Hi semua, terima kasih sudah berkunjung kesini š Semua file yang diupload adalah materi perkuliahan. Nah... materi ini dari dosen yang dikhususkan untuk teman-teman kelas #manabeve š
Biar gampang diakses, yah masukin sini aja kanš Sekalian membantu kalian yang mungkin butuh beberapa konten dalam file-file ini.
Jangan lupa di like yah š Kalau mau dishare atau didownload PLEASE MINTA IZIN dulu oke??
Biar ngga salah paham cuyš
ASK FOR PERMISSION ā¶ itsmeroses@mail.ru
Kalau kesulitan untuk mendownload FEEL FREE untuk email ke akušššš
[DISCLAIMER] Mohon banget kalau udah didownload. Kemuadian ingin dijadikan materi atau referensi. Jangan lupa cantumkan sumbernya. Terima kasih atas pengertiannyaš
------------------------------------------------------------
Materi details :
Coming soon ")
------------------------------------------------------------
MEET CLASS FELLASš
Instagram ā¶ https://www.instagram.com/manabeve
Blog ā¶ https://manabeve.blogspot.com
Email ā¶ manabeve@gmail.com
------------------------------------------------------------
LET'S BECOME FRIENDS WITH MEš
Instagram ā¶ https://www.instagram.com/ameldiana3
Twitter ā¶ https://www.twitter.com/amlediana3
2. model
ā¢ Sebagai alat untuk menjelaskan fenomena
komunikasi, model mempermudah
penjelasannya, sekaligus juga mereduksi
fenomena komunikasi: artinya ada nuansa
komunikasi lain yang mungkin terabaikan
dan tidak terjelaskan oleh model tersebut.
14. What is Demagogā¦
ā¢ Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-
akan memperjuangkan rakyat padahal semua
itu dilakukan demi kekuasaan untuk dirinya.
Demagog biasa menipu rakyat .
15. Politik Pencitraan
ā¢ Munculnya media dalam komunikasi politik,
menggeser momen kebenaran menjadi
momen citra politik, shingga terperangkap ke
dalam permainan bebas citra. Citra yang
sebenarnya telah digantikan oleh citra
rekayasa demi kepentingan keterpilihan dalam
pesta demokrasi.
16. Demagog politik
ā¢ Demagog adalah agitator penipu yang seakan-akan
memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi
kekuasaan untuk dirinya. Demagog biasa menipu rakyat
dengan janji-janji manis agar dipilih tapi kalau sudah terpilih
tak peduli lagi pada rakyat; bahkan dengan kedudukan
politiknya sering mengatasnamakan rakyat untuk mengeruk
keuntungan (Mahfud MD). Konsep demagog sendiri lahir saat
Aristoteles dan Plato menolak sistem pemerintahan
demokrasi karena diperkirakan akan melahirkan demagog-
demagog politik. Inilah yang saat ini terjadi di Indonesia.
Media massa turut mengkonstruksi hal tersebut.
17.
18.
19. Politik pencitraan
ā¢ Kondisi tersebut akan melahirkan: Politik
pencitraan yang membantu khalayak untuk
memilih calon yang tepat. Berjalannya konsep
meritokrasi Keberpihakan media terhadap
kepentingan masyarakat, bukan kepada ekonomi
politik atau pemilik media. Menyadari bahwa kita
memasuki āthe Era of Imagologyā, citra lebih
penting daripada realitas (lifestyle ecstasy).
Perubahan pengetahuan, sikap dan perilaku yang
Trias positif demi Indonesia yang lebih Politika
bukan Koruptika.
20.
21. Dalam seminggu terakhir
suasana negeri kita sedikit
memanas karena suhu
perpolitikan meningkat
khususnya antara KPK
dengan POLRI.
26. ā¢ Percayakah kalian, jika Aristoteles dan Plato, kedua tokoh yang sangat
dekat dengan konsep demokrasi bahkan sering disebut-sebut sebagai
ākonseptor demokrasiā tidak setuju dan/atau menolak penerapan
demokrasi dalam kehidupan bernegara ā¦??? (Mahfud. MD: 2009) Kedua
tokoh ini sekitar 2500 tahun silam menyatakan bahwa demokrasi
merupakan konsep yang āberbahayaā dalam kehidupan bernegara. Plato
mengusulkan sistem aristokrasi yang dipimpin oleh seorang raja-filosof
yang biasanya mempunyai kelebihan dan visioner.
ā¢ Kenapa demikian ā¦ ??? (Mahfud. MD: 2009) Aristoteles mengatakan
demokrasi berbahaya karena berdasarkan pengalaman penerapan sistem
demokrasi Athena, terdapat para demagog yang bergentayangan dalam
sistem demokrasi. Demagog adalah agitator-penipu yang seakan-akan
memperjuangkan rakyat padahal semua itu dilakukan demi kekuasaan
dirinya. Ini sering mejadikan demokrasi menjadi sistem yang dictator-tirani
meski tampak wajah procedural yang demokratis.
27. ā¢ Para demagog, biasanya menipu rakyat dengan janji-janji yang
menjadikan rakyat menggantungkan harapan kepada mereka di
saat pelaksanaan pemilu. Namun, setelah kekuasaan berhasil diraih
para demagog, janji yang mereka sampaikan pada awal-awal proses
kampanye itu dilupakan begitu saja.
ā¢ Penulis, merupakan satu dari sekian orang yang mengagumi
Aristoteles dan Plato dengan konsep demokrasi mereka. Namun,
dalam hal klaim mereka berdua akan konsep demokrasi yang
berbehaya, penulis agak tidak sependapat.
ā¢ Demokrasi merupakan sistem yang menurut penulis paling ideal
dalam kehidupan bernegara pada zaman modern. Dengan
penerapan sistem demokrasi, setidaknya suara rakyat, hak rakyat,
dan kepentingan rakyat dapat lebih terakomodir. Bahkan menurut
Emha Ainun Najib, Demokrasi la roiba fih (tidak ada keraguan
padanya). Persoalannya adalah, merajalelanya para demagog dalam
kehidupan demokrasi ā¦ ???
28. ā¢ engenai demagog, ini dapat teratasi dengan sendirinya jika bukan
para demagog yang menguasai arena politik kita. Artinya, haruslah
arena perpolitikan kita dikuasai oleh mereka yang berintegritas,
negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar
memperjuangkan kepentingan rakyat.
ā¢ Indonesia pada awal-awal kemerdekaan, pernah dipimpin oleh
orang-orang yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner
dan benar-benar memperjuangkan kepentingan rakyat. Sehingga,
dalam catatan sejarah kita mengenal dan mengenang Soekarno,
Hatta, Sjahrir, M. Yamin, Soepomo, Mohammad Roem dan yang
lain-lain, yang mereka semua tampil menjadi pemimpin dengan
tidak menggunakan cara-cara seperti para demagog. Pada awal-
awal kehidupan bernegara bangsa Indonesia, kita dapat
meminimalisir para demagog dari percaturan politik nasional.
Namun kemudian, bagaimana dengan keadaan sekarang ā¦ ???
29. ā¢ Dewasa ini, di Indonesia para demagog yang dikatakan oleh
Aritoteles dan Plato merajalela di semua lini perpolitikan negara ini.
Baik parpol, eksekutif, legislatif ataupun mesin-mesin politik yang
lain. Mereka dengan segala kesadarannya mengumbar janji manis
untuk meraih simpati rakyat sehingga terpilih dan masuk dalam
lingkaran kekuasaan legislatif maupun eksekutif. Bahkan, tidak
sedikit dari mereka yang bergerak āatas nama rakyatā untuk
mendapatkan keuntungan pribadi. Astagfirullah ā¦
ā¢ Ada yang begitu gentar berteriak menyelamatkan negara ini dari
disintegrasi bangsa, tapi tingkah lakunya malah menjadi pemicu
disintegrasi bangsa. Ada yang ngotot dalam setiap kesempatan
meneriakkan untuk lawan para koruptor, padahal dia disinyalir
terlibat dalam daftar para koruptor.
30. ā¢ da juga para ketua-ketua partai yang berapi-api berpidato di depan konstituen, jika partai mereka
menjadi partai pemenang, negara akan makmur, sejahtera dan adil. Padahal, telah menjadi rahasia
umum bahwa dia yang berpidato sering menggadaikan idealisme partai untuk mencari keuntungan
pribadi. Bahkan, di Indonesia jalannya reformasi mulai tertatih-tertatih, jika indikatornya adalah
pemberantasan korupsi, kolusi dan nepotisme, dalam bahasa pesimis dapat penulis katakan
reformasi ātelah gagalā.
ā¢ Tidak sedikit, pada demagog ala Indonesia dalam suksesi menuju pucuk pimpinan partai politik
menggunakan cara-cara yang tidak manusiawi, kekerasan, kekuatan uang, bahkan menggadaikan
idelogi untuk mencapai kekuasaan. Yang mengenai hal ini pernah kita disuguhkan dengan wacana
nasional dimana adanya aliran dana yang mengalir cukup deras disaat suksesi Jusuf Kalla manta
Wakil Presiden RI itu dalam menuju kursi Ketua Umum Golkar, bahkan belakangan ini kita
digemparkan dengan masalah Nazarudin yang membuka adanya aliran dana yang juga cukup deras
mengalir pada saat Anas Urbanigrum menuju kursi satu Demokrat. Selain itu, mereka demagog
sering menggunakan kekuatan intervensi dari luar, baik pemerintah, atau dengan membangun
komunikasi perselingkuhan politik untuk memberikan rekomendasi partai kepada satu calon yang
akan bertarung dalam pemilihan umum jika ia menjadi ketua partai, namun konsekwensinya orang
yang akan dibeirkan rekomendasi itu harus membantu keuangannya dalam suksesi menuju pucuk
pimpinan partai politik.
31. ā¢ Politik demagogi ini menjadikan partai politik menjadi tidak responsive
dan tidak progesif dalam melihat kepentingan-kepentingan rakyat. Partai
politik berada pada lingkaran kepentingan individual dan kepentingan elit
sehingga menjadi apatis terhadap kepentingan rakyat.
ā¢ Bukan hanya itu, tidak tanggung-tanggung para demagog menggunakan
segala cara untuk meraih kekuasaan pada lini eksekutif. Kekerasan, money
politic, kekuatan etnis, bahkan saling menfitnah antara sesama demagog.
Dengan tidak mempertimbangkan unsur-unsur kemanusiaan.
ā¢ Bahkan, dibumi moluku kie raha, pernah kita ditontonkan dengan koflik
pemilukada yang paling lama di āduniaā. Konflik kekerasan yang berlarung-
larut hasil desain para demagog yang saling melawan. Dengan
menggunakan kekuatan etnis, mendesain dengan sengaja konflik antar
etnis. Wal hasil, perkelahian, permusuhan dan dendam menjadi sisa-sisa
konflik kepentingan para demagog. Setelah itu, salah satu demagog yang
berkompetisi menjadi pemenang dan berkuasa, semua janji manis yang
kemarin di janjikan dilupakan begitu saja.
32. ā¢ ini, bumi moluku kie raha kembali akan dihadapkan dengan pesta rakyat (pemilukada) di waktu
dekat. Para demagog kembali mulai menjalankan aksinya. Penanggulangan kemiskinan, perbaikan
jalan raya, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak menjadi isu sentral yang sering dijual dan
sering juga dibeli habis oleh rakyat kita yang sebagian besar āmasih sangat awamā. Namun, setelah
tujuannya tercapai, kemiskinan, pendidikan dan peningkatan taraf hidup layak tidak kunjung
berubah. Dalam kajian penulis, ada indikasi kebodohan dan kehidupan yang melarat merupakan
āmega proyek politikā para demagog, mereka takut jika rakyat sudah tidak lagi bodoh dan
menikmati kehidupan yang layak, rakyat tidak mudah dibodoh-bodohi, artinya para demagog tidak
dapat lagi membodohi rakyat dengan janji manis.
ā¢ Tidak haya janji kampanye yang mulai diwacanakan oleh tim masing-masing kandidat atau
setidaknya melalui pesan yang diselipkan dalam baliho-baliho kampanye yang dipasang pada setiap
sudut kota. Bertepatan dengan meletusnya Gung Api Gamalama sejak Desember (2011) hingga saat
ini yang menyisakan korban tidak sedikit, para demagog muali melancarkan model ākampanye
simpatikā, yang mana mereka berbondong-bondong memberikan bantuan kepada para korban
bencana merapi dengan niat mendapatkan dukungan pada Pemilukada 2013 nanti. Rasa simpati
yang seharusya dibangun diatas rasa keikhlasan bergeser menjadi selipan kepentingan politik.
33. ā¢ Ada juga, dia demagog yang selama hidupnya tidak pernah menginjakkan kaki di bumi moluku kie
raha, apalagi menaruh perhatian terhadap keadaan social, ekonomi, dan hukum yang sedang
bergejolak di bumi moluku kie raha. Tiba-tiba datang dan menjadi orang paling tahu dengan
keadaan Maluku Utara, menjadi orang yang paling bisa membawa Maluku Utara dari keadaan krisis
multidimensi yang sedang dilanda sekarang. Sok jagoan, sok tahu, sok perhatian ā¦ mungkin
demikian. Tapi itulah mereka para demagog.
ā¢ Kenapa dapat seperti ini, karena seluruh arena peprolitikan kita telah dikuasai oleh para demagog.
Untuk itu, dalam tulisan ini, penulis mengajak seluruh komponen yang menaruh perhatian dengan
keadaan bangsa kita sekarang, mari kita bersatu dan memikirkan cara, bagaimana menaruh ranjau
agar para demagog tidak dapat leluasa dalam arena perpolitikan nasional. Sehingga, arena itu
dapat dikuasai oleh mereka yang berintegritas, negarawan, pejuang, revolusioner, dan benar-benar
memperjuangkan kepentingan rakyat. Kenapa tidak ā¦ ??? bukankah sejarah Indonesia telah
mebuktikan bahwa kita pernah dipimpin oleh mereka yang benar-benar memperjuangkan
kepentingan rakyat. Dengan demikian, satu rekomendasi penulis terhadap mereka yang memilh
jalan idealis hendaknya tidak bersikap a-politik. keberadaan orang-orang idealis ini dalam lembaga
negara baik eksekutif, legislatif, yudikatif ataupun lembaga-lembaga independent negara
diharapkan dapat memberikan warna baru dalam lingkungan-lingkungan yang telah dicemari para
demagog itu.
ā¢ Jika, demagog tetap menguasai arena politik bangsa ini, jangan harap negara ini dapat maju dan
jangan harap reformasi ada gunanya.