Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
2. PENGERTIAN
Jaringan Tegangan Rendah
Transmisi Jaringan Tegangan Rendah adalah bagian
hilir dari sistem tenaga listrik pada tegangan
distribusi di bawah 1000 Volt, yang langsung
memasok kebutuhan listrik tegangan rendah ke
konsumen. Di Indonesia, tegangan operasi transmisi
SUTR saat ini adalah 220/ 380. Volt.
3. RADIUS OPERASI JARINGAN
TEGANGAN RENDAH
Radius operasi jaringan distribusi tegangan rendah dibatasi oleh:
•Susut tegangan yang disyaratkan.
•Luas penghantar jaringan.
•Distribusi pelanggan sepanjang jalur jaringan distribusi.
•Sifat daerah pelayanan (desa, kota, dan lain-lain).
•susut tegangan yang diijinkan adalah + 5% dan – 10 %, dengan radius pelayanan berkisar 350 meter.
Saat ini transmisi SUTR pada umumnya menggunakan penghantar Low Voltage Twisted Cable (LVTC).
4. FUNGSI JARINGAN
TEGANGAN RENDAH
Jaringan tegangan rendah berfungsi untuk menyalurkan tenaga listrik dari
Gardu Distribusi ke Konsumen tegangan rendah. Tegangan rendah yang
digunakan PT. PLN ( persero) adalah 127/220 V dan 220/380 V.
5. Saluran Udara Tegangan Rendah (SUTR)
SUTR merupakan jaringan kawat yang
berisolasi maupun tidak berisolasi. Bagian
utama dari SUTR kawat tak berisolasi
adalah tiang listrik (besi, beton), Cross Arm,
Isolator dan penghantar Aluminium /
Tembaga (Cu)
Saluran Kabel Udara Tegangan Rendah (SKUTR)
Kabel yang digunakanadalahjenis XLPE yang lebihdikenaldengan
namaLVTC ( Low Voltage Twisted Cable). Jeniskabelinidirentangkan di
antara tiang penyangga. Bagian utamaadalah tiang, kabel dan
suspension Clamp Bracket, yang berfungsi untuk menahankabel pada
tiang. Kabel jenisinisekarangbanyakdigunakandalam pemasangan
JTR baru karena dianggap kontruksi jenisini lebih handal.
KONSTRUKSI JTR
6. Gardu Distribusi
Gardu Distribusi adalahsuatu bangunangardu listrik berisi
atau terdiri dari instalasi Perlengkapan Hubung Bagi
Tegangan Menengah (PHB-TM),Trafo Distribusi, dan
PerlengkapanHubung Bagi Tegangan Rendah (PHB-TR)
untuk memasok kebutuhan daya listrik bagi para
pelanggan baik dengan Tegangan Menengah (TM 20kV)
maupun Tegangan Rendah (TR 220/380 V).
Konstrusi Gardu Distribusi dirancang berdasarkan
optimalisasi biaya terhadap maksud dan tujuan
penggunaannya yang kadang kala harus disesuaikan
dengan peraturan pemerintah daerah setempat.
7. Gardu tembok adalah gardu trafo
/hubungyang secara keseluruhan
konstruksinya tersebut dari tembok/beton.
Gardu Beton/ Tembok Sesuai dengan namanya
maka gardu ini terbuat dari beton. Typedari
bagunan ini bermacam-macam sesuai dengan
lokasi dan kebutuhan Kapasitas transformator
yang dipasang padagarduinidapatlebih besar
dibandingkan dengan gardu- gardu
sebelumnnya yang sudah dijelaskan.
Gardu kelompok
Macam - Macam Gardu
DISTRIBUSI
Gardu kontrol adalah gardu trafo
yang secara keseluruhan
instalasinya dipasang pada satu
tiang.
Gardu Kontrol keseluruhannya terbuat dari plat
besi
kios.
dengan konstruksi seperti
Gardu Distribusi
pembangunannya
yang
bisanya
bersifat
selama
untuk
ada
sementara saja
rehabilitasi gardu.
Ruangan pada gardu ini terdiri
dari 3 bagian, yaitu :
Ruangan Tegangan Menengah
Ruang Trafo
Ruang Tegangan Rendah
Gardu Kios
Gardu portal adalah gardu trafo
yang secara keseluruhan
instalasinya dipasang pada2
buah tiang atau lebih
Gardu Portal
8. TRANSFORMATOR
DISTRIBUSI
Transformator distribusi digunakan untuk membagi/menyalurkan arus atau energi listrik dengan
tegangan distribusi supaya jumlah energi yang tercecer dan hilang pada saluran tidak terlalu
banyak. Untuk mengurangi panas akibat pembebanan pada
jenis pendinginannya, transformator
transformator, maka diperlukan pendinginan. Menurut
distribusi dibedakan menjadi 3 macam, yaitu :
1.Transformator konvensional
2.Transformator lengkap dengan pengaman sendiri
3.Transformator lengkap dengan pengaman pada sisi sekunder
9. Tiang Listrik
Pada umumnya tiang listrik yang sekarang digunakan pada SUTR
terbuat dari beton bertulang dan tiang besi. Tiang kayu sudah jarang
digunakan karena daya tahannya (umumnya) relatif pendek dan
memerlukan pemeliharaan khusus. Sedang tiang besi jarang digunakan
karena harganya relative mahal dibanding tiang beton,disamping itu juga
memerlukan biaya pemeliharaan rutin. Dilihat dari fungsinya,tiang listrik
dibedakan menjadi a yaitu tiang pemikul dan tiang tarik. Tiang pemikul
berfungsi untuk memikul konduktor dan isolator, sedang tiang tarik
fungsinya untuk menarik konduktor.Sedang fungsi lainnya disesuaikan
dengan kebutuhan sesuai dengan posisi sudut tarikan konduktor nya.
Bahan baku pembuatan tiang beton untuk tiang tegangan menengah
dan tegangan rendah adalah sama, hanya dimensinya yang berbeda.
10. MEMILIH DAN MENETUKAN
PANJANG TIANG
Pada jaringan tegangan rendah yang menggunakan tiang bersama
dengan jaringan tegangan menengah maka jarak gawang (Span) harus di
jaga agar tidak lebih dari 60 meter. Di dalam menentukan panjang tiang
beberapa faktor yang harus dipertimbangkan adalah;
1.Jarak aman antara saluran tegangan menengah dan tegangan rendah.
2. Posisi trafo tiang.
Tinggi rendahnya trafo dengan penyangga dua tiang. Gambar
menunjukkan jarak aman yang diperlukan untuk menentukan panjang
tiang.
11. MENDIRIKAN / MENANAM TIANG
Mendirikan/Menanam Tiang Bagian tiang yang harus ditanam dibawah
permukaan tanah adalah 1/6 dari panjang tiang. Jadi kedalaman lubang
tergantung panjang/tinggi tiang yang akan dipasang. Pada tanah yang
lembek, bagian bawah tiang harus di pasang bantalan (beton blok) agar
bagian tiang yang tertanam dalam tanah tetap 1/6 panjang tiang. Dari
gambar tampak bahwa ;
•untuk panjang tiang 13 meter, bagian yang berada diatas tanah adalah
10,2 meter.
tanah adalah
•Untuk panjang tiang 11meter, bagian yang berada diatas
9,2meter.
•Dan untuk panjang tiang 9 meter bagian yang berada diatas tanah
tegangan rendah (9 meter)
adalah 7,5meter. Mendirikan tiang beton
dapat dilakukan dengan dua cara ;
1.Secara manual (Konvensional)
2.Secara otomatis (mendirikan tiang dengan alat pengangkat).
Murad Naser | Universitas Fauget |Ekonomi |2025
12. PENGARUH KONDISI TANAH
•Kondisi tanah yang rawan/lunak dapat menyebabkan robohnya tiang penyangga.
•Pada dasarnya perlu diperhitungkan kekuatan tanah sehingga dapat diketahui jeni tanah lunak atau tidak.
•Berdasarkan hitungan tersebut dapat ditentukan perlu tidaknya memakai pondasi. Namun untuk tiang-tiang
awal/akhir, tetap diperlukan pondasi.
16. •Kekuatan tarik pada tiangbertumpu pada jarak 10 cm dari ujung atas tiang, beban kerjanya di standaarisasi 200 daN,
350 daN, 500 daN, 800 daN, 1200 daN
•Berdasarkan perhitungan mekanis gaya-gaya yang terjadi pada tiang, maka batas maksimum rentangan/ gantang
/span dengan berbagai ukuran penghantar adalah
KEKUATAN TIANG UJUNG
17. KEKUATAN TIANG SUDUT
•Lintasan jaringan tidak selalu lurus , namun pada sejumlah
titik terjadi pembelokan yang besar sudutnya berbeda-beda
•Lintasan jaringan tidak selalu lurus , namun pada sejumlah
titik terjadi pembelokan yangbesar sudutnya berbeda-beda
•Dalam kasus ini ataudicontohkan menghitung kekuatan
tiang sudut dengan metodapolygon dimana jumlah semua
gaya sama dengan nol. Gaya Resultante adalah besarnya
gaya rujukan untuk memilih kekuatan tiang sudut
18. Jaringan Udara
Tegangan Rendah
NFY,
1.Jenis Penghantar Udara
•Penghantar tidak berisolasi A3C, BCC, A2C ,ACSR .
•Pernghantar berisolasi (Jenis twisted cable yang umumnya dipakai NYM-T, NYMZ, NFYM,
NF2X,NFA2X, NFA2X, NFA2XSEY-T (TWISTED CABLE).
2.Persilangan dengan Kabel Telekomunikasi
a)TWISTED CABLE :Berjajar 1meter, Mersilang 0,3 meter
b)TAK BERISOLASI :Berjajar/Berisolasi 1meter
20. JARAK ANTARA PENGHANTAR
TELANJANG
jarak antar titik tumpu jaringan
Jarakantar Penghantar Telanjang Jarak antara ini bergantung atas
(jaringan gawang) Jarak Gawang Jarak Antara 6 – 10Meter 20 CM
10– 40 Meter 25 CM
22. PENTANAHAN PADA
JARINGAN DISTRIBUSI
JTR
Pengertian Sistem pentanahan atau biasa disebut sebagai
grounding adalah sistem pengamanan terhadap perangkat-
perangkat yang mempergunakan listrik sebagai sumber tenaga, dari
lonjakan listrik, petir dll.
Tujuan utama dari adanya pentanahan adalah menciptakan jalur
yang low- impedance (tahanan rendah) terhadap permukaan bumi
untuk gelombang listrik dan transient voltage.
24. KETENTUAN – KETENTUAN
PEMBUMIAN
Menurut PUIL, semua bagian konduktif terbuka pada suatu instalasi harus dibumikan.
Menurut PUIL, apabila jalur yang sama dipasangSUTM dan SUTR,maka pada setiap 3 tiang harus dipasangpenghantar pembumian yang dihubungkan dengan penghantar
netral.
Menurut PUIL, nilai resistansi pembumian setiap 200 meter lintasan ( 5 gawang) tidak boleh melebihi dari10 Ohm.
Petunjukpraktis semua nilai resistansi pembumian maksimum sebesar 5 Ohm.
Berdasarkan kekuatan mekanis luas penampang minimum penghantar pembumian adalah sebesar 50 mm2 dan terbuat dari tembaga.
Sambungan penghantar bumi dengan elektroda bumi harus kuat secara mekanis/ elektris dan mudah dibuka untuk dilakukan pengujian resistansipembumian. Klem pada
elektroda pipa harus memakai ukuran minimal 10 Ohm dan dilindungi dari kemungkinan korosi
Penghantar bumi harus dilindungi secara mekanis kimiawi. Catatan :
Biasanya dimasukkan dalam pipa ½ inchi, seting.gi 2,5 mm2.
Terminal klem ditanam 20 cm dibawah permukaan tanah.
Elektroda batang dimasukkan tegak lurus ke dalam tanah.
27. Ketentuan umum yang perlu diperhatikan dalam
KETENTUAN UMUM SAMBUNGAN
PELAYANAN
sambungan pelayanan pelanggan, antara lain
adalah jarak aman saluran kabel, jumlah pelanggan
pada setiap sambungan luar pelanggan (SLP)
Keterangan :
JTR = STR s/d APP (STR + SLP + SMP + APP) SP =
SLP s/d APP (SLP + SMP + APP) SR = SLP s/d SMP
(SLP + SMP)
L = 30 m u/ Kabel isolasi dipilin (LVTC) 45 m u/ Kabel
jenis Dx/Qx
T = 6 m Melintasi Simpang Jalan Umum 5,5 m
Melintasi Rel Kereta Api 5 m Melintasi Jalan Umum 4
m Tidak melintasi Jalan Umum
28. Ketentuan-ketentuan Sambungan Pelayanan.
1.Dari satu tiang boleh dipasang maksimum 5SLP.
2. Dari SLP 1 boleh disambung berturut-turut (seri) maksimum 5
pelanggan dan tetap memperhatikan beban dan susut tegangan.
3.Jarak sambungan dari tiang ke rumah atau dari rumah ke rumah
maksimum 45 meter
maksimum 30 meter u/SLP jenis twisted dan
u/SLP jenis DX/QX.
4.Jarak sambungan daritiang ke rumah terakhir maksimum 150 meter
dan tetap memperhatikan susut tegangan yang diijinkan.
5. Susut tegangan sepanjang SR yang diijinkan maksimum 2%
bila SLP disambung pada STR, maksimum 10% bila SLP disambung
pada Gardu Trafo/Peti TR.
6.Pada satu tiang atap boleh dipasang maksimum 3 SLP.
KETENTUAN UMUM SAMBUNGAN
PELAYANAN