SlideShare a Scribd company logo
1 of 25
Jaringan
Tegangan
Rendah
(JTR)
Kelompok 8
Pembimbing : Prof.Ir.Makmur Saini, M.T.,Ph.D
Sasmita Sari
44220059
Dicky Wachyudi. HS
44220055
DESKRIPSI UMUM
Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari
suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah
1000 Volt yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan
rendah konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan
tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik.
Jaringan Tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga
listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah.
Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah
127/220 V dan 220/380 V.
Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah
Saluran udara tegangan rendah Saluran kabel tanah tegangan rendah
SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH
(SUTR)
Komponen utama konstruksi SUTR
1. Tiang 3. Pole bracket
2. Penghantar SUTR 4. Strain clamp
6. Stainless Steel
Strip
5. Suspension
Clamp
8. Penghantar
Pembumian Dan
Bimetal Joint
7. Plastic Strip
Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri
dipakai tiang beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang
beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki kekuatan
beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan 500daN (dengan
angka faktor keamanan tiang=2 ). Pada titik yang memerlukan
pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal
pembumian.
Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang
SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu :
1) Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut)
2) Ukuran penghantar
3) Jarak andongan (Sag)
4) Tiupan angin
Tiang
Menentukan Panjang
Tiang
Pada jaringan tegangan rendah yang
menggunakan tiang bersama dengan
jaringan tegangan menengah maka jarak
gawang (Span) harus di jaga agar tidak
lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan
panjang tiang beberapa faktor yang harus
dipertimbangkan adalah:
1. Jarak aman antara saluran tegangan
menengah dan tegangan rendah.
2. Posisi trafo liang.Tinggi rendahnya
trafo dengan penyangga dua tiang.
Gambar menunjukkan jarak aman yang
diperlukan untuk menentukan panjang
tiang
Konstruksi Tiang SUTR
KONSTRUKSI TIANG FDE
KONSTRUKSI TIANG SUDUT
KECIL
KONSTRUKSI TIANG SUDUT
BESAR
KONSTRUKSI TIANG PERCABANGAN
KONSTRUKSI TIANG
PENEGANG
SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN
RENDAH (SKTR)
Komponen utama konstruksi SKTR
1. Penghantar
(kabel)
3. Sepatu Kabel
2. Pelengkap Hubung
Bagi
7. Penghantar
Pembumian
5. Terminal
Kabel
8. Elektroda
Pembumian
Kabel yang digelar di bawah tanah harus memenuhi persyaratan
jarak dengan utilitas lain yang ada di bawah tanah. Jarak antara
kabel dengan kabel listrik lain yang bersilangan tidak boleh
kurang dari 20 cm. Jika jaraknya kurang dari 20 cm, bagian
persilangan dilindungi dengan pipa beton belah atau pelat beton
dengan tebal 6 cm, sekurang-kurangnya sejauh 50 cm dari titik
silang. Persilangan dengan kabel telekomunikasi diperbolehkan
apabila jarak minimal di antaranya tidak kurang dari 30 cm.
Sepanjang persilangan sekurang-kurangnya satu meter ditutup
dengan buis beton belah atau dengan pelat beton tebal 6 x 100 x
100 cm.
Konstruksi Perlengkapan Kabel SKTR
Untuk mendapatkan kemampuan hantar
arus sesuai spesifikasi pada SNI 04-
0225-2000. Kabel ditanam sedalam 70
cm, di selimuti pasir urug setebal 5 cm
pada permukaan kabel atau total 20 cm.
Selanjutnya bagian atas pasir di pasang
batu pengaman yang berfungsi sebagai
batu peringatan dengan tebal sekurang-
kurangnya 6 cm dan di bagian atas
tertulis “Awas Kabel PLN Bertegangan”.
Ukuran batu peringatan di sesuaikan
dengan kebutuhan, terbuat dari beton
skala 1:3, lebar galian sekurang-
kurangnya 40 cm.
Konstruksi Perlengkapan Kabel SKTR
Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi
(PHB) dilakukan pada sisi trotoar yang
tidak mengganggu pejalan kaki. PHB
dilindungi dengan pipa baja/patok, yang
melindungi kemungkinan tertabrak
kendaraan bermotor. Panel PHB dan
lapisan luar (metal sheath) kabel dan
penghantar metal dibumikan bersama
penghantar pembumian minimal dengan
penampang 50 mm² terbuat dari tembaga
dengan nilai tahanan pembumian tidak
lebih 10 Ohm.
Konstruksi Perlengkapan Hubung Bagi SKTR
 Sistem pentanahan atau biasa disebut grounding adalah system pengamanan
terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga,
dari lonjakan listrik, petir, dll.
 Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur low impedance
(tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient
voltagae
Pentanahan Pada Jaringan Distribusi JTR
Sambungan Pelayanan
Ketentuan-ketentuan sambungan pelayanan:
1. Dari 1 tiang tidak boleh dipasang maksimum 5 SLP
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri)
3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah
ke rumah maksimum 30 meter untuk SLP jenis twisted
dan maksimum 45 meter untuk SLP jenis DX/QX
4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir
maksimum 150 meter dan tetap memperhatikan susut
tegangan yang didizinkan
5. Susut tegangan sepanjang SR yang di izinkan
maksimum 2% bila SLP disambung pada STR,
maksimum 10% bila SLP disambung pada gardu
trafo/Pati TR.
6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP.
1. Gangguan
Hilang
Pembangkit
4. Gangguan
Instabilitas
2. Gangguan
Beban Lebih
5. Gangguan
Tegangan Lebih
3. Gangguan
Hubung Singkat
6. Konstruksi
Gangguan Karena
Jaringan Kurang
Baik
Gangguan Pelayanan
Terima Kasih

More Related Content

What's hot

5 Komponen Instalasi Listrik
5  Komponen Instalasi Listrik5  Komponen Instalasi Listrik
5 Komponen Instalasi ListrikSimon Patabang
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahtesha saputra
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIHastih Leo
 
Perancangan Instalasi Listrik
Perancangan Instalasi ListrikPerancangan Instalasi Listrik
Perancangan Instalasi ListrikErdhikapradigma
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk odhimay
 

What's hot (20)

JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
JTM (JARINGAN TEGANGAN MENENGAH)
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH (JTM)
 
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLTSALURAN  TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
SALURAN TEGANGAN RENDAH 380/220 VOLT
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
JARINGAN TEGANGAN RENDAH (JTR)
 
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH SALURAN TEGANGAN MENENGAH
SALURAN TEGANGAN MENENGAH
 
Jaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendahJaringan tegangan rendah
Jaringan tegangan rendah
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU  DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
5 Komponen Instalasi Listrik
5  Komponen Instalasi Listrik5  Komponen Instalasi Listrik
5 Komponen Instalasi Listrik
 
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendahpemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
pemasangan-perangkat-hubung-bagi-tegangan-rendah
 
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSIPPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
PPT ISOLASI JARINGAN DISTRIBUSI
 
SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI SISTEM PROTEKSI
SISTEM PROTEKSI
 
GARDU DISTRIBUSI
 GARDU DISTRIBUSI  GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 
Perancangan Instalasi Listrik
Perancangan Instalasi ListrikPerancangan Instalasi Listrik
Perancangan Instalasi Listrik
 
Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk Gangguan pada gardu induk
Gangguan pada gardu induk
 
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 SUBSTATION  ( GARDU  INDUK ) SUBSTATION  ( GARDU  INDUK )
SUBSTATION ( GARDU INDUK )
 
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
GARDU DISTRIBUSI TENAGA LISTRIK
 
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
SISTEM SALURAN TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSIGARDU DISTRIBUSI
GARDU DISTRIBUSI
 

Similar to JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT

jaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdfjaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdfPascal7hombing123
 
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.pptErwin196998
 
penjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptx
penjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptxpenjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptx
penjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptxmarsintapurba1
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rAzis Nurrochma Wardana
 

Similar to JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT (20)

JARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN TEGANGAN RENDAH SISTEM TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAHJARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
Jaringan Tegangan Rendah
Jaringan Tegangan RendahJaringan Tegangan Rendah
Jaringan Tegangan Rendah
 
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH JARINGAN TEGANGAN RENDAH
JARINGAN TEGANGAN RENDAH
 
Transmisi Tenaga Listrik
 Transmisi Tenaga Listrik  Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Transmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga ListrikTransmisi Tenaga Listrik
Transmisi Tenaga Listrik
 
Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah Jaringan Tegangan Menengah
Jaringan Tegangan Menengah
 
jaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdfjaringanteganganrendah-181219062232.pdf
jaringanteganganrendah-181219062232.pdf
 
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIKSISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
SISTEM PENYALURAN (TRANSMIS) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH
 
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KVJARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
JARINGAN TEGANGAN MENENGAH 20 KV
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER 20 KV
 
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 VJARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
JARINGAN DISTRIBUSI SKUNDER 380 /220 V
 
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK TRANSMISI TENAGA LISTRIK
TRANSMISI TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER (JTM ) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
87 Prinsip Dasar Proteksi Petir.ppt
 
Bab ii
Bab iiBab ii
Bab ii
 
penjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptx
penjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptxpenjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptx
penjelasana dan keterangan PEMBUMIAN .pptx
 
04. transmisi.pdf
04. transmisi.pdf04. transmisi.pdf
04. transmisi.pdf
 
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-rJbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
Jbptunikompp gdl-ferifirdia-21037-7-babivp-r
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKPoliteknik Negeri Ujung Pandang
 

More from Politeknik Negeri Ujung Pandang (20)

Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptxMateri Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
Materi Sistem Proteksi dan Distribusi Energi Listrik SAFIRA.pptx
 
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIKSISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM TRANSMISI ( PENYALURAN) TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kVGARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK  150 kV
GARDU INDUK GIS SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kVGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK 150 kV
 
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
SISTEM OPERASI TENAGA LISTRIK (GRID CODE SULAWESI)
 
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIKSISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
SISTEM PROTEKSI (PENGAMAN) TENAGA LISTRIK
 
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kVJARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
JARINGAN DISTRIBUSI PRIMER ( JTM) STL 20 kV
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK  20 kv/380 V/220V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 kv/380 V/220V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR)  SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
OPERASI SISTEM TENAGA (GRID CODE INDONESIA)
 
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIKSISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
SISTEM PENGAMAN ( PROTEKSI) TENAGA LISTRIK
 
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 VGARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
GARDU DISTRIBUSI SISTEM TENAGA LISTRIK 20 KV/ 380 V
 
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIKJARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER  (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
JARINGAN DISTRIBUSI SEKUNDER (JTR) SISTEM TENAGA LISTRIK
 
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIKGARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
GARDU INDUK KONVENSIONAL SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM TRANSMISI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIKGAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
GAS INSULATED SUSTATION SISTEM TENAGA LISTRIK
 
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM OPERASI SISTEM TENAGA LISTRIK INDONESIA
 
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIASISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIA
SISTEM PROTEKSI TENAGA LISTRIK INDONESIA
 

Recently uploaded

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxRemigius1984
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfYogiCahyoPurnomo
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxsiswoST
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++FujiAdam
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptxMuhararAhmad
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxmuhammadrizky331164
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaRenaYunita2
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studiossuser52d6bf
 

Recently uploaded (8)

Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptxManual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
Manual Desain Perkerasan jalan 2017 FINAL.pptx
 
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdfTEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
TEKNIS TES TULIS REKRUTMEN PAMSIMAS 2024.pdf
 
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptxmateri pengendalian proyek konstruksi.pptx
materi pengendalian proyek konstruksi.pptx
 
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
MAteri:Penggunaan fungsi pada pemrograman c++
 
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
001. Ringkasan Lampiran Juknis DAK 2024_PAUD.pptx
 
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptxPembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
Pembangkit Listrik Tenaga Nuklir Kelompok 1.pptx
 
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di IndonesiaStrategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
Strategi Pengembangan Agribisnis di Indonesia
 
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open StudioSlide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
Slide Transformasi dan Load Data Menggunakan Talend Open Studio
 

JARINGAN TEGANGAN RENDAH 380 / 220 VOLT

  • 2. Kelompok 8 Pembimbing : Prof.Ir.Makmur Saini, M.T.,Ph.D Sasmita Sari 44220059 Dicky Wachyudi. HS 44220055
  • 3. DESKRIPSI UMUM Jaringan Distribusi Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari suatu sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi dibawah 1000 Volt yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah konsumen. Melalui jaringan distribusi ini disalurkan tenaga listrik kepada para pemanfaat / pelanggan listrik. Jaringan Tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari gardu distribusi ke konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang digunakan PT. PLN (persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
  • 4. Konstruksi Jaringan Tegangan Rendah Saluran udara tegangan rendah Saluran kabel tanah tegangan rendah
  • 5. SALURAN UDARA TEGANGAN RENDAH (SUTR)
  • 6. Komponen utama konstruksi SUTR 1. Tiang 3. Pole bracket 2. Penghantar SUTR 4. Strain clamp
  • 7. 6. Stainless Steel Strip 5. Suspension Clamp 8. Penghantar Pembumian Dan Bimetal Joint 7. Plastic Strip
  • 8. Untuk konstruksi jaringan SUTR yang berdiri sendiri dipakai tiang beton atau tiang besi dengan panjang 9 meter. Tiang beton yang dipakai dari berbagai jenis yang memiliki kekuatan beban kerja (working load) 200daN, 350daN dan 500daN (dengan angka faktor keamanan tiang=2 ). Pada titik yang memerlukan pembumian dipakai tiang beton yang dilengkapi dengan terminal pembumian. Pada dasarnya pemilihan kemampuan mekanis tiang SUTR berlandaskan kepada empat hal, yaitu : 1) Posisi fungsi tiang (tiang awal, tiang tengah, tiang sudut) 2) Ukuran penghantar 3) Jarak andongan (Sag) 4) Tiupan angin Tiang
  • 9. Menentukan Panjang Tiang Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang bersama dengan jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (Span) harus di jaga agar tidak lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang tiang beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah: 1. Jarak aman antara saluran tegangan menengah dan tegangan rendah. 2. Posisi trafo liang.Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga dua tiang. Gambar menunjukkan jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang tiang
  • 16. SALURAN KABEL TANAH TEGANGAN RENDAH (SKTR)
  • 17. Komponen utama konstruksi SKTR 1. Penghantar (kabel) 3. Sepatu Kabel 2. Pelengkap Hubung Bagi
  • 19. Kabel yang digelar di bawah tanah harus memenuhi persyaratan jarak dengan utilitas lain yang ada di bawah tanah. Jarak antara kabel dengan kabel listrik lain yang bersilangan tidak boleh kurang dari 20 cm. Jika jaraknya kurang dari 20 cm, bagian persilangan dilindungi dengan pipa beton belah atau pelat beton dengan tebal 6 cm, sekurang-kurangnya sejauh 50 cm dari titik silang. Persilangan dengan kabel telekomunikasi diperbolehkan apabila jarak minimal di antaranya tidak kurang dari 30 cm. Sepanjang persilangan sekurang-kurangnya satu meter ditutup dengan buis beton belah atau dengan pelat beton tebal 6 x 100 x 100 cm. Konstruksi Perlengkapan Kabel SKTR
  • 20. Untuk mendapatkan kemampuan hantar arus sesuai spesifikasi pada SNI 04- 0225-2000. Kabel ditanam sedalam 70 cm, di selimuti pasir urug setebal 5 cm pada permukaan kabel atau total 20 cm. Selanjutnya bagian atas pasir di pasang batu pengaman yang berfungsi sebagai batu peringatan dengan tebal sekurang- kurangnya 6 cm dan di bagian atas tertulis “Awas Kabel PLN Bertegangan”. Ukuran batu peringatan di sesuaikan dengan kebutuhan, terbuat dari beton skala 1:3, lebar galian sekurang- kurangnya 40 cm. Konstruksi Perlengkapan Kabel SKTR
  • 21. Penempatan Perlengkapan Hubung Bagi (PHB) dilakukan pada sisi trotoar yang tidak mengganggu pejalan kaki. PHB dilindungi dengan pipa baja/patok, yang melindungi kemungkinan tertabrak kendaraan bermotor. Panel PHB dan lapisan luar (metal sheath) kabel dan penghantar metal dibumikan bersama penghantar pembumian minimal dengan penampang 50 mm² terbuat dari tembaga dengan nilai tahanan pembumian tidak lebih 10 Ohm. Konstruksi Perlengkapan Hubung Bagi SKTR
  • 22.  Sistem pentanahan atau biasa disebut grounding adalah system pengamanan terhadap perangkat-perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari lonjakan listrik, petir, dll.  Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur low impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi untuk gelombang listrik dan transient voltagae Pentanahan Pada Jaringan Distribusi JTR
  • 23. Sambungan Pelayanan Ketentuan-ketentuan sambungan pelayanan: 1. Dari 1 tiang tidak boleh dipasang maksimum 5 SLP 2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri) 3. Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah maksimum 30 meter untuk SLP jenis twisted dan maksimum 45 meter untuk SLP jenis DX/QX 4. Jarak sambungan dari tiang ke rumah terakhir maksimum 150 meter dan tetap memperhatikan susut tegangan yang didizinkan 5. Susut tegangan sepanjang SR yang di izinkan maksimum 2% bila SLP disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung pada gardu trafo/Pati TR. 6. Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP.
  • 24. 1. Gangguan Hilang Pembangkit 4. Gangguan Instabilitas 2. Gangguan Beban Lebih 5. Gangguan Tegangan Lebih 3. Gangguan Hubung Singkat 6. Konstruksi Gangguan Karena Jaringan Kurang Baik Gangguan Pelayanan