2. Pengertian Aspal
Aspal ialah bahan
hidro karbon yang bersifat
melekat (adhesive),
berwarna hitam
kecoklatan, tahan terhadap
air, dan visoelastis.
Aspal sering juga
disebut bitumen
merupakan bahan
pengikat pada campuran
beraspal yang
dimanfaatkan sebagai
3. Aspal atau bitumen adalah suatu
cairan kental yang merupakan senyawa
hidrokarbon dengan sedikit mengandung
sulfur, oksigen, dan klor.
Kandungan utama aspal adalah
senyawa karbon jenuh, dan tak jenuh,
alifatik, dan aromatic yang mempunyai
atom karbon sampai 150 per molekul.
Atom-atom selain hidrogen, dan karbon
yang juga menyusun aspal adalah
nitrogen, oksigen, belerang, dan beberapa
atom lain.
4. Jenis-Jenis
Aspal
1. Aspal Alami (Aspal
Buton) Aspal alam adalah aspal yang
ditemukan atau diperoleh langsung dari
alam.
a. Aspal Gunung
Aspal ini merupakan campuran
antara bitumen dengan bahan mineral.
Karena aspal buton merupakan bahan
alam maka kadar bitumen yang
dikandungnya sangat bervariasi seperti
B10, B13, B20, B25 dan B30
5. b. Aspal Danau
Aspal Danau adalah jenis aspal yang
diperoleh langsung dari alam tanpa proses
penambangan karena dengan sendirinya
muncul dipermukaan bumi kemudian
terkumpul disebuah tempat yang sering
disebut danau aspal
6. 2. Aspal Buatan (Aspal
Minyak)
Aspal Minyak adalah aspal yang
berasal dari hasil penyulingan minyak
bumi dapat di bedakan atas:
a. Aspal Keras/panas ( asphalt
Cement, AC)
b. Aspal Cair (Cut back asphalt)
c. Aspal Emulsi
d. Tar
7. a. Aspal Keras/panas ( asphalt Cement, AC)
Syarat-syarat umum aspal cement
adalah :
1) Berasal dari destilasi minyak bumi
2) Mempunyai sifat yang homogen.
3) Kadar Parafin kurang dari 2%
4) Tidak mengandung air dan tidak
berbusa jika dipanaskan sampai suhu
Aspal yang digunakan dalam keadaan
panas dan cair, pada suhu ruang (250 – 300
C) berbentuk padat. Aspal keras dibedakan
berdasarkan nilai penetrasi (tingkat
kekerasannya)
8. b. Aspal Cair (Cut back asphalt)
Aspal cair adalah campuran antar
aspal semen dengan bahan pencair dari
hasil penyulingan minyak bumi.
Berdasarkan bahan pencairnya dan
kemudahan menguap bahan pelarutnya ,
aspal cair terbagi atas:
1) Rapid Curing (RC)
2) Medium Curing (MC)
3) Slow Curing (SC)
9. c. Aspal Emulsi
Aspal emulsi adalah suatu campuran
aspal dengan air dan bahan pengemulsi
10. Berdasarkan kecepatan pengerasnya aspal emulsi
dapat dibedakan atas :
1) Aspal emulsi anionik mengikat cepat (Rapid
setting, RS)
2) Aspal emulsi anionik mengikat lebih cepat
(Quick setting, QS)
3) Aspal emulsi jenis mantap sedang
4) Aspal emulsi kationik
5) Aspal emulsi kationik mengikat cepat (CRS)
6) Aspal emulsi kationik mengikat lambat (CSS)
7) Aspal emulsi kationik mengikat lebih cepat
(CQS)
8) Aspal emulsi kationik mengikat sedang (CMS).
9) Aspal emulsi mantap cepat (Cationic Rapid
11. d. Tar
Tar merupakan aspal dengan
kandungan bitumen 50 % dari bahan organic
seperti batubara dan kayu
Tar adalah aspal yang diperoleh dari
hasil penyulingan batu bara. (Jarang di
gunakan karena cepat mengeras, peka
terhadap perubahan temperatur dan
mengandung racun.
12. Proses Terbentuknya
Aspal
1. Aspal Alam
Aspal alam terbentuk perlahan-lahan dari
fraksionasi alami minyak bumi di dekat minyak
bumi. Aspal alam terdapat di alam biasanya
dalam bentuk batuan sehingga biasa disebut
batuan aspal. Aspal alam disebabkan adanya
pengaruh tektonik terhadap minyak bumi yang
diduga semula terkandung dalam batuan
induk kemudian berimigrasi melalui dasar dan
mengimpregnasi batuan sekitarnya, yaitu
batugamping dan batupasir.
13. 2. Aspal Buatan
Sumber aspal ini berasal dari kilang
minyak (refinery bitumen). Aspal yang
dihasilkan dari industri kilang minyak mentah
(crude oil) dikenal sebagai residual bitumen,
straight bitumen atau steam refined bitumen.
Istilah refinery bitumen merupakan nama
yang tepat dan umum digunakan. Aspal
yang dihasilkan dari minyak mentah yang
diperoleh melalui proses destilasi minyak
bumi.
15. Jenis Pengolahan:
1. Vacum And Steam Refining Process
Proses ini menggunakan prinsip
penguapan dan distilasi. Minyak tanah kasar
dipanasi terus menerus sehingga terjadi
penguapan. Dengan membedakan atas berat
jenisnya, uap yang timbul didinginkan
sehingga terjadilah bahan minyak. Sisa
material yang ada adalah merupakan bahan
aspal. dan dengan proses tertentu ( vacuni
lower bahan aspal dialiri uap suhu 2700F)
akan menghasilkan aspal asli yang berupa
cairan dan selanjutnya akan memiliki
16. 2. Solvent Diaspalthing Process.
Dan sisa material vane ada pada
pelaksanaan proses tertentu (vacuni tower)
diberikan tambahan propana ( C-,HS ),
sehingga terjadilah aspal semen. Proses ini
sering disebut propone diaspalthing
process.
17. Produksi dan Sebaran
1. Produksi
Produksi aspal Indonesia terdiri dari aspal
alam oleh PT. Sarana Karya dan aspal
minyak yang dihasilkan oleh empat dari
delapan kilang minyak dari Pertamin, yaitu
Kilang Pangkalan Brandan, Musi, Cilacap,
dan Wonokromo.
2. Sebaran
Potensi aspal alam di di Indonesia
sangat terbatas, yaitu Porvinsi Sulawesi
Tenggara (Ereke, Lawele, Siontopina,
Ulala, Kabungka)
18. Kegunaan Aspal
Aspal memiliki beberapa kegunaan antara
lain:
1. Untuk mengikat batuan agar tidak lepas dari
permukaan jalan akibat lalu lintas (water proofing,
protect terhadap erosi)
2. Sebagai bahan pelapis dan perekat agregat.
3. Lapis resap pengikat (prime coat) adalah lapisan
tipis aspal cair yang diletakan di atas lapis pondasi
sebelum lapis berikutnya.
4. Lapis pengikat (tack coat) adalah lapis aspal
cair yang diletakan di atas jalan yang telah beraspal
sebelum lapis berikutnya dihampar, berfungsi
pengikat di antara keduanya.
5. Sebagai pengisi ruang yang kosong antara
19. Sifat Kimia dan Fisik Aspal
1. Sifat Kimia
Susunan molekul aspal sangat kompleks
dan dominasi ( 90 -95% dari berat aspal) oleh
unsur karbon dan hidrogen. Senyawa aspal
seringkali disebut sebagai senyawa hidrokarbon.
Heteroatom, terutama sulfur lebih reaktif daripada
karbon dan hidrogen untuk mengikat oksigen.
Aspal dengan kandungan sulfur yang tinggi akan
mengalami penuaan yang lebih cepat dari pada
aspal yang mengandung sedikit sulfur. Analisa
kimia yang dihasilkan biasanya hanya dapat
memisahkan molekul aspal dalam dua grup, yaitu
20. 2. Sifat Fisik Aspal
a. Durabilitas
Kemampuan aspal untuk menghambat laju
penuaan ini disebut durabilitas aspal. Pengujian
bertujuan untuk mengetahui seberapa baik aspal
untuk mempertahankan sifat –sifat awalnya akibat
proses penuaan.
b. Adesi dan Kohesi
Adesi adalah kemampuan partikel aspal untuk
melekat satu sama lainnya, dan kohesi adalah
kemampuan aspal untuk melekat dan mengikat
agregat. Sifat adesi dan kohesi aspal sangat penting
diketahui dalam pembuatan campuran beraspal.
21. c. Kepekaan aspal terhadap temperatur
Seluruh aspal bersifat termoplastik yaitu menjadi
lebih keras bila temperatur menurun dan melunak bila
temperature meningkat. Kepekaan aspal untuk
berubah sifat akibat perubahan tempertur ini di kenal
sebagai kepekaan aspal terhadap temperatur.
d. Pengerasan dan penuaan aspal
Penuaan aspal adalah suatu parameter yang
baik untuk mengetahui durabilitas campuran beraspal.
Penuaan ini disebabkan oleh dua factor utama, yaitu:
penguapan fraksi minyak yang terkandung dalam
aspal dan oksidasi penuaan jangka pendek dan
oksidasi yang progresif atau penuaan jangka panjang.
Oksidasi merupakan factor yang paling penting yang