SlideShare a Scribd company logo
1 of 50
Download to read offline
PENGARUH ISLAM DALAM KEBUDAYAAN MASA KINI
(IPTEK DAN MEDIA SOSIAL)
MPKT Agama
Kelompok 3
Ahmad Tirmidzi
Aisa Amanda
Anisa Yuniastuti
Chendy
Khairunnisa Nazhifah
Nafizatus Salmi
Nur Atikah Tadjuddin
Safira Nurul Imani
Siti Sa’diyah
FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM
UNIVERSITAS INDONESIA
2016
2
Daftar Isi
A. BAB I
Latar Belakang………………………………………………………3
B. BAB II
1. Konsep Kebudayaan Islam…………………………………………....4
2. IPTEK
2.1 Pengertian IPTEK……………………………………….…..5
2.1.1 Kewajiban mencari Ilmu…………………………...8
2.1.2 Pengaruh Iptek dalam Kehidupan………………….9
2.2 IPTEK Dalam Pandangan Islam……………………………14
2.3 Penerapan IPTEK Dalam Islam…………………………….16
2.4 Islam dan Perkembangan TIK………………………………21
2.5 Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEK………………23
3. Pengertian Media Sosial……………………………………………...23
3.1 Media Sosial dalam Perspektif Islam……………………………..24
3.2 Adab Menggunakan Media Sosial dalam Pandangan Islam……...27
3.3 Peran Media Sosial dalam Dakwah Islam……………………,,,30
3.4 Ujian dan Fitnah dalam Media Sosial…………………………..33
3.5 Penyelesaian Kepada Masalah Pengguna Media Sosial Sebagai Medium
Pembelajaran Agama dari Perspektif Islam……………………36
3.6 Ciri-Ciri Media Sosial…………………...…………………..39
3.7 Penyalahgunaan Media Sosial………………………………40
3.8 Dampak Media Sosial…………………………………………..43
3.8.1 Dampak Positif Media Sosial dalam kacamata
Islam……………………………………………………43
3.8.2 Dampak Negatif Jejaring Sosial dalam kacamata
Islam……………………………………………………45
C. BAB III
Kesimpulan…………………………………………………………..……49
Saran……………………………………………………………………….49
D. Daftar Pustaka…………………………………………………………..50
3
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Di dunia yang serba modern ini penggunanan internet sudah sangat
menyebar luas. Kecenderungan masyarakat dunia dalam menggunakan
internet di dukung oleh banyaknya aplikasi-aplikasi yang memudahkan
pekerjaan manusia, salah satunya media sosial memudahkan dalam menjalin
komunikasi. Hal ini menunjukkan beapa besarnya peran media sosial dalam
kehidupan masyarakat modern.
Menurut data update aplikasi jejaring sosial 2016, ada 15 media sosial
yang beredar di dunia modern ini. 15 media sosial ini hampir semuanya
mempunyai fungsi yang sama, yakni sebagai alat untuk komunikasi. Namun
bukankah terlalu banyak jika ada 15 aplikasi berbeda dengan tujuan
penggunaannya sama?.
Saat ini bahkan tidak terfikirkan lagi tentang banyaknya media sosial yang
beredar, mengapa demikian?. Manusia dunia modern sudah memiliki
kecenderungan yang signifikan terhadap media sosial. Kita bisa melihat ini
sebagai suatu masalah, karena kecenderungan ini mempengaruhi pola perilaku
manusia dan tata kehidupan disekitarnya. Baik hal tersebut berupa dampak
negatif ataupun positif. Jika melihat kondisi saat ini telah banyak sekali
dampak positif yang telah diberikan dalam jejaring sosial ini dan kebanyakan
sesuai dengan ajaran Islam. Akan tetapi jejaring sosial pun juga dapat
memberikan dapak negatif bagi penggunannya, ini berdasarkan kasus‐kasus
yang tidak bermoral ataupun tidak berpendidikan telah terjadi pada saat ini,
yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
4
BAB II
PEMBAHASAN
1. Konsep Kebudayaan Islam
Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu
budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar,
perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan, kesanggupan. Jadi
kebudayaan berarti kumpulan segala usaha dan upaya manusia yang dikerjakan
dengan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup
(Sidi Gazalba, 1998 : 35)
Oleh karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan berarti kita
membicarakan kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya. Dengan melakukan
berbagai kegiatan dan aktivitasnya manusia berusaha dengan daya upaya serta
dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengerjakan sesuatu guna
kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup itu dapat dicapai jika manusia mampu
menggunakan akal budinya dengan baik.
Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi. Usaha kebudayaan
adalah pendidikan. Kebudayaan adalah pergaulan hidup diantara manusia dengan
alam semesta. Boleh jadi kebudayaan adalah usaha manusia melakukan tugas hidup
sebagai khalifah fil ardli (wakil Tuhan di bumi).
A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, telah mengumpulkan kurang lebih 161 definisi
tentang kebudayaan (Musa Asy’ari.1992) secara garis besar definisi sebanyak itu
dapat dikelompokkan dalam enam kelompok, sesuai dengan sudut pandang mereka.
Kelompok pertama melihat dan pendekatan historis, kedua dari pendekatan normatif
oleh Ralph Linton, ketiga dari pendekatan psikologi oleh Kluckkhonh, keempat dari
pendekatan structural oleh Turrney, kelima dari pendekatan genetik oleh Bidney dan
keenam dengan pendekatan deskriptif oleh Taylor.
Dilihat dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang definisi kebudayaan,
menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan suatu persoalan yang sangat luas,
namun esensinya adalah bahwa kebudayaan itu melekat dengan diri manusia.
Artinya, manusialah itu pencipta kebudayaan. Kebudayaan itu hadir bersama dengan
kelahiran manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat dilihat dari
dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai sutau
produk.
5
Al Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan
meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan
suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang
menyatu dalam suatu perbuatan. Oleh karena itu, secara umum kebudayaan dapat
dipahami sebagai hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia. Ia tidak
mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, namun bisa jadi lepas dari nilai-nilai
ketuhanan.
Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya
manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal
manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal, budi rasa dan karsa yang telah
terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi
sebuah peradaban.
Dalam perkembangannya kebudayaan perlu dibimbing oleh wahyu dan
aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber
dari nafsu hewani dan setan, sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama
berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya
sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islami.
Oleh karena itu, misi kerasulan Muhammad SAW sebagaimana dalam
sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Artinya Nabi
Muhammad SAW, mempunyai tugas pokok untuk membimbing manusia agar
mengembangkan kebudayaan sesuai dengan petunjuk Allah.
Awal tugas kerasulan Nabi meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam yang
kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan
Jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses
panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya setempat dengan nilai-niali Islam itu
sendiri, kemudian menghasilkan kebudayaan Islam, kemudian berkembang menjadi
suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal.
2. IPTEK
2.1 Pengertian IPTEK
Dilihat dari segi kata, IPTEK merupakan akronim dari dua kata
yaitu: Ilmu dan Teknologi, dimana kedua meskipun berbeda tapi memiliki
keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing dari
pengertiannnya akan dibahas
6
Pertama ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh upaya
sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman
manusia dari berbagai aspek realitas di alam manusia. Aspek-aspek
tersebut dibatasi untuk menghasilkan formula yang pasti. Ilmu
memberikan kepastian untuk membatasi ruang lingkup pandangannya, dan
kepastian ilmu yang diperoleh dari keterbatasan.
Ilmu tidak hanya pengetahuan (knowledge), namun meringkas satu
set teori berbasis pengetahuan yang disepakati dan dapat diuji secara
sistematis dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu
tertentu. Dalam cahaya filsafat, ilmu terbentuk karena orang mencoba
untuk berpikir lebih tentang pengetahuan mereka. Sains adalah produk
epistemologi.
Ilmu alam hanya bisa memastikan setelah lapangan terbatas pada
Baha’i (material saja), atau psikologi hanya bisa meramalkan perilaku
manusia jika pandangannya terbatas pada lingkup aspek umum perilaku
manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam
untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana jarak matahari dan bumi,
atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang wanita muda cocok menjadi
perawat.
Beberapa ahli memiliki pendapatnya tentang definisi dari ilmu
 Menurut Minto Rahayu
Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan
berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat
pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum
dicoba dan diuji
 Menurut Thomas Kuhn
Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan,
bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya
 Menurut dr. Maurice bucaille
Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam
jangka waktu yang lama maupun sebentar.
7
 Menurut Popper
Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin
direorganisasi.
Sedangkan Islam memiliki pengertian tersendiri dalam
mendefinisikan pengertian dari ilmu. Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu
dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu
pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW.
Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan,
Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan
Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya (Q.S. Al-A’laq;1-5).
Sedangkan istilah teknologi merupakan produk ilmu
pengetahuan.Dalam sudutpandang budaya, teknologi merupakan salah
satu unsur budaya sebagai hasilpenerapan praktis dari ilmu
pengetahuan.Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki
karakteristik obyektif dan netral.Dalam situasi tertentu teknologitidak
netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan
potensikekuasaan.Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan
teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi
diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan
ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis”.
Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan
dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak
negative berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan
lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran
islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh
dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal
budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu
ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi (mutlak) karena
8
bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena
bersumber dari akal pikiran manusia.
2.1.1 Kewajiban mencari Ilmu
Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah
kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang
ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang
berpegang teguh dan sungguh-sungguh berpedoman pada Al-Qur’an dan Al-
Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang
muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan).
Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang
menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan)
dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil).
Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib
bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya
bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu
Majah dan lainya).
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara
manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu
pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (Q.S.
Lukman ; 20).
9
Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling
utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu
itu kepada orang lain.”(HR. Ibnu Majah).
Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut
ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang
paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan
ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta’adi (dapat
berkembang) yang manfaatnya bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan
itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain.
2.1.2 Pengaruh Iptek dalam Kehidupan
Meskipun perkembangan IPTEK juga telah dirasakan oleh
masyarakat di negara Indonesia namun perkembangan ilmu pengetahuan
dan teknologi di negara ini tertinggal jauh jika dibandingkan
dengannegara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di negara-
negara Asia misalnya Jepang dan China.
Perkembangan IPTEK di Indonesia memang masih memprihatinkan.
Realitas yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa
bidang IPTEK yang telah dicapai selama ini seperti mendapat medali emas
pada International Exhibition of Invention New Technique and Product,
memperoleh The First Step to Nobel Prize di bidang fisika tingkat SMA,
temuan alat pengukur curah hujan oleh LIPI, temuan aplikasi teknologi
DNA, temuan bibit padi unggul, temuan vector medan laju percepatan
gerakan lempeng tektonik akibat maraknya bencana gempa bumi di
Indonesia, rancang bangun pesawat remotely piloted vehicle, memperoleh
penghargaan internasional Fellowship L’Oreal-Unesco for Woman in
Science dan masih banyak lagi lainnya, terlebih lagi di bidang TI banyak
sekali pemuda Indonesia yang telah menghasilkan berbagai macam
perangkat lunak buatan dalam negeri, yang memang semua itu perlu
disyukuri.
Hambatan perkembangan IPTEK di negara Indonesia ini disebabkan
oleh beberapa faktor, antara lain :
10
 Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal
 Sikap terhadap teknologi belum menunjang
 Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar
dalam kehidupan masyarakat
 Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau
kebijakan nasional.
 Kapasitas inovasi nasional yang masih rendah
 Kolaborasi antara universitas, litbang, dan industri yang masih perlu
dibangun
 Penggunaan paten sebagai alat perlindungan hak cipta penemu dan
sekaligus alat untuk diseminasi teknologi yang perlu dibangun lebih
baik
 Kendala lain yang penting adalah dukungan pemerintah dalam bentuk
pembelian teknologi canggih hasil litbang dalam negeri (government
procurement of advanced technology product) yang masih rendah.
Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk
meningkatkan kemajuan IPTEK di Indonesia, yaitu :
 Menciptakan kebijakan-kebijakan IPTEK yang segaris lurus dengan
penciptaan kesejahteraan masyarakat.
 Keterlibatan pihak swasta khususnya anggaran-anggaran penelitian
dan pengembangan.
 Merangsang peneliti untuk lebih giat dan aktif melakukan penelitian
dan pengembangan IPTEK.
 Pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk pembelian teknologi
canggih hasil litbang dalam negeri (government procurement of
advanced technology product) yang masih rendah.
Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berpengaruh
terhadap seluruh aspek/bidang kehidupan manusia, diantaranya :
Pengaruh IPTEK dalam bidang Pendidikan
11
Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam
bidang Pendidikan, antara lain :
a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu
dan pusat pendidikan sehingga guru bukannya satu-satunya sumber ilmu
pengetahuan.
b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan
siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi
terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami
materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan
teknologi bisa dibuat konkret.
Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga
memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Pendidikan, antara lain :
a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Dalam hal ini Program tes
inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes. Test dapat diakses
melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah tes psikologi
yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus
berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut.
b. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan
tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan dalam bidang pendidikan juga
mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral
yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan
berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain.
Pengaruh IPTEK dalam bidang Informasi dan Komunikasi
Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam
bidang Informasi dan Komunikasi, antara lain :
a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan
terbaru seluruh dunia melalui internet.
b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat
jauh hanya dengan melalui handphone.
12
Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga
memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Informasi dan
Komunikasi, antara lain :
a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris
b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet
yang bisa disalahgunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu
Pengaruh IPTEK dalam bidang Ekonomi dan Industri
Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam
bidang Ekonomi dan Industri, antara lain :
a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi
b. Terjadinya industrialisasi
c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat.
Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga
memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Ekonomi dan Industri,
antara lain :
a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai
kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan
b. Sifat konsumtif manusia. Hal ini akan melahirkan generasi yang secara
moral mengalami kemerosotan, yaitu berperilaku konsumtif, boros dan
memiliki jalan pintas yang bermental “instant”.
Pengaruh IPTEK dalam bidang Sosial Budaya
Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam
bidang Sosial Budaya, antara lain :
a. Adanya emansipasi wanita.
Setiap wanita berhak menentukan hidupnya dalam berkarir. Dalam
hal ini ditunjukkan banyaknya wanita-wanita yang memiliki karir,
misalnya sebagai anggota DPR, Gubernur, Guru, Dokter, dll.
b. Meningkatnya rasa percaya diri
Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena
yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan
rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin
13
kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa
Asia.
Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga
memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Sosial Budaya, antara
lain :
a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di
kalangan remaja dan pelajar.
Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada
upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan
sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin
dalam rohani”.
b. Menurunnya rasa kebersamaan dan persatuan dalam setiap manusia.
Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin
meningkat,serta semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di
masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah
melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam
menciptakan kesatuan sosial.
Pengaruh IPTEK dalam bidang Kesehatan
Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam
bidang Kesehatan, antara lain :
a. Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius,
transplantasi vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan dalam rangka
peningkatan kesehatan masyarakat.
b. Ditemukannya alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang telah
rusak. Misalnya mata (baik mata buatan maupun donor mata), ginjal dan
jantung.
Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga
memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Kesehatan, antara lain :
1. Radiasi
14
Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon
genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya
meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh
buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga
30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic
melanoma, dan kanker kelenjar ludah.
2. Gangguan Reproduksi
Seperti sebuah mitos, tetapi ada sedikit data yang menyebutkan
bahwa handphone dapat memberikan efek pada kesuburan pria. Faktanya,
sebuah penelitian yang dipublikasikan jurnal medis, Fertility & Serility,
menguji penggunaan handphone oleh 361 pria pada sebuah klinik
kesuburan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin sering seorang pria
menggunakan handphone-nya, semakin rendah jumlah, kualitas dan
ketahanan sperma mereka.
2.2 IPTEK Dalam Pandangan Islam
Ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur’an mengandung isyarat
perintah yang langsung dan tegas untuk menuntut ilmu pengetahuan (proses
belajar):[5] QS. al-‘Alaq:1-5, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu
Yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah,
dan Tuhanmu-lah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan
perantaran kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak
diketahuinya”. Nabi Muhammad SAW bersabda:
“Setiapmuslimdanmuslimahwajibmenuntutilmu”(Fazul-Ul-
Karim,1971,hal.20). Dan dalam sabdanya yang lain:
“CarilahilmumeskidinegeriCina”(Fazul-Ul-Karim,1971,hal.20).“Siapa saja
yang tengah sibuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah memberikan
bimbingan-Nya untuk menuju ke surga. Sementara para malaikat
mengepakkan sayap-sayapnya untuk memberikan naungan kepada orang
yang menuntut ilmu pengetahuan”(Ul-Karim,1971,hal. 20).
Perintah Nabi di atas membawa konsekuensi hukum, bahwa menuntut
ilmu adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang Islam.
15
Kewajiban ini telah disepakati oleh semua ahli hukum Islam baik dari
kalangan tradisional maupun modernis.
Sungguhpun demikian, menuntut ilmu pengetahuan tidak terbatas bersumber
pada al-
Qur’andansunnahNabi.Dianjurkanagarmereka(umatIslam)menuntutilmupeng
etahuandinegara-
negarayangkadarilmupengetahuannyasangatluasdantinggi.Dalamal-
Qur’anAllah menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah cara terbaik dan
terpenting yang bisa menuntun kepada iman. Bahkan Allah juga menegaskan
bahwa mencari ilmu pengetahuan adalah suatu sarana untuk lebih
mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Lebih lanjut ditegaskan pula bahwa
mencari ilmu pengetahuan merupakan perilaku agung yang bisa mengangkat
nilai dan status derajat seseorang yang melakukannya: QS. al-Mujaadilah: 11,
“Danapabiladikatakan:"Berdirilahkamu",makaberdirilah,niscayaAllahakanme
ninggikanorang-orangyangberimandiantaramudanorang-
orangyangdiberiilmupengetahuanbeberapa derajat. Dan Allah Maha
Mengetahui apa yang kamu kerjakan”
Kita sebagai umat Islam, harus selalu bersyukur kepada Allah yang
telah mengaruniai agama Islam sebagai pedoman hidup yang lurus lengkap
dan sempurna sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’ansurat al-Maidah ayat
3 (tiga):
“PadahariinitelahAkusempurnakanuntukmuagamamudantelahAkucukupkank
epadamunikmat-KudantelahAkuridhaiIslam menjadi agamamu”.
Salah satu keagungan nikmat yang dikaruniakan Allah bagi umat
Nabi Muhammad SAW ialah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi.
Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan
kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi
kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah
telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat
saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi.
Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat
dipisahkan satu sama lain. Ilmu merupakan sumber teknologi yang mampu
16
memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide-
ide. Adapun teknologi merupakan terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat
ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong
manusia untuk berkembang lebih maju lagi.[6]
Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi yang gemilang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan
penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan
selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia
menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf
hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh
masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para
raja dahulu kala. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf
kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang
lebih banyak lagi.
Agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan
teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di
zaman lampau, di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang akan datang.
Demikian pula ajaran Islam tidak akan bertentangan dengan teori-teori
pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan
obyektif.
2.3 Penerapan IPTEK Dalam Islam
Penerapan sains yang benar dan tepat sasaran yang dilandasi oleh
nilai Islam sudah pasti memberikan kemakmuran dan kesejahteraan serta
mengangkat harkat dan martabat manusia lebih baik dan tinggi di sisi Allah.
Karena dalam Islam orang yang berilmu dan menggunakan ilmunya di jalan
Allah untuk kemaslahatan umat manusia, oleh Allah akan diangkat
derajatnya lebih tinggi dari mereka yang tidak berilmu, karena dapat
memberikan manfaat bagi orang lain. Tapi sebaliknya penguasaan dan
penerapan yang salah dan tidak dilandasi oleh nilai-nilai agama, kata Allah,
tunggulah giliran kehancuran.[7]
Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis
17
untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam al-
Qur’an,sebabkitabsuciinibanyakmengupasketerangan-
keteranganmengenaiilmupengetahuandanteknologi.Sebagaicontohadalahfirm
anAllahSWTdalamsuratal-Anbiyaayat80:
“TelahKamiajarkankepadaDaudmembuatbajubesiuntukkamugunamemelihara
diridalampeperanganmu.Makahendaklahkamubersyukur(kepadaAllah)”.
Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah salah satu kunci
keunggulan suatu bangsa atas bangsa lainnya. Namun yang lebih vital dari itu
adalah motivasi sehingga suatu bangsa menguasai iptek, karena selama
motivasi ini ada, maka bangsa itu tak kan pernah kenal lelah untuk
mempelajari dan mengembangkan iptek, serta menyiapkan segala
infrastruktur yang diperlukannya. Dia tak cuma akan mengejar
ketinggalannya, namun juga akan selalu bisa mempertahankan keunggulan
yang telah diraihnya.
Suatu perbuatan bisa didorong oleh tiga hal:
–karenapaksaan,ancaman,hukuman
–karenarangsangankeuntunganekonomi
–karenakeyakinan,bahwapekerjaanitubenardanharusdilakukan.
Paksaan atau rangsangan adalah motivator bermutu rendah . Dia mudah
ditimbulkan, namun mudah pula hilang. Dia tidak bisa melahirkan suatu
kesinambungan sendiri. Pembangunan iptek yang dilakukan karena paksaan
suatu rejim tirani misalnya, akan segera berhenti bila paksaan itu
dikendorkan. Akibatnya, untuk menghidupkan iptek, rakyat dan para
ilmuwan harus terus menerus hidup dalam ketakutan.
Motivasi yang paling tinggi nilainya adalah keyakinan, bahwa
pekerjaan itu benar dan harus dilakukan. Keyakinan itu memerlukan waktu
untuk ditanamkan ke dada manusia, namun sekali tertanam ia akan “hidup”
terus, selama bisa mewariskan ke generasi berikutnya. Manusia akan bekerja
bebas tanpa paksaan, merdeka tanpa harus tunduk pada kendala ekonomi;
mereka bekerja semata-mata karena yakin kebenarannya, dan untuk itu
mereka akan selalu menemukan jalan, agar pekerjaannya bisa berhasil.
Motivasi inilah yang dimiliki oleh para Nabi, yang juga diwarisi ummat
18
Islam di masa lalu, sehingga bisa mengangkat bangsa yang
“ummiy”(butahuruf)menjadibangsayangmeninggalkanjejakyangluarbiasapad
aduniaiptek.
 Yang pertama adalah membaca dan menulis
Ayat yang turun pertama-tama adalah ayat tentang perintah membaca.
Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah
menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah
Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam;
Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:1-5)
Ayat kedua tentang menulis:
Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, (QS. 68:1)
 Menggunakan akal, Memperhatikan alam ? Sains
Selanjutnya Allah memerintahkan menggunakan akal, menyebut
kedudukan yang tinggi bagi orang-orang yang melihat alam, berpikir,
memahaminya dan mempertebal keimanannya:
Dan tak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah
murka kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. (QS.
10:100)
Katakanlah: “Samakahorang-orangyangmengetahuidengan yang tidak
mengetahui?”Sesungguhnyayangberakallahyangdapatmenerimapelajaran.(QS
.39:9)
Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya,
hanyalah yang berilmu …(QS.35:28)
Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan
ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu,
supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah
tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia
menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang
mengetahui. (QS. 10:5)
Katakanlah:
“Perhatikanlahapayangadadilangitdandibumi.Tidaklahbermanfa’attandakekua
saanAllahdanrasul-rasulyangmemberiperingatanbagiorang-
19
orangyangtidakberiman”.(QS.10:101)
 Menundukkan alam dengan Sunnatullah ? Teknologi
Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk
(kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan
menyempurnakan untukmu ni’mat-
Nyalahirdanbatin.Dandiantaramanusiaadayangmembantahtentang (keesaan)
Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi
penerangan. (QS. 31:20)
Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada
di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang
demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum
yang berfikir. (QS. 45:13)
 Metode ala Sunnah
Rasulullah sendiri telah meletakkan fondasi infrastruktur pengembangan
iptek pada kaum muslimin. Banyak contoh-contoh yang diberikan Nabi dan
lalu diteruskan oleh para salafus shaleh, yang menjadikan ummat Islam
dalam waktu singkat bisa mengungguli iptek yang pernah dikuasai oleh
bangsa manapun sebelumnya, baik itu bangsa Persia, Romawi, Mesir, India
maupun Cina.
1. Pembentukan penalaran ilmiah
Sejak mula, Islam tidak menerima pendapat tanpa argumentasi rasional,
siapapun yang mengucapkan.
“Kemukakanargumentasikalian,jikakalianmemangbenar“.(QS.27:64)
Islam tidak mengakui sangkaan (zhan) untuk hal-hal yang perlu keyakinan
penuh dan ilmu yang akurat.
“Merekatidakmempunyaisesuatupengetahuanpuntentangitu.Merekatidaklainh
anyalahmengikutisangkaan,sedangsesungguhnyasangkaanitutiadaberfaedahse
dikitpununtukkebenaran”.(QS.53:28)
Islam menolak subyektivitas emosi, sebab apapun kesimpulannya, ia
berinteraksi pada hukum alam.
“Makaputuskanlahdiantaramanusiadenganbenardanjanganlahmengikutihawa
nafsu,karenaiaakanmenyesatkankamudarijalanAllah.”(QS.38:26)
20
Islam mengikis patuh buta (taklid), baik itu kepada nenek moyang,
pemimpin, apalagi pada orang awam.
Dan apabila dikatakan kepada mereka:
“IkutilahapayangtelahditurunkanAllah”.Merekamenjawab:“Kamihanyamengi
kutiapayangtelahkamidapatidarinenekmoyangkami”.Apakahmerekaakanmen
gikutijuga,walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu
apapun, dan tidak mendapat petunjuk?. (QS. 2:170)
Dan Islam mementingkan pengamatan empiris terhadap langit dan bumi dan
segala isinya.
“dibumiituterdapattanda-tandabagiorang-orangyangyakin,dan(juga) pada
dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?”(QS.51:20-21)
2. Pemberantasan buta huruf
Pada peristiwa Badr, Rasulullah menawan 70 orang. Sebagian dari mereka
menebus dirinya dengan mengajar baca-tulis sepuluh anak kecil muslim
hingga bisa. Orang Madinah waktu itu umumnya buta huruf. Di antara
“alumniPBH”iniadalahZaidbinTsabit,yangkemudian menjadi penulis wahyu.
3. Mempelajari bahasa asing
Rasulullah diutus untuk seluruh alam (QS 7:158), padahal ia seorang Arab
dan Quran pun berbahasa Arab. Karena itu Rasulullah lalu memerintahkan
para sahabat belajar bahasa-bahasa asing kaum yang akan dihubungi (Persia,
Romawi, Syria dll) untuk menerjemahkan surat-surat beliau.
4. Pengumpulan data / Statistik
Khudhaifah bin Al-Yaman bercerta: Kami pernah bersama-sama Rasulullah,
dan beliau bersabda, “Buatkanpendataanuntukkusiapa-siapayangsudahmasuk
Islam”.(HR.Bukhari-Muslim).
5. Perencanaan
Dalam sejarah Nabi, tampak bahwa setiap keputusan beliau direncanakan
secara matang, baik ketika akan menyampaikan wahyu ke khalayak,
melakukan hijrah maupun ketika mengatur strategi perang. Setelah
merencanakan sebaik-baiknya itulah, baru kita menyerahkan hasilnya kepada
Allah (tawakkal).
6. Pengakuan metode eksperimental
21
Pada kasus pencangkokan kurma yang ternyata gagal, Rasulullah bertanya:
“Apayangterjadi?”.Merekamenjawab:“Bagindatelahmengatakanbegini dan
begitu”.Rasulullahbersabda:“Kalianlebihtahuurusanteknikduniakalian”.(HR
Muslim).
Di hadits lain, Rasul bersabda:
“Ucapankudahuluhanyalahdugaanku.Jikaberguna,lakukanlah.Akuhanyalahse
orangmanusiasepertikamu.Dugaanbisabenarbisa salah. Tetapi apa yang
kukatakan kepadamu dengan Allah berfirman, maka aku tak akan pernah
berdusta terhadap Allah. (HR Ahmad)
7. Memegang pendapat pakar dan ilmuwan
…dantidakadayangdapatmemberimuinformasisepertiyangdiberikanolehpakar
nya.(QS. 35:14)
Setiap hal ada ilmunya, setiap ilmu ada pakarnya. Dalam hal-hal teknis,
Rasulullah selalu menggunakan bantuan para pakar, baik sebagai guide
ketika hijrah, maupun ketika mengatur taktik perang. Guide Rasul ketika
Hijrah adalah seorang musyrik.
8. Memetik segala yang bermanfaat
Rasulullah bersabda:
“Ilmuitubagaibinatangsesatorangmukmin.Dimanapuniamenemukannya,ialebi
hberhakatasnya”(HRTirmizidanIbnuMajah).
Atas dasar ini, maka ummat Islam tidak pernah merasa risi belajar ilmu-ilmu
yang tidak terwarnai pandangan hidup pemiliknya, seperti matematika, fisika,
kedokteran, ilmu militer hingga administrasi.
9. Memberantas tahayul dan khurafat
Dari Ibnu
‘Umar,Rasulullahbersabda:“Gerhanamataharidanbulantidakterjadikarenakem
atianatau kelahiran seseorang tetapi keduanya adalah tanda-tanda kekuasaan
Allah …”(HRBukhari2,152)
Rasulullah bersabda:
“Barangsiapamendatangidukunparanormaldanmenanyakansesuatu,lalumemb
enarkanapayangdiucapkannya,makasalatnyatidakditerimaselama 40
hari”(HRMuslim).
22
2.4 Islam dan Perkembangan TIK
Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sampai
saat ini menunjukkan angka yang bisa dibilang menakjubkan. Manusia
menjadi lebih mudah berinteraksi dan berkomunikasi.
Namun, ada beberapa dampak negatif yang diperoleh dari
perkembangan TIK ini jika manusia tidak berlaku wajar. Misalnya, manusia
lebih memilih untuk teleponan atau sms, atau skype-an (semacam
aplikasi video call) daripada bersilaturrahmi secara langsung. Penggunaan
jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter juga cukup merajalela. Dari
jejaring sosial ini, bermunculan penyimpangan-penyimpangan dan hal-hal
yang berbau SARA. Semakin banyak akun-akun yang menjelek-jelekkan
suatu agama atas nama agama.
Dalam menyikapi hal tersebut, umat Islam seharusnya tidak terlalu
ikut terlibat dengan memaki atau menghina akun-akun yang seperti itu di
jejaring sosial karena sebenarnya tujuan pembuat akun hina itu adalah untuk
membuat para pembacanya panas dan makin menjelekkan suatu agama lain.
Di samping banyaknya bermunculan akun yang berbau SARA itu,
ternyata ada banyak juga akun yang berhubungan dengan dakwah. Ini
menunjukkan bahwa banyak umat Islam yang mampu memanfaatkan
perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk berdakwah
sehingga masyarakat yang masih mempunyai ilmu agama yang sedikit dan
sering online di dunia maya bisa melihat isi dakwah itu.
2.5 Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEK
Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan
IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara
sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut
Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan
muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok:
1. Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan
23
berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat
Al-Qur’an yang sesuai.
2. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga
mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen
yang tidak islami.
3. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha
membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi
yang mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep
Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan
ilmu non-agama.
Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia
merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga
IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam
budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang
mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat
manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan
membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya. Dari uraian
diatas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami
adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat
manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran
IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu
sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila:
a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya.
b. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik).
3. Pengertian Media Sosial
Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlain mendefinisikan media
sosialsebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas
dasarideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaranuser-
generated content.Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial adadalam
24
berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network,forum internet,weblogs, social
blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, rattingdanbookmark
sosial (Kaplan dan Haenlein, 2010, Weber, 2009).Jejaring sosial merupakan
sebuah situs sarana komunikasi terbuka bagi siapa sajayang hendak melakukan
komunikasi dan penyampaian informasi, dalam jejaring sosialini tidak sekadar digunakan
untuk melakukan komunikasi belaka. Namun,kegunaannya dapat menjadi sarana diskusi
ataupun bisnis dengan memanfaatkankeberadaan internet, maka setiap orang yang
memilikimobile phone atau computerselagi tetap tersambung dengan jaringan internet,
maka dapat menggunakan danmemanfaatkan berbagai jejaring sosial, seperti Blog,
Facebook, Twitter, dan lainnya.Serta didalam situs jejaring sosial tersebut
adanya feedbackberupa komentar dari pengguna lainnya, sehingga membuat para
pengguna dapat berperan aktif di jejaringsosial.
Semakin berkembangnya teknologi internet dan hadirnyamobile
phonemembuat para pengguna jejaring sosial dapat mengaksesnya kapan dan dimana pun
berada,selagimobile phoneyang digunakan terkoneksi dengan internet. Jelas ini
membuatjejaring sosial akan mudah dan banyak diminati untuk digunakan oleh para
penggunamobile phone. Menurut Dube, terdapat lima karakteristik dasar yang
membedakanjejaring sosial dengan sebuah situsweb biasa. Karakteristik tersebut adalah :
a. User-based: Jaringan sosialonlinedibangun dan diarahkan oleh penggunasendiri.
Tanpa pengguna, jaringan akan menjadi ruang kosong diisi dengan7 forum
kosong, aplikasi, dan chat room.Pengguna mangisi jaringan denganpercakapan
dan konten. Arah konten ditentukan oleh user yang terlibatdalam diskusi. Inilah
yang membuat jaringan sosial jauh lebih menarik dandinamis bagi pengguna
internet.
b. Interactive
Karakteristik lain dari jaringan sosial modern adalah kenyataan bahwa mereka
begitu interaktif. Ini berarti jaringan sosial bukan hanyakumpulanchat room dan
forum lagi, Mereka biasa berbagi foto dan video melalui media sosial ini.
Jaringan sosial dengan cepat menjadi hobi karena lebih dari sekadar hiburan.
c) Community-driven :Jaringan sosial yang dibangun dan berkembang darikonsep-
konsep komunitas. Ini berarti bahwa sama seperti komunitas ataukelompok sosial
di seluruh dunia yang didirikan pada kenyataan bahwaanggota memegang
keyakinan atau hobi yang sama dan memiliki kesamaandi antara komunitas
tersebut.
25
d) Relationships:Hubungan yang lebih kuat terjadi dalam jaringan.
e) Emotion over content : yakni karakteristik lain yang unik dari jaringansosial
adalah faktor emosional.
3.1 Media Sosial dalam Perspektif Islam
Suatu waktu, terjadi diskusi yang sangat alot dikalangan mahasiswa tentang
fatwa pengharaman facebook sebagai jaringan social online oleh Majelis Ulama
Indonesia. Fatwa ini bisa dikatakan sama kontroversialnya dengan fatwa bahwa rokok
diharamkan. Pro dan kontra pun terjadi terhadap fatwa ini. golongan pro berpikir secara
teleologis bahwa berdasarkan fakta di Indonesia, keberadaan facebook membuat angka
perceraian akibat selingkuh semakin tinggi, selain itu terjadi banyak penculikan dan
praktek-praktek asusila yang diawali dari penggunaan facebook. Sedangkan dari
kelompok kontra berpikiran secara deontologis bahwa memang teknologi disamping
memberikan nilai positif tentu disisi lain juga memberikan pengaruh negative, namun
pada dasarnya facebook hanya sebagai alat sedangkan apapun hasilnya itu semua kembali
kepada diri (user) masing-masing. Dalam diskusi tersebut terjadi pula upaya generalisir
bahwa semua media social diharamkan dalam islam, meskipun hal ini tentunya masih
tetap didiskusikan dengan “panas” dalam forum tersebut.
Pernyataan bahwa media social diharamkan dalam islam merupakan sebuah
pertanyaan yang sangat disayangkan dan kurang bijak. Sebelum mengutarakan sesuatu
hal itu halal atau haram maka sangatlah dibutuhkandalil naqli dan dalil aqli serta
perpaduan keduanya yang kuat dalam mendukung pernyataan tersebut. Dalil naqli adalah
dalil yang berdasarkan alquran dan hadits, dalil aqli adalah dalil yang berdasarkan “akal
sehat” sedangkan perpaduan antar keduanya seperti ijtihad dan qiyas. Dalam perpaduan
antar keduanya ini salah satu hal yang paling utama diketahui adalah definisi. Sebelum
media social dijustifikasi, selayaknya diketahui terlebih dahulu apa definisinya secara
etimologi dan terminology. Berdasarkan definisi tersebut, kemudian hal tersebut
dikaitkan dengan apa yang tercantum dalam al-Quran dan hadits.
Media secara etimologi berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti
perantara atau pengantar. KBBI mengartikan media sebagai alat; alat komunikasi; yang
terletak diantara dua pihak. Dalam ilmu komunikasi, media biasa diartikan sebagai
saluran; sarana penghubung; alat-alat komunikasi. Fakultas Sastra UI mengartikan media
sebagai alat teknis yang digunakan untuk melakukan mediasi atau menyampaikan pesan;
dengan kata lain, media merupakan alat komunikasi. Sedangkan Sosial secara etimologi
berasal dari bahasa latin Socius yang artinya berkawan atau bermasyarakat. KBBI
26
mengartikan sebagai Sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat; suka memperhatikan
kepentingan umum. Secara sederhana, dapat kita simpulkan bahwa Media Sosial adalah
perantara dalam bermasyarakat; alat komunikasi dalam bermasyarakat; alat teknis yang
digunakan untuk melakukan mediasi atau menyampaikan pesan dalam bermasyarakat.
Namun Wikipedia mengartikan media social merupakan sebuah media online, dengan
para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi
meliputi blog, jejaring social, wiki, forum, dan dunia virtual.
Jika melihat kedua definisi media social antara Wikipedia dan pengertian
sederhana berdasarkan paduan kata, maka jelas terlihat bahwa Wikipedia
mendefinisikannya secara sempit sedangkan yang lainnya mendefinisikannya secara luas.
Ketika menggunakan definisi secara sempit, maka akan susah menemukan ayat-ayat al-
Quran maupun hadits yang secara tekstual berkenaan dengan media social. Namun ketika
menggunakan definisi media social secara umum, maka dengan sangat mudah dan
banyak kita temukan ayat-ayat al-Quran maupun hadits yang menyebutkan dan
membicarakan media social baik secara tekstual maupun kontekstual.
Sosial (hablumminannas) merupakan salah satu ajaran islam yang sangat
diperhatikan dan ditekankan karena lebih kompleks dan komprehensif. Sangat tidak heran
ketika Rasulullah bersabda bahwa beliau diutus ke muka bumi ini untuk
menyempurnakan akhlak (salah satunya akhlak dalam interaksi sosial) manusia. Dan juga
dapat kita lihat betapa islam melarang umatnya untuk memutuskan hubungan social
sebagaimana dalam haditsnya yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yakni Rasulullah
bersabda bahwa tidak masuk surga bagi orang yang memutuskan silaturahim.
Terkait media social sendiri, salah satu ayat dari banyak ayat yang sering
digunakan adalah Surat Al-Hujurat ayat 13, yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya
Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan
kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal.
Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang
paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha
Mengenal.”
Diriwayatkan oleh Abu Daud mengenai turunnya ayat ini yaitu tentang peristiwa
seorang sahabat yang bernama Abu Hindin yang biasa berkhidmat kepada Nabi untuk
mengeluarkan darah kotor dari kepalanya dengan pembekam, yang bentuknya seperti
tanduk. Rasulullah saw menyuruh kabilah Bani Bayadah agar menikahkan Abu Hindin
dengan seorang wanita di kalangan mereka. Mereka bertanya: "Apakah patut kami
mengawinkan gadis-gadis kami dengan budak-budak?". Maka Allah menurunkan ayat
27
ini, agar kita tidak mencemoohkan seseorang karena memandang rendah kedudukannya.
Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut pautnya dengan
kebangsaan dan kekayaan, padahal menurut pandangan Allah orang yang paling mulia itu
adalah orang yang paling takwa kepada Nya.
Dalam hadits yang menceritakan asbabun nuzul dari surat al-hujurat ayat 13 ini,
dapat dilihat bahwa rasulullah menjadikan perkawinan sebagai media social, dimana
perkawinan tersebut menjadi media atau perantara dalam menjalin hubungan antara dua
golongan masyarakat yang “berbeda”, dimana Abu Hindin yang seorang budak
dinikahkan dengan Gadis kabilah Bani Bayadah yang merdeka. Contoh ini merupakan
sebuah persetujuan dari Rasulullah terhadap adanya media social. Dengan adanya media
social, maka perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat sebagaimana disebutkan
dalam surat al-Hujurat ayat 13 dapat berbaur, bersatu dan menciptakan kesejahteraan dan
kemaslahatan bersama.“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” Potongan ayat tersebut kaitannya
dengan media social dapat pula diartikan sebagai penekanan dan penegasan bahwa dalam
berinteraksi social tetap harus disertai dengan ketaqwaan. Taqwa ini disini menjadi etika,
aturan, batasan, dan prinsip praktek-praktek berinteraksi social. Sehingga upaya-upaya
memediasi perbedaan social senantiasa disertai dengan ketaqwaan.
Terkait dampak yang ditimbulkan oleh media social yang terkadang positif dan
juga negative, berdasarkan dalil di atas maka yang menentukan baik tidaknya media
social yang dilakukan bukanlah berdasarkan hasilnya apakah positif atau negative
melainkan berdasarkan proses dan praktek pelaksanaannya yang menggunakan
ketaqwaan atau tidak. Dengan demikian, jika yang dipermasalahkan adalah prosesnya,
maka secara langsung yang dipermasalahkan adalah subjek atau pelaku yang melakukan
proses tersebut yang menjadi faktor penentu sesuatu itu baik atau tidak.
Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media social dihalalkan atau
dibolehkan dalam islam, namun tetap dalam prakteknya harus disertai dan didasari oleh
ketaqwaan yang dalam hal ini harus dilakukan oleh subjek media sosial.
3.2 Adab Menggunakan Media Sosial dalam Pandangan Islam
Media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Youtube, WhatsApps, Instagram
dengan fitur-fitur like,share-feed, tweet-retweet, upload-download, path-repath,selfie-
regram, post-repost telah menjadi kosakata modern yang akrab dengan keseharian
masyarakat Indonesia hampir satu dekade terakhir. Sayangnya, euforia click aktivism
28
menunjukkan potret masyarakat pada dua kondisi. Pertama, mereka yang mampu
mengakses dan berbagi informasi secara fungsional, semakin berpengetahuan, semakin
berdaya, dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat teknologi informasi-komunikasi.
Golongan kedua adalah mereka yang gagap teknologi, hanya mengikuti tren, menjadi
sasaran empuk pasar teknologi, dan terus berkutat dengan cerita dan keluhan dampak
negatif teknologi terhadap kehidupan sehari-hari.
Melihat dua sisi tersebut apakah lantas perlu mengisolasi diri dan bersikap
antimedia-sosial? Meskipun tetap merupakan pilihan logis, kehadiran media sosial adalah
keniscayaan sebagai konsekuensi pergaulan global. Argumentasi kaidah usul fikih
“menghindari kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kebaikan” (dar’ul
mafasid muqaddam ‘ala jalbil mashaalih) kurang relevan untuk melihat potensi dan
ancaman media sosial hanya vis a vis dari satu sisi. Di sinilah literasi teknologi memiliki
peran penting sehingga umat Islam dapat menggunakan media sosial secara proporsional.
Pengguna yang literasinya cukup akan memiliki kesadaran, kendali, dan batasan yang
jelas dalam menggunakan teknologi. Tidak sekadar mengikuti tren, yang penting update,
bersikap reaksioner, dan ikut dalam arena perdebatan yang tidak bermanfaat, bahkan
seringkali andil menyebarluaskan informasi palsu (hoax). Akibatnya, informasi simpang
siur bertebaran lewat pesan singkat, foto-gambar meme, thread, situs berita abal-abal,
blog, termasuk kolom komentar.
Laporan penelitian Brendan Nyhan and Jason Reifler (2012) berjudul
Misinformation and Fact-checking: Research Findings From Social Science
menyimpulkan, ketika dihadapkan pada berita dan informasi yang bertolak belakang
dengan keyakinan, seseorang cenderung akan menolak meskipun berita-berita tersebut
menunjukkan data dan fakta yang relatif lengkap. Sebaliknya, terutama di media sosial,
seseorang lebih suka mencari, membaca, dan menyebarkan berita yang sesuai dengan apa
yang ia yakini meski berita itu belum jelas kebenarannya. Jika kemudian terbukti keliru
dan menyadari sudah menyebarkan informasi salah, ia menganggapnya sebagai masalah
kecil, bahkan seringkali tidak dianggap sebagai kesalahan. Ketika dipertanyakan
motifnya, ia akan menyalahkan media lain yang dikutip sebagai sumber tidak valid dan
ujung-ujungnya menyalahkan wartawan atau penulis aslinya.
Kondisi ini jelas memperlihatkan salah kaprah di kalangan masyarakat.
Penyebaran berita yang simpang siur dianggap hanya menjadi tanggung jawab jurnalis
atau penulis aslinya. Di era digital yang memungkinkan duplikasi dan penyebaran
informasi dengan cara yang sangat mudah, publik juga terikat kode etik penyebaran
29
berita. Dalam 10 Elemen Jurnalisme yang berisi panduan etika universal bagi pelaku
penyampai berita di seluruh dunia, pada poin 10 disebutkan, “Warga juga memiliki hak
dan tanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dengan berita”. Elemen ke-10 ini
ditambahkan karena perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang semakin
massif dengan fitur-fitur interaktif. Dalam kaitan ini, masyarakat dilihat bukan lagi
sekadar konsumen pasif media, namun prosumen: produsen sekaligus konsumen
informasi, khususnya dalam membuat status-share, tweet-retweet, path-repath, termasuk
kemampuan menyebarluaskan berita hanya dengan menekan satu tombol.
Sekalipun banyak orang bilang internet adalah dunia tanpa batas, namun seperti
halnya interaksi dalam dunia nyata, saat bersinggungan dengan orang lain maka sudah
pasti ada aturan formal ataupun etika yang harus dipatuhi. Di dunia maya, seseorang tidak
bisa bebas bertindak tanpa peduli kepentingan orang lain. Dalam kaitan ini, di luar hukum
formal, terdapat panduan khusus yang dikenal sebagai “netiket”, singkatan dari “internet
etiket”. Netiket atau Nettiquette adalah penerapan praktis prinsip-prinsip etika dalam
berkomunikasi menggunakan internet. Netiket diterapkan pada one to one
communications dan one to many communications.
Bagaimana Islam menyikapi fenomena ini? Ilmu ahlak mengatur dimensi-
dimensi kehidupan sehari-hari sebagaimana konsep etika. Etika (ethic) berbicara tentang
baik-buruk yang bersumber pada nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan sehingga
dikenal ada etika Barat, etika Timur dan sebagainya. Sementara akhlakul karimah tidak
mengenal konsep regional. Konsep baik buruk dalam akhlak bertumpu pada wahyu,
meskipun akal juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Praktik etiket dalam
bahasa Arab disebut adab atau tata krama yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah.
Dalam ranah praktis berteknologi, penyampai informasi juga dituntut memiliki
pengetahuan dan kemampuan etis sebagaimana dituntunkan dalam Al-Qur’an. Ini
tercermin dalam berbagai bentuk ahlakul karimah yang kontekstual dalam menggunakan
dan media sosial, antara lain:
1. Menyampaikan informasi dengan benar, juga tidak merekayasa atau
memanipulasi fakta (QS. Al-Hajj: 30). Menahan diri menyebarluaskan informasi
tertentu di media sosial yang fakta atau kebenarannya sendiri belum diketahui.
2. Bijaksana, memberi nasihat yang baik, serta argumentasi yang jelas, terstruktur,
dan baik pula (QS. An-Nahl: 125). Karakter, pola pikir, kadar pemahaman orang
lain dalam jejaring pertemanan di media sosial umumnya beragam sehingga
30
informasi yang disampaikan harus mudah dibaca dan dicerna, dengan tata-bahasa
yang baik dan jelas.
3. Meneliti fakta/cek-ricek. Untuk mencapai ketepatan data dan fakta sebagai bahan
baku informasi yang akan disampaikan, seorang muslim hendaknya mengecek
dan meneliti kebenaran fakta dengan informasi awal yang ia peroleh agar tidak
terjadi kidzb, ghibah, fitnah dan namimah (QS. Al-Hujarat:6).
4. Ketidakhati-hatian dalam menyebutkan dan memberi atribusi kepada pihak
tertentu yang tersebar ke ranah publik bisa berakibat pencemaran nama baik
sebagaimana larangan dalam UU ITE.
5. Tidak mengolok-olok, mencaci-maki, atau melakukan tindakan penghinaan
sehingga menumbuhkan kebencian (QS. Al-Hujarat: 11). Karakteristik dunia
maya yang cair dan sangat bebas, memungkinkan melakukan tindakan-tindakan
negatif kepada pihak lain dengan modus tanpa indetitas (anonim) sehingga
memicu provokasi dan adu domba (flamming dan trollling), untuk itu pengguna
media sosial perlu menjaga kehati-hatian dalam bertutur kata dalam bentuk
verbal dan nonverbal.
6. Menghindari prasangka/su’udzon (Al-Hujarat: 12). Dalam bahasa hukum,
penyampai informasi melalui media sosial hendaknya memegang teguh “asas
praduga tak bersalah”. Prasangka dan stereotip tidak berdasar membahayakan
karena memicu bullying dan pembunuhan karakter.
7. Hindari berlebihan bercerita, mengeluh, berdoa di media sosial. Rasulullah SAW
bersabda: ”Setiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang menceritakan
(aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib sendiri
adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan (dosa) di malam hari dan
sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian di pagi harinya dia sendiri membuka apa
yang ditutupi Allah itu.” (HR. Bukhori dan Muslim).
Jika dalam keseharian kita mengenal ungkapan “mulutmu adalah harimaumu,
atau jika diterapkan dalam dunia media sosial, “statusmu adalah harimaumu”, maka Islam
telah memperingatkan tentang pertanggungjawaban atas segala hal, “Tidak ada satu kata
yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap
(mencatat) (QS. Qâf:18). Sebaliknya, dengan menyaring setiap informasi yang diterima
dan akan disebarluaskan, media sosial bisa digunakan secara strategis sebagai sarana
dakwah di tengah gersangnya kahazanah ilmu dan informasi yang seimbang tentang
Islam.
31
3.3 Peran Media Sosial dalam Dakwah Islam
Islam terus dikesankan sebagai ajaran yang angker. Tak diragukan lagi, upaya ini
ditopang oleh media-media massa Barat secara kolektif. Media-media barat dapat
dikatakan sebagai eksekutor konspirasi Islamphobia. Hal ini lah yang membuat kalangan
budaya dan media- mediamassa dunia Islam gencar mereaksi propaganda Barat yang
menyudutkan Islam. Terkait hal ini, konfe- rensi yang mengangkat topik, Tugas Kolektif
Media-Media Massa dan Teknologi Infor- masi dalam Meluruskan Infor- masi Islam,
digelar di Tunisia pada tanggal 5 hingga 7 Mei.
Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) sebagai
penyeleng- gara konferensi tersebut, berupaya menen-tukan visi bersama di kalangan
media- media massa dunia Islam, dalam rangka meng-hadapi segala bentuk Islam-phobia
yang dikembangkan oleh Barat. Di Barat, khususnya di AS dan negara-negara Eropa,
berbagai media massa dimanfaatkan untuk menghantam ajaran Islam. Hingga kini,
beberapa film bioskop dan televisi yang menghina Islam, telah ditayangkan.
Sebagai contoh, film Fitna adalah salah satu film yang benar-benar menyim-
pangkan Islam dan Al-Quran. Lebih dari itu, berita-berita minor sedemikian rupa dikemas
media-media massa Barat untuk mengambarkan penganut ajaran Islam yang radikal dan
terbelakang. Hal itu dapat dilihat dari pemberitaan minor dan penyimpangan fakta yang
terjadi di Palestina, Irak dan Afghanistan. Media-media Barat dari koran, radio hingga
televisi, secara kompak mempropagandakan anti Islam melalui artikel dan karikatur-
karikatur yang mendiskreditkan agama ini.
Denmark adalah negara yang cukup diikenal mempublikasikan karikatur
penghinaan terhadap Nabi Besar Muhammad Saww, bahkan hal itu dilakukan hingga
beberapa kali. Di tengah kondisi seperti ini, para peserta konferensi media dunia Islam di
Tunisia mengkaji segala potensi yang dimiliki oleh dunia Islam untuk menghadapi
berbagai sikap sentimen Barat atas Islam. Salah satu misi utama media- media Islam yang
ditekankan dalam konferensi itu adalah menjawab segala tudingan yang tak berdasar dan
mencerminkan hakekat Islam yang tertuang dalam doktrinasi-doktrinasi agama ini. Kini,
ummat Islam sangat menyadari bahwa media dapat dijadikan sebagai salah satu alat
untuk menghadapi propaganda anti Islam.
Melalui media, ummat Islam juga dapat meng-counter isu-isu minor yang
memojokkan agama ini. Dengan demikian, ummat Islam menggunakan senjata yang juga
digunakan oleh Barat dalam menyerang Islam, yaitu media. Meski sebagian agenda
dalam meng-counter propaganda anti Islam sudah dilakukan, namun upaya itu masih
32
belum cukup menyusul propaganda luas Barat yang terus menyuarakan anti Islam. Untuk
menghadapi serangan media Barat terhadap Islam, kendala utama adalah tidak adanya
koordinasi antarmedia Islam.
Pada saat yang sama, media- media Barat secara kompak menyudutkan Islam.
Sebagai contoh, tidak lama setelah koran Denmark mempublikasikan karikatur penistaan
terhadap Rasulullah Saww, koran-koran Barat lainnya melakukan hal yang sama.
Ditambah lagi, propaganda anti Islam dipublikasikan media-media Barat dengan
menyebutkan berbagai alasan dan justifikasi. Semua itu dilakukan oleh media- media
massa Barat dengan koordinasi yang baik.
Namun sangat disayangkan , koordinasi antarmedia tidak ditemukan di dunia
Islam. Oleh karena itu, konferensi yang digelar di Tunisia membahas hal tersebut dan
membangun sistem koordinasi antarmedia di dunia Islam. Konferensi itu juga
mengharapkan negara-negara Islam membentuk pusat kajian guna membahas informasi
dan pemikiran Islam serta menghadapi propaganda Barat terhadap agama ini. Salah satu
kendala lain yang dihadapi media-media Islam adalah tidak adanya sensitivitas dalam
mendakwahkan Islam. Sangat disayangkan pula, media-media Islam tidak mempunyai
kepercayaan diri dalam menghadapi propaganda anti Islam, bahkan menilai pembelaan
atas Islam sebagai hal yang bukan bagian dari tugasnya. Padahal konsumen mereka
adalah ummat Islam sendiri yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama mereka.
Konferensi Tugas Kolektif Media-Media Massa dan Teknologi Informasi dalam
Meluruskan Informasi Islam di Tunisia mengimbau media- media Islam untuk bersikap
tidak acuh dalam menghadapi propaganda anti Islam. Akan tetapi hal yang harus
diperhatikan bahwa upaya pengenalan nilai dan budaya Islam membutuhkan konsentrasi
dan spesialiasi di bidang ini. Hal ini juga harus diimplementasikan oleh para pakar Islam.
Sebab, pengenalan yang salah sama halnya mencoreng wajah Islam itu sendiri.
Para peserta konferensi media yang digelar di Tunisia, juga menginginkan
pengoperasian televisi yang menayangkan dialog antartokoh agama dan cendikiawan.
Dengan cara itu, batas kebebasan berpendapat dapat diperjelas dan segala langkah yang
bersifat pelecehan atas Islam, tidak dibenarkan. Sebab, Barat dengan alasan kebebasan
berpendapat membenarkan segala ekspresi. Melalui alasan itu, media-media Barat
menghina Nabi Besar Muhammad SAW dan melecehkan nilai-nilai islam yang diyakini
oleh lebih dari satu setengah milyar warga dunia. Di konferensi itu juga dirancang kinerja
untuk program pendidikan dan dakwah dalam menghadapi dampak-dampak
33
Islamphobia. Salah satu programnya adalah menyisipkan mata kuliah di kampus-kampus
mengenai metode anti Islam yang diterapkan Barat dan cara menghadapinya.
Saat ini, media-media Islam mempunyai peran penting dalam menghadapi
propaganda anti Islam yang digembargemborkan Barat. Meski media-media Islam
mempunyai fasilitas yang terbatas, namun mereka bisa melakukan koordinasi yang lebih
bagus guna mencerminkan wajah Islam yang sebenarnya. Melalui koordinasi yang kokoh,
ambisi media- media Barat dalam memojokkan Islam dapat diantipasi dengan baik.
3.4 Ujian dan Fitnah dalam Media Sosial
Fitnah Lawan Jenis
Di dunia maya orang-orang bebas berinteraksi dan bermuamalah. Bagi mereka
yang peduli dengan batasan syariat maka mereka akan patuh dengan aturan syariat yaitu
membatasi dan meminimalkan interaksi lawan jenis yang bukan mahram, berinteraksi
jika ada keperluan yang mendesak saja. Nah di dunia nyata mungkin mereka akan malu
dan tidak berani akan tetapi di dunia maya lebih mudah dan tersembunyi.
Fitnah tersebut bisa jadi virus merah jambu, panah cinta dan khamer asmara yang
bisa membuat mengganggu pikiran dan agam seseorang. Fitnah yang lainnya lagi berupa
perselingkuhan yang berujung perceraian dan kerusakan rumah tangga, belum lagi kita
dengar berita seorang wanita yang diperkosa oleh teman facebooknya setelah janjian
bertemu, dan berbagai kasus lainya.Yang berkata mengenai bahaya fitnah lawan jenis
bukan siapa-siapa tetapi Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang berkata, beliau
bersabda,
“Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi
kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.”
Wanitapun demikian, ia saudara kandung laki-laki memiliki perasaan yang sama,
memiliki kebutuhan yang sama, lebih-lebih ditambah buaian pujian dan janji angan-angan
dari laki-laki.
Fitnah Gambar dan Pandangan
34
Dalam media sosial, gambar-gambar begitu mudahnya didapati dan terlihat.
Pandangan yang bisa memacu syahwat dan melemahkan hati dan iman. Misalnya di
facebook ada gambar-gambar para wanita atau akhwat yang memajang foto mereka
(entah asli atau sudah diedit), bagi laki-laki yang saat itu imannya tidak kuat, mereka bisa
saja menikmati gambar tersebut, bagi yang sudah mempunyai istri maka mereka akan
membanding-bandingkan sehingga tidak qanaah dan bersyukur dengan apa yang ada
pada istri mereka bahkan rasa sayang bisa berubah menjadi sikap kasar.
Belum lagi gambar-gambat iklan di samping kanan yang gambar dan judulnya
membuat laki-laki tergoda untuk membukanya dan memang hal itu disengaja agar
meningkatkan kunjungan ke situs mereka.
Bahaya pandangan yang haram sudah diingatkan oleh syariat dan memang jika
terkena hanya kenikmataan sesaat yang berujung penyesalan dan ketidaktenangan hati
bagi mereka yang berjiwa hanif.
“Wahai `Ali, Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan
(berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan
selanjutnya.”
Beliau juga bersabda,
“Memandang kecantikan seorang wanita adalah panah beracun dari panah-panah iblis.
Maka barangsiapa yang memalingkan pandangan darinya, maka Allah akan
memberikan di dalam hatinya sebuah kelezatan sampai pada hari Kiamat.”
Tidak Amanah Ilmiah
Media sosial lainnya di menjadi sarana berlomba-lomba menyebarkan kebaikan.
Ada yang sering share status nasehat dan share note. Akan tetapi terkadang amanat ilmiah
kurang diperhatikan dalam hal ini. Ada yang sering atau bahkan setiap hari membuat note
tentang agama dengan cara copy-paste akan tetapi ia tidak mencantumkan sumbernya,
atau ia sekedar komentar sedikit kemudian menisbatkan tulisan tersebut pada dirinya.
Hal ini bisa kita ketahui ketika ada seseorang yang kecewa ketika tulisan yang ia
susun kemudian di posting dalam bentuk note oleh orang lain, kemudian yang membuat
note mengaku bahwa ini adalah karyanya. Setelah ditelusuri dan dilacak, caranya dengan
memblok satu paragraf tulisan yang ia contek kemudiankita paste di mesin pencari
35
misalnya google. Maka akan keluar bahwa note yang ia buat tiap hari bersumber dari
situs dan blog tertentu.
Ini adalah fitnah dalam agama, ujian yang lebih parah dari orang yang ingin
dipuji manusia, riya’ dan sombong dengan ilmu agamanya, akan tetapi orang seperti ini –
wal’iyadzu billah– ingin dipuji dan riya’ bukan karena ilmunya akan tetapi dengan
membohongi.
Orang yang berilmu agama karena ingin dipuji manusia hukumannya keras di
akhirat dan termasuk orang yang paling pertama diadili kemudian dicampakkan dalam api
neraka.
Dari Abi Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia berkata,
“Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya
manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan
Allah… Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan
mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya
kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah
menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan-
kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku
membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.‘ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau
menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al
Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik).
Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat)
agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka.
Jika mereka yang berilmu karena ingin dipuji saja seperti ini apalagi yang
mengaku-ngaku berilmu membohongi dengan modal copy-paste tulisan orang lain?
Debat Kusir Masalah Agama
Ini juga sering terjadi di dunia maya bagi mereka yang kurang berilmu dan
kurang imannya. Berdebat baik masalah agama atau masalah dunia. Dunia maya adalah
wadah yang aman bagi mereka yang berjiwa kerdil dan pengecut. Tekadang juga debat
disertai kata-kata kasar dan tidak layak bahkan bisa sampai memvonis bid’ah dan sesat
bahkan kafir. Hal ini membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat apalagi lawan
debatnya adalah orang yang bodoh, maka bagaimanapun ia akan kalah dan tidak ada jalan
keluar.
36
Sebaiknya hal ini dihindari dan langsung menutup diri atau keluar jika ada yang
mulai mengajak. Karena sebagai seorang muslim niat kita adalah menasehati dengan cara
yang baik. Jika diterima Alhamdulillah, jika tidak diterima maka ia masih saudara kita
seagama yang berhak mendapatkan hak-hak persaudaraan bukan langsung dianggap
musuh dan tiada ampun.
Hal ini sudah peringatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau
bersabda,
“Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah
kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) “Mereka tidak
memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja”
Imam Asy-Syafi rahimahullah berkata,
“Berdebat dalam ilmu akan membuat keras hati dan mewariskan dendam.”
3.5 Penyelesaian Kepada Masalah Pengguna Media Sosial Sebagai Medium
Pembelajaran Agama dari Perspektif Islam
Sebagai pengguna media baru untuk tujuan pembelajaran agama, pengguna perlu
memahami bahawa sebarang bentuk nilai maklumat dalam media baru datang dari
pelbagai latar belakang penulisan. Terdapat dalam kalangan penulis yang hanya berniat
untuk menyiarkan maklumat tanpa asas agama yang kukuh dan menyalin maklumat
tersebut untuk disebarkan. Keadaan ini sudah tentu menghilangkan maksud asas
mutawatir yang mana ilmunya diperturunkan secara sah. Berdasarkan keadaan ini,
pendakwah siber dapat dibahagikan kepada beberapa kategori, kategori pertama ialah
pendakwah tulen yang memiliki autoriti dalam bidang agama serta dikenali dalam
kalangan masyarakat seperti Asri Zainal Abidin, Zaharudin Abdul Rahman, Kazim Alias
dan sebagainya. Kategori kedua ialah golongan pendakwah tulen yang hanya boleh
dikesan melalui ketinggian ilmunya dalam mengupas isu-isu Islam tetapi
kemasyhurannya belum dikenali dalam kalangan masyarakat. Kategori ketiga pula ialah
golongan bukan agamawan tetapi berminat dengan menjalankan dakwah dan penyebaran
maklumat agama melalui laman sesawang.
Dalam menangani isu ini, pengguna boleh menerima maklumat yang
disampaikan oleh penulis sesawang ini dengan cara membuat perbandingan dengan
maklumat lain dan melakukan rujukan agama selagi penulis tidak menokok tambah
huraiannya sehingga menyimpang dari maksud asal. Apa yang perlu dilakukan oleh
37
pengguna, sesuai dengan perspektif Islam dalam menangani sebarang bentuk maklumat
ialah dengan cara menyelidiki dahulu maklumat tersebut dari segi sumbernya. Pengguna
juga boleh melakukan perbandingan maklumat melalui laman-laman sesawang yang lain
dan sekiranya berlaku kesamaan maklumat pengguna boleh menerimanya. Selain itu
maklumat yang datang dari blog-blog picisan boleh dikesan melalui sambutan
pengunjung ke atasnya melalui daftar jumlah pengunjung serta ruang komentar yang ada.
Selain itu, 17 Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari Bil. 9 Januari 2015 identitas
penulis juga perlu diambilkira selaras dengan kehendak Islam. Ini bersesuaian dengan
konsep tabayyun (menyelidiki kebenaran) yang disarankan oleh Islam. Dalam surah Al-
Hujurat ayat 6, Allah memerintahkan umat Islam agar menyelidik terlebih dahulu
kesahan berita yang mereka terima dari orang yang fasiq supaya mereka tidak tersilap
membuat keputusan dan menyesal dengan keputusan tersebut. Menurut Ibn Khaldun
(1969), beberapa asas terpenting komunikasi dalam Islam adalah kejujuran, keihklasan
dan niat komunikator, kebenaran mesej, pengesahan sumber mesej, penyiasatan untuk
mengesahkan kejujuran dan ketepatan komunikator.
Dalam menghadapi masalah kebanjiran maklumat agama sehingga menimbulkan
rasa tidak senang serta sukar memilih maklumat yang tepat terhadapnya pula, pengguna
boleh merujuk kepada ciri-ciri kredibiliti maklumat atas talian. Mohd Sobhi et al., (2011)
telah menggariskan beberapa asas mengenai kredibiliti maklumat atas talian. Antaranya
ialah penulisan itu mesti berasaskan kejujuran, kandungannya tidak berat sebelah,
mementingkan aspek akhlak (moral), ada unsur keaslian bagi penulisan Islam,
kandungannya bermaklumat, maklumat yang ada boleh disahkan. Sekiranya laman yang
dituju menyentuh masalah soaljawab agama, jawapan yang diperolehi hendaklah
dibandingkan dengan ulama terkenal yang dirujuk oleh majoriti pengguna untuk
membuktikan kesamaannya, penulis tidak menyokong mana-mana pihak, tidak bekerja
dibawah pengaruh orang lain, tahu mengenai aspek Islam, berdasarkan al-Quran dan
Hadis, berpengalaman mengendalikan penerbitan Islam, mempunyai pengetahuan
mengenai isu-isu Islam, selaras dengan pemikiran Islam serta berintegriti dan
bertanggungjawab.
Internet secara asasnya adalah wadah kepada media sosial yang bersifat
serampang dua mata dengan gabungan unsur kebaikan dan keburukan (Rahmat, 2010).
Justeru, pengguna harus sedar apa yang dimaksudkan dengan media adalah alat untuk
menyampaikan perkhabaran. Sama ada media lisan, cetak dan elektronik, ketiga-tiga
saluran ini mampu membentuk dan mempengaruhi pandangan masyarakat. Abd.Aziz
38
(1995) menyatakan tiada pengkelasan alat yang tidak baik atau tidak buruk tetapi
fungsinya ditentukan sepenuhnya oleh pengguna termasuklah dalam penggunaan
menyampaikan dakwah. Dalam menangani isu di atas, pengguna perlu mengakui bahawa
wujudnya dakwah melalui media baru adalah satu cetusan inovasi dalam bidang dakwah
melalui teknologi. Sebesar manapun inovasi adalah berkait rapat dengan tahap
pengetahuan pengguna mengenai kepentingan dan kebergunaan inovasi tersebut. Bagi
pengguna yang memahami situasi ini sudah tentu mereka akan memanfaatkan teknologi
dengan menjadikan laman sesawang sebagai wadah penyediaan ilmu dan maklumat
agama yang lebih baik. Menurut Umar & Samsudin (2010), kewujudan laman sesawang
yang sepatutnya berupaya menyebarkan pelbagai maklumat agama tidak membawa apa-
apa makna sekiranya tiada kesedaran di atas kelebihan dan kebaikan teknologi media. Ini
membuktikan bahawa faktor teknologi yang berbaur dengan pelbagai keburukan bukan
menjadi penghalang kepada pengguna dalam menyebarkan maklumat agama tetapi
kesedaran pengguna terhadap teknologi baru yang mampu memanfaatkan maklumat dan
ilmu Islam adalah amat signifikan. Oleh itu, kesedaran dalam kalangan pengguna penting
untuk memastikan medium ini dimanfaatkan secara maksimum sebagai tempat
perkongsian ilmu agama secara bijak dan berhemah.
Dalam konteks pengajaran dan pembelajaran dari perspektif Islam pula, didapati
tidak semua aspek dalam pengajian Islam mampu terjawab melalui kaedah pembelajaran
seperti ini. Senario ini menyokong pendapat yang mengatakan pendidikan Islam
memerlukan sentuhan guru dalam memperolehi keberkatan dalam proses pembelajaran
agama. Walaubagaimanapun, pengguna harus sedar secara asasnya pembelajaran ilmu
fardhu ain sangat serasi dengan pendekatan berasaskan guru khususnya di peringkat
kanak-kanak untuk menerapkan adab kerana pendidik perlu berinteraksi, bermuamalat
dan bersahabat (musohabah) dengan peserta atau anak didiknya secara langsung (Noor
Hisham, 2011). Pada peringkat ini konsep berguru adalah releven sebagai muaddib
(pembina akhlak) dan sumber qudwah (contoh ikutan) untuk membimbing pelajar
memahami, mengamal dan menghayati prinsip-prinsip Syariah dalam satu kerangka yang
sepadu dan jelas. Guru juga perlu berperanan sebagai sumber rujukan yang berautoriti
dan bertanggungjawab untuk menentukan tahap pencapaian pelajar (Fazlur Rahman,
1982; Noor Hisham, 2011).
Walau bagaimanapun dalam konteks pengajian agama di peringkat pendidikan tinggi,
keadaannya tidak sama dengan pengajian fardu ain peringkat rendah. Di peringkat tinggi,
penglibatan pelajarnya lebih aktif, pemikiran yang lebih kritis dan analitikal,
39
berorientasikan masalah serta memenuhi keperluan semasa dalam bidang ilmu kifayah
(Noor Hisham, 2011). Justeru, penggunaan media baru masih lagi mengekalkan adab
hubungan berguru kerana konsepnya juga masih mengekalkan sifat interaktif walaupun
tidak secara bersemuka. Pandangan serong mengenai adab-adab berguru dalam
pembelajaran melalui maya ini perlu dikikis dan difahami kedudukannya. Tidak semua
bentuk pengajian agama, pengetahuan dan ilmunya memerlukan sentuhan murabbi secara
langsung sebaliknya mereka juga memerlukan kreativiti serta pembelajaran kendiri untuk
mempelajari agama secara lebih meluas sesuai dengan peringkat usia. Apa yang penting
ialah pemantauan berterusan oleh para guru terhadap kesahihan maklumat yang
disalurkan kepada para pelajar melalui media baru. Ini dibantu pula dengan pemantauan
golongan agamawan terhadap isi kandungan agama dalam media baru bagi memastikan
kesahihan maklumat yang disebarkan. Sikap bantu membantu begini sememangnya
dianjurkan oleh Islam. Allah berfirman dalam ayat 2 surah al-Maidah yang bermaksud:
“Dan bantu membantulah kamu dalam perkara kebaikan dan takwa dan janganlah
sesekali kamu bantu membantu dalam perkara dosa dan permusuhan”
Sehubungan itu, pandangan terhadap media baru tidak lebih daripada tempat
mendapatkan maklumat agama semata-mata bukan menjurus kepada percambahan ilmu
dan perubahan tingkah laku agama perlu dikikis. Berikutan elemen kebaikan yang ada di
dalam penggunaan media baru ini, generasi pengguna perlu memanfaatkan medium ini
sebagai medium pembelajaran agama dengan lebih efektif.
3.6 Ciri-Ciri Media Sosial
Zaman serba modern ini, penggunaan ponsel, internet, maupun
gadget tak lagi menjadi hal yang sulit ditemukan. Jika dulu gadget hanya
dimiliki masyarakat dari kalangan menengah ke atas, saat ini gadget dapat
dimiliki seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga lansia,
hampir semua mengenalnya.
Selain menjadi salah satu media komunikasi, gadget juga sudah
meningkat fungsinya. Yakni menjadi salah satu sarana hiburan. Salah satu
item yang dituju dan paling disukai para pengguna gadget adalah media
sosial. Saat ini, banyak sekali media-media sosial yang menjadi primadona
para pengguna gadget.
40
Sebut saja facebook dan twitter. Kedua jenis media sosial tersebut
paling disukai dan mudah diakses masyarakat segala usia. Hal ini juga
yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna
media sosial terbesar.
Sehingga, Medsos tidak jauh dari ciri-ciri berikut ini:
 Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak
terbatas pada satu orang tertentu;
 Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang
penghambat
 Isi disampaikan secara online dan langsung
 Konten dapat diterima secara onlinedalam waktu lebih cepat dan bisa juga
tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan
sendiri oleh pengguna
 Medsos menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang
memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri
 Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspekfungsional seperti identitas,
percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan
(relasi), reputasi (status) dan kelompok (group)
3.7 Penyalahgunaan Media Sosial
Media sosial sejatinya dibuat untuk mempermudah berbagi
informasi. Sayangnya, justru banyak sekali penyalahgunaan atas
penggunaan media sosial. Di media sosial, kita bisa dengan mudah
mengakses kabar terkini dari teman-teman yang sudah lama tidak bertemu.
Kita mengonsumsi apa yang teman-teman kita bagikan. Begitu juga
dengan teman-teman kita, merekalah konsumen dari produk-produk kita di
media sosial.
"Karena dunia internet nggak bisa lagi dikatakan dunia maya,
punya dampak nyata terhadap kehidupan, dan ada konsekuensi hukumnya,
maka kita perlu mawas diri terhadap apa yang kita bagikan di internet,
41
terutama di media sosial," terang Gatot Priambodo, SH, pemilik laman
ngomonghukum.com, pada brilio.net beberapa waktu lalu.
Nah, karena apa yang kita bagikan menjadi konsumsi banyak orang
dari segala umur, tentu lebih bijak kalau kita memikirkan kembali apa
yang kita bagikan. Tapi, masih banyak juga pengguna media sosial yang
kurang memperhatikan etika ketika berbagi di media sosial.
Media sosial justru disalahgunakan sebagai tempat untuk memaki,
marah, dan berbagi hal-hal yang tak senonoh. Berikut merupakan bentuk
penyalahgunaan media sosial yang paling sering terjadi.
1. Upload foto tidak senonoh
Pasti pengguna media sosial sering melihat tentang kelakuan
beberapa pengguna medsos yang gemar membagikan foto-foto tidak
senonoh. Entah itu milik pribadi atau foto-foto yang ia ambil dari internet.
2. Berbagi foto korban kecelakaan
Membagikan foto korban kecelakaan dengan kondisi yang sangat
mengenaskan sebenarnya adalah hal yang tidak sopan. Bagaimana jika
keluarga korban melihatnya? Pengguna medsos harus lebih bijak lagi
dalam membagikan hal-hal semacam ini.
3. Berbagi foto korban perang
Mungkin ini bentuk dari simpati, tapi membagikan foto korban
perang yang mengenaskan justru menyakiti kemanusiaan.
4. Berbagi foto anak kecil merokok
Hal ini tentu melanggar norma etika. Apalagi unggahan tersebut
dilihat banyak orang dan biasanya sesekali menjadi bahan tertawaan.
Apabila dilakukan di Indonesia, hal semacam ini justru mencoreng potret
pendidikan orangtua Indonesia.
5. Mengumpat dengan kata-kata kasar untuk meluapkan amarah
42
Media sosial yang kita gunakan atas nama kita bukan berarti bisa
kita gunakan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Mengumpat
dengan kata-kata kasar lewat status di medsos pasti mengganggu pengguna
lain. Hal ini kurang bijak untuk dilakukan di medsos. Selain itu,
menyebarkan isu di medsos yang berpotensi menyebabkan konflik ras atau
agama juga dilarang hukum.
Gatot menambahkan menyebarkan isu di media sosial berpotensi
menimbulkan konflik antarsuku, agama, ras, dan antargolongan "Juga bisa
dijerat hukum," tambah Gatot. Hal ini menjadi rentan dalam jagat internet,
mengingat orang yang mudah dikotakkotakkan. "Membagikan gambar
atau informasi yang mengundang emosi kelompok lain sering banget
terjadi di Indonesia," ungkap Gatot.
6. Berbagi foto orang meninggal
Sekali lagi, sama sekali bukan hal bijak membagikan foto-foto
orang meninggal di media sosial. Kita harus memikirkan bagaimana jika
anggota keluarganya melihat hal tersebut di medsos.
7. Berjudi atau taruhan di media social
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, judi berarti “permainan
dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan”. Gatot
bilang, bertaruh dalam satu pertandingan sepakbola yang dipublikasikan
dalam media sosial itu melanggar aturan hukum.
8. Membully di media sosial
praktik bully di media social, Mulai dari membully orang terkenal
hingga teman sendiri menjadi hal lumrah untuk saat ini.
9. Atas nama eksis di media sosial, merusak alam
Seperti yang tengah marak di Yogyakarta, hancurnya sebuah kebun
bunga karena remaja gaul yang ingin eksis di medsos. Hal semacam ini
43
sangat disayangkan, masih banyak lagi kasus perusakan lingkungan yang
harusnya tak terjadi.
10. Pencemaran nama baik
Kritik itu berbeda dengan pencemaran nama baik. Kritik terhadap
pemerintahan atau tokoh tertentu tentu boleh karena Indonesia adalah
negara demokrasi, tapi, jika menyebarkan berita hoax tentang seseorang,
lembaga, atau institusi tertentu tentu hal ini tidak dibenarkan.
3.8 Dampak Media Sosial
3.8.1 Dampak Positif Media Sosial dalam kacamata Islam
Telah banyak peredebatan yang mempertanyakan kebenaran
penggunaan jejaring sosial pada saat ini. Hal ini dikarenakan banyak
sekali kasus‐kasus yang sama sekali tidak sesuai dengan pandangan islam
terjadi dikarenakan melalui jejaring sosial ini. Akan tetatpi tidak haya
dampak negatif yang diberikan dari jejaring sosial ini, manfaatpositif pun
banyak yang telah diberikan oleh jejaring sosial.
Banyak sekali manfaat yang telah diberikan oleh jejaring sosial
oleh kebanyakan masyarakat. Inti utama dari penggunaan jejaring sosial
adalah kegiatan interaksi antara satu pengguna dengan pengguna yang
lain. Penggunanya pun dapat keluarga kita sendiri, sahabat, teman‐teman,
dan pengguna pun dapat menemukan keluarga dan teman baru melalui
media ini, secara umum ini tentunya sesuai dengan syariat islam, dimana
melalui jejaring sosial ini maka si pengguna dapat tetap menjalin
kerjasama dan silahturahmi antara satu pengguna dengan pengguna
lainnya. Berikut ini secara rinci beberapa dampak positif dari penggunaan
Jejaring sosial menurut kacamata islam :
 Menciptakan dan menjaga Silahturahmi
Dengan menggunakan jejaring sosial telah tampak jelas bahwa
banyak sekali fasilitas yang mewadahi pengguna untuk selalu
melakukan aktifitas silahturahmi antar satu sama lain. Seperti
Facebook, pengguna dapat selalu berinteraksi dengan sahabat atau
44
dengan keluarganya untuk berhubungan, saling cerita, setiap
saatwalaupun jaraknya mereka sangat jauh. Ini merupakan salah satu
bukti bahwa jejaring sosial dapat dijadikan media untuk selalu
menjaga silahturahmi antar satu pengguna dengan pengguna lainnya.
Bahkan penggunannya dapat menemukan keluarga baru melalui
media ini. Tentunya hal ini sesuai dengan pandangan ataupun ajaran
Islam, karena telah tampak jelas Islam selalu mengajarkan untuk
menjaga silahturahmi anatr satu umat dengan umat yang lain. Selalu
menjaga komunikasi yang baik dan selalu untuk berupaya mencari
sahabat ataupun teman‐teman baru. Dalam Surat Al‐Hujurat ayat 13,
yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu
dari seorang laki‐laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu
berbangsa ‐ bangsa dan bersuku‐suku supaya kamu saling
kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara
kamu disisi
Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.
Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.”
Berikut juga terdapat satu ayat yang terdapat dalam Al‐Quran yang
menunjukan betapa pentingnya untuk selalu menjaga silahturami
yaitu terdapat dalam Q.S an‐nisa:1 yang artinya
“Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan
(mempergunakan) nama‐Nya kamu saling meminta satu sama lain,
dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu
menjaga dan mengawasi kamu."
Intinya dengan menggunakan media apapun termasuk jejaring sosial
ketika manusia dapat menjaga silahturahmi tentunnya hal tersebut
sesuai dengan ajaran islam, karena islam sangat mendukung agar
setiap manusia agar selalu menjaga silahturahmi antar satu umat
dengan umat yang lainnya.
45
 Promosi bisnis ataupun organisasi
Melalui jejaring sosial pengguna juga dapat memanfaatkan
salah satu fasilitas yang terdapat didalamnya untuk mempromosikan
suatu bisnis bahkan organisasi yang si pengguna miliki. Si pengguna
dapat dengan mudah untuk mempromosikan bisnis yang dia miliki,
mempromosikan produk‐produk yang akan dijual (menemukan
pelanggan baru), mempromosikan suatu organisasi yang dia miliki
dan masih banyak lagi. Tentunya juga hal ini juga didukung oleh
Islam, promosi yang dilakukan promosi bisnis yang bersifat benar dan
bahkan melalui jejaring sosial ini promosi yang dilakukan dapat
dipermudah, dan bisa menjadi salah satu media untuk memperlancar
mencari rezeki dikarenkan promosi yang dilakukan sangat efektif
untuk meningkatkan jumlah pelanggan .
“Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di
muka bumi (untuk mencari rezki dan usaha yang halal) dan carilah
karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak‐banyak supaya kamu
beruntung” (QS al‐Jumu’ah:10).
3.8.2 Dampak Negatif Jejaring Sosial dalam kacamata Islam
Mencermati banyaknya manfaat media sosial, tentu ada
juga kerugian yang ditimbulkannya. Tidak sedikit orang menjadi
lalai dan melupakan waktu salat karena asiknya berselancar di
dunia maya. Kedua telinganya seolah-olah tak mendengar suara
azan, bahkan sampai tak peduli dengan orang sekitarnya.
Media sosial juga bisa menjadi racun bagi siapa pun,
terutama generasi muda. Begitu mudahnya akses internet saat ini,
turut memudahkan orang-orang yang tak bertanggung jawab untuk
menyebarkan "penyakit"nya. Hanya dengan sekali sentuh, orang-
orang dapat melihat gambar, tontonan, bacaan yang tidak
mendidik. Yang menjadi korban tentu saja para pengguna media
sosial, khususnya anak-anak.
46
Selain itu, maraknya kejahatan juga dapat bermula dari
media sosial. Kita sering mendengar ada perempuan diculik oleh
orang yang baru dikenalnya lewat media sosial. Media sosial juga
dapat menjadi sasaran empuk para pebisnis yang tidak bertanggung
jawab. Maraknya penipuan dalam jual beli sudah sangat sering
terjadi, bahkan sudah menjadi hal lumrah.
Walaupun ada sisi positifnya, alangkah baiknya jika kita
menggunakan media sosial dengan bijak dan tepat sesuai porsinya.
Jangan sampai berlebih-lebihan dalam menggunakannya, karena
Allah SWT tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan. Apalagi
sampai melupakan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba Allah.
Gunakanlah media sosial sewajarnya dan tepat penggunaannya.
Allah SWT berfirman, "Hai anak adam, pakailah
pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan
minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah
tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A aaf
[7]: 31).
 Lupa waktu, boros, dan menyebabkan kecanduan
Dengan berbagai kemudahan, dan fasilitas yang telah
diberikan melalui jejaring sosial tentunya hal tersebut juga dapat
memanjakan penggunanya. Salah satu dampak yang dapat
ditimbulkan dengan menggunakan jejaring sosial yaitu dapat
membuat pengguna lupa waktu, dan tentunya menyebabkan
kecanduan. Menggunakan jejaring sosial memang gratis, akan tetapi
seperti yang kita ketahui untuk menggunakan jejarinng sosial si
pengguna harus menggunakan internet, dan untuk menggunakan
internet si pengguna ujung‐ujungnya akan mengeluarkan uang untuk
membeli paket internet tersebut. Dengan fasilitas yang diberikan oleh
jejaring sosial pengguna akan mengalami kecanduan dalam
penggunaannya, karena fasilitasnya sesuai dengan kebutuhan
masyarakat saat ini seperti bertukar informasi, video call, chatting,
47
share foto dan lain‐lain. Dan hal tersebut memang menyenangkan,
sehingga menyebabkan kecanduan dan si pengguna pun juga akan
lupa waktu. Dan ketika kecanduan tersebut terjadi maka si pengguna
akan boros. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena
Allah Swt sangat melarang umat‐Nya untuk lupa akan waktu dan
boros. Berikut beberapa ayat yang terdapat Al‐Quran yang melarang
secara keras boros, terdapat dalam Surat al‐isra ayat 26, yang artinya
“Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang
miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu
menghamburhamburkan (hartamu) secara boros”
Dan juga terdapat juga dalam surat al‐isra ayat 27 yang artinya
“Sesungguhnya orang‐orang yang pemboros itu adalah saudara setan
dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”.
Terdapat juga dalam ayat 29, yang artinya
“Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu
(terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu
boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”
 Kebenaran Informasi yang Ambigu dan Menipu
Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa dengan
menggunakan jejaring sosial si pengguna dapat dengan mudah dan
bebas meninformasikan segala hal melalui jejaring sosial seperti
melalui kebenarannya. Bahwa akun pengguna pu belum dapat
diketahui kebenarannya. Dengan berbagi alasan ini telah banyak
kasus yang tidak bermoral yang telah terjadi dikarenakan oleh jejaring
sosial. Salah satu situs yang paling banyak terjadi kasus‐kasus yang
negatif terjadi melalui situs facebook. Kasus yang paling bayak terjadi
yang yaitu kasus penipuan, pelecehan seksual dan lain sebagainya.
Hal ini terjadi karena informasi yag telah di bagi beberapa pengguna
beberapa mash dipertanyakan kebenarannya. Dan hal ini
dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab
48
untuk melakukan hal‐hal yang tidak bermoral, sangat bertentangan
dengan ajaran islam. Seperti penipuan dan paling parahnya pelecehan
seksual dan pelecahan seksual ini terjadi karena disebabkan beberapa
oknum yang melakukan penipuan/kebohongan dan mengajak untuk
bertemu dengan pengguna yang lain, dan pelecehan ini terjadi.
“Sesungguhnya yang mengadaadakan kebohongan hanyalah
mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda‐tanda kekuasaan
Alloh. Mereka adalah kaum pendusta”. (An‐Nahl: 105)
49
BAB III
PENUTUP
3.1. Kesimpulan
Berdasarkan berbagai pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan
banyak sekali hal yang dapat kita pelajari tentang jejaring sosial. Dan kita
pun apat melihat bayak sekali manfaat yang telah diberikan melalui
jejaring sosial ini seperti facebook, twitter dan masih banyak lagi. Akan
tetapi selain dampak positif yang diberikan, jejaring sosial ternyata
memberikan dampak negatif juga bagi para penggunanya, hal ini
dikarenakan dibuktikan dengan banyaknya kasuskasus yang terjadi dan
sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Menanggapi berbagai
dampak‐dampak penggunaan jejaring sosial tersebut sebenarnya
tergantung dari si pengguna jejaring sosial itu sendiri. Karena keterbukaan
jejaring sosial ini, pengguna jejaring sosial harus mampu menelaah dan
menyaring setiap informasi yang diperoleh dari jejaring sosial. Berbagai
dampak negatif yang terjadi dalam jejaring sosial tidak akan dapat terjadi
jika si pengguna dapat mengkontrol dan menyaring setiap informasi yang
ada. Intinya semua tergantung dari penggua jejaring sosial itu sendiri.
3.2. Saran
1. Sebagai pengguna jejaring sosial, penggunanya haruslah mampu
mengkontrol penggunaan jejaring sosial tersebut
2. Pengguna jejaring sosial harus selalu menyaring setiap informasi yang
diperoleh melalui jejaring sosial
3. Manfaatkanlah jejaring sosial untuk kegiatan‐kegiatan yang bermanfaat.
50
DAFTAR PUSTAKA
Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2006.
Kaelany HD., Dr., MA, Islam Agama Universal, Jakarta: Midada Rahma Press,
2010.
Wachyudin, Achmad, Syaifullah, M., Ilyas, M., Muhibbin ,Z., Pendidikan Agama
Islam, Surabaya: Grasindo. 2009.
Kaelany HD., Dr., MA, Akhlak Mulia, Jakarta: Midada Rahma Press, 2016.
Eni, Eunika, dan Wahyono,T., Kupas Tuntas Facebook : Era Baru Pergaulan di
Dunia
Enterprise, J., Instagram untuk fotografi digital dan bisnis kreatif, Jakarta: Aelex
Media
Komputindo, 2012.
Muhammad bin Abdillah Al Imam, As-Syaikh, Pedoman Seorang Muslim,
Jakarta: As-Shaff Media, 2010.
Takwin, B., Hadinata, F., dan Putri, S., Kekuatan dan Keutamaan Karakter,
Filsafat, dan Etika, Depok: Universitas Indonesia, 2015.
Eugena Myers, Zaman Kejayaan Islam Para Ilmuan Muslim dan Pengaruhnya
Terhadap Dunia Barat (Arabic Thought and Western World in The Golden Age of
Islam) Alih bahasa M.M el-Khoiry, (Yogyakarta, Fajar Pustaka Baru, 2003)
Jujun S Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan
Tentang Hakekat Ilmu, ( Jakarta, PT. Gramedia, Cetakan X,1992)
M. Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah :Dari jabir Hingga Abdus
Salam, (Bandung, Penerbit Mizan, 1992)
Mohammad Shohibul Iman, "Perlunya Islamisasi Sains", Prosiding Seminar
Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ISTECS, Jakarta 1996.
Mulyanto, “Proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan", Prosiding Seminar Islamisasi
IlmuPengetahuan dan Teknologi, ISTECS, Jakarta 1996.
RA. Gunadi & M. shoelhi, Khasanah Orang Besar Islam dari Penakluk
Jerussalem Hingga Nol, (Jakarta, Penerbit Republika, 2003)

More Related Content

What's hot

Power Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamPower Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamFirdika Arini
 
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuCiri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuabdul gonde
 
Pendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islamPendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islamsemangatbaru85
 
Manusia dan kebutuhan doktrin agama
Manusia dan kebutuhan doktrin agamaManusia dan kebutuhan doktrin agama
Manusia dan kebutuhan doktrin agamaAzizunNisa3
 
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMIUKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMIDewi Sanusi Noor
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptari susanto
 
Konsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam IslamKonsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam Islamtaufiqakbar
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidRoisMansur
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointLontongSayoer
 
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAMPENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAMDadang Rohendi
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamsaiful anwar
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UINabdul gonde
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafatAngga Wijaya
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaSchool
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasYuliana Aminulloh
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamRendra Fahrurrozie
 

What's hot (20)

Power Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat IslamPower Point Filsafat Islam
Power Point Filsafat Islam
 
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmuCiri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
Ciri ciri pemikiran teologi modern dan hubunganya dengan ilmu-ilmu
 
Pendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islamPendekatan sosiologis-studi-islam
Pendekatan sosiologis-studi-islam
 
4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam4. sumber hukum islam
4. sumber hukum islam
 
Ppt aika 3
Ppt aika 3Ppt aika 3
Ppt aika 3
 
Manusia dan kebutuhan doktrin agama
Manusia dan kebutuhan doktrin agamaManusia dan kebutuhan doktrin agama
Manusia dan kebutuhan doktrin agama
 
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMIUKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
UKURAN NILAI BAIK DAN BURUK DALAM AKHLAK ISLAMI
 
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.pptFilsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
Filsafat, ilmu pengetahuan dan agama.ppt
 
Konsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam IslamKonsep Ilmu Dalam Islam
Konsep Ilmu Dalam Islam
 
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhidsejarah dan perkembangan ilmu tauhid
sejarah dan perkembangan ilmu tauhid
 
Tugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power pointTugas al quran hadist power point
Tugas al quran hadist power point
 
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAMPENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
PENDEKATAN ANTROPOLOGI DALAM STUDI ISLAM
 
Makalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islamMakalah sejarah munculnya teologi islam
Makalah sejarah munculnya teologi islam
 
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UINmakalah teologi modern oleh wahyudin dompu  UIN
makalah teologi modern oleh wahyudin dompu UIN
 
Hakikat berpikir
Hakikat berpikirHakikat berpikir
Hakikat berpikir
 
Pendekatan filsafat
Pendekatan filsafatPendekatan filsafat
Pendekatan filsafat
 
Metode studi islam
Metode studi islamMetode studi islam
Metode studi islam
 
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnyaMakalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
Makalah tentang akhlak dan ruang ligkupnya
 
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitasMakalah ilmu pengetahuan dan moralitas
Makalah ilmu pengetahuan dan moralitas
 
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi IslamBerbagai Pendekatan dalam Studi Islam
Berbagai Pendekatan dalam Studi Islam
 

Viewers also liked

Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologi
Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologiDampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologi
Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologiYukma Widjaya
 
Review lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawati
Review lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawatiReview lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawati
Review lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawatiKhairunnisa Nazhifah
 
Keperawatan dalam dimensi islam
Keperawatan dalam dimensi islamKeperawatan dalam dimensi islam
Keperawatan dalam dimensi islamKhomsha Sholikhah
 
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahHelmon Chan
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...Indra Wijaya
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifYuca Siahaan
 
Ilmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islam
Ilmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islamIlmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islam
Ilmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islamAnin Rodahad
 
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )dwitabrian
 
Skema Bm Kertas1 Set3
Skema Bm Kertas1 Set3Skema Bm Kertas1 Set3
Skema Bm Kertas1 Set3Kay Aniza
 
Kepercayaan kepada tuhan
Kepercayaan kepada tuhanKepercayaan kepada tuhan
Kepercayaan kepada tuhanmincomey
 
Nilai 1.1 kepercayaan kepada tuhan
Nilai 1.1 kepercayaan kepada tuhanNilai 1.1 kepercayaan kepada tuhan
Nilai 1.1 kepercayaan kepada tuhanSuhaila Panut
 

Viewers also liked (16)

Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologi
Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologiDampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologi
Dampak negatif situs jejaring sosial dan ayat tentang teknologi
 
Review lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawati
Review lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawatiReview lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawati
Review lembar jawaban kita-khairunnisa nazhifah yudyawati
 
Ctu553
Ctu553Ctu553
Ctu553
 
Efek media
Efek mediaEfek media
Efek media
 
Keperawatan dalam dimensi islam
Keperawatan dalam dimensi islamKeperawatan dalam dimensi islam
Keperawatan dalam dimensi islam
 
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalahRiya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
Riya, sum’ah, ujub dan takabur adalah
 
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
HUBUNGAN KOMUNIKASI DALAM KELUARGA DENGAN TINGKAT KEPERCAYAAN DIRI PADA SISWA...
 
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatifBeberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
Beberapa pertanyaan dalam metode kuantitatif
 
KASUS SIMPANGAN SILA PERTAMA PANCASILA
KASUS SIMPANGAN SILA PERTAMA PANCASILAKASUS SIMPANGAN SILA PERTAMA PANCASILA
KASUS SIMPANGAN SILA PERTAMA PANCASILA
 
Ilmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islam
Ilmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islamIlmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islam
Ilmu pengetahuan & teknologi dalam perspektif islam
 
modul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraanmodul Pendidikan kewarganegaraan
modul Pendidikan kewarganegaraan
 
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
Pendidikan Agama Islam (MATERI "TOLERANSI" )
 
Skema Bm Kertas1 Set3
Skema Bm Kertas1 Set3Skema Bm Kertas1 Set3
Skema Bm Kertas1 Set3
 
Kepercayaan kepada tuhan
Kepercayaan kepada tuhanKepercayaan kepada tuhan
Kepercayaan kepada tuhan
 
Nilai 1.1 kepercayaan kepada tuhan
Nilai 1.1 kepercayaan kepada tuhanNilai 1.1 kepercayaan kepada tuhan
Nilai 1.1 kepercayaan kepada tuhan
 
Nota moral spm
Nota moral spmNota moral spm
Nota moral spm
 

Similar to Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)

Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkDesiPermataSari16
 
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...Lovita Ivan Hidayatullah S. Pd.I
 
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan AgamaHubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agamacarlesnapitupulu
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Baiq Rilda Erliana Zahara
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuayu Naoman
 
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)RadiologiStikesPerta
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatyaKamila
 
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)khairulahmal
 
Makalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamMakalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamahmddrmnsyh
 
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosCitra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosChimonWave
 
Masyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaMasyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaUnnes
 
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesiaIslam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesiaNurulUtami53
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatKhusnoel Khatimah
 
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxFKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxEkoSulastri
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxLisdaPuspaawaliaj1
 

Similar to Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial) (20)

Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan IptrkPeran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
Peran Agama Dalam Meningkatkan Iptrk
 
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
Makalah fpi a.n lovita ivan hidayatullah (tujuan pendidikan islam di tengah k...
 
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan AgamaHubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
Hubungan Ilmu Pengetahuan dan Agama
 
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosGina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Gina Hanindya Rini, ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
Kumpulan Artikel Ilmu Sosial Budaya Dasar (ISBD) - Baiq Rilda Erliana Zahara,...
 
Tantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmuTantangan dan masa depan ilmu
Tantangan dan masa depan ilmu
 
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)Ilmu sosial dan Budaya Dasar        (ISBD)
Ilmu sosial dan Budaya Dasar (ISBD)
 
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sosFatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
Fatya kamila putri isbd farmasi_dr. taufiq ramdani, s.th.i., m.sos
 
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)
ILMU PENGETAHUAN DAN AGAMA (pai 2/1)
 
04 agama dan pst
04 agama dan pst 04 agama dan pst
04 agama dan pst
 
Ilmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya DasarIlmu Sosial Budaya Dasar
Ilmu Sosial Budaya Dasar
 
Makalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islamMakalah kebudayaan dalam islam
Makalah kebudayaan dalam islam
 
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.SosCitra Aulia Rizki , ISBD,  Farmasi,  Dr.  Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
Citra Aulia Rizki , ISBD, Farmasi, Dr. Taufiq Ramdani, S.Th.I., M.Sos
 
Masyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budayaMasyarakat dan kesadaran budaya
Masyarakat dan kesadaran budaya
 
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesiaIslam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
Islam dan Teknologi yang berkembang di indonesia
 
Sejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafatSejarah perkembangan filsafat
Sejarah perkembangan filsafat
 
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docxFKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
FKI tugas mandiri EKO SRI SULASTRI 2205056044.docx
 
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docxFILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
FILSAFAT ILMU DALAM KEHIDUAPAN MANUSIA.docx
 
Manusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosialManusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosial
 
Manusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosialManusia makhluk sosial
Manusia makhluk sosial
 

More from Khairunnisa Nazhifah (20)

Manusia dan agama
Manusia dan agamaManusia dan agama
Manusia dan agama
 
Makalah mpk agama islam peran keluarga dlm lgbt
Makalah mpk agama islam peran keluarga dlm lgbtMakalah mpk agama islam peran keluarga dlm lgbt
Makalah mpk agama islam peran keluarga dlm lgbt
 
syariah islam Ltm 2
syariah islam Ltm 2 syariah islam Ltm 2
syariah islam Ltm 2
 
Pengertian islam
Pengertian islamPengertian islam
Pengertian islam
 
Print out globalisasi pkn
Print out globalisasi pknPrint out globalisasi pkn
Print out globalisasi pkn
 
Laporan field trip
Laporan field trip Laporan field trip
Laporan field trip
 
Contoh penyimpangan sosial
Contoh penyimpangan sosialContoh penyimpangan sosial
Contoh penyimpangan sosial
 
Geo litosfer
Geo litosferGeo litosfer
Geo litosfer
 
Geo hidrosfer
Geo hidrosferGeo hidrosfer
Geo hidrosfer
 
Geo atmosfer
Geo atmosferGeo atmosfer
Geo atmosfer
 
Alat optik 1
Alat optik 1Alat optik 1
Alat optik 1
 
Pidato
PidatoPidato
Pidato
 
Laporan presentasi biologi
Laporan presentasi biologiLaporan presentasi biologi
Laporan presentasi biologi
 
Agama2
Agama2Agama2
Agama2
 
Definisi analytical exposition
Definisi analytical expositionDefinisi analytical exposition
Definisi analytical exposition
 
Dinamika hidrosfer
Dinamika hidrosferDinamika hidrosfer
Dinamika hidrosfer
 
Explanation text
Explanation textExplanation text
Explanation text
 
Narrative text x 2
Narrative text x 2Narrative text x 2
Narrative text x 2
 
Bentuk bentuk interaksi sosial x
Bentuk bentuk interaksi sosial xBentuk bentuk interaksi sosial x
Bentuk bentuk interaksi sosial x
 
Hidrokarbon man 7
Hidrokarbon man 7Hidrokarbon man 7
Hidrokarbon man 7
 

Recently uploaded

Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.KennayaWjaya
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaRobert Siby
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfDianNovitaMariaBanun1
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHRobert Siby
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.MeidarLamskingBoangm
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)ErnestBeardly1
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Ustadz Habib
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024milliantefraim
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Adam Hiola
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratpuji239858
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSRobert Siby
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRobert Siby
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURANBudiSetiawan246494
 

Recently uploaded (13)

Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
Teks Doa Untuk Rosario Peristiwa Terang.
 
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga BahagiaSEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
SEMINAR - Marriage and Family - Tips Rumah Tangga Bahagia
 
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdfPenampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
Penampakan Yesus setelah kebangkitan Lengkap.pdf
 
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAHWJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
WJIHS #44 Khotbah 120521 HCI Makna BIRU MERAH
 
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
KUASA DARAH YESUS.PPT menyelamatkan manusia dari kuasa dosa.
 
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
Pelajaran Masa Lalu (Sekolah Sabat Dewasa, 10 Mac 2024)
 
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
Asmak Sunge Rajeh WA +62 819 3171 8989 .
 
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
Panduan Liturgi untuk sekolah minggu 2024
 
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
Sekolah Sabat - Triwulan 2 2024 - Pelajaran 6
 
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syaratIhsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
Ihsanul amal, beramal dalam Islam ada 2 syarat
 
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUSWJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
WJIHS #44 - Renungan masa COVID-19 - MUREX - DARAH UNGU YESUS KRISTUS
 
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 ShortRenungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
Renungan Doa Subuh EIUC July 2024 Mazmur 88 Short
 
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURANAYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT -  STUDI QURAN
AYAT MUHKAMAT DAN AYAT MUTASYABIHAT - STUDI QURAN
 

Pengaruh islam dalam kebudayaan masa kini (iptek dan media sosial)

  • 1. PENGARUH ISLAM DALAM KEBUDAYAAN MASA KINI (IPTEK DAN MEDIA SOSIAL) MPKT Agama Kelompok 3 Ahmad Tirmidzi Aisa Amanda Anisa Yuniastuti Chendy Khairunnisa Nazhifah Nafizatus Salmi Nur Atikah Tadjuddin Safira Nurul Imani Siti Sa’diyah FAKULTAS MATEMATIKA DAN PENGETAHUAN ALAM UNIVERSITAS INDONESIA 2016
  • 2. 2 Daftar Isi A. BAB I Latar Belakang………………………………………………………3 B. BAB II 1. Konsep Kebudayaan Islam…………………………………………....4 2. IPTEK 2.1 Pengertian IPTEK……………………………………….…..5 2.1.1 Kewajiban mencari Ilmu…………………………...8 2.1.2 Pengaruh Iptek dalam Kehidupan………………….9 2.2 IPTEK Dalam Pandangan Islam……………………………14 2.3 Penerapan IPTEK Dalam Islam…………………………….16 2.4 Islam dan Perkembangan TIK………………………………21 2.5 Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEK………………23 3. Pengertian Media Sosial……………………………………………...23 3.1 Media Sosial dalam Perspektif Islam……………………………..24 3.2 Adab Menggunakan Media Sosial dalam Pandangan Islam……...27 3.3 Peran Media Sosial dalam Dakwah Islam……………………,,,30 3.4 Ujian dan Fitnah dalam Media Sosial…………………………..33 3.5 Penyelesaian Kepada Masalah Pengguna Media Sosial Sebagai Medium Pembelajaran Agama dari Perspektif Islam……………………36 3.6 Ciri-Ciri Media Sosial…………………...…………………..39 3.7 Penyalahgunaan Media Sosial………………………………40 3.8 Dampak Media Sosial…………………………………………..43 3.8.1 Dampak Positif Media Sosial dalam kacamata Islam……………………………………………………43 3.8.2 Dampak Negatif Jejaring Sosial dalam kacamata Islam……………………………………………………45 C. BAB III Kesimpulan…………………………………………………………..……49 Saran……………………………………………………………………….49 D. Daftar Pustaka…………………………………………………………..50
  • 3. 3 BAB I PENDAHULUAN A. Latar Belakang Di dunia yang serba modern ini penggunanan internet sudah sangat menyebar luas. Kecenderungan masyarakat dunia dalam menggunakan internet di dukung oleh banyaknya aplikasi-aplikasi yang memudahkan pekerjaan manusia, salah satunya media sosial memudahkan dalam menjalin komunikasi. Hal ini menunjukkan beapa besarnya peran media sosial dalam kehidupan masyarakat modern. Menurut data update aplikasi jejaring sosial 2016, ada 15 media sosial yang beredar di dunia modern ini. 15 media sosial ini hampir semuanya mempunyai fungsi yang sama, yakni sebagai alat untuk komunikasi. Namun bukankah terlalu banyak jika ada 15 aplikasi berbeda dengan tujuan penggunaannya sama?. Saat ini bahkan tidak terfikirkan lagi tentang banyaknya media sosial yang beredar, mengapa demikian?. Manusia dunia modern sudah memiliki kecenderungan yang signifikan terhadap media sosial. Kita bisa melihat ini sebagai suatu masalah, karena kecenderungan ini mempengaruhi pola perilaku manusia dan tata kehidupan disekitarnya. Baik hal tersebut berupa dampak negatif ataupun positif. Jika melihat kondisi saat ini telah banyak sekali dampak positif yang telah diberikan dalam jejaring sosial ini dan kebanyakan sesuai dengan ajaran Islam. Akan tetapi jejaring sosial pun juga dapat memberikan dapak negatif bagi penggunannya, ini berdasarkan kasus‐kasus yang tidak bermoral ataupun tidak berpendidikan telah terjadi pada saat ini, yang sangat bertentangan dengan ajaran Islam.
  • 4. 4 BAB II PEMBAHASAN 1. Konsep Kebudayaan Islam Menurut ahli budaya, kata budaya merupakan gabungan dari dua kata, yaitu budi dan daya. Budi mengandung makna akal, pikiran, paham, pendapat, ikhtiar, perasaan. Daya mengandung makna tenaga, kekuatan, kesanggupan. Jadi kebudayaan berarti kumpulan segala usaha dan upaya manusia yang dikerjakan dengan mempergunakan hasil pendapat untuk memperbaiki kesempurnaan hidup (Sidi Gazalba, 1998 : 35) Oleh karena itu, jika kita membicarakan kebudayaan berarti kita membicarakan kehidupan manusia dengan segala aktivitasnya. Dengan melakukan berbagai kegiatan dan aktivitasnya manusia berusaha dengan daya upaya serta dengan kemampuan yang dimilikinya untuk mengerjakan sesuatu guna kesempurnaan hidup. Kesempurnaan hidup itu dapat dicapai jika manusia mampu menggunakan akal budinya dengan baik. Kebudayaan adalah alam pikiran atau mengasah budi. Usaha kebudayaan adalah pendidikan. Kebudayaan adalah pergaulan hidup diantara manusia dengan alam semesta. Boleh jadi kebudayaan adalah usaha manusia melakukan tugas hidup sebagai khalifah fil ardli (wakil Tuhan di bumi). A.L. Kroeber dan Clyde Kluckhohn, telah mengumpulkan kurang lebih 161 definisi tentang kebudayaan (Musa Asy’ari.1992) secara garis besar definisi sebanyak itu dapat dikelompokkan dalam enam kelompok, sesuai dengan sudut pandang mereka. Kelompok pertama melihat dan pendekatan historis, kedua dari pendekatan normatif oleh Ralph Linton, ketiga dari pendekatan psikologi oleh Kluckkhonh, keempat dari pendekatan structural oleh Turrney, kelima dari pendekatan genetik oleh Bidney dan keenam dengan pendekatan deskriptif oleh Taylor. Dilihat dari berbagai tujuan dan sudut pandang tentang definisi kebudayaan, menunjukkan bahwa kebudayaan itu merupakan suatu persoalan yang sangat luas, namun esensinya adalah bahwa kebudayaan itu melekat dengan diri manusia. Artinya, manusialah itu pencipta kebudayaan. Kebudayaan itu hadir bersama dengan kelahiran manusia sendiri. Dari penjelasan tersebut kebudayaan itu dapat dilihat dari dua sisi, yaitu kebudayaan sebagai suatu proses dan kebudayaan sebagai sutau produk.
  • 5. 5 Al Qur’an memandang kebudayaan itu merupakan suatu proses, dan meletakkan kebudayaan sebagai eksistensi hidup manusia. Kebudayaan merupakan suatu totalitas kegiatan manusia yang meliputi kegiatan akal hati dan tubuh yang menyatu dalam suatu perbuatan. Oleh karena itu, secara umum kebudayaan dapat dipahami sebagai hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia. Ia tidak mungkin terlepas dari nilai-nilai kemanusiaan, namun bisa jadi lepas dari nilai-nilai ketuhanan. Kebudayaan Islam adalah hasil akal, budi, cipta rasa, karsa dan karya manusia yang berlandaskan pada nilai-nilai tauhid. Islam sangat menghargai akal manusia untuk berkiprah dan berkembang. Hasil akal, budi rasa dan karsa yang telah terseleksi oleh nilai-nilai kemanusiaan yang bersifat universal berkembang menjadi sebuah peradaban. Dalam perkembangannya kebudayaan perlu dibimbing oleh wahyu dan aturan-aturan yang mengikat agar tidak terperangkap pada ambisi yang bersumber dari nafsu hewani dan setan, sehingga akan merugikan dirinya sendiri. Di sini agama berfungsi untuk membimbing manusia dalam mengembangkan akal budinya sehingga menghasilkan kebudayaan yang beradab atau peradaban Islami. Oleh karena itu, misi kerasulan Muhammad SAW sebagaimana dalam sabdanya: “Sesungguhnya aku diutus untuk menyempurnakan akhlak”. Artinya Nabi Muhammad SAW, mempunyai tugas pokok untuk membimbing manusia agar mengembangkan kebudayaan sesuai dengan petunjuk Allah. Awal tugas kerasulan Nabi meletakkan dasar-dasar kebudayaan Islam yang kemudian berkembang menjadi peradaban Islam. Ketika dakwah Islam keluar dan Jazirah Arab, kemudian tersebar ke seluruh dunia, maka terjadilah suatu proses panjang dan rumit, yaitu asimilasi budaya setempat dengan nilai-niali Islam itu sendiri, kemudian menghasilkan kebudayaan Islam, kemudian berkembang menjadi suatu peradaban yang diakui kebenarannya secara universal. 2. IPTEK 2.1 Pengertian IPTEK Dilihat dari segi kata, IPTEK merupakan akronim dari dua kata yaitu: Ilmu dan Teknologi, dimana kedua meskipun berbeda tapi memiliki keterkaitan yang erat antara satu dengan yang lainnya. Masing-masing dari pengertiannnya akan dibahas
  • 6. 6 Pertama ilmu, sains, atau ilmu pengetahuan adalah seluruh upaya sadar untuk menyelidiki, menemukan, dan meningkatkan pemahaman manusia dari berbagai aspek realitas di alam manusia. Aspek-aspek tersebut dibatasi untuk menghasilkan formula yang pasti. Ilmu memberikan kepastian untuk membatasi ruang lingkup pandangannya, dan kepastian ilmu yang diperoleh dari keterbatasan. Ilmu tidak hanya pengetahuan (knowledge), namun meringkas satu set teori berbasis pengetahuan yang disepakati dan dapat diuji secara sistematis dengan seperangkat metode yang diakui dalam bidang ilmu tertentu. Dalam cahaya filsafat, ilmu terbentuk karena orang mencoba untuk berpikir lebih tentang pengetahuan mereka. Sains adalah produk epistemologi. Ilmu alam hanya bisa memastikan setelah lapangan terbatas pada Baha’i (material saja), atau psikologi hanya bisa meramalkan perilaku manusia jika pandangannya terbatas pada lingkup aspek umum perilaku manusia yang konkret. Berkenaan dengan contoh ini, ilmu-ilmu alam untuk menjawab pertanyaan tentang bagaimana jarak matahari dan bumi, atau ilmu psikologi menjawab apakah seorang wanita muda cocok menjadi perawat. Beberapa ahli memiliki pendapatnya tentang definisi dari ilmu  Menurut Minto Rahayu Ilmu adalah pengetahuan yang telah disusun secara sistematis dan berlaku umum, sedangkan pengetahuan adalah pengalaman yang bersifat pribadi/kelompok dan belum disusun secara sistematis karena belum dicoba dan diuji  Menurut Thomas Kuhn Ilmu adalah himpunan aktivitas yang menghasilkan banyak penemuan, bail dalam bentuk penolakan maupun pengembangannya  Menurut dr. Maurice bucaille Ilmu adalah kunci untuk mengungkapkan segala hal, baik dalam jangka waktu yang lama maupun sebentar.
  • 7. 7  Menurut Popper Ilmu adalah tetap dalam keseluruhan dan hanya mungkin direorganisasi. Sedangkan Islam memiliki pengertian tersendiri dalam mendefinisikan pengertian dari ilmu. Pandangan Al-Qur’an tentang ilmu dan teknologi dapat diketahui prinsip-prinsipnya dari analisis wahyu pertama yang diterima oleh Nabi Muhammad SAW. Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dari segumpal darah, Bacalah, dan Tuhanmulah Yang Maha Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam, Dia mengajar kepada manusia apa yang tidak diketahuinya (Q.S. Al-A’laq;1-5). Sedangkan istilah teknologi merupakan produk ilmu pengetahuan.Dalam sudutpandang budaya, teknologi merupakan salah satu unsur budaya sebagai hasilpenerapan praktis dari ilmu pengetahuan.Meskipun pada dasarnya teknologi juga memiliki karakteristik obyektif dan netral.Dalam situasi tertentu teknologitidak netral lagi karena memiliki potensi untuk merusak dan potensikekuasaan.Disinilah letak perbedaan ilmu pengetahuan dengan teknologi. Dalam KBBI (Kamus Besar Bahasa Indonesia), teknologi diartikan sebagai “kemampuan teknik yang berlandaskan pengetahuan ilmu eksakta dan berdasarkan proses teknis”. Teknologi juga dapat membawa dampak positif berupa kemajuan dan kesejahteraan bagi manusia juga sebaliknya dapat membawa dampak negative berupa ketimpangan-ketimpangan dalam kehidupan manusia dan lingkungannya yang berakibat kehancuran alam semesta. Dalam pemikiran islam, ada dua sumber ilmu yaitu akal dan wahyu. Keduanya tidak boleh dipertentangkan. Manusia diberi kebebasan dalam mengembangkan akal budinya berdasarkan tuntunan Al-Qur’an dan sunah rasul. Atas dasar itu ilmu dalam pemikiran islam ada yang bersifat abadi (mutlak) karena
  • 8. 8 bersumber dari allah. Ada pula ilmu yang bersifat perolehan (nisbi) karena bersumber dari akal pikiran manusia. 2.1.1 Kewajiban mencari Ilmu Pada dasarnya kita hidup didunia ini tidak lain adalah untuk beribadah kepada Allah. Tentunya beribadah dan beramal harus berdasarkan ilmu yang ada di Al-Qur’an dan Al-Hadist. Tidak akan tersesat bagi siapa saja yang berpegang teguh dan sungguh-sungguh berpedoman pada Al-Qur’an dan Al- Hadist. Disebutkan dalam hadist, bahwasanya ilmu yang wajib dicari seorang muslim ada 3, sedangkan yang lainnya akan menjadi fadhlun (keutamaan). Ketiga ilmu tersebut adalah ayatun muhkamatun (ayat-ayat Al-Qur’an yang menghukumi), sunnatun qoimatun (sunnah dari Al-hadist yang menegakkan) dan faridhotun adilah (ilmu bagi waris atau ilmu faroidh yang adil). Dalam sebuah hadist rasulullah bersabda, “ mencari ilmu itu wajib bagi setiap muslim, dan orang yang meletakkan ilmu pada selain yang ahlinya bagaikan menggantungkan permata dan emas pada babi hutan.”(HR. Ibnu Majah dan lainya). Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu nikmat-Nya lahir dan batin. Dan di antara manusia ada yang membantah tentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (Q.S. Lukman ; 20).
  • 9. 9 Dalam hadist yang lain Rasulullah bersabda, “sedekah yang paling utama adalah orang islam yang belajar suatu ilmu kemudian diajarkan ilmu itu kepada orang lain.”(HR. Ibnu Majah). Maksud hadis diatas adalah lebih utama lagi orang yang mau menuntut ilmu kemudian ilmu itu diajarkan kepada orang lain. Inilah sedekah yang paling utama dibanding sedekah harta benda. Ini dikarenakan mengajarkan ilmu, khususnya ilmu agama, berarti menenan amal yang muta’adi (dapat berkembang) yang manfaatnya bukan hanya dikenyam orang yang diajarkan itu sendiri, tetapi dapat dinikmati orang lain. 2.1.2 Pengaruh Iptek dalam Kehidupan Meskipun perkembangan IPTEK juga telah dirasakan oleh masyarakat di negara Indonesia namun perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi di negara ini tertinggal jauh jika dibandingkan dengannegara-negara Eropa dan Amerika Serikat bahkan pula di negara- negara Asia misalnya Jepang dan China. Perkembangan IPTEK di Indonesia memang masih memprihatinkan. Realitas yang memprihatinkan itu bukan dilihat dari prestasi beberapa bidang IPTEK yang telah dicapai selama ini seperti mendapat medali emas pada International Exhibition of Invention New Technique and Product, memperoleh The First Step to Nobel Prize di bidang fisika tingkat SMA, temuan alat pengukur curah hujan oleh LIPI, temuan aplikasi teknologi DNA, temuan bibit padi unggul, temuan vector medan laju percepatan gerakan lempeng tektonik akibat maraknya bencana gempa bumi di Indonesia, rancang bangun pesawat remotely piloted vehicle, memperoleh penghargaan internasional Fellowship L’Oreal-Unesco for Woman in Science dan masih banyak lagi lainnya, terlebih lagi di bidang TI banyak sekali pemuda Indonesia yang telah menghasilkan berbagai macam perangkat lunak buatan dalam negeri, yang memang semua itu perlu disyukuri. Hambatan perkembangan IPTEK di negara Indonesia ini disebabkan oleh beberapa faktor, antara lain :
  • 10. 10  Kesadaran informasi masyarakat yang masih belum maksimal  Sikap terhadap teknologi belum menunjang  Penggunaan teknologi informasi belum merata, apalagi mengakar dalam kehidupan masyarakat  Penerapan budaya informasi belum didorong oleh pelembagaan atau kebijakan nasional.  Kapasitas inovasi nasional yang masih rendah  Kolaborasi antara universitas, litbang, dan industri yang masih perlu dibangun  Penggunaan paten sebagai alat perlindungan hak cipta penemu dan sekaligus alat untuk diseminasi teknologi yang perlu dibangun lebih baik  Kendala lain yang penting adalah dukungan pemerintah dalam bentuk pembelian teknologi canggih hasil litbang dalam negeri (government procurement of advanced technology product) yang masih rendah. Selain itu, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk meningkatkan kemajuan IPTEK di Indonesia, yaitu :  Menciptakan kebijakan-kebijakan IPTEK yang segaris lurus dengan penciptaan kesejahteraan masyarakat.  Keterlibatan pihak swasta khususnya anggaran-anggaran penelitian dan pengembangan.  Merangsang peneliti untuk lebih giat dan aktif melakukan penelitian dan pengembangan IPTEK.  Pemerintah memberikan dukungan dalam bentuk pembelian teknologi canggih hasil litbang dalam negeri (government procurement of advanced technology product) yang masih rendah. Perkembangan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi berpengaruh terhadap seluruh aspek/bidang kehidupan manusia, diantaranya : Pengaruh IPTEK dalam bidang Pendidikan
  • 11. 11 Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam bidang Pendidikan, antara lain : a. Munculnya media massa, khususnya media elektronik sebagai sumber ilmu dan pusat pendidikan sehingga guru bukannya satu-satunya sumber ilmu pengetahuan. b. Munculnya metode-metode pembelajaran yang baru, yang memudahkan siswa dan guru dalam proses pembelajaran. Dengan kemajuan teknologi terciptalah metode-metode baru yang membuat siswa mampu memahami materi-materi yang abstrak, karena materi tersebut dengan bantuan teknologi bisa dibuat konkret. Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Pendidikan, antara lain : a. Kerahasiaan alat tes semakin terancam. Dalam hal ini Program tes inteligensi seperti tes Raven, Differential Aptitudes. Test dapat diakses melalui compact disk. Implikasi dari permasalahan ini adalah tes psikologi yang ada akan mudah sekali bocor, dan pengembangan tes psikologi harus berpacu dengan kecepatan pembocoran melalui internet tersebut. b. Penyalahgunaan pengetahuan bagi orang-orang tertentu untuk melakukan tindak kriminal. Kita tahu bahwa kemajuan dalam bidang pendidikan juga mencetak generasi yang berpengetahuan tinggi tetapi mempunyai moral yang rendah. Contonya dengan ilmu komputer yang tingi maka orang akan berusaha menerobos sistem perbankan dan lain-lain. Pengaruh IPTEK dalam bidang Informasi dan Komunikasi Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam bidang Informasi dan Komunikasi, antara lain : a. Kita akan lebih cepat mendapatkan informasi-informasi yang akurat dan terbaru seluruh dunia melalui internet. b. Kita dapat berkomunikasi dengan teman, maupun keluarga yang sangat jauh hanya dengan melalui handphone.
  • 12. 12 Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Informasi dan Komunikasi, antara lain : a. Pemanfaatan jasa komunikasi oleh jaringan teroris b. Penggunaan informasi tertentu dan situs tertentu yang terdapat di internet yang bisa disalahgunakan pihak tertentu untuk tujuan tertentu Pengaruh IPTEK dalam bidang Ekonomi dan Industri Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam bidang Ekonomi dan Industri, antara lain : a. Pertumbuhan ekonomi yang semakin tinggi b. Terjadinya industrialisasi c. Produktifitas dunia industri semakin meningkat. Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Ekonomi dan Industri, antara lain : a. Terjadinya pengangguran bagi tenaga kerja yang tidak mempunyai kualifikasi yang sesuai dengan yang dibutuhkan b. Sifat konsumtif manusia. Hal ini akan melahirkan generasi yang secara moral mengalami kemerosotan, yaitu berperilaku konsumtif, boros dan memiliki jalan pintas yang bermental “instant”. Pengaruh IPTEK dalam bidang Sosial Budaya Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam bidang Sosial Budaya, antara lain : a. Adanya emansipasi wanita. Setiap wanita berhak menentukan hidupnya dalam berkarir. Dalam hal ini ditunjukkan banyaknya wanita-wanita yang memiliki karir, misalnya sebagai anggota DPR, Gubernur, Guru, Dokter, dll. b. Meningkatnya rasa percaya diri Kemajuan ekonomi di negara-negara Asia melahirkan fenomena yang menarik. Perkembangan dan kemajuan ekonomi telah meningkatkan rasa percaya diri dan ketahanan diri sebagai suatu bangsa akan semakin
  • 13. 13 kokoh. Bangsa-bangsa Barat tidak lagi dapat melecehkan bangsa-bangsa Asia. Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Sosial Budaya, antara lain : a. Kemerosotan moral di kalangan warga masyarakat, khususnya di kalangan remaja dan pelajar. Kemajuan kehidupan ekonomi yang terlalu menekankan pada upaya pemenuhan berbagai keinginan material, telah menyebabkan sebagian warga masyarakat menjadi “kaya dalam materi tetapi miskin dalam rohani”. b. Menurunnya rasa kebersamaan dan persatuan dalam setiap manusia. Kenakalan dan tindak menyimpang di kalangan remaja semakin meningkat,serta semakin lemahnya kewibawaan tradisi-tradisi yang ada di masyarakat, seperti gotong royong dan tolong-menolong telah melemahkan kekuatan-kekuatan sentripetal yang berperan penting dalam menciptakan kesatuan sosial. Pengaruh IPTEK dalam bidang Kesehatan Perkembangan IPTEK memiliki beberapa dampak positif dalam bidang Kesehatan, antara lain : a. Ditemukannya mikroskop, sinar-X, antibiotik, obat-obat bius, transplantasi vaksinasi bidang kedokteran dan pengobatan dalam rangka peningkatan kesehatan masyarakat. b. Ditemukannya alat-alat pengganti organ tubuh manusia yang telah rusak. Misalnya mata (baik mata buatan maupun donor mata), ginjal dan jantung. Selain memiliki dampak positif, perkembangan IPTEK juga memiliki beberapa dampak negatif dalam bidang Kesehatan, antara lain : 1. Radiasi
  • 14. 14 Sejumlah penelitian yang dilakuan menunjukkan radiasi telepon genggam berakibat buruk terhadap tubuh manusia. Misalnya meningkatkan risiko terkena tumor telinga dan kanker otak, berpengaruh buruk pada jaringan otak, merusak dan mengurangi jumlah sperma hingga 30 persen, mengakibatkan meningioma, neurinoma akustik, acoustic melanoma, dan kanker kelenjar ludah. 2. Gangguan Reproduksi Seperti sebuah mitos, tetapi ada sedikit data yang menyebutkan bahwa handphone dapat memberikan efek pada kesuburan pria. Faktanya, sebuah penelitian yang dipublikasikan jurnal medis, Fertility & Serility, menguji penggunaan handphone oleh 361 pria pada sebuah klinik kesuburan. Hasilnya menunjukkan bahwa semakin sering seorang pria menggunakan handphone-nya, semakin rendah jumlah, kualitas dan ketahanan sperma mereka. 2.2 IPTEK Dalam Pandangan Islam Ayat pertama yang diturunkan dalam Al-Qur’an mengandung isyarat perintah yang langsung dan tegas untuk menuntut ilmu pengetahuan (proses belajar):[5] QS. al-‘Alaq:1-5, “Bacalah dengan (menyebut) nama Tuhanmu Yang menciptakan. Dia menciptakan manusia dari segumpal darah. Bacalah, dan Tuhanmu-lah Yang Paling Pemurah. Yang mengajar (manusia) dengan perantaran kalam. Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya”. Nabi Muhammad SAW bersabda: “Setiapmuslimdanmuslimahwajibmenuntutilmu”(Fazul-Ul- Karim,1971,hal.20). Dan dalam sabdanya yang lain: “CarilahilmumeskidinegeriCina”(Fazul-Ul-Karim,1971,hal.20).“Siapa saja yang tengah sibuk menuntut ilmu pengetahuan, maka Allah memberikan bimbingan-Nya untuk menuju ke surga. Sementara para malaikat mengepakkan sayap-sayapnya untuk memberikan naungan kepada orang yang menuntut ilmu pengetahuan”(Ul-Karim,1971,hal. 20). Perintah Nabi di atas membawa konsekuensi hukum, bahwa menuntut ilmu adalah suatu kewajiban yang harus ditunaikan oleh setiap orang Islam.
  • 15. 15 Kewajiban ini telah disepakati oleh semua ahli hukum Islam baik dari kalangan tradisional maupun modernis. Sungguhpun demikian, menuntut ilmu pengetahuan tidak terbatas bersumber pada al- Qur’andansunnahNabi.Dianjurkanagarmereka(umatIslam)menuntutilmupeng etahuandinegara- negarayangkadarilmupengetahuannyasangatluasdantinggi.Dalamal- Qur’anAllah menegaskan bahwa ilmu pengetahuan adalah cara terbaik dan terpenting yang bisa menuntun kepada iman. Bahkan Allah juga menegaskan bahwa mencari ilmu pengetahuan adalah suatu sarana untuk lebih mendekatkan diri kepada Sang Pencipta. Lebih lanjut ditegaskan pula bahwa mencari ilmu pengetahuan merupakan perilaku agung yang bisa mengangkat nilai dan status derajat seseorang yang melakukannya: QS. al-Mujaadilah: 11, “Danapabiladikatakan:"Berdirilahkamu",makaberdirilah,niscayaAllahakanme ninggikanorang-orangyangberimandiantaramudanorang- orangyangdiberiilmupengetahuanbeberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan” Kita sebagai umat Islam, harus selalu bersyukur kepada Allah yang telah mengaruniai agama Islam sebagai pedoman hidup yang lurus lengkap dan sempurna sebagaimana ditegaskan dalam al-Qur’ansurat al-Maidah ayat 3 (tiga): “PadahariinitelahAkusempurnakanuntukmuagamamudantelahAkucukupkank epadamunikmat-KudantelahAkuridhaiIslam menjadi agamamu”. Salah satu keagungan nikmat yang dikaruniakan Allah bagi umat Nabi Muhammad SAW ialah nikmat ilmu pengetahuan dan teknologi. Kemajuan sains dan teknologi telah memberikan kemudahan-kemudahan dan kesejahteraan bagi kehidupan manusia sekaligus merupakan sarana bagi kesempurnaan manusia sebagai hamba Allah dan khalifah-Nya karena Allah telah mengaruniakan anugerah kenikmatan kepada manusia yang bersifat saling melengkapi yaitu anugerah agama dan kenikmatan sains teknologi. Ilmu pengetahuan dan teknologi merupakan dua sosok yang tidak dapat dipisahkan satu sama lain. Ilmu merupakan sumber teknologi yang mampu
  • 16. 16 memberikan kemungkinan munculnya berbagai penemuan rekayasa dan ide- ide. Adapun teknologi merupakan terapan atau aplikasi dari ilmu yang dapat ditunjukkan dalam hasil nyata yang lebih canggih dan dapat mendorong manusia untuk berkembang lebih maju lagi.[6] Peradaban modern adalah hasil kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi yang gemilang telah dicapai oleh manusia setelah diadakan penelitian yang tekun dan eksperimen yang mahal yang telah dilakukan selama berabad-abad. Maka sudah sepantasnya kalau kemudian manusia menggunakan penemuan-penemuannya itu guna meningkatkan taraf hidupnya. Kemajuan teknologi secara umum telah banyak dinikmati oleh masyarakat luas dengan cara yang belum pernah dirasakan bahkan oleh para raja dahulu kala. Tampaknya manusia di masa depan akan mencapai taraf kemakmuran yang lebih tinggi dan memperoleh kemudahan-kemudahan yang lebih banyak lagi. Agama Islam tidak menghambat kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi, juga tidak anti terhadap barang-barang produk teknologi baik di zaman lampau, di masa sekarang maupun di waktu-waktu yang akan datang. Demikian pula ajaran Islam tidak akan bertentangan dengan teori-teori pemikiran modern yang teratur dan lurus dan analisa-analisa yang teliti dan obyektif. 2.3 Penerapan IPTEK Dalam Islam Penerapan sains yang benar dan tepat sasaran yang dilandasi oleh nilai Islam sudah pasti memberikan kemakmuran dan kesejahteraan serta mengangkat harkat dan martabat manusia lebih baik dan tinggi di sisi Allah. Karena dalam Islam orang yang berilmu dan menggunakan ilmunya di jalan Allah untuk kemaslahatan umat manusia, oleh Allah akan diangkat derajatnya lebih tinggi dari mereka yang tidak berilmu, karena dapat memberikan manfaat bagi orang lain. Tapi sebaliknya penguasaan dan penerapan yang salah dan tidak dilandasi oleh nilai-nilai agama, kata Allah, tunggulah giliran kehancuran.[7] Sebagai umat Islam kita harus menyadari bahwa dasar-dasar filosofis
  • 17. 17 untuk mengembangkan ilmu dan teknologi itu bisa dikaji dan digali dalam al- Qur’an,sebabkitabsuciinibanyakmengupasketerangan- keteranganmengenaiilmupengetahuandanteknologi.Sebagaicontohadalahfirm anAllahSWTdalamsuratal-Anbiyaayat80: “TelahKamiajarkankepadaDaudmembuatbajubesiuntukkamugunamemelihara diridalampeperanganmu.Makahendaklahkamubersyukur(kepadaAllah)”. Ilmu pengetahuan dan teknologi (iptek) adalah salah satu kunci keunggulan suatu bangsa atas bangsa lainnya. Namun yang lebih vital dari itu adalah motivasi sehingga suatu bangsa menguasai iptek, karena selama motivasi ini ada, maka bangsa itu tak kan pernah kenal lelah untuk mempelajari dan mengembangkan iptek, serta menyiapkan segala infrastruktur yang diperlukannya. Dia tak cuma akan mengejar ketinggalannya, namun juga akan selalu bisa mempertahankan keunggulan yang telah diraihnya. Suatu perbuatan bisa didorong oleh tiga hal: –karenapaksaan,ancaman,hukuman –karenarangsangankeuntunganekonomi –karenakeyakinan,bahwapekerjaanitubenardanharusdilakukan. Paksaan atau rangsangan adalah motivator bermutu rendah . Dia mudah ditimbulkan, namun mudah pula hilang. Dia tidak bisa melahirkan suatu kesinambungan sendiri. Pembangunan iptek yang dilakukan karena paksaan suatu rejim tirani misalnya, akan segera berhenti bila paksaan itu dikendorkan. Akibatnya, untuk menghidupkan iptek, rakyat dan para ilmuwan harus terus menerus hidup dalam ketakutan. Motivasi yang paling tinggi nilainya adalah keyakinan, bahwa pekerjaan itu benar dan harus dilakukan. Keyakinan itu memerlukan waktu untuk ditanamkan ke dada manusia, namun sekali tertanam ia akan “hidup” terus, selama bisa mewariskan ke generasi berikutnya. Manusia akan bekerja bebas tanpa paksaan, merdeka tanpa harus tunduk pada kendala ekonomi; mereka bekerja semata-mata karena yakin kebenarannya, dan untuk itu mereka akan selalu menemukan jalan, agar pekerjaannya bisa berhasil. Motivasi inilah yang dimiliki oleh para Nabi, yang juga diwarisi ummat
  • 18. 18 Islam di masa lalu, sehingga bisa mengangkat bangsa yang “ummiy”(butahuruf)menjadibangsayangmeninggalkanjejakyangluarbiasapad aduniaiptek.  Yang pertama adalah membaca dan menulis Ayat yang turun pertama-tama adalah ayat tentang perintah membaca. Bacalah dengan (menyebut) nama Rabbmu Yang menciptakan, Dia telah menciptakan manusia dengan segumpal darah. Bacalah, dan Rabbmulah Yang Paling Pemurah, Yang mengajar (manusia) dengan perantaraan kalam; Dia mengajarkan kepada manusia apa yang tidak diketahuinya. (QS. 96:1-5) Ayat kedua tentang menulis: Nun, demi kalam dan apa yang mereka tulis, (QS. 68:1)  Menggunakan akal, Memperhatikan alam ? Sains Selanjutnya Allah memerintahkan menggunakan akal, menyebut kedudukan yang tinggi bagi orang-orang yang melihat alam, berpikir, memahaminya dan mempertebal keimanannya: Dan tak ada seorangpun akan beriman kecuali dengan izin Allah; dan Allah murka kepada orang-orang yang tidak mempergunakan akalnya. (QS. 10:100) Katakanlah: “Samakahorang-orangyangmengetahuidengan yang tidak mengetahui?”Sesungguhnyayangberakallahyangdapatmenerimapelajaran.(QS .39:9) Sesungguhnya yang takut kepada Allah diantara hamba-hamba-Nya, hanyalah yang berilmu …(QS.35:28) Dia-lah yang menjadikan matahari bersinar dan bulan bercahaya dan ditetapkan-Nya manzilah-manzilah (tempat-tempat) bagi perjalanan bulan itu, supaya kamu mengetahui bilangan tahun dan perhitungan (waktu). Allah tidak menciptakan yang demikian itu melainkan dengan hak. Dia menjelaskan tanda-tanda (kebesaran-Nya) kepada orang-orang yang mengetahui. (QS. 10:5) Katakanlah: “Perhatikanlahapayangadadilangitdandibumi.Tidaklahbermanfa’attandakekua saanAllahdanrasul-rasulyangmemberiperingatanbagiorang-
  • 19. 19 orangyangtidakberiman”.(QS.10:101)  Menundukkan alam dengan Sunnatullah ? Teknologi Tidakkah kamu perhatikan sesungguhnya Allah telah menundukkan untuk (kepentingan)mu apa yang di langit dan apa yang di bumi dan menyempurnakan untukmu ni’mat- Nyalahirdanbatin.Dandiantaramanusiaadayangmembantahtentang (keesaan) Allah tanpa ilmu pengetahuan atau petunjuk dan tanpa Kitab yang memberi penerangan. (QS. 31:20) Dan Dia menundukkan untukmu apa yang ada di langit dan apa yang ada di bumi semuanya, (sebagai rahmat) daripada-Nya. Sesungguhnya pada yang demikian itu benar-benar terdapat tanda-tanda (kekuasaan Allah) bagi kaum yang berfikir. (QS. 45:13)  Metode ala Sunnah Rasulullah sendiri telah meletakkan fondasi infrastruktur pengembangan iptek pada kaum muslimin. Banyak contoh-contoh yang diberikan Nabi dan lalu diteruskan oleh para salafus shaleh, yang menjadikan ummat Islam dalam waktu singkat bisa mengungguli iptek yang pernah dikuasai oleh bangsa manapun sebelumnya, baik itu bangsa Persia, Romawi, Mesir, India maupun Cina. 1. Pembentukan penalaran ilmiah Sejak mula, Islam tidak menerima pendapat tanpa argumentasi rasional, siapapun yang mengucapkan. “Kemukakanargumentasikalian,jikakalianmemangbenar“.(QS.27:64) Islam tidak mengakui sangkaan (zhan) untuk hal-hal yang perlu keyakinan penuh dan ilmu yang akurat. “Merekatidakmempunyaisesuatupengetahuanpuntentangitu.Merekatidaklainh anyalahmengikutisangkaan,sedangsesungguhnyasangkaanitutiadaberfaedahse dikitpununtukkebenaran”.(QS.53:28) Islam menolak subyektivitas emosi, sebab apapun kesimpulannya, ia berinteraksi pada hukum alam. “Makaputuskanlahdiantaramanusiadenganbenardanjanganlahmengikutihawa nafsu,karenaiaakanmenyesatkankamudarijalanAllah.”(QS.38:26)
  • 20. 20 Islam mengikis patuh buta (taklid), baik itu kepada nenek moyang, pemimpin, apalagi pada orang awam. Dan apabila dikatakan kepada mereka: “IkutilahapayangtelahditurunkanAllah”.Merekamenjawab:“Kamihanyamengi kutiapayangtelahkamidapatidarinenekmoyangkami”.Apakahmerekaakanmen gikutijuga,walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?. (QS. 2:170) Dan Islam mementingkan pengamatan empiris terhadap langit dan bumi dan segala isinya. “dibumiituterdapattanda-tandabagiorang-orangyangyakin,dan(juga) pada dirimu sendiri. Maka apakah kamu tiada memperhatikan?”(QS.51:20-21) 2. Pemberantasan buta huruf Pada peristiwa Badr, Rasulullah menawan 70 orang. Sebagian dari mereka menebus dirinya dengan mengajar baca-tulis sepuluh anak kecil muslim hingga bisa. Orang Madinah waktu itu umumnya buta huruf. Di antara “alumniPBH”iniadalahZaidbinTsabit,yangkemudian menjadi penulis wahyu. 3. Mempelajari bahasa asing Rasulullah diutus untuk seluruh alam (QS 7:158), padahal ia seorang Arab dan Quran pun berbahasa Arab. Karena itu Rasulullah lalu memerintahkan para sahabat belajar bahasa-bahasa asing kaum yang akan dihubungi (Persia, Romawi, Syria dll) untuk menerjemahkan surat-surat beliau. 4. Pengumpulan data / Statistik Khudhaifah bin Al-Yaman bercerta: Kami pernah bersama-sama Rasulullah, dan beliau bersabda, “Buatkanpendataanuntukkusiapa-siapayangsudahmasuk Islam”.(HR.Bukhari-Muslim). 5. Perencanaan Dalam sejarah Nabi, tampak bahwa setiap keputusan beliau direncanakan secara matang, baik ketika akan menyampaikan wahyu ke khalayak, melakukan hijrah maupun ketika mengatur strategi perang. Setelah merencanakan sebaik-baiknya itulah, baru kita menyerahkan hasilnya kepada Allah (tawakkal). 6. Pengakuan metode eksperimental
  • 21. 21 Pada kasus pencangkokan kurma yang ternyata gagal, Rasulullah bertanya: “Apayangterjadi?”.Merekamenjawab:“Bagindatelahmengatakanbegini dan begitu”.Rasulullahbersabda:“Kalianlebihtahuurusanteknikduniakalian”.(HR Muslim). Di hadits lain, Rasul bersabda: “Ucapankudahuluhanyalahdugaanku.Jikaberguna,lakukanlah.Akuhanyalahse orangmanusiasepertikamu.Dugaanbisabenarbisa salah. Tetapi apa yang kukatakan kepadamu dengan Allah berfirman, maka aku tak akan pernah berdusta terhadap Allah. (HR Ahmad) 7. Memegang pendapat pakar dan ilmuwan …dantidakadayangdapatmemberimuinformasisepertiyangdiberikanolehpakar nya.(QS. 35:14) Setiap hal ada ilmunya, setiap ilmu ada pakarnya. Dalam hal-hal teknis, Rasulullah selalu menggunakan bantuan para pakar, baik sebagai guide ketika hijrah, maupun ketika mengatur taktik perang. Guide Rasul ketika Hijrah adalah seorang musyrik. 8. Memetik segala yang bermanfaat Rasulullah bersabda: “Ilmuitubagaibinatangsesatorangmukmin.Dimanapuniamenemukannya,ialebi hberhakatasnya”(HRTirmizidanIbnuMajah). Atas dasar ini, maka ummat Islam tidak pernah merasa risi belajar ilmu-ilmu yang tidak terwarnai pandangan hidup pemiliknya, seperti matematika, fisika, kedokteran, ilmu militer hingga administrasi. 9. Memberantas tahayul dan khurafat Dari Ibnu ‘Umar,Rasulullahbersabda:“Gerhanamataharidanbulantidakterjadikarenakem atianatau kelahiran seseorang tetapi keduanya adalah tanda-tanda kekuasaan Allah …”(HRBukhari2,152) Rasulullah bersabda: “Barangsiapamendatangidukunparanormaldanmenanyakansesuatu,lalumemb enarkanapayangdiucapkannya,makasalatnyatidakditerimaselama 40 hari”(HRMuslim).
  • 22. 22 2.4 Islam dan Perkembangan TIK Perkembangan Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) sampai saat ini menunjukkan angka yang bisa dibilang menakjubkan. Manusia menjadi lebih mudah berinteraksi dan berkomunikasi. Namun, ada beberapa dampak negatif yang diperoleh dari perkembangan TIK ini jika manusia tidak berlaku wajar. Misalnya, manusia lebih memilih untuk teleponan atau sms, atau skype-an (semacam aplikasi video call) daripada bersilaturrahmi secara langsung. Penggunaan jejaring sosial seperti Facebook dan Twitter juga cukup merajalela. Dari jejaring sosial ini, bermunculan penyimpangan-penyimpangan dan hal-hal yang berbau SARA. Semakin banyak akun-akun yang menjelek-jelekkan suatu agama atas nama agama. Dalam menyikapi hal tersebut, umat Islam seharusnya tidak terlalu ikut terlibat dengan memaki atau menghina akun-akun yang seperti itu di jejaring sosial karena sebenarnya tujuan pembuat akun hina itu adalah untuk membuat para pembacanya panas dan makin menjelekkan suatu agama lain. Di samping banyaknya bermunculan akun yang berbau SARA itu, ternyata ada banyak juga akun yang berhubungan dengan dakwah. Ini menunjukkan bahwa banyak umat Islam yang mampu memanfaatkan perkembangan teknologi informasi dan komunikasi untuk berdakwah sehingga masyarakat yang masih mempunyai ilmu agama yang sedikit dan sering online di dunia maya bisa melihat isi dakwah itu. 2.5 Penyikapan Terhadap Perkembangan IPTEK Dalam menghadapi perkembangan budaya manusia dengan perkembangan IPTEK yang sangat pesat, dirasakan perlunya mencari keterkaitan antara sistem nilai dan norma-norma Islam dengan perkembangan tersebut. Menurut Mehdi Ghulsyani (1995), dalam menghadapi perkembangan IPTEK ilmuwan muslim dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok: 1. Kelompok yang menganggap IPTEK modern bersifat netral dan
  • 23. 23 berusaha melegitimasi hasil-hasil IPTEK moderen dengan mencari ayat-ayat Al-Qur’an yang sesuai. 2. Kelompok yang bekerja dengan IPTEK moderen, tetapi berusaha juga mempelajari sejarah dan filsafat ilmu agar dapat menyaring elemen-elemen yang tidak islami. 3. Kelompok yang percaya adanya IPTEK Islam dan berusaha membangunnya. Untuk kelompok ketiga ini memunculkan nama Al-Faruqi yang mengintrodusir istilah “islamisasi ilmu pengetahuan”. Dalam konsep Islam pada dasarnya tidak ada pemisahan yang tegas antara ilmu agama dan ilmu non-agama. Sebab pada dasarnya ilmu pengetahuan yang dikembangkan manusia merupakan “jalan” untuk menemukan kebenaran Allah itu sendiri. Sehingga IPTEK menurut Islam haruslah bermakna ibadah. Yang dikembangkan dalam budaya Islam adalah bentuk-bentuk IPTEK yang mampu mengantarkan manusia meningkatkan derajat spiritialitas, martabat manusia secara alamiah. Bukan IPTEK yang merusak alam semesta, bahkan membawa manusia ketingkat yang lebih rendah martabatnya. Dari uraian diatas “hakekat” penyikapan IPTEK dalam kehidupan sehari-hari yang islami adalah memanfaatkan perkembangan IPTEK untuk meningkatkan martabat manusia dan meningkatkan kualitas ibadah kepada Allah SWT. Kebenaran IPTEK menurut Islam adalah sebanding dengan kemanfaatannya IPTEK itu sendiri. IPTEK akan bermanfaat apabila: a. Mendekatkan pada kebenaran Allah dan bukan menjauhkannya. b. Dapat membantu umat merealisasikan tujuan-tujuannya (yang baik). 3. Pengertian Media Sosial Menurut Andreas Kaplan dan Michael Haenlain mendefinisikan media sosialsebagai sebuah kelompok aplikasi berbasis internet yang dibangun diatas dasarideologi dan teknologi Web 2.0, dan memungkinkan penciptaan dan pertukaranuser- generated content.Web 2.0 menjadi platform dasar media sosial. Media sosial adadalam
  • 24. 24 berbagai bentuk yang berbeda, termasuk social network,forum internet,weblogs, social blogs, micro blogging, wikis, podcasts, gambar, video, rattingdanbookmark sosial (Kaplan dan Haenlein, 2010, Weber, 2009).Jejaring sosial merupakan sebuah situs sarana komunikasi terbuka bagi siapa sajayang hendak melakukan komunikasi dan penyampaian informasi, dalam jejaring sosialini tidak sekadar digunakan untuk melakukan komunikasi belaka. Namun,kegunaannya dapat menjadi sarana diskusi ataupun bisnis dengan memanfaatkankeberadaan internet, maka setiap orang yang memilikimobile phone atau computerselagi tetap tersambung dengan jaringan internet, maka dapat menggunakan danmemanfaatkan berbagai jejaring sosial, seperti Blog, Facebook, Twitter, dan lainnya.Serta didalam situs jejaring sosial tersebut adanya feedbackberupa komentar dari pengguna lainnya, sehingga membuat para pengguna dapat berperan aktif di jejaringsosial. Semakin berkembangnya teknologi internet dan hadirnyamobile phonemembuat para pengguna jejaring sosial dapat mengaksesnya kapan dan dimana pun berada,selagimobile phoneyang digunakan terkoneksi dengan internet. Jelas ini membuatjejaring sosial akan mudah dan banyak diminati untuk digunakan oleh para penggunamobile phone. Menurut Dube, terdapat lima karakteristik dasar yang membedakanjejaring sosial dengan sebuah situsweb biasa. Karakteristik tersebut adalah : a. User-based: Jaringan sosialonlinedibangun dan diarahkan oleh penggunasendiri. Tanpa pengguna, jaringan akan menjadi ruang kosong diisi dengan7 forum kosong, aplikasi, dan chat room.Pengguna mangisi jaringan denganpercakapan dan konten. Arah konten ditentukan oleh user yang terlibatdalam diskusi. Inilah yang membuat jaringan sosial jauh lebih menarik dandinamis bagi pengguna internet. b. Interactive Karakteristik lain dari jaringan sosial modern adalah kenyataan bahwa mereka begitu interaktif. Ini berarti jaringan sosial bukan hanyakumpulanchat room dan forum lagi, Mereka biasa berbagi foto dan video melalui media sosial ini. Jaringan sosial dengan cepat menjadi hobi karena lebih dari sekadar hiburan. c) Community-driven :Jaringan sosial yang dibangun dan berkembang darikonsep- konsep komunitas. Ini berarti bahwa sama seperti komunitas ataukelompok sosial di seluruh dunia yang didirikan pada kenyataan bahwaanggota memegang keyakinan atau hobi yang sama dan memiliki kesamaandi antara komunitas tersebut.
  • 25. 25 d) Relationships:Hubungan yang lebih kuat terjadi dalam jaringan. e) Emotion over content : yakni karakteristik lain yang unik dari jaringansosial adalah faktor emosional. 3.1 Media Sosial dalam Perspektif Islam Suatu waktu, terjadi diskusi yang sangat alot dikalangan mahasiswa tentang fatwa pengharaman facebook sebagai jaringan social online oleh Majelis Ulama Indonesia. Fatwa ini bisa dikatakan sama kontroversialnya dengan fatwa bahwa rokok diharamkan. Pro dan kontra pun terjadi terhadap fatwa ini. golongan pro berpikir secara teleologis bahwa berdasarkan fakta di Indonesia, keberadaan facebook membuat angka perceraian akibat selingkuh semakin tinggi, selain itu terjadi banyak penculikan dan praktek-praktek asusila yang diawali dari penggunaan facebook. Sedangkan dari kelompok kontra berpikiran secara deontologis bahwa memang teknologi disamping memberikan nilai positif tentu disisi lain juga memberikan pengaruh negative, namun pada dasarnya facebook hanya sebagai alat sedangkan apapun hasilnya itu semua kembali kepada diri (user) masing-masing. Dalam diskusi tersebut terjadi pula upaya generalisir bahwa semua media social diharamkan dalam islam, meskipun hal ini tentunya masih tetap didiskusikan dengan “panas” dalam forum tersebut. Pernyataan bahwa media social diharamkan dalam islam merupakan sebuah pertanyaan yang sangat disayangkan dan kurang bijak. Sebelum mengutarakan sesuatu hal itu halal atau haram maka sangatlah dibutuhkandalil naqli dan dalil aqli serta perpaduan keduanya yang kuat dalam mendukung pernyataan tersebut. Dalil naqli adalah dalil yang berdasarkan alquran dan hadits, dalil aqli adalah dalil yang berdasarkan “akal sehat” sedangkan perpaduan antar keduanya seperti ijtihad dan qiyas. Dalam perpaduan antar keduanya ini salah satu hal yang paling utama diketahui adalah definisi. Sebelum media social dijustifikasi, selayaknya diketahui terlebih dahulu apa definisinya secara etimologi dan terminology. Berdasarkan definisi tersebut, kemudian hal tersebut dikaitkan dengan apa yang tercantum dalam al-Quran dan hadits. Media secara etimologi berasal dari bahasa yunani yang mempunyai arti perantara atau pengantar. KBBI mengartikan media sebagai alat; alat komunikasi; yang terletak diantara dua pihak. Dalam ilmu komunikasi, media biasa diartikan sebagai saluran; sarana penghubung; alat-alat komunikasi. Fakultas Sastra UI mengartikan media sebagai alat teknis yang digunakan untuk melakukan mediasi atau menyampaikan pesan; dengan kata lain, media merupakan alat komunikasi. Sedangkan Sosial secara etimologi berasal dari bahasa latin Socius yang artinya berkawan atau bermasyarakat. KBBI
  • 26. 26 mengartikan sebagai Sesuatu yang berkenaan dengan masyarakat; suka memperhatikan kepentingan umum. Secara sederhana, dapat kita simpulkan bahwa Media Sosial adalah perantara dalam bermasyarakat; alat komunikasi dalam bermasyarakat; alat teknis yang digunakan untuk melakukan mediasi atau menyampaikan pesan dalam bermasyarakat. Namun Wikipedia mengartikan media social merupakan sebuah media online, dengan para penggunanya bisa dengan mudah berpartisipasi, berbagi, dan menciptakan isi meliputi blog, jejaring social, wiki, forum, dan dunia virtual. Jika melihat kedua definisi media social antara Wikipedia dan pengertian sederhana berdasarkan paduan kata, maka jelas terlihat bahwa Wikipedia mendefinisikannya secara sempit sedangkan yang lainnya mendefinisikannya secara luas. Ketika menggunakan definisi secara sempit, maka akan susah menemukan ayat-ayat al- Quran maupun hadits yang secara tekstual berkenaan dengan media social. Namun ketika menggunakan definisi media social secara umum, maka dengan sangat mudah dan banyak kita temukan ayat-ayat al-Quran maupun hadits yang menyebutkan dan membicarakan media social baik secara tekstual maupun kontekstual. Sosial (hablumminannas) merupakan salah satu ajaran islam yang sangat diperhatikan dan ditekankan karena lebih kompleks dan komprehensif. Sangat tidak heran ketika Rasulullah bersabda bahwa beliau diutus ke muka bumi ini untuk menyempurnakan akhlak (salah satunya akhlak dalam interaksi sosial) manusia. Dan juga dapat kita lihat betapa islam melarang umatnya untuk memutuskan hubungan social sebagaimana dalam haditsnya yang diriwayatkan Bukhari dan Muslim, yakni Rasulullah bersabda bahwa tidak masuk surga bagi orang yang memutuskan silaturahim. Terkait media social sendiri, salah satu ayat dari banyak ayat yang sering digunakan adalah Surat Al-Hujurat ayat 13, yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki-laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa - bangsa dan bersuku-suku supaya kamu saling kenal-mengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Diriwayatkan oleh Abu Daud mengenai turunnya ayat ini yaitu tentang peristiwa seorang sahabat yang bernama Abu Hindin yang biasa berkhidmat kepada Nabi untuk mengeluarkan darah kotor dari kepalanya dengan pembekam, yang bentuknya seperti tanduk. Rasulullah saw menyuruh kabilah Bani Bayadah agar menikahkan Abu Hindin dengan seorang wanita di kalangan mereka. Mereka bertanya: "Apakah patut kami mengawinkan gadis-gadis kami dengan budak-budak?". Maka Allah menurunkan ayat
  • 27. 27 ini, agar kita tidak mencemoohkan seseorang karena memandang rendah kedudukannya. Kebiasaan manusia memandang kemuliaan itu selalu ada sangkut pautnya dengan kebangsaan dan kekayaan, padahal menurut pandangan Allah orang yang paling mulia itu adalah orang yang paling takwa kepada Nya. Dalam hadits yang menceritakan asbabun nuzul dari surat al-hujurat ayat 13 ini, dapat dilihat bahwa rasulullah menjadikan perkawinan sebagai media social, dimana perkawinan tersebut menjadi media atau perantara dalam menjalin hubungan antara dua golongan masyarakat yang “berbeda”, dimana Abu Hindin yang seorang budak dinikahkan dengan Gadis kabilah Bani Bayadah yang merdeka. Contoh ini merupakan sebuah persetujuan dari Rasulullah terhadap adanya media social. Dengan adanya media social, maka perbedaan-perbedaan yang ada di masyarakat sebagaimana disebutkan dalam surat al-Hujurat ayat 13 dapat berbaur, bersatu dan menciptakan kesejahteraan dan kemaslahatan bersama.“Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu.” Potongan ayat tersebut kaitannya dengan media social dapat pula diartikan sebagai penekanan dan penegasan bahwa dalam berinteraksi social tetap harus disertai dengan ketaqwaan. Taqwa ini disini menjadi etika, aturan, batasan, dan prinsip praktek-praktek berinteraksi social. Sehingga upaya-upaya memediasi perbedaan social senantiasa disertai dengan ketaqwaan. Terkait dampak yang ditimbulkan oleh media social yang terkadang positif dan juga negative, berdasarkan dalil di atas maka yang menentukan baik tidaknya media social yang dilakukan bukanlah berdasarkan hasilnya apakah positif atau negative melainkan berdasarkan proses dan praktek pelaksanaannya yang menggunakan ketaqwaan atau tidak. Dengan demikian, jika yang dipermasalahkan adalah prosesnya, maka secara langsung yang dipermasalahkan adalah subjek atau pelaku yang melakukan proses tersebut yang menjadi faktor penentu sesuatu itu baik atau tidak. Dengan demikian, dapat disimpulkan bahwa media social dihalalkan atau dibolehkan dalam islam, namun tetap dalam prakteknya harus disertai dan didasari oleh ketaqwaan yang dalam hal ini harus dilakukan oleh subjek media sosial. 3.2 Adab Menggunakan Media Sosial dalam Pandangan Islam Media sosial seperti Facebook, Twitter, Path, Youtube, WhatsApps, Instagram dengan fitur-fitur like,share-feed, tweet-retweet, upload-download, path-repath,selfie- regram, post-repost telah menjadi kosakata modern yang akrab dengan keseharian masyarakat Indonesia hampir satu dekade terakhir. Sayangnya, euforia click aktivism
  • 28. 28 menunjukkan potret masyarakat pada dua kondisi. Pertama, mereka yang mampu mengakses dan berbagi informasi secara fungsional, semakin berpengetahuan, semakin berdaya, dan memiliki peluang dalam banyak hal berkat teknologi informasi-komunikasi. Golongan kedua adalah mereka yang gagap teknologi, hanya mengikuti tren, menjadi sasaran empuk pasar teknologi, dan terus berkutat dengan cerita dan keluhan dampak negatif teknologi terhadap kehidupan sehari-hari. Melihat dua sisi tersebut apakah lantas perlu mengisolasi diri dan bersikap antimedia-sosial? Meskipun tetap merupakan pilihan logis, kehadiran media sosial adalah keniscayaan sebagai konsekuensi pergaulan global. Argumentasi kaidah usul fikih “menghindari kerusakan lebih utama daripada mendatangkan kebaikan” (dar’ul mafasid muqaddam ‘ala jalbil mashaalih) kurang relevan untuk melihat potensi dan ancaman media sosial hanya vis a vis dari satu sisi. Di sinilah literasi teknologi memiliki peran penting sehingga umat Islam dapat menggunakan media sosial secara proporsional. Pengguna yang literasinya cukup akan memiliki kesadaran, kendali, dan batasan yang jelas dalam menggunakan teknologi. Tidak sekadar mengikuti tren, yang penting update, bersikap reaksioner, dan ikut dalam arena perdebatan yang tidak bermanfaat, bahkan seringkali andil menyebarluaskan informasi palsu (hoax). Akibatnya, informasi simpang siur bertebaran lewat pesan singkat, foto-gambar meme, thread, situs berita abal-abal, blog, termasuk kolom komentar. Laporan penelitian Brendan Nyhan and Jason Reifler (2012) berjudul Misinformation and Fact-checking: Research Findings From Social Science menyimpulkan, ketika dihadapkan pada berita dan informasi yang bertolak belakang dengan keyakinan, seseorang cenderung akan menolak meskipun berita-berita tersebut menunjukkan data dan fakta yang relatif lengkap. Sebaliknya, terutama di media sosial, seseorang lebih suka mencari, membaca, dan menyebarkan berita yang sesuai dengan apa yang ia yakini meski berita itu belum jelas kebenarannya. Jika kemudian terbukti keliru dan menyadari sudah menyebarkan informasi salah, ia menganggapnya sebagai masalah kecil, bahkan seringkali tidak dianggap sebagai kesalahan. Ketika dipertanyakan motifnya, ia akan menyalahkan media lain yang dikutip sebagai sumber tidak valid dan ujung-ujungnya menyalahkan wartawan atau penulis aslinya. Kondisi ini jelas memperlihatkan salah kaprah di kalangan masyarakat. Penyebaran berita yang simpang siur dianggap hanya menjadi tanggung jawab jurnalis atau penulis aslinya. Di era digital yang memungkinkan duplikasi dan penyebaran informasi dengan cara yang sangat mudah, publik juga terikat kode etik penyebaran
  • 29. 29 berita. Dalam 10 Elemen Jurnalisme yang berisi panduan etika universal bagi pelaku penyampai berita di seluruh dunia, pada poin 10 disebutkan, “Warga juga memiliki hak dan tanggung jawab dalam hal-hal yang terkait dengan berita”. Elemen ke-10 ini ditambahkan karena perkembangan teknologi informasi khususnya internet yang semakin massif dengan fitur-fitur interaktif. Dalam kaitan ini, masyarakat dilihat bukan lagi sekadar konsumen pasif media, namun prosumen: produsen sekaligus konsumen informasi, khususnya dalam membuat status-share, tweet-retweet, path-repath, termasuk kemampuan menyebarluaskan berita hanya dengan menekan satu tombol. Sekalipun banyak orang bilang internet adalah dunia tanpa batas, namun seperti halnya interaksi dalam dunia nyata, saat bersinggungan dengan orang lain maka sudah pasti ada aturan formal ataupun etika yang harus dipatuhi. Di dunia maya, seseorang tidak bisa bebas bertindak tanpa peduli kepentingan orang lain. Dalam kaitan ini, di luar hukum formal, terdapat panduan khusus yang dikenal sebagai “netiket”, singkatan dari “internet etiket”. Netiket atau Nettiquette adalah penerapan praktis prinsip-prinsip etika dalam berkomunikasi menggunakan internet. Netiket diterapkan pada one to one communications dan one to many communications. Bagaimana Islam menyikapi fenomena ini? Ilmu ahlak mengatur dimensi- dimensi kehidupan sehari-hari sebagaimana konsep etika. Etika (ethic) berbicara tentang baik-buruk yang bersumber pada nilai-nilai kemanusiaan dan kebudayaan sehingga dikenal ada etika Barat, etika Timur dan sebagainya. Sementara akhlakul karimah tidak mengenal konsep regional. Konsep baik buruk dalam akhlak bertumpu pada wahyu, meskipun akal juga mempunyai kontribusi dalam menentukannya. Praktik etiket dalam bahasa Arab disebut adab atau tata krama yang bersumber dari Al-Quran dan As-Sunnah. Dalam ranah praktis berteknologi, penyampai informasi juga dituntut memiliki pengetahuan dan kemampuan etis sebagaimana dituntunkan dalam Al-Qur’an. Ini tercermin dalam berbagai bentuk ahlakul karimah yang kontekstual dalam menggunakan dan media sosial, antara lain: 1. Menyampaikan informasi dengan benar, juga tidak merekayasa atau memanipulasi fakta (QS. Al-Hajj: 30). Menahan diri menyebarluaskan informasi tertentu di media sosial yang fakta atau kebenarannya sendiri belum diketahui. 2. Bijaksana, memberi nasihat yang baik, serta argumentasi yang jelas, terstruktur, dan baik pula (QS. An-Nahl: 125). Karakter, pola pikir, kadar pemahaman orang lain dalam jejaring pertemanan di media sosial umumnya beragam sehingga
  • 30. 30 informasi yang disampaikan harus mudah dibaca dan dicerna, dengan tata-bahasa yang baik dan jelas. 3. Meneliti fakta/cek-ricek. Untuk mencapai ketepatan data dan fakta sebagai bahan baku informasi yang akan disampaikan, seorang muslim hendaknya mengecek dan meneliti kebenaran fakta dengan informasi awal yang ia peroleh agar tidak terjadi kidzb, ghibah, fitnah dan namimah (QS. Al-Hujarat:6). 4. Ketidakhati-hatian dalam menyebutkan dan memberi atribusi kepada pihak tertentu yang tersebar ke ranah publik bisa berakibat pencemaran nama baik sebagaimana larangan dalam UU ITE. 5. Tidak mengolok-olok, mencaci-maki, atau melakukan tindakan penghinaan sehingga menumbuhkan kebencian (QS. Al-Hujarat: 11). Karakteristik dunia maya yang cair dan sangat bebas, memungkinkan melakukan tindakan-tindakan negatif kepada pihak lain dengan modus tanpa indetitas (anonim) sehingga memicu provokasi dan adu domba (flamming dan trollling), untuk itu pengguna media sosial perlu menjaga kehati-hatian dalam bertutur kata dalam bentuk verbal dan nonverbal. 6. Menghindari prasangka/su’udzon (Al-Hujarat: 12). Dalam bahasa hukum, penyampai informasi melalui media sosial hendaknya memegang teguh “asas praduga tak bersalah”. Prasangka dan stereotip tidak berdasar membahayakan karena memicu bullying dan pembunuhan karakter. 7. Hindari berlebihan bercerita, mengeluh, berdoa di media sosial. Rasulullah SAW bersabda: ”Setiap umatku mendapat pemaafan kecuali orang yang menceritakan (aibnya sendiri). Sesungguhnya diantara perbuatan menceritakan aib sendiri adalah seorang yang melakukan suatu perbuatan (dosa) di malam hari dan sudah ditutupi oleh Allah swt kemudian di pagi harinya dia sendiri membuka apa yang ditutupi Allah itu.” (HR. Bukhori dan Muslim). Jika dalam keseharian kita mengenal ungkapan “mulutmu adalah harimaumu, atau jika diterapkan dalam dunia media sosial, “statusmu adalah harimaumu”, maka Islam telah memperingatkan tentang pertanggungjawaban atas segala hal, “Tidak ada satu kata yang diucapkannya, melainkan ada di sisinya malaikat pengawas yang selalu siap (mencatat) (QS. Qâf:18). Sebaliknya, dengan menyaring setiap informasi yang diterima dan akan disebarluaskan, media sosial bisa digunakan secara strategis sebagai sarana dakwah di tengah gersangnya kahazanah ilmu dan informasi yang seimbang tentang Islam.
  • 31. 31 3.3 Peran Media Sosial dalam Dakwah Islam Islam terus dikesankan sebagai ajaran yang angker. Tak diragukan lagi, upaya ini ditopang oleh media-media massa Barat secara kolektif. Media-media barat dapat dikatakan sebagai eksekutor konspirasi Islamphobia. Hal ini lah yang membuat kalangan budaya dan media- mediamassa dunia Islam gencar mereaksi propaganda Barat yang menyudutkan Islam. Terkait hal ini, konfe- rensi yang mengangkat topik, Tugas Kolektif Media-Media Massa dan Teknologi Infor- masi dalam Meluruskan Infor- masi Islam, digelar di Tunisia pada tanggal 5 hingga 7 Mei. Islamic Educational, Scientific and Cultural Organization (ISESCO) sebagai penyeleng- gara konferensi tersebut, berupaya menen-tukan visi bersama di kalangan media- media massa dunia Islam, dalam rangka meng-hadapi segala bentuk Islam-phobia yang dikembangkan oleh Barat. Di Barat, khususnya di AS dan negara-negara Eropa, berbagai media massa dimanfaatkan untuk menghantam ajaran Islam. Hingga kini, beberapa film bioskop dan televisi yang menghina Islam, telah ditayangkan. Sebagai contoh, film Fitna adalah salah satu film yang benar-benar menyim- pangkan Islam dan Al-Quran. Lebih dari itu, berita-berita minor sedemikian rupa dikemas media-media massa Barat untuk mengambarkan penganut ajaran Islam yang radikal dan terbelakang. Hal itu dapat dilihat dari pemberitaan minor dan penyimpangan fakta yang terjadi di Palestina, Irak dan Afghanistan. Media-media Barat dari koran, radio hingga televisi, secara kompak mempropagandakan anti Islam melalui artikel dan karikatur- karikatur yang mendiskreditkan agama ini. Denmark adalah negara yang cukup diikenal mempublikasikan karikatur penghinaan terhadap Nabi Besar Muhammad Saww, bahkan hal itu dilakukan hingga beberapa kali. Di tengah kondisi seperti ini, para peserta konferensi media dunia Islam di Tunisia mengkaji segala potensi yang dimiliki oleh dunia Islam untuk menghadapi berbagai sikap sentimen Barat atas Islam. Salah satu misi utama media- media Islam yang ditekankan dalam konferensi itu adalah menjawab segala tudingan yang tak berdasar dan mencerminkan hakekat Islam yang tertuang dalam doktrinasi-doktrinasi agama ini. Kini, ummat Islam sangat menyadari bahwa media dapat dijadikan sebagai salah satu alat untuk menghadapi propaganda anti Islam. Melalui media, ummat Islam juga dapat meng-counter isu-isu minor yang memojokkan agama ini. Dengan demikian, ummat Islam menggunakan senjata yang juga digunakan oleh Barat dalam menyerang Islam, yaitu media. Meski sebagian agenda dalam meng-counter propaganda anti Islam sudah dilakukan, namun upaya itu masih
  • 32. 32 belum cukup menyusul propaganda luas Barat yang terus menyuarakan anti Islam. Untuk menghadapi serangan media Barat terhadap Islam, kendala utama adalah tidak adanya koordinasi antarmedia Islam. Pada saat yang sama, media- media Barat secara kompak menyudutkan Islam. Sebagai contoh, tidak lama setelah koran Denmark mempublikasikan karikatur penistaan terhadap Rasulullah Saww, koran-koran Barat lainnya melakukan hal yang sama. Ditambah lagi, propaganda anti Islam dipublikasikan media-media Barat dengan menyebutkan berbagai alasan dan justifikasi. Semua itu dilakukan oleh media- media massa Barat dengan koordinasi yang baik. Namun sangat disayangkan , koordinasi antarmedia tidak ditemukan di dunia Islam. Oleh karena itu, konferensi yang digelar di Tunisia membahas hal tersebut dan membangun sistem koordinasi antarmedia di dunia Islam. Konferensi itu juga mengharapkan negara-negara Islam membentuk pusat kajian guna membahas informasi dan pemikiran Islam serta menghadapi propaganda Barat terhadap agama ini. Salah satu kendala lain yang dihadapi media-media Islam adalah tidak adanya sensitivitas dalam mendakwahkan Islam. Sangat disayangkan pula, media-media Islam tidak mempunyai kepercayaan diri dalam menghadapi propaganda anti Islam, bahkan menilai pembelaan atas Islam sebagai hal yang bukan bagian dari tugasnya. Padahal konsumen mereka adalah ummat Islam sendiri yang menjunjung tinggi nilai-nilai agama mereka. Konferensi Tugas Kolektif Media-Media Massa dan Teknologi Informasi dalam Meluruskan Informasi Islam di Tunisia mengimbau media- media Islam untuk bersikap tidak acuh dalam menghadapi propaganda anti Islam. Akan tetapi hal yang harus diperhatikan bahwa upaya pengenalan nilai dan budaya Islam membutuhkan konsentrasi dan spesialiasi di bidang ini. Hal ini juga harus diimplementasikan oleh para pakar Islam. Sebab, pengenalan yang salah sama halnya mencoreng wajah Islam itu sendiri. Para peserta konferensi media yang digelar di Tunisia, juga menginginkan pengoperasian televisi yang menayangkan dialog antartokoh agama dan cendikiawan. Dengan cara itu, batas kebebasan berpendapat dapat diperjelas dan segala langkah yang bersifat pelecehan atas Islam, tidak dibenarkan. Sebab, Barat dengan alasan kebebasan berpendapat membenarkan segala ekspresi. Melalui alasan itu, media-media Barat menghina Nabi Besar Muhammad SAW dan melecehkan nilai-nilai islam yang diyakini oleh lebih dari satu setengah milyar warga dunia. Di konferensi itu juga dirancang kinerja untuk program pendidikan dan dakwah dalam menghadapi dampak-dampak
  • 33. 33 Islamphobia. Salah satu programnya adalah menyisipkan mata kuliah di kampus-kampus mengenai metode anti Islam yang diterapkan Barat dan cara menghadapinya. Saat ini, media-media Islam mempunyai peran penting dalam menghadapi propaganda anti Islam yang digembargemborkan Barat. Meski media-media Islam mempunyai fasilitas yang terbatas, namun mereka bisa melakukan koordinasi yang lebih bagus guna mencerminkan wajah Islam yang sebenarnya. Melalui koordinasi yang kokoh, ambisi media- media Barat dalam memojokkan Islam dapat diantipasi dengan baik. 3.4 Ujian dan Fitnah dalam Media Sosial Fitnah Lawan Jenis Di dunia maya orang-orang bebas berinteraksi dan bermuamalah. Bagi mereka yang peduli dengan batasan syariat maka mereka akan patuh dengan aturan syariat yaitu membatasi dan meminimalkan interaksi lawan jenis yang bukan mahram, berinteraksi jika ada keperluan yang mendesak saja. Nah di dunia nyata mungkin mereka akan malu dan tidak berani akan tetapi di dunia maya lebih mudah dan tersembunyi. Fitnah tersebut bisa jadi virus merah jambu, panah cinta dan khamer asmara yang bisa membuat mengganggu pikiran dan agam seseorang. Fitnah yang lainnya lagi berupa perselingkuhan yang berujung perceraian dan kerusakan rumah tangga, belum lagi kita dengar berita seorang wanita yang diperkosa oleh teman facebooknya setelah janjian bertemu, dan berbagai kasus lainya.Yang berkata mengenai bahaya fitnah lawan jenis bukan siapa-siapa tetapi Rasulullah shallallahu ‘alahi wa sallam yang berkata, beliau bersabda, “Tidaklah aku tinggalkan sepeninggalku fitnah (cobaan) yang lebih berbahaya bagi kaum laki-laki yaitu (fitnah) wanita.” Wanitapun demikian, ia saudara kandung laki-laki memiliki perasaan yang sama, memiliki kebutuhan yang sama, lebih-lebih ditambah buaian pujian dan janji angan-angan dari laki-laki. Fitnah Gambar dan Pandangan
  • 34. 34 Dalam media sosial, gambar-gambar begitu mudahnya didapati dan terlihat. Pandangan yang bisa memacu syahwat dan melemahkan hati dan iman. Misalnya di facebook ada gambar-gambar para wanita atau akhwat yang memajang foto mereka (entah asli atau sudah diedit), bagi laki-laki yang saat itu imannya tidak kuat, mereka bisa saja menikmati gambar tersebut, bagi yang sudah mempunyai istri maka mereka akan membanding-bandingkan sehingga tidak qanaah dan bersyukur dengan apa yang ada pada istri mereka bahkan rasa sayang bisa berubah menjadi sikap kasar. Belum lagi gambar-gambat iklan di samping kanan yang gambar dan judulnya membuat laki-laki tergoda untuk membukanya dan memang hal itu disengaja agar meningkatkan kunjungan ke situs mereka. Bahaya pandangan yang haram sudah diingatkan oleh syariat dan memang jika terkena hanya kenikmataan sesaat yang berujung penyesalan dan ketidaktenangan hati bagi mereka yang berjiwa hanif. “Wahai `Ali, Janganlah kamu ikuti pandangan (pertama) itu dengan pandangan (berikutnya). Pandangan (pertama) itu boleh buat kamu, tapi tidak dengan pandangan selanjutnya.” Beliau juga bersabda, “Memandang kecantikan seorang wanita adalah panah beracun dari panah-panah iblis. Maka barangsiapa yang memalingkan pandangan darinya, maka Allah akan memberikan di dalam hatinya sebuah kelezatan sampai pada hari Kiamat.” Tidak Amanah Ilmiah Media sosial lainnya di menjadi sarana berlomba-lomba menyebarkan kebaikan. Ada yang sering share status nasehat dan share note. Akan tetapi terkadang amanat ilmiah kurang diperhatikan dalam hal ini. Ada yang sering atau bahkan setiap hari membuat note tentang agama dengan cara copy-paste akan tetapi ia tidak mencantumkan sumbernya, atau ia sekedar komentar sedikit kemudian menisbatkan tulisan tersebut pada dirinya. Hal ini bisa kita ketahui ketika ada seseorang yang kecewa ketika tulisan yang ia susun kemudian di posting dalam bentuk note oleh orang lain, kemudian yang membuat note mengaku bahwa ini adalah karyanya. Setelah ditelusuri dan dilacak, caranya dengan memblok satu paragraf tulisan yang ia contek kemudiankita paste di mesin pencari
  • 35. 35 misalnya google. Maka akan keluar bahwa note yang ia buat tiap hari bersumber dari situs dan blog tertentu. Ini adalah fitnah dalam agama, ujian yang lebih parah dari orang yang ingin dipuji manusia, riya’ dan sombong dengan ilmu agamanya, akan tetapi orang seperti ini – wal’iyadzu billah– ingin dipuji dan riya’ bukan karena ilmunya akan tetapi dengan membohongi. Orang yang berilmu agama karena ingin dipuji manusia hukumannya keras di akhirat dan termasuk orang yang paling pertama diadili kemudian dicampakkan dalam api neraka. Dari Abi Hurairah Radhiallahu ‘anhu, ia berkata, “Aku mendengar Rasulullah Shallallahu ‘alaihi wa sallam bersabda : “Sesungguhnya manusia pertama yang diadili pada hari kiamat adalah orang yang mati syahid di jalan Allah… Berikutnya orang (yang diadili) adalah seorang yang menuntut ilmu dan mengajarkannya serta membaca al Qur`an. Ia didatangkan dan diperlihatkan kepadanya kenikmatan-kenikmatannya, maka ia pun mengakuinya. Kemudian Allah menanyakannya: ‘Amal apakah yang telah engkau lakukan dengan kenikmatan- kenikmatan itu?’ Ia menjawab: ‘Aku menuntut ilmu dan mengajarkannya, serta aku membaca al Qur`an hanyalah karena engkau.‘ Allah berkata : ‘Engkau dusta! Engkau menuntut ilmu agar dikatakan seorang ‘alim (yang berilmu) dan engkau membaca al Qur`an supaya dikatakan (sebagai) seorang qari’ (pembaca al Qur`an yang baik). Memang begitulah yang dikatakan (tentang dirimu).’ Kemudian diperintahkan (malaikat) agar menyeret atas mukanya dan melemparkannya ke dalam neraka. Jika mereka yang berilmu karena ingin dipuji saja seperti ini apalagi yang mengaku-ngaku berilmu membohongi dengan modal copy-paste tulisan orang lain? Debat Kusir Masalah Agama Ini juga sering terjadi di dunia maya bagi mereka yang kurang berilmu dan kurang imannya. Berdebat baik masalah agama atau masalah dunia. Dunia maya adalah wadah yang aman bagi mereka yang berjiwa kerdil dan pengecut. Tekadang juga debat disertai kata-kata kasar dan tidak layak bahkan bisa sampai memvonis bid’ah dan sesat bahkan kafir. Hal ini membuang-buang waktu dan tidak bermanfaat apalagi lawan debatnya adalah orang yang bodoh, maka bagaimanapun ia akan kalah dan tidak ada jalan keluar.
  • 36. 36 Sebaiknya hal ini dihindari dan langsung menutup diri atau keluar jika ada yang mulai mengajak. Karena sebagai seorang muslim niat kita adalah menasehati dengan cara yang baik. Jika diterima Alhamdulillah, jika tidak diterima maka ia masih saudara kita seagama yang berhak mendapatkan hak-hak persaudaraan bukan langsung dianggap musuh dan tiada ampun. Hal ini sudah peringatkan oleh Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam, beliau bersabda, “Tidaklah sebuah kaum menjadi sesat setelah mereka dulunya berada di atas hidayah kecuali yang suka berdebat, kemudian beliau membaca (ayat) “Mereka tidak memberikan perumpamaan itu kepadamu melainkan dengan maksud membantah saja” Imam Asy-Syafi rahimahullah berkata, “Berdebat dalam ilmu akan membuat keras hati dan mewariskan dendam.” 3.5 Penyelesaian Kepada Masalah Pengguna Media Sosial Sebagai Medium Pembelajaran Agama dari Perspektif Islam Sebagai pengguna media baru untuk tujuan pembelajaran agama, pengguna perlu memahami bahawa sebarang bentuk nilai maklumat dalam media baru datang dari pelbagai latar belakang penulisan. Terdapat dalam kalangan penulis yang hanya berniat untuk menyiarkan maklumat tanpa asas agama yang kukuh dan menyalin maklumat tersebut untuk disebarkan. Keadaan ini sudah tentu menghilangkan maksud asas mutawatir yang mana ilmunya diperturunkan secara sah. Berdasarkan keadaan ini, pendakwah siber dapat dibahagikan kepada beberapa kategori, kategori pertama ialah pendakwah tulen yang memiliki autoriti dalam bidang agama serta dikenali dalam kalangan masyarakat seperti Asri Zainal Abidin, Zaharudin Abdul Rahman, Kazim Alias dan sebagainya. Kategori kedua ialah golongan pendakwah tulen yang hanya boleh dikesan melalui ketinggian ilmunya dalam mengupas isu-isu Islam tetapi kemasyhurannya belum dikenali dalam kalangan masyarakat. Kategori ketiga pula ialah golongan bukan agamawan tetapi berminat dengan menjalankan dakwah dan penyebaran maklumat agama melalui laman sesawang. Dalam menangani isu ini, pengguna boleh menerima maklumat yang disampaikan oleh penulis sesawang ini dengan cara membuat perbandingan dengan maklumat lain dan melakukan rujukan agama selagi penulis tidak menokok tambah huraiannya sehingga menyimpang dari maksud asal. Apa yang perlu dilakukan oleh
  • 37. 37 pengguna, sesuai dengan perspektif Islam dalam menangani sebarang bentuk maklumat ialah dengan cara menyelidiki dahulu maklumat tersebut dari segi sumbernya. Pengguna juga boleh melakukan perbandingan maklumat melalui laman-laman sesawang yang lain dan sekiranya berlaku kesamaan maklumat pengguna boleh menerimanya. Selain itu maklumat yang datang dari blog-blog picisan boleh dikesan melalui sambutan pengunjung ke atasnya melalui daftar jumlah pengunjung serta ruang komentar yang ada. Selain itu, 17 Jurnal Islam dan Masyarakat Kontemporari Bil. 9 Januari 2015 identitas penulis juga perlu diambilkira selaras dengan kehendak Islam. Ini bersesuaian dengan konsep tabayyun (menyelidiki kebenaran) yang disarankan oleh Islam. Dalam surah Al- Hujurat ayat 6, Allah memerintahkan umat Islam agar menyelidik terlebih dahulu kesahan berita yang mereka terima dari orang yang fasiq supaya mereka tidak tersilap membuat keputusan dan menyesal dengan keputusan tersebut. Menurut Ibn Khaldun (1969), beberapa asas terpenting komunikasi dalam Islam adalah kejujuran, keihklasan dan niat komunikator, kebenaran mesej, pengesahan sumber mesej, penyiasatan untuk mengesahkan kejujuran dan ketepatan komunikator. Dalam menghadapi masalah kebanjiran maklumat agama sehingga menimbulkan rasa tidak senang serta sukar memilih maklumat yang tepat terhadapnya pula, pengguna boleh merujuk kepada ciri-ciri kredibiliti maklumat atas talian. Mohd Sobhi et al., (2011) telah menggariskan beberapa asas mengenai kredibiliti maklumat atas talian. Antaranya ialah penulisan itu mesti berasaskan kejujuran, kandungannya tidak berat sebelah, mementingkan aspek akhlak (moral), ada unsur keaslian bagi penulisan Islam, kandungannya bermaklumat, maklumat yang ada boleh disahkan. Sekiranya laman yang dituju menyentuh masalah soaljawab agama, jawapan yang diperolehi hendaklah dibandingkan dengan ulama terkenal yang dirujuk oleh majoriti pengguna untuk membuktikan kesamaannya, penulis tidak menyokong mana-mana pihak, tidak bekerja dibawah pengaruh orang lain, tahu mengenai aspek Islam, berdasarkan al-Quran dan Hadis, berpengalaman mengendalikan penerbitan Islam, mempunyai pengetahuan mengenai isu-isu Islam, selaras dengan pemikiran Islam serta berintegriti dan bertanggungjawab. Internet secara asasnya adalah wadah kepada media sosial yang bersifat serampang dua mata dengan gabungan unsur kebaikan dan keburukan (Rahmat, 2010). Justeru, pengguna harus sedar apa yang dimaksudkan dengan media adalah alat untuk menyampaikan perkhabaran. Sama ada media lisan, cetak dan elektronik, ketiga-tiga saluran ini mampu membentuk dan mempengaruhi pandangan masyarakat. Abd.Aziz
  • 38. 38 (1995) menyatakan tiada pengkelasan alat yang tidak baik atau tidak buruk tetapi fungsinya ditentukan sepenuhnya oleh pengguna termasuklah dalam penggunaan menyampaikan dakwah. Dalam menangani isu di atas, pengguna perlu mengakui bahawa wujudnya dakwah melalui media baru adalah satu cetusan inovasi dalam bidang dakwah melalui teknologi. Sebesar manapun inovasi adalah berkait rapat dengan tahap pengetahuan pengguna mengenai kepentingan dan kebergunaan inovasi tersebut. Bagi pengguna yang memahami situasi ini sudah tentu mereka akan memanfaatkan teknologi dengan menjadikan laman sesawang sebagai wadah penyediaan ilmu dan maklumat agama yang lebih baik. Menurut Umar & Samsudin (2010), kewujudan laman sesawang yang sepatutnya berupaya menyebarkan pelbagai maklumat agama tidak membawa apa- apa makna sekiranya tiada kesedaran di atas kelebihan dan kebaikan teknologi media. Ini membuktikan bahawa faktor teknologi yang berbaur dengan pelbagai keburukan bukan menjadi penghalang kepada pengguna dalam menyebarkan maklumat agama tetapi kesedaran pengguna terhadap teknologi baru yang mampu memanfaatkan maklumat dan ilmu Islam adalah amat signifikan. Oleh itu, kesedaran dalam kalangan pengguna penting untuk memastikan medium ini dimanfaatkan secara maksimum sebagai tempat perkongsian ilmu agama secara bijak dan berhemah. Dalam konteks pengajaran dan pembelajaran dari perspektif Islam pula, didapati tidak semua aspek dalam pengajian Islam mampu terjawab melalui kaedah pembelajaran seperti ini. Senario ini menyokong pendapat yang mengatakan pendidikan Islam memerlukan sentuhan guru dalam memperolehi keberkatan dalam proses pembelajaran agama. Walaubagaimanapun, pengguna harus sedar secara asasnya pembelajaran ilmu fardhu ain sangat serasi dengan pendekatan berasaskan guru khususnya di peringkat kanak-kanak untuk menerapkan adab kerana pendidik perlu berinteraksi, bermuamalat dan bersahabat (musohabah) dengan peserta atau anak didiknya secara langsung (Noor Hisham, 2011). Pada peringkat ini konsep berguru adalah releven sebagai muaddib (pembina akhlak) dan sumber qudwah (contoh ikutan) untuk membimbing pelajar memahami, mengamal dan menghayati prinsip-prinsip Syariah dalam satu kerangka yang sepadu dan jelas. Guru juga perlu berperanan sebagai sumber rujukan yang berautoriti dan bertanggungjawab untuk menentukan tahap pencapaian pelajar (Fazlur Rahman, 1982; Noor Hisham, 2011). Walau bagaimanapun dalam konteks pengajian agama di peringkat pendidikan tinggi, keadaannya tidak sama dengan pengajian fardu ain peringkat rendah. Di peringkat tinggi, penglibatan pelajarnya lebih aktif, pemikiran yang lebih kritis dan analitikal,
  • 39. 39 berorientasikan masalah serta memenuhi keperluan semasa dalam bidang ilmu kifayah (Noor Hisham, 2011). Justeru, penggunaan media baru masih lagi mengekalkan adab hubungan berguru kerana konsepnya juga masih mengekalkan sifat interaktif walaupun tidak secara bersemuka. Pandangan serong mengenai adab-adab berguru dalam pembelajaran melalui maya ini perlu dikikis dan difahami kedudukannya. Tidak semua bentuk pengajian agama, pengetahuan dan ilmunya memerlukan sentuhan murabbi secara langsung sebaliknya mereka juga memerlukan kreativiti serta pembelajaran kendiri untuk mempelajari agama secara lebih meluas sesuai dengan peringkat usia. Apa yang penting ialah pemantauan berterusan oleh para guru terhadap kesahihan maklumat yang disalurkan kepada para pelajar melalui media baru. Ini dibantu pula dengan pemantauan golongan agamawan terhadap isi kandungan agama dalam media baru bagi memastikan kesahihan maklumat yang disebarkan. Sikap bantu membantu begini sememangnya dianjurkan oleh Islam. Allah berfirman dalam ayat 2 surah al-Maidah yang bermaksud: “Dan bantu membantulah kamu dalam perkara kebaikan dan takwa dan janganlah sesekali kamu bantu membantu dalam perkara dosa dan permusuhan” Sehubungan itu, pandangan terhadap media baru tidak lebih daripada tempat mendapatkan maklumat agama semata-mata bukan menjurus kepada percambahan ilmu dan perubahan tingkah laku agama perlu dikikis. Berikutan elemen kebaikan yang ada di dalam penggunaan media baru ini, generasi pengguna perlu memanfaatkan medium ini sebagai medium pembelajaran agama dengan lebih efektif. 3.6 Ciri-Ciri Media Sosial Zaman serba modern ini, penggunaan ponsel, internet, maupun gadget tak lagi menjadi hal yang sulit ditemukan. Jika dulu gadget hanya dimiliki masyarakat dari kalangan menengah ke atas, saat ini gadget dapat dimiliki seluruh lapisan masyarakat. Mulai dari anak-anak hingga lansia, hampir semua mengenalnya. Selain menjadi salah satu media komunikasi, gadget juga sudah meningkat fungsinya. Yakni menjadi salah satu sarana hiburan. Salah satu item yang dituju dan paling disukai para pengguna gadget adalah media sosial. Saat ini, banyak sekali media-media sosial yang menjadi primadona para pengguna gadget.
  • 40. 40 Sebut saja facebook dan twitter. Kedua jenis media sosial tersebut paling disukai dan mudah diakses masyarakat segala usia. Hal ini juga yang membuat Indonesia menjadi salah satu negara dengan pengguna media sosial terbesar. Sehingga, Medsos tidak jauh dari ciri-ciri berikut ini:  Konten yang disampaikan dibagikan kepada banyak orang dan tidak terbatas pada satu orang tertentu;  Isi pesan muncul tanpa melalui suatu gatekeeper dan tidak ada gerbang penghambat  Isi disampaikan secara online dan langsung  Konten dapat diterima secara onlinedalam waktu lebih cepat dan bisa juga tertunda penerimaannya tergantung pada waktu interaksi yang ditentukan sendiri oleh pengguna  Medsos menjadikan penggunanya sebagai kreator dan aktor yang memungkinkan dirinya untuk beraktualisasi diri  Dalam konten medsos terdapat sejumlah aspekfungsional seperti identitas, percakapan (interaksi), berbagi (sharing), kehadiran (eksis), hubungan (relasi), reputasi (status) dan kelompok (group) 3.7 Penyalahgunaan Media Sosial Media sosial sejatinya dibuat untuk mempermudah berbagi informasi. Sayangnya, justru banyak sekali penyalahgunaan atas penggunaan media sosial. Di media sosial, kita bisa dengan mudah mengakses kabar terkini dari teman-teman yang sudah lama tidak bertemu. Kita mengonsumsi apa yang teman-teman kita bagikan. Begitu juga dengan teman-teman kita, merekalah konsumen dari produk-produk kita di media sosial. "Karena dunia internet nggak bisa lagi dikatakan dunia maya, punya dampak nyata terhadap kehidupan, dan ada konsekuensi hukumnya, maka kita perlu mawas diri terhadap apa yang kita bagikan di internet,
  • 41. 41 terutama di media sosial," terang Gatot Priambodo, SH, pemilik laman ngomonghukum.com, pada brilio.net beberapa waktu lalu. Nah, karena apa yang kita bagikan menjadi konsumsi banyak orang dari segala umur, tentu lebih bijak kalau kita memikirkan kembali apa yang kita bagikan. Tapi, masih banyak juga pengguna media sosial yang kurang memperhatikan etika ketika berbagi di media sosial. Media sosial justru disalahgunakan sebagai tempat untuk memaki, marah, dan berbagi hal-hal yang tak senonoh. Berikut merupakan bentuk penyalahgunaan media sosial yang paling sering terjadi. 1. Upload foto tidak senonoh Pasti pengguna media sosial sering melihat tentang kelakuan beberapa pengguna medsos yang gemar membagikan foto-foto tidak senonoh. Entah itu milik pribadi atau foto-foto yang ia ambil dari internet. 2. Berbagi foto korban kecelakaan Membagikan foto korban kecelakaan dengan kondisi yang sangat mengenaskan sebenarnya adalah hal yang tidak sopan. Bagaimana jika keluarga korban melihatnya? Pengguna medsos harus lebih bijak lagi dalam membagikan hal-hal semacam ini. 3. Berbagi foto korban perang Mungkin ini bentuk dari simpati, tapi membagikan foto korban perang yang mengenaskan justru menyakiti kemanusiaan. 4. Berbagi foto anak kecil merokok Hal ini tentu melanggar norma etika. Apalagi unggahan tersebut dilihat banyak orang dan biasanya sesekali menjadi bahan tertawaan. Apabila dilakukan di Indonesia, hal semacam ini justru mencoreng potret pendidikan orangtua Indonesia. 5. Mengumpat dengan kata-kata kasar untuk meluapkan amarah
  • 42. 42 Media sosial yang kita gunakan atas nama kita bukan berarti bisa kita gunakan tanpa memperhatikan kepentingan orang lain. Mengumpat dengan kata-kata kasar lewat status di medsos pasti mengganggu pengguna lain. Hal ini kurang bijak untuk dilakukan di medsos. Selain itu, menyebarkan isu di medsos yang berpotensi menyebabkan konflik ras atau agama juga dilarang hukum. Gatot menambahkan menyebarkan isu di media sosial berpotensi menimbulkan konflik antarsuku, agama, ras, dan antargolongan "Juga bisa dijerat hukum," tambah Gatot. Hal ini menjadi rentan dalam jagat internet, mengingat orang yang mudah dikotakkotakkan. "Membagikan gambar atau informasi yang mengundang emosi kelompok lain sering banget terjadi di Indonesia," ungkap Gatot. 6. Berbagi foto orang meninggal Sekali lagi, sama sekali bukan hal bijak membagikan foto-foto orang meninggal di media sosial. Kita harus memikirkan bagaimana jika anggota keluarganya melihat hal tersebut di medsos. 7. Berjudi atau taruhan di media social Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, judi berarti “permainan dengan memakai uang atau barang berharga sebagai taruhan”. Gatot bilang, bertaruh dalam satu pertandingan sepakbola yang dipublikasikan dalam media sosial itu melanggar aturan hukum. 8. Membully di media sosial praktik bully di media social, Mulai dari membully orang terkenal hingga teman sendiri menjadi hal lumrah untuk saat ini. 9. Atas nama eksis di media sosial, merusak alam Seperti yang tengah marak di Yogyakarta, hancurnya sebuah kebun bunga karena remaja gaul yang ingin eksis di medsos. Hal semacam ini
  • 43. 43 sangat disayangkan, masih banyak lagi kasus perusakan lingkungan yang harusnya tak terjadi. 10. Pencemaran nama baik Kritik itu berbeda dengan pencemaran nama baik. Kritik terhadap pemerintahan atau tokoh tertentu tentu boleh karena Indonesia adalah negara demokrasi, tapi, jika menyebarkan berita hoax tentang seseorang, lembaga, atau institusi tertentu tentu hal ini tidak dibenarkan. 3.8 Dampak Media Sosial 3.8.1 Dampak Positif Media Sosial dalam kacamata Islam Telah banyak peredebatan yang mempertanyakan kebenaran penggunaan jejaring sosial pada saat ini. Hal ini dikarenakan banyak sekali kasus‐kasus yang sama sekali tidak sesuai dengan pandangan islam terjadi dikarenakan melalui jejaring sosial ini. Akan tetatpi tidak haya dampak negatif yang diberikan dari jejaring sosial ini, manfaatpositif pun banyak yang telah diberikan oleh jejaring sosial. Banyak sekali manfaat yang telah diberikan oleh jejaring sosial oleh kebanyakan masyarakat. Inti utama dari penggunaan jejaring sosial adalah kegiatan interaksi antara satu pengguna dengan pengguna yang lain. Penggunanya pun dapat keluarga kita sendiri, sahabat, teman‐teman, dan pengguna pun dapat menemukan keluarga dan teman baru melalui media ini, secara umum ini tentunya sesuai dengan syariat islam, dimana melalui jejaring sosial ini maka si pengguna dapat tetap menjalin kerjasama dan silahturahmi antara satu pengguna dengan pengguna lainnya. Berikut ini secara rinci beberapa dampak positif dari penggunaan Jejaring sosial menurut kacamata islam :  Menciptakan dan menjaga Silahturahmi Dengan menggunakan jejaring sosial telah tampak jelas bahwa banyak sekali fasilitas yang mewadahi pengguna untuk selalu melakukan aktifitas silahturahmi antar satu sama lain. Seperti Facebook, pengguna dapat selalu berinteraksi dengan sahabat atau
  • 44. 44 dengan keluarganya untuk berhubungan, saling cerita, setiap saatwalaupun jaraknya mereka sangat jauh. Ini merupakan salah satu bukti bahwa jejaring sosial dapat dijadikan media untuk selalu menjaga silahturahmi antar satu pengguna dengan pengguna lainnya. Bahkan penggunannya dapat menemukan keluarga baru melalui media ini. Tentunya hal ini sesuai dengan pandangan ataupun ajaran Islam, karena telah tampak jelas Islam selalu mengajarkan untuk menjaga silahturahmi anatr satu umat dengan umat yang lain. Selalu menjaga komunikasi yang baik dan selalu untuk berupaya mencari sahabat ataupun teman‐teman baru. Dalam Surat Al‐Hujurat ayat 13, yang artinya “Hai manusia, sesungguhnya Kami menciptakan kamu dari seorang laki‐laki dan seorang perempuan dan menjadikan kamu berbangsa ‐ bangsa dan bersuku‐suku supaya kamu saling kenalmengenal. Sesungguhnya orang yang paling mulia diantara kamu disisi Allah ialah orang yang paling taqwa diantara kamu. Sesungguhnya Allah Maha Mengetahui lagi Maha Mengenal.” Berikut juga terdapat satu ayat yang terdapat dalam Al‐Quran yang menunjukan betapa pentingnya untuk selalu menjaga silahturami yaitu terdapat dalam Q.S an‐nisa:1 yang artinya “Dan bertakwalah kepada Allah yang dengan (mempergunakan) nama‐Nya kamu saling meminta satu sama lain, dan (peliharalah) hubungan silaturrahim. Sesungguhnya Allah selalu menjaga dan mengawasi kamu." Intinya dengan menggunakan media apapun termasuk jejaring sosial ketika manusia dapat menjaga silahturahmi tentunnya hal tersebut sesuai dengan ajaran islam, karena islam sangat mendukung agar setiap manusia agar selalu menjaga silahturahmi antar satu umat dengan umat yang lainnya.
  • 45. 45  Promosi bisnis ataupun organisasi Melalui jejaring sosial pengguna juga dapat memanfaatkan salah satu fasilitas yang terdapat didalamnya untuk mempromosikan suatu bisnis bahkan organisasi yang si pengguna miliki. Si pengguna dapat dengan mudah untuk mempromosikan bisnis yang dia miliki, mempromosikan produk‐produk yang akan dijual (menemukan pelanggan baru), mempromosikan suatu organisasi yang dia miliki dan masih banyak lagi. Tentunya juga hal ini juga didukung oleh Islam, promosi yang dilakukan promosi bisnis yang bersifat benar dan bahkan melalui jejaring sosial ini promosi yang dilakukan dapat dipermudah, dan bisa menjadi salah satu media untuk memperlancar mencari rezeki dikarenkan promosi yang dilakukan sangat efektif untuk meningkatkan jumlah pelanggan . “Apabila telah ditunaikan shalat, maka bertebaranlah kamu di muka bumi (untuk mencari rezki dan usaha yang halal) dan carilah karunia Allah, dan ingatlah Allah banyak‐banyak supaya kamu beruntung” (QS al‐Jumu’ah:10). 3.8.2 Dampak Negatif Jejaring Sosial dalam kacamata Islam Mencermati banyaknya manfaat media sosial, tentu ada juga kerugian yang ditimbulkannya. Tidak sedikit orang menjadi lalai dan melupakan waktu salat karena asiknya berselancar di dunia maya. Kedua telinganya seolah-olah tak mendengar suara azan, bahkan sampai tak peduli dengan orang sekitarnya. Media sosial juga bisa menjadi racun bagi siapa pun, terutama generasi muda. Begitu mudahnya akses internet saat ini, turut memudahkan orang-orang yang tak bertanggung jawab untuk menyebarkan "penyakit"nya. Hanya dengan sekali sentuh, orang- orang dapat melihat gambar, tontonan, bacaan yang tidak mendidik. Yang menjadi korban tentu saja para pengguna media sosial, khususnya anak-anak.
  • 46. 46 Selain itu, maraknya kejahatan juga dapat bermula dari media sosial. Kita sering mendengar ada perempuan diculik oleh orang yang baru dikenalnya lewat media sosial. Media sosial juga dapat menjadi sasaran empuk para pebisnis yang tidak bertanggung jawab. Maraknya penipuan dalam jual beli sudah sangat sering terjadi, bahkan sudah menjadi hal lumrah. Walaupun ada sisi positifnya, alangkah baiknya jika kita menggunakan media sosial dengan bijak dan tepat sesuai porsinya. Jangan sampai berlebih-lebihan dalam menggunakannya, karena Allah SWT tidak menyukai sesuatu yang berlebih-lebihan. Apalagi sampai melupakan kewajiban-kewajiban kita sebagai hamba Allah. Gunakanlah media sosial sewajarnya dan tepat penggunaannya. Allah SWT berfirman, "Hai anak adam, pakailah pakaianmu yang indah di setiap (memasuki) masjid, makan dan minumlah, dan janganlah berlebih-lebihan. Sesungguhnya Allah tidak menyukai orang-orang yang berlebih-lebihan. (QS. al-A aaf [7]: 31).  Lupa waktu, boros, dan menyebabkan kecanduan Dengan berbagai kemudahan, dan fasilitas yang telah diberikan melalui jejaring sosial tentunya hal tersebut juga dapat memanjakan penggunanya. Salah satu dampak yang dapat ditimbulkan dengan menggunakan jejaring sosial yaitu dapat membuat pengguna lupa waktu, dan tentunya menyebabkan kecanduan. Menggunakan jejaring sosial memang gratis, akan tetapi seperti yang kita ketahui untuk menggunakan jejarinng sosial si pengguna harus menggunakan internet, dan untuk menggunakan internet si pengguna ujung‐ujungnya akan mengeluarkan uang untuk membeli paket internet tersebut. Dengan fasilitas yang diberikan oleh jejaring sosial pengguna akan mengalami kecanduan dalam penggunaannya, karena fasilitasnya sesuai dengan kebutuhan masyarakat saat ini seperti bertukar informasi, video call, chatting,
  • 47. 47 share foto dan lain‐lain. Dan hal tersebut memang menyenangkan, sehingga menyebabkan kecanduan dan si pengguna pun juga akan lupa waktu. Dan ketika kecanduan tersebut terjadi maka si pengguna akan boros. Hal ini sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Karena Allah Swt sangat melarang umat‐Nya untuk lupa akan waktu dan boros. Berikut beberapa ayat yang terdapat Al‐Quran yang melarang secara keras boros, terdapat dalam Surat al‐isra ayat 26, yang artinya “Dan berikanlah haknya kepada kerabat dekat, juga kepada orang miskin dan orang yang dalam perjalanan; dan janganlah kamu menghamburhamburkan (hartamu) secara boros” Dan juga terdapat juga dalam surat al‐isra ayat 27 yang artinya “Sesungguhnya orang‐orang yang pemboros itu adalah saudara setan dan setan itu sangat ingkar kepada Tuhannya”. Terdapat juga dalam ayat 29, yang artinya “Dan janganlah kamu jadikan tanganmu terbelenngu pada lehermu (terlalu kikir) dan janganlah kamu terlalu mengulurkannya (terlalu boros), karena itu kamu menjadi tercela dan menyesal”  Kebenaran Informasi yang Ambigu dan Menipu Seperti yang telah dibahas sebelumnya, bahwa dengan menggunakan jejaring sosial si pengguna dapat dengan mudah dan bebas meninformasikan segala hal melalui jejaring sosial seperti melalui kebenarannya. Bahwa akun pengguna pu belum dapat diketahui kebenarannya. Dengan berbagi alasan ini telah banyak kasus yang tidak bermoral yang telah terjadi dikarenakan oleh jejaring sosial. Salah satu situs yang paling banyak terjadi kasus‐kasus yang negatif terjadi melalui situs facebook. Kasus yang paling bayak terjadi yang yaitu kasus penipuan, pelecehan seksual dan lain sebagainya. Hal ini terjadi karena informasi yag telah di bagi beberapa pengguna beberapa mash dipertanyakan kebenarannya. Dan hal ini dimanfaatkan oleh beberapa oknum yang tidak bertanggung jawab
  • 48. 48 untuk melakukan hal‐hal yang tidak bermoral, sangat bertentangan dengan ajaran islam. Seperti penipuan dan paling parahnya pelecehan seksual dan pelecahan seksual ini terjadi karena disebabkan beberapa oknum yang melakukan penipuan/kebohongan dan mengajak untuk bertemu dengan pengguna yang lain, dan pelecehan ini terjadi. “Sesungguhnya yang mengadaadakan kebohongan hanyalah mereka yang tidak mengimani (mempercayai) tanda‐tanda kekuasaan Alloh. Mereka adalah kaum pendusta”. (An‐Nahl: 105)
  • 49. 49 BAB III PENUTUP 3.1. Kesimpulan Berdasarkan berbagai pembahasan diatas kita dapat menyimpulkan banyak sekali hal yang dapat kita pelajari tentang jejaring sosial. Dan kita pun apat melihat bayak sekali manfaat yang telah diberikan melalui jejaring sosial ini seperti facebook, twitter dan masih banyak lagi. Akan tetapi selain dampak positif yang diberikan, jejaring sosial ternyata memberikan dampak negatif juga bagi para penggunanya, hal ini dikarenakan dibuktikan dengan banyaknya kasuskasus yang terjadi dan sangat bertentangan dengan ajaran Islam. Menanggapi berbagai dampak‐dampak penggunaan jejaring sosial tersebut sebenarnya tergantung dari si pengguna jejaring sosial itu sendiri. Karena keterbukaan jejaring sosial ini, pengguna jejaring sosial harus mampu menelaah dan menyaring setiap informasi yang diperoleh dari jejaring sosial. Berbagai dampak negatif yang terjadi dalam jejaring sosial tidak akan dapat terjadi jika si pengguna dapat mengkontrol dan menyaring setiap informasi yang ada. Intinya semua tergantung dari penggua jejaring sosial itu sendiri. 3.2. Saran 1. Sebagai pengguna jejaring sosial, penggunanya haruslah mampu mengkontrol penggunaan jejaring sosial tersebut 2. Pengguna jejaring sosial harus selalu menyaring setiap informasi yang diperoleh melalui jejaring sosial 3. Manfaatkanlah jejaring sosial untuk kegiatan‐kegiatan yang bermanfaat.
  • 50. 50 DAFTAR PUSTAKA Al-qur’an dan Terjemahnya, Bandung: CV. Penerbit Diponegoro, 2006. Kaelany HD., Dr., MA, Islam Agama Universal, Jakarta: Midada Rahma Press, 2010. Wachyudin, Achmad, Syaifullah, M., Ilyas, M., Muhibbin ,Z., Pendidikan Agama Islam, Surabaya: Grasindo. 2009. Kaelany HD., Dr., MA, Akhlak Mulia, Jakarta: Midada Rahma Press, 2016. Eni, Eunika, dan Wahyono,T., Kupas Tuntas Facebook : Era Baru Pergaulan di Dunia Enterprise, J., Instagram untuk fotografi digital dan bisnis kreatif, Jakarta: Aelex Media Komputindo, 2012. Muhammad bin Abdillah Al Imam, As-Syaikh, Pedoman Seorang Muslim, Jakarta: As-Shaff Media, 2010. Takwin, B., Hadinata, F., dan Putri, S., Kekuatan dan Keutamaan Karakter, Filsafat, dan Etika, Depok: Universitas Indonesia, 2015. Eugena Myers, Zaman Kejayaan Islam Para Ilmuan Muslim dan Pengaruhnya Terhadap Dunia Barat (Arabic Thought and Western World in The Golden Age of Islam) Alih bahasa M.M el-Khoiry, (Yogyakarta, Fajar Pustaka Baru, 2003) Jujun S Suriasumantri, Ilmu Dalam Perspektif: Sebuah Kumpulan Karangan Tentang Hakekat Ilmu, ( Jakarta, PT. Gramedia, Cetakan X,1992) M. Natsir Arsyad, Ilmuan Muslim Sepanjang Sejarah :Dari jabir Hingga Abdus Salam, (Bandung, Penerbit Mizan, 1992) Mohammad Shohibul Iman, "Perlunya Islamisasi Sains", Prosiding Seminar Islamisasi Ilmu Pengetahuan dan Teknologi, ISTECS, Jakarta 1996. Mulyanto, “Proses Islamisasi Ilmu Pengetahuan", Prosiding Seminar Islamisasi IlmuPengetahuan dan Teknologi, ISTECS, Jakarta 1996. RA. Gunadi & M. shoelhi, Khasanah Orang Besar Islam dari Penakluk Jerussalem Hingga Nol, (Jakarta, Penerbit Republika, 2003)