SlideShare a Scribd company logo
1 of 33
MODEL KOMUNIKASI
POLITIK
Dwi Korina Relawati, MA
model
ā€¢ Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena
komunikasi, model mempermudah
penjelasannya, sekaligus juga mereduksi
fenomena komunikasi: artinya ada nuansa
komunikasi lain yang mungkin terabaikan
dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
(1) Model Politik Pencitraan:
Demagog politik
DEMAGOG
What is Demagogā€¦
ā€¢ Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-
akan memperjuangkan rakyat padahal semua
itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya.
Demagog biasa menipu rakyat .
Politik Pencitraan
ā€¢ Munculnya media dalam komunikasi politik,
menggeser momen kebenaran menjadi
momen citra politik, shingga terperangkap ke
dalam permainan bebas citra. Citra yang
sebenarnya telah digantikan oleh citra
rekayasa demi kepentingan keterpilihan dalam
pesta demokrasi.
Demagog politik
ā€¢ Demagog adalah agitator penipu yang seakan-akan
memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi
kekuasaan untuk dirinya. Demagog biasa menipu rakyat
dengan janji-janji manis agar dipilih tapi kalau sudah terpilih
tak peduli lagi pada rakyat; bahkan dengan kedudukan
politiknya sering mengatasnamakan rakyat untuk mengeruk
keuntungan (Mahfud MD). Konsep demagog sendiri lahir saat
Aristoteles dan Plato menolak sistem pemerintahan
demokrasi karena diperkirakan akan melahirkan demagog-
demagog politik. Inilah yang saat ini terjadi di Indonesia.
Media massa turut mengkonstruksi hal tersebut.
Politik pencitraan
ā€¢ Kondisi tersebut akan melahirkan: Politik
pencitraan yang membantu khalayak untuk
memilih calon yang tepat. Berjalannya konsep
meritokrasi Keberpihakan media terhadap
kepentingan masyarakat, bukan kepada ekonomi
politik atau pemilik media. Menyadari bahwa kita
memasuki ā€œthe Era of Imagologyā€, citra lebih
penting daripada realitas (lifestyle ecstasy).
Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang
Trias positif demi Indonesia yang lebih Politika
bukan Koruptika.
Dalam seminggu terakhir
suasana negeri kita sedikit
memanas karena suhu
perpolitikan meningkat
khususnya antara KPK
dengan POLRI.
Demagog ???....
ā€¢ Percayakah kalian, jika Aristoteles dan Plato, kedua tokoh yang sangat
dekat dengan konsep demokrasi bahkan sering disebut-sebut sebagai
ā€˜konseptor demokrasiā€™ tidak setuju dan/atau menolak penerapan
demokrasi dalam kehidupan bernegara ā€¦??? (Mahfud. MD: 2009) Kedua
tokoh ini sekitar 2500 tahun silam menyatakan bahwa demokrasi
merupakan konsep yang ā€˜berbahayaā€™ dalam kehidupan bernegara. Plato
mengusulkan sistem aristokrasi yang dipimpin oleh seorang raja-filosof
yang biasanya mempunyai kelebihan dan visioner.
ā€¢ Kenapa demikian ā€¦ ??? (Mahfud. MD: 2009) Aristoteles mengatakan
demokrasi berbahaya karena berdasarkan pengalaman penerapan sistem
demokrasi Athena, terdapat para demagog yang bergentayangan dalam
sistem demokrasi. Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-akan
memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan
dirinya. Ini sering mejadikan demokrasi menjadi sistem yang dictator-tirani
meski tampak wajah procedural yang demokratis.
ā€¢ Para demagog, biasanya menipu rakyat dengan janji-janji yang
menjadikan rakyat menggantungkan harapan kepada mereka di
saat pelaksanaan pemilu. Namun, setelah kekuasaan berhasil diraih
para demagog, janji yang mereka sampaikan pada awal-awal proses
kampanye itu dilupakan begitu saja.
ā€¢ Penulis, merupakan satu dari sekian orang yang mengagumi
Aristoteles dan Plato dengan konsep demokrasi mereka. Namun,
dalam hal klaim mereka berdua akan konsep demokrasi yang
berbehaya, penulis agak tidak sependapat.
ā€¢ Demokrasi merupakan sistem yang menurut penulis paling ideal
dalam kehidupan bernegara pada zaman modern. Dengan
penerapan sistem demokrasi, setidaknya suara rakyat, hak rakyat,
dan kepentingan rakyat dapat lebih terakomodir. Bahkan menurut
Emha Ainun Najib, Demokrasi la roiba fih (tidak ada keraguan
padanya). Persoalannya adalah, merajalelanya para demagog dalam
kehidupan demokrasi ā€¦ ???
ā€¢ engenai demagog, ini dapat teratasi dengan sendirinya jika bukan
para demagog yang menguasai arena politik kita. Artinya, haruslah
arena perpolitikan kita dikuasai oleh mereka yang berintegritas,
negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar
memperjuangkan kepentingan rakyat.
ā€¢ Indonesia pada awal-awal kemerdekaan, pernah dipimpin oleh
orang-orang yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner
dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Sehingga,
dalam catatan sejarah kita mengenal dan mengenang Soekarno,
Hatta, Sjahrir, M. Yamin, Soepomo, Mohammad Roem dan yang
lain-lain, yang mereka semua tampil menjadi pemimpin dengan
tidak menggunakan cara-cara seperti para demagog. Pada awal-
awal kehidupan bernegara bangsa Indonesia, kita dapat
meminimalisir para demagog dari percaturan politik nasional.
Namun kemudian, bagaimana dengan keadaan sekarang ā€¦ ???
ā€¢ Dewasa ini, di Indonesia para demagog yang dikatakan oleh
Aritoteles dan Plato merajalela di semua lini perpolitikan negara ini.
Baik parpol, eksekutif, legislatif ataupun mesin-mesin politik yang
lain. Mereka dengan segala kesadarannya mengumbar janji manis
untuk meraih simpati rakyat sehingga terpilih dan masuk dalam
lingkaran kekuasaan legislatif maupun eksekutif. Bahkan, tidak
sedikit dari mereka yang bergerak ā€˜atas nama rakyatā€™ untuk
mendapatkan keuntungan pribadi. Astagfirullah ā€¦
ā€¢ Ada yang begitu gentar berteriak menyelamatkan negara ini dari
disintegrasi bangsa, tapi tingkah lakunya malah menjadi pemicu
disintegrasi bangsa. Ada yang ngotot dalam setiap kesempatan
meneriakkan untuk lawan para koruptor, padahal dia disinyalir
terlibat dalam daftar para koruptor.
ā€¢ da juga para ketua-ketua partai yang berapi-api berpidato di depan konstituen, jika partai mereka
menjadi partai pemenang, negara akan makmur, sejahtera dan adil. Padahal, telah menjadi rahasia
umum bahwa dia yang berpidato sering menggadaikan idealisme partai untuk mencari keuntungan
pribadi. Bahkan, di Indonesia jalannya reformasi mulai tertatih-tertatih, jika indikatornya adalah
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, dalam bahasa pesimis dapat penulis katakan
reformasi ā€˜telah gagalā€™.
ā€¢ Tidak sedikit, pada demagog ala Indonesia dalam suksesi menuju pucuk pimpinan partai politik
menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, kekerasan, kekuatan uang, bahkan menggadaikan
idelogi untuk mencapai kekuasaan. Yang mengenai hal ini pernah kita disuguhkan dengan wacana
nasional dimana adanya aliran dana yang mengalir cukup deras disaat suksesi Jusuf Kalla manta
Wakil Presiden RI itu dalam menuju kursi Ketua Umum Golkar, bahkan belakangan ini kita
digemparkan dengan masalah Nazarudin yang membuka adanya aliran dana yang juga cukup deras
mengalir pada saat Anas Urbanigrum menuju kursi satu Demokrat. Selain itu, mereka demagog
sering menggunakan kekuatan intervensi dari luar, baik pemerintah, atau dengan membangun
komunikasi perselingkuhan politik untuk memberikan rekomendasi partai kepada satu calon yang
akan bertarung dalam pemilihan umum jika ia menjadi ketua partai, namun konsekwensinya orang
yang akan dibeirkan rekomendasi itu harus membantu keuangannya dalam suksesi menuju pucuk
pimpinan partai politik.
ā€¢ Politik demagogi ini menjadikan partai politik menjadi tidak responsive
dan tidak progesif dalam melihat kepentingan-kepentingan rakyat. Partai
politik berada pada lingkaran kepentingan individual dan kepentingan elit
sehingga menjadi apatis terhadap kepentingan rakyat.
ā€¢ Bukan hanya itu, tidak tanggung-tanggung para demagog menggunakan
segala cara untuk meraih kekuasaan pada lini eksekutif. Kekerasan, money
politic, kekuatan etnis, bahkan saling menfitnah antara sesama demagog.
Dengan tidak mempertimbangkan unsur-unsur kemanusiaan.
ā€¢ Bahkan, dibumi moluku kie raha, pernah kita ditontonkan dengan koflik
pemilukada yang paling lama di ā€˜duniaā€™. Konflik kekerasan yang berlarung-
larut hasil desain para demagog yang saling melawan. Dengan
menggunakan kekuatan etnis, mendesain dengan sengaja konflik antar
etnis. Wal hasil, perkelahian, permusuhan dan dendam menjadi sisa-sisa
konflik kepentingan para demagog. Setelah itu, salah satu demagog yang
berkompetisi menjadi pemenang dan berkuasa, semua janji manis yang
kemarin di janjikan dilupakan begitu saja.
ā€¢ ini, bumi moluku kie raha kembali akan dihadapkan dengan pesta rakyat (pemilukada) di waktu
dekat. Para demagog kembali mulai menjalankan aksinya. Penanggulangan kemiskinan, perbaikan
jalan raya, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak menjadi isu sentral yang sering dijual dan
sering juga dibeli habis oleh rakyat kita yang sebagian besar ā€˜masih sangat awamā€™. Namun, setelah
tujuannya tercapai, kemiskinan, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak tidak kunjung
berubah. Dalam kajian penulis, ada indikasi kebodohan dan kehidupan yang melarat merupakan
ā€˜mega proyek politikā€™ para demagog, mereka takut jika rakyat sudah tidak lagi bodoh dan
menikmati kehidupan yang layak, rakyat tidak mudah dibodoh-bodohi, artinya para demagog tidak
dapat lagi membodohi rakyat dengan janji manis.
ā€¢ Tidak haya janji kampanye yang mulai diwacanakan oleh tim masing-masing kandidat atau
setidaknya melalui pesan yang diselipkan dalam baliho-baliho kampanye yang dipasang pada setiap
sudut kota. Bertepatan dengan meletusnya Gung Api Gamalama sejak Desember (2011) hingga saat
ini yang menyisakan korban tidak sedikit, para demagog muali melancarkan model ā€˜kampanye
simpatikā€™, yang mana mereka berbondong-bondong memberikan bantuan kepada para korban
bencana merapi dengan niat mendapatkan dukungan pada Pemilukada 2013 nanti. Rasa simpati
yang seharusya dibangun diatas rasa keikhlasan bergeser menjadi selipan kepentingan politik.
ā€¢ Ada juga, dia demagog yang selama hidupnya tidak pernah menginjakkan kaki di bumi moluku kie
raha, apalagi menaruh perhatian terhadap keadaan social, ekonomi, dan hukum yang sedang
bergejolak di bumi moluku kie raha. Tiba-tiba datang dan menjadi orang paling tahu dengan
keadaan Maluku Utara, menjadi orang yang paling bisa membawa Maluku Utara dari keadaan krisis
multidimensi yang sedang dilanda sekarang. Sok jagoan, sok tahu, sok perhatian ā€¦ mungkin
demikian. Tapi itulah mereka para demagog.
ā€¢ Kenapa dapat seperti ini, karena seluruh arena peprolitikan kita telah dikuasai oleh para demagog.
Untuk itu, dalam tulisan ini, penulis mengajak seluruh komponen yang menaruh perhatian dengan
keadaan bangsa kita sekarang, mari kita bersatu dan memikirkan cara, bagaimana menaruh ranjau
agar para demagog tidak dapat leluasa dalam arena perpolitikan nasional. Sehingga, arena itu
dapat dikuasai oleh mereka yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar
memperjuangkan kepentingan rakyat. Kenapa tidak ā€¦ ??? bukankah sejarah Indonesia telah
mebuktikan bahwa kita pernah dipimpin oleh mereka yang benar-benar memperjuangkan
kepentingan rakyat. Dengan demikian, satu rekomendasi penulis terhadap mereka yang memilh
jalan idealis hendaknya tidak bersikap a-politik. keberadaan orang-orang idealis ini dalam lembaga
negara baik eksekutif, legislatif, yudikatif ataupun lembaga-lembaga independent negara
diharapkan dapat memberikan warna baru dalam lingkungan-lingkungan yang telah dicemari para
demagog itu.
ā€¢ Jika, demagog tetap menguasai arena politik bangsa ini, jangan harap negara ini dapat maju dan
jangan harap reformasi ada gunanya.

More Related Content

What's hot

Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politikrumahbianglala
Ā 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikSekar larasati
Ā 
Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek
Komunikasi Politik: Khalayak dan EfekKomunikasi Politik: Khalayak dan Efek
Komunikasi Politik: Khalayak dan EfekBaban Sarbana
Ā 
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi PolitikKOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi PolitikDiana Amelia Bagti
Ā 
DEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMS
DEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMSDEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMS
DEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMSFITRIANIR1
Ā 
Komunikasi politik dan opini publik
Komunikasi politik dan opini publikKomunikasi politik dan opini publik
Komunikasi politik dan opini publikagitayuda
Ā 
Media dan Politik Indonesia
Media dan Politik IndonesiaMedia dan Politik Indonesia
Media dan Politik Indonesiawindari27
Ā 
Konstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 November
Konstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 NovemberKonstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 November
Konstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 NovemberMirza Shahreza
Ā 
pesan, propaganda & survey politik
pesan, propaganda & survey politikpesan, propaganda & survey politik
pesan, propaganda & survey politikiwan setiawan
Ā 
PPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra
PPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi CitraPPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra
PPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi CitraGita Savitri
Ā 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikLSP3I
Ā 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theorymankoma2012
Ā 
Fungsi - Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi - Fungsi Komunikasi MassaFungsi - Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi - Fungsi Komunikasi Massaiwan setiawan
Ā 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiDita Fadhila
Ā 
Komunikasi politik dlm konteks sosialisasi politik
Komunikasi politik dlm konteks sosialisasi politikKomunikasi politik dlm konteks sosialisasi politik
Komunikasi politik dlm konteks sosialisasi politikAtika Vania
Ā 

What's hot (20)

Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
Ā 
Komunikasi politik
Komunikasi politikKomunikasi politik
Komunikasi politik
Ā 
Komunikasi Politik
Komunikasi PolitikKomunikasi Politik
Komunikasi Politik
Ā 
pesan komunikasi politik
pesan komunikasi politikpesan komunikasi politik
pesan komunikasi politik
Ā 
Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek
Komunikasi Politik: Khalayak dan EfekKomunikasi Politik: Khalayak dan Efek
Komunikasi Politik: Khalayak dan Efek
Ā 
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi PolitikKOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
KOMUNIKASI POLITIK - Hot Isu Komunikasi Politik
Ā 
DEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMS
DEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMSDEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMS
DEFINISI KOMUNIKASI DAN KOMUNIKASI POLITIK UMS
Ā 
Komunikasi politik dan opini publik
Komunikasi politik dan opini publikKomunikasi politik dan opini publik
Komunikasi politik dan opini publik
Ā 
Media dan Politik Indonesia
Media dan Politik IndonesiaMedia dan Politik Indonesia
Media dan Politik Indonesia
Ā 
Konstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 November
Konstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 NovemberKonstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 November
Konstruksi Komunikasi Politik Pasca 4 November
Ā 
pesan, propaganda & survey politik
pesan, propaganda & survey politikpesan, propaganda & survey politik
pesan, propaganda & survey politik
Ā 
Partisipasi politik
Partisipasi politikPartisipasi politik
Partisipasi politik
Ā 
Interaksi Politik dan Media
Interaksi Politik dan MediaInteraksi Politik dan Media
Interaksi Politik dan Media
Ā 
PPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra
PPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi CitraPPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra
PPT Konstruksi Retorika Politik dalam Restorasi Citra
Ā 
Media sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politikMedia sosial dalam komunikasi politik
Media sosial dalam komunikasi politik
Ā 
Agenda Setting Theory
Agenda Setting TheoryAgenda Setting Theory
Agenda Setting Theory
Ā 
Fungsi - Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi - Fungsi Komunikasi MassaFungsi - Fungsi Komunikasi Massa
Fungsi - Fungsi Komunikasi Massa
Ā 
Standar kompetensi
Standar kompetensiStandar kompetensi
Standar kompetensi
Ā 
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasiPeranan pers dalam masyarakat demokrasi
Peranan pers dalam masyarakat demokrasi
Ā 
Komunikasi politik dlm konteks sosialisasi politik
Komunikasi politik dlm konteks sosialisasi politikKomunikasi politik dlm konteks sosialisasi politik
Komunikasi politik dlm konteks sosialisasi politik
Ā 

Similar to KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

Resensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasiResensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasiTaufiq Ms
Ā 
Demokrasi sistem rusak dan merusak
Demokrasi sistem rusak dan merusakDemokrasi sistem rusak dan merusak
Demokrasi sistem rusak dan merusakLilis Holisah
Ā 
uts tik ahnanto
uts tik ahnantouts tik ahnanto
uts tik ahnantoahnanto
Ā 
UTS TIK
UTS TIKUTS TIK
UTS TIKahnanto
Ā 
Tentang pemilu
Tentang pemiluTentang pemilu
Tentang pemiluKPUPALEMBANG
Ā 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagalRizky Faisal
Ā 
Sekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRDSekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRDPeople Power
Ā 
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan ElitMusni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elitmusniumar
Ā 
Mitos demokrasi
Mitos demokrasi Mitos demokrasi
Mitos demokrasi Syahid Majid
Ā 
Otda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan DemokrasiOtda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan DemokrasiTri Widodo W. UTOMO
Ā 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkadaYuca Siahaan
Ā 
Kelompok zulistia asa_xi_farmasi
Kelompok zulistia asa_xi_farmasiKelompok zulistia asa_xi_farmasi
Kelompok zulistia asa_xi_farmasiapotek agam farma
Ā 

Similar to KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik (20)

Resensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasiResensi buku negara dan bandit demokrasi
Resensi buku negara dan bandit demokrasi
Ā 
Demokrasi sistem rusak dan merusak
Demokrasi sistem rusak dan merusakDemokrasi sistem rusak dan merusak
Demokrasi sistem rusak dan merusak
Ā 
Menyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wunaMenyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wuna
Ā 
Menyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wunaMenyelami makna syair orang wuna
Menyelami makna syair orang wuna
Ā 
uts tik ahnanto
uts tik ahnantouts tik ahnanto
uts tik ahnanto
Ā 
UTS TIK
UTS TIKUTS TIK
UTS TIK
Ā 
Tentang pemilu
Tentang pemiluTentang pemilu
Tentang pemilu
Ā 
Demokrasi sistem gagal
Demokrasi  sistem gagalDemokrasi  sistem gagal
Demokrasi sistem gagal
Ā 
Sekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRDSekilas Tentang PRD
Sekilas Tentang PRD
Ā 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
Ā 
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan ElitMusni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Musni Umar: Demokrasi Kedaulatan Rakyat Versus Kedaulatan Elit
Ā 
Pengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesiaPengaruh golput di indonesia
Pengaruh golput di indonesia
Ā 
Mitos demokrasi
Mitos demokrasi Mitos demokrasi
Mitos demokrasi
Ā 
Otda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan DemokrasiOtda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Otda, Pilkada dan Pembangunan Demokrasi
Ā 
Fenomena pilkada
Fenomena pilkadaFenomena pilkada
Fenomena pilkada
Ā 
Kelompok zulistia asa_xi_farmasi
Kelompok zulistia asa_xi_farmasiKelompok zulistia asa_xi_farmasi
Kelompok zulistia asa_xi_farmasi
Ā 
Presentation pkn
Presentation pknPresentation pkn
Presentation pkn
Ā 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
Ā 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
Ā 
Natural aceh
Natural acehNatural aceh
Natural aceh
Ā 

More from Diana Amelia Bagti

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialDiana Amelia Bagti
Ā 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderDiana Amelia Bagti
Ā 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikDiana Amelia Bagti
Ā 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaDiana Amelia Bagti
Ā 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)Diana Amelia Bagti
Ā 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)Diana Amelia Bagti
Ā 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)Diana Amelia Bagti
Ā 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)Diana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifCREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifDiana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsCREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsDiana Amelia Bagti
Ā 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)Diana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesCREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesDiana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)Diana Amelia Bagti
Ā 
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismCRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismDiana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingCREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingDiana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityCREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityDiana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)Diana Amelia Bagti
Ā 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)Diana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)Diana Amelia Bagti
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)Diana Amelia Bagti
Ā 

More from Diana Amelia Bagti (20)

KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi SosialKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Media Film sbg Konstruksi dan Representasi Sosial
Ā 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif GenderKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Jurnalisme Sensitif Gender
Ā 
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan JurnalistikKAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
KAPITA SELEKTA PEMBERITAAN - Filsafat dan Jurnalistik
Ā 
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & MediaILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
ILMU BUDAYA - Budaya, Komunikasi & Media
Ā 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (3)
Ā 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (2)
Ā 
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Media, Masyarakat & Budaya (1)
Ā 
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
ILMU BUDAYA - Komunikasi Antar Budaya (1)
Ā 
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur KreatifCREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
CREATIVE THINKING - Unsur Unsur Kreatif
Ā 
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking SkillsCREATIVE THINKING - Thinking Skills
CREATIVE THINKING - Thinking Skills
Ā 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (7)
Ā 
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar TensesCREATIVE THINKING - Grammar Tenses
CREATIVE THINKING - Grammar Tenses
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (6)
Ā 
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & JournalismCRAETIVE THINKING - English & Journalism
CRAETIVE THINKING - English & Journalism
Ā 
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical ThinkingCREATIVE THINKING - Critical Thinking
CREATIVE THINKING - Critical Thinking
Ā 
CREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - CreativityCREATIVE THINKING - Creativity
CREATIVE THINKING - Creativity
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
CREATIVE THINKING - Creative Pictures (2)
Ā 
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
CRAETIVE THINKING - Creative Thinking (5)
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (4)
Ā 
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
CREATIVE THINKING - Creative Thinking (2)
Ā 

Recently uploaded

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
Ā 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
Ā 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxsukmakarim1998
Ā 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
Ā 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
Ā 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxmawan5982
Ā 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
Ā 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKirwan461475
Ā 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
Ā 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
Ā 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxRezaWahyuni6
Ā 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
Ā 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
Ā 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfElaAditya
Ā 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfbibizaenab
Ā 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxsdn3jatiblora
Ā 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
Ā 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxRizkyPratiwi19
Ā 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxPurmiasih
Ā 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxssuser35630b
Ā 

Recently uploaded (20)

Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Ā 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Ā 
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptxPEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
PEMANASAN GLOBAL - MATERI KELAS X MA.pptx
Ā 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Ā 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Ā 
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docxTugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Tugas 1 ABK di SD prodi pendidikan guru sekolah dasar.docx
Ā 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
Ā 
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAKDEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
DEMONSTRASI KONTEKSTUAL MODUL 1.3 PENDIDIKAN GURU PENGGERAK
Ā 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
Ā 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
Ā 
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptxMateri Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Materi Pertemuan Materi Pertemuan 7.pptx
Ā 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
Ā 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
Ā 
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdfTUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
TUGAS GURU PENGGERAK Aksi Nyata Modul 1.1.pdf
Ā 
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdfBab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Bab 6 Kreatif Mengungap Rasa dan Realitas.pdf
Ā 
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptxAksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Aksi nyata Malaikat Kebaikan [Guru].pptx
Ā 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
Ā 
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptxPERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
PERAN PERAWAT DALAM PEMERIKSAAN PENUNJANG.pptx
Ā 
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docxLK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
LK.01._LK_Peta_Pikir modul 1.3_Kel1_NURYANTI_101.docx
Ā 
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptxBab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Bab 7 - Perilaku Ekonomi dan Kesejahteraan Sosial.pptx
Ā 

KOMUNIKASI POLITIK - Demagog Politik

  • 2. model ā€¢ Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena komunikasi, model mempermudah penjelasannya, sekaligus juga mereduksi fenomena komunikasi: artinya ada nuansa komunikasi lain yang mungkin terabaikan dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
  • 3. (1) Model Politik Pencitraan: Demagog politik
  • 5.
  • 6.
  • 7.
  • 8.
  • 9.
  • 10.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. What is Demagogā€¦ ā€¢ Demagog adalah agitator-penipu yang seakan- akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya. Demagog biasa menipu rakyat .
  • 15. Politik Pencitraan ā€¢ Munculnya media dalam komunikasi politik, menggeser momen kebenaran menjadi momen citra politik, shingga terperangkap ke dalam permainan bebas citra. Citra yang sebenarnya telah digantikan oleh citra rekayasa demi kepentingan keterpilihan dalam pesta demokrasi.
  • 16. Demagog politik ā€¢ Demagog adalah agitator penipu yang seakan-akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya. Demagog biasa menipu rakyat dengan janji-janji manis agar dipilih tapi kalau sudah terpilih tak peduli lagi pada rakyat; bahkan dengan kedudukan politiknya sering mengatasnamakan rakyat untuk mengeruk keuntungan (Mahfud MD). Konsep demagog sendiri lahir saat Aristoteles dan Plato menolak sistem pemerintahan demokrasi karena diperkirakan akan melahirkan demagog- demagog politik. Inilah yang saat ini terjadi di Indonesia. Media massa turut mengkonstruksi hal tersebut.
  • 17.
  • 18.
  • 19. Politik pencitraan ā€¢ Kondisi tersebut akan melahirkan: Politik pencitraan yang membantu khalayak untuk memilih calon yang tepat. Berjalannya konsep meritokrasi Keberpihakan media terhadap kepentingan masyarakat, bukan kepada ekonomi politik atau pemilik media. Menyadari bahwa kita memasuki ā€œthe Era of Imagologyā€, citra lebih penting daripada realitas (lifestyle ecstasy). Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang Trias positif demi Indonesia yang lebih Politika bukan Koruptika.
  • 20.
  • 21. Dalam seminggu terakhir suasana negeri kita sedikit memanas karena suhu perpolitikan meningkat khususnya antara KPK dengan POLRI.
  • 22.
  • 23.
  • 25.
  • 26. ā€¢ Percayakah kalian, jika Aristoteles dan Plato, kedua tokoh yang sangat dekat dengan konsep demokrasi bahkan sering disebut-sebut sebagai ā€˜konseptor demokrasiā€™ tidak setuju dan/atau menolak penerapan demokrasi dalam kehidupan bernegara ā€¦??? (Mahfud. MD: 2009) Kedua tokoh ini sekitar 2500 tahun silam menyatakan bahwa demokrasi merupakan konsep yang ā€˜berbahayaā€™ dalam kehidupan bernegara. Plato mengusulkan sistem aristokrasi yang dipimpin oleh seorang raja-filosof yang biasanya mempunyai kelebihan dan visioner. ā€¢ Kenapa demikian ā€¦ ??? (Mahfud. MD: 2009) Aristoteles mengatakan demokrasi berbahaya karena berdasarkan pengalaman penerapan sistem demokrasi Athena, terdapat para demagog yang bergentayangan dalam sistem demokrasi. Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-akan memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan dirinya. Ini sering mejadikan demokrasi menjadi sistem yang dictator-tirani meski tampak wajah procedural yang demokratis.
  • 27. ā€¢ Para demagog, biasanya menipu rakyat dengan janji-janji yang menjadikan rakyat menggantungkan harapan kepada mereka di saat pelaksanaan pemilu. Namun, setelah kekuasaan berhasil diraih para demagog, janji yang mereka sampaikan pada awal-awal proses kampanye itu dilupakan begitu saja. ā€¢ Penulis, merupakan satu dari sekian orang yang mengagumi Aristoteles dan Plato dengan konsep demokrasi mereka. Namun, dalam hal klaim mereka berdua akan konsep demokrasi yang berbehaya, penulis agak tidak sependapat. ā€¢ Demokrasi merupakan sistem yang menurut penulis paling ideal dalam kehidupan bernegara pada zaman modern. Dengan penerapan sistem demokrasi, setidaknya suara rakyat, hak rakyat, dan kepentingan rakyat dapat lebih terakomodir. Bahkan menurut Emha Ainun Najib, Demokrasi la roiba fih (tidak ada keraguan padanya). Persoalannya adalah, merajalelanya para demagog dalam kehidupan demokrasi ā€¦ ???
  • 28. ā€¢ engenai demagog, ini dapat teratasi dengan sendirinya jika bukan para demagog yang menguasai arena politik kita. Artinya, haruslah arena perpolitikan kita dikuasai oleh mereka yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. ā€¢ Indonesia pada awal-awal kemerdekaan, pernah dipimpin oleh orang-orang yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Sehingga, dalam catatan sejarah kita mengenal dan mengenang Soekarno, Hatta, Sjahrir, M. Yamin, Soepomo, Mohammad Roem dan yang lain-lain, yang mereka semua tampil menjadi pemimpin dengan tidak menggunakan cara-cara seperti para demagog. Pada awal- awal kehidupan bernegara bangsa Indonesia, kita dapat meminimalisir para demagog dari percaturan politik nasional. Namun kemudian, bagaimana dengan keadaan sekarang ā€¦ ???
  • 29. ā€¢ Dewasa ini, di Indonesia para demagog yang dikatakan oleh Aritoteles dan Plato merajalela di semua lini perpolitikan negara ini. Baik parpol, eksekutif, legislatif ataupun mesin-mesin politik yang lain. Mereka dengan segala kesadarannya mengumbar janji manis untuk meraih simpati rakyat sehingga terpilih dan masuk dalam lingkaran kekuasaan legislatif maupun eksekutif. Bahkan, tidak sedikit dari mereka yang bergerak ā€˜atas nama rakyatā€™ untuk mendapatkan keuntungan pribadi. Astagfirullah ā€¦ ā€¢ Ada yang begitu gentar berteriak menyelamatkan negara ini dari disintegrasi bangsa, tapi tingkah lakunya malah menjadi pemicu disintegrasi bangsa. Ada yang ngotot dalam setiap kesempatan meneriakkan untuk lawan para koruptor, padahal dia disinyalir terlibat dalam daftar para koruptor.
  • 30. ā€¢ da juga para ketua-ketua partai yang berapi-api berpidato di depan konstituen, jika partai mereka menjadi partai pemenang, negara akan makmur, sejahtera dan adil. Padahal, telah menjadi rahasia umum bahwa dia yang berpidato sering menggadaikan idealisme partai untuk mencari keuntungan pribadi. Bahkan, di Indonesia jalannya reformasi mulai tertatih-tertatih, jika indikatornya adalah pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, dalam bahasa pesimis dapat penulis katakan reformasi ā€˜telah gagalā€™. ā€¢ Tidak sedikit, pada demagog ala Indonesia dalam suksesi menuju pucuk pimpinan partai politik menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, kekerasan, kekuatan uang, bahkan menggadaikan idelogi untuk mencapai kekuasaan. Yang mengenai hal ini pernah kita disuguhkan dengan wacana nasional dimana adanya aliran dana yang mengalir cukup deras disaat suksesi Jusuf Kalla manta Wakil Presiden RI itu dalam menuju kursi Ketua Umum Golkar, bahkan belakangan ini kita digemparkan dengan masalah Nazarudin yang membuka adanya aliran dana yang juga cukup deras mengalir pada saat Anas Urbanigrum menuju kursi satu Demokrat. Selain itu, mereka demagog sering menggunakan kekuatan intervensi dari luar, baik pemerintah, atau dengan membangun komunikasi perselingkuhan politik untuk memberikan rekomendasi partai kepada satu calon yang akan bertarung dalam pemilihan umum jika ia menjadi ketua partai, namun konsekwensinya orang yang akan dibeirkan rekomendasi itu harus membantu keuangannya dalam suksesi menuju pucuk pimpinan partai politik.
  • 31. ā€¢ Politik demagogi ini menjadikan partai politik menjadi tidak responsive dan tidak progesif dalam melihat kepentingan-kepentingan rakyat. Partai politik berada pada lingkaran kepentingan individual dan kepentingan elit sehingga menjadi apatis terhadap kepentingan rakyat. ā€¢ Bukan hanya itu, tidak tanggung-tanggung para demagog menggunakan segala cara untuk meraih kekuasaan pada lini eksekutif. Kekerasan, money politic, kekuatan etnis, bahkan saling menfitnah antara sesama demagog. Dengan tidak mempertimbangkan unsur-unsur kemanusiaan. ā€¢ Bahkan, dibumi moluku kie raha, pernah kita ditontonkan dengan koflik pemilukada yang paling lama di ā€˜duniaā€™. Konflik kekerasan yang berlarung- larut hasil desain para demagog yang saling melawan. Dengan menggunakan kekuatan etnis, mendesain dengan sengaja konflik antar etnis. Wal hasil, perkelahian, permusuhan dan dendam menjadi sisa-sisa konflik kepentingan para demagog. Setelah itu, salah satu demagog yang berkompetisi menjadi pemenang dan berkuasa, semua janji manis yang kemarin di janjikan dilupakan begitu saja.
  • 32. ā€¢ ini, bumi moluku kie raha kembali akan dihadapkan dengan pesta rakyat (pemilukada) di waktu dekat. Para demagog kembali mulai menjalankan aksinya. Penanggulangan kemiskinan, perbaikan jalan raya, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak menjadi isu sentral yang sering dijual dan sering juga dibeli habis oleh rakyat kita yang sebagian besar ā€˜masih sangat awamā€™. Namun, setelah tujuannya tercapai, kemiskinan, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak tidak kunjung berubah. Dalam kajian penulis, ada indikasi kebodohan dan kehidupan yang melarat merupakan ā€˜mega proyek politikā€™ para demagog, mereka takut jika rakyat sudah tidak lagi bodoh dan menikmati kehidupan yang layak, rakyat tidak mudah dibodoh-bodohi, artinya para demagog tidak dapat lagi membodohi rakyat dengan janji manis. ā€¢ Tidak haya janji kampanye yang mulai diwacanakan oleh tim masing-masing kandidat atau setidaknya melalui pesan yang diselipkan dalam baliho-baliho kampanye yang dipasang pada setiap sudut kota. Bertepatan dengan meletusnya Gung Api Gamalama sejak Desember (2011) hingga saat ini yang menyisakan korban tidak sedikit, para demagog muali melancarkan model ā€˜kampanye simpatikā€™, yang mana mereka berbondong-bondong memberikan bantuan kepada para korban bencana merapi dengan niat mendapatkan dukungan pada Pemilukada 2013 nanti. Rasa simpati yang seharusya dibangun diatas rasa keikhlasan bergeser menjadi selipan kepentingan politik.
  • 33. ā€¢ Ada juga, dia demagog yang selama hidupnya tidak pernah menginjakkan kaki di bumi moluku kie raha, apalagi menaruh perhatian terhadap keadaan social, ekonomi, dan hukum yang sedang bergejolak di bumi moluku kie raha. Tiba-tiba datang dan menjadi orang paling tahu dengan keadaan Maluku Utara, menjadi orang yang paling bisa membawa Maluku Utara dari keadaan krisis multidimensi yang sedang dilanda sekarang. Sok jagoan, sok tahu, sok perhatian ā€¦ mungkin demikian. Tapi itulah mereka para demagog. ā€¢ Kenapa dapat seperti ini, karena seluruh arena peprolitikan kita telah dikuasai oleh para demagog. Untuk itu, dalam tulisan ini, penulis mengajak seluruh komponen yang menaruh perhatian dengan keadaan bangsa kita sekarang, mari kita bersatu dan memikirkan cara, bagaimana menaruh ranjau agar para demagog tidak dapat leluasa dalam arena perpolitikan nasional. Sehingga, arena itu dapat dikuasai oleh mereka yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Kenapa tidak ā€¦ ??? bukankah sejarah Indonesia telah mebuktikan bahwa kita pernah dipimpin oleh mereka yang benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Dengan demikian, satu rekomendasi penulis terhadap mereka yang memilh jalan idealis hendaknya tidak bersikap a-politik. keberadaan orang-orang idealis ini dalam lembaga negara baik eksekutif, legislatif, yudikatif ataupun lembaga-lembaga independent negara diharapkan dapat memberikan warna baru dalam lingkungan-lingkungan yang telah dicemari para demagog itu. ā€¢ Jika, demagog tetap menguasai arena politik bangsa ini, jangan harap negara ini dapat maju dan jangan harap reformasi ada gunanya.