Memberikan asuhan kebidanan secara berkesinambungan mulai dari kehamilan, persalinan, nifas, neonatus hingga pelayanan kontrasepsi pada ibu dengan risiko tinggi akibat jarak kehamilan kurang dari dua tahun di Puskesmas Bangkalan.
Apakah program Sekolah Alkitab Liburan ada di gereja Anda? Perlukah diprogramkan? Jika sudah ada, apa-apa saja yang perlu dipertimbangkan lagi? Pak Igrea Siswanto dari organisasi Life Kids Indonesia membagikannya untuk kita semua.
Informasi lebih lanjut: 0821-3313-3315 (MLC)
#SABDAYLSA #SABDAEvent #ylsa #yayasanlembagasabda #SABDAAlkitab #Alkitab #SABDAMLC #ministrylearningcenter #digital #sekolahAlkitabliburan #gereja #SAL
Modul Ajar Bahasa Inggris Kelas 5 Fase C Kurikulum Merdeka
PPT SEMINAR PROPOSAL LTA 3 KEBIDANAN KEHAMILAN RISTI
1. KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA POLITEKNIK KESEHATAN SURABAYA
JURUSAN KEBIDANAN PROGRAM STUDI D3 KEBIDANAN BANGKALAN
2020
Milla Octaviana
O l e h :
PROPOSAL LAPORAN TUGAS AKHIR
ASUHAN KEBIDANAN BERKELANJUTAN
PADA KEHAMILAN DENGAN RISIKO TINGGI JARAK KURANG DARI 2 TAHUN,
PERSALINAN, NIFAS, NEONATUS, DAN KELUARGA BERENCANA
DI PUSKESMAS BANGKALAN
4. Latar Belakang
ContinuIty
Of Care
Jarak kehamilan terlalu dekat adalah jarak
antara kehamilan satu dengan kehamilan
berikutnya < 2 tahun (Amelia, 2018).
INTRODUKSI
Penyebab :
Kegagalan penggunaan
alkon (Amelia, 2018)
Kesehatan fisik & kondisi
rahim ibu (Faradila, 2016).
SOLUSI
JUSTIFIKASI/ FAKTA
Risiko/Dampak :
anemia,
plasenta previa, dan
perdarahan,KPD
(Prawirohardjo, 2014)
0%
5%
10%
15%
20%
25%
30%
35%
40%
36%
15%
Presentase Kehamilan Risiko Tinggi
dengan Jarak Kehamilan di
Indonesia 2016
< 3 Tahun < 24 Bulan
ANC Terpadu, Penggunaan Buku KIA, P4K (Kemenkes. 2015),
KSPR (Rochjati, 2011), Rujukan segera (Purboningsih, 2014)
60 langkah APN, IMD & ASI Ekslusif (Kemenkes. 2015)
KF1-KF3 dan KN1-KN3 (Kemenkes. 2015)
Konseling MKJP, pelayanan KB/safari KB dan evaluasi ibu
(Kemenkes RI, 2014).
KRONOLOGI
(Sumber : Amelia, 2018).
5. Memberikan asuhan kebidanan secara
berkesinambungan (continuity of care)
pada ibu dengan kehamilan risiko tinggi
mulai dari periode kehamilan, persalinan,
nifas, neonatus sampai pelayanan
kontrasepsi.
1. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu hamil
trimester III dengan risiko tinggi (jarak kehamilan
kurang dari 2 tahun).
2. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu bersalin
dan bayi baru lahir dengan risiko tinggi (jarak
kehamilan kurang dari 2 tahun).
3. Melakukan asuhan kebidanan pada ibu nifas
risiko tinggi (jarak kehamilan kurang dari 2
tahun).
4. Melakukan asuhan kebidanan pada neonatus.
5. Melakukan asuhan kebidanan pada calon
akseptor KB.
TUJUAN
6. MANFAAT
Menambah pengetahuan, pengalaman, dan wawasan, serta bahan
dalam penerapan asuhan kebidanan dalam batas continuity of care
terhadap ibu hamil dengan risiko tinggi jarak kehamilan terlalu
dekat, bersalin, nifas, bayi baru lahir dan pelayanan kontrasepsi.
Manfaat Bagi Mahasiswa
Sebagai bahan untuk meningkatkan kualitas pelayanan kesehatan
ibu dan anak, memberikan asuhan pada ibu hamil dengan faktor
risiko jarak kehamilan terlalu dekat, bersalin, nifas, bayi baru lahir,
dan pelayanan kontrasepsi secara continuity of care serta dapat
mengurangi morbiditas dan mortalitas ibu dan bayi di Indonesia.
Manfaat Bagi Lahan
Mendapatkan asuhan secara continuity of care. Ibu mendapatkan
pengetahuan, mengetahui kondisinya serta mampu melakukan
perawatan pada dirinya dan bayi secara mandiri dan dibawah
pengawasan tenaga kesehatan.
Manfaat Bagi Pasien
7. Kehamilan
1. Pengertian Kehamilan
Suatu proses yang diawali dengan penyatuan spermatozoa dengan ovum (fertilisasi) dan dilanjutkan dengan
implantasi hingga lahirnya bayi, yang lamanya sekitar 40 minggu atau 10 bulan atau 9 bulan (Widatiningsih, 2017).
2. Skrining Antenatal Pada Ibu Hamil
4. Pelayanan Antenatal
Terpadu (10T)
5. Kunjungan Pemeriksaan
Antenatal
3. Kehamilan Risiko Tinggi dengan
Jarak Kehamilan <2 Tahun
a. Pengertian Kehamilan risiko
tinggi
Kehamilan yang disertai dengan
kondisi tertentu, sehingga
memberikan tingkat kesakitan dan
kematian perinatal yang tinggi
(Maryunani, 2016).
b. Penentuan Jarak Kehamilan
c. Faktor yang Mendasari Penentuan
Jarak Kehamilan pada Pasangan Usia
Subur (PUS)
d. Komplikasi yang Dapat Terjadi pada
Kehamilan <2 Tahun
Perdarahan Pervaginam (plasenta previa,solusio
plasenta ) Anemia,KPD (Amelia, 2018).
BAB 2
TINJAUAN PUSTAKA
8. Persalinan
Contents Here
1. Pengertian Persalinan
proses pengeluaran janin yang terjadi pada kehamilan cukup bulan (37-42 minggu), lahir spontan dengan
presentasi belakang kepala yang berlangsung selama 18 jam produk konsepsi dikeluarkan sebagai
akibat kontaksi teratur, progresif, sering dan kuat yang nampaknya tidak saling berhubungan bekerja
dalam keharmonisan untuk melahirkan bayi (Walyani, 2016).
7. Tanda Bahaya dalam Persalinan 2. Faktor- Faktor dalam Persalinan
5. Kebutuhan Dasar Ibu
Bersalin pada Setiap Kala
dalam Persalinan
3.Tahapan Persalinan
6. Komplikasi yang dapat
Terjadi pada Jarak
Kehamilan <2 Tahun pada
Persalinan
KPD, dan Atonia uteri
(Purwanti,2014)
4. Partograf
9. Bayi Baru Lahir
1.Pengertian Bayi Baru Lahir
2.Ciri – Ciri Bayi Baru Lahir
3.Dampak Jarak Kehamilan <2 Tahun
pada Bayi Baru Lahir
•Bayi Berat Lahir Rendah (BBLR) dan
Bayi Lahir Prematur (Amelia,2018).
4.Tanda Bahaya Bayi Baru Lahir
10. Pengertian Masa Nifas
Peurperium atau masa
postpartum adalah masa
sejak bayi dilahirkan dan
plasenta keluar lepas dari
rahim sampai 6 minggu
berikutnya disertai pulihnya
kembali organ – organ yang
berkaitan dengan
kandungan yang mengalami
perubahan seperti
perlukaan dan lain
sebagainya yang berkaitan
saat melahirkan (Asih,
2016).
MASA
NIFAS Tahapan Masa Nifas
Deteksi Dini Komplikasi Masa
Nifas
Komplikasi yang Dapat Terjadi Pada Jarak
Kehamilan <2 Tahun pada Masa Nifas
Perdarahan Postpartum (Mahakam, 2017), Infeksi masa nifas
(Amelia, 2018).
Standart Kunjungan Masa Nifas
(KF1-KF3)
11. Neonatus
Masa bayi setelah lahir sampai dengan 4 minggu (28
hari) sesudah kelahiran (Marmi, 2015).
Pengertian Neonatus
01
Klasifikasi Neonatus02
Tanda Bahaya pada
Neonatus
03
Jadwal dan Penatalaksanaan
setiap Kunjungan Neonatus
04
12. Keluarga Berencana
1. Pengertian Keluarga Berencana
Keluarga Berencana merupakan metode
mencegah atau menghindari terjadinya
kehamilan sebagai akibat dari pertemuan sel
telur yang matang dengan sel sperma (Rini,
Kumala, 2017).
KB pasca plasenta merupakan upaya
pencegahan kehamilan dengan menggunakan
alat dan obat kontrasepsi segera setelah
melahirkan sampai dengan 42 hari/ 6 minggu
setelah melahirkan (BKKBN, 2017).
2. Jenis Metode Kontrasepsi Jangka
Panjang (MKJP)
13. Asuhan Kebidanan Kehamilan
dengan Risiko Tinggi Jarak <2
Tahun Riwayat Kehamilan Sekarang
Pada Program Perencanaan
Persalinan, dan Pencegahan
Komplikasi (P4K) (Kemenkes,2015)
dg kehamilan jarak <2 tahun
berdasarkan KSPR :
Penolong persalinan: bidan/dokter
Tempat Persalinan: Polindes, PKM,
RS (Rochjati,2011).
Riwayat Psikologi, Spiritual,
dan Kultural
Ibu harus membagi perhatian
untuk anak sebelumnya
Biodata
Umur (Rochjati,2011)
Pendidikan (Dwi,2018)
Riwayat Kehamilan, Persalinan
dan Nifas Lalu:
Usia anak terkecil <2 tahun
(Kumalasari,2015)
Riwayat Kontrasepsi
Kegagalan dalam penggunaan
alat kontrasepsi (Diasanti, 2014)
Keluhan Utama : Kehamilan
trimester III dengan jarak kehamilan
<2 tahun yaitu pusing dan adanya
kontraksi yang sering terjadi karena
ibu hamil dalam kondisi pemberian
ASI pada anak sebelumnya sehingga
memicu pelepasan hormon oksitosin
yang mengakibatkan kontraksi pada
uterus (Anna,2014).
DATA SUBJEKTIF
BAB 3
KONSEP DASAR
MANAJEMEN
ASUHAN KEBIDANAN
14. Asuhan Kebidanan Kehamilan dengan
Risiko Tinggi Jarak <2 Tahun
a. Pemeriksaan Fisik
• Muka : pucat pada ibu dengan anemia (Amelia, 2018).
• Mata : Pada ibu hamil dengan jarak kehamilan terlalu
dekat sering dijumpai konjungtiva pucat jika ia
mengalami anemia (Amelia, 2018).
• Genetalia : komplikasi yang dapat terjadi seperti
plasenta previa adalah terdapat perdarahan awal
berupa bercak (Prawirohardjo, 2014).
b. Pemeriksaan Penunjang
• Pemeriksaan Darah
Komplikasi yang dapat terjadi pada jarak kehamilan < 2 tahun
adalah anemia (Amelia, 2018) dengan kadar Hb <11 gr%
(WHO,2017).
• Pemeriksaan USG
Letak implantasi plasenta dapat diketahui melalui pemeriksaan
ultrasonografi pada faktor risiko plasenta previa (Prawirohardjo,
2010).
• KSPR : 6 (tanpa faktor risiko lain) (Rocjati,2011)
DATA
OBJEKTIF
15. ANALISA
Dx: G… P… A… P… I… A… H… UK … minggu
dengan risiko tinggi jarak kehamilan <2 tahun
Janin tunggal, hidup, intrauteri, letak kepala
Dx Potensial :
Pada Ibu : Anemia, Perdarahan
Pervaginam (Plasenta previa, solusio
plasenta) (Amelia, 2018).
Pada Janin : BBLR dan Bayi lahir prematur
(Faradila, 2016).
Masalah: Ketidaknyamanan
dikarenakan sering adanya
kontraksi ketika memberikan
ASI pada anak sebelumnya
(Anna, 2014)
16. PENATALAKSANAA
Na. Menjelaskan hasil pemeriksaan kepada ibu dan keluarga tentang keadaan ibu dan
bayi
b. Memberitahu ibu faktor risiko terjadinya jarak kehamilan terlalu dekat yaitu <2 tahun
dapat menyebabkan terjadinya perdarahan pervaginam, anemia, dan ketuban pecah
dini dan terjadinya kelahiran premature/ kurang bulan, ataupun BBLR. Maka untuk
menghindari komplikasi yang dapat terjadi ibu harus melakukan pemeriksaan
kehamilan secara rutin, selain itu konseling makanan bergizi untuk mencegah
anemia (Amelia, 2018).
c. Memberikan HE tentang :
1) Keluhan yang dirasakan ibu seperti seringnya kontraksi akibat dari menyusui anak
sebelumnya, ketidaknyamanan pada trimester III dan cara mengatasinya
2) Tanda bahaya ibu hamil trimester III
3) Menjaga pola aktivitas sehari-hari : nutrisi, pola istirahat, personal hygine, dan
tanda bahaya kehamilan trimester III serta persiapan tanda tanda persalinan.
d. Memberikan konseling KB pascasalin (MKJP)
e. Memberikan terapi oral sesuai kebutuhan ibu yaitu tablet Fe 1 x 1 tab (@60mg) serta
menjelaskan cara minumnya..
f. Menganjurkan ibu melakukan persiapan persalinan (penempelan stiker P4K).
g. Menganjurkan ibu kontrol ulang
17. Asuhan Kebidanan Persalinan
S O A P
Kala
I
Tgl/Jam :
Keluhan utama,
Pola kebiasaan
sehari-hari
TTV, tanda gejala
kala II, DJJ, His, VT
Dx aktual:
G…P…A…P…I…A...H...
UK… minggu persalinan
kala I fase laten / aktif
dengan jarak kehamilan
<2 tahun
Janin hidup, intrauterine,
presentasi belakang
kepala
Memberitahu hasil pemeriksaan
Apabila hasil baik dalam keadaan normal dilanjutkan penatalaksanaan
a.Memberikan dukungan emosional kepada ibu
b.Membantu pengaturan posisi
c.Memberikan cairan dan nutrisi
d.Memantau kemajuan persalinan menggunakan partograf
e.Menyiapkan peralatan dan bahan persalinan (Nurasiah, 2014).
Kala
II
Tgl/Jam :
Keluhan utama
pada tanda gejala
kala II
TTV, tanda gejala
kala II, DJJ, His,
VT
Dx aktual :
G…P…A…P…I...A...H..
UK… minggu persalinan
kala II dengan jarak
kehamilan <2 tahun
Janin hidup, intrauterin,
presentasi belakang
kepala
Sesuai 60 Langkah APN
(JNPK-KR,2017)
Kala
III
Tgl/Jam :
Perlu dikaji
keluhannya
Inspeksi (tali pusat,
pengeluaran
darah)
Palpasi (TFU, UC)
Dx aktual :
P…A…P…I…A...H...
Persalinan Kala III
Dx Potensial :
Perdarahan
Sesuai 60 Langkah APN
(JNPK-KR,2017)
Penatalaksanaan Perdarahan
18. Next..
S O A P
Kala
IV
Tgl/Jam :
Keluhan utama :
Pada kasus
jarak<2 tahun
keluhan yg dapat
terjadi ibu lemas
dan mengeluh
banyak keluar
darah dari jalan
lahir
Uterus, Kontraksi
uterus, TFU,
perdarahan,
kandung kemih.
Dx aktual:
P…A…P…I...A...H
... Persalinan Kala
IV
Dx Potensial :
Atonia Uteri
(Purwanti,2014).
1. Memeriksa penyebab perdarahan apabila setelah dilakukan massage selama 15
detik tidak ada kontraksi untuk memastikan perdarahan akibat dari abdomen
(atonia uteri) atau jalan lahir. Komplikasi yang dapat terjadi pada jarak
kehamilan <2 tahun adalah perdarahan akibat atonia uteri. Sehingga perlu
dilakukan penatalaksanaan atonia uteri:
a. Mengosongkan kandung kemih
b. Membersihkan / eksplorasi bekuan darah dan/atau selaput ketuban dari vagina
dan ostium serviks.
c. Melakukan Kompresi Bimanual Interna (KBI) selama 5 menit. Bila
perdarahan berhenti pertahankan KBI selama 1-2 menit. Keluarkan tangan
dari vagina. Dilanjutkan evaluasi kala IV
d. Melakukan Kompresi Bimanual Eksterna (KBE) dan mengajarkan keluarga
melakukan KBE
e. Menyuntikkan Methyl Ergometrin 0,2 mg I.M bila perdarahan tidak berhenti
dan tidak ada kontraindikasi. Dilanjutkan memasang infus NaCL 0,9% /RL
dan 20 IU oksitosin 40 tpm.
f. Mengevaluasi pengeluaran darah. Apabila perdarahan berkurang atau berhenti
lanjutkan evaluasi kala IV.
g. Memasang kondom kateter jika masih terjadi perdarahan dan rujuk ke RS
2. Apabila perdarahan bukan akibat atonia uteri, dilakukan penatalaksanaan 60
langkah APN (JNPK-KR,2017).
19. Asuhan Kebidanan Bayi Baru Lahir
1. DATA SUBJEKTIF : Riwayat Persalinan
2. DATA OBJEKTIF
a. Keadaan Umum : Menangis kuat, bergerak aktif (JNPK-KR,2017)
Risiko jarak kehamilan<2 tahun terjadi BBLR dengan tangisan bayi lemah dan gerak
kurang aktif (Prawirohardjo,2014)
b. TTV & Antropometri
c. Pemeriksaan Fisik & Refleks
Pada BBLR hasil refleks moro dan rooting lemah
3. ANALISA
Dx : Bayi Baru Lahir cukup bulan (Marmi,2015)
Dx Potensial : BBLR atau Bayi lahir prematur (Amelia, 2018)
4. PENATALAKSANAAN
a. Bila BBLR atau Bayi Prematur dilakukan penatalaksanaan sesuai
kondisi bayi (metode kanguru ,infant, inkubaor)
b. Mencegah kehilangan panas
c. Merawat tali pusat
d. Melaksanakan IMD
e. Memberikan profilaksis salep mata
f. Pemberian vitamin K1
g. Pemberian imunisasi HB0
20. Asuhan Kebidanan Masa Nifas
KF 1 (6 jam-3 hari) KF 2 (4–28 hari) KF 3 (29-42 hari)
S
Keluhan utama, riwayat psikososial, kultural,
spiritual, dan pola aktivitas sehari-hari .
Sesuai Keluhan
O
Pemeriksaan Umum: Kesadaran, K/U, dan TTV
Pemeriksaan fisik (inspeksi, palpasi) (sesuai keluhan/ jenis pemeriksan yg dibutuhkan)
A
Dx aktual : P…A…P…I…A…H Postpartum hari ke …
Dx Potensial : Perdarahan Postpartum dan Infeksi Masa Nifas
P
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
2. Menjelaskan penyebab keluhan
3. Menganjurkan mobilisasi dini
4. Menganjurkan ibu memenuhi nutrisi
5. Rooming in
6. Memberikan HE ttg:
Cara memeriksa kontraksi dan masase
uterus, pentingnya pemberian ASI, cara
menyusui yang benar, cara perawatan tali
pusat, cara menjaga bayi tetap hangat,
cara perawatan BBL
7. Memberikan Kapsul Vit A 2x1 tab
@200.000 IU dan cara minum
8. Menganjurkan ibu kontrol ulang
Pada Kasus Jarak terlalu dekat dan terjadi
perdarahan postpartum maupun infeksi masa
nifas dilakukan penatalaksanaan sesuai
kondisi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
2. Menilai apakah ada tanda infeksi:demam,
perdarahan abnormal
3. Memberikan HE ttg:
Nutrisi, istirahat, cara perawatan payudara,
ASI Ekslusif.
Pada Kasus Jarak terlalu dekat dan terjadi
infeksi masa nifas dilakukan
penatalaksanaan sesuai kondisi
1. Menjelaskan hasil pemeriksaan
2. Menanyakan apakah ibu terdapat
kesulitan yang ibu atau bayinya alami
3. Memberikan konseling tentang jenis-
jenis kontrasepsi yang tepat bagi ibu
pascasalin.
21. Asuhan Kebidanan Neonatus
KN 1 (6 jam-2 hari) KN 2 (3–7 hari) KN 3 (8-28 hari)
S Keluhan utama/alasan kunjungan, kebutuhan sehari-hari
O
Pemeriksaan Umum:, K/U, dan TTV
Pemeriksaan Fisik & Pemeriksaan Refleks (tindak lanjut pada pemeriksaan fisik BBL)
A Neonatus cukup bulan usia … hari
P
1.Menjaga bayi tetap hangat dan
kering
2.Menilai penampilan bayi secara
umum
3.Memeriksa adanya cairan atau bau
busuk pada tali pusat, menjaga tali
pusat tetap bersih dan kering
4.Memandikan bayi
5.Memberikan KIE kepada ibu dan
keluarga tentang pemberian ASI
Eksklusif, pencegahan hipotermi,
dan perawatan BBL di rumah
menggunakan buku KIA
1.Menilai penampilan bayi secara
umum
2.Menjaga tali pusat dalam keadaan
bersih dan kering
3.Menjelaskan kepada ibu untuk tetap
menjaga kebersihan bayi
4.Menjelaskan tanda bahaya bayi
kepada ibu atau keluarga
5.Menjelaskan kepada ibu untuk tetap
memberikan ASI eksklusif sesering
mungkin
1.Memotivasi ibu untuk tetap
memberikan ASI pada bayinya
2.Menganjurkan ibu untuk
memberikan imunisasi pada
bayi sesuai jadwal
3.Menganjurkan ibu untuk control
ulang
Asuhan Kebidanan Neonatus
22. DATA SUBJEKTIF : Alasan Kunjungan, Riwayat Menstruasi,
Kebiasaan sehari-hari, keadaan psikososial, spiritual, dan kultural
KB
DATA OBJEKTIF
a. Pemeriksaan Umum : Kesadaran,TD, Suhu,
antropometri (BB)
b. Pemeriksaan Fisik
c. Pemeriksaan Penunjang (Laboratorium)
PENATALAKSANAAN
a. Memberikan konseling umum jenis metode kontrasepsi yang cocok
pada ibu dengan risiko jarak kehamilan terlalu dekat yaitu Metode
kontrasepsi Jangka Panjang (MKJP)
b. Membantu ibu dalam memilih metode yang tepat
c. Memberika konseling khusus
d. Melakukan penapisan KB
e. Memberikan informed concent
f. Menentukan waktu pemberian metode kontrasepsi yang dipilih ibu.
g. Melakukan tindakan pelayanan kontrasepsi sesuai dengan yang dipilih
ibu.
h. Memberikan HE tentang konseling pasca tindakan
i. Menginformasikan kapan ibu harus melakukan kunjungan ulang
ANALISA
Dx : P…A…P…I…A…H… Akseptor KB…
23. WAKTU
Juli 2019 - Maret 202004
TEKNIK PENGUMPULAN DATA
Meliputi pengumpulan data primer melalui
Anamnese untuk mendapatkan data subjektif.
Dilakukan pemeriksaan fisik, laboratorium, data
penunjang lainnya untuk mendapatkan data objektif
seperti pemeriksaan Ultrasonografi (USG). Serta
dilakukan pengumpulan data sekunder melalui
dokumen/ catatan register ibu hamil di wilayah kerja
Puskesmas, Bidan Praktik, maupun Polindes.
.
05
ANALISIS
Yaitu dengan menentukan diagnosa dan masalah.
Diagnosa ditegakkan berdasarkan nomenklatur
dalam manajemen asuhan kebidanan yang
diperoleh dari hasil interpretasi data dan masalah
berdasarkan keluhan yang dianggap mengganggu
aktivitas ibu.
.
06
RANCANGAN /DESAIN
Melalui metode kualitatif pendekatan studi
kasus dengan memberikan asuhan kepada ibu
dengan kehamilan risiko tinggi kehamilan jarak
<2 tahun secara continuity of care
.
01
SASARAN
Seorang ibu hamil dengan risiko tinggi jarak
kehamilan <2 tahun, bersalin, neonatus, nifas,
dan pelayanan keluarga berencana.
02
TEMPAT
Di wilayah Puskesmas
Bangkalan, Kecamatan
Bangkalan, Kabupaten
Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
.
03
BAB 4
METODE ASUHAN KEBIDANAN
KOMPREHENSIF