Indeks harga digunakan untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa dari waktu ke waktu. Terdapat beberapa jenis indeks harga seperti indeks harga konsumen, indeks harga produsen, dan indeks harga yang dibayar dan diterima oleh petani. Indeks harga dihitung dengan beberapa metode seperti metode agregatif sederhana, metode Laspeyres, Paasche, dan Drobisch. Inflasi merupakan kenaikan harga yang disebab
BAB 4 C IPS KLS 9 TENTANG MASA DEMOKRASI TERPIMPIN.pptx
INDEKS HARGA DAN INFLASI [Autosaved].pptx
1.
2. 7. Pengertian Indeks Harga
Yaitu Perbandingan
perubahan harga tahun
tertentu (given year) dengan
tahun dasar (based year).
3. Jenis-jenis Indeks Harga
1. Indeks harga konsumen (IHK) adalah angka yang
menggambarkan perbandingan perubahan harga
barang dan jasa yang dihitung dianggap mewakili
belanja konsumen
2. Indeks harga produsen (IHP) adalah perbandingan
perubahan barang dan jasa yang dibeli oleh
produsen pada waktu tertentu,
3. Indeks harga yang harus dibayar dan diterima oleh
petani. Indeks harga barang-barang yang dibayar
oleh petani baik untuk biaya hidup maupun untuk
biaya proses produksi.
4. Ciri-ciri Indeks Harga
1. Indeks harga sebagai standar
perbandingan harga dari waktu ke waktu.
2. Penetapan indeks harga didasarkan pada
data yang relevan.
3. Indeks harga ditetapkan oleh sampel,
bukan populasi.
4. Indeks harga dihitung berdasarkan waktu
yang kondisi ekonominya stabil.
5. Penghitungan indeks harga dilakukan dengan cara
membagi harga tahun yang akan dihitung indeksnya
dengan harga tahun dasar dikali 100%
5. Perhitungan angka indeks dipelopori oleh G.R. Carli ;
berkebangsaan Italia pada tahun 1764
Angka indeks adalah sebuah ratio yang umumnya dinyatakan
dalam persentase yang mengukur suatu variabel pada suatu
waktu atau lokasi tertentu relatif terhadap besarnya variabel
yang sama pada waktu atau lokasi lainnya.
Dalam menyusun angka indeks, ada beberapa persoalan penting
yang perlu diperhatikan :
1) Perumusan tujuan penyusunan angka indeks
2) Sumber dan syarat perbandingkan data
3) Pemilihan periode dasar
4) Pemilihan timbangan (weight)
6. Indeks harga dan inflasi
Inflasi
Dihitung menggunakan
Indeks harga
Terdiri dari
Dihitung dengan
cara
Metode agregatif tidak
tertimbang
Metode agregatif
tertimbang
Metode Paasche
Metode Laspeyres
Metode tahun khas
Indeks Harga perdagangan
besar
Indeks harga konsumen
Indeks harga yang dibayar dan
diterima petani
7. Jenis indeks harga :
1. Indeks harga pedagang besar (IHPB)
Barang yang diukur dengan indeks ini adalah bahan mentah
dan barang jadi yang diperjualbelikan di pasar primer.
Jenis barang yang dihasilkan dalam IHPB diklasifikasikan dalam
sektor :
• Pertanian dengan dengan subsektor bahan makanan,
tanaman perdagangan, kehutanan, perikanan, peternakan
dan perkayuan
• Pertambangan dan galian dengan subsektor batubara,
aspal, pasir, batu kali, dan krikil
• Industi dengan subsektor tekstil, pakaian jadi, barang-
barang dari kulit, makanan, minuman, kertas, barang
cetakan, karet dan plastik
8. Metode Menghitung Indeks Haraga
Penghitungan angka indeks dapat dilakukan dengan
beberapa metode. Oleh karena itu, perlu dilakukan pilihan yang
tepat agar tujuan angka indeks yang telah ditetapkan dapat
tercapai. Pada dasarnya terdapat dua metode penghitungan angka
indeks yaitu sebagai berikut.
a. Angka indeks sederhana atau angka indeks tidak ditimbang
(simple agregative methode) dibagi dalam bentuk agregatif
sederhana dan rata-rata harga relatif atau agregative relative.
b. Angka indeks yang ditimbang, dibagi menjadi bentuk agregatif
sederhana dan rata-rata harga relatif tertimbang.
9. Angka indeks yang dimaksud dalam penghitungan
indeks harga tidak tertimbang meliputi indeks
harga, kuantitas, dan nilai. Marilah kita simak
pembahasannya masing-masing.
a. Indeks Harga Tidak Tertimbang dengan
Metode Agregatif Sederhana.
10. 1) Angka indeks harga (price = P)
Keterangan:
IA = indeks harga yang tidak ditimbang
Pn = harga yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
11. Contoh:
Berdasarkan data di atas, maka angka indeks
harga tahun 2004 adalah:
IA = 1.500/1.300 x 100 = 115,38%
Contoh:
Jadi, harga tahun 2004 mengalami kenaikan sebesar
15,38%.
12. 2) Angka indeks kuantitas (quantity = Q)
Keterangan:
IA = indeks kuantitas yang tidak ditimbang
Qn = kuantitas yang akan dihitung angka indeksnya
Qo = kuantitas pada tahun dasar
13. Contoh:
Berdasarkan data di atas, maka angka indeks kuantitas tahun 2004
adalah:
IA = 1000/800 x 100 = 125%
Jadi, pada tahun 2004 terjadi kenaikan kuantitas sebesar 25%.
14. 3) Angka indeks nilai (value = V)
Keterangan:
IA = angka indeks nilai
Vn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Vo = nilai pada tahun dasar
15. Penghitungan angka indeks dengan metode
agregatif sederhana mempunyai kebaikan
karena bersifat sederhana, sehingga mudah
cara menghitungnya. Akan tetapi, metode ini
mempunyai kelemahan yaitu apabila terjadi
perubahan kuantitas satuan barang, maka
angka indeksnya juga akan berubah.
16. Penghitungan angka indeks tertimbang dapat
kamu lakukan dengan beberapa metode.
Simaklah penjelasannya masing-masing pada
pembahasan berikut ini.
b. Angka Indeks Tertimbang
17. Angka indeks tertimbang dengan metode agregatif
sederhana dapat dihitung dengan rumus seperti di bawah
ini.
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
1) Metode agregatif sederhana.
18. Contoh
Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 dapat
dihitung dengan cara:
Jadi, pada tahun 2004 terjadi kenaikan harga 10,61%
19. 2) Metode Laspeyres
Angka indeks Laspeyres adalah angka indeks yang
ditimbang dengan faktor penimbangnya kuantitas
tahun dasar (Qo).
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
20. Untuk lebih jelasnya tetang penghitungan angka
indeks Laspeyres, perhatikan contoh di bawah ini.
21. 3) Metode Paasche
Angka indeks Paasche adalah angka indeks yang
tertimbang dengan faktor penimbang kuantitas tahun n
(tahun yang dihitung angka indeksnya) atau Qn.
IP = angka indeks Paasche
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
22. Berdasarkan data di atas, maka indeks Paasche dapat
dihitung sebagai berikut.
IP = 242.500/240.000 x 100 = 101,04%
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 1,04% pada tahun
2004
Berikut adalah contoh penghitungan angka indeks
tertimbang dengan metode Paasche.
23. Dari Metode Laspeyres dan Metode Paasche terdapat suatu
kelemahan sebagai berikut.
Angka indeks Laspeyres mempunyai kelemahan yaitu hasil
penghitungan lebih besar (over estimate), karena pada umumnya
harga barang cenderung naik, sehingga kuantitas barang yang
diminta mengalami penurunan. Dengan demikian besarnya Qo
akan lebih besar daripada Qn.
Angka indeks Paasche mempunyai kelemahan yaitu hasil
penghitungan cenderung lebih rendah (under estimate), karena
dengan naiknya harga akan menyebabkan permintaan turun,
sehingga Qn lebih kecil daripada Qo.
Untuk menghilangkan kelemahan tersebut dilakukan dengan cara
mengintegrasikan angka indeks tersebut, yaitu dengan menggunakan
metode angka indeks Drobisch and Bowley.
24. 4) Metode Drobisch and Bowley
Keterangan:
D = angka indeks Drobisch
IL = angka indeks Laspeyres
IP = angka indeks Paasche
Angka indeks tertimbang dengan Metode Drobisch and Bowley
dapat dirumuskan sebagai berikut
25. Contoh soal:
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres
dan Paasche, pada soal di atas dapat dihitung
besarnya indeks Drobisch sebagai berikut
Berarti terdapat kenaikan harga 3,02% pada tahun 2004
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan
Paasche, pada soal di atas dapat dihitung besarnya indeks
Drobisch sebagai berikut.
26. 5) Metode Irving Fisher
Berarti terdapat kenaikan harga 3,00% pada tahun 2004.
Penghitungan angka indeks dengan Metode Irving Fisher
merupakan angka indeks yang ideal. Irving Fisher
menghitung indeks kompromi dengan cara mencari rata-
rata ukur dari indeks Laspeyres dan indeks Paasche
Berdasarkan penghitungan angka indeks Laspeyres dan
Paasche, maka dapat dihitung besarnya indeks Irving
Fisher sebagai berikut.
27. 6) Metode Marshal Edgewarth
Menurut metode ini, angka indeks ditimbang dihitung dengan
cara menggabungkan kuantitas tahun dasar dan kuantitas
tahun n, kemudian mengalikannya dengan harga pada tahun
dasar atau harga pada tahun n.
Angka indeks Marshal Edgewarth dapat dirumuskan sebagai
berikut.
28. Untuk lebih jelasnya, perhatikan data pada tabel di
bawah ini agar kamu dapat mencari angka indeks
Marshal Edgewarth.
Berdasarkan data di atas, maka angka indeks Marshal
Edgewarth dapat dihitung sebagai berikut
29. 4. Angka Indeks Rantai
Angka indeks rantai adalah penghitungan angka indeks
dengan menggunakan tahun sebelumnya sebagai tahun
dasar. Misalnya menghitung angka indeks tahun 2000
dengan tahun dasar 1999, angka indeks tahun 2001
dengan tahun dasar 2000, dan angka indeks tahun 2002
dengan tahun dasarnya 2001.
Indeks rantai dapat dihitung sebagai berikut.
- Indeks tahun 2000 = 500/500 × 100 = 100,00
- Indeks tahun 2001 = 600/500 × 100 = 120,00
- Indeks tahun 2002 = 700/600 × 100 = 116,67
- Indeks tahun 2003 = 800/700 × 100 = 114,29
- Indeks tahun 2004 = 900/800 × 100 = 112,50
30. Inflasi
Jenis Inflasi
Penyebab Inflasi
Asal Inflasi
Teori Inflasi
Dampak Inflasi
Cara mengendalikan Inflasi
Tingkat Keparahan
Kebijakan fiskal
Kebijakan lainnya
Kebijakan Moneter
31. Inflasi adalah naiknya harga-harga yang bersumber dari
terganggunya keseimbangan antara arus uang dan barang
Berdasarkan tingkat keparahannya, dibedakan atas :
Inflasi ringan : dibawah 10%
Inflasi sedang : 10% - 30%
Inflasi Berat: 30% - 100% (inflasi sangat berat atau hiperinflasi)
Berdasarkan penyebabnya :
Demand – Pull Inflation
Biasa disebut juga inflasi sisi permintaan (demand side
inflation) yaitu inflasi yang disebabkan karena kelebihan
permintaan efektif atas barang atau jasa.
Jenis inflasi
32. Kenaikan upah meningkatkan permintaan agregat naik, sehingga
kurva permintaan bergeser ke kanan (AD1 ke AD2).
Karena penawaran agregat tetap, maka terjadi kenaikan harga (P1
ke P2), output agregat meningkat dari Y1 menjadi Y2
P2
P1
Y1 Y2
Y
P
AD 2
AD 1
AD 1
AD 2
AS
AS
E 2
E 1
33. Cost – Push Inflation
Kenaikan biaya produksi (cost-push) mengakibatkan harga
barang-barang yang ditawarkan akan naik.
Kenaikan biaya produksi karena naiknya bahan baku
disebut price – push inflation
Kenaikan biaya produksi karena naiknya upah/gaji disebut
wage – push inflation
P2
P1
Y1 Y2
Y
P
AS 2
AS 1
AS 2
AS 1
AD
AD
E 1
E 2
Kenaikan biaya produksi
mengakibatkan penawaran
agregat berkurang (AS1 ke AS2)
dengan permintaan agregat
yang tetap maka harga akan
naik (P1 ke P2) namun output
agregat akan tutun dari Y1 ke Y2
34. Asal Inflasi
1. Imported inflation
Timbul karena adanya inflasi di luar negeri yang
mengakibatkan naiknya harga barang dalam negeri
Harga barang luar negeri naik maka naiknya pendapatan
eksportir sehingga menambah jumlah uang yang beredar
yang akhirnya meningkatkan permintaan barang dan jasa (
demand – pull inflation)
Bagi produksi yang menggunakan barang luar negeri maka
akan meningkatkan biaya produksi (cost – push inflation)
Cara pengendaliannya ole pemerintah adalah melalui
kebijakan pajak dan moneter
35. Asal Inflasi
2. Inflasi dalam negeri
Inflasi yang murni berasal dari gejolak dalam
negeri baik permintaan maupun penawaran.
Bertambahnya permintaan pada akhirnya akan
menghasilkan demand – pull inflation
Kenaikan BBM akan menaikan harga penawaran
yang menimbulkan cost – push inflation
36. Faktor-faktor penyebab inflasi :
1. Jumlah uang beredar (faktor moneter)
2. Administered prices
3. Supply shock
Teori Inflasi :
1. Teori kuantitas
Teori ini menyatakan bahwa inflasi sangat dipengaruhi oleh
junlah uang yang beredar.
Menurut teori Irving Fisher, dengan anggapan kecepatan
sirkulasi transaksi dan output tetap, maka jumlah uang yang
beredar berhubungan langsung dengan kenaikan harga.
Dengan demikian semakin banyak jumlah uang beredar
maka inflasi akan semakin tinggi
37. Teori Inflasi :
2. Teori Keynes
Menurut teori ini, inflasi terjadi nkarena suatu
masyarakat ingin hidup di luar batas
kemampuannya
3. Teori Strukturalis
Ditekankan pada kelakuan dan struktur
perekonomian seperti yang terjadi di negara-negara
berkembang.
Dengan teknologi yang rendah, penawaran tidak
dapat mengimbangi cepatnya pertumbuhan
permintaan. Ketidakseimbangan ini pada akhirnya
akan menaikan harga-harga dan menimbulkan
inflasi
38. Dampak inflasi
1. Orang-orang yang berpenghasilan tetap
Dampak inflasi menyebabkan pendapatan riil
merosot
2. Orang-orang yang berpenghasilan tidak tetap,
tidak terlalu terkena dampaknya
3. Dunia usaha, biaya produksi barang akan naik
dan modal yang tersedia mengalami penurunan
nilai
4. Pemerintah, dampaknya kepada defisit APBN.
39. Cara mengatasi inflasi :
1. Kebijakan Moneter, kebijakan dari bank sentral dalam
mengatur jumlah uang beredar melalui instrumen-
instrumen moneter yang dimilki bank sentral
Kebijakan moneter yang ditempuh bank sentral
adalah :
a) Kebijakan diskonto (discount policy) adalah
kebijakan untuk mempengaruhi peredaran uang
dengan jalan menaikan atau menurunkan tingkat
suku bunga.
Dengan menaikan bunga diharapkan jumlah uang
yang beredar akan berkurang
40. b) Operasi pasar terbuka (open market operation)
yakni dengan jalan membeli dan menjual surat-
surat berharga. Dengan menjual surat berharga,
diharapkan uang akan berkurang di masyarakat
c) Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy) yakni
dengan menaikan atau menurunkan persentase
persediaan kas dari bank. Dengan menaikan
presentase persediaan kas, jumlah kredit akan
berkurang
41. 2. Kebijakan fiskal
Kebijakan ini berasa dari pemerintah dengan
melakukan perubahan pengeluaran dan
penerimaan pemerintah.
Kebijakan fiskal antara lain :
1) Pengaturan pengeluaran pemerintah
Jika pengeluaran pemerintah melampaui
anggaran yang telah ditetapkan maka akan
menambah jumlah uang yang beredar
2) Peningkatan tarif pajak
Dengan menaikan tarif pajak, jumlah uang
yang beredar akan berkurang
42. 3) Kebijakan lainnya :
1) Peningkatan produksi;
Jika produksi meningkat, jumlah uang yang
beredar juga meningkat maka tidak akan
menimbulkan inflasi; bahkan menunjukan
kajuan peningkatan kemampuan perekonomian
2) Kebijakan upah;
Yakni dengan menekan kenaikan upah.
3) Pengawasan harga
Kecendrungan kenaikan harga oleh pengusaha
dapat diatasi oleh pemerintah dengan
menetapkan harga maksimum
43. Deflasi
Jumlah uang yang beredar sedikit, tetapi
jumlah barang dan jasa yang tersedia
melimpah sehingga nilai uang naik secara
tajam
Terjadi penurunan tingkat invetasi yang
membawa kesulitan bagi perekonomian
Cara mengatasi adalah melakukan tambahan
pembelanjaan sebesar celah deflasi itu
sendiri, menambahkan pengeluaran
masyarakat (konsumsi dan investasi)
44. Devaluasi
Penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap
mata uang luar negeri
Dilakukan untuk memperbaiki posisi neraca
pembayaran yang tidak seimbang
Depresiasi
Penurunan nilai mata uang dalam negeri terhadap mata uang
luar negeri
Perbedaan dengan devaluasi adalah
Devaluasi penurunan karena kebijakan pemerintah dalam
memperbaiki posisi neraca pembayaran
• Depresiasi penurunan karena kekuatan permintaan dan
penawaran mata uang di pasar valuta asing
45. Revaluasi
Usaha untuk menaikan nilai mata uang dalam negeri
terhadap mata uang luar negeri karena nilai mata
uang dalam negeri terlalu rendah
Apresiasi
Kenaikan nilai tukar mata uang dalam negeri
terhadap mata uang luar negeri
Menyebabkan impor lebih murah dan ekspor lebih
mahal
47. Contoh Soal
• Diketahui Indeks Harga Konsumen di akhir
tahun 2010 mencapai 125,17 dan di akhir
tahun 2011 naik menjadi 129,91. Tentukan
tingkat inflasi yang terjadi di tahun 2011!
• Kita mengetahui bahwa IHK2011 = 129,91 dan
IHK2010 = 125,17, jika kita masukkan ke dalam
rumus:
48. = 3,787
Kita memperoleh tingkat inflasi sebesar
3,787% dan termasuk ke dalam kategori
ringan.