SlideShare a Scribd company logo
1 of 35
Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI 1
PENGUKURAN & PEMERIKSAAN
FR PTM:
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan
3. Lingkar Perut
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah
Sewaktu
2
6. Tajam Penglihatan
7. Tajam Pendengaran
8. Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)
9. Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS)
10. Pemeriksaan Kanker Rahim
Dengan IVA
1. BERAT BADAN :
Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka
alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan.
3
2. TINGGI BADAN :
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan
untuk mendapatkan data tinggi badan semua
kelompok umur.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter
dan ketelitian 0,1 cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana
4
3. LINGKAR PERUT :
Dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya
obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.
2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar
perut dan tindakan apa saja yang
akan dilakukan dalam pengukuran.
5
Cara Pengukuran Lingkar Perut :
6
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM
diminta dengan cara yang santun untuk
membuka pakaian bagian atas atau
menyingkapkan pakaian bagian atas dan
raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu
PTM untuk menetapkan titik pengukuran
2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling
bawah
3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/ panggul
4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik
tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang
pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah
tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak
dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/
diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar
horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju
titik tengah diawal pengukuran.
6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut
yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil
bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik
tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh
melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati
angka 0,1 cm.
7
4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Alat yang diperlukan :
• Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari :
• Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E
• Occluder atau penutup mata dengan pinhole flexible
• Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di kedua ujungnya dan penanda pada
1 meter & 3 meter
8
• Perkenalkan diri dan berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan
• Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda,
terperiksa/responden melakukan hal yang sama dengan cincin di ujung pita
lainnya.
• Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa
menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan.
• Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter.
• Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka dilanjutkan
pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil.
• Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai
dengan 5 kali.
• Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila semua
jawaban benar di jarak 6 meter.
9
METODE PENGUKURAN TAJAM
PENGLIHATAN :
• Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 3 meter.
• Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu
diperiksa menggunakan pinhole.
• Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole, kemudian
lakukan pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari besar huruf
terakhir yang dapat dilihat responden.
• Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
• Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri.
• Apabila ditemukan hasil pemeriksaan < 6/12, disarankan agar responden
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
10
Definisi Kebutaan Berdasarkan
World Health Organization (WHO – ICD10)
11
Early visual impairment
(EVI)
Tajam penglihatan < 6/12 – 6/18 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole
Moderate visual
impairment (MVI)
: Tajam penglihatan < 6/18 – 6/60 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole
Severe visual
impairment (SVI)
: Tajam penglihatan < 6/60 – 3/60 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole
Functional Low Vision : Seseorang dengan low vision adalah yang memiliki
gangguan pada fungsi visual walaupun telah dilakukan terapi
dan/atau koreksi refraksi, dan tajam penglihatan kurang dari
6/18 hingga persepsi cahaya, atau lapang pandang kurang dari
10 derajat dari titik fiksasi, yang menggunakan, atau potensial
menggunakan penglihatannya untuk melakukan kegiatan
sehari-hari.*)
Metode “Hitung Jari”
Yang perlu diperhatikan:
 Jalan 20 langkah = 6 meter
 Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa
berhadapan
 Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari
atau melompat saat melangkah
 Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap
(tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus)
 Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh
berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam
melihat) 12
4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Yang diperhatikan:
 Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar,
tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
 Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah
satu mata yang tidak diperiksa
 Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak
mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan
bola mata
 Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
hitung jari tidak boleh berurutan
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang
dewasa dari orang yang akan diperiksa.
2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri
ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan
pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
Metode “Hitung Jari”
Yang diperhatikan:
 Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing
mata
 Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika
benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut
 Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut
salah maka dicurigai mempunyai gangguan
penglihatan. 13
4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan
kembali untuk mengetahui apakah memang terdapat
gangguan penglihatan atau tidak.
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-
turut pada masing-masing mata.
4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata
jika dari hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
14
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
1) Posisi pemeriksa berada setengah
meter di belakang orang yang akan
diperiksa.
2) Pada telinga yang tidak diperiksa,
dilakukan masking yaitu menekan bagian
tragus (bagian menonjol dari telinga
bagian depan yang dekat dengan pipi)
kemudian menggesek-gesek sehingga
timbul bunyi.
5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
15
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
3) Pemeriksaan dimulai pada telinga
kanan terlebih dahulu. Posisi kepala
pemeriksa menjauh dari telinga yang
diperiksa.
4) Pemeriksa membisikkan kata-kata yang
terdiri dari dua suku kata seperti mata,
kaki, muka, susu, kaca dan meminta
orang yang diperiksa untuk mengulang
kembali kata-kata tersebut.
5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
16
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
5) Kata-kata yang dibisikkan harus
mengandung huruf lunak yang terdiri
dari frekuensi rendah dan huruf desis
yang terdiri dari frekuensi tinggi.
Berikut daftar kata-kata yang
digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi.
7) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri
dengan langkah-langkah yang sama.
Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri,
maka telinga kanan dilakukan masking.
5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
17
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
PENILAIAN :
 Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
 Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka
dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri.
 Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
ALAT DAN BAHAN:
a. Tensimeter Digital
b. Manset besar
c. Batu baterai AA
PROSEDUR PENGUKURAN
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit
sebelum pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu
PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar
dengan jantung.
18
6. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
 Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan
hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil
pengukuran secara otomatis
 Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit.
19
7. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Alat dan bahan :
 Alat pemeriksaan kadar gula darah
 Test strip gula darah
 Lancet
 Alkohol 70%
 Tissue kering
Prosedur :
1. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
2. Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
3. Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
4. Usap dengan kapas steril kering
5. setelah darah keluar. Sentuhkan satu/
6. dua tetes darah
7. Baca hasil glukosa darah.
20
SADARI DALAM 3 LANGKAH
21
1 2 3
8. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)
9. PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS
(SADANIS)
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan payudara sendiri (apakah ada
perubahan bentuk,warna,ukuran,cerukan dan kerutan)
2. Angkat kedua tangan keatas kepala; perhatikan kembali kedua payudara,
kemudian kedua tangan menekan pinggang agar otot dada berkontraksi.
Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung
seimbang.
3. Tekan dengan lembut masing2 putting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk
melihat apakah ada cairan keluar.
4. Lakukan perabaan payudara (berdiri atau berbaring),angkat lengan kiri keatas
kepala. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Gunakan tangan
kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah.Pastikan
memeriksa diantara payudara, dibawah lengan dan dibawah tulang selangka.
5. Lakukan demikian seterusnya pada payudara sebelah kanan.
22
10. PEMERIKSAAN KANKER RAHIM DENGAN IVA
Pemeriksa Tujuan Tatalaksana Hasil
Tenaga
Kesehatan
Terlatih
(Dokter/Bida
n)
Deteksi dini kelainan mulut
rahim (servisitis, cervical wart,
keputihan abnormal, polip,
serviks oedema, hipertropi,
pertumbuhan at adanya tukak.
Mengamati serviks
(mata telanjang)
setelah diberikan
asam asetat/asam
cuka 3-5%
Positif (+) :
Jika ditemukan
bercak putih
seperti sariawan
setelah 1 (satu)
menit dioleskan
asam cuka.
23
ALAT DAN BAHAN :
 Meja ginekologi (atau meja tulis)
 Sumber cahaya yang cukup
 Asam asetat 3 - 5 %
 Kapas lidi besar
 Sarung tangan bersih
 Spekulum vagina
 Pasien posisi litotomi
 Gunakan spekulum cocor bebek 
lihat serviks dan pulaskan larutan asam asetat 3-5% dengan menggunakan
kapas
 Tunggu 1-3 menit, perhatikan perubahan warna pada serviks.
 Hasil IVA positif  bercak putih (acethowhite )epithelial menunjukkan adanya
lesi prakanker
TEHNIK VISUAL ASAM ASETAT
24
KASIVO
LESI PRA KANKER
Lesi intra epitel serviks
derajat rendah ~ NIS I
TAMPILAN IVA positif
Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium)
KANKER SERVIKS
Invasif
25
26
28
Apa yang bisa dilakukan NS?
Pemicuan Promosi & Edukasi
Pencegahan dan Pengendalian Faktor
Risiko Obesitas
29 6
Pengaturan pola makan
Pengaturan aktivitas fisik
dan latihan fisik
Pengaturan waktu tidur
Pengaturan perilaku
mengelola
stress
Pencegahan
Obesitas
30
Pencegahan dan Pengendalian Faktor
Risiko Peningkatan Tekanan Darah
Pencegahan dan Pengendalian Faktor
Risiko Peningkatan Gula Darah
• Penyuluhan
• Konseling
• Pelatihan
Edukasi/
Promosi
Kesehatan
• Pengaturan
pola makan
• Latihan fisik
Pengelolaan
faktor risiko
• Tatalaksana
• Rujukan
Penanganan
Pencegahan dan Pengendalian Faktor
Risiko Diet Tidak Sehat
BATASI
GULA, GARAM & LEMAK
Pencegahan dan Pengendalian Faktor
Risiko Gangguan Indera
3
5
TERIMA KASIH

More Related Content

What's hot

POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)Lutfi Imansari
 
sop posbindu.docx
sop posbindu.docxsop posbindu.docx
sop posbindu.docxagung758908
 
Standar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis feStandar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis feyusup firmawan
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptxRsudKualaPembuang
 
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmContoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmNovieta Parman
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)BPJS Kesehatan RI
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022novitawanget
 
Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Retno Sf
 
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptxPosyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptxHanggaraKiran
 
Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018AdeliaCynthia
 
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docxPkmtndMovie
 
Clinical pathway & cot selasa
Clinical pathway & cot selasaClinical pathway & cot selasa
Clinical pathway & cot selasaputriutamifst
 
Kak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docxKak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docxsiti romlah
 
00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf
00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf
00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdfRani454069
 

What's hot (20)

POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
POWERPOINT GERMAS (PPT GERMAS)
 
sop posbindu.docx
sop posbindu.docxsop posbindu.docx
sop posbindu.docx
 
Standar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis feStandar operasional prosedur dis fe
Standar operasional prosedur dis fe
 
Sk kebijakan gizi
Sk kebijakan giziSk kebijakan gizi
Sk kebijakan gizi
 
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
1# PENCATATAN DAN PELAPORAN PPI (1).pptx
 
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkmContoh audit plan dan instrumen audit pkm
Contoh audit plan dan instrumen audit pkm
 
Manajemen Puskesmas
Manajemen PuskesmasManajemen Puskesmas
Manajemen Puskesmas
 
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
Buku Panduan Praktis BPJS Kesehatan - Program Rujuk Balik (PRB)
 
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
Perencanaan Tingkat Puskesmas (PTP) Rurukan 2022
 
Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021Form hasil capaian indikator ukp september 2021
Form hasil capaian indikator ukp september 2021
 
Kuesioner DM
Kuesioner DMKuesioner DM
Kuesioner DM
 
PPT HIVAIDS.pptx
PPT HIVAIDS.pptxPPT HIVAIDS.pptx
PPT HIVAIDS.pptx
 
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptxPosyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
Posyandu bagian dari ILP_Jateng.pptx
 
Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018Materi pelatihan posbindu 25042018
Materi pelatihan posbindu 25042018
 
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
7.2.1.3 SOP PELAYANAN MEDIS.docx
 
Kader kesehatan jiwa
Kader kesehatan jiwaKader kesehatan jiwa
Kader kesehatan jiwa
 
Clinical pathway & cot selasa
Clinical pathway & cot selasaClinical pathway & cot selasa
Clinical pathway & cot selasa
 
1.3 sop gizi buruk
1.3 sop gizi buruk1.3 sop gizi buruk
1.3 sop gizi buruk
 
Kak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docxKak intervensi-pis-pk-docx
Kak intervensi-pis-pk-docx
 
00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf
00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf
00.a. Contoh Anjab ABK Dokter Pertama.pdf
 

Similar to Deteksi Dini FR PTM.pptx

Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820nanirizkiyati
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxmilaintan
 
Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okLilyBanonah
 
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxMPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxBryanRajaM
 
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxtesararlin
 
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdfMutiahNuraini2
 
Pengkajian Data Objektif
Pengkajian Data ObjektifPengkajian Data Objektif
Pengkajian Data Objektifpjj_kemenkes
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamilpjj_kemenkes
 
UKURAN ANTROPOMETRI.pptx
UKURAN ANTROPOMETRI.pptxUKURAN ANTROPOMETRI.pptx
UKURAN ANTROPOMETRI.pptxTeguhSetiawan64
 
Deteksi dini fr ns 2020 ok
Deteksi dini fr ns 2020 okDeteksi dini fr ns 2020 ok
Deteksi dini fr ns 2020 okLilyBanonah
 
Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1pjj_kemenkes
 
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdfWinnieMandela4
 
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdfPemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdfErviAudinaMunthe1
 
Kumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdf
Kumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdfKumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdf
Kumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdfYunifatmawati8
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatanpjj_kemenkes
 

Similar to Deteksi Dini FR PTM.pptx (20)

Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
Pengukuran &amp; pemeriksaan fr ptm nani 100820
 
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptxMATERI II FR RISIKO PTM.pptx
MATERI II FR RISIKO PTM.pptx
 
Dd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 okDd indera ns 2020 ok
Dd indera ns 2020 ok
 
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxMPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
MPI1_Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
 
MATERI PTM.pptx
MATERI PTM.pptxMATERI PTM.pptx
MATERI PTM.pptx
 
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
 
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptxPengukuran FR PTM_Revisi.pptx
Pengukuran FR PTM_Revisi.pptx
 
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
06. PENGUKURAN FR PTM.pdf
 
Modul 4 cetak
Modul 4 cetakModul 4 cetak
Modul 4 cetak
 
Pengkajian Data Objektif
Pengkajian Data ObjektifPengkajian Data Objektif
Pengkajian Data Objektif
 
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu HamilPemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
Pemeriksaan Fisik Pada Ibu Hamil
 
UKURAN ANTROPOMETRI.pptx
UKURAN ANTROPOMETRI.pptxUKURAN ANTROPOMETRI.pptx
UKURAN ANTROPOMETRI.pptx
 
Deteksi dini fr ns 2020 ok
Deteksi dini fr ns 2020 okDeteksi dini fr ns 2020 ok
Deteksi dini fr ns 2020 ok
 
KL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabn
KL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabnKL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabn
KL Skop 1 Unit 3.ppt untuk pembelajarabn
 
Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1Pedoman Praktikum 1
Pedoman Praktikum 1
 
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
081223_PPT_Posyandu Usia_Produktif_dan_Lansia_PTM_TNI AD_dr._Rainy.pdf
 
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdfPemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
Pemeriksaan Ketajaman Penglihatan dan Uji Ischihara.pdf
 
Kumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdf
Kumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdfKumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdf
Kumpulan-Daftar-Tilik-Modul-Pemb-Jenjang-1_-Lengkap.pdf
 
Pengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdfPengukuran FR PTM.pdf
Pengukuran FR PTM.pdf
 
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi PenglihatanPemeriksaan Fungsi Penglihatan
Pemeriksaan Fungsi Penglihatan
 

Recently uploaded

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxrittafarmaraflesia
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...AdekKhazelia
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptika291990
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3smwk57khb29
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxkaiba5
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikSavitriIndrasari1
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxISKANDARSYAPARI
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannandyyusrizal2
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANYayahKodariyah
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptRoniAlfaqih2
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALMayangWulan3
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptxrachmatpawelloi
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusiastvitania08
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptRoniAlfaqih2
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfhsetraining040
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.pptDesiskaPricilia1
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptbekamalayniasinta
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfFatimaZalamatulInzan
 

Recently uploaded (18)

konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptxkonsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
konsep nutrisi pada pasien dengan gangguan kardiovaskuler.pptx
 
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
PANDUAN TUGAS AKHIR SKRIPSI PRODI KEPERAWATAN ANESTESIOLOGI PROGRAM SARJANA T...
 
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.pptPERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
PERHITUNGAN_DAN_KATEGORI_STATUS_GIZI.ppt
 
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3spenyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
penyuluhan terkait kanker payudara oleh mahasiswa k3s
 
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptxLaporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
Laporan Kasus - Tonsilitis Kronik Eksaserbasi Akut.pptx
 
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensikPPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
PPT presentasi tentang ekshumasi stase forensik
 
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptxMPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
MPI 3. Pengendalian Penyakit pada JH 2023 Kadar.pptx
 
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinannPelajaran Distosia Bahu pada persalinann
Pelajaran Distosia Bahu pada persalinann
 
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATANSEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
SEDIAAN EMULSI : DEFINISI, TIPE EMULSI, JENIS EMULGATOR DAN CARA PEMBUATAN
 
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.pptToksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
Toksikologi obat dan macam-macam obat yang toksik dan berbahaya.ppt
 
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONALPPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
PPT KONTRASEPSI KB HORMONAL DAN NON HORMONAL
 
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
414325562-Ppt- Keperawatan GawatDarurat Trauma-Abdomen.pptx
 
materi tentang sistem imun tubuh manusia
materi tentang sistem  imun tubuh manusiamateri tentang sistem  imun tubuh manusia
materi tentang sistem imun tubuh manusia
 
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.pptanatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
anatomi fisiologi sistem penginderaan.ppt
 
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdfStrategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
Strategi_Pengendalian_RisikoZSFADXSCFQ.pdf
 
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
456720224-1-Antenatal Care-Terpadu-10-T-ppt.ppt
 
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.pptPERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
PERAN PERAWAT DALAM MEMBERIKAN PELAYANAN KELOMPOK 4.ppt
 
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdfSWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
SWAMEDIKASI ALERGI PRODI SARJANA FARMASI.pdf
 

Deteksi Dini FR PTM.pptx

  • 1. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Kementerian Kesehatan RI 1
  • 2. PENGUKURAN & PEMERIKSAAN FR PTM: 1. Berat Badan 2. Tinggi Badan 3. Lingkar Perut 4. Tekanan Darah 5. Gula Darah Sewaktu 2 6. Tajam Penglihatan 7. Tajam Pendengaran 8. Pemeriksaan Payudara Sendiri (SADARI) 9. Pemeriksaan Payudara Klinis (SADANIS) 10. Pemeriksaan Kanker Rahim Dengan IVA
  • 3. 1. BERAT BADAN : Persiapan : a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus plastiknya. b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar. c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat seperti kunci. d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0. Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan. 3
  • 4. 2. TINGGI BADAN : Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan untuk mendapatkan data tinggi badan semua kelompok umur. Persiapan : Gunakan alat pengukur tinggi badan : microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter dan ketelitian 0,1 cm. Prosedur : Sesuai tatalaksana 4
  • 5. 3. LINGKAR PERUT : Dimaksudkan untuk mengetahui ada tidaknya obesitas abdominal/ sentral. 1. Alat yang dibutuhkan : a. Ruangan yang tertutup dari pandangan umum. Jika tidak ada gunakan tirai pembatas b. Pita pengukur c. Spidol atau pulpen. 2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar perut dan tindakan apa saja yang akan dilakukan dalam pengukuran. 5
  • 6. Cara Pengukuran Lingkar Perut : 6 1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM diminta dengan cara yang santun untuk membuka pakaian bagian atas atau menyingkapkan pakaian bagian atas dan raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu PTM untuk menetapkan titik pengukuran 2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling bawah 3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul
  • 7. 4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah tersebut dengan alat tulis 5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal). Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/ diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar horizontal melingkari pinggang dan perut kembali menuju titik tengah diawal pengukuran. 6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati angka 0,1 cm. 7
  • 8. 4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN Alat yang diperlukan : • Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari : • Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E • Occluder atau penutup mata dengan pinhole flexible • Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di kedua ujungnya dan penanda pada 1 meter & 3 meter 8
  • 9. • Perkenalkan diri dan berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan • Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda, terperiksa/responden melakukan hal yang sama dengan cincin di ujung pita lainnya. • Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan. • Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter. • Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka dilanjutkan pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil. • Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai dengan 5 kali. • Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila semua jawaban benar di jarak 6 meter. 9 METODE PENGUKURAN TAJAM PENGLIHATAN :
  • 10. • Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila semua jawaban benar di jarak 3 meter. • Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu diperiksa menggunakan pinhole. • Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole, kemudian lakukan pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari besar huruf terakhir yang dapat dilihat responden. • Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya. • Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri. • Apabila ditemukan hasil pemeriksaan < 6/12, disarankan agar responden dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan. 10
  • 11. Definisi Kebutaan Berdasarkan World Health Organization (WHO – ICD10) 11 Early visual impairment (EVI) Tajam penglihatan < 6/12 – 6/18 pada mata terbaik dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole Moderate visual impairment (MVI) : Tajam penglihatan < 6/18 – 6/60 pada mata terbaik dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole Severe visual impairment (SVI) : Tajam penglihatan < 6/60 – 3/60 pada mata terbaik dengan koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole Functional Low Vision : Seseorang dengan low vision adalah yang memiliki gangguan pada fungsi visual walaupun telah dilakukan terapi dan/atau koreksi refraksi, dan tajam penglihatan kurang dari 6/18 hingga persepsi cahaya, atau lapang pandang kurang dari 10 derajat dari titik fiksasi, yang menggunakan, atau potensial menggunakan penglihatannya untuk melakukan kegiatan sehari-hari.*)
  • 12. Metode “Hitung Jari” Yang perlu diperhatikan:  Jalan 20 langkah = 6 meter  Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa berhadapan  Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari atau melompat saat melangkah  Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap (tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus)  Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam melihat) 12 4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN Yang diperhatikan:  Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar, tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah  Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah satu mata yang tidak diperiksa  Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan bola mata  Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan hitung jari tidak boleh berurutan 1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang dewasa dari orang yang akan diperiksa. 2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
  • 13. Metode “Hitung Jari” Yang diperhatikan:  Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing mata  Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut  Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut salah maka dicurigai mempunyai gangguan penglihatan. 13 4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan kembali untuk mengetahui apakah memang terdapat gangguan penglihatan atau tidak. 3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut- turut pada masing-masing mata. 4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata jika dari hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
  • 14. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN 14 PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU) TES BERBISIK MODIFIKASI Persiapan : Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising. 1) Posisi pemeriksa berada setengah meter di belakang orang yang akan diperiksa. 2) Pada telinga yang tidak diperiksa, dilakukan masking yaitu menekan bagian tragus (bagian menonjol dari telinga bagian depan yang dekat dengan pipi) kemudian menggesek-gesek sehingga timbul bunyi.
  • 15. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN 15 PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU) TES BERBISIK MODIFIKASI 3) Pemeriksaan dimulai pada telinga kanan terlebih dahulu. Posisi kepala pemeriksa menjauh dari telinga yang diperiksa. 4) Pemeriksa membisikkan kata-kata yang terdiri dari dua suku kata seperti mata, kaki, muka, susu, kaca dan meminta orang yang diperiksa untuk mengulang kembali kata-kata tersebut.
  • 16. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN 16 PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU) TES BERBISIK MODIFIKASI 5) Kata-kata yang dibisikkan harus mengandung huruf lunak yang terdiri dari frekuensi rendah dan huruf desis yang terdiri dari frekuensi tinggi. Berikut daftar kata-kata yang digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi. 7) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri dengan langkah-langkah yang sama. Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri, maka telinga kanan dilakukan masking.
  • 17. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN 17 PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU) TES BERBISIK MODIFIKASI PENILAIAN :  Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka dinyatakan lulus dari pemeriksaan.  Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri.  Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa kembali pendengarannya lebih lanjut.
  • 18. ALAT DAN BAHAN: a. Tensimeter Digital b. Manset besar c. Batu baterai AA PROSEDUR PENGUKURAN a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit sebelum pengukuran. c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar dengan jantung. 18 6. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
  • 19. e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak berbicara pada saat pengukuran. f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah  Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil pengukuran secara otomatis  Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5 menit. 19
  • 20. 7. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH Alat dan bahan :  Alat pemeriksaan kadar gula darah  Test strip gula darah  Lancet  Alkohol 70%  Tissue kering Prosedur : 1. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul 2. Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan. 3. Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus, cepat dan tidak terlalu dalam. 4. Usap dengan kapas steril kering 5. setelah darah keluar. Sentuhkan satu/ 6. dua tetes darah 7. Baca hasil glukosa darah. 20
  • 21. SADARI DALAM 3 LANGKAH 21 1 2 3 8. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI (SADARI)
  • 22. 9. PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS (SADANIS) 1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan payudara sendiri (apakah ada perubahan bentuk,warna,ukuran,cerukan dan kerutan) 2. Angkat kedua tangan keatas kepala; perhatikan kembali kedua payudara, kemudian kedua tangan menekan pinggang agar otot dada berkontraksi. Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung seimbang. 3. Tekan dengan lembut masing2 putting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk melihat apakah ada cairan keluar. 4. Lakukan perabaan payudara (berdiri atau berbaring),angkat lengan kiri keatas kepala. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Gunakan tangan kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah.Pastikan memeriksa diantara payudara, dibawah lengan dan dibawah tulang selangka. 5. Lakukan demikian seterusnya pada payudara sebelah kanan. 22
  • 23. 10. PEMERIKSAAN KANKER RAHIM DENGAN IVA Pemeriksa Tujuan Tatalaksana Hasil Tenaga Kesehatan Terlatih (Dokter/Bida n) Deteksi dini kelainan mulut rahim (servisitis, cervical wart, keputihan abnormal, polip, serviks oedema, hipertropi, pertumbuhan at adanya tukak. Mengamati serviks (mata telanjang) setelah diberikan asam asetat/asam cuka 3-5% Positif (+) : Jika ditemukan bercak putih seperti sariawan setelah 1 (satu) menit dioleskan asam cuka. 23 ALAT DAN BAHAN :  Meja ginekologi (atau meja tulis)  Sumber cahaya yang cukup  Asam asetat 3 - 5 %  Kapas lidi besar  Sarung tangan bersih  Spekulum vagina
  • 24.  Pasien posisi litotomi  Gunakan spekulum cocor bebek  lihat serviks dan pulaskan larutan asam asetat 3-5% dengan menggunakan kapas  Tunggu 1-3 menit, perhatikan perubahan warna pada serviks.  Hasil IVA positif  bercak putih (acethowhite )epithelial menunjukkan adanya lesi prakanker TEHNIK VISUAL ASAM ASETAT 24 KASIVO
  • 25. LESI PRA KANKER Lesi intra epitel serviks derajat rendah ~ NIS I TAMPILAN IVA positif Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium) KANKER SERVIKS Invasif 25
  • 26. 26
  • 27.
  • 28. 28 Apa yang bisa dilakukan NS? Pemicuan Promosi & Edukasi
  • 29. Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko Obesitas 29 6 Pengaturan pola makan Pengaturan aktivitas fisik dan latihan fisik Pengaturan waktu tidur Pengaturan perilaku mengelola stress Pencegahan Obesitas
  • 30. 30
  • 31. Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko Peningkatan Tekanan Darah
  • 32. Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko Peningkatan Gula Darah • Penyuluhan • Konseling • Pelatihan Edukasi/ Promosi Kesehatan • Pengaturan pola makan • Latihan fisik Pengelolaan faktor risiko • Tatalaksana • Rujukan Penanganan
  • 33. Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko Diet Tidak Sehat BATASI GULA, GARAM & LEMAK
  • 34. Pencegahan dan Pengendalian Faktor Risiko Gangguan Indera