triana SP 65
  • 66. KENDALA KEBERHASILAN MENYUSUI • Informasi yang kurang / tidak benar • Tatalaksana di tempat persalinan yang kurang mendukung • Masalah ibu bekerja • Fasilitas / peraturan yang mendukung belum memadai By. Triana SP 66
  • 67. USAHA PENINGKATAN PENGGUNAAN ASI Pemberian informasi yang benar: - Formal Tingkat balita Tingkat SD, SMP, SMA Pendidikan Petugas Kesehatan - Informal Pelatihan Penyuluhan By. Triana SP 67
  • 68. Tatalaksana di rumah sakit (1) Penyuluhan ibu antenatal - Manfaat menyusui - Manfaat rawat gabung - Kerugian susu formula - Penjelasan tentang mitos By. Triana SP 68
  • 69. Tatalaksana di rumah sakit (2) - Bayi ingin menyusu dalam 1 jam - Lebih cepat payudara dirangsang lebih cepat ASI terbentuk - Keuntungan kontak dini - Keuntungan skin to skin contact By. Triana SP 69
  • 71. Tatalaksana di rumah sakit (3) - Ibu dan bayi tenang sebab selalu bersama - Ibu belajar menyusui & merawat bayi - Dapat menyusui setiap saat / tidak dijadwal - Ibu mengenali perubahan normal bayi - Mencegah infeksi nosokomial By. Triana SP 71
  • 72. Tatalaksana di rumah sakit (4) Jangan memberi minuman lain sebelum ASI keluar - Jangan memberi dot - Ajarkan ibu memerah ASI - Klinik Laktasi - Kelompok pendukung ASI By. Triana SP 72
  • 73. • Bina hub.baik ibu dan bayi (IMD) dan ASI on demand • Menyusui pd kedua payudara • Biarkan bayi menghisap lebih lama pd payudara utk merangsang pd kelj.payudara By. Triana SP 73
  • 74. • Anjuran ibu lebih byk istirahat dan tidur • Anjuran ibu minum lebih banyak • Jgn memberikan PASI kurang dr 6 bln • Penuhi gizi ibu (tambahan kalori + 700 Kkal) By. Triana SP 74
  • 75. • Konsumsi daun katuk (suplemen pelancar ASI), daun kelor, jantung pisang, daun pepaya, daun singkong, daun adas, pakis. • Lakukan breastcare • Hindari dot/botol By. Triana SP 75
  • 76. • Terapi komplementer 1. Pijat oksi 2. Totok payudara 3. SPA pasca salin By. Triana SP 76
  • 77. • Juml.BAK plg sedikit 6 kali • Warna seni tidak berwarna kuning pucat • BAB kuning berbiji • Bayi tlihat puas, sewaktu-waktu lapar bangun dan tidur dg cukup By. Triana SP 77
  • 78. • Paling sedikit menyusu 10x dlm 24 jam • Payudara terasa lembut setiap kali selesai menyusu • Ibu dpt merasakan aliran ASI saat menyusu • Ibu dpt mendengarkan suara bayi menelan ASI • BB bayi bertambah By. Triana SP 78
  • 79. POSISI MENYUSUI YANG BENAR - Bayi menghadap perut ibu - Telinga bayi berada satu garis dengan lengan - Menyentuh bibir bayi dengan tangan/ puting agar mulut bayi terbuka - Mengarahkan mulut bayi ke puting - Memasukkan payudara ke mulut bayi By. Triana SP 79
  • 80. PERLEKATAN MENYUSUI YANG BENAR - Dagu bayi menempel pada payudara - Mulut terbuka lebar - Bibir melengkung keluar - Areola lebih banyak terlihat di atas mulut daripada di bawah mulut By. Triana SP 80
  • 82. Meningkatkan fasilitas bagi ibu bekerja - Cuti menyusui 4-6 bulan - Selama cuti hanya memberi ASI - Ada waktu untuk memerah ASI - Ada fasilitas untuk memerah & menyimpan ASI By. Triana SP 82
  • 83. Dukungan dari berbagai pihak - Dukungan keluarga - Kelompok Pendukung ASI - Dukungan masyarakat - Dukungan Pemerintah Pemberian informasi yg benar By. Triana SP 83
  • 84. USAHA PEMERINTAH (1) • 1974: Lokakarya Nasional Gizi • 22-7-1977: Pembentukan BK-PP-ASI • 1983-1990: Pengiriman tim ke Wellstart, USA • 22-12-1990: Pencanangan Gerakan PP-ASI By. Triana SP 84
  • 85. USAHA PEMERINTAH (2) • 1991: Menyusun modul Managemen Laktasi • 1992-1996: Melatih tim dari RS • 1992 : 2 orang ke USA untuk penilai RSSB Internasional  melatih 50 penilai nasional • 1992-1997: Mencanangkan & melaksanakan lomba RSSB By. Triana SP 85
  • 86. USAHA PEMERINTAH (3) • 1988-1995 : Memasukan materi ASI ke dalam kurikulum: bidan, perawat, dokter umum, dokter gigi, dokter anak • 1997: Pencanangan Gerakan Sayang Ibu By. Triana SP 86
  • 87. USAHA PEMERINTAH (4) • 1997- sampai sekarang, setiap bulan Agustus ikut kegiatan Pekan ASI • 1998: Pencanangan Masyarakat Peduli ASI • 1999: Keluarnya SK MenKes tentang pelarangan iklan SF • 2002: Penyusunan Modul Konselor ASI By. Triana SP 87
  • 88. KESIMPULAN (1) Usaha peningkatan penggunaan ASI akan berhasil bila: • Susui bayi pada jam pertama kelahirannya • ASI saja, ASI saja !!! • Memasyarakatkan penggunaan ASI • Meningkatkan kepedulian pengambil keputusan • Menerapkan legislasi yang mendukung By. Triana SP 88
  • 89. KESIMPULAN (2) Usaha peningkatan penggunaan ASI akan berhasil apabila: • Memantapkan pendidikan formal, KIE & riset • Mengoptimalkan RSSB dan RSSI • Mengupayakan Mother Friendly Workplace • Menyediakan fasilitas menyusui di tempat umum By. Triana SP 89
  • 91. Penyebab: - Menyusu bergantian dengan minum botol Tanda: - Bayi menolak menyusu dari ibu - Menyusu dengan mulut mencucu - Waktu menyusu terputus-putus Pencegahan: - Berikan ASI perah / SF dengan cangkir By. Triana SP 91
  • 92. Penyebab: - Bayi sakit a.l sariawan - Bayi bingung puting - Bayi telah diberi minum lain - Teknik menyusui yang salah - ASI kurang lancar atau terlalu deras By. Triana SP 92
  • 93. Menangis = cara komunikasi bayi - Penyebab: lapar, haus, basah, kotor, bosan, kesepian, rasa ASI berubah, sakit, kolik. - Sering menangisbayi lelahmenghisap kurang ibu kesalproses laktasi terganggu By. Triana SP 93
  • 94. - Masalah: menyangka ASI tidak cukup - Menyusu bergantian atau bersama - Bila bersama berbagai posisi - Setiap bayi disusukan pada payudara bergantian By. Triana SP 94
  • 95. Posisi Menyusui Bayi Kembar By. Triana SP 95
  • 96. Posisi Menyusui Bayi Kembar By. Triana SP 96
  • 97. Posisi Menyusui Bayi Kembar By. Triana SP 97
  • 98. Posisi Menyusui Bayi Kembar By. Triana SP 98
  • 99. Posisi Menyusui Bayi Kembar By. Triana SP 99
  • 100. Salah seorang Peserta “Lomba Menyusui” di Kediri - Jawa Timur Thn 2004 ? By. Triana SP 100
  • 101. - Berat lahir >1800 g: boleh langsung menyusu. - Berat lahir 1500-1800 g:menyusu dengan supplementer +minum pakai cangkir (Asi perah) - Berat lahir 1250-1500 g: ASI perah dengan cangkir/ pipa nasogastrik - Berat lahir < 1250 g : IVFD 48 jam  ASI perah dengan pipa nasogastrik By. Triana SP 101
  • 104. - Bila celah hanya pada bibir atau langit- langit lunak: dapat menyusu * posisi setengah duduk * ibu jari dapat menutup celah - Bila celah lebar: * menggunakan protese By. Triana SP 104
  • 108. - Frenulum pendek dan tebal  Gerakan lidah terbatas  proses menyusu terganggu - Kadangkala memerlukan operasi kecil tanpa narkose, perdarahan minimal, lekas sembuh By. Triana SP 108
  • 109. BAYI FRENULUM PENDEK By. Triana SP 109 Tidak dapat menyusu
  • 110. BAYI FRENULUM PENDEK By. Triana SP 110 Tidak dapat menyusu
  • 111. Operasi Frenulum Pendek (1) By. Triana SP 111
  • 112. Operasi Frenulum Pendek (2) By. Triana SP 112
  • 113. Operasi Frenulum Pendek (3) By. Triana SP 113
  • 114. Operasi Frenulum Pendek (4) By. Triana SP 114
  • 115. Setelah Operasi... By. Triana SP 115 1 2 3 4 10 menit kemudian
  • 116. Setelah Operasi... By. Triana SP 116 1 2 3 4 1 minggu kemudian
  • 117. Setelah Operasi... By. Triana SP 117 1 2 3 4 2 minggu kemudian
  • 118. Setelah Operasi... By. Triana SP 118 1 2 3 4 3 minggu setelah operasi
  • 119. Ikterus dini: Timbul hari ke 2-3; karena ASI masih kurang defekasi kurang sirkulasi enterohepatik meningkat Ikterus lanjut: Timbul akhir minggu pertama; disebabkan zat di dalam ASI yang menghambat fungsi enzim glukoronil transferase By. Triana SP 119
  • 120. - Belum pernah dilaporkan menyebabkan kern-ikterus - Tatalaksana Ikterus: Dini:- Sering menyusui, terapi sinar Lanjut: - Terapi sinar, - Stop ASI 1-2 hari (kontroversi) By. Triana SP 120
  • 122. - Diare bukan alasan untuk menghentikan ASI - ASI dapat digunakan sebagai cairan rehidrasi - ASI mengandung zat gizi untuk memenuhi kebutuhan selama diare By. Triana SP 122
  • 123. - ASI mengandung zat kekebalan untuk kuman penyebab diare - ASI mengandung zat untuk pertumbuhan sel mukosa usus yang rusak karena diare - Diare lebih ringan dan singkat pada bayi ASI By. Triana SP 123
  • 124. - Bila mungkin ibu ikut dirawat agar pemberian ASI tidak terhenti. - Bila tidak mungkin, ASI diperah dan dikirim ke Rumah Sakit. By. Triana SP 124
  • 125. • MASALAH: - Kondisi Ibu panik produksi ASI berkurang - Sumbangan berupa PASI salah sasaran • REKOMENDASI: - Pemberian ASI tetap harus dilindungi - Pemberian PASI hanya pada kondisi tertentu - Pemberian PASI hanya untuk waktu yang dibutuhkan - Pemberian PASI tidak boleh dengan botol By. Triana SP 125
  • 126. By. Triana SP 126 MASALAH IBU MENYUSUI DAN PENANGGULANGANNYA
  • 127.  Kelainan puting  Payudara bengkak  Puting nyeri / luka  Sumbatan saluran ASI  Mastitis / Abses  ASI kurang  Minggu pertama Nifas  Saling berkaitan By. Triana SP 127
  • 128. • Puting tenggelam • Puting datar • Puting yang pendek • Puting kaku (tidak protraktil) • Puting besar By. Triana SP 128
  • 129.  Seharusnya dikenali waktu ANC  Sering bersifat semu  Tentukan dengan pemeriksaan  Koreksi sesegera mungkin  Kebanyakan dapat dikoreksi By. Triana SP 129
  • 131.  Cara Hoffman  Persiapan puting (ditarik-tarik)  Breast Shield  BH yang menopang By. Triana SP 131
  • 132. Different nipple shape By. Triana SP 132
  • 133. Testing a nipple for protractility By. Triana SP 133
  • 139. BH yang baik By. Triana SP 139
  • 145.  Bendungan air susu  Pengeluaran ASI kurang baik  Hambatan “milk ejection reflex”  Bayi telah diberi minum sebelum dibawa pada ibu  Interval menyusui terlalu lama  Bayi kurang lama menyusu By. Triana SP 145
  • 147. Payu dara bengkak By. Triana SP 147
  • 152. Pencegahan :  Menyusui dini  Menyusui tanpa jadwal  Rawat gabung  Tidak memberikan cairan apapun sebelum menyusui (prelacteal feeding) By. Triana SP 152
  • 153. Pengelolaan :  Sering disusukan  Kompres hangat sebelum disusukan  Pemijatan/pengeluaran air susu sebelum disusukan  Mandi air hangat  Kompres dingin setelah menyusui  Pemijatan leher dan punggung (pijat oksi)  Kurangi beban mental ibu / relaksasi By. Triana SP 153
  • 155. Penyebab :  Posisi & teknik menyusui yang salah * Posisi dan pelekatan yang salah * Melepaskan penghisapan bayi salah * Membersihkan puting dengan sabun/alkohol  Payudara bengkak  Iritasi sabun pada puting By. Triana SP 155
  • 156. Penyebab :  Oral thrush / Monilia (setelah bbrp minggu)  Dermatitis kontak  Tali lidah pendek By. Triana SP 156
  • 157. Pengelolaan : 1. Olesi ASI 2. Keringkan 3. Terus menyusui dg posisi yg benar Hindarkan pemberian krim/salep !! By. Triana SP 157
  • 160. By. Triana SP 160 Langkah menyusui
  • 161. By. Triana SP 161 Langkah menyusui
  • 162. By. Triana SP 162 Langkah menyusui
  • 163. By. Triana SP 163 Langkah menyusui
  • 164. By. Triana SP 164 Langkah menyusui
  • 165. Posisi menyusui yang baik By. Triana SP 165
  • 166. Posisi menyusui yang baik By. Triana SP 166 Posisi menyusui yang baik
  • 167. Pengelolaan (lanjutan): 4. Analgesik ringan bila perlu 5. Hindari iritasi pada puting 6. Obati dermatitis puting 7. BH yang menyangga 8. Bila perlu hentikan menyusui sementara (24 jam) ASI dipijat/pompa teratur By. Triana SP 167
  • 169. Sore nipple, puting lecet By. Triana SP 169
  • 170. Tali lidah pendek By. Triana SP 170
  • 171.  Pemakaian BH terlalu ketat  Bayi tidak menyusu secara merata (segmental)  Tidak menyebabkan/berhubungan dengan demam  Jari yang menekan saluran ASI  ASI di dalam saluran tidak dikeluarkan By. Triana SP 171
  • 177. Penanggulangan :  Teknik menyusui yang benar  Berbagai variasi menyusui  Kompres air hangat dan dingin  Menyusu mulai dari yang tersumbat  Lama & sering disusukan  ASI dikeluarkan  BH penopang By. Triana SP 177
  • 181. Penyebab: 1. Kelanjutan payudara bengkak 2. Kelanjutan puting lecet/luka 3. Kelanjutan saluran tersumbat Bila mastitis tidak ditangani baik menjadi abses By. Triana SP 181
  • 182. Bila tidak diobati menjadi abses Abses dapat terjadi tanpa didahului mastitis Gejala: 1. Payudara merah 2. Bengkak 3. Nyeri 4. Suhu tubuh meningkat > 380 C By. Triana SP 182 Mastitis
  • 183. By. Triana SP 183 Mastitis
  • 184. By. Triana SP 184 Abses Payudara
  • 185. By. Triana SP 185 Abses Payudara
  • 189. Pengelolaan : 1. Teknik yang benar 2. Kompres air hangat & dingin 3. Terus menyusui pada mastitis Bila abses, menyusui dihentikan, tetapi ASI tetap dikeluarkan By. Triana SP 189
  • 190. By. Triana SP 190 Pengelolaan (lanjutan): 4. Susukan dari yang sehat 5. Senam laktasi 6. Rujuk 7. Pengeluaran nanah dan pemberian antibiotika bila abses bertambah
  • 191. Penyebab / faktor menyusui:  Terlambat menyusui  Tidak sering disusukan  Kurang lama disusukan  Pengisapan puting tidak efektif  Pemberian makanan tambahan  Penggunaan “nipple shields” By. Triana SP 191
  • 192. Penyebab/faktor psikis ibu :  Tidak Percaya Diri  Cemas, Stress, takut bayi lapar  Tidak suka/enggan menyusui  Belum siap mempunyai bayi (rejection)  Kelelahan By. Triana SP 192
  • 193. Faktor kondisi fisik ibu :  Pil kombinasi  Hamil  Malnutrisi berat  Alkohol/merokok  Kelainan payudara (sangat jarang) By. Triana SP 193
  • 194. PENANGGULANGAN:  Menyusui dini  Sering disusukan/ On demand feeding  Cukup lama disusukan  Posisi menyusui yang baik  Jangan diberi makanan tambahan  Jangan pakai penyambung puting/empeng  Pakai alkon yg tdk mengganggu produksi ASI By. Triana SP 194
  • 195. PENANGGULANGAN:  Motivasi ibu  Pengetahuan proses menyusui  Pengetahuan keuntungan menyusui  Pengetahuan bahaya susu formula  Dukungan suami/ibu/keluarga lain  Istirahat cukup/bantuan lainnya  Jangan merokok By. Triana SP 195
  • 196. • Ibu bekerja • Ibu dengan bayi kembar • Ibu sakit • Ibu seksio By. Triana SP 196
  • 197. • Ibu hepatitis B • Ibu dengan AIDS • Ibu dg TBC paru • Ibu hamil masih menyusui By. Triana SP 197
  • 198. Teruskan menyusui penuh dengan :  Membawa bayi ke tempat bekerja  Pulang pada saat istirahat  ASI simpanan diberikan dengan sendok  Selama bekerja ASI dikosongkan  Menyusui sesering mungkin saat ibu di rumah By. Triana SP 198
  • 199. Masalah : Melatih bayi minum dari botol Anjuran: • Selama cuti hanya menyusui • Sebelum mulai bekerja ubah pola minum bayi • Sebelum berangkat bekerja susui bayi • Selama di kantor perah ASI setiap 3-4 jam • Simpan di lemari es dan dibawa pulang • Setelah dihangatkan diberikan dengan cangkir By. Triana SP 199
  • 209. By. Triana SP 209 1. Menyusui adalah Hak setiap ibu nifas. 2. Latihan (kepercayaan diri) menyusui di depan kaca. 3. Pilihlah pakaian yang nyaman. 4. Gunakan gendongan atau tutupan ekstra. 5. Pilih bra yang simpel dan nyaman.
  • 210. By. Triana SP 210 6. Pilih Tempat yang nyaman bagi ibu. 7. Jaga privasi ibu saat menyusui. 8. Gunakan Nursing Cover/apron menyusui. 9.Tersenyumlah! 10.Persiapkan respon terbaik ibu.
  • 212. ASI dapat cukup untuk kedua bayi : Menyusui bergantian,sesering mungkin Jangan berikan 1 payudara untuk 1 anak Banyak minum Gizi cukup Cukup istirahat By. Triana SP 212
  • 213. Dahulu : pembiusan umum  menyusui setelah ibu sadar Sekarang : pembiusan epidural dapat langsung menyusui tetapi harus dibantu oleh karena ibu belum boleh bangun selama 24 jam By. Triana SP 213
  • 214. • Tidak perlu menghentikan ASI • Dalam ASI terdapat zat anti penyakit ibu • Kadar obat dalam ASI bergantung pada masa paruh dan rasio ASI/plasma obat • Pilih obat dengan masa paruh pendek dan rasio ASI/Plasma kecil. • Minum obat setelah menyusu By. Triana SP 214
  • 215. By. Triana SP 215 Teori mengenai ekskresi obat dalam ASI: Molekul yang kecil lebih mudah masuk ke dalam ASI dari pada molekul besar. Obat yang larut dalam lemak lebih mudah mencapai ASI daripada yang larut dalam air. Kebanyakan obat diekskresi dalam ASI, tetapi yang dikonsumsi bayi hanya 0,001 -0,5% dari dosis obat yang dapat diberikan pada ibu.
  • 216. By. Triana SP 216 Untuk memperkecil risiko akibat ekskresi obat dalam ASI, pilih obat dengan toksisitas rendah, waktu paruh pendek, dan efektif dalam dosis kecil. Ibu hamil/menyusui bila memerlukan obat perlu berkonsultasi kepada dokter (tenaga kesehatan).
  • 217. By. Triana SP 217 Obat yang tidak boleh diberikan pada ibu menyusui adalah obat anti kanker, litium, atropin, preparat ergot, mariyuana, obat radioaktif, kloramfenikol, heroin, nikotin, tetrasiklin. Bila obat tersebut sangat diperlukan, pemberian ASI harus dihentikan
  • 218. By. Triana SP 218 Obat tidak mempengaruhi kualitas/ komposisi ASI, melainkan kuantitas ASI. Obat yang secara tidak langsung memacu sekresi ASI adalah golongan fenotiazin, misalnya klorpromazin karena menekan sekresi faktor penghambat prolaktin Meski demikian, belum ada obat yang dapat dipakai dengan aman untuk meningkatkan sekresi ASI.
  • 219. By. Triana SP 219 Estrogen menghambat sekresi ASI sehingga obat kontrasepsi yang mengandung estrogen jangan diberikan pada ibu dalam masa laktasi. Oksitosin dapat memacu keluarnya ASI dari kelenjar susu. Preparat oksitosin kadang-kadang diberikan pada ibu dengan sumbatan duktus laktiferus disertai masase payudara ke arah puting susu sementara bayi menyusu.
  • 220.  Basil TBC tidak dapat melalui ASI  Ibu diajarkan pencegahan penularan  Ibu diberikan terapi adekuat  Bayi diberi INH profilaksis  Setelah 3 bulan bayi diuji Mantoux,  Bila negatif INH distop, bayi diberi BCG By. Triana SP 220
  • 221. - Virus dapat melalui ASI, tetapi - Virus tidak terdapat dalam kolostrum : SIgA, Interferron? - > dari 50 % bayi sudah tertular intra-uterin - Bayi boleh menyusu setelah pemberian Imunoglobulin spesifik dan vaksinasi (hari 1) By. Triana SP 221
  • 222. Boleh menyusui apabila: - Tidak diketahui status HIV - Bila bayi sudah tertular sejak lahir - Bila AKB bayi tanpa ASI masih tinggi - Ibu tetap memilih memberikan ASI: syarat * harus eksklusif, hanya 3 bulan * mencegah luka pada puting By. Triana SP 222
  • 223. Dilarang menyusui apabila: - Diketahui status HIV ibu positif - Bila AKB bayi tanpa ASI sudah rendah - Di Negara berkembang : * perlu disediakan makanan PASI paling kurang selama 6 bulan * perlu diajarkan cara membuat PASI By. Triana SP 223
  • 224. • Bila bayi berusia <12 bulan dianjurkan tetap menyusui • Perlu diinformasikan ibu akan mengalami: - puting lecet - keletihan - rasa ASI berubah - volume ASI berkurang - kontraksi uterus By. Triana SP 224
  • 225. By. Triana SP 225 1. Kehamilan dinyatakan sehat dan normal oleh dokter. 2. Usia bayi di bawah 6 bulan. Rekomendasi AmericanAcademy of Pediatrics adalah, susui bayi setidaknya satu tahun, sedangkan rekomendasi WHO, 2 tahun atau lebih.
  • 226. By. Triana SP 226 3. Faktanya, tetap menyusui lebih mudah dilakukan dibanding menyapih. 4. Tetap menyusui membiasakan kakak menyesuaikan diri atau berbagi dengan adik. Peluang terwujud lebih besar jika Anda terus menyusui bayi dan kakak bersamaan (tandem nursing).
  • 227. By. Triana SP 227 1. Kehamilan risiko tinggi, misalnya memiliki riwayat keguguran. 2. Ada kontraksi atau tanda-tanda persalian dini seperti nyeri pinggang bagian bawah, tekanan di dasar panggul, kram, keluar lendir, darah atau air ketuban.
  • 228. • Supresi mekanis : menghentikan laktasi dan menghindari rangsangan putting susu. • Ibu tidak menyusu, tidak mengeluarkan ASI/memompa payudaranya. • Payudara disangga (bebat) ketat selama 72 jam setelah itu gunakan BH sempit, jika perlu kompres es. By. Triana SP 228
  • 229. • Beri analgesik (asetaminofen/aspiri dan kodein) • Pembatasan cairan dan laksantif tdk membantu supresi laktasi • Supresi medis: Bromokriptin, estradiol, kontrasepsi oral dosis besar, levodopa, antidepresan trazodon dan piridoksin dosis tinggi By. Triana SP 229
  • 237. B Y . T R I A N A S P 237 khusus
  • 238. By. Triana SP 238  Bersih, ditutup  Suhu kamar : tahan 6-8 jam (19-220 C) Lemari es : 24 jam (> 40 C) : 2-3 hr (0-40 C) freezer kulkas 1 pintu: 2 minggu (suhu variatif - 40 C) freezer kulkas 2 pintu: 3-4 bulan (suhu variatif - 40 C)  Freezer (-18oC) : 6 bulan
  • 239. By. Triana SP 239  Siapkan wadah penampung ASI yang mudah disterilkan, biasanya berupa botol bertutup rapat yang terbuat dari bahan tahan panas, bisa terbuat dari kaca, stainless steel, dan plastik yang tidak meleleh jika direndam dalam air panas.  Gunakan wadah yang volumenya sesuai dengan kebutuhan bayi untuk sekali minum, misalnya 60ml.
  • 240. By. Triana SP 240  Jangan pakai botol susu yang berwarna / bergambar, karena ada kemungkinan catnya meleleh jika terkena panas. Wadah untuk menampung ASI sebaiknya terbuat dari bahan yang mudah disterilkan, seperti botol bertutup rapat yang terbuat dari plastik atau gelas yang tahan panas.  Bila ASI tidak diberikan langsung, pastikan penampungan dan penyimpanannya telah steril dan tidak terkontaminasi.
  • 241. By. Triana SP 241  Bila ASI perah akan diberikan kurang dari 6 jam, maka tidak perlu di simpan di lemari pendingin. Namun disarankan untuk tidak menyimpan ASI di suhu kamar lebih dari 3 atau 4 jam.  Bila perlu disimpan selama 24 jam, segera masukkan ASI perah ke dalam lemari pendingin pada suhu 40 C(jangan sampai beku).
  • 242. By. Triana SP 242  Bila ASI perah akan digunakan dalam waktu 1 minggu atau lebih, maka ASI perah tersebut harus segera didinginkan dalam lemari pendingin selama 30 menit, lalu dibekukan pada suhu -18 derajat celcius atau lebih rendah. ASI yang sudah dibekukan dapat disimpan antara 3 – 6 bulan.  Simpanlah ASI di lemari pendingin bagian tengah, atau di bagian terdalam freezer, karena lokasi-lokasi tersebut memiliki temperatur yang lebih dingin dan konstan.
  • 243. By. Triana SP 243  Jangan menyimpan ASI pada rak yang menempel di pintu lemari pendingin karena temperatur di tempat ini mudah berubah ketika pintu dibuka dan ditutup.  Beri label setiap wadah ASI yang berisi keterangan kapan ASI tersebut diperah.  Jangan mengisi penuh wadah penampung ASI, karena ASI akan memuai saat membeku. Sisakan kurang lebih ¼ bagian kosong.
  • 244. By. Triana SP 244  ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.  Jangan lupa bubuhkan label setiap kali Ibu akan menyimpan botol ASI,dengan mencantumkan tanggal dan jam ASI dipompa/peras.
  • 245. By. Triana SP 245  ASI yang telah dihangatkan tidak boleh didinginkan lagi untuk diberikan pada bayi di waktu minum berikutnya.  Simpan ASI beku sebagai cadangan untuk keadaan darurat. Jika sedang di rumah, susui bayi.
  • 246. By. Triana SP 246  Pembekuan yang lama (lebih dari 6 bulan) dapat mengubah komposisi kimia ASI, seperti terjadi penguraian beberapa senyawa lemak dan hilangnya beberapa senyawa yang berfungsi melawan organisme berbahaya. Risiko kontaminasi juga tinggi, jika tiba-tiba listrik padam sehingga susu cair dan dibekukan kembali.
  • 247. By. Triana SP 247  Jangan dicairkan dg suhu kamar semalam suntuk  Jangan dicairkan diatas kompor langsung  Jangan dicairkan di microwave  Jangan dicairkan diatas air mendidih
  • 248. By. Triana SP 248  Cairkan ½ jam sblm diminumkan  Hangatkan dibawah air mengalir hangat/  Hangatkan dg direndam dlm mangkuk air hangat  Kocok Asi sblm diberikan pd bayi
  • 249.  Payudara kecil kurang produksi ASI  Masa awal kelahiran perlu susu binatang  Bayi ASI kurang kenyang  Ibu bekerja perlu melatih bayinya minum susu formula By. Triana SP 249
  • 250.  Semua ibu dapat menyusui bayinya dengan baik, termasuk yang payudaranya kecil  Bayi sudah bisa menyusu segera sesudah lahir - perlu kolostrum  Semakin tidak disusukan semakin tidak bisa menyusu By. Triana SP 250