SlideShare a Scribd company logo
1
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Asiditas pada sistem air alami adalah kapasitas air untuk menetralisir OH-
Air asam biasanya tidak diperhitungkan, kecuali untuk kasus polusi berat.
Asiditas biasanya merupakan hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4
-,
CO2, H2S, protein, asam-asam lemak dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+.
Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua kontributor
utama, CO2 dan H2S, merupakan larutan volatil yang segera hilang dari
sampel (Mindriany Syafila, 1994) :
CO2 + OH- → HCO3
-
H2S + OH- → HS + H2O
Istilah asam mineral bebas (free mineral acid) adalah asam kuat seperti
H2SO4 dan HCl di dalam air. Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa
untuk mencapai titik akhir phenolphtalein (pH 8,2). Asam mineral bebas
ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir methyl orange
(pH 4,3). Karakter asam dari ion-ion logam asam, dan biasanya beberapa
merupakan asam kuat (Mindriany Syafila, 1994).
Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi
kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah
kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH
larutan (Anonymous A, 2010).
Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, Secara khusus
alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas larutan
penyangga dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida
dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH (Anonymous A, 2010).
Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi
dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan
2
kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi,
serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya. Perbedaan antara basa
tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi adalah sebagai berikut
(Anonymous A, 2010) :
1. Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi;
2. Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton
tinggi.
Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk
mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan
(Anonymous A, 2010) :
1. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas;
2. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik.
Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air.
Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang
mampu menetralisir kemasaman dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering
disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas larutan penyangga dari
ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam
air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen
sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya
dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan
kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin,
sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak
atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi
kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Anonymous B,
2010).
Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga
dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air.
Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan
istilah Kapasitas larutan penyangga pH (Anonymous B, 2010).
Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas
dengan proses sebagai berikut (Anonymous B, 2010) :
3
CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3
- <==> CO3
-- + 2H+
CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air.
Sedangkan H(+) merupakan sumber keasaman. Mekanisme diatas merupakan
reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan
H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu, apabila seseorang
mencoba menurunkan pH dengan memberikan "asam-asaman" artinya
menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+
tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan
CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru
ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian,
ketika reaksi mulai bergerak ke kiri, pH akan kembali bergerak ke angka
semula. Itulah hukum alam dan karena itu juga kita masih bisa menemukan
ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH tidak
akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja. Untuk itu,
cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun
dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan
dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih
dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas (Anonymous B, 2010).
1.2 Rumusan Masalah
1.2.1 Apa pengertian Asiditas ?
1.2.2 Apa saja klasifikasi dari Asiditas ?
1.2.3 Bagaimana reaksi reaksi Asiditas ?
1.2.4 Bagaimana cara penetapan Asiditas?
1.3 Tujuan Penulisan
1.3.1 untuk mengetahui pengertian dari Asiditas
1.3.2 untuk mengetahui klasifikasi Asiditas
1.3.3 untuk mengetahui bagaimana reaksi reaksi Asiditas
1.3.4 untuk mengetahui bagaimana penetapan Asiditas
4
BAB II
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian Asiditas
Asiditas pada sistem air alam merupakan kapasitas air untuk menetralisir
OH. Asiditas berarti juga keasaman suatu zat cair. Asiditas biasanya adalah
hasil dari adanya asam tanah seperti H2SO4
-, CO2, H2S, asam-asam lemak dan
lain-lain yang berupa ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Untuk asam kuat
seperti H2SO4dan HCl, mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang harus
diperhitungkan.
Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini
disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang
keduanya mudah menguap, yang mudah hilang dari sampel yang diukur
(Achmad, 2004).
CO2+ OH-→HCO3-
H2S + OH-→ H5 + H2O
Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi
(titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang
diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam-
basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus
diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan
metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah
banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri (riset dan
pengembangan) (Rachman, 2001).
Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang
dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu
lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya
asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri
(Ratisah, 2009).
5
Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa
organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan
warna ion-ionnya. Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut,
stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator asam-basa
terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH (Ratisah, 2009).
Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan
keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu:
1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5;
2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;
2.2 Klasifikasi Asiditas
Ada dua cara untuk menentukan asiditas (Syafilia, 1994):
1. Asiditas Total
Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik
akhir fenolftalein (pH 3,2);
2. Asam Mineral Bebas
Asam mineral bebas ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai
titik akhir metal orange (pH 4,3).
2.3 Reaksi reaksi Asiditas
 Reaksi-reaksi yang terjadi :
H+ + OH-  H 2O
CO2 + OH-  HCO3
-
HCO3
- + H+  H 2O + CO2
 Pereaksi yang terjadi adalah :
Larutan H2SO4 0,1 N
Encerkan 0,28 ml H2SO4 pekat ke dalam 1L air.
Larutan H2SO4 0,02 N
Pipet 200 ml H2SO4 0,1 N ke dalam 1L air.
Larutan standar Na2CO3
6
Timbang 5 mg Na2CO3 masukkan ke dalam 1L air.
2.4 Penetapan Asiditas
2.4.1 Metode Penetapan :
Titrasi penetralan dengan menggunakan NaOH standar dan HCl
standar sebagai larutan penitrasi.
2.4.2 Prinsip Penetapan :
Pertama sejumlah sampel air dititrasi dengan larutan standar
NaOH tambahkan indikator metal orange dari tidak berwarna
menjadi ros pucat, kemudian tambahkan indikator metil jingga
dan titrasi kembali dengan larutan HCl standar sampai larutan
berwarna jingga merah.
2.4.3 Alat :
Labu Erlenmeyer 250ml (2 buah)
Corong (1buah)
Buret (2buah)
Statif (1buah)
Beaker glass 50ml (1 buah)
Pipet tetes ( 1buah)
Gelas ukur 100ml (1buah)
2.4.4 Bahan:
Air kran
Aquadest
Larutan standar NaOH0,1N
Indikator MO
Larutan standar HCl 0,1N
Indikator PP
2.4.5 Cara kerja :
Asiditas
a) Menyiapkan alat dan bahan
7
b) Mengambil aquades untuk membersihkan ( mencuci ) alat
sebanyak ( dibilas ) 3 kali.
c) Mengambil labu erlenmeyer dan labu ukur.
d) Memasukan sampel air kran sebanyak 10 ml pada labu ukur.
menuangkanya ke labu erlenmeyer ( diulangi 3 kali diddalam
percobaan )
e) Memberi tanda yang akan diberi MO atau PP pada labu
Erlenmeyer
f) Memberi indikator MO sebanyak 3 tetes pada labu 1 , jika
warna menjadi kuning maka tidak dititrasi, pemeriksaan
dihentikan.
g) Memberi indikator PP sebanyak 3 tetes pada labu II , jika
warna berubah menjadikuning ( tetap ), maka dititrasi,
pemeriksaan dilanjutkan
h) Mentitrasi larutan yang diberi indikator PP dengan NaOH 0,1
N hingga larutan berwarna pink tipis.
i) Melihat volume awal dan mencatatnya sebelum titrasi,
melihat dan mencatat volume akhirnya.
j) Mengulangi percobaan sebanyak 2 kali.
8
BAB III
PENUTUP
3.1 Kesimpulan
Asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas
diukur pada skala yang disebut skala pH. Pada skala ini, nilai pH 7 adalah
netral, dan nilai pH kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan
keasaman.
Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan
keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu:
1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5;
2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;
9
DAFTAR PUSTAKA
www.wikipedia.org/alkalinitas
http://yu2n-sevenfoldism.blogspot.com/2012/04/aciditas-dan-alkalinitas.html
http://www.scribd.com/doc/23235009/kimia-air-Asiditas-Alkali

More Related Content

What's hot

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriFransiska Puteri
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
mila_indriani
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
EKO SUPRIYADI
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
aji indras
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClyassintaeka
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
UIN Alauddin Makassar
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Naila Zulfa
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetriwd_amaliah
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
Dokter Tekno
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasDila Adila
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
qlp
 
5 protein
5 protein5 protein
penentuan kadar asam cuka
penentuan kadar asam cukapenentuan kadar asam cuka
penentuan kadar asam cukaPutri Yusril
 
Kolorimetri
KolorimetriKolorimetri
Kolorimetri
Rakka Moubarak
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
AgataMelati
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
Tillapia
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidratMifta Rahmat
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Ernalia Rosita
 

What's hot (20)

ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometriITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimTik Acara 2 kompleksometri
 
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2  laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
laporan anaisis spektroskopi percobaan 2
 
Analisis kation dan anion
Analisis kation dan anionAnalisis kation dan anion
Analisis kation dan anion
 
Laporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuniLaporan alkalimetri bu yuni
Laporan alkalimetri bu yuni
 
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HClLaporan Praktikum Pembakuan HCl
Laporan Praktikum Pembakuan HCl
 
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aasPengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
Pengujian kadar besi dalam air dengan metode aas
 
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan StandarisasinyaAcara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
Acara I Pembuatan Larutan dan Standarisasinya
 
laporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetrilaporan praktikum analisis gravimetri
laporan praktikum analisis gravimetri
 
Kimia analisis ku
Kimia analisis kuKimia analisis ku
Kimia analisis ku
 
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan TawasLaporan Praktikum Pembuatan Tawas
Laporan Praktikum Pembuatan Tawas
 
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalasetonlaporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
laporan kimia organik - Sintesis dibenzalaseton
 
5 protein
5 protein5 protein
5 protein
 
penentuan kadar asam cuka
penentuan kadar asam cukapenentuan kadar asam cuka
penentuan kadar asam cuka
 
Kolorimetri
KolorimetriKolorimetri
Kolorimetri
 
Redoks
RedoksRedoks
Redoks
 
Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri Acara 2 Kompleksometri
Acara 2 Kompleksometri
 
Analisis gravimetri
Analisis gravimetriAnalisis gravimetri
Analisis gravimetri
 
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia   hidrolisis karbohidratLaporan biokimia   hidrolisis karbohidrat
Laporan biokimia hidrolisis karbohidrat
 
Laporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarutLaporan ekstraksi pelarut
Laporan ekstraksi pelarut
 
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar IonLaporan Praktikum Resin Penukar Ion
Laporan Praktikum Resin Penukar Ion
 

Similar to Bab ii amami

Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Ahmad Dzikrullah
 
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
MuhRifaldhi1
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
Fransiska Puteri
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
Asam basaAsam basa
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Nurmalina Adhiyanti
 
Laporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basaLaporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basa
Awal112
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
Ridwan
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
Ridha Faturachmi
 
Lks mgmp kls xi smt 2. rev
Lks mgmp kls xi smt 2. rev Lks mgmp kls xi smt 2. rev
Lks mgmp kls xi smt 2. rev
samuel clinton
 
materi biokimia air dan larutan buffer
materi biokimia air dan larutan buffermateri biokimia air dan larutan buffer
materi biokimia air dan larutan buffer
Andrew Hutabarat
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
Andreas Cahyadi
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
Ridha Faturachmi
 
Keseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basKeseimbangan asam bas
Keseimbangan asam bas
Hilda Lamtia
 
Wrap up mencret a 13
Wrap up mencret a 13Wrap up mencret a 13
Wrap up mencret a 13
cindydwip
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
Meilani Kharlia Putri
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralFriskilla Suwita
 

Similar to Bab ii amami (20)

Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
Laporan Percobaan Reaksi Asam Basa (Asam Poliprotik)
 
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
4. Water Chemistryx_pH, CO2 & Alkalinitas.ppsx
 
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
ITP UNS SEMESTER 2 Laporan KimOr Acara 1 identifikasi 1
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen TerlarutDasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
Dasar Kimia Analisa Analisa Oksigen Terlarut
 
Laporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basaLaporan kesetimbangan asam basa
Laporan kesetimbangan asam basa
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
 
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)Kelompok iii (metabolisme asam basa)
Kelompok iii (metabolisme asam basa)
 
Alkalimetri
AlkalimetriAlkalimetri
Alkalimetri
 
Asam basa
Asam basaAsam basa
Asam basa
 
Lks mgmp kls xi smt 2. rev
Lks mgmp kls xi smt 2. rev Lks mgmp kls xi smt 2. rev
Lks mgmp kls xi smt 2. rev
 
materi biokimia air dan larutan buffer
materi biokimia air dan larutan buffermateri biokimia air dan larutan buffer
materi biokimia air dan larutan buffer
 
Bab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyanggaBab iii larutan penyangga
Bab iii larutan penyangga
 
Laporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum AsidimetriLaporan Praktikum Asidimetri
Laporan Praktikum Asidimetri
 
Keseimbangan asam bas
Keseimbangan asam basKeseimbangan asam bas
Keseimbangan asam bas
 
Wrap up mencret a 13
Wrap up mencret a 13Wrap up mencret a 13
Wrap up mencret a 13
 
Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik Sifat asam dan basa senyawa organik
Sifat asam dan basa senyawa organik
 
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan NeutralLarutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
Larutan Asam,Larutan Basa, dan Larutan Neutral
 

Bab ii amami

  • 1. 1 BAB I PENDAHULUAN 1.1 Latar Belakang Asiditas pada sistem air alami adalah kapasitas air untuk menetralisir OH- Air asam biasanya tidak diperhitungkan, kecuali untuk kasus polusi berat. Asiditas biasanya merupakan hasil dari adanya asam lemah seperti H2PO4 -, CO2, H2S, protein, asam-asam lemak dan ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Asiditas lebih sukar ditentukan daripada alkalinitas, karena dua kontributor utama, CO2 dan H2S, merupakan larutan volatil yang segera hilang dari sampel (Mindriany Syafila, 1994) : CO2 + OH- → HCO3 - H2S + OH- → HS + H2O Istilah asam mineral bebas (free mineral acid) adalah asam kuat seperti H2SO4 dan HCl di dalam air. Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir phenolphtalein (pH 8,2). Asam mineral bebas ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir methyl orange (pH 4,3). Karakter asam dari ion-ion logam asam, dan biasanya beberapa merupakan asam kuat (Mindriany Syafila, 1994). Alkalinitas merupakan penyangga (buffer) perubahan pH air dan indikasi kesuburan yang diukur dengan kandungan karbonat. Alkalinitas adalah kapasitas air untuk menetralkan tambahan asam tanpa penurunan nilai pH larutan (Anonymous A, 2010). Alkalinitas mampu menetralisir keasaman di dalam air, Secara khusus alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas larutan penyangga dari ion bikarbonat, dan tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikkan pH (Anonymous A, 2010). Alkalinitas optimal pada nilai 90-150 ppm. Alkalinitas rendah diatasi dengan pengapuran dosis 5 ppm. Dan jenis kapur yang digunakan disesuaikan
  • 2. 2 kondisi pH air sehingga pengaruh pengapuran tidak membuat pH air tinggi, serta disesuaikan dengan keperluan dan fungsinya. Perbedaan antara basa tingkat tinggi dengan alkalinitas yang tinggi adalah sebagai berikut (Anonymous A, 2010) : 1. Tingkat basa tinggi ditunjukkan oleh pH tinggi; 2. Alkalinitas tinggi ditunjukkan dengan kemampuan menerima proton tinggi. Alkalinitas berperan dalam menentukan kemampuan air untuk mendukung pertumbuhan alga dan kehidupan air lainnya, hal ini dikarenakan (Anonymous A, 2010) : 1. Pengaruh sistem buffer dari alkalinitas; 2. Alkalinitas berfungsi sebagai reservoir untuk karbon organik. Sehingga alkalinitas diukur sebagai faktor kesuburan air. Alkalinitas secara umum menunjukkan konsentrasi basa atau bahan yang mampu menetralisir kemasaman dalam air. Secara khusus, alkalinitas sering disebut sebagai besaran yang menunjukkan kapasitas larutan penyangga dari ion bikarbonat, dan sampai tahap tertentu ion karbonat dan hidroksida dalam air. Ketiga ion tersebut di dalam air akan bereaksi dengan ion hidrogen sehingga menurunkan kemasaman dan menaikan pH. Alkalinitas biasanya dinyatakan dalam satuan ppm (mg/l) kalsium karbonat (CaCO3). Air dengan kandungan kalsium karbonat lebih dari 100 ppm disebut sebagai alkalin, sedangkan air dengan kandungan kurang dari 100 ppm disebut sebagai lunak atau tingkat alkalinitas sedang. Pada umumnya lingkungan yang baik bagi kehidupan ikan adalah dengan nilai alkalinitas diatas 20 ppm (Anonymous B, 2010). Alam diberkahi dengan mekanisme pertahanan sedemikian rupa sehingga dapat bertahan terhadap berbagai perubahan, begitu juga dengan pH air. Mekanisme pertahanan pH terhadap berbagai perubahan dikenal dengan istilah Kapasitas larutan penyangga pH (Anonymous B, 2010). Pertahanan pH air terhadap perubahan dilakukan melalui alkalinitas dengan proses sebagai berikut (Anonymous B, 2010) :
  • 3. 3 CO2 + H2O <==> H2CO3 <==> H+ + HCO3 - <==> CO3 -- + 2H+ CO3 (karbonat) dalam mekanisme diatas melambangkan alkalinitas air. Sedangkan H(+) merupakan sumber keasaman. Mekanisme diatas merupakan reaksi bolak-balik, artinya reaksi bisa berjalan ke arah kanan (menghasilkan H+) atau ke arah kiri (menghasilkan CO2). Oleh karena itu, apabila seseorang mencoba menurunkan pH dengan memberikan "asam-asaman" artinya menambahkan H+ saja maka (seperti ditunjukan mekanisme diatas). H+ tersebut akan segera diikat oleh CO3 dan reaksi bergerak kekiri menghasilkan CO2, (CO2 ini akhirnya bisa lolos ke udara). Pada saat asam baru ditambahkan, pH akan terukur rendah, tapi setelah beberapa waktu kemudian, ketika reaksi mulai bergerak ke kiri, pH akan kembali bergerak ke angka semula. Itulah hukum alam dan karena itu juga kita masih bisa menemukan ikan di alam sampai saat sekarang. Dengan demikian penurunan pH tidak akan efektif kalau hanya dilakukan dengan penambahan asam saja. Untuk itu, cobalah pula usahakan untuk menurunkan alkalinitasnya. Kalaupun dipaksakan hanya dengan penambahan asam maka jumlahnya harus diberikan dalam jumlah lebih banyak yaitu untuk mengatasi alkalinitasnya terlebih dahulu, seperti ditunjukkan pada reaksi diatas (Anonymous B, 2010). 1.2 Rumusan Masalah 1.2.1 Apa pengertian Asiditas ? 1.2.2 Apa saja klasifikasi dari Asiditas ? 1.2.3 Bagaimana reaksi reaksi Asiditas ? 1.2.4 Bagaimana cara penetapan Asiditas? 1.3 Tujuan Penulisan 1.3.1 untuk mengetahui pengertian dari Asiditas 1.3.2 untuk mengetahui klasifikasi Asiditas 1.3.3 untuk mengetahui bagaimana reaksi reaksi Asiditas 1.3.4 untuk mengetahui bagaimana penetapan Asiditas
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 2.1 Pengertian Asiditas Asiditas pada sistem air alam merupakan kapasitas air untuk menetralisir OH. Asiditas berarti juga keasaman suatu zat cair. Asiditas biasanya adalah hasil dari adanya asam tanah seperti H2SO4 -, CO2, H2S, asam-asam lemak dan lain-lain yang berupa ion-ion logam asam, terutama Fe3+. Untuk asam kuat seperti H2SO4dan HCl, mengandung asam mineral bebas dalam konsentrasi yang harus diperhitungkan. Penentuan asiditas lebih sukar dibandingkan alkalinitas. Hal ini disebabkan oleh adanya dua zat utama yang berperan yaitu CO2 dan H2S yang keduanya mudah menguap, yang mudah hilang dari sampel yang diukur (Achmad, 2004). CO2+ OH-→HCO3- H2S + OH-→ H5 + H2O Metode pengukuran konsentrasi larutan menggunakan metode titrasi (titrasi asam-basa) yaitu suatu penambahan indikator warna pada larutan yang diuji, kemudian ditetesi dengan larutan yang merupakan kebalikan asam- basanya. Jadi apabila larutan tersebut merupakan larutan asam maka harus diberikan basa sebagai larutan ujinya, begitu pula sebaliknya. Pemilihan metode ini dipakai karena merupakan metode yang sederhana dan sudah banyak digunakan dalam laboratorium maupun industri (riset dan pengembangan) (Rachman, 2001). Titrasi adalah pengukuran suatu larutan dari suatu reaktan yang dibutuhkan untuk bereaksi sempurna dengan sejumlah reaktan tertentu lainnya. Titrasi asam basa adalah reaksi penetralan. Jika larutan bakunya asam disebut asidimetri dan jika larutan bakunya basa disebut alkalimetri (Ratisah, 2009).
  • 5. 5 Indikator asam basa adalah asam lemah atau basa lemah (senyawa organik) yang dalam larutannya warna molekul-molekulnya berbeda dengan warna ion-ionnya. Zat indikator dapat berupa asam atau basa yang larut, stabil, dan menunjukkan perubahan warna yang kuat. Indikator asam-basa terletak pada titik ekivalen dan ukuran dari pH (Ratisah, 2009). Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu: 1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5; 2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3; 2.2 Klasifikasi Asiditas Ada dua cara untuk menentukan asiditas (Syafilia, 1994): 1. Asiditas Total Asiditas total ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir fenolftalein (pH 3,2); 2. Asam Mineral Bebas Asam mineral bebas ditentukan oleh titrasi dengan basa untuk mencapai titik akhir metal orange (pH 4,3). 2.3 Reaksi reaksi Asiditas  Reaksi-reaksi yang terjadi : H+ + OH-  H 2O CO2 + OH-  HCO3 - HCO3 - + H+  H 2O + CO2  Pereaksi yang terjadi adalah : Larutan H2SO4 0,1 N Encerkan 0,28 ml H2SO4 pekat ke dalam 1L air. Larutan H2SO4 0,02 N Pipet 200 ml H2SO4 0,1 N ke dalam 1L air. Larutan standar Na2CO3
  • 6. 6 Timbang 5 mg Na2CO3 masukkan ke dalam 1L air. 2.4 Penetapan Asiditas 2.4.1 Metode Penetapan : Titrasi penetralan dengan menggunakan NaOH standar dan HCl standar sebagai larutan penitrasi. 2.4.2 Prinsip Penetapan : Pertama sejumlah sampel air dititrasi dengan larutan standar NaOH tambahkan indikator metal orange dari tidak berwarna menjadi ros pucat, kemudian tambahkan indikator metil jingga dan titrasi kembali dengan larutan HCl standar sampai larutan berwarna jingga merah. 2.4.3 Alat : Labu Erlenmeyer 250ml (2 buah) Corong (1buah) Buret (2buah) Statif (1buah) Beaker glass 50ml (1 buah) Pipet tetes ( 1buah) Gelas ukur 100ml (1buah) 2.4.4 Bahan: Air kran Aquadest Larutan standar NaOH0,1N Indikator MO Larutan standar HCl 0,1N Indikator PP 2.4.5 Cara kerja : Asiditas a) Menyiapkan alat dan bahan
  • 7. 7 b) Mengambil aquades untuk membersihkan ( mencuci ) alat sebanyak ( dibilas ) 3 kali. c) Mengambil labu erlenmeyer dan labu ukur. d) Memasukan sampel air kran sebanyak 10 ml pada labu ukur. menuangkanya ke labu erlenmeyer ( diulangi 3 kali diddalam percobaan ) e) Memberi tanda yang akan diberi MO atau PP pada labu Erlenmeyer f) Memberi indikator MO sebanyak 3 tetes pada labu 1 , jika warna menjadi kuning maka tidak dititrasi, pemeriksaan dihentikan. g) Memberi indikator PP sebanyak 3 tetes pada labu II , jika warna berubah menjadikuning ( tetap ), maka dititrasi, pemeriksaan dilanjutkan h) Mentitrasi larutan yang diberi indikator PP dengan NaOH 0,1 N hingga larutan berwarna pink tipis. i) Melihat volume awal dan mencatatnya sebelum titrasi, melihat dan mencatat volume akhirnya. j) Mengulangi percobaan sebanyak 2 kali.
  • 8. 8 BAB III PENUTUP 3.1 Kesimpulan Asiditas atau keasaman adalah tingkat asam dalam suatu zat. Asiditas diukur pada skala yang disebut skala pH. Pada skala ini, nilai pH 7 adalah netral, dan nilai pH kurang dari 0 sampai 7 menunjukkan peningkatan keasaman. Asiditas dan alkalinitas sangat bergantung pada pH air. Pengawasan keabsahan data dapat dilakukan ketentuan, yaitu: 1. asiditas sebagai H+ hanya ada dalam air pada pH <4,5; 2. asiditas sebagai CO2 hanya ada dalam air pada pH antara 4,5 – 8,3;