3. Definisi
Berasal dari bahasa yunani yaitu hormaein
yang berarti menimbulkan
gairah/merangsang.
Hormon: zat organik yang diproduksi oleh
sel-sel khusus dalam tubuh, dirembeskan
ke dalam peredaran darah, dalam jumlah
kecil dapat merangsang sel-sel tertentu
untuk berfungsi.
4. Sifat Biokimiawi dan Ciri Kerja Hormon
Hormon tidak menyediakan energi
untuk suatu reaksi
Hormon bekerja dalam jumlah yang
sangat kecil
Hormon berumur pendek (segera
disingkirkan dari aliran darah
walaupun kerja hormon belum
terlihat)
Hormon mengatur kadar reaksi
tetapi tidak memulai reaksi-reaksi
baru
Hormon dalam merangsang sel
target untuk timbulnya efek,
bereaksi dengan reseptor. Setiap
hormon mempunyai reseptor yang
berbeda-beda tetapi bisa
mempunyai lebih dari 1 sel target
pada 1 organ target.
5. Pengaruh Umum Yang Dihasilkan Oleh Kerja
Hormon
Morfogenesis (ex: Hormon steroid mempengaruhi
pertumbuhan uterus sesudah pemberian estradiol)
Kelangsungan lingkungan internal (ex: zat gula
dalam tubuh walaupun dipergunakan terus
menerus tetap berusaha dipertahankan konstan)
Integrasi kejadian-kejadian fisiologi (ex: uterus
dipersiapkan untuk menerima embrio)
6. Pengaturan Sekresi Hormon
Melalui mekanisme umpan balik (feedback
mechanism). Jika gejala biologik yang
dimaksud menghambat pelepasan hormon
perangsangnya maka disebut umpan balik
negatif/negative feedback sedangkan jika
gejala biologik yang dimaksud menambah
hormon perangsangnya maka disebut
umpan balik positif/positive feedback
Melalui sistim syaraf
9. Mechanism of Action
Efek kerja dari hormon dihasilkan dari adanya
ikatan antara hormon dengan reseptor. Hormon
dapat bertindak sebagai autocrin (dihasilkan dan
digunakan oleh sel itu sendiri), Paracrin
(dihasilkan dan dipergunakan untuk sel
tetangganya), dan endokrin (sinyal dilepaskan ke
dalam darah, di bawah oleh darah menuju sel).
Hormon dapat berikatan dengan reseptor yang
ada pada permukaan sel dan dapat pula masuk ke
dalam sitoplasma untuk berikatan dengan
reseptornya yang terdapat dalam rangkaian DNA.
10. Gambaran Singkat Mekanisme Kerja Hormon
Hormon Reseptor Second Messenger
Efek Biologi Ekspresi Gen Enzim
11. Klasifikasi HormonKlasifikasi Hormon
(Berdasarkan Struktur Kimianya)(Berdasarkan Struktur Kimianya)
Protein, Peptida, dan modifikasi asam aminoProtein, Peptida, dan modifikasi asam amino::
bersifat hidrofilik, ikatan antara hormon denganbersifat hidrofilik, ikatan antara hormon dengan
sel target terjadi pada bagian reseptor yangsel target terjadi pada bagian reseptor yang
terdapat pada bagianterdapat pada bagian permukaan selpermukaan sel targettarget
SteroidSteroid: bersifat hidrofobik, berdifusi secara: bersifat hidrofobik, berdifusi secara
bebas ke dalam sel (bebas ke dalam sel (sitoplasmasitoplasma))
18. Hypothalamus
Hypothalamus
merupakan bagian dari
otak besar yaitu pada
bagian tengah bawah
(diencephalon) yang
merupakan lantai dari
ruang ventrikel ke III.
Hypothalamus meliputi
optik chiasma, tuber
cinereum, mammilary
bodies, median
eminence,
infundibulum (tangkai
hipofisa) dan
neurohypophysis. 2
bagian yang terakhir
selanjutnya dianggap
sebagai bagian dari
hypophysa.
19. Fungsi Hypothalamus
Umum: Menerima informasi dari indra,
mengintegrasikannya dan menyalurkannya
pada alat-alat yang berkepentingan.
Prosesnya terjadi secara otonom dan
kecepatan penyalurannya bergantung pada
sifat genetik dari individu.
Khusus (proses reproduksi): Menginisiasi
mekanisme tingkah laku seksual dengan
cara mensintesa dan melepaskan hormon-
hormon tertentu yang berperan dalam
menginduksi pelepasan hormon reproduksi.
Proses inisiasi dilakukan dengan cara
mensekresikan faktor pelepas (Releasing
Factor). RF memasuki sirkulasi portal
hyphothalamo-hypophyseal dan dibawa
secara langsung ke dalam kelenjar
hypophysa dan menyebabkan hormon-
hormon hypophysa memasuki sirkulasi
umum.
21. Kelenjar Hypophysa (Pituitary Gland)
Terletak dalam legokan pada
dasar ruang otak yang dikenal
sebagai sella turcica.
Secara embriologik
berkembang dari ektoderm
saluran pencernaan pada atap
mulut dan ektoderm neural
pada hypothalamus yang
sedang berkembang.
Meliputi: Adenohypophysa
(pada bagian anterior) dan
Neurohypophysa (pada
bagian posterior
23. Adenohypophysa (Bagian Anterior)
Pars distalis: sel-selnya memanjang seperti seutas
tali yang bercabang-cabang dan antar utasan terdapat
ruang-ruang sinusoid (merupakan bagian yang paling
besar).Jika diwarnai dengan HE mempunyai 3 tipe sel
yang berbeda yaitu Acidophils (berwarna
merah/orange), Basophils (berwarna kebiru-biruan),
dan Chromophobes (tidak berwarna)
Pars tuberalis: pertumbuhan keluar epitel tipis dari
pars distalis dan mengelilingi tangkai neural, banyak
mengandung darah, serabut syaraf, dan sedikit sel-sel
kelenjar, dan tidak mempunyai fungsi endokrin
Pars intermedia: jaringan sempit antara pars distalis
dan pars nervosa
24. Tipe Sel Pada Pars Distalis Adenohypophysa
Acidophils: mengandung hormon-
hormon glycoprotein seperti
Somatotropes (penghasil Growth
hormone) dan Lactotropes
(penghasil prolactin)
Basophils: mengandung hormon-
hormon glycoprotein seperti
Thyrotropes (penghasil thyroid
stimulating hormone),
Gonadotropes (penghasil LH dan
FSH), dan Corticotropes
(penghasil adrenocorticotrophic
hormone)
Chromophobes: tidak
mengandung hormon, dapat berupa
acidophils atau basophils yang
mengalami degradasi dan
selanjutnya kehilangan hormonnya
atau bisa juga berupa stem cells
dari sel-sel penghasil hormon.
25. Neurohypohysis (Bagian Posterior)
Pars nervosa:
merupakan bagian
terbesar dari pituitary
bagian posterior,
mengandung ujung-
ujung syaraf.
Median emminence:
terletak di atas pars
tuberalis
Infundibular stalk:
adalah "stem" yang
bersambungan dengan
pars nervosa menuju
bagian dasar otak
26. Kelenjar Hypophysa, Hormon Yang Dihasilkan, dan FungsiKelenjar Hypophysa, Hormon Yang Dihasilkan, dan Fungsi
KelenjarKelenjar HormonHormon FungsiFungsi
AdenohypophysaAdenohypophysa FSHFSH Spermatogenesis,Spermatogenesis,
pertumbuhan folikelpertumbuhan folikel
LHLH Pelepasan estrogen, ovulasi,Pelepasan estrogen, ovulasi,
dan pelepasan progesterondan pelepasan progesteron
ICSHICSH Merangsang sel-sel interstitialMerangsang sel-sel interstitial
dalam testisdalam testis
LTH/ProlaktinLTH/Prolaktin Pelepasan progesteron,Pelepasan progesteron,
laktasilaktasi
NeurohypophysaNeurohypophysa OxytocinOxytocin Partus, kontraksi uterus,Partus, kontraksi uterus,
penurunan (let down) air susupenurunan (let down) air susu
27. Ovary, Hormon, dan FungsiOvary, Hormon, dan Fungsi
HormonHormon FungsiFungsi
EstrogenEstrogen Mempertahankan sistim saluran kelamin betinaMempertahankan sistim saluran kelamin betina
dan sifat-sifat kelamin sekunder, kelakuandan sifat-sifat kelamin sekunder, kelakuan
kelamin betina, stimulasi kelenjar susu,kelamin betina, stimulasi kelenjar susu,
mobilisasi Ca dan lemak pada unggasmobilisasi Ca dan lemak pada unggas
ProgesteronProgesteron Implantasi, mempertahankan kebuntingan,Implantasi, mempertahankan kebuntingan,
stimulasi kelenjar susustimulasi kelenjar susu
RelaxinRelaxin Relaksasi cervix uteri, inhibisi kontraksi uterus,Relaksasi cervix uteri, inhibisi kontraksi uterus,
pemisahan symphysis pubispemisahan symphysis pubis
28. Testis, Hormon, dan Fungsi
Hormon Fungsi
Testosteron Mempertahankan
sistim saluran kelamin
jantan dan sifat-sifat
kelamin sekunder,
kelakuan kelamin
jantan,dan
spermatogenesis
29. Plasenta, Hormon, dan Fungsi
Hormon Fungsi
Human Chorionic
Gonadotropin (HCG)
Seperti LH
Pregnant Mare’s Serum
Gonadotropin (PMSG)
Seperti FSH
Estrogen Lihat Ovarium
Progesteron Lihat Ovarium
Relaxin Lihat Ovarium
Prostaglandin Kontraksi otot licin; Luteolysa
31. Home Works
(Buat ringkasan yang meliputi definisi dan fungsi,
struktur kimia, dan action mechanism)
Kelompok 1 dan 2 : FSH dan LH
Kelompok 3 dan 4 : ICSH dan Prostaglandin
Kelompok 5 dan 6 : Relaxin dan Oxcytocin
Kelompok 7 dan 8 : Prolaktin
Kelompok 9 : HCG dan PMSG