SlideShare a Scribd company logo
1 of 8
Tujuan Pembelajaran Umum
Tujuan Pembelajaran Khusus
Kegiatan Belajar
1
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
III
Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan
Belajar 3 ini Anda dapat melakukan pemeriksaan fungsi
penglihatan pada pasien dengan gangguan sistem
penglihatan.
TUJUANPembelajaran Umum
TUJUANPembelajaran Khusus
POKOKMateri
Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan
Belajar 3 ini Anda dapat melakukan:
1.	 Persiapan pasien sebelum tindakan pemeriksaan
2.	 Prosedur tindakan pemeriksaan
Pokok-pokok materi dalam kegiatan belajar ini meliputi:
1.	 Tes tajam penglihatan tanpa pinhole
2.	 Tes tajam penglihatan dengan pinhole
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
2
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
Uraian Materi
Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan
penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata
yang mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu dicatat pada setiap mata yang
memberikan keluhan mata. Tidak semua orang mempunyai visus yang sama.
Visus dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata. Visus penderita
bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi mempunyai
arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata
secara keseluruhan.
Pemeriksaan visus dapat Anda lakukan dengan menggunakan Optotype
Snellen, kartu Cincin Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype
Snellen terdiri atas sederetan huruf dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat
serta disusun dalam baris mendatar. Huruf yang teratas adalah yang besar, makin
ke bawah makin kecil. Penderita membaca Optotype Snellen dari jarak 6 m, karena
pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa
akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh mata kanan dengan terlebih
dahulu menutup mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian. Tajam penglihatan
dinyatakan dalam pecahan. Pembilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu,
sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang penglihatannya masih normal bisa
membaca baris yang sama pada kartu. Dengan demikian dapat ditulis rumus: 
     V = D/d
Keterangan:
     V = ketajaman penglihatan (visus)
     d = jarak yang dilihat oleh penderita
     D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal
3
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
Dengan Optotype Snellen, Anda dapat menentukan tajam penglihatan atau
kemampuan melihat seseorang, dengan cara bila visus 6/6 maka berarti ia dapat
melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat
dilihat pada jarak 6 meter. Sementara bila pasien hanya dapat membaca pada
huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah
6/30. Apabila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan
angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50. Kemudian bila visus
adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang
normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter.
Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka
Anda dapat melakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal
pada jarak 60 meter. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah
jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan
pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti
hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter.
Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih
buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan
pada jarak 1 meter, berarti visus adalah 1/300. Kadang-kadang mata hanya dapat
4
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan
ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya
sinar pada jarak tidak berhingga. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal
adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total. Visus
dan penglihatan kurang dibagi dalam tujuh kategori.
Adapun penggolongannya adalah sebagai berikut:
1.	 Penglihatan normal
Pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat.
2.	 Penglihatan hampir normal
Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui
penyebabnya. Mungkin suatu penyakit masih dapat diperbaiki. 
3.	 Low vision sedang
Dengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca dengan
cepat.
4.	 Low vision berat
Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran
pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. Untuk membaca diperlukan lensa
pembesar kuat. Membaca menjadi lambat.
5.	 Low vision nyata
Bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi. Diperlukan tongkat putih
untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih mungkin membaca
dengan kaca pembesar, umumnya memerlukan Braille, radio, pustaka kaset.
6.	 Hampir buta
Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak
bermanfaat, kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat
nonvisual.
5
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
7.	 Buta total
Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhnya tergantung pada alat
indera lainnya atau tidak mata. Di bawah ini ditunjukkan tabel penggolongan
keadaan tajam penglihatan normal, tajam penglihatan kurang (low vision) dan
tajam penglihatan dalam keadaan buta.
 
Di bawah ini adalah format prosedur tindakan dan penilaian pemeriksaan tajam
penglihatan
STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP)
PEMERIKSAAN PENGLIHATAN
NO URAIAN Skor
A.	Persiapan Alat 0 1 2
1
2
Kartu snellen
Buku pencatat
B.	Persiapan pasien dan lingkungan
1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan.
2. Atur lingkungan sekitar pasien, jaga privasi pasien.
C.	Pelaksanaan prosedur
1. Cuci tangan
2.
Tahap I Pengamatan
Pemeriksa memegang senter perhatikan:
1.	 Posisi bolamata: apakah ada juling
2.	 Konjungtiva: ada pterigium atau tidak
3.	 Kornea: ada parut atau tidak
4.	 Lensa: jernih atau keruh/ warna putih
6
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
3
Tahap II Pemeriksaan tajam pengelihatan tanpa Pinhole
1.	 Pemeriksaan dilakukan di pekarangan rumah (tempat yang
cukup terang), responden tidak boleh menentang sinar
matahari.
2.	 Gantungkan kartu Snellen atau kartu E yang sejajar mata
responden dengan jarak 6 meter (sesuai pedoman tali).
3.	 Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan.
4.	 Mata kiri responden ditutup dengan telapak tangannya
tanpa menekan bolamata.
5.	 Responden disuruh baca huruf dari kiri-ke kanan setiap
baris kartu Snellen atau memperagakan posisi huruf E pada
kartu E dimulai baris teratas atau huruf yang paling besar
sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20).
6.	 Penglihatan normal bila responden dapat membaca sampai
huruf terkecil (20/20).
7.	 Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf
atau memperagakan posisi huruf  E KURANG dari setengah
baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka di
atasnya.
8.	 Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf
atau memperagakan posisi huruf E SETENGAH baris atau
LEBIH dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang
tertera angka tersebut. Pemeriksaan Tajam Penglihatan
dengan HITUNG JARI:
9.	 Bila responden belum dapat melihat huruf teratas atau
terbesar dari kartu Snellen atau kartu E maka mulai HITUNG
JARI pada jarak 3 meter (tulis 03/060).
10.	Hitung jari 3 meter belum bisa terlihat maka maju 2 meter
(tulis 02/060), bila belum terlihat maju 1 meter (tulis 01/060).
11.	Bila belum juga terlihat maka lakukan GOYANGAN TANGAN
pada jarak 1 meter (tulis 01/300).
12.	Goyangan tangan belum terlihat maka senter mata
responden dan tanyakan apakah responden dapat melihat
SINAR SENTER (tulis 01/888).
13.	Bila tidak dapat melihat sinar disebut BUTA TOTAL (tulis
00/000).
7
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
4
Tahap III Pemeriksaan tajam penglihatan dengan Pinhole
1.	 Bila responden tidak dapat melanjutkan lagi bacaan huruf
di kartu Snellen atau kartu E atau hitung jari maka pada
mata tersebut dipasang PINHOLE.
2.	 Hasil pemeriksaan pinhole ditulis dalam kotak dengan
pinhole. Cara penulisan huruf yang terbaca sama dengan
cara pemeriksaan tanpa pinhole.
3.	 Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya
sampaibarispalingbawah(normal,20/20)berartiresponden
tersebut GANGGUAN REFRAKSI.
4.	 Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya
tetapi tidak sampai baris normal (20/20) pada usia anak
sampai dewasa berarti responden tersebut GANGGUAN
REFRAKSI dengan mata malas.
5.	 Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan
bacaan huruf atau memperagakan posisi huruf E maka
disebut KATARAK.
Keterangan :
Skor 0	 : bila prosedur belum mampu dilakukan
Skor 1	 : bila prosedur dilakukan dengan bantuan
Skor 2	 : bila prosedur dilakukan dengan mandiri
Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan
8
Pendahuluan		 Uraian Materi		 Rangkuman
	 Sebagai perawat profesional Anda harus mampu melakukan pemeriksaan
pada pasien dengan gangguan sistem penglihatan. Dalam kegiatan belajar 3 ini
Anda telah mempelajari bagaimana memeriksa sistem penglihatan khususnya
ketajaman penglihatan dengan menggunakan alat sederhana seperti kartu
snellen. Dengan mempelajari dan mempraktekkan materi kegiatan belajar ini
Anda diharapkan mampu untuk memeriksa ketajaman penglihatan pasien
Rangkuman

More Related Content

What's hot

Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikpjj_kemenkes
 
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwaStrategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwalutfinurariffani
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anakpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikW Theresia
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfﱞﱞ ﱞﱞ ﱞﱞ
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBSmoharip1
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Nenell 'kovalen' Miraldy
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanAde Rahman
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanyounkOyounk
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Agus Prayogi
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasirudi mirino
 

What's hot (20)

Laporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritisLaporan kasus gastritis
Laporan kasus gastritis
 
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorikBiopsikologi dan Proses sensori-motorik
Biopsikologi dan Proses sensori-motorik
 
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutikMateri buku panduan komunikasi terapeutik
Materi buku panduan komunikasi terapeutik
 
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwaStrategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
Strategi pelaksanaan asuhan keperawatanjiwa
 
KPSP & DDST
KPSP & DDST KPSP & DDST
KPSP & DDST
 
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan AnakPenerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
Penerapan Komunikasi Terapeutik pada Bayi dan Anak
 
Pemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisikPemeriksaan fisik
Pemeriksaan fisik
 
sistem perkemihan
sistem perkemihansistem perkemihan
sistem perkemihan
 
Restrain
RestrainRestrain
Restrain
 
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdfImplementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
Implementasi,evaluasi,pembahasan.pdf
 
Pendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam KeperawatanPendelegasian Dalam Keperawatan
Pendelegasian Dalam Keperawatan
 
Pathways diabetes
Pathways diabetesPathways diabetes
Pathways diabetes
 
Bagan MTBS
Bagan MTBSBagan MTBS
Bagan MTBS
 
Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri Laporan pendahuluan nyeri
Laporan pendahuluan nyeri
 
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
Pemeriksaan Tanda-Tanda Vital (Vital Sign)
 
Kul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi KesehatanKul6. Model Promosi Kesehatan
Kul6. Model Promosi Kesehatan
 
Konsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatanKonsep dasar proses keperawatan
Konsep dasar proses keperawatan
 
model konseptual keperawatan
model konseptual keperawatanmodel konseptual keperawatan
model konseptual keperawatan
 
Perawatan paliatif
Perawatan paliatif Perawatan paliatif
Perawatan paliatif
 
Mobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasiMobilisasi dan immobilisasi
Mobilisasi dan immobilisasi
 

Viewers also liked

Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatanpjj_kemenkes
 
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanModul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanUwes Chaeruman
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataRizal_mz
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksifikri asyura
 
Pencegahan penyakit menular
Pencegahan penyakit menularPencegahan penyakit menular
Pencegahan penyakit menularMuhammad Amin
 
Pelatihan Dokter Kecil
Pelatihan Dokter KecilPelatihan Dokter Kecil
Pelatihan Dokter KecilArnu Idaman
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksualKaze Va
 
Power point penyakit seksual
Power point penyakit seksualPower point penyakit seksual
Power point penyakit seksualrinuw
 
Materi pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilMateri pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilFairuz Hilwa
 
Meaningful Learning with Technology
Meaningful Learning with TechnologyMeaningful Learning with Technology
Meaningful Learning with TechnologyUwes Chaeruman
 
P3k dokter kecil
P3k dokter kecilP3k dokter kecil
P3k dokter kecilhasrullah84
 
MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL Zakiah dr
 
Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Aji Suprianto
 

Viewers also liked (17)

Pemeriksaan visus
Pemeriksaan visusPemeriksaan visus
Pemeriksaan visus
 
Penglihatan
PenglihatanPenglihatan
Penglihatan
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
 
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatanModul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
Modul 4 kb3 pemeriksaan fungsi penglihatan
 
Pemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus MataPemeriksaan khusus Mata
Pemeriksaan khusus Mata
 
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
1. tajam penglihatan dan kelainan refraksi
 
Pencegahan penyakit menular
Pencegahan penyakit menularPencegahan penyakit menular
Pencegahan penyakit menular
 
Macam macam penyakit menular
Macam macam penyakit menularMacam macam penyakit menular
Macam macam penyakit menular
 
Pelatihan Dokter Kecil
Pelatihan Dokter KecilPelatihan Dokter Kecil
Pelatihan Dokter Kecil
 
Penyakit menular seksual
Penyakit menular seksualPenyakit menular seksual
Penyakit menular seksual
 
Power point penyakit seksual
Power point penyakit seksualPower point penyakit seksual
Power point penyakit seksual
 
Materi pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecilMateri pelatihan dokter kecil
Materi pelatihan dokter kecil
 
Meaningful Learning with Technology
Meaningful Learning with TechnologyMeaningful Learning with Technology
Meaningful Learning with Technology
 
P3k dokter kecil
P3k dokter kecilP3k dokter kecil
P3k dokter kecil
 
P3K
P3KP3K
P3K
 
MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL MATERI UKS -DOKCIL
MATERI UKS -DOKCIL
 
Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)Pertolongan Pertama (P3K)
Pertolongan Pertama (P3K)
 

Similar to PEMERIKSAAN PENGLIHATAN

Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdfPemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdfErviAudinaMunthe1
 
`1Definisi tunanetra didi t
`1Definisi tunanetra didi t`1Definisi tunanetra didi t
`1Definisi tunanetra didi tpendekar ilmu
 
Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okLilyBanonah
 
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksipemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksiElishaNaylaP
 
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxRidhoIchsan1
 
Karakteristik dan pendidikan anak tuna netra
Karakteristik dan pendidikan anak tuna netraKarakteristik dan pendidikan anak tuna netra
Karakteristik dan pendidikan anak tuna netraAdiputra Chandra R
 
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfCRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfEBNYMOBAPUBGMobileGa
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edithomeworkping8
 
Prosedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatanProsedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatanmateri-x2
 
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptxNIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptxImmaculataTitis
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-danCalista Paramitha
 
Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820nanirizkiyati
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensiveYoseph Buga
 
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxtesararlin
 
PDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan Penglihatan
PDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan PenglihatanPDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan Penglihatan
PDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan PenglihatanFernando Anrest
 
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdfSkrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdfayusumertini
 

Similar to PEMERIKSAAN PENGLIHATAN (20)

Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdfPemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
 
`1Definisi tunanetra didi t
`1Definisi tunanetra didi t`1Definisi tunanetra didi t
`1Definisi tunanetra didi t
 
Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
 
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksipemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
pemeriksaan mata lengkap dalam menentukan kelainan refraksi
 
Deteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptxDeteksi Dini FR PTM.pptx
Deteksi Dini FR PTM.pptx
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Karakteristik dan pendidikan anak tuna netra
Karakteristik dan pendidikan anak tuna netraKarakteristik dan pendidikan anak tuna netra
Karakteristik dan pendidikan anak tuna netra
 
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdfCRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
CRS PPT Pemeriksaan dan kelainan refraksi.pdf
 
KL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabn
KL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabnKL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabn
KL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabn
 
173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit173043078 case-mi-op-selvi-edit
173043078 case-mi-op-selvi-edit
 
Prosedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatanProsedur diagnostik sistem penglihatan
Prosedur diagnostik sistem penglihatan
 
MATA TELINGA.ppt
MATA TELINGA.pptMATA TELINGA.ppt
MATA TELINGA.ppt
 
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptxNIHSS - Bahasa Indo.pptx
NIHSS - Bahasa Indo.pptx
 
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
26052906 anamnesis-tujuan-belajar-mampu-menggali-dan
 
Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran & pemeriksaan fr ptm nani 100820
 
soal osce comprehensive
soal osce comprehensivesoal osce comprehensive
soal osce comprehensive
 
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
 
PDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan Penglihatan
PDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan PenglihatanPDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan Penglihatan
PDF 14 - Identifikasi, Pengukuran, dan Asesmen Anak dengan Gangguan Penglihatan
 
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdfSkrining Tajam Penglihatan.pdf
Skrining Tajam Penglihatan.pdf
 
Kelainan Refraksi
Kelainan RefraksiKelainan Refraksi
Kelainan Refraksi
 

More from pjj_kemenkes

Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIpjj_kemenkes
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2pjj_kemenkes
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1pjj_kemenkes
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanpjj_kemenkes
 

More from pjj_kemenkes (20)

Modul 4 MTBS
Modul 4 MTBSModul 4 MTBS
Modul 4 MTBS
 
Modul 3 MTBS
Modul 3 MTBSModul 3 MTBS
Modul 3 MTBS
 
Modul 2 MTBS
Modul 2 MTBSModul 2 MTBS
Modul 2 MTBS
 
Modul 1 MTBS
Modul 1 MTBSModul 1 MTBS
Modul 1 MTBS
 
Modul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid IIIModul 10 Praktik Kebid III
Modul 10 Praktik Kebid III
 
Modul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid IIIModul 9 Praktik Kebid III
Modul 9 Praktik Kebid III
 
Modul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid IIIModul 8 Praktik Kebid III
Modul 8 Praktik Kebid III
 
Modul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid IIIModul 7 Praktik Kebid III
Modul 7 Praktik Kebid III
 
Modul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid IIIModul 6 Praktik Kebid III
Modul 6 Praktik Kebid III
 
Modul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid IIIModul 5 Praktik Kebid III
Modul 5 Praktik Kebid III
 
Modul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid IIIModul 3 Praktik Kebid III
Modul 3 Praktik Kebid III
 
Modul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid IIIModul 2 Praktik Kebid III
Modul 2 Praktik Kebid III
 
Modul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid IIIModul 1 Praktik Kebid III
Modul 1 Praktik Kebid III
 
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 2 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 4
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 3
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 2
 
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
PPT 1 DOKUMENTASI KEPERAWATAN kb 1
 
Modul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatanModul 4 dokumen keperawatan
Modul 4 dokumen keperawatan
 
Modul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatanModul 3 dokumen keperawatan
Modul 3 dokumen keperawatan
 

Recently uploaded

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxmtsmampunbarub4
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdfShintaNovianti1
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxDwiYuniarti14
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...Kanaidi ken
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxRioNahak1
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxHeruFebrianto3
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdfMMeizaFachri
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5KIKI TRISNA MUKTI
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau tripletMelianaJayasaputra
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASKurniawan Dirham
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxErikaPuspita10
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptGirl38
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxnerow98
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxFuzaAnggriana
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASreskosatrio1
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxc9fhbm7gzj
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docxbkandrisaputra
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxBambang440423
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfTaqdirAlfiandi1
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxWirionSembiring2
 

Recently uploaded (20)

adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptxadap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
adap penggunaan media sosial dalam kehidupan sehari-hari.pptx
 
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
1.2.a.6. Demonstrasi Konstektual - Modul 1.2 (Shinta Novianti - CGP A10).pdf
 
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptxKesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
Kesebangunan Segitiga matematika kelas 7 kurikulum merdeka.pptx
 
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...PELAKSANAAN  + Link2 Materi TRAINING "Effective  SUPERVISORY &  LEADERSHIP Sk...
PELAKSANAAN + Link2 Materi TRAINING "Effective SUPERVISORY & LEADERSHIP Sk...
 
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptxalat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
alat-alat liturgi dalam Gereja Katolik.pptx
 
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptxPPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
PPT Materi Jenis - Jenis Alat Pembayaran Tunai dan Non-tunai.pptx
 
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdfPEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques  Rousseau.pdf
PEMIKIRAN POLITIK Jean Jacques Rousseau.pdf
 
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
Materi Strategi Perubahan dibuat oleh kelompok 5
 
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
04-Gemelli.- kehamilan ganda- duo atau triplet
 
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATASMATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
MATERI EKOSISTEM UNTUK SEKOLAH MENENGAH ATAS
 
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptxIPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
IPA Kelas 9 BAB 10 - www.ilmuguru.org.pptx
 
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..pptpolinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
polinomial dan suku banyak kelas 11..ppt
 
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptxPPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
PPT Integrasi Islam & Ilmu Pengetahuan.pptx
 
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptxDESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
DESAIN MEDIA PEMBELAJARAN BAHASA INDONESIA BERBASIS DIGITAL.pptx
 
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPASaku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
aku-dan-kebutuhanku-Kelas 4 SD Mapel IPAS
 
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptxMateri Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
Materi Bimbingan Manasik Haji Tarwiyah.pptx
 
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docxLembar Observasi Pembelajaran di  Kelas.docx
Lembar Observasi Pembelajaran di Kelas.docx
 
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptxJurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
Jurnal Dwi mingguan modul 1.2-gurupenggerak.pptx
 
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdfAKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
AKSI NYATA Strategi Penerapan Kurikulum Merdeka di Kelas (1).pdf
 
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptxAKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
AKSI NYATA MODUL 1.2-1 untuk pendidikan guru penggerak.pptx
 

PEMERIKSAAN PENGLIHATAN

  • 1. Tujuan Pembelajaran Umum Tujuan Pembelajaran Khusus Kegiatan Belajar 1 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman III Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 3 ini Anda dapat melakukan pemeriksaan fungsi penglihatan pada pasien dengan gangguan sistem penglihatan. TUJUANPembelajaran Umum TUJUANPembelajaran Khusus POKOKMateri Setelah mempelajari dan mempraktikkan materi Kegiatan Belajar 3 ini Anda dapat melakukan: 1. Persiapan pasien sebelum tindakan pemeriksaan 2. Prosedur tindakan pemeriksaan Pokok-pokok materi dalam kegiatan belajar ini meliputi: 1. Tes tajam penglihatan tanpa pinhole 2. Tes tajam penglihatan dengan pinhole Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
  • 2. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 2 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Uraian Materi Pemeriksaan visus merupakan pemeriksaan fungsi mata. Gangguan penglihatan memerlukan pemeriksaan untuk mengetahui sebab kelainan mata yang mengakibatkan turunnya visus. Visus perlu dicatat pada setiap mata yang memberikan keluhan mata. Tidak semua orang mempunyai visus yang sama. Visus dipergunakan untuk menentukan penggunaan kacamata. Visus penderita bukan saja memberi pengertian tentang optiknya (kaca mata) tetapi mempunyai arti yang lebih luas yaitu memberi keterangan tentang baik buruknya fungsi mata secara keseluruhan. Pemeriksaan visus dapat Anda lakukan dengan menggunakan Optotype Snellen, kartu Cincin Landolt, kartu uji E, dan kartu uji Sheridan/Gardiner. Optotype Snellen terdiri atas sederetan huruf dengan ukuran yang berbeda dan bertingkat serta disusun dalam baris mendatar. Huruf yang teratas adalah yang besar, makin ke bawah makin kecil. Penderita membaca Optotype Snellen dari jarak 6 m, karena pada jarak ini mata akan melihat benda dalam keadaan beristirahat atau tanpa akomodasi. Pembacaan mula-mula dilakukan oleh mata kanan dengan terlebih dahulu menutup mata kiri. Lalu dilakukan secara bergantian. Tajam penglihatan dinyatakan dalam pecahan. Pembilang menunjukkan jarak pasien dengan kartu, sedangkan penyebut adalah jarak pasien yang penglihatannya masih normal bisa membaca baris yang sama pada kartu. Dengan demikian dapat ditulis rumus:       V = D/d Keterangan:      V = ketajaman penglihatan (visus)      d = jarak yang dilihat oleh penderita      D = jarak yang dapat dilihat oleh mata normal
  • 3. 3 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Dengan Optotype Snellen, Anda dapat menentukan tajam penglihatan atau kemampuan melihat seseorang, dengan cara bila visus 6/6 maka berarti ia dapat melihat huruf pada jarak 6 meter, yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 6 meter. Sementara bila pasien hanya dapat membaca pada huruf baris yang menunjukkan angka 30, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/30. Apabila pasien hanya dapat membaca huruf pada baris yang menunjukkan angka 50, berarti tajam penglihatan pasien adalah 6/50. Kemudian bila visus adalah 6/60 berarti ia hanya dapat terlihat pada jarak 6 meter yang oleh orang normal huruf tersebut dapat dilihat pada jarak 60 meter. Bila pasien tidak dapat mengenal huruf terbesar pada kartu Snellen maka Anda dapat melakukan uji hitung jari. Jari dapat dilihat terpisah oleh orang normal pada jarak 60 meter. Bila pasien hanya dapat melihat atau menentukan jumlah jari yang diperlihatkan pada jarak 3 meter, maka dinyatakan tajam 3/60. Dengan pengujian ini tajam penglihatan hanya dapat dinilai sampai 1/60, yang berarti hanya dapat menghitung jari pada jarak 1 meter. Dengan uji lambaian tangan, maka dapat dinyatakan visus pasien yang lebih buruk daripada 1/60. Orang normal dapat melihat gerakan atau lambaian tangan pada jarak 1 meter, berarti visus adalah 1/300. Kadang-kadang mata hanya dapat
  • 4. 4 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman mengenal adanya sinar saja dan tidak dapat melihat lambaian tangan. Keadaan ini disebut sebagai tajam penglihatan 1/~. Orang normal dapat melihat adanya sinar pada jarak tidak berhingga. Bila penglihatan sama sekali tidak mengenal adanya sinar maka dikatakan penglihatannya adalah 0 (nol) atau buta total. Visus dan penglihatan kurang dibagi dalam tujuh kategori. Adapun penggolongannya adalah sebagai berikut: 1. Penglihatan normal Pada keadaan ini penglihatan mata adalah normal dan sehat. 2. Penglihatan hampir normal Tidak menimbulkan masalah yang gawat, akan tetapi perlu diketahui penyebabnya. Mungkin suatu penyakit masih dapat diperbaiki.  3. Low vision sedang Dengan kacamata kuat atau kaca pembesar masih dapat membaca dengan cepat. 4. Low vision berat Masih mungkin orientasi dan mobilitas umum akan tetapi mendapat kesukaran pada lalu lintas dan melihat nomor mobil. Untuk membaca diperlukan lensa pembesar kuat. Membaca menjadi lambat. 5. Low vision nyata Bertambahnya masalah orientasi dan mobilisasi. Diperlukan tongkat putih untuk mengenal lingkungan. Hanya minat yang kuat masih mungkin membaca dengan kaca pembesar, umumnya memerlukan Braille, radio, pustaka kaset. 6. Hampir buta Penglihatan kurang dari 4 kaki untuk menghitung jari. Penglihatan tidak bermanfaat, kecuali pada keadaan tertentu. Harus mempergunakan alat nonvisual.
  • 5. 5 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman 7. Buta total Tidak mengenal rangsangan sinar sama sekali. Seluruhnya tergantung pada alat indera lainnya atau tidak mata. Di bawah ini ditunjukkan tabel penggolongan keadaan tajam penglihatan normal, tajam penglihatan kurang (low vision) dan tajam penglihatan dalam keadaan buta.   Di bawah ini adalah format prosedur tindakan dan penilaian pemeriksaan tajam penglihatan STANDAR OPERASIONAL PROSEDUR (SOP) PEMERIKSAAN PENGLIHATAN NO URAIAN Skor A. Persiapan Alat 0 1 2 1 2 Kartu snellen Buku pencatat B. Persiapan pasien dan lingkungan 1. Jelaskan pada pasien tujuan tindakan yang akan dilakukan. 2. Atur lingkungan sekitar pasien, jaga privasi pasien. C. Pelaksanaan prosedur 1. Cuci tangan 2. Tahap I Pengamatan Pemeriksa memegang senter perhatikan: 1. Posisi bolamata: apakah ada juling 2. Konjungtiva: ada pterigium atau tidak 3. Kornea: ada parut atau tidak 4. Lensa: jernih atau keruh/ warna putih
  • 6. 6 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman 3 Tahap II Pemeriksaan tajam pengelihatan tanpa Pinhole 1. Pemeriksaan dilakukan di pekarangan rumah (tempat yang cukup terang), responden tidak boleh menentang sinar matahari. 2. Gantungkan kartu Snellen atau kartu E yang sejajar mata responden dengan jarak 6 meter (sesuai pedoman tali). 3. Pemeriksaan dimulai dengan mata kanan. 4. Mata kiri responden ditutup dengan telapak tangannya tanpa menekan bolamata. 5. Responden disuruh baca huruf dari kiri-ke kanan setiap baris kartu Snellen atau memperagakan posisi huruf E pada kartu E dimulai baris teratas atau huruf yang paling besar sampai huruf terkecil (baris yang tertera angka 20/20). 6. Penglihatan normal bila responden dapat membaca sampai huruf terkecil (20/20). 7. Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf atau memperagakan posisi huruf  E KURANG dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka di atasnya. 8. Bila dalam baris tersebut responden dapat membaca huruf atau memperagakan posisi huruf E SETENGAH baris atau LEBIH dari setengah baris maka yang dicatat ialah baris yang tertera angka tersebut. Pemeriksaan Tajam Penglihatan dengan HITUNG JARI: 9. Bila responden belum dapat melihat huruf teratas atau terbesar dari kartu Snellen atau kartu E maka mulai HITUNG JARI pada jarak 3 meter (tulis 03/060). 10. Hitung jari 3 meter belum bisa terlihat maka maju 2 meter (tulis 02/060), bila belum terlihat maju 1 meter (tulis 01/060). 11. Bila belum juga terlihat maka lakukan GOYANGAN TANGAN pada jarak 1 meter (tulis 01/300). 12. Goyangan tangan belum terlihat maka senter mata responden dan tanyakan apakah responden dapat melihat SINAR SENTER (tulis 01/888). 13. Bila tidak dapat melihat sinar disebut BUTA TOTAL (tulis 00/000).
  • 7. 7 Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman 4 Tahap III Pemeriksaan tajam penglihatan dengan Pinhole 1. Bila responden tidak dapat melanjutkan lagi bacaan huruf di kartu Snellen atau kartu E atau hitung jari maka pada mata tersebut dipasang PINHOLE. 2. Hasil pemeriksaan pinhole ditulis dalam kotak dengan pinhole. Cara penulisan huruf yang terbaca sama dengan cara pemeriksaan tanpa pinhole. 3. Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya sampaibarispalingbawah(normal,20/20)berartiresponden tersebut GANGGUAN REFRAKSI. 4. Dengan pinhole responden dapat melanjutkan bacaannya tetapi tidak sampai baris normal (20/20) pada usia anak sampai dewasa berarti responden tersebut GANGGUAN REFRAKSI dengan mata malas. 5. Bila dengan pinhole responden tidak dapat melanjutkan bacaan huruf atau memperagakan posisi huruf E maka disebut KATARAK. Keterangan : Skor 0 : bila prosedur belum mampu dilakukan Skor 1 : bila prosedur dilakukan dengan bantuan Skor 2 : bila prosedur dilakukan dengan mandiri
  • 8. Modul Pendidikan Jarak Jauh, Pendidikan Tinggi Kesehatan Prodi Keperawatan 8 Pendahuluan Uraian Materi Rangkuman Sebagai perawat profesional Anda harus mampu melakukan pemeriksaan pada pasien dengan gangguan sistem penglihatan. Dalam kegiatan belajar 3 ini Anda telah mempelajari bagaimana memeriksa sistem penglihatan khususnya ketajaman penglihatan dengan menggunakan alat sederhana seperti kartu snellen. Dengan mempelajari dan mempraktekkan materi kegiatan belajar ini Anda diharapkan mampu untuk memeriksa ketajaman penglihatan pasien Rangkuman