SlideShare a Scribd company logo
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
GUGUS KENDALI MUTU
SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA
Abas Sunarya *
ABSTRAK
Istilah Gugus Kendali Mutu (GKM) pertama kali lahir sebagai respon terhadap
munculnya persoalan “krisis produktivitas”. Fenomena ini pertama kali mencuat di
dunia industri yang melibatkan negara-negara industri terutama di Jepang dan
Amerika pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pada saat itu terjadi banjir barang buatan
Jepang di pasar Amerika dan Kanada. Sementara itu di Amerika Utara berada dalam
periode dengan inflasi tinggi dan pengangguran yang tinggi.
Para analis menduga bahwa sumber terjadinya pengangguran yang tinggi
adalah karena krisis produktivitas. Oleh karena itu pemecahannya disarankan untuk
meningkatkan produktivitas (Crocker, dkk., 2004). Akan tetapi persoalannya ternyata
tidak sesederhana itu, karena unsur pembentuk produktivitas yang terdiri dari input
dan output dari proses banyak jenisnya. Peningkatan produktivitas bisa dilakukan
dengan berbagai pendekatan antara lain meningkatkan efisiensi di bidang input atau
meningkatkan hasil per satuan unit input yang digunakan dalam proses itu. Efisiensi
input bisa dilakukan dengan menekan biaya produksi terutama biaya tenaga kerja.
Namun pendekatan ini diragukan keberhasilannya karena hal itu akan berarti
menurunkan standar hidup buruh, oleh karenanya jika pendekatan ini dilakukan
malah akan menyebabkan kontra produktif. Pengalaman di Jepang untuk
meningkatkan produktivitas ini adalah dengan mengintroduksi penggunaan robot
terutama bagi pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, berbahaya dan pekerjaan
yang kurang disenangi. Namun cara itu bagi Amerika Utara dianggap akan
menyebabkan kehilangan pekerjaan.
A. PENDAHULUAN
Munculnya berbagai persoalan tersebut pada akhirnya membawa solusi
dengan memberikan perhatian pada faktor manusia. Bagaimana mengarahkan
karyawan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai kepuasan yang lebih besar,
memperoleh motivasi yang lebih tinggi dan dengan demikian menjadi lebih produktif?
Kuncinya terletak dalam partisipasi karyawan pada semua tingkatan dalam
organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga muncull konsep “Gugus
Kendali Mutu” (GKM) atau disebut juga Quality Control Circle (QCC).
Sejalan dengan arus globalisasi, istilah GKM atau QCC semakin sering
digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam upaya menuju Total Quality
Management (TQM) atau manajemen kualitas terpadu. Suatu sistem manajemen
kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek
standar untuk manjemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu
proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu.
Selain QCC, istilah-istilah lain yang terkait dengan TQM adalah TQC(Total
Quality Control) atau Pengendalian Kualitas Terpadu, TQL (Total Quality Leadership)
atau Kepemimpinan Kualitas Terpadu, dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut sering kita
dengar dan baca di media cetak, media elektronik dan dalam perbincangan dalam
seminar-seminar.
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 1
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
Istilah Manajemen Mutu/Kualitas dewasa ini lazim dan merupakan metoda
yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti pengendalian yang
diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang saham. Elemen
yang mendasar dalam manajemen mutu adalah pemecahan masalah, yang
keberadaannya harus dipahami secara sungguh-sungguh Persoalannya adalah
bagaimana meyakinkan para karyawan/staf untuk merubah pemikiran dasar tentang
bagaimana harus bekerja, bagaimana keputusan harus diambil, dan bagaimana
mereka harus berinteraksi antara satu dengan yang lain, di dalam maupun di luar
organisasi. Dalam situasi sumberdaya yang sangat terbatas, padahal komitmennya
semakin meningkat diharapkan GKM dapat menjadi salah satu jawaban untuk
masalah tersebut.
Tulisan ini ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang GKM yang
disusun secara sistematis mulai dari konsep dan filosifi GKM, Prinsip-prinsip dasar,
Manfaat GKM, Struktur GKM dan terakhir Implementasi GKM. Untuk meningkatkan
pemahaman teoritis GKM, pada akhir pemaparan dilakukan simulasi.
B. TINJAUAN PUSTAKA
1. Konsep Gugus Kendali Mutu
Pada dasarnya Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu pendekatan
pengendalian mutu melalui penumbuhan partisipasi karyawan. GKM merupakan
mekanisme formal dan dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan
persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreatifitas di antara
karyawan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang
membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dalam
memantau kesempatan. Bersifat proaktif, tidak menunggu bergerak kalau persoalan
timbul dan tidak menghentikan kegiatannya kalau suatu persoalan telah ditemukan
dan dipecahkan. Artinya GKM harus bekerja terus menerus dan tidak tergantung
pada proses produksi. Jumlah anggota GKM bervariasi, tergantung pada besar
kecilnya organisasi/perusahaan dan kebijakan organisasi. Variasi jumlah anggota
GKM bisa mulai 3 orang hingga 20 orang dengan rata-rata berada dalam kisaran 8 –
10 orang.
Berdasarkan pengertian tersebut, secara definitif GKM diartikan sebagai tim
pemecah persoalan atau kelompok pekerja dari unit kerja yang sama secara
sukarela, beranggotakan 3 – 20 orang yang melakukan pertemuan secara berkala
dan berkesinambungan untuk melakukan alat kendali mutu dan proses pemecahan
masalah melalui kegiatan identifikasi, memilih dan menganalisis berbagai persoalan.
Kelompok ini kemudian menyampaikan alternatif solusi kepada pimpinan (pihak
manajemen) sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan yang akan
diterapkan oleh manajemen. Dalam kerangka ini pengendalian mutu dialihkan dari
sekelompok kecil teknisi dengan pengalaman kerja terbatas menjadi tanggungjawab
setiap karyawan. GKM merupakan pendekatan yang membina manusia dan
bukannya pendekatan penggunaan manusia. GKM bertujuan untuk membuat setiap
pekerja menjadi pengambil keputusan sepanjang menyangkut pekerjaannya.
GKM ini merupakan salah satu pendekatan yang ditempuh dalam rangka
menumbuhkan pengendalian kualitas terpadu atau total quality management (TQM).
Total Quality Management (TQM) adalah satu himpunan prinsip-prinsip, alat-alat,
dan prosedur-prosedur yang memberikan tuntunan dalam praktek penyelenggaraan
organisasi. TQM melibatkan seluruh anggauta organisasi dalam mengendalikan dan
secara kontinyu meningkatkan bagaimana kerja harus dilakukan dalam upaya
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 2
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
mencapai harapan pengguna atau pelanggan (customer) mengenai mutu atau
kualitas produk atau jasa yang dihasilkan organisasi. Dalam penerapannya, TQM
menuntut pemberlakuan di seluruh organisasi, baik vertical maupun horisontal.
Karakteristik khusus TQM antara lain adalah:
• Partisipasi aktif dari semua pihak, baik pimpinan maupun karyawan,
• Berorientasi pada kualitas berdasarkan kepuasan pengguna,
• Dinamika manajemen, top down dan bottom up
• Menanamkan budaya ‘team work’ dengan baik,
• Menanamkan budaya problem solving melalui konsep ‘PDCA (Plan–Do–
Check–Action) approach’ dengan baik
• Perbaikan berkelanjutan sebagai proses pemecahan masalah dalam TQM.
Salah satu hal yang menonjol dalam TQM adalah perbaikan berkelanjutan
(continuous improvement). Perbaikan berkelanjutan didasarkan pada dua ide pokok,
perbaikan sistematik dan perbaikan iteratif. Dalam perbaikan sistematik, perbaikan-
perbaikan dijabarkan dari penggunaan alat dan pendekatan ilmiah dan suatu struktur
untuk upaya tim atau individu. Pendekatan ilmiah mempertimbangkan berbagai
kemungkinan solusi, dan memilih tidak hanya yang paling menonjol, tetapi yang
terbaik, yang teridentifikasikan secara faktual. Shoji Shiba memodifikasi model W
dari Kawakita menjadi model WV untuk penerapannya pada TQM. Model WV
menguraikan bentuk keseluruhan dari pemecahan masalah, sebagai suatu ulang-alik
antara pemikiran (refleksi, perencanaan, analisis) dan pengalaman (memperoleh
informasi dari dunia nyata melalui wawancara, eksperimen, atau pengukuran-
pengukuran). Jejak yang dibentuk di antara dua hal tersebut dalam suatu kurun
waktu membentuk huruf W dan V, oleh karena itu dinamakan model WV.
GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk
meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka
meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan. Sistim ini dilaksanakan melalui
pemasyarakatan cara pandang, cara analisa dan diagnosa dan solusi sesuatu
masalah (inefisiensi, produktivitas rendah dan rendahnya mutu pekerjaan/produk) di
lingkungan kerja seluruh jajaran SDM perusahaan, sehingga dapat membentuk
kebiasaan (habit) yang diterapkan dalam etos kerja dan budaya produksi kompetitif.
2. Ciri-ciri Gugus Kendali Mutu
Secara lebih terinci, ciri-ciri umum atau karakteristik GKM dikemukakan Crocker, dkk
(2004) sebagai berikut:
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 3
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
(a) GKM mempunyai tujuan untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara
karyawan lini lini dengan manajemen serta mencari dan memecahkan persoalan
(b) Organisasinya terdiri dari satu orang kepala dengan beberapa orang anggota
yang berasal dari satu bidang pekerjaan. GKM juga memiliki seorang koordinator
dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat dengan Gugus. Fasilitator
mempersiapkan program latihan, memberikan latihan dan bimbingan yang terus
menerus bagi para kepala gugus dan atas permintaan memberikan latihan bagi
anggota tim.
(c) Partisipasi anggota dalam Gugus bersifat sukarela, sedangkan partisipasi Kepala
mungkin sukarela, mungkin tidak
(d) Didalam ruang lingkup persoalan yang dianalisis oleh gugus, tidak bisa memilih
sendiri persoalan yang akan dibahasnya; persoalan itu bukan berasal dari
bidangnya sendiri dan persoalannya tidak terbatas pada mutu tetapi mencakup
produktivitas, biaya keselamatan kerja, moral dan lingkungan serta bidang
lainnya.
(e) Latihan formal dalam hal teknik pemecahan persoalan biasanya merupakan
bagian dari pertemuan gugus.
(f) Pertemuan dilakukan biasanya satu jam per minggu. Pertemuan dilakukan baik
dalam jam kerja formal dengan persetujuan pengawas dan di luar jam kerja
berdasarkaninisiatif karyawan sendiri. Pertemuan dipimpin kepala kelompok.
Dalam rangka GKM, Kepala tidak mempunyai kekuasaaan terhadap anggota
lainnya akan tetapi lebih berperan sebagai moderator.
Kegiatan dari GKM ini bisa diberi nama sesuai dengan bidang yang ditangani
atau bisa juga untuk kegiatan yang sama diberi nama beragam. Misalnya di
beberapa perusahaan Jepang ada GKM yang namanya JK (Jishu Kanri) dan Tanks
otak mini yang bergerak dibidang produktivitas, memiliki arti sama yakni Gerakan
Tanpa Kesalahan. Beberapa perusahaan di Amerika, juga memiliki berbagai istilah
bagi GKM seperti Ford Motor dan United Auto Worker mempunyai EI (Employee
Involment); Vickers. Inc mempunyai PSI (People Seeking Improvement); American
Motor Corporation dan United Auto Workers mempunyai PIP (Partner in Progress)
dan Jeep (Joint Effort Employing People); Toronto Dominion Bank mempunyai EWG
(Employee Work Group)
C. ANALISA DAN PEMBAHASAN
Sesuai dengan konsep dan filosofi GKM, maka di dalam implementasinya
GKM melakukan kegiatan yang sistematis mulai dari (a) identifikasi dan pemecahan
persoalan, (b) proses pelaksanaan dan memilih persoalan, (c) melakukan analisis
persoalan, (d) memeriksa penyebab persoalan, (e) penyelesaian proses, (f)
memantau hasil, dan (g) pelaporan hasil. Uraian berikut menyajikan tahapan tersebut
secara ringkas.
1. Identifikasi dan Pemecahan Suatu Persoalan
Mencari dan memecahkan persoalan pada dasarnya merupakan kerja akal
sehat. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui pengamatan situasi pekerjaan
untuk mencari persoalan yang potensial dan penyebab lainnya persoalan tersebut.
Kegiatan identifikasi dan pemecahan suatu persoalan menggunakan langkah-
langkah :
• Pendahuluan
• Pemilihan Persoalan yang mendesak
• Identifikasi penyebab
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 4
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
• Identifikasi Pemecahan Persoalan
• Proses Pelaksanaan
Di dalam proses pelaksanaan selalu terjadi looping ke kegiatan pemilihan persoalan
yang mendesak. Secara ringkas proses identifikasi dan pemecahan suatui persoalan
dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut :
Gambar 2. Bagan alir identifikasi dan pemecahan persoalan
Kegiatan pendahuluan, dilakukan melalui beberapa tahapan dimulai dari
mengadakan pertemuan pertama. Gugus selanjutnya menetapkan sasaran dan
tujuan, kemudian para anggota mengamati persoalan yang mungkin timbul di tempat
kerja. Tahap selanjutnya melakukan sumbang saran bagi persoalan yang dihadapi
dan terakhir gugus memilih persoalan yang penting.
Gambar 2. Bagan alir proses identifikasi dan pemecahan persoalan. Di dalam
melakukan pemilihan persoalan yang mendesak, pendekatan dapat dilakukan
melalui teknik Delphi. Melalui teknik ini kemudian diturunkan untuk memilih
persoalan. Jika persoalan itu ”bagus” maka kegiatan dilakukan dengan melakukan
identifikasi penyebab persoalan.
Jika persoalan tidak bagus, pertanyaannya adalah apakah persoalan itu
mudah dipecahkan? Jika tidak, maka persoalan ditinggalkan sedangkan jika
jawabannya ya, persoalan itu diserahkan pada anggota untuk dipelajari, kemudian
dibahas dalam pertemuan anggota. Tahapan ini berlangsung terus secara iterative
dan baerakhir pada kegiatan untuk melakukan proses pelaksanaan. Tahapan proses
iterasi persoalan dalam mengidentifikasi persoalan ini berjalan terus untuk setiap
tahapan sampai berakhir pada proses pelaksanaan.
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 5
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
2. Proses Pelaksanaan dan Memilih Persoalan
Di dalam pelaksanaan dan memilih persoalan, dapat dilakukan melalui
sumbang saran. Sumbang saran adalah pertemuan untuk mengutarakan buah
pikiran. Selain melalui sumbang saran, variasi pendekatan lainnya yang dapat
digunakan adalah pendekatan Gordon, teknik kotak hitam, sistem sinetik, metode
catatan kolektif dan pertemuan Phillip.
3. Analisis Persoalan
Setelah dicapai kesepakatan mengenai isyu persoalan, perlu dilakukan
pembatasan masalah sehingga lebih tepat dalam memeriksanya. Kegiatan ini dapat
dilakukan melalui:
• Menentukan bagaimana persoalan tersebut mempengaruhi unit kerja
• Menentukan penyebab persoalan tersebut, menggunakan analisis sebab
akibat.
• Memeriksa diagnostik dengan menggunakan checksheet, sampling dan grafik
Didalam analisis persoalan ini pendekatannya dapat dilakukan dengan
berbagai metode. Salah satunya adalah meggunakan analisis ” tulang ikan”. Analisis
tulang ikan ini biasa disebut juga disebut diagram Ishikawa. Langkah yang ditempuh
dalam analisis tulang ikan ini adalah: Pertama menentukan masalah utama. Dalam
hal ini permasalahan dapat dikelompokkan pada 4 unsur yakni bahan (material),
manusia, peralatan (mesin) dan metode. Selanjutnya melalui brainstorming
ditentukan sub masalah dan akar permasalahan sehingga akhirnya ditemukan
permasalahan apa yang penting diupayakan solusinya.
3. Memeriksa Penyebab Persoalan
Jika peyebab yang disarankan telah ditemukan, pemantauan setiap penyebab
dilakukan untuk mengetahui apakah penyebab tersebut memang ikut menimbulkan
persoalan. Hal ini dilakukan dengan pengumpulan data dan analisis diagnostik.
Tekniknya bisa dilakukan melalui berbagai pendekatan statistik.
4. Penyelesaian Proses
Setelah penyebab persoalan dianalisis dan telah ditemukan dengan kepastian
yang wajar bahwa penyebab lebih penting dari penyebab lainnya diperlukan
penjelasan. Untuk melakukan hal ini penyebab yang telah diverifikasi didaftar dan
data yang tersedia dipelajari.
5. Memantau Hasil
Pemecahan yang telah dilaksanakan harus dipantau. Alasanya adalah:
• Untuk memperoleh kepastian bahwa persoalan benar-benar dapat
dipecahkan
• Untuk mengukur perbaikan
• Untukmemperbaiki setiapakibat tambahan yang mungkin tidak diperkirakan
tetapi dapat merusak pemecahan.
• Membantu akryawan dalam menerima perubahan dan
• Demi nama baik dan pengakuan atas gugus kendali mutu.
6. Pelaporan Hasil
Pembuatan laporan merupakan keharusan untuk menyajikan penemuannya
pada ahli teknis dan manajer senior.
D. PROSES PENINGKATAN UNJUK KERJA
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 6
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
Didalam proses peningkatan atau perbaikan unjuk kerja dalam GKM ini
budaya yang dikembangkan adalah melalui pendekatan PDCA (Plan–Do–Check–
Action).
1. Tahap Perencanaan (Plan)
Dalam tahap perencanaan, anggota GKM perlu mengidentifikasi dan memilih
problems yang perlu diperhatikan. Selanjutnya mencari penyebab dari permasalahan
itu, kemudian menentukan penyebab utama atau yang dominan dan terakhir
Membuat rencana perbaikan dan menentukan target.
2. Tahap Pelaksanaan (Do)
Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini sebagai berikut:
• Analisis masalah
• Menentukan alternatif pemecahan masalah
• Mempresentasikan temuan
• Menyampaikan pertimbangan atau usulan bagi manajemen
• Merancang implementasi.
3. Tahap Evaluasi (Check)
Pada langkah ini, aktivitas untuk dikerjakan adalah evaluasi. QCC anggota
perlu menyelesaikan suatu evaluasi dari solusi tujuan dikerjakan. Ini akan menandai
(adanya) apakah sasaran dari proyek telah dicapai atau cara lainnya. Evolusi dapat
dilaksanakan melalui/sampai pengumpulan data dan analisa sepanjang uji coba [itu].
Sekali ketika evaluasi telah diselesaikan, QCC anggota dapat memutuskan apakah
untuk menerapkan solusi yang diusulkan atau cara lainnya.
4. Tahap Tindakan (Action)
Tahap akhir dalam pendekatan PDCA adalah tindakan yang didalamnya
mencakup standardisasi dan tindakan korektif
E. KESIMPULAN
Pada dasarnya GKM ini adalah bertujuan untuk mendaya gunakan seluruh
asset yang dimiliki instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik,
guna meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta meningkatkan
keuntungan semua pihak, karyawan, konsumen maupun pemerintah. Faktor yang
mendorong keberhasilan kerja GKM adalah sebagai berikut:
• Adanya sikap yang positif, dan komitmen dari manajemen puncak, antara lain
meliputi kesediaan pihak Manajemen untuk mengijinkan waktu dan tenaga kerja
untuk menerapkan program
• Dilakukannya suatu sistem pelatihan yang efektif
• Adanya dukungan dari semua tingkatan
• Penetapan dari suatu sistem pengenalan untuk anggota GKM
• Penyediaan fasilitas oleh Manajemen seperti overhead projector, transparan
dan ruang rapat;
• GKM harus diperlakukan sebagai suatu kegiatan yang kontinyu dan dapat
• dimulai dari skala kecil
• Kemajuan dari GKM harus dipublikasikan kepada seluruh organisasi
• Kemampuan dari Panitia Pengarah untuk merencanakan, menerapkan,
mengkoordinir dan mulai bertindak sesuai dengan yang direkomendsikan
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 7
Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X
• Melakukan promosi melalui pembuatan poster, semboyan dan pamphlet Jika
dikaitkan dengan Penyuluhan Pertanian, GKM ini dapat berfungsi. Contohnya
dalam pertanian :
• Penerapan/pentradisian GKM di lingkungan pengkaji akan ikut mempercepat
sosialisasi budaya produksi kompetitif melalui praktek nyata dalam kehidupan
petani sehari-hari.
• Apabila pemasyarakatan GKM dapat diterapkan semakin meluas dikalangan
pengkajian pertanian, hal ini akan berdampak positif bagi kemajuan dan
pertumbuhan produktivitas usahatani terutama oleh factor pendorong
knowledge-based.
F. DAFTAR PUSTAKA
________. 1991. Guidelines On Quality Control Circles (QCC) In The Public Services
Innovation Awards. Development Administration Circular No. 7/1991.
Prime Minister’s Departement, Malaysia.
________. 2004. Gugus Kendali Mutu (GKM). Direktorat Jenderal Industri dan
Dagang Kecil Menengah. Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI.,
Jakarta.
________. 2004. CCC Facilitator Training. Quality Management. Productivity &
Quality Management Consultant.http://www.pqm-iris.co.id/pqm/ qcc.htm
Benny. 2003. Keuntungan Menerapkan Total Quality Management (TQM) di
UKM/IKM. Berita Standarisasi. Edisi Selasa 10 Juni. Vol.29 No 1.
Crocker, OL, Syiril Charney dan Johnny Sik Leung Chiu. 2004. Gugus Kendali Mutu.
Pedoman, Partisipasi dan Produktivitas. Bumi Aksara.
Gaspers, V. 2002. ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement. Gramedia
Pustaka Utama. Jakarta.
Ibrahim, B. 2000. Total Quality Management. Panduan Untuk Menghadapi
Persaingan Global. Penerbit Jambatan
Poerwowidagdo, SJ. 2004. Upaya Implementasi Total Quality Leadership di TNI
Angkatan Laut. http://www.hangtuah.ac.id/Sapto/total-quali.htm
Semuel, H. 2004. Penerapan Total Quality Management Suatu Evaluasi Melalui
Karakteristik Kerja (Studi Kasus Pada Perusahaan Gula Candi Baru
Sidoarjo). Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen
Petra.Surabaya.http://puslit.petra.ac.id/journals/management/managemen-
05-01-03-7.htm
* Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 8

More Related Content

What's hot

Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
Risfandi Setyawan
 
SKDN
SKDNSKDN
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
Agnescia Sera
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakmikikihg
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)
Yesir Hasan
 
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Fakhriyah Elita
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamilGepy Gbu
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
pjj_kemenkes
 
Advokasi kesehatan jf pkm
Advokasi kesehatan   jf pkmAdvokasi kesehatan   jf pkm
Advokasi kesehatan jf pkm
BidangTFBBPKCiloto
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bayu Fijrie
 
Six sigma ppt
Six sigma ppt Six sigma ppt
Six sigma ppt
vincent1808
 
1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
ArbiansyahHidayat
 
Penyusunan proposal konsultasi gizi
Penyusunan proposal konsultasi giziPenyusunan proposal konsultasi gizi
Penyusunan proposal konsultasi gizi
natashaona
 
Materi 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptx
Materi 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptxMateri 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptx
Materi 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptx
PuspitaGasali
 
5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,
Amnita Ginting
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
Shela Rizky Tarinda
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Dwi Handayani
 
Pedoman quality control
Pedoman quality controlPedoman quality control
Pedoman quality controlJoni Iswanto
 

What's hot (20)

Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1Ilmu gizi 1
Ilmu gizi 1
 
SKDN
SKDNSKDN
SKDN
 
Konsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbangKonsep gizi seimbang
Konsep gizi seimbang
 
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemakPengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
Pengukuran tinggi badan,berat badan dan lemak
 
Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)Analisa masalah promkes ptp(1)
Analisa masalah promkes ptp(1)
 
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
Perencanaan Menu Ibu Hamil KEK (Kurang Energi Kronis)
 
Kelas ibu hamil
Kelas ibu hamilKelas ibu hamil
Kelas ibu hamil
 
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
Standar Persyaratan dan Penampilan Minimal
 
Advokasi kesehatan jf pkm
Advokasi kesehatan   jf pkmAdvokasi kesehatan   jf pkm
Advokasi kesehatan jf pkm
 
Bentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektifBentuk program menjaga mutu perspektif
Bentuk program menjaga mutu perspektif
 
Six sigma ppt
Six sigma ppt Six sigma ppt
Six sigma ppt
 
1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan1000 hari pertama kehidupan
1000 hari pertama kehidupan
 
Penyusunan proposal konsultasi gizi
Penyusunan proposal konsultasi giziPenyusunan proposal konsultasi gizi
Penyusunan proposal konsultasi gizi
 
P4 k
P4 kP4 k
P4 k
 
Materi 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptx
Materi 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptxMateri 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptx
Materi 1. Konsep Pemberdayaan Keluarga.pptx
 
5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,5 m (man, material, method,
5 m (man, material, method,
 
Materi six sigma
Materi six sigmaMateri six sigma
Materi six sigma
 
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
ADIME NCP PAGT Diet Kasus Pernapasan (PPOK)
 
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan PankreasMateri Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
Materi Diet Hati, Kandung Empedu dan Pankreas
 
Pedoman quality control
Pedoman quality controlPedoman quality control
Pedoman quality control
 

Viewers also liked

Gugus kendali mutu
Gugus kendali mutuGugus kendali mutu
Gugus kendali mutu
adelies mahardhika
 
GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle)
GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle) GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle)
GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle)
Astrid Jein Astrini
 
Contoh QCC Presentation
Contoh QCC PresentationContoh QCC Presentation
Contoh QCC Presentation
Adhi Hermawan
 
QCC (Quality Control Circle)
QCC (Quality Control Circle)QCC (Quality Control Circle)
QCC (Quality Control Circle)Sri Sulastri
 
penerapan TQM
penerapan TQMpenerapan TQM
penerapan TQM
myrifa25
 
Konsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutuKonsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutu
Laura Sinaga
 
Presentasi 2 (ELMA)
Presentasi 2 (ELMA)Presentasi 2 (ELMA)
Presentasi 2 (ELMA)
ade
 
CONTOH GKM KANTIN
CONTOH GKM KANTINCONTOH GKM KANTIN
CONTOH GKM KANTIN
Ade Riadi
 
Presentasi 1 (PALDA)
Presentasi 1 (PALDA)Presentasi 1 (PALDA)
Presentasi 1 (PALDA)
ade
 
ISO lead auditor Training
ISO lead auditor TrainingISO lead auditor Training
ISO lead auditor Training
Qccertification01
 
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil MenengahGugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Dede Firmansah
 
Quality control circle presentation
Quality control circle presentationQuality control circle presentation
Quality control circle presentation
Ganesh Murugan
 
Sps2015 intro to office 365 admin nikkia carter
Sps2015 intro to office 365 admin   nikkia carterSps2015 intro to office 365 admin   nikkia carter
Sps2015 intro to office 365 admin nikkia carter
SharePoint Saturday New Jersey
 
Presentasi 3 (3p) kel. 1
Presentasi 3 (3p) kel. 1Presentasi 3 (3p) kel. 1
Presentasi 3 (3p) kel. 1
ade
 
ISO 29990
ISO 29990ISO 29990
ISO 29990
ISOGeek
 
20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report
20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report
20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-reportTaufik Azzikra
 
2nd winner ss 2010
2nd winner ss 20102nd winner ss 2010
2nd winner ss 2010
coretankangdeny
 
Implementasi QCC
Implementasi QCCImplementasi QCC
Implementasi QCC
maya.gita
 
Human resource development and Quality Circle
Human resource development and Quality CircleHuman resource development and Quality Circle
Human resource development and Quality Circle
Hina
 

Viewers also liked (20)

Gugus kendali mutu
Gugus kendali mutuGugus kendali mutu
Gugus kendali mutu
 
GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle)
GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle) GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle)
GKM (Gugus Kendali Mutu)/ QCC (Quality Control Circle)
 
Konsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutuKonsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutu
 
Contoh QCC Presentation
Contoh QCC PresentationContoh QCC Presentation
Contoh QCC Presentation
 
QCC (Quality Control Circle)
QCC (Quality Control Circle)QCC (Quality Control Circle)
QCC (Quality Control Circle)
 
penerapan TQM
penerapan TQMpenerapan TQM
penerapan TQM
 
Konsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutuKonsep gugus-kendali-mutu
Konsep gugus-kendali-mutu
 
Presentasi 2 (ELMA)
Presentasi 2 (ELMA)Presentasi 2 (ELMA)
Presentasi 2 (ELMA)
 
CONTOH GKM KANTIN
CONTOH GKM KANTINCONTOH GKM KANTIN
CONTOH GKM KANTIN
 
Presentasi 1 (PALDA)
Presentasi 1 (PALDA)Presentasi 1 (PALDA)
Presentasi 1 (PALDA)
 
ISO lead auditor Training
ISO lead auditor TrainingISO lead auditor Training
ISO lead auditor Training
 
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil MenengahGugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
Gugus Kendali Mutu Industri Kecil Menengah
 
Quality control circle presentation
Quality control circle presentationQuality control circle presentation
Quality control circle presentation
 
Sps2015 intro to office 365 admin nikkia carter
Sps2015 intro to office 365 admin   nikkia carterSps2015 intro to office 365 admin   nikkia carter
Sps2015 intro to office 365 admin nikkia carter
 
Presentasi 3 (3p) kel. 1
Presentasi 3 (3p) kel. 1Presentasi 3 (3p) kel. 1
Presentasi 3 (3p) kel. 1
 
ISO 29990
ISO 29990ISO 29990
ISO 29990
 
20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report
20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report
20111104 qcc-daredevil-(reduce wrinkle 2b)-report
 
2nd winner ss 2010
2nd winner ss 20102nd winner ss 2010
2nd winner ss 2010
 
Implementasi QCC
Implementasi QCCImplementasi QCC
Implementasi QCC
 
Human resource development and Quality Circle
Human resource development and Quality CircleHuman resource development and Quality Circle
Human resource development and Quality Circle
 

Similar to GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA

Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )nurulllah
 
Template undip presentation
Template undip presentationTemplate undip presentation
Template undip presentation
frendyakhmadtaufan
 
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
google
 
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai KualitasPerkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
AldilaSeprillasela
 
Total quality management
Total quality managementTotal quality management
Total quality management
Yusrizal Fzz
 
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir) Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Defina Sulastiningtiyas
 
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
Mang Engkus
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Rizky Akbar
 
Konsep Dasar Total Quality Management.pptx
Konsep Dasar Total Quality Management.pptxKonsep Dasar Total Quality Management.pptx
Konsep Dasar Total Quality Management.pptx
dorafqi
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
WindyDwiAstuti
 
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
Defina Sulastiningtiyas
 
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
SalmaNurAzizah5
 
Integrasi Fuzzy-TQM
Integrasi Fuzzy-TQM Integrasi Fuzzy-TQM
Integrasi Fuzzy-TQM
Perguruan Tinggi Raharja
 
Tqm presentasi
Tqm presentasiTqm presentasi
Tqm presentasiJan Larosa
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
Sukron Munawar
 
Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahHeldy Eriston
 
Total quality control
Total quality controlTotal quality control
Total quality control
chords
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
Rochmadz Febrianta
 

Similar to GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA (20)

Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )Manaj. mutu ( 3 )
Manaj. mutu ( 3 )
 
Template undip presentation
Template undip presentationTemplate undip presentation
Template undip presentation
 
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
Jurnal manajemen kualitasTRESNA SELVIA BARUS 122110136 BEDAH JURNAL MANAJEMEN...
 
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai KualitasPerkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
Perkembangan Pemikiran Mengenai Kualitas
 
Total quality management
Total quality managementTotal quality management
Total quality management
 
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir) Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
Slide TQM Manj.Kualitas - Univ.Trisakti (Prof. Abduh Syamsir)
 
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen KualitasBMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
BMP EKMA4265 Manajemen Kualitas
 
Tqm present
Tqm presentTqm present
Tqm present
 
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqmPpt ttm3 kelompok 2 materi tqm
Ppt ttm3 kelompok 2 materi tqm
 
Konsep Dasar Total Quality Management.pptx
Konsep Dasar Total Quality Management.pptxKonsep Dasar Total Quality Management.pptx
Konsep Dasar Total Quality Management.pptx
 
1653794497.pdf
1653794497.pdf1653794497.pdf
1653794497.pdf
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
 
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
TQM Paper-kel.1_MM Trisakti (prof. syamsir abduh)
 
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
Makalah kelompok 7 ( realisasi anggaran publik )
 
Integrasi Fuzzy-TQM
Integrasi Fuzzy-TQM Integrasi Fuzzy-TQM
Integrasi Fuzzy-TQM
 
Tqm presentasi
Tqm presentasiTqm presentasi
Tqm presentasi
 
Total Quality Management
Total Quality ManagementTotal Quality Management
Total Quality Management
 
Manajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolahManajemen mutu sekolah
Manajemen mutu sekolah
 
Total quality control
Total quality controlTotal quality control
Total quality control
 
Optimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksiOptimalisasi proses produksi
Optimalisasi proses produksi
 

More from Perguruan Tinggi Raharja

ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAPerguruan Tinggi Raharja
 
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSIANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
Perguruan Tinggi Raharja
 

More from Perguruan Tinggi Raharja (9)

Ti kesehatan, 68-81 abas
Ti kesehatan, 68-81 abasTi kesehatan, 68-81 abas
Ti kesehatan, 68-81 abas
 
Sub sektorindustri, 113 133abas
Sub sektorindustri, 113 133abasSub sektorindustri, 113 133abas
Sub sektorindustri, 113 133abas
 
Pendekatan tqm,69 72-abas
Pendekatan tqm,69 72-abasPendekatan tqm,69 72-abas
Pendekatan tqm,69 72-abas
 
Manaj pelayanan,62 92-abas
Manaj pelayanan,62 92-abasManaj pelayanan,62 92-abas
Manaj pelayanan,62 92-abas
 
Jual tekan biaya, 53-61abas
Jual tekan biaya, 53-61abasJual tekan biaya, 53-61abas
Jual tekan biaya, 53-61abas
 
Iso,1 20-abas
Iso,1 20-abasIso,1 20-abas
Iso,1 20-abas
 
Cooperatrive learning, 88 96 (abas)
Cooperatrive learning, 88 96 (abas)Cooperatrive learning, 88 96 (abas)
Cooperatrive learning, 88 96 (abas)
 
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINAANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
ANALISA SISTEM ANTRIAN PADA PELAYANAN PENGISIAN BBM DI SPBU PERTAMINA
 
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSIANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
ANALISA PROSES BISNIS BERBASIS AKUNTANSI
 

Recently uploaded

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
AchmadHasanHafidzi
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
IndahMeilani2
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
adjhe17ks1
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH BERAU
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
f4hmizakaria123
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
EnforceA Real Solution
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
AhmadVikriKhoirulAna
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
fadilahsaleh427
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
anthoniusaldolemauk
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
MarkusPiyusmanZebua
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
mariapasaribu13
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Anisa Rizki Rahmawati
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
LidyaManuelia1
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
meincha1152
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
hoiriyono
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
bidakara2016
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
JefryColter
 

Recently uploaded (18)

Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.pptKonsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
Konsep Perbankan Syariah di Indonesia.ppt
 
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptxMETODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
METODE MODI (MODIFIED DISTRIBUTION METHODE).pptx
 
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
PPT PAJAK DAERAH PERPAJAKAN MANAJEMEN S1
 
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUPDJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
DJP - RUU KUP.pdf RUU Perubahan Kelima UU KUP
 
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptxMETODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
METODE STEPPING STONE (BATU LONCATANA) REVISI.pptx
 
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptxPPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
PPT Reksadana (Reksadana ekonomi syariah).pptx
 
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
Dapat SP2DK, Harus Apa? Bagimana cara merespon surat cinta DJP?
 
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniahreksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
reksadana syariah lutfi nihayatul khusniah
 
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdfPengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
Pengertian Surplus Konsumen dan Produsen.pdf
 
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplinEKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
EKONOMI INDUSTRI ilmu tentang industri dan disiplin
 
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptxModul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
Modul Ajar Kurikulum Merdeka Tahun 2024.pptx
 
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.pptPpt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
Ppt_perdagangan_luar_negeri_proteksi_dan.ppt
 
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
Prosedur Ekspor : Studi Kasus Ekspor Briket ke Yaman dan Proses Produksi Brik...
 
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptxPendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
Pendapatan dan beban dalam Akuntansi.pptx
 
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.pptCost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
Cost Benefit Analysisss perhitunngan.ppt
 
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
PPT SEMPRO PENGARUH JIWA KEWIRAUSAHAAN MOTIVASI DAN MODAL USAHA TERHADAP PERK...
 
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptxSesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
Sesi 4_Kelompok 3 Kode Etik Profesi Akuntan Publik.pptx
 
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
460012937-Rpp-kelas-rangkap-model-221-docx.docx
 

GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA

  • 1. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X GUGUS KENDALI MUTU SEBAGAI STANDAR DALAM PENINGKATAN KINERJA Abas Sunarya * ABSTRAK Istilah Gugus Kendali Mutu (GKM) pertama kali lahir sebagai respon terhadap munculnya persoalan “krisis produktivitas”. Fenomena ini pertama kali mencuat di dunia industri yang melibatkan negara-negara industri terutama di Jepang dan Amerika pada tahun 1970-an dan 1980-an. Pada saat itu terjadi banjir barang buatan Jepang di pasar Amerika dan Kanada. Sementara itu di Amerika Utara berada dalam periode dengan inflasi tinggi dan pengangguran yang tinggi. Para analis menduga bahwa sumber terjadinya pengangguran yang tinggi adalah karena krisis produktivitas. Oleh karena itu pemecahannya disarankan untuk meningkatkan produktivitas (Crocker, dkk., 2004). Akan tetapi persoalannya ternyata tidak sesederhana itu, karena unsur pembentuk produktivitas yang terdiri dari input dan output dari proses banyak jenisnya. Peningkatan produktivitas bisa dilakukan dengan berbagai pendekatan antara lain meningkatkan efisiensi di bidang input atau meningkatkan hasil per satuan unit input yang digunakan dalam proses itu. Efisiensi input bisa dilakukan dengan menekan biaya produksi terutama biaya tenaga kerja. Namun pendekatan ini diragukan keberhasilannya karena hal itu akan berarti menurunkan standar hidup buruh, oleh karenanya jika pendekatan ini dilakukan malah akan menyebabkan kontra produktif. Pengalaman di Jepang untuk meningkatkan produktivitas ini adalah dengan mengintroduksi penggunaan robot terutama bagi pekerjaan yang dilakukan berulang-ulang, berbahaya dan pekerjaan yang kurang disenangi. Namun cara itu bagi Amerika Utara dianggap akan menyebabkan kehilangan pekerjaan. A. PENDAHULUAN Munculnya berbagai persoalan tersebut pada akhirnya membawa solusi dengan memberikan perhatian pada faktor manusia. Bagaimana mengarahkan karyawan sedemikian rupa sehingga dapat mencapai kepuasan yang lebih besar, memperoleh motivasi yang lebih tinggi dan dengan demikian menjadi lebih produktif? Kuncinya terletak dalam partisipasi karyawan pada semua tingkatan dalam organisasi dalam proses pengambilan keputusan. Sehingga muncull konsep “Gugus Kendali Mutu” (GKM) atau disebut juga Quality Control Circle (QCC). Sejalan dengan arus globalisasi, istilah GKM atau QCC semakin sering digunakan sebagai salah satu pendekatan dalam upaya menuju Total Quality Management (TQM) atau manajemen kualitas terpadu. Suatu sistem manajemen kualitas merupakan sekumpulan prosedur terdokumentasi dan praktek-praktek standar untuk manjemen sistem yang bertujuan menjamin kesesuaian dari suatu proses dan produk terhadap kebutuhan atau persyaratan tertentu. Selain QCC, istilah-istilah lain yang terkait dengan TQM adalah TQC(Total Quality Control) atau Pengendalian Kualitas Terpadu, TQL (Total Quality Leadership) atau Kepemimpinan Kualitas Terpadu, dan lain-lain. Istilah-istilah tersebut sering kita dengar dan baca di media cetak, media elektronik dan dalam perbincangan dalam seminar-seminar. * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 1
  • 2. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X Istilah Manajemen Mutu/Kualitas dewasa ini lazim dan merupakan metoda yang biasa digunakan oleh manajer untuk memberikan bukti pengendalian yang diperlukan untuk memuaskan pelanggan dan kebutuhan pemegang saham. Elemen yang mendasar dalam manajemen mutu adalah pemecahan masalah, yang keberadaannya harus dipahami secara sungguh-sungguh Persoalannya adalah bagaimana meyakinkan para karyawan/staf untuk merubah pemikiran dasar tentang bagaimana harus bekerja, bagaimana keputusan harus diambil, dan bagaimana mereka harus berinteraksi antara satu dengan yang lain, di dalam maupun di luar organisasi. Dalam situasi sumberdaya yang sangat terbatas, padahal komitmennya semakin meningkat diharapkan GKM dapat menjadi salah satu jawaban untuk masalah tersebut. Tulisan ini ditujukan untuk memberikan pemahaman tentang GKM yang disusun secara sistematis mulai dari konsep dan filosifi GKM, Prinsip-prinsip dasar, Manfaat GKM, Struktur GKM dan terakhir Implementasi GKM. Untuk meningkatkan pemahaman teoritis GKM, pada akhir pemaparan dilakukan simulasi. B. TINJAUAN PUSTAKA 1. Konsep Gugus Kendali Mutu Pada dasarnya Gugus Kendali Mutu (GKM) merupakan suatu pendekatan pengendalian mutu melalui penumbuhan partisipasi karyawan. GKM merupakan mekanisme formal dan dilembagakan yang bertujuan untuk mencari pemecahan persoalan dengan memberikan tekanan pada partisipasi dan kreatifitas di antara karyawan. Setiap gugus juga bertindak sebagai mekanisme pemantau yang membantu organisasi dalam menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan dalam memantau kesempatan. Bersifat proaktif, tidak menunggu bergerak kalau persoalan timbul dan tidak menghentikan kegiatannya kalau suatu persoalan telah ditemukan dan dipecahkan. Artinya GKM harus bekerja terus menerus dan tidak tergantung pada proses produksi. Jumlah anggota GKM bervariasi, tergantung pada besar kecilnya organisasi/perusahaan dan kebijakan organisasi. Variasi jumlah anggota GKM bisa mulai 3 orang hingga 20 orang dengan rata-rata berada dalam kisaran 8 – 10 orang. Berdasarkan pengertian tersebut, secara definitif GKM diartikan sebagai tim pemecah persoalan atau kelompok pekerja dari unit kerja yang sama secara sukarela, beranggotakan 3 – 20 orang yang melakukan pertemuan secara berkala dan berkesinambungan untuk melakukan alat kendali mutu dan proses pemecahan masalah melalui kegiatan identifikasi, memilih dan menganalisis berbagai persoalan. Kelompok ini kemudian menyampaikan alternatif solusi kepada pimpinan (pihak manajemen) sebagai bahan pertimbangan bagi pengambilan keputusan yang akan diterapkan oleh manajemen. Dalam kerangka ini pengendalian mutu dialihkan dari sekelompok kecil teknisi dengan pengalaman kerja terbatas menjadi tanggungjawab setiap karyawan. GKM merupakan pendekatan yang membina manusia dan bukannya pendekatan penggunaan manusia. GKM bertujuan untuk membuat setiap pekerja menjadi pengambil keputusan sepanjang menyangkut pekerjaannya. GKM ini merupakan salah satu pendekatan yang ditempuh dalam rangka menumbuhkan pengendalian kualitas terpadu atau total quality management (TQM). Total Quality Management (TQM) adalah satu himpunan prinsip-prinsip, alat-alat, dan prosedur-prosedur yang memberikan tuntunan dalam praktek penyelenggaraan organisasi. TQM melibatkan seluruh anggauta organisasi dalam mengendalikan dan secara kontinyu meningkatkan bagaimana kerja harus dilakukan dalam upaya * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 2
  • 3. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X mencapai harapan pengguna atau pelanggan (customer) mengenai mutu atau kualitas produk atau jasa yang dihasilkan organisasi. Dalam penerapannya, TQM menuntut pemberlakuan di seluruh organisasi, baik vertical maupun horisontal. Karakteristik khusus TQM antara lain adalah: • Partisipasi aktif dari semua pihak, baik pimpinan maupun karyawan, • Berorientasi pada kualitas berdasarkan kepuasan pengguna, • Dinamika manajemen, top down dan bottom up • Menanamkan budaya ‘team work’ dengan baik, • Menanamkan budaya problem solving melalui konsep ‘PDCA (Plan–Do– Check–Action) approach’ dengan baik • Perbaikan berkelanjutan sebagai proses pemecahan masalah dalam TQM. Salah satu hal yang menonjol dalam TQM adalah perbaikan berkelanjutan (continuous improvement). Perbaikan berkelanjutan didasarkan pada dua ide pokok, perbaikan sistematik dan perbaikan iteratif. Dalam perbaikan sistematik, perbaikan- perbaikan dijabarkan dari penggunaan alat dan pendekatan ilmiah dan suatu struktur untuk upaya tim atau individu. Pendekatan ilmiah mempertimbangkan berbagai kemungkinan solusi, dan memilih tidak hanya yang paling menonjol, tetapi yang terbaik, yang teridentifikasikan secara faktual. Shoji Shiba memodifikasi model W dari Kawakita menjadi model WV untuk penerapannya pada TQM. Model WV menguraikan bentuk keseluruhan dari pemecahan masalah, sebagai suatu ulang-alik antara pemikiran (refleksi, perencanaan, analisis) dan pengalaman (memperoleh informasi dari dunia nyata melalui wawancara, eksperimen, atau pengukuran- pengukuran). Jejak yang dibentuk di antara dua hal tersebut dalam suatu kurun waktu membentuk huruf W dan V, oleh karena itu dinamakan model WV. GKM adalah suatu sistim dalam manajemen usaha yang ditujukan untuk meningkatkan efisiensi, produktivitas dan mutu produksi, dalam rangka meningkatkan daya-saing produk yang dihasilkan. Sistim ini dilaksanakan melalui pemasyarakatan cara pandang, cara analisa dan diagnosa dan solusi sesuatu masalah (inefisiensi, produktivitas rendah dan rendahnya mutu pekerjaan/produk) di lingkungan kerja seluruh jajaran SDM perusahaan, sehingga dapat membentuk kebiasaan (habit) yang diterapkan dalam etos kerja dan budaya produksi kompetitif. 2. Ciri-ciri Gugus Kendali Mutu Secara lebih terinci, ciri-ciri umum atau karakteristik GKM dikemukakan Crocker, dkk (2004) sebagai berikut: * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 3
  • 4. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X (a) GKM mempunyai tujuan untuk meningkatkan komunikasi, terutama antara karyawan lini lini dengan manajemen serta mencari dan memecahkan persoalan (b) Organisasinya terdiri dari satu orang kepala dengan beberapa orang anggota yang berasal dari satu bidang pekerjaan. GKM juga memiliki seorang koordinator dan satu atau lebih fasilitator yang bekerja erat dengan Gugus. Fasilitator mempersiapkan program latihan, memberikan latihan dan bimbingan yang terus menerus bagi para kepala gugus dan atas permintaan memberikan latihan bagi anggota tim. (c) Partisipasi anggota dalam Gugus bersifat sukarela, sedangkan partisipasi Kepala mungkin sukarela, mungkin tidak (d) Didalam ruang lingkup persoalan yang dianalisis oleh gugus, tidak bisa memilih sendiri persoalan yang akan dibahasnya; persoalan itu bukan berasal dari bidangnya sendiri dan persoalannya tidak terbatas pada mutu tetapi mencakup produktivitas, biaya keselamatan kerja, moral dan lingkungan serta bidang lainnya. (e) Latihan formal dalam hal teknik pemecahan persoalan biasanya merupakan bagian dari pertemuan gugus. (f) Pertemuan dilakukan biasanya satu jam per minggu. Pertemuan dilakukan baik dalam jam kerja formal dengan persetujuan pengawas dan di luar jam kerja berdasarkaninisiatif karyawan sendiri. Pertemuan dipimpin kepala kelompok. Dalam rangka GKM, Kepala tidak mempunyai kekuasaaan terhadap anggota lainnya akan tetapi lebih berperan sebagai moderator. Kegiatan dari GKM ini bisa diberi nama sesuai dengan bidang yang ditangani atau bisa juga untuk kegiatan yang sama diberi nama beragam. Misalnya di beberapa perusahaan Jepang ada GKM yang namanya JK (Jishu Kanri) dan Tanks otak mini yang bergerak dibidang produktivitas, memiliki arti sama yakni Gerakan Tanpa Kesalahan. Beberapa perusahaan di Amerika, juga memiliki berbagai istilah bagi GKM seperti Ford Motor dan United Auto Worker mempunyai EI (Employee Involment); Vickers. Inc mempunyai PSI (People Seeking Improvement); American Motor Corporation dan United Auto Workers mempunyai PIP (Partner in Progress) dan Jeep (Joint Effort Employing People); Toronto Dominion Bank mempunyai EWG (Employee Work Group) C. ANALISA DAN PEMBAHASAN Sesuai dengan konsep dan filosofi GKM, maka di dalam implementasinya GKM melakukan kegiatan yang sistematis mulai dari (a) identifikasi dan pemecahan persoalan, (b) proses pelaksanaan dan memilih persoalan, (c) melakukan analisis persoalan, (d) memeriksa penyebab persoalan, (e) penyelesaian proses, (f) memantau hasil, dan (g) pelaporan hasil. Uraian berikut menyajikan tahapan tersebut secara ringkas. 1. Identifikasi dan Pemecahan Suatu Persoalan Mencari dan memecahkan persoalan pada dasarnya merupakan kerja akal sehat. Pencarian informasi dapat dilakukan melalui pengamatan situasi pekerjaan untuk mencari persoalan yang potensial dan penyebab lainnya persoalan tersebut. Kegiatan identifikasi dan pemecahan suatu persoalan menggunakan langkah- langkah : • Pendahuluan • Pemilihan Persoalan yang mendesak • Identifikasi penyebab * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 4
  • 5. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X • Identifikasi Pemecahan Persoalan • Proses Pelaksanaan Di dalam proses pelaksanaan selalu terjadi looping ke kegiatan pemilihan persoalan yang mendesak. Secara ringkas proses identifikasi dan pemecahan suatui persoalan dapat dilihat dalam Gambar 2 berikut : Gambar 2. Bagan alir identifikasi dan pemecahan persoalan Kegiatan pendahuluan, dilakukan melalui beberapa tahapan dimulai dari mengadakan pertemuan pertama. Gugus selanjutnya menetapkan sasaran dan tujuan, kemudian para anggota mengamati persoalan yang mungkin timbul di tempat kerja. Tahap selanjutnya melakukan sumbang saran bagi persoalan yang dihadapi dan terakhir gugus memilih persoalan yang penting. Gambar 2. Bagan alir proses identifikasi dan pemecahan persoalan. Di dalam melakukan pemilihan persoalan yang mendesak, pendekatan dapat dilakukan melalui teknik Delphi. Melalui teknik ini kemudian diturunkan untuk memilih persoalan. Jika persoalan itu ”bagus” maka kegiatan dilakukan dengan melakukan identifikasi penyebab persoalan. Jika persoalan tidak bagus, pertanyaannya adalah apakah persoalan itu mudah dipecahkan? Jika tidak, maka persoalan ditinggalkan sedangkan jika jawabannya ya, persoalan itu diserahkan pada anggota untuk dipelajari, kemudian dibahas dalam pertemuan anggota. Tahapan ini berlangsung terus secara iterative dan baerakhir pada kegiatan untuk melakukan proses pelaksanaan. Tahapan proses iterasi persoalan dalam mengidentifikasi persoalan ini berjalan terus untuk setiap tahapan sampai berakhir pada proses pelaksanaan. * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 5
  • 6. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X 2. Proses Pelaksanaan dan Memilih Persoalan Di dalam pelaksanaan dan memilih persoalan, dapat dilakukan melalui sumbang saran. Sumbang saran adalah pertemuan untuk mengutarakan buah pikiran. Selain melalui sumbang saran, variasi pendekatan lainnya yang dapat digunakan adalah pendekatan Gordon, teknik kotak hitam, sistem sinetik, metode catatan kolektif dan pertemuan Phillip. 3. Analisis Persoalan Setelah dicapai kesepakatan mengenai isyu persoalan, perlu dilakukan pembatasan masalah sehingga lebih tepat dalam memeriksanya. Kegiatan ini dapat dilakukan melalui: • Menentukan bagaimana persoalan tersebut mempengaruhi unit kerja • Menentukan penyebab persoalan tersebut, menggunakan analisis sebab akibat. • Memeriksa diagnostik dengan menggunakan checksheet, sampling dan grafik Didalam analisis persoalan ini pendekatannya dapat dilakukan dengan berbagai metode. Salah satunya adalah meggunakan analisis ” tulang ikan”. Analisis tulang ikan ini biasa disebut juga disebut diagram Ishikawa. Langkah yang ditempuh dalam analisis tulang ikan ini adalah: Pertama menentukan masalah utama. Dalam hal ini permasalahan dapat dikelompokkan pada 4 unsur yakni bahan (material), manusia, peralatan (mesin) dan metode. Selanjutnya melalui brainstorming ditentukan sub masalah dan akar permasalahan sehingga akhirnya ditemukan permasalahan apa yang penting diupayakan solusinya. 3. Memeriksa Penyebab Persoalan Jika peyebab yang disarankan telah ditemukan, pemantauan setiap penyebab dilakukan untuk mengetahui apakah penyebab tersebut memang ikut menimbulkan persoalan. Hal ini dilakukan dengan pengumpulan data dan analisis diagnostik. Tekniknya bisa dilakukan melalui berbagai pendekatan statistik. 4. Penyelesaian Proses Setelah penyebab persoalan dianalisis dan telah ditemukan dengan kepastian yang wajar bahwa penyebab lebih penting dari penyebab lainnya diperlukan penjelasan. Untuk melakukan hal ini penyebab yang telah diverifikasi didaftar dan data yang tersedia dipelajari. 5. Memantau Hasil Pemecahan yang telah dilaksanakan harus dipantau. Alasanya adalah: • Untuk memperoleh kepastian bahwa persoalan benar-benar dapat dipecahkan • Untuk mengukur perbaikan • Untukmemperbaiki setiapakibat tambahan yang mungkin tidak diperkirakan tetapi dapat merusak pemecahan. • Membantu akryawan dalam menerima perubahan dan • Demi nama baik dan pengakuan atas gugus kendali mutu. 6. Pelaporan Hasil Pembuatan laporan merupakan keharusan untuk menyajikan penemuannya pada ahli teknis dan manajer senior. D. PROSES PENINGKATAN UNJUK KERJA * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 6
  • 7. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X Didalam proses peningkatan atau perbaikan unjuk kerja dalam GKM ini budaya yang dikembangkan adalah melalui pendekatan PDCA (Plan–Do–Check– Action). 1. Tahap Perencanaan (Plan) Dalam tahap perencanaan, anggota GKM perlu mengidentifikasi dan memilih problems yang perlu diperhatikan. Selanjutnya mencari penyebab dari permasalahan itu, kemudian menentukan penyebab utama atau yang dominan dan terakhir Membuat rencana perbaikan dan menentukan target. 2. Tahap Pelaksanaan (Do) Kegiatan yang dilakukan dalam tahap pelaksanaan ini sebagai berikut: • Analisis masalah • Menentukan alternatif pemecahan masalah • Mempresentasikan temuan • Menyampaikan pertimbangan atau usulan bagi manajemen • Merancang implementasi. 3. Tahap Evaluasi (Check) Pada langkah ini, aktivitas untuk dikerjakan adalah evaluasi. QCC anggota perlu menyelesaikan suatu evaluasi dari solusi tujuan dikerjakan. Ini akan menandai (adanya) apakah sasaran dari proyek telah dicapai atau cara lainnya. Evolusi dapat dilaksanakan melalui/sampai pengumpulan data dan analisa sepanjang uji coba [itu]. Sekali ketika evaluasi telah diselesaikan, QCC anggota dapat memutuskan apakah untuk menerapkan solusi yang diusulkan atau cara lainnya. 4. Tahap Tindakan (Action) Tahap akhir dalam pendekatan PDCA adalah tindakan yang didalamnya mencakup standardisasi dan tindakan korektif E. KESIMPULAN Pada dasarnya GKM ini adalah bertujuan untuk mendaya gunakan seluruh asset yang dimiliki instansi terutama sumber daya manusianya secara lebih baik, guna meningkatkan mutu dan produktivitas, nilai tambah serta meningkatkan keuntungan semua pihak, karyawan, konsumen maupun pemerintah. Faktor yang mendorong keberhasilan kerja GKM adalah sebagai berikut: • Adanya sikap yang positif, dan komitmen dari manajemen puncak, antara lain meliputi kesediaan pihak Manajemen untuk mengijinkan waktu dan tenaga kerja untuk menerapkan program • Dilakukannya suatu sistem pelatihan yang efektif • Adanya dukungan dari semua tingkatan • Penetapan dari suatu sistem pengenalan untuk anggota GKM • Penyediaan fasilitas oleh Manajemen seperti overhead projector, transparan dan ruang rapat; • GKM harus diperlakukan sebagai suatu kegiatan yang kontinyu dan dapat • dimulai dari skala kecil • Kemajuan dari GKM harus dipublikasikan kepada seluruh organisasi • Kemampuan dari Panitia Pengarah untuk merencanakan, menerapkan, mengkoordinir dan mulai bertindak sesuai dengan yang direkomendsikan * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 7
  • 8. Informatika - Vol.8 No.4 – Agustus 2009 ISSN: 0582-095X • Melakukan promosi melalui pembuatan poster, semboyan dan pamphlet Jika dikaitkan dengan Penyuluhan Pertanian, GKM ini dapat berfungsi. Contohnya dalam pertanian : • Penerapan/pentradisian GKM di lingkungan pengkaji akan ikut mempercepat sosialisasi budaya produksi kompetitif melalui praktek nyata dalam kehidupan petani sehari-hari. • Apabila pemasyarakatan GKM dapat diterapkan semakin meluas dikalangan pengkajian pertanian, hal ini akan berdampak positif bagi kemajuan dan pertumbuhan produktivitas usahatani terutama oleh factor pendorong knowledge-based. F. DAFTAR PUSTAKA ________. 1991. Guidelines On Quality Control Circles (QCC) In The Public Services Innovation Awards. Development Administration Circular No. 7/1991. Prime Minister’s Departement, Malaysia. ________. 2004. Gugus Kendali Mutu (GKM). Direktorat Jenderal Industri dan Dagang Kecil Menengah. Departemen Perindustrian dan Perdagangan RI., Jakarta. ________. 2004. CCC Facilitator Training. Quality Management. Productivity & Quality Management Consultant.http://www.pqm-iris.co.id/pqm/ qcc.htm Benny. 2003. Keuntungan Menerapkan Total Quality Management (TQM) di UKM/IKM. Berita Standarisasi. Edisi Selasa 10 Juni. Vol.29 No 1. Crocker, OL, Syiril Charney dan Johnny Sik Leung Chiu. 2004. Gugus Kendali Mutu. Pedoman, Partisipasi dan Produktivitas. Bumi Aksara. Gaspers, V. 2002. ISO 9001:2000 And Continual Quality Improvement. Gramedia Pustaka Utama. Jakarta. Ibrahim, B. 2000. Total Quality Management. Panduan Untuk Menghadapi Persaingan Global. Penerbit Jambatan Poerwowidagdo, SJ. 2004. Upaya Implementasi Total Quality Leadership di TNI Angkatan Laut. http://www.hangtuah.ac.id/Sapto/total-quali.htm Semuel, H. 2004. Penerapan Total Quality Management Suatu Evaluasi Melalui Karakteristik Kerja (Studi Kasus Pada Perusahaan Gula Candi Baru Sidoarjo). Fakultas Ekonomi Jurusan Manajemen Universitas Kristen Petra.Surabaya.http://puslit.petra.ac.id/journals/management/managemen- 05-01-03-7.htm * Drs. Po. Abas Sunarya, M. Si - Dosen AMIK Raharja Informatika 8