SlideShare a Scribd company logo
1 of 74
Manajemen
Laktasi dan Menyusui
Anatomi payudara
1. struktur internal
 Struktur internal payudara terdiri dari
1. kulit
2. jaringan dibawah kulit
3. korpus terdiri dari parenkim atau
jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan
penunjang.
lanjutan
Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :
 saluran kelenjar: duktulus, duktus dan sinus
laktiferus. Sinus laktiferus yaitu duktus yang
melebar tempat ASI mengumpul (reservoir
ASI), selanjutnya saluran mengecil dan
bermuara pada puting. Ada 15 - 25 sinus
laktiferus.
 alveoli yang terdiri dari set kelenjar yang
memproduksi ASI
lanjutan
 Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap
duktulus bercabang menjadi alveolus yang
semuanya merupakan satu kesatuan kelenjar.
Duktus membentuk lobus sedangkan duktulus
dan alveolus membentuk lobulus. Sinus duktus
dan alveolus dilapisi epitel otot (myoepithel) yang
dapat berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi
pembuluh darah yang membawa zat gizi kepada
sel kelenjar untuk diproses sintesa menjadi ASI
 Stroma terdiri dari : jaringan ikat, jaringan lemak,
pembuluh darah syaraf dan lymfa.
2. Struktur External
puting dan areola
yaitu bagian lebih hitam sekitar puting.
pada areola terdapat beberapa kelenjar
Montgomery yang mengeluarkan cairan
untuk membuat puting lunak dan lentur.
Peran awal bidan dalam pemberian ASI
Yakinkan bahwa bayi memeperoleh
makanan yang mencukupi dari payudara
ibunya
Bantulah ibu sedemikian rupa agar dapat
menyusui bayinya sendiri
Dukungan Bidan bagi pemberian ASI
1.biarkan bayi bersama ibunya segera
sesudah lahir lakukan dalam 30
menit I
membina hubungan/ikatan disamping
pemberian ASI
Bayi masuk masa tidur pulas
Menyusui saat bayi terbangun
Perawatan mata pada jam pertama sebelum
atau sesudah bayi menyusui pertama kali
Bayi akan merasa hangat dengan kontak skin
to skin dengan ibunya
2. Ajarkan cara merawat payudara
untuk mencegah masalah umum
yang timbul
Tangan selalu bersih
Puting payudara selalu bersih
Payudara dibersihkan minimal sekali
sehari
Tidak boleh mengoleskan krim, minyak,
alkohol dan sabun pada putingnya
3. Bantu ibu saat pertama kali menyusui
 Posisi yang benar saat menyusui
• berbaring miring ibu lelah atau nyeri
• duduk beri topangan pada punggung tegak lurus
terhadap pangkuannya
• Tanda bayi dengan posisi yang benar saat menyusui:
1. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu
2. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara
3. Areola tidak akan bisa terlihat dengan jelas
4. Bayi menghisap dan menelan denngan lamban dan
dalambayi terlihat tenang dan senang
5. Tidak ada nyeri pada puting susu
4. Bayi rawat gabung/rooming in
Rawat gabung adalah suatu cara perawatan bbl
yang ditempatkan dalam suatu ruangan disamping
ibunya bila mungkin bersama ibunya (bed-
sharing), sehingga setiap kali bayi memerlukan,
ibunya dapat segera memberikan perhatian
termasuk kebutuhan menyusui.
Ibu dapat mengenali tanda-tanda bila
bayinya lapar
5. Berikan ASI sesering mungkin
- minimal setiap 4 jam
- bila tidur bangunkan bayi untuk menyusui
6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja
Semakin sering hisapan bayi semakin banyak
produksi ASI
7. Hindari susu botol dan dot kempeng
bayi bingung puting
Ibu PP ASI belum keluar. Ibu ingin berikan susu
botol, air putih atau madu. A pa yang Anda
sarankan ??
Fisiologi laktasi
 Pada masa hamil, ukuran payudara bertambah besar
karena:
1. proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar
pembuat ASI.
2. pengaruh hormon yang dibuat placenta yaitu laktogen,
prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesteron.
3. bertambahnya pembuluh darah.
 lima bulan mulai keluar cairan yang disebut kolostrum
karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan
hormon prolaktin dari kelenjar hipofise.
 Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama
hamil kadar prolaktin cukup tinggi
 terlepasnya plasenta, kadar estrogen dan progesteron
menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi.
Volume ASI
Hari I : 10-±100 cc konstan hari 10-14
Konsumsi 700-800 perhari
volume dipengaruhi oleh status gisi ibu.
Volume ASI 6 bulan I: 500-700 cc
6 bulan kedua 400-600 cc
Tahun kedua: 300-500 cc
reflek prolaktin
mekanisme reflek prolaktin
 rangsangan isapan bayi melalui serabut
saraf akan memacu hypophise anterior untuk
mengeluarkan hormon prolaktin kedalam
aliran darah.
 prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi
ASI.
 makin sering isapan bayi makin banyak
produksi ASI karena banyak prolaktin yang
dilepas dari hypophise begitupun sebaliknya
yang disebut dengan mekanisme supply and
demand
reflek oksitosin
Reflek oksitosin/Let Down Reflek
 Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf
memacu hypophise posterior untuk melepaskan
hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu
sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveoli dan
duktuli untuk berkontraksi, sehingga mengalirkan
ASI dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting.
 Menyusui sering penting untuk pengosongan
payudara agar tidak terjadi engorgement tetapi
justru memperlancar pengaliran ASI
Faktor yang mempengaruhi reflek
oksitosin
 Menghambat reflek oksitosin:
1. rasa khawatir
2. rasa sakit
3. kurang percaya diri
 Membantu reflek oksitosin:
1. suara bayi
2. melihat bayi
3. rangsangan puting susu
Tanda reflek oksitosin
 Tingling pada mamae
 ASI keluar bila ibu mendengar tangisan
atau melihat bayi
 ASI menetes pada payudara yang lain
bila bayi menetek
 Rasa sakit pada kontraksi uterus saat
menyusui bayinya
 Isapan pelan dan dalam serta menelan
menunjukkan ASI mengalir kedalam
mulut bayi.
Sistim Autokrin
 didalam ASI ada zat yang dapat
menurunkan atau menghambat
produksi ASI.
 Bila ASI masih tertinggal banyak
dalam kelenjar payudara zat
penghambat tersebut
menghentikan sekresi ASI oleh
sel kelenjar.
 Ini membantu melindungi
payudara supaya tidak terlalu
penuh, misalnya bila bayi
meninggal.
 Bila ASI dikeluarkan dengan
memerah atau isapan bayi
maka zat penghambat tersebut
keluar dan terjadilah produksi
ASI.
Reflek pada bayi
 Refleks mencari puting (rooting reflex)
Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh kearah
sentuhan. Bila bibir bayi disentuh ia akan membuka
mulut dan berusaha untuk mencari puting untuk
menetek. Lidah keluar dan melengkung menangkap
puting dan areola.
 Refleks menghisap (suckling reflex)’
Refleks terjadi karena rangsangan puting pada
palatum durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut
bayi. Areola dan puting tertekan gusi, lidah dan langit-
langit, sehingga menekan sinus laktiferus yang berada
dibawah areola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltik
yang mengalirkan ASI keluar/ kemulut bayi.
 Refleks menelan (swallowing reflex)
Reflek menelan ( swallowing reflek )
Refleks
menghisap
Refleks menelan
Reflek mencari
Ketrampilan:
Ibu belajar
meletakkan dan
melekatkan
bayi
Bayi belajar
menyusu
Jawablah pertanyaan dibawah ini !
Apa yang terjadi bila bayi diberi makanan
tambahan, tidak disusui atau dengan
aturan menyusui yanng kaku ?
 apa yang anda lakukan bila ibu tidak mau
memberikan kolostrum pada bayinya
 berdasar reflek laktasi apa tanda sudah
terjadi pelepasa ASI ?
 apa yan dinilai pada ibu nifas yang
mempunyai masalah lpelepasan ASI ?
Manfaat pemberian ASI
Aspek gizi
1. Manfaat kolostrum
• mengandung zat kekebakan (Ig A )
• jumlah bervariasi tergantung hisapan bayi
• protein dan vit A tinggi
• Lemak dan karbohidrat rendah
• membantu pengeluaran mekoneum
2. Mudah dicerna, mengandung zat gizi, mengandung Whei
& Casein (65:35) sehingga lebih mudah diserap
3. Mengandung taurine, DHA dan AA
Aspek Imonologik
Asi bebas dari kontaminasi
Mengandung Ig A
Mengandung laktoferin
Mengandung lysosim
Mengandung sel darah putih yaitu BALT,
MALT, GALT
Mengandung faktor bifidus
Aspek psikologis
1.Rasa percaya diri ibu untuk menyusui
pengaruh emosi, kemauan dan kasih
sayang.
2.Hubungan interaksi ibu dan bayi terjadi
dalam 30 menit pertama
3.Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi
skin to skin kontak memberikan kepuasan
ibu dan bayi
Aspek kecerdasan
~Interaksi ibu dan bayi serta gizi memepengaruhi
kecerdasan
~Evidence based: IQ 4.3 > usia 18 bulan, 4-6 usia
8.5 tahun
Aspek neurologis
~ Koordinasi saraf menghisap, menelan dan bernapas
menjadi lebih sempurna
Aspek ekonomis
~ hemat, irit, ekonomis
~ sedia setiap saat
Aspek Penundaan Kehamilan
 dapat menunda haid dan kehamilan
 metode amenorrhea laktasi
 Kriteria MAL:
1. Tidak haid
2. Menyusui ekslusif
3. Umur bayi kurang dari 6 bulan
bahaya pemberian susu botol
 diare
 batuk berulang
 Pilek
 alergi
 Ruam kulit
 sakit perut
 asthma
 Sembelit
 muntah
Kerugian pemberian susu botol
Botol susu sulit dibersihkan dan mudah
tercemar bakteri
Tidak mengandung zat kekebalan
Mahal
Perlu peralatan banyak
Resiko besar terjadi alergi
Komposisi ASI
o Kolostrum
Asi hari 1-3
o ASI masa transisi
ASI hari ke 4-10
o ASI mature
ASI hari 10- seterusnya
Manfaat kolostrom
Sebagai pembersih selaput usus bayi
yang baru alhir sehingga saluran
pencernaan siap untuk menerima
makanan
Mengandung kadar protein yang tinggi
terutama gama globulin
Memberikan daya perlindungan tubuh
terhadap infeksi
Mengandung antibody ampai 6 bulan
Komposisi kandunganASI
kandungan Kolostrum transisi ASI Mature
Energi(kg kla)
Laktosa(gr/100 ml)
Lemak(gr/100ml)
Protein(gr/100ml
Mineral(gr/100ml)
Immunoglobulin:
IG A( mg/100ml)
IG G ( mg/100ml)
IG M ( mg/100ml)
Lisosim(mg/100ml)
Laktoferin
57.0
6.5
2.9
1.195
0.3
335.9
5.9
17.1
14.2-16.4
420-520
63.0
6.7
3.6
0.965
0.3
-
-
-
-
-
65.0
7.0
3.8
1.324
0.2
119.6
2.9
2.9
24.3-27.5
250-270
Hal yang mempengaruhi produksi ASI
Asupan makanan dan gisi ibu
1. cukup kalori, protein, lemak, vitamin dan
mineral
2. minum 8-12 gelas sehari
3. hindari makanan merangsang,
membuat kembung dan makanan yang
banyak mengandung gula dan lemak
Ketenangan jiwa dan pikiran
ingat adanya reflek pada masa laktasi
Penggunaan alat kontrasepsi
kontrasepsi mempengaruhi jumlah
produksi ASI yang dikeluarkan dari
kelenjar.
Upaya memperbanyak ASI
Masa Kehamilan
Saat segera setelah bayi lahir
Masa neonatus
Masa post neonatal
Masa antenatal
 Informasi, komunikasi dan edukasi
 Meyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu
menyusui bayinnya
 Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan
dan payudara.
 Pantau kenaikan berat badan ibu hamil selama
kehamilan.
 Perhatikan kecukupan gizi
 Menciptakan suasana keluarga yang
menyenangkan.
Saat segera setelah bayi lahir
Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan,
ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai
kontak dengan bayi (skin to skin contact)
dan mulai menyusui bayi. Karena saat ini
bayi dalam keadaan paling peka terhadap
rangsangan, selanjutnya bayi akan
mencari payudara ibu secara naluriah
Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini
mungkin untuk memberikan rasa aman
dan kehangatan.
Masa neonatus
 ASI Eksklusif
 Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat
gabung
 Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi
meminta (on demand)
 Melaksanakan cara menyusui (meletakkan dan
melekatkan) yang baik dan benar
 Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena
indikasi medik, bayi harus tetap mendapat ASI
dengan cara memerah ASI untuk
mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar
 Ibu nifas diberi kapsul Vitamin A dosis tinggi
(200.000 SI) dalam waktu kurang dari 30 hari
setelah melahirkan
Masa post neonatal
 ASI ekslusif
 Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan
ibu menyusui sehari-hari.
 Cukup istirahat
 menjaga ketenangan pikiran
 menghindarkan kelelahan fisik yang berlebihan
agar produksi ASI tidak terhambat.
 Pengertian dan dukungan keluarga
 Mengatasi bila ada masalah menyusui
 Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi,
terutama setelah bayi berumur 4 bulan
Meletakkan dan melekatkan bayi
 Meletakkan bayi:
bayi dekat dan menghadap perut
ibu, perut bayi menempel ke perut
ibu, telinga bayi segaris dengan
lengan
 Melekatkan bayi
mulut bayi terbuka lebar, bibir
melengkung keluar, dagu
menempel pada payudara,
sebagian areola tak kelihatan, pipi
tidak cekung, irama menghisap
dalam
Salah dalam perlekatan dan meletakkan
Nyeri dan puting lecet
Hisapan bayi tidak efektif menyebabkan
payudara bengkak, pengaliran ASI tidak
optimal, produksi ASI menjadi berkurang
Bayi rewel
Bayi tidak puas menyusu
Gambar posisi perlekatan
Menyendawakan bayi
Letakkan bayi tegak lurus
pada bahu dan perlahan
diusap pinggung bayi
sampai bersendawa. Bila
bayi tertidur baringkan
miring kanan atau
tengkurap. Udara akan
keluar dengan sendirinya.
lanjutan
Menyendawakan bayi
dengan cara bayi
diletakkan secara
tengkurap dalam
pangkuan ibunya dan
ditepuk-tepuk halus
pada punggung bayi
sampai bersendawa
Tanda bayi cukup ASI
 Menimbang pertambahan berat badan bayi
setiap bulannya
 Menimbang BB bayi sebelum dan setelah bayi
diteteki
 Bayi tampak puas menyusu
 Bayi tidur nyenyak setelah menyusu
 Ibu merasakn perubahan ketegangan pada
payudara setelah menyusui
 Ibu merasakan aliran ASI yang deras saat
menyusui
Kebutuhan ASI bayi
Usia Bayi Kebutuhan perhari
Minggu I
Minggu 2-3
Minggu 4-7
Minggu 8-12
Minggu 12-24
100-450 ml
450-600 ml
600-650 ml
650-750 ml
750-850 ml
Kenaikan Berat badan bayi perbulan
Usia Bayi Kenaikan BB rata-rata/bulan
1-3 bulan
4-6 bulan
7-9 bulan
10-12 bulan
700-1000 gram
500-600 gram
350-450 gram
250-350 gram
ASI ekslusif
Adalah pemberian ASI saja sampai usia 6
bulan tanpa pemberian makanan dan
minuman lain
Sampai 6 bulan zat gizi dalam ASI dapat
memenuhi kebutuhan bayi.
Setelah 6 bulan dapat diberikan makanan
tambahan secara bertahap
Pemberian Makanan tambahan
tujuan pemberian makanan tambahan:
 Melengkapi zat gizi yang sudah mulai berkurang
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk
menerima berbagai macam makanan dalam
berbagai bentuk dan rasa
 Mengembangkan kemampuan bayi untuk
mengunyah dan menelan
 Mencoba adaptasi terhadap makanan yang
mengandung kadar energi yang tinggi
Tahap pemberian Makanan tambahan
 Berikan bertahap dari bentuk encer kebentuk
yang lebih kental secara berangsur-angsur
 Makanan dikenalkan satu persatu sampai bayi
dapat menerimanya
 Makanan yang dapat menyebabkan alergi
diberikan paling akhir
 Tidak memaksa dalam memberikan makanan
sebaiknya diberikan waktu bayi sudah merasa
lapar
Pola pemberian makanan pada bayi
0-6 bulan: ASI saja
6-8 bulan : ASI, buah, bubur susu
8-10 bulan: ASI,buah, bubur susu, tim
halus
10-12 bulan: ASI, buah, nasi tim/ makanan
keluarga
12-24 bulan ASI, Buah, Nasi tim/mkann
klg, makanan kecil
Pemberian susu formula
Indikasi:
 Ibu meninggal saat bayi lahir atau masih menetek
 ASI tidak keluar/ tidak mencukupi kebutuhan bayi
 Ibu mengalami sakit berat sehingga tidak dapat menyusui
Harus diperhatikan:
 Susu formula cocok untuk bayinya
 Ibu mengetahui cara menyiapkan dan cara memberikan susu
formula
 Ibu mengetahui cara membersihkan dan cara mensterilkan alat-
alat yang digunakan
 Tersedia cukup air bersih
Menghentikan pemberian ASI
 Faktor yang perlu diperhatikan
1. tidak mendadak
2. berhenti menyusu berarti putusnya kaish
sayang bayi dengan ibunya
3.Mudah infeksi karena pemberian makanan
dan susu formula penyapihan terlalu awal
dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi
 Waktu penyapihan tidak ada batasan.
Sebaiknya 2 tahun
Cara menyusui yang baik dan benar
Posisi badan ibu dan badan bayi
 Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai
 Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar
kepala
 Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu
 Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian
bawah
payudara ibu
 Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu
 Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada
dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi
 Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara
menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu
 Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari
yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau
dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk
dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang
areola (kalang payudara)
 Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut
(rooting reflex) dengan cara :
- Menyentuh pipi dengan puting susu
- menyentuh sisi mulut puting susu
lanjutan
 Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka
mulutnya lebar dan lidah kebawah
 Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu
dengan cara menekan bahu betakang bayi bukan
bagian belakang kepala
 Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan
berhadap-hadapan dengan hidung bayi
 Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri
langit-langit mulut bayi
 Usahakan sebagian besar areola (kalang
payudara) masuk kemulut bayi, sehingga puting
susu berada diantara pertemuan langit-langit
yang keras (palatum durum) dan langit-langit
yang lunak (palatum molle)
 Lidah bayi akan menekan dinding bawah
payudara dengan gerakan memerah sehingga
ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang
terletak dibawah kalang payudara
 Setelah bayi menyusu atau menghisap
payudara dengan baik, payudara tidak perlu
dipegang atau disangga lagi
 Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada
payudara dengan hidung bayi dengan maksud
untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak
perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari
payudara dengan cara menekan pantat bayi
dengan lengan ibu
 Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan
untuk mengelus-elus bayi
tanda-tanda posisi menyusui yang benar
 Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu
 Dagu bayi menempel pada payudara ibu
 Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di
dasar payudara (payudara bagian bawah)
 Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan
lengan
 Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang
terbuka
 Sebagian besar areola tidak tampak
 Bayi mengisap dalam dan periahan
 Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu
 Terkadang terdengar suara bayi menelan
 Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
posisi menyusui yang salah
 Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel
pada payudara
 Dada bayi tidak menempel pada dada ibu,
sehingga leher bayi terputar
 Sebagian besar daerah areola masih teriihat
 Bayi mengisap sebentar-sebentar
 Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu
 Kadang-kadang bayi minum berjam-jam
 Puting susu ibu lecet dan sakit
Cara menyimpan ASI
 udara kamar/ luar akan tahan 6-8 jam pada
suhu 26°C atau lebih rendah
 termos berisi es batu tahan 24 jam
 lemari es di tempat buah dibagian paling
dalam dimana tempat yang terdingin tahan 2
- 3 x 24 jam (4°C atau lebih rendah)
 freezer yakni lemari es dengan satu
pintu,tahan 2 minggu
 freezer yang mempunyai pintu terpisah
sendiri, tahan 3 bulan
 deep freezer (- 18°C atau lebih rendah) akan
tahan selama 6 -12 bulan
Sebelum diminumkan dengan sendok atau
gelas plastik, ASI dapat dihangatkan didalam
mangkok berisi air hangat. Jangan
dihangatkan di atas api karena beberapa zat
kekebalan dan enzim dapat berkurang.
Masalah dalam pemberian ASI
 Puting Susu Datar atau Terbenam
- dirawat sejak kehamilan timester III
bila tidak ada riwayat prematuritas
teknik dengan gerakan Hoffman
- masa nifas
susui bayi segera setelah lahir,
on demand, massage payudara,
mengeluarkan ASI manual, menggunakan
pompa yang efektif untuk mengeluarkan puting
yang masuk
Puting susu nyeri
 Pastikan posisi menyusui sudah benar
 Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak
sakit, gunamembantu mengurangi sakit pada
puting susu yang sakit
 Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI,
oleskan diputing susu dan biarkan payudara
terbuka untuk beberapa waktu sampai puting
susu kering
 Jangan membersihkan puting susu dengan
sabun
 Hindarkan puting susu menjadi lembab
Puting susu lecet
Penyebab:
1. posisi menyusui yang salah
2. thrush (candidiasis) atau dermatitis.
Penanganan
 Cari penyebab puting lecet
 Obati penyebab puting lecet
 Kerjakan semua cara-cara menangani puting susu nyeri
 Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui sementara
 Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan
(jangan dengan pompa ASI) untuk tetap
mempertahankan
kelancaran pembentukan ASI
 Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas ianqan
dengan dot
 Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula-
mula dengan waktu yang lebih singkat
Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke
Puskesmas
4. Payudara bengkak
Penyebab payudara bengkak :
Posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang
salah
Produksi ASI berlebih
Terlambat menyusui
Pengeluaran ASI yang jarang
Waktu menyusui yang terbatas
Cara mengatasinya :
1. Susui bayinya semau dia sesering mungkin
tanpa jadwal dan tanpa batas waktu
2. Bila bayi sukar mengisap, keluarkan ASI
dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang
effektif
3. Sebelum menyusui untuk merangsang reflex
oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat
untuk mengurangi rasa sakit, massage
payudara, massage leher dan punggung
4. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk
mengurangi oedema
Budaya yang mendukung ASI
 Kebiasaan minum jamu
 Kepercayan minum wejahan
 Mencuci payudara setelah bepergian
 ASI tidak boleh dibuang percuma
 Tidak memisahkan bayi dari ibunya
Budaya yang merugikan dalam pemberian ASI:
 kolostrum dibuang
 ASI diseling dengan susu atau makanan tambahan
 Pantang makanan pada masa nifas
 merokok
Faktor yang mempengaruhi keberhasilan
menyusui
Cara menyusui yang benar
Masalah yang terjadi pada masa
menyusui
Cara pengeluaran ASI
Adanya budaya pada masa menyusui
Kondisi Ibu dan bayi
Kondisi ibu
 Sectio caesarian
 Ibu sedang sakit
 Kesundulan
 Aktivitas sehari-hari yang penuh
 Dukungan keluarga dan masyarakat
Kondisi Bayi:
 Bayi sakit
 Bayi kembar
 Bayi prematur
10 langkah menuju keberhasilan
menyusui
1. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui
2. Melatih semua petugas dengan ketrampilan
3. Informasi kepada ibu hamil
4. Mebantu ibu menyusukan bayinya dalam 30menit
setelah lahir
5. Membantu ibu cara menysuui yang benar
6. Tidak memberikan makanan selain ASI
7. Rawat gabung
8. Memberikan ASI on demand
9. Tidak memberikan dot atau kempeng
10. Membentuk kelompok pendukung ASI
Cara memerah ASI
Football position

More Related Content

What's hot

Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidananpjj_kemenkes
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatusJoni Iswanto
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananbayu agustina
 
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidananAspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidananHetty Astri
 
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu NifasDokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifaspjj_kemenkes
 
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaRuang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaAsih Astuti
 
SEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANAN
SEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANANSEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANAN
SEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANANNur Chanifah Nazilah
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiihesti kusdianingrum
 
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilKb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilpjj_kemenkes
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalAffiZakiyya
 
Teori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual KebidananTeori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual KebidananKiki Evi Wahyuliana
 
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaMakalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaSeptian Muna Barakati
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas pjj_kemenkes
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHmartaagustinasirait
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikAl-Ikhlas14
 

What's hot (20)

Model Asuhan Kebidanan
Model Asuhan KebidananModel Asuhan Kebidanan
Model Asuhan Kebidanan
 
Komplikasi persalinan
Komplikasi persalinanKomplikasi persalinan
Komplikasi persalinan
 
04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus04. slide adaptasi neonatus
04. slide adaptasi neonatus
 
Bidan sebagai profesi
Bidan sebagai profesiBidan sebagai profesi
Bidan sebagai profesi
 
Dilema etik kebidanan
Dilema etik kebidananDilema etik kebidanan
Dilema etik kebidanan
 
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidananAspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
Aspek legal dan legislasi pelayanan kebidanan
 
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu NifasDokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
Dokumentasi Asuhan Pada Ibu Nifas
 
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balitaRuang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
Ruang lingkup asuhan neonatus, bayi & balita
 
SEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANAN
SEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANANSEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANAN
SEJARAH PROFESI ATAU PELAYANAN KEBIDANAN
 
Proses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,pptProses laktasi dan menyusui,ppt
Proses laktasi dan menyusui,ppt
 
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iiiKebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
Kebutuhan psikologi ibu hamil pada trimester i,ii,dan iii
 
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamilKb1 kebutuhan fisik ibu hamil
Kb1 kebutuhan fisik ibu hamil
 
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal NeonatalPembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
Pembahasan Kegawatdaruratan Maternal Neonatal
 
Teori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual KebidananTeori Model Konseptual Kebidanan
Teori Model Konseptual Kebidanan
 
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesiaMakalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
Makalah sejarah perkembangan kebidanan di indonesia
 
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
Analisis Masalah dalam Kebidanan Komunitas
 
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAHASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
ASKEB NEONATUS BAYI BALITA DAN ANAK PRA SEKOLAH
 
Contoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etikContoh kasus isu etik
Contoh kasus isu etik
 
PP Konsep Dasar Bendungan ASI
PP Konsep Dasar Bendungan ASIPP Konsep Dasar Bendungan ASI
PP Konsep Dasar Bendungan ASI
 
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
Power Point Asuhan Persalinan Kala 1
 

Viewers also liked

ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. AnitaASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. AnitaAisyah N
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalOcie Sabrina
 
Perawatan payudara
Perawatan payudaraPerawatan payudara
Perawatan payudaraPeny Ariani
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)cahyatoshi
 

Viewers also liked (10)

ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. AnitaASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
ASI makanan Terbaik untuk Bayi oleh dr. Anita
 
Asi eksklusif
Asi eksklusifAsi eksklusif
Asi eksklusif
 
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposalDeterminan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
Determinan Pemberian ASI Ekslusif Ppt proposal
 
Anfis laktasi
Anfis laktasiAnfis laktasi
Anfis laktasi
 
Perawatan payudara
Perawatan payudaraPerawatan payudara
Perawatan payudara
 
Penyuluhan asi
Penyuluhan asiPenyuluhan asi
Penyuluhan asi
 
ASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIFASI EKSLUSIF
ASI EKSLUSIF
 
Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)Proses laktasi dan menyusui (2)
Proses laktasi dan menyusui (2)
 
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUIPROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
PROSES LAKTASI DAN MENYUSUI
 
Asi
AsiAsi
Asi
 

Similar to Asi eksklusif

PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIAPENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIASiti Farida
 
08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasiJoni Iswanto
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptevazulioktavia1998
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptMaulidaUchti
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxrachmatpawelloi
 
Penkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanPenkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanSam Goufu
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psihkdt
 
Mekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iiiMekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iiiWelly Andrei
 
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptxSesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptxyenny armayanti
 
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiMakalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiWarung Bidan
 
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfFITRIANOVIANTI4
 

Similar to Asi eksklusif (20)

Konsep dasar menyusui
Konsep dasar menyusuiKonsep dasar menyusui
Konsep dasar menyusui
 
Konsep dasar menyusui
Konsep dasar menyusuiKonsep dasar menyusui
Konsep dasar menyusui
 
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIAPENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
PENTINGNYA ASI BAGI KUALITAS SUMBER DAYA MANUSIA
 
08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi08. manajemen laktasi
08. manajemen laktasi
 
Asi
AsiAsi
Asi
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Fisiologi laktasi
Fisiologi laktasiFisiologi laktasi
Fisiologi laktasi
 
Laktasi
LaktasiLaktasi
Laktasi
 
Anfis rs
Anfis rsAnfis rs
Anfis rs
 
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.pptEva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
Eva Zuli Oktavia,S.Tr.Ke., M.Tr.Keb_Fisiologi Laktasi.ppt
 
Manajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.pptManajemen Laktasi.ppt
Manajemen Laktasi.ppt
 
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptxKeperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
Keperawatan Anatomi Fisiologi Laktasi.pptx
 
Managemen laktasi
Managemen laktasiManagemen laktasi
Managemen laktasi
 
Penkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahanPenkes satuan acara perkuliahan
Penkes satuan acara perkuliahan
 
Buku panduan psi
Buku panduan psiBuku panduan psi
Buku panduan psi
 
Mekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iiiMekanisme reproduksi kel iii
Mekanisme reproduksi kel iii
 
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptxSesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
Sesi Anatomi dan Fisiologi Payudara2.pptx
 
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asiMakalah konsep dasar teori air susu ibu asi
Makalah konsep dasar teori air susu ibu asi
 
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asiAsuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
Asuhan kebidan nifas dengan bendungan asi
 
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdfASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
ASI EKSKLUSIF DAN TEKNIK MENYUSUI YANG BENAR fix tenan .pdf
 

Recently uploaded

METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxika291990
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxsiampurnomo90
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.pptTrifenaFebriantisitu
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxSagitaDarmasari1
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxmade406432
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxputripermatasarilubi
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxNadiraShafa1
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfMeiRianitaElfridaSin
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhuntung untung edi purwanto
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxunityfarmasis
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxandibtv
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxmarodotodo
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Codajongshopp
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024Zakiah dr
 

Recently uploaded (14)

METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptxMETODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
METODE FOOD RECORD (pENGUKURAN FOOD.pptx
 
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docxMODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
MODUL P5BK TEMA KEBEKERJAAN KENALI DUNIA KERJA.docx
 
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
1. ok MODEL DAN NILAI PROMOSI KESEHATAN.ppt
 
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptxpertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
pertumbuhan dan perkembangan anak usia dini.pptx
 
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptxKONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
KONSEP KELUARGA SEJAHTERA tugas keperawatan keluarga.pptx
 
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptxPPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
PPT sidang MAJU PROPOSAL 3 OKTOBER 2022.pptx
 
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptxDASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
DASAR DASAR EMOSI BIOPSIKOLOGI, PSIKOLOGI.pptx
 
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdfPROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
PROMOSI KESEHATAN & KESEJAHTERAAN LANSIA compress.pdf
 
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruhPPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
PPT ILP PLANTUNGAN. kaji banding, ngangsu kawruh
 
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptxPersiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
Persiapan Substansi RPP UU Kesehatan.pptx
 
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptxPENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
PENGAMBILAN SAMPEL DARAH ARTERI DAN ANALISA GAS DARAH.pptx
 
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptxALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
ALERGI MAKANAN - ALERMUN dokter doktor subi.pptx
 
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
081-388-333-722 Toko Jual Alat Bantu Seks Penis Ikat Pinggang Di SUrabaya Cod
 
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
MANASIK KESEHATAN HAJI KOTA DEPOK TAHUN 2024
 

Asi eksklusif

  • 2.
  • 3. Anatomi payudara 1. struktur internal  Struktur internal payudara terdiri dari 1. kulit 2. jaringan dibawah kulit 3. korpus terdiri dari parenkim atau jaringan kelenjar dan stroma atau jaringan penunjang.
  • 4. lanjutan Parenkim merupakan struktur yang terdiri dari :  saluran kelenjar: duktulus, duktus dan sinus laktiferus. Sinus laktiferus yaitu duktus yang melebar tempat ASI mengumpul (reservoir ASI), selanjutnya saluran mengecil dan bermuara pada puting. Ada 15 - 25 sinus laktiferus.  alveoli yang terdiri dari set kelenjar yang memproduksi ASI
  • 5. lanjutan  Tiap duktus bercabang menjadi duktulus, tiap duktulus bercabang menjadi alveolus yang semuanya merupakan satu kesatuan kelenjar. Duktus membentuk lobus sedangkan duktulus dan alveolus membentuk lobulus. Sinus duktus dan alveolus dilapisi epitel otot (myoepithel) yang dapat berkontraksi. Alveolus juga dikelilingi pembuluh darah yang membawa zat gizi kepada sel kelenjar untuk diproses sintesa menjadi ASI  Stroma terdiri dari : jaringan ikat, jaringan lemak, pembuluh darah syaraf dan lymfa.
  • 6. 2. Struktur External puting dan areola yaitu bagian lebih hitam sekitar puting. pada areola terdapat beberapa kelenjar Montgomery yang mengeluarkan cairan untuk membuat puting lunak dan lentur.
  • 7. Peran awal bidan dalam pemberian ASI Yakinkan bahwa bayi memeperoleh makanan yang mencukupi dari payudara ibunya Bantulah ibu sedemikian rupa agar dapat menyusui bayinya sendiri
  • 8. Dukungan Bidan bagi pemberian ASI 1.biarkan bayi bersama ibunya segera sesudah lahir lakukan dalam 30 menit I membina hubungan/ikatan disamping pemberian ASI Bayi masuk masa tidur pulas Menyusui saat bayi terbangun Perawatan mata pada jam pertama sebelum atau sesudah bayi menyusui pertama kali Bayi akan merasa hangat dengan kontak skin to skin dengan ibunya
  • 9. 2. Ajarkan cara merawat payudara untuk mencegah masalah umum yang timbul Tangan selalu bersih Puting payudara selalu bersih Payudara dibersihkan minimal sekali sehari Tidak boleh mengoleskan krim, minyak, alkohol dan sabun pada putingnya
  • 10. 3. Bantu ibu saat pertama kali menyusui  Posisi yang benar saat menyusui • berbaring miring ibu lelah atau nyeri • duduk beri topangan pada punggung tegak lurus terhadap pangkuannya • Tanda bayi dengan posisi yang benar saat menyusui: 1. Seluruh tubuhnya berdekatan dan terarah pada ibu 2. Mulut dan dagunya berdekatan dengan payudara 3. Areola tidak akan bisa terlihat dengan jelas 4. Bayi menghisap dan menelan denngan lamban dan dalambayi terlihat tenang dan senang 5. Tidak ada nyeri pada puting susu
  • 11. 4. Bayi rawat gabung/rooming in Rawat gabung adalah suatu cara perawatan bbl yang ditempatkan dalam suatu ruangan disamping ibunya bila mungkin bersama ibunya (bed- sharing), sehingga setiap kali bayi memerlukan, ibunya dapat segera memberikan perhatian termasuk kebutuhan menyusui. Ibu dapat mengenali tanda-tanda bila bayinya lapar
  • 12. 5. Berikan ASI sesering mungkin - minimal setiap 4 jam - bila tidur bangunkan bayi untuk menyusui 6. Hanya berikan kolostrum dan ASI saja Semakin sering hisapan bayi semakin banyak produksi ASI 7. Hindari susu botol dan dot kempeng bayi bingung puting Ibu PP ASI belum keluar. Ibu ingin berikan susu botol, air putih atau madu. A pa yang Anda sarankan ??
  • 13. Fisiologi laktasi  Pada masa hamil, ukuran payudara bertambah besar karena: 1. proliferasi sel duktus laktiferus dan sel kelenjar pembuat ASI. 2. pengaruh hormon yang dibuat placenta yaitu laktogen, prolaktin koriogonadotropin, estrogen dan progesteron. 3. bertambahnya pembuluh darah.  lima bulan mulai keluar cairan yang disebut kolostrum karena pengaruh hormon laktogen dari plasenta dan hormon prolaktin dari kelenjar hipofise.  Produksi cairan tidak berlebihan karena meski selama hamil kadar prolaktin cukup tinggi  terlepasnya plasenta, kadar estrogen dan progesteron menurun, sedangkan prolaktin tetap tinggi.
  • 14. Volume ASI Hari I : 10-±100 cc konstan hari 10-14 Konsumsi 700-800 perhari volume dipengaruhi oleh status gisi ibu. Volume ASI 6 bulan I: 500-700 cc 6 bulan kedua 400-600 cc Tahun kedua: 300-500 cc
  • 16. mekanisme reflek prolaktin  rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf akan memacu hypophise anterior untuk mengeluarkan hormon prolaktin kedalam aliran darah.  prolaktin memacu sel kelenjar untuk sekresi ASI.  makin sering isapan bayi makin banyak produksi ASI karena banyak prolaktin yang dilepas dari hypophise begitupun sebaliknya yang disebut dengan mekanisme supply and demand
  • 18. Reflek oksitosin/Let Down Reflek  Rangsangan isapan bayi melalui serabut saraf memacu hypophise posterior untuk melepaskan hormon oksitosin dalam darah. Oksitosin memacu sel-sel myoepithel yang mengelilingi alveoli dan duktuli untuk berkontraksi, sehingga mengalirkan ASI dari alveoli ke duktuli menuju sinus dan puting.  Menyusui sering penting untuk pengosongan payudara agar tidak terjadi engorgement tetapi justru memperlancar pengaliran ASI
  • 19. Faktor yang mempengaruhi reflek oksitosin  Menghambat reflek oksitosin: 1. rasa khawatir 2. rasa sakit 3. kurang percaya diri  Membantu reflek oksitosin: 1. suara bayi 2. melihat bayi 3. rangsangan puting susu
  • 20. Tanda reflek oksitosin  Tingling pada mamae  ASI keluar bila ibu mendengar tangisan atau melihat bayi  ASI menetes pada payudara yang lain bila bayi menetek  Rasa sakit pada kontraksi uterus saat menyusui bayinya  Isapan pelan dan dalam serta menelan menunjukkan ASI mengalir kedalam mulut bayi.
  • 21. Sistim Autokrin  didalam ASI ada zat yang dapat menurunkan atau menghambat produksi ASI.  Bila ASI masih tertinggal banyak dalam kelenjar payudara zat penghambat tersebut menghentikan sekresi ASI oleh sel kelenjar.  Ini membantu melindungi payudara supaya tidak terlalu penuh, misalnya bila bayi meninggal.  Bila ASI dikeluarkan dengan memerah atau isapan bayi maka zat penghambat tersebut keluar dan terjadilah produksi ASI.
  • 22. Reflek pada bayi  Refleks mencari puting (rooting reflex) Bila pipi bayi disentuh, ia akan menoleh kearah sentuhan. Bila bibir bayi disentuh ia akan membuka mulut dan berusaha untuk mencari puting untuk menetek. Lidah keluar dan melengkung menangkap puting dan areola.  Refleks menghisap (suckling reflex)’ Refleks terjadi karena rangsangan puting pada palatum durum bayi bila areola masuk ke dalam mulut bayi. Areola dan puting tertekan gusi, lidah dan langit- langit, sehingga menekan sinus laktiferus yang berada dibawah areola. Selanjutnya terjadi gerakan peristaltik yang mengalirkan ASI keluar/ kemulut bayi.  Refleks menelan (swallowing reflex)
  • 23. Reflek menelan ( swallowing reflek ) Refleks menghisap Refleks menelan Reflek mencari Ketrampilan: Ibu belajar meletakkan dan melekatkan bayi Bayi belajar menyusu
  • 24. Jawablah pertanyaan dibawah ini ! Apa yang terjadi bila bayi diberi makanan tambahan, tidak disusui atau dengan aturan menyusui yanng kaku ?  apa yang anda lakukan bila ibu tidak mau memberikan kolostrum pada bayinya  berdasar reflek laktasi apa tanda sudah terjadi pelepasa ASI ?  apa yan dinilai pada ibu nifas yang mempunyai masalah lpelepasan ASI ?
  • 25. Manfaat pemberian ASI Aspek gizi 1. Manfaat kolostrum • mengandung zat kekebakan (Ig A ) • jumlah bervariasi tergantung hisapan bayi • protein dan vit A tinggi • Lemak dan karbohidrat rendah • membantu pengeluaran mekoneum 2. Mudah dicerna, mengandung zat gizi, mengandung Whei & Casein (65:35) sehingga lebih mudah diserap 3. Mengandung taurine, DHA dan AA
  • 26. Aspek Imonologik Asi bebas dari kontaminasi Mengandung Ig A Mengandung laktoferin Mengandung lysosim Mengandung sel darah putih yaitu BALT, MALT, GALT Mengandung faktor bifidus
  • 27. Aspek psikologis 1.Rasa percaya diri ibu untuk menyusui pengaruh emosi, kemauan dan kasih sayang. 2.Hubungan interaksi ibu dan bayi terjadi dalam 30 menit pertama 3.Pengaruh kontak langsung ibu dan bayi skin to skin kontak memberikan kepuasan ibu dan bayi
  • 28. Aspek kecerdasan ~Interaksi ibu dan bayi serta gizi memepengaruhi kecerdasan ~Evidence based: IQ 4.3 > usia 18 bulan, 4-6 usia 8.5 tahun Aspek neurologis ~ Koordinasi saraf menghisap, menelan dan bernapas menjadi lebih sempurna Aspek ekonomis ~ hemat, irit, ekonomis ~ sedia setiap saat
  • 29. Aspek Penundaan Kehamilan  dapat menunda haid dan kehamilan  metode amenorrhea laktasi  Kriteria MAL: 1. Tidak haid 2. Menyusui ekslusif 3. Umur bayi kurang dari 6 bulan
  • 30. bahaya pemberian susu botol  diare  batuk berulang  Pilek  alergi  Ruam kulit  sakit perut  asthma  Sembelit  muntah
  • 31. Kerugian pemberian susu botol Botol susu sulit dibersihkan dan mudah tercemar bakteri Tidak mengandung zat kekebalan Mahal Perlu peralatan banyak Resiko besar terjadi alergi
  • 32. Komposisi ASI o Kolostrum Asi hari 1-3 o ASI masa transisi ASI hari ke 4-10 o ASI mature ASI hari 10- seterusnya
  • 33. Manfaat kolostrom Sebagai pembersih selaput usus bayi yang baru alhir sehingga saluran pencernaan siap untuk menerima makanan Mengandung kadar protein yang tinggi terutama gama globulin Memberikan daya perlindungan tubuh terhadap infeksi Mengandung antibody ampai 6 bulan
  • 34. Komposisi kandunganASI kandungan Kolostrum transisi ASI Mature Energi(kg kla) Laktosa(gr/100 ml) Lemak(gr/100ml) Protein(gr/100ml Mineral(gr/100ml) Immunoglobulin: IG A( mg/100ml) IG G ( mg/100ml) IG M ( mg/100ml) Lisosim(mg/100ml) Laktoferin 57.0 6.5 2.9 1.195 0.3 335.9 5.9 17.1 14.2-16.4 420-520 63.0 6.7 3.6 0.965 0.3 - - - - - 65.0 7.0 3.8 1.324 0.2 119.6 2.9 2.9 24.3-27.5 250-270
  • 35. Hal yang mempengaruhi produksi ASI Asupan makanan dan gisi ibu 1. cukup kalori, protein, lemak, vitamin dan mineral 2. minum 8-12 gelas sehari 3. hindari makanan merangsang, membuat kembung dan makanan yang banyak mengandung gula dan lemak
  • 36. Ketenangan jiwa dan pikiran ingat adanya reflek pada masa laktasi Penggunaan alat kontrasepsi kontrasepsi mempengaruhi jumlah produksi ASI yang dikeluarkan dari kelenjar.
  • 37. Upaya memperbanyak ASI Masa Kehamilan Saat segera setelah bayi lahir Masa neonatus Masa post neonatal
  • 38. Masa antenatal  Informasi, komunikasi dan edukasi  Meyakinkan ibu hamil agar ibu mau dan mampu menyusui bayinnya  Melakukan pemeriksaan kesehatan, kehamilan dan payudara.  Pantau kenaikan berat badan ibu hamil selama kehamilan.  Perhatikan kecukupan gizi  Menciptakan suasana keluarga yang menyenangkan.
  • 39. Saat segera setelah bayi lahir Dalam waktu 30 menit setelah melahirkan, ibu dibantu dan dimotivasi agar mulai kontak dengan bayi (skin to skin contact) dan mulai menyusui bayi. Karena saat ini bayi dalam keadaan paling peka terhadap rangsangan, selanjutnya bayi akan mencari payudara ibu secara naluriah Membantu kontak langsung ibu-bayi sedini mungkin untuk memberikan rasa aman dan kehangatan.
  • 40. Masa neonatus  ASI Eksklusif  Ibu selalu dekat dengan bayi atau di rawat gabung  Menyusui tanpa dijadwal atau setiap kali bayi meminta (on demand)  Melaksanakan cara menyusui (meletakkan dan melekatkan) yang baik dan benar  Bila bayi terpaksa dipisah dari ibu karena indikasi medik, bayi harus tetap mendapat ASI dengan cara memerah ASI untuk mempertahankan agar produksi ASI tetap lancar  Ibu nifas diberi kapsul Vitamin A dosis tinggi (200.000 SI) dalam waktu kurang dari 30 hari setelah melahirkan
  • 41. Masa post neonatal  ASI ekslusif  Memperhatikan kecukupan gizi dalam makanan ibu menyusui sehari-hari.  Cukup istirahat  menjaga ketenangan pikiran  menghindarkan kelelahan fisik yang berlebihan agar produksi ASI tidak terhambat.  Pengertian dan dukungan keluarga  Mengatasi bila ada masalah menyusui  Memperhatikan kecukupan gizi makanan bayi, terutama setelah bayi berumur 4 bulan
  • 42. Meletakkan dan melekatkan bayi  Meletakkan bayi: bayi dekat dan menghadap perut ibu, perut bayi menempel ke perut ibu, telinga bayi segaris dengan lengan  Melekatkan bayi mulut bayi terbuka lebar, bibir melengkung keluar, dagu menempel pada payudara, sebagian areola tak kelihatan, pipi tidak cekung, irama menghisap dalam
  • 43. Salah dalam perlekatan dan meletakkan Nyeri dan puting lecet Hisapan bayi tidak efektif menyebabkan payudara bengkak, pengaliran ASI tidak optimal, produksi ASI menjadi berkurang Bayi rewel Bayi tidak puas menyusu
  • 45. Menyendawakan bayi Letakkan bayi tegak lurus pada bahu dan perlahan diusap pinggung bayi sampai bersendawa. Bila bayi tertidur baringkan miring kanan atau tengkurap. Udara akan keluar dengan sendirinya.
  • 46. lanjutan Menyendawakan bayi dengan cara bayi diletakkan secara tengkurap dalam pangkuan ibunya dan ditepuk-tepuk halus pada punggung bayi sampai bersendawa
  • 47. Tanda bayi cukup ASI  Menimbang pertambahan berat badan bayi setiap bulannya  Menimbang BB bayi sebelum dan setelah bayi diteteki  Bayi tampak puas menyusu  Bayi tidur nyenyak setelah menyusu  Ibu merasakn perubahan ketegangan pada payudara setelah menyusui  Ibu merasakan aliran ASI yang deras saat menyusui
  • 48. Kebutuhan ASI bayi Usia Bayi Kebutuhan perhari Minggu I Minggu 2-3 Minggu 4-7 Minggu 8-12 Minggu 12-24 100-450 ml 450-600 ml 600-650 ml 650-750 ml 750-850 ml
  • 49. Kenaikan Berat badan bayi perbulan Usia Bayi Kenaikan BB rata-rata/bulan 1-3 bulan 4-6 bulan 7-9 bulan 10-12 bulan 700-1000 gram 500-600 gram 350-450 gram 250-350 gram
  • 50. ASI ekslusif Adalah pemberian ASI saja sampai usia 6 bulan tanpa pemberian makanan dan minuman lain Sampai 6 bulan zat gizi dalam ASI dapat memenuhi kebutuhan bayi. Setelah 6 bulan dapat diberikan makanan tambahan secara bertahap
  • 51. Pemberian Makanan tambahan tujuan pemberian makanan tambahan:  Melengkapi zat gizi yang sudah mulai berkurang  Mengembangkan kemampuan bayi untuk menerima berbagai macam makanan dalam berbagai bentuk dan rasa  Mengembangkan kemampuan bayi untuk mengunyah dan menelan  Mencoba adaptasi terhadap makanan yang mengandung kadar energi yang tinggi
  • 52. Tahap pemberian Makanan tambahan  Berikan bertahap dari bentuk encer kebentuk yang lebih kental secara berangsur-angsur  Makanan dikenalkan satu persatu sampai bayi dapat menerimanya  Makanan yang dapat menyebabkan alergi diberikan paling akhir  Tidak memaksa dalam memberikan makanan sebaiknya diberikan waktu bayi sudah merasa lapar
  • 53. Pola pemberian makanan pada bayi 0-6 bulan: ASI saja 6-8 bulan : ASI, buah, bubur susu 8-10 bulan: ASI,buah, bubur susu, tim halus 10-12 bulan: ASI, buah, nasi tim/ makanan keluarga 12-24 bulan ASI, Buah, Nasi tim/mkann klg, makanan kecil
  • 54. Pemberian susu formula Indikasi:  Ibu meninggal saat bayi lahir atau masih menetek  ASI tidak keluar/ tidak mencukupi kebutuhan bayi  Ibu mengalami sakit berat sehingga tidak dapat menyusui Harus diperhatikan:  Susu formula cocok untuk bayinya  Ibu mengetahui cara menyiapkan dan cara memberikan susu formula  Ibu mengetahui cara membersihkan dan cara mensterilkan alat- alat yang digunakan  Tersedia cukup air bersih
  • 55. Menghentikan pemberian ASI  Faktor yang perlu diperhatikan 1. tidak mendadak 2. berhenti menyusu berarti putusnya kaish sayang bayi dengan ibunya 3.Mudah infeksi karena pemberian makanan dan susu formula penyapihan terlalu awal dapat mempengaruhi pertumbuhan bayi  Waktu penyapihan tidak ada batasan. Sebaiknya 2 tahun
  • 56. Cara menyusui yang baik dan benar Posisi badan ibu dan badan bayi  Ibu harus duduk atau berbaring dengan santai  Pegang bayi pada belakang bahunya, tidak pada dasar kepala  Putar seluruh badan bayi sehingga menghadap ke ibu  Rapatkan dada bayi dengan dada ibu atau bagian bawah payudara ibu  Tempelkan dagu bayi pada payudara ibu  Dengan posisi seperti ini maka telinga bayi akan berada dalam satu garis dengan leher dan lengan bayi  Jauhkan hidung bayi dari payudara ibu dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu bagian dalam
  • 57. Posisi mulut bayi dan puting susu ibu  Payudara dipegang dengan ibu jari diatas jari yang lain menopang dibawah (bentuk C) atau dengan menjepit payudara dengan jari telunjuk dan jari tengah (bentuk gunting), dibelakang areola (kalang payudara)  Bayi diberi rangsangan agar membuka mulut (rooting reflex) dengan cara : - Menyentuh pipi dengan puting susu - menyentuh sisi mulut puting susu
  • 58. lanjutan  Tunggu sampai bayi bereaksi dengan membuka mulutnya lebar dan lidah kebawah  Dengan cepat dekatkan bayi ke payudara ibu dengan cara menekan bahu betakang bayi bukan bagian belakang kepala  Posisikan puting susu diatas bibir atas bayi dan berhadap-hadapan dengan hidung bayi  Kemudian masukkan puting susu ibu menelusuri langit-langit mulut bayi  Usahakan sebagian besar areola (kalang payudara) masuk kemulut bayi, sehingga puting susu berada diantara pertemuan langit-langit yang keras (palatum durum) dan langit-langit yang lunak (palatum molle)
  • 59.  Lidah bayi akan menekan dinding bawah payudara dengan gerakan memerah sehingga ASI akan keluar dari sinus lactiferous yang terletak dibawah kalang payudara  Setelah bayi menyusu atau menghisap payudara dengan baik, payudara tidak perlu dipegang atau disangga lagi  Beberapa ibu sering meletakkan jarinya pada payudara dengan hidung bayi dengan maksud untuk memudahkan bayi bernafas. Hal ini tidak perlu karena hidung bayi telah dijauhkan dari payudara dengan cara menekan pantat bayi dengan lengan ibu  Dianjurkan tangan ibu yang bebas dipergunakan untuk mengelus-elus bayi
  • 60. tanda-tanda posisi menyusui yang benar  Tubuh bagian depan bayi menempel pada tubuh ibu  Dagu bayi menempel pada payudara ibu  Dada bayi menempel pada dada ibu yang berada di dasar payudara (payudara bagian bawah)  Telinga bayi berada dalam satu garis dengan leher dan lengan  Mulut bayi terbuka lebar dengan bibir bawah yang terbuka  Sebagian besar areola tidak tampak  Bayi mengisap dalam dan periahan  Bayi puas dan tenang pada akhir menyusu  Terkadang terdengar suara bayi menelan  Puting susu tidak terasa sakit atau lecet
  • 61. posisi menyusui yang salah  Mulut tidak terbuka lebar, dagu tidak menempel pada payudara  Dada bayi tidak menempel pada dada ibu, sehingga leher bayi terputar  Sebagian besar daerah areola masih teriihat  Bayi mengisap sebentar-sebentar  Bayi tetap gelisah pada akhir menyusu  Kadang-kadang bayi minum berjam-jam  Puting susu ibu lecet dan sakit
  • 62. Cara menyimpan ASI  udara kamar/ luar akan tahan 6-8 jam pada suhu 26°C atau lebih rendah  termos berisi es batu tahan 24 jam  lemari es di tempat buah dibagian paling dalam dimana tempat yang terdingin tahan 2 - 3 x 24 jam (4°C atau lebih rendah)  freezer yakni lemari es dengan satu pintu,tahan 2 minggu  freezer yang mempunyai pintu terpisah sendiri, tahan 3 bulan  deep freezer (- 18°C atau lebih rendah) akan tahan selama 6 -12 bulan Sebelum diminumkan dengan sendok atau gelas plastik, ASI dapat dihangatkan didalam mangkok berisi air hangat. Jangan dihangatkan di atas api karena beberapa zat kekebalan dan enzim dapat berkurang.
  • 63. Masalah dalam pemberian ASI  Puting Susu Datar atau Terbenam - dirawat sejak kehamilan timester III bila tidak ada riwayat prematuritas teknik dengan gerakan Hoffman - masa nifas susui bayi segera setelah lahir, on demand, massage payudara, mengeluarkan ASI manual, menggunakan pompa yang efektif untuk mengeluarkan puting yang masuk
  • 64. Puting susu nyeri  Pastikan posisi menyusui sudah benar  Mulailah menyusui pada puting susu yang tidak sakit, gunamembantu mengurangi sakit pada puting susu yang sakit  Segera setelah minum, keluarkan sedikit ASI, oleskan diputing susu dan biarkan payudara terbuka untuk beberapa waktu sampai puting susu kering  Jangan membersihkan puting susu dengan sabun  Hindarkan puting susu menjadi lembab
  • 65. Puting susu lecet Penyebab: 1. posisi menyusui yang salah 2. thrush (candidiasis) atau dermatitis.
  • 66. Penanganan  Cari penyebab puting lecet  Obati penyebab puting lecet  Kerjakan semua cara-cara menangani puting susu nyeri  Bila sangat menyakitkan, berhenti menyusui sementara  Keluarkan ASI dari payudara yang sakit dengan tangan (jangan dengan pompa ASI) untuk tetap mempertahankan kelancaran pembentukan ASI  Berikan ASI perah dengan sendok atau gelas ianqan dengan dot  Setelah terasa membaik, mulai menyusui kembali mula- mula dengan waktu yang lebih singkat Bila lecet tidak sembuh dalam 1 minggu, rujuk ke Puskesmas
  • 67. 4. Payudara bengkak Penyebab payudara bengkak : Posisi mulut bayi dan puting susu ibu yang salah Produksi ASI berlebih Terlambat menyusui Pengeluaran ASI yang jarang Waktu menyusui yang terbatas
  • 68. Cara mengatasinya : 1. Susui bayinya semau dia sesering mungkin tanpa jadwal dan tanpa batas waktu 2. Bila bayi sukar mengisap, keluarkan ASI dengan bantuan tangan atau pompa ASI yang effektif 3. Sebelum menyusui untuk merangsang reflex oksitosin dapat dilakukan : kompres hangat untuk mengurangi rasa sakit, massage payudara, massage leher dan punggung 4. Setelah menyusui, kompres air dingin untuk mengurangi oedema
  • 69. Budaya yang mendukung ASI  Kebiasaan minum jamu  Kepercayan minum wejahan  Mencuci payudara setelah bepergian  ASI tidak boleh dibuang percuma  Tidak memisahkan bayi dari ibunya Budaya yang merugikan dalam pemberian ASI:  kolostrum dibuang  ASI diseling dengan susu atau makanan tambahan  Pantang makanan pada masa nifas  merokok
  • 70. Faktor yang mempengaruhi keberhasilan menyusui Cara menyusui yang benar Masalah yang terjadi pada masa menyusui Cara pengeluaran ASI Adanya budaya pada masa menyusui Kondisi Ibu dan bayi
  • 71. Kondisi ibu  Sectio caesarian  Ibu sedang sakit  Kesundulan  Aktivitas sehari-hari yang penuh  Dukungan keluarga dan masyarakat Kondisi Bayi:  Bayi sakit  Bayi kembar  Bayi prematur
  • 72. 10 langkah menuju keberhasilan menyusui 1. Memiliki kebijakan tertulis tentang menyusui 2. Melatih semua petugas dengan ketrampilan 3. Informasi kepada ibu hamil 4. Mebantu ibu menyusukan bayinya dalam 30menit setelah lahir 5. Membantu ibu cara menysuui yang benar 6. Tidak memberikan makanan selain ASI 7. Rawat gabung 8. Memberikan ASI on demand 9. Tidak memberikan dot atau kempeng 10. Membentuk kelompok pendukung ASI