SlideShare a Scribd company logo
1 of 22
Dr Nuriyah, M.Biomed (dr INOY)
• Alamat : Jln TP Sriwijaya RT 03 no 88 Jambi
• Riwayat Pendidikan :
S1 : Fak Kedokteran Universitas Andalas Padang
S2 : Fak Kedokteran Universitas Udayana, Bali
• Riwayat Pekerjaan:
Puskesmas Kebun Handil,
Puskesmas Pal X,
Puskesmas Rawasari
Puskesmas Tahtul Yaman
Dosen FKIK Universitas Jambi
• Riwayat Pelatihan :
- TOT IMS bagi Petugas Kesehatan (2012)
- TOT VCT HIV (2013)
- Pelatihan CST HIV (2014)
- TOT LKB HIV (2015)
- TOT IVA (2018)
- TOT PANDU PTM (2018)
- TOT Layanan tes HIV (2019)
- TOT UBM (2019)
• 081274577040
• inoydr@gmail.com
LEARNING OBJECT
Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat:
1. Melakukan pengisian Formulir faktor risiko PTM
2. Melakukan pengukuranTB
3. Melakukan pengukuran BB
4. Melakukan pengukuran LP
5. Menghitung IMT
6. Melakukan penilaian GIF
PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM
1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan,
Berat Badan dan Lingkar Perut
2. Deteksi Dini Gangguan Indra (Penglihatan dan
Pendengaran)Tes hitung jari dan Tes berbisik
PENGUKURAN BERAT BADAN
Kondisi/syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau
digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu.
- Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka
sampai menunjukkan angka nol.
- Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala
Cara pengukuran:
1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa
beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki.
2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan
jarum penunjuk angka timbangan.
1. DETEKSI DINI OBESITAS
PENGUKURAN TINGGI BADAN
Cara Pengukuran:
⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki.
⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka
di bagian jari kaki.
⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding,
posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai.
⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien.
⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil
Kondisi / syarat pengukuran:
- Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah
dikalibrasi/ditera terlebih dahulu.
- Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas
sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding.
- Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.
PENGUKURAN LINGKAR PERUT
TABEL KLASIFIKASI IMT
2. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA
Sasaran
●Anak Usia 7-15 tahun
●Penduduk usia >15 tahun
Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran
• Pemeriksaan tajam penglihatan
menggunakan metode hitung jari
1 2
• Pemeriksaan tajam pendengaran dengan
menggunakan metode berbisik
Penilaian :
• Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS
pemeriksaan,
• Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK
LULUS dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan 19
LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT”
LANGKAH 1
 MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari
orang yang akan diperiksa.
• Yang perlu diperhatikan:
 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat
melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau
dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada
sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
LANGKAH 2
•Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan
telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada
mata kiri.
Yang diperhatikan:
 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus
sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup
salah satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak
mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh
menekan bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
hitung jari tidak boleh berurutan
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-
masing mata
 Dikatakan tidak ada gangguan
penglihatan jika benar dalam hitung jari
3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari
tersebut salah maka dicurigai
mempunyai gangguan penglihatan.
LANGKAH 4
Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
Ruangan sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter.
Pemeriksaan :
1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang
yang akan diperiksa.
2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu
menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga
bagian depan yang dekat dengan pipi) kemudian
menggesek-gesek sehingga timbul bunyi.
Gambar 1
Posisi Pemeriksaan
Gambar 2. Masking telinga yang tidak
diperiksa
3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan
terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa
menjauh dari telinga yang diperiksa.
4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang
terdiri dari dua suku kata seperti mata, kaki,
muka, susu, kaca dan meminta orang yang
diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata
tersebut.
5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung
huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah
dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi
tinggi. Berikut daftar kata-kata yang
digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi.
Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada
pemeriksaan telinga kanan
Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan
langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan
pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan
dilakukan masking.
PENILAIAN :
• Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari
80%, maka dinyatakan lulus dari
pemeriksaan.
• Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari
80%, maka dinyatakan tidak lulus dan
disarankan untuk melakukan pemeriksaan
lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera
bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk
diperiksa kembali pendengarannya lebih
lanjut.
1. Pemutaran Video
2.Tugas Kelompok :
• Peserta dibagi menjadi ----- kelompok
• Masing-masing kelompok melakukan praktik wawancara biodata umum,
wawancara faktor risiko diri sendiri, dan wawancara riwayatPTM pada diri sendiri,
wawancara riwayat PTM pada keluarga, menggunakan form faktor risiko PTM yang disediakan
• Masing-masing kelompok melakukan pengisian formulir faktor risiko PTM, didiskusikan di Break out Room
dan dipresentasikan pada saat di Main Room
• Diskusi untuk menanggapi,memberikan saran dan klarifikasi terhadap hasil diskusi.
• Waktu diskusi Break out room 45 menit

More Related Content

Similar to Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx

Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okLilyBanonah
 
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdfWinnieMandela4
 
Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusia
Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusiaAsuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusia
Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusiapjj_kemenkes
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hsrsd kol abundjani
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptxrismapristisa1
 
Standar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tbStandar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tbyusup firmawan
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokanpjj_kemenkes
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxBoclamp1
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxJurusanGiziPolkesmas
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdfMateri 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdfTheresiaRaphael
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKVina Widya Putri
 
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptxKeterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptxRefinna Sari
 
Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...
Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...
Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...pjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatanpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatanpjj_kemenkes
 

Similar to Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx (20)

Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
 
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
 
DOKTER_KECIL.pptx
DOKTER_KECIL.pptxDOKTER_KECIL.pptx
DOKTER_KECIL.pptx
 
DOKTER_KECIL.pptx
DOKTER_KECIL.pptxDOKTER_KECIL.pptx
DOKTER_KECIL.pptx
 
Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusia
Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusiaAsuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusia
Asuhan keperawatan pada lingkup kebutuhan dasar manusia
 
Pengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdfPengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdf
 
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
Antropometri Presentation   Training  H N Dan  HsAntropometri Presentation   Training  H N Dan  Hs
Antropometri Presentation Training H N Dan Hs
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri FIX.pptx
 
Standar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tbStandar operasional prosedur pengukuran tb
Standar operasional prosedur pengukuran tb
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan TenggorokanPemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
Pemeriksaan Telinga, Hidung dan Tenggorokan
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri (1).pptx
 
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptxPEMERIKSAAN FISIK.pptx
PEMERIKSAAN FISIK.pptx
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptxMateri 1. Pengukuran Antropometri.pptx
Materi 1. Pengukuran Antropometri.pptx
 
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdfMateri 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
Materi 1. Pengukuran Antropometri_ed 30 Maret 2023-1.pdf
 
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAKLaporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
Laporan Field Lab OBSERVASI PEMERIKSAAN PASIEN ANAK
 
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptxKeterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
Keterampilan dasar pelayanan Bayi dan Balita.pptx
 
Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...
Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...
Deteksi Gangguan Reproduksi dalam Perspektif Gender dengan Pengkajian Data Ob...
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
 

Recently uploaded

RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RambuIntanKondi
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxDwiHmHsb1
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaruPrajaPratama4
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptAcephasan2
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptAcephasan2
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))jimmyp14
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiRizalMalik9
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxAcephasan2
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptkhalid1276
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024PyrecticWilliams1
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...nadyahermawan
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitaBintangBaskoro1
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxDianaayulestari2
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaFeraAyuFitriyani
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdfbendaharadakpkmbajay
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAcephasan2
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptssuser551745
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxfachrulshidiq3
 

Recently uploaded (20)

Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdfJenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
Jenis-Jenis-Karakter-Pasien-Rumah-Sakit.pdf
 
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
RTL PPI dr.Intan.docx puskesmas wairasa.
 
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptxFRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
FRAKTUR presentasion patah tulang paripurna OK.pptx
 
materi tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbarumateri tentang airway management terbaru
materi tentang airway management terbaru
 
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.pptANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
ANATOMI FISIOLOGI SISTEM CARDIOVASKULER.ppt
 
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.pptSISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
SISTEM KONDUKSI / KELISTRIKAN JANTUNG.ppt
 
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
LAPSUS VERTIGO))))))))))))))))))))))))))
 
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdfPentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
Pentingnya-Service-Excellent-di-Rumah-Sakit.pdf
 
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase NeurologiReferat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
Referat Penurunan Kesadaran_Stase Neurologi
 
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptxPPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
PPT.Materi-Pembelajaran-genetika.dasarpptx
 
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.pptPPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
PPT-UEU-Keperawatan-Kesehatan-Jiwa-I-Pertemuan-13.ppt
 
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
Low Back Pain untuk Awam dan pekerja tahun 2024
 
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
399557772-Penyakit-Yang-Bersifat-Simptomatis.pptx PENYAKIT SIMTOMP ADALAH PEN...
 
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanitapower point kesehatan reproduksi pria dan wanita
power point kesehatan reproduksi pria dan wanita
 
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptxKONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
KONSEP DASAR KEGAWATDARURATAN MATERNAL NEONATAL.pptx
 
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial RemajaAsuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
Asuhan Keperawatan Jiwa Perkembangan Psikososial Remaja
 
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
#3Sosialisasi Penggunaan e-renggar Monev DAKNF 2024.pdf
 
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.pptAnatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
Anatomi Fisiologi Sistem Muskuloskeletal.ppt
 
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.pptPAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
PAPARAN TENTANG PENYAKIT TUBERKULOSIS.ppt
 
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptxStatistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
Statistik Kecelakaan Kerja manajemen risiko kecelakaan kerja .pptx
 

Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx

  • 1.
  • 2. Dr Nuriyah, M.Biomed (dr INOY) • Alamat : Jln TP Sriwijaya RT 03 no 88 Jambi • Riwayat Pendidikan : S1 : Fak Kedokteran Universitas Andalas Padang S2 : Fak Kedokteran Universitas Udayana, Bali • Riwayat Pekerjaan: Puskesmas Kebun Handil, Puskesmas Pal X, Puskesmas Rawasari Puskesmas Tahtul Yaman Dosen FKIK Universitas Jambi • Riwayat Pelatihan : - TOT IMS bagi Petugas Kesehatan (2012) - TOT VCT HIV (2013) - Pelatihan CST HIV (2014) - TOT LKB HIV (2015) - TOT IVA (2018) - TOT PANDU PTM (2018) - TOT Layanan tes HIV (2019) - TOT UBM (2019) • 081274577040 • inoydr@gmail.com
  • 3. LEARNING OBJECT Setelah mengikuti mata pelatihan ini, peserta dapat: 1. Melakukan pengisian Formulir faktor risiko PTM 2. Melakukan pengukuranTB 3. Melakukan pengukuran BB 4. Melakukan pengukuran LP 5. Menghitung IMT 6. Melakukan penilaian GIF
  • 4. PENGUKURAN FAKTOR RISIKO PTM 1. Deteksi Dini ObesitasPengukuran Tinggi Badan, Berat Badan dan Lingkar Perut 2. Deteksi Dini Gangguan Indra (Penglihatan dan Pendengaran)Tes hitung jari dan Tes berbisik
  • 5. PENGUKURAN BERAT BADAN Kondisi/syarat pengukuran: - Pengukuran dilakukan dengan menggunakan timbangan injak atau digital, yang sudah dikalibrasi terlebih dahulu. - Letakkan alat di lantai yang keras dan rata, posisikan angka sampai menunjukkan angka nol. - Upayakan mata pengukur tegak lurus dengan skala Cara pengukuran: 1. Klien berdiri tegak dengan memakai pakaian seminimal mungkin, tidak membawa beban atau benda apa pun, dan tanpa alas kaki. 2. Kemudian dilakukan pembacaan hasil, mata kader yang mengukur tegak lurus dengan jarum penunjuk angka timbangan. 1. DETEKSI DINI OBESITAS
  • 6. PENGUKURAN TINGGI BADAN Cara Pengukuran: ⁻ Posisikan Klien berdiri tegak pada permukaan lantai yang rata tanpa memakai alas kaki. ⁻ Posisikan ujung tumit kedua telapak kaki dirapatkan dan menempel di dinding dalam posisi agak terbuka di bagian jari kaki. ⁻ Pada waktu mengukur, posisi tumit, pantat, punggung, dan belakang kepala menempel pada dinding, posisi kepala tegak, pandangan mata lurus ke depan, dan lengan menggantung santai. ⁻ Meteran mikrotoa diturunkan hingga mengenai puncak kepala Klien. ⁻ Kemudian dilakukan pembacaan hasil Kondisi / syarat pengukuran: - Pengukuran dilakukan dengan alat mikrotoa atau alat ukur tinggi badan 2 meter, yang sudah dikalibrasi/ditera terlebih dahulu. - Mikrotoa diletakkan di lantai yang rata dan dinding yang tegak lurus. Tarik pita meteran ke atas sampai menunjukkan angka 0, lalu rekatkan/tempelkan mikrotoa pada dinding. - Hasil pengukuran dibaca pada garis merah dengan ketelitian 0,1 cm.
  • 8.
  • 9.
  • 11.
  • 12.
  • 13.
  • 14. 2. DETEKSI DINI GANGGUAN INDERA Sasaran ●Anak Usia 7-15 tahun ●Penduduk usia >15 tahun Indera Penglihatan dan Indera Pendengaran • Pemeriksaan tajam penglihatan menggunakan metode hitung jari 1 2 • Pemeriksaan tajam pendengaran dengan menggunakan metode berbisik Penilaian : • Kata-kata yang dapat diulang > 80% = LULUS pemeriksaan, • Kata-kata yang dapat diulang < 80% = TIDAK LULUS dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan 19
  • 15. LANGKAH PEMERIKSAAN “MELIHAT” LANGKAH 1  MEngambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang yang akan diperiksa. • Yang perlu diperhatikan:  Jalan 20 langkah = 6 meter  Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan  Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat melangkah  Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus)  Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat)
  • 16. LANGKAH 2 •Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri. Yang diperhatikan:  Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah  Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata yang tidak diperiksa  Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata  Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak boleh berurutan
  • 17. Yang diperhatikan:  Pemeriksaan dilakukan pada masing- masing mata  Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut  Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan. LANGKAH 4 Jika ditemukan ada gangguan maka di rujuk ke Fasilitas Kesehatan Tingkat Pertama (FKTP)
  • 18. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN/ TES BERBISIK Persiapan : Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. Ruangan sunyi, jarak pemeriksaan 1 meter. Pemeriksaan : 1. Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang akan diperiksa. 2. Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek sehingga timbul bunyi. Gambar 1 Posisi Pemeriksaan Gambar 2. Masking telinga yang tidak diperiksa
  • 19. 3. Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari telinga yang diperiksa. 4. Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu, kaca dan meminta orang yang diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata tersebut. 5. Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi. Gambar 3. Posisi kepala pemeriksa pada pemeriksaan telinga kanan Gambar 4. Pemeriksa menyebutkan kata-kata
  • 20. 6. Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan masking. PENILAIAN : • Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan. • Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri. Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa kembali pendengarannya lebih lanjut.
  • 21.
  • 22. 1. Pemutaran Video 2.Tugas Kelompok : • Peserta dibagi menjadi ----- kelompok • Masing-masing kelompok melakukan praktik wawancara biodata umum, wawancara faktor risiko diri sendiri, dan wawancara riwayatPTM pada diri sendiri, wawancara riwayat PTM pada keluarga, menggunakan form faktor risiko PTM yang disediakan • Masing-masing kelompok melakukan pengisian formulir faktor risiko PTM, didiskusikan di Break out Room dan dipresentasikan pada saat di Main Room • Diskusi untuk menanggapi,memberikan saran dan klarifikasi terhadap hasil diskusi. • Waktu diskusi Break out room 45 menit