Dokumen tersebut memberikan definisi dan penjelasan mengenai hormon tanaman dan zat pengatur tumbuh. Hormon tanaman dijelaskan sebagai senyawa organik yang dihasilkan oleh tanaman sendiri dan berperan dalam proses fisiologis, pertumbuhan, dan perkembangan tanaman. Dokumen ini juga menjelaskan beberapa jenis hormon tanaman beserta fungsi dan proses pembentukannya, seperti auksin, sitokinin, gibberelin, etilen, dan asam
Tugas 1 pembaruan dlm pembelajaran jawaban tugas tuton 1.docx
Hormon zat pengatur tumbuhan
1. Mahasiswa PPs Pend. Biologi Kelas B-2 TP 2013/2014
Universitas Negeri Medan
Hormon dan
Zat Pengatur Tumbuh
Misahradarsi Dongoran
8136174020
2. Hormon - suatu senyawa endogen atau terjadi secara alami yang
dihasilkan atau disintesis di suatu bagian tanaman dan
menyebabkan perubahan fisiologis, pertumbuhan atau
perkembangan dibagian lain tanaman tersebut;
biasanya ada dalam jumlah sedikit.
Zat Pengatur Tumbuh – seluruh senyawa yang dihasilkan secara
alami atau buatan yang berpengaruh pada
proses fisiologis, pertumbuhan dan
perkembangan tanaman.
HORMON TANAMAN DAN ZAT PENGATUR TUMBUH
DEFINISI, TIPE DAN SIFAT
3. Hormon - suatu senyawa organik endogen yang aktif dalam
konsentrasi sangat rendah, dihasilkan pada suatu
jaringan tanaman, dan diangkut ke bagian tanaman
yang lain untuk memanifestasikan pengaruhnya
terhadap pertumbuhan dan perkembangan.
HORMON TANAMAN DAN ZAT PENGATUR TUMBUH
DEFINISI, TIPE DAN SIFAT
4. a. Auksin
Auxin adalah zat aktif dalam system perakaran.
Senyawa ini membantu proses pembiakkan vegetatif. Pada
satu sel auxins dapat mempengaruhi pemanjangan cell,
pembelahan sel dan pembentukan akar. beberapa type auxins
aktif dalam konsentrasi yang sangat rendah antara 0.01 to 10
mg/L.
Auksin, berfungsi untuk memacu perpanjangan sel, merangsang
pembentukan bunga, buah, dan mengaktifkan kambium untuk
membentuk sel-sel baru. Senyawa asam indol asetat (IAA)
yang dihasilkan di ujung meristem apikal (ujung akar dan
batang).
F.W. Went (1928) pertama kali menemukan auksin pada ujung
koleoptil kecambah gandum Avena sativa. Membantu
perkecambahan dan dominasi apikal
5. IAA terdapat di akar pada konsentrasi yang hampir
sama dengan di bagian tumbuhan lainnya (Salisbury
dan Ross 1995).
IAA dapat memacu pemanjangan akar pada
konsentrasi yang sangat rendah.
IAA adalah auksin endogen atau auksin yang
terdapat dalam tanaman.
IAA berperan dalam aspek pertumbuhan dan
perkembangan tanaman yaitu pembesaran sel yaitu
koleoptil atau batang penghambatan mata tunas
samping, pada konsentrasi tinggi menghambat
pertumbuhan mata tunas untuk menjadi tunas absisi
(pengguguran) daun aktivitas dari kambium dirangsang
oleh IAA pertumbuhan akar pada konsentrasi tinggi
dapat menghambat perbesaran sel-sel akar.
6. Terbentuknya Auksin
Sebagaimana kita ketahui, IAA adalah endogenous
auksin yang terbentuk dari Tryptophan yang
merupakan suatu senyawa dengan inti Indole dan
selalu terdapat dalam jaringan tanaman. Didalam
proses biosintesis, Trytophan berubah menjadi IAA
dengan membentuk Indole pyruvic acid dan indole-3-
acetaldehyde. Tetapi IAA ini dapat pula terbentuk
dari Tryptamine yang selanjutnya menjadi Indole-3-
acetaldehyde, selanjutnya menjadi Indole-3-acetic
acid (IAA). Sedangkan mengenai perubahan dari
ndole-3-acetonitrile menjadi IAA dengan bantuan
enzim nitrilase prosesnya masih belum diketahui
(Abidin, 1982).
7. • Pemecahan IAA dapat pula terjadi di alam. Karena akibat
adanya photo oksidasi dan enzim. Dalam photo oksidasi,
pigmen pada tanaman akan menyerap cahaya, kemudian
energi ini dapat mengoksidasi IAA. Adapun pigmen yang
berperan adalah Ribovlavin dan B-Carotene.
• Oksidasi IAA oleh hydrogen peroksida, kemudian di
katalisasi oleh enzim peroksida sehingga menghasilkan
indolealdehyde yang bersifat aktif. Ada hubungan yang
berbanding terbalik antara aktivitas oksidase IAA dengan
kandungan IAA dalam tanaman. Apabila kandungan IAA
tinggi, maka aktivitas IAA oksidase menjadi rendah, begitu
pula sebaliknya. Di daerah meristematic yang kadar
auksinnya tinggi, ternyata aktivitas IAA oksidasenya
rendah. Sedangkan di daerah perakaran yang kandungan
auksinnya rendah ternyata aktivitas IAA oksidasenya
tinggi
8. b. Giberelin
Giberelin adalah turunan dari asam gibberelat.
Merupakan hormon tumbuhan alami yang merangsang
pembungaan, pemanjangan batang dan membuka benih
yang masih dorman.
Ada sekitar 100 jenis gibberellin, namun Gibberellic
acid (GA3)-lah yang paling umum digunakan.
Giberelin, merangsang pembelahan dan pembesaran sel
serta merangsang perkecambahan biji.
Pada tumbuhan tertentu, giberelin dapat
menyebabkan munculnya bunga lebih cepat. senyawa ini
dihasilkan oleh jamur Giberella fujikuroi atau
Fusarium moniliformae, ditemukan oleh F. Kurusawa.
Fungsi giberelin: berperan dalam partenokarpi dan
pemanjangan tumbuhan
9. Pembentukan Giberelin
Giberelin akan merangsang pembentukan
enzim amylase. Enzim tersebut berperan
memecah senyawa amilum yang terdapat
pada endosperm (cadangan makanan)
menjadi senyawa glukosa. Glukosa
merupakan sumber energy pertumbuhan.
Apabila giberelin diberikan pada
tumbuhan kerdil, tumbuhan akan tumbuh
normal kembali.
10. c. Sitokinin
Sitokinin merangsang pembelahan sel, pertumbuhan
tunas, dan mengaktifkan gen serta aktifitas metabolis
secara umum.
pada saat yang sama cytokinin menghambat
pembentukan akar, oleh karenanya cytokinin sangat
berguna pada proses kultur jaringan dimana
dibutuhkan pertumbuhan yang cepat tanpa
pembentukan perakaran.
secara umum konsntrasi cytokinin yang digunakan
antara 0.1 to 10 mg/L.
Sitokinin, memacu pembelahan sel serta mempercepat
pembentukan akar dan tunas.
Pertama kali ditemukan pada tembakau.
Hormon ini merangsang pembelahan sel.
11. Terbentuknya Sitokinin
• Senyawa ini dibentuk pada bagian akar dan
ditrasportasikan ke seluruh bagian sel tanaman.
• Jaringan kambium dan bagian-bagian yang sel-
selnya masih aktif membelah juga membentuk
sitokinin.
• Sitokinin dapat bekerja lokal ataupun jarak jauh.
Biasanya, sitokinin ditransportasi lewat pembuluh
kayu. Dalam menjalankan fungsi fisiologinya,
sitokinin kerap kali bekerja bersama-sama dengan
auksin
12. d. Gas etilen
Ethylene merupakan senyawa unik dan hanya dijumpai
dalam bentuk gas.
senyawa ini merangsang pematangan buah,
menyebabkan daun gugur dan merangsang penuaan.
Tanaman sering meningkatkan produksi ethylene
sebagai respon terhadap stress dan sebelum mati.
Konsentrasi Ethylene fluktuasi terhadap musim untuk
mengatur kapan waktu menumbuhkan daun dan kapan
mematangkan buah.
Etilen, berperan untuk menghambat pemanjangan
batang, mempercepat penuaan buah, dan menyebabkan
penuaan daun.
Banyak ditemukan pada buah yang sudah tua
13. Terbentuknya Gas Etilen
Etilen diproduksi oleh tumbuhan tingkat tinggi dari asam
amino metionin yang esensial pada seluruh jaringan
tumbuhan. Produksi etilen bergantung pada tipe
jaringan, spesies tumbuhan, dan tingkatan perkembangan[9].
Etilen dibentuk dari metionin melalui 3 proses, yaitu :
• ATP merupakan komponen penting dalam sintesis etilen. ATP
dan air akan membuat metionin kehilangan 3 gugus fosfat.
• Asam 1-aminosiklopropana-1-karboksilat sintase(ACC-sintase)
kemudian memfasilitasi produksi ACC dan SAM (S-adenosil
metionin).
• Oksigen dibutuhkan untuk mengoksidasi ACC dan
memproduksi etilen. Reaksi ini dikatalisasi menggunakan
enzim pembentuk etilen.
14. .e. Asam absisat
Asam Absisat (ABA) adalah penghambat
pertumbuhan merupakan lawan
dari gibberellin: hormon ini memacu dormansi,
mencegah biji dari perkecambahan dan
menyebabkan gugurnya daun, bunga dan buah.
Secara alami tingginya konsentrasi asam
absisat ini dipicu oleh adanya stress oleh
lingkungan misalnya kekeringan. Asam absisat
berperan dalam proses perontokan daun.
15. Terbentuknya Asam Absisik
A. Absisik diperoleh dengan cara alami melaui proses di dalam
tumbuhan itu sendiri (endogen) dan melalui pemberian dari luar
oleh campur tangan manusia (eksogen).
1. Biosintesis/pembentukan ABA pada sebagian besar tumbuhan
terjadi secara tak langsung melalui peruraian karotenoid (zat warna
merah, kuning dan Orange) tertentu (40 karbon) yang ada di
plastid. ABA pergerakannya dalam tumbuhan sama dengan
pergerakan giberelin yaitu dapat diangkut secara mudah melalui
xilem floem dan juga sel-sel parenkim di luar berkas pembuluh.
2. Rangkaian pose secara kimia, yaitu
a. Jalur Asam mevalonat : Asam mevalonat → farnesylpyrofosfat →
ABA
b. Jalur Violaxanthin : Violaxanthin → Xanthoxin → ABA - Cahaya
16. f. Kalin
Kalin adalah hormon yang merangsang
pembentukan organ tubuh.
Hormon kalin dibedakan menjadi 4 macam:
a. Rizokalin yaitu hormon yang merangsang
pembentukan akar, identik dengan
vitamin B.
b. Kaulokalin yaitu hormon yang merangsang
pertumbuhan batang.
c. Filokalin yaitu hormon yang merangsang
pembentukan daun.
d. Antokalin yaitu hormon yang merangsang
pertumbuhan pada bunga.
17. g . Asam traumalin atau
kambium luka
Merangsang pembelahan sel di daerah luka sebagai
mekanisme untuk menutupi luka.
Asam traumalin merupakan hormon hipotetik, yaitu gabungan
beberapa aktivitas hormon yang ada
(auksin, giberelin, sitokinin, etilen, dan asam absisat). Apabila
tumbuhan mengalami luka atau perlukaan karena gangguan
fisik, maka akan segera terbentuk kambium gabus. Pembentukan
kambium gabus itu terjadi karena adanya pengaruh hormon luka
(asam traumalin). Sebenarnya, peristiwa ini merupakan hasil kerja
sama antarhormon pada tumbuhan yang disebut restitusi
(regenerasi). Awalnya, luka pada tumbuhan akan memacu
pengeluaran hormon luka yang kemudian merangsang pembentukan
kambium gabus. Pembentukan kambium gabus dilakukan oleh
hormon giberelin. Selanjutnya, karena pengaruh hormon
sitokinin, terbentuklah sel-sel baru yang akan membentuk
jaringan penutup luka yang disebut kalus.
18. Alami Buatan Struktur Tempat diproduksi
AUKSIN
Asam indol
asetat
indoleacetic
acid (IAA)
• asam indol butirat
(IBA)
• naphthaleneacetic
acid (NAA)
• 2,4-
dichlorophenoxyacetic
acid (2,4-D)
• pucuk batang
• embrio
• daun muda
SITOKININ
• zeatin
• kinetin (not
in plants)
• benzyladenine (BA)
• pyranylbenzyladenine
(PBA)
• TDZ
• 2 iP
• ujung akar
• embrio
19. Alami Buatan Struktur Tempat diproduksi
ASAM GIBBERELLAT
• Gax…80 • GA3 ;GA4+7 • pucuk batang
• ujung akar
• embrio
ETILEN
• etilen • ethephon atau ethrel
(keduanya melepas
etilen di dalam
tanaman)
• buah matang
• bunga menua
• biji berkecambah
• jaringan luka
ASAM ABSISAT (ABA)
• asam
absisat
(ABA)
• tidak ada • plastida,
terutama
khloroplas
20. Senyawa-senyawa Organik Tanaman
Lainnya yang Secara Biologis Aktif
• Fenolik
Contoh fenolik : katecol, asam kafeik dan aeskulin.
Memberikan pewarnaan tajuk bunga, daun dan
jaringan-jaringan. Ada juga yang berfungsi sebagai
fungisida dan bakteri sida.
• Vitamin
Vitamin yang dimaksud adalah vitamin yang larut
didalam air dan dalam lemak.
Vitamin B : komponen yang penting dalam
metabolisme sel
Vitamin A : berpengaruh pada sistem pigmen
Vitamin K : kofaktor reaksi enzim
21. • Cyclitol
inositol mendorong pertumbuhan kalus dari
wortel dan tanaman lainnya.
inosytol juga ikut berperan dalam beberapa
proses metabolisme pertumbuhan sel.
• Bassinolide
dapat menaikkan hasil tanaman sprt
lobak, kentang, k.buncis dan selada jika
disemprotkan bassinolide dgn konsentrasi
rendah
22. • Tiacontanal (TRIA)
Pemberian bubuk daun alfalfa pada media tanah
dapat mendorong pertumbuhan dan menaikkan
hasil tanaman keledai,jagung, gandum, padi,
tomat dan wortel. Bahan aktif pd Daun alfalfa
mengandung alkohol alifatik berantai panjang
yaitu 1-hidroksi tricontane.
• Hormon Bunga (Florigen)
pembungaan pada suatu tanaman dapat dikontrol
oleh suatu zat (florigen) ttp belum dapat
mengisolasi dan mengidentifikasi zat tersebut
(masih tentative).