Makalah ini membahas tentang indeks harga dan inflasi. Indeks harga digunakan untuk mengukur perubahan harga barang dan jasa, sedangkan inflasi adalah kenaikan harga umum secara terus-menerus. Makalah ini menjelaskan pengertian, metode perhitungan, dan peranan indeks harga serta penyebab dan dampak inflasi.
1. Makalah Ekonomi
Indeks Harga dan Inflasi
Kelas XI MIPA 5
Nama Kelompok :
Erlangga Setiyawan
Fahar Muharram Arizky
Gitrif Qostolanisota
Muhammad Imtiyaz N.H
Ocha Alfiano
Osama Alfatheen
SMA Negeri 12 Kota Tangerang
2. Daftar Isi
Kata Pengantar 3
Bab I Pendahuluan
A. Latar Belakang 4
B. Rumusan Masalah 4
C. Hipotesis 5
Bab II Pembahasan
A. Pengertian Indeks Harga 6
B. Cara atau Metode Perhitungan Indeks Harga 7
C. Peranan Indeks Harga Dalam Ekonomi 9
D. Persoalan Penting yang Perlu Diperhatikan
dalam Perhitungan Angka Indeks 10
E. Pengertian Inflasi 12
F. Sebab-sebab timbulnya inflasi 12
G. Jenis-jenis Inflasi 13
H. Dampak dan cara mengatasi inflasi 14
Bab III Penutup
Kesimpulan 16
Saran 16
Daftar Pustaka 17
3. Kata Pengantar
Puji dan syukur kita panjatkan kehadirat Tuhan Yang Maha Esa karena atas Rahmat dan
Hidayah-Nya kami sebagai penulis dapat menyelesaikan makalah ini sebagai tugas dari guru
mata pelajaran Ekonomi kami. Selain itu, makalah ini dibuat agar kiranya dapat dijadikan
sebagai bahan pembelajaran lebih lanjut mengenai Inflasi dan Indeks Harga. Makalah ini disusun
berdasarkan kepentingan-kepentingan dan pembahasan pokok terkait dengan Inflasi dan Indeks
Harga.
Dengan selesainya makalah ini, pembaca diharapkan mampu memahami tentang inflasi dan
indeks harga sebagai salah satu bagian dari laju pertumbuhan ekonomi dalam kehidupan
ekonomi manusia. selain itu, setelah pembaca mampu memahami, pembaca juga diharapkan
mampu menerapkan pemahamannya tentang inflasi dan indeks harga dalam kehidupan ekonomi
sehari-hari
Tangerang, 4 November 2017
4. BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Dalam perdagangan dikenal istilah Indeks Harga Perdagangan Besar (IHPB), dan dalam
pengukuran laju inflasi Indeks Harga Konsumen (IHK). Indeks harga adalah angka yang di
harapkan dapat di pakai untuk menunjukkan perubahan mengenai harga-harga,baik harga untuk
semacam maupun beberapa macam barang dalam waktu dan tempat yang sama atau berlainan.
Indeks harga sangat dibutuhkan oleh beberapa pihak, baik perusahaan, pemerintah, maupun
akademisi sehingga Indeks harga memiliki peranan yang sangat penting dalam perekonomian,
seperti sebagai petunjuk kondisi perekonomian secara umum atau digunakan sebagai pedoman
bagi pembelian barang.
Adapun salah satu masalah makro ekonomi yang sangat penting dan hampir ditemukan pada
setiap negara di dunia, yaitu Inflasi. Mengingat pentingnya Inflasi dalam suatu perekonomian
menjadi penting bagi para pengambil kebijakan makro ekonomi. Tentunya kita pernah
merasakan harga barang dan jasa cenderung terus meningkat dalam produk tertentu, seperti
sekarang ini.
B. RUMUSAN MASALAH
1. Apakah pengertian Indeks Harga?
2. Bagaimana cara atau metode perhitungan Indeks Harga?
3. Bagaimana peranan indeks harga dalam ekonomi ?
4. Apa saja persoalan penting yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka indeks ?
5. Apakah pengertian inflasi ?
6. Apakah sebab – sebab timbulnya inflasi ?
7. Apa saja jenis – jenis inflasi ?
8. Apakah dampak dan cara mengatasi inflasi ?
5. C. HIPOTESIS
1. Indeks Harga adalah bilangan indeks yang menggabungkan beberapa macam deret harga
menjadi suatu deret yang mencerminkan taraf harga rata rata
2. Metode perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan cara
menjumlahkan harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada tahun dasar
dikalikan 100.
3. Salah satu peran Indeks Harga yaitu sebagai petunjuk atau barometer kondisi ekonomi
umum
4. Yang perlu diperhatikan dalam perhitungan angka indeks diantaranya perumusan tentang
tujuan penyusunan angka indeks dan sumber dan syarat perbandingan data
5. Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor-faktor
produksi secara terus-menerus.
6. Sebab sebab timbulnya inflasi yaitu karena adanya pemanfaatan sumber daya yang telah
mencapai tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan secepatnya untuk mengimbangi permintaan
yang semakin meningkat atau bertambah.
7. Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan menjadi inflasi 30% pertahun, Inflasi berat, dan
Hiperinflasi
8. Dampak inflasi diantaranya adalah menurunnya kualitas ekonomi dan menurunnya nilai
mata uang negara. Hal tersebut dapat diatasi dengan mengatur jumlah uang yang beredar agar
sesuai dengan kebutuhan negara dan masyarakat.
6. BAB II
PEMBAHASAN
A. Pengertian Indeks Harga
Indeks Harga Konsumen (IHK) (bahasa Inggris: consumer price index) adalah nomor indeks
yang mengukur harga rata-rata dari barang dan jasa yang dikonsumsi oleh rumah tangga
(household). IHK sering digunakan untuk mengukur tingkat inflasi suatu negara dan juga sebagai
pertimbangan untuk penyesuaian gaji, upah, uang pensiun, dan kontrak lainnya. Untuk
memperkirakan nilai IHK pada masa depan, ekonom menggunakan indeks harga produsen, yaitu
harga rata-rata bahan mentah yang dibutuhkan produsen untuk membuat produknya. [1] Untuk
mengukur tingkat harga secara makro, biasanya menggunakan pengukuran Indeks Harga
Konsumen (IHK) atau Consumer Price Indeks (CPI). Indeks Harga Konsumen (IHK) dapat
diartikan sebagai indeks harga dari biaya sekumpulan barang konsumsi yang masing-masing
diberi bobot menurut proporsi belanja masyarakat untuk komoditi yang bersangkutan. IHK
mengukur harga sekumpulan barang tertentu (sepertti bahan makanan pokok, sandang,
perumahan, dan aneka barang dan jasa) yang dibeli konsumen.
Indeks Harga Konsumen (IHK)merupakan ukuran biaya keseluruhan barang dan jasa yang dibeli
oleh konsumen. IHK digunakan untuk mengamati perubahan dalam biayahidup sepanjang waktu.
[2]
Indeks harga Konsumen (IHK) merupakan persentase yang digunakan untuk menganalisis
tingkat/ laju inflasi. IHK juga merupakan indikator yang digunakan pemerintah untuk mengukur
inflasi di Indonesia.
Di Indonesia badan yang bertugas untuk menghitung Indeks Harga Konsumen (IHK) adalah
Badan Pusat Statistik (BPS). Penghitungan IHK dimulai dengan mengumpulkan harga dari
ribuan barang dan jasa. Jika PDB mengubah jumlah berbagai barang dan jasa menjadi sebuah
angka tunggal yang mengukur nilai produksi, IHK mengubah berbagai harga barang dan jasa
menjadi sebuah indeks tunggal yang mengukur sseluruh tingkat harga.
7. B. Cara atau metode perhitungan Indeks Harga
a. Cara sederhana
Metode perhitungan indeks harga dengan cara sederhana diperoleh dengan cara menjumlahkan
harga barang dan jasa setiap tahun dibagi dengan harga pada tahun dasar dikalikan 100. Jika
dibuat persamaan matematisnya, yaitu sebagai berikut.
Keterangan:
IA = indeks harga yang ditimbang
Pn = nilai yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
W = faktor penimbang
Contoh penghitungan angka indeks harga dapat kamu lihat pada tabel berikut.
Berdasarkan data di atas, maka angka indeks harga tahun 2004 dapat dihitung dengan cara:
Jadi, pada tahun 2004 terjadi kenaikan harga 10,61%.
8. b. Cara tertimbang
Pada perhitungan cara tertimbang ada dua metode yang dikenal, yaitu
1) Metode Laspeyres
Perhitungan metode Laspeyres diperoleh dengan cara menjumlahkanharga barangdan jasa
setelah dikalikan dengan kuantitasnya setiap tahundan dibagi dengan harga barang dikali
kuantitasnya pata tahun dasar kemudian rasionya dikali 100%. Rumus angka indeks ini yaitu
Keterangan:
IL = angka indeks Laspeyres
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qo = kuantitas pada tahun dasar
Untuk lebih jelasnya tetang penghitungan angka indeks Laspeyres, perhatikan contoh di bawah
ini.
Berdasarkan data di atas, maka indeks Laspeyres dapat dihitung sebagai berikut.
IL = 210.000/200.000 x 100 = 105%
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 5% pada tahun 2004.
2) Metode Paasche
Perhitungan metode Paasche diperoleh dengan menggunkan faktor penimbang kuantitas barang
pada tahun yang dihitung pada angka indeksnya. Rumus angka indeks Paasche, yaitu
9. IP = angka indeks Paasche
Pn = harga tahun yang dihitung angka indeksnya
Po = harga pada tahun dasar
Qn = kuantitas tahun yang dihitung angka indeksnya
Berikut adalah contoh penghitungan angka indeks tertimbang dengan metode Paasche.
Berdasarkan data di atas, maka indeks Paasche dapat dihitung sebagai berikut.
IP = 242.500/240.000 x 100 = 101,04%
Berarti terjadi kenaikan harga sebesar 1,04% pada tahun 2004.
Dari Metode Laspeyres dan Metode Paasche terdapat suatu kelemahan sebagai berikut.
Angka indeks Laspeyres mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan lebih besar (over
estimate), karena pada umumnya harga barang cenderung naik, sehingga kuantitas barang yang
diminta mengalami penurunan. Dengan demikian besarnya Qo akan lebih besar daripada Qn.
Angka indeks Paasche mempunyai kelemahan yaitu hasil penghitungan cenderung lebih rendah
(under estimate), karena dengan naiknya harga akan menyebabkan permintaan turun, sehingga
Qn lebih kecil daripada Qo.
Untuk menghilangkan kelemahan tersebut dilakukan dengan cara mengintegrasikan angka
indeks tersebut, yaitu dengan menggunakan metode angka indeks Drobisch and Bowley.
C. Peranan indeks harga dalam ekonomi
Dengan makin berkembangnya angka indeks, angka mengenai harga mempunyai arti yang makin
penting pula,baik yang dikumpulkan oleh perusahaan, pemerintah, maupun swasta.
Peranan indeks harga dalam ekonomi, antara lain sebagai berikut.
a. Indeks Harga Merupakan Petunjuk atau Barometer Kondisi Ekonomi Umum
Indeks harga umum penting artinya bagi pedagang sebab indeks harga tersebut merupakan
pedoman umum bagi kebijaksanaan penetapan harga dan perencanaan persediaan perusahaan.
Pada umumnya, perusahaan besar membentuk staf ahli yang khusus bertugas mengolah data
harga dan memberikan keterangan yang berguna bagi manajemen. Adapun perusahaan yang
10. agak kecil tidak dapat membentuk staff khusus, tetapi tetap melakukan pengumpulan data harga
dan pengolahannya ke dalam indeks harga yang serba terbatas.
b. Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Deflator
Dengan cara membagi nilai tertentu dengan indeks harga yang sesuai maka pengaruh
perubahan harga dapat dihilangkan. Proses ini disebut deflasi, sedangkan pembagiannya disebut
deflator. Proses deflasi ini sangat berguna bagi pedagang. Kenaikan nilai jual pada periode
tertentu dapat disebabkan oleh kenaikan harga barang yang dijual atau oleh kenaikan jumah
penjualan. Kenaikan penjualan yang terjadi sesungguhnya dapat diukur dengan mendeflasikan
penjualan dengan indeks harga yang sesuai.
c. Indeks Harga Dapat Digunakan sebagai Pedoman bagi Pembelian Barang
Agar dapat diukur efesinsi pembelian baran yang bersangkutan, harga barang yang dibeli dapat
dibandingkan dengan indeks harga eceran atau indeks harga perdagangan besar.
Dasar untuk mengatur gaji buruh atau menyesuaikan kenaikan gaji buruh pada masa deflasi
adalah indeks harga konsumen (IHK) dan indeks biaya hidup (IBH). Adapun perhtungan upaya
nyata dapat menggunakan IBH sebagai deflator.
D. Persoalan Penting yang Perlu Diperhatikan dalam Perhitungan Angka Indeks
Beberapa hal penting yang perlu diperhatikan dalam penyusunan angka indeks adalah sebagai
berikut.
a. Perumusan tentang Tujuan Penyusunan Angka Indeks
Langkah pertama sebelum mengumpulkan data pengukuran adalah merumuskan apa yang akan
diukur dan bagaimana pengukuran dilaksanakan. Perumusan tersebut akan menenetukan data
macam apa yang harus kita kumpulkan untuk keperluan penyusunan indeks. Tujuan penyusunan
angka indeks adalah mengukur perubahan atau melakukan perbandingan antara variabel ekonomi
dan sosial.
b. Sumber dan Syarat Perbandingan Data
Dalam menyusun Indeks harga dalam periode tertentu, kita membutuhkan data tentang harga
barang pada tahun-tahun periode yang bersangkutan, baik jumlah produksi maupun harga barang
yang dinyatakan dalam satuan yang sama, misalnya sebagai berikut.
1) Penyusunan indeks biaya hidup membutuhkan data tentang harga eceran dari bahan
makanan, sewa rumah, listrik, gas, pakaian, transport, biaya pengobatan, dan sebagainya yang
merupakan biaya pengeluaran bagi konsumen.
11. 2) Penyusunan indeks harga perdagangan besar harus menggunakan harga produsen barang
yang bersangkutan.
Secara teoritis, persoalan diatas mudah dilaksanakan, tetapi kenyataannya mencari data yang
memenuhi syarat-syarat perbandingan tidaklah mudah dilaksanakan.Penyebabnya ialah dalam
beberapa hal sering kali penyusunan indeks menggunakan data dari sumber yang berbeda.
Misalnya, data yang diterbitkan oleh badan pusat statistik mengenai harga eceran bahan pangan
dan sandang kemungkinan unitnya berbeda dari data bahan pangan dan sandang yang diterbitkan
oleh departemen perindustrian dan perdagangan atau institute penelitian yang lain.
Syarat-syarat perbandingan bagi sebuah data adalah sebagai berikut :
1) Pada penyusunan indeks harga, tiap jenis barang harus memiliki kualitas yang kurang lebih
sama selama periode perbandingan. Jika kualitas barang yang dipakai menyusun indeks harga
tidak sama, ada kemungkinan kenaikan atau penurunan harga disebabkan oleh perubahan
kualitas, bukan oleh perubahan harga.
2) Pada penyusun indeks harga dianjurkan data berasal dari satu sumber. Data dari beberapa
sumber sukar memenuhi syarat perbandingan karena metode pengumpulan dan
penyusunannyamungkin berbeda. Selain itu, perumusan yang berbeda mengenai istilah dapat
menghasilkan angka yang berbeda pula.
3) Pada penyusunan indeks harga bahan makanan harus dicari jenis bahan makanan yang
benar-benar representatif bagi konsumen. Kita tidak mungkin menyertakan semua jenis bahan
makanan yang ada.
c. Pemilihan Periode Dasar
Pada prinsipnya, kita bebas untuk memilih tahun dasar.Namun, untuk mendapatkan gambaran
yang sebaik mungkin dari persoalan yang sedang dipelajari, ada beberapa pegangan dalam
memilih tahun dasar. Pegangan itu antara lain sebagai berikut.
1) Tahun yang digunakan hendaknya tahun atau waktu dasar yang normal, dengan keadaan
perekonomiannya relatif stabil. Waktu dasar normal adalah jangka waktu yang tidak dipengaruhi
oleh (naik turunnya) variabel yang sedang dihadapi. Misalnya, masa perang, banjir, masa inflasi,
dan wabah penyakit yang meluas. Kejadian tersebut sering mengakibatkan pengaruh terhadap
veriabel.
2) Jangka waktu hendaknya tidak terlalu pendek atau terlalu panjang. Orang jarang
menggunakan jangka waktu yang terlalu pendek dan terlalu panjang, bahkan tidak pernah
menggunakan waktu dasar yang lamanya satu minggu atau sebulan. Jangka waktu yang
digunakan dalma dunia perekonomian adalah selama setahun.
12. 3) Tahun dasar atau waktu dasar hendaknya tidak diambil terlampau jauh lewat ke masa
silam. Misalnya,untuk menentukan indeks harga mengenai biaya hidup pada tahun 2005, tidak
baik jika diambil tahun dasar pada tahun 1955. Hal itu, disebabkan keadaan selama masa-masa
yang jauh lewat sangan berbeda jika dibandingkan dengan keadaan pada tahun 2005. Jadi,
pengambilan tahun dasar yang terlalu jauh masa silam mengakibatkan ketikadpuasan pada hasil
penyelidikan.
d. Pemilihan Timbangan (Weight)
Pada dasarnya, timbangan mencerminkan betapa pentingnya suatu angka relatif terhadap angka
lain. Angka indeks kurang berguna bagi pengukuran perubahan ataupun alat perbandingan
apabila tanpa timbangan.
E. Pengertian Inflasi
Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor-
faktor produksi secara terus-menerus. Kebalikan dari inflasi adalh deflasi. Deflasi adalah suatu
proses atau peristiwa penurunan tingkat harga secara umum. Inflasi dan deflasi merupakan
peristiwa moneter yang cukup penting. Hampir tidak ada satu negara pun yang tidak pernah
mengalami peristiwa inflasi. Namun, harus diingat bahwa tidak setiap kenaikan harga disebut
inflasi.
Inflasi ataupun deflasi harus dilihat sebagai suatu proses ataupun kecendrungan yang
bersifat terus menerus. Kenaikan harga dari satu atau dua barang bukan merupakan inflasi,
kecuali apabila kenaikan harga dari satu dan dua barang tersebut diikuti oleh kenaikan hara-
harga secara umum. Kenaikan harga yang bersifat sesaat juga bukan merupak inflasi. Misalnya,
kenaikan harga menjelang hari raya tidak dapat dikatakan sebagai inflasi karena harga
kemungkinan akan turun kembali setelah hari raya
F. Sebab-sebab timbulnya inflasi
– Inflasi tarikan permintaan (Demand Pull Inflation)atau Inflasi sisi permintaan adalah
inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya kenaikan permintaan agregat demand yang terlalu
besar dibandingkan dengan penawara atau produksi agregat barang-barang. Hal ini dikarenakan
pemanfaatan sumber daya yang telah mencapai tingkat maksimun tidak dapat ditingkatkan
secepatnya untuk mengimbangi permintaan yang semakin meningkat atau bertambah.
Menurut kaum monetaris bahwa kenaikan permintaan diakibatkan oleh bertambahnya jumlah
uang yang beredar di masyarakat. Adapun menurut Keynesian bahwa kenaikan permintaan
disebabkan oleh meningkatnyaa pengeluar konsumsi, infestasi, dan pengeluaran pemerintah
– Inflasi dorongan biaya(Cost Push Inflation) atau Inflasi sisi penawaran
13. Inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat adanya kenaikan biaya produksi
yang kesat dibandimgkan dengan produktifitas dan efesiensi sehingga mengakibatkan perusahan
mengurangi suplay barang dan jasa kepasar atau inflasi dorongan biaya adalah inflasi yang
terjadi sebagai akibat dari adanya restriksi atau pembatasan terhadap penawaran dari satu atau
lebih sumber daya yang mengalami kenaikan atau dinaikan.
– Inflasi stuktural ( struktural inflasion )
Inflasi stuktural adalah inflasi yang terjadi sebagai akibat dari adanya berbagai kendala atau
kekuatan struktural (struktural rigidities) yang menyebabkan penawaran didalam perekonomian
menjadi kurang atau tidak resposif terhadap permintaan yang mingkat
– Inflasi domestik (domestic inflation)
Inflasi domestik adalah inflasi yang berasal dari dalam negeri infalsi ini terjadi karena pengaruh
kebijakan ekonomi yang terjadi didalam negeri, seperti terjadinya defisit anggaran belanja negara
yang terus-menerus atau mencetak uang. Hal ini menyebabkan jumlah uang yang dibutuhkan di
masyarakat melebihi transaksinya sehingga nilai uang menjadi rendah dan harga barang
meningkat.
– Infalsi luar negeri (importat inflation)
Inflasi luar negeri adalah yang berasal dari luar negeri. Inflasi ini desebabkan oleh kenaikan
harga barang ekspore, seperti teh atau kopi diluar negeri ( negara tujuan ekspore) yang harganya
mengalami kenaikan dan membawa pengaruh terhadap harga didalam negeri.
G. Jenis-jenis Inflasi
Menurut Boediono, inflasi dapat dibedakan berdasarkan parah atau tidaknya
inflasi, yaitu sebagai berikut.
a. 30% pertahun. Biasanya ditandai dengan kenaikan harga yang cukup besar berlangsung
relatif singkat.
b. Inflasi berat, inflasi yang tingkatannya berada diantara 30%-100% pertahun.
c. Hiperinflasi, inflasi yang tingkat keparahannya berada di atas 100% pertahun. Biasanya
ditandai dengan kenaikan harga yang setiap saat berubah dan meningkat sehingga orang tidak
dapat menahan uang lebih lama yang disebabkan nilai uang terus merosot.
Menurut International Moneytary Fund (IMF), inflasi dibedakan menjadi tiga, yaitu sebagai
berikut.
14. a. Chronic Inflation, inflasi dengan laju rata-rata 25%-50% pertahun selama tiga tahun atau
lebih.
b. Acute Inflation, inflasi dengan laju rata-rata lebih dari 50% pertahun selama tiga tahun atau
lebih.
c. Runaway, yaitu inflasi dengan laju rata-rata lebih dari 200% pertahun
Menurut Bank Indonesia inflasi dibedakan menjadi dua yaitu sebagai berikut.
a. Inflasi inti, inflasi yang dipengaruhi oleh faktor fundamental, seperti interaksi permintaan
dan penawaran, lingkungan eksternal (nilai tukar, harga komoditi international dan inflasi
intradagang), ekspektasi inflasi dari pedagang dan konsumen
b. Inflasi non inti, inflasi yang dipengaruhi oleh selain faktor fundamental. Inflasi ini
diantaranya sebagai berikut.
1) Inflasi Folatilefood, inflasi yang dipengaruhi Shocks dalam kelompok bahan makanan,
seperti makanan, gangguan alam, dan gangguan penyakit.
2) Inflasi Mistered Prices, inflasi yang dipengaruhi shocks berupa kebijakan harga pemerintah
seperti harga BBM, tarif listrik, atau tarif angkutan
H. Dampak dan cara mengatasi inflasi
Inflasi yang terjadi di dalam suatu perekonomian memiliki beberapa dampak, diantaranya
sebagai berikut:
– Inflasi dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara anggota masyarakat, atau
disebut dengan efek redistribusi dari inflasi (redistribusion effeck of inflation). Hal ini
memengaruhi kesejahteraan ekonmi dari anggota masyarakat, sebab redistribusi pendapatan yang
terjadi akan mengakibatkan pendapatan riil satu orang meningkat, tetapi pendapatan riil akan
menurun. Parah atau tidak dampak redistribusi pendapatan dan kekayaan tersebut adalah sangat
bergantung pada apakah inflasi itu dapat diantisipasi ataukah tidak tidak dapat diantisipasi
sebelumnya. Inflasi yang tidak dapat diantisipasi sudah tentu akan mempunyai dampak atau
akibat yang jauh lebih serius terhadap redistribusi pendapatan dan kekayaan atau dibandingkan
dengan inflasi yang dapat diantisipasi.
– Inflasi dapat menyebabkan penurunan dalam efesiensi ekonomi hal ini dapat terjadi
karena inflasi dapat mengalahkan sumber daya dari infestasi yang produktif keinvestasi yang
tidak produktif sehingga mengurangi kapasitas ekonomi produktif.
15. – Inflasi dapat menyebabkan perebuhan-perubahan dalam output dan kesempatan kerja
dengan cara memotivasi langsung perusahaan untuk memproduksi lebih atau kurang dari yang
telah dilakukan selama ini atau disebut output end employnment effeckt inflation
– Inflasi dapat menyebabkan sebuah lingkungan yang tidak stabil bagi keputusan ekonomi
jika konsumen memperkirakan bahwa tingkat inflasi dimasa mendatang akan naik maka akan
mendorong mereka untuk melakukan pembelian barang-barang dan jasa secara besar-besaran
pada saat sekarang daripada mereka menunggu pada saat tingkat harga sudah meningkat lagi.
Begitu juga dengaan bank, atau lembaga peminjaman (lenders) lainnya. Jika mereka
memperkirakan bahwa tingkat inflasi akan naik dimasa mendatang mereka akan menaikkan
tingkat bunga atas pendapatan riil dan kekayaan.
– Inflasi cenderung memperendah tingkat bunga riil sehingga menyebabkan terjadinya
ketidakeseimbangan di pasar modal hal ini akan menyebabkan penawaran dana untuk investasi
menurun dan akibatnya, investasi sektor swasta berkurang karena terbatasnya penawaran dana
yang dapat dipinjamkan (loanable funds).
Cara mengatasi dampak inflasi yaitu diantaranya sebagai berikut.
a. Kebijakan Moneter
Adalah kebijakan pemerintah dibidang keuangan (melalui bank sentral) untuk mengatur agar
jumlah uang yang beredar sesuai dengan yang dibutuhkan dalam suatu sistem perekonomian,
antara lain sebagai berikut:
1) Penetapan cadangan minimum melalui kebijakan diskontro (Discount policy),
2) Operasi pasar terbuka (open marked policy),
3) Kebijakan persediaan kas (cash ratio policy).
b. Kebijakan Fiskal
Adalah kebijakan mengatur pengeluaran pemerintah dan perpajakan, antara lain sebagai berikut.
1) Menurunkan pengeluaran pemerintah.
2) Menaikkan pajak
c. Kebijakan non moneter
1) Menaikkan hasil produksi
2) Mengendalikan harga
16. BAB III
PENUTUP
A. Kesimpulan
1. Indeks Harga adalah angka yang diharapkan dapat dipakai untuk menunjukkan perubahan
mengenai harga-harga, baik harga untuk semacam maupun beberapa macam dalam waktu dan
tempat yang sama atau berlainan.
2. Metode perhitungan Indeks Harga dapat dilakukan dengan cara sederhana maupun cara
tertimbang.
3. Inflasi adalah gejala kenaikan tingkat harga umum dari barang atau jasa serta faktor-faktor
produksi secara terus menerus
4. Sebab-sebab timbulnya inflasi meliputi inflasi tarikan permintaan dan inflasi dorongan
biaya.
5. Dampak inflasi salah satunya yaitu dapat mendorong redistribusi pendapatan diantara
anggota masyarakat. Dampak ini dapat diatasi dengan beberapa kebijakan, diantaranya kebijakan
moneter, kebijakan fiskal, kebijakan nonmoneter
B. Saran
1. Diharapkan kepada pemerintah untuk menstabilkan efisiensi ekonomi tanpa harus
menyebabkan ketidaksetimbangan indeks harga di masyarakat.
2. Kebijakan yang ditetapkan pemerintah dalam mengurangi dampak negatif inflasi
hendaknya dapat dijalankan sebagaimana mestinya dan mendapatkan partisipasi aktif oleh
masyarakat.
Daftar Pustaka
https://id.wikipedia.org/wiki/Indeks_harga_konsumen