1. KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kita ucapkan pada Tuhan YME, berkat
karuniaNya sehingga kami dapat menyelesaikan tugas ilmu
gizi tentang gastrointestinal. Adapun tujuan dari pembuatan
tugas ini adalah untuk memenuhi tugas yang diberikan oleh
dosen pembimbing dan menambah wawasan kita tentang gizi
khususnya tentang diet gastrointestinal
Dalam menyelesaikan tugas ini penulis mengucapakan
terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu baik
secara langsung maupun tidak langsung.
Penulis menyadari bahwa tugas ini masih jauh dari
kesempurnaan, oleh karena itu kritik dan saran dari semua
pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi
kesempurnaan tugas ini.
2. DAFTAR ISI
• Kata Pengantar.........................................................1
• Daftar Isi..................................................................2
• Pendahuluan............................................................4
Pengertian..............................................................6
Tujuan.....................................................................7
• Diet Sal.Cerna Atas...................................................8
Diet Disfagia...........................................................8
Diet Pasca-Hematemesis-melena.........................12
Diet Penyakit Lambung.........................................17
Macam-macam Diet Lambung.............................18
3. • Diet Sal.Cerna Bawah..................................21
Diet Penyakit Usus Inflamatorik .............21
Diet Penyakit Divertikular........................24
• Daftar Pustaka............................................29
• Nama Kelompok.........................................30
4. PENDAHULUAN
Diet Dalam kamus Gizi Pelengkap Kesehatan
Keluarga 2009 keluaran
Persatuan Ahli Gizi Indonesia (Persagi), Diet memiliki
arti sebagai pengaturan
pola dan konsumsi makanan serta minuman yang
dilarang, dibatasi jumlahnya,
dimodifikasi, atau diperolehkan dengan jumlah tertentu
untuk tujuan terapi
penyakit yang diderita, kesehatan, atau penurunan
berat badan .
5. Oleh karena itu Diet dapat di defenisikan sebagai
usaha seseorang dalam mengatur pola makan dan
mengurangi makan untuk mendapatkan berat badan
yang ideal.
Gastrointestinal adalah merupakan suatu saluran
pencernaan yang panjangnya sekitar 9 meter mulai
dari mulut sampai anus, meliputi oropharing,
esophagus, stomach(lambung), usus halus dan usus
besar.
6. Pengertian Diet Gastrointestinal
Diet gastrointertinal adalah mengatur pola asupan
nutrisi dan gizi yang seimbang pada saluran
pencernaan, sehingga makanan tersebut mudah
dicerna dan menghasilkan energi.
7. Tujuan Diet Gastrointestinal
Diet Gastrointestinal bertujuan untuk mengatur
jalannya saluran pencernaan yang berfungsi untuk
mencerna makanan, mengabsorpsi zat-zat gizi, dan
mengekskresikan sisa-sisa pencernaan, sehingga
asupan nutrisi yang masuk dapat seimbang dengan
nutrisi yang keluar. Pada diet gastrointestinal
mencakup lambung,usus halus, dan usus besar.
Menurut lokasinya, penyakit saluran cerna dibagi
dalam dua kelompok, yaitu penyakit saluran cerna
atas dan bawah.
8. Diet Penyakit Saluran Cerna Atas
A. Diet Disfagia
Disfagia adalah kesulitan menelan karna adanya
gangguan aliran makanan pada saluran cerna. Hal
ini dapat terjadi karena kelainan sistem saraf
menelan, pascastroke, dan adanya masa atau tumor
yang menutupi saluran cerna.
9. 1. Tujuan Diet Disfagia
a. Menurunkan resiko aspirasi akibat masuknya
makanan ke dalam saluran pernapasan.
b. Mencegah dan mengoreksi defisiensi zat gizi dan
cairan.
2. Syarat-syarat diet disfagia
a. Cukup energi, protein, dan zat gizi lainnya.
b. Mudah dicerna, porsi makanan kecil, dan sering
diberikan.
c. Cukup cairan.
lanjutan...
10. d. Makanan diberikan secara bertahap dimulai dari
makanan saring hingga makanan lunak.
e. Makanan cair jernih tidak diberikan karena
sering menyebabkan tersedak atau aspirasi.
f. Cara pemberian makanan dapat per oral atau
melalui pipa(selang).
11. 3. Macam-macam Diet Diasfagia dan Indikasi
Pemberian.
Disfagia dapat terjadi pada lansia, adanya gangguan
saraf menelan, tumor esofagus, dan pascastroke.
Bentuk makanan bergantung pada cara pemberian.
Bila diberikan melalui pipa, makanan diberikan dalam
bentuk makanan cair penuh, bila diberikan per oral
maka makanan diberikan dalam bentuk makanan
cair kental, saring, atau lunak.
12. B. Diet Paca-Hematemesis-Melena
Hematemesis-melena adalah keadaan muntah dan
buang air besar berupa darah akibat luka atau
kerusakan pada saluran cerna.
1. Tujuan diet pasca-hematemesi-melena
a. Memberikan makanan secukupnya yang
memungkinkan istirahat pada saluran
cerna, mengurangi resiko perdarahan ulang dan
mencegah aspirasi(tersedak).
b. Mengusahakan keadaan gizi sebaik mungkin.
13. 2. Syarat-syarat Diet Pasca-Hematemesis-melena.
a. Tidak merangsang saluran cerna.
b. Tidak meninggalkan sisa.
c. Pada fase akut dapat diberikan makanan
parenteral saja selama 24 jam sampai 48 jam
untuk mengistirahatkan lambung.
3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Diet diberikan dalam bentuk makanan cair jernih tiap
2-3 jam pascaperdarahan. Nilai gizi makanan ini
sangat rendah sehingga diberikan selama 1-2 hari
saja.
14. C. Diet Penyakit Lambung
Penyakit lambung atau gastrointestinal meliputi
gastritis akut dan kronis, ulkus peptikum,pasca
operasi lambung yang sering dikuti dengan”Dumping
syndrome”dan kanker lambung. Gangguan
gastrointestinal sering dihubungkan dengan emosi
atau psikoneurosis atau makan terlalu cepat karena
kurang dikunyah serta terlalu banyak merokok.
Gangguan gastrointestinal sering dihubungkan
dengan emosi atau psikoneurosis atau makan terlalu
cepat karena kurang dikunyah serta terlalu banyak
merokok.
15. 1. Tujuan Diet Penyakit Lambung
Untuk memberikan makanan dan cairan secukupnya
yang tidak memberatkan lambung serta mencegah
dan menetralkan sekresi asam lambung yang
berlebihan.
2. Syarat Diet penyakit Lambung
a. Mudah cerna, porsi kecil, dan sering diberikan.
b. Energi dan protein cukup, sesuai kemampuan
individu untuk menerimanya.
lanjutan...
16. c. Lemak rendah, yaitu 10-15% dari kebutuhan
energi total yang ditingkatkan secara bertahap
hingga sesuai dengan kebutuhan.
d. Rendah serat, terutama serat tidak larut air yang
ditingkatkan secara bertahap.
e. Cairan cukup, terutama bila ada muntah.
f. Tidak mengandung bahan makanan atau bumbu
yang tajam,baik secara termis, mekanis, maupun
kimia (disesuaikan dengan daya terima
perorangan).
lanjutan...
17. g. Laktosa rendah bila ada gejala intoleransi laktosa;
umumnya tidak dianjurkan minum susu terlalu
banyak.
h. Makan secara perlahan dilingkungan yang
tenang.
i. Pada fase akut dapat diberikan makanan
parenteral saja selama 24-48 jam untuk memberi
istirahat pada lambung.
18. Macam-macam Diet
1. Diet Lambung I
Diet lambung ini diberikan kepada pasien gastritis
akut, ulkus peptikum, pasca pendarahan, dan tifus
abdominalis berat. Makanan diberikan dalam
bentuk saring, makan diberikan setiap 3 jam selama
1-2 hari saja karena membosankan serta kurang
energi, zat besi, tiamin, dan vitamin c.
19. 2. Diet Lambung II
Diet ini diberikan sebagai perpindahan dari Diet
Lambung I, Kepa pasien dengan ulkus peptikum
atau gastritis kronis dan tifus abdominalis ringan.
Makan berbentuk lunak, porsi kecil serta diberikan
berupa 3 kali makanan lengkap dan 2-3 kali
makanan selingan. Makanan ini cukup energi,
protein, vitamin C, tetapi kurang tiamin.
20. 3. Diet Lambung III
Diet lambung ini sebagai perpindahan dari Diet
Lambung II, pada pasien dengan ulkus peptikum,
gastritis kronik, atau tifus abdominalis yang hampir
sembuh. Makanan berbentuk lunak atau bisa
bergantung pada toleransi pasien. Makanan ini
cukup energi dan zat gizi lainnya.
21. Diet Penyakit Saluran Cerna Bawah
A. Diet Penyakit Usus Inflamatorik (Inflammatory
Bowel Disease)
penyakit usus inflamatorik adalah peradangan
terutama pada ileum dan usus besar dengan gejala
diare, disertai darah, lendir, nyeri abdomen, berat
badan berkurang, nafsu makan berkurang, demam,
dan kemugkinan terjadi steatorea (adanya lemak
dalam fases)
22. 1. Tujuan Diet Penyakit Usus Inflamatorik
a. Memperbaiki ketidak seimbangan cairan dan
elektrolit.
b. Mengganti kehilangan zat gizi dan memperbaiki
status gizi kurang
c. Mencegah iritasi dan inflamasi lebih lanjut.
d. Mengistirahatkan usus pada masa akut.
2. Syarat Diet Penyakit Usus Inflamatorik
a. Pada fase akut dianjurkan berpuasa dan diberikan
makanan secara parenteral saja.
lanjutan...
23. b. Bila gejala hilang dapat diberikan makanan biasa
seperti nasi, sayur, dan makanan yang
mengandung nutrisi dan gizi seimbang.
c. Cukup cairan dan elektrolit.
d. Menghindari makanan yang menimbulkan gas.
3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan
makanan cair, lunak, biasa, atau diet sisa rendah
dengan modifikas rendah laktosa.
24. A. Diet Penyakit Divertikular
Penyakit divertikular terdiri atas penyakit
Divertikulosis dan Divertikulitis. Penyakit
divertikulosis yaitu adanya kantong- kantong kecil
yang terbentuk pada dinding kolon yang terjadi
akibat tekanan intrakolon yang tinggi pada
konstipasi kronik. Hal ini terutama terjadi pada usia
lanjut yang makanannya rendah serat.
Penyakit divertikulitis terjadi bila penumpukan sisa
makanan pada divertikular menyebabkan
peradangan.
lanjutan...
25. Gejala – gejalanya antara lain kram pada bagian kiri
bawah perut, mual, kembung, muntah, konstipasi,
diare, mengigil, dan demam.
a. Diet Penyakit Divertikulosis
1. Tujuan diet divertikulosis
a. Meningkatkan volume dan konsistensi feses.
b. Menurunkan tekanan intraluminal.
c. Mencegah infeksi.
26. 2. Syarat Diet Penyakit Divertikulosis
a. Kebutuhan energi dan zat gizi normal.
b. Cairan tinggi yaitu 2-2,5 lliter sehari.
c. Tinggi serat
b. Penyakit divertikulitis
1. Tujuan Diet Divertikulitis
a. Mengistirahatkan usus untuk mencegah
perforasi.
b. Mencegah akibat laksatif dari makanan
berserat tinggi
27. 2. Syarat Diet Penyakit Divertikulitis
a. Mengusahakan asupan energi dan zat gizi
cukup sesuai dengan batasan diet yang
ditetapkan.
b. Bila ada pendarahan, dimulai dengan makanan
cair jernih.
c. Hindari makanan yang banyak mengandung
biji-biji kecil, seperti tomat, jambu biji,
stroberi, yang dapat menumpuk dalam
divertikular.
d. Untuk mencegah konstipasi, minum minimal 8
gelas sehari.
28. 3. Jenis Diet dan Indikasi Pemberian
Sesuai dengan gejala penyakit, dapat diberikan
makanan cair jernih, makanan cair kental atau
penuh, saring, lunak, atau biasa.
30. Kelompok 3
• Serly mardiah tullah(Pengetik)
• Sri Atun (Pendikte dan Mengecek)
• Nia Delvi Larosi (Pengedit)
• Dian Tri Widya (Pencari Bahan/Buku)
• Muhammad Arif (Pencari Bahan/Buku)