SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Perkerasan jalan
merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang
berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya
diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu
yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun
perkerasan jalan sangat diperlukan.
Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari
bawah ke atas,sebagai berikut :
• Lapisan tanah dasar (sub grade)
• Lapisan pondasi bawah (subbase course)
• Lapisan pondasi atas (base course)
• Lapisan permukaan / penutup (surface course)
Perkerasan Jalan Raya dibagi menjadi dua yaitu perkerasan kaku dan lentur.
a. Konstruksi perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan
pengikat. Lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke
tanah dasar.
b. Konstruksi perkerasan kaku yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan
pengikat. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton.
c. Konstruksi perkerasan komposit (Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang
dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas
perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur.
Bahan perkerasan yang diperlukan untuk konstruksi perkerasan jalan dapat digolongkan sebagai
berikut :
1. Perkerasan jalan lentur / Fleksible pavement memerlukan bahan :
Agregat sebagai tulangan
Aspal sebagai bahan pengikat
2. Perkerasan kaku / rigit pavement, memerlukan bahan –bahan sebagai berikut :
Agregat sebagai tulangan
Portland cement sebagai bahan pengikat.
Bahan-bahan perkerasan, baik untuk perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, sebelum
digunakan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu di laboratorium.
Pemeriksaan meliputi beberapa hal antara lain :
Jenis Bahan
Keadaan fisik bahan
Kualitas bahan.
Dengan melalui pemeriksaan tersebut diharapkan dapat terpenuhi salah satu factor untuk mencapai
kestabilan kontruksi perkerasan.
A. Tanah Dasar
Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan.
Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya
dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus
diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar
yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa
contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk
diselidiki.
Jenis- jenis tanah:
1. Tanah Liat Koloidal (Colloid)
Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin.
Besar butir- butirnya kurang dari 1µ (µ dibaca mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir-
butirnya diselimuti oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air
itu besar sekali.
2. Tanah liat biasa (clay)
Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin.
Besar butir- butirnya antara 1 µ dan 5 µ. Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu
tidak seberapa besar.
3. Tanah lumpur (silt)
Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak
kasar. Besar butir- butirnya antara 5 µ dan 50 µ gaya adhesi tanah lumpur terhadap air
itu kecil sekali.
4. Pasir halus (fine sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar
butir- butirnya antara 50 µ dan 200 µ. Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir
halus dan air.
5. Pasir Kasar (Coarse sand)
Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan
tajam. Besar butir- butirnya antara 200 µ dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir-
butir pasir kasar dan air.
6. Kerikil (gravel)
Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada
yang pipih. Besar butir- butirnya lebih dari 2 mm.
B. Agregat
Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan campuran,
yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan, yang termasuk di dalamnya antara lain
pasir, kerikil, agregat pecah, trak dapur tinggi, abu (debu) agregat. Agregat dibutuhkan
pada lapisan struktur perkerasan karena merupakan bahan utama pembuatan konstruksi
perkerasan jalan dan juga merupakan bahan yang paling dominan menghimpun kekuatan
campuran untuk konstruksi jalan (Sumber : Bambang Ismanto, ”Perancangan Perkerasan
dan Bahan”, hal 22) .
Ditinjau dari asal kejadiannya, agregat dapat dibagi dalam tiga golongan umum yaitu :
1. Agregat dari batuan beku ( vulcanic rock )
Agregat ini terjadi karena pendinginan dan pembekuan dari bahan-bahan yang
meleleh akibat panas ( magma bumi ). Contoh batu granit.
2. Agregat / batuan endapan ( sedimentary rock )
Agregat terjadi dari hasil endapan halus dari proses pelapukan batuan bebas, tumbuh-
tumbuhan dan binatang. Dengan mengalami proses pelekatan dan penekanan oleh
alam maka menjadi agregat/batuan endapan. Jenis agregat endapan antara lain :
batuan kapur, batuan silika ( quartsite ), batuan pasir.
3. Agregat dari batuan methamorphik
Agregat terjadi akibat modifikasi (perubahan yang termasuk perubahan fisika / kimia
dari batuan endapan dan beku, sebagai hasil dari tekanan yang kuat akibat gesekan
bumi dan panas yang berlebihan ).
Sebagi contoh antara lain :
· Batuan kapur, berubah menjadi marmer
· Batuan pasir, berubah menjadi kwarsa.
Berdasarkan besar partikel-partikel agregat, agregat dapat dibedakan atas:
1. Agregat kasar, agregat > 4,75 mm menurut ASTM atau > 2 mm AASHTO
2. Agregat halus, agregat < 4,75 mm menurut ASTM atau < 2 mm dan >0,075 mm
menurut AASTHO.
3. Abu batu mineral filler, agregat halus yang umumnya lolos saringan no. 200.
Sifat Agregat :
Sifat dan bentuk agregat menentukan kemampuannya dalam memikul
beban lalu lintas. Sifat Agregat yang menentukan kwalitasnya sebagai bahan
konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu :
1. Kekuatan dan keawetan lapisan perkerasan dipengaruhi oleh :
a. Gradasi
b. Ukuran maksimum
c. Kadar lempung
d. Kekerasan dan ketahanan
e. Bentuk butir
f. Tekstur permukaan
2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh :
a. Porositas
b. Kemungkinan basah
c. Jenis agregat
3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan
aman, dipengaruhi oleh :
a. Tahanan geser (skid resistance)
b. Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan
Agregat yang dipakai untuk perkerasan lapis permukaan harus mempunyai gradasi yang menerus
dari butir yang kasar sampai yang halus dan apabila diperiksa dengan SNI harus memenuhi salah
satu gradasi yang digunakan lapis permukaan No. IV.
C. Fillers
Bahan pengisi merupakan agregat yang lebih halus dibandingkan agregat halus
umumnya lolos saringan No.200. Filler adalah bahan yng berfungsi mengurangi rongga,
mengurangi permeabilitas dan menambah kekuatan tarik pada campuran beton aspal.
Menurut keputusan menteri Pekerjaan Umum N0. 378/KPTS/1978 tentang pengesahan 33
standar konstruksi bangunan Indonesia, bahan pengisi (filler) halus terdiri dari debu batu,
debu batu kapur, kapur padam, semen atau bahan non plastis lainnya.
Bahan pengisi (filler) harus kering dan bebas dari kotoran atau bahan lain yang
mengganggu dan apabila dilakukan pemeriksaan analisa saringan harus memenuhi
gradasi bahan pengisi untuk beton aspal. Adapun karakteristik yang harus dimiliki
material filler adalah :
1. Tidak reaktif atau mengurai saat bercampur dengan aspal.
2. Tidak larut dalam air.
3. Tidak higroskopis.
4. Berwarna gelap (opoque) untuk menghindari masuknya sinar matahari yang dapat
mempercepat oksidasi aspal.
5. Tidak hancur saat proses pencampuran.
Semen
Semen biasa juga disebut Portland cemen ( PC ). Semen adalah suatu bahan pengikat
hidrolis yang dapat mengeras jika dicampur dengan air. Dalam proses pemakaiannya
misalnya pada pembuatan beton ( campuran pasir, kerikil, semen dan air ), semen dan
air akan mengalami proses kimia sedangkan pasir dan kerikil pada dasarnya hanyalah
bahan tambahan karena tidak bekerja aktif didalamnya.
Penggunaan semen sebagai hasil produksi pabrik adalah :
1. Bahan pengikat dalam pembuatan beton ( pasangan, plesteran).
2. Untuk pembuatan elemen-elemen bangunan seperti: bahan penutup atap (genteng,
asbes) dan pipa beton.
3. Sebagai filler pada campuran aspal untuk pembuatan struktur jalan.
D. Bahan pelekat (binders)
Bitumen (asphalt)
 Bitumen adalah zat perekat (cementitious) berwarna hitam atau gelap, yang dapat diperoleh
di alam ataupun sebagai hasil produksi. Bitumen terutama mengandung senyawa
hidrokarbon seperti aspal, tar, atau pitch.
TAR
 Tar adalah material berwarna coklat atau hitam, berbentuk cair atau semi padat, dengan
unsur utama bitumen sebagai hasil konsedat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak
bumi, atau material organik lainnya.
Natural asphalt (asphalt alam)
 Aspal Alam : Merupakan bitumen (campuran hidrokarbon yg dpt dilebur dan mencair dlm
karbon di sulfida), berwarna hitam dgn sementasi solid/ semi solid, jk dipanaskan akan
melunak dan bila dingin akan kembali solid.
Dari ketiga komponen bahan pelekat diatas, Asphalt merupakan material yang umum digunakan
untuk bahan pengikat agregat.
SIFAT ASPAL
Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai :
1. Bahan pengikat,member ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu
sendiri
2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari
agregat itu sendiri.
Jenis aspal
Berdasarkan sumbernya, aspal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu aspal alam dan aspal buatan
(aspal minyak).
1. Aspal Alam
Aspal alam yaitu aspal yang didapat secara langsung dari alam, dan dapat dipakai langsung atau
diolah terlebih dahulu. Aspal alam sumbernya ada yang berasal dari gunung seperti aspal di Pulau
Buton, dan ada pula yang diperoleh di danau seperti di Trinidad. Produk Asbuton dapat dibagi
menjadi dua kelompok yaitu:
1. Produk Asbuton yang masih mengandung material filler, seperti Asbuton
kasar, Asbuton halus, Asbuton mikro, dan butonic mastic asphalt. 14
2. Produk yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekstraksi
atau proses kimiawi.
2. Aspal minyak (buatan)
Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi
dapat menghasilkan residu jenis asphalticbase crude oil yang banyak mengandung aspal,parafin base
crude oil yang banyak mengandung paraffin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran
antara paraffin dan aspal. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan aspal minyak jenis asphaltic
base crude oil.
PERKERASAN JALAN

More Related Content

What's hot

TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYAAristo Amir
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangMira Pemayun
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekanIndah Rosa
 
laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton Intan Kusuma
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanterbott
 
TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"
TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"
TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"MOSES HADUN
 
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2Selphiepuspita
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan efdharey
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanDeri
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10noussevarenna
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungMira Pemayun
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalJulia Maidar
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-iiHaqie Sipil
 

What's hot (20)

KERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASIKERUNTUHAN PONDASI
KERUNTUHAN PONDASI
 
Grafik nomogram
Grafik nomogramGrafik nomogram
Grafik nomogram
 
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYATUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
TUGAS BESAR GEOMETRIK JALAN RAYA
 
Struktur Beton Bertulang
Struktur Beton BertulangStruktur Beton Bertulang
Struktur Beton Bertulang
 
Modul 4 sesi 1 batang tekan
Modul 4  sesi 1 batang tekanModul 4  sesi 1 batang tekan
Modul 4 sesi 1 batang tekan
 
Pelaksanaan pondasi dalam
Pelaksanaan pondasi dalamPelaksanaan pondasi dalam
Pelaksanaan pondasi dalam
 
PENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASIPENGENALAN PONDASI
PENGENALAN PONDASI
 
laporan uji slump beton
laporan uji slump beton laporan uji slump beton
laporan uji slump beton
 
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatanSni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
Sni 1725 2016 pembebanan untuk jembatan
 
TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"
TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"
TEKNIK SIPIL : "METODE PELAKSANAAN PEMBANGUNAN JALAN BARU"
 
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
Metode kontruksi (pemadatan alat berat) presentasi 2
 
Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan Makalah perkerasan jalan
Makalah perkerasan jalan
 
perancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalanperancangan geometrik jalan
perancangan geometrik jalan
 
Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10Tugas-Tugas Beton 1-10
Tugas-Tugas Beton 1-10
 
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan GedungSNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
SNI 2847-2013 Persyaratan Beton Struktural Untuk Bangunan Gedung
 
Perkerasan kaku
Perkerasan kakuPerkerasan kaku
Perkerasan kaku
 
Soil study thesis
Soil study thesisSoil study thesis
Soil study thesis
 
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah adaMetode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
Metode penanganan kelongsoran dalam menjaga infrastruktur yang telah ada
 
Cara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontalCara menghitung alinyemen horizontal
Cara menghitung alinyemen horizontal
 
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
239735282 52373940-buku-ajar-analisa-struktur-ii
 

Similar to PERKERASAN JALAN

Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan IIE Sanjani
 
AGREGAT PERKERASAN JALAN
AGREGAT PERKERASAN JALANAGREGAT PERKERASAN JALAN
AGREGAT PERKERASAN JALANChristianTian18
 
teknologi bahan
teknologi bahanteknologi bahan
teknologi bahanNur Adi
 
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxMEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxTasyaGalih
 
Laporan kerja batu reza
Laporan kerja batu rezaLaporan kerja batu reza
Laporan kerja batu rezaMuhammad Umari
 
1581 chapter ii
1581 chapter ii1581 chapter ii
1581 chapter iiNety Chan
 
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiBahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiAtika Purwanti
 
1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptxarief294504
 
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPutik Ervia Mei
 
Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Mufid Rahmadi
 
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuPengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuGenteng Beton Pelita Mas
 
Modul 11 Pelaksanaan Landskap Kejur
Modul 11 Pelaksanaan Landskap KejurModul 11 Pelaksanaan Landskap Kejur
Modul 11 Pelaksanaan Landskap KejurWISMARIZAH
 
Batu sebagai Material pada Bangunan
Batu sebagai Material pada BangunanBatu sebagai Material pada Bangunan
Batu sebagai Material pada BangunanSukma Anggraini
 

Similar to PERKERASAN JALAN (20)

Bahan bangunan II
Bahan bangunan IIBahan bangunan II
Bahan bangunan II
 
AGREGAT PERKERASAN JALAN
AGREGAT PERKERASAN JALANAGREGAT PERKERASAN JALAN
AGREGAT PERKERASAN JALAN
 
Ppt agregat kasar
Ppt agregat kasarPpt agregat kasar
Ppt agregat kasar
 
Full paperfdfdfdfd
Full paperfdfdfdfdFull paperfdfdfdfd
Full paperfdfdfdfd
 
ppt uas beton.pptx
ppt uas beton.pptxppt uas beton.pptx
ppt uas beton.pptx
 
teknologi bahan
teknologi bahanteknologi bahan
teknologi bahan
 
Material
MaterialMaterial
Material
 
Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1Teknologi bahan 1
Teknologi bahan 1
 
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptxMEDIUM CONCRETE 1.pptx
MEDIUM CONCRETE 1.pptx
 
Bahankonstruksiteknik
BahankonstruksiteknikBahankonstruksiteknik
Bahankonstruksiteknik
 
Laporan kerja batu reza
Laporan kerja batu rezaLaporan kerja batu reza
Laporan kerja batu reza
 
1581 chapter ii
1581 chapter ii1581 chapter ii
1581 chapter ii
 
aplikasi semen
aplikasi semenaplikasi semen
aplikasi semen
 
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwantiBahan bangunan 1 byb atika purwanti
Bahan bangunan 1 byb atika purwanti
 
1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx1-perkersan-jalan.pptx
1-perkersan-jalan.pptx
 
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-okPelaksanaan jalan-beton-semen-ok
Pelaksanaan jalan-beton-semen-ok
 
Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2Makalah bahan bangunan part.2
Makalah bahan bangunan part.2
 
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutuPengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
Pengaruh penambahan fly ash terhadap kuat tekan beton mutu
 
Modul 11 Pelaksanaan Landskap Kejur
Modul 11 Pelaksanaan Landskap KejurModul 11 Pelaksanaan Landskap Kejur
Modul 11 Pelaksanaan Landskap Kejur
 
Batu sebagai Material pada Bangunan
Batu sebagai Material pada BangunanBatu sebagai Material pada Bangunan
Batu sebagai Material pada Bangunan
 

Recently uploaded

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxRezaWahyuni6
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1udin100
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)3HerisaSintia
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfCloverash1
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfDimanWr1
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptArkhaRega1
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptxGiftaJewela
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDmawan5982
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxmawan5982
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxJamhuriIshak
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxawaldarmawan3
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxbkandrisaputra
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxazhari524
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggeraksupriadi611
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5ssuserd52993
 

Recently uploaded (20)

Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptxMateri Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
Materi Pertemuan 6 Materi Pertemuan 6.pptx
 
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
Dampak Pendudukan Jepang.pptx indonesia1
 
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
Karakteristik Negara Mesir (Geografi Regional Dunia)
 
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdfKelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
Kelompok 1_Karakteristik negara jepang.pdf
 
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdfAksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
Aksi nyata disiplin positif Hj. Hasnani (1).pdf
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 pptppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
ppt-modul-6-pend-seni-di sd kelompok 2 ppt
 
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
421783639-ppt-overdosis-dan-keracunan-pptx.pptx
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SDtugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
tugas 1 tutorial online anak berkebutuhan khusus di SD
 
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docxtugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
tugas 1 anak berkebutihan khusus pelajaran semester 6 jawaban tuton 1.docx
 
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptxBAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
BAHAN SOSIALISASI PPDB SMA-SMK NEGERI DISDIKSU TP. 2024-2025 REVISI.pptx
 
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptxKONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
KONSEP KEBUTUHAN AKTIVITAS DAN LATIHAN.pptx
 
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocxLembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
Lembar Catatan Percakapan Pasca observasidocx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptxsoal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
soal AKM Mata Pelajaran PPKN kelas .pptx
 
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru PenggerakAksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
Aksi Nyata Modul 1.1 Calon Guru Penggerak
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
JAWAPAN BAB 1 DAN BAB 2 SAINS TINGKATAN 5
 

PERKERASAN JALAN

  • 1. Perkerasan jalan merupakan lapisan perkerasan yang terletak di antara lapisan tanah dasar dan roda kendaraan, yang berfungsi memberikan pelayanan kepada sarana transportasi, dan selama masa pelayanannya diharapkan tidak terjadi kerusakan yang berarti. Agar perkerasan jalan yang sesuai dengan mutu yang diharapkan, maka pengetahuan tentang sifat, pengadaan dan pengolahan dari bahan penyusun perkerasan jalan sangat diperlukan. Pada umumnya, perkerasan jalan terdiri dari beberapa jenis lapisan perkerasan yang tersusun dari bawah ke atas,sebagai berikut : • Lapisan tanah dasar (sub grade) • Lapisan pondasi bawah (subbase course) • Lapisan pondasi atas (base course) • Lapisan permukaan / penutup (surface course) Perkerasan Jalan Raya dibagi menjadi dua yaitu perkerasan kaku dan lentur. a. Konstruksi perkerasan lentur yaitu perkerasan yang menggunakan aspal sebagai bahan pengikat. Lapisan perkerasannya bersifat memikul dan menyebarkan beban lalu lintas ke tanah dasar. b. Konstruksi perkerasan kaku yaitu perkerasan yang menggunakan semen sebagai bahan pengikat. Beban lalu lintas sebagian besar dipikul oleh pelat beton. c. Konstruksi perkerasan komposit (Composite pavement), yaitu perkerasan kaku yang dikombinasikan dengan perkerasan lentur dapat berupa perkerasan lentur di atas perkerasan kaku, atau perkerasan kaku di atas perkerasan lentur. Bahan perkerasan yang diperlukan untuk konstruksi perkerasan jalan dapat digolongkan sebagai berikut : 1. Perkerasan jalan lentur / Fleksible pavement memerlukan bahan : Agregat sebagai tulangan Aspal sebagai bahan pengikat 2. Perkerasan kaku / rigit pavement, memerlukan bahan –bahan sebagai berikut : Agregat sebagai tulangan Portland cement sebagai bahan pengikat. Bahan-bahan perkerasan, baik untuk perkerasan lentur maupun perkerasan kaku, sebelum digunakan harus melalui pemeriksaan terlebih dahulu di laboratorium. Pemeriksaan meliputi beberapa hal antara lain :
  • 2. Jenis Bahan Keadaan fisik bahan Kualitas bahan. Dengan melalui pemeriksaan tersebut diharapkan dapat terpenuhi salah satu factor untuk mencapai kestabilan kontruksi perkerasan. A. Tanah Dasar Tanah dasar ialah jalur tanah bagian dari jalan tanah yang terletak dibawah pengerasan jalan. Kekuatan dan keawetan pengerasan jalan itu sangat tergantung pada sifat-sifat dan daya dukung tanah dasar. Oleh karena itu, maka pada perencanaan pembuatan jalan baru harus diadakan pemeriksaan tanah yang teliti ditempat- tempat yang akan dijadikan tanah dasar yang berfungsi untuk mendukung pengerasan jalan. Lebih utama kalau diambil beberapa contoh tanah dari tanah dasar itu dan dikirimkan ke laboratorium penyelidikan tanah untuk diselidiki. Jenis- jenis tanah: 1. Tanah Liat Koloidal (Colloid) Bentuk butir- butir tanah liat koloidal itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya kurang dari 1µ (µ dibaca mikron ;1 µ =1/1000 mm). Butir- butirnya diselimuti oleh suatu selaput air. Gaya adhesi tanah liat koloidal terhadap air itu besar sekali. 2. Tanah liat biasa (clay) Bentuk butir- butir tanah liat biasa itu bulat dan mempunyai permukaan yang licin. Besar butir- butirnya antara 1 µ dan 5 µ. Gaya Adhesi tanah liat biasa terhadap air itu tidak seberapa besar. 3. Tanah lumpur (silt) Bentuk butir- butir tanah lumpur itu bulat dan mempunyai permukaan yang agak kasar. Besar butir- butirnya antara 5 µ dan 50 µ gaya adhesi tanah lumpur terhadap air itu kecil sekali. 4. Pasir halus (fine sand) Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar. Besar butir- butirnya antara 50 µ dan 200 µ. Tidak ada gaya adhesi antara butir- butir pasir halus dan air. 5. Pasir Kasar (Coarse sand)
  • 3. Bentuk butir- butir pasir halus itu tidak bulat benar tetapi bersudut- sudut kasar dan tajam. Besar butir- butirnya antara 200 µ dan 2 mm. tidak ada gaya adhesi antar butir- butir pasir kasar dan air. 6. Kerikil (gravel) Bentuk butir- butir kerikil itu bermacam- macam ada yang bulat, bulat telur dan ada yang pipih. Besar butir- butirnya lebih dari 2 mm. B. Agregat Agregat adalah suatu bahan keras dan kaku yang digunakan sebagai bahan campuran, yang berupa berbagai jenis butiran atau pecahan, yang termasuk di dalamnya antara lain pasir, kerikil, agregat pecah, trak dapur tinggi, abu (debu) agregat. Agregat dibutuhkan pada lapisan struktur perkerasan karena merupakan bahan utama pembuatan konstruksi perkerasan jalan dan juga merupakan bahan yang paling dominan menghimpun kekuatan campuran untuk konstruksi jalan (Sumber : Bambang Ismanto, ”Perancangan Perkerasan dan Bahan”, hal 22) . Ditinjau dari asal kejadiannya, agregat dapat dibagi dalam tiga golongan umum yaitu : 1. Agregat dari batuan beku ( vulcanic rock ) Agregat ini terjadi karena pendinginan dan pembekuan dari bahan-bahan yang meleleh akibat panas ( magma bumi ). Contoh batu granit. 2. Agregat / batuan endapan ( sedimentary rock ) Agregat terjadi dari hasil endapan halus dari proses pelapukan batuan bebas, tumbuh- tumbuhan dan binatang. Dengan mengalami proses pelekatan dan penekanan oleh alam maka menjadi agregat/batuan endapan. Jenis agregat endapan antara lain : batuan kapur, batuan silika ( quartsite ), batuan pasir. 3. Agregat dari batuan methamorphik Agregat terjadi akibat modifikasi (perubahan yang termasuk perubahan fisika / kimia dari batuan endapan dan beku, sebagai hasil dari tekanan yang kuat akibat gesekan bumi dan panas yang berlebihan ). Sebagi contoh antara lain : · Batuan kapur, berubah menjadi marmer · Batuan pasir, berubah menjadi kwarsa. Berdasarkan besar partikel-partikel agregat, agregat dapat dibedakan atas: 1. Agregat kasar, agregat > 4,75 mm menurut ASTM atau > 2 mm AASHTO
  • 4. 2. Agregat halus, agregat < 4,75 mm menurut ASTM atau < 2 mm dan >0,075 mm menurut AASTHO. 3. Abu batu mineral filler, agregat halus yang umumnya lolos saringan no. 200. Sifat Agregat : Sifat dan bentuk agregat menentukan kemampuannya dalam memikul beban lalu lintas. Sifat Agregat yang menentukan kwalitasnya sebagai bahan konstruksi perkerasan jalan dapat dikelompokkan menjadi 3 kelompok yaitu : 1. Kekuatan dan keawetan lapisan perkerasan dipengaruhi oleh : a. Gradasi b. Ukuran maksimum c. Kadar lempung d. Kekerasan dan ketahanan e. Bentuk butir f. Tekstur permukaan 2. Kemampuan dilapisi aspal dengan baik, dipengaruhi oleh : a. Porositas b. Kemungkinan basah c. Jenis agregat 3. Kemudahan dalam pelaksanaan dan menghasilkan lapisan yang nyaman dan aman, dipengaruhi oleh : a. Tahanan geser (skid resistance) b. Campuran yang memberikan kemudahan dalam pelaksanaan Agregat yang dipakai untuk perkerasan lapis permukaan harus mempunyai gradasi yang menerus dari butir yang kasar sampai yang halus dan apabila diperiksa dengan SNI harus memenuhi salah satu gradasi yang digunakan lapis permukaan No. IV.
  • 5.
  • 6. C. Fillers Bahan pengisi merupakan agregat yang lebih halus dibandingkan agregat halus umumnya lolos saringan No.200. Filler adalah bahan yng berfungsi mengurangi rongga, mengurangi permeabilitas dan menambah kekuatan tarik pada campuran beton aspal. Menurut keputusan menteri Pekerjaan Umum N0. 378/KPTS/1978 tentang pengesahan 33 standar konstruksi bangunan Indonesia, bahan pengisi (filler) halus terdiri dari debu batu, debu batu kapur, kapur padam, semen atau bahan non plastis lainnya. Bahan pengisi (filler) harus kering dan bebas dari kotoran atau bahan lain yang mengganggu dan apabila dilakukan pemeriksaan analisa saringan harus memenuhi gradasi bahan pengisi untuk beton aspal. Adapun karakteristik yang harus dimiliki material filler adalah : 1. Tidak reaktif atau mengurai saat bercampur dengan aspal. 2. Tidak larut dalam air. 3. Tidak higroskopis. 4. Berwarna gelap (opoque) untuk menghindari masuknya sinar matahari yang dapat mempercepat oksidasi aspal. 5. Tidak hancur saat proses pencampuran. Semen Semen biasa juga disebut Portland cemen ( PC ). Semen adalah suatu bahan pengikat hidrolis yang dapat mengeras jika dicampur dengan air. Dalam proses pemakaiannya misalnya pada pembuatan beton ( campuran pasir, kerikil, semen dan air ), semen dan air akan mengalami proses kimia sedangkan pasir dan kerikil pada dasarnya hanyalah bahan tambahan karena tidak bekerja aktif didalamnya. Penggunaan semen sebagai hasil produksi pabrik adalah : 1. Bahan pengikat dalam pembuatan beton ( pasangan, plesteran). 2. Untuk pembuatan elemen-elemen bangunan seperti: bahan penutup atap (genteng, asbes) dan pipa beton. 3. Sebagai filler pada campuran aspal untuk pembuatan struktur jalan. D. Bahan pelekat (binders) Bitumen (asphalt)  Bitumen adalah zat perekat (cementitious) berwarna hitam atau gelap, yang dapat diperoleh di alam ataupun sebagai hasil produksi. Bitumen terutama mengandung senyawa hidrokarbon seperti aspal, tar, atau pitch.
  • 7. TAR  Tar adalah material berwarna coklat atau hitam, berbentuk cair atau semi padat, dengan unsur utama bitumen sebagai hasil konsedat dalam destilasi destruktif dari batubara, minyak bumi, atau material organik lainnya. Natural asphalt (asphalt alam)  Aspal Alam : Merupakan bitumen (campuran hidrokarbon yg dpt dilebur dan mencair dlm karbon di sulfida), berwarna hitam dgn sementasi solid/ semi solid, jk dipanaskan akan melunak dan bila dingin akan kembali solid. Dari ketiga komponen bahan pelekat diatas, Asphalt merupakan material yang umum digunakan untuk bahan pengikat agregat. SIFAT ASPAL Aspal yang digunakan pada konsturksi perkersan jalan berfungsi sebagai : 1. Bahan pengikat,member ikatan yang kuat antara aspal dan agregat dan antara aspal itu sendiri 2. Bahan pengisi mengisi rongga antara butir-butir agregat dan pori-pori yang ada dari agregat itu sendiri. Jenis aspal Berdasarkan sumbernya, aspal dapat dibagi menjadi dua macam, yaitu aspal alam dan aspal buatan (aspal minyak). 1. Aspal Alam Aspal alam yaitu aspal yang didapat secara langsung dari alam, dan dapat dipakai langsung atau diolah terlebih dahulu. Aspal alam sumbernya ada yang berasal dari gunung seperti aspal di Pulau Buton, dan ada pula yang diperoleh di danau seperti di Trinidad. Produk Asbuton dapat dibagi menjadi dua kelompok yaitu: 1. Produk Asbuton yang masih mengandung material filler, seperti Asbuton kasar, Asbuton halus, Asbuton mikro, dan butonic mastic asphalt. 14 2. Produk yang telah dimurnikan menjadi aspal murni melalui proses ekstraksi atau proses kimiawi. 2. Aspal minyak (buatan) Aspal minyak adalah aspal yang merupakan residu destilasi minyak bumi. Setiap minyak bumi dapat menghasilkan residu jenis asphalticbase crude oil yang banyak mengandung aspal,parafin base crude oil yang banyak mengandung paraffin, atau mixed base crude oil yang mengandung campuran antara paraffin dan aspal. Untuk perkerasan jalan umumnya digunakan aspal minyak jenis asphaltic base crude oil.