1. Pemerintah berkewajiban meningkatkan konsumsi pangan masyarakat dengan menetapkan target konsumsi, menyediakan pangan bergizi seimbang, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi
2. Pemerintah menetapkan kebijakan untuk perbaikan gizi melalui pengayaan gizi pangan, persyaratan komposisi gizi pangan olahan, pemenuhan gizi kelompok rentan, dan peningkatan konsumsi hasil
Dokumen tersebut membahas tentang gizi dalam situasi bencana di Indonesia. Indonesia memiliki risiko tinggi terjadinya bencana karena berada di zona gempa dan gunung berapi. Bencana dapat meningkatkan risiko masalah gizi karena rusaknya infrastruktur dan ketersediaan pangan. Kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia perlu mendapat perhatian khusus. Respons gizi dalam bencana meliputi pemberian makanan,
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional Indonesia. Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan peran strategis sektor pertanian Indonesia, permasalahan dan tantangan ketahanan pangan global dan nasional, serta kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk menjamin ketersediaan dan ketahanan pangan di tingkat nasional.
Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
1. Pemerintah berkewajiban meningkatkan konsumsi pangan masyarakat dengan menetapkan target konsumsi, menyediakan pangan bergizi seimbang, dan meningkatkan pengetahuan masyarakat tentang gizi
2. Pemerintah menetapkan kebijakan untuk perbaikan gizi melalui pengayaan gizi pangan, persyaratan komposisi gizi pangan olahan, pemenuhan gizi kelompok rentan, dan peningkatan konsumsi hasil
Dokumen tersebut membahas tentang gizi dalam situasi bencana di Indonesia. Indonesia memiliki risiko tinggi terjadinya bencana karena berada di zona gempa dan gunung berapi. Bencana dapat meningkatkan risiko masalah gizi karena rusaknya infrastruktur dan ketersediaan pangan. Kelompok rentan seperti balita, ibu hamil, dan lansia perlu mendapat perhatian khusus. Respons gizi dalam bencana meliputi pemberian makanan,
Intervensi Konsumsi Pangan dan Gizi mendiskusikan 7 jenis intervensi gizi yang umum digunakan untuk menangani masalah gizi, yaitu pemberian makanan tambahan, pendidikan gizi, fortifikasi, makanan formula, subsidi harga, produksi pertanian, dan program terpadu. Dokumen ini juga menjelaskan proses perencanaan intervensi gizi mulai dari diagnosis masalah, penentuan sasaran, tujuan intervensi, hingga evaluasi program.
Dokumen tersebut membahas tentang penerapan Hazard Analysis Critical Control Point (HACCP) pada pengolahan sup terang bulan di Instalasi Gizi Rumah Sakit Umum Prof. Dr. Margono Soekarjo Purwokerto. Secara garis besar dibahas mengenai latar belakang masalah keamanan pangan, tujuan penelitian untuk menentukan titik pengendalian kritis dan batas kritis dalam penerapan HACCP, serta manfaat penelitian bagi instansi dan peneliti
Dokumen tersebut membahas tentang kebijakan pangan dan ketahanan pangan nasional Indonesia. Ringkasannya adalah bahwa dokumen tersebut menjelaskan peran strategis sektor pertanian Indonesia, permasalahan dan tantangan ketahanan pangan global dan nasional, serta kebijakan-kebijakan yang diambil pemerintah Indonesia untuk menjamin ketersediaan dan ketahanan pangan di tingkat nasional.
Konseling gizi termasuk kedalam salah satu mata kuliah prodi gizi yaitu mata kuliah psikologi gizi, didalam konseling gizi terdapat hal-hal yang perlu diperhatikan saat melakukan konseling. semoga ppt ini bisa membantu
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kualitas protein pada makanan. Faktor yang menentukan nilai gizi protein antara lain daya cerna dan kandungan asam amino esensial. Beberapa metode evaluasi mutu protein dijelaskan seperti nilai biologis, net protein utilization, protein efficiency ratio, dan skor kimia berdasarkan kandungan asam amino. Contoh perhitungan beberapa metode penilaian juga dijelaskan.
Dokumen ini membahas tentang penyusunan dan perencanaan menu berdasarkan gizi seimbang, meliputi pengertian menu dan perencanaan menu, faktor yang mempengaruhinya, langkah-langkah penyusunan menu, serta contoh penyusunan menu untuk seseorang berdasarkan hitungan kebutuhan energi dan zat gizinya.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi balita dan anak sekolah. Ia menjelaskan karakteristik, kebutuhan gizi, masalah gizi yang sering dihadapi, sumber zat gizi penting, dan contoh menu untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
Teks tersebut membahas penggunaan program NutriSurvey untuk menganalisis kandungan gizi makanan. NutriSurvey memungkinkan pengguna untuk menambahkan database makanan Indonesia, menghitung nilai gizi berbagai makanan dan menu, serta menilai tingkat kecukupan gizi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia.
Surveilans gizi bertujuan untuk memantau masalah dan program gizi secara terus menerus agar dapat mengambil tindakan segera. Dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data gizi secara sistematis, lalu menyebarkan hasilnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai target RPJMN 2014 yaitu menurunkan angka gizi kurang dan stunting pada balita. Pelaksanaan surveilans gizi di
1. Masalah kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, terlihat dari persentase bayi lahir dengan berat badan rendah dan balita dengan tinggi badan kurang;
2. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, dan berdampak jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan anak;
3. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mel
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan dengan subsistem distribusi di Sumatra Selatan. Ketahanan pangan merupakan hasil interaksi dari berbagai subsistem seperti ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Distribusi pangan merupakan subsistem penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata dan stabil. Tujuan pengembangan distribusi pangan antara lain meningkatkan pemerataan ketersediaan dan kestabilan harga pangan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman menuju gizi seimbang dengan menjelaskan bahwa tubuh perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi seimbang untuk mencapai kesehatan optimal. Pedoman Gizi Seimbang Indonesia (PUGS) digunakan sebagai acuan konsumsi makanan seimbang, dan menjelaskan sumber zat gizi utama serta 13 pesan dasarnya. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan kebutuhan gizi sese
Slogan kampanye "Sehat 5 Sempurna" menganjurkan porsi makan yang seimbang di piring, dengan karbohidrat dan protein masing-masing 50% dan buah serta sayuran 50% berikutnya, serta membatasi gula, garam, dan lemak. Kampanye ini juga menganjurkan minum air putih yang cukup dan mengkonsumsi protein nabati untuk mendukung gaya hidup sehat.
Paragraf latar belakang menjelaskan masalah pangan dan gizi utama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, balita, remaja, dan lansia di tingkat dunia, nasional, dan daerah. Mencakup akibat jangka pendek dan panjang dari setiap masalah dengan mencantumkan referensi. Ditutup dengan kondisi umum pangan dan gizi di desa/kelurahan.
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Pemerintah berkomitmen menurunkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama 2020-2024 dengan target stunting 14% dan wasting 7% pada 2024. Upaya yang dilakukan meliputi program gizi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak hingga usia 2 tahun serta remaja puteri, serta penguatan sistem surveilans, edukasi masyarakat, dan keterlibatan pemerintah daerah. Sasaran strategis pembinaan
Manajemen bencana dan kedaruratan meliputi upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Kegiatan tanggap darurat mencakup manajemen dan koordinasi, perlindungan korban, logistik, penampungan, air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pelayanan masyarakat.
Dokumen tersebut membahas tentang penilaian kualitas protein pada makanan. Faktor yang menentukan nilai gizi protein antara lain daya cerna dan kandungan asam amino esensial. Beberapa metode evaluasi mutu protein dijelaskan seperti nilai biologis, net protein utilization, protein efficiency ratio, dan skor kimia berdasarkan kandungan asam amino. Contoh perhitungan beberapa metode penilaian juga dijelaskan.
Dokumen ini membahas tentang penyusunan dan perencanaan menu berdasarkan gizi seimbang, meliputi pengertian menu dan perencanaan menu, faktor yang mempengaruhinya, langkah-langkah penyusunan menu, serta contoh penyusunan menu untuk seseorang berdasarkan hitungan kebutuhan energi dan zat gizinya.
Dokumen tersebut membahas tentang gizi balita dan anak sekolah. Ia menjelaskan karakteristik, kebutuhan gizi, masalah gizi yang sering dihadapi, sumber zat gizi penting, dan contoh menu untuk memenuhi kebutuhan gizi mereka.
GIZI DEWASAdan LANSIA
USIA DEWASA
Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
(Permenkes RI) nomor 41 Tahun 2014 tentang pedoman gizi seimbang usia dewasa dalam status gizi menggunakan Indeks Massa Tubuh (IMT) bagi usia >18 tahun
Klasifikasi Indeks Masa Tubuh untuk INDONESIA menurut DEPKES:
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KONSUMSI PANGAN
FAKTOR YANG MEMENGARUHI KEBUTUHAN GIZI USIA DEWASA(1) Usia Tahap Perkembangan
Langkah-langkah Penyusunan Menu Gizi Seimbang
Penyebab, kerugian, dan Solusi Masalah Berat Badan
Permasalahan Gizi dan Penyakit Tidak MenularUsia Dewasa
PENUAAN
Efek Penuaan TerhadapFungsi Fisiologis
Teori Penuaan danPembatasan Energi
10 Penyakit Terbanyak pada Lansia Tahun 2013
Kelompok Lansia BERISIKO yang rentan dalam hal Gizi
Zat Gizi dengan Risiko Asupan tidak Adekuat
Pengkajian Gizi pada Lansia
Kapasitas Fungsional
Grafik Hipotesis dari Kapasitas Fungsional
Grafik Kapasitas Fungsional dan Kapasitas Intrinsik
Teks tersebut membahas penggunaan program NutriSurvey untuk menganalisis kandungan gizi makanan. NutriSurvey memungkinkan pengguna untuk menambahkan database makanan Indonesia, menghitung nilai gizi berbagai makanan dan menu, serta menilai tingkat kecukupan gizi berdasarkan Angka Kecukupan Gizi Indonesia.
Surveilans gizi bertujuan untuk memantau masalah dan program gizi secara terus menerus agar dapat mengambil tindakan segera. Dilakukan dengan mengumpulkan, mengolah, dan menganalisis data gizi secara sistematis, lalu menyebarkan hasilnya. Hal ini dimaksudkan untuk mencapai target RPJMN 2014 yaitu menurunkan angka gizi kurang dan stunting pada balita. Pelaksanaan surveilans gizi di
1. Masalah kekurangan gizi di Indonesia masih tinggi, terlihat dari persentase bayi lahir dengan berat badan rendah dan balita dengan tinggi badan kurang;
2. Stunting atau gagal tumbuh pada anak disebabkan oleh kekurangan gizi kronis, terutama pada Seribu Hari Pertama Kehidupan, dan berdampak jangka pendek maupun panjang bagi perkembangan anak;
3. Upaya pencegahan dan penanggulangan stunting mel
Dokumen tersebut membahas tentang ketahanan pangan dengan subsistem distribusi di Sumatra Selatan. Ketahanan pangan merupakan hasil interaksi dari berbagai subsistem seperti ketersediaan, distribusi, dan konsumsi pangan. Distribusi pangan merupakan subsistem penting untuk memenuhi kebutuhan pangan masyarakat secara merata dan stabil. Tujuan pengembangan distribusi pangan antara lain meningkatkan pemerataan ketersediaan dan kestabilan harga pangan.
Dokumen tersebut memberikan pedoman menuju gizi seimbang dengan menjelaskan bahwa tubuh perlu mengkonsumsi makanan yang mengandung zat gizi seimbang untuk mencapai kesehatan optimal. Pedoman Gizi Seimbang Indonesia (PUGS) digunakan sebagai acuan konsumsi makanan seimbang, dan menjelaskan sumber zat gizi utama serta 13 pesan dasarnya. Dokumen ini juga menjelaskan cara menentukan kebutuhan gizi sese
Slogan kampanye "Sehat 5 Sempurna" menganjurkan porsi makan yang seimbang di piring, dengan karbohidrat dan protein masing-masing 50% dan buah serta sayuran 50% berikutnya, serta membatasi gula, garam, dan lemak. Kampanye ini juga menganjurkan minum air putih yang cukup dan mengkonsumsi protein nabati untuk mendukung gaya hidup sehat.
Paragraf latar belakang menjelaskan masalah pangan dan gizi utama pada kelompok rentan seperti ibu hamil, menyusui, balita, remaja, dan lansia di tingkat dunia, nasional, dan daerah. Mencakup akibat jangka pendek dan panjang dari setiap masalah dengan mencantumkan referensi. Ditutup dengan kondisi umum pangan dan gizi di desa/kelurahan.
Rangkuman dokumen tersebut adalah: Pemerintah berkomitmen menurunkan stunting dan wasting sebagai sasaran utama 2020-2024 dengan target stunting 14% dan wasting 7% pada 2024. Upaya yang dilakukan meliputi program gizi untuk ibu hamil, menyusui, dan anak hingga usia 2 tahun serta remaja puteri, serta penguatan sistem surveilans, edukasi masyarakat, dan keterlibatan pemerintah daerah. Sasaran strategis pembinaan
Manajemen bencana dan kedaruratan meliputi upaya pencegahan, mitigasi, kesiapsiagaan, tanggap darurat, pemulihan, rehabilitasi, dan rekonstruksi sebelum, saat, dan sesudah terjadinya bencana. Kegiatan tanggap darurat mencakup manajemen dan koordinasi, perlindungan korban, logistik, penampungan, air bersih, sanitasi, kesehatan, dan pelayanan masyarakat.
This document provides an overview of semantics and pragmatics, discussing their similarities and differences. Both are subfields of linguistics that deal with meaning, but semantics focuses on literal word and sentence meanings, while pragmatics examines how context contributes to meaning. Key differences include pragmatics considering social and situational contexts versus just text for semantics. Theories like Grice's implicature and Austin's sense and force further separated the fields by highlighting how pragmatics examines implied versus literal meanings and how utterances can perform actions.
The document discusses different dimensions of meaning in language including reference and denotation, connotation, sense relations between words, morphemes as the smallest units of word formation, polysemy and homonymy where similar sounding words have different meanings versus a single word with multiple meanings, lexical ambiguity where a word can have multiple meanings, and how the meanings of words combine at the sentence level. It was written by MegaWati and focuses on semantic and pragmatic aspects of meaning.
This document discusses several key aspects of semantics and pragmatics, including:
1) It examines different definitions and perspectives of meaning, such as dictionary definitions, descriptivism, and what linguists consider.
2) It explores how meaning can be analyzed through semantic relationships like synonyms, antonyms, entailment, and semantic features or components of words.
3) It discusses how pragmatics considers intended speaker meaning and how the same words or phrases can take on different meanings depending on the context and speech acts.
Writing True/False, Binary Choice, and Interpretive Exercises Test ItemsMr. Ronald Quileste, PhD
In this presentation, the pre-service teachers are taught what are these types of pen-and-paper tests, disadvantages and advantages, as well as the rules on how to write them.
The document discusses microteaching and teacher education. It defines microteaching as a scaled-down teaching experience used to practice specific teaching skills. Microteaching allows pre-service teachers to focus on skills like lesson planning, questioning techniques, and classroom management in a low-stakes environment. The document also outlines the four components of teacher education: general education, subject preparation, general professional education, and specialized professional education. Microteaching is presented as a technique within professional education that allows new teachers to develop their instructional skills before full-time teaching.
Semantics is the study of meaning in language. It deals with the literal meanings of words and sentences and the relationship between linguistic forms and what they refer to in the world. Pragmatics is concerned with how language is used in context between speakers. It examines how more is communicated than what is literally said. Theories of semantics and pragmatics have included meaning as naming, concepts, behavior, and truth conditions. Pragmatics also examines speech acts, relevance theory, cooperation principles, and argumentation. Both fields are important for understanding how meaning is constructed and communicated through language.
The document discusses teaching skills, microteaching, and how teachers can improve their teaching abilities. It states that teaching is facilitating learning through establishing harmonious relationships between teacher, student, and subject. Microteaching is introduced as a technique used to help teachers master teaching skills through practicing short lessons with feedback. The key aspects of microteaching are the cycle of plan, teach, feedback, re-plan, re-teach, re-feedback and its use of modeling, feedback, controlled setting, and skill integration to improve teaching abilities.
Contoh RPP Bahasa Inggris kurikulum 2013 versi PLPGtotok aris
Rencana pelaksanaan pembelajaran (RPP) ini membahas tentang pembelajaran Bahasa Inggris untuk siswa kelas VII tentang mendeskripsikan tempat-tempat umum di kota. RPP ini mencakup kompetensi dasar, indikator, tujuan, materi, metode, dan langkah pembelajaran serta penilaian.
The document discusses key concepts in pragmatics including context, inference, implicature, speech acts, and Grice's cooperative principle. Context guides pragmatic meaning and inference beyond literal semantics. Speech acts are social actions performed through language that depend on felicity conditions. Grice proposed conversational maxims of quality, quantity, relation, and manner to describe cooperative frameworks underlying conversations. Speakers can flout maxims to generate implicatures for purposes like sarcasm or diplomacy.
Learning About the Future of Marketing at INBOUND16Jim MacLeod
HubSpot's 5th annual INBOUND marketing conference brought global marketing experts together to teach 19,000 attendees the keys to tomorrow's Marketing.
Microteaching involves teaching short lessons (5-7 minutes) to small groups of students (6-10) to practice and improve teaching skills. The microteaching cycle includes planning a micro lesson, teaching it, receiving peer feedback, revising the lesson, reteaching to another group, and getting additional feedback. This allows pre-service and in-service teachers to develop skills like introducing topics, questioning techniques, explanations, and engaging students. Microteaching helps teachers identify strengths and weaknesses to continuously improve their teaching abilities.
This presentation is intended for Daycare teachers and Early Childhood Education major pre-service teachers. This will guide you on the "what" of assessment in the context of ECCD. In short, the basics.
Microteaching introduction with example of lesson planGladys Rivera
Microteaching is a teaching simulation exercise that originated at Stanford University in the 1960s. It provides immediate feedback to help teachers practice and improve their skills. During microteaching, teachers prepare and deliver a short lesson on a topic relevant to undergraduate students. Lessons should be narrowly focused and last 8-10 minutes. The process allows teachers to develop their skills in a supportive environment and learn from observing other teachers.
This document discusses semantics, or the meaning of language. It covers lexical semantics including word meanings and relationships like synonyms, antonyms, and polysemy. It also discusses sentential semantics and how meaning is constructed from larger syntactic units. Conceptual and associative meanings are described. Lexical relations like hyponymy and homophony are explained. The document concludes by discussing semantic features, roles, and references used in semantic analysis.
Memahami konsep sistem ketahanan panganriri_hermana
a. Ketahanan pangan merupakan kondisi ketika semua orang memiliki akses fisik, sosial, dan ekonomi terhadap pangan yang cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi kebutuhan gizi guna hidup yang sehat dan produktif.
b. Tercapainya ketahanan pangan membutuhkan terpenuhinya beberapa subsistem seperti ketersediaan, akses, penyerapan, stabilitas pangan, dan status gizi masyarakat.
c
Dokumen tersebut membahas tentang konsep ketahanan pangan di Indonesia. Secara garis besar, ketahanan pangan didefinisikan sebagai kondisi di mana terpenuhinya kebutuhan pangan rumah tangga dalam hal jumlah, mutu, keamanan, ketersediaan, dan aksesibilitas. Untuk mencapai ketahanan pangan, diperlukan upaya meningkatkan produksi, distribusi, dan konsumsi pangan secara berkelanjutan.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya ketahanan pangan yang berdaulat dan mandiri di Indonesia, dengan menjelaskan tantangan-tantangan ketahanan pangan nasional dan lingkup lembaga terkait dalam penyelenggaraan ketahanan pangan."
Seminar ini membahas strategi penguatan ketahanan pangan di Kalimantan Timur dengan mengembangkan komoditas unggulan. Dibahas tantangan ketahanan pangan seperti pertumbuhan penduduk dan tekanan globalisasi serta rekomendasi seperti meningkatkan produksi, distribusi, dan konsumsi pangan yang berkelanjutan.
Kedaulatan pangan adalah kosa kata baru di kebijakan Indonesia, dan kita belum paham benar, juga belum satu suara. Yuk mari kita mantapkan apa pengertian dan mau kemana kita dengan kedaulatan pangan.
Ilmu gizi mempelajari hubungan antara makanan, kesehatan, dan tubuh. Faktor-faktor seperti kandungan gizi makanan, penanganan, penyimpanan, dan pengolahan berpengaruh terhadap kualitas makanan sebagai sumber zat gizi. Status gizi dapat berupa kecukupan, kurang, atau lebih gizi, yang berdampak pada pembangunan sumber daya manusia.
Dokumen tersebut membahas tentang pangan dan gizi, meliputi pengertian, tujuan program, kebijakan, dan analisis status pangan serta gizi. Secara ringkas, dokumen tersebut menjelaskan bahwa pangan dan gizi saling berhubungan, di mana pangan menyediakan zat gizi yang diperlukan tubuh. Pemerintah telah menetapkan berbagai program dan kebijakan untuk meningkatkan ketahanan pangan dan status gizi masy
Peranan penyuluhan pertanian dan ketahanan panganHerry Mulyadie
Dokumen tersebut membahas tentang peranan penyuluhan pertanian dalam ketahanan pangan dan era globalisasi. Penyuluhan bertujuan untuk membantu petani mengambil keputusan sendiri dengan menambah pilihan mereka dan menolong mereka memahami konsekuensi dari setiap pilihan. Penyuluhan juga bertujuan untuk membangun sumber daya manusia di bidang pertanian.
Dokumen tersebut membahas penanganan gizi pada situasi bencana di Indonesia. Secara singkat, dokumen menjelaskan tentang kelompok rentan yang berisiko tinggi terhadap masalah gizi pada bencana, pendekatan klaster dan peran ahli gizi dalam merespons bencana, serta langkah-langkah penanganan gizi pra-bencana, selama tanggap darurat, dan pasca-bencana.
Dokumen tersebut membahas tentang pentingnya penguatan ketahanan pangan daerah untuk mendukung ketahanan pangan nasional. Beberapa poin penting yang diangkat adalah perlunya pendekatan khusus daerah dalam menjamin ketahanan pangan mengingat kondisi setiap daerah berbeda, serta peran pemerintah daerah dalam mewujudkan ketahanan pangan daerah.
Similar to Ketahanan pangan dan gizi dalam situasi darurat (20)
2. PENYUSUN
• Fifi Rahmawati 25010112130298
• Nikita Rizky 25010112140299
• Tian Novita A 25010112110300
• Corry Wahyuni H 25010112110302
• Shallichah Talita 25010112140303
• Virnanda Adani 25010112110304
• Nurul Fitria 25010112130305
• Awanis Farisa S 25010112140306
• Dhenok Citra P 25010112130307
• Rohmah Kusuma P 25010112130308
3. Akses terhadap pangan dan pemeliharaan
status gizi yang memadai merupakan hal
penentu penting dalam kelangsungan hidup
masyarakat yang berhasil selamat dalam kondisi
bencana. Orang-orang yang terkena dampak
biasanya sudah berada di dalam kondisi kronis
kekurangan gizi saat bencana melanda.
4. Ketahanan pangan ada ketika semua
orang, di setiap saat, memiliki akses secara fisik,
sosial dan ekonomi terhadap pangan yang
cukup, aman, dan bergizi untuk memenuhi
kebutuhan pangan dan preferensi pangan yang
dibutuhkan untuk hidup aktif dan sehat. Dalam
definisi ini, dalam ketahanan pangan terdapat
tiga komponen yaitu Ketersediaan, Akses, dan
Pemanfaatan.
5. Standar Ketahanan Pangan 1 :
Ketahanan Pangan Umum
Setiap orang memiliki hak untuk
mendapatkan bantuan kemanusiaan yang
menjamin kelangsungan hidup mereka dan
menjunjung tinggi martabat mereka, dan sejauh
mungkin mencegah penurunan atau pun
hilangnya aset mereka serta sedapat mungkin
membantu ketahanan mereka.
7. Tujuan pembagian pangan untuk
memastikan bahwa orang-orang memiliki akses
yang aman untuk mendapatkan pangan dengan
mutu dan jumlah yang memadai, dan memiliki
sarana untuk mempersiapkan dan
mengonsumsinya dengan aman.
8. Standar Ketahanan Pangan – Pembagian
Pangan 1 : Kebutuhan Gizi Umum
Memastikan kebutuhan gizi penduduk
yang terkena bencana – termasuk yang paling
berisiko, dapat terpenuhi. Apabila orang tidak
memiliki akses terhadap pangan sama sekali,
rasio pembagian harus memenuhi persyaratan
gizi total. Perkiraan yang disepakati harus
ditetapkan berdasarkan jumlah rata-rata
makanan yang dapat diakses oleh penduduk
yang terkena dampak bencana.
9. Ketahanan Pangan – Standar Pemberian
Makanan 2 : Kecocokan dan Penerimaan
Makanan yang disediakan cocok dan dapat
diterima sehingga dapat digunakan secara
berdaya guna dan tepat guna di tingkat rumah
tangga. Di saat nilai gizi adalah pertimbangan
utama ketika memilih persediaan makanan,
bahan yang dipilih harus dikenali oleh penerima
dan konsisten dengan tradisi agama dan budaya
setempat.
10. Standar Ketahanan Pangan – Pembagian
Makanan 3 : Mutu dan Keamanan Makanan
Pembagian makanan harus layak
dikonsumsi oleh manusia dengan mutu yang
sesuai. makanan harus sesuai dengan standar
makanan dari pemerintah penerima dan/atau
standar Codex Alimentarius dalam hal mutu,
pengemasan, pelabelan, dan “kesegaran bahan
makanan”.
11. Ketahanan Pangan – Standar Pembagian
Makanan 4 : Pengelolaan Rantai Pasokan (SCM)
Bahan dan biaya terkait dikelola dengan
baik menggunakan sistem yang tidak memihak,
transparan, dan responsif. Supply chain
management (SCM) harus sangat kuat dan
dapat dipertanggungjawabkan – sebab hidup
dapat saja menjadi taruhannya dan pangan
adalah hal yang paling penting di saat kondisi
tanggap darurat.
12. Standar Ketahanan Pangan – Pembagian
Pangan 5 : Sasaran dan Penyaluran
Metode penyaluran makanan untuk
tanggap darurat dilakukan dengan tepat waktu,
transparan dan aman, mendukung martabat dan
sesuai dengan kondisi setempat. makanan harus
disasar untuk diberikan kepada masyarakat yang
paling membutuhkan, rumah tangga dengan
kondisi pangan yang paling rawan, dan orang-perorangan
yang menderita kurang gizi.
13. Standar Ketahanan Pangan – Pembagian
Makanan 6 : Penggunaan Makanan
Makanan disimpan, disiapkan, dan
dikonsumsi dengan cara yang aman dan tepat di
tingkat rumah tangga dan komunitas. Bencana
dapat mengganggu praktik kebersihan normal
seseorang. Mungkin perlu untuk meningkatkan
kebersihan makanan dan secara aktif
mendukung langkah-langkah yang sesuai
dengan keadaan dan pola penyakit setempat.
15. Pembagian uang tunai dan kupon
merupakan dua bentuk bantuan : pembagian
uang tunai dapat menyediakan uang untuk
orang-orang, pembagian kupon memberikan
kupon agar orang-orang dapat membeli jumlah
pasti dari suatu produk tertentu misalnya
makanan (kupon berbasis bahan) atau nilai
moneter tetap (kupon berbasis nilai).
16. Standar Ketahanan Pangan – Pembagian Uang
Tunai dan Kupon 1 : Akses ke Barang dan
Layanan yang Tersedia
Uang tunai dan kupon dianggap sebagai
cara untuk memenuhi kebutuhan dasar dan
untuk melindungi dan membangun kembali
sumber mata pencarian. Uang tunai dan kupon
adalah mekanisme untuk mencapai tujuan yang
diinginkan, bukan sebagai suatu intervensi yang
berdiri sendiri.
18. Standar Ketahanan Pangan – Sumber
Mata Pencaharian 1 : Produksi Utama
Produksi utama harus dilindungi dan
didukung, untuk menjadi layak, produksi
makanan strategis harus memiliki kesempatan
untuk berkembang secara memadai. Hal ini
mungkin akan dipengaruhi oleh berbagai
faktor,antara lain: akses ke sumber daya alam
yang cukup, tingkat keterampilan dan
kemampuan, ketersediaan tenaga kerja, dan
ketersediaan akses.
19. Standar Ketahanan Pangan – Mata Pencaharian
2: Tenaga Kerja dan Pendapatan
Tenaga kerja dan pendapatan merupakan
strategi untuk penghidupan yang layak,
perempuan dan laki-laki memiliki akses yang
sama terhadap peluang pendapatan yang
sesuai. Tanggap darurat menyediakan
kesempatan kerja yang sama untuk perempuan
dan laki-laki dan tidak berpengaruh negatif
terhadap pasar lokal atau berdampak negatif
terhadap kegiatan mata pencaharian normal.
20. Standar Ketahanan Pangan – Mata
Pencaharian 3 : Akses Pasar
Perlindungan dan promosi keamanan
akses untuk penduduk terkena dampak bencana
pergi ke pasar untuk mendapatkan barang dan
layanan/jasa sebagai produsen, konsumen, dan
pedagang.
REFERENSI : SPHERE HANDBOOK 2011