1. Direktorat Pencegahan dan Pengendalian Penyakit Tidak Menular
Direktorat Jenderal Pencegahan dan Pengendalian Penyakit
Kementerian Kesehatan RI 1
2. PENGUKURAN & PEMERIKSAAN
FR PTM:
1. Berat Badan
2. Tinggi Badan
3. Lingkar Perut
4. Tekanan Darah
5. Gula Darah
Sewaktu
2
6. Tajam Penglihatan
7. Tajam Pendengaran
8. Pemeriksaan Payudara Sendiri
(SADARI)
9. Pemeriksaan Payudara Klinis
(SADANIS)
10. Pemeriksaan Kanker Rahim
Dengan IVA
3. 1. BERAT BADAN :
Persiapan :
a. Ambil timbangan dari kotak karton dan keluarkan dari bungkus
plastiknya.
b. Letakkan alat timbang pada lantai yang keras dan datar.
c. Warga posbindu PTM yang akan ditimbang diminta membuka
alas kaki dan jaket serta mengeluarkan isi kantong yang berat
seperti kunci.
d. Pastikan timbangan pada nilai pengukuran pada angka 0.
Prosedur : Sesuai tatalaksana penimbangan.
3
4. 2. TINGGI BADAN :
Pengukuran tinggi badan (cm) dimaksudkan
untuk mendapatkan data tinggi badan semua
kelompok umur.
Persiapan :
Gunakan alat pengukur tinggi badan :
microtoise dengan kapasitas ukur 2 meter
dan ketelitian 0,1 cm.
Prosedur : Sesuai tatalaksana
4
5. 3. LINGKAR PERUT :
Dimaksudkan untuk mengetahui ada
tidaknya
obesitas abdominal/ sentral.
1. Alat yang dibutuhkan :
a. Ruangan yang tertutup dari
pandangan umum. Jika tidak ada
gunakan tirai pembatas
b. Pita pengukur
c. Spidol atau pulpen.
2. Jelaskan tujuan pengukuran lingkar
perut dan tindakan apa saja yang
akan dilakukan dalam pengukuran.
5
6. Cara Pengukuran Lingkar Perut :
6
1 Untuk pengukuran ini warga Posbindu PTM
diminta dengan cara yang santun untuk
membuka pakaian bagian atas atau
menyingkapkan pakaian bagian atas dan
raba tulang rusuk terakhir warga Posbindu
PTM untuk menetapkan titik pengukuran
2 Tetapkan titik batas tepi tulang rusuk paling
bawah
3 Tetapkan titik ujung lengkung tulang pangkal
paha/ panggul
7. 4 Tetapkan titik tengah di antara di antara titik
tulang rusuk terakhir titik ujung lengkung tulang
pangkal paha/ panggul dan tandai titiktengah
tersebut dengan alat tulis
5 Minta warga Posbindu PTM untuk berdiri tegak
dan bernafas dengan normal (ekspirasi normal).
Lakukan pengukuran lingkar perut dimulai/
diambil dari titik tengah kemudian secara sejajar
horizontal
melingkari pinggang dan perut kembali menuju
titik tengah diawal pengukuran.
6 Apabila warga Posbindu PTM mempunyai perut
yang gendut ke bawah, pengukuran mengambil
bagian yang paling buncit lalu berakhir pada titik
tengah tersebut lagi. Pita pengukur tidak boleh
melipat dan ukur lingkar pinggang mendekati
angka 0,1 cm.
7
8. 4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Alat yang diperlukan :
• Kit Ophtalmologi Komunitas, terdiri dari :
• Kartu E yang telah disederhanakan atau Tumbling E
• Occluder atau penutup mata dengan pinhole flexible
• Tali pengukur 6 meter dengan penanda/multiple cincin di kedua ujungnya dan penanda pada
1 meter & 3 meter
8
9. • Perkenalkan diri dan berikan penjelasan singkat cara pemeriksaan
• Pemeriksa menempatkan satu cincin di jari sebagai penanda,
terperiksa/responden melakukan hal yang sama dengan cincin di ujung pita
lainnya.
• Pemeriksaan dimulai dari mata kanan dengan mata kiri tertutup tanpa
menggunakan pinhole. Upayakan mata tidak tertekan.
• Pemeriksaan dimulai dari jarak 6 meter.
• Tes dilakukan sebanyak 4 kali, apabila jawaban benar semua maka dilanjutkan
pada tes yang lebih sulit yaitu huruf yang lebih kecil.
• Apabila terdapat kesalahan saat menjawab, ulangi terlebih dahulu sampai
dengan 5 kali.
• Ulangi pemeriksaan pada jarak 3 meter dengan teknik diatas apabila semua
jawaban benar di jarak 6 meter.
9
METODE PENGUKURAN TAJAM
PENGLIHATAN :
10. • Ulangi pemeriksaan pada jarak 1 meter dengan teknik diatas apabila
semua jawaban benar di jarak 3 meter.
• Mata dengan tajam penglihatan lebih baik daripada 6/12 tidak perlu
diperiksa menggunakan pinhole.
• Catat hasil pengukuran terakhir pada kolom dengan pinhole, kemudian
lakukan pemeriksaan dengan pinhole yang dimulai dari besar huruf
terakhir yang dapat dilihat responden.
• Lakukan tes dengan pinhole sesuai tahapan sebelumnya.
• Lakukan pemeriksaan yang sama untuk mata kiri.
• Apabila ditemukan hasil pemeriksaan < 6/12, disarankan agar responden
dirujuk ke fasilitas pelayanan kesehatan.
10
11. Definisi Kebutaan Berdasarkan
World Health Organization (WHO – ICD10)
11
Early visual impairment
(EVI)
Tajam penglihatan < 6/12 – 6/18 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole
Moderate visual
impairment (MVI)
: Tajam penglihatan < 6/18 – 6/60 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole
Severe visual
impairment (SVI)
: Tajam penglihatan < 6/60 – 3/60 pada mata terbaik dengan
koreksi yang ada atau dengan koreksi terbaik atau pinhole
Functional Low Vision : Seseorang dengan low vision adalah yang memiliki
gangguan pada fungsi visual walaupun telah dilakukan terapi
dan/atau koreksi refraksi, dan tajam penglihatan kurang dari
6/18 hingga persepsi cahaya, atau lapang pandang kurang dari
10 derajat dari titik fiksasi, yang menggunakan, atau potensial
menggunakan penglihatannya untuk melakukan kegiatan
sehari-hari.*)
12. Metode “Hitung Jari”
Yang perlu diperhatikan:
Jalan 20 langkah = 6 meter
Posisi orang yang akan diperiksa dengan pemeriksa
berhadapan
Langkah kaki biasa normal orang dewasa, tidak berlari
atau melompat saat melangkah
Pemeriksaan dilakukan pada tempat yang tidak gelap
(tempat terang atau dengan pencahayaan yang bagus)
Baik pemeriksa maupun yang akan diperiksa tidak boleh
berada pada sorotan lampu (agar tidak kesulitan dalam
melihat) 12
4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Yang diperhatikan:
Jari pemeriksa dan mata yang diperiksa harus sejajar,
tidak boleh lebih tinggi atau lebih rendah
Mata diperiksa secara bergantian dengan menutup salah
satu mata yang tidak diperiksa
Mata ditutup harus dengan telapak tangan (agar tidak
mengintip dari sela jari tangan) dan tidak boleh menekan
bola mata
Jari tangan pemeriksa saat melakukan pemeriksaan
hitung jari tidak boleh berurutan
1. Ambil jarak dengan berjalan 20 langkah normal orang
dewasa dari orang yang akan diperiksa.
2. Lakukan hitung jari mulai dari mata kanan, mata kiri
ditutup dengan telapak tangan, kemudian lanjutkan
pemeriksaan yang sama pada mata kiri.
13. Metode “Hitung Jari”
Yang diperhatikan:
Pemeriksaan dilakukan pada masing-masing
mata
Dikatakan tidak ada gangguan penglihatan jika
benar dalam hitung jari 3 kali berturut-turut
Jika dalam pemeriksaan 3 kali hitung jari tersebut
salah maka dicurigai mempunyai gangguan
penglihatan. 13
4. PEMERIKSAAN TAJAM PENGLIHATAN
Pada tempat tersebut akan dilakukan pemeriksaan
kembali untuk mengetahui apakah memang terdapat
gangguan penglihatan atau tidak.
3. Hitung jawaban 3 kali benar secara berturut-
turut pada masing-masing mata.
4. Antar ke fasilitas kesehatan, optik atau dokter mata
jika dari hasil pemeriksaan ada gangguan pada mata.
14. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
14
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
Persiapan :
Pastikan kondisi lingkungan sekitar tidak terlalu bising.
1) Posisi pemeriksa berada setengah
meter di belakang orang yang akan
diperiksa.
2) Pada telinga yang tidak diperiksa,
dilakukan masking yaitu menekan bagian
tragus (bagian menonjol dari telinga
bagian depan yang dekat dengan pipi)
kemudian menggesek-gesek sehingga
timbul bunyi.
15. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
15
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
3) Pemeriksaan dimulai pada telinga
kanan terlebih dahulu. Posisi kepala
pemeriksa menjauh dari telinga yang
diperiksa.
4) Pemeriksa membisikkan kata-kata yang
terdiri dari dua suku kata seperti mata,
kaki, muka, susu, kaca dan meminta
orang yang diperiksa untuk mengulang
kembali kata-kata tersebut.
16. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
16
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
5) Kata-kata yang dibisikkan harus
mengandung huruf lunak yang terdiri
dari frekuensi rendah dan huruf desis
yang terdiri dari frekuensi tinggi.
Berikut daftar kata-kata yang
digunakan untuk Tes Bisik Modifikasi.
7) Pemeriksaan diulang pada telinga kiri
dengan langkah-langkah yang sama.
Pemeriksaan pada telinga sebelah kiri,
maka telinga kanan dilakukan masking.
17. 5. PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN
17
PEMERIKSAAN TAJAM PENDENGARAN (POSBINDU)
TES BERBISIK MODIFIKASI
PENILAIAN :
Bila kata-kata yang dapat diulang lebih dari 80%, maka
dinyatakan lulus dari pemeriksaan.
Bila kata-kata yang dapat diulang kurang dari 80%, maka
dinyatakan tidak lulus dan disarankan untuk melakukan
pemeriksaan lebih lanjut menggunakan audiometri.
Segera bawa ke fasilitas pelayanan kesehatan untuk diperiksa
kembali pendengarannya lebih lanjut.
18. ALAT DAN BAHAN:
a. Tensimeter Digital
b. Manset besar
c. Batu baterai AA
PROSEDUR PENGUKURAN
a. Tekan tombol “START/STOP” untuk mengaktifkan alat
b. Sebaiknya menghindar kegiatan aktivitas fisik minimal 30 menit
sebelum pengukuran.
c. Hindari melakukan pengukuran dalam kondisi stres
d. Duduk dengan posisi kaki tidak menyilang tetapi kedua telapak
kaki datar menyentuh lantai. Letakkan lengan kiri warga Posbindu
PTM di atas meja sehinga mancet yang sudah terpasang sejajar
dengan jantung.
18
6. PEMERIKSAAN TEKANAN DARAH
19. e. Singsingkan lengan baju pada lengan bagian kiri klien dan
memintanya untuk tetap duduk tanpa banyak gerak, dan tidak
berbicara pada saat pengukuran.
f. Biarkan lengan dalam posisi tidak tegang dengan telapak tangan
terbuka ke atas. Pastikan tidak ada lekukan pada pipa mancet
g. Ikuti posisi tubuh, lihat gambar dibawah
Jika pengukuran selesai, manset akan mengempis kembali dan
hasil pengukuran akan muncul. Alat akan menyimpan hasil
pengukuran secara otomatis
Tekan “START/STOP” untuk mematikan alat. Jika Anda lupa untuk
mematikan alat, maka alat akan mati dengan sendirinya dalam 5
menit.
19
20. 7. PEMERIKSAAN KADAR GULA DARAH
Alat dan bahan :
Alat pemeriksaan kadar gula darah
Test strip gula darah
Lancet
Alkohol 70%
Tissue kering
Prosedur :
1. Masukkan tes strip bila gambar strip tes muncul
2. Bersihkan ujung jari (jari manis/jari tengah/telunjuk) dengan
kapas yang telah diberi alkohol 70%, keringkan.
3. Tusukkan lancet/autoclix pada ujung jari secara tegak lurus,
cepat dan tidak terlalu dalam.
4. Usap dengan kapas steril kering
5. setelah darah keluar. Sentuhkan satu/
6. dua tetes darah
7. Baca hasil glukosa darah.
20
21. SADARI DALAM 3 LANGKAH
21
1 2 3
8. PEMERIKSAAN PAYUDARA SENDIRI
(SADARI)
22. 9. PEMERIKSAAN PAYUDARA KLINIS
(SADANIS)
1. Berdirilah di depan cermin dan perhatikan payudara sendiri (apakah ada
perubahan bentuk,warna,ukuran,cerukan dan kerutan)
2. Angkat kedua tangan keatas kepala; perhatikan kembali kedua payudara,
kemudian kedua tangan menekan pinggang agar otot dada berkontraksi.
Bungkukkan badan untuk melihat apakah kedua payudara menggantung
seimbang.
3. Tekan dengan lembut masing2 putting dengan ibu jari dan jari telunjuk untuk
melihat apakah ada cairan keluar.
4. Lakukan perabaan payudara (berdiri atau berbaring),angkat lengan kiri keatas
kepala. Rasakan apakah terdapat benjolan atau penebalan. Gunakan tangan
kanan untuk menekan payudara kiri dengan ketiga jari tengah.Pastikan
memeriksa diantara payudara, dibawah lengan dan dibawah tulang selangka.
5. Lakukan demikian seterusnya pada payudara sebelah kanan.
22
23. 10. PEMERIKSAAN KANKER RAHIM DENGAN IVA
Pemeriksa Tujuan Tatalaksana Hasil
Tenaga
Kesehatan
Terlatih
(Dokter/Bida
n)
Deteksi dini kelainan mulut
rahim (servisitis, cervical wart,
keputihan abnormal, polip,
serviks oedema, hipertropi,
pertumbuhan at adanya tukak.
Mengamati serviks
(mata telanjang)
setelah diberikan
asam asetat/asam
cuka 3-5%
Positif (+) :
Jika ditemukan
bercak putih
seperti sariawan
setelah 1 (satu)
menit dioleskan
asam cuka.
23
ALAT DAN BAHAN :
Meja ginekologi (atau meja tulis)
Sumber cahaya yang cukup
Asam asetat 3 - 5 %
Kapas lidi besar
Sarung tangan bersih
Spekulum vagina
24. Pasien posisi litotomi
Gunakan spekulum cocor bebek
lihat serviks dan pulaskan larutan asam asetat 3-5% dengan menggunakan
kapas
Tunggu 1-3 menit, perhatikan perubahan warna pada serviks.
Hasil IVA positif bercak putih (acethowhite )epithelial menunjukkan adanya
lesi prakanker
TEHNIK VISUAL ASAM ASETAT
24
KASIVO
25. LESI PRA KANKER
Lesi intra epitel serviks
derajat rendah ~ NIS I
TAMPILAN IVA positif
Tampak Bercak putih (Aceto White Epithelium)
KANKER SERVIKS
Invasif
25