SlideShare a Scribd company logo
1 of 48
TERMINOLOGI DAN MORFOLOGI
TUMBUHAN TINGKAT RENDAH DAN
TINGKAT TINGGI
TERMINOLOGI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN
TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT TINGGI
Klasifikasi berdasarkan sistem perkawinan :
 Cryptogamae (tumbuhan tingkat rendah, tumbuhan berspora)
 Phanerogamae (tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan berbiji)
Tumbuhan tingkat rendah(Cryptogamae) terdiri dari :
Thallophyta (ganggang atau algae)
Bryophyta (lumut)
Pteridophyta (paku-pakuan)
Tumbuhan tingkat tinggi(Phanerogamae) terdiri dari :
Spermatophyta (Gymnospermae dan Angiospermae)
DESKRIPSI TUMBUHAN SECARA UMUM
PENCIRI THALLO-
PHYTA
BRYO-
PHYTA
PTERIDO-
PHYTA
SPERMATO-
PHYTA
Bentuk tubuh Talus Peralihan talus-
kormus
Kormus Kormus
Perkembangbiak
an
Seksual, aseksual Seksual,
aseksual
Seksual,
aseksual
Seksual,
aseksual
Alat
perkembangbiak
an
Sel anakan,
spora
Bagian tubuh
(kuncup dll),
spora
Bagian tubuh
(kuncup dll),
spora
Bagian tubuh
(kuncup dll), biji
Akar Rizoid Rizoid Akar (tdk dr
kutub akar)
Akar (dr kutub
akar)
Batang Talus Ada semacam
batang
Ada Ada
Daun Tidak ada Ada semacam
daun
Ada Ada
Bunga/buah Tidak ada Tidak ada Kumpulan
sporofil
Strobilus, bunga
TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
(CRYPTOGAMAE)
Ciri-ciri Thallophyta:
 Bentuk tubuh talus (filemen/benang), uni seluler atau
multiseluler; berkelompok atau tidak
 Beberapa jenis mempunyai flagella (uniseluler)
 Plastida dengan pigmen yang berlainan : klorofil, fikosantin,
fikoeretin, santofil dan karoten;
 Berkembang biak secara aseksual dan seksual, dengan fragmentasi dan
spora
 Hidup di air (tawar dan laut)
 Dasar klasifikasi : pigmentasi, hasil fotosintesis, flagelasi, sifat fisik
dan kimia dinding sel, ada atau tidak adanya inti sejati
TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
(CRYPTOGAMAE)
Ciri-ciri Bryophyta :
 Gametangium dan sporangium multiseluler
 Sporofitnya sudah membentuk embrio
 Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya
pembuahan masih tetap memerlukan air
 Siklus hidup : generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid
(sporofit) bergiliran secara teratur
Adaptasi thd lingkungan
hidup di darat
TUMBUHAN TINGKAT RENDAH
(CRYPTOGAMAE)
Ciri-ciri Pteridophyta :
 Tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun; plus spora.
 Habitus amat heterogen; kecil sampai tinggi/besar
 Habitat : air dan darat (terrestrial, epifit)
 Akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh ke samping dari
batang (homorizi); berbeda dengan tumbuhan spermatophyta
 Batang bercabang-cabang menggarpu atau jika membentuk cabang-
cabang ke samping, cabang-cabang itu tidak pernah keluar dari
ketiak daun.
 Pada batang terdapat banyak daun, yang dapat tumbuh terus sampai
lama. Daun-daun mempunyai sporangium dinamakan sporofil
TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Ciri-ciri Phaneroganae atau Spermatophyta :
 Tiga bagian pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis) dan daun
(folium).; plus buah dan biji.
 Habitus amat heterogen; kecil sampai tinggi/besar
 Habitat : air dan darat (terrestrial, epifit)
 Bagian yang dipandang sebagai modifikasi, Contoh : Kuncup
(gemma), modifikasi batang dan daun; Bunga (flos), modifikasi
batang dan daun; Duri (spina), modifikasi dahan maupun daun;
Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berasal dari daun atau dari dahan
atau cabang; Umbi (tuber), modifikasi batang; Rimpang (rhizoma),
modifikasi batang beserta daun-daunnya; Umbi lapis (bulbus)
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Akar (Radix)
Karakteristik akar tumbuhan adalah sebagai berikut :
 Terdapat dalam tanah, tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau ke air
(hidrotrop), meninggalkan udara atau cahaya.
 Tidak berbuku, tidak beruas dan tidak mendukung daun–daun atau
sisik-sisik maupun bagian lainnya.
 Warna tidak hijau, biasanya kekuning-kuningan atau keputih-putihan
 Ujung tumbuh terus, bentuk meruncing.
Akar mempunyai fungsi sebagai berikut :
 Memperkuat berdirinya tumbuhan,
 Menyerap dan mendistribusikan air dan zat-zat makanan.
 Kadang-kadang sebagai tempat penimbunan makanan.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Akar tumbuhan umumnya dibedakan atas :
 Leher akar atau pangkal akar (collum); bersambungan dengan pangkal
batang,
 Ujung akar (apex radicis); bagian akar paling muda
 Batang akar (corpus radicis); terdapat antara leher akar dan ujungnya
 Cabang-cabang akar (radix lateralis); tidak bersambungan dengan
pangkal batang.
 dari akar pokok; dapat mengadakan percabangan lagi.
 Serabut akar (fibrilla radicalis); cabang-cabang akar yang halus bentuk
serabut.
 Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pillus radikalis); merupakan
penonjolan sel-selkulit luar akar yang panjang.
 Tudung akar (calyptra); bagian akar paling ujung, berguna untuk
melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat
dibedakan :
a. Tidak atau sedikit bercabang sebagai tempat penimbunan makanan,
berbentuk :
 Bentuk seperti tombak (fungiformis), contoh akar lobak (Raphanus
sativus L), wortel (Daucus carota I.). Akar ini dinamakan juga akar
tombak atau akar pena.
 Bentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, contoh
bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.), biet (Beta vulgaris L.).
Dinamakan juga akar gasing.
 Bentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti
akar serabut, contoh pada kratok (Phaseolus lunatus L).
b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus), biasanya terdapat pada
pohon-pohon umumnya yang ditanam dari biji.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Pada sistem akar serabut terdapat beberapa bentuk:
 Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, contoh padi (Oryza sativa
L. ),
 Akar serabut keras dan besar seperti tambang, contoh kelapa (Cocos
nucifera L.),
 Akar serabut besar-besar, contoh pandan (Pandanus tectorius Sol.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus :
 Akar udara atau akar gantung (radix aereus); Akar ini keluar dari
bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke
arah tanah, contohnya akar anggrek kala jengking (Arahnis flosaeris),
setelah mencapai tanah kemudian berubah menjadi batang, contohnya
pada beringin (Ficus benyamina L.).
 Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium); yaitu akar-akar
yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna
untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya, contohnya
pada benalu (Loranthus) dan endak-endak cacing (Cuscutha australia
L.).
 Akar pelekat (radix adligans); yaitu akar-akar yang keluar dari buku-
buku batang memanjat dan berguna untuk menempel pada
penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum L.), sirih (Piper
betle L.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
 Akar pembelit (cirrhus radicalis); juga untuk memanjat tetapi dengan
memeluk penopangnya, misalnya vanili (Vanila planifolia Andr.).
 Akar nafas (pneumatophora); yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh
tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah atau air
tempat tumbuhnya. Contohnya bogem (Sonneratia) dan kayu api
(Avicennia).
 Akar tunjang; yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang
ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang agar tidak rebah.
Contohnya pandan (Pandanus tectorius Sol.)
 Akar lutut; yaitu akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi
masuk ke dalam tanah sehingga nampak seperti lutut yang
dibengkokkan. Akar ini berguna sebagai alat bantu pernafasan,
contohnya Bruguiera parvifolia W. et A.
 Akar banir; yaitu akar berbentuk seperti papan untuk memperkokoh
berdirinya batang pohon yang tinggi besar, contohnya sukun
(Artocarpus communis G. Forst.), kenari (Canariumcommune L.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Batang (Caulis)
Karakteristik batang adalah sebagai berikut :
 Umumnya berbentuk bulat seperti silinder, bersifat aktinomorf
(simetris)
 Terdiri atas ruas-ruas dan buku-buku; pada buku ini terdapat daun.
 Tumbuh keatas menuju cahaya matahari (bersifat fototrop atau
heliotrop).
 Biasanya pertumbuhannya tidak terbatas.
 Kebanyakan memiliki percabangan;
Batang mempunyai peran yang penting yaitu :
 Mendukung bagian tumbuhan diatasnya yaitu daun, bunga dan
buah.
 Memperluas bidang asimilasi.
 Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan
jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas kebawah.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan dibedakan menjadi:
a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis).
Tumbuhan tidak mempunyai batang sesungguhnya, karena batang amat
pendek, semua daun tersusun rapat merupakan satu roset, contoh Sawi
(Brassica juncea).
b. Tumbuhan yang jelas berbatang dibedakan atas :
 Batang basah (herbaceus); batang lunak dan berair, contoh bayam
(Amaranthus sp).
 Batang berkayu (lignosus) yaitu batang keras dan kuat karena terdiri atas
kayu, contoh jenis pohon-pohonan (arbores) dan semak-semak (frutices).
 Batang rumput(calmus) yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas- ruas yang
nyata dan sering kali berongga, contoh padi (Oryza sativa).
 Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas-
ruas yang lebih panjang, contoh tumbuhan seordo teki (Cyperales).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berdasarkan bentuk penampang melintang, batang dibedakan menjadi: :
a. Bulat (teres), contoh Bambusa sp, Cocos nucifera L.
b. Bersegi (angularis) dibedakan atas : Bangun segi tiga (Triangularis),
contoh rumput teki (Cyperus rotundus) dan segi empat
(quadrangularis), contoh Markisa (Passiflora quadrangularis).
c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih
tugas fungsi daun. Dibedakan menjadi :
 Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai
pertumbuhan yang terbatas, contoh jakang (Muehlenbeckia
platyklada).
 Kladodia (kladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan
percabangan, contoh kaktus (Opuntia vulgaris Mill)
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Permukaan batang dapat dibedakan menjadi :
 Licin (laevis). contoh Jagung (Zea mays L).
 Berusuk (costatus), jika pada permukaanya terdapat rigi- rigi yang
membujur. contoh Iler (Coleus scutellariodes)
 Beralur (sulkatus), biasanya batangnya bersegi tetapi pada sudut- sudutnya
terdapat pelebaran yang tipis. contoh Ubi (Dioscorea alata).
Permukaan batang dapat dibedakan pula menjadi:
 Berambut (pilosus), contoh Nicotiana tabacum
 Berduri (spinosus), contoh Mawar (Rosa sp).
 Memperlihatkan bekas-bekas daun, ch Pepaya (Carica papaya).
 Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, contoh Nangka
(Arthocarpus integra).
 Memperlihatkan banyak lentisel, contoh Sengon (Albizzia stipulata).
 Keadaan- keadaan lain, contoh lepasnya kerak pada Psidium guajava
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berdasarkan arah tumbuh batang dibedakan menjadi :
 Tegak lurus (erectus), jika arahnya lurus keatas contoh Carica papaya.
 Menggantung (dependens, pendulus), jenis-jenis tumbuhan epifit, contoh
anggrek
 Berbaring (humifisus), jika batang terletak pada permukaan tanah, contoh
semangka Citrullus vulgaris.
 Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku- bukunya
keluar akar- akar, contoh ubi jalar (Ipomea batatas).
 Serong keatas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak
berbaring tetapi jalannya membelok keatas, contoh kacang tanah (Arachis
hypogaea).
 Mengangguk (nutans); batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya lalu
membengkok kebawah, contoh Helianthus annus.
 Memanjat (scandens); batang tumbuh keatas dengan menggunakan
penunjang.
 Membelit (volubillis); batang naik keatas, tetapi tidak menggunakan alat- alat
khusus dan dibedakan menjadi : membelit kekiri contoh Clitoria ternatea dan
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Percabangan batang dibedakan atas :
 Percabangan monopodial yaitu batang selalu tampak jelas, karena lebih
besar dan lebih panjang, contoh cemara (Casuarina equisetifolia L).
 Simpodial batang pokok sukar ditentukan, contoh sawo manila (Achras
zapota L).
 Percabangan menggarpu(dikotom), yaitu setiap kali bercabang terjadi
dua cabang yang sama besarnya.Contoh paku endam (Gleichenia
linearis).
 Cabang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok disebut
dahan (ramus) sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting
(ramulus).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Cabang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:
 Geragih (flagellum, stolon) yaitu cabang-cabang yang tumbuh merayap dan
dari buku--bukunya keatas keluar tunas baru dan kebawah tumbuh akar-
akar. Cabang ini dibedakan lagi menjadi :
o merayap diatas tanah, contoh pada daun kaki kuda (Centella asiatica)
o merayap didalam tanah, contoh teki (Cyperus rotundus).
 Wiwilan atau tunas air (Virga singularis) yaitu cabang yang biasanya
tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang dan seringkali berasal dari
kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar, contoh kopi (Coffea sp).
 Sirung panjang (Virga) yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan
pendukung daun-daun dan mempunyai ruas- ruas yang cukup panjang.
Cabang ini mandul (steril).
 Sirung Pendek (virgula atau virgulla sucrescens),cabang-cabang kecil
dengan ruas- ruas yang pendek yang selain pendukung daun juga
pendukung bunga dan buah, cabang ini biasanya subur (fertil).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Arah tumbuh cabang dibedakan sebagai berikut:
 Tegak (fastigiatus) yaitu jika sudut antara batang dengan cabang amat
kecil sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja,
contoh Coffea sp.
 Condong keatas (patens) jika cabang dengan batang pokok membentuk
sudut kurang lebih 450
, contoh pohon cemara (Casuarina
equasetifolia).
 Mendatar (horizontalis) cabang dgn batang membentuk sudut 900,
contoh Ceiba petandra.
 Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar tetapi
lalu ujungnya melengkung kebawah, contoh Coffea robusta.
 Bergantung (pendulus) yaitu cabang-cabang yang tumbuhnya kebawah
contoh cabang-cabang tertentu pada Salix sp.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Daun (Folium)
Karakteristik daun adalah sebagai berikut:
 Melekat pada buku-buku (nodus) batang.
 Tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang daun
dinamakan ketiak daun (axilla).
 Biasanya tipis melebar; Kaya akan suatu zat warna hijau yang
dinamakan klorofil.
Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:
 Mengambil zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa gas
(CO2).
 Mengolah zat-zat makanan (assimilasi)
 Menguapkan air (transpirasi)
 Bernafas (respirasi)
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Daun yang lengkap terdiri dari bagian-bagian berikut:
 Upih daun atau pelepah daun,
 Tangkai daun (petiolus),
 Helaian daun (lamina).
Beberapa jenis tumbuhan memiliki daun yang kehilangan satu atau dua
bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun
tidak lengkap. Tumbuhan yang memiliki daun lengkap tidak banyak
jenisnya, contoh pisang (Musa paradisiaca L.), pinang (Areca catechu
L.), bambu (Bambusa sp), dan lain-lain.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:
 Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja; disebut daun bertangkai.
Contoh nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dll
 Daun terdiri atas upih dan helaian, disebut daun berupih atau daun
berpelepah. Contoh padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dll
 Daun yang terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, helaian
langsung duduk atau melekat pada batang, dinamakan daun duduk
(sessilis), seperti biduri (Calotropis gigantea). Daun duduk yang
mempunyai pangkal yang sangat lebar seolah-olah memeluk batang,
disebut daun memeluk batang (amplexi caulis), contoh tempuyung
(Sonchus oleraceus).
 Daun hanya terdiri atas tangkai saja, tangkai tadi biasanya lalu menjadi
pipih menyerupai helaian daun semu atau palsu, dinamakan: filodia,
seperti pohon Acacia yang berasal dari Australia, contoh: Acacia
auriculiformis.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berbagai alat tambahan atau pelengkap pada daun :
a. Daun penumpu (stipula), berupa dua helai lembaran daun yang kecil,
terdapat dekat pangkal tangkai daun berguna untuk melindungi
kuncup yang masih muda (daun kacang tanah, mawar, mengkudu dll)
b. Selaput bumbung (ochrea atau ocrea), berupa selaput tipis yang
menyelubungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu
tangkai daun.
c. Lidah-lidah (ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada
batas upih dan helaian daun pada rumput (Graminae). Alat ini berguna
untuk mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang
dan upih daun, sehingga kemungkinan pembusukkan dapat
dihindarkan
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Upih daun atau pelepah daun. Daun yang berupih umumnya terdapat
pada tumbuhan yang tergolong tumbuhan berbiji tunggal
(Monocotyledoneae), antara lain famili rumputan (Graminae), famili
empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum), golongan
Palma (Palmae), dan lain-lain.
Selain untuk melekat pada batang dan memeluk batang, upih daun juga
berfungsi sebagai:
 pelindung kuncup yang masih muda, contoh tanaman tebu
(Saccharum officinarum).
 pemberi kekuatan pada batang tanaman. Upih daun semuanya
membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, contoh pisang
(Musa paradisiaca). Batang yang tampak pada pisang bukanlah batang
tanaman yang sebenarnya melainkan batang semu
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Tangkai daun (petiolus). Umumnya tangkai daun berbentuk silinder
dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Berdasarkan
penampang melintangnya dapat dijumpai hal-hal berikut:
 Bulat dan berongga, contoh tangkai daun papaya (Carica papaya)
 Pipih dan tepinya melebar (bersayap), contoh pada jeruk (Citrus sp)
 Bersegi, contoh pada Cyperus sp.
 Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau
beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Helaian daun (lamina). Sifat-sifat helaian daun yang perlu diperhatikan
adalah :
 bangun helaian (circumscriptio)
 ujung daun (apeks)
 pangkal daun daun (basis, dasar)
 susunan tulang-tulang daun (nervatio atau venatio, venasi)
 tepi daun (margo, margin)
 daging daun (intervenium), dan sifat-sifat lain keadaan permukaan
atas dan bawahnya (gundul, berambut atau lainnya), warna dan lain-
lain.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Bentuk (helai) daun terdiri dari :
 Bulat atau bundar (orbicularis); panjang : lebar = 1 : 1, contohnya pada
teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).
 Perisai (peltatus); contohnya pada daun jarak (Ricinus communis).
 Jorong (ovalis atau ellipticus); panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, contohnya
daun nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung
(Calophyllum inophyllum L.).
 Memanjang (oblongus); panjang : lebar = 2 ½ - 3 : 1, contohnya daun
srikaya (Annona squamosa L.) dan sirsak (Annona muricata L.).
 Lanset (lanceolatus); panjang : lebar = 3 - 5 : 1, contohnya daun
kamboja (Plumiera acuminata Ait). oleander (Nerium oleander L.).
 Bulat telur (ovatus); contohnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa-
sinensis L.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
 Segitiga (triangularis); segitiga sama kaki, contoh bunga pukul empat
(Mirabilis jalapa L.).
 Delta (deltoides); segitiga sama sisi, contohnya daun air mata
pengantin (Antigonon leptopus Hook. Et Arn).
 Belah ketupat (rhomboideus); contohnya anak daun bengkuang.
 Jantung (cordatus); contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).
 Ginjal (reniformis); contohnya daun pegagan (Centella asiatica Urb.).
 Anak panah (sagittatus); contohnya daun eceng (Sagittaria sagittifolia
L.).
 Tombak (hastatus); contohnya daun wewehan (Monochoria hastata
Solms).
 Bertelinga (auriculatus); contohnya daun tempuyung (Sonchus asper
Vill.).
 Bulat telur sungsang (obovatus); contohnya daun sawo kecik
(Manilkara kauki Dub.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
 Jantung sungsang (obcordatus); misalnya daun sidaguri (Sida retusa
L.).
 Segitiga terbalik atau pasak (cuneatus); contoh anak daun semanggi
(Marsilea crenata).
 Garis (linearis); contohnya daun-daun rumput gramineae.
 Pita (ligulatus); contohnya daun jagung (Zea mays L.).
 Pedang (ensiformis); contohnya daun nenas seberang (Agave sisalana
Per.).
 Paku atau dabus (subulatus); contohnya daun Araucaaria
cunninghamii Ait.).
 Jarum (acerosus); contohnya daun pinus (Pinus merkusii Jungh. & De
Vr.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Ujung daun (apex folii), terdiri dari berbagai bentuk :
 Runcing (acutus); kedua tepi kanan dan kiri ibu tulang daun bertemu
dengan membentuk sudut lancip, contoh daun oleander (Nerium oleander
L.)
 Meruncing (acuminatus); seperti pada ujung runcing tetapi titik pertemuan
lebih ke depan lagi, contoh daun sirsak (Annona muricata L.)
 Tumpul (obtusus); contohsawo kecik (Manilkara kauki Dub.)
 Membulat (rotundatus); ujung daun membentuk semacam busur, contoh
daun kaki kuda (Centella asiatica Urb
 Rompang (truncatus); ujung daun membentuk garis rata, contoh anak
daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet
(Anacardium occidentale L.).
 Terbelah (retusus); ujung daun membentuk lekukan, contoh daun sidaguri
(Sida retusa L.).
 Berduri (mucronatus); ujung daun merupakan suatu duri, contoh daun
nenas seberang (Agave sp).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Pangkal daun (basis folii), terdiri dari berbagai bentuk :
 Runcing (acutus); biasanya terdapat pada daun memanjang, lanset, dll.
 Meruncing (acuminatus); biasanya pada daun bulat telur sungsang
atau bentuk sudip.
 Tumpul (obtusus); biasanya pada daun bentuk bulat telur, jorong.
 Membulat (rotundatus); pada daun bangun bulat telur, jorong.
 Rompang (truncatus); terdapat pada daun bangun segitiga, delta, dan
tombak.
 Berlekuk (emarginatus); terdapat pada daun bangun jantung, ginjal,
dan anak panah.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berdasarkan susunan tulangnya daun dapat dibedakan atas :
 Daun bertulang menyirip (penninervis), umum terdapat pada golongan
Dicotyledon.
 Daun bertulang menjari (palminervis), contoh daun pepaya (Carica
papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp).
 Daun bertulang melengkung (cervinervis), umumnya terdapat pada
tumbuhan golongan Monocotyledoneae contohnya genjer
(Limnocharis flava Bucontoh), gadung (Dioscorea hispida Dennst.).
 Daun bertulang sejajar atau lurus (rectinervis), umumnya terdapat
pada golongan rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Secara garis besar tepi daun dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu:
 Rata (integer), contoh pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.)
 Bertoreh (divisus), dapat dibedakan menjadi dua golongan: yaitu toreh
yang tidak mempengaruhi atau mengubah bagun asli daun dan toreh yang
mempengaruhi bentuknya
Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi/mengubah bagun asli daun :
 Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancip, contoh Lantana
camara L.
 Bergerigi ganda (biserratus), angulus cukup besar, dan tepinya bergerigi
lagi.
 Bergigi (dentatus), sinus tumpul dan angulus lancip, contoh beluntas
(Pluchea indica ).
 Beringgit (crenatus), sinus tajam angulus tumpul, contoh cocor bebek
(Kalanchoe pinnata ).
 Berombak (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul,
contoh daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya.
Berdasarkan dalamnya toreh dibedakan atas :
 Berlekuk (lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada
setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat di kanan kirinya.
 Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai ditengah
panjang tulang-tulang daun di kanan-kirinya.
 Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah penjangnya
tulang-tulang daun di kanan kirinya.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Permukaan Daun.
 Licin (laevis), permukaan daun dapat terlihat :
mengkilat (nitidus), contoh sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.), suram
(opacus), contoh daun ketela rambat (Ipomoea batatas Poir.), berselaput lilin
(pruinosus), contoh sisi bawah daun pisang (Musa paradisiaca L.).
 Gundul (glaber), contoh daun jambu air (Eugenia aquea Burm.).
 Kasap (scaber), contoh daun jati (Tectona grandis L.)
 Berkerut (rugosus), contoh daun jambu biji (Psidium guajava L.).
 Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut , tetapi kerutannya lebih besar
contoh daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)
 Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang , contoh daun tembakau
(Nicotiana tobacum G. Don.)
 Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa, sehingga jika
diraba terasa seperti laken atau beludru.
 Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, contoh
daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Daun majemuk (Folium compositum)
 Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja
dinamakan daun tunggal (folium complex)
 Jika tangkainya bercabang-cabang, dan pada tangkai cabang ini
terdapat helaian daun, disebut daun majemuk (Folium compositum)
Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari satu daun tunggal,
yang torehnya sedemikian dalamnya, sehinnga bagian daun diantara
toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan
satu helaian tersendiri.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Pada suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut:
 Ibu tangkai daun (petiolus communis), bagian daun majemuk yang menjadi
tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak
daun (foliolum).
 Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang
mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai modifikasi pangkal
suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu didalam ketiaknya tidak
pernah terdapat suatu kuncup.
 Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian
daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.
 Upih daun, yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya
memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Areca catecu L).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat
dibedakan dalam empat golongan, yaitu:
 Daun majemuk menyirip (pinnatus);
 Daun majemuk menjari (palmatus);
 Daun majemuk bangun kaki (pedatus);
 Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa macam:
 Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Daun ini terlihat
sebagai daun tunggal, tetapi tangkai daun memperlihatkan suatu persendian
(articulatio), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai.
contoh jeruk bali (Citrus maxima Merr), dll.
 Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Disini terdapat sejumlah
anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang, oleh karena itu
jumlah anak daunnya biasanya genap. Contoh asam (Tamarindus indica L)
yang jumlah anak daun benar genap.
 Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Diujung ibu tangkai terdapat
anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar dari pada yang
lainnya), contoh daun pacar cina (Aglaia odorata Lour) dan mawar (Rosa sp).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Daun menyirip ganda dibedakan lagi atas :
 Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak daun
pun yang duduk pada ibu tangkai (biasanya yang menyirip genap).
Contoh daun lamtoro (Leucaena glauca Benth)
 Menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk
langsung pada ibu tangkainya (biasanya yang menyirip gasal). Contoh
daun kirinyu (Sambucus javanica Bl).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Bagian-Bagian Lain pada Tumbuhan, Modifikasi Akar, Batang dan
Daun :
a. Kuncup (gemma)
Kuncup adalah calon tunas, jadi terdiri atas calon batang dan calon daun-
daunnya. Ada 3 macam :
 Kuncup ujung (gemma terminalis), terdapat pada ujung-ujung batang,
cabang-cabang dan ranting-ranting.
 Kuncup ketiak (gemma axillaris), terdapat didalam ketiak daun.
 Kuncup liar (gemma adventicius), tidak terdapat pada ujung atau ketiak
daun.
Kuncup liar :
 Disembarang tempat pada batang, biasanya menghasilkan wiwilan atau
tunas air, contoh pohon coklat (Theobroma cacao L.)
 Pada tepi daun, dapat menghasilkan tumbuhan baru, contoh cocor bebek
(Kalanchoe pinnata Pers.).
 Pada akar, juga dapat menjadi tumbuhan baru, contoh famili Moraceae
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Berdasarkan tujuannya maka kuncup dapat pula dibedakan seperti
berikut :
 Kuncup daun (gemma foliifera), yaitu kuncup berkembang menjadi
tunas yang mendukung daun-daun.
 Kuncup bunga (gemma florifera), kuncup berkembang menjadi bunga.
 Kuncup campuran (gemma mixtra), yaitu kuncup yang berkembang
menghasilkan tunas dengan daun-daun dan bunga.
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
b. Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) :
 Rimpang (rhizoma), sesungguhnya adalah batang beserta daunnya
yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh
mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas
tanah dan merupakan satu tumbuhan baru.
 Umbi (tuber), merupakan suatu badan yang membengkak, bangun
bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat
penimbunan makanan pula seperti rimpang, dapat merupakan
modifikasi batang, dan akar. Oleh sebab itu umbi dibedakan dalam :
- Umbi batang (tuber caulogenum), merupakan modifikasi batang.
- Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan modifikasi akar.
- Umbi lapis (bulbus) adalah modifikasi batang beserta daunnya..
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Duri (spina).
Menurut asalnya duri dapat dibedakan dalam :
 Duri dahan (spina caulogenum), modifikasi cabang atau dahan contoh
pada (Bougainvillea spectabilis).
 Duri daun (spina phyllogenum), modifikasi daun, seperti terdapat pada
kaktus (Cactus opuntia)
 Duri akar (spina rhizogenum), yaitu akar yang menjadi keras dan
mempunyai ujung-ujung yang tajam, seperti contoh terdapat pada
gembili (Dioscorea aculeata).
 Duri daun penumpu (spina stipulogenum), berasal dari daun
penumpu. Contoh pada susura (Euphorbia trigona).
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)
Alat Perkembangbiakan (Organ Reproduktif) :
 Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual, yaitu bagian tubuh
tumbuhan yang tidak didahului oleh peristiwa perkawinan (peleburan
sel kelamin jantan dan betina)
 Alat perkembangbiakan generatif atau seksual, yaitu alat perkembang
biakan yang terjadi melalui peristiwa perkawinan
Bunga (Flos atau flowers) : tunggal dan banyak; lengkap dan tidak
lengkap;
Bagian-bagian bunga (yang lengkap) :
 Betina : Pistil (ovule, ovary, style, stigma), pedicle
 Jantan : Stamen (filament, anther, pollen)
 Ornamen : petal, sepal
MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI
(PHANEROGAMAE)

More Related Content

What's hot

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Morfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahMorfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahIndah Asrida
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomydewisetiyana52
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisPPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisAgustin Dian Kartikasari
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun DaunAgustin Dian Kartikasari
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Maedy Ripani
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Monalisa Pirade
 

What's hot (20)

Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 6 bunga majemuk (morfologi tumbuhan)
 
Morfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buahMorfologi bunga, biji, buah
Morfologi bunga, biji, buah
 
Gymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - AnatomyGymnospermae - Anatomy
Gymnospermae - Anatomy
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ MetamorfosisPPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
PPT Morfologi Tumbuhan - Organ Metamorfosis
 
Buah
Buah Buah
Buah
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun DaunPPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
PPT Morfologi Tumbuhan - Daun dan Bangun Daun
 
Buah
BuahBuah
Buah
 
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - BryophytaPPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
PPT Embriologi Tumbuhan - Bryophyta
 
3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun3. Morfologi Daun
3. Morfologi Daun
 
morfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batangmorfologi tumbuhan-Batang
morfologi tumbuhan-Batang
 
Anatomi daun
Anatomi daunAnatomi daun
Anatomi daun
 
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
Laporan praktikum 4 bentuk batang arah tumbuh permukaan dan modifikasi batang...
 
Arah tumbuh batang
Arah tumbuh batang Arah tumbuh batang
Arah tumbuh batang
 
4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga4. Morfologi Bunga
4. Morfologi Bunga
 
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 7 rumus bunga dan diagram bunga (morfologi tumbuhan)
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Pinophyta
PinophytaPinophyta
Pinophyta
 
Buah (fructus)
Buah (fructus)Buah (fructus)
Buah (fructus)
 
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)Laporan praktikum 2   daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
Laporan praktikum 2 daun majemuk dan bagian bagiannya (morfologi tumbuhan)
 
Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4Praktikum ketiga kelompok 4
Praktikum ketiga kelompok 4
 

Similar to Biologi Tanaman : Terminologi dan morfologi tumbuhan tingkat rendah dan tingkat (Unsoed) Smt 1

Similar to Biologi Tanaman : Terminologi dan morfologi tumbuhan tingkat rendah dan tingkat (Unsoed) Smt 1 (20)

Anmorfistum
AnmorfistumAnmorfistum
Anmorfistum
 
Presentasi Organ Tumbuhan Akar
Presentasi Organ Tumbuhan AkarPresentasi Organ Tumbuhan Akar
Presentasi Organ Tumbuhan Akar
 
3 Morfologi Batang.pptx
3 Morfologi Batang.pptx3 Morfologi Batang.pptx
3 Morfologi Batang.pptx
 
Botani akar
Botani akarBotani akar
Botani akar
 
MORTUM KEL 1_SIFAT^JFUNGSI^JJENIS^JMODIFIKASI AKAR.pptx
MORTUM KEL 1_SIFAT^JFUNGSI^JJENIS^JMODIFIKASI AKAR.pptxMORTUM KEL 1_SIFAT^JFUNGSI^JJENIS^JMODIFIKASI AKAR.pptx
MORTUM KEL 1_SIFAT^JFUNGSI^JJENIS^JMODIFIKASI AKAR.pptx
 
Akar
AkarAkar
Akar
 
Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2
 
Taksonomi tumbuhan persentasi kelompok 2
Taksonomi tumbuhan persentasi kelompok 2Taksonomi tumbuhan persentasi kelompok 2
Taksonomi tumbuhan persentasi kelompok 2
 
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTATUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
TUMBUHAN THALLOPHYTA DAN TRACHEOPHYTA
 
Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2Makalah morfologi batang 2
Makalah morfologi batang 2
 
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptxP.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
P.1 & 2 PENDAHULUAN BOTANI FARMASI.pptx
 
Akar Dan Batang.pptx
Akar Dan Batang.pptxAkar Dan Batang.pptx
Akar Dan Batang.pptx
 
STRUKTUR ORGANISASI TUBUH TUMBUHAN
STRUKTUR ORGANISASI TUBUH TUMBUHANSTRUKTUR ORGANISASI TUBUH TUMBUHAN
STRUKTUR ORGANISASI TUBUH TUMBUHAN
 
Tumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumutTumbuhan paku dan lumut
Tumbuhan paku dan lumut
 
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - BatangPPT Morfologi Tumbuhan - Batang
PPT Morfologi Tumbuhan - Batang
 
Kingdom plantae
Kingdom plantaeKingdom plantae
Kingdom plantae
 
Presentation takson
Presentation taksonPresentation takson
Presentation takson
 
Tugas presentasi kelompok 6.pptx
Tugas presentasi kelompok 6.pptxTugas presentasi kelompok 6.pptx
Tugas presentasi kelompok 6.pptx
 
Pterodphyta
Pterodphyta Pterodphyta
Pterodphyta
 
morfologi batang
morfologi batang morfologi batang
morfologi batang
 

Recently uploaded

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajarHafidRanggasi
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaafarmasipejatentimur
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSovyOktavianti
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...Kanaidi ken
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdfsdn3jatiblora
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfWidyastutyCoyy
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptPpsSambirejo
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaAtiAnggiSupriyati
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CAbdiera
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMIGustiBagusGending
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxSlasiWidasmara1
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDNurainiNuraini25
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTIndraAdm
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxIrfanAudah1
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BAbdiera
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxssuser50800a
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfCandraMegawati
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)PUNGKYBUDIPANGESTU1
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxssuser8905b3
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfirwanabidin08
 

Recently uploaded (20)

aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajaraksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
aksi nyata penyebaran pemahaman merdeka belajar
 
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
HiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaHiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
Hiperlipidemiaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaa
 
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptxSesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
Sesi 1_PPT Ruang Kolaborasi Modul 1.3 _ ke 1_PGP Angkatan 10.pptx
 
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...PELAKSANAAN  + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY &  WAREHOUSING...
PELAKSANAAN + Link-Link MATERI Training_ "Effective INVENTORY & WAREHOUSING...
 
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar  mata pelajaranPPKn 2024.pdf
2 KISI-KISI Ujian Sekolah Dasar mata pelajaranPPKn 2024.pdf
 
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdfSalinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
Salinan dari JUrnal Refleksi Mingguan modul 1.3.pdf
 
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.pptLATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
LATAR BELAKANG JURNAL DIALOGIS REFLEKTIF.ppt
 
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ikaIntegrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
Integrasi nasional dalam bingkai bhinneka tunggal ika
 
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase CModul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
Modul Ajar Pendidikan Pancasila Kelas 5 Fase C
 
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMMAKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
AKSI NYATA BERBAGI PRAKTIK BAIK MELALUI PMM
 
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptxMODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
MODUL P5 KEWIRAUSAHAAN SMAN 2 SLAWI 2023.pptx
 
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SDPPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
PPT AKSI NYATA KOMUNITAS BELAJAR .ppt di SD
 
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UTKeterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
Keterampilan menyimak kelas bawah tugas UT
 
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptxRefleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
Refleksi Mandiri Modul 1.3 - KANVAS BAGJA.pptx.pptx
 
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase BModul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
Modul Ajar Bahasa Indonesia Kelas 4 Fase B
 
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptxKontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
Kontribusi Islam Dalam Pengembangan Peradaban Dunia - KELOMPOK 1.pptx
 
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdfContoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
Contoh Laporan Observasi Pembelajaran Rekan Sejawat.pdf
 
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
POWER POINT MODUL 1 PEBI4223 (PENDIDIKAN LINGKUNGAN HIDUP)
 
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptxPPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
PPT AKUNTANSI KEUANGAN MENENGAH DUA.pptx
 
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdfREFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
REFLEKSI MANDIRI_Prakarsa Perubahan BAGJA Modul 1.3.pdf
 

Biologi Tanaman : Terminologi dan morfologi tumbuhan tingkat rendah dan tingkat (Unsoed) Smt 1

  • 1. TERMINOLOGI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT TINGGI
  • 2. TERMINOLOGI DAN MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT RENDAH DAN TINGKAT TINGGI Klasifikasi berdasarkan sistem perkawinan :  Cryptogamae (tumbuhan tingkat rendah, tumbuhan berspora)  Phanerogamae (tumbuhan tingkat tinggi, tumbuhan berbiji) Tumbuhan tingkat rendah(Cryptogamae) terdiri dari : Thallophyta (ganggang atau algae) Bryophyta (lumut) Pteridophyta (paku-pakuan) Tumbuhan tingkat tinggi(Phanerogamae) terdiri dari : Spermatophyta (Gymnospermae dan Angiospermae)
  • 3. DESKRIPSI TUMBUHAN SECARA UMUM PENCIRI THALLO- PHYTA BRYO- PHYTA PTERIDO- PHYTA SPERMATO- PHYTA Bentuk tubuh Talus Peralihan talus- kormus Kormus Kormus Perkembangbiak an Seksual, aseksual Seksual, aseksual Seksual, aseksual Seksual, aseksual Alat perkembangbiak an Sel anakan, spora Bagian tubuh (kuncup dll), spora Bagian tubuh (kuncup dll), spora Bagian tubuh (kuncup dll), biji Akar Rizoid Rizoid Akar (tdk dr kutub akar) Akar (dr kutub akar) Batang Talus Ada semacam batang Ada Ada Daun Tidak ada Ada semacam daun Ada Ada Bunga/buah Tidak ada Tidak ada Kumpulan sporofil Strobilus, bunga
  • 4. TUMBUHAN TINGKAT RENDAH (CRYPTOGAMAE) Ciri-ciri Thallophyta:  Bentuk tubuh talus (filemen/benang), uni seluler atau multiseluler; berkelompok atau tidak  Beberapa jenis mempunyai flagella (uniseluler)  Plastida dengan pigmen yang berlainan : klorofil, fikosantin, fikoeretin, santofil dan karoten;  Berkembang biak secara aseksual dan seksual, dengan fragmentasi dan spora  Hidup di air (tawar dan laut)  Dasar klasifikasi : pigmentasi, hasil fotosintesis, flagelasi, sifat fisik dan kimia dinding sel, ada atau tidak adanya inti sejati
  • 5. TUMBUHAN TINGKAT RENDAH (CRYPTOGAMAE) Ciri-ciri Bryophyta :  Gametangium dan sporangium multiseluler  Sporofitnya sudah membentuk embrio  Meskipun tumbuhan lumut hidup di darat tetapi untuk terjadinya pembuahan masih tetap memerlukan air  Siklus hidup : generasi haploid (gametofit) dan generasi diploid (sporofit) bergiliran secara teratur Adaptasi thd lingkungan hidup di darat
  • 6. TUMBUHAN TINGKAT RENDAH (CRYPTOGAMAE) Ciri-ciri Pteridophyta :  Tiga bagian pokok, yaitu akar, batang dan daun; plus spora.  Habitus amat heterogen; kecil sampai tinggi/besar  Habitat : air dan darat (terrestrial, epifit)  Akar tumbuhan paku bersifat endogen dan tumbuh ke samping dari batang (homorizi); berbeda dengan tumbuhan spermatophyta  Batang bercabang-cabang menggarpu atau jika membentuk cabang- cabang ke samping, cabang-cabang itu tidak pernah keluar dari ketiak daun.  Pada batang terdapat banyak daun, yang dapat tumbuh terus sampai lama. Daun-daun mempunyai sporangium dinamakan sporofil
  • 7. TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Ciri-ciri Phaneroganae atau Spermatophyta :  Tiga bagian pokok, yaitu akar (radiks), batang (caulis) dan daun (folium).; plus buah dan biji.  Habitus amat heterogen; kecil sampai tinggi/besar  Habitat : air dan darat (terrestrial, epifit)  Bagian yang dipandang sebagai modifikasi, Contoh : Kuncup (gemma), modifikasi batang dan daun; Bunga (flos), modifikasi batang dan daun; Duri (spina), modifikasi dahan maupun daun; Alat-alat pembelit (cirrhus), dapat berasal dari daun atau dari dahan atau cabang; Umbi (tuber), modifikasi batang; Rimpang (rhizoma), modifikasi batang beserta daun-daunnya; Umbi lapis (bulbus)
  • 8. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Akar (Radix) Karakteristik akar tumbuhan adalah sebagai berikut :  Terdapat dalam tanah, tumbuh ke pusat bumi (geotrop) atau ke air (hidrotrop), meninggalkan udara atau cahaya.  Tidak berbuku, tidak beruas dan tidak mendukung daun–daun atau sisik-sisik maupun bagian lainnya.  Warna tidak hijau, biasanya kekuning-kuningan atau keputih-putihan  Ujung tumbuh terus, bentuk meruncing. Akar mempunyai fungsi sebagai berikut :  Memperkuat berdirinya tumbuhan,  Menyerap dan mendistribusikan air dan zat-zat makanan.  Kadang-kadang sebagai tempat penimbunan makanan.
  • 9. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Akar tumbuhan umumnya dibedakan atas :  Leher akar atau pangkal akar (collum); bersambungan dengan pangkal batang,  Ujung akar (apex radicis); bagian akar paling muda  Batang akar (corpus radicis); terdapat antara leher akar dan ujungnya  Cabang-cabang akar (radix lateralis); tidak bersambungan dengan pangkal batang.  dari akar pokok; dapat mengadakan percabangan lagi.  Serabut akar (fibrilla radicalis); cabang-cabang akar yang halus bentuk serabut.  Rambut-rambut akar atau bulu-bulu akar (pillus radikalis); merupakan penonjolan sel-selkulit luar akar yang panjang.  Tudung akar (calyptra); bagian akar paling ujung, berguna untuk melindungi ujung akar yang masih muda dan lemah.
  • 10. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berdasarkan percabangan dan bentuknya, akar tunggang dapat dibedakan : a. Tidak atau sedikit bercabang sebagai tempat penimbunan makanan, berbentuk :  Bentuk seperti tombak (fungiformis), contoh akar lobak (Raphanus sativus L), wortel (Daucus carota I.). Akar ini dinamakan juga akar tombak atau akar pena.  Bentuk gasing (napiformis), pangkal akar besar membulat, contoh bengkuang (Pachyrrhizus erosus Urb.), biet (Beta vulgaris L.). Dinamakan juga akar gasing.  Bentuk benang (filiformis), jika akar tunggang kecil panjang seperti akar serabut, contoh pada kratok (Phaseolus lunatus L). b. Akar tunggang yang bercabang (ramosus), biasanya terdapat pada pohon-pohon umumnya yang ditanam dari biji.
  • 11. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Pada sistem akar serabut terdapat beberapa bentuk:  Akar serabut kecil-kecil berbentuk benang, contoh padi (Oryza sativa L. ),  Akar serabut keras dan besar seperti tambang, contoh kelapa (Cocos nucifera L.),  Akar serabut besar-besar, contoh pandan (Pandanus tectorius Sol.).
  • 12. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Akar yang mempunyai sifat dan tugas khusus :  Akar udara atau akar gantung (radix aereus); Akar ini keluar dari bagian-bagian di atas tanah, menggantung di udara dan tumbuh ke arah tanah, contohnya akar anggrek kala jengking (Arahnis flosaeris), setelah mencapai tanah kemudian berubah menjadi batang, contohnya pada beringin (Ficus benyamina L.).  Akar penggerek atau akar penghisap (haustorium); yaitu akar-akar yang terdapat pada tumbuhan yang hidup sebagai parasit dan berguna untuk menyerap air maupun zat makanan dari inangnya, contohnya pada benalu (Loranthus) dan endak-endak cacing (Cuscutha australia L.).  Akar pelekat (radix adligans); yaitu akar-akar yang keluar dari buku- buku batang memanjat dan berguna untuk menempel pada penunjangnya saja, misalnya pada lada (Piper nigrum L.), sirih (Piper betle L.).
  • 13. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE)  Akar pembelit (cirrhus radicalis); juga untuk memanjat tetapi dengan memeluk penopangnya, misalnya vanili (Vanila planifolia Andr.).  Akar nafas (pneumatophora); yaitu cabang-cabang akar yang tumbuh tegak lurus ke atas hingga muncul dari permukaan tanah atau air tempat tumbuhnya. Contohnya bogem (Sonneratia) dan kayu api (Avicennia).  Akar tunjang; yaitu akar-akar yang tumbuh dari bagian bawah batang ke segala arah dan seakan-akan menunjang batang agar tidak rebah. Contohnya pandan (Pandanus tectorius Sol.)  Akar lutut; yaitu akar yang tumbuh ke atas kemudian membengkok lagi masuk ke dalam tanah sehingga nampak seperti lutut yang dibengkokkan. Akar ini berguna sebagai alat bantu pernafasan, contohnya Bruguiera parvifolia W. et A.  Akar banir; yaitu akar berbentuk seperti papan untuk memperkokoh berdirinya batang pohon yang tinggi besar, contohnya sukun (Artocarpus communis G. Forst.), kenari (Canariumcommune L.).
  • 14. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Batang (Caulis) Karakteristik batang adalah sebagai berikut :  Umumnya berbentuk bulat seperti silinder, bersifat aktinomorf (simetris)  Terdiri atas ruas-ruas dan buku-buku; pada buku ini terdapat daun.  Tumbuh keatas menuju cahaya matahari (bersifat fototrop atau heliotrop).  Biasanya pertumbuhannya tidak terbatas.  Kebanyakan memiliki percabangan; Batang mempunyai peran yang penting yaitu :  Mendukung bagian tumbuhan diatasnya yaitu daun, bunga dan buah.  Memperluas bidang asimilasi.  Jalan pengangkutan air dan zat-zat makanan dari bawah ke atas dan jalan pengangkutan hasil-hasil asimilasi dari atas kebawah.
  • 15. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berdasarkan ada tidaknya batang, tumbuhan dibedakan menjadi: a. Tumbuhan yang tidak berbatang (planta acaulis). Tumbuhan tidak mempunyai batang sesungguhnya, karena batang amat pendek, semua daun tersusun rapat merupakan satu roset, contoh Sawi (Brassica juncea). b. Tumbuhan yang jelas berbatang dibedakan atas :  Batang basah (herbaceus); batang lunak dan berair, contoh bayam (Amaranthus sp).  Batang berkayu (lignosus) yaitu batang keras dan kuat karena terdiri atas kayu, contoh jenis pohon-pohonan (arbores) dan semak-semak (frutices).  Batang rumput(calmus) yaitu batang tidak keras, mempunyai ruas- ruas yang nyata dan sering kali berongga, contoh padi (Oryza sativa).  Batang mendong (calamus) seperti batang rumput tetapi mempunyai ruas- ruas yang lebih panjang, contoh tumbuhan seordo teki (Cyperales).
  • 16. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berdasarkan bentuk penampang melintang, batang dibedakan menjadi: : a. Bulat (teres), contoh Bambusa sp, Cocos nucifera L. b. Bersegi (angularis) dibedakan atas : Bangun segi tiga (Triangularis), contoh rumput teki (Cyperus rotundus) dan segi empat (quadrangularis), contoh Markisa (Passiflora quadrangularis). c. Pipih dan biasanya lalu melebar menyerupai daun dan mengambil alih tugas fungsi daun. Dibedakan menjadi :  Filokladia (phyllocladium), jika amat pipih dan mempunyai pertumbuhan yang terbatas, contoh jakang (Muehlenbeckia platyklada).  Kladodia (kladodium), jika masih tumbuh terus dan mengadakan percabangan, contoh kaktus (Opuntia vulgaris Mill)
  • 17. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Permukaan batang dapat dibedakan menjadi :  Licin (laevis). contoh Jagung (Zea mays L).  Berusuk (costatus), jika pada permukaanya terdapat rigi- rigi yang membujur. contoh Iler (Coleus scutellariodes)  Beralur (sulkatus), biasanya batangnya bersegi tetapi pada sudut- sudutnya terdapat pelebaran yang tipis. contoh Ubi (Dioscorea alata). Permukaan batang dapat dibedakan pula menjadi:  Berambut (pilosus), contoh Nicotiana tabacum  Berduri (spinosus), contoh Mawar (Rosa sp).  Memperlihatkan bekas-bekas daun, ch Pepaya (Carica papaya).  Memperlihatkan bekas-bekas daun penumpu, contoh Nangka (Arthocarpus integra).  Memperlihatkan banyak lentisel, contoh Sengon (Albizzia stipulata).  Keadaan- keadaan lain, contoh lepasnya kerak pada Psidium guajava
  • 18. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berdasarkan arah tumbuh batang dibedakan menjadi :  Tegak lurus (erectus), jika arahnya lurus keatas contoh Carica papaya.  Menggantung (dependens, pendulus), jenis-jenis tumbuhan epifit, contoh anggrek  Berbaring (humifisus), jika batang terletak pada permukaan tanah, contoh semangka Citrullus vulgaris.  Menjalar atau merayap (repens), batang berbaring tetapi dari buku- bukunya keluar akar- akar, contoh ubi jalar (Ipomea batatas).  Serong keatas atau condong (ascendens), pangkal batang seperti hendak berbaring tetapi jalannya membelok keatas, contoh kacang tanah (Arachis hypogaea).  Mengangguk (nutans); batang tumbuh tegak lurus keatas tetapi ujungnya lalu membengkok kebawah, contoh Helianthus annus.  Memanjat (scandens); batang tumbuh keatas dengan menggunakan penunjang.  Membelit (volubillis); batang naik keatas, tetapi tidak menggunakan alat- alat khusus dan dibedakan menjadi : membelit kekiri contoh Clitoria ternatea dan
  • 19. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Percabangan batang dibedakan atas :  Percabangan monopodial yaitu batang selalu tampak jelas, karena lebih besar dan lebih panjang, contoh cemara (Casuarina equisetifolia L).  Simpodial batang pokok sukar ditentukan, contoh sawo manila (Achras zapota L).  Percabangan menggarpu(dikotom), yaitu setiap kali bercabang terjadi dua cabang yang sama besarnya.Contoh paku endam (Gleichenia linearis).  Cabang besar yang biasanya langsung keluar dari batang pokok disebut dahan (ramus) sedang cabang-cabang yang kecil dinamakan ranting (ramulus).
  • 20. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Cabang dapat dibedakan menjadi beberapa jenis:  Geragih (flagellum, stolon) yaitu cabang-cabang yang tumbuh merayap dan dari buku--bukunya keatas keluar tunas baru dan kebawah tumbuh akar- akar. Cabang ini dibedakan lagi menjadi : o merayap diatas tanah, contoh pada daun kaki kuda (Centella asiatica) o merayap didalam tanah, contoh teki (Cyperus rotundus).  Wiwilan atau tunas air (Virga singularis) yaitu cabang yang biasanya tumbuh cepat dengan ruas-ruas yang panjang dan seringkali berasal dari kuncup yang tidur atau kuncup-kuncup liar, contoh kopi (Coffea sp).  Sirung panjang (Virga) yaitu cabang-cabang yang biasanya merupakan pendukung daun-daun dan mempunyai ruas- ruas yang cukup panjang. Cabang ini mandul (steril).  Sirung Pendek (virgula atau virgulla sucrescens),cabang-cabang kecil dengan ruas- ruas yang pendek yang selain pendukung daun juga pendukung bunga dan buah, cabang ini biasanya subur (fertil).
  • 21. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Arah tumbuh cabang dibedakan sebagai berikut:  Tegak (fastigiatus) yaitu jika sudut antara batang dengan cabang amat kecil sehingga arah tumbuh cabang hanya pada pangkalnya saja, contoh Coffea sp.  Condong keatas (patens) jika cabang dengan batang pokok membentuk sudut kurang lebih 450 , contoh pohon cemara (Casuarina equasetifolia).  Mendatar (horizontalis) cabang dgn batang membentuk sudut 900, contoh Ceiba petandra.  Terkulai (declinatus), jika cabang pada pangkalnya mendatar tetapi lalu ujungnya melengkung kebawah, contoh Coffea robusta.  Bergantung (pendulus) yaitu cabang-cabang yang tumbuhnya kebawah contoh cabang-cabang tertentu pada Salix sp.
  • 22. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Daun (Folium) Karakteristik daun adalah sebagai berikut:  Melekat pada buku-buku (nodus) batang.  Tempat di atas daun yang merupakan sudut antara batang daun dinamakan ketiak daun (axilla).  Biasanya tipis melebar; Kaya akan suatu zat warna hijau yang dinamakan klorofil. Fungsi daun bagi tumbuh-tumbuhan, yaitu sebagai alat untuk:  Mengambil zat-zat makanan (resorbsi), terutama yang berupa gas (CO2).  Mengolah zat-zat makanan (assimilasi)  Menguapkan air (transpirasi)  Bernafas (respirasi)
  • 23. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Daun yang lengkap terdiri dari bagian-bagian berikut:  Upih daun atau pelepah daun,  Tangkai daun (petiolus),  Helaian daun (lamina). Beberapa jenis tumbuhan memiliki daun yang kehilangan satu atau dua bagian dari tiga bagian tersebut. Daun yang demikian dinamakan daun tidak lengkap. Tumbuhan yang memiliki daun lengkap tidak banyak jenisnya, contoh pisang (Musa paradisiaca L.), pinang (Areca catechu L.), bambu (Bambusa sp), dan lain-lain.
  • 24. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Susunan daun yang tidak lengkap ada beberapa kemungkinan:  Hanya terdiri atas tangkai dan helaian saja; disebut daun bertangkai. Contoh nangka (Artocarpus integra), mangga (Mangifera indica), dll  Daun terdiri atas upih dan helaian, disebut daun berupih atau daun berpelepah. Contoh padi (Oryza sativa), jagung (Zea mays), dll  Daun yang terdiri atas helaian saja, tanpa upih dan tangkai, helaian langsung duduk atau melekat pada batang, dinamakan daun duduk (sessilis), seperti biduri (Calotropis gigantea). Daun duduk yang mempunyai pangkal yang sangat lebar seolah-olah memeluk batang, disebut daun memeluk batang (amplexi caulis), contoh tempuyung (Sonchus oleraceus).  Daun hanya terdiri atas tangkai saja, tangkai tadi biasanya lalu menjadi pipih menyerupai helaian daun semu atau palsu, dinamakan: filodia, seperti pohon Acacia yang berasal dari Australia, contoh: Acacia auriculiformis.
  • 25. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berbagai alat tambahan atau pelengkap pada daun : a. Daun penumpu (stipula), berupa dua helai lembaran daun yang kecil, terdapat dekat pangkal tangkai daun berguna untuk melindungi kuncup yang masih muda (daun kacang tanah, mawar, mengkudu dll) b. Selaput bumbung (ochrea atau ocrea), berupa selaput tipis yang menyelubungi pangkal suatu ruas batang, jadi terdapat di atas suatu tangkai daun. c. Lidah-lidah (ligula), suatu selaput kecil yang biasanya terdapat pada batas upih dan helaian daun pada rumput (Graminae). Alat ini berguna untuk mencegah mengalirnya air hujan kedalam ketiak antara batang dan upih daun, sehingga kemungkinan pembusukkan dapat dihindarkan
  • 26. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Upih daun atau pelepah daun. Daun yang berupih umumnya terdapat pada tumbuhan yang tergolong tumbuhan berbiji tunggal (Monocotyledoneae), antara lain famili rumputan (Graminae), famili empon-empon (Zingiberaceae), pisang (Musa sapientum), golongan Palma (Palmae), dan lain-lain. Selain untuk melekat pada batang dan memeluk batang, upih daun juga berfungsi sebagai:  pelindung kuncup yang masih muda, contoh tanaman tebu (Saccharum officinarum).  pemberi kekuatan pada batang tanaman. Upih daun semuanya membungkus batang, sehingga batang tidak tampak, contoh pisang (Musa paradisiaca). Batang yang tampak pada pisang bukanlah batang tanaman yang sebenarnya melainkan batang semu
  • 27. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Tangkai daun (petiolus). Umumnya tangkai daun berbentuk silinder dengan sisi atas agak pipih dan menebal pada pangkalnya. Berdasarkan penampang melintangnya dapat dijumpai hal-hal berikut:  Bulat dan berongga, contoh tangkai daun papaya (Carica papaya)  Pipih dan tepinya melebar (bersayap), contoh pada jeruk (Citrus sp)  Bersegi, contoh pada Cyperus sp.  Setengah lingkaran dan seringkali sisi atasnya beralur dangkal atau beralur dalam seperti pada tangkai daun pisang.
  • 28. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Helaian daun (lamina). Sifat-sifat helaian daun yang perlu diperhatikan adalah :  bangun helaian (circumscriptio)  ujung daun (apeks)  pangkal daun daun (basis, dasar)  susunan tulang-tulang daun (nervatio atau venatio, venasi)  tepi daun (margo, margin)  daging daun (intervenium), dan sifat-sifat lain keadaan permukaan atas dan bawahnya (gundul, berambut atau lainnya), warna dan lain- lain.
  • 29. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Bentuk (helai) daun terdiri dari :  Bulat atau bundar (orbicularis); panjang : lebar = 1 : 1, contohnya pada teratai besar (Nelumbium nelumbo Druce).  Perisai (peltatus); contohnya pada daun jarak (Ricinus communis).  Jorong (ovalis atau ellipticus); panjang : lebar = 1 ½ - 2 : 1, contohnya daun nangka (Artocarpus integra Merr.) dan nyamplung (Calophyllum inophyllum L.).  Memanjang (oblongus); panjang : lebar = 2 ½ - 3 : 1, contohnya daun srikaya (Annona squamosa L.) dan sirsak (Annona muricata L.).  Lanset (lanceolatus); panjang : lebar = 3 - 5 : 1, contohnya daun kamboja (Plumiera acuminata Ait). oleander (Nerium oleander L.).  Bulat telur (ovatus); contohnya daun kembang sepatu (Hibiscus rosa- sinensis L.).
  • 30. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE)  Segitiga (triangularis); segitiga sama kaki, contoh bunga pukul empat (Mirabilis jalapa L.).  Delta (deltoides); segitiga sama sisi, contohnya daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook. Et Arn).  Belah ketupat (rhomboideus); contohnya anak daun bengkuang.  Jantung (cordatus); contohnya daun waru (Hibiscus tiliaceus L.).  Ginjal (reniformis); contohnya daun pegagan (Centella asiatica Urb.).  Anak panah (sagittatus); contohnya daun eceng (Sagittaria sagittifolia L.).  Tombak (hastatus); contohnya daun wewehan (Monochoria hastata Solms).  Bertelinga (auriculatus); contohnya daun tempuyung (Sonchus asper Vill.).  Bulat telur sungsang (obovatus); contohnya daun sawo kecik (Manilkara kauki Dub.).
  • 31. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE)  Jantung sungsang (obcordatus); misalnya daun sidaguri (Sida retusa L.).  Segitiga terbalik atau pasak (cuneatus); contoh anak daun semanggi (Marsilea crenata).  Garis (linearis); contohnya daun-daun rumput gramineae.  Pita (ligulatus); contohnya daun jagung (Zea mays L.).  Pedang (ensiformis); contohnya daun nenas seberang (Agave sisalana Per.).  Paku atau dabus (subulatus); contohnya daun Araucaaria cunninghamii Ait.).  Jarum (acerosus); contohnya daun pinus (Pinus merkusii Jungh. & De Vr.).
  • 32. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Ujung daun (apex folii), terdiri dari berbagai bentuk :  Runcing (acutus); kedua tepi kanan dan kiri ibu tulang daun bertemu dengan membentuk sudut lancip, contoh daun oleander (Nerium oleander L.)  Meruncing (acuminatus); seperti pada ujung runcing tetapi titik pertemuan lebih ke depan lagi, contoh daun sirsak (Annona muricata L.)  Tumpul (obtusus); contohsawo kecik (Manilkara kauki Dub.)  Membulat (rotundatus); ujung daun membentuk semacam busur, contoh daun kaki kuda (Centella asiatica Urb  Rompang (truncatus); ujung daun membentuk garis rata, contoh anak daun semanggi (Marsilea crenata Presl.), daun jambu monyet (Anacardium occidentale L.).  Terbelah (retusus); ujung daun membentuk lekukan, contoh daun sidaguri (Sida retusa L.).  Berduri (mucronatus); ujung daun merupakan suatu duri, contoh daun nenas seberang (Agave sp).
  • 33. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Pangkal daun (basis folii), terdiri dari berbagai bentuk :  Runcing (acutus); biasanya terdapat pada daun memanjang, lanset, dll.  Meruncing (acuminatus); biasanya pada daun bulat telur sungsang atau bentuk sudip.  Tumpul (obtusus); biasanya pada daun bentuk bulat telur, jorong.  Membulat (rotundatus); pada daun bangun bulat telur, jorong.  Rompang (truncatus); terdapat pada daun bangun segitiga, delta, dan tombak.  Berlekuk (emarginatus); terdapat pada daun bangun jantung, ginjal, dan anak panah.
  • 34. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berdasarkan susunan tulangnya daun dapat dibedakan atas :  Daun bertulang menyirip (penninervis), umum terdapat pada golongan Dicotyledon.  Daun bertulang menjari (palminervis), contoh daun pepaya (Carica papaya L.), jarak (Ricinus communis L.), kapas (Gossypium sp).  Daun bertulang melengkung (cervinervis), umumnya terdapat pada tumbuhan golongan Monocotyledoneae contohnya genjer (Limnocharis flava Bucontoh), gadung (Dioscorea hispida Dennst.).  Daun bertulang sejajar atau lurus (rectinervis), umumnya terdapat pada golongan rumput (Gramineae), teki (Cyperaceae).
  • 35. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Secara garis besar tepi daun dapat di bagi menjadi dua macam, yaitu:  Rata (integer), contoh pada daun nangka (Artocarpus integra Merr.)  Bertoreh (divisus), dapat dibedakan menjadi dua golongan: yaitu toreh yang tidak mempengaruhi atau mengubah bagun asli daun dan toreh yang mempengaruhi bentuknya Toreh-toreh yang tidak mempengaruhi/mengubah bagun asli daun :  Bergerigi (serratus), jika sinus dan angulus sama lancip, contoh Lantana camara L.  Bergerigi ganda (biserratus), angulus cukup besar, dan tepinya bergerigi lagi.  Bergigi (dentatus), sinus tumpul dan angulus lancip, contoh beluntas (Pluchea indica ).  Beringgit (crenatus), sinus tajam angulus tumpul, contoh cocor bebek (Kalanchoe pinnata ).  Berombak (repandus), jika sinus dan angulusnya sama-sama tumpul, contoh daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.).
  • 36. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Tepi daun dengan toreh-toreh yang mempengaruhi bentuknya. Berdasarkan dalamnya toreh dibedakan atas :  Berlekuk (lobatus), yaitu jika dalamnya toreh kurang daripada setengah panjangnya tulang-tulang yang terdapat di kanan kirinya.  Bercangap (fissus), jika dalamnya toreh kurang lebih sampai ditengah panjang tulang-tulang daun di kanan-kirinya.  Berbagi (partitus), jika dalamnya toreh melebihi setengah penjangnya tulang-tulang daun di kanan kirinya.
  • 37. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Permukaan Daun.  Licin (laevis), permukaan daun dapat terlihat : mengkilat (nitidus), contoh sisi atas daun kopi (Coffea robusta Lindl.), suram (opacus), contoh daun ketela rambat (Ipomoea batatas Poir.), berselaput lilin (pruinosus), contoh sisi bawah daun pisang (Musa paradisiaca L.).  Gundul (glaber), contoh daun jambu air (Eugenia aquea Burm.).  Kasap (scaber), contoh daun jati (Tectona grandis L.)  Berkerut (rugosus), contoh daun jambu biji (Psidium guajava L.).  Berbingkul-bingkul (bullatus), seperti berkerut , tetapi kerutannya lebih besar contoh daun air mata pengantin (Antigonon leptopus Hook et Arn.)  Berbulu (pilosus), jika bulu halus dan jarang-jarang , contoh daun tembakau (Nicotiana tobacum G. Don.)  Berbulu halus dan rapat (villosus), berbulu sedemikian rupa, sehingga jika diraba terasa seperti laken atau beludru.  Berbulu kasar (hispidus), jika rambut kaku dan jika diraba terasa kasar, contoh daun gadung (Dioscorea hispida Dennst.)
  • 38. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Daun majemuk (Folium compositum)  Jika pada tangkai daunnya hanya terdapat satu helaian daun saja dinamakan daun tunggal (folium complex)  Jika tangkainya bercabang-cabang, dan pada tangkai cabang ini terdapat helaian daun, disebut daun majemuk (Folium compositum) Suatu daun majemuk dapat dipandang berasal dari satu daun tunggal, yang torehnya sedemikian dalamnya, sehinnga bagian daun diantara toreh-toreh itu terpisah satu sama lain, dan masing-masing merupakan satu helaian tersendiri.
  • 39. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Pada suatu daun majemuk dapat dibedakan bagian-bagian berikut:  Ibu tangkai daun (petiolus communis), bagian daun majemuk yang menjadi tempat duduknya helaian-helaian daun, yang masing-masing dinamakan anak daun (foliolum).  Tangkai anak daun (petiololus), yaitu cabang-cabang ibu tangkai yang mendukung anak daun. Bagian ini dapat dianggap sebagai modifikasi pangkal suatu tulang cabang pada daun tunggal, oleh sebab itu didalam ketiaknya tidak pernah terdapat suatu kuncup.  Anak daun (foliolum). Bagian ini sesungguhnya adalah bagian-bagian helaian daun yang karena dalam dan besarnya toreh menjadi terpisah-pisah.  Upih daun, yaitu bagian dibawah ibu tangkai yang lebar dan biasanya memeluk batang, seperti dapat kita lihat pada daun pinang (Areca catecu L).
  • 40. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Menurut susunan anak daun pada ibu tangkainya, daun majemuk dapat dibedakan dalam empat golongan, yaitu:  Daun majemuk menyirip (pinnatus);  Daun majemuk menjari (palmatus);  Daun majemuk bangun kaki (pedatus);  Daun majemuk campuran (digitato pinnatus)
  • 41. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Daun majemuk menyirip dapat dibedakan dalam beberapa macam:  Daun majemuk menyirip beranak daun satu (unifoliolatus). Daun ini terlihat sebagai daun tunggal, tetapi tangkai daun memperlihatkan suatu persendian (articulatio), jadi helaian daun tidak langsung terdapat pada ibu tangkai. contoh jeruk bali (Citrus maxima Merr), dll.  Daun majemuk menyirip genap (abrupte pinnatus). Disini terdapat sejumlah anak daun yang berpasang-pasangan di kanan kiri ibu tulang, oleh karena itu jumlah anak daunnya biasanya genap. Contoh asam (Tamarindus indica L) yang jumlah anak daun benar genap.  Daun majemuk menyirip gasal (imparipinnatus). Diujung ibu tangkai terdapat anak daun yang tersendiri (biasanya anak daun ini lebih besar dari pada yang lainnya), contoh daun pacar cina (Aglaia odorata Lour) dan mawar (Rosa sp).
  • 42. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Daun menyirip ganda dibedakan lagi atas :  Menyirip ganda dengan sempurna, yaitu jika tidak ada satu anak daun pun yang duduk pada ibu tangkai (biasanya yang menyirip genap). Contoh daun lamtoro (Leucaena glauca Benth)  Menyirip ganda tidak sempurna, jika masih ada anak daun yang duduk langsung pada ibu tangkainya (biasanya yang menyirip gasal). Contoh daun kirinyu (Sambucus javanica Bl).
  • 43. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Bagian-Bagian Lain pada Tumbuhan, Modifikasi Akar, Batang dan Daun : a. Kuncup (gemma) Kuncup adalah calon tunas, jadi terdiri atas calon batang dan calon daun- daunnya. Ada 3 macam :  Kuncup ujung (gemma terminalis), terdapat pada ujung-ujung batang, cabang-cabang dan ranting-ranting.  Kuncup ketiak (gemma axillaris), terdapat didalam ketiak daun.  Kuncup liar (gemma adventicius), tidak terdapat pada ujung atau ketiak daun. Kuncup liar :  Disembarang tempat pada batang, biasanya menghasilkan wiwilan atau tunas air, contoh pohon coklat (Theobroma cacao L.)  Pada tepi daun, dapat menghasilkan tumbuhan baru, contoh cocor bebek (Kalanchoe pinnata Pers.).  Pada akar, juga dapat menjadi tumbuhan baru, contoh famili Moraceae
  • 44. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Berdasarkan tujuannya maka kuncup dapat pula dibedakan seperti berikut :  Kuncup daun (gemma foliifera), yaitu kuncup berkembang menjadi tunas yang mendukung daun-daun.  Kuncup bunga (gemma florifera), kuncup berkembang menjadi bunga.  Kuncup campuran (gemma mixtra), yaitu kuncup yang berkembang menghasilkan tunas dengan daun-daun dan bunga.
  • 45. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) b. Rimpang (rhizoma), umbi (tuber), dan umbi lapis (bulbus) :  Rimpang (rhizoma), sesungguhnya adalah batang beserta daunnya yang terdapat di dalam tanah, bercabang-cabang dan tumbuh mendatar, dan dari ujungnya dapat tumbuh tunas yang muncul di atas tanah dan merupakan satu tumbuhan baru.  Umbi (tuber), merupakan suatu badan yang membengkak, bangun bulat, seperti kerucut atau tidak beraturan, merupakan tempat penimbunan makanan pula seperti rimpang, dapat merupakan modifikasi batang, dan akar. Oleh sebab itu umbi dibedakan dalam : - Umbi batang (tuber caulogenum), merupakan modifikasi batang. - Umbi akar (tuber rhizogenum), merupakan modifikasi akar. - Umbi lapis (bulbus) adalah modifikasi batang beserta daunnya..
  • 46. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Duri (spina). Menurut asalnya duri dapat dibedakan dalam :  Duri dahan (spina caulogenum), modifikasi cabang atau dahan contoh pada (Bougainvillea spectabilis).  Duri daun (spina phyllogenum), modifikasi daun, seperti terdapat pada kaktus (Cactus opuntia)  Duri akar (spina rhizogenum), yaitu akar yang menjadi keras dan mempunyai ujung-ujung yang tajam, seperti contoh terdapat pada gembili (Dioscorea aculeata).  Duri daun penumpu (spina stipulogenum), berasal dari daun penumpu. Contoh pada susura (Euphorbia trigona).
  • 47. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE) Alat Perkembangbiakan (Organ Reproduktif) :  Alat perkembangbiakan vegetatif atau aseksual, yaitu bagian tubuh tumbuhan yang tidak didahului oleh peristiwa perkawinan (peleburan sel kelamin jantan dan betina)  Alat perkembangbiakan generatif atau seksual, yaitu alat perkembang biakan yang terjadi melalui peristiwa perkawinan Bunga (Flos atau flowers) : tunggal dan banyak; lengkap dan tidak lengkap; Bagian-bagian bunga (yang lengkap) :  Betina : Pistil (ovule, ovary, style, stigma), pedicle  Jantan : Stamen (filament, anther, pollen)  Ornamen : petal, sepal
  • 48. MORFOLOGI TUMBUHAN TINGKAT TINGGI (PHANEROGAMAE)