Makalah ini membahas sistem pendukung pengambilan keputusan, termasuk definisi, model, dan jenisnya. Dijelaskan bahwa sistem pendukung pengambilan keputusan dapat membantu pengambilan keputusan secara individual maupun kelompok dengan menyediakan informasi yang relevan dan alat kolaborasi. Berbagai model sistem pendukung pengambilan keputusan dijelaskan seperti sistem pendukung pengambilan keput
1. Sistem Pengambilan Keputusan
Dosen : YanatoMihadi Putra, S.E., M.Si., CMA., CAP., CAPF
Disusun Oleh:
Aulia Hafidz Kamandoko - 43218110023
MATKUL : SistemInformasiManejemen
TM 12
UNIVERSITAS MERCU BUANA JAKARTA
FAKULTAS EKONOMI DAN BISNIS
Jl. Meruya Selatan, Kebun Jeruk - Jakarta Barat Telepon: 021-5840816
(hunting), 5840816 (ext.2751), Fax: 021-5840815
2. Pendahuluan
A. Latar belakang
Manajer sering kali memusatkan perhatian hanya pada beberapa aktivitas
peting saja, yang di sebut sebagai faktor keberhasilan kritis (critical success
factor-CSF) yang memiliki pengaruh sangat besar pada keberhasilan atau
kegagalan perusahaan. Sistem pemrosesan transaksi akan memproses data yang
menguraiakan operasi perusahaan sehari - hari. Pemrosesan ini akan
menghasilkan suatu basis data yang digunakan oleh sistem - sisten lain di dalam
perusahaan. sistem pemrosesan transaksi sebuah perusahaan yang bergerak
dalam bisnis distribusi.
Sistem informasi lainnya di dalam perusahaan di maksudkan untuk
mendukung unit - unit organisasi. Sebagai contoh, sistem informasi pemasaran,
sistem informasi budaya manusia, sistem informasi manufaktur, dan sitem
informasi keuangan dibuat sesuai dengan kebutuhan informasi dari masing -
masing area bisnis tersebut, dan sistem informasi eksekutif mengakui adanya
kebutuhan - kebutuhan informasi yang unik dari pada pengguna di tingkat atas
organisasi.
B. Manfaat Penulisan
Dengan diselesaikannya penulisan makalah ini, penulisan makalah ini
diharapkan hasilnya dapat memberikan manfaat sebagai berikut :
a. Dapat mengetahui apa itu GDSS
b. Dapat mengetahui berbagai macam pendekatan berdasarkan sudut pandang
sistem
c. Dapat mengetahui tindakan dalam pengambilan keputusan yang tepat
d. Dapat membuat alternatifie keputusan
e. Dapat mengetahui model DSS
3. LITERATUR TEORI
Metode penulisan
- Dalam penyusunan makalah ini, kami menggunakan metode yuridis normatif yang
berbentuk studi pustaka. Yaitu tekhnik pengambilan data yang didasarkan pada sumber-
sumber sekunder.
- Terdapat juga metode dengan terjun ke lapangan langsung sebagai sarana mencari sumber
dari orang-orang yang berkaitan secara langusng
4. Pembahasan
1. Pendekatan dan Pentingnya Cara Pandang Sistem
Pendekatan sistem yaitu sederetan langkah yang dikelompokkan ke dalam tiga tahap
upaya persiapan, upaya pendefinisian, dan upaya pemecahan.
Dalam menggunakan model sistem umum dan model lingkungan sebagai dasar
pemecahan masalah, cara pandang sistem (systems view) yang memandang operasional
usaha sebagai sistem yang menjadi bagian dari lingkungan yang lebih luas. Ini merupakan
cara pemikiran yang abstrak, namun memiliki nilai yang potensial untuk manajer. Cara
pandang secara sistem akan :
a. Mencegah manajer agar tidak bingung karena kompleksitas struktur organisasi dan
detail pekerjaan.
b. Menekankan pentingnya memiliki tujuan yang baik.
c. Menekankan pentingnya semua bagian organisasi untuk bekerja sama.
d. Mengangkat hubungan antara organisasi dengan lingkungannya.
e. Menempatkan nilai tinggi pada informasi yang didapat dari input yang hanya dapat
dicapai melalui sistem perputaran tertutup.
2. Membangun Konsep dan Elemen Proses Pemecahan Masalah
Kebanyakan masalah yang dipecahkan manajer dapat dianggap sebagai permasalahan
sistem. Sebagai contoh, perusahaan sebagai suatu sistem tidak berfungsi sebagaimana
mestinya. Atau, terdapat masalah dengan sistem persediaan, sistem komisi penjualan, dan
seterusnya. Solusi masalah sistem adalah solusi yang membuat sistem tersebut memenuhi
tujuannya dengan paling baik, seperti yang dicerminkan dalam standar kinerja sistem.
Standar ini menggambarkan situasi yang diinginkan (desired state) apa yang harus dicapai
sistem tersebut. Sebagai tambahan, manajer tersebut harus memiliki informasi yang
menggambarkan keadaan saat ini (current state) apa yang dicapai sistem tersebut sekarang
ini. Jika dua keadaan ini berbeda, maka ada masalah yang menjadi penyebabnya dan harus
dipecahkan.
5. Setelah berbagai alternatif diidentifikasi, sistem informasi dapat digunakan untuk
mengevaluasinya. Evaluasi ini harus mempertimbangkan batasan (constraint) yang ada, yang
dapat berasal baik dari internal maupun lingkungan. Batasan internal (internal constraint)
biasanya berbentuk sumber daya yang terbatas yang ada di dalam perusahaan. Sebagai
contoh, unit TI tidak dapat merancang sistem CRM karena kurangnya keahlian dalam OLAP.
Batasan lingkungan (environmental constraint) berbentuk tekanan dari berbagai elemen
lingkungan yang membatasi aliran sumber daya dari dan keluar perusahaan. Salah satu
contoh adalah peningkatan suku bunga oleh Federal Reserve Board yang meningkatkan biaya
ekspansi pabrik.
a. Memilih Solusi yang Terbaik
Pemilihan solusi yang terbaik dapat dicapai dengan berbagai cara. Herry Mintzberg,
seorang ahli teori manajemen, telah mengidentifikasi tiga pendekatan
- analisis
- Penilaian
- Penawaran
b. Permasalahan versus Gejala
Penting bagi kita untuk memahami perbedaan antara masalah dan gejala dari suatu
masalah. Jika tidak demikian, kita dapat menghabiskan banyak waktu dan uang untuk
menyelesaikan permasalahan yang salah atau sesuatu yang sesungguhnya bukanlah suatu
masalah. Gejala (symptom) adalah kondisi yang dihasilkan masalah. Sering kali seorang
manajer melihat gejala dan bukan masalah.
c. Struktur Permasalahan
Model matematika yang disebut formula EOQ (economic order quantity) dapat
memberitahu bagaimana masalah tersebut harus diselesaikan. Masalah seperti ini disebut
masalah terstruktur (structured problem) karena terdiri atas unsur dan hubungan antara
berbagai elemen yang semuanya dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
6. Masalah yang tidak terstruktur (unstructured problem) adalah masalah yang tidak memiliki
elemen atau hubungan antarelemen yang dipahami oleh orang yang memecahkan masalah.
Salah satu contoh dari masalah yang tidak terstruktur adalah memutuskan film yang mana
yang paling kita sukai. Manajer bisnis sering kali tidak memiliki perangkat yang cukup untuk
mendefinisikan masalah seperti ini dengan cara yang terstruktur.
d. Jenis Keputusan
Selain memberikan tahap-tahap pemecahan masalah, Herbert A.Simon juga menemukan
metode untuk mengklasifikasikan keputusan, yaitu :
· Keputusan terprogram (programmed decision) bersifat “repetitif dan rutin, dalam hal
prosedur tertentu digunakan untuk menanganinya sehingga keputusan tersebut tidak perlu
dianggap de novo (baru) setiap kali terjadi.”
· Keputusan yang tidak terprogram (nonprogrammed decision) bersifat “baru, tidak
terstruktur, dan penuh konsekuensi. Tidak terdapat metode yang pasti untuk menangani
masalah seperti ini karena masalah tersebut belum pernah muncul sebelumnya, atau karena
sifat dan strukturnya sulit dijelaskan dan kompleks, atau karena masalah tersebut demikian
penting sehingga memerlukan penanganan khusus.”
3. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan
Istilah sistem keputusan terstruktur (structured decision system-SDS) digunakan untuk
mendeskripsikan sistem-sistem yang mampu menyelesaikan masalah yang teridentifikasi.
Masalah-masalah di bawah garis menyulitkan pemrosesan komputer, dan Gorry dan Scott-
Morton menggunakan istilah sistem pendukung pengambilan keputusan (decision support
system-DSS) untuk menggambarkan sistem yang dapat memberikan dukungan yang
dibutuhkan.
Sejak 1971, DSS telah menjadi jenis sistem informasi yang paling sukses dan kini menjadi
aplikasi komputer untuk pemecahan masalah yang paling produktif.
7. 4. Model DSS
Ketika DSS untuk pertama kalinya dirancang, model ini menghasilkan laporan khusus
dan berkala serta output dari model matematika. Laporan khusus ini berisikan respons
terhadap permintaan ke basis data. Setelah DSS diterapkan dengan baik, kemampuan yang
memungkinkan para pemecah masalah untuk bekerja sama dalam kelompok ditambahkan ke
dalam model tersebut. Penambahan peranti lunak groupware memungkinkan sistem tersebut
untuk berfungsi sebagai sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision
support system-GDSS). Yang terbaru, kemampuan kecerdasan buatan juga telah ditambahkan
beserta kemampuan untuk terlibat dalam OLAP.
5. Sistem Pendukung Pengambilan Keputusan Kelompok
Berbagai komite, tim proyek, dan satuan tugas yang ada di banyak perusahaan
merupakan contoh pendekatan kelompok terhadap pemecahan masalah. Menyadari fakta ini,
para pengembang sistem telah mengadaptasi DSS ke dalam pemecahan masalah secara
kelompok.
a. Konsep GDSS
Sistem pendukung pengambilan keputusan kelompok (group decision support system-
GDSS) adalah “sistem berbasis komputer yang membantu sekelompok orang melakukan
tugas (atau mencapai tujuan) yang sama dan memberikan antarmuka untuk digunakan
bersama.” Istilah-istilah lain juga digunakan untuk menggambarkan aplikasi teknologi
informasi ke dalam situasi kelompok. Istilah ini antara lain sistem pendukung kelompok
(group support system-GSS), kerja sama berbantuan komputer (computer-supported
cooperative work-CSCW), dukungan kerja kolaboratif terkomputerisasi (computerized
collaborative work support), dan sistem pertemuan elektronik (electronic meeting system-
EMS). Peranti lunak yang digunakan dalam situasi-situasi ini diberi nama groupware.
b. Bagaimana GDSS Membantu Pemecahan Masalah
Asumsi yang mendasari GDSS adalah komunikasi yang lebih baik memungkinkan
dibuatnya keputusan yang lebih baik. Komunikasi yang lebih baik dicapai dengan menjaga
agar diskusi kelompok tetap terfokus pada masalah yang dibicarakan, sehingga waktu tidak
8. terbuang sia-sia. Ekstra waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mendiskusikan masalah
secara lebih mendetail, sehingga didapatkan definisi masalah yang lebih baik. Atau, ekstra
waktu yang dimiliki dapat digunakan untuk mengidentifikasi alternatif-alternatif yang
sebelumnya tampak tidak mungkin. Evaluasi alternatif yang lebih banyak akan meningkatkan
kesempatan mendapatkan solusi yang lebih baik.
c. Letak Lingkungan GDSS
GDSS membantu pemecahan masalah dengan cara menyediakan lokasi yang kondusif
untuk komunikasi. Pada tiap lokasi, para anggota kelompok dapat bertemu dalam waktu yang
bersamaan atau waktu yang berbeda. Jika para anggota bertemu pada saat yang bersamaan,
maka lokasi ini disebut pertukaran sinkron (synchronous exchange). Salah satu contoh
adalah pertemuan komite. Jika para anggota bertemu pada waktu yang berbeda-beda, maka
lokasi ini disebut pertukaran asinkron (asynchronous exchange). Salah satu contoh adalah
saling berbalas komunikasi melalui e-mail.
d. Ruang Keputusan
Ruang keputusan (decision room) adalah tempat sekelompok kecil orang yang
bertemu langsung. Ruangan ini membantu komunikasi melalui kombinasi perabotan,
peralatan, dan tempat. Peralatan mencakup kombinasi komputer, mikrofon penangkap suara,
kamera video, dan layar lebar. Di tengah-tengah ruangan terletak konsol fasilitator. Fasilitator
(Facilitator) adalah seseorang yang tugas utamanya adalah menjaga diskusi di jalurnya.
e. Jaringan Keputusan Wilayah Lokal
Jika tidak memungkinkan untuk sekelompok kecil orang untuk bertemu langsung,
maka para anggota dapat berinteraksi melalui LAN. Seorang anggota dapat memasukkan
komentar ke dalam komputer dan melihat komentar yang diberikan anggota lain di layar.
f. Sesi Legislatif
Jika kelompok yang ada terlalu besar untuk suatu ruang keputusan, maka akan
dibutuhkan sesi legislatif. Ukuran yang besar akan membatasi komunikasi. Kesempatan
partisipasi secara rata oleh semua anggota kelompok menjadi berkurang atau waktu yang
9. tersedia akan berkurang. Salah satu solusi untuk masalah ini adalah fasilitator memutuskan
materi mana yang harus ditampilkan di layar untuk dilihat seluruh kelompok.
g. Konferensi Yang Dimediasi Komputer
Beberapa aplikasi virtual memungkinkan komunikasi antara kelompok-kelompok
besar yang memiliki anggota yang tersebar di berbagai wilayah geografis. Aplikasi ini secara
kolektif dikenal sebagai aplikasi konferensi jarak jauh, yang mencakup konferensi komputer,
konferensi audio, dan konferensi video.
h. Meletakkan DSS pada Tempatnya
Telah dilihat bagaimana cakupan dukungan keputusan yang diberikan oleh DSS telah
meluas dibandingkan ketika Gorry dan Scott-Morton pertama kali mengutarakan ide untuk
mengatasi masalah semiterstruktur. Perluasan cakupan ini merupakan saksi keberhasilan
DSS. Konsep ini telah bekerja dengan amat baik sehingga para pengembang terus
memikirkan fitur-fitur baru untuk ditambahkan.
Dan untuk system penerapanya di perusahaan-perusahaan pada umumnya , masih
banyak perusahaan yang belum mennggukan system untuk mengambil keputusan . jadi
konsep untuk pengambilan keputusan itu sendiri baru berdasarkan pemikiran dan kata-kata
saja.
10. KESIMPULAN
Dalam pengambilan keputusan tentu saja di era milenial seperti ini dibutuhkan
berdasarkan system juga , agar mengambil keputusannya tepat sasaran dan mendapatkan hasil
yang sesuia diharapkan. Oleh karna itu dibutuhkan model system yang tepat juga. Seperti
penjelasan yang sudah dijelaskan di atas ada banyak contoh pengambil keputusan
berdasarkan system.
Berdasarkan di tempat saya bekerja untuk pengambilan keputusannya masih
berdasarkan pemikiran sesaat saja , masih sangat terjadi jika berdasarkan system . tetapi
untuk perusahaan saya sendiri masih termasuk perusaahaan dalam kategori proses untuk maju,
karna tidak takut untuk mencoba Sesuatu hal yang baru.