4. Definisi Worldview Islam
• Pandangan hidup Islam dimulai dari konsep keesaan Tuhan (alshahadah) yang berimplikasi pada keseluruhan kegiatan
kehidupan di dunia.
Al-Mawdudi
• Pandangan hidup islam adalah aqidah fikriyyah, kepercayaan
yang berdasarkanpada akal, yang daripadanya lahir suatu sistim.
Atif al-Zayn
• Pandangan hidup Islam adalah akumulasi keyakinan asasi yang
terbentuk dalam pikiran dan hati setiap Muslim yang memberi
gambaran tentang wujud dan apa-apa di balik itu.
Sayyid Qutb
• Pandangan hidup Islam adalah pandangan Islam tentang realitas
dan kebenaran yang menjelaskan tentang hakekat wujud.
Naquib al-Attas
5. Pandangan hidup Islam adalah Aqidah
fikriyyah atau kepercayaan yang berdasarkan
pada akal, yang asasnya adalah keesaan
Tuhan (tawhid / shahadah), yang terbentuk
dalam pikiran dan hati setiap Muslim dan
berpengaruh terhadap pandangannya tentang
keseluruhan aspek kehidupan
terutamanya tentang realitas dan kebenaran
(al-Maududi, Atif al-Zayn, Sayyid Qutb
S.M.Naquib al-Attas)
6. Worldview adalah visi tentang realitas
dan kebenaran, berupa kesatuan
pemikiran yang arsitektonik, yang
berperan sebagai asas yang tidak
nampak (non-observable) bagi semua
perilaku manusia, termasuk aktifitas
ilmiah dan teknologi.
Alparslan Acikgence, Islamic Science, Towards Definition,
Kuala Lumpur, ISTAC 1996, 29.
7. Struktur Bangunan
Pandangan Hidup Islam
pendidikan
Struktur
Konsep
Manusia
hukum
Struktur
Konsep nilai
Struktur
Konsep
ilmu
Struktur
KONSEP TUHAN
Wahyu, agama, Nabi,
Penciptaan
dsb
politik
ekonomi
Struktur
Konsep
dunia
Ilmu & teknolgi
Struktur
Konsep
kehidupan
9. Sentralitas Konsep Tuhan
• Kepercayaan kepada Tuhan adalah elemen
terpenting dalam pandangan hidup manapun.
• Jika kita percaya bahwa Tuhan itu ada, maka sangat
mungkin kita percaya bahwa disana ada arti dan
tujuan hidup.
• Dan jika kita konsisten kita akan percaya bahwa
sumber moralitas …adalah kehendak Tuhan dan
Tuhan adalah nilai tertinggi.
• …bahwa ilmu dapat lebih dari apa yang bisa
diamati [empiris, pen] dan disana terdapat realitas
yang lebih tinggi yakni alam supernatural. (Thomas
Wall)
10. Dimensi Pandangan Hidup Islam
• Pandangan hidup Islam itu ….bukan sekedar
pandangan akal manusia terhadap dunia fisik atau
keterlibatan manusia didalamnya dari segi historis,
sosial, politik dan kultural…tapi mencakup aspek aldunyÉ dan al-Ékhirah, dimana aspek al-dunyÉ harus
terkait secara erat dan mendalam dengan aspek
akherat, sedangkan aspek akherat harus diletakkan
sebagai aspek final” .
S.M.N, al-Attas, Pro le g o me na, 1.
11. Epistemologi Islam dan Barat
ISLAM
BARAT
Asas:
Pandangan hidup Islam berdasarkan
wahyu,hadith, akal, pengalaman,intuisi
Asas:
Wordlview Barat berdasarkan Rasio
dan spekulasi filosofis.
Pendekatan: Tawhidi.
Pendekatan: dichotomis
Sifat: rasional, metafisis, dan suprarasional, ada yang permanen ada
yang berubah.
.
Makna Realitas dan Kebenaran:
al-Haqq dan al-Haqiqah, berdimensi
metafisik dan fisik, rasional.
Sifat: rasional, non-metafisis,
terbuka & selalu berubah.
Objek kajian: invisible & visible.
‘Ālam al-Mulk & ‘Ālam al-Syahādah
Objek Kajian:
Realitas empiris, non-metafisis
Makna Realitas & Kebenaran:
Truth berdimensi sosial, kultural,
empiris, rasional.
13. Periodesasi Islamisasi Dunia Melayu
Periode pertama (abad 13-14)
Islam masuk ke dunia Melayu melalui
pengetrapan syariah. Maka dari itu Fiqih dan
pengamalan Islam secara praktis disaat itu
sangat dominan, sehingga konsep Tuhan dalam
Islam belum banyak ditekankan. Konsep
fundamental tentang keesaan Tuhan masih
kabur, difahami secara samar-samar dan
bahkan bertumpang tindih dengan pandagan
hidup kuno Hindu-Buddha.
14. Periode kedua, (Abad 15-18 akhir)
Pada periode ini tasawwuf dan kalam
cukup dominan, sehingga konsep
fundamental tentang Keesaan Tuhan
dijelaskan. Pengaruh pandangan hidup
Islam terhadap pandangan hidup bangsa
Melayu dapat dilihat dari masuknya istilah
dan konsep-konsep Arab kedalam istilahistilah bahasa Melayu.
15. Periode ketiga anjutan periode kedua
Pada periode ini konsep-konsep dalam pandangan hidup
Islam telah diperkaya oleh konsep-konsep dari tradisi
intelektual Yahudi, Kristen dan ide-ide penting filsafat
Yunani yang abstrak yang telah diadapsi kedalam Islam.
Fenomena ini sendiri sudah menunjukkan betapa
universal dan internasional sifat Islamisasi itu.
Al-Attas, The Mysticism of Hamzah Fansuri. Kuala
Lumpur: University of Malaya Press, 1970, hal. 191-192
16. Hasil Islamisasi
Worldview Melayu
Melalui tasawwuflah masuknya semangat intelektual
dan rasional yang tinggi kedalam pikiran masyarakat
waktu itu, ia membangkitkan semangat intelektualisme
dan rasionalisme yang tidak wujud pada era praIslam… yang merevolusi pandangan hidup bangsa
Melayu-Indonesia, merubahnya dari suatu dunia
mitologi yang rapuh.. kepada dunia intelektualisme,
dunia akal dan dunia yang teratur; ia menekankan
kepercayaan kepada Tuhan.
Al-Attas, The Mysticism of Hamzah Fansuri. Kuala
Lumpur: University of Malaya Press, 1970, hal. 191-192
17. Hasil Islamisasi ….
Hasil dari Islamisasi Pandangan Hidup Bangsa Melayu adalah
Islamisasi konsep melalui perubahan istilah dalam bahasa Melayu.
Istilah bahasa Arab yang merubah atau menambah istilah yang
digunakan bangsa Melayu sejak abad ke 15 hingga sekarang
adalah sbb:
Konsep-konsep itu diantaranya adalah roh (ruh), akal (‘aql), kalbu
(qalb), nafsu (nafs), faham (fahm), jasad (jasad), jisim (jism),
jasmani (jusmani), jauhar (jawhar), juz (juz’), kuliah (kulliyah), ilham
(ilham), sedar (dari bahasa Arab sadr = dada), fikir (fikr), zikir
(dhikr), ilmu (‘ilm), yakin (yaqin), shak (shakk), zann (zann), jahil
(jahl), alam (alam), pengalaman (dari bahasa Arab: ‘alam), sebab
(sabab), musabab (musabbab), akibat (aqibah), hikmah (hikmah),
adab (adab), martabat (maratib), derajat (darajat), maudu’ (maudu’),
adil (adl), zalim (zulm), ma’rifat (ma’rifah), dan banyak lagi lainnya.
19. Lima karakteristik Peradaban Barat :
1) Mengandalkan akal semata-mata untuk membimbing
manusia mengarungi kehidupan.
2) Mengikuti dengan setia validitas pandangan dualistis
tentang realitas dan kebenaran.
3) Membenarkan aspek Being yang bersifat temporal
yang memproyeksikan suatu pandangan hidup
sekuler.
4) Pembelaan terhadap doktrin humanisme.
5) Peniruan terhadap drama dan tragedi yang dianggap
sebagai realitas universal dalam kehidupan spiritual,
atau transendental, atau kehidupan batin manusia,
yaitu dengan menjadikan drama dan tragedi sebagai
elemen yang riel dan dominan dalam jati diri dan
eksistensi manusia.
Al-Attas, Islam and Secularism, hal. 127–132.
20. “Selama lima ratus tahun terakhir, pemikiran
keagamaan dalam Islam telah secara praktis
menjadi beku”.
Dulu pemikiran Eropah mendapat insipirasi dari
dunia Islam, dan sebagai akibatnya semangat
dunia Islam bergeser ke Barat dan boleh
dikatakan sisi intelektual Barat merupakan
pengembangan dari bagian terpenting kultur
Islam.
Yang mengkhawatirkan kini kultur Barat yang
secara permukaan mengagumkan itu
membelenggu gerakan umat Islam sehingga
gagal mencapai sisi terdalam dari kultur Islam.
Iqbal
21. DEWESTERNISASI ILMU
PENGETAHUAN
Syed Muhammad Naquib al-Attas:
Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan
dugaan ke tahap metodologi ‘ilmiah ’ dan
menjadikannya sebagai alat epistemologi yang sah
dalam keilmuan.
Westernisasi ilmu bukan dibangun di atas Wahyu dan
kepercayaan agama, tetapi dibangun di atas tradisi
budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang
terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan
manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai etika dan moral, yang diatur
oleh rasio manusia, berubah terus menerus.
22. Problem Sains Modern sekular:
1. Pandangan sekular tentang alam semesta telah
menghilangan jejak Tuhan di dalam keteraturan alam.
Alam bukan lagi sebagai ayat-ayat Alah tetapi entitas
yang berdiri sendiri.
2. Alam digambarkan secara mekanistis sebagai mesin dan jam,
sehingga bisa ditentukan dan diprediksikan secara mutlak-yang
menggiring kepada munculnya masyarakat industri modern dan
kapitalisme.
3. Rasionalisme dan empirisisme.
4. Warisan dualisme Descartes telah memisahkan subyek yang
mengetahui dan obyek yang diketahui.
5. Alam di eksploitasi sebagai sumber kekuatan dan dominasi.
(Ibrahim Kalin, The philosophy of Seyyed Hossein Nasr, 453).
23. Problem epistemologi
Epistemologi sensualis dan empiris, yang
mendominasi horizon manusia Barat dizaman
modern ini, telah berhasil mereduksi realitas
dunia pengalaman kepada indera, jadi telah
membatasi makna realitas dan menghilangkan
konsep realitas Tuhan. Konsekuensi dari
perubahan dalam makna realitas ini adalah
bencana…
S.H. Nasr, The Need for a Sacred Science, New York,
SUNY Press, 1993. hal. 7 & 20.
24. Problem Pendidikan
Akar dari kemunduran umat Islam dalam
berbagai dimensi karena dualisme sistem
pendidikan. Dan mengatasi dualisme sistem
pendidikan inilah yang merupakan tugas terbesar
kaum Muslimin pada abad ke-15 H. Pada satu
sisi, sistem pendidikan Islam mengalami
penyempitan dalam pemaknaannya dalam
berbagai dimensi, sedangkan pada sisi yang lain,
pendidikan sekular sangat mewarnai pemikiran
kaum Muslimin.
Ismail Raji al-Faruqi (1921-1986)
25. Dampak Ilmu Pengetahuan Sekuler
Akibat dari penerimaan ilmu Barat sekuler adalah hilangnya Adab,
(desacralization of knowledge). Hilangnya Adab berimplikasi pada
hilangnya sikap adil dan kebingunan intelektual (intellectual
confusion), yaitu :
a) Ketidak-mampuan seseorang membedakan antara ilmu yang benar
dari ilmu yang dirasuki oleh pandangan hidup Barat.
b) Hilangnya Adab dalam masyarakat dg menyamaratakan setiap
orang dengan dirinya dalam hal pikiran dan perilaku.
c) Penghilangan otoritas resmi dan hirarki sosial dan keilmuan.
d) Mengkritik ulama dimasa lalu yang banyak memberi kontribusi
kepada ilmu pengetahuan Islam.
S. M. N. al-Attas, Islam, Secularism and the Philosophy of the Future,
London, Mansell, 1985. hal. 104 - 5
26. Dampak ……………………….
Westernisasi ilmu telah mengangkat keraguan dan
dugaan ke tahap metodologi ‘ilmiah ’ dan menjadikannya
sebagai alat epistemologi yang sah dalam keilmuan.
Westernisasi ilmu bukan dibangun di atas Wahyu dan
kepercayaan agama, tetapi dibangun di atas tradisi
budaya yang diperkuat dengan spekulasi filosofis yang
terkait dengan kehidupan sekular yang memusatkan
manusia sebagai makhluk rasional. Akibatnya, ilmu
pengetahuan dan nilai-nilai etika dan moral, yang diatur
oleh rasio manusia, berubah terus menerus.
Syed Muhammad Naquib al-Attas
27. “Tanpa Wahyu, ilmu sains dianggap satusatunya pengetahuan yang otentik ( science
is the sole authentic knowledge) dan ilmu
pengetahuan hanya dikaitkan dengan
fenomena. Akibatnya, kesimpulan kepada
fenomena akan selalu berubah sesuai
dengan perkembangan zaman. Tanpa
Wahyu, realitas yang dipahami hanya
terbatas kepada alam nyata ini yang
dianggap satu-satunya realitas.”
Syed Muhammad Naquib al-Attas
28. Tantangan terbesar yang dihadapi
kaum Muslimin adalah ilmu
pengetahuan modern yang tidak netral
telah merasuk ke dalam pradugapraduga agama, budaya dan filosofis,
yang sebenarnya berasal dari refleksi
kesadaran dan pengalaman manusia
Barat. Jadi, ilmu pengetahuan modern
harus diislamkan.
Syed Muhammad Naquib al-Attas (1931)
29. Rationale Islamisasi
1) Problema terpenting yang dihadapi ummat Islam
saat ini adalah masalah ilmu pengetahuan
modern
2) Ilmu pengetahuan modern tidaklah bebas nilai
(netral), sebab ia dipengaruhi oleh pandanganpandangan keagamaan, kebudayaan, dan filsafat,
yang mencerminkan kesadaran dan pengalaman
manusia Barat.
3) Ummat Islam, karena itu, perlu mengislamkan
ilmu pengetahuan masa kini dengan
mengislamkan simbol-simbol linguistik tentang
realitas dan kebenaran.
Naquib al-Attas
30. Jika prinsip-prinsip dan metode-metode
dasar ilmu-ilmu ini tidak dapat ditundukkan
oleh suatu bentuk formula yang
mengIslamkan, sedangkan semua itu
membahayakan, maka, sebagaimana
asalnya, semua itu akan terus berbahaya
terhadap kesejahteraan Masyarakat Islam.
Al-Attas
32. Wahyu merupakan sumber ilmu tentang
realitas dan kebenaran akhir berkenaan
dengan makhluk ciptaan dan Pencipta.
Wahyu merupakan dasar kepada kerangka
metafisis untuk mengupas filsafat sains
sebagai sebuah sistem yang
menggambarkan realitas dan kebenaran
dari sudat pandang rasionalisme dan
empirisisme.
Syed Muhammad Naquib al-Attas
34. Makna Ilmu
Ilmu adalah representasi makna
sesungguhnya dari realitas, bentuk, mode,
kuantitas, substansi dan esensi sesuatu
oleh jiwa yang rasional lagi tenang (al-nafs
al-nNatiqah al-mutma’innah). Jadi subyek
atau al-‘Alim adalah dia yang mengetahui
dan menangkap serta memahami,
sedangkan obyek atau al-ma‘lum adalah
esensi sesuatu, yang ilmunya terukir
didalam jiwa.
Al-Ghazali, al-Risalah al-Laduniyyah,
35. Ketika realitas-realitas yang dapat
dinalar itu terukir dalam jiwa yang
rasional maka realitas-realitas itu
memjadi ilmu.
Al-Ghazali, al-Mustasfa, 69.
36. Worldview, Ilmu, Obyek dan Subyeknya
Ilmu
Al-Ma’lum
Realitas
Al-Alim
Worldview
Konsep Tuhan
Konsep Ilmu
Konsep Kehidupan
Konsep manusia
Konsep moralitas
Konsep Ukhuwwah
Konsep Jihad
Konsep Alam Semesta
dsb
37. Islamisasi ilmu pengetahuan dalam pengertian alAttas adalah:
Pembebasan manusia pertama-tama dari tradisi
magis, mitologis, animistis, kultur-nasional (yang
bertentangan dengan Islam), dan kemudian dari
belenggu faham sekular atas pikiran dan
bahasanya …. Juga suatu pembebasan dari
kontrol dorongan fisiknya yang cenderung
sekuler dan tidak adil terhadap hakekat diri atau
jiwanya. …Islamisasi adalah suatu proses
menuju bentuk asalnya…
Al-Attas, Islam and Secularism
38. It is the western scientific conceptual scheme
within which we are working. That is why serious
and concerned Muslim feel the tension between,
not only that scheme and the Islamic values and
belief system, but between the scientific
knowlede itself and Islam as well. As a result,
today we have the great effort offered by
Profesor al-Attas as Islamization.
Alparslan Acikgenc
39. Proses Islamisasi
Pertama mengisoliir unsur-unsur dan konsepkonsep kunci yang terbentuk oleh budaya dan
peradaban Barat (5 unsur yang telah
disebutkan sebelumnya), dari setiap bidang
ilmu pengetahuan modern saat ini, khususnya
dalam ilmu pengetahuan humaniora. Namun,
ilmu-ilmu alam, fisika dan aplikasi harus
diislamkan juga khususnya dalam penafsiranpenafsiran akan fakta-fakta dan dalam
formulasi teori-teori.
40. Prosesnya menurut al-Attas, adalah dengan menguji
secara kritis :
1)
2)
3)
4)
5)
6)
7)
8)
Metode-metode ilmu modern;
Konsep-konsepnya,
Teori-teorinya, dan simbol-simbolnya;
Aspek-aspek empiris dan rasional, dan aspek-aspek yang
bersinggungan dengan nilai dan etika;
Teorinya tentang alam semesta;
Interpretasinya tentang asal-usul Alam; Rasionalitas proses-2
alam.
Pemikirannya tentang eksistensi dunia nyata,
Klassifikasinya tentang ilmu; batasan-batasannya dan kaitannya
antara satu ilmu dengan ilmu-ilmu lain, dan hubungan sosialnya.
41. Kedua, memasukan elemen-elemen dan konsep-konsep
kunci Islam kedalam setiap cabang ilmu pengetahuan
masa kini yang relevan. Konsep-konsep dasar Islam itu
diantaranya adalah
1) Konsep din,
2) Konsep manusia (insan),
3) Konsep ilmu (ilm dan ma’rifah),
4) Konsep keadilan (‘adl),
5) Konsep amal yang benar (amal sebagai adab) dan
semua istilah dan konsep yang berhubungan dengan itu
semua.
6) Konsep tentang universitas (kulliyah, jami’ah) yang
berfungsi sebagai bentuk implementasi semua konsepkonsep itu dan menjadi model sistim pendidikan.
Prolegomena, hal.. 114
42.
43. (1) menguasai disiplin-disiplin ilmu pengetahuan
(2) mensurvey disiplin-disiplin ilmu pengetahuan
(3) menguasai warisan Islam: antologi
(4) menguasai warisan Islam: analisis
(5) menetapkan relevansi Islam kepada disiplin-displin
(6) menilai kritis disiplin-disiplin modern
(7) menilai kritis warisan Islam
(8) mensurvei problem-problem utama ummat
(9) mensurvei problem-problem utama manusia
(10) analisa kreatif dan sintesis
(11) buku-buku teks Universitas
(12) penyebaran ilmu pengetahuan Islam.
44. Ilmu Pengetahuan Barat
Warisan Islam
Menguasai disiplin ilmu pengetahuan substansif
menguasai teknnik-teknik analitis dan sintetis
Buku-buku teks Universitas
48. Da ri WORLDVIEW
Menuju ISLAMISASI
W
O
R
L
D
V
I
E
W
konsep
konsep
konsep
Tawhid
konsep
konsep
konsep
konsep
konsep konsep
Islamic scientiic
conceptual scheme
Asumsi
Metodologi
Teori
Simbol-2
Approach
ILMU
ISLAM